bab ii kajian teori a. deskripsi teori pengembangan dan media
TRANSCRIPT
12
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Pengembangan dan Media
Penegmbangan adalah proses memvalidasi atau pengembangan dan inovasi
pada suatu produk pendidikan. Penegmbangan berfokus pada bidang desain media
belajar pada umumnya memiliki perubahan (evolusi) yang memiliki proses atau
tahapan. (Setyosari 2012: 218) dalam bidang dunia pendidikan dan pemebelajaran
harus memiliki kreatifitas yang tinggi dalam menciptakan dan juga
mengembangkan produk yang akan digunakan pada saat proses pemebelajaran
mengajar oleh guru. Menurut (Sukmadinata 2016 : 164).
Perbaikan secara umum adalah suatu usaha mendidik, baik formal maupun
nonformal, yang dilakukan dengan sengaja, teratur, terkoordinasi, konsisten, dan
penuh perhatian dalam rangka menyajikan, mengembangkan, mengarahkan,
membina sifat dasar yang disesuaikan, sempurna dalam kesesuaian, informasi,
kemampuan sesuai dengan karunia, keinginan dan kapasitas. sebagai wadah untuk
mempersiapkan diri untuk menambah, meningkatkan, membina diri menuju
pencapaian nilai kebanggaan dan kapasitas manusia yang ideal dan individu yang
mandiri (Iskandar dalam Afrilianasari: 2014).
Dari penilaian para ahli di atas, dapat diduga bahwa kemajuan bisnis
dilakukan dengan sengaja, diatur dan dikoordinasikan untuk membuat dan
mengembangkan lebih lanjut sesuatu yang sangat menarik dan berharga untuk
13
dikerjakan secara kualitas dan kuantitas sebagai dorongan untuk membuat sekolah
yang lebih berkualitas.
2. Media Pembelajaran
a. Definisi Media
Dalam arti sebenarnya atau awal, orang tengah. Sebagaimana ditunjukkan
oleh (Ari, 2014: 47) menyampaikan suatu media pembelajaran adalah yang dapat
dimanfaatkan sebagai menyalurkan pesan yang menyegarkan fikiran dan juga
menmaut keinginann dan pertimbangan siswa. Kaitannya dengan pembelajaran
dicirikan sebagai perangkat yang mengambil bagian penting sebagai bahasa
pengajar, baik berupa verbal maupun non-verbal. Kata-kata verbal berarti semua
korespondensi yang terjadi dengan menggunakan setidaknya satu kata, sedangkan
kata-kata non-verbal adalah semua penyampaian materi tanpa menggunakan
kalimat tetapi menggunakan mata, benda atau arti yang berbeda (Munadi, 2010: 9)
Menurut Gerlach dan Ely yang dikutip oleh (Arsyad, 2012: 3) Media
memiliki arti penting dalam hal dilihat secara komprehensif bahwa media adalah
orang, mempresentasikan dan menyebarkan materi secara memadai dan
membangun iklim yang lebih menguntungkan siswa dapat mempertahankan
perspektif, informasi dan Selanjutnya kemampuan sejauh buku, pesan dan
pekerjaan pengajar dan iklim sekolah merupakan media. Sesuai Critos yang
dikutip oleh (Daryanto, 2016: 4-5).
Media dicirikan jadi kurir dari kelompok kepada penerima yang digunakan
sebagai perlengkapan buat menyampaikan. Dalam penilaian yang berbeda dari
beberapa sumber menyusun diatas cenderung dianggap bahwa media adalah
14
artikel atau semua bagian yang digunakan buat penyampaian pesan dari pengirim
kepada penerima untuk membuat penerima begitu tertarik dengan materi yang
akan disampaikan sehingga dapat merangsang kontemplasi, pertimbangan,
premium dalam melakukan tindakan pengajaran dan pembelajaran dalam iklim.
b. Fungsi Media
Menurut (Suprihatininggrum, 2017: 320 ) sebagai berikut media
pemebelajaran adalah :
1. Dimanfaatkan sebagai alat untuk membangkitkan mindfulness bagi siswa
untuk berkonsentrasi keras sebagai inspirasi.
2. Mempertahankan pertimbangan siswa dengan menunjukan suatu yang luar
biasa, inventif dan imajinatif dari media adalah kapasitas pertimbangan.
3. Mengukur kemampuan siswa dalam melakukan latihan pembelajaran,
mengevaluasi reaksi siswa, merupakan pekerjaan penilaian.
4. Memiliki kapasitas perasaan yang penuh, media digunakan sebagai alat untuk
merangsang perhatian dan pandangan siswa yang bersemangat pada materi
dalam memperoleh dan selanjutnya dari penyampaian orang lain.
5. Kemampuan psikomotor, meminta siswa buat melakukan suatu gerakan
secara motorik.
6. Selanjutnya, yang terakhir mempunyai karya kompensasi digunakan buat
membantu siswa kurang memahami latihan yang disampaikan oleh pendidik
secara lisan dan teks.
c. Prinsip Pemilihan Media.
15
Sebagai guru tidak bisa sembarangan dalam pemilihan media guna akan
dipakai saat pemebelajaran yang sudah sesuai materi yang akann di jelaskan untuk
peserta didik. Adapun prinsip yang digunakan untuk pemilihan media sebagai
berikut :
1. Media yang digunakan harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Sebab
tidak semua materi bisa cocok dengan media yang akan di gunakan.
2. Media memiliki konsep yang jelas, dan juga harus menjadi bagian intergal
didalam pembelajaran, bukan hanya sebagai hiburan dan selingan saja.
3. Pemilihan media harus sesuai kemampuan siswa .
4. Media harus sesuai dengan kemampuan guru dan gaya belajar siswa.
5. Penggunaan media juga memperhatikan kondisi lingkungan, waktu dan
fasilitas yang tersedia untuk kebutuhan pembelajaran.
d. Jenis-jenis Media.Pembelajara
Saat tindakan perancangan, media memiliki dua jenis iaah dari media yang
baisa maupun media yang sangat bagus. Media yang dirancang (by design), suatu
media yang dirancang khusu oleh peneliti sebagai fasilitas belajar. Media yang
dimanfaatkan (by utilazation) merupakan suatu media atau sumber belajar yang
sengaja di desain untuk keperluan pembelajaran dan keberadaannya dapat
ditemukan, diterapkan dan di manfaatkan dimana saja untuk proses pembelajaran.
e. Media ULTACER (Ular Tangga Cerpen)
Media ULTACER ialah suatu media yang terinspirasi dari salah satu buku
cerpen dimana yang didalamanya terdapat unsure-unsur cerita rakyat daerah
sebagai media penghibur. Media ULTACER (Ular Tangga Cerpen) merupakan
16
singkatan dari (ular tangga cerpen) peniliti menggunakan nama ULTACER
karena bentuk media ini berupa ular tangga berisi kuis yang dimainkan
menggunakan dadu karena anak-anak sangat menyukai belajar dengan bermain
sehingga terciptalah media tersebut. Peneliti juga melakukan inovasi baru agar
media mudah dipahami oleh siswa di Sekolah Dasar.
Media ULTACER (Ular Tangga Cerpen) sengaj adibuat peneliti untuk
mebantu belajar siswa agar tidak monoton, terarah, mandiri, memabantu minat
belajar siswa semakin maju, rancangan media ULTACER (Ular Tangga Cerpen)
sendiri bertujuan khusus untuk membantu siswa mengetahui cerita rakyat daerah
di dalam Tema 8 sub tema 1 materi cerpen. cara penggunaan media ULTACER
(Ular Tangga Cerpen) juga tidak beda jauh dengan membaca cerpen pada
umumnya, dimana didalam media ular tangga cerpen tersebut terdapat kuis-kuis
yang telah disiapkan untuk mainkan oleh perwakilan kelompok masing-masing
menggunakan lempar dadu dan kun kecil sebagai alat geraknya.
Anggota kelompok mencatat pertanyaan yang di dapat oleh perwakilan
kelompok yang maju dan mendiskusikan jawaban.
Berikut langkah-langkah penggunaan media ULTACER (Ular Tangga Cerpen :
1. Siswa mendengarkan arahan dari guru cara menggunakan media ULTACER
(Ular Tangga Cerpen)
2. Setelah itu siswa dibentuk kelompok oleh guru mealui berhitung
3. Masing-masing kelompok diberi teks cerpen
4. Perwakilan kelompok disuruh maju kedepan untuk memiankan media
ULTACER (Ular Tangga Cerpen).
17
5. Perwakilan kelompok melakukan hom pimpa siapa dulu yang berjalan.
6. Perwakilan kelompok yang mendapatkan giliran main melemparkan dadu dan
mendapat angka berapa untuk berjalan di media ULTACER (Ular Tangga
Cerpen).
7. Misal jika perwakilan kelompok mendapat angka 6 maka mengambil kertas
pertanyaan angka 6.
8. Anggota kelompok mencatat dan mendiskusikan jawabannya.
9. Skor jika benar 100, mendekati benar 80, tidak bisa menajawab 0.
10. Kelompok yang sampai diatas terlebih dahulu itu sebaai pemenang permainan
media ULTACER (Ular Tangga Cerpen).
11. Media Ultacer juga di rancang oleh peniliti melatih kemampuan kognitif dan
juga kemampuan psikomotorik pada anak.
3. Pembelajaran Tematik
a. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pengertian Pembelajaran Tematik Sebagaimana ditunjukkan oleh (Rusman,
2012:250) Pembelajaran tematik adalah kerangka pembelajaran yang dapat
menjadikan siswa secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, menyelidiki data,
dinamis dalam mencari informasi, menyelidiki, menyelidiki, dan dapat
memberikan banyak keterlibatan secara luas, siap untuk menemukan ide dan
standar. standar dengan cara yang valid, komprehensif dan dapat dipelihara.
Pembelajaran pada umumnya mengandung dua implikasi, khususnya
pembelajaran dan latihan peragaan, dimana pihak yang menunjukkan adalah
pendidik dan pihak pembelajaran adalah siswa yang diatur untuk latihan mengajar
dan pembelajaran dalam rangka menciptakan perspektif siswa, kemampuan dan
18
informasi sebagai fokus. dalam latihan belajar. Selama waktu yang digunakan
untuk latihan yang berbeda, interaksi pembelajaran akan menggabungkan bagian
yang berbeda termasuk media, kantor pembelajaran dan program pendidikan.
Pada tahun 2013 otoritas publik membuat rencana lain dan melaksanakan
program pendidikan 2013 yang digunakan untuk lebih mengembangkan kerangka
sekolah di Indonesia. Program pendidikan 2013 yang menspesifikasikan
pemahaman topikal, sesuai (Trinto, 2015: 147) Model pembelajaran terpadu
sebagai gagasan yang secara teratur dibandingkan dengan pengajaran dan
pembelajaran terpadu, pendekatan rencana pendidikan terkoordinasi, pendekatan
program pendidikan yang koheren. (Depdiknas, 2006:5). Pembelajaran topikal
adalah model terpadu yang menghubungkan beberapa mata pelajaran dalam mata
pelajaran yang berbeda sehingga siswa bisa mendapatkan banyak pengalaman
penting dalam setiap latihan.
Sangat mungkin beralasan bahwa pembelajaran topikal adalah semacam
model pembelajaran yang menggabungkan/menggabungkan satu latihan dengan
latihan lain menggunakan kerangka topik. Adaptasi topikal ini benar-benar
mengacu pada siswa dan menggabungkan latihan dengan keadaan asli dari iklim
umum dengan siswa, untuk membuat komunikasi langsung. (Rusman, 2011)
dalam buku harian (Firi Indriani) pendidik harus fokus.
b. Karakteristik Pembelajaran Tematik Diantaranya :
1. Suatu pembelajaran kebanyakan berpusat pada siswa, siswa sebagai subyek
belajar, sedangkan guru berperan lebih banyak menjadi fasilitator.
19
2. Memberikan pengalaman secara langsung kepada siswa saat kegiatan belajar
mengajar, pembelajaran tematik dapat memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berinteraksi langsung kepada lingkungan (direct experiences) siswa di
hadapkan dengan suatu yang nyata (konkret ) agar siswa dapat memahami
langsung hal-hal abstrak yang ada di dalam materi.
3. Penguraian mata pelajaran tidak begitu terlihat yakni fokus pada tema yang
berkaitan dengan kehidupan nyata.
4. Membuat konsep dari berbagai mata pelajaran yakni bertujuan agar siswa
mampu memahami konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran secara utuh
untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang di hadapi
dalam kehidupan sehari-hari.
5. Memiliki sifat fleksibel guru lebih mudah menyampaikan materi karena
tematik dapat mengaitkan maateri dari satu mata pelajaran dengan mata
pelajara lainnya.
6. Menerapkan prinsip maupun model belajar yang begitu menyenangkan.
c. Cerita Rakyat Di Tuban
Bahasa Indonesia
Sedihnya Romansa Sri Huning Sang Mustika Tuban
Sri Huning adalah seorang putri di Kadipaten Tuban. Memiliki dua orang
kakak, Raden Wiratmoyo dan Raden Wiratmoko. Nah, Sri Huning dan R
Wiratmoyo ini sebenarnya saling mencintai, namun berusaha mengabaikan
perasaan tersebut karena mereka tahu kalau mereka itu adik dan kakak . Akan
tetapi, pada suatu hari Ibunda Wiratmoyo menceritakan pada putranya, bahwa
20
sebenarnya Sri Huning itu anak angkat, ayah Sri Huning adalah pejuang kadipaten
yang gugur bersama Adipati Ranggalawe (yang notabene adalah kakek dari
Wiratmoyo) pada saat terjadi pertikaian politik nan berdarah di kalangan interen
Majapahit..
Sehingga Sri Huning cilik yang belum mengerti apa-apa lantas diasuh oleh
keluarga kadipaten. Wiratmoyo pastinya amat sangat bahagia mendengar cerita
tersebut, dan menceritakannya kembali pada Sri Huning. Mereka lantas bergegas
menemui ayahanda mereka, sang Adipati Tuban. Namun, sayang sekali mereka
terlambat. Adipati yang belum mengetahui perasaan mereka terlanjur meminang
putri Kadipaten Bojonegoro untuk diperistri Wiratmoyo..
Lamaran tidak bisa dibatalkan, karena sudah keburu disetujui oleh Adipati
Bojonegoro. Boleh dibilang, Kadipaten Tuban beruntung berhasil meminang sang
putri yang bernama Kumoloretno, karena nyaris keduluan oleh Kadipaten
Lamongan yang lamarannya ditolak karena terlambat. Akhirnya, berangkatlah
sang mempelai pria diiringi keluarga, termasuk Sri Huning, pergi mengikuti acara
pernikahan di Bojonegoro. Ketika pernikahan berlangsung, tiba tiba datanglah
pasukan dari Lamongan . Rupanya si Adipati Lamongan ndak terima pinangannya
ditolak, jadi berniat untuk menginvasi Bojonegoro dan memboyong paksa
Kumoloreetno.
Prajurit Tuban yang mengiringi keluarga kadipaten Tuban segera ikut
membantu prajurit Bojonegoro, dan, Sri Huning ikut di dalamnya! Dia tidak akan
membiarkan ada yang mengacau pernikahan orang yang dicintainya! Inilah
kekuatan cinta yang menggelora! Akhirnya Sri Huning berhadap-hadapan dengan
21
Adipati Lamongan. Dan Sri Huning kalah dalam peperangan itu dan tewas.
Mendengar berita bahwa Sri Huning terbunuh oleh Adipati Lamongan,
Wiratmoyo segera bergegas untuk berduel dengannya! Pertarungan demi cinta!
Wiratmoyo juga gugur di tangan Adipati Lamongan.. Jadi dapat dibayangkan
murkanya sang Adipati Tuban kala mendengar putra & putrinya gugur di palagan!
Adipati Tuban menyerang Adipati Lamongan! Dan akhirnya Adipati Tuban
berhasil mengalahkan Adipati Lamongan.
Dan gugurnya pimpinan mereka, prajurit penyerang jadi kehilangan moril dan
semangat hidup. Akhirnya, jasad Wiratmoyo & Sri Huning dimakamkan dengan
layak, dan diharapkan bahagia hidup bersama di kehidupan yang lain. Sementara
Kumoloretno kemudian dinikahkan dengan Wiratmoko,adik Wiratmoyo. (mitos-
cerita-legenda.blogspot.com)
SBdP Pengertian Tangga Nada
Nada Diatonis Mayor
Tangga nada mayor, adalah tangga nada diatonis yang susunan nada-nadanya
berjarak 1–1–1/2–1–1–1–1/2. (seni musik wahyu Purnomo)
Contoh:
Tangga Nada Minor
Tangga nada minor adalah tangga nada diatonis yang susunan nadanadanya
berjarak 1–1/2–1–1–1/2–1–1. Tangga nada minor dibedakan menjadi tiga jenis,
yaitu sebagai berikut.
22
1. Tangga Nada Minor Asli
Tangga nada minor asli hanya memiliki nada-nada pokok dan belum
mendapat nada sisipan. Musik Gregorian merupakan bentuk khas yang
menggunakan tangga nada ini. Berikut ini, tangga nada minor asli.
2. Tangga Nada Minor Harmonis
Tangga nada minor harmonis adalah tangga nada minor yang nada ke tujuhnya
dinaikkan setengah laras. Dalam tangga nada ini, deretan naik dan turun tetap
sama. Berikut ini, tangga nada minor harmonis.
3. Tangga Nada Minor Melodis
Tangga nada minor melodis adalah tanga nada minor asli yang nada ke-6 dan
ke-7 dinaikkan setengah laras. Pada saat turun, nada ke-6 dan ke-7 tersebut
diturunkan ½ laras. Berikut ini, tangga nada minor melodis.
(radarsemarang.jawapos.com)
23
Contoh :
“ Sri Huning “
4. Pengembangan Media ULTACER (Ular Tangga Cerpen) Tema 8 Daerah
Tempat Tinggalku Subtema 1 Lingkugan Tempat Tinggalku Kelas IV
Sekolah Dasar.
a. Pengembangan Media ULTACER (Ular Tangga Cerpen)
Media ini merupakan suatu desain yang peneliti perkembagkan dari jenis
media-media yang lainnya. Media ini sebuah pengembangan media belajar yang
dibuat dengan cara di desain menyerupai permainan ular tangga yang didalamnya
memuat cerita, struktur cerita, ciri-ciri cerita fiksi dan dikolaborasikan beberapa
soal yang ditunjukan kepada siswa kelas IV Sekolah Dasar.
Media ini di desain semenarik itu dan dapat memeberikan tekad kepda siswa
agar tidak cepat bosan dalam mengikuti pemebelajaran tematik. Adapun beberapa
hal lain dari media pembelajaran yaitu, media ini dapat dibawa dengan mudah,
tidak bahaya saat dioprasikan , dan sangat praktis dalam prosess pengaplikasian.
Sri Huning mustiko Tuban, Labuh tresno lan saboyo pati
Marang Raden Wiratmoyo, Ingkang pranyoto anandur branti
Sri Huning datan graito, Kang tinerko kadange pribadi
Wiratmoyo putro niro, Surolawe adipati Tuban
Sri Huning putraning abdi, Wongso pati naliko inguni
Kapupuh ing madyo logo, Duk prang agung klawan Minak Jinggo
Katresnane Wiratmoyo, Tinampi dening Roro Sri Huning
Sanadyan pungkasaniro, Tekeng leno alabuh negarii
(agungsasonoputro.blogspot.com)
24
b. Tujuan Dan Manfaat Penggunaan Media ULTACER (Ular Tangga
Cerpen)
Media ini adalah media yang berbasis tiga dimensi. Tujuan pengembangan
media ULTACER ( Ular Tangga Cerpen) ini agar mempermudah penyampaian
materi tema 8 subtema 1 pemebelajaran II kels IV sekolah dasar, dan
meningkatkan efisien dalam waktu pembelajaran, dan membuat pembelajaran
lebih menarik. Adapun manfaat bagi peserta didik menurut Sumanto (dalam
Haryono, 2014: 50-51), yaitu :
1. Untuk membangkitkan minat siswa.
2. Memperjelas materi yang disampaikan.
3. Memeberi semangat belajar.
4. Merangsang kinerja memahami materi.
5. Membangkitkan penampilan siswa yang relevan.
6. Memberikan pendapat yang valid kepada siswa.
7. Mengarahkan ingatan, mentransfer pengetahuan tentang keterampilan serta
sikap yang dipelajari. Dalam penggunaannya, media ini juga bermanfaat bagi
guru kelas IV dan siswa kelas IV.
8. Dengan media ini menjadikan kegiatan belajar menjadi lebih baik dan
menciptakan pengalaman bagi siswa.
25
c. Kompetensi Inti
Terdapat Kompetensi Dasar dan Materi yang digunakan dalam Media
ULTACER (Ular Tangga Cerpen) Tema 8 Subtema 1
Pembelajaran tematik pada media ini memuat kompetensi inti dan kompetensi
dasar sesuai yang tercantum pada tema 8 “daerah tempat tinggalku” subtema 1 “
lingkungan tempat tinggalku” berikut kompetens inti dan kompetensi dasar :
Tabel 2. 1 Kompetensi Inti
Sumber : Buku Guru Tema 8
Kompetensi Inti Kelas IV
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, perduli, dan percaya diri
dalam beinteraksi dalam keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati, mendengar, melihat,
membaca, dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, mahluk ciptaan
Tuhan dan kegiatan, dan benda –benda yang dijumpainya dirumah, sekolah dan tempat
bermain.
4. Menyajikan penyajian faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan
yang mencerminkan perilaku anak meriman dan berakhlak mulia
26
Tabel 2. 2 KD dan Indikator Pengembangan Media ULTACER
Kompetensi Dasar Indikator Tahapan Kegiatan
1.9 Mencermati
tokoh-totoh yang
terdapat pada teks
fiksi
3.9.1 Menjelaskan
tokoh-tokoh yang
terdapat pada teks fiksi
cerita pendek
3.9.2 Menyebutkan
tokoh-tokoh yang
terdapat pada teks fiksi
daerah
1. Guru menyiapkan
media ULTACER
(Ular Tangga
Cerpen)
2. Guru membuat
kelompok yang
berisi 4 orang
Setiap kelompok
membaca teks cerita
yang diberikan oleh
guru
4.9 Menyampaikan
hasil identifikasi
tokoh-tokoh yang
terdapat pada teks
fiksi secara lisan,tulis
dan visual
4.9.1Mengidentifikasi
tokoh-tokoh yang ada
pada teks fiksi cerita
pendek secara tulis
4.9.2 Menyajikan
tokoh-tokoh yang ada
pada teks fiksi cerita
pendek secara tertulis
1.Guru
menyampaikan
materi tentang
cerita pendek
2. Peserta didik
mendengarkan
penjelasan guru
3. Guru memberikan
contoh cerita
pendek
Setelah membaca
guru memulai
pemebelajaran
menggunakan media
ULTACER
3.2 Mengetahui tanda
tempo dan tinggi
rendah nada
3.2.1 Menerapkan
tanda tempo pada lagu
daerah
3.2.2Menjelaskan
tanda tempo pada lagu
daerah
6. Setiap kelompok
menuliskan jawaban
yang ada
dipertanyaan
Peserta didik
mengidentifikasi
tentang jawaban
yang ada
dipertanyaan media
ULTACER
4.2 Menyanyikan
lagu dengan
memperhatikan
tinggi rendah nada
4.2.1 Mengidentifikasi
lagu daerah dengan
memperhatikan tinggi
rendah nada
4.2.2 Menyajikan lagu
daerah dengan
memperhatikan tinggi
rendah nada
7. Setiap kelompok
mempraktikan tempo
rendah lagu
8. Guru
menyimpulkan
pembelajaran
Setelah itu peserta
didik menuliskan
jawaban yang tepat
Setiap kelompok
maju untuk
menyanyikan lagu
daerah
Sumber : Buku Guru Tema 8 dan Olahan Peneliti
27
B. Kajian Relevan
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang menerapkan media ULTACER
(Ular Tangga Cerpen). Penelitian ini direncanakan oleh peneliti harus mempunyai
keterkaitan penelitian terdahulu , akan tetapi peneliti harus menjaga
keoriganilitasan dalam pengembangan media. Berikut ini adalah :
Tabel 2 3 Penelitian Relevan
No. Judul penelitian
terdahulu
Persamaan Perbedaan
1. Nisfatul firiah (2019) penerapan
metode dongeng dan papan flannel
untuk meningkatkan hasil belajar
tema 8 materi menentukan tokoh
cerita fiksi pada siswa kelas IV MI
Darussalam Sumowono
Pada penelitian terdahulu
terdapat kesamaan
pembahasan materi
tentang cerita fiksi pada
pembahasan tema 8 kelas
IV
Perbedaan dalam
penelitian terdahulu
berbeda pada media
yang akan digunakan
2. Zulfirah Akbar (2020)
pengembangan media monopoli
tematik pada tema daerah tempat
tinggalku untuk siswa kelas IV
Mdrasah Ibtidaiyyah Rahmatuallah
Kota Jambi
Pada penelitian terdahulu
persamaan pembahasan
cerita daerah temapat
tinggal.
Perbedaan media yang
digunakan d yaitu
menggunakan puzzle
dan bank soal.
3. Musnar Indra Dualy (2018)
Developing comics- based history
learning media for the fifth grade in
Pekanbaru City
In prevesius studies have
similar discussions abaut
regional stories
Memiliki persamaan yang
membahas tentang cerita
daerah
The difference between
previous and
presentresearchers lies
in the class included in
the discussion
Perbedaan peneliti yang
terdahulu dan sekarang
terletak pada kelasyang
termuat dalam
pembahasan
28
C. Kerangka Pikir
Gambar 2. 1 kerangka pikir
Kondisi ideal :
Guru diwajibkan bisa membangun potensi
siswa dengan suatu pembelajaran yang
bermakna dilingkungan sekitar agar
terserap dengan mudah materi yang
disampaikan
Kondisi sekolah :
1. Minimnya suatu media belajar ubtuk
kegiatan pemebelajaran.
2. Media yang digunakan oleh guru
belum memberi kesan yang bermakna
untuk siswa.
Wawaancara
Dilakukan peneliti untuk mengetahui
kekurangan dalam tercapainya
pemebelajaran
Observasi
Dilakukan oleh peneliti untuk mencatat
dan mengamati secara asistematis
Analisis Kebutuhan :
Perlu adanya produk media yang inovatif
Model penelitian pengembangan
ADDIE
Analysis :
Mengumpulkan
data permasalahan
atau kelemahan
yang akan
dijadikan
bahanpengemban
g.
Design :
merumuskan
alternatif
pemecahan
masalah denegan
mendesain
produk dengan
detail dan
menarik.
Implementation :
Dilakukan
dengan uji
kelompok skala
kecil
menggunakan
media.
Development :
Pembuatan
produk
berdasarkan
desain rancangan
yang telah dibuat
sedemikian untuk
hasil yang bagus.
Evaluation :
Evaluasi produk pengembangan media Evaluasi dapat
lima tahap komponen ADDIE
Pengembangan media ULTACER (Ular Tangga Cerpen) untuk meningkatkan
kemampuan mengenal cerita rakyat daerah Tuban pada tema 8 subtem 1 kelas
IV Sekolah Dasar