bab ii kajian teori a. perancangan · masa karena berubahnya keadaan dan penilaian tiap ......
TRANSCRIPT
11
BAB II KAJIAN TEORI
A. Perancangan
1. Pengertian Perancangan
Drs. Sadjiman Ebdi Sanyoto (2006: 61) menyatakan bahwa, kata
rancangan diambil dari terjemahan kata design dalam bahasa Inggris,
sedangkan perancangan merupakan terjemahan dari kata designing yang
artinya adalah perdesainan atau pembuatan desain.
Kata perancangan berasal dari istilah periklanan yaitu ancang atau
positioning. Kata perancangan menurut ejaan Bahasa Indonesia berasal dari
kata kerja “merancang”, yang kemudian mendapatkan awalan per- dan akhiran
–an. Setelah itu, terjadi peleburan kata sehingga terbentuklah kata
perancangan.
Kata ‘merancang’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti
merencanakan, mengatur segala sesuatunya lebih dahulu. Jadi, kata
perancangan dapat diartikan mengatur segala sesuatu terlebih dahulu.
Jadi, perancangan adalah kegiatan mengatur segala sesuatu terutama
dalam hal pembuatan desain.
2. Sistem Perancangan
Menurut Bambang Irawan dan Priscilla Tamara dalam buku Dasar-Dasar
Desain untuk Arsitektur, Interior-Arsitektir, Seni Rupa, Desain Produk
Industri dan Desain Komunikasi Visual, sistem adalah suatu kesatuan yang
terdiri dari beberapa komponen dalam keadaan saling berhubungan.
12
Komponen yang dimaksud adalah subsistem yang juga terdiri dari beberapa
komponen, dan seterusnya.
Pr
Fs
Bh
Al
St
Pro
Ef
Pm
B & R
Bagan 2; Skema Sistem Perancangan Sumber: Dasar-dasar Desain untuk Arsitektur, Interior-Arsitektir, Seni Rupa, Desain
Produk Industri dan Desain Komunikasi Visual, 2013:66
Sistem perancangan ini merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari
Sembilan subsistem yang setiap subsistemnya merupakan subkesatuan yang
terdiri dari komponen-komponen. Masing-masing subsistem saling berkorelasi
atau berhubungan timbal balik yang tidak terpisahkan. Adapun kesembilan
subsistem tersebut ialah perancang, fungsi, bahan, alat, struktur, proses,
efisiensi, pemakai, serta bentuk dan ruang. Diagram di bawah memperlihatkan
sistem perancangan yang bentuk dan ruangnya ditempatkan dalam posisi
utama. Penjelasan masing-masing subsistem itu sebagai berikut:
a. Manusia perancang
Dalam hal ini, manusia perancang atau desainer artinya
manusia yang akan merancang atau mendesain benda produk.
B&R : Bentuk & ruang Pr : Perancang Fs : Fungsi Bh : Bahan Al : Alat St : Struktur Pro : Proses Ef : Efisiensi Pm : Pemakai
13
b. Fungsi
Fungsi merupakan indicator yang menunjukkan fungsi dari
benda produk tersebut yang nantinya berguna bagi manusia.
c. Bahan
Bahan merupakan material yang diperlukan untuk mewujudkan
benda guna (produk) tersebut. Mengenai bahan ini, seorang desainer
harus mengetahui bahwa setiap bahan mempunyai struktur bahan,
kaarakter, serta kemampuan bahan. Sehingga dalam penggunaannya
desainer dapat memilih bahan yang cocok dengan rancangannya dan
bagaimana proses produksinya akan diterapkan.
Pengertian struktur bahan ini terdiri atas dua macam sebagai
berikut:
1) Struktur bahan itu sendiri dalam arti bagian dari bahan
(molekulnya) yang nantinya dapat digolongkan seperti
logam, kayu, kaca, plastic, kertas, batu, karet, dan lain-lain.
2) Struktur bentuk bahan yang hanya terbagi atas tiga, yaitu
batang, lembar, dan massif. Masing-masing bentuk struktur
ini berkarakter lembut, lemas, kaku, getas, keras, lunak, dan
lain-lain.
d. Alat
Dalam hal ini merupakan peralatan yang nantinya dipilih untuk
digunakan dalam memproses benda produk.
14
e. Struktur
Dalam hal ini berkaitan dengan struktur bahan seperti tertera di
atas, dan struktur dari bentuk benda produk yang didesain.
f. Proses
Dalam hal ini ialah proses yang dipilih dalam melaksanakan
pembuatan benda produk tersebut, apakah dibuat secara manual atau
pabrikasi, yang masing-masing memerlukan tahapan kerja yang
benar.
g. Efisiensi
Dimaksud efisiensi di sini adalah efisiensi pemakaian bahan,
tenaga kerja dan waktu pelaksanaannya, agar dapat menghasilkan
produk yang menguntungkan.
h. Pemakai
Dalam hal ini adalah manusia pemakai produk yang dirancng
tersebut.
i. Bentuk dan ruang
Dimaksud dengan bentuk dan ruang adalah benda yang
merupakan hasil rancangan perancang yang sudah terwujud melalui
proses perancangan, yang nantinya akan dipakai oleh manusia
pemakai.
Di dalam diagram perancangan, bentuk dan ruang ditempatkan
di tengah-tengah diagram, karena tampilannya sangat bergantung
pada masing-masing sub-sistem lainnya. Jadi, apabila salah satu
15
subsistem berbeda maka hasil akhir benda yang mempunyai bentuk
dan ruang itu juga berbeda.
Tampilan bentuk dan ruang akan selalu berubah sepanjang
masa karena berubahnya keadaan dan penilaian tiap subsistem.
B. Pameran
1. Pengertian Pameran
Pameran merupakan suatu kegiatan dalam rangka memperkenalkan
sebuah produk barang maupun jasa kepada masyarakat luas yang kemudian
bisa mendapatkan apresiasi dari masyarakat tersebut.
Pameran merupakan sarana promosi yang paling efektif untuk
melakukan kampanye, baik kampanye produk maupun program suatu
perusahaan. Mengadakan pameran berfungsi untuk memamerkan,
menyampaikan informasi suatu produk dan keunggulannya ke masyarakat
sekaligus meningkatkan penetrasi pasar.
Pengertian pameran adalah sebagai berikut. Menurut Collin & Ivanovic
(2004), pameran adalah suatu kegiatan untuk menampilkan produk sehingga
pembeli dapat melihatnya dan memutuskan untuk membelinya.
Menurut Siskind (2005), pameran adalah pemasaran tatap muka di
tempat seperti pameran dagang, pameran konsumen, kegiatan istimewa, road
shows, pameran pribadi, kegiatan ramah tamah, peluncuran produk, seminar
dan konferensi professional.
16
Pameran sendiri merupakan salah satu media pemasaran yang dianggap
efektif karena seluruh panca indera dapat merasakannya; mulai dari melihat,
mendengar, menyentuh merasakan dan mencium.
Menurut Fred E. Hahn dan Kenneth G. Mangun, dalam buku Beriklan
dan Berpromosi Sendiri mengatakan bahwa pameran adalah sarana pemasaran
yang paling efektif untuk melakukan kampanye, baik kampanye pengenalan
produk atau sosialisasi program suatu perusahaan. Secara terperinci, pameran
dapat berfungsi untuk memamerkan, menyampaikan informasi dan
keunggulan suatu produk ke masyarakat sebagai target audiensnya, sekaligus
sebagai upaya meningkatkan penetrasi pasar.
Menurut Mendiola B.Wiryawan (2008), pameran merupakan sebuah
kolaborasi, pertemuan antara communication dan environment yang
dihadirkan lewat human experience.
Definisi yang tidak jauh berbeda juga diungkapkan oleh Hari Nugraha
(2008), menurutnya pameran lebih mengarah ke ajang atau event untuk
memamerkan suatu produk dengan tampilan booth atau stand sedemikian rupa
yang didesain oleh seorang exhibition designer dengan menggunakan konsep,
memerhatikan estetika, dan mempertimbangkan segala sesuatu yang
berhubungan (seperti sound, lighting, material, dan lain-lain) dengan tujuan
untuk meningkatkan daya jual dari suatu produk yang dipamerkan.
Pameran merupakan salah satu bagian dari pemasaran yang terintregasi,
sehingga mampu menciptakan aktivitas komunikasi yakni tersampaikannya
arus informasi antara produk pada pengunjungnya. Maka dapat dikatakan
pameran merupakan salah satu aktivitas penunjang operasi penjualan dan
17
distribusi yang efektif, khususnya dalam menciptakan terjadinya selling out
(penjualan produk ke konsumen akhir).
Dalam kaitannya dengan pemasaran, pameran sangat membantu suatu
perusahaan atau produsen dalam menjaring konsumen sesuai dengan target
marketnya dalam skala besar. Menurut riset American Business Press ,
pameran berada pada tingkat nomor dua sebagai media pemasaran ‘paling
jitu’, karena ketika mendatangi sebuah pameran, yang tersedia bukan hanya
jenis produk yang ingin dipamerkan, malainkan terdapat material pemasaran
berupa dekorasi produk yang menarik, mulai dari pintu masuk salah satu
ruang pamer hingga sampai ke rak display-nya, akan dijumpai aneka jenis
iklan kreatif dalam bentuk yang menarik.
Kreatifitas sangat diperlukan dalam merancang suatu stand sehingga
konsumen tertarik untuk masuk hingga membeli produk yang disajikan dalam
stand tersebut.
Dari berbagai pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
pameran dapat membantu suatu perusahaan untuk menjangkau konsumen
dengan tepat dalam waktu dan tempat yang tepat pula, sehingga
memungkinkan pengunjung untuk melakukan transaksi ditempat.
2. Jenis-Jenis Pameran
Kegiatan pameran sering dikaitkan dengan kemajuan bidang keahlian
atau profesi dengan mengadakan konvensi, bidang industry atau perdagangan
dengan mengadakan pameran dagang, dan kebutuhan penyebaran informasi
tersebut melibatkan masyarakat atau calon konsumen.
Kegiatan tersebut dibedakan menurut tujuannya, yaitu sebagai berikut:
18
a. Konvensi, tujuan utamanya untuk memajukan keahlian, menambah
pengetahuan, atau memperkenalkan suatu masalah, dan kadang
mencakup ketiganya (misalnya ahli bedah jantung, partai politik, dan
asosiasi-asosiasi cenderung menyelenggarakan ‘konvensi’).
b. Pameran dagang, tujuan utamanya untuk bisnis ke bisnis, yaitu
menyatukan mereka yang berminat memamerkan dengan pemerhati
yang terdiri dari pengunjung yang sebelumnya sudah diseleksi
terlebih dahulu.
c. Pameran konsumen, merupakan pameran yang lebih ditujukan untuk
masyarakat umum.
Menurut ciri khas tampilannya, pameran dapat dibedakan menjadi:
a. Pameran Umum dalam Ruangan (PublicIndoor Exhibition)
Sebuah pameran umum dalam ruangan lazimnya diselenggarakan di
gedung-gedung khusus, dan biasanya mengambil tema yang bersifat
umum seperti pameran makanan, alat-alat reparasi, perlengkapan
berkebun, lokasi liburan atau wisata, clan sebagainya.
b. Pameran Dagang atau Bisnis dalam Ruangan (Indoor Trade
Exhibition)
Jenis pameran dagang dalam ruangan atau pameran bisnis ini
memiliki cakupan dan fokus yang lebih khusus. Biasanya, pengunjung
yang hadir lebih sedikit, kebanyakan adalah para undangan yang
mewakili perusahaan-perusahaan bonafid dan badan-badan usaha
yang berkecimpung dalam bisnis. Mereka mendapatkan karcis atau
undangan dari jumal-jurnal perdagangan atau datang dengan
19
menujukkan kartu anggota asosiasi bisnis tertentu yang relevan
dengan tema pameran.
c. Gabungan Pameran Dagang dan Pameran Umum dalam Ruangan
(Joint Trade and Public Exhibition)
Sejumlah kegiatan pameran, seperti pameran mobil, bisa merupakan
pameran umum sekaligus pameran bisnis. Pengunjung dari kalangan
dunia usaha clan masyarakat biasa, sama-sama mendatanginya, baik
secara bersamaan maupun terpisah (masing-masing pada hari yang
berlainan).
d. Pameran Tertutup dalam Ruangan (Private Indoor Exhibition)
Pameran tertutup atau terbatas di dalam ruangan lazimnya
diselenggarakan dengan satu sponsor saja, akan tetapi bisa juga
dilangsungkan dengan melibatkan beberapa sponsor sekaligus, asalkan
kepentingan mereka adak saling bertentangan. Tempat
penyelenggaraan pameran seperti ini biasanya hotel, aula setempat,
perpustakaan, pusat-pusat pemukiman atau gedung-gedung milik
perusahaan (sponsor atau pihak penyelenggara)
e. Pameran di Luar Ruangan (Outdoor Exhibition)
Ada produk-produk tertentu yang lebih cocok dipamerkan di luar
ruangan, seperti mesin-mesin dan alat penerbangan (mulai dari
pesawat terbang hingga berbagai perlengkapannya), alat-alat pertanian
(misalnya dalam pameran agrikultural), atau peralatan konstruksi yang
berukuran besar. Stand-stand pameran juga sengaja disediakan di
20
luar ruangan seperti dalam pameran-pameran bunga, pertunjukan
olahraga dan pacuan kuda.
f. Pameran Berpingah-pindah (Travelling Exibition)
Pameran-pameran bergerak atau berpindah-pindang mudah
dijumpai. Semua perlengkapan dan meteri yang dipamerkan
diangkut dengan mobil, karavan, dengan kendaraan yang khusus
dibuat untuk pameran, bus-bus beroda ganda, kereta api, pesawat
udara, atau kapal laut. British Rail sendiri memiliki sejumlah kereta
khusus untuk pameran yang bernama Ambassador. Kereta api
pameran ini sering digunakan/disewa oleh berbagai perusahaan,
dan dibawa melintasi sepanjang jalur kereta api yang sebelumnya
telah dipilih di segenap pelosok negeri. Kereta tersebut juga dapat
dibawa ke negara-negara Eropa. Mobil-mobil van pameran, yang
berkeliling dari satu kota ke kota.
g. Pameran Bongkar Pasang (Portable Exhibition)
Pameran jenis bongkar-pasang adalah pameran yang segala
perlengkapannya mudah dibongkar-pasang dan diangkut ke
berbagai tempat dengan menggunakan truk-truk berukuran besar
atau sejumlah mobil van berukuran kecil Pameran jenis ini biasa
diselenggarakan di lobby hotel, di depan kompleks pertokoan aula-
aula umum atau perpustakaan. Pameran semacam ini biasanya
menyertakan sales girl promotion berpenampilan menarik,
demonstrasi-demonstrasi produk, seminar dan pemutaran slide atau
video.
21
h. Pameran dalam Toko (in-sstore Exhibition)
Pameran dalam toko merupakan kegiatan yang popular. Bentuk
pameran ini banyak dipilih oleh para sponsor dari berbagai negara
untuk menyelenggarakan aneka kegiatan pekan raya di kota-kota
guna menampil kan produk-produk makanan, anggur, bahan-bahan
pakaian, barang pecah-belah, benda-benda kaca, atau souvenir. Ada
pun tempat penyelenggaraan pameran ini biasanya adalah toko-toko
yang cukup luas. Namun untuk penyelenggaraan malam hiburan
Khusus untuk masyarakat, ruangan yang biasa dipakai adalah
sebuah gedung teater atau aula, di mana para penyanyi, penari dan
pemutaran berbagai video melengkapi program acara utama.
Demonstrasidemonstrasi di dalam toko serta peragaan busana juga
diselenggarakan untuk menyertai pameran mesin pemintal atau
mesin tenun.
i. Pameran-pameran Permanen (Permanent Exhibition)
Pameran yang diselenggarakan di gedung, aula atau halaman parkir
dalam jangka waktu yang tidak terbatas atau berlangsung secara
terus-menerus.
j. Pameran Konferensi
Banyak konferensi tahunan yang diselenggarakan bersamaan dengan
pameran. Para pengunjung yang berminat bisa mendatangi pameran itu
selama dan sesudah acara konferensi. ada pula pameran berskala kecil
yang diselenggarakan di sebelah ruang konferensi atau di lobi hotel, tapi
ada juga yang sama besarnya dengan konferensi itu sendiri. Pameran-
22
pameran yang besar itu lazimnya diselenggarakan di tempat-tempat
yang memiliki fasilitas lengkap.
k. Pameran Jendela (Window Exhibition)
Ini merupakan salah satu jenis pameran portabel, di mana jendela
sebuah toko sengaja dibuat sedemikian rupa sehingga lebih menarik
perhatian dan mengundang orang untuk datang. Cara ini sering
dipraktekkan oleh bank-bank kredit perumahan. Beberapa pameran,
seperti yang diselengarakan oleh pemilik property. Banyak jenis produk
selain produk utarna juga diikutsertakan dalam pameran sehingga
pameran ini menjadi lebih menarik dari pada pajangan-pajangan biasa
tentang suku bunga kredit atau pilihan properti, yang lazimnya tidak
terlalu berbeda antara satu bank perkreditan dengan bank perkreditan
lainnya. Dengan cara tersebut, baik penyelenggara pameran maupun
pihak bank diuntungkan karena jumlah pengunjung akan bertambah
banyak.
3. Aktivasi Pameran
Proses aktivasi dari pameran adalah See Me, Feel Me, Tough Me, dan
Buy Me, maka produk yang dipamerkan haruslah atraktif, menonjol,
meyakinkan, dan mendorong calon target audiens untuk
membeli/mengonsumsinya. Apalagi, seperti yang disadari bahwa saat ini
target audiens sangat mobile, menyukai hal-hal yang bersifat experiential,
maka tujuan utama dari aktivitas pameran adalah:
a. Meningkatkan daya tarik (attraction) terhadap merek dan produk
tertentu pada rak-rak pajang.
23
b. Memengaruhi target audiens untuk membeli lebih banyak.
c. Mendapatkan sales dan profit yang lebih besar.
Agar dapat memenuhi tujuan tersebut, aktivitas pameran, dilengkapi
dengan pertimbangan-pertimbangan berikut:
a. Program aktivitas pameran harus melengkapi dan mendukung media
komunikasi konvensional sebelumnya yang telah dipilih oleh si
pengiklan/pemilik produk/merek, seperti televisi, radio, print
advertising, outdoor advertising, dan memperkuat brand recall dan
promotion recall sehingga target audiens dapat mengingat
advertising di media tersebut, dan segera melakukan keputusan
pembelian.
b. Program aktivitas pameran harus didukung oleh pembuatan tempat
display yang menarik, material point of purchase (POP materials),
instore promotion, dan sales promotion girl (SPG), guna membantu
terjadinya pembelian oleh target audiens.
c. Program aktivitas pameran juga harus ditunjang dengan tingkat
penetrasi distribusi dan penjualan yang baik. Tingkat
keberadaan/penyebaran produk baik jumlah dan jenisnya pada target
area dan target outlet berperan penting dalam mensukseskan
program aktivitas pameran ini. Prinsip keberhasilan ini dikenal
dengan istilah 3D meliputi distribution (keberadaan produk secara
merata dan tersebar di seluruh target outlet), depth of stock (tingkat
kedalaman stok, yaitu jumlah persediaan stok yang cukup baik jenis
dan jumlahnya), dan display (visualisasi produk pada lokasi,
24
ketinggian yang strategis, jumlah muka produk yang tampil
menonjol).
4. Elemen Aktivasi Pameran
Terdapat 5 elemen penting yang perlu dikelola dalam aktivitas pameran,
yaitu ruang pamer (booth display), display, signage, graphics, dan
merchandise process.
a. Ruang pamer (booth display)
Secara umum stand pameran (booth display) dapat digolongkan
menjadi 4 bagian yaitu:
1) Standard/Linier
2) Perimeter Wall
3) Peninsula
4) Island.
b. Display
Display merupakan salah satu elemen penting dalam visual
merchandise, yang terdiri dari dua unsur yakni:
1) Basic display, merupakan perencanaan facing (muka) produk di
mana produk dipajang sesuai dengan pola display (planogram)
yang telah ditentukan.
2) Visual presentation, yakni display dengan mempergunakan
metode dan prinsip sehingga display dapat efektif meningkatkan
citra produk dan penjualan.
Display produk yang merupakan salah satu program visual
merchandising harus mudah terlihat dan simpel, tidak menampilkan
25
dan menceritakan sesuatu di luar fokus yang diinginkan. Memulai
dengan pesan yang simpel dan memperhatikan pesan tersebut untuk
satu segmen atau beberapa segmen. Misalnya untuk satu jenis
kelamin (single gender) atau multiple gender, maka bisa dimulai
dengan menciptakan display yang kecil dulu dan jika terlihat efektif
dan atraktif, display tersebut dapat diperbesar. Adapun beberapa
elemen yang perlu diperhatikan dalam display adalah sebagai
berikut:
1) Planning (produk yang akan dijual).
2) Placement (produk mudah untuk dicari, dipilih, dan diambil).
3) Availability (volume stok produk yang cukup baik jenis dan
jumlahnya).
4) Presentation (metode display).
5) Persuation (point of purchase materials, instore promotion, sales
promotion girls)
Display yang representatif diharapkan dapat menimbulkan
rangsangan emosional tertentu dalam kesan pertamanya.
Display produk memang sebaiknya dapat membangun kesan pertama
yang memotivasi pengunjung untuk melihat, merasa nyaman, dan
akhirnya mengadakan aksi dengan mengonsumsi/ membeli produk
yang dipamerkan.
Pertimbangan tersebut juga tidak terlepas pada pertimbang
penempatan produk pada display itu sendiri yang mana produk yang
dipajang sebaiknya difokuskan pada jenis-jenis produk tertentu
26
(product drive/product focus), baik itu untuk produk baru, produk
lama, produk bestseller yang akan memancing pengunjung untuk
membeli. Display sebaiknya juga disertai dengan program promosi
yang sedang dilaksanakan serta menampilkan alat-alat display yang
bersuara, bergerak, beraroma, sebagai atraksi yang menghibur.
c. Signage
Signage terkait dengan tampilan gambar (logo), warna, tulisan, dan
pencahayaan, biasanya juga menamplkan perusahaan atau brand
yang ingin ditampilkan dan dijual.
d. Graphic
Manfaat dari graphic adalah agar suatu brand lebih mudah dan cepat
diingat, maka haruslah memiliki kekuatan visual yang memikat
sekaligus tetap informatif terhadap produk yang ditawarkan.
Penonjolan produk utama akan menciptakan daya tarik produk
sebagai fokus pada setiap aktivitas pameran. Desain grafis yang
mendukung aktivitas pameran seharusnya juga menampilkan tema
tertentu dan ide serta gaya yang sesuai dengan brand personality
yang disandang merek/produk.
e. Merchandise
Pada umumnya merchandise lebih dikenal dengan istilah
pengelolaan barang dagangan, sedangkan merchandising process
merupakan segenap upaya yang dilakukan terkait dengan pengadaan
barang, penanganan barang dengan jenis yang tepat, dengan harga
yang tepat, dalam jumlah yang tepat, pada saat dan tempat yang tepat
27
pula. Dalam aktivitas pameran memang perlu memperhatikan
merchandising process karena bermanfaat memungkinkan terjadinya
perputaran barang mulai dari barang yang akan dipamerkan/dipajang
hingga terjual/dipesan.
C. Stand Booth
Kata stand booth berasal dari kata ”stand” dan “booth”. Kata stand dalam
Oxford Dictionaries jika kata tersebut ditambahkan dengan objek maka memiliki
arti place or set in an upright or specified position, sedangkan booth sendiri
sebagai kata benda atau noun memiliki arti a small temporary tent or structure at
a market, fair, or exhibition, used for selling goods, providing information,
or staging shows. Dari kedua kata tersebut, apabila digabungkan maka memiliki
arti yaitu sebuah tempat yang digunakan dengan tujuan menjual suatu produk
maupun berbagi informasi dalam sebuah pameran.
Dalam pembahasan sebelumnya, telah disebutkan bahwa ruang pamer
dibedakan menjadi 4 jenis yaitu, , Standard/Linier, Perimeter Wall, Peninsula dan
Island. Berikut ini adalah ketentuan booth display ini menurut aturan US Trade
Sows.
1. Standard/linier/inline stand
Stand pameran ini paling banyak digunakan karena ukurannya standard.
Umumnya ruang ini pada bagian depan terbuka, dan pada sisi samping
setengah terbuka 5x4 ft (1,524x1,219 m), ini dimaksudkan agar ruang pamer
sebelahnya dapat terlihat.
28
Ukuran stand lebar 10 ft (3.05) dan kedalaman 10 ft (3.05 m). Biasanya
disebut sebagai 10x10 ft. Tinggi dinding belakang dibatasi hingga 8 ft (2,44
m).
Ketinggian dinding belakang adalah kunci untuk dipertimbangkan ketika
merancang properti stand.
Jenis ini tidak direkomendasikan untuk memasang disain gantung (hanging
mobile) karena tinggi ruang hanya 2,438 meter.
Lokasi stand sudut merupakan alternative pilihan yang baik, karena dapat
mengambil salah satu dari 3 jalur sisi alur jalan ruang pamer.
Gambar 1 : Standard booth / linear/ inline stand
2. Perimeter Wall
Pada dasarnya Perimeter Wall Booth ini ukuran keluasan dindingnya sama
dengan Standard Booth / Linear/ Inline namun mempunyai ketinggian yang
berbeda, yaitu 12 ft (3,658 m).
Jenis ini tidak direkomendasikan untuk memasang disain gantung (hanging
mobile) karena tinggi ruang hanya 3,658 meter.
29
Gambar 2 : Perimeter Wall Booth
3. Peninsula
Peninsula memiliki jalan pengunjung pameran di ketiga sisi di mana aturan
dan batasan yang berbeda akan diterapkan jika peninsula bersebelahan dengan
peninsula atau peninsula yang berbatasan dengan stand backwall. Terkadang
juga, atas permintaan exhibitor, sering membuat ruang besar seukuran
peninsula dengan meminjam ruang stand backwall yang ada disebelahnya.
Ukuran ruang pamer ini 20x20 ft (6,10x6,10 m) dan ketinggian 20 ft (6,10 m)
sampai 27 ft (8,24 m).
Pada dinding bagian luar peninsula harus direncanakan desainnya sesuai
dengan themanya, dan seyogyanya tidak mengisi booth identification, logo
atau iklan.
Jenis ini direkomendasikan untuk memasang disain gantung (hanging mobile)
karena tinggi ruang 6 sampai 8 meter.
30
Gambar 3 : Peninsula Booth
4. Island
Arti kata Island adalah pulau, maka ruang pamer ini ibarat seperti pulau, yakni
dikelilingi oleh jalan pengunjung di keempat sisinya.
Ukuran stand island adalah 20x20 ft (6,10x6,10 m) atau lebih besar lagi.
Ketinggian stand island ini mencapai 16 sampai 20 ft (4,35 sampai 6,10).
Biasanya paling tinggi dibandingkan dengan bentuk/jenis konfigurasi lain,
sehingga memungkinkan ruang pamer jenis ini digunakan sebagai tempat
memamerkan produk yang memiliki ketinggian tertentu. Namun tetap diingat
bahwasannya terlepas dari langit-langit, biasanya ada batasan tertentu dalam
penggunaan ruang pameran.
31
Gambar 4 : Island Booth
Pemanfaatan aisle (jalan pengunjung di tepi stand)
Pada umumnya, jalan pengunjung pameran diantara stand selebar 8x10 feet,
(243,8 x 304,8 cm ) di mana lebar lorong ini menjadi faktor penting dalam
merencanakan sign dan menetapkan arah pandang/ keterlihatan hingga yang
benar-benar dapat mengundang masuk pengunjung ketika melihat stand yang
dimaksud.
Dalam sebuah stand booth, pencahayaan merupakan faktor yang sangat
penting untuk membuat booth tersebut menjadi menarik untuk dikunjungi oleh
calon konsumen. Selain itu, pencahayaan yang baik juga dapat membantu dalam
mengamati objek-objek dengan jelas.
1. Pengertian Pencahayaan
Kata pencahayaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti
yaitu pemberian cahaya (sinar). Menurut Kepmenkes nomor 1405 tahun 2002
tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri,
pencahayaan adalah jumlah penyinaran pada suatu bidang kerja yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efektif.
32
2. Jenis Pencahayaan
Menurut Lasa (2005: 56), cahaya yang masuk ke dalam ruangan ada dua
macam, yaitu:
a. Cahaya Alami
Cahaya alami adalah cahaya yang ditimbulkan oleh matahari atau
kubah langit. Cahaya matahari yang mengandung radiasi panas itu
apabila masuk ke dalam ruangan akan menyebabkan kenaikan suhu
ruangan.
Sedangkan menurut Satwiko (2005: 88) cahaya alami adalah cahaya
yang bersumber dari alam, misalnya matahari, lahar panas, fosfor di
pohon-pohon. Kilat, kunang-kunang, dan bulan yang merupakan
sumber cahaya sekunder., karena sebenarnya bulan hanya
memantulkan cahaya matahari.
Berikut ini merupakan beberapa keuntungan dari penggunaan cahaya
matahari:
1) Bersifat alami, tersedia melimpah dan terbaharui.
2) Tidak memerlukan biaya dalam penggunaannya.
3) Cahaya alam sangat baik dilihat dari sudut kesehatan karena
memiliki daya panas dan kimiawi yang dipeprlukan bagi
makhluk hidup di bumi.
4) Cahaya alam dapat memberikan kesan lingkungan yang berbeda,
bahkan kadang-kadang sangat memuaskan.
Kelemahan pencahayaan alam, yaitu:
33
1) Calaya sulit sekali dikendalikan, kondisinya selalu berubah
karena dipengaruhi oleh waktu dan cuaca
2) Cahaya alam pada malam hari tidak tersedia.
3) Sinar ultra violet dari cahaya alam dapat merusak benda-benda di
dalam ruang
4) Perlengkapan untuk melindungi diri dari panas dan silau
memerlukan biaya tambahan yang cukup tinggi.
b. Cahaya Buatan
Cahaya buatan (artificial lights) adalah segala bentuk cahaya yang
berasal dari alat yang diciptakan oleh manusia, seperti: lampu pijar,
lilin, lampu minyak tanah (Satwiko, 2005: 88).
Berikut ini merupakan beberapa keuntungan dari penggunaan cahaya
buatan:
1) Cahaya buatan dapat dikendalikan, dalam arti bahwa kekuatan
pencahayaan yang dihasilkan dari lampu dapat diatur sesuai
dengan kebutuhan.
2) Cahaya buatan tidak dipengaruhi kondisi alam.
3) Cahaya buatan tidak merusak benda benda dalam ruangan.
4) Dapat menerangi semua daerah pada ruangan yang tidak
terjangkau oleh sinar matahari
Kelemahan dari penggunaan cahaya buatan yaitu:
1) Memerlukan energi listrik sehingga menambah biaya
pengeluaran.
2) Cahaya buatan bersifat sementara.
34
Pencahayaan buatan ini dibedakan menjadi 3, yaitu:
1) Sistem Pencahayaan Merata
Pada sistem ini iluminasi cahaya tersebar secara merata di
seluruh ruangan. System pencahayaan ini cocok untuk ruangaan
yang tidak dipergunakan untuk melakukan tugas visual khusus.
Pada system ini sejumlah armature ditempatkan secara teratur di
seluruh langit-langit.
2) Sistem Pencahayaan Terarah
Pada sistem ini, seluruh ruangan memperoleh pencahayaan dari
salah satu arah tertentu. Sistem ini cocok untuk pameran atau
penonjolan suatu objek karena akan tampak lebih jelas. Lebih
dari itu, pencahayaan terarah yang menyoroti satu objek tersebut
berperan sebagai sumber cahaya sekunder untuk ruangan sekitar,
yakni melalui mekanisme pemantulan cahaya. Sistem ini dapat
juga digabungkan dengan system pencahayaan merata karena
bermanfaat mengurangi efek menjemukan yang mungkin
ditimbulkan oleh pencahayaan merata.
3) Sistem Pencahayaan Setempat
Pada sistem ini, cahaya dikonsentrasikan pada suatu objek
tertentu misalnya, tempat kerja yang memerlukan tugas visual.
Untuk mendapatkan pencahayaan uang sesuai dalam suatu ruang,
maka diperlukan system pencahayaan yang tepat sesuai dengan
kebutuhannya. System pencahayaan di ruangan, termasuk di
tempat kerja dapat dibedakan menjadi 5 macam yaitu:
35
a) Sistem Pencahayaan Langsung (Direct Lighting)
Pada system ini, 90-100% cahaya diarahkan secara langsung
ke benda yang perlu diterangi. Sistem ini dinilai paling
efektif dalam mengatur pencahayaan, tetapi ada
kelemahannya karena dapat menimbulkan bahaya serta
kesilauan yang mengganggu, baik karena penyinaran
langsung maupun pantulan cahaya. Untuk efek yang optimal,
disarankan langit-langit, dinding serta benda yang ada
didalam ruangan perlu diberi warna cerah agar tampak
menyegerkan.
b) Sistem Pencahayaan Semi Langsung (Semi Direct Lighting)
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung pada
benda yang perlu diterangi, sedangkan sisanya dipantulkan ke
langit-langit. Dengan sistem ini, kelemahan sistem
pencahayaan langsung dapat dikurangi. Diketahui bahwa
langit-langit dan dinding yang diplester putih memiliki
efisiensi pantulan 90%, sedangkan apabila dicat putih,
efisiensi pemantulan antara 5-90%.
c) Sistem Pencahayaan Diffus (General Diffus Lighting)
Pada sistem ini, setengah cahaya 40-60% diarahkan pada
benda yang perlu disinari, sedangkan sisanya dipantulkan ke
langit-langit dan dinding. Dalam pancahayaan, sistem ini
termasuk sistem direct-indirect, yakni memancarkan
36
setengah cahaya kebawah dan sisanya keatas. Pada sistem ini,
masalah bayangan dan kesilauan masih ditemui.
d) Sistem Pencahayaan Semi Todak Langsung (Semi Indirect
Lighting)
Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-langit dan
dinding bagian atas, sedangkan sisanya diarahkan ke bagian
bawah. Untuk hasil yang optimal disarankan langit-langit
perlu diberikan perhatian serta dirawat dengan baik. Pada
sistem ini, masalah bayangann praktis tidak ada serta
kesilauan dapat dikurangi.
e) Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (Indirect Lighting)
Pada sistem ini, 90-1--% cahaya diarahkan ke langit-langit
dan dinding bagian atas kemudian dipantulkan untuk
menerangi seluruh ruangan. Agar seluruh langit-langit
menjadi sumber cahaya, perlu diberikan perhatian dan
pemeliharaan yang baik. Keuntungan sistem ini adalah tidak
menimbulkan bayangan dan kesilauan; sedangkan
kekurangannya adalah mengurangi efisiensi cahaya total
yang jatuh pada permukaan kerja.
D. Promotion
1. Pengertian Promosi (Promotion)
Terdapat suatu peribahasa yang menyatakan bahwa, “tak kenal maka tak
sayang”, peribahasa tersebut juga berlaku untuk suatu produk. Walaupun
37
produk tersebut memiliki kualitas yang bagus maupun harga yang bagus pula,
namun apabila masyarakat tidak mengetahui keberadaan produk tersebut maka
produk tersebut dianggap tidak berhasil dalam memasarkannya. Salah satu
cara yang efektif dilakukan agar produk tersebut dapat diketahui
keberadaannya oleh masyarakat, maka produk tersebut harus dipromosikan.
Promosi sangatlah penting dilakukan agar konsumen dapat mengenal produk
tersebut. Definisi menurut H. Indriyo Gitosudarmo M.Com (2000:237)
“Promosi adalah merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi
konsumen agar mereka dapat menjadi kenal akan produk yang ditawarkan
oleh perusahaan kepada mereka dan kemudian mereka menjadi senang lalu
membeli produk tersebut”.
Kata promosi mempunyai arti untuk memberitahu, membujuk atau
mengingat. (Kamus Besar Bahasa Indonesia 1989: 68), promosi difungsikan
sebagai kelanjutan dari publikasi sehingga para calon konsumen tidak hanya
mengenal produk yang ditawarkan, tetapi juga mau berbuat atau bertindak
sesuai dengan pesan yang disampaikan dalam alat promosi tersebut.
Promosi pada hakekatnya adalah suatu komunikasi pemasaran, artinya
aktivitas pemasaran yang bersedia menyebarkan informasi,
mempengaruhi/membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas
perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada
produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan (Fandy Tjiptono,
2001:219)
Selain pendapat-pendapat yang telah disebutkan, terdapat sebuah
pendapat dari Sistaningrum (2002:98) yang mengungkapkan pengertian dari
38
promosi, yaitu salah satu upaya atau kegiatan perusahaan dalam
mempengaruhi “konsumen actual” maupun “konsumen potensial” agar
mereka mau melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan, saat ini
atau di masa yang akan datang. Konsumen aktual adalah konsumen yang
langsung membeli produk yang ditawarkan pada saat atau sesaat setelah
promosi produk tersebut dilancarkan perusahaan. Dan konsumen potensial
adalah konsumen yang berminat melakukan pembelian terhadap produk yang
ditawarkan perusahaan di masa yang akan datang.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa promosi merupakan suatu komunikasi
pemasaran yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar dapat
mengenal produk yang ditawarkan oleh perusahaan, dan mau bertindak sesuai
dengan pesan yang disampaikan dalam alat promosi tersebut.
2. Tujuan Promosi (Promotion)
Serangkaian praktek kegiatan promosi yang dilakukan oleh perusahaan,
menurut Rangkuti (2009:51-53) tujuan-tujuan tersebut harus didasarkan pada:
a. Modifikasi Tingkah Laku
Orang-orang yang melakukan komunikasi itu mempunyai beberapa
alasan, antara lain: mencari kesenangan, mencari bantuan,
memberikan pertolongan atau instruksi, memberikan informasi,
mengemukakan ide dan pendapat. Sedangkan promosi, dari segi lain,
berusaha merubah tingkah laku dan pendapat. Penjual selalu
menciptakan kesan baik tentang dirinya atau mendorong pembelian
barang dan jasa perusahaan.
39
b. Memberitahu
Kegiatan promosi itu dapat ditujukan untuk memberitahu pasar yang
dituju tentang penawaran perusahaan. Promosi yang bersifat
informasi umumnya lebih sesuai dilakukan pada tahap-tahap awal di
dalam siklus kehidupan produk. Kiranya hal ini merupakan masalah
penting untuk meningkatkan permintaan primer. Sebagian orang
tidak akan membeli barang atau jasa sebelum mereka mengetahui
produk tersebut dan apa faedahnya. Promosi yang bersifat informatif
ini juga penting bagi konsumen karena dapat membantu dalam
pengambilan keputusan untuk membeli.
c. Membujuk
Promosi yang bersifat membujuk (persuasif) umumnya kurang
disenangi oleh sebagian masyarakat. Namun kenyataannya sekarang
ini justru yang banyak muncul adalah promosi yang bersifat
persuasif. Promosi demikian ini terutama diarahkan untuk
mendorong pembelian. Sering perusahaan tidak ingin memperoleh
tanggapan secepatnya tetapi lebih mengutamakan untuk menciptakan
kesan positif. Hal ini dimaksudkan agar dapat memberi pengaruh
dalam waktu yang lama terhadapa perilaku pembeli. Promosi yang
bersifat persuasif ini akan jadi dominan jika produk yang
bersangkutan mulai memasuki tahap pertumbuhan di dalam siklus
kehidupannya.
40
d. Mengingatkan
Promosi yang bersifat mengingatkan dilakukan terutama untuk
mempertahankan merk produk di hati masyarakat dan perlu
dilakukan selama tahap kedewasaan di dalam siklus kehidupan
produk. Ini berarti pula perusahaan berusaha untuk paling tidak
mempertahankan pembeli yang ada.
3. Media Promosi (Promotion)
Media adalah alat, sarana komunikasi seperti koran, majalah, radio,
televisi, film, poster dan spanduk yang terletak antara dua pihak (KBBI, 2008:
829).Sedangkan definisi media menurut Pujiriyanto (2005: 15) adalah sarana
untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada publik dengan
menggunakan berbagai unsur komunikasi grafis seperti teks atau gambar/ foto.
Istilah promosi berasal dari bahasa latin “promovere” yang kemudian
diadopsi dalam bahasa Inggris yaitu “promote” yang berarti meningkatkan
atau menaikkan sesuatu (Kamus Webster, 1996: 1077). Kata promote
kemudian diadopsi dalam bahasa Indonesia yaitu promosi. Istilah promosi
memiliki makna upaya menyampaikan suatu pesan dari kondisi kurang
dikenal menjadi lebih dikenal oleh masyarakat. Mempromosikan sama artinya
memperkenalkan.
Menurut Ekuan dalam Sachari, promosi dalam desain adalah
menggalakkan kegiatan desain, memperluas, memperdalam dan menciptakan
kegiatan desain sebagai suatu kebudayaan. Promosi juga menjembatani
pengertian-pengertian dari desainer, usahawan, masyarakat awam di dalam
suatu negara (1986: 94). Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
41
media promosi adalah strategi pemasaran yang baik untuk meningkatkan daya
jual produk beserta kualitas pada produk.
4. Macam-Macam Media Promosi (Promotion)
Media komunikasi visual bermacam-macam, menurut Freddy Adiono
Basuki (2000) yang disempurnakan oleh Pujiriyanto (2005: 15), secara garis
besar media dapat dikelompokkan menjadi:
a. Media cetak/ visual (printed material), contohnya: poster (dalam
dan luar), stiker, sampul buku, pembungkus, selipat (folder),
selebaran (leaflet), amplop dan kop surat, tas belanja, katalog, iklan
majalah dan surat kabar.
b. Media luar ruangan (outdoor), contohnya: spanduk (banner), papan
nama, umbul-umbul, neon-box, neon-sign, billboard, baliho, mobile
box.
c. Media elektronik (electronic), contohnya: radio, televisi, internet,
film, program video, animasi komputer.
d. Tempat pajang (display), contohnya: etalase (window display), point
of purchase, desain gantung, floor stand.
e. Barang- barang kenangan (special offer), contohnya: kaos, topi,
payung, gelas, aneka souvenir, sajadah, tas dan sebagainya.
Setiap jenis media promosi memiliki karakteristik sendiri-sendiri
tergantung kepada tujuan penggunaan media tersebut. Berikut definisi
beberapa media promosi menurut Kusrianto (2007: 330), antara lain:
a. Leaflet (Selebaran)
Lembaran kertas cetak yang dilipat menjadi dua halaman atau lebih.
42
b. Folder
Lembaran bahan cetakan yang dilipat menjadi dua seperti map atau
buku agar mudah dibawa.
c. Brosur (booklet)
Bahan cetakan yang terdiri dari beberapa halaman yang dijilid
sehingga menyerupai buku.
d. Katalog
Sejenis brosur yang berisi rincian jenis produk/ layanan usaha dan
kadang-kadang dilengkapi dengan gambar-gambar. Ukurannya bisa
bermacam-macam, mulai dari sebesar saku sampai sebesar buku
telepon, tergantung keperluan bisnisnya.
e. Stationery Set
Antara lain amplop, kop surat dan pulpen yang biasanya ditempatkan
di kamar hotel. Berfungsi bukan hanya sebagai servis dari hotel
tersebut, tetapi termasuk pos material karena terdapat nama produk
atau jasa, lengkap dengan alamat dan nomor telepon.
f. Sisipan (Stufler)
Leaflet yang disisipkan atau ditempatkan dalam kotak kemasan suatu
produk. Biasanya berupa penjelasan penggunaan produk tersebut,
atau produk-produk lain yang diproduksi oleh perusahaan yang
sama.
g. Hanging Mobile
Sebuah alat pajangan yang bergerak apabila terkena angin,
penempatannya secara digantung.
43
h. Wobler
Alat pajangan yang cara penempatannya ditempel di dinding atau di
rak penjualan menggunakan plastik atau bahan sejenis sehingga
gambar menjadi lentur dan bergerak. Biasanya dalam bentuk 2
dimensi.
i. Self Talker
Media cetak yang mempromosikan suatu produk dengan
menempatkannya langsung di rak.
j. Flag Chain
Rangkaian bendera kecil dengan menampilkan gambar produk,
merek, slogan, atau gabungan dari semua itu.
k. Poster
Poster bergambar dan full color biasanya dipakai sebagai dekorasi
ruangan dengan menempelkannya di dinding, jendela toko, atau
dinding ruang pamer.
l. Sticker
Bahan promosi yang paling banyak dan sering digunakan oleh
perusahaan-perusahaan untuk mempromosikan produknya karena
sifatnya yang sangat fleksibel.
m. Kotak Dispenser
Memiliki kaitan dengan leaflet atau brosur karena dipakai untuk
menempatkan barang- barang tersebut.
44
n. Model
Model di sini lebih cenderung berfungsi sebagai hiasan atau
pajangan dan biasanya berbentuk miniatur.
o. Bentuk lainnya, merchandise/ souvenir
Jam, asbak, korek, gantungan kunci, kalender, t-shirt, topi, payung,
dan lain sebagainya
Media periklanan dalam dunia desain dibagi menjadi tiga (Tinarbuko,
2009: 29), antara lain:
a. Media iklan lini atas (above the line advertising), adalah jenis-jenis
iklan yang disosialisasikan menggunakan sarana media massa
komunikasi audio visual. Misalnya surat kabar, majalah, tabloid,
iklan radio, televisi, bioskop, internet, telepon seluler. Pada
umumnya, biro iklan yang bersangkutan mendapat komisi karena
pemasangan iklan tersebut.
b. Media iklan lini bawah (below the line advertising), adalah kegiatan
periklanan yang disosialisasikan tidak menggunakan media massa
dan elektronik. Media yang digunakan berkisar pada printed ad,
misalnya poster, brosur, leaflet, folder, flyer, katalog, dan
merchandising: payung, mug, kaus, topi, dompet, pin, tas, kalender,
buku agenda, bolpoin, gantungan kunci.
c. New media, contohnya ambient media, guerillas advertising,
theatrical advertising, dan adman.
45
E. Danicious Coffee & Sandwiches
Danicious Coffee & Sandwiches merupakan sebuah usaha kecil menengah
yang bergerak di bidang kuliner. Danicious Coffee & Sandwiches memulai buka
pada bulan Juni 2016. Danicious Coffee & Sandwiches ini beralamatkan di Jalan
Kebangkitan Nasional 96 Penumping, Solo dan buka mulai pukul 18.00 sampai
pukul 23.00 WIB.
Danicious Coffee & Sandwiches ini didirikan oleh Pudyasto dan Mr. Daniel.
Mereka bekerjasama untuk merintis dan membuka sebuah street food café yang
berbeda dengan yang lain, yaitu memadukan antara kopi Nusantara dengan
western food yaitu sandwich. Pudyasto yang memiliki basic barista dan Mr.
Daniel yang memiliki passion dibidang memasak, menjadikan inspirasi bagi
mereka untuk membuka usaha ini besama-sama.
Adapun latar belakang didirikannya usaha ini yaitu ingin mengenalkan
kepada masyarakat Kota Solo tentang keanekaragaman kopi Nusantara dengan
nuansa tempat sederhana namun tetap disajikan dengan rasa dan kualitas bintang
lima. Tidak hanya itu saja, masakan sandwich dengan cita rasa western yang
menggoyang lidah juga menjadi teman yang cocok untuk minum kopi sembari
menikmati suasana malam Kota Solo.
F. Event
1. Pengertian Event
Event merupakan salah satu cara yang dipakai perusahan sebagai salah
satu media untuk memasarkan produknya kepada masyarakat dan
membangun citra positif produk tersebut.
46
Di dalam buku Event Management, Any Noor menyatakan bahwa event
adalah suatu kegiatan yang diselenggarakan untuk memperingati hal-hal
penting sepanjang hidup manusia, baik secara individu atau kelompok yang
terikat secara adat, budaya, tradisi, dan agama yang diselenggarakan untuk
tujuan tertentu serta melibatkan lingkungan masyarakat yang diselenggarakan
pada waktu tertentu.
Menurut Ruslan (2006: 233) event merupakan suatu kejadian penting
atau peristiwa khusus, baik yang terjadi secara internal, lokal maupun nasional
dan bahkan berkaitan dengan suatu peristiwa (event) secara internasional.
Definisi event adalah sebagai berikut: “Events are transient, and
everyevent is a unique blending of its duration, setting, management, and
people.”Event adalah fana, tidak abadi, dan setiap event merupakan suatu
campuran unik dari durasi, pengaturan, pengurus dan orang-orangnya. (Getz,
1997, p. 4).
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa event adalah suatu
kegiatan yang diselenggarakan ataupun untuk memperingati peristiwa khusus
dalam hidup manusia dan diselenggarakan untuk tujuan tertentu dalam kurun
waktu tertentu pula.
2. Jenis-jenis Event
Event dibedakan menjadi public event dan private event. Yang termasuk
dalam public event adalah : perayaan budaya, seni atau hiburan, bisnis atau
perdagangan, kompetisi olahraga, pendidikan dan ilmu pengetahuan, rekreasi,
serta politik atau kenegaraan. Sedangkan private event meliputi perayaan
pribadi seperti peringatan hari jadi atau anniversaries, liburan keluarga, pesta
47
pernikahan, dan pesta ulang tahun, serta event-event sosial seperti pesta-pesta,
gala, dan acara reuni. (Getz, 1997, p. 7).
3. Tujuan Event
Menurut Rosady Ruslan (2010;237-238), tujuan dari diadakannya suatu
event adalah:
a. Pengenalan (awareness), meningkatkan pengetahuan khalayak terhadap
perusahaan atau produk yang ditampilkan.
b. Memperoleh publikasi yang positif melalui komunikasi timbal balik.
c. Menunjukkan itikad dari perusahaan atau produk yang diwakilinya dan
sekaligus memberi kesan atau citra positif pada masyarakat sebagai publik
sasarannya.
d. Mempertahankan penerimaan masyarakat.
e. Memperoleh rekanan baru melalui event yang dirancang secara menarik
dan kreatif.
4. Fungsi Event
Event diadakan karena memiliki beberapa fungsi yang dapat
dimanfaatkan perusahaan. Rosady Ruslan mengungkapkan fungsi dari event
adalah sebagai berikut:
a. Memberikan informasi secara langsung (tatap muka) dan mendapatkan
timbal balik yang positif dari publiknya.
b. Menjadi media komunikasi sekaligus mendapatkan publikasi sehingga
pada akhirnya publik sebagai target sasaran akan memperoleh pengenalan,
pengetahuan, dan pengertian mendalam. Dari event tersebut juga
48
diharapkan akan tercipta citra positif perusahaan atau produk yang
diwakilin.
G. Layout
Layout adalah penyusunan dari elemen-elemen desain yang berhubungan ke
dalam sebuah bidang sehingga membentuk susunan artistik. Hal ini juga bisa
disebut manajemen bentuk dan bidang, menurut Gavin Amborse & Paul Harris,
London 2005. (2014: 75)
Secara umum, layout merupakan tata letak ruang atau bidang. Layout dapat
kita lihat pada majalah, website, iklan televise, bahkan susunan furnitur disalah
satu ruangan rumah. Dalam desain komunikasi visual, layout merupakan salah
satu hal yang utama. Sebuah desain yang baik harus mempunyai layout terpadu.
Dalam sebuah layout, terdapat beberapa elemen seperti elemen teks, elemen
visual, dan elemen lainnya. Tujuan utama layout adalah menampilkan elemen
gambar dan teks agar menjadi komunikatif dan dapat memudahkan pembaca
menerima informasi yang disajikan.
Untuk membuat layout, hal pertama yang harus diperhatikan adalah konten.
Dengan mengetahui konten, maka akan dapat membuat kerangka kasar dari
elemen tersebut.
Hal selanjutnya yang harus diperhatikan adalah penyesuaian penerapan
komposisi elemen-elemen layout dengan prinsip-prinsip layout. Berikut ini
prinsip-prinsip layout, yaitu:
49
1. Sequence
Merupakan urutan perhatian dalam layout atau aliran pandangan mata ketika
melihat layout. Layout yang baik dapat mengarahkan kita ke dalam informasi
yang disajikan pada layout. Maka di sini urutan pe-layout-an sebaiknya diatur
sesuai prioritas. Misalnya dari informasi yang paling penting ke yang tidak
penting.
2. Emphasis
Merupakan penekanan di bagian-bagian tertentu pada layout. Penekanan ini
berfungsi agar pembaca dapat lebih terarah atau fokus pada bagian yang
penting. Emphasis atau penekanan dapat diciptakan dengan cara sebagai
berikut:
a. Memberi ukuran huruf yang jauh lebih bedar dibandingkan elemen-elemen
layout lainnya pada halaman tersebut.
b. Menggunakan warna yang kontras atau berbeda dengan latar belakang dan
elemen lainnya.
c. Meletakkan hal yang penting tersebut pada posisi yang menarik perhatian,
d. Menggunakan bentuk atau style yang berbeda dengan sekitarnya.
3. Balance (keseimbangan)
Teknik mengatur keseimbangan terhadap elemen layout. Prinsip
keseimbangan terbagi menjadi dua jenis, keseimbangan simetris dan
keseimbangan asimetris.
a. Keseimbangan simetris
Pada keseimbangan simetris, sisi yang berlawanan harus sama persis agar
tercipta sebuah keseimbangan
50
b. Keseimbangan asimetris
Pada keseimbangan asimetris, obyek-obyek yang berlawanan tidak sama
atau seimbang. Keuntungan dari keseimbangan asimetris adalah dapat
memberikan kesan yang tidak kaku atau santai.
4. Unity
Menciptakan kesatuan pada desain keseluruhaan. Seluruh elemen yang
digunakan harus saling berkaitan dan disusun secara tepat.
H. Target Audience
1. Segmentasi Geografis
Geografis : Kota Surakarta
2. Segmentasi Demografis
Jenis kelamin : laki-laki dan perempuan
Usia : 17 – 35 tahun
Ekonomi : menengah
3. Segmentasi Psikografis
Psikografis : pecinta kuliner, khususnya pecinta kopi dan olahan
makanan western food