bab ii kerangka konsep -...

25
BAB II KERANGKA KONSEP A. Pengertian Post partum adalah suatu masa di mulai setelah partus selesai setelah 6 minggu, tetapi alat genetalis baru akan pulih kembali seperti belum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan ( Prawiroharjo, 2000) Vaccum Ekstraksi adalah suatu cara pertolongan persalinan dengan manggunakan alat yaitu Vaccum Ekstralition secara prinsip mengadakan suatu vaccum atau tekanan negatif melalui suatu cup pada kepala bayi ( Prawiroharjo, 2000 ). Dari pengertia diatas dapat disimpulkan bahwa post partum dengan menggunakan Vaccum Ekstraksi merupakan jarak 6 minggu antara kelahiran bayi dan kembalinya organ reproduksi seperti semula sebelum kelahiran dimanan proses kelahian janin dilahirkan dengan ekstraksi tenaga negatif ( Vaccum ) di kepalanya di karenakan adanya indikasi yang tibul pada saat kehamilan. B. Anatomi dan Fisiologi sistem Terkait Anatomi Alat Kandungan. a. Liang Senggama ( Vagina ) adalah liang atau saluran yang menghubungkan vulva dengan rahim, terletak diantara saluran kemih 6

Upload: phamdang

Post on 25-Apr-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KERANGKA KONSEP - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008...rongga panggul kiri diantara kandung kemih dan dubur. Rahim berbentuk

BAB II

KERANGKA KONSEP

A. Pengertian

Post partum adalah suatu masa di mulai setelah partus selesai setelah 6

minggu, tetapi alat genetalis baru akan pulih kembali seperti belum ada

kehamilan dalam waktu 3 bulan ( Prawiroharjo, 2000)

Vaccum Ekstraksi adalah suatu cara pertolongan persalinan dengan

manggunakan alat yaitu Vaccum Ekstralition secara prinsip mengadakan

suatu vaccum atau tekanan negatif melalui suatu cup pada kepala bayi (

Prawiroharjo, 2000 ).

Dari pengertia diatas dapat disimpulkan bahwa post partum dengan

menggunakan Vaccum Ekstraksi merupakan jarak 6 minggu antara kelahiran

bayi dan kembalinya organ reproduksi seperti semula sebelum kelahiran

dimanan proses kelahian janin dilahirkan dengan ekstraksi tenaga negatif (

Vaccum ) di kepalanya di karenakan adanya indikasi yang tibul pada saat

kehamilan.

B. Anatomi dan Fisiologi sistem Terkait Anatomi Alat Kandungan.

a. Liang Senggama ( Vagina ) adalah liang atau saluran yang

menghubungkan vulva dengan rahim, terletak diantara saluran kemih

6

Page 2: BAB II KERANGKA KONSEP - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008...rongga panggul kiri diantara kandung kemih dan dubur. Rahim berbentuk

dan liang dubur. Di bagian ujung atasnya terletak mulut rahim, ukuran

panjang dinding depan 8 cm dan dinding belakang 10 cm. Bentuk

dinding dalam berlipat-lipat disebut rugae, sedangkan ditengahnya ada

bagian yang lebih keras disebut kolumna rugarum. Dinding vagina

terdiri dari lapisan mukosa, lapisan otot dan lapisan jaringan ikat (

Rustam Mochtar, 1998 ).

b. Rahim ( Uterus ) adalah suatu struktur otot yang cukup kuat, bagian

luarnya ditutupi oleh peritoneum, sedangkan rongga dalamnya dilapisi

oleh mukosan rahim. Dalam keadaan tidak hamil, rahim terletak dalam

rongga panggul kiri diantara kandung kemih dan dubur. Rahim berbentuk

seperti bola lampu pijar atau buah pear, mempunyai rongga yang terdiri

dari tiga bagain besar yaitu :

- Badan rahim ( Korpus Uteri ) berbentuk segitiga

- Lehar rahim ( Servik Uteri ) berbentuk silinder

- Rongga rahim ( Caovum Uteri )

Bagian rahim antara kedua panggul tuba, yang disebut Fundus Uteri.

Besarnya rahim berbeda, tergantung pada usia dan pernah melahirkan

anak atau belum, ukurannya kira-kira sebesar telur ayam kampung.

Dinding rahim secara histologik terdiri dari 3 lapisan :

1. Lapisan selosa ( Lapisan Peritoneum ) di luar.

2. Lapisan otot ( Lapisan Miometrium ) di tengah.

3. Lapisan Muosa ( Endometrium ) di dalam.

7

Page 3: BAB II KERANGKA KONSEP - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008...rongga panggul kiri diantara kandung kemih dan dubur. Rahim berbentuk

c. Saluran Telur ( Tuba Falopii ) adalah saluran yang keluar dari Korpus

rahim kanan dan kiri. Panjangnya 12 – 13 cm, diameter 3 – 8 mm, bagian

luarnya diliputi oleh peritoneum viseral yang merupakan bagian dari liga

menteum latum. Bagian dalam saluran dilapisi silia, yaitu rambut getar

yang berfungsi untuk menyalurkan telur dan hasil konsepsi.

Saluran telur terdiri dari empat bagian :

- Pars instensialis ( intramuralis )

- Pars ismika, yang merupakan bagian tengah saluran telur yang sempit.

- Pars ampuralis, dimana biasanya pembuahan terjadi.

- Infundibulum, yang merupakan ujung tuba yang terbuka ke rongga

perut.

Fungsi saluran telur adalah :

a. Sebagai saluran telur, menangkap dan membawa ovum yang

dilepaskan oleh indung telur.

b. Tempat terjadinya pembuahan ( konspesi )

d. Indung telur ( Ovarium )

Terdapat dua indung telur, masing-masing dikanan dan dikiri rahim.

Dilapisi meso varium dan tergantung dibelakang ligamentum latum

bentuknya seperti buah almon, sebesar ibu jari tangan ( jempol ).

Menurut strukturnya ovarium terdiri dari :

Kulit ( korteks ) atau zona parentkimatosa terdiri dari :

- Tunika albuginea yaitu epitel, berbentuk kubik.

8

Page 4: BAB II KERANGKA KONSEP - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008...rongga panggul kiri diantara kandung kemih dan dubur. Rahim berbentuk

- Jaringan ikat disela-sela jaringan lain.

- Stroma, Folikel primordial, dan folikel de graaf

- Sel-sel wathard.

Inti ( medula ) / zona vakulosa terdiri dari :

- Stroma berisi pembuluh darah

- Serabut saraf

- Beberapa otot polos.

Sistem reproduksi menjadi pusat perhatian selamam kehamilan

seluruh tubuh terpengaruh, semua sistem tubuh mengalami perubahan

dari keadaan tidak hamil ke keadaan hamil yang disebut dengan fisiologi

maternal.

C. Indikasi

1. Pada Ibu

Eklamsia, pre eklamsia berat, repture uteri, membakat, penyakit jantung,

paru-paru atau penyakit sistem yang berat, perlukan dinding rahim ( bekas

bedah caesar, miomektomi, histerektomi ), oedem vulva, ibu dalam

keadaan lemah untuk mengejan, partus tak maju gerak anak kurang.

2. Pada janin

Gawat janin, tangan atau kaki menumbung, preentasi ganda, tali pusat

menumbung.

3. Obstetri

9

Page 5: BAB II KERANGKA KONSEP - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008...rongga panggul kiri diantara kandung kemih dan dubur. Rahim berbentuk

Kala II lebih dari 5 jam.

D. Kontra Indikasi

Adanya disporposi janin, letak muka janin preterim, kaput

subsedanean yang sudah besar, gawat janin yang berat.

E. Syarat Vaccum Ekstraksi

1. Pembukaan servik lengkap.

2. Kepala janin sudah cukup, sedikitnya H III.

3. Kepala janin sudah dapat dipasang dengan Vaccum Ekstralitas.

4. Ketuban sudah pecah atau dipecah

5. Kontraksi rahim adekuat dan tenaga pengejanan ibu tak terkoordinasi

F. Macam-macam Ekstraksi

1. Ekstraksi pada kepala

Ekstraksi pada kepala dapat diusahakan perlahan-lahan seperti pada

partus spontan. Perlukaan jalan lahir lebih ringan. Episiotomi dilakukan

pada ibu primipara sedangkan pada multipara jarang sekali dilakukan.

2. Ekstraksi pada bokong

Ekstraksi pada bokong dilakukan atas indikasi ibu dan janin.

Indikasi pada ibu ialah penyakit atau kelahiran yang merupakan dorongan

yang kuat untuk menyelesaikan persalinan dalam waktu singkat. Indikasi

10

Page 6: BAB II KERANGKA KONSEP - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008...rongga panggul kiri diantara kandung kemih dan dubur. Rahim berbentuk

pada janin timbulnya gejala-gejala gawat janin, tali pusat menumbung dan

masih berdenyut, selain itu kondisi pembukaan lengkap dan tidak adanya

disporposi cepalo – pelvik dapat dilakukan ekstraksi.

Pada presentasi bokong dengan bokong belum sampai ke dasar

panggul biasanya hany lipatan paha sebelah depan dapat dikait. Apabila

akhir kala I bokong belum masuk rongga panggul, janin yang besar,

tumor yang menghalangi turunya bokong. Jika salah satu tersebut

ditemukan harus dilakukan Sectio Caesaria.

3. Ekstraksi pada kaki

Ekstraksi pada kaki dilakukan bila salah satu kaki janin turun da

rotasi dapat terjadi sehingga kaki belakang menjadi kaki kanan. Rotasi ini

dapat ditolong dan dengan memasukkan tangan penolong yang tidak

memegangi kaki janin ke vagina dan dengan memegang bokong janin

atau ibu jari dan jari – jari ibunya memutarnya kejurusan rotasi spontan.

G. Komplikasi

a. Pada Ibu

Perdarahan pasca persalinan, laserasi jalan lahir, infeksi.

b. Pada janin

Laserasi kulit kepala, sefalohematon, kulit kepala sam pai dengan

hematon sub dural, nekrosis kulit kepala yang dapat menyebabkan

adopsia fraktur tengkorak, cedera pada muka janin, proposenervis fasialis.

11

Page 7: BAB II KERANGKA KONSEP - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008...rongga panggul kiri diantara kandung kemih dan dubur. Rahim berbentuk

H. Keuntungan Vaccum Ekstraksi di bandingkan proses bedah caesar.

a. Pada Ibu

Tidak memerlukan nakrose atau anestesi sehingga tidak terjadi

komplikasi akibat dari anestesi misalnya : panas, mual, muntah defleksi

pada jalan lahir tidak banyak terjaidi, waktu pemulihan relatif cepat.

b. Pada janin

Pemasangan cup lebih mudah, pengkajian keperawatan pada pasien post

vaccum ekstraksi.

I. Sebab-sebab yang menimbulkan persakinan

Menurut Mochtar, 1998 : 92 terjadinya persalinan belum diketahui

benar, yang ada hanyalah teori-teori yang kompleks antara lain :

1. Teori penurunan hormon

Pada 1 – 2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon

estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot

polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga

timbul his bila kadar progesteron turun.

2. Teori plasenta menjadi tua

Plasenta yang tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan

progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah hal ini akan

menimbulkan kontraksi rahim.

3. Teori distensi rahim

12

Page 8: BAB II KERANGKA KONSEP - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008...rongga panggul kiri diantara kandung kemih dan dubur. Rahim berbentuk

Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot

rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenter.

4. Teori iritasi mekanik

Di belakang serviks terletak ganglion servikale ( fleksus franken hauser ).

Bila ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin, akan

timbul kontraksi uterus.

5. Induksi partus

Partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan :

a. Gagang laminaria, beberapa laminaria dimasukka dalam kanalis

servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser.

b. Amniotomi : pemecahan ketuban

c. Oksitosin drips : pemberian oksitosin menurut tetesan per infus.

J. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Persalinan

1. Power ( Mochtar, 1998 : 93 )

Power atau kekuatan mendorong janin yaitu his ( kontraksi uterus ),

kontraksi otot-otot dinding perut, kontrkais diafragma, dan ligamentous

action terutama ligamen rotundum.

2. Passager ( janin ) ( Mochtar, 1998 : 68 )

Kedudukan janin dalam rahim antara lain :

a. Sikap janin, janin umumnya dalam sikap fleksi dimana kepala, tulang

punggung, dan kaki dalam keadaan fleksi, serta lengan bersilang dada.

13

Page 9: BAB II KERANGKA KONSEP - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008...rongga panggul kiri diantara kandung kemih dan dubur. Rahim berbentuk

b. Letak janin, bagaimana sumbu janin berada terhadap sumbu ibu.

c. Presentasi, digunakan untuk menentukan bagian janin yang ada di

bagian bawah rahim yang dijumpai pada palpasi atau pemeriksaan

fisik.

d. Posisi, merupakan indikator untuk menetapkan arah bagian terbawah

janin apakah sebelah kanan, kiri, depan atau belakang terhadap sumbu

itu.

3. Passage ( jalan lahir ) ( Mochtar, 1998 : 75 )

Jalan lahir tergantung pada bentuk panggul ( Ginekoid, android,

antropoid, platipeloid ) dan jalan lahir lunak adalah segmen bawah rahim,

serviks uteri, dan vagina. Disamping itu otot-otot, jaringan ikat, dan

ligamen yang menyokong alat urogenital.

4. Penolong

Bagaimana cara memimpin dalam proses persalinan

5. Psikosis

Bagaiman keadaan psikis ibu dalam melahirkan janinnya.

K. Adaptasi Psikologis dan Fisiologis Post Partum

1. Adaptasi psikologis pada ibu post partum, menurut Hamilton, 1995 dibagi

menjadi 3 fase yaitu :

a. Fase taking in / ketergantungan.

14

Page 10: BAB II KERANGKA KONSEP - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008...rongga panggul kiri diantara kandung kemih dan dubur. Rahim berbentuk

Fase ini dimulai pada hari kesatu dan kedua setelah melahirkan,

dimana ibu membutuhkan perlindungan dan pelayanan, pada tahap ini

tidak tepat untuk memberikan penyuluhan.

b. Fase taking hold / ketergantungan – ketidak tergantungan.

Fase ini dimulai pada hari ke-3 setelah melahirkna dan berakhir pada

minggu ke-4 ke-5. Sampai hari ke-3 ibu siap menerima peran barunya

dan belajar tentang hal-hal baru. Pada tahap ini sistem pendukung

sangat berarti bagi ibu muda yang membutuhkan sumber informasi

sehinga pada tahap ini sangat tepat untuk memberikan penyuluhan.

c. Fase letting go / saling ketergantungan

Fase ini dimulai sekitas minggu ke-5 sampai ke-6 setelah kelahiran.

Keluarga telah menyesuaikan diri dengan anggota keluarga baru,

secara fisik ibu mampu menerima tanggung jawab normal dan tidak

lagi menerima peran sakit.

2. Adaptasi Fisiologis Post Partum antara lain

1. Involusio

Yaitu perubahan-perubahan alat-alat genetalia interna maupun

eksterna, berangsur-angsur akan pulih kembali seperti keadaan seperti

sebelum hamil ( Prawirohardjo, 2002 : 237 )

a. Proses involusio uteri post partum

15

Page 11: BAB II KERANGKA KONSEP - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008...rongga panggul kiri diantara kandung kemih dan dubur. Rahim berbentuk

Involusio Tinggi Fundus Unteri Berat Uterus

Plasenta lahir

7 hari ( 1 minggu )

14 hari ( 2 minggu )

42 hari ( 6 minggu )

56 hari ( 8 minggu )

Setinggi pusat

Pertengahan pusat simphisis

Tak teraba

Sebesar hamil 2 minggu

Normal

1000 gram

500 gram

350 gram

60 gram

30 gram

( Mochtar, 1998 : 115 )

b. Perubahan disegmen uterus dan serviks setelah selesai

persalinan kala III, serviks dan segmen bawah uteri menjadi

struktur yang tipis, kolap dan kendor. Tepi luar serviks

mengalami laserasi khususnya sebelah lateral. Mulut serviks

mengecil dan serviks menebal dan salurannya terbentuk

kembal. ( Cunningham, 1995 : 283 )

c. Perubahan di vagina dan pintu keluar vagina.

Vagina dan pintu keluar pada bagian pertama masa nifas

membentuk lorong, dinding lunak dan halus yang ukurannya

secara perlahan mengecil. Rugae terlihat pada minggu ketiga.

Himen muncul sebagai beberapa potong jaringan kecil, yang

diubah menjadi curunculae mirtiformis. ( Cunningham, 1995 :

283 ).

2. Lochea

16

Page 12: BAB II KERANGKA KONSEP - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008...rongga panggul kiri diantara kandung kemih dan dubur. Rahim berbentuk

Yaitu sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina yang

terdiri dari darah, kelupasan desidua dan bakteri. ( Cunningham, 1995

: 288 ).

Macam-macam Lochea ( Mochtar, 1998 : 166 ) adalah :

a. Lochea rubra ( cruenta )

Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua

serviks caeseosa lanuga dan mekonium selama 2 hari pasca

persalinan.

b. Lochea sanguinolenta

Berwarna kuning berisi darah dan lendir, keluar pada hari ke-3

sampai hari ke-7 pasca persalinan.

c. Lochea serosa

Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi keluar pada hari ke 7 –

14 pasca persalinan.

d. Lochea alba

Cairan putih setelah 2 minggu.

Pengeluaran lochea dapat dibagi berdasarkan jumlah dan warnanya

( Manuaba, 1998 : 193 ) sebagai berikut :

a. Lochea rubra ( cruenta )

1) 1 sampai 3 hari, berwarna merah dan hitam.

2) Terdiri dari sel desidua, verniks kasesosa, rambut lanugo, sisa

mekeneum, sisa darah.

17

Page 13: BAB II KERANGKA KONSEP - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008...rongga panggul kiri diantara kandung kemih dan dubur. Rahim berbentuk

b. Lochea saguinolenta

1) 3 sampai 7 hari

2) Berwarna putih bercampu merah

c. Lochea Serosa

1) 7 sampai 14 hari

2) Berwarna kekuningan

Perubahan partum ( pengeluaran lochea ) menunjukkan keadaan yang

abnormal seperti :

a. Perdarahan berkepanjangan.

b. Pengeluaran lochea tertahan ( lochea statik )

c. Lochea purulenta, berbentuk nanah.

d. Rasa nyeri berlebihan

e. Dengan memperhatikan bentuk perubahan dapat diduga.

f. Terdapat sisa plasenta yang merupakan sumber perdarahan.

g. Terjadi infeksi intra uterin.

3. Laktasi

Setelah persalinan pengaruh estrogen dan pengesteron hilang,

maka timbul pengaruh hormon lactogenik atau prolaktin yang akan

merangsang air susu. Disamping itu pengaru oksitosin menyebankan

mioepitel payudara kelenjar susu berkontraksi sehingga air susu

keluar. Produksi akan banyak sesudah 2 – 3 hari pasca persalinan. (

Prawirohardjo, 2002 : 240 )

18

Page 14: BAB II KERANGKA KONSEP - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008...rongga panggul kiri diantara kandung kemih dan dubur. Rahim berbentuk

Sedangkan proses ejeksi ( let down ) dalam sekresi air susu ibu

menurut Guyton dan hall, 1997 disebabkan oleh gabungan reflek

neuroganik dan hormonal yang melibatkan hormaon oksitosin pada

hipofisis posterior. Ketika bayi menghisap pertama kali impuls

sensorik ditranmisikan melalui syaraf somatik dari putting susu ke

medula spinalis dan kemudian ke hipotalamus. Pada saat yang

bersamaan oksitosin dibawa dalam darah ke kelenjar payudara

sehingga sel-sel mioepitel yang mengelilingi dinding luar alveoli air

susu ke dalam berkontraksi.

Menurut ( Bobak, 2000 : 721 ) setelah melahirkan, seorang ibu

akan segera beradaptasi mencakup semua sistem dalam tubuh, yaitu :

a. Tanda vital

Temperatur ibu dlam 24 jam pertama bisa meningkat menjadi

38ºC pada hari kedua sampai kesepuluh mungkin menunjukkan

sepsis puerpuralis, infeksi traktus urinarius, endometritis, mastitis.

b. Sistem kardiovaskuler

Kehamilan menyebankan hipovolemia sehingga menambah

50 % peningkatan sirkulasi volume darah.

Hal ini memungkinkan seorang ibu untuk bertoleransi kehilangan

darah pada saat melahirkan. Darah yang keluar pada persalinan

pervagina ± 400 – 500 cc dan ± 700 – 1000 cc pada sectio caesaria.

19

Page 15: BAB II KERANGKA KONSEP - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008...rongga panggul kiri diantara kandung kemih dan dubur. Rahim berbentuk

Bradikardia 50 – 70 kali permenit mungkin masih normal, dimanan

jantung mengkompensasi untuk penurunan vaskuler di pelvis.

c. Tekanan darah

Penurunan 20 mmHg atau lebih dari tekanan sistolik dapat

terjadi bila ibu bergerak atau berubah posisi dari terlentang ke

duduk. Ini merefleksikan orthostatic hipotensi.

d. Berkeringat banyak dan kedinginan

Menggigil disebabkan oleh instability vasomotor. Berkeringat

banyak merupakan suatu mekanisme tubuh untuk mereduksi cairan

yang tertahan selama kehamilan.

e. Komponen-komponen darah

Penurunan pada hematokrit merefleksikan kehilangan darah

selama periode intrapartum. Mekanisme pembekuan darah

diaktivasi pada periode intermediet post partum, dapat resiko

seorang ibu mengalami tromboembolisme.

f. Cardiac output

Cardiac output mencapai puncak selama awal nifas. Beberapa

menit setelah melahirkan, cardiac output berada pada tingkat

belum hamil.

g. Tractus urinarius

20

Page 16: BAB II KERANGKA KONSEP - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008...rongga panggul kiri diantara kandung kemih dan dubur. Rahim berbentuk

Akumulasi cairan yang berlebihan pada jaringan selama

kehamilan akan dieliminasi melalui diuresis pada 24 jam pasca

persalinan.

h. Sistem endokrin

Dengan lahirnya placenta, maka segera terjadi penurunan

estrogen dan progesteron. Kadar prolaktin meningkat pada wanita

menyusui sebagai respon dari stimulasi isapan bayi.

i. Perubahan payudara

Pembesaran payudara terjadi dengan adanya penambahan

sistem vaskuler dan limfatik sekitar payudara. Payudara menjadi

besar, mengeras, sakit bila disentuh.

Produksi dimulai di sel-sel alveolar dibawah pengaruh prolaktin let

down reflek tergantung pada sekresi oksitosin yang distimulasi

oleh pengisapan. Produksi air susu dimulai pada hari ketiga post

partum.

j. Sistem gastrointestinal

Fungsi normal usus besar kembali pada minggu pertama post

partum, disebabkan karena penurunan mortilitas usus besar.

Kehilangan cairan dan adanya rasa tak nyaman pada perineum dan

pengguna enemi pada kala persalinan menurunkan tonus otot

abdomen.

k. Sistem muskulo skeletal

21

Page 17: BAB II KERANGKA KONSEP - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008...rongga panggul kiri diantara kandung kemih dan dubur. Rahim berbentuk

Otot-otot abdomen selama bertahap melonggar selama

kehamilan, menyebabkan kekuranagn tonus otot yang jelas terlihat

pada periode post partum, otot-otot dan fasia didinding abdomen

secara bertahap akan kembali pada akhir periode post partum.

l. Sistem integumen

Hiperpigmentasi areole dan linea nigra mungkin belum

menghilang sempurna sesudah melahirkan. Abnormalitas vaskuler

seperti spider angioma, palmur manurun dengan cepat sesuai

dengan penurunan estrogen.

m. After pain

Pada primipara, tonus uterus meningkat sehingga umumnya

fundus keras. Kontraksi dan relaksasi yang periodik ini

menimbulkan rasa tidak nyaman karena after pain. Terjadi sampai

dengan hari ketiga. Meningkat karena adanya sisa placenta di

cavum uteri, gumpalan darah infeksi dan saat manyusui karena

reflek stimulasi hisapan bayi yang merangsang oksitosin dari

kelenjar pituitari posterior.

L. Fokus Pengkajian

Menurut Doenges 2001 fokus pengkajian pada ibu post partum

antara lain :

1. Tekanan darah

22

Page 18: BAB II KERANGKA KONSEP - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008...rongga panggul kiri diantara kandung kemih dan dubur. Rahim berbentuk

Tekanan darah sedikit meningkat karena upaya persalinan dan keletihan,

keadaan ini akan normal kembali pada waktu 1 jam.

2. Nadi

Nadi kembali ke frekuensi normal dalam waktu 1 jam dan mungkin

terjadi sedikit bradikardi ( 50 – 70 x/menit )

3. Suhu tubuh

Suhu tubuh mungkin meningkat bila terjadi dehidrasi

4. Payudara

Produksi kolostrom dalam 48 jam pertama, berlanjut pada usus matur

biasanya pada hari ke-3, mungkin lebih dini tergantung kapan menyusui

dimulai.

5. Fundus uteri

Fundus uteri harus berada pada medline, keras dan 1 cm dibawah atau

pada umbilicus, bila uteri lembek, lakukan mesage sampai keras dan

pijata sampai kontraksi ketingkat pertengahan. Bila fundus bergeser

kearah kanan midline. Periksa adanya distensi kandung kemih.

6. Kandung Kemih

Diuresis diantara hari ke-3 dan ke-5, kandung kemih ibu cepat

terisi karena diuresis post partum dan cairan intravena.

7. Lochea

23

Page 19: BAB II KERANGKA KONSEP - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008...rongga panggul kiri diantara kandung kemih dan dubur. Rahim berbentuk

Lochea rubra berlanjut sampai hari ke-2 dan ke-3 berlanjut menjadi

lochea serosa dengan aliran yang sedang. Bila darah mengalir dengan

cepat, dicurigai terjadi robekan servik.

8. Perineum

Episiotomi dan perineum harus bersih, tidak berwarna, tidak edema dan

jahitan harus utuh, nilai REEDA ( - ).

9. Nyeri / Ketidaknyamanan

Nyeri tekanan payudara / pembesaran dapat terjadi diantara hari ke-3 –

ke-5 poat partum. Periksa adanya nyeri yang berlebihan pada perinium.

10. Makanan / Cairan

Kehilangan nafsu makan, mungkin dikeluhkan kira-kira hari ke-3

11. Integritas Ego

Dapat menunjukkan labilitas emosional, dari kegembiraan sampai

ketakutan, marah atau menarik diri.

M. Fokus Intervensi

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan stimulasi ujung saraf

parasimpatis dan simpatis sekunder akibat peregangan perinium luka epis,

involusio uteri, pembengkakan mamae.

Tujuan : Nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama 2 x 24 jam.

Kriteria hasil : Nyeri berkurang atau hilang ekspresi wajah tenang

24

Page 20: BAB II KERANGKA KONSEP - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008...rongga panggul kiri diantara kandung kemih dan dubur. Rahim berbentuk

diantara kontraksi.

Intervensi :

a. Hitung waktu dan catat frekuensi, intensitas dan durasi pada kontraksi

uterus setiap 30 menit.

Rasional : Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan khusus dan

intervensi yang tepat.

b. Kaji derajat nyeri dan karakteristik

Rasional : Mengidentifikasi intervensi yang tepat

c. Bantu dalam penggunaan teknik pernafasan / relaksasi yang tepat dan

massage abdomen.

Rasional : Merilexkan otot, mengalihkan perhatian dari sensasi

nyeri distraksi dan relaksasi dapat mengurangi perasaan

tidak menyenangkan.

d. Monitor tanda-tanda vital

Rasional : Nyeri dapat menyebabkan gelisah, dan TD meningkat

serta nadi meningkat

e. Beri informasi tentang penyebab nyeri

Rasional : Membantu mengurangi nyeri dan ketakutan karena

ketidaktahuan dan memberi rasa kontrol.

f. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi

Rasional : Untuk menurunkan rasa nyeri

25

Page 21: BAB II KERANGKA KONSEP - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008...rongga panggul kiri diantara kandung kemih dan dubur. Rahim berbentuk

2. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan

( Doenges, 2001 ).

Tujuan : Klien dapat mempertahankan volume cairan.

Kriteria hasil : a. Tidak terjadi hipovolemik

b. Tanda-tanda vital dalam batas normal

( tensi 120/80 mmHg, nadi 88x/menit, suhu

37ºC )

Intervensi :

a. monitor tanda-tanda vital

Rasional : Hipotensi dan takikardi menunjukkan dehidrasi dan

hipovolemia.

b. Kaji kontraksi fundus uteri.

Rasional : Untuk mengetahui terjadinya perdarahan post partum

c. Kaji lochea dan bau khas.

Rasional : Mengidentifikasi darah yang keluar per vagina

d. Berikan cairan baik oral maupun parenteral dan catat cairan yang

masuk dan keluar.

Rasional : Mencegah terjadinya dehidrasi

e. Kaji apakah ada perdarahan, gumpalan darah atau hemotom dan

penurunan turgor kulit.

Rasional : Mengetahui darah yang keluar dan identifikasi tingkat

dehidrasi.

26

Page 22: BAB II KERANGKA KONSEP - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008...rongga panggul kiri diantara kandung kemih dan dubur. Rahim berbentuk

f. Observasi kulit kering berlebihan, membran mukosa, dan penurunan

turgor kulit.

Rasional : Mengidentifikasi tingkat dehidrasi

3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan trauma jalan lahir

Tujuan : Infeksi tidak terjadi

Kriteria hasil :

a. Tidak ada tanda-tanda infeksi ( rubor, color, door, tumor,

fungsiolasea )

b. Tanda-tanda vital dalam batas normal

Intervensi :

a. Monitor tanda-tanda vital

Rasional : Takikardi menunjukkan infeksi dan peningkatan

suhu menunjukkan.

b. Lakukan perawatan luka yang benar.

Rasional : Membantu mencegah dan menghalangi penyebaran

infeksi

c. Ganti pembalut dengan cara dari depan kebelakang dan ganti

segera setelah pembalut basah.

Rasional : Membantu mencegah kontaminasi rektal memasuki

vagina atau uretra.

d. Rawat perinium menggunakan antiseptik bila perlu.

Rasional : Membantu memberantas oragnisme infeksius lokal.

27

Page 23: BAB II KERANGKA KONSEP - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008...rongga panggul kiri diantara kandung kemih dan dubur. Rahim berbentuk

4. Perubahan eliminasi BAB, konstipasi berhubungan dengan kurang

mobilisasi sekunder akibat nyeri ( Carpenito, 1998 )

Tujuan : Konstipasi tidak terjadi

Kriteria hasil :

a. BAB lancar dan teratur

b. Tidak ada nyeri saat eliminasi

Intervensi :

a. Jelaskan efek aktifitas harian pada eliminasi, tingkatkan faktor

yang menunjang eliminasi optimal.

Rasional : Aktivitas dapat meningkatkan peristaltik usus dan

pengeluaran gas.

b. Berikan cairan yang adekuat.

Rasional : Kurang cairan dapat menyebabkan konstipasi.

c. Kaji kebiasaan defekasi pasien dan gaya hidup sebelumnya.

Rasional : Dapat meningkatkan nyeri pada luka episotomi

d. Cegah mengejan ketika defekasi

Rasional : Dapat meningkatkan nyeri pada luka episotomi

e. Beri pelumas di sekitar anus untuk menurunkan nyeri defekasi.

Rasional : Memudahkan fases keluar

5. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan perubahan psikologis

periode pemulihan, perawatan diri dan kebutuhan perawatan bayi (

Doenges, 2000 )

28

Page 24: BAB II KERANGKA KONSEP - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008...rongga panggul kiri diantara kandung kemih dan dubur. Rahim berbentuk

Tujuan : Klien dapat mendemonstrasikan cara perawatan diri

dan bayi.

Kriteria hasil : Klien mampu belajar serta menyerap informasi

yang diberikan dan klien mampu melakukan

perawatan post partum.

Intervensi :

a. Anjurkan klien menghindari mengangkat berat.

Rasional : Mengurangi tekanan intra abdomen

b. Anjurkan klien melakukan perawatan payudara.

Rasional : Menghindari pembengkakan payudara akan

mengakibatkan ketidaknyamanan

c. Beri penjelas pentingnya istirahat.

Rasional : Mengurangi nyeri

d. Demonstrasikan perawatan payudara.

Rasional : Meningkatkan perawatan diri pada payudara

dengan cara tepat dan benar serta rasa kontrol.

e. Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang

Rasional : Meningkatkan lingkungan yang kondusif.

6. Resiko terhadap ketidakefektifan menysui berhubungan dengan

terpengaruhnya dan atau payudara bengkak ( Carpenito, 2000 ).

Tujuan : Laktasi adekuat.

Kriteri hasil : Klien dapat mendemonstrasikan menysui dengan

29

Page 25: BAB II KERANGKA KONSEP - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/14/jtptunimus-gdl-s1-2008...rongga panggul kiri diantara kandung kemih dan dubur. Rahim berbentuk

tepat ASI keluar banyak, mamae tidak kencang

dan tidak ada nyeri tekan pada klien

mengekspresikan kepuasan dalam pengalaman

menyusui.

Intervensi :

a. Ajarkan tehnik brest care dan menyusui yang baik dan benar.

Rasional : Meningkatkan pengetahuan tentang perawatan

payudara dengan cara tepat dan benar.

b. Berikan pendidikan pada klien tentang roming in.

Rasional : Membantu klien untuk memenuhi kebutuhan

bayinya.

c. Berikan kesempatan klien menyusui anaknya sampai puas.

Rasional : Mengetahui daya hisap bayi.

d. Kaji hisapan bayi jika terjadi lecet pada puting.

Rasional : Mengetahui daya hisap bayi.

e. Jelaskan pentingya ASI bagi bayi.

Rasional : Membantu bayi dalam kebutuhan ASI

30