bab ii kerangka teoritis, kerangka berpikir dan …repository.unj.ac.id/1806/7/bab ii.pdf13...
TRANSCRIPT
12
BAB II
KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis
1. Hakikat Keterampilan Komunikasi
a. Pengertian Keterampilan
Keterampilan yang dimiliki setiap individu tentunya
berbeda-beda sesuai dengan bakat atau kemampuan yang
dimilikinya. Keterampilan pula sangat dibutuhkan oleh setiap
individu agar dapat melakukan sesuatu dengan baik sehingga
dapat menghasilkan sesuatu yang benar. Keterampilan
seseorang tidak dapat diukur hanya dari kemampuan fisik saja,
melainkan dapat diketahui dari keterampilannya dalam
menyelesaikan suatu masalah dan tugas yang diberikan
kepadanya. Keterampilan berasal dari kata terampil yang
memiliki arti yaitu dapat melakukan sesuatu dengan cekatan,
baik dan benar. Artinya apabila seseorang memiliki keterampilan
maka ia akan cekatan dalam melakukan dan menyelesaikan
suatu masalah, baik dan benar dalam prosesnya, sehingga baik
pula hasilnya dan benar pula kegiatannya.
12
13
Soemarjadi dalam Faizah, keterampilan sama halnya
dengan cekatan. Jadi keterampilan adalah suatu kepandaian
untuk melakukan sesuatu dengan cepat dan benar.1 Artinya
seseorang dapat dikatakan terampil jika ia sudah mampu
menyelesaikan suatu masalah dengan cepat dan benar. Jika ia
melakukannya dengan cepat dan tidak menghasilkan sesuatu
yang benar maka ia tidak dapat dikatakan terampil. Begitu pula
jika ia melakukan sesuatu pekerjan dengan lambat namun
menghasilkan sesuatu yang benar maka ia juga tidak bisa
dikatakan terampil.
Menurut Hurlock, keterampilan adalah otomatik, cepat
dan akurat.2 Dapat diartikan dengan suatu kegiatan dilakukan
dengan terlatih walaupun kegiatan tersebut sangat sederhana,
merupakan suatu rangkaian yang terkoordinasi pada cara
berpikir seseorang. Keterampilan yang selalu diasah dengan
baik maka tidak menutup kemungkinan suatu waktu akan
berkembang menjadi suatu kebiasaan yang baik.
Keterampilan merupakan sebuah kemampuan dalam
mengoperasikan pekerjaan secara lebih mudah dan tepat.
Keterampilan dihasilkan dari kemampuan dalam beraktifitas
1 Umi Faizah, Pengantar Keterampilan Berbicara, ( Yogyakarta: Media Perkasa, 2014) hal. 2 2 Elizabeth B Hurlock, Perkembangan Anak, (Jakarta: Erlangga, 2003), hal. 154
14
yang secara rutin selalu diasah karena adanya proses
pengulangan dalam setiap menyelesaikan pekerjaan.
Keterampilan tersebut tercipta karena adanya proses
pembelajaran yang didapat dari banyaknya pengalaman
sehingga kemampuan yang sudah dimiliki terasah dengan baik
sehingga akan berkembang menjadi suatu keterampilan.
Adapun pendapat lain yang dikemukakan oleh Syah,
menyatakan bahwa keterampilan adalah kegiatan yang
berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot yang
lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah seperti menulis,
berbicara, mengetik dan sebagainya.3 Suatu keterampilan
sangat memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan tingkat
kesadaran yang tinggi dalam menghasilakan suatu produk.
Dapat disimpulkan dengan kesadaran yang rendah dan sikap
teliti yang kurang dalam melakukan sesuatu, maka peserta didik
dapat dikatakan kurang dan tidak terampil.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dikatan pengertian
keterampilan adalah suatu kecapakan atau suatu cekatan yang
dimiliki tiap-tiap individu untuk melaksanakan dan menyelesaikan
tugas dalam suatu kegiatan atau pekerjaan. Keterampilan akan
3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010) hal. 117
15
diperoleh melalui latihan, karena latihan merupakan proses
pembelajaran yang bertujuan untuk menghasilkan suatu
keterampilan tertentu. Keterampilan yang dimaksud adalah
sudah sejauh mana peserta didik bisa mengungkapkan
kepiawaiannya dalam menyampaikan rangkaian kata-kata
sehingga orang lain (penerima pesan) yang mendengar biasa
mengerti makna dari penjelasan yang disampaikan.
b. Pengertian Komunikasi
Menurut Effendy, komunikasi berarti sama makna, istilah
komunikasi tersebut berasal dari kata latin communicatio dan
bersumber dari kata communis yang berarti sama. Komunikasi
memiliki dua sifat, yaitu invormative dan persuasive.4 Melalui
kata lain komunikasi akan terjadi jika terdapat kesamaan makna
mengenai hal yang dibicarakan oleh pihak yang berkomunikasi.
Komunikasi bersifat informative, yaitu menyampaikan informasi
kepada lawan bicara. Selain itu komunikasi juga bersifat
persuasif agar lawan bicara bersedia menerima paham atau
keyakinan dari informasi yang disampaikan.
4 Ojong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006) hal. 9
16
Menurut Tebba, komunikasi adalah proses mekanistis
antara manusia. Proses mekanis memiliki arti, bahwa komunikasi
merupakan proses penyampaian pesan dari satu titik kepada titik
yang lain secara simultan.5 Jadi komunikasi merupakan proses
penyampaian informasi dari pihak pemberi informasi kepada
pihak penerima.
Komunikasi juga dijelaskan Schrarmm dalam Suprapto
berupa suatu proses berbagi (sharing process) : apabila kita
berkomunikasi sebenarnya kita berusaha menumbuhkan suatu
kebersamaan dengan seseorang.6 Bahwa hakikat komunikasi
sebenarnya adalah usaha membuat penerima atau pemberi
komunikasi memiliki pengertian (pemahaman) yang sama
terhadap pemahaman pesan tertentu.
Menurut Hoff, komunikasi adalah proses seseorang
menyampaikan sesuatu yang ada di dalam pikiran komunikator
untuk disampaikan kepada pendengar. Komunikator akan
berusaha meyakinkan pendengar tentang hal yang
disampaikan.7 Dalam komunikasi terjadi proses penyampaian
5 Sudirman Tebba, Filsafat dan Etika Komunikasi, (Tangerang: Pustaka Irvan, 2008) hal.59 6 Tommy Suprapto, Pengantar Teori Komunikasi, (Yogyakarta: Media Pressindo, 2006) hal. 5 7 Erika Hoff, Language Development, (USA : Thomson Learning, 2005) hal.244
17
pemikiran seseorang kepada orang lain dan membuat orang lain
yakin terhadap informasi yang disampaikan.
Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
sebuah komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang
melahirkan kebersamaan, kesepahaman atara sumber informasi
dan penerima melalui media sebagai peyalur. Komunikasi akan
efektif jika didalam proses komunikasi terdapat interaksi antara
komunikator dengan komunikan. Dalam hal ini komunikan
memberikan umpan balik kepada komunikator baik itu dengan
menggunakan bahasa verbal (kata-kata) atau dengan non verbal
(tingkah laku).
Komunikasi juga mempunyai beberapa fungsi,
diantaranya : (1) mendidik (to educate), (2) menyampaikan
informasi (to inform), (3) menghibur (to entertain), (4)
mempengaruhi (to influence).8 Komunikasi berfungsi untuk
mendidik, yaitu guru atau orang tua berperan sebagai
komunikator menginformasikan pengetahuan kepada anak.
Fungsi kedua komunikasi sebagai penyampai informasi, sesuai
dengan pengertian komunikasi yang dipaparkan sebelumnya
bahwa komunkasi adalah proses penyampaian informasi dari
8 Amie Primarni, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Lentera Printing, 2010) hal. 33
18
sumber atau komunikator kepada penerima atau komunikan.
Fungsi ketiga adalah untuk menghibur penerima atau
komunikan, seperti berita lucu, berita gambar, dan sebagainya.
Fungsi keempat adalah mempengaruhi, yaitu ketika informasi
yang disampaikan dapat merubah pemikiran atau bahkan
merubah perilaku penerima.
c. Pengertian Keterampilan Komunikasi
Keterampilan komunikasi merupakan sebuah modal
utama dalam sebuah lingkungan sosial. Tanpa adanya
keterampilan komunikasi seseorang akan sulit untuk berinteraksi
dengan makhluk sosial lainnya. Menurut Williams keterampilan
komunikasi ada the ability to convey information to another
effectively and efficiently. 9 Pernyataan diatas dapat diartikan
bahwa kemampuan untuk menyampaikan informasi kepada yang
lain secara efektif dan efisien. Keterampilan komunikasi juga
diungkapkan oleh Burleson, ia mengatakan bahwa
“communication skill is people who with great regularity are able
to recognize quickly what is going on in social situations, who can
understand the meanings and messages of others, who are able
9 http://www.businessdictionary.com/definition/communication-skills.html diakses pada tanggal 20 April 2017 pukul 15.55
19
to convey their ideas to others in effective and appropriate ways,
and who can smoothly enter and manage conversations.”10
Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa keterampilan
komunikasi adalah orang-orang yang dengan keteraturan besar
mampu mengenali dengan cepat apa yang terjadi didalam situasi
sosial, yang dapat memahami makna dan pesan dari orang lain
dan mampu menyampaikan ide-ide mereka kepada orang lain
dengan cara yang efektif dan tepat, serta bisa lancar masuk dan
mengelola percakapan. Sehingga orang lain memiliki
keterampilan komunikasi dapat dengan mudah menerima, serta
menyampaikan sebuah informasi.
Brewer dalam pendapatnya mengatakan bahwa
keterampilan komunikasi adalah a set of languange skills that
child need to solve problem situations, such as being able to
negotiate with other and express one’s own needs without being
rude or sullen.11
Dari pendapat tersebut diartikan bahwa keterampilan
komunikasi adalah seperangkat kemampuan bahasa yang
dibutuhkan anak untuk dapat memecahkan situasi atau masalah,
10 Brant R. Burleson, Contructivism: A General Theory of Communication Skill, (USA Routledge :,2006) hal. 106 11 Jo Ann Brewer, Early Childhood Education, (USA: Pearson,2007), hal. 514
20
seperti mampu bernegosiasi dengan lainnya dan
mengekspresikan kebutuhan dirinya tanpa menjadi kasar
ataupun cemberut. Sehingga keterampilan komunikasi
dibutuhkan untuk dapat mengekpresikan apa yang dirasakan
oleh seseorang tanpa harus bersikap buruk untuk mengutarakan
perasaannya.
Pada sebuat artikel yang ditulis oleh University of Kent
menjelaskan bahwa:
“Communication skills is effective spoken communication requires being able to express your ideas and views clearly, confidently and concisely in speech, tailoring your content and style to the audience and promoting free-flowing communication.”12 Pendapat ini dapat diartikan bahwa keterampilan komunikasi
adalah keefektifan seseorang dalam mengekspresikan idenya dengan
baik, percaya diri, ringkas dan jelas serta dapat menyesuaikan konten
dengan gaya bahasa yang mengalir bebas. Maka seseorang yang
memiliki keterampilan komunikasi dapat menyesuaikan cara
berkomunikasinya seperti dengan siapa ia berbicara dan materi apa
yang akan ia bicarakan.
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disintesis bahwa
keterampilan komunikasi adalah suatu kecakapan atau keahlian
12 Communication Skills, https://www.kent.ac.uk/careers/sk/communicating.htm diakses pada tanggal 20 Maret 2017 pukul 22.30 WIB
21
seseorang untuk menyampaikan pesan dan informasi dengan baik,
mampu mengekspresikan kebutuhan diri, mampu mengelola
percakapan dengan baik serta memahami makna dan pesan dari orang
lain sehingga penyampaian pesan menjadi efektif dan efesien
Oleh sebab itu, agar mampu melakukan komunikasi yang baik
maka seseorang harus memiliki ide dan penuh daya kreativitas yang
tentunya dapat dikembangkan melalui berbagai latihan dengan
berbagai macam cara, salah satunya kegiatan pembelajaran yang
menarik.
d. Karakteristik Keterampilan Komunikasi
Keterampilan komunikasi hanya dapat terjadi jika ada
seseorang yang menyampaikan pesen kepada orang lain
dengan tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya dapat terjadi
jika didukung oleh adanya beberapa karakteristik diantaranya
adalah sumber, pesan, media, penerima dan juga aspek
Gambar 2.1 Karakteristik Keterampilan Komunikasi
Sumber : buku Pengantar Ilmu Komunikasi oleh Hafied Cangara , 2008
22
Sumber merupakan semua persitiwa komunikasi yang
melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi.
Sumber dapat terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam
bentuk kelompok. Sumber sering disebut juga dengan pengirim,
komunikator, atau dalam bahasa inggris sering disebut dengan
source, sender, communicator atau encoder.13 Sumber dalam
dunia pendidikan adalah guru. Guru merupakan sumber utama
dalam sebuah pembelajaran. Pada sebuah metode
pembelajaran, guru memberikan pengetahuan atau memberikan
informasi kepada peserta didik. Informasi yang diberikan
menggunakan metode pembelajaran yang menarik sehingga
informasi yang diberikan dapat diterima oleh peserta didik.
Suranto dalam buku komunikasi sosial budaya juga
menjelaskan bahwa unsur-unsur komponen komunikasi berupa:
(1) komunikator, (2) pesan, (3) saluran,media, (4) komunikan,
penerima, (5) umpan balik, (6) gangguan.14 Jadi sebuah aktivitas,
proses komunikasi akan terjadi karena adanya unsur-unsur
komunikasi.
13 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada 2008), hal. 23 14 Suranto Aw, Komunikasi Sosial Budaya, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 20100, hal. 5
23
Pesan yang dimaksud adalah sesuatu yang disampaikan
pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan
cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Pesan yang
disampaikan berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi,
nasehat dan sebagainya.15 Pesan berkaitan dengan sumber.
melauli sumberlah pesan akan disampaikan. Pesan yang
disampaikan dapat berupa pesan moral, informasi yang
kemudian dapat berguna bagi peserta didik.
Media merupakan alat yang digunakan untuk
memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Pada
komunikasi media adalah alat yang dapat menghubungkan
antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana
setiap orang dapat melihat, membaca dan mendengar.16 Media
yang digunakan oleh seorang pendidik berupa kegiatan dalam
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran inilah yang kemudian
akan menghantarkan pesan kepada penerima pesan. Kegiatan
yang dapat digunakan adalah salah satunya kegiatan
mendongeng menggunakan media daur ulang.
15 Hafied Cangara, Op.cit , hal.23 16 Suranto Aw, Op.cit, hal.6
24
Selanjutnya adalah penerima. Penerima dalah pihak yang
menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa
dari satu atau lebih. Penerima bisa disebut dengan berbagai
macam istilah seperti komunikan, reciver atau audience.
Penerima merupakan elemen penting dalam komunikasi, karena
komunikan atau penerima inilah yang menjadi sarana dalam
komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, maka
akan menimbulkan berbagai macam persepsi yang menuntut
perubahan, apakah pada sumber atau pada pesan.17 Penerima
disini adalah peserta didik atau murid. Guru atau pendidik,
bertugas memberikan pesan atau informasi melalui sumber yang
ia dapatkan, kemudian dibantu oleh media dalam hal ini kegiatan
atau metode pembelajaran, untuk kemudian diberikan kepada
penerima. Diharapkan melalui media yang diberikan pesan akan
tersampaikan dengan baik.
Terakhir dari karakteristik keterampilan komunikasi adalah
efek atau pengaruh. Efek atau pengaruh adalah perbedaan
antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh
penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini
terjadi pada pengetahuan, tingkah laku dan sikap seseorang.
17 Ibid, hal 6
25
Sehingga dapat diartikan bahwa efek merupakan perubahan
atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap dan
tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.18 Melalui
sumber, pesan, media, ini akan mempengaruhi efek. Efek yang
diterima oleh peserta didik, dalam hal ini sebagai penerima pesan
akan mempengaruhi sikap, tingkah laku peserta didik. Sehingga
penyampaian pesan serta media oleh sumber (guru) merupakan
tombak utama yang dapat menimbulkan efek yang baik bagi
penerima pesan.
e. Faktor Pembentuk Keterampilan Komunikasi
Komunikasi yang efektif memiliki beberapa faktor yang
harus diperhatikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi ini pula
yang akan mendukung keterampilan komunikasi. Faktor-faktor
yang dapat mendukung keterampilan komunikasi diantaranya
adalah (1) komunikasi harus tepat waktu dan tepat sasaran, (2)
komunikasi harus lengkap, (3) komunikasi perlu memperhatikan
situasi dan kondisi, (4) komunikasi perlu menghindari kata-kata
yang kurang baik.19
18 Ibid, hal.25 19 Onong Uchjan Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: CV.Remaja Karya,2003), hal. 189
26
Pertama, komunikasi harus tepat waktu dan tepat
sasaran. ketetapan waktu dalam menyampaikan komunikasi
harus betul-betul diperhatikan, sebab apabila penyampaian
komunikasi tersebut terlambat maka kemungkinan apa yang
disampaikan tersebut tidak ada manfaatnya lagi.
Kedua, komunikasi harus lengkap. Selain komunikasi
yang disampaikan harus mudah dimengerti oleh penerima
pesan, maka komunikasi tersebut harus lengkap sehingga tidak
menimbulkan keraguan bagi penerima komunikasi. Hal ini perlu
ditekankan, sebab meskipun komunikasi mudah dimengerti
tetapi apabila komunikasi tersebut kurang lengkap, maka hal ini
menimbulkan keraguan bagi penerima komunikasi, sehingga
pelaksanaan tidak sesuai dengan apa yang diinginkan.
Ketiga, komunikasi juga perlu memperhatikan situasi dan
kondisi. Dalam menyampaikan suatu komunikasi, bilamana
komunikasi yang harus disampaikan tersebut merupakan hal-hal
yang penting yang dibutuhkan pengertian secara mendalam,
maka faktor situasi dan kondisi yang tepat perlu diperhatikan.
Apabila solusi dan kondisi dirasakan kurang tepat, maka
sebaiknya penyampaian komunikasi tersebut ditangguhkan.
Keempat, komunikasi harus menghindari kata-kata yang
kurang baik. Supaya komunikasi yang disampaikan mudah
27
dimengerti dan diindahkan maka perlu menghindari kata-kata
yang kurang baik. Kata-kata yang kurang baik ini dimaksudkan
adalah kata-kata yang dapat menyinggung perasaan penerima
informasi, meskipun dalam kamus hal itu tidak salah dan cukup
jelas.
Terdapat beberapa faktor lain yang mempengaruhi
keterampilan komunikasi pada anak. Menurut Tarmansyah
faktor-faktor yang mempengaruhi keterampilan berbicara pada
anak adalah kondisi jasmani dan kemampuan motorik,
kesehatan umum, kecerdasan, lingkungan, sosial ekonomi
kedwibahasaan, dan neurologi.20
Faktor pembentukan keterampilan komunikasi inilah yang
akan membantu seseorang untuk dapat berkomunikasi dengan
baik. Komunikasi yang baik tidak hanya dilakukan kepada diri
sendiri melainkan kepada makhluk sosial yang ada disekitar kita
agar terjalin hubungan yang baik antara makhluk sosial.
2. Hakikat Kegiatan Mendongeng
a. Pengertian Kegiatan Mendongeng
Menurut Huck, Hepler, dan Hickman dongeng adalah
segala bentuk narasi baik tertulis atau oral yang sudah ada dari
20 Tarmansyah, Gangguan Komunikasi, (Jakarta: Depdikbud), hal.15
28
tahun ketahun. “all forms of narrative, written, or oral, which have
come to be handed down thought the years”.21 Jadi dongeng
adalah segala bentuk cerita-cerita yang sejak dulu sudah ada dan
diceritakan secara turun temurun. Dongeng dilakukan tidak
hanya dengan perasaan dan perkataan, tetapi dengan gerak
bahasa tubuh, dan ekspresi wajah.
Kegiatan mendongeng memang sangat menyenangkan
bagi anak sebagai penikmatnya. Menurut Kurniawan dongeng
adalah dunia dalam kata. Kehidupan yang dituliskan dalam kata-
kata. Dunia yang berisi cerita menakjubkan mengenai dunia
binatang, kerajaan, benda-benda, bahkan roh-roh dan raksasa.22
Bagi orang dewasa dongeng tak lebih dari sekedar khayalan,
hanya hiburan yang menyenangkan. Bagi anak-anak dongeng
adalah dunia tempat mereka hidup.
Priyono memberikan definisi tentang dongeng.
Menurutnya dongeng adalah cerita khayalan atau cerita yang
mengada-ngada serta tidak masuk akal dan dapat ditarik
manfaatnya.23 Jadi cerita yang terdapat dalam dongeng adalah
21 Charlotte S. Huck,dkk, Children Literature in the Elementery School (USA : Holt, Rinehart dan Winston Inc, 1987) hal. 245 22 Heru Kurniawan, Keajaiban Mendongeng, (Jakarta : PT. Bhuana Imu Populer, 2013) hal. 71 23 Kusumo Priyono, Terampil Mendongeng, (Jakarta: Grasindo, 2006) hal. 9
29
cerita khayalan yang terkadang diluar akal sehat. Seperti cerita
timun mas ketika menebar biji buah timun yang seketika berubah
menjadi hutan lebat. Walaupun cerita dongeng tidak masuk akal
tetapi cerita dalam dongeng memiliki informasi yang dapat ditarik
manfaatnya. Seperti, pesan moral agar menghormati dan
menyayangi orang tua pada kisah malin kundang.
Menurut Sawyer dan Comer, dongeng pada umumnya
adalah “The Common man’s fairy tale. The are unadorned
stories. Folk tales common plots where good overcomes evil and
justice served.24 Dari pendapat tersebut dapat dipaparkan bahwa
dongeng merupakan cerita biasa yang mengisahkan tentang
cerita peri. Dongeng mengisahkan tentang kebaikan yang akan
selalu melawan kejahatan. Cerita dongeng secara turun temurun
disampaikan dan merupakan kebudayaan.
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disintesis
bahwa kegiatan mendongeng adalah kegiatan yang berisikan
cerita dunia kata-kata yang penuh khayalan, terkadang tidak
masuk akal. Tetapi setiap ceritanya memiliki manfaat dan pesan
moral. Cerita dalam dongeng berkisah tentang kebaikan
melawan kejahatan. Cerita dongeng secara turun temurun
24 Walter E.Sawyer, Growing Up with Literature Sixth Edition, (New York: Wadsworth,2011) hal.89
30
disampaikan dan merupakan kebudayaan. Dongeng dilakukan
tidak hanya dengan perasaan dan perkataan, tetapi dengan
gerak bahasa tubuh, dan ekspresi wajah.
Menurut Asyifar, cara mendongeng dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu (1) mendongeng langsung tanpa alat peraga,
(2) mendongeng dengan alat peraga.25 Mendongeng dengan alat
peraga adalah dongeng yang dilakukan dengan alat peraga atau
properti sebagai penunjang cerita seperti buku cerita, boneka
tangan, barang-barang bekas, dan lain sebagainya. Sedangkan
mendongeng tanpa alat tidak menggunakan alat peraga dan
mendongeng hanya mengandalkan ekpresi, mimik wajak,
intonasi serta suara-suara yang ditirukan pendongeng mengikuti
suara aslinya.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat
mendongeng, diantaranya, yaitu: (1) kenali dulu yang akan
didongengi, karena cerita harus sesuai dengan usia anak, (2)
pilih cerita yang baik, mengandung nilai-nilai pendidikan dan
hiburan dengan alur yang jelas, (3) ciptakan suasanya tenang
dan gembira, (4) memulai dan mengakhiri cerita dengan suara-
suara yang unik, (5) gunakan kata-kata, vokal dan intonasi yang
25 Andi Y. Asfiyar, Cara Pintar Mendongeng, (Bandung : Mizan,2007) hal, 131
31
jelas, (6) gambarkan cerita secara detail dan menjaga
kerahasiaan jalan cerita, (7) libatkan anak dalam setiap cerita
yang didongengkan, (8) durasi dongeng disesuaikan dengan
situasi.26 Terpenting adalah kondisikan anak sebelum mulai
mendongeng. Usahakan semua anak sudah buang air kecil,
sehingga cerita tak terputus karena anak harus bergantian
kekamar mandi.
Menurut Idris, dongeng memiliki beberapa manfaat,
diantaranya : (1) mengembangkan daya imajinasi anak, (2) dapat
meningkatkan keterampilan dalam berbahasa anak, (3)
merangsang rasa ingin tahu anak, (4) membangkitkan minat
baca bagi anak, (5) membangun kecerdasan emosi anak, (6)
meningkatkan konsentrasi anak, (7) membangun rasa kasih
sayang pada anak.27
b. Klasifikasi Dongeng
Berdasarkan pengertian tentang dongeng sebelumnya, menurut
Huck, dongeng berkembang seiring perubahan zaman. Huck
26 Ibid, hal. 89-128 27 Meity H. Idris, Meningkatkan Kecerdasan Anak Usia Dini Melalui Mendongeng, (Jakarta: PT. Lukima 2014) hal. 163
32
membaginya menjadi dongeng tradisional (tradisional folk tale) dan
dongeng moderen (modern fantasy).28
Dongeng tradisional adalah cerita yang disebarkan dari mulut ke
mulut, turun temurun dari generasi sebelumnya dan tidak jelas
pengarangnya (anonymus). Cerita dalam dongeng tradisonal
bersumber dari cerita yang dialami oleh leluhur atau cerita-cerita
yang tertulis dalam kitab-kitab suci. Sedangkan dongeng fantasi
modern merupakan kompilasi (compiled) dari berbagai dongeng
tradisonal dan memiliki pengarang yang jelas.29 Cerita dalam
dongeng fantasi modern merupakan cerita yang bersumber dari
imajinasi pengarang dan sesuai dengan keadaan pada saat cerita
tersebut dibuat, sehingga memiliki alur cerita yang dapat menarik
minat penikmat dongeng terutama anak-anak, karena disesuaikan
pada saat cerita tersebut ditulis, sehingga alur cerita lebih fresh.
Dongeng fantasi modern disampaikan lebih aktraktif kepada
pendengar. Pendongeng mengajak pendengar terlibat dalam cerita
dengan melakukan komunikasi dan interaksi dengan pendengar.
Pelopor dongeng fantasi modern adalah Hans Christian Andersen
Beberapa dongeng karangan Andersen, yaitu : Thumbellina dan The
Ugly Ducklig.
28 Huck, Op.cit, hal. 251 29 Ibid, hal. 338
33
Berdasarkan tentang penjelasan klasifikasi dongeng tradisonal
dan fantasi modern, maka dapat dilihat perbedaan kedua jenis
dongeng tersebut dalam tabel berikut ini30 :
Tabel 2.1
Karakteristik Dongeng Tradisonal dan Fantasi Modern
Karakteristik Tradisional Fantasi Modern
Riwayat Cerita turun temurun
sejak zaman dahulu,
biasanya bersumber
dari kitab-kitab suci
pada zaman dahulu.
Berawal pada abad
pertengahan dan
merupakan kompilasi
dari dongeng
tradisional.
Alur cerita Bercerita tentang
kebaikan melawan
kejahatan, dan kebaikan
selalu menang melawan
kejahatan.
Bercerita tentang
kebaikan melawan
kejahatan, dan kebaikan
selalu menang melawan
kejahatan.
Pengarang Anonymus (tidak ada
pengarang)
Memiliki pengarang,
sejak abad pertengahan
yang mempelopori
dongeng fantasi modern
adalah Hans Christian
Andersen.
Setting cerita Beragam setting cerita,
masa lalu, masa kini
dan masa depan.
Beragam setting cerita,
masa lalu, masa kini
dan masa depan.
30 Andi Y. Asfiyar, Op.cit, hal, 90
34
Penyajian Dongeng keaslian cerita
dongeng tetap terjaga
hingga akhir cerita
Pendongeng
menyiapkan beberapa
alternatif akhir cerita,
kemudian pendengar
yang menentukan akhir
cerita.
Menurut Priyono, berdasarkan jenis cerita dongeng
diklasifikasikan ke dalam lima macam : (1) legenda, (2) fabel, (3)
sahibul hikayat, (4) mite, (5) cerita rakyat.31 Legenda adalah dongeng
yang berkisah tentang asal mula terjadinya suatu tempat, tradisi, dan
lain sebagainya. Sebagai contoh, legenda berdirinya candi
prambanan. Fabel adalah cerita tentang binatang dengan sisipan
pesan moral. Sebagai contoh kisah monyet licik dan buaya. Sahibul
hikayat adalah cerita tentang tokoh dengan tujuan meneladani tokoh
yang diceritkan dalam dongeng tersebut, sebagai contoh kisah nabi-
nabi dan sahabat nabi. Mite adalah cerita tentang fenomena sosial
yang alami atau takdir manusia, dan interaksi manusia dengan
supranatural, sebagai contoh dongeng tentang Dewi Sri dan Dewi
Padi. Cerita rakyat adalah yang diceritakan secara turun-temurun dan
merupakan sebuah kebudayaan. Sebagai contoh kisah bawang
merah dan bawang putih.
31 Priyono, Op.cit, hal 9
35
Berdasarkan ide cerita, Asfandiyar membagi dongeng menjadi
enam macam, diantaranya : (1) dongeng tradisional, (2) dongeng
futuristik (modern), (3) dongeng pendidikan, (4) dongeng fabel, (5)
dongeng sejarah, (6) dongeng terapi.32 Menurut Asfandiyar, dongeng
tradisonal adalah dongeng denan ide yang bersumber dari cerita-
cerita rakyat dan biasanya turun-temurun. Dongeng futuristik adalah
dongeng dengan ide yang bersumber tentang imanjinasi masa
depan. Dongeng pendidikan adalah dongeng yang diciptakan dengan
suatu misi pendidikan, seperti merubah perilaku seorang anak.
Dongeng fabel adalah dongeng dengan ide cerita yang digambarkan
tentang kehidupan binatang. Dongeng sejarah adalah dongeng yang
berkaitan dengan cerita sejarah para tokoh atau sejarah
kepahlawanan. Dongeng terapi adalah dongeng dengan sumber ide
untuk menangani orang-orang yang mengalami trauma terhadap
suatu peristiwa.33
Dongeng yang disampaikan harus sesuai dengan usia anak.
Dongeng yang dipilih sesuai dengan aspek perkembangan anak dan
memilki pesan moral yang baik.34 Berdasarkan penjelasan tentang
32 Andi Y. Asfiyar, Op.cit, hal, 85 33 Ibid, hal. 86 34 Heru Kurniawan, Op.cit, hal.71
36
jenis-jenis dongeng, maka dongeng yang sesuai untuk anak usia 4-5
tahun adalah dongeng-dongeng seperti cerita binatang, fiksi atau
fantasi, cerita petualangan, dan cerita yang berhubungan dengan
hobi dan minat anak. Untuk anak usia 4-5 tahun mempunyai cara
berpikir yang sederhana dan kongkrit, sehingga menyajikan cerita
yang mudah dicerna. Tema yang terkandung dalam cerita hendaknya
mengandung nilai-nilai yang penting. Para tokoh dalam cerita tidak
perlu banyak, agar anak mudah mengingatnya. Hal yang terpenting
adalah para tohoh cerita haruslah memiliki karakter yang kuat.
c. Dasar Teori Dongeng
Dasar teori yang berkaitan dengan dongeng adalah teori
sosiocultural. Karena dongeng merupakan salah satu kegiatan sosial
budaya Indonesia. Teori sosiocultural adalah sebuh teori yang
menegaskan tentang perkembangan dialog kooperatif antara anak
dengan pengetahuan dari lingkungan masyarakat. Anak mempelajari
kebudayaan seperti cara berpikir dan merubah perilku melalui
interaksi dengan lingkungan masyarakat.
Sociocultural theory is emphasize role in development of cooperative dialogues between children and more knowledgeable members of society. Children learn culture of their community (ways of thinking and behaving) trough this interaction.35
35 George S. Morrison, Dasar-Dasar PAUD Edisi Kelima, (Jakarta: PT. Indeks, 2012), hal.77
37
Teori sociocultural di gagas oleh Lev Semenovich Vygotsky.
Menurut Vygotsky dalam Morrison, belajar merupakan proses yang
melibatkan dua element penting. Pertama pada lingkungan sosial
(Interpsychological). Kedua pada tingkat individu
(Intarpsychological). Dengan kata lain, belajar melalui proses sosial
dimana orang-orang berinteraksi dan bernegosiasi (secara verbal)
untuk menghasilkan sesuatu, memahami atau memecahkan
masalah. Proses ini disebut co-contruced yang merupakan proses
mental tingkat tinggi. Hal ini menyatakan bahwa Vygotsky sangat
menekankan pentingnya komunikasi dan kerjasama antar individu
untuk berbagi pengetahuan.
Pentingnya komunikasi menyebabkan Vygotsky percaya bahwa
terdapat cultural tools atau peralatan yang menunjang kebudayaan.36
Alat-alat budaya merupakan mediasi bagi pengembangan proses
mental tingkat tinggi seperti pemahaman dan pemecahan masalah.
Alat-alat budaya tersebut diantaranya adalah bahasa, tanda-tanda,
dan simbol-simbol.
Hal ini menunjukkan bahwa dongeng terkait dengan
sociokultural, karena bahasa merupakan salah satu alat penunjang
kebudayaan. Melalui bahsa kebudayaan di Indonesia dapat
36 Ibid, hal. 78
38
dilestarikan dengan meneruskan informasi kepada generasi-generasi
berikutnya dan pelestarian budaya dilakukan melalui proses belajar
bukan pewarisan.37 Salah satu cara melestarikan budaya Indonesia
adalah melalui tradisi lisan, seperti bercerita atau berdongeng.38
Vygotsky menyatakan belajar dimulai ketika seorang anak
berada pada zona perkembangan proximal dengan istilah The Zone
of Proximal Development (ZPD). ZPD adalah kisaran tugas yang
terlalu sulit dikuasai anak secara mandiri, tetapi dapat dipelajari
dengan bimbingan dan bantuan orang dewasa atau teman sebaya
yang lebih terampil. Bimbingan dan bantuan orang dewasa atau
teman sebaya yang lebih terampil disebut scaffolding.39 Upaya
scaffolding dilakukan agar anak dapat menggunakan private speech
atau inner speech atau kemampuan anak untuk dapat berkomunikasi
dengan dirinya sendiri untuk memecahkan masalah. Hal ini
dikemukakan oleh Santoso, bahwa orang dewasa khususnya orang
tua memiliki peran penting dalam mendidik, membimbing, dan
memberi pengaruh (lingkungan) yang positif supaya kepribadian
37 Hari Poerwanto, Kebudayaan dan Lingkungan dalam Perspektif Antropologi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008) hal. 89 38 Pranoto, Op.cit, hal. 32 39 George S. Morrison,Op.cit, hal.78
39
anak terbentuk.40 Maka dibutuhkan peran orang dewasa atau guru di
sekolah untuk membentuk prilaku dan kepribadian yang baik.
3. Hakikat Media Daur Ulang
a. Pengertian Media Daur Ulang
Kemajuan ilmu pengetahuan telah berpengaruh terhadap
penggunaan alat-alat bantu mengajar di sekolah-sekolah atau
lembaga pendidikan lainnya. Dalam proses kegiatan belajar
mengajar (KBM) kehadiran media mempunyai arti yang cukup
penting. Media berasal dari bahasa latin dan memiliki arti yang
cukup penting. Media berasal dari bahasa latin dan merupakan
bentuk jamak dari kata “medium” yang berarti “perantauan atau
pengantar”.41 Perantara yang digunakan oleh guru atau anak
untuk mencapai tujuan kegiatan yang mempunyai pesan.
Media dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat
menyalurkan pesan atau materi ajar dari guru sebagai
komunikator kepada siswa sebagai komunikan dan sebaliknya.42
Dalam menyampaikan sebuah materi, guru sebagai penyampai
materi lebih baik jika menggunakan media agar anak sebagai
40 Soegeng Santoso, Op.cit, hal. 10 41 Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rieneka Cipta,2009) hal. 136
40
penerima pesan dapat tersampaikan dengan benar dan akan
terjadi proses komunikasi antara guru dan anak.
Riyana memberikan defenisi bahwa media merupakan
sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual,
termasuk teknologi perangkat kerasnya.43 Dari pendapat ini
dapat dikatakan bahwa media berupa alat penyampaian, pesan
yang dapat berupa tulisan, suara dan gambar, maupun teknologi.
Gerlach dan Ely dalam Arsyad mengatakan bahwa media
dalam arti luas yaitu manusia, materi atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Sedangkan dalam arti
sempit, media adalah sebuah alat.44 Bagaimanapun bentuk dan
sifatnya media, selama dapat berfungsi sebagai pengantar pesan
pendidikan, dapat dikatakan sebagai media pendidikan.
Menurut Latuheru dalam Arsyad memberikan batasan
batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan
oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan
atau pendapat sehingga sampai kepada penerima.45 Media yang
dimaksud adalah segala jenis perantara yang dipakai untuk
43 Rudi Susila dan Cepi Riyana, Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian, (Bandung: CV. Wahana Prima, 2009) hal. 6 44 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hal.3 45 Ibid, hal. 4
41
penyampaian ide, gagasan atau pendapat tersebut dapat sampai
kepada penerima yang dituju.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
media adalah segala sesuatu yang digunakan dalam proses
berkomunikasi dari pembawa pesan (guru) kepada penerima
pesan (anak) dalam berbagai bentuk baik audio, visual, maupun
audio visual agar pesan dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan minta anak. Sehingga ide, gagasan atau pendapat
dari guru tersampaikan kepada anak dengan cara yang menarik.
Adanya media dalam suatu proses pembelajaran sangat
diperlukan dalam menjunjung aktivitas pembelajaran. Media
pembelajaran dapat dibeli ataupun dirancang sesuai keinginan.
Media yang dirancang tidak harus menggunakan bahan-bahan
mahal. Namun, dapat menggunakan bahan bekas pakai atau
bahan daur ulang.
Migristine, mengatakan bahwa daur ulang sampah atau
recycle adalah pemrosesan kembali bahan yang pernah dipakai
untuk mendapat produk baru.46 Pengertian ini menjelaskan
bahwa daur ulang berupa pemanfaatan kembali sampah atau
46 Ririn Migristine, Pengelola Sampah Plastik, (Bandung: Angkasa, 2009), hal. 7
42
barang-barang bekas pakai. Sampah tersebut diproses kembali
untuk menjadi barang atau produk baru yang dapat digunakan.
Sejalan dengan Migristine, Nuning mendefenisikan daur
ulang berupa materi yang sama digunakan beberapa kali untuk
membuat produk yang sama atau menyerupai sehingga dapat
menghemat materi pokok yang diperlukan untuk produksi.47
Benda yang sudah tidak digunakan, dapat digunakan kembali
berulang-ulang. Hal ini dilakukan untuk menghemat energi dan
menghemat materi pokok pada saat proses pembuatan barang
baru.
Dalam istilah daur ulang tidak terlepas dari konsep 3R
yaitu Reduce, Reuse and Recycle. Kemudian ditambahkan 3R
tersebut menjasi 4R dengan adanya Repair.48 Reduce adalah
mengurangi penggunaan bahan-bahan yang bisa merusak
lingkungan, dalam hal ini dicontohkan mengurangi bahan sekali
pakai, seperti : botol minuman sekali pakai. Sebaikanya gunakan
produk notol minuman yang dapat diisi ulang (refill). Reuse
adalah pemakaian kembali seperti contohnya adalah lebih baik
menggunakan sapu tangan untuk mengurangi produksi tissu,
47 Nuning Wirjoatmodjo & Fardah Assegaf, Langkah Kecil Untuk Lompatan Besar, (Jakarta: UNESCO, 2004) hal.24 48 Katie Kubesh, Niki dkk, In the Hands of a Child Project Reduce, Reuse, Recylce, (USA: HOCCP, 2009) hal. 101
43
menggunakan tas belanja untuk mengurangi pemakaian kantong
plastik. Recycle adalah mendaur ulang bahan. Hal ini bisa
dilakukan dengan mendaur ulang sampah bungkus deterjen
menjadi tas. Lebih mudah lagi untuk mendaur ulang sampah
botol plastik menjadi pot tanaman dirumah. Repair adalah usaha
perbaikan demi lingkungan. Contoh memperbaiki barang-barang
yang rusak agar bisa dipergunakan kembali seperti rantai sepeda
yang rusak dapat diperbaiki karena dengan begitu tidak perlu
membeli sepatu baru. Barang-barang yang sudah digunakan
dapat dipergunakan kembali atau menghasilkan sesuatu yang
baru sehingga fungsi barang tersebut menjadi baru.
Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan
bekas atau sampah sebagai bahan yang terbuang dari sumber
hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki
nilai ekonomis.49 Dalam hal ini artinya sampah merupakan sisa-
sisa bahan dari pengelola yang tidak diinginkan. Sesuatu
dianggap sampah karena tidak diinginkan oleh pemilikknya dan
kemudian dibuang.
Sampah-sampah yang telah dibuang ini dapat
dikelompokkan berdasarkan sifatnya. Jenis sampah berdasarkan
49 Ririn Migristine, Op.cit, hal. 2
44
sifatnya dibedakan menjadi dua, yaitu sampah organik
(degradable) dan sampah anorganik (undegreadable).50 Sampah
organik merupakan sampah basah yang berhasil dari makhluk
hidup dan dapat diuraikan, contohnya bangkai hewan, buah
busuk, tanaman busuk, dedaunan yang gugur, dan sebagainya.
Sampah anorganik adalah sampah kering yang tidak mudah
busuk dan tidak dapat diuraikan, contohnya seperti plastik,
kertas, kerdus, koran, kaleng dan sebagainya.
Melalui daur ulang maka sampah-sampah yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari yang tidak terpakai akan
bisa dimanfaatkan kembali menjadi sesuatu bahan baru yang
berguna dan bermanfaat yang positif. Sebagai contoh membuat
barang kerajinan dan barang-barang kreasi lainnya. Membuat
pesawat-pesawatan dari botol plastik, membuat boneka tangan
dari kaos kaki bekas dan membuat hiasan-hiasan dari sedotan
dan gelas plastik.
Berdasarkan paparan diatas, maka dapat dikatakan
bahwa media daur ulang adalah segala bentuk perantara yang
digunakan untuk menyampaikan informasi atau materi ajar guru
pada saat proses pembelajaran dan dibuat dengan
50 Eva Sativa Nilawati, Menyulap Sampah Jadi Kerajinan Cantik, (Jakarta : Nobel Edumedia, 2013) hal. 1
45
memanfaatkan atau mengolah kembali sampah atau barang
yang sudah tidak terpakai. Sampah yang digunakan untuk
membuat media daur ulang pada penelitian ini adalah sampah
anorganik, yaitu sampah kering yang tidak mudah busuk. Bahan
daur ulang yang mudah didapat dan ramah lingkungan.
Penggunaan media daur ulang ini memiliki beberapa manfaat
seperti menghemat anggaran sekolah, meminimalisir sampah
serta menambah kreativitas guru agar dapat membuat media
sendiri.
b. Jenis-jenis Bahan Media Daur Ulang
Sampah dapat didar ulang atau diolah kembali dan
dijadikan produk baru. Sampah anorganik dapat diadaur ulang
menjadi produk baru yang dapat digunakan kembali. Sampah
anorganik dapat dibuat menjadi media pembelajaran, contohnya
tokoh-tokoh untuk kegiatan mendongen denfan mendau ulang
sampah anorganik. Jenis bahan sampah anorganik yang dapat
didaur ulang yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1) Plastik
Plastik sebaiknya digunakan semaksimal mungkin
karena tidak dapat diuraikan oleh alam. Sebagaimana
pernyataan Migristine yang mengatakan bahwa plastik
46
hanya dapat didaur ulang satu kali dan terbuat dari bahan
sintesis.51 Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan
bahwa bahan plastik hanya dapat diproses kembali
sebanyak satu kali, karena plastik tersebut dari bahan
yang mengandung zat kimia.
Defenisi plastik tidak hanya merujuk pada kantung
plastik saja, melainkan semua benda yang berbahan
plastik. Misalnya: botol plastik, tutup botol, gelas air
mineral, botol shampo, dan lain-lain. Semua barang ini
dikenal anak dan mudah ditemukan. Kegiatan daur ulang
plastik tidak melalui proses kimiawi, tetapi dengan cara
merubah bentuk dan fungsinya dengan menggunakan
berbagai alat seperti gunting, lem isolasi, spidol warna.
Sampah plastik dapat didaur ulang menjadi produk
kerajinan baru sebanyak satu kali. Sampah plastic yang
dibuat menjadi media daur ulang tokoh dalam dongeng
adalah botol plastik minuman. Penggunaan botol plastik
dikarenakan bahan ini mudah didapat dan dapat ditempel
sesuai keinginan.
51 Ririn Migristine, Op.cit, hal. 5
47
2) Kertas
Kertas merupakan barang berupa lembaran yang
dibuat dengan menggunakan tumbuhan atau pohon
sebagai bahan dasarnya dan digunakan untuk menulis
atau mencetak sesuatu. Tumbuhan tersebut dapat berupa
jerami, rumput dan kayu. Kertas-kertas yang dapat diulang
seperti: koran, majalah, kertas-kertas pekerjaan kantor
sekolah, serta brosur iklan.52 Hampir dalam semua
kegiatan kita menggunakan kertas, kertas dapat didaur
ulang kembali untuk menghasilkan barang baru. Dapat
berupa kertas koran, paper bag belanja atau kertas bekas
pekerjaan.
Mendaur ulang kertas dapat mengurangi sampah
dan menyelamatkan hutan dari penggundulan. Karena
bahan baku kertas diambil dari hutan dengan menebang
pohon. Satu ton bubur kertas memerlukan 5 m kubik kayu,
dengan mendaur ulang 24 ribu ton kertas berarti kita telah
menyelamatkan sekitar 17 batang pohon yang
diameternya mencapai satu meter.53 Mengelolah kembali
52 Ibid, hal. 5 53 Pengertian Duar Ulang, http://www.temukanpengertian.com/diakses pada 14 Juli 2017 pukul 20.00 WIB
48
sampah kertas dapat meminimalisir sampah. Hal
terpenting adalah menjaga kelestarian hutan karena
bahan baku kertas dari pohon-pohon dihutan, dan
menyelamatkan paru-paru dunia.
Kertas yang sudah tidak terpakai dapat dijadikan
media daur ulang. Bekas majalah atau kertas print out
yang sudah tidak terpakai dapat diubah menjadi tokoh
untuk media bercerita. Dapat dimanfaatkan dari potongan-
potongan atau lipatan-lipatan kertas yang sudah dibuat
menjadi tokoh dalam sebuah cerita.
3) Kain
Kain perca adalah jenis kain dari sisa pembuatan
pakain, biasanya berupa potongan-potongan kain-kain
kecil yang dibuang oleh pemiliknya karena dianggap
sebagai sampah.54 Kain perca merupakan kain yang
didapat dari sisa pembuatan pakaian atau garmen dan
biasa ditemukan dalam bentuk potongan-potongan kecil
yang sudah tidak terpakai atau dibuang.
54 Kreasi Kerajinan dari Kain, http://sarungpreneur.com/aneka-kreasi-kerajinan-dari-kain-perca/ diakses pada 12 Juli 2017 pukul 21.00 WIB
49
Selain itu kain perca dapat dibuat menjadi kerajinan
tangan yang memiliki nilai jual. Maka dari itu karna kain
perca mudah dibentuk dapat dikreasikan menjadi
kerajinan tangan yang bernilai ekonimis. Hasil kreasi dari
kain perca tidak hanya memiliki nilai jual tetapi juga
memiliki keunikan tersendiri dari kerajinan tangan dari
bahan lain.
Kain perca dapat dijadikan pakaian pada media
untuk bercerita. Potongan-potongan kain kecil dengan
warna menarik dapat dibuat menjadi pakain atau tempelan
pada tokoh dalam cerita dongeng. Dengan demikian kain
perca dapat bermanfaat untuk pembuatan media daur
ulang.
c. Keuntungan Penggunaan Media Duar Ulang
Kegiatan penggunaan media dau ulang pada anak usia
dini dapat dijadikan kegiatan pembelajaran. Untuk beberapa
alasan, para pakar mengatakan bahwa daur ulang itu merupakan
keharusan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa alasan pentingnya
melakukan dau ulang yaitu :
(1) keterbatasan lahan untuk dijadikan tempat pembuangan akhir sampah, (2) pembakaran sampah bukan jalan keluar Karena akan menambah polusi udara,
50
(3) kalau dijadikan kebiasaan, daur ulang dapat dilakukan dengan cepat, (4) mempunyai nilai ekonimis dengan kreativitas yang tinggi, daur ulang bias menjadi bisnis yang bagus, (5) menghemat sumber daya alam karena sumber daya alam kita terbatas, (6) menghemat energi yang dibutuhkan untuk memproduksi barang baru sama sekali, dan (7) membantu penyelamatan hutan tropis.55
Daur ulang akan menghemat energi dan sumber daya
alam. Ketika kita mendaur ulang energi yang dipakai untuk
mengubah bahan mentah di alam menjadi barang jadi dapat
dihemat untuk masa akan dating. Kegiatan mendaur ulang ini
mampu meningkatkan kemampuan bercerita anak. Karena
medianya juga dapat dibuat bersama-sama dengan anak,
sehingga memungkinkan media daur ulang ini mampu
merangsang dan mengembangkan kemampuan bercerita. Selain
ini jika anak terlibat dalam pembuatan media daur ulang ini, dapat
merangsang keaktifan anak. Sebagaimana dikatan Sadiman
bahwa dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan
bervariasi dapat mengatasi sifat pasif anak didik.56 Dalam hal ini
media daur ulang berguna menimbulkan dan merangsang
keaktifan dan kreativitas anak, memungkinkan interaksi yang
lebih langsung antar anak dengan lingkungannya menurut
55 Nuning Wirjoatmodjo & Fardah Assegaf, Op.Cit, hal. 42-43 56 Arief Sudiman, dkk. Media Pendidikan Pengetian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2003) hal. 16
51
kemampuan dan minatnya. Begitu pentingnya mendaur ulang
sampah, memperkenalkan kegiatan mendaur ulang perlu
diberikan pada anak sejak dini. Sehingga kelak menciptakan
manusia yang lebih peduli dengan lingkungannya dengan cara
memelihara ciptaan yang ada di alam.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitan yang dianggap relevan oleh penelitian-penelitian yang
berkaitan dengan kegiatan mendongeng dan keterampilan komunikasi.
Penelitian dilakukan oleh Geist Eugene A dan
Aldridge Jerry dalam judul “The Developmental Progression of
Children's Oral Story Inventions” di kota Southeaster, Amerika Serikat.
Subjek penelitian ini adalah siswa di empat kelas di sebuah sekolah
dasar ( TK, Kelas 1,2 dan 3 SD) di daerah sosioekonomi dengan
rentang ras dari sampel adalah 100% Afrikan-Amerikan. Metode
penelitian ini adalah kualitatif.57 Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan perkembangan pemahaman isi
cerita dongeng lisan dari beberapa kelompok usia. Penelitian dilakukan
4 hari dalam seminggu disetiap kelas. Hasil awal dari penelitian ini
57 Geist, Eugene A. & Aldridge, Jerry, The Developmental Progression of Children's Oral Story Inventions, Journal of Instructional Psychology, Vol. 29, No 1, Maret 2002, hal. 33-39
52
menyatakan bahwa anak TK menceritakan sebagian besar cerita
fantasi, anak kelas satu dan dua menceritakan sebagian besar fiksi
realistis, dan kelas tiga menceritakan sebagian besar narasi pribadi.
Sedangkan hasil akhir dari penelitian ini adalah menunjukkan bahwa
dongeng anak-anak yang diceritakan secara lisan (oral) dapat
meningkatkan perkembangan kognitif, bahasa, menumbuhkan
kreativitas dan imajinasi anak usia 4-8 tahun.
Penelitian relevan selanjutnya tentang bahan daur ulang.
Penelitian ini berjudul “Recycling Solid Waste Materials to Develop
Instructional Resources for Art Education” dilakukan oleh Yeboah,
Asante,dkk di Ghana.58 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat
bahan limbah (kertas, plastik, dan kain) kemudian mengubahnya
menjadi sumber pengajaran yang tepat untuk media pembelajaran seni
di Ghana. Hal ini diperlukan karena guru sekolah dasar di Ghana
kebanyakan mengajarkan pelajaran mereka tanpa menggunakan
sumber pembelajaran karena tidak tersedianya sumber pembelajaran
yang sesuai. Penelitian ini menunjukkan bahwa limbah kertas, kain
dan plastik dapat dengan aman didaur ulang agar bermanfaat dan
sesuai sumber pengajaran untuk pengajaran topik dalam seni kreatif
58 Rita Yeboah, Eric Asante & Nana A, Recycling Solid Waste Materials to Develop Instructional Resources for Art Education, International Journal of Education through Art, Vol. 13, No. 2, Juni 2017, hal. 139
53
serta pengetahuan umum. Kreatifitas guru meningkat karena mulai
terbiasa membuat media dari bahan daur ulang dan minat belajar anak
juga meningkat karena media yang disediakan sesuai dengan tema
pembelajaran.
Penelitian relevan yang terakhir yaitu tahun 2011 Puspa Ardini
meneliti mengenai pengaruh dongeng dan kemampuan komunikasi
terhadap kemampuan bercerita siswa kelas II SD semester II tahun
ajaran 2010/2011 Bekasi Utara.59 Hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa kemampuan bercerita siswa yang diberikan dongeng fantasi
modern dan memiliki kemampuan komunikasi lebih tinggi sebesar 10,78
dengan simpangan baku 3,80 dibandingkan dengan kemampuan
bercerita siswa yang diberikan dongeng tradisional dan memiliki
kemampuan komunikasi sebesar 5,44 dengan simpangan baku 3,61.
C. Kerangka Berpikir
Sejak lahir setiap manusia sudah disebut sebagai makhluk
sosial. Manusia tidak dapat terlepas dari lingkungan sosialnya yaitu
dengan cara berinteraksi dan berkomunikasi. Salah satu perkembangan
pada manusia agar dapat menjalin hubungan sosial adalah
59 Pupung Puspa A, Pengaruh Dongeng dan Kemampuan Komunikasi terhadap Kemampuan Bercerita Siswa Kelas II SD Bekasi Utara, Jurnal Pendidikan Usia Dini, Vol. 6, No. 1 , April 2012, hal. 84
54
keterampilan komunikasi. Keterampilan komunikasi dibutuhkan agar
seseorang dapat menjalin hubungan dengan orang-orang ataupun
masyarakat yang ada disekitarnya.
Sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan orang lain untuk
berinteraksi dan dibutuhkan keterampilan komunikasi. Keterampilan
komunikasi memiliki arti sebuah kemampuan yang kemudian dilatih
menjadi sebuah keterampilan seseorang untuk menyampaikan atau
mengirim pesan yang jelas dan mudah dipahami oleh penerima pesan.
Melalui keterampilan komunikasi, anak akan belajar banyak mengenai
lingkungan terbarunya. Pada usia 4-5 tahun, seorang anak memiliki
kosa kata yang banyak dan aktif dalam berbicara. Pada usia tersebut
pula anak menyukai kegiatan yang sejenis dengan dirinya.
Agar meningkatnya keterampilan komunikasi yang baik, maka
terdapat suatu cara untuk melatih keterampilan komunikasi anak yaitu
melalui model pembelajaran yang menarik. Model pembelajaran adalah
sebuah rancangan pembelajaran yang dapat digunakan dalam jangka
waktu yang panjang. Model pembelajaran juga dapat berpengaruh
positif terhadap peserta didik.
Pada model pembelajaran selalu ada metode-metode yang
terdapat didalammnya. Akan tetapi metode pembelajaran yang
diberikan oleh guru banyak yang menggunakan metode yang
konvensional. Metode pembelajaran konvensional dapat diganti dengan
55
metode yang lebih menarik seperti melakukan kegiatan mendongeng
menggunakan media daur ulang. Model pembelajaran ini perlu
dikembangkan karena menciptakan suasana baru dengan kegiatan
mendongeng. Anak juga belajar memanfaatkan media atau barang-
barang yang dapat digunakan disekitarnya.
Berdasarkan uraian diatas mengenai pengaruh kegiatan
mendongeng dengan media daur ulang terhadap keterampilan
komunikasi anak usia 4-5 tahun, jika anak distimulasi menggunakan
kegiatan mendongeng dengan media daur ulang maka akan berdampak
positif terhadap keterampilan komunikasinya. Akan tetapi, jika anak
jarang distimulasi maka akan berdampak negatif terhadap keterampilan
komunikasinya.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian diatas, hopotesis penelitian dirumuskan
sebagai berikut: Terdapat pengaruh kegiatan mendongeng dengan
media daur ulang terhadap keterampilan komunikasi anak usia 4-5
tahun di BKB PAUD, Kelurahan Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur.