bab ii landasan teori - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/bab...

37
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Porter’s Five Forces Model Dalam mencapai tujuan perusahaan untuk memenangkan persaingan di bidangnya, perusahaan harus memiliki strategi kompetitif yang tepat. Strategi kompetitif merupakan suatu kerangka kerja yang dapat membantu suatu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan dan menganalisa pesaing dan posisinya serta seberapa besar kekuatan persaingan mempengaruhi perusahaan tersebut. Michael E. Porter menerjemahkan analisa tersebut menjadi strategi kompetitif berdasarkan lima kekuatan persaingan yaitu intensitas persaingan dalam industri, tekanan penawaran dari pelanggan, tekanan penawaran dari pemasok, ancaman dari produk pengganti, dan ancaman dari pendatang baru. Dari strategi kompetitif ini, para pemain di suatu industri yang sama harus memiliki sasaran, peluang, dan sumber daya yang dapat menunjang posisi perusahaan dalam persaingan. Perusahaan harus mampu menentukan posisinya sehingga dapat mempertahankan dirinya dan mampu menggunakan kekuatan-kekuatan tersebut untuk meraih keuntungan.

Upload: vobao

Post on 03-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-207.pdf · rendah, dan strategi pemasaran yang luar biasa. Oleh karena itu, tugas dari

5

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Porter’s Five Forces Model

Dalam mencapai tujuan perusahaan untuk memenangkan persaingan di

bidangnya, perusahaan harus memiliki strategi kompetitif yang tepat. Strategi

kompetitif merupakan suatu kerangka kerja yang dapat membantu suatu perusahaan

untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan dan menganalisa pesaing dan

posisinya serta seberapa besar kekuatan persaingan mempengaruhi perusahaan

tersebut.

Michael E. Porter menerjemahkan analisa tersebut menjadi strategi kompetitif

berdasarkan lima kekuatan persaingan yaitu intensitas persaingan dalam industri,

tekanan penawaran dari pelanggan, tekanan penawaran dari pemasok, ancaman dari

produk pengganti, dan ancaman dari pendatang baru.

Dari strategi kompetitif ini, para pemain di suatu industri yang sama harus

memiliki sasaran, peluang, dan sumber daya yang dapat menunjang posisi perusahaan

dalam persaingan. Perusahaan harus mampu menentukan posisinya sehingga dapat

mempertahankan dirinya dan mampu menggunakan kekuatan-kekuatan tersebut

untuk meraih keuntungan.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-207.pdf · rendah, dan strategi pemasaran yang luar biasa. Oleh karena itu, tugas dari

6

Gambar 2.1 Porter’s Five Forces Model

2.1.1 Intensitas Persaingan Dalam Industri

Persaingan di antara para perusahaan yang bersaing biasanya paling

berpengaruh di antara lima kekuatan. Strategi yang dijalankan oleh salah satu

perusahaan dapat berhasil hanya jika strategi tersebut menyediakan keunggulan

bersaing atas strategi yang dijalankan oleh perusahaan pesaing. Perubahan strategi

yang dilakukan perusahaan pesaing dapat diimbangin dengan beberapa tindakan,

seperti menurunkan harga, meningkatkan mutu, menambah sifat (keunggulan

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-207.pdf · rendah, dan strategi pemasaran yang luar biasa. Oleh karena itu, tugas dari

7

produk), menyediakan pelayanan, memperpanjang garansi produk, dan meningkatkan

iklan.

Intensitas persaingan di antara para perusahaan yang bersaing cenderung

meningkat apabila jumlah pesaing bertambah, karena perusahaan yang bersaing

menjadi setara dalam ukuran dan kemampuan, permintaan produk industri menurun,

atau karena potongan harga menjadi suatu hal yang biasa di mata pelanggan.

Persaingan juga dapat meningkat apabila pelanggan dengan mudah beralih ke pesaing

lain, hambatan untuk meninggalkan pasar tinggi, biaya tetap tinggi, produk mudah

rusak, perusahaan pesaing berbeda strategi, asal dan budaya, serta apabila merger dan

akuisisi biasa terjadi dalam industri tersebut. Apabila persaingan di antara para

perusahaan yang bersaing meningkat, laba industri akan menurun, sehingga dapat

mengakibatkan industri tersebut menjadi tidak menarik lagi.

2.1.2 Tekanan Penawaran Dari Pelanggan

Apabila pelanggan terkonsentrasi, jumlahnya besar, atau membeli dalam

jumlah banyak, kekuatan penawarannya merupakan kekuatan utama yang

mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri. Perusahaan pesaing

mungkin menawarkan garansi yang lebih panjang atau pelayanan khusus untuk

memperoleh loyalitas pelanggan apabila kekuatan menawar dari pelanggan untuk

produk tersebut luar biasa. Kekuatan penawaran dari pelanggan juga akan lebih besar

jika produk yang dibeli merupakan komoditi dan tidak memiliki keunggulan dari

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-207.pdf · rendah, dan strategi pemasaran yang luar biasa. Oleh karena itu, tugas dari

8

produk pesaingnya. Apabila demikian, pelanggan sering kali akan melakukan

negosiasi harga jual, garansi, dan aksesori kemasan sampai pada tingkat tertentu.

2.1.3 Tekanan Penawaran Dari Pemasok

Tekanan penawaran dari pemasok dapat mempengaruhi intensitas persaingan

dalam suatu industri, terutama apabila jumlah pemasok sedikit, hanya sedikit bahan

baku pengganti yang baik, dan apabila biaya mengganti bahan baku amat tinggi. Pada

dasarnya, dengan adanya kerja sama yang saling menguntungkan antara pemasok dan

produsen dengan harga wajar, perbaikan mutu, pengembangan pelayanan baru,

penyerahan barang yang tepat waktu, dan pengurangan biaya penyediaan menjadi

kekuatan untuk meningkatkan kemampuan meraih laba jangka panjang bagi semua

pihak terkait.

2.1.4 Ancaman Dari Produk Pengganti

Dalam berbagai industri, perusahaan bersaing ketat dengan produsen produk

pengganti. Adanya produk pengganti menempatkan batas atas dari harga sebelum

pelanggan berpindah ke produk pengganti. Ancaman dari produk pengganti

meningkat apabila harga yang relatif dari suatu produk turun dan apabila biaya

konsumen untuk beralih produk juga menurun. Ancaman dari produk pengganti

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-207.pdf · rendah, dan strategi pemasaran yang luar biasa. Oleh karena itu, tugas dari

9

paling baik jika diukur dengan pangsa pasar yang direbut oleh produk tersebut, di

samping rencana perusahaan itu yang meningkatkan kapasitas dan penetrasi pasar.

2.1.5 Ancaman Dari Pendatang Baru

Walaupun banyak hambatan untuk masuk, pendatang baru di sebuah industri

terkadang memasuki industri dengan kualifikasi produk yang lebih tinggi, harga lebih

rendah, dan strategi pemasaran yang luar biasa. Oleh karena itu, tugas dari ahli

strategi pemasaran adalah mengenali pendatang baru yang berpotensial memasuki

pasar, memonitor strategi pemasaran dari perusahaan tersebut, melakukan serangan

balasan sesuai kebutuhan, dan memanfaatkan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.

2.2 SWOT

Pengertian analisis SWOT (Rangkuti, 2002) adalah identifikasi berbagai

faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini

didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang

(opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan

(weaknesses) dan ancaman (threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu

berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan.

Dengan demikian perencana strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor-

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-207.pdf · rendah, dan strategi pemasaran yang luar biasa. Oleh karena itu, tugas dari

10

faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam

kondisi yang ada saat ini.

Proses pengambilan keputusan strategis selaku berkaitan dengan

pengembaangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Metode analisis

SWOT bisa dianggap sebagai metode analisis yang paling dasar, yang berguna untuk

melihat suatu topik atau permasalahan dari empat sisi yg berbeda. Hasil analisis

biasanya merupakan arahan atau rekomendasi untuk mempertahankan kekuatan dan

menambah keuntungan dari peluang yang ada, sekaligus mengurangi kekurangan dan

menghindari ancaman.

Teknik ini diciptakan oleh Albert Humphrey, yang memimpin proyek riset

pada Universitas Stanford pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dengan

menggunakan data dari perusahaan-perusahaan Fortune 500. Berikut ini adalah

penjelasan dari masing-masing komponen SWOT:

Kekuatan (Strengths) adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang berjalan

dengan baik atau sumber daya yang dapat dikendalikan.

Kelemahan (Weakness) adalah kegiatan-kegiatan organisasi yang tidak

berjalan dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi tetapi

tidak dimiliki oleh organisasi.

Kesempatan (Opportunities) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang positif.

Ancaman (Threats) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang negatif.

Matriks SWOT adalah alat bantu untuk menyusun faktor-faktor strategis

organisasi yang dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-207.pdf · rendah, dan strategi pemasaran yang luar biasa. Oleh karena itu, tugas dari

11

eksternal yang dihadapi organisasi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan

yang dimilikinya. Kombinasi dari Strengths, Weakness, Opportunities dan Threats

adalah sebagai beikut:

Strategi SO adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan jalan pikiran

organisasi yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan

memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

Strategi WO adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan pemanfaatan

peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

Strategi ST adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan kekuatan yang

dimiliki organisasi untuk mengatasi ancaman.

Strategi WT adalah strategi yang ditetapkan berdasarkan kegiatan yang

bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta

menghindari ancaman.

2.3 Rantai Nilai dan Keunggulan Bersaing

Keunggulan bersaing tidak dapat dipahami jika kita tidak melihat suatu

perusahaan sebagai keseluruhan. Keunggulan bersaing berawal dari banyak hal yang

dilakukan perusahaan mulai dari merancang, membuat, memasarkan,

mendistribusikan, dan mendukung produknya. Masing-masing kegiatan ini dapat

mempengaruhi posisi relatifitas biaya perusahaan dan menciptakan landasan

diferensiasi. Diferensiasi dapat bersumber dari beragam faktor pula, termasuk

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-207.pdf · rendah, dan strategi pemasaran yang luar biasa. Oleh karena itu, tugas dari

12

perolehan bahan baku bermutu tinggi, sistem pelayanan pesanan yang cepat-tanggap,

atau desain produk yang istimewa.

2.3.1 Rantai Nilai

Setiap perusahaan merupakan sekumpulan kegiatan yang dilakukan untuk

menrancang, memproduksi, memasarkan, menyampaikan, dan mendukung

produknya. Semua kegiatan ini dapat digambarkan dengan menggunakan rantai nilai,

seperti diperlihatkan pada gambar 2.2. Rantai nilai suatu perusahaan serta cara

perusahaan menyelenggarakan setiap kegiatannya merupakan cerminan dari riwayat,

strategi, dan acangan peruhsaaan dalam mengimplementasikan strateginya, serta

keadaan ekonomi yang melandasi kegiatan itu sendiri.

Gambar 2.2 Rantai Nilai Porter

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-207.pdf · rendah, dan strategi pemasaran yang luar biasa. Oleh karena itu, tugas dari

13

Rantai nilai menggambarkan nilai total, dan terdiri atas aktivitas nilai (value

activities) dan marjin. Aktivitas nilai adalah kegiatan fisik dan teknologis yang

diselenggarakan perusahaan. Ini merupakan batu-batu pembangunan (building

blocks) pembelinya. Marjin adalah selisih antara nilai total dengan biaya kolektif

untuk menyelenggarakan aktivitas nilai. Marjin dapat diukur dnegan berbagai cara.

Rantai nilai pemasok dan penyalur juga mengandung suatu marjin yang penting

untuk dikenali guna memahami sumber posisi biaya perusahaan, karena marjin

pemasok dan penyalur merupakan bagian dari biaya total yang dipikul pembeli.

Setiap aktivitas nilai menggunakan masukan yang dibeli, sumber daya

manusia (tenaga kerja dan manajemen), dan bentuk teknologi tertentu untuk

menyelenggarakan fungsinya. Setiap aktivitas nilai juga menggunakan dan

menciptakan informasi, seperti data pembeli (pesanan yang masuk), parameter kinerja

(pengujian), dan statistik kegagalan produk. Aktivitas nilai mungkin juga

menghasilkan kekayaan (asset) seperti persediaan dan piutang, atau kewajiban,

misalnya utang lancar.

Aktivitas nilai dapat dibagi ke dalam dua golongan besar, aktivitas primer dan

aktivitas pendukung. Aktivitas primer, tercantum dibagian bawah gambar 2.2,

merupakan aktivitas yang dilakukan dalam membuat produk secara fisik serta

menjual dan menyampaikannya kepada pembeli selain juga aktivitas dalam bentuk

layanan purna jual, pada setiap perusahaan, aktivitas primer dapat dibagi menjadi

lima kelompok generik seperti tampak pada gambar 2.2. Aktivitas pendukung

menunjang aktivitas primer dan aktivitas pendukung lainnya dengan menyediakan

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-207.pdf · rendah, dan strategi pemasaran yang luar biasa. Oleh karena itu, tugas dari

14

masukan yang dibeli, teknologi, sumber daya manusia, serta sejumlah fungsi dalam

perusahaan lainnya. Pembelian, pengembangan teknologi, dan manajemen sumber

daya manusia dapat dikaitkan dengan aktivitas primer tertentu selain juga menunjang

keseluruhan rantai. Infrastruktur perusahaan tidak terkait dengan aktivitas primer

tertentu tetapi menunjang keseluruhan rantai.

Oleh karena itu, aktivitas nilai merupakan batu-batu pembangun keunggulan

bersaing. Cara melakukan masing-masing aktivitas dan seberapa efisien

melakukannya akan menentukan apakah suatu perusahaan berbiaya tinggi atau rendah

dibandingkan dengan pesaingnya. Bagaimana masing-masing aktivitas nilai

dilakukan juga akan menentukan konstribusinya terhadap kebutuhan pembeli dan

karenanya juga diferensiasi. Memperbandingkan rantai nilai pesaing akan

mengungkapkan perbedaan yang menentukan keunggulan bersaing.

Analisis terhadap rantai nilai dan bukan terhadap nilai tambahlah yang

merupakan cara yang tepat untuk menelaah keunggulan bersaing. Nilai tambah (harga

jual dikurangi dengan biaya bahan baku yang dibeli) terkadang digunakan sebagai

titik fokus analisis biaya karena dipandang sebagai bidang tempat perusahaan dapat

mengendalikan biaya. Tetapi, nilai tambah bukanlah dasar yang layak untuk analisis

biaya karena secara keliru membedakan bahan baku.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-207.pdf · rendah, dan strategi pemasaran yang luar biasa. Oleh karena itu, tugas dari

15

2.3.2 Aktivitas Primer

Ada lima kelompok generik aktivitas primer yang dilakukan dalam bersaing

di industri apapun, seperti yang diperlihatkan pada gambar 2.2, setiap kelompok

dapat dipilah lagi ke dalam sejumlah aktivitas yang berlainan yang bergantung pada

jenis industri dan strategi perusahaan:

Inbound logistic (logistik ke dalam)

Aktivitas yang berhubungan dengan penerimaan, penyimpanan, dan

penyebaran masukan ke produk, seperti penanganan material, pergudangan,

pengendalian persediaan, penjadualan kendaraan pengangkut, dan

pengembalian barang kepada pemasok.

Opeations (operasional)

Aktivitas yang menyangkut perubahan masukan menjadi produk akhir, seperti

masinasi, pengemasan, perakitan, pemeliharaan alat-alat, pengujian,

pencetakan, dan pengoperasian fasilitas.

Outbound logistic (logistik keluar)

Aktivitas yang behubungan dengan pengumpulan, penyimpanan, dan

pendistribusian fisik produk kepada pembeli, seperti pergudangan barang jadi,

penangan material, operasi kendaraan pengirim, pengolahan pesanan, dan

penjadualan.

Marketing and sales (pemasaran dan penjualan)

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-207.pdf · rendah, dan strategi pemasaran yang luar biasa. Oleh karena itu, tugas dari

16

Aktivitas yang menyangkut penyediaan sarana agar pembeli dapat membeli

produk dan aktivitas yang mempengaruhi pembeli agar mereka mau

membelinya, seperti periklanan, promosi, wiraniaga, penentuan kuota,

pemilihan penyalur, hubungan dengan penyalur, dan penetapan harga.

Service (pelayanan)

Aktivitas yang menyangkut penyediaan layanan untuk memperkuat atau

menjaga nilai produk, seperti pemasangan, perbaikan, pelatihan, pasokan suku

cadang, dan penyesuaikan produk.

2.3.3 Aktivitas Pendukung

Aktivitas pendukung yang diselenggarakan dalam bersaing di dalam industri

apa pun dapat dibagi mejadi empat kelompok generik, yang juga disajikan dalam

gambar 2.2 seperti halnya aktivitas primer, masing-masing kelompok aktivitas

pendukung dapat dibagi-bagi lagi ke dalam beberapa aktivitas nilai yang khas untuk

industri tertentu. Dalam kelompok aktivitas pengembangan teknologi, misalnya,

aktivitas yang ada dapat meliputi desain komponen, desain keseluruhan, pengujian

lapangan, perekayasaan proses, dan pemelihan teknologi. Demikian juga, aktivitas

pembelian dapat dibagi-bagi menjadi aktivitas seperti menyaring pemasok baru,

pembelian berbagai jenis masukan, serta pemantauan secara kontinu kinerja pemasok.

Pembelian, mengacu pada fungsi pembelian masukan yang digunakan dalam

rantai nilai perusahaan, bukan pada masukan yang dibeli itu sendiri. Masukan yang

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-207.pdf · rendah, dan strategi pemasaran yang luar biasa. Oleh karena itu, tugas dari

17

dibeli meliputi bahan baku, bahan pendukung, serta bahan-bahan lain selain juga

barang modal seperti mesin, peralatan laboratorium, peralatan kantor, dan bangunan.

Setiap aktivitas nilai mengandung teknologi, apakah itu berupa pengetahuan,

prosedur, atau teknologi yang terlekat dalam peralatan proses. Ragam teknologi yang

digunakan pada banyak perusahaan sangat luas, mulai dari teknologi yang digunakan

dalam menyiapkan dokumen dan mengangkut barang sampai ke teknologi yang

terlekat dalam produk yang dihasilkan itu sendiri. Lebih jauh lagi, kebanyakan

aktivitas nilai menggunakan teknologi yang menggabungkan sejumlah subteknologi

berbeda yang melibatkan berbagai disiplin ilmu.

Manajemen sumber daya manusia terdiri atas beberapa aktivitas yang meliputi

perekrutan, penerimaan, pelatihan, pengembangan, dan kompensasi untuk semua

jenis tenaga kerja. Manajemen sumber daya manusia mendukung aktivitas nilai

primer dan pendukung secara individual maupun keseluruhan rantai nilai. Manajemen

sumber daya manusia mempengaruhi keunggulan besaing pada setiap perusahaan,

melalui perannya dalam menentukan ketrampilan dan motivasi karyawan serta biaya

penerimaan dan pelatihan karyawan.

Infrastruktur perusahaan terdiri atas sejumlah aktivitas yang meliputi

manajemen umum, perencanaan, keuangan, akuntasi, hukum, hubungan dengan

pemerintah, dan manajemen mutu. Infrastruktur, tidak seperti aktivitas pendukung

lainnya, biasanya menunjang keseluruhan rantai dan bukan aktivitas tertentu.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-207.pdf · rendah, dan strategi pemasaran yang luar biasa. Oleh karena itu, tugas dari

18

2.4 Konsep Dasar Disiplin Para Pemimpin Pasar

Michael Treacy dan Fred Wiersema (1995, p5) menyatakan suatu konsep

bahwa setiap perusahaan memiliki suatu nilai disiplin tersendiri yang mampu

membuat mereka menjadi pemimpin pasar di industrinya. Michael Treacy dan Fred

Wiersema mengelompokkan nilai disiplin tersebut menjadi tiga nilai disiplin yang

berbeda di mana disiplin ini tidak didasarkan pada jenis industri, tetapi juga pada

jenis proposisi nilai yang dikejar oleh perusahaan (total biaya operasional terendah,

produk terbaik, solusi total terbaik). Ketiga nilai disiplin ini, masing-masing hanya

cocok untuk jenis pelanggan tertentu pula. Masing-masing nilai tersebut memiliki

nama yang berbeda, yaitu Operational Excellence, Product Leadership, dan

Customer Intimacy.

Operational Excellence adalah suatu nilai kedisiplinan yang selalu berusaha

untuk memberikan pelanggan produk atau pelayanan andalan dengan harga yang

kompetitif, yang disampaikan dengan atau tanpa kesulitan sekecil apapun atau

memberikan kombinasi kualitas, harga, dan kemudahan membeli yang tidak bisa

ditandingi oleh para pesaing dalam industrinya.

Product Leadership adalah suatu nilai kedisiplinan yang selalu berusaha

untuk memberikan produk-produk yang secara berkesinambungan memiliki inovasi

yang tiada henti dan mendorong produk-produk tersebut memasuki dunia yang belum

teruji atau bahkan dunia yang belum dikenal atau diketahui.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-207.pdf · rendah, dan strategi pemasaran yang luar biasa. Oleh karena itu, tugas dari

19

Customer Intimacy adalah suatu nilai kedisiplinan yang selalu berusaha untuk

memberikan solusi total kepada para pelanggan, tidak hanya terfokus pada produk

dan jasa tetapi juga membangun ikatan yang kuat dengan para pelanggan.

2.4.1 Karakterisitik Nilai Disiplin Para Pemimpin Pasar

Nilai disiplin Operational Excellence memiliki beberapa karakteristik sebagai

berikut:

1. Mengoptimalkan dan merampingkan proses produksi dari hulu ke hilir dan

pelayanan kepada para pelanggan untuk menekan biaya operasional dan

mengurangi proses yang tidak memberikan nilai tambah.

2. Membakukan, menyederhanakan, dan mengendalikan secara ketat serta

merencanakan kegiatan operasional secara terpusat sehingga para karyawan

operasional tidak perlu membuat kebijaksanaan tersendiri.

3. Memfokuskan diri pada sistem manajemen yang memiliki kegiatan

operasional yang terpadu, handal, dan berkecepatan tinggi, serta kepatuhan

pada norma-norma.

4. Memiliki budaya kerja yang menghindari pemborosan dan menjunjung tinggi

efisiensi kegiatan operasional.

5. Mengelola dan membina sumber daya manusia sehingga setiap individu dapat

bekerja sama dengan baik secara berkesinambungan dan memahami dengan

baik apa yang dikerjakannya.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-207.pdf · rendah, dan strategi pemasaran yang luar biasa. Oleh karena itu, tugas dari

20

Nilai disiplin Product Leadership memiliki beberapa karakteristik sebagai

berikut:

1. Mengoptimalkan proses inovasi dan pengembangan produk serta eksploitasi

pasar.

2. Memiliki struktur perusahaan yang fleksibel dan bersifat sementara untuk

menyesuaikan diri dengan inovasi yang terjadi.

3. Memfokuskan diri pada sistem manajemen yang didorong oleh hasil,

mengukur dan memberi penghargaan untuk keberhasilan produk baru

4. Memiliki budaya kerja yang terus-menerus mendorong kreatifitas individu

dan memberikan motivasi untuk terus-menerus membuat masa depan yang

lebih baik melalui produk-produk yang diciptakan.

Nilai disiplin Customer Intimacy memiliki beberapa karakteristik sebagai

berikut:

1. Mengoptimalkan proses pengembangan solusi pelayanan kepada para

pelanggan (berusaha untuk terus-menerus memenuhi kebutuhan para

pelanggan), manajemen hasil (memastikan agar solusi pelayanan tersebut

dilaksanakan dengan benar), dan manajemen hubungan.

2. Memiliki struktur perusahaan yang mendelegasikan perumusan keputusan

kepada para karyawan operasional yang memiliki hubungan yang paling dekat

dengan para pelanggan.

3. Memfokuskan diri pada sistem manajemen yang diarahkan pada usaha

menciptakan dan membina hubungan yang dekat dengan para pelanggan.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-207.pdf · rendah, dan strategi pemasaran yang luar biasa. Oleh karena itu, tugas dari

21

4. Memiliki budaya kerja yang mengutamakan solusi-solusi pelayanan yang

lebih spesifik dan mengusahakan untuk menjalin hubungan yang mendalam

dan berkesinambungan dengan para pelanggan.

2.5 Six Sigma

Berberapa perusahaan percaya bahwa kesalahan adalah bagian dari biaya

proses bisnus. Tetapi dengan six sigma, dapat menghilangkan banyak kesalahan,

mengurangi biaya dan memuaskan pelanggan dengan lebih baik.

Six Sigma merupakan salah satu konsep atau metode untuk membangun

keunggulan bersaing melalui peningkatan proses bisnis dengan mengurangi atau

menghilangkan penyimpangan terhadap proses bisnis yang ada. Konsep Six Sigma

diperkenalkan oleh Mikel Harry dan Richard Shroeder dalam bukunya yang berjudul

Six Sigma The Breakthrough Management Strategy Revolutionizing The World’s Top

Corporation.

Six Sigma dapat didefinisikan sebagai suatu proses bisnis yang

memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya dengan merancang dan

memantau aktifitas harian dalam mencapai kepuasan pelanggan (Mikel Harry, p7).

Six Sigma juga didefinisikan sebagai suatu sistem yang komprehensif dan fleksibel

untuk mencapai, memberi dukungan, dan memaksimalkan proses usaha, yang

berfokus pada pemahaman akan kebutuhan pelanggan dengan menggunakan fakta,

data serta terus-menerus memperhatikan pengaturan, perbaikan, dan mengkaji ulang

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-207.pdf · rendah, dan strategi pemasaran yang luar biasa. Oleh karena itu, tugas dari

22

proses usaha. Six Sigma dilakukan dengan menghilangkan atau mengurangi kesalahan

atau penyimpangan dalam proses bisnis sehingga hanya terdapat sekitar 3.4

ketidaksesuaian atau penyimpangan di dalam 1,000,000 unit atau peluang (defect per

million opportunities). Tujuan dari Six Sigma ini tidak hanya mencapai level sigma

tertentu saja tetapi lebih pada peningkatan laba perusahaan. Six Sigma akan berupaya

untuk memperhatikan kesesuaian antar kinerja produk atau jasa yang dihasilkan

dengan kebutuhan pelanggan.

Menurut Pearce dan Robinson (Pearce, p330), Six Sigma merupakan suatu

pendekatan dengan ketepatan dan kemampuan analisis yang tinggi terhadap kualitas

dan peningkatan yang terus-menerus dengan tujuan untuk meningkatkan keuntungan

melalui pengurangan kerusakan (defect), peningkatan hasil, peningkatan kepuasan

pelanggan, dan kinerja terbaik (best in calss).

2.5.1 Metodologi Six Sigma

Untuk melakukan peningkatan terus-menerus menuju target Six Sigma

dibutuhkan suatu pendekatan yang sistematis, berdasarkan ilmu pengetahuan dan

fakta (systematic, scientific, and fact based) dengan menggunakan peralatan,

pelatihan, dan pengukuran sehingga ekspektasi dan kebutuhan pelanggan dapat

terpenuhi (Simon, 2003). Salah satu pendekatan yang biasa digunakan dalam Six

Sigma adalah DMAIC.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-207.pdf · rendah, dan strategi pemasaran yang luar biasa. Oleh karena itu, tugas dari

23

Pendekatan DMAIC digunakan pada saat sudah terdapat produk atau proses di

perusahaan namun belum dapat mencapai spesifikasi yang ditentukan oleh pelanggan.

DMAIC merupakan sebuah proses untuk peningkatan yang dilakukan secara terus-

menerus, bersifat sistematis, ilmiah, dan berdasarkan pada kenyataan yang ada.

DMAIC meliputi langkah-langkah yang perlu dilakukan secara berurutan, yang

masing-masing langkah/tahapan amat penting guna mencapai hasil yang diinginkan.

Dan juga DMAIC biasa disebut sebagai metodologi Six Sigma yang dijadikan sebagai

metode penyelesaian masalah atau kunci pemecahan masalah. DMAIC secara umum

dapat diuraikan sebagai berikut:

Define: menentukan tujuan proyek dan ekspetasi pelanggan.

Measure: mengukur proses untuk dapat menentukan kinerja sekarang atau

sebelum mengalami perbaikan.

Analyze: menganalisa dan menentukan akar permasalahan dari suatu cacat

atau kegagalan (defect).

Improve: memperbaiki proses, menghilangkan, atau mengurangi jumlah

cacat/kegagalan (defect).

Control: mengawasi kinerja proses yang akan datang setelah mengalami

perbaikan.

Pada dasarnya ada tiga strategi dalam penerapan Six Sigma (Pande, 2000,

p31), yaitu:

1. Peningkatan Proses (Process Improvement)

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-207.pdf · rendah, dan strategi pemasaran yang luar biasa. Oleh karena itu, tugas dari

24

Strategi untuk mencari dan memperbaiki akar penyebab timbulnya masalah.

Sinonim dari strategi tersebut adalah perbaikan secara terus-menerus

(continuous improvement).

2. Perancangan Ulang Proses Bisnis (Process Design/Redesign)

Membuat rancangan baru dari suatu proses yang sesuai dengan kebutuhan

pelanggan dengan validasi data dan percobaan.

3. Proses Manajemen (Management Process)

Perubahan fokus dari pandangan dan pengarahan dari fungsi menjadi

pengertian dan fasilitasi dari proses yang memberikan nilai bagi pelanggan.

2.6 Bank

Menurut Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan

sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 pengertian

perbankan adalah sebagai berikut:

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan

atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.

Pengertian di atas memiliki kandungan filosofis yang tinggi. Pengertian yang

lebih teknis dapat ditemukan pada Standar Akuntasi Keuangan (PSAK) dan Surat

Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 792 tahun 1990. Pengertian bank menurut

PSAK Nomor 31 dalam Standar Akuntansi Keuangan (1999:31.1) adalah:

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-207.pdf · rendah, dan strategi pemasaran yang luar biasa. Oleh karena itu, tugas dari

25

Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan antara

pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak-pihak yang memerlukan dana,

serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.

Sedangkan berdasarkan SK Menteri Keuangan RI Nomor 792 tahun 1990

pengertian bank adalah suatu badan yang kegiatannya di bidang keuangan melakukan

penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai

investasi perusahaan.

Berdasarkan definisi-definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa bank

adalah lembaga keuangan yang kegiatannya menghimpun dan menyalurkan dana dari

dan kepada masyarakat yang memiliki fungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.

Menurut Kasmir (2003, p9), bank adalah suatu lembaga keuangan yang usaha

pokoknya memberikan kredit serta jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan

peredaran uang.

Dari beberapa definisi di atas dan dilihat dari kegiatan lembaga keuangan

maka sifat usaha bank dibedakan sebagai berikut:

Sisi pasiva, merupakan kegiatan penerimaan dana dari masyarakat dan pihak

ketiga lainnya dengan berbagai instrumen.

Sisi aktiva, merupakan kegiatan usaha yang berhubungan dengan penggunaan

atau pengalokasian dana terutama ditujukan untuk memperoleh keuntungan.

Sisi jasa-jasa, merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pemberian jasa-

jasa dalam mekanisme pembayaran.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-207.pdf · rendah, dan strategi pemasaran yang luar biasa. Oleh karena itu, tugas dari

26

2.6.1 Fungsi Bank

Menurut Mudrajad Kuncoro, ada empat fungsi bank (2002, p 67-69), yaitu:

1. Bank sebagai penghimpun dana

Peran bank dalam pengertian ini adalah sebagai lembaga kepercayaan (agent

of trust), khususnya bagi masyarakat yang menyimpan dananya di bank dalam

bentuk simpanan. Sedangkan pengertian simpanan adalah dana yang

dipercayakan oleh masyarakat kepada bank dalam bentuk giro, tabungan,

deposito, sertifikat deposito, dan atau bentuk lainnya yang dapat disamakan

dengan itu.

2. Bank sebagai pemberi kredit

Peran bank dalam pengertian ini adalah menyalurkan dana baik yang

dihimpun dari masyarakat (simpanan) maupun bukan (modal sendiri dan

pinjaman antar bank) untuk kebutuhan masyarakat yang sebagian besar

disalurkan dalam bentuk kredit. Pengertian kredit berdasarkan UU No.

10/1998 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam

antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk

melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan sejumlah uang

imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

3. Bank sebagai lembaga perantara/kepercayaan

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-207.pdf · rendah, dan strategi pemasaran yang luar biasa. Oleh karena itu, tugas dari

27

Peran bank sebagai lembaga perantara adalah dalam hal ini mempertemukan

pihak yang mempunyai dana dengan pihak yang membutuhkan dana.

Transaksi pertukaran ini mungkin tidak dapat lancar, apabila tidak melalui

perantara bank. Hal ini dapat disebabkan karena pihak pemilik dana belum

tentu mengetahui karakter dan mempercayai pihak yang membutuhkan dana.

Dalam hal ini bank lebih dipercaya untuk memperoleh dana oleh pemilik dana

dibandingkan pihak yang membutuhkan dana. Oleh karena itu, penting bagi

bank untuk menjaga kepercayaan yang telah diberikan oleh para nasabah.

4. Bank sebagai agent of development

Dalam pengertian ini bank dituntut untuk dapat menyalurkan dana kepada

pihak yang tepat, sehingga dengan usahanya tersebut dapat menunjang usaha-

usaha pembangunan yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.

2.6.2 Sumber Dana Bank

Menurut Kasmir (2003, p 45-50), sumber dana bank adalah usaha bank dalam

menghimpun dana dari masyarakat. Perolehan dana ini tergantung dari bank itu

sendiri, apakah dari simpanan masyarakat atau dari lembaga lainnya. Secara garis

besar sumber dana bank dapat diperoleh dari:

1. Dari bank itu sendiri

Perolehan dana dari sumber bank itu sendiri (modal sendiri) merupakan dana

yang diperoleh dari dalam bank. Perolehan dana ini biasanya digunakan

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-207.pdf · rendah, dan strategi pemasaran yang luar biasa. Oleh karena itu, tugas dari

28

apabila bank mengalami kesulitan untuk memperoleh dana dari luar. Dana

yang bersumber dari bank itu sendiri terdiri dari:

a. Setoran modal dari pemegang saham yaitu modal dari para pemegang

saham lama atau pemegang saham baru.

b. Cadangan laba yaitu laba yang setiap tahun dicadangkan oleh bank

dan sementara waktu belum digunakan.

c. Laba bank yang belum dibagi yaitu laba tahun berjalan tetapi belum

dibagikan kepada para pemegang saham.

2. Dana yang berasal dari masyarakat luas

Sumber dana ini merupakan dana yang terpenting bagi kegiatan operasional

bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai

operasionalnya dari sumber dana ini. Untuk memperoleh dana dari

masyarakat luas, bank dapat menggunakan tiga macam jenis simpanan

(rekening), yaitu:

a. Simpanan giro

Pengertian giro menurut Undang-undang Perbankan Nomor 10 tahun

1998 tanggal 10 November adalah simpanan yang penarikannya dapat

dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana

perintah pembayaran lainnya, atau dengan cara pemindah bukuan.

b. Simpanan tabungan

Pengertian tabungan menurut Undang-undang Perbankan Nomor 10

tahun 1998 adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-207.pdf · rendah, dan strategi pemasaran yang luar biasa. Oleh karena itu, tugas dari

29

dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak

dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dapat

dipersamakan dengan itu.

c. Simpanan deposito

Pengertian deposito menurut Undang-undang Perbankan Nomor 10

tahun 1998 adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat

dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah

penyimpan dengan bank.

3. Dana yang bersumber dari lembaga lain

Dalam praktiknya sumber dana yang ketiga ini merupakan tambahan jika

bank mengalami kesulitan dalam pencarian sumber dana pertama dan kedua

di atas. Perolehan dana dari sumber lain dapat diperoleh dari:

a. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang merupakan kredit

yang diberikan Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami

kesulitan likuiditasnya. Kredit likuiditas ini juga diberikan kepada

pembiayaan sektor-sektor usaha tertentu.

b. Pinjaman antar bank (call money) merupakan pinjaman yang diberikan

kepada bank-bank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga

kliring dan tidak mampu untuk membayar kekalahannya. Pinjaman ini

bersifat jangka pendek dengan bunga relatif pendek jika dibandingkan

dengan pinjaman lainnya yang memiliki bunga relatif tinggi.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-207.pdf · rendah, dan strategi pemasaran yang luar biasa. Oleh karena itu, tugas dari

30

c. Pinjaman dari bank-bank luar negeri merupakan pinjaman yang

diperoleh dari pihak luar negeri.

d. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) merupakan surat berharga yang

diterbitkan oleh bank kemudian diperjualbelikan kepada pihak yang

berminat. SBPU diterbitkan dan ditawarkan dengan tingkat suku

bunga tinggi sehingga masyarakat tertarik untuk membelinya.

2.6.3 Jenis dan Usaha Pokok Bank

Menurut Undang-undang Pokok Perbankan Nomor 7 tahun 1992 dan

ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang-undang RI Nomor 10 tahun 1998 maka

jenis perbankan terdiri dari dua jenis bank, yaitu:

1. Bank Umum

Perngertian bank umum sesuai dengan Undang-undang Nomor 10 tahun 1998

adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvesional dan atau

berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam

lalu lintas pembayaran. Usaha bank umum ini antara lain:

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa

giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk

lainnya yang dipersamakan dengan itu

b. Memberikan kredit

c. Menerbitkan surat pengakuan hutang

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-207.pdf · rendah, dan strategi pemasaran yang luar biasa. Oleh karena itu, tugas dari

31

d. Membeli, menjual, atau menjamin atas resiko sendiri maupun untuk

kepentingan dan atas perintah para nasabahnya

e. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk

kepentingan nasabah

f. Menempatkan dana pada, meminjamkan dana dari atau meminjamkan

dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana

telekomunikasi maupun dengan wesel tunjuk, cek, atau sarana lainnya

g. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan

perhitungan dengan atau antar pihak ketiga

h. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga

i. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain

berdasarkan suatu kontrak

j. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya

dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek

k. Melakukan anjak piutang, usaha kartu kredit, dan kegiatan wali

amanat

l. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip syariah

sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia

2. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Pengertian bank perkreditan rakyat menurut Undang-undang Nomor 10 tahun

1998 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional

atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-207.pdf · rendah, dan strategi pemasaran yang luar biasa. Oleh karena itu, tugas dari

32

jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan usaha-usaha dari bank

perkreditan rakyat adalah sebagai berikut:

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa

deposito berjangka, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang

dipersamakan dengan itu

b. Memberikan kredit

c. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip

syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia

d. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI),

deposito berjangka, sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank

lain (Undang-undang RI Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan)

2.7 Risiko Operasional Perbankan

Kamus mendefinisikan risiko sebagai peluang terjadinya bencana atau

kerugian. Dua istilah penting lain yang terkait dengan risiko adalah:

Kejadian risiko (risk event). Kejadian risiko didefinisikan sebagai terjadinya

sebuah peristiwa yang menyebabkan potensial kerugian (yaitu terjadinya

sebuah outcome buruk)

Risiko kerugian. Risiko kerugian adalah kerugian yang terjadi sebagai

konsenkuensi langsung ataupun tidak langsung dari kejadian risiko. Kerugian

tersebut dapat bersifat finansial atau non-finansial.

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-207.pdf · rendah, dan strategi pemasaran yang luar biasa. Oleh karena itu, tugas dari

33

Risiko operasional (operational risk) adalah risiko kerugian yang diakibatkan

oleh kegagalan atau tidak memadainya proses internal, manusia dan sistem,

atau sebagai akibat dari kejadian eksternal.

2.7.1 Konsep Frekuensi Versus Dampak

Konsep frekuensi versus dampak (frequency versus impact) terdiri dari dua

faktor yang digunakan dalam penggelompokan kejadian risiko operasional:

Frekuensi – seberapa sering suatu kejadian dapat terjadi

Dampak – jumlah kerugian yang ditimbulkan oleh kejadian risiko operasional

Kejadian risiko operasioanl dapat dikelompokkan ke dalam empat jenis

kejadian berdasarkan frekuensi dan dampak risiko operasional tersebut, yaitu:

Frekuensi rendah/dampak rendah (low frequency/low impact)

Frekuensi rendah/dampak tinggi (low frequency/high impact)

Frekuensi tinggi/dampak rendah (high frequency/low impact)

Frekuensi tinggi/dampak tinggi (high frequency/high impact)

Pada umumnya pengelolaan risiko operasional akan terfokus pada dua jenis

kejadian berikut:

Frekuensi rendah/dampak tinggi (low frequency/high impact)

Frekuensi tinggi/dampak rendah (high frequency/low impact)

Bank pada umumnya kurang memperhatikan kejadian yang sifatnya frekuensi

rendah/dampak rendah karena biaya pengelolaan dan pemantauannya lebih tinggi

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-207.pdf · rendah, dan strategi pemasaran yang luar biasa. Oleh karena itu, tugas dari

34

daripada kerugian yang ditimbulkannya. Sementara itu kejadian yang bersifat

frekuensi tinggi/dampak tinggi dianggap kurang relevan karena jika jenis kejadian ini

timbul pada bank maka bank tersebut akan jatuh dalam waktu singkat. Dalam hal ini

kerugian yang ada tidak akan dapat diperbaiki, atau Bank Indonesia selaku pengawas

akan segera melakukan langkah-langkah penyehatan bank.

Kejadian yang bersifat frekuensi tinggi/dampak rendah dikelola untuk

meningkatkan efisiensi kegiatan usaha. Kejadian-kejadian ini cenderung sudah

diantisipasi dan dianggap sebagai biaya pelaksanaan kegiatan usaha. Sejumlah

produk keuangan, khususnya yang terkait dengan perbankan ritel, akan

memperhitungkan kejadian risiko operasional ini dalam struktur pricing. Sebagai

contoh, bank-bank yang menawarkan produk kartu kredit akan menyesuaikan struktur

pricing-nya untuk mengantisipasi terjadinya manipulasi uang (fraud).

Kejadian yang oleh bank dianggap perlu diperhatikan dengan seksama adalah

kejadian yang bersifat frekuensi rendah/dampak tinggi. Sesuai dengan sifatnya,

kejadian ini sulit dipahami dan paling sulit untuk diantisipasi. Selain itu, kejadian

frekuensi rendah/dampak tinggi berpotensi menimbulkan kerugian sangat besar

bahkan dapat menyebabkan kejatuhan suatu bank.

2.7.2 Kerugian Risiko Operasional

Sebagaimana halnya aspek lain dalam manajemen risiko, terdapat beragam

definisi mengenai kerugian yang diperkirakan (expected loss) dan kerugian tidak

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-207.pdf · rendah, dan strategi pemasaran yang luar biasa. Oleh karena itu, tugas dari

35

diperkirakan (unexpected loss). Di bawah ini didefinisikan kedua jenis kerugian

tersebut dalam konteks risiko operasional.

Kerugian yang diperkirakan (expected loss) adalah kerugian yang timbul

karena dilaksanakannya kegiatan usaha bank secara normal. Secara sederhana

kerugian yang diperkirakan (expected loss) juga dapat didefinisikan sebagai

biaya pelaksanaan kegiatan usaha. Selama pelaksanaan kegiatan sehari-hari,

dapat diasumsikan bahwa kerugian yang diperkirakan kemungkinan besar

akan terjadi. Contohnya, kesalahan yang dibuat oleh seorang operator,

kejahatan (fraud) kartu kredit, atau perampokan bank.

Kerugian yang tidak diperkirakan (unexpected loss) adalah kerugian yang

besarnya secara signifikan jauh berada di atas batas yang dapat dikategorikan

sebagai kerugian yang diperkirakan. Kerugian tersebut berasal dari kejadian

yang tidak diperkirakan sebelumnya atau kejadian luar biasa yang menurut

bank, kecil kemungkinannya akan terjadi dan merupakan kerugian yang

dialami sebagai bagian kegiatan usaha sehari-hari. Kerugian yang tidak

diperkirakan umumnya disebabkan oleh kejadian yang sifatnya frekuensi

rendah/dampak tinggi.

2.7.3 Kategori Kejadian Risiko Operasional

Berdasarkan Basel II Accord, yang termasuk dalam risiko operasional adalah

sebagai berikut:

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-207.pdf · rendah, dan strategi pemasaran yang luar biasa. Oleh karena itu, tugas dari

36

1. Risiko proses internal

Risiko proses internal didefinisikan sebagai risiko yang terkait dengan

kegagalan proses atau prosedur yang terdapat pada suatu bank. Dalam

pelaksanaan kegiatan usaha sehari-hari, seorang staff akan melaksanakan

kegiatan yang telah ditentukan sebelumnya. Prosedur dan kebijakan ini akan

mencakup semua proses pengecekan dan pengendalian yang diperlukan untuk

memastikan bahwa nasabah telah terlayani dengan baik dan bank tidak

melanggar ketentuan dan peraturan yang berlaku.

Kejadian risiko proses internal meliputi:

Dokumentasi

Pengendalian yang lemah

Kelalaian pemasaran

Kesalahan penjualan produk

Pencucian uang.

Laporan yang tidak benar dan tidak lengkap (terakait dengan aspek

pemenuhan ketentuan)

Kesalahan transaksi

Kelalaian pemasaran

Kesalahan penjualan produk

Pencucian uang

Laporan yang tidak benar atau tidak lengkap

Kesalahan transaksi

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-207.pdf · rendah, dan strategi pemasaran yang luar biasa. Oleh karena itu, tugas dari

37

Pelaksanaan evaluasi dan peningkatan proses internal bank sebagai bagian

dari manajemen operasional dapat meningkatkan efisiensi pada bank.

Kesalahan-kesalahan dapat terjadi jika suatu proses terlalu rumit, tidak

terstruktur, atau tidak dilaksanakan dengan semestinya, yang kesemuanya

merupakan praktik kegiatan usaha yang tidak efisien.

2. Risiko manusia

Risiko manusia didefinisikan sebagai risiko yang terkait dengan karyawan

bank. Bank seringkali menyatakan bahwa asetnya yang paling berharga

adalah para karyawannya. Namun demikian, justru karyawan bank-lah yang

umumnya menjadi penyebab risiko operasional. Kejadian-kejadian tersebut

dapat terjadi kapan saja, baik disengaja maupun tidak, dan tidak terbatas

hanya pada satu unit organisasi tertentu saja. Kejadian risiko manusia juga

dapat terjadi pada fungsi manajemen risiko, di mana kualifikasi dan keahlian

karyawan pada fungsi tersebut merupakan hal yang diutamakan. Area-area

yang umumnya terkait dengan risiko manusia adalah:

Permasalahan kesehatan dan keselamatan kerja (health and safety

issues)

Perputaran karyawan yang tinggi

Fraud internal

Sengketa pekerja

Praktik manajemen yang buruk

Pelatihan karyawan yang tidak memadai

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-207.pdf · rendah, dan strategi pemasaran yang luar biasa. Oleh karena itu, tugas dari

38

Terlalubergantung pada karyawan tertentu

Aktivitas yang dilakukan rogue trader

3. Risiko sistem

Risiko sistem adalah risiko yang terkait dengan penggunaan teknologi dan

sistem. Saat ini semua bank sangat bergantung pada sistem dan teknologi

untuk mendukung kegiatan usahannya sehari-hari. Dengan kata lain, bank

tidak dapat beroperasi tanpa sistem komputer. Namun demikian, penggunaan

teknologi tersebut menimbulkan risiko operasional. Kejadian risiko sistem

dapat disebabkan oleh:

Data yang tidak lengkap (data corruption)

Kesalahan input data (data entry errors)

Pengendalian perubahan data yang tidak memadai (inadequate change

control)

Pengendalian proyek yang tidak memadai (inadequate project control)

Kesalahan pemrograman (programming errors)

Ketergantungan pada teknologi ‘black box’ –keyakinan bahwa model

matematis yang terdapat pada sistem internal pasti benar

Gangguan pelayanan (service interruption) – baik gangguan sebagian

atau seluruhnya

Masalah yang terkait dengan keamanan sistem, misalnya virus dan

hacking

Kecocokan sistem (system suitability)

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-207.pdf · rendah, dan strategi pemasaran yang luar biasa. Oleh karena itu, tugas dari

39

Penggunaan teknologi yang belum di uji coba (use of new untried

technology)

Secara teoritis, kegagalan menyuluruh pada teknologi yang digunakan suatu

bank adalah kejadian yang sangat mungkin menyebabkan kejatuhan bank

tersebut. Saat ini ketergantungan pada teknologi sudah sedemikian rupa

sehingga tidak bekerjannya komputer dapat menyebabkan bank tidak

beroperasi dalam periode waktu tertentu. Namun demikian, sejauh ini

kegagalan komputer belum sampai menyebabkan kejatuhan suatu bank.

4. Risiko eksternal

Risiko eksternal adalah risiko yang terkait dengan kejadian yang berada di

luar kendali bank secara langsung. Kejadian risiko eksternal umumnya adalah

kejadian low frequency/high impact dan sebagai konsekuensinya dapat

menyebabkan kerugian yang tidak diperkirakan. Kejadian-kejadian tersebut

dapat disebabkan oleh:

Kejadian pada bank lain yang memiliki dampak pada keseluruhan

industri perbankan.

Pencurian dan external fraud

Kebakaran

Bencana alam.

Kegagalan perjanjian outsourcing

Penerapan ketentuan baru

Kerusuhan dan unjuk rasa

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-207.pdf · rendah, dan strategi pemasaran yang luar biasa. Oleh karena itu, tugas dari

40

Terorisme

Tidak beroperasinya sistem transportasi yang menyebabkan karyawan

tidak dapat hadir di tempat kerjanya

Kegagalan utility service, seperti listrik padam

Beberapa kejadian eksternal memiliki dampak yang cukup besar sehingga

dapat mempengaruhi kemampuan bank dalam melaksanan kegiatan usahanya.

Sebagai konsekuensinya, upaya-upaya yang cukup besar telah dilakukan bank

untuk meyakinkan bahwa bank tetap beroperasi setelah timbulnya kejadin

risiko eksternal. Hal ini dikenal dengan business continuity planning atau

business resumption planning. Sebelum adanya Basel II, fokus utama manajer

risiko operational di bank adalah pada business continuity planning.

5. Risiko hukum

Risiko hukum adalah risiko yang timbul dari adanya ketidakpastian karena

dilakukannya suatu tindakan hukum atau ketidakpastian dalam penerapan atau

interpretasi suatu perjanjian, peraturan, atau ketentuan. Risiko hukum berbeda

antara satu negara dengan negara lain dan semakin meningkat akibat:

Penerapan ketentuan know-your-customer (KYC) yang terutama

disebabkan oleh tindakan terorisme, dan

Penerapan ketentuan perlindungan data yang terutama disebabkan oleh

reaksi terhadap semakin menigkatnya penggunaan informasi nsabah

untuk tujuan pemasaran produk.

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab 2_09-207.pdf · rendah, dan strategi pemasaran yang luar biasa. Oleh karena itu, tugas dari

41

Pada beberapa negara, risiko hukum timbul sebagai akibat ketidakjelasan

posisi hukum, contohnya permasalahan hak cipta atau kepailitan. Pada negara-

negara lainnya, ketentuan Uni Eropa atau Amerika Serikat yang diberlakukan

sampai melebihi batas negara-negara tersebut dapat menjadi hambatan bagi

bank-bank yang berasal dari negara-negara tersebut untuk berpartisipasi di

pasar internasional.