bab ii landasan teori 2.1 konsep dasar web · 7 bab ii landasan teori 2.1.konsep dasar web suatu...
TRANSCRIPT
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Web
Suatu konsep dasar web sangat diperlukan sebelum melakukan perancangan
websait. Untuk itu sebaiknya kita mengetahui konsep dasar websait terlebih
dahulu. Dimana pada konsep dasar web yang meliputi keseluruhan seb-nya dan
peralatan pendukung menurut pakar.
A. Website
Menurut Yuhefizar dalam (Prayitno & Safitri, 2015) mengemukakan
bahwa “website adalah keseluruhan halaman-halaman web yang terdapat dari
sebuah domain yang mengandung informasi”.
1. Web Browser
Menurut Winarno dan Utomo dalam(Prayitno & Safitri, 2015)menyimpulkan
bahwa “Web Browser adalah alat yang digunakan untuk melihat halaman web”.
2. Web server
Menurut Fatmansyah (Prayitno & Safitri, 2015) menyimpilkan bahwa web
server adalah “server web (Web Server) merujuk pada perangkat keras (server)
dan perangkat lunak yang menyediakan layanan akses kepada pengguna
melalui protokol komunikasi HTTP ataupun variannya (seperti FTP dan
HTTPS) atas berkas-berkas yang terdapat pada suatu URL ke pemakai”.
8
B. Bahasa pemograman
1. PHP
Menurut Abdul Kadir dalam (Kuncoro, Purnama, & Wardati, 2015)
menyimpulkan bahwa “PHP sendiri di kenal sebagian bahasa pemograman.
PHP juga dapat diintegrasikan dengan HTML, JavaScript, JQuery, Ajax. Namun,
pada umunya PHP lebih banyak digunkan bersamaan dengan file bertipe HTML.
Dengan menggunakan PHP anda bisa membuat websitepowerful yang dinamis
dengan disertai manajemen database-nya”.
2. HTML
Menurut Winarno dan Utomo dalam ((Prayitno & Safitri, 2015) menyimpulkan
bahwa; “HTML singkatan dari Hypertext Markup Language dan berguna untuk
menampilkan halaman Web”.
3. CSS
Menurut Winarno dan Utomo dalam ((Prayitno & Safitri, 2015)
menyimpulkan bahwa; “CSS merupakan web yang digunakan untuk mengatur
style-style yang ada di tag-tag HTML”.
4. JQuery
Menurut Hidayatullah & Kawistara (2017) menyimpulkan bahwa:
“JQuery adalah kumpulan fungsi-fungsi JavaScript yang sudah dibentuk
sebagai suatu objek. Sehingga penggunaan JQuery ini bisa dikategorikan
sebagai suatu library yang nantinya kita hanya perlu menggunakan fungsi-
fungsi didalam library tersebut”.
9
5. Java Script
Menurut Sidik (Prayitno & Safitri, 2015) menyimpulkan bahwa;
“JavaScript adalah bahasa pemograman yang digunakan untuk membuat
program yang digunakakn agar dokumen HTML yang ditampilkan dalam
browser menjadi lebin interaktif, tidak sekedar indah saja”.
6. Adobe Dreamweaver
Menurut ((Ahmad, Rini, & Wiratama, 2016) menyimpulkan bahwa ;
“Adobe Dreamweaver adalah aplikasi yang digunakan sebagai HTML editor
professional untuk mendesain web secara visual. Aplikasi ini juga dikenal
dengan istilah WYSIYG (what yau see is what you get), yang intinya adalah
anda tidak harus berurusan dengan tag-tag HTML untuk membuat sebuah site
dan melihat hasil desainnya secara langsung”.
7. Xampp
Menurut Wahana dalam ((Prayitno & Safitri, 2015) menyimpulkan bahwa;
“XAMPP adalah salah satu paket instalasi apache, PHP, dan MySQL secara
instant yang dapat digunakan untuk membantu proses instalasi ketiga produk
tersebut”.
8. MySQL
Menurut Anhar (Prayitno & Safitri, 2015) menyimpulkan bahwa;
“MySQL (My Structure Query Language) adalah sebuah perangkat lunak
sistem sistem manajemen basis data SQL Database Managemen System atau
DBMS dari sekian banyak DBMS seperti Oracle, MS SQL, Postagre SQL dan
lainnya”.
10
C. Basis Data
Menurut Winamo dan Utomo dalam (Prayitno & Safitri, 2015)
menyimpulkan bahwa; “Database atau biasa disebut basis data merupakan kumpulan
data yang saling berhubungan, data tersebut biasanya terdapat dalam table-tabel yang
saling berhubungan satu sama lain, dengan mengunakan field/kolom pada tiap table
yang ada” yang diwujudkan dalam bentuk angka, huruf, symbol, teks, gambar, bunyi
dam komunikasinya.
a. Kecepatan Dana Kemudahan (Speed)
b. Efesiensi Ruang Penyimpanan (Space)
c. Keakuratan (Accuracy)
d. Ketersediaan (Availability)
e. Kelengkapan (completeness)
f. Keamanan (Security)
g. Pemakaikan Bersama (Sharability)
Database Management System (DBMS) adalah aplikasi ayng dipakai untuk
mengelolah basis data. DBMS biasanya menawarkan beberapa kemampuan yang
gterintegrasi seperti berikut:
a. Membuat , meghapus, menambaha, dan menodifikasi basis data
b. Pada beberapa DBMS pengelolaannya berbasis windows (berbentuk
jendela-jendela) sehingga lebih mudah diunakan
c. Tidak semua orang bisa mengakses basis data yang ada sehingga
memeberikan keamanan bagi data
11
d. Kemampuan berkomunikasi dengan program aplikasi yang lain. Misalnya
dimungkinkan untuk mengakses basis data MySQL menggunakan aplikasi
yang dibuat menggunkan PHP
e. Kemampuan pengaksesan melalui komunikasi antar komputer (client server)
D. Model Pengembangan Perangkat Lunak
Menurut Anhar dalam (Prayitno & Safitri, 2015) menyimpulkan bahwa;
“Model pengembangan perangkat lunak ini menggunakan metode waterfall
yang terbagi menjadi beberapa tahapan”;
1. Analisis kebutuhan perangkat lunak
Pada saat ini analisi kebutuhan system dilakukan untuk membantu
menjabarkan kebutuhan pengguna menjadi design system yang kemudian akan
di buat menjadi program aplikasi. Dalam hal ini, administrator memiliki hak
akses untuk masuk kehalaman administrator dengan cara melakukan login
terlebih dahulu, dan mengolah semua data yang ada di hlaman administrator,
sedangkan user (pengguna) tidak berhak masuk ke halaman administrator. User
(pengguna) hanya memiliki hak akses seperti, melihat koleksi buku-buku digital,
mandaftar sebagai member baru, dan menuliskan pesan kepada administrator
melalui menu “Contact Us”.
2. Desain
Desain perangkat lunak adalah proses multi langkah yang focus pada
desain pembuatan program perankat lunak termasuk struktur data, arsitektur
perangakat lunak, representasi antar muka, dan prosedur pengodean. Tahap ini
mentranslasi kebutuhan perangkat lunak dari tahap analisis kebutuhan ke
representasi desain agar dapat diimplementasikan menjadi program pada tahap
12
selanjutnya. Desain perangkat yang dihasilkan pada tahap ini juga perlu
didokumentasikan.
3. Pembuatan kode program
Desain harus ditrasnasikan ke dalam program perangkat lunak. Hasil dari tahap
ini adalah program komputer sesuai dengan yang telah di buat pada tahap desain.
4. Pengujian
Pengujian fokus pada perangkat lunak secara dari segi logic dan fungsional dan
memastikan bahwa semua bagian sudah diuji. Hal ini untuk meminimalisir
kesalahan (error) dan memastikan keluaran yang dihasilkan sesuai dengan yang
diinginkan.
5. Pendukung (support) atau pemeliharaan (maintenance)
Tidak menutup kemungkinan sebuah perangkat lunak mengalami
perubahan ketika sudah dikirimkan ke user, perubahan bias terjadi karena
adanya kesalahan yang muncul dan terdeteksi saat pengujian atau perangkat
lunak harus beradptasi dengan lingkungan baru. Tahap pendukung atau
pemeliharaan dapat mengulangi peroses pengembangan mulai dari analisi
spesifikasi untuk perubahan perangkat lunak yang sudah ada, tapii tidak untuk
membuat perangkat lunak baru.
2.2. Teori Pendukung
A. Struktur Navigasi
13
Menurut (Silviadi, Tresnawati, & Satria, 2016) menyimpulkan bahwa ;
“Struktur Navigasi merupakan gambaran hubungna antara beberapa scene dan
akan mengorganisasi konten sehingga membentuk alur”.
B. Entity Relationship Diagram
Menurut Nugroho dalam (Fridayanthie, 2015) menyatakan bahwa ; “Entity
Relationalship merupakan salah satu pedoman data konseptual yang paling
sering digunakan dalam proses pengembangan basis data bertipe relational.
Penggunaannya yang sangat luas diakibatkan beberapa factor, yaitu kebudahan,
penggunaan secara luas Computer Aided Software Enginnering (CASE)”
1. Definisi ERD
Menurut Sukamto dan Shalahuddin (2016) menyimpulkan bahwa:
“Pemodelan awal basis data yang paling banyak digunakan adalah
menggunakan Entity Relationship Diagram (ERD). ERD dikembangkan
berdasarkan teori himpunan dalam bidang matematika. ERD digunakan untuk
pemodelan basis data relasional. Sehingga jika penyimpanan baisis data tidak
perlu menggunakan ERD. ERD memiliki beberapa aliran notasi seperti Chen
(dikembangkan oleh Peter Chen), Barker (dikembangkan oleh Richard Barker,
Ian Palmer, Harry Ellis), notasi Crow’s Foot, dan beberapa notasi lain. Namun
yang banyak digunakan adalah notasi dari Chen”.
Sedangkan menurut Indrajani dalam Wahid, Dkk (2016:316) “Entity
Relationship Diagram (ERD) adalah sebuah pendekatan top-bottom dalam
perancangan basis data yang dimulai dengan mengidentifikasikan data-data
terpenting yang disebut entitas dan hubungan antara entitas-entitas tersebut
digambarkan dalam suatu model atau diagram.”
2. Komponen ERD
14
Menurut Sukamto dan Shalahuddin (2016 ) menyimpulkan bahwa: Berikut
adalah simbol-simbol yang digunakan pada ERD dengan notasi Chen:
a. Entitas / entity
Entitas merupakan data inti yang akan disimpan; bakal tabel pada basis data;
benda yang memiliki data dan harus disimpan datanya agar dapat diakses
oleh aplikasi komputer; penamaan entitas biasanya lebih ke kata benda dan
belum merupakan nama tabel.
b. Atribut
Field atau kolom data yang butuh disimpan dalam suatu entitas.
c. Atribut kunci primer
Field atau kolom data yang butuh disimpan dalam suatu entitas dan
digunakan sebagai kunci akses record yang diinginkan; biasanya berupa id;
kunci primer dapat lebih dari suatu kolom, asalkan kombinasi dari beberapa
kolom tersebut dapat bersifat unik (berbeda tanpa ada yang sama).
d. Atribut multinilai
Field atau kolom data yang butuh disimpan dalam suatu entitas yang dapat
memiliki nilai lebih dari satu.
e. Relasi
Relasi yang menghubungkan antar entitas; biasanya diawali dengan kata
kerja.
f. Asosiasi
Penghubung antara relasi dan entitas di mana di kedua ujungnya memiliki
multiplicity kemungkinan jumlah pemakaian. Kemungkinan jumlah
maksimum keterhubungan anatara entitas satu dengan entitas yang lain
disebut dengan kardinalitas. Misalkan ada kardinalitas 1 ke N atau sering
15
disebut dengan one to many menghubungkan entitas A dan entitas B maka
ERD biasanya memiliki hubungan binary (satu relasi menghubungkan dua
buah entitas).
3. Derajat Relationship
Menurut Fathansyah (2015) menyimpulkan bahwa:
“Kardinalitas Relasi yang terjadi di antara dua himpunan entitas misalnya A
dan B dapat berupa”:
a. Satu ke Satu (One to One)
Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan
paling banyak dengan satu entitas pada entitas pada himpunan B, dan begitu
juga dengan sebaliknya setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan
dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas A.
b. Satu ke Banyak (One to Many)
Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan
dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya, di
mana setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan dengan paling
banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas A.
c. Banyak ke Satu (Many to One)
Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan
paling banyak dengan satu entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak
sebaliknya, dimana setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan
dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas B.
d. Banyak ke Banyak (Many to Many)
Yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan
dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, dan demikian juga
16
sebaliknya, di mana setiap entitas pada himpunan entitas B dapat
berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas A.
4. Logical Record Structure (LRS)
Logical Record Structure(LRS)sering dipakaioleh para pengembang
aplikasi web untuk membangun sebuah aplikasi web yang dinamis. Sebagai
contoh kerjanya dengan representasi dari struktur record-record pada table
yang terbentuk dari hasil himpunan antara entitas.
Menurut Frieyadi dalam Taufik (2017) “sebelum tabel dibentuk dari field
atau atribut entitas secara fisik atau level internal, maka harus dibuatkan suatu
bentuk relational model yang dibuat secara logic atau level external dan
konsep dari pernyataan tersebut dibutuhkan yang disebut dengan Logical
Record Structure (LRS)”.
Sedangkan menurut
C. Implementasi dan Pengujian Web
Pengujian unit fokus pada usaha verifikasi pada unit yang terkecil pada
desain perangkat lunak (komponen atau modul perangkat lunak). Setiap unit
perangkat lunak diuji agar dapat diperiksa apakah aliran masukan (input) dan
keluaran (output) dari unit sudah sesuai dengan yang diinginkan. Pengujian
unit biasanya dilakukan saat kode program dibuat. Karena dalam sebuah
perangkat lunak banyak memiliki unit-unit kecil maka menguji unit-unit kecil
ini biasanya dibuat program kecil (main program) untuk menguji unit-unit
perangat lunak.
Menurut Sukamto dan Shalahuddin (2016) menyimpulkan bahwa:”Pengujian
integrasi sebaiknya dilakukan secara bertahap, tidak dilakukan secara satu tahap
langsung di akhir untuk menghindari kesulitan penelusuran jika terjadi (error).
17
Pengujian integrasi lebih pada pengujian penggabungan dari dua atau lebih unit pada
perangkat lunak. Setelah pengujian integrasi maka dilakukan pengujian sistem
dimana unit-unit proses yang sudah diintegrasi diuji dengan antarmuka yang sudah
dibuat sehingga pengujian ini dimaksudkan untuk menguji sistem perangkat lunak
secara keseluruhan dan diuji secara satu sistem (tidak terpisah-pisah lagi)”.
18