bab ii landasan teori 2.1. pendidikan 2.1.1. pengertian...
TRANSCRIPT
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pendidikan
2.1.1. Pengertian Pendidikan
Kehidupan masyarakat tidak lepas akan kebutuhan pendidikan.
Melalui pendidikan manusia dapat mengetahui sesuatu yang buruk dan
baik, karena pendidikan selalu berhubungan dengan harkat dan martabat
menjadi seorang manusia.
Mudyaharjo (dalam Ahmadi,2014:37) pendidikan adalah usaha
sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/latihan yang berlangsung disekolah
dan diluar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik
agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara
tepat di masa yang akan datang. Sedangkan menurut Noor Syam (dalam
Ahmadi,2014:37) pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk
meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi
pribadinya, yaitu ruhani (pikir, karsa, rasa, cipta, dan budi nurani) dan
jasmani (pancaindra serta keterampilan-keterampilan).
Menurut Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 mendefinisikan pendidikan sebagai berikut:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirintya
8
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”
Berdasarkan pengertian pendapat ahli tersebut maka yang
dimaksud pendidikan dalam penelitian ini adalah usaha sadar manusia
melalui berbagai proses interaksi baik di dalam keluarga, masyarakat, dan
disekolah yang dapat membentuk karakter peserta didik dan
mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik.
2.1.2. Tujuan dan Fungsi Pendidikan
Menurut Danim (dalam Ahmadi,2014:45), secara tradisional
tujuan utama pendidikan adalah transmisi pengetahuan atau proses
membangun manusia menjadi berpendidikan.Transfer pengetahuan yang
diperoleh di bangku sekolah atau di lembaga pelatihanke dunia nyata
adalah sesuatu yang terjadi secara alami sebagai konsekuensi dari
kepemilikan pengetahuan oleh peserta didik atau siswa. Selanjutnya secara
kademik,Danim(dalam Ahmadi,2014:45) mengemukakan bahwa
pendidikan memiliki beberapa tujuan, sebagai berikut:
1. Mengoptimalisasi potensi kognitif, afektif, dan
psikomotorik yang dimiliki oleh siswa.
2. Mewariskan nilai-nilai budaya dari generasi ke generasi
untuk menghindari sebisa mungkin anak-anak tercebur
dari akar budaya dan kehidupan berbangsa dan
bernegara.
9
3. Mengembangkan daya adaptasbilitas siswa untuk
menghadapi situasi masa depan yang terus berubah, baik
intensitas maupun persyaratan yang diperlukan sejalan
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Meningkatkan dan mengembangkan tanggung jawab
moral siswa berupa kemampuan untuk membedakan
mana yang benar mana yang salah, dengan spritatau
keyakinan untuk memilih dan menegakkannya.
5. Mendorong dan membantu siswa mengembangkan sikap
bertanggung jawab terhadap kehidupan pribadi dan
sosialnya, serta memberikan kontribusi dalam aneka
bentuk secara leluasa kepada masyarakat.
6. Mendorong dan membantu siswa memahami hubungan
yang seimbang antara hukum dan kebebasan pribadi dan
sosial.
Tujuan pendidikan menurut Ahmadi (2014:49) adalah
mengembangkan potensi bawaan manusia secara integral, simultan, dan
berkelanjutan agar manusia mampu melaksanakan tugas dan kewajiban
dalam kehidupan guna mencapai kebahagiaan dimasa sekarang dan masa
mendatang. Tujuan pendidikan disesuaikan dengan dimensi-dimensi
kehidupan manusia disetiap dimensi memiliki tujuan, dimensi-dimensi
tersebut antara lain:
10
1. Dimensi religi, tujuan pendidikan ini adalah untuk
membangun kesadaran beragama, membina, dan
meningkatkan pengalaman agama pada diri peserta didik
sehingga menjadi manusia yang betul – betul beriman dan
bertaqwa kepada Tuhannya.
2. Dimensi diri manusia, tujuan pendidikan ini adalah untuk
menumbuhkan kembangkan kesadaran dan pemahaman
peserta didik tentang potensi dirinya dan membangun
semangat untuk mengembangkan potensi diri yang
memungkinkannya untuk menjadi manusia percaya diri dan
mandiri.
3. Dimensi sosial, tujuan pendidikan ini adalah untuk
menumbuhkan kembangkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan peserta didik untuk berinteraksi dengan sesama
peserta didik, guru,dan lingkungannya (keluarga dan
masyarakat).
4. Dimensi ekonomi, tujuan pendidikan dalam dimensi ini
adalah menumbuh – kembangkan kesadaran peserta didik
tentang pentingnya pengetahuan baru, keterampilan baru,
dan sikap baru serta kemauan menerapkannya dalam
kehidupan sehari – hari sehingga terjadi peningkatan
pendapatan, tabungan, dan modal berinventasi untuk
kepentingan dan kemajuan kehidupannya di masa depan.
11
5. Dimensi budaya, tujuan pendidikan disini adalah
menanamkan nilai-nilai budaya pada peserta didik agar
mereka memiliki kesadaran dan kemauan untuk memahami
dan memelihara nilai-nilai budaya yang diwariskan oleh
generasi terdahulu untuk kemajuan diri, bangsa dan
negaranya.
6. Dimensi politik, tujuan pendidikan adalah untuk menumbuh
kembangkan kesadaran padai didri peserta didik tentang
pentingnya keikutsertaan dalam proses dan pelaksanaan
keputusan yang berkenaan dengan kepentingan hidupnya.
7. Dimensi keamanan, tujuan pendidikan ini adalah
menanamkan pada diri peserta didik tentang pentingnya
keamanan dan membangun kesadaran diri dan kewajiban
untuk ikut menciptakan keamanan dalam kehidupan
masyarakat, baik keamanan diri dan harta kekayaan
lingkungan alam sekitar.
8. Dimensi IPTEK, tujuan pendidikan adalah menumbuhkan-
kembangkan kesadaran peserta didik tentang pentingnya
IPTEK dan kemauan serta kemampuan mendayagunakan
IPTEK dalam kehidupan sehari-hari.
Fungsi dan tujuan pendidikan dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003,
Bab II Pasal 3 disebutkan sebagai berikut, “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangakan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
12
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia,sehat, berilmu,cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
2.2. Kewirausahaan
2.2.1. Pengertian Kewirausahaan
Menurut Suryana (2006:2) kewirausahaan adalah kemampuan
kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk
mencari peluang menuju sukses.Kristanto (2009:03) mengatakan
kewirausahaan adalah ilmu,maupun perilaku,sifat,ciri dan watak seseorang
yang memiliki kemampuan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam
dunia nyata secara kreatif. Sedangkan menurut Zimmerer (dalam
Suryana,2006:14) kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan inovasi
untuk memecahkan masalah dan upaya memanfaatkan peluang yang
dihadi setiap hari.
Drucker (dalam Yusuf Suryana dan Kartib Bayu,2010:12)
Kewirausahaan lebih merujuk pada sifat, watak, dan ciri-ciri yang melekat
pada seseorang yang mempunyai kesamaan keras untuk mewujudkan
gagasan inovatif ke dalam dunia usaha yang nyata dan dapat
mengembangkannya dengan tangguh.
Kewirausahaan merupakan gabungan dari kreativitas, inovasi, dan
keberanian menghadapi risiko yang dilakukan dengan cara kerja keras
13
untuk membentuk dan memelihara usaha baru. Seseorang yang memiliki
bakat kewirausahaan dapat mengembangkan bakatnya melalui pendidikan.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka yang dimaksud dengan
kewirausahaan dalam penelitian ini adalah adalah sifat,watak dan perilaku
seseorang yang mempunyai keberanian dapat memberikan perubahan
dengan pemikirabn kreatif dan inovasi.
2.2.2 Karakteristik Kewirausahaan
Para ahli mengemukakan karakteristik dengan konsep yang berbeda-
beda. Geofrey (dalam Suryana,2006:24), megemukakan ciri-ciri dan watak
kewirausahaan seperti berikut:
Tabel 2.2
Ciri-Ciri dan Watak Kewirausahaan
Karakteristik Watak
Percaya diri dan optimis Memiliki kepercayaan diri yang kuat,
ketidaktergantungan terhadap orang
lain, dan individualistis.
Berorientasi pada tugas
dan hasil
Kebutuhan untuk berprestas
Berani mengambil resiko
dan menyukai tantangan
Mampu mengambil resiko yang wajar
Kepemimpinan Berjiwa kepemimpinan
Keorisinilan Inovativ,kreatif, dan fleksibel
Berorientasi masa depan Memili misi dan perspektif masa depan
14
Selanjutnya, Arthur Kuriloff dan John M. Mempali (dalam
Suryana,2006:25) mengemukakan karakteristik kewirausahaan dalam
bentuk nilai-nilai dan perilaku kewirausahaan sebagai berikut:
Tabel. 2.2
Nilai-Nilai dan Perilaku Kewirausahaan
Nilai-Nilai Perilaku
Komitmen Menyelesaikan tugas hingga selesai
Risiko moderat Tidak melakukan spekulasi, melainkan berdasarkan
perhitungan yang matang
Melihat peluang Memanfaatkan peluang yang ada sebaik mungkin
Objektivitas Melakukan pengamatan secara nyata untuk
memperoleh kejelasan
Umpan balik Menganalisis data kinerja waktu untuk memandu
kegiatan
Optimisme Menunjukkan kepercayaan diri yang besat
walaupun berada dalam situasi berat.
Uang Melihat uang sebagai suatu sumber daya, bukan
tujuan akhir
Manajemen
proaktif
Mengelola berdasarkan perencanaan masa depan
2.2.3 Ciri – Ciri Umum Kewirausahaan
Suryana (2006:30) menjelaskan tentang ciri – ciri umum
kewirausahaan, antara lain:
1. Memiliki motif berprestasi tinggi
Dorongan untuk selalu berprestasi tinggi harus ada dalam diri
seorang wirausah, karena dapat membentuk mental yang ada
15
pada diri mereka untuk selalu lebih unggul dan mengerjakan
segala sesuatu melebihi standart yang ada.
2. Memiliki Perspektif ke depan
Arah pandangan seorang wirausaha juga harus berorientasi
kemasa depan. Perspektif tersebut akan membuktikan
wirausaha tersebut sukses atau tidak.
3. Memiliki Kreativitas tinggi
Seorang wirausaha umumnya memiliki daya kreasi tinggi dan
inovasi yang lebih dari nonwirausaha. Hal-hal yang belum
terpikirkan oleh orang lain sudah terpikirkan olehnyan dan
wirausaha mampu membuat hasil inovasinya tersebut menjadi
“permintaan”.
4. Memiliki sifat inovasi tinggi
Seorang wirausaha mengubah mimpi-mimpinya menjadi
inovasi untuk mengembangkan bisnisnya.
5. Memiliki komitmen terhadap pekerjaan
Seorang wirausaha harus menancapkan komitmen yang kuat
dalam pekerjaannya karena jika tidak akan berakibat fatal ,
terhadap segala sesuatu yang telah dirintisnya.
6. Memiliki tanggung jawab
Seorang wirausaha tidak terlepas dari tuntutan tanggung
jawab. Karena komitmen diperlukan dalam pekerjaan
sehingga mampu melahirkan tanggung jawab. Indikator orang
16
yang bertanggung jawab adalah kedisiplinan,penuh
komitmen, bersungguh-sungguh, jujur, berdedikasi tinggi dan
konsisten.
7. Memiliki Kemandirian
Orang yang mandiri adalah orang yang tidak suka
mengandalkan orang lain namun justru mengoptimalkan
segala daya dan upaya dalam memanfaatkan potensi diri
tanpa harus diatur oleh orang lain.
Menjadi seorang wirausaha mandiri, harus memiliki berbagai
jenis modal. Ada tiga jenis modal utama yang menjadi syarat:
a. Sumber daya internal calon wirausaha. Misalnya
kepandaian, keterampilan, kemampuan menganalisa
dan menghitung resiko
b. Sumber daya eksternal, misalnya uang yang cukup
membiayai modal usaha.
c. Faktor X, misalnya kesempatan dan keberuntungan.
8. Memiliki keberanian menghadapi resiko
Seorang wirausaha harus berani mengambil resiko. Semakin
besar resiko yang dihadapinya, semakin besar pula
kesempatan untuk meraih keuntungan
9. Selalu mencari peluang
Seorang wirausaha sejati mampu melihat sesuatu dalam
perspektif atau dimensi yang berlainan pada satu waktu.
17
Kemampuan inilah yang membuatnya piawai dalam
menangani berbagai persoalan yang dihadapi perusahaan.
10. Memiliki jiwa kepemimpinan
Seorang wirausaha harus memiliki kemampuan dan semangat
untuk mengembangkan orang-orang disekelilingnya. Maka
oleh itu jiwa kepemimpinan sebagai faktor penting untuk
dapat mempengaruhi kinerja orang lain, memberikan sinergi
yang kuat demi tercapainya suatu tujuan.
11. Memiliki kemampuan manajerial
Kemampuan menejerial seseorang dapat dilihat dari tiga
kemampuan yaitu:
a. Kemampuan teknik
b. Kemampuan pribadi
c. Kemampuan emosional
Seorang wirausaha yang cerdas harus mampu menggunakan
tenaga dan waktumorang lain untuk mencapai impiannya.
12. Memiliki kemampuan personal
Semua orang yang berkeinginan untuk menjadi seorang
wirausaha harus memperkaya diri dengan berbagai
keterampilan personal.
18
2.3. Pendidikan Kewirausahaan
2.3.1. Pengertian Pendidikan Kewirausahaan
Pendidikan kewirausahaan merupakan salah satu bentuk aplikasi
kepedulian dunia pendidikan terhadap kemajuan bangsanya. Di dalam
pendidikan kewirausahaan diperlihatkan di antaranya adalah nilai dan
bentuk kerja untuk mencapai kesuksesan.Menurut Endang Mulyani
(2011:4-5) pendidikan kewirausahaan dapat diajarkan melalui penanaman
nilai-nilai kewirausahaan yang akan membentuk karakter dan perilaku
untuk berwirausaha agar kelak para peserta didik dapat mandiri
dalambekerja atau mandiri usaha. Pendidikan kewirausahaan sangat
penting bagi generasi muda dengan berbekal dan pengalaman yang
diperoleh selama belajar kewirausahaan. Diharapkan dapat menjadi kunci
kesuksessan perekonomian, karena mental yang siap berwirausaha.
Sedangkan menurut Wibowo (2011:30) pendidikan kewirausahaan
merupakan upaya menginternalisasikan jiwa dan mental kewiusahaan
baik melalui institusi pendidikan maupun institusi lain seperti lembaga
pelatihan training dan sebagainya.Pendidikan kewirausahaan bertujuan
untuk membentuk manusia secara utuh, sebagai insan yang memiliki
karakter, pemahaman dan keterampilan sebagai wirausaha. Buchari
Alma (2000:16) menyatakan bahwa keahlian dan keterampilan wirausaha
banyak didapatkan dari pendidikan kewirausahaan.
Dalam membantu pelaksanaan pembelajaran kewirausahaan
tertuang dalam kurikulum. Secara yuridis defininisi kurikulum
19
dikemukakan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab 1 pasal 1 burtir 19, yaitu:
“Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan,isi,serta bahan pelajaran dan cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan untuk mencapao
tujuan tertentu.”
Secara operasional Suherman(2008;343) mengemukakan bahwa
kurikulum pembelajaran kewirausahaan adalah program pembelajaran
yang didalamnya berisi tujuan,isi atau materi pembelajaran, cara
menyajikan materi pembelajaran tersebut, termasuk perangkat,peralatan
dan perlengkapan yang dibutuhkan atau sarana, prasarana dan fasilitas
pembelajaran yang harus tersedia.
Melalui kurikulum tersebut akan dijabarkan tentang standart
kompetensi (SK).Penetapan Standar Kompetensi (SK), dimaksudkan untuk
menetapkan ukuran minimal atau secukupnya, mencakup kemampuan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dicapai, diketahui,
dilakukan, dan mahir dilakukan oleh peserta didik pada setiap tingkatan
secara maju dan berkelanjutan sebagai upaya kendali dan jaminan mutu.
Dalam penelitian ini SK yang dipakai adalah “Desain Produk Dan
Pengawasan Karya Pengawetan Bahan Nabati Dan Hewan” pada semester
genap. Setelah menetapkan SK terdapat kompetensi dasar (KD) yang
merupakan penjabaran dari SK. Kompetensi dasar dalam penelitian ini
adalah:
20
1. Menghayati keberhasilan dan kegagalan wirausahawan
dan keberagaman produk kerajinan di wilayah setempat
dan lainnya sebagai anugerah Tuhan
2. Menunjukkan motivasi internal dan peduli lingkungan
dalam menggali informasi tentang keberagaman produk
kerajinan dan kewirausahaan di wilayah setempat dan
lainnya
3. Menghayati perilaku jujur, percaya diri, dan mandiri
dalam memperkenalkan karya kerajinan di wilayah
setempat dan lainnya dan menerapkan wirausaha
4. Menghayati sikap bekerjasama, gotong royong,
bertoleransi, disiplin, bertanggung jawab, kreatif dan
inovatif dalam memahami kewirausahaan dan membuat
karya kerajinan di wilayah setempat dan lainnya dengan
memperhatikan estetika produk akhir untuk membangun
semangat usaha
5. Mengidentifikasi desain produk dan pengemasan karya
pengawetan bahan nabati dan hewani berdasarkan konsep
berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya
Mendesain produk dan pengemasan pengawetan bahan
nabati dan hewani yang diawetkan berdasarkan konsep
berkarya dengan pendekatan budaya setempat dan lainnya
21
Berdasarkan pendapat tersebut maka pendidikan kwirausahaan
dalam penelitian ini adalah usaha sadar yang terencana yang diajarkan
kepada peserta didik dengan menanamkan nilai-nilai pokok kewirausahaan
sehingga SK dan KD yang diinginkan dapat tercapai.
2.3.2. Alasan Perlunya Pendidikan Kewirausahaan
Menurut Soeharto Prawirokusumo (dalam Suryana,2006:10)
pendidikan kewirausahaan telah diajarkan sebagai suatu disiplin ilmu
tersendiri yang independen, karena:
1. Kewirausahaan berisi body of knowledge yang utuh
dan nyata, yaitu ada teori, konsep, dan metode ilmiah
yang lengkap.
2. Kewirausahaan memiliki dua konsep, yaitu venture
start-up dan venture-growth, ini jelas tidak masuk
dalam kerangka pendidikan manajemen umum
yangmemisahkan antara manajemen dan kepemilikan
usaha.
3. Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang
memiliki obyek tersendiri, yaitu kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
4. Kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan
pemerataan berusaha dan pemerataan pendapatan.
22
2.3.3. Nilai-Nilai Pokok Pendidikan Kewirausahaan
Menurut Balitbang Kemendiknas Tahun2010 (dalam jurnal
Mulyani,2011:4-5), mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan melalui
pendidikan kewirausahaan sebagai berikut :
1. Jujur.
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan
dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
2. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan
patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
3. Kerja Keras
Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh
dalam menyelesaikan tugas dan mengatasi berbagai
hambatan.
4. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan
cara atau hasil berbeda dari produk/jasa yang telah ada.
5. Inovatif
Kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam
rangka memecahkan persoalan-persoalan dan peluang
untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan
23
6. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada
orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas
7. Tanggung-jawab
Sikap dan perilaku seseorang yang mau dan
mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya
8. Kerja sama
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan
dirinya mampu menjalin hubungan dengan orang lain
dalam melaksanakan tindakan, dan pekerjaan.
9. Kepemimpinan
Sikap dan perilaku seseorang yang selalu terbuka
terhadap saran dan kritik, mudah bergaul, bekerjasama,
dan mengarahkan orang lain.
10. Pantang menyerah (ulet)
Sikap dan perilaku seseorang yang tidak mudah
menyerah untuk mencapai suatu tujuan dengan berbagai
alternatif.
11. Berani Menanggung Resiko
Kemampuan seseorang untuk menyukai pekerjaan
yang menantang, berani dan mampu mengambil resiko
kerja
12. Komitmen
24
Kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh
seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang
lain.
13. Realistis
Kemampuan menggunakan fakta/realita sebagai
landasan berpikir yang rasional dalam setiap
pengambilan keputusan maupun tindakan/ perbuatannya.
14. Rasa ingin tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui secara mendalam dan luas dari apa yang
dipelajari, dilihat, dan didengar.
15. Komunikatif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang
berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain
16. Motivasi kuat untuk sukses
Sikap dan tindakan selalu mencari solusi terbaik
17. Berorientasi pada tindakan
Mengambil inisiatif untuk bertindak bukan
menunggu, sebelum sebuah kejadian yang tidak
dikehendaki terjadi.
25
2.4. Sikap
2.4.1 Pengertian Sikap
Sikap menurut Berkowitz (dalam Azwar,2014:05) sikap adalah suatu
bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek
adalah perasaan mendukung atau memihak maupun perasaan tidak
mendukung atau tidak memihak.MenurutSecord dan Backman (dalam
Azwar,2014:05) sikap sebagai keteraturan tertentu dalam hal perasaan
(afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang
terhadap suatu aspek dilingkungan sekitar.
Kelompok pemikiran yang terkenal di bidang Psikologi Sosial dan
Psikologi Kepribadian yaitu Chave, Bogardus, LaPierre,Mead dan Gordon
Allport (dalam Azwar,2014:05) mengemukakan sikap merupakan
semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara
tertentu. Kesiapan yang dimaksud merupakan kecenderungan potensial
untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada
suatu stimulus yang menghendaki adanya respon.
Berdasarkan pendapat tersebut maka yang dimakdsud sikap dalam
penelitian ini adalah kesiapan seseorang yang dimana terdapat suatu
pengaruh stimulus yang akan menghasilkan respon dan merupakan
terhadap suatu objek di lingkungan sekitar.
26
2.4.2 Struktur Sikap
Menurut Azwar (2014:23), terdapat struktur sikap terdiri atas
komponen yang saling menunjang yaitu komponen kognitif, komponen
afektif, dan komponen konotatif.
1. Komponen Kognitif
Menurut Mann (dalam Azwar,2014:24) komponen kognitif
berisi persepsi, kepercayaan, dan steoritipe yang dimiliki
individu. Seringkali komponen kogniti dapat disamakan
dengan pandangan opini, terutama apabila menyangkut
masalah atau problem yang kontroversial.
2. Komponen Afektif
Menurut Mann (dalam Azwar,2014:24) komponen afektif
merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan
menyangkut masalah emosi. Aspek emosional inilah yang
biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan
merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-
pengaruh yang mungkin mengubah sikap seseorang. Reaksi
emosional yang merupakan komponen afektif ini banyak
dipengaruhi oleh kepercayaan atau apa yang dipercayai
sebagai benar dan berlaku bagi objek yang dimaksud.
3. Komponen Konotatif
Komponen perilaku atau komponen konotatif dalam
struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau
27
kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang
berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Kaitan ini
didasari oleh asumsi bahwa kepercayaan dan perasaan
banyak mempengaruhi perilaku.
2.4.3 Ciri – Ciri Sikap
Ciri-ciri menurut Heri Purwanto (dalam Notoadmodjo,2003:34) adalah:
1. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau
dipelajari sepanjang perkembangan itu dalam
hubungannya dengan obyeknya.
2. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari
dan sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat
keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang
mempermudah sikap pada orang itu.
3. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai
hubungantertentu terhadap suatu obyek. Dengan kata lain
sikap itu terbentuk,dipelajari, atau berubah senantiasa
berkenaan dengan suatu obyektertentu yang dapat
dirumuskan dengan jelas.
4. Obyek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat
jugamerupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.
5. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi
perasaan, sifatalamiah yang membedakan sikap dan
28
kecakapan- kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan
yang dimiliki orang.
2.4.4. Karakteristik Sikap
Menurut Brigham (dalam Dayakisni 2006:139) ada beberapa ciri
atau karakteristik dasar dari sikap, yaitu :
1. Sikap disimpulkan dari cara-cara individu bertingkah laku.
2. Sikap ditujukan mengarah kepada objekpsikologis atau
kategori, dalam hal ini skema yang dimiliki individu
menentukan bagaimana individu mengkategorisasikan
objek target dimana sikap diarahkan.
3. Sikap dipelajari.
4. Sikap mempengaruhi perilaku. Memegang teguh suatu
sikap yang mengarah pada suatu objek memberikansatu
alasan untuk berperilaku mengarah pada objek itu dengan
suatu cara tertentu.
2.4.5. Pembentukan Sikap
Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami
oleh individu. Dalam interaksi sosial, terjadi hubungan saling
mempengaruhi diantara individu yang satu dengan yang lain, terjadi
hubungan timbal balik yang turut mempengaruhi pola perilaku masing-
masing individu sebagai anggota masyarakat.Dalam interaksi sosialnya,
individu beraksi membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek
29
psikologis yang dihadapinya. Berikut beberapa faktor yang membentuk
sikap manusia:
1. Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi dapat menjadi dasar pembentukan
sikapapabila pengalaman tersebut meninggalkan kesan yang
kuat. Sikapakan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman
pribadi tersebutterjadi dalam situasi yang melibatkan faktor
emosional.
2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Individu pada umumnya cenderung untuk memiliki sikap
yangkonformis atau searah dengan sikap seseorang yang
dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi
oleh keinginan untuk berafiliasi dan untuk menghindari
konflik dengan orang yang
dianggap penting tersebut.
3. Pengaruh kebudayaan
Kebudayaan dapat memberi corak pengalaman individu-
individumasyarakat asuhannya. Sebagai akibatnya, tanpa
disadari kebudayaantelah menanamkan garis pengaruh
sikap kita terhadap berbagaimasalah.
4. Media massa
Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau
mediakomunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual
30
disampaikansecara obyektif berpengaruh terhadap sikap
konsumennya.
5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan
lembagaagama sangat menentukan sistem kepercayaan.
Tidaklahmengherankan apabila pada gilirannya konsep
tersebut mempengaruhisikap.
6. Faktor emosional
Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan
yangdidasari emosi yang berfungsi sebagai sebagai
semacam penyaluranfrustasi atau pengalihan bentuk
mekanisme pertahanan ego.
Menurut Bimo Walgito (dalam Dayakisni 2006:144), pembentukan
dan perubahan sikap akan ditentukan oleh dua faktor, yaitu :
a. Faktor internal (individu itu sendiri) yaitu cara individu
dalam menanggapi dunia luar dengan selektif sehingga
tidak semua yang datang akan diterima atau ditolak.
b. Faktor eksternal yaitu keadaan-keadaanyang ada di luar
individu yang merupakan stimulus untuk membentuk atau
mengubah sikap.
Sementara itu Mednick, Higgins dan Kirschenbaum (dalam
Dayakisni, 2006:146) menyebutkan bahwa pembentukan sikap
dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu :
31
a) Pengaruh sosial, seperti norma dan kebudayaan.
b) Karakter kepribadian individu
c) Informasi yang selama ini diterima individu
2.5. Wirausaha
2.5.1. Pengertian Wirausaha
Menurut Soegoto (2009:03) wairausaha adalah orang yang berjiwa
kreatif dan inovatif yang mampu mendirikan, membangun,
mengembangkan, memajukan dan menjadikan perusahaannya unggul.
Machfoedz (dalam Yusuf Suryana dan Kartib Bayu,2010:13) wirausaha
adalah orang yang bertanggung jawab dalam menyusun, mengelola, dan
mengukur risiko suatu usaha. Wirausaha menurut Sukidin (dalam jurnal
2014:9) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk
membukan usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil
resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi
rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti.
Berdasarkan pendapat tersebut maka yang dimakdsud Wirausaha
dalam penelitian ini adalah seseorang yang memiliki jiwa, sikap dan
perilaku wirausaha yang dapat mengelola usahanya dengan baik serta dan
mau menanggung segala resiko yang dihadapi demi lancarnya usaha
sehingga tercapainya tujuan yang telah direncanakan.
2.5.2. Kemampuan Wirausaha
Menurut Soegoto (2009:08) Seorang wirausaha harus memiliki
kemampuan, dan kemampuan tersebut antara lain:
32
1. Self knowledge yaitu memiliki pengetahuan tentang
usaha yang akan dilakukan atau ditekuni.
2. Imagination yaitu memiliki imajinasi, ide, dan perspektif,
serta tidak mengandalkan sukses masa lalu.
3. Pratical knowledge yaitu memiliki pengatahuan praktis
misalnya pengetahuan teknik, desain, processing,
pembukuan, administrasi, dan pemasaran.
4. Search skill yaitu kemampuan untuk menemukan dan
berkreasi.
5. Foresight yaitu berpandangan jauh ke depan.
6. Computation skill yaitu kemampuan berhitung dan
kemampuan memprediksi keadaan masa yang akan
datang.
7. Comunication skill yaitu kemampuan untuk
berkomunikasi, bergaul, dan berhubungan dengan orang
lain.
2.5.3. Faktor Keberhasilan Wirausaha
Beberapa faktor wirausaha untuk dapat berhasil diantaranya, yaitu:
1. Bersikap jujur dan berani, seorang wirausahawan perlu
bersikap berani mengambil resiko terhadap bisnis yang
akan dijalankannya.
2. Pandangan strategic, wirausahawan perlu mempunyai
pandangan untuk massa depan seperti:
33
langkah apa yang harus diambildimasa depan?produk apa
yang harus diluncurkan? Operasional perusahaan harus
dikonsolidasi atau expansi?
3. Leadership, seorang wirausaha yang baik adalah yang
dapat memberikan panduan dan inspirasi bagi para
karyawannya
Untuk menjadi wirausaha yang sukses, seseorang harus memiliki ide
atau visi usaha yang jelas, kemauan dan keberanian dalam menghadapi
risiko. Apabila ada kesiapan dalam menghadapi risiko, langkah
selanjutnya adalah membuat perencanaan usaha, mengorganisasikan dan
menjalankannya. Selain bekerja keras,agar usaha tersebut berhasil,
wirausaha harus mampu mengembangkan hubungan baik dengan mitra
usaha maupun pihak yang terkait dengan kepentingan perusahaan.
Selain keberhasilan, seorang wirausaha juga selalu dibayangi
kegagalan dalam berwirausaha, karena kegagalan maupun keberhasilan
wirausaha tergantung pada kemampuan yang dimiliki wirausaha
tersebut dalam memanfaatkan peluang yang ada. Terdapat beberapa
persyaratan untuk mencapai keberhasilan wirausaha menurut Astamoen
(2005: 255), diantaranya:
1. Mandiri tetapi bisa bekerja sama dengan orang lain dan
mampu berinteraksi dengan prinsip
2. Mempunyai cita-cita, impian, visi, harapan, ambisi
tapi bukan ambisius, obsesi, tantangan dianggap
34
sebagai titik awal untuk mencapai tujuan dalam
meraih kesuksesan
3. Selain bermanfaat bagi diri sendiri dan keluarganya,
tetapi juga bermanfaat bagi orang lain dan lingkungan.
4. Berusaha semaksimal mungkin untuk menghilangkan
sifat negatif ketika memandang dan memperlakukan
orang lain.
5. Selalu berpandangan dan bersikap positif terhadap orang
lain.
6. Berpikir sebagai wirausaha yang sukses, karena
wirausaha yang sukses harus berpikir seperti seorang
wirausaha yang sukses dan bukan berpikir selayaknya
orang yang gagal.
7. Merubah kebiasaan, sifat, dan pola pikir sebagai pribadi
yang unggul.
Sukardi dalam As’ad (2002: 147) mengemukakan bahwa
seorang wirausaha yang berhasil mempunyai karakteristik psikologik
tertentu, antara lain:
1. Supel dan fleksibel dalam bergaul, mampu
menerima kritik dan mampu melakukan komunikasi
secara efektif dengan orang lain.
35
2. Mampu memanfaatkan peluang usaha yang ada.
3. Berani mengambil risiko yang telah diperhitungkan
sebelumnya mengenaisesuatu yang akan dikerjakan
serta menyenangi tugas yang dikerjakan secaraefektif
bersama orang lain.
4. Memiliki pandangan ke depan, cerdik, lincah, dan
fleksibel terhadap berbagai macam situasi.
5. Oto-aktivitasnya mampu menemukan sesuatu yang
orisinil dari pemikiran sendiri dan mampu menciptakan
hal-hal baru yang kreatif.
6. Percaya pada kemampuan untuk bekerja mandiri,
optimis, dinamis serta mempunyai kemampuan untuk
menjadi pemimpin.
7. Mampu dan menguasai berbagai pengetahuan dan
keterampilan dalam menyusun, menjalankan, dan
mencapai tujuan usaha, manajemen umum dan berbagai
bidang pengetahuan lain yang menyangkut dunia usaha.
8. Memiliki motivasi yang kuat untuk menyelesaikan
tugasnya dengan baik, mengutamakan prestasi, selalu
memperhitungkan faktor pendorong dan penghambat,
tekun, kerja keras, teguh dalam pendirian dan
memiliki kedisiplinan yang tinggi.
36
9. Perhatian pada lingkungan sosial untuk mencapai taraf
hidup yang lebih baik bagi semua orang.
2.6. Sikap Wirausaha
Menurut Soegoto (2009:7) Sikap yang harus dimiliki oleh wirausaha antara
lain:
1. Disiplin
Disiplin atas ketepatan waktu, kualitas pekerjaan, sistem
kerja,kesepakatan yang dibuat, dan taat azas.
2. Komitmen Tinggi
Memiliki komitmen yang tinggi, jelas,terarah, dan bersifat
progresif (berorientasi pada kemajuan) atas kesepakatan yang
telah dibuat dengan seseorang, baik terhadap dirinya sendiri,
maupun orang lain.
3. Jujur
Wirausahaan harus menjujung tinggi kejujuran dalam melakukan
kegiatan usahanya sehingga akan mendapatkan konsumen aktual
dan potensial, baik jangka pendek maupun jangka yang panjang.
4. Kreatif dan Invatif
Untuk memenangkan persaingan maka seorang wirausaha harus
memiliki daya kreativitas yang tinggi. Selain itu seorang
wirausaha harus membutuhkan inovasi yang tinggi. Karena
kreativitas yang tinggi membutuhkan sentuhan inovasi.
37
5. Mandiri
Seorang wirausaha harus memiliki sikap mandiri dalam mengelola
usahanya, yakni tidak tergantung pihak lain dalam mengambil
keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan
usahanya.
6. Realistis
Penetapan keputusan bisnis harus realistis,objektif, dan rasional
dengan melihat realitas dilapangan dan menyeleksi masukan atau
saran diluar.
Sedangkan menurut Totok S. Wiryasaputra (dalam Yuyus Suryana dan
Kartib Bayu,2010:41) menyatakan bahwa ada sepuluh sikap dasar
wirausaha yaitu:
a. Visionary (visioner) yaitu mampu melihat jauh kedepan, selalu
melakukan yang terbaik pada masa kini, sambil membayangkan
masa depan yang lebih baik.
b. Positive (bersikap positif) yaitu membantu seorang wirausaha
selalu berpikir baik, tidak tergoda untuk memikirkan hal-hal yang
bersifat negatif, sehingga dia mampu mengubah tantangan menjadi
peluang.
c. Confident (percaya diri), sikap ini akan memandu seseorang dalam
setiap mengambil keputusan dan langkahnya.
d. Genuine (asli), seorang wirausaha harus mempunyai ide, pendapat,
dan mungkin model sendiri.
38
e. Goal Oriented (berpusat pada tujuan), selalu berorientasoi pada
tugas dan hasil. Seorang wirausaha ingin selalu berprestasi,
berorientasi pada laba, tekun,tabah, bekerja keras, dan disiplin
untuk mencapai seseuatu yang telah ditetapkan.
f. Persistent (tahan uji), harus maju terus, mempunyai tenaga, dan
semangat yang tinggi, pantang menyerah, tidak mudah putus asa,
dan kalau jatuh segera bangun kembali.
g. Ready to face a risk (siap menghadapi risiko), risiko yang paling
berat adalah bisnis gagal dan uang habis. Siap sedia untuk
menghadapi risiko, persaingan, harga turun-naik, kadang untung
atau rugi, barang tidak laku atau tak ada order. Harus dihadapi
dengan penuh keyakinan. Dia membuat perkiraan dan perencanaan
yang matang, sehingga tantangan dan risiko dapat diminimalisasi.
h. Creative (kreatif menangkap peluang), peluang selalu ada dan
lewat di depan kita. Sikap yang tajam tidak hanya mampu melihat
peluang, tetapi juga mampu menciptakan peluang.
i. Healthy Competitor (menjadi pesaing yang baik). Berani memasuki
dunia usaha, harus berani memasuki dunia persaingan. Sikap
positif membantu untuk bertahan dan unggul dalam persaingan.
j. Democratic leader (pemimpin yang demokratis), memiliki
kepemimpinan yang demokratis, mampu menjadi teladan dan
inspirator bagi yang lain. Mampu membuat orang lain bahagia,
39
tanpa kehilangan arah, dan tujuan, dan mampu bersama orang
laintanpa kehilangan identitas dirinya sendiri.
Sikap hakiki dari seorang wirausaha menurut Meredith (2002:5-6) antara
lain:
a) Percaya diri
merupakan paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam
menghadapi tugas atau pekerjaan, yang bersifat internal, sangat
relatif dan dinamis dan banyak ditentukan oleh kemampuannya
untuk memulai dan menyelesaikan. Selain itu merupakan panduan
sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau
pekerjaan, yang bersifat internal, sangat relatif dan dinamis dan
banyak ditentukan oleh kemampuannya untuk memulai
melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Kepercayaan
diri akan mempengaruhi gagasan, karsa, inisiatif dan kreativitas,
keberanian, ketekunan, semangat kerja, serta kegairahan berkarya.
Kunci keberhasilan dalam bisnis adalah untuk memahami diri
sendiri, oleh karena itu wirausaha yang sukses adalah wirausaha
yang mandiri dan percaya diri
b) Berorientasi tugas dan hasil
Berorientasi tugas dan hasil adalah orang yang selalu
mengutamakan nilai-nilai berprestasi, berorientasi pada
laba,ketekunan dan kerja keras. Dalam kewirausahaan, peluang
hanya diperoleh apabila ada inisiatif. Perilaku inisiatif biasanya
40
diperoleh melalui pelatihan dan pengalaman bertahun – tahun dan
pengembangannya diperoleh.dengan cara disiplin diri, berpikir
kritis, tanggap, bergairah, dan semangat berprestasi
c) Keberanian mengambil resiko
Keberanian mengambil resioko adalah orang orang yang lebih
menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untung mencapai
kesuksessan.Wirausaha menghindari situasi resiko yang rendah
karena tidak ada tantangan dan menjauhi resiko yang tinggi karena
ingin berhasil. Pada situasi ini ada dua alternatif yang harus dipilih,
yaitu alternatif yang mengandung resiko, dan alternatif yang
konservatif. Pilihan terhadap resiko tergantung pada :
a) Daya tarik setiap alternatif
b) Kesediaan untuk rugi
c) Kemungkinan relatif untuk sukses atau gagal
Selanjutnya kemampuan untuk mengambil resiko tergantung dari
a) Keyakinan pada diri sendiri
b) Kesediaan untuk menggunakan kemampuan dalam mencari
peluang dalamkemungkinan untuk memperoleh keuntungan
c) Kemampuan untuk menilai situasi resiko secara realistis
d) Kepemimpinan seorang wirausaha harus memiliki sifat
kepemimpinan, kepelaporan,keteladanan, dan selalu memanfaatkan
perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai.
41
e) Berorientasi ke masa depan, seorang wirausaha harus memiliki
perspektif dan pandangan ke masa depan, kuncinya adalah dengan
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dari
yang ada sekarang.
f) Keorisinilan,kreativitas dan inovatif adalah orang yang memiliki
ciri-ciri:
tidak pernah puas
selalu menuangkan imajinasi dalam pekerjaannya
selalu ingin tampil berbeda
Menurut Sukardi dalam As’ad (2002: 157) menyatakan bahwa
keberhasilan seorang wirausaha apabila ditinjau dari karakteristik
psikologi mereka mempunyai profil psikologis tertentu, yaitu:
1. Kepercayaan Diri. Percaya terhadap kemampuan diri sendiri
untuk bekerja dengan ide kreatif, bersikap optimis dan dinamis,
mempunyai kemampuan untuk menjadi pemimpin.
2. Bersifat Orisinal. Merupakan kemampuan untuk menciptakan hal-
hal yang baru, tidak terikat pada pola-pola yang sudah ada,
kreatif dan cakap dalam berbagai bidang dan mempunyai
pernyataan maupun pengalaman yang cukup banyak.
3. Berorientasi Pada Orang Lain. Ciri wirausahawan yang berhasil
dalam tindakannya selalu menggunakan orang lain sebagai
umpan balik terhadap apa yang sudah dikerjakan, baik
langsung maupun tidak langsung.
42
4. Berorientasi Pada Tugas. Merupakan tingkah laku yang
bertujuan menjelaskan tugas, adanya dorongan kuat untuk
mengambil risiko dan menerima segala konsekuensi yang
terjadi dari apa yang telah diputuskan sehubungan dengan
tugasnya.
5. Berpandangan Pada Masa Depan. Memiliki orientasi kedepan
mengenai hal-hal yang terjadi dan mempengaruhi perlakuan
dalam usahanya, menunjukkan kemampuan menganalisa
kejadian-kejadian yang akan terjadi secara rasional
berdasarkan informasi dan kegiatan pendukungnya.
6. Berani Mengambil Risiko.Kemampuan untuk mengambil risiko
atas hal-hal yang dikerjakan. Apabila risiko yang diperoleh
adalah sebuah kegagalan, maka wirausaha harus menganalisis
sumber kegagalan atau hambatan dalam pencapaian tujuan
dari semua usaha yang telah dikerjakannya.
2.7. Kerangka Berfikir
Uma Sekaran (dalam Sugiyono,2012) mengemukakan bahwa, kerangka
berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan
dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang
penting. Kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah:
43
Gambar 2.7 Kerangka berfikir
Output dalam penelitian ini adalah sikap wirausaha siswa kelas X Administrasi
Perkantoran 1 (AP1) SMK N 1 Salatiga. Sekolah SMK N 1 Salatiga mempunyai
visi dan misi yang salah satunya adalah menumbuhkan jiwa atau sikap dan
semangat wirausaha. Dalam menumbuhkan sikap wirausaha di kalangan siswa
terdapat salah satu pelajaran yang diberikan kepada siswa yaitu pendidikan
kewirausahan pada pembelajaran diharapkan membentuk sikap wirausaha dan
menjadi wirausaha yang .Sikap wirausaha dalam penelitian ini adalah sesuai
dengan tujuan yang diinginkan standart kompetensi dan kompetensi dasar.
Siswa
Pendidikan Kewirausahaan
Memiliki Sikap Wirausaha Tidak Memiliki Sikap Wirausha
Wirausha yang Berhasil Wirausha yang Tidak Berhasil