bab ii landasan teori 2.1.analisis laporan keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2907/3/bab...

35
BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan pada dasarnya untuk mengetahui juga mengevaluasi suatu laporan keuangan perusahaan untuk memprediksi kondisi kinerja keuangan perusahaan dimana yang akan datang juga bertujuan untuk memberikan pertimabangan yang lebih bagi perusahaan dengan tingkat profitabilitas dan tingkat resikonya. Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevalusi posisi keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang. Analisis laporan keuangan berarti menguraikan pos-pos laporan menjadi suatu unit informasi yang lebih kecil, untuk melihat hubungan antara laporan keuangan dan data lainnya secara kuantitatif ataupun kualitatif, hal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan secara lebih dalam lagi. Menganalisis suatu laporan keuangan ditujukan untuk menggali informasi lebih banyak yang terkandung dalam laporan keuagan tersebut. Dan dari analisis tersebut dapat diketahui keefektifan aktifitas perusahaan. Menurut Prastowo dan Julianty (2008) dalam Intan Hadsari Dwi Anintyas menyatakan bahwa, laporan keuangan adalah suatu proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan

Upload: others

Post on 26-Oct-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Analisis Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2907/3/BAB II.pdf · Dalam menganalisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, dengan

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1.Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan pada dasarnya untuk mengetahui juga

mengevaluasi suatu laporan keuangan perusahaan untuk memprediksi kondisi

kinerja keuangan perusahaan dimana yang akan datang juga bertujuan untuk

memberikan pertimabangan yang lebih bagi perusahaan dengan tingkat

profitabilitas dan tingkat resikonya. Analisa laporan keuangan merupakan

proses yang penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevalusi posisi

keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu,

dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin

mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang.

Analisis laporan keuangan berarti menguraikan pos-pos laporan menjadi

suatu unit informasi yang lebih kecil, untuk melihat hubungan antara laporan

keuangan dan data lainnya secara kuantitatif ataupun kualitatif, hal ini

bertujuan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan secara lebih dalam

lagi. Menganalisis suatu laporan keuangan ditujukan untuk menggali

informasi lebih banyak yang terkandung dalam laporan keuagan tersebut. Dan

dari analisis tersebut dapat diketahui keefektifan aktifitas perusahaan.

Menurut Prastowo dan Julianty (2008) dalam Intan Hadsari Dwi Anintyas

menyatakan bahwa, laporan keuangan adalah suatu proses yang penuh

pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Analisis Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2907/3/BAB II.pdf · Dalam menganalisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, dengan

hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan

utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin

mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang. Sedangkan

menurut Hanafi (2009: 5) dalam Dewa Aditya Putra menyatakan bahwa,

tujuan analisis keuangan yaitu pada dasarnya karena ingin mengetahui tingkat

profitabilitas dan tingkat resiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan.

Dalam menganalisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa

cara, dengan menentukan dan mengukur pos-pos yang ada dalam dalam suatu

laporan keuangan juga menganalisis laporan keuangan yang dimiliki dalam

satu periode atau periode tertentu. (Kasmir, 2010).

2.1.1.Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Tujuan analisis suatu laporan keuangan untuk beberapa pihak :

1. Bagi pemilik perusahaan, analisa laporan keuangan sangat penting untuk

menilai prestasi kinerja karyawan dan manajemen dalam melaksanakan

aktifitas kerja. Laporan keuangan juga membantu pemilik perusahaan

untuk mengetahui seberapa besar dividen yang aka diterima, serta

seberapa besar pertumbuhan perusahaan untuk dapat bertahan dalam

industrinya.

2. Bagi pihak manajemen, analisis laporan keuangan adalah untuk

mengevaluasi kinerja perusahaan, kompensasi, dan pengembangan

karier. Juga sebagai alat atau media pertanggungjawaban mereka dalam

pengelolaan perusahaan kepada pemilik

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Analisis Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2907/3/BAB II.pdf · Dalam menganalisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, dengan

3. Bagi pemegang saham, analisis laporan keuangan dapat digunaka untuk

mengetahu kemampuan kinerja perusahaan, pendapatan, keamanan

investasi, sehingga investor dapat menilai kondisi keuangan perusahaan.

Dengan adanya laporan keuangan tersebut mereka dapat menentukan

kerputusan, akankah akan berinvestasi atau tetap berinvestasi atau akan

melakukan divestasi.

4. Bagi kreditor, analisis laporan keuangan diperlukan untuk menilai

likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas perusahaan, sehingga sebagai

dasar untuk memberikan jawaban apakah perusahaan tersebut dapat

diberikan pinaman kredit atau tidak, dan apakah perusahaan tersebut

mampu melunasi utang beserta bunganya.

5. Bagi supplier, analisis laporan keuangan diperlukan untuk melihat

kondisi keuangan perusahaan, sehingga para supplier dapat mengambil

keputusan apakah perlu memberikan produk atau barang atau jasa yang

dijualnya kepada perusahaan tersebut dengan pembayaran non cash.

6. Bagi karyawan, penghasilan yang memadai, kualitas hidup, keamanan

kerja.

7. Bagi pemerintah, pajak, persetujuan untuk go public. Laporan keuangan

suatu perusahaan sangat diperlukan oleh pihak Pemerintah untuk dasar

penetapan jumlah kewajiban pajak yang harus dibayar oleh perusahaan,

serta sebagai dasar penilaian kepatuhan perusahaan terhadap regulasi,

serta sebagai dasar pemerintah untuk menilai apakah perusahaan tersebut

memerlukan bantuan atau tindakan lain.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Analisis Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2907/3/BAB II.pdf · Dalam menganalisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, dengan

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1, tujuan

laporan keuangan adalah sebagai berikut :

1. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang

menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan

suatu perusahaan yang bermanfaat bagisejumlah besar pemakai dalam

pengambilan keputusan ekonomi.

2. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan

bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan

tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai

dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum

menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian dimasa lalu dan tidak

diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.

3. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan

manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas

sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai

apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat

demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi.

2.1.2.Analisis Trend

Menurut Munawir (2010) dari analisis trend akan tampak pos-pos yang

mengalami kecenderungan arah yang meningkat, menurun atau tetap.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Analisis Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2907/3/BAB II.pdf · Dalam menganalisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, dengan

Analisis ini menggunakan angka indeks berupa persentase sehingga analisis

ini sering juga disebut analisis indeks. Untuk dapat menghitung trend yang

dinyatakan dalam persentase dibutuhkan satu tahun yang dijadikan sebagai

tahun dasar. Tahun dasar ini diperlukan sebagai dasar perhitungan yang akan

dibuat dalam bentuk persentase.

Menurut Muktiadji (2009), analisis trend bertujuan untuk mengetahui

tendensi atau kecederungan suatu perusahaan dimasa yang akan dating baik

kecenderungan akan akan naik, turun maupun tetap. Teknik analisis ini

biasanya digunakan untuk meganalisis laporan keuangan yang meliputi

minimal 3 periode atau lebih.

Menurut Prastowo dan Julianty (2008), analisis trend ini menjadi berguna

karena dua alasan, yaitu:

a. Mengungkapkan perubahan yang terjadi selama kurun waktu tertentu.

b. Memberikan informasi tentang arah ke mana perusahaan akan bergerak.

2.1.3.Analisis Rasio

Menurut Warsidi dan Bambang dalam Fahmi (2011) Analisis Rasio

Keuangan adalah instrument analisis prestasi dari perusahaan yang

menjelaskan berbagai hubungan dan indicator keuangan, yang ditujukan

untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi

operasi dimasa lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahan

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Analisis Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2907/3/BAB II.pdf · Dalam menganalisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, dengan

tersebut untuk kemudian menunjukkan peluang yang melekat pada

perusahaan yang bersangkutan. Toto Prihadi (2008:1) mendefinisikan rasio

keuangan adalah rasio keuangan adalah indeks yang menghubungkan dua

angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka

yang lainnya.

Syafri (2006:297) menyatakan rasio keuangan adalah angka yang

diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu laporan keuangan dengan

laporan yang lainnya yang mempunyai hubungan relevan dan signifikan

misalnya antara utang dan modal, antara kas dan total asset, antara harga

pokok produksi dengan total penjualan dan sebagainya. Menurut Muslich

(2003:44) menyatakan bahwa analisis rasio keuangan merupakan alat utama

dalam analisis keuangan, karena analisis ini dapat digunakan untuk

menjawab berbagai pertanyaan tentang keadaan perusahaan. Sedangkan

menurut Jumingan (2006:44) menyatakan bahwa analisis rasio keuangan

merupakan alat utama dalam menganalisis keuangan, karena analisis ini

dapat digunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan tentang keadaan

keuangan perusahaan.

Sedangkan menurut Munawir (2010:106) Analisis Laporan Keuangan

adalah future oriented atau beroperasi dengan masa depan, artinya bahwa

dengan analisa rasio keuangan bisa dignakan sebagai alat untuk meramalkan

keadaan keuangan serta hasil usaha dimasa mendatang. Menurut Rahardjo

(2007:104) rasio keuangan perusahaan diklasifikasikan (jenis-jenis) menjadi

lima kelompok, yaitu:

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Analisis Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2907/3/BAB II.pdf · Dalam menganalisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, dengan

1.Rasio Likuiditas

Menurut Sugiyarso dan Winarni (2005), likuiditas adalah ratio

yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban

keuangan jangka pendek. Likuditas dibedakan menjadi dua, yaitu

likuiditas badan usaha dan likuiditas perusahaan. Likuiditas badan

usaha merupakan kemampuan perusahaan untuk menyediakan alat-alat

likuid sehingga dapat memenuhi kewajiban finansialnya pada saat

ditagih. Sementara itu Likuidasi perusahaan merupakan kemampuan

perusahaan menyediakan alat-alat likuid sedemikian rupa sehingga

perusahaan mampu menyelenggarakan proses produksi.

Menurut Kasmir (2010), perhitungan rasio likuiditas memberikan

cukup banyak manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan

terhadap perusahaan. Berikut ini adalah tujuan dan manfaat yang dapat

dipetik dari hasil rasio likuiditas;

a. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau

utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih.

b. Sebagai alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan dengan

perencanaan kas dan utang.

c. Untuk melihat kondisi dan posisi likuditas perusahaan dari waktu ke

waktu dengan membandingkannya untuk beberapa periode.

d. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing-

masing komponen yang ada di aktiva lancar dan utang lancar.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Analisis Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2907/3/BAB II.pdf · Dalam menganalisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, dengan

e. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki

kinerjanya.

f. Fred Weston dalam Kasmir, menyebutkan bahwa rasio likuiditas

(liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan

perusahaan memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek.

Fred Weston dikutip dari Kasmir (2008:129): menyebutkan bahwa

rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka

pendek. Tiga rasio yang digunakan dalam rasio likuiditas adalah

current ratio, quick ratio dan cash ratio, sebagai berikut :

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang

yang segera jatuh tempo dengan aktiva lancar yang tersedia. Rasio

ini membandingkan aktiva lancar dengan hutang lancar serta

memberikan informasi kemampuan aktiva lancar meliputi kas,

piutang dagang, persediaan dan aktiva lainnya, sedangkan hutang

lancar meliputi hutang dagang, hutang wesel, hutang bank, hutang

gaji, dan hutang lainya yang segera harus dibayar.

Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang

lancar, semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban

jangka pendeknya. Jika rasio lancar 1:1 atau 100% berarti aktiva

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Analisis Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2907/3/BAB II.pdf · Dalam menganalisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, dengan

lancar dapat menutupi semua hutang lancar. Dikatakan sehat apabila

rasio berada diatas 1 atau diatas 100%. Dengan arti lain aktiva lancar

harus berada jauh posisinya diatas hutang lancar.

b. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasioini membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang

dapat segera menjadi uang kas dengan hutang lancar. Rasio Kas

menunjukkan porsi jumlah kas dan setara kas debandingkan dengan

total aktiva lancar. Sama dengan Quick Ratio, kas ini tidak harus

mencapai 100%.

c. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Quick Ratio yaitu penimbangan antara jumlah aktiva lancar

dikurangi persediaan dengan jumlah utang lancar. Persediaan tidak

dimasukkan dengan perhitungan quick ratio karena persediaan

adalah komponen aktiva lancar yang lebih likuid seperti kas, surat-

surat berharga dan piutang dihubungkan dengan hutang lancar.

Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling

likuid mampu menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini

makan akan semakin baik. Angka rasio ini tidak harus mencapai

100% tetapi mendekati 100% sudah dapat dikatakan sehat.

Apabila terjadi perbedaan yang sangan besar antara quick ratio

dengan current ratio, dimana current ratio meningkat sedangkan

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Analisis Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2907/3/BAB II.pdf · Dalam menganalisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, dengan

quick ratio menurun, maka akan terjadi investasi besar pada

persediaan.

2.Rasio Solvabilitas

Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar

semua utang-utangnya, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Solvabilitas diukur dengan perbandingan antara total aktiva dengan

total utang. Ukuran ini mensyaratkan agar perusahaan mampu

memenuhi semua kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka

panjang (Sugiyarso dan Winarni, 2005). Menurut Kasmir (2010),

manfaat rasio solvabilitas atau leverage ratio adalah:

a. Untuk menganalisis kemampuan posisi perusahaan terhadap

kewajiban kepada pihak lainnya.

b. Untuk menganalisis kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban

yang bersifat tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga).

c. Untuk menganallisis keseimbangan antara nilai aktiva khususnya

aktiva tetap dengan modal.

d. Untuk menganalisis seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh

utang.

e. Untuk menganalisis seberapa besar utang perusahaan berpengaruh

terhadap pengelolaan aktiva.

f. Untuk menganalisis atau mengukur berapa bagian dari setiap

rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Analisis Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2907/3/BAB II.pdf · Dalam menganalisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, dengan

g. Untuk menganalisis berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih

ada terdapat sekian kalinya modal sendiri.

Menurut Fred Weston dikutip dari Kasmir (150:2008), Rasio

Solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana

aktiva perusahaan dibiayai dengan utang dan mengukur kemampuan

perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek

maupun jangka panajang apabila perusahaan dilikuidasi (dibubarkan).

Rasio yang digunakan adalah :

a. Rasio Hutang (Total Debt to Asset Ratio)

Rasio Hutang adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa

besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.

Hutang yang dimaksud yaitu semua hutang yng dimiliki perusahaan

baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang bisa tertutup oleh

aktiva. Semakin kecil rasio maka semakin aman. Porsi hutang

terhadap rasio harus lebih kecil. Kreditor lebih menyukai Debt Ratio

yang rendah karena tingkat keamanan dana menjadi semakin baik.

b. Rasio Hutang terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)

Rasio hutang dengan modal sendiri atau debt to equity ratio

menunjukkan hubungan antara jumlah utang jangka panjang dengan

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Analisis Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2907/3/BAB II.pdf · Dalam menganalisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, dengan

jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan, guna

mengetahui jumlah dana yang disediakan kreditor dengan pemilik

perusahaan. Semakin tinggi rasio ini artinya modal sendiri modal

sendiri semain sedikit dibanding dengan hutang.

Bagi perusahaan, baiknya besar hutang tidak boleh melebihi

modal sendiri agar beban tetap tidak terlalu tinggi. Maksudnya

semakin kecil porsi hutang terhadap modal, makan akan semakin

aman.

3.Rasio Aktivitas

Menurut Kasmir (2010), ratio aktivitas merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan

aktiva yang dimilikinya. Rasio aktivitas juga digunakan untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.

Terdapat beberapa manfaat yang dapat dipetik dari rasio aktivitas

adalah:

a. Perusahaan atau manajemen dapat mengetahui berapa lama piutang

mampu ditagih selama satu periode.

b. Manajemen dapat mengetahui hari rata-rata sediaan tersimpan

dalam gudang.

c. Manajemen dapat mengetahui berapa kali dana yang ditanamkan

dalam modal kerja berputar dalam satu periode.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Analisis Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2907/3/BAB II.pdf · Dalam menganalisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, dengan

d. Manajemen dapat mengetahui berapa kali dana yang ditanamkan

dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode.

e. Manfaat lainnya. Rasio aktivitas yang dapat digunakan manajemen

untuk mengambil keputusan terdiri dari beberapa jenis.

Rasio Aktivitas menunjukkan tingkat efektifitas penggunaan

aktiva atau kekayaan perusahaan. kemampuan dana yang tertanam

dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses produksi suatu periode

tertentu. Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan

mengelola aktivanya. Jika suatu perusahaan memiliki terlalu banyak

aktiva, maka biaya modal akan menjadi terlalu tinggi, akibatnya laba

akan menurun.

Berikut beberapa jenis rasio aktivitas yang dapat dirangkum,

yaitu (Kasmir, 2010) :

a. Rasio Perputaran Piutang (Asset Turnover Ratio)

Receivable Turnover Ratio (rasio perputaran piutang)

merupakan pemahaman tentang kualitas piutang dan kesuksesan

penagihan piutang. Digunakan untuk indikator efisiensi pemasaran

serta daya bersaing dalam mengadakan perbandingan antar

perusahaan dan mengukur berapa lama penagihan piutang selama

satu periode.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Analisis Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2907/3/BAB II.pdf · Dalam menganalisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, dengan

b. Rasio Perputaran Persediaan (Receivable Turnover Ratio)

Rasio ini mengukur efektivitas pengelolaan persediaan. Semakin

tinggi tingkat perputarannya maka semakin efektif pengelolaan

persediaannya. Rasio Perputaran persediaan menggambarkan

likuiditas perusahaan dengan cara mengukur efisiensi perusahaan

dalam mengelola dan menjual persediaan yang dimiliki perusahaan.

Perputaran persediaan yang tinggi menunjukkan bahwa semakin

tingginya persediaan berputar dalam satu tahun. Sebaliknya, apabila

perputaran persediaan rendah menunjukkan pengendalian atas

persediaan kurang efektif.

c. Rasio Perputaran Aktiva (Fixed Asset Turnover Ratio)

Rasio perputaran aktiva digunakan untuk mengukur perputaran

semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah

pendapatan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Rasio perputaran

total aktiva dapat menunjukkan apakah suatu perusahaan sudah

dapat menghasilkan nilai penghasilan sesuai dengan total aktiva

yang dimilikinya.

d. Rasio Rata-rata Pengumpulan Piutang (Average Collection

Period)

Rasio rata-rata pengumpulan piutang digunakan untuk

mengetahui berapa lama rata-rata waktu mengumpulkan piutang

yang dibutuhkan oleh perusahaan. Dapat dikatakan semakin kecil

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Analisis Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2907/3/BAB II.pdf · Dalam menganalisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, dengan

hari yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam mengumpulkan

piutangnya maka semakin baik untuk perusahaan.

e. Rata-rata Umur Piutang

Rasio rata-rata umur piutang adalah pengukuran efisiensi

manajemen piutang perusahaan dan durasi.

Dari penjelasan tersebut, peneliti hanya menggunakan beberapa

rasio untuk penelitian ini, yakni Rasio Perputaran Piutang, Rasio

Persediaan, Rasio Perputaran Aktiva, dan Rasio Rata-rata.

4.Rasio Profitabilitas

Rasio Rentabilitas atau Rasio profitabilitas adalah rasio yang

digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam

mendapatkan laba. Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Menurut Kasmir

(2010), manfaat yang diperoleh adalah untuk:

a. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan

dalam satu periode.

b. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun

sekarang.

c. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.

Menurut Fahmi (2012), rasio ini mengukur efektifitas manajemen

secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Analisis Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2907/3/BAB II.pdf · Dalam menganalisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, dengan

keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan

maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilias maka semakin baik

menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan

perusahaan.

Rasio Profitabilitas menunjukkan tingkat imbalan atau perolehan

(keuantungan) disbanding penjualan atau aktiva. Harahap (2008)

mengatakan bahwa rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan

mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada

seperti kegiatan penjualan

kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya.

Beberapa rasio profitabilitas adalah sebagai berikut:

a. Margin Laba Kotor

Margin laba kotor adalah perbandingan antara laba kotor yang

didapatkan perusahaan dengan tingkat penjualan yang dicapai dalam

periode yang sama. Rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat

dicapai setiap rupiah penjualan. Semakin besar rasio ini semakin

baik kondisi perusahaan.

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan lab ang akan menutupi biaya tetap atau biaya operasi

lainnya. Dengan pengetahuan atas rasio ini bisa mengontrol

pengeluaran untuk biaya tetap atau biaya operasi sehingga

perusahaan dapat menikmati laba.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Analisis Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2907/3/BAB II.pdf · Dalam menganalisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, dengan

b. Margin Laba Bersih

Margin laba bersih adalah ukuran persentase dari setiap hasil

sisa penjualan sesudah dikurangi semua biaya dan pengeluaran,

termasuk bunga dan pajak. Net Pofit Margin digunakan untuk

mengukur rpiah laba bersih yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah

penjualan dan mengukur seluruh efisien, baik produksi, administrasi,

pemasaran, pendanaan, penentuan harga ataupun manajemen pajak.

Semakin tinggi rasionya menunjukkan kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan

tertentu. Namun apabila rasionya rendah berarti menunjukkan

penjualan yang terlalu rendah untuk tingkat biaya tertentu, atau biaya

yang terlalu tinggi untuk tingkat penjualan tertentu, atau kombinasi

dari kedua hal tersebut.

c. Operating Income Ratio

Operating Income Ratio digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba kotor dari

penjualan

d. Earning Power of Total Investment

Earning Power of Total Investment digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam mengelola modal yang dimiliki yang

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Analisis Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2907/3/BAB II.pdf · Dalam menganalisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, dengan

diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan

keuntungan bagi investor dan pemegang saham.

e. Return On Equity

Return On Equity mengukur kemampuan perusahaan

menghasilkan laba berdasarkan modal tertentu. Pengertian modal di

sini adalah semua modal yang tertanam di perusahaan, termasuk

didalamnya saldo laba. Rasio ini menunjukkan kemampuan modal

pemilik yang ditanamkan untuk menghasilkan laba bersih yang

menjadi bagian dari pemilik. Semakin tinggi rasio ini, semakin tinggi

keuntungan investor karena semakin efisien modal yang

ditanamkannya. Dengan demikian, rasio ini sangat mendapat

perhatian dari investor.

f. Return On Asset

Return on asset adalah kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki perusahaan.

Rasio ini menunju kan hasil (return) atas jumlah aktiva yang

digunakan dalam perusahaan. Dalam ROA, laba yang dihasilkan

adalah laba sebelum bnga dan pajak. Semakin kecil rasio ini,

semakin kurang baik.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Analisis Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2907/3/BAB II.pdf · Dalam menganalisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, dengan

g. Return On Investment

Return On Investment adalah kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan keuntungan yang akan digunakan untuk menutup

investasi yang dikeluarkan. Laba yang digunakan untuk mengukur

rasio ini adalah laba bersih setelah pajak. Rasio ini mengukur tingkat

keuntungan dari aktiva yang digunakan. Semakin besar rasionya

maka semakin baik.

h. Rate of Return on Net Worth

Rate of Return on Net Worth digunakan untuk mengukur

kemampuan modal sendiri diinvestasikan dalam menghasilkan

pendapatan bagi pemegang saham.

2.1.4.Analisis Du Pont

Menurut Keown, et al (2008) dalam Dwanintyas (2015) menyebutkan,

analisis du pont merupakan pendekatan terpadu terhadap analisis rasio

keuangan dimana analisis ini dirancang untuk mengevaluasi profitabilitas

dan mencari tingkat pengembalian ekuitas. Analisis ini mengukur tingkat

pengembalian atas investasi bagi pemegang saham biasa. Semakin tinggi

nilai ROE suatu perusahaan maka semakin baik perusahaan dalam

pengelolaan manajemen euangannya.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Analisis Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2907/3/BAB II.pdf · Dalam menganalisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, dengan

Du Pont System adalah ROI yang dihasilkan melalui perkalian antara

keuntungan dari komponen-komponen sales serta penggunaan total asset

didalam menghasilkan keuntungan tersebut (Syamsuddin, 2009:64).

a. Return On Investment (ROI)

ROI merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara

keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah

keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan (Syamsuddin,

2009:63).

ROI merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan

menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aseet yang tertentu.

Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan

operasi perusahaan (Hanafi, 2003:84).

b. ROE

ROE dapat dihitung dengan menggunakan sistem du pont yakni

mengalikan margin laba bersih dengan total asset turnover dibagi

dengan 1-rasio hutang, untuk mendapatkan pengembalian ekuitas ROE

dan dikalikan 100%.

2.1.5.Persentase Per Komponen

Analisis Persentase Per Komponen merupakan analisis yang disusun

dengan menghitung tiap-tiap rekening dalam laporan laba-rugi dan neraca

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Analisis Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2907/3/BAB II.pdf · Dalam menganalisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, dengan

menjadi proporsi dari total penjualan (untuk laporan laba rugi) atau dari total

aktiva (untuk neaca).

Menurut Kasmir (2010) Analisis Persentase Per Komponen merupakan

analisis yang dilakuakan untuk membandingkan antara komponen yang ada

dalam suatu laporan keuangan, baik yang ada dineraca maupun laporan laba

rugi.

2.2.Laporan Keuangan

2.2.1.Manfaat Laporan Keuangan

Laporan Keuangan memberikan manfaat ke banyak pihak yang terbagi

dalam dua kelompok, pihak internal dan eksternal. Berikut uraian manfaat

laporan keuangan dari kedua pihak :

1. Pihak Internal

a. Pengelola (direksi & manajemen)

Laporan keuangan memberikan informasi yang digunakan

dalam pengambilan keputusan, evaluasi usaha yang sedang

berjalan, melakukan budgeting dan kontrolinternal.

b. Karyawan

Karyawan akan tertarik dengan informasi keuangan yang terkait

dengan stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Hal ini dapat

memberikan gambaran apakah perusahaan mampu memberikan

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Analisis Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2907/3/BAB II.pdf · Dalam menganalisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, dengan

balas jasa dan menyediakan kesempatan bekerja dan berkarir untuk

jangka waktu yang lama.

2. Pihak Eksternal

a. Investor atau Owner

Investor atau owner berkepentingan dengan informasi yang

berhubungan dengan resiko yang terkait dengan investasi modal.

b. Pemberi Pinjaman

Pihak yang memberi pinjaman berkepentingan dengan informasi

yang menunjukkan kemampuan perusahaan membayar hutang

beserta bunganya dengan tepat waktu. Laporan keuangan dapat

membantu mereka untuk menentukan besar plafon, bunga dan

jangka waktu yang diberikan.

c. Supplier

Pihak supplier dan pemberi hutang jangka pendek lainnya

berkepentingan dengan informasi yang menunjukkan kemampuan

perusahaan membayar hutang jangka pendeknya. Informasi

tersebut akan membantu supplier untuk menentukan jumlah

piutang yang diberikan dan jangka waktunya.

d. Pelanggan

Pelanggan memerlukan informasi yang berhubungan dengan

kelangsungan perusahaan, terutama pelanggan yang melakukan

kerjasama jangka panjang. Pelanggan yang loyal membutuhkan

hubungan jangka panjang dan langgeng.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Analisis Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2907/3/BAB II.pdf · Dalam menganalisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, dengan

e. Pemerintah

Bagi pemerintah, mereka dapat menilai kemampuan perusahaan

dalam membayar pajak.

2.2.2.Keterbatasan Laporan Keuangan

Menurut Jumingan (2006:10) dalam Agung Gunawan, 2012 terdapat

empat keterbatasan laporan keuangan yaitu :

a. Laporan keuangan pada dasarnya merupakan laporan antara (interim

final), bukan merupakan laporan final, karena laba rugi riil (laba rugi

final) hanya dapat ditentukan bila perusahaan dijual atau dilikuidasi.

Karena alasan tersebut laporan keuangan perlu disusun untuk periode

waktu tertentu, umumnya satu tahun atau 12 bulan. Waktu periode ini

dianggap sebagai periode akuntansi baku.

b. Laporan keuangan ditunjukkan dalam jumlah rupiah yang tampaknya

pasti. Jumlah rupiah ini bisa saja berbeda bila standar yang digunakan

berbeda, karena lebih dari satu standar yang diperkenankan. Standar yang

dimaksud adalah standar menilai jumlah rupiah. Misalnya bila

dibandingkan dengan laporan keuangan suatu perusahaan jika seandainya

perusahaan itu dilikuidasi, jumlah rupiahnya dapat sangat berbeda.

Aktiva tetap dinilai berdasarkan harga historisnya, jumlahnya kemudian

dikurangi dengan akumulasi penyusutannya. Jumlah bersihnya tidak

mencerminkan nilai penjualan aktiva tetap. Dalam keadaan likuidasi,

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Analisis Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2907/3/BAB II.pdf · Dalam menganalisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, dengan

aktiva tidak berwujud seperti hakpaten, merek dagang, biaya organisasi

hanya dinilai satu rupiah.

c. Neraca dan laporan laba rugi mencerminkan transaksi-transaksi keuangan

dari waktu ke waktu. Selama jangka waktu tersebut mungkin nilai rupiah

sudah menurun (daya beli rupiah menurun karena kenaikan tingkat

harga-harga). Oleh karena itu untuk menghindari adanya analisis yang

menyesatkan, analisis perbandingan harus dilakukan dengan hati-hati.

d. Laporan keuangan tidak memberikan gambaran yang lengkap mengenai

keadaan perusahaan. Laporan keuangan tidak mencerminkan semua

faktor yang mempengaruhi kondisi keuangan dan hasil usaha karena

tidak semua faktor dapat diukur dalam satuan uang. Faktor tersebut

misalnya kemampuan dalam menemukan penjual dan mencari pembeli,

nama baik dan prestise perusahaan di mata masyarakat, kepercayaan

pihak luar kepada perusahaan, efisiensi, loyalitas, dan integritas dari

pimpinan dan karyawan, kualitas barang yang dihasilkan, kondisi-kondisi

pesaingnya, keadaan perekonomian pada umumnya, dan sebagainya.

2.2.3.Isi Laporan Keuangan

Berdasar Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan isi laporan keuangan

harus mencakup 5 hal pokok sebagai berikut :

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Analisis Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2907/3/BAB II.pdf · Dalam menganalisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, dengan

1. Neraca

Menurut Warsidi Neraca adalah laporan keuangan yang menyajikan

aktiva, kewajiban, dan modal perusahaan pada tanggal tertentu

(contohnya akhir bulan, akhir semester, atau akhir tahun). Neraca,

disebut juga laporan posisi keuangan, merupakan sumber informasi

utama tentang posisi keuangan perusahaan karena neraca merangkum

elemen-elemen yang berhubungan langsung dengan pengukuran posisi

keuangan, yaitu aktiva, kewajiban, dan ekuitas.

Neraca adalah laporan tentang posisi keuangan perusahaan pada

tanggal tertentu seperti yang tertera dalam neraca, yang dijelaskan dalam

neraca adalah kondisi pada tanggal tertentu (Darsono dan Ashari, 2005).

Menurut SAK, komponen neraca adalah sebagai berikut :

a. Aktiva (asset) yang terdiri dari Aktiva Lancar, Aktiva Tetsp, dan

Aktiva

Kewajiban (liability) dan Ekuitas (equity). Kewajiban terdiri atas

Kewajiban Jangka Pendek dan Kewajiban Jangka Panjang. Sedangkan

Ekuitas adalah hak pemilik baik dari setoran modal atau laba yang

belum dibagi.

b. Kewajiban (liability) dan Ekuitas (equity). Kewajiban terdiri atas

Kewajiban Jangka Pendek dan Kewajiban Jangka Panjang. Sedangkan

Ekuitas adalah hak pemilik baik dari setoran modal atau laba yang

belum dibagi.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Analisis Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2907/3/BAB II.pdf · Dalam menganalisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, dengan

Secara umum, neraca berguna untuk menilai risiko-risiko terkait

perusahaan serta prospek arus kas masa depan yang akan dihasilkan

perusahaan. Pengguna laporan keuangan menggunakan informasi yang

terkandung dalam neraca untuk:

a. Mengevaluasi struktur pendanaan.

b. Menganalisis likuiditas.

c. Menilai solvabilitas.

d. Menilai fleksibilitas keuangan.

Laporan posisi keuangan juga memiliki beberapa kelemahan,

terutama terkait pengukuran atau penilaian unsur-unsur aset dan

kewajiban perusahaan.

a. Sebagian aset (aktiva) diukur dan disajikan dengan biaya perolehan

atau biaya perolehan diamortisasi, bukan dengan nilai kini. Hal ini

banyak dikritik karena tidak mencerminkan nilai wajar.

b. Aktiva tak berwujud yang sebenarnya memiliki manfaat ekonomi

tetapi sulit diukur nilainya secara objektif karena dihasilkan secara

internal tidak boleh diakui dalam neraca. Contoh aset tak berwujud

semacam ini adalah merek dagang yang dihasilkan secara internal.

c. Neraca mungkin saja tidak melaporkan semua kewajiban, karena

sebagian kewajiban sengaja disembunyikan melalui rekayasa

akuntansi yang dikenal dengan istilah off-balance sheet financing.

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Analisis Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2907/3/BAB II.pdf · Dalam menganalisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, dengan

d. Pengukuran nilai sebagian unsur neraca melibatkan penggunaan

pertimbangan dan estimasi, contohnya melalui estimasi masa manfaat

aset tetap dan estimasi kewajiban garansi.

2. Laporan Laba Rugi

Menurut Darsono dan Ashari (2005) Laporan Laba Rugi merupakan

akumulasi aktivitas yang berkaitan dengan pendapatan dan biaya selama

periode waktu tertentu, misal bulanan atau tahunan. Sedangkan menurut

Warsidi Laporan Laba Rugi merupakan laporan keuangan yang

mengukur keberhasilan kinerja perusahaan selama satu periode. Informasi

kinerja perusahaan yang terkandung dalam laporan laba rugi digunakan

untuk menilai dan memprediksi jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus

kas masa depan.

Menurut Kasmir (2010) dalam Intan Hadsari Dwanintyas (2014)

laporan laba rugi merupakan laporan yang menunjukkan jumlah

pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dan biaya-biaya yang

dikeluarkan dan laba rugi dalam suatu periode tertentu. Laporan laba

rugi harus dibuat dalam satu sirklus operasi atau periode tertentu guna

mengetahui jumlah perolehan pendapatan (penjualan) dan biaya yang

telah dikeluarkan, sehingga dapat diketahui perusahaan dalam keadaan

laba atau rugi.

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Analisis Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2907/3/BAB II.pdf · Dalam menganalisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, dengan

SAK menyebutkan laba rugi memberikan gambaran kinerja

operasional perusahaan. Penggolongan komponen-komponen Laba Rugi

sebagai berikut:

a. Pendapatan atau Penjualan;

b. Harga Pokok Penjualan;

c. Biaya Pemasaran;

d. Biaya Administrasi dan Umum;

e. Pendapatan Luar Usaha (Non Operasional);

f. Biaya Luar Usaha (Non Operasional).

2.3.Kinerja Keuangan

2.3.1.Pengertian Kinerja Keuangan

Pengertian kinerja keuangan menurut Muchlis (2000 : 44) bahwa :

Kinerja keuangan adalah prestasi keuangan yang tergambar dalam laporan

keuangan perusahaan yaitu neraca rugi-laba dan kinerja keuangan

menggambarkan usaha perusahaan (operation income). Profitability suatu

perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan keuntungan yang diperoleh

dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan asset yang digunakan untuk

menghasilkan keuntungan.

Kinerja dapat diartikan sebagai prestasi yang dicapai perusahaan dalam

suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan

tersebut (Sukhemi, 2007:23).

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Analisis Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2907/3/BAB II.pdf · Dalam menganalisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, dengan

Kinerja merupakan gambaran prestasi yang dicapai perusahaan dalam

kegiatan operasionalnya baik menyangkut aspek kuangan, aspek pemasaran,

aspek penghimpunan dana dan penyaluran dana, aspek teknologi, maupun

aspek sumber daya manusianya (Jumingan,2006:239).

Menurut Sucipto (2003) pengertian kinerja keuangan adalah penentuan

ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi

atau perusahaan dalam menghasilkan laba. Sedangkan menurut IAI (2007)

Kinerja Keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan

mengendalikan sumberdaya yang dimilikinya.

Kinerja keuangan suatu perusahaan sangat bermanfaat bagi berbagai

pihak (stakeholders) seperti inverstor, kreditur, analisis, konsultan keuangan,

pialang, pemerintah, dan pihak manajemen sendiri. Laporang keuangan

berupa neraca dan laporan laba rugi dari suatu perusahaan, bila disusun secara

baik dan akura dapat memberikan gambaran keadaan yang nyata mengenai

hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh suatu perusahaan selama kurun

waktu tertentu. Keadaan inilah yang akan digunakan untuk menilai konerja

perusahaan. (Martono, 2005: 52).

2.3.2.Manfaat dan Tujuan Kinerja Keuangan

Manfaat Penilaian Kinerja Adapun manfaat dari penilaian kinerja adalah

sebagai berikut :

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Analisis Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2907/3/BAB II.pdf · Dalam menganalisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, dengan

a. Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu

periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan

kegiatannya.

b. Selain digunakan untuk melihat kinerja organisasi secara keseluruhan,

maka pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk menilai kontribusi

suatu bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan.

c. Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk masa

yang akan datang.

d. Memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi

pada umumnya dan divisi atau bagian organisasi pada khususnya.

e. Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat

meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.

Tujuan penilaian kinerja perusahaan menurut Munawir (2000:31) adalah

sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk

memperoleh kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau

kemampuan perusahaan untuk memenuhi keuangannya pada saat ditagih.

b. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan

untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut

dilikuidasi baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka

panjang.

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Analisis Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2907/3/BAB II.pdf · Dalam menganalisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, dengan

c. Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu

menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama

periode tertentu.

Untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan

untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan

mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban

bunga atas hutang-hutangnya termasuk membayar kembali pokok

hutangnya tepat pada waktunya serta kemampuan membayar deviden

secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami hambatan

atau krisis keuangan.

Adapun tahapan-tahapan dalam menganalisis kinerja keuangan menurut

Fahmi (2011: 2) yakni :

a. Melakukan review terhadap data laporan keuangan.

b. Melakukan perhitungan.

c. Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah diperoleh.

d. Melakukan penafsiran (interpretation) terhadap berbagai permasalahan

yang ditemukan.

e. Mencari dan memberikan pemecahan masalah (solution) terhadap

permasalahan yang ditemukan.

Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan

diatas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain.

Analisis kinerja keuangan merupakan proses pengkajian secara kritis terhadap

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Analisis Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2907/3/BAB II.pdf · Dalam menganalisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, dengan

review data, menghitung, mengukur, menginterprestasi, dan memberi solusi

terhadap keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu.

Kinerja Keuangan dapat dinilai dengan beberapa alat analisis.

Berdasarkan tekniknya, analisis keuangan dapat dibedakan menjadi 8 macam,

yaitu menurut Jumingan (2006:242) dalam Agung Gunawan 2004 :

a. Analisis perbandingan Laporan Keuangan, merupakan teknik analisis

dengan cara membandingkan laporan keuangan dua periode atau lebih

dengan menunjukkan perubahan, baik dalam jumlah (absolut) maupun

dalam persentase (relatif).

b. Analisis Tren (tendensi posisi), merupakan teknik analisis untuk

mengetahui tendensi keadaan keuangan apakah menunjukkan kenaikan

atau penurunan.

c. Analisis Persentase per Komponen (common size), merupakan teknik

analisis untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva

terhadap keseluruhan atau total aktiva maupun utang.

d. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, merupakan teknik analisis

untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal kerja melalui

dua periode waktu yang dibandingkan.

e. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas, merupakan teknik analisis untuk

mengetahui kondisi kas disertai sebab terjadinya perubahan kas pada suatu

periode waktu tertentu.

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Analisis Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2907/3/BAB II.pdf · Dalam menganalisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, dengan

f. Analisis Rasio Keuangan, merupakan teknik analisis keuangan untuk

mengetahui hubungan di antara pos tertentu dalam neraca maupun laporan

laba rugi baik secara individu maupun secara simultan.

g. Analisis Perubahan Laba Kotor, merupakan teknik analisis untuk

mengetahui posisi laba dan sebab-sebab terjadinya perubahan laba.

h. Analisis Break Even, merupakan teknik analisis untuk mengetahui tingkat

penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian.

2.4.Penelitian Terdahulu

Peran penelitian-penelitian sebelumnya sangat berguna bagi peneliti

untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul yang hampir sama.

Penelitian ini dibuat dengan mengacu beberapa penelitian terdahulu.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Agung Gunawan dengan

judul “Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan PT Fajar

Surya, Tbk. Periode 2009 – 2011”. Hasil penelitian menunjukan Likuiditas,

Rasio Lancar perusahaan pada tahun 2009 – 2011 Likuiditas kinerja keuangan

Perusahaan Dalam kondisi kurang begitu baik. Manajemen Aktiva, Rasio

Perputaran Aktiva Tetap pada tahun 2009 - 2011 Manajemen Aktivakinerja

keuangan Perusahaan Dalam kondisi cukup baik. Manajemen Utang, Rasio

Utang tahun 2009 – 2011 Manajemen Utang, Kinerja Keuangan Perusahaan

dalam kondisi kurang baik, Profitabilitas, Rasio Pengembalian atas Total

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Analisis Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2907/3/BAB II.pdf · Dalam menganalisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, dengan

Aktiva pada tahun 2009 – 2011 Profitabilitas, Kinerja Keuangan Perusahaan

dalam kondisi kurang baik.

Penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh Yohana Martin Pattanggau

dan Abdul Rahman Rahim dengan judul Analisis Kinerja Keuangan PT

Pegadaian (Persero) dan Entitas Anak Perusahaan Berdasarkan Kepmen

BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002 Periode 2011-2015. Hasil penelitian ini

adalah kinerja perusahaan bila diukur secara keseluruhan menunjukkan kinerja

keuangan yang termasuk dalam kategori sehat. Kinerja keuangan rasio

likuiditas bila diukur menggunakan analisis rasio lancar menunjukkan hasil

sangat sehat, bila diukur menggunakan rasio kas menunjukkan hasil tidak

sehat. Kinerja keuangan rasio solvabilitas bila diukur menggunakan rasio

modal sendiri terhadap total aktiva menunjukkan kinerja yang kurang sehat.

Kinerja keuangan aktivitas bila diukur menggunakan rasio total assets turnover

menunjukkan kinerja yang kurang sehat, bila diukur menggunakan rasio

collection periods menunjukkan kinerja yang sehat. Kinerja keuangan

profitabilitas bila diukur menggunakan rasio ROE menunjukkan kinerja yang

sangat sehat, bila diukur menggunakan rasio ROI menunjukkan kinerja yang

sehat.

Penelitian oleh Cornellius Bayu Samudrahun dengan judul Analisis

Laporan Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Studi Kasus

pada PT Wijoyo Kristindo. Hasil dari penelitian adalah bahwa pada tahun 2012

sampai dengan tahun 2013 menunjukkan bahwa rasio leverage, rasio likuiditas,

rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas dalam keadaan meningkat. Sedangkan

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Analisis Laporan Keuanganeprints.mercubuana-yogya.ac.id/2907/3/BAB II.pdf · Dalam menganalisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan beberapa cara, dengan

pada tahun 2013 sampai dengan tahun 2014 menunjukkan kinerja PT Wijoyo

Kristindo mengalami penurunan.

Penelitian yang dilakukan oleh Desmayenti dengan judul Analisis

Kinerja Keuangan pada PT. Hero Supermarket TBK. memperlihatkan dari

ketiga rasio diukur dengan rata-rata internal perusahaan dan standar rasio yang

menunujukkan bahwa kinerja keuangan PT. Hero Supermarket Tbk pada tahun

2011 kurang baik. Namun dari perhitungan rasio solvabilitas dan profitabilitas

menunujukkan bahwa perusahaan memiliki Debt to Asset Ratio dan Return On

total Asset yang baik.