bab ii landasan teori a. 1. pengetahuan permasalahan...

37
11 BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengetahuan Permasalahan Lingkungan a. Pengetahuan Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan indra. 1 Pengindraan tersebut melalui panca indra manusia yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. 2 Menurut al-Ghazali manusia memperoleh pengetahuan melalui dua cara yaitu belajar di bawah bimbingan seorang guru dengan menggunakan indra serta akal dan belajar yang bersifat rabbani atau belajar ladunni dengan memperoleh pengetahuan dari hati secara langsung melalui ilham dan wahyu. 3 Pengetahuan atau kognitif merupakan bagian yang penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih lama bertahan 1 Mahmud, Psikologi Pendidikan (Bandung: CV Mustika Setia, 2010), hlm. 169. 2 A. Wawan dan Dewi M., Teori dan Pengukuran Pengetahuan Sikap, dan Perilaku Manusia (Yogyakarta: Nuha Medika, 2011), hlm. 11. 3 Mahmud, Psikologi Pendidikan (Bandung: CV Mustika Setia, 2010), hlm. 204.

Upload: dangcong

Post on 03-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 11

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Deskripsi Teori

    1. Pengetahuan Permasalahan Lingkungan

    a. Pengetahuan

    Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan

    diperoleh manusia melalui pengamatan indra.1 Pengindraan

    tersebut melalui panca indra manusia yaitu penglihatan,

    pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri.2

    Menurut al-Ghazali manusia memperoleh pengetahuan

    melalui dua cara yaitu belajar di bawah bimbingan seorang

    guru dengan menggunakan indra serta akal dan belajar yang

    bersifat rabbani atau belajar ladunni dengan memperoleh

    pengetahuan dari hati secara langsung melalui ilham dan

    wahyu.3

    Pengetahuan atau kognitif merupakan bagian yang

    penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Perilaku

    yang didasari oleh pengetahuan akan lebih lama bertahan

    1 Mahmud, Psikologi Pendidikan (Bandung: CV Mustika Setia, 2010),

    hlm. 169.

    2 A. Wawan dan Dewi M., Teori dan Pengukuran Pengetahuan Sikap,

    dan Perilaku Manusia (Yogyakarta: Nuha Medika, 2011), hlm. 11.

    3 Mahmud, Psikologi Pendidikan (Bandung: CV Mustika Setia, 2010),

    hlm. 204.

  • 12

    daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.4

    Terdapat enam tingkatan di dalam domain kognitif, yaitu5 :

    1) Tahu (Know)

    Tahu merupakan pengetahuan paling rendah, diartikan

    sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajarinya

    dan dapat diukur dengan kata kerja menyebutkan,

    menguraikan, mengidentifikasi, maupun menyatakan.

    2) Memahami (Comprehension)

    Memahami artinya suatu kemampuan untuk

    menjelaskan secara benar tentang apa yang diketahui

    sehingga orang yang paham terhadap suatu materi dapat

    menjelaskan, menyebutkan contoh atau menyimpulkan

    objek yang dipelajari.

    3) Aplikasi (Application)

    Aplikasi merupakan kemampuan untuk menggunakan

    materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi,

    seperti penggunaan hukum-hukum ,rumus, metode,

    prinsip dan sebagainya.

    4 Notoadmodjo Soekidjo, Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni,

    (Jakarta: Rieneka Cipta, 2007) hlm. 144.

    5 A. Wawan dan Dewi M., Teori dan Pengukuran Pengetahuan Sikap,

    dan Perilaku Manusia (Yogyakarta: Nuha Medika, 2011), hlm. 13.

  • 13

    4) Analisis (Analysis)

    Analisis merupakan suatu kemampuan untuk

    menyatakan materi ke dalam komponen-komponen

    tetapi masih ada kaitannya satu sama lain.

    5) Sintesis (Synthesis)

    Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk

    menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu formulasi

    yang baru.

    6) Evaluasi (Evaluation)

    Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan

    penilaian terhadap suatu materi berdasarkan kriteria

    yang ditentukan sendiri maupun menggunakan kriteria

    yang telah ada.

    b. Permasalahan Lingkungan

    1) Pengertian

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, masalah

    merupakan sesuatu yang harus diselesaikan, sedangkan

    permasalahan adalah sesuatu yang menjadikan masalah.6

    Lingkungan merupakan ruang yang di tempati

    suatu mahluk hidup bersama-sama dengan benda hidup

    dan tak hidup di dalamnya,7 benda nyata ataupun abstrak

    6 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,

    Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), hlm. 562.

    7 Otto Sumarwoto, Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan,

    (Jakarta: Djambatan, 2004), hlm. 51-52.

  • 14

    (jin, setan, malaikat8) serta suasana yang terbentuk

    diantara elemen-elemen di alam tersebut.9 Lingkungan

    hidup menurut Undang-Undang tentang Perlindungan

    dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, yaitu UU no. 32

    tahun 2009 adalah kesatuan ruang dengan semua benda,

    daya, keadaan dan mahluk hidup, termasuk manusia dan

    perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan

    perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk

    hidup lain.10

    Lingkungan hidup merupakan suatu sistem

    kehidupan yang terdapat campur tangan manusia di

    dalam tatanan ekosistem. Komponen lingkungan terdiri

    dari faktor biotik (tumbuhan, hewan, dan manusia) dan

    faktor abiotik (tanah, air, udara, cuaca, dan suhu).

    Lingkungan juga terdiri atas lingkungan alam dan

    lingkungan buatan.11

    Lingkungan alam merupakan keadaan alam yang

    telah diciptakan Tuhan untuk manusia, yang terjadi

    8 M. Quraish Shihab, Yang Tersembunyi, (Ciputat: Lentera Hati,

    2009), hlm. 8.

    9 Juli Soemirat Slamet, Kesehatan Lingkungan, (Yogyakarta: Gadjah

    Mada University Press, 2009), hlm.35.

    10 Wiryono, Pengantar Ilmu Lingkungan (Bengkulu: Pertelon Media,

    2013), hlm. 1.

    11 Sujarwa, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, (Yogyakarta: Pustaka

    Pelajar, 2011), hlm. 358.

  • 15

    karena kejadian alam, seperti tanah, air, udara, sungai,

    beserta isinya yaitu binatang, termasuk bakteri dan

    sebagainya. Sedangkan lingkungan buatan merupakan

    lingkungan yang dibuat oleh manusia, seperti jalan,

    jembatan, rumah, taman, perkampungan, dan

    sebagainya.12

    2) Penyebab

    Secara umum akar persoalan lingkungan dapat

    dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu:13

    a) Pemahaman seseorang terhadap alam dipengaruhi

    oleh pendidikan, budaya dan agama, yang

    menentukan kemampuan dalam memandang, berfikir

    dan memahami lingkungan alam.

    b) Pertumbuhan penduduk yang berlebihan, hal ini

    dapat menyebabkan menyusutnya sumber daya alam,

    penyempitan lahan karena kebutuhan manusia

    terhadap tempat tinggal, dan menimbulkan

    peningkatan produksi sampah.14

    12

    Sujarwa, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, (Yogyakarta: Pustaka

    Pelajar, 2011), hlm. 358.

    13 Wiryono, Pengantar Ilmu Lingkungan (Bengkulu: Pertelon Media,

    2013), hlm. 69.

    14 Wiryono, Pengantar Ilmu Lingkungan (Bengkulu: Pertelon Media,

    2013), hlm. 74.

  • 16

    c) Kemiskinan, seseorang dalam kemiskinan tidak akan

    berfikir jangka panjang untuk memenuhi kebutuhan

    pokok.15

    Dilihat dari penyebabnya masalah lingkungan

    terdiri dari dua macam yaitu: 16

    1) Penyebab masalah lingkungan yang berasal dari alam

    seperti banjir bandang, tanah longsor, gunung

    meletus, gempa bumi, angin atau badai

    2) Penyebab masalah lingkungan yang berasal dari

    aktivitas manusia adalah

    a) Penebangan hutan yang berlebihan menyebabkan

    kerusakan hutan.

    b) Asap pabrik dan kendaraan bermotor

    menyebabkan polusi udara.

    c) Industri pertanian berupa pupuk kimia dan

    pestisida menyebabkan pencemaran tanah.

    d) Limbah pabrik dan pestisida menyebabkan

    pencemaran air.

    e) Industri permesinan dan sarana komunikasi

    menyebabkan kebisingan.

    15

    Wiryono, Pengantar Ilmu Lingkungan (Bengkulu: Pertelon Media,

    2013), hlm. 77.

    16 Sujarwa, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, (Yogyakarta: Pustaka

    Pelajar, 2011), hlm. 376.

  • 17

    Sedangkan masalah lingkungan jika dilihat dari

    luasnya dampak yang diakibatkan, masalah lingkungan

    dibagi menjadi tiga, yaitu:17

    1) Masalah lingkungan secara lokal seperti banjir dan

    tanah longsor, erosi pantai, kekeringan.

    2) Masalah lingkungan secara nasional seperti

    kerusakan hutan dan pencemaran minyak lepas

    pantai.

    3) Masalah lingkungan secara global seperti

    pemanasan global dan efek rumah kaca, penipisan

    lapisan ozon, hujan asam serta pencemaran.

    3) Sumber dan Dampak Permasalahan Lingkungan

    Permasalahan lingkungan terus meningkat dan

    bersifat global serta menjadi masalah serius. Berikut ini

    adalah sumber dan dampak permasalahan lingkungan

    seperti pemanasan global, hujan asam, penipisan lapisan

    ozon di stratosfer dan pencemaran lingkungan.18

    a) Efek Rumah Kaca dan Pemanasan Global

    Efek rumah kaca merupakan suatu keadaan

    yang timbul akibat semakin banyaknya gas buang ke

    lapisan atmosfer yang mempunyai sifat menyerap

    17

    Humaira, http://humairahworld.wordpress.com/2011/02/12/isu-

    lingkungan /, diakses selasa, 21 Oktober 2014 pukul 09.00 WIB.

    18 Otto Sumarwoto, Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan,

    (Jakarta: Djambatan, 2004), hlm. 13-14.

    http://humairahworld.wordpress.com/2011/02/12/isu-lingkungan%20/http://humairahworld.wordpress.com/2011/02/12/isu-lingkungan%20/

  • 18

    panas bumi. Gas buang tersebut dikenal dengan gas

    rumah kaca, yang merupakan gas-gas yang dapat

    menyerap panas19

    .

    Gas-gas rumah kaca dapat berupa CO2, uap air,

    ozon(O3), nitrogen, CH4, dan CFC. Gas rumah kaca

    merupakan gas yang dapat berasal dari aktivitas

    manusia dan proses alam.20

    Gas CO2 merupakan

    unsur gas rumah kaca yang merupakan hasil emisi

    dari penggunaan bahan bakar fosil, industri-industri,

    pembakaran bahan organik, pernapasan, pembusukan

    sampah, limbah rumah tangga, transportasi, dan

    pembangkit tenaga listrik.21

    Salah satu cara

    pengurangan gas karbondioksida adalah melalui

    fotosintesis oleh tumbuhan berkhlorofil.22

    Gas CH4 yang juga gas rumah kaca berasal dari

    pembusukan sampah organik, bangkai hewan,

    binatang pemamah biak, dan sawah.23

    Sedangkan

    19

    Otto Sumarwoto, Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan,

    (Jakarta: Djambatan, 2004), hlm. 163.

    20 Wiryono, Pengantar Ilmu Lingkungan, (Bengkulu: Pertelon Media,

    2013), hlm. 91.

    21 MoestikahadiSoedomo, Pencemaran Udara, (Bandung: Penerbit

    ITB, 2001). hlm. 24.

    22 Wiryono, Pengantar Ilmu Lingkungan, (Bengkulu: Pertelon Media,

    2013), hlm. 91.

    23 Bernadette West, Panduan Pemberitaan Lingkungan Hidup,

    (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1998), hlm 157.

  • 19

    melalui proses alam gas tersebut dihasilkan oleh

    letusan gunung vulkanik, yang juga menghasilkan

    debu dan natural aerosol.24

    Pengaruh gas CO2 dan gas rumah kaca lainnya

    terhadap kenaikan suhu bumi adalah sebagai

    penghambat sehingga panas dari bumi tidak dapat

    keluar dari lapisan atmosfir dan akan dipantulkan

    kembali ke bumi.25

    Kenaikan suhu yang cepat akan mengakibatkan

    terjadinya perubahan iklim yang cepat. Perubahan

    iklim tersebut dapat menyebabkan terganggunya

    siklus tropis, dan angin badai.26

    There are three factors that control the

    temperature of Earth: Green house gas

    concentrations, Earths albedo, and the solar

    constan.27

    Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi suhu

    bumi, yaitu konsentrasi gas rumah kaca, besaran

    pantulan sinar matahari ke bumi dan kontanta solar.

    24

    Wisnu Arya Wardana, Dampak Pemanasan Global, (Bandung:

    Andi Offset, 2010), hlm. 53.

    25 Wisnu Arya Wardana, Dampak Pencemaran Lingkungan,

    (Yogyakarta: Andi Offset, 2001), hlm. 133.

    26 Wisnu Arya Wardana, Dampak Pemanasan Global, (Bandung:

    Andi Offset, 2010), hlm. 53.

    27 Ronald A. Hites and Jhonatan D. Raff, Elements of Environmental

    Chemistry, (Canada: Jhon Wiley and Sons Inc., 2012), hlm. 134.

  • 20

    Pemanasan global merupakan masalah

    lingkungan yang menyebabkan atmosfer menghangat

    dan lapisan permukaan lautan juga akan menghangat,

    sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan

    permukaan laut,28

    selain itu gunung-gunung es di

    daerah kutub akan mencair dan menambah naiknya

    permukaan air laut sehingga terjadi erosi wilayah

    pesisir, kerusakan terumbu karang dan hutan bakau,

    serta naiknya salinitas di wilayah estuaria dan wilayah

    pesisir lainnya.29

    b) Penipisan Lapisan Ozon

    Ozon merupakan unsur alami dan

    berstratifikasi di lapisan stratosfer, atau biasa disebut

    lapisan ozon. Lapisan ini berfungsi untuk melindungi

    kehidupan di biosfer dari sinar ultra violet. Penyebab

    terjadinya penipisan lapisan ozon adalah terdapatnya

    unsur yang berlebihan yaitu unsur pendingin yang

    biasa dikenal sebagai CFC (Chloro Fluoro

    Carbons).30

    28

    Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, Pelestarian Lingkungan

    Hidup (Tafsir Al-Quran Tematik), (Jakarta: Aku Bisa, 2009), hlm 232.

    29 Rukhaesih Achmad, Kimia Lingkungan, (Yogyakarta: Andi Offset,

    2004), hlm. 4.

    30 MoestikahadiSoedomo, Pencemaran Udara, (Bandung: Penerbit

    ITB, 2001), hlm. 32-33.

  • 21

    Sinar ultra violet yang berlebihan dari sinar

    matahari jika tidak dapat difilter oleh lapisan ozon

    akan berbahaya bagi manusia dan dapat

    mengakibatkan kenaikan suhu bumi yang berdampak

    pula pada kenaikan permukaan air laut. CFC lebih

    dikenal dengan nama Freon,31

    banyak digunakan

    sebagai bahan pendingin seperti AC, lemari es,

    penyemprot insektisida, penyemprot cat, penyemprot

    rambut, penyemprot parfum, pelarut bahan pencuci

    kering serta busa pembungkus makanan.32

    Dampak negatif dari menipisnya lapisan ozon

    adalah radiasi sinar UV-B yang menembus lapisan

    ozon dapat merusak materi genetik DNA yang

    merupakan penyebab utama dari kanker kulit, dan

    dapat menyebabkan gangguan penglihatan. Sinar UV-

    B juga dapat menurunkan kualitas tanaman sehingga

    produksi pertanian dan kehutanan menjadi menurun.

    Sinar UV dapat menimbulkan kerusakan sampai 20

    meter dibawah permukaan air yang jernih sehingga

    31

    Wisnu Arya Wardhana, Dampak Pencemaran Lingkungan,

    (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), hlm. 68.

    32 Wiryono, Pengantar Ilmu Lingkungan, (Bengkulu: Pertelon Media,

    2013), hlm. 93.

  • 22

    dapat berbahaya bagi organisme yang memiliki

    peranan penting dalam rantai makanan.33

    c) Hujan Asam

    Hujan asam merupakan air hujan yang

    mengandung tingkat keasaman yang tinggi.34

    .

    Penyebab utama fenomena ini adalah gas buang

    proses pembakaran bahan bakar fosil baik dari PLTU

    maupun dari kendaraan bermotor yaitu senyawa

    sulfur oksida dan nitrogen oksida.35

    Hujan asam terjadi karena hasil reaksi

    senyawa-senyawa tersebut dengan molekul-molekul

    uap air di atmosfer sehingga menjadi asam sulfat dan

    asam nitrat yang selanjutnya turun ke permukaan

    bumi bersama air hujan pada kondisi tertentu.36

    Dampak negatif yang diakibatkan oleh hujan

    asam antara lain adalah rusaknya bangunan, dan

    berkaratnya benda-benda yang terbuat dari logam,

    terjadinya kerusakan lingkungan terutama

    33

    Rukhaesih Achmad, Kimia Lingkungan, (Yogyakarta: Andi Offset,

    2004), hlm. 7.

    34 Wiryono, Pengantar Ilmu Lingkungan, (Bengkulu: Pertelon Media,

    2013), hlm. 94.

    35 Bernadette West, Panduan Pemberitaan Lingkungan Hidup,

    (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1998), hlm. 42

    36 Rukhaesih Achmad, Kimia Lingkungan, (Yogyakarta: Andi Offset,

    2004), hlm. 4.

  • 23

    pengasaman danau dan sungai37

    yang menyebabkan

    organisme di dalamnya mati dan membuat air tidak

    dapat dikonsumsi.38

    Selain itu kandungan unsur hara

    di dalam tanah seperti kalsium, kalium, dan

    magnesium menjadi hilang karena tergantikan oleh

    ion hidrogen yang bertambah karena adanya

    perpindahan asam ke dalam tanah.39

    d) Pencemaran

    Pencemaran adalah masuknya atau

    dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau

    komponen lain ke dalam lingkungan dan atau

    berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia

    atau proses alam.40

    Sumber pencemaran yang paling banyak adalah

    sampah. Sampah dibedakan menjadi empat

    berdasarkan sifat biologis dan kimia, yaitu:41

    37

    Rukhaesih Achmad, Kimia Lingkungan, (Yogyakarta: Andi Offset,

    2004), hlm. 5.

    38 Bernadette West, Panduan Pemberitaan Lingkungan Hidup,

    (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1998), hlm.43.

    39 Wiryono, Pengantar Ilmu Lingkungan, (Bengkulu: Pertelon Media,

    2013), hlm. 95.

    40 Pramudya Sunu, Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO

    14001, (Jakarta: PTGrasindo, 2001), hlm. 4.

    41 Juli Soemirat Slamet, Kesehatan Lingkungan, (Yogyakarta: Gadjah

    Mada University Press, 2009), hlm.152-153.

  • 24

    1) Sampah yang dapat membusuk dengan mudah

    karena aktivitas mikroorganisme yang akan

    menghasilkan gas H2S yang bersifat racun untuk

    tubuh dan sifatnya berbau busuk. Contohnya

    adalah sisa makanan, daun, sampah kebun,

    pertanian dan lainnya.

    2) Sampah yang tidak dapat atau sulit untuk

    membusuk sampah jenis ini dapat dikurangi

    dengan didaur ulang sehingga dapat dimanfaatkan

    kembali. Contohnya adalah kertas, plastik, karet,

    logam, dan lainnya.

    3) Sampah yang berupa debu atau abu yang biasanya

    hasil dari pembakaran. Selama tidak bersifat

    racun sampah ini dapat dimanfaatkan untuk

    penimbunan.

    4) Sampah yang berbahaya bagi kesehatan (B3)

    yaitu sampah yang dapat menyebabkan penyakit

    yang sulit untuk disembuhkan, berpotensi

    menimbulkan bahaya bagi kesehatan dan

    lingkungan apabila tidak diolah, atau dibuang

    dengan baik. Contohnya adalah sampah yang

    berasal dari industry yang mengandung zat-zat

    kimia maupun zat fisis yang berbahaya.

  • 25

    Pencemaran dapat terjadi di udara, air, tanah

    bahkan suara.42

    1) Pencemaran udara

    Penyebab pencemaran udara adalah adanya

    gas-gas pencemar seperti belerang dioksida yang

    berasal dari asap-asap pabrik, karbon monoksida

    yang berasal dari kendaraan dan rokok,

    hidrokarbon yang berasal dari benda-benda

    elektrik, partikulat yang berasal dari pemanasan

    udara dan rokok, serta oksida nitrogen yang

    berasal dari pembakaran sampah.43

    Pencemaran udara menyebabkan mutu

    udara menjadi buruk sehingga dapat mengganggu

    kesehatan terutama pernapasan dan membuat

    mata menjadi pedih karena adanya asap rokok

    maupun asap kendaraan.44

    2) Pencemaran air

    Pencemaran pada air disebabkan oleh

    cairan-cairan dari sisa-sisa pembuangan industri

    dan kegiatan rumah tangga seperti asam, basa,

    42

    Wisnu Arya Wardhana, Dampak Pencemaran Lingkungan,

    (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), hlm. 99.

    43 P. Michael, Ekologi untuk Pendidikan Ladang dan Laboratorium,

    (Jakarta: Universitas Indonesia, 1995), hlm. 438.

    44 Bernadette West, Panduan Pemberitaan Lingkungan Hidup,

    (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1998), hlm 50.

  • 26

    garam-garam krom, fenol, sianida, insektisida.

    Zat-zat tersebut akan mengendap dan mengurangi

    masuknya cahaya sehingga menekan

    pertumbuhan ganggang dan mematikan akar-akar

    tanaman.45

    Air yang tercemar akan mengurangi jumlah

    air bersih sehingga sumber air minum yang sehat

    sulit didapatkan dan mengganggu sektor

    perikanan jika terjadi di daerah sungai atau

    danau.46

    3) Pencemaran tanah

    Pencemaran tanah dapat terjadi karena

    adanya limbah buangan hasil aktivitas manusia

    yang dibuang secara sembarangan. Pencemaran

    tanah dapat dikurangi dengan melakukan daur

    ulang limbah.47

    Pencemaran tanah dapat mengakibatkan

    kesuburan tanah menurun sehingga mengganggu

    45

    P. Michael, Ekologi untuk Pendidikan Ladang dan Laboratorium,

    (Jakarta: Universitas Indonesia, 1995), hlm. 440.

    46 Pramudya Sunu, Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO

    14001, (Jakarta: PT Grasindo, 2001), hlm. 29.

    47 D. Dwidjoseputro, Ekologi Manusia dan Lingkungannya, (Jakarta:

    Erlangga, 1990), hlm. 58.

  • 27

    sektor pertanian yang dapat menurunkan produksi

    pangan.48

    4) Pencemaran limbah B3

    Limbah B3 merupakan setiap limbah yang

    mengandung bahan berbahaya dan atau beracun

    yang dapat merusak lingkungan atau

    membahayakan lingkungan hidup. Limbah B3

    dapat berasal dari proses suatu industri atau

    kegiatan manusia, dari bahan kimia, tumpahan,

    sisa kemasan, atau produk yang tidak memenuhi

    spesifikasi.49

    Efek limbah B3 diantaranya efek akut

    seperti kerusakan susunan saraf, sistem

    pencernaan, kardio-vaskuler, sistem pernapasan

    maupun kulit, sedangkan efek kronis dapat

    menyebabkan efek karsinogenik, mutagenik,

    tertaogenik.50

    Limbah yang digolongkan menjadi limbah

    B3 adalah mudah terbakar, mudah meledak,

    beracun, menyebabkan infeksi, bersifat reaktif,

    48

    Pramudya Sunu, Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO

    14001, (Jakarta: PT Grasindo, 2001), hlm. 29.

    49 H.J Mukono, Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan, (Surabaya:

    Airlangga University Press, 2005), hlm. 89.

    50 H.J Mukono, Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan, (Surabaya:

    Airlangga University Press, 2005), hlm. 90.

  • 28

    bersifat korosif, bila di uji dengan metode

    toksikologi merupakan jenis limbah B3.51

    4) Cara Mengurangi Permasalahan Lingkungan

    Permasalahan lingkungan dapat dikurangi dengan

    menyelesaikan akar permasalahannya yaitu pemahaman

    yang salah tentang lingkungan. Terdapat tiga cara untuk

    mengurangi permasalahan tersebut, yaitu:52

    a) Pendidikan lingkungan, yang berfungsi untuk

    menumbuhkan kepedulian melalui pengetahuan

    yang dapat diberikan di sekolah, keluarga,

    organisasi maupun tempat ibadah.

    b) Penanaman etika lingkungan, yang berfungsi untuk

    memberi pengertian bahwa kedudukan manusia

    sebagai khalifah harus bertanggung jawab untuk

    merawat alam.53

    c) Pembiasaan perilaku ramah lingkungan yang dapat

    di wujudkan dengan adanya pembiasaan yang dapat

    dipraktekkan sehari-hari, baik di lingkungan rumah,

    sekolah, maupun di masyarakat.

    51

    Pramudya Sunu, Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO

    14001, (Jakarta: PT Grasindo, 2001), hlm. 11

    52 Wiryono, Pengantar Ilmu Lingkungan, (Bengkulu: Pertelon Media,

    2013), hlm. 133.

    53 Wiryono, Pengantar Ilmu Lingkungan, (Bengkulu:Pertelon Media,

    2013), hlm. 138.

  • 29

    Beberapa contoh perilaku ramah lingkungan untuk

    mengurangi kerusakan lingkungan diantaranya:54

    Reduce (Kurangi), artinya mengurangi pemakaian

    sumber daya alam dengan menggunakannya

    seefisien mungkin.55

    Reuse (Gunakan kembali),

    artinya menggunakan peralatan yang tidak hanya

    sekali pakai kemudian dibuang dan mengurangi

    penggunaan bahan yang terbuat dari bahan plastik

    dan Styrofoam. Recycle (Daur ulang) artinya,

    memproses kembali peralatan yang sudah tidak

    dapat dipakai lagi, baik bahan organik maupun

    organik yang dapat dijadikan bahan kerajinan

    maupun pupuk kompos.

    Dalam mengatasi kerusakan lingkungan, Islam

    juga memiliki beberapa peringatan yaitu:56

    1) Perintah untuk bersikap wajar dan tidak berlebihan

    dalam membelanjakan harta serta tidak terlalu pelit

    sehingga terdapat keseimbangan dalam pola

    konsumsi.

    54

    Rukhaesih Achmad, Kimia Lingkungan, (Yogyakarta: Andi Offset,

    2004), hlm.138.

    55 http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/02/1001-cara-untuk-

    mengatasi-pemanasan-global-dapat-dimulai-dari-rumah-32465.html diakses

    hari Selasa tanggal 8 Oktober 2014.

    56 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, Pelestarian Lingkungan

    Hidup (Tafsir Al-Quran Tematik), (Jakarta: Aku Bisa, 2009), hlm.146-147.

    http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/02/1001-cara-untuk-mengatasi-pemanasan-global-dapat-dimulai-dari-rumah-32465.htmlhttp://edukasi.kompasiana.com/2009/12/02/1001-cara-untuk-mengatasi-pemanasan-global-dapat-dimulai-dari-rumah-32465.html

  • 30

    2) Melarang bersikap boros

    3) Melarang berbuat kerusakan di bumi

    4) Memberikan dan menghormati hak-hak yang

    dimiliki setiap mahluk

    Factors mediating human-environment relations:

    Cultural, cultural is dynamic system of collectively

    shared, symbols, meanings, and norms- the nongenetic

    information prossesed by a society.57

    Politically,

    conservations interventions often require the

    reinforcement of policy by multiple political systems at

    different scales.58

    Economic, the structure of the global

    economy impacs resource use in surprising ways.59

    Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi

    hubungan antara manusia dan lingkungan, yaitu: Budaya,

    di dalam budaya terdapat sistem kelompok yang dinamis

    yang memiliki norma-norma atau kepercayaan yang

    dapat mempengaruhi sikap suatu kelompok terhadap

    lingkungan. Politik atau pemerintah, pemerintah sangat

    berperan dalam memberikan dukungan terhadap kegiatan

    yang dapat meningkatkan kepedulian terhadap

    lingkungan. Ekonomi, dampak dari ekonomi adalah

    57

    Antony Rowe, Chippenhem, Whiltshire,Conservations Biology For

    All, (New York: Oxford University Press, 2010), hlm. 270.

    58 Antony Rowe, Chippenhem, Whiltshire Conservations Biology For

    All, (New York: Oxford University Press, 2010), hlm. 272.

    59 Antony Rowe, Chippenhem, Whiltshire Conservations Biology For

    All, (New York: Oxford University Press, 2010), hlm. 273.

  • 31

    penggunaan sumber daya alam yang dapat meningkat

    sesuai dengan kebutuhan.

    Selain ketiga faktor tersebut, Otto Sumarwoto

    juga memberikan model pengelolaan lingkungan yaitu

    dengan ADS (Atur Diri Sendiri), yaitu dalam pengelolaan

    lingkungan hidup tidak hanya mengatur dan mengawasi

    tetapi dalam diri senidri harus ada tanggung jawab,

    solidaritas, kasih saying dan kepedulian terhadap alam,

    tidak merusak, hidup sederhana, dan selaras dengan alam,

    keadilan, demokrasi serta integritas moral.60

    2. Perilaku Peduli Lingkungan

    a. Perilaku

    Perilaku adalah respon individu terhadap suatu

    stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan

    mempunyai tujuan baik disadari maupun tidak.61

    Perilaku dapat dipengaruhi oleh faktor genetik atau

    keturunan dan faktor lingkungan. Proses belajar

    merupakan pertemuan antara faktor keturunan dan faktor

    lingkungan untuk mempengaruhi perilaku seseorang.62

    60

    Diding Somantri, Didingsomantri.blogspot.com/2008. Diakses hari

    Rabu, 17 Desember 2014 pukul 11.07 WIB.

    61 A. Wawan dan Dewi M., Teori dan Pengukuran Pengetahuan

    Sikap, dan Perilaku Manusia, (Yogyakarta: Nuha Medika, 2011), hlm. 48.

    62 A. Wawan dan Dewi M., Teori dan Pengukuran Pengetahuan

    Sikap, dan Perilaku Manusia, (Yogyakarta: Nuha Medika, 2011), hlm. 50.

  • 32

    Perilaku mempunyai dua bentuk, pertama adalah

    bentuk pasif yang tidak secara langsung dapat terlihat

    oleh orang lain seperti berpikir, tanggapan dan

    pengetahuan. Kedua adalah bentuk aktif yaitu apabila

    perilaku itu jelas dapat diobservasi langsung.63

    Ada empat hal yang juga menentukan perilaku

    seseorang, yaitu:64

    1) Panutan yaitu orang yang dianggap penting atau

    disegani sehingga seseorang akan mendengar dan

    mencoba meniru perilaku orang tersebut.

    2) Budaya, pengetahuan dan teknologi merupakan

    unsur dari budaya yang dapat mempengaruhi

    perilaku65

    .

    3) Sumber daya, artinya adanya berbagai ketersediaan

    materi, waktu, keterampilan dan, fasilitas dan

    lainnya.

    4) Perasaan dan pemikiran, Perasaan dan pemikiran

    seseorang ditentukan oleh pengetahuan yang

    didapat dari pendidikan maupun pengalaman.66

    63

    A. Wawan dan Dewi M., Teori dan Pengukuran Pengetahuan

    Sikap, dan Perilaku Manusia, (Yogyakarta: Nuha Medika, 2011), hlm. 54.

    64 Juli Soemirat, Epidemiologi Lingkungan, (Yogyakarta: Gadjah

    Mada University Press, 2000), hlm.69.

    65 Juli Soemirat, Epidemiologi Lingkungan, (Yogyakarta: Gadjah

    Mada University Press, 2000), hlm. 70.

  • 33

    Manusia memegang peranan penting dalam hal

    pemicu maupun menjadi pelaku yang mengakibatkan

    terjadinya bencana atau kerusakan. Semua gejala yang

    terjadi pada lingkungan di sekitar sangat tergantung dari

    perilaku dan perlakuan manusia terhadap lingkungan.67

    Perubahan yang besar dalam lingkungan hidup

    mempengaruhi kehidupan mahluk hidup lainnya,68

    sehingga hubungan individu dengan lingkungan alam

    dapat membawa kepada masalah-masalah lingkungan

    hidup yang menyangkut hidup dan masa depan

    manusia.69

    b. Peduli Lingkungan

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, peduli

    merupakan sikap memperhatikan atau menghiraukan.70

    Peduli adalah sebuah nilai dasar dan sikap

    memperhatikan dan bertindak proaktif serta sikap

    66

    Juli Soemirat, Epidemiologi Lingkungan, (Yogyakarta: Gadjah

    Mada University Press, 2000), hlm.71.

    67 Sujarwa, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, (Yogyakarta: Pustaka

    Pelajar, 2011), hlm.377.

    68 Otto Sumarwoto, Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan,

    (Jakarta: Djambatan, 2004), hlm. 4.

    69 Sujarwa, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, (Yogyakarta: Pustaka

    Pelajar, 2011), hlm.378.

    70 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,

    Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta:Balai Pustaka, 1990), hlm. 562

  • 34

    keberpihakan untuk melibatkan diri dalam persoalan,

    keadaan atau kondisi yang terjadi di sekitar kita.71

    Seseorang yang memiliki sikap peduli akan

    melakukan sesuatu dalam rangka memberi inspirasi,

    perubahan, kebaikan kepada lingkungan di sekitarnya.

    Ketika melihat suatu keadaan tertentu, dan menyaksikan

    kondisi masyarakat maka dirinya akan tergerak

    melakukan sesuatu sehingga dapat memperbaiki atau

    membantu kondisi di sekitarnya.72

    Dalam perspektif budaya lingkungan, perilaku

    merupakan elemen utama yang tampak sebagai

    perwujudan dari ide atau gagasan dan perasaan manusia.

    Pola perilaku lingkungan dibagi menjadi empat

    kelompok skala prioritas, yaitu:73

    1) Memperbaiki74

    Perilaku memperbaiki lingkungan hidup

    bersifat memberikan nilai tambah pada kondisi

    71

    Ahmad Juwaini, http://oase.kompas.com/read/2010/08/24/

    01134533/Peduli.Adalah. diakses hari Rabu 15 Oktober 2014 pukul 02.00

    WIB.

    72 Ahmad Juwaini, http://oase.kompas.com/read/2010/08/24/

    01134533/Peduli.Adalah. diakses hari Rabu 15 Oktober 2014 pukul 02.00

    WIB.

    73 Trasdiyanto Rohadi, Budaya Lingkungan, (Yogyakarta: Ecologia

    Press, 2011), hlm. 197.

    74 Trasdiyanto Rohadi, Budaya Lingkungan (Yogyakarta: Ecologia

    Press, 2011). hlm. 197.

    http://oase.kompas.com/read/2010/08/24/%2001134533/Peduli.Adalahhttp://oase.kompas.com/read/2010/08/24/%2001134533/Peduli.Adalahhttp://oase.kompas.com/read/2010/08/24/%2001134533/Peduli.Adalahhttp://oase.kompas.com/read/2010/08/24/%2001134533/Peduli.Adalah

  • 35

    lingkungan hidup sehingga kualitasnya meningkat

    Perilaku ini dapat berwujud kebiasaan merawat

    lingkungan sehingga fungsinya dapat lebih baik

    dalam mendukung kehidupan manusia dan mahluk

    lainnya.

    2) Memelihara75

    Perilaku memelihara lingkungan hidup lebih

    bersifat penjagaan terhadap kondisi lingkungan

    hidup sehingga kualitas dan fungsinya tetap.

    3) Mengabaikan76

    Perilaku mengabaikan tampak sebagai

    kebiasaan yang tidak mau tahu terhadap lingkungan

    hidup sekitar sehingga perilaku ini tidak akan

    memperhatikan kualitas lingkungan hidupnya yang

    meningkat atau menurun.

    4) Merusak77

    Perilaku merusak lingkungan hidup merupakan

    kualitas terburuk dalam berinteraksi dengan

    lingkungan hidup. Perilaku merusak bersifat

    75

    Trasdiyanto Rohadi, Budaya Lingkungan, (Yogyakarta: Ecologia

    Press, 2011), hlm. 200.

    76 Trasdiyanto Rohadi, Budaya Lingkungan, (Yogyakarta: Ecologia

    Press, 2011), hlm. 2001.

    77 Trasdiyanto Rohadi, Budaya Lingkungan, (Yogyakarta: Ecologia

    Press, 2011), hlm. 203.

  • 36

    membuat kualitas dan fungsi lingkungan hidup

    menjadi menurun.

    Perilaku peduli lingkungan dapat diketahui dari

    beberapa hal. Berdasarkan hasil Survey Perilaku Peduli

    Lingkungan Hidup (SPPLH) yang dilakukan oleh BPS

    2012, indikator dan parameter yang digunakan untuk

    mengukur seberapa peduli perilaku masyarakat terhadap

    lingkungan adalah78

    :

    1) Perilaku dalam penghematan energi

    Energi mempunyai peran strategis dalam

    kehidupan masyarakat. Kebutuhan energi

    masyarakat cukup tinggi untuk mendukung kegiatan

    sosial ekonomi. Perilaku lingkungan disebabkan

    oleh munculnya generasi yang banyak

    memboroskan daya (waste generation), karena

    peranan tersebut maka perilaku penghematan energi

    dijadikan indikator untuk mengukur perilaku peduli

    lingkungan.79

    Konsumsi energi di Indonesia umumnya

    merupakan pemakaian tenaga listrik, gas, minyak

    78

    Pande Mande Kutanegara dkk, Membangun Masyarakat Indonesia

    Peduli Lingkungan, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2014),

    hlm.135.

    79 Pande Mande Kutanegara dkk, Membangun Masyarakat Indonesia

    Peduli Lingkungan, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2014),

    hlm.136.

  • 37

    tanah dan kayu bakar. Energi listrik digunakan

    terutama untuk penggunaan penerangan, pemakaian

    alat elektronik seperti alat setrika, kipas angin,

    lemari es serta alat hiburan lainnya.80

    Penghematan energi dapat dilakukan dengan

    penggunaan penerangan sesuai dengan keperluan

    sehingga dapat di matikan setelah tidak digunakan,

    Pada siang hari dapat memanfaatkan penerangan

    alam berupa cahaya matahari dengan

    mempergunakan banyak jendela, pintu atau tembok

    kaca, tidak memasang alat-alat jika ruangan kosong

    dan tidak ada yang menggunakan.81

    2) Perilaku membuang sampah

    Sampah merupakan segala sesuatu yang tidak

    lagi di kehendaki oleh pemiliknya dan bersifat

    padat. Membuang sampah di sembarang tempat

    dapat menimbulkan dampak negatif, antara lain

    menimbulkan penyumbatan pada saluran drainase

    80

    Abdul Kadir, Energi: Sumber Daya Inovasi, Tenaga Listrik Potensi

    Ekonomi, (Jakarta: Universitas Indonesia, 1995 ), hlm.470-471.

    81 Abdul Kadir, Energi: Sumber Daya Inovasi, Tenaga Listrik Potensi

    Ekonomi, (Jakarta: Universitas Indonesia, 1995 ), hlm.471-472.

  • 38

    dan saluran air hujan sehingga dapat menimbulkan

    banjir serta mengganggu kesehatan.82

    Beberapa cara untuk mengelola sampah

    diantaranya adalah menggunakan mendaur ulang

    barang yang masih dapat dipakai, menyediakan

    tempat sampah sesuai dengan jenisnya, dan

    menggunakan barang yang lebih ramah

    lingkungan.83

    3) Perilaku pemanfaatan air

    Terjadinya krisis air bersih akibat berkurangnya

    debit pada daerah resapan air maka penghematan air

    menjadi penting terutama air bersih.84

    Konservasi air merupakan hal penting karena

    jika tidak maka akan mengakibatkan kekurangan air

    dimusim kemarau dan tidak kelebihan air ketika

    82

    Pande Mande Kutanegara dkk, Membangun Masyarakat Indonesia

    Peduli Lingkungan, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2014),

    hlm.137.

    83 http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/02/1001-cara-untuk-

    mengatasi-pemanasan-global-dapat-dimulai-dari-rumah-32465.html diakses

    pada hari Selasa tanggal 08 Oktober 2014.

    84 Pande Mande Kutanegara dkk, Membangun Masyarakat Indonesia

    Peduli Lingkungan, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2014),

    hlm.137.

    http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/02/1001-cara-untuk-mengatasi-pemanasan-global-dapat-dimulai-dari-rumah-32465.htmlhttp://edukasi.kompasiana.com/2009/12/02/1001-cara-untuk-mengatasi-pemanasan-global-dapat-dimulai-dari-rumah-32465.html

  • 39

    musim hujan.85

    Konservasi air dapat dilakukan

    dengan cara-cara:86

    a) Menyimpan air yang berlebihan disaat hujan

    untuk dapat dimanfaatkan ketika diperlukan

    b) Menghemat air dengan pemakaian yang efisien

    dan efektif

    c) Mengendalikan penggunaan air tanah.

    4) Perilaku penyumbang emisi karbon

    Emisi karbon merupakan persoalan lingkungan

    yang serius. Menurut laporan PBB, emisi karbon

    telah melewati ambang batas terburuk, selain itu

    emisi karbon menyebabkan efek rumah kaca terus

    meningkat setiap tahunnya. Dalam level individu

    emisi karbon dapat dikurangi dengan mengontrol

    perilaku sehari-hari, terutama perilaku yang

    mempunyai potensi penyumbang emisi karbon.87

    Individuals can help reduces global warming.

    Although some actions may cause only a small

    85

    Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, Pelestarian Lingkungan

    Hidup (Tafsir Al-Quran Tematik), (Jakarta: Aku Bisa, 2009), hlm 74.

    86 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, Pelestarian Lingkungan

    Hidup (Tafsir Al-Quran Tematik), (Jakarta: Aku Bisa, 2009), hlm 84.

    87 Pande Mande Kutanegara dkk, Membangun Masyarakat Indonesia

    Peduli Lingkungan, (Yogyakarta: Gadjah mada University Press, 2014),

    hlm.139.

  • 40

    impact, collectively they add up.88

    Maksudnya

    adalah setiap individu dapat mengurangi pemanasan

    global meskipun berdampak kecil.

    Diantara perilaku penyumbang emisi karbon

    adalah menggunakan peralatan yang dapat

    menghasilkan karbon seperti AC, parfum semprot,

    busa styrofoam dan kendaraan bermotor.89

    5) Perilaku hidup sehat

    Perilaku hidup sehat merupakan perilaku

    mencegah penyakit dan memelihara dan

    meningkatkan kesehatan. Contohnya adalah makan

    dengan gizi seimbang, olahraga secara teratur, tidak

    mengkonsumsi makanan atau minuman yang

    mengandung zat adiktif, istirahat yang cukup dan

    mengendalikan stress dengan rekreasi.90

    Indikator sehat adalah sehat jasmani(sehat

    badan, pakaian/makanan, lingkungan, aktif aktivitas

    fisik), sehat rohani (memiliki iman, selalu

    bersyukur, doa, ikhlas dan sabar), dan sehat sosial

    88

    William P. Chuningham, Marry Ann, Woodworth Saigo,

    Environmental Science: A Global Concern, (2007), hlm. 339.

    89 http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/02/1001-cara-untuk-

    mengatasi-pemanasan-global-dapat-dimulai-dari-rumah-32465.html diakses

    hari Selasa tanggal 08 Oktober 2014.

    90 Cecep Triwibowo dan Mitha Erlisya P., Kesehatan Lingkungan dan

    K3, (Yogyakarta: Nuha Medika, 2013), hlm 17.

    http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/02/1001-cara-untuk-mengatasi-pemanasan-global-dapat-dimulai-dari-rumah-32465.htmlhttp://edukasi.kompasiana.com/2009/12/02/1001-cara-untuk-mengatasi-pemanasan-global-dapat-dimulai-dari-rumah-32465.html

  • 41

    (amar maruf nahi munkar, pemaaf, empati,

    tolenransi, mneghargai orang lain).91

    Perilaku hidup sehat dapat terukur dari

    kebiasaan pemanfaatan cahaya matahari di dalam

    ruangan, pemeliharaan tanaman di sekitar rumah,

    penyediaan area resapan air serta sumber utama air

    yang digunakan dalam perilaku sehari-hari.92

    Hidup sehat juga dilakukan dengan menjaga

    kebersihan lingkungan, diantaranya lingkungan

    rumah dan halaman, kebersihan jalan dan

    lingkungannya, kebersihan tempat umum, dan tidak

    meludah di sembarang tempat.93

    6) Perilaku penggunaan bahan bakar

    Bahan bakar merupakan sumber daya yang

    tidak dapat diperbarui. Penggunaan transportasi

    berbahan bakar digunakan untuk mempermudah

    mobilitas penduduk dari satu tempat ke tempat yang

    lain. Karena pentingnya bahan bakar untuk

    transportasi maka berhemat dalam penggunaan

    91

    Nina Aminah, Pendidikan Kesehatan dalam Al-Quran, (Bandung:

    PT Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 128.

    92 Pande Mande Kutanegara dkk, Membangun Masyarakat Indonesia

    Peduli Lingkungan, (Yogyakarta: Gadjah mada University Press, 2014),

    hlm.140.

    93 Ahsin W. Alhafidz, Fikih Kesehatan, (Jakarta: Amzah, 2007),

    hlm. 329-330.

  • 42

    bahan bakar merupakan salah satu indikator perilaku

    peduli lingkungan, selain itu juga dapat mengurangi

    polusi udara.94

    c. Perilaku Merusak Lingkungan

    Perilaku merusak lingkungan hidup merupakan

    kualitas terburuk dalam berinteraksi dengan lingkungan

    hidup. Perilaku merusak bersifat membuat kualitas dan

    fungsi lingkungan hidup menjadi menurun.95

    1) Membuang sampah sembarangan sehingga

    merusak pemandangan, menyumbat saluran air.

    2) Berlebihan dalam menggunkaan sumber daya alam

    3) Pembuangan limbah industri yang tidak sesuai

    AMDAL96

    4) Penggunaan kemasan plastik, yang merupakan

    bahan yang lama hancur yang dapat menambah

    volume sampah yang tidak didaur ulang.

    5) Menghidupkan TV tanpa ditonton dan

    menggunakan listrik secara tidak efisien

    94

    Pande Mande Kutanegara dkk, Membangun Masyarakat Indonesia

    Peduli Lingkungan, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2014),

    hlm.142.

    95 Trasdiyanto Rohadi, Budaya Lingkungan, (Yogyakarta: Ecologia

    Press, 2011). hlm. 203.

    96 Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, Pelestarian Lingkungan

    Hidup (Tafsir Al-Quran Tematik), (Jakarta: Aku Bisa, 2009), hlm 248.

  • 43

    6) Menghidupkan AC di rungan yang tidak ada

    orangnya

    7) Menggunakan tissue yang berlebihan dan

    mencetak (print) kertas hanya pada satu sisi

    sehingga mendorong meningktanya penebangan

    pohon yang merupakan bahan baku pembuatan

    kertas dan tissue

    8) Lupa menutup kran dan airnya terbuang, yang

    merupakan sikap berlebih-lebihan dalam

    menggunkaan air

    9) Tidak memanfaatkan kendaraan umum sehingga

    polusi udara yang di timbulakan tidak berkurang.97

    B. Kajian Pustaka

    Beberapa skripsi yang memiliki kajian hampir sama tentang

    perilaku peduli lingkungan adalah:

    1. Skripsi Miftahus Surur, Jurusan Tadris Biologi Fakultas

    Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang 2011, yang berjudul

    Pengaruh Pengetahuan Mahasiswa Tadris Biologi Fakultas

    Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang

    Angkatan 2008-2010 Tentang Pencemaran Lingkungan

    Terhadap Kepedulian Lingkungan di Sekitar Kampus.

    97

    http://icukuk.blogspot.com/2014/06/7-perilaku-yang-merusak-

    lingkungan.html diakses hari Rabu 17 Desember 2014 pukul 09.10 WIB

    http://icukuk.blogspot.com/2014/06/7-perilaku-yang-merusak-lingkungan.htmlhttp://icukuk.blogspot.com/2014/06/7-perilaku-yang-merusak-lingkungan.html

  • 44

    Hasil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh

    yang positif dan signifikan antara pengetahuan mahasiswa

    Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang

    angkatan 2008-2010 tentang pencemaran lingkungan terhadap

    kepedulian lingkungan sekitar kampus.98

    Penelitian yang telah dilakukan oleh MiftahuSurur

    terbatas pada pengetahuan lingkungan tentang pencemaran

    lingkungan dan kepedulian lingkungan hanya pada sekitar

    kampus dan menggunakan teknik analisis regresi. Sedangkan

    penelitian yang penulis lakukan tidak terbatas pada

    lingkungan sekitar kampus tetapi lingkungan sekitar

    mahasiswa secara umum dan menggunakan teknik analisis

    korelasional.

    2. Skripsi Winda Prima, yang berjudul Perilaku Peduli

    Lingkungan Ditinjau Dari Aspek Pemahaman Tentang

    Lingkungan. Skripsi ini bertujuan untuk memperoleh

    informasi dan data empiris mengenai hubungan pemahaman

    lingkungan dengan perilaku peduli lingkungan pada

    masyarakat Rt: 003 Rw: 012 Kelurahan Cipinang Melayu,

    Kecamatan Makasar Jakarta Timur. Hasil dari penelitian ini

    adalah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

    98

    MiftahusSurur, Pengaruh Pengetahuan Mahasiswa Tadris Biologi

    Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang

    Angkatan 2008-2010 Tentang Pencemaran Lingkungan Terhadap Kepedulian

    Lingkungan di Sekitar Kampus. Skripsi (Semarang; Program Studi Tadris

    Biologi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang).

  • 45

    pemahaman tentang lingkungan dengan perilaku peduli

    lingkungan.99

    Penelitian Winda Prima objek penelitiannya

    masyarakat umum yang tinggal di kelurahan Cipinang

    Melayu, Kecamatan Makassar, Jakarta Timur. Sedangkan

    pada penelitian yang penulis lakukan objek penelitian adalah

    terbatas pada mahasiswa Jurusan Tadris Biologi Fakultas Ilmu

    Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo Semarang tahun

    angkatan 2011 dan2012 yang sudah menempuh mata kuliah

    pengetahuan lingkungan.

    3. Skripsi Wagiyatun yang berjudul Pengaruh Pengetahuan

    Pencemaran Lingkungan terhadap Kepedulian Lingkungan

    Peserta Didik SMP Alam Ar-Ridho Semarang Tahun 2011).

    Skripsi ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui taraf

    hubungan pengetahuan pencemaran lingkungan dengan

    kepedulian peserta didik. Penelitian ini menggunakan metode

    korelasi dan analisis regresi. Hasil penelitian ini adalah

    pengetahuan pencemaran lingkungan mempunyai pengaruh

    yang signifikan terhadap penanaman sikap siswa terhadap

    kepedulian lingkungan siswa.100

    99

    http://skripsippknunj.com/wp-content/uploads/2013/02/JURNAL-

    Winda-Prima.pdf diakses 9 September 2014 pkl. 08.30 WIB.

    100 Wagiyatun, Pengaruh Pengetahuan Pencemaran Lingkungan

    terhadap Kepedulian Lingkungan Peserta Didik SMP Alam Ar-Ridho

    Semarang Tahun 2011). (Semarang: Program Studi Tadris Kimia Fakultas

    Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang).

    http://skripsippknunj.com/wp-content/uploads/2013/02/JURNAL-Winda-Prima.pdfhttp://skripsippknunj.com/wp-content/uploads/2013/02/JURNAL-Winda-Prima.pdf

  • 46

    Sedangkan penelitian yang penulis lakukan untuk

    mengetahui hubungan pengetahuan lingkungan tentang

    permasalahan lingkungan dengan perilaku peduli lingkungan.

    Penelitian yang akan dilakukan menggunakan teknik analisis

    korelasi product moment.

    C. Rumusan Hipotesis

    Hipotesis merupakan jawaban sementara dari rumusan

    masalah penelitian yang masih berupa jawaban teoritis belum

    jawaban yang empirik data.101

    Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang

    adalah pengetahuan, sehingga pengetahuan tentang permasalahan

    lingkungan memiliki hubungan terhadap perilaku peduli

    lingkungan mahasiswa.

    Dari rumusan masalah yang telah disebutkan maka

    hipotesis yang dapat dirumuskan adalah pengetahuan tentang

    permasalahan lingkungan mahasiswa Jurusan Tadris Biologi

    Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo Semarang

    tahun angkatan 2011 dan 2012 memiliki korelasi yang signifikan

    dengan perilaku peduli lingkungan.

    1. Ha : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

    pengetahuan tentang permasalahan lingkungan dengan

    101

    Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,

    2010), hlm. 96.

  • 47

    perilaku peduli lingkungan mahasiswa Jurusan Tadris

    Biologi tahun angkatan 2011 dan 2012.

    2. Ho : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan

    antara pengetahuan tentang permasalahan lingkungan

    dengan perilaku peduli lingkungan mahasiswa Jurusan

    Tadris Biologi tahun angkatan 2011 dan 2012.