bab ii landasan teori a. belajar 1. definisi belajarrepository.uir.ac.id/559/2/bab2.pdf10 b. gaya...
TRANSCRIPT
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Belajar
1. Definisi Belajar
Pengertian belajar secara umum ialah, belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungnya. Menurut Howard L. Kingsley (2012:104) belajar adalah
proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.
Menurut J. Bruner (2013:11) belajar tidak untuk mengubah tingkah laku
seseorang tetapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa
sehingga siswa dapat belajar lebih banyak dan mudah. Menurut James O.
Whittaker (2012:104) belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau
diubah melalui latihan atau pengalaman. Menurut Gagne ( Ratna W 2011:2)
belajar sebagai suatu proses di mana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai
akibat pengalaman.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah proses dimana setiap individu berinteraksi dengan lingkungan untuk
memperoleh berbagai pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perubahan tingkah
laku untuk mendapatkan hasil yang diharapkan.
10
B. Gaya Belajar
1. Pengertian Gaya Belajar
Menurut Keefe ( dalam Ghufron dan Risnawita 2014:10) gaya belajar
adalah suatu karakteristik kognitif, afektif, dan perilaku psikomotorik, sebagai
bagai indikator yang bertidak relatif stabil untuk pembelajaran merasa saling
berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan belajar. Menurut Reid, dkk (dalam
Ghufron dan Risnawita 2014:11) gaya belajar merupakan cara yang sifatnya
individu untuk memperoleh dan menyerap informasi dari lingkungnya, termasuk
lingkungan belajar. Menurut Kolb (dalam Ghufron dan Risnawita 2014:11) gaya
belajar merupakan metode yang dimiliki individu untuk mendapatkan informasi,
yang pada prinsipnya gaya belajar merupakan bagian integral dalam siklus belajar
aktif.
Menurut Gunawan (dalam Ghufron dan Risnawita 2014:11) gaya belajar
adalah cara-cara yang lebih kita sukai dalam melakukan kegiatan berpikir,
memproses dan mengerti suatu informasi. Menurut Dunn dan Griggs (dalam
Ghufron dan Risnawita 2014:11) menjelaskan bahwa beberapa pelajar tidak dapat
belajar dengan baik pada waktu pagi hari, tetapi mereka dapat belajar ketika siang
hari, beberapa pelajar dapat belajar pada penerangan yang cukup, dan lingkungan
yang berisik, namun terdapat pelajar yang dapat belajar dengan baik pada
lingkungan yang tenang dan sunyi. Beberapa pelajar dapat belajar dengan
11
instruksi yang formal, namun terdapat juga pelajar yang dapat belajar dengan baik
dengan instruksi yang formal. Beberapa pelajar dapat belajar dengan baik jika
diberi bimbingan, namun terdapat juga pelajar yang belajar dengan baik dengan
inisiatif sendiri. Dunn dan Griggs melanjutkan bahwa inilah yang menjelaskan
alasan setiap pelajar memiliki gaya belajar yang personal dan unik.
Menurut Marton dkk (dalam Ghufron dan Risnawita 2014:12) berpendapat
bahwa kemampuan seseorang untuk mengetahui sendiri gaya belajarnya dan gaya
belajar orang lain dalam lingkungannya akan meningkatkan efektivitasnya dalam
belajar. Marton dengan studi Phenomenograhic menemukan sekaligus
mengukuhkan suatu kesimpulan tentang hubungan konsep belajar individual
sebagai suatu usaha yang dilakukan individu untuk belajar, dan hasil usaha
indvidu untuk belajar. Keberadaan dan pengukuran hasil belajar dan prestasi
akademis.
Dari beberapa definisi yang di atas dapat disimpulkan bahwa gaya belajar
adalah cara yang dipakai seseorang dalam proses belajar yang meliputi bagaimana
menangkap, mengatur, serta mengolah informasi yang diterima sehingga
pembelajaran menjadi efektif dan hasil belajar yang optimal.
2. Macam-macam Gaya Belajar
Menurut Rusma (2013:33) ada beberapa macam tipe gaya belajar yaitu
gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik. Walaupun
masing-masing siswa belajar dengan menggunakan ketiga gaya belajar ini,
kebanyakan siswa lebih cenderung pada salah satu diantara gaya belajar tersebut.
12
a. Gaya Belajar Visual
Berdasarkan arti katanya, gaya belajar visual adalah gaya belajar
dengan cara melihat, mengamati, memandang, dan sejenisnya. Kekuatan
gaya belajar ini terletak pada indera penglihatan. Bagi orang yang
memiliki gaya ini, mata adalah alat yang paling peka untuk menangkap
setiap gejala atau stimulus (rangsangan) belajar. Gaya belajar ini
menjelaskan bahwa kita harus melihat dulu buktinya untuk kemudian bisa
mempercayainya.
Orang dengan gaya belajar visual senang mengikuti ilustrasi,
membaca instruksi, mengamati gambar-gambar, meninjau kejadian secara
langsung, dan sebagainya. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pemilihan
metode dan media belajar yang dominan mengaktifkan indera penglihatan
(mata). Orang yang suka dengan gaya belajar ini sangat peka dengan
warna, memiliki kesulitan dalam berdialog secara langsung reaktif
terhadap suara.
Gaya belajar visual adalah gaya belajar dengan cara melihat
sehingga mata sangat memegang peranan penting. Gaya belajar secara
visual dilakukan seseorang untuk memperolah informasi seperti melihat
gambar, giagram, peta, poster, grafik, dan sebagainya. Bisa juga dengan
melihat data teks seperti tulisan dan huruf. Seorang yang bertipe visual,
akan cepat mempelajari bahan-bahan yang disajikan secara tertulis, bagan,
grafik, gambar. Pokoknya mudah mempelajari bahan pelajaran yang dapat
dilihat dengan alat penglihatannya. Sebaliknya merasa sulit belajar apabila
13
dihadapkan bahan-bahan bentuk suara, atau gerakan. Dari beberapa
pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa orang yang
menggunakan gaya belajar visual memperoleh informasi dengan
memanfaatkan alat indera mata. Orang dengan gaya belajar visual senang
mengikuti ilustrasi, membaca instruksi, mengamati gambar-gambar,
meninjau kejadian secara langsung, dan sebagainya.
b. Gaya Belajar Auditorial
Gaya belajar auditorial adalah gaya belajar dengan cara
mendengar. Orang dengan gaya belajar ini, lebih dominan dalam
menggunakan indera pendengaran untuk melakukan aktivitas belajar.
Dengan kata lain, ia mudah belajar, mudah menangkap stimulus atau
melalui alat indera pendengaran (telinga). Orang dengan gaya belajar
auditorial memiliki kekuatan pada kemampuannya untuk mendengar.
Oleh karena itu, mereka sangat mengandalkan telinganya untuk
mencapai kesuksesan belajar, misalnya dengan cara mendengar seperti
ceramah, radio, berdialog, dan berdiskusi. Selain itu, bisa juga
mendengarkan melalui nada (nyanyian/lagu).
Anak yang bertipe auditorial, mudah mempelajari bahan-bahan
yang disajikan dalam bentuk suara (ceramah), begitu guru menerangkan ia
cepat menangkap bahan pelajaran, disamping itu kata dari teman (diskusi)
atau suara radio/casette ia mudah menangkapnya. Pelajaran yang disajikan
dalam bentuk tulisan, perabaan, gerakan-gerakan ia mengalami kesulitan.
14
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa orang yang
menggunakan gaya belajar Auditorial memperoleh informasi dengan
memanfaatkan alat indera telinga. Untuk mencapai kesuksesan belajar,
orang yang menggunakan gaya belajar auditorial bisa belajar dengan cara
mendengar seperti ceramah, radio, berdialog, dan berdiskusi.
c. Gaya Belajar Kinestetik
Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar dengan cara bergerak,
bekerja, dan menyentuh. Maksudnya ialah belajar dengan mengutamakan
indera perasa dan gerakan-gerakan fisik. Orang dengan gaya belajar ini
lebih mudah menangkap pelajaran apabila ia bergerak, meraba, atau
mengambil tindakan. Misalnya, ia baru memahami makna halus apabila
indera perasanya telah merasakan benda yang halus.
Individu yang bertipe ini, mudah mempelajari bahan yang berupa
tulisan-tulisan, gerakan-gerakan, dan sulit mempelajari bahan yang berupa
suara atau penglihatan. Selain itu, belajar secara kinestetik berhubungan
dengan praktik atau pengalaman belajar secara langsung. Dari pengertian
di atas dapat diambil kesimpulan bahwa orang yang menggunakan gaya
belajar kinestetik memperoleh informasi dengan mengutamakan indera
perasa dan gerakan-gerakan fisik. Individu yang mempunyai gaya belajar
kinestetik mudah menangkap pelajaran apabila ia bergerak, meraba, atau
mengambil tindakan. Selain itu dengan praktik atau pengalaman belajar
secara langsung.
15
3. Media Pembelajaran Penunjang Gaya Belajar
Media pembelajaran yang dapat digunakan untuk membantu pendidik
dalam menunjang gaya belajar peserta didik sebagai berikut:
a. Media pembelajaran berbasis visual contohnya : video, film, grafik,
gambar, foto, lukisan, poster, bagan, slide, kartu.
b. Media pembelajaran berbasis auditorial contohnya : radio, lagu dan
cerita.
c. Media pembelajaran berbasis kinestetik contohnya : praktek, peragaan,
dan penemuan.
4. Prinsip Dasar Gaya Belajar yang Ideal
Prinsip dasar gaya belajar yang ideal yang digunakan ketika proses
pembelajaran sebagai berikut:
a. Pembelajaran melibatkan seluruh pikiran dan tubuh.
b. Pembelajaran berarti berkreasi bukan berkonsumsi.
c. Kerjasama membantu proses pembelajaran
d. Pembelajaran berlangsung pada banyak tingkatan secara simultan.
e. Belajar berasal dari mengerjakan pekerjaan itu sendiri dengan umpan
balik.
f. Emosi positif sangat membantu pembelajaran.
16
5. Karakteristik Gaya Belajar
Belajar dengan gaya visual berarti belajar dengan cara mengamati dan
menggambarkan. Visual berarti bahwa belajar dan harus menggunakan indra mata
yang melalui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan, membaca,
menggunakan media dan alat peraga. Auditorial atau audio, yaitu belajar dengan
berbicara dan mendengar. Belajar dengan gaya auditorial bermakna bahwa belajar
haruslah mendengarkan, menyimak, berbicara, memberikan pendapat, gagasan,
menanggapi dan beragumentasi. Kinestetik, belajar dengan bergerak dan berbuat.
Kinestetik bermakna gerakan tubuh (hands-on, aktitivitas fisik). Belajar itu
haruslah mengalami dan melakukan. Gaya belajar ini menganggap bahwa
pembelajaran akan efektif dengan memperhatikan ketiga hal tersebut di atas.
Dengan kata lain manfaatkanlah potensi siswa yang telah dimilikinya dengan
melatih dan mengembangkannya.
Gaya belajar akan optimal jika ketiga gaya belajar yaitu audio, visual dan
kinestetik menjadikan peserta didik menjadi nyaman. merupakan tiga modalitas
yang dimiliki oleh setiap manusia. Ketiga modalitas itu akhirnya dikenal dengan
gaya belajar yang efektif. Gaya belajar mengkombinasi dari bagaimana seseorang
dapat menyerap dan kemudian mengatur serta mengolah informasi. Gaya belajar
model ini mementingkan pengalaman langsung yang menyenangkan bagi peserta
didik. Pengalaman secara langsung didapat dengan gaya belajar visual yaitu
dengan cara mengingat, belajar dengan mendengar (audio) serta belajar dengan
gerak dan emosi (kinesetik). Pemanfaatan dan pengembangan potensi siswa dalam
gaya belajar ini harus memperhatikan gaya belajar siswa.
17
Bagi peserta didik visual, akan mudah belajar dengan menggunakan
bantuan media dua dimensi seperti grafik, gambar, video. Peserta didik auditorial,
akan lebih mudah belajar dengan menggunakan bantuan media pendengaran,
sesuatu yang di ucapkan, atau dengan menggunakan audio. Sedangkan peseta
didik kinestetik, akan mudah belajar sambil melakukan kegiatan tertentu,
misalnya eksperimen, bongkar pasang, membuat model, manipulasi bedan, dan
sebagainya yang berhubungan dengan system gerak.
6. Ciri-ciri dan kelemahan Peserta Didik Dengan Gaya Belajar
a. Ciri-ciri Orang Visual
1) Rapi dan teratur
2) Berbicara dengan cepat
3) Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik
4) Teliti terhadap detail
5) Mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun presentasi
6) Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam
pikiran mereka
7) Mengingat apa yang dilihat, daripada yang didengar
8) Mengingat dengan asosiasi visual
9) Biasanya tidak terganggu oleh keributan
10) Mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika
ditulis, dan sering kali minta bantuan orang untuk mengulanginnya
11) Pembaca cepat dan tekun
12) Lebih suka membaca daripada dibacakan
18
13) Membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan bersikap
waspada sebelum secara mental merasa pasti tentang suatu masalah
atau proyek.
14) Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di telepon dan dalam rapat
15) Lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain
16) Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat ya atau tidak
17) Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato
18) Lebih suka seni daripada music.
b. Kelemahan gaya belajar visual
1) Susah belajar dalam suasana yang ramai, ribut dan banyak gangguan.
2) Susah memahami penjelasan guru tanpa disertai dengan gambar atau
grafik.
3) Terganggu konsentrasinya saat melihat tampilan (baik penampilan
seseorang atau tampilan suatu informasi) yang menurutnya tidak
menarik atau justru jelek.
c. Ciri-ciri orang Auditorial
1) Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja
2) Mudah terganggu oleh keributan
3) Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika
membaca
4) Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
5) Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan warna
suara
19
6) Merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita
7) Berbicara dalam irama yang terpola
8) Biasanya pembicara yang fasih
9) Lebih suka musik daripada seni
10) Belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang di diskusikan
daripada yang dilihat
11) Suka berbicara, suka berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar
12) Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan
visualisasi, seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain
13) Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya
14) Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik
d. Kelemahan gaya belajar auditorial
1) Tidak membaca dengan baik (umunya membaca dengan pelan).
2) Susah mengingat sesuatu jika membacanya tanpa menggunakan suara.
3) Susah untuk membuat karangan.
4) Susah diam dalam waktunya cukup lama.
5) Mudah terganggu dengan keributan.
e. Ciri-ciri orang kinestetik
1) Berbicara dengan perlahan
2) Menanggapi perhatian fisik
3) Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka
4) Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang
5) Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak
20
6) Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar
7) Belajar melalui menapulasi dan praktik
8) Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
9) Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca
10) Banyak menggunakan isyarat tubuh
11) Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama.
f. Kelemahan gaya belajar kinestetik
1) Mudah gelisah dan frustasi dalam mendengarkan sesuatu sambil duduk
dalam waktu yang lama, sehingga membutuhkan sedikit istirahat.
2) Kurang baik dalam melakukan pengejaan kata.
3) Jika membaca menggunakan jari telunjuk.
4) Kurang menguasai dalam bidang geografi.
C. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Djamarah (2011:175) menyatakan bahwa “perubahan adalah hasil yang
telah dicapai dari proses belajar. Menurut Rohani (2011:205) hasil pembelajaran
adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari
penggunaan strategi pembelajaran. Penilaian hasil belajar bertujuan melihat
kemajuan hasil belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran
yang telah dipelajari dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
21
Menurut Slameto (2008:7) hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh dari
suatu proses usaha setelah melakukan kegiatan belajar yang dapat diukur dengan
menggunakan tes guna melihat kemajuan siswa. Menurut Arends (2011: 33)
mengemukakan bahwa ada tiga hasil belajar yang diperoleh pelajar yang diajar
dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah, yaitu inkuiri
keterampilan memecahkan masalah, belajar model peraturan orang dewasa, dan
keterampilan belajar mandiri.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar digunakan
sebagai acuan atau patokan guru untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa
terhadap bahan ajar atau materi dengan melakukan evaluasi pada setiap akhir
proses pembelajaran dan untuk mengukur hasil belajar tersebut diperlukan tes.
2. Manfaat Hasil Belajar dalam Proses Pembelajaran
Hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku yang
mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Pendidikan dan pengajaran
dikatakan berhasil apabila perubahan-perubahan yang terjadi pada peserta didik
merupakan akibat dari proses belajar mengajar yang dialaminya yaitu proses yang
ditempuhnya melalui program dan kegiatan-kegiatan yang dirancang dan
dilaksanakan oleh pendidik dalam pembelajaran tersebut memberi manfaat antara
lain:
a. Bagi siswa
Melalui penilaian, siswa dapat mengetahui sejauh mana telah
berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Apakah siswa
22
merasa puas atau tidak puas atas hasil yang diperolehnya. Bila hasilnya
memuaskan akan menyenangkan dan dapat memotivasi siswa untuk
belajar lebih giat lagi, sementara bila hasil tidak memuaskan maka ia akan
berusaha agar penilaian berikutnya memperoleh hasil yang memuaskan.
b. Bagi orang tua
Memberi informasi kepada orang tua tentang tingkat keberhasilan
siswa dalam belajar dengan tujuan untuk memperbaiki, mendalami atau
memperluas pelajarannya.
c. Bagi guru
Dapat mengetahui siswa mana yang sudah berhak melanjutkan
pelajarannya dan siswa mana yang belum berhasil menguasai bahan. Guru
juga dapat mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah tepat bagi
siswa atau belum, apabila materi tepat maka diwaktu yang akan datang
tidak perlu diadakan perubahaan. Guru akan mengetahui metode yang
digunakan sudah tepat atau belum. Jika hasil yang diperoleh sebagian
besar hasil yang diperoleh siswa buruk maka metode yang digunakan
harus dipertimbangkan kembali dan kalau perlu diganti.
d. Bagi sekolah
Keberhasilan guru dan siswa melaksanakan pembelajaran akan
berdampak positif bagi sekolah, dengan demikian penilaian bagi sekolah
dapat mengetahui kondisi belajar yang diciptakan oleh sekolah sesuai
dengan harapan atau belum. Hasil belajar merupakan cerminan kualitas
suatu sekolah. Untuk mengetahui tepat tidaknya kurikulum yang dipakai.
23
Untuk dapat mengetahui kemajuan perkembangan penilaian dari tahun ke
tahun sehingga menjadi pedoman bagi sekolah untuk tindakan selanjutnya.
3. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Munadi (2012:124) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar antara lain meliputi faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor internal
1) Faktor fisiologis
Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima,
tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani
dan sebagainya. Hal tersebut dapat mempengaruhi peserta didik dalam
menerima materi pelajaran.
2) Faktor psikologis
Setiap individu dalam hal ini peserta didik pada dasarnya
memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut
mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologi meliputi
intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif dan
daya nalar peserta didik.
b. Faktor eksternal
1) Faktor lingkungan
24
Faktor lingkungan dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor
lingkungan ini meliputi lingkungan fisk dan lingkungan social.
Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban dan lain-lain. Belajar
pada tengah hari di ruangan yang kurang akan sirkulasi udara akan
sangat berpengaruh dan akan sangat berbeda pada pembelajaran pada
pagi hari yang kondisinya masih segar dan dengan ruangan yang cukup
untuk bernafas lega.
2) Faktor instrumental
Faktor- faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan
penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan.
Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk
tercapainya tujuan-tujuan belajar yang direncanakan. Faktor-faktor
instrumental ini berupa kurikulum, sarana dan guru.
4. Pengukuran Hasil Belajar
Menurut Suharsimi Arikunto dalam Pujianti (2011:10) dalam proses
belajar mengajar, khususnya untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik pada
umunya digunakan tes hasil belajar atau tes prestasi belajar istilah tes merupakan
alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui, atau mengukur sesuatu
dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Ditinjau
dari segi cara mengajukan pertanyaan dan cara menjawab, tes dapat dibedakan
menjadi dua yaitu:
a. Tes Tertulis
25
Yaitu tes dimana orang yang memberikan tes dalam mengajukan butir-
butir pertanyaan dilakukan secara tertulis dan jawabannya secara tertulis.
b. Tes Lisan
Yaitu tes dimana orang memberikan tes dalam mengajukan pertanyaan-
pertanyaan atau soalnya dilakukan secara lisan dan memberi jawabannya
secara lisan pula.
D. Hubungan Gaya Belajar dengan Hasil Belajar
Gaya belajar pada dasarnya merupakan satu cara atau strategi belajar yang
diterapkan siswa sebagai usaha belajarnya dalam rangka mencapai prestasi yang
diinginkan. Penilaian baik buruknya usaha yang dilakukan akan tergambar dalam
bentuk prestasi. Usaha atau Gaya belajar seseorang akan terlihat dari hasil belajar
yang diperoleh oleh siswa tersebut. Sehingga hasil belajar yang baik juga
dipengaruhi oleh cara belajar yang baik pula, menurut Slameto (2003:73) banyak
siswa dan mahasiswa gagal atau tidak mendapat hasil yang baik dalam belajar
karena tidak mengetahui gaya belajar yang efektif. Semakin baik siswa dalam
mengetahui cara belajar yang baik maka akan baik pula hasil belajarnya.
Dengan memiliki gaya belajar yang baik nanti akan terasa bahwa setiap
usaha belajar selalu memberikan hasil yang memuaskan. Dari penjelasan diatas
dapat disimpulkan secara teroritis bahwa ada hubungan gaya belajar terhadap
hasil belajar siswa.
E. Kajian Penelitian Terdahulu
26
Secara umum, sudah banyak karya ilmiah yang membahas tentang gaya
belajar, akan tetapi belum ada karya ilmiah atau penelitian yang sama persis
dengan yang peneliti lakukan. Dalam konteks gaya belajar ini, peneliti nemukan
karya ilmiah peneliti terdahulu yang relefan dengan penelitian yang dilakukan
oleh peneliti yang dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian
No Nama
Peneliti
Judul Peneliti Persamaan Perbedaan
1. Happy Ayu
Agmila
Pengaruh Gaya
Belajar Terhadap
Motivasi Dan Hasil
Belajar Peserta Didik
Min Jati Pandansari
Ngunut Tulungagung
Dalam Belajar
Matematika Tahun
2015
Sama meneliti
tentang gaya
belajar.
Tujuan yang
ingin dicapai
sama yaitu
hasil belajar.
Subyek dan
lokasi penelitian
berbeda. Materi
pelajaran yang
diteliti berbeda.
Menambahkan
penelitian
terhadap
motivasi peserta
didik.
2.
Sawitri Dwi
Prastiti
Pengaruh Faktor
Preferensi Gaya
Belajar Terhadap
Prestasi Belajar
Mahasiswa
Akuntansi Tahun
2012
Sama meneliti
tentang gaya
belajar.
Materi
pelajaran
yang diteliti
sama.
Subyek dan
lokasi penelitian
berbeda.
Menambahkan
penelitian
terhadap
prestasi belajar.
Materi pelajaran
yang diteliti
berbeda
3. Asti Widya
Putri
Pengaruh Gaya
Belajar Siswa
(Visual, Kinestetik,
Dan Auditorial) Pada
Mata Pelajaran
Mengelola Peralatan
Kantor Terhadap
Hasil Belajar Tahun
2013
Sama meneliti
tentang gaya
belajar.
Tujuan yang
ingin dicapai
sama yaitu
hasil belajar.
Subyek dan
lokasi penelitian
berbeda. Materi
pelajaran yang
diteliti berbeda.
27
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Happy Ayu Agmila Tahun 2015 ,
Hasil penelitiannya adalah adanya pengaruh gaya belajar terhadap motivasi
belajar dengan hasil 0,803, adanya pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar
dengan hasil 0,859, adanya pengaruh gaya belajar terhadap motivasi dan hasil
belajar 0,954. Jadi kesimpulannya dari hasil penelitian tersebut bahwa yang
mendominasi gaya belajar adalah motivasi dan hasil belajar. Dalam penelitian
yang dilakukan oleh Sawitri Dwi Prastiti Tahun 2012 terdapat pengaruh yang
positif Faktor Preferensi Gaya Belajar terhadap Prestasi belajar Mahasiswa
Akuntansi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Asti Widya Putri Tahun 2013
Pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran mengelola
peralatan kantor sebesar 68,1 %.
Meskipun sama-sama membahas tentang gaya belajar peserta didik ,
namun ketiga penelitian di atas memiliki fokus yang berbeda dengan penelitian
yang akan dilaksanakan kali ini. Letak perbedaannya pada variabel terikatnya.
Pada penelitian yang akan dilaksanakan lebih fokus pada Pengaruh Gaya Belajar
Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI Ips di SMA N 3
Tapung.
F. Kerangka Berpikir
Dalam seluruh proses pendidikan disekolah, kegiatan belajar merupakan
kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami
oleh peserta didik sebagai anak didik. Masing-masing peserta didik memiliki tipe
28
atau gaya belajar sendiri-sendiri. Kemampuan peserta didik dalam menangkap
materi dan pelajaran tergantung dari gaya belajarnya.
Banyak peserta didik yang hasil belajarnya tidak sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang diharapkan, karena disekolah kadang seorang pendidik tidak
memperhatikan gaya belajar peserta didiknya. Maka dari itu seorang pendidik
diharapkan dapat mengenali gaya belajar yang dimiliki oleh peserta didiknya agar
dalam proses pembelajaran mereka bisa mudah memahami pelajaran yang
dijelaskan oleh pendidik, secara menyenangkan, dan bisa membuat mereka tidak
merasa malas untuk belajar, sehingga mempermudah pencapaian tujuan
pembelajaran. Dari penjelasan tersebut peneliti menjelaskan kerangka berfikir
sebagai berikut.
Bagan kerangka berfikir
rx1y
rx2y
Rx123y
rx3y
Keterangan bagan kerangka berpikir:
Gaya Belajar
Auditorial
X2
Gaya Belajar
Kinestetik
X3
Gaya Belajar
Visual
X1
Hasil
Belajar
Y
29
X1 : Gaya Belajar Visual
X2 : Gaya Belajar Auditorial
X3 : Gaya Belajar Kinestetik
Y : Hasil Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI IPS di
SMA N 3 Tapung
rx1y : Pengaruh Gaya Belajar Visual Terhadap Hasil Belajar
rx2y : Pengaruh Gaya Belajar Auditorial Terhadap Hasil Belajar
rx3y : Pengaruh Gaya Belajar Kinestetik Terhadap Hasil Belajar
Ry123 : Pengaruh Gaya Belajar Visual, Auditorial, Kinestetik secara
bersama-sama Terhadap Hasil Belajar
G. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori yang dikembangkan di atas, maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah:
Ha1 = Ada Pengaruh Gaya Belajar Visual Terhadap Hasil Belajar Pada Mata
Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS di SMA N 3 Tapung
H01 = Tidak Ada Pengaruh Gaya Belajar Visual Terhadap Hasil Belajar Pada
Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS di SMA N 3 Tapung
Ha2 = Ada Pengaruh Gaya Belajar Auditorial Terhadap Hasil Belajar Pada
Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS di SMA N 3 Tapung
30
H02 = Tidak Ada Pengaruh Gaya Belajar Auditorial Terhadap Hasil Belajar
Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS di SMA N 3 Tapung
Ha3 = Ada Pengaruh Gaya Belajar Kinestetik Terhadap Hasil Belajar Pada
Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS di SMA N 3 Tapung
H03 = Tidak Ada Pengaruh Gaya Belajar Kinestetik Terhadap Hasil Belajar
Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS di SMA N 3 Tapung
Ha4 = Ada Pengaruh Gaya Belajar Visual, Auditorial, Kinestetik Terhadap
Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS di SMA
N 3 Tapung
H04 = Tidak Ada Pengaruh Gaya Belajar Visual, Auditorial, Kinestetik
Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI
IPS di SMA N 3 Tapung.
31