bab ii landasan teori a. kepariwisataan 1. pariwisata · 2019. 8. 1. · nasional kualitas hidup,...

36
1 BAB II LANDASAN TEORI A. Kepariwisataan 1. Pariwisata Pengertian pariwisata berasal dari kata Sansakerta itu terdiri dari dua suku kata pari dan wisata. Pari berarti banyak, berkali-kali, atau berputar- putar, dari suatu tempat ke tempat lain. Sedangkan wisata berarti perjalanan. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pariwisata merupakan kegiatan perjalan yang dilakukan berkali kali dan secara berulang dari satu tempat ke tempat lainnya, atau dalam bahasa inggris disebut Tour. (Yoeti, 2001:xix) Makna lain dari pariwisata yaitu “Tourism is travel for pleasure”. Maksudnya pariwisata adalah perjalanan untuk bersenang-senang, sehingga jika perjalanan itu tidak untuk kesenangan melainnkan untuk tujuan lain maka perjalanan itu tidak dapat dikategorikan “pariwisata”. (Yoeti, 2001 : xx) Sedikitnya ada empat kriteria suatu perjalan dapat dikatan sebagai perjalanan pariwisata, yaitu: a) Pertama : Perjalanan itu tujuannya semata-mata untuk bersenangsenang. b) Kedua : Perjalanan itu harus dilakukan dari suatu tempat (dimana orang itu tinggal berdiam) ke tempat lain (yang bukan kota dimana ia biasa tinggal).

Upload: others

Post on 19-Jul-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepariwisataan 1. Pariwisata · 2019. 8. 1. · nasional kualitas hidup, nilai tambah, pelestarian sumber daya budaya dan seni, dan kerjasama internasional

1

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kepariwisataan

1. Pariwisata

Pengertian pariwisata berasal dari kata Sansakerta itu terdiri dari dua

suku kata pari dan wisata. Pari berarti banyak, berkali-kali, atau berputar-

putar, dari suatu tempat ke tempat lain. Sedangkan wisata berarti

perjalanan. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

pariwisata merupakan kegiatan perjalan yang dilakukan berkali kali dan

secara berulang dari satu tempat ke tempat lainnya, atau dalam bahasa

inggris disebut Tour. (Yoeti, 2001:xix)

Makna lain dari pariwisata yaitu “Tourism is travel for pleasure”.

Maksudnya pariwisata adalah perjalanan untuk bersenang-senang,

sehingga jika perjalanan itu tidak untuk kesenangan melainnkan untuk

tujuan lain maka perjalanan itu tidak dapat dikategorikan “pariwisata”.

(Yoeti, 2001 : xx)

Sedikitnya ada empat kriteria suatu perjalan dapat dikatan sebagai

perjalanan pariwisata, yaitu:

a) Pertama : Perjalanan itu tujuannya semata-mata untuk bersenang–

senang.

b) Kedua : Perjalanan itu harus dilakukan dari suatu tempat (dimana

orang itu tinggal berdiam) ke tempat lain (yang bukan

kota dimana ia biasa tinggal).

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepariwisataan 1. Pariwisata · 2019. 8. 1. · nasional kualitas hidup, nilai tambah, pelestarian sumber daya budaya dan seni, dan kerjasama internasional

2

c) Ketiga : Perjalanan dilakukan minimal selama 24 jam.

d) Keempat : Perjalanan itu tidak dikaitkan dengan mencari nafkah

ditempat yang dikunjungi dan orang yang melakukan

perjalanan itu semata-mata sebagai konsumen di tempat

yang dikunjunginya

.Dalam UU No 9 tahun 2009 tentang kepariwisataan disebutkan

pengertian tentang kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang

terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin

yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta

interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan,

Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha.

World Tourism Organization (WTO) mendefinisikan pariwisata

sebagai kegiatan manusia yang melakukan perjalanan ke dan tinggal di

daerah tujuan diluar lngkungan kesehariannya. Perjalanan wisata ini

berlangsung dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun secara

berturut-turut untuk tujuan bersenang-senang, bisnis, dan lainnya.

2. Wisatawan (Tourist)

Kata wisatawan (tourist) merujuk kepada orang. Secara umum

wisatawan menjadi subset atau bagian dari traveller atau visitor. Untuk

dapat disebut sebagai wisatawan, seorang haruslah seorang traveller, tetapi

tidak semua traveller adalah tourist. Traveller memliki konsep yang lebih

luas, yang dapat mengacu kepada orang yang mempunyai beragam peran

dalam masyarakat yang melakukan kegiatan rutin ke tempat kerja, sekolah

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepariwisataan 1. Pariwisata · 2019. 8. 1. · nasional kualitas hidup, nilai tambah, pelestarian sumber daya budaya dan seni, dan kerjasama internasional

3

dan sebagainya sebagai aktivitas sehari-hari. Orang-orang menurut

kategori ini sama sekali tidak dapat dikatakan sebagai tourist. (Pitana &

Ketut, 2009:35)

The United Nations Statistical Commision dan The International

Union of Official Travel Organization (IUOTO) pada Roma Conference

tahun1963 telah memberi batasan tentang pengunjung (Visitors) dan

wisatawan (Tourist) serta pelancong (Excurtionist). Seorang wisatawan

dianggap sebagai pengunjung untuk sementara waktu yang tinggal paling

sedikit selama 24 jam yang perjalanannya dikategorikan ke dalam

kelompok:

Menggunakan waktu senggang (leisure) seperti rekreasi, libur,

kesehatan, studi, agama, dan olahraga.

Bisnis, keluarga, dan pertemuan (MICE).

Sedangkan pelancong (excursionist) adalah pengunjung sementara

dalam waktu yang tinggal kurang dari 24 jam di tempat yang

dikunjunginya. (Yoeti, 2001:xxi – xxii).

Seorang wisatawan dalam melakukan sebuah perjalanan wisata

memiliki beberapa alasan dan tujuan. Dalam buku Principle and

Procedures of Tour Management yang dikutip oleh JT Curran (Thomas,

1978:17) mengatakan motivasi seseorang melakukan perjalan wisata

diantaranya, adalah:

a) Ingin melihat bangsa-bangsa lain, bagaimana tata cara hidup mereka

sehari-hari, cara mereka bekerja dan kehidupan sosialnya.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepariwisataan 1. Pariwisata · 2019. 8. 1. · nasional kualitas hidup, nilai tambah, pelestarian sumber daya budaya dan seni, dan kerjasama internasional

4

b) Ingin melihat dan menyaksikan sesuatu yang istimewa, unik, aneh

atau langka, berbeda dengan apa yang ada di negaranya.

c) Untuk memperoleh wawasan yang lebih luas, meningkatkan saling

pengertian dan apa yang sedang terjadi di negara lain.

d) Untuk mengikuti seuatu peristiwa (events) tertentu dan ingin

berpartisipasi dalam peristiwa dimaksud.

e) Untuk menghindari kegiatan rutin yang menimbulkan kejenuhan dan

bosan.

f) Menggunakan kesempatan yang ada: waktu senggang, uang,

tabungan, dan kondisi kesehatan yang memungkinkan,

g) Untuk mengunjungi tanah leluhur nenek moyang atau orang tua atau

kota dimana suatu keluarga pernah tinggal di masa lalu.

h) Menghindari dari pengaruh cuaca, karena ada musim dingin (winter)

atau musim panas (summer) seperti terjadi di Eropa atau Amerika

Serikat.

i) Untuk tujuan pemulihan kesehatam, berobat atau berolahraga di

tempat-tempat yang dikunjungi.

j) Ingin melihat berkembangnya ekonomi dan teknologi yang sudah

dicapai oleh negara-negara yang dikunjungi.

k) Ingin melakukan petualangan,mencari sensasi atau menemukan

sesuatu yang baru yang belum pernah diketahui orang.

l) Ingin menyenangkan seseorang (compassionate) atau mencari

pengalaman romantis dalam perjalanan yang dilakukan.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepariwisataan 1. Pariwisata · 2019. 8. 1. · nasional kualitas hidup, nilai tambah, pelestarian sumber daya budaya dan seni, dan kerjasama internasional

5

Selain itu menurut Robert W. Machintosh (1972) dalam bukunya

Tourism, Principles, Practices, and Philosophies seperti dikutip dalam

Yoeti (2008:113) menyebutkan ada 4 motivasi seseorang melakukan

perjalanan wisata, yaitu :

a) Motivasi Fisik. Maksud tujuan orang dalam melalukan perjalan

wisata yaitu untuk mengembalikan keadaan fisik yang sudah lelah

bekerja terus, maka mereka butuh beristirahat dan bersantai sehingga

sekembali dari perjalanan wisata mereka kembali bersemangat dan

bergairah.

b) Motivasi Kultural. Maksud tujuan orang dalam melakukan perjalanan

wisata disebabkan ingin melihat kemajuan kebudayaan di suatu

bangsa. Baik kebudayaan di masa lalu maupun apa yang saat ini

sudah tercapai, disamping ingin melihat adat istiadat dan kebiasaan

hidup (the way of life).

c) Motivasi Personal. Maksud tujuan orang dalam melakukan perjalanan

wisata karena ada keinginan untuk mengunjungi sanak saudaranya

yang lama tidak bertemu.

d) Motivasi Status dan Prestise. Maksud tujuan orang dalam melakukan

perjalanan wisata agar meningkatkan status dan Prestise keluarga,

menunjukkan mereka memiliki kemampuan ketimbang orang lain.

3. Industri Pariwisata

Pengertian Industri pariwisata dalam Ismayanti (2010,19) yaitu

kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam menghasilkan barang

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepariwisataan 1. Pariwisata · 2019. 8. 1. · nasional kualitas hidup, nilai tambah, pelestarian sumber daya budaya dan seni, dan kerjasama internasional

6

dan atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan pada penyelenggaran

pariwisata. Dalam industri pariwisata terdapat berbagai usaha pariwisata,

yaitu usaha menyediakan barang dan atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan

wisatawan dan penyelengara pariwisata. Orang atau sekelompok orang

yang melakukan kegiatan usaha pariwisata disebut pengusaha pariwisata.

Usaha pariwisata merupakan kegiatan bisnis yang berhubungan langsung

dengan kegiatan wisata sehingga tanpa keberadaanya,priwisata tidakdapat

berjalan dengan baik. Adanya usaha pariwisata tentunya didukung oleh

usaha-usaha lain karenaindustri pariwisata merupakan industri yang

multisektor.

Oka A. Yoeti (2008:65) dalam bukunya melakukan pengelompokan

perusahaan yang termasuk dalam industri pariwisata sesuai dengan fungsi

dan tugasnya dalam melayani wisatawan.

JENIS PERUSAHAAN FUNGSI DAN TUGASNYA

1. tour operator/Wholesaler

1. Memberi Informasi/Advis/Paket

Wisata

2. Maskapai Penerbangan (Airlines)

2. Menyediakan Seats dan baggases

services

3. Angkutan Pariwisata (taxy, coach)

3. Melayani Transfer Services dari dan

ke Airport

4. Akomodasi, Hotel, Motel, Inn, dll 4. Menyediakan Kamar, Laundym dll.

5. Restoran dan sejenisnya

5. Menyediakan makanan dan

minuman.

6. Impersariat, Amusement, dll 6. Menyediakan Atraksi Wisata dan

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepariwisataan 1. Pariwisata · 2019. 8. 1. · nasional kualitas hidup, nilai tambah, pelestarian sumber daya budaya dan seni, dan kerjasama internasional

7

Hiburan.

7. Lokal Tour operator

7. Menyelengarakan City Sighseeing &

tours

8. Shooping Centre/Mall, dll

8. Menyedakan Cendera Mata dan

Oleh-oleh

9. Bank/Money Chagers 9. Melayani penukaran Valuta Asing

10. Retail Stores

10. Bermacam-macam keperluan

wisatawan

Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang rencana induk

pembangunan kepariwisataan nasional menjelaskan pengerian industri

pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam

rangka menghasilkan barang dan atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan

wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata. Berikut Ciri – Ciri Industri

Pariwisata (Yoeti, 2008:67):

a) Service industry. Perusahan yang tercantum dalam industri pariwisata

merupakan perusahaan jasa (sevice industry) yang masing-masing

bekerja sama menghasilkan produk (goods and services) untuk

kebutuhan wisatwan.

b) Labor Intensive. Dapat menyerap banyak tenaga kerja.

c) Capital Intensive. Diperlukan modal yang cukup besar dalam

pembangunan saran dan prasarana industri pariwisata, meskipun

memerlukan jangka waktu cukup lama.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepariwisataan 1. Pariwisata · 2019. 8. 1. · nasional kualitas hidup, nilai tambah, pelestarian sumber daya budaya dan seni, dan kerjasama internasional

8

d) Sensitive. Kegiatan pariwisata sangat peka terhadap isu keamanan

(security) dan kenyamanan (comfortably).

e) Seasonal. Kegiatan pariwisata dipengaruhi oleh waktu luang para

wisatawan, misalnya: liburan kerja atau libur hari raya.

f) Quick Yelling Industry. Dalam kegiatan pariwisata keberadaan

wisatawanan asing membatu dalam pertukaran mata uang. Pemasukan

devisa (foreign-exchange) dapat diperoleh saat wisatawan berkunjung

ke negara lain dan akan lebih cepat bila diandingkan kegiatan ekspor

yang dilakukan secara konvensional.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepariwisataan 1. Pariwisata · 2019. 8. 1. · nasional kualitas hidup, nilai tambah, pelestarian sumber daya budaya dan seni, dan kerjasama internasional

9

Tabel II.1

Struktur Industri Pariwisata

Dapat dilihat dari gambar II.1 bahwa industri pariwisata itu harus

terdiri dari unsur-unsur yang medukung keberhasilan pariwisata sebagai

suatu industri. Unsur-unsur itu: akomodasiperhotelan, restoran, tour

operator, daya tarik wisata(tourist attraction), unsur seni dan budaya,

pusat rekreasi, taman nasional, shopping centre, dan souvenirshop,

organisasi pariwisata (pemerintah dan swasta), yang dibangun sesuai

TOURIST

(a) As a body

(b) Behavioral atitudes

DEMAND

TIME

RECREATIONAL

FACILITIES

CULTURE

CLIMATE

SCENERY

MONEY

ACCOMODATION

FOOD

ADVERTISING

& PROMOTIONS

TRANSPORT

TOUR OPERATOR

NATIONAL ORGANIZATION AND

PLANNING

LEGAL ASPECTS COMMUNICATIONS

VENUE

OR

DESTINATIONS

CLIMATE

SCENERY

CULTURE

ORGANIZATION REC.

FACILITIES

FINANCE

Organizations of

Accomodation

FOOD

Management

and Labor SUPPLY

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepariwisataan 1. Pariwisata · 2019. 8. 1. · nasional kualitas hidup, nilai tambah, pelestarian sumber daya budaya dan seni, dan kerjasama internasional

10

dengan permintaan (demand) dan penawaran (supply)yang terjadi dalam

pasar.(Yoeti, 2008:82)

4. Pembangunan Pariwisata (Tourism development)

Pembangunan pariwisata di Indonesia pada dasarnya menggunakan

konsep pariwisata budaya (cultural Tourism) seperti telah ditetapkan

dalam Undang-Undang No.9 Tahun 1990. Dimana tujuan pengembangan

pariwisata tersebut adalah:

a) Memperkenalkan, mendayagunakan, melestarikan dan meningkatkan

mutu obyek dan daya tarik wisata;

b) Memupuk rasa cinta tanah air dan meningkan persahabatan antar

bangsa;

c) Memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan

kerja;

d) Meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan

kesejahteraan dan kemakmuran rakyat;

e) Mendorong pendayagunaan produksi nasional.

Berdasarkan Laporan Pertemuan Kemenparekraf dengan International

Labor Organization (ILO) mengenasi rencana strategis pembangunan

pariwisata, dijelaskan mengenai visi pembangunan nasional jangka

panjang Indonesia, visi pembangunan pariwisata nasional dan visi

kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif mengandung kesamaan

prospek, yang menunjuk kepada pentingnya pembangunan berkelanjutan

dan khususnya tentang kesejahteraan rakyat, kesatuan dan identitas

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepariwisataan 1. Pariwisata · 2019. 8. 1. · nasional kualitas hidup, nilai tambah, pelestarian sumber daya budaya dan seni, dan kerjasama internasional

11

nasional kualitas hidup, nilai tambah, pelestarian sumber daya budaya dan

seni, dan kerjasama internasional sebagai sasaran kunci yang akan dicapai,

dipelihara dan diperluas. (ILO, 2012)

Pembangunan sektor pariwisata menurut Dr. Sapta Nirwandar (2006)

menyatakan bahwa tujuan utama dalam pembangunan pariwisata, yaitu:

a) Persatuan dan kesatuan bangsa.

b) Penghapusan kemiskinan (Poverty Affiliation).

c) Pembangunan berkesinambungan (Sustainable Development).

d) Pelestarian budaya (Culture Preservation)

e) Pemenuhan kebutuhan hidup dan hak asasi manusia

f) Peningkatan Ekonomi dan Industri

g) Pengembangan teknologi.

Dalam perjalanannya, pembangunan pariwisata juga masih dihadapkan

permasalahan besar diantaranya ancaman terorisme dan penyebaran

penyakit mematikan. Laporan WTTC dalam Nirwandar (2006)

menjelaskan bahwa pembangunan pariwisata saat ini memerlukan :

a) Kemitraan yang koheren antara para pelaku kepariwisataan

(masyarakat, usaha swasta, pemerintah).

b) Penyampaian produk wisata yang secara komersial menguntungkan,

namuntetap memberikan jaminan manfaat bagi setiap pihak yang

terlibat.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepariwisataan 1. Pariwisata · 2019. 8. 1. · nasional kualitas hidup, nilai tambah, pelestarian sumber daya budaya dan seni, dan kerjasama internasional

12

c) Berfokus pada manfaat bukan saja bagi wisatawan yang datang

namun juga bagi masyarakat yang dikunjungi serta bagi lingkungan

alam, sosial dan budaya setempat.

Kekuatan Kelemahan Peluang

* Kekayaan budaya * Pengemasan daya

tarik wisata

* Keramahtamahan

Penduduk * Kekayaan daya

tarik wisata alam * Terbatasnya

diversifikasi produk

* Kemajemukan

Masyarakat * Keragaman

aktivitas pariwisata

yang dapat dilakukan

*Masih lemahnya

pengelolaan destinasi

wisata

* Jumlah penduduk

yang dapat berperan

serta dalam

kepariwisataan

* Kehidupan

masyarakat (living

culture) yang luas

*Kualitas pelayanan

wisata

* Kualitas SDM

* Kondisi Keamanan

Sumber : Nirwandar, 2010:6

Dari keterangan diatas mengenai kekuatan, kelemahan, serta peluang

mengenai potensi pembangunan pariwisata nasional, kementrian

kebudayaan dan pariwisata menetapkan arah kebijakan dan strategi yang

tertuang dalam rencana strategis pembangunan kebudayaan dan

kepariwisataan nasional tahun 2010 – 2014, sebagai berikut :

a) Peningkatan kesadaran dan pemahaman jati diri dan karakter bangsa.

b) Peningkatan apresiasi masyarakat terhadap keragaman serta kreativitas

nilai budaya seni dan film.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepariwisataan 1. Pariwisata · 2019. 8. 1. · nasional kualitas hidup, nilai tambah, pelestarian sumber daya budaya dan seni, dan kerjasama internasional

13

c) Peningkatan kualitas pengelolaan perlindungan, pengembangan, dan

pemanfaatan warisan budaya.

d) Pengembangan sumber daya kebudayaan.

e) Pengembangan industri wisata yang berdaya saing.

f) Pengembangan destinasi wisata yang berkelanjutan (sustainability).

g) Pengembangan pemasaran pariwisata yang bertanggungjawab

(Iresponsible Marketing).

h) Pengembangan kelembagaan kepariwisataan yang tangguh.

Arah kebijakan dan strategi pembangunan Kementerian Kebudayaan

dan Pariwisata di atas dalam pelaksanaannya untuk jangka waktu tahun

2010 – 2014 didukung oleh kebijakan :

a) Peningkatan kerjasama dan koordinasi strategis lintas sektor pada

tataran kebijakan, program dan kegiatan, terutama khusus untuk :

1) Kebudayaan mencakup : pendidikan dan agama;

perdagangan dan pariwisata; pertahanan dan keamanan;

pemuda dan olah raga; pemerintahan daerah

2) Kepariwisataan mencakup : pelayanan kepabeanan

keimigrasian, dan karantina; keamanan dan ketertiban;

prasarana umum yang mencakup jalan, air bersih, listrik,

telekomunikasi dan kesehatan lingkungan; transportasi

darat, laut dan udara; dan bidang promosi pariwisata dan

kerjasama luar negeri serta koordinasi dan kerjasama

dengan pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepariwisataan 1. Pariwisata · 2019. 8. 1. · nasional kualitas hidup, nilai tambah, pelestarian sumber daya budaya dan seni, dan kerjasama internasional

14

b) Penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (good gorvenance)

meliputi : penataan SDM; ketatalaksanaan, kelembagaan, dan

organisasi.

Tabel II.2

Kerangka Pikir Analisis Pembangunan Pariwisata

Sumber: Renstra Kemenbudpar 2010 – 2014

B. Dampak Pariwisata (Impact of Tourism)

Pariwisata merupakan fenomena yang komposit dan memberikan

pengaruh karena adanya hubungan karakteristik wisatawan dengan

karakteristik destinasi. Mathession snd Wall menjelaskan pengaruh pariwisata

dengan asumsi sebagai berikut (Ismayanti, 2010;182) :

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepariwisataan 1. Pariwisata · 2019. 8. 1. · nasional kualitas hidup, nilai tambah, pelestarian sumber daya budaya dan seni, dan kerjasama internasional

15

Ada serangkaian variabel yang berhunungan dengan cara bagaimana ia

mempengaruhi sifat, arah dan besaran dampak pariwisata.

Memberikan dampak secara perlahan dan berinteraksi antar sesama

variabel.

Beroperasi secara berkelanjutan, yang berubah-ubah seiring dengan waktu

dan seiring dengan permintaan wisata serta perubahan struktur dalam

industri pariwisata.

Merupakan hasil dari proses yang rumit dalam hubungan antar wisatawan,

tuan rumah, dan lingkungan di destinasi wisata.

Penilaian dampak harus meliputi seluruh tahap pengalaman berwisata

mulai dari persiapan, perjalanan, selama berkunjung dan setelah

perjalanan.

Dampak pariwisata merupakan studi yang paling sering mendapat

perhatian masyarakat karena sifat pariwisata yang dinamis dan melibatkan

banyak pemangku kepentingan. Dampak pariwisata terhadap masyarakat dan

daerah tujuan wisata yang banyak mendapat ulasan adalah dampak terhadap

ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan. (Ismayanti, 2010;183)

Dengan asumsi-asumsi tersebut, maka dampak pariwisata dapat

digambarkan dari kerangka proses.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepariwisataan 1. Pariwisata · 2019. 8. 1. · nasional kualitas hidup, nilai tambah, pelestarian sumber daya budaya dan seni, dan kerjasama internasional

16

Tabel II.3

Kerangka Proses Dampak Pariwisata

Sumber: Mathieson dan Wall (1982:15) dalam Ismayanti (2010:183)

Dalam penelitian ini, penulis memberikan batasan terhadap dampak

pariwisata terhadap ekonomi sebab pariwisata merupakan faktor penting

dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Oka A. Yoeti (2008;27)

menjelaskan tentang faktor pendorong perkembangan beberapa sektor

perekonomian nasional, misalnya:

Peningkatan kerja perekonomian sebagai akibat dibangunnya prasarana

dan sarana demi pengembangan pariwisata, sehingga memungkinkan

orang-orang melakukan aktivitas ekonominya dari suatu tempat ke tempat

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepariwisataan 1. Pariwisata · 2019. 8. 1. · nasional kualitas hidup, nilai tambah, pelestarian sumber daya budaya dan seni, dan kerjasama internasional

17

lainnya, baik dalam satu wilayah negara tertentu, maupun dalam kawasan

internasional sekali pun.

Meningkatkan industri-industri baru yang erat kaitannta dengan pariwisata

seperti misalnya: Transpotation, Accomodation (Hotel, Motel, holiday

Village, Camping Sites, dll.) yang juga akhirnya menciptakan permintaan

baru seperti: Tourist Transportation, Hotel Equipment (Lift, Escalator,

China ware, Linens, Furnitures, dll.)

Meningkatkan hasil pertanian dan peternakan untuk kebutuhan hotel dan

restoran, seperti sayur, buah-buahan, bunga, telur, daging, dan lain-lain

karena semakin banyaknya orang-orang melakukan perjalanan wisata.

Meningkatkan permintaan terhadap: Handicraft, Souvenir Goods, Art

Painting, dll.

Memperluas barang-barang lokal untuk lebih dikenal oleh dunia

internasional termasuk makanan dan minuman, seperti: Ukiran Jepara,

Patung Bali, Keramik Kasongan Yogyakarta, Batik Pekalongan, Sulaman

Tasikmalaya, Dodol Garut, Kerajinan Pandai Sikek, atau Sate Madura.

Meningkatkan perolehan devisa negara, sehingga dapat mengurangi beban

defisit neraca pembayaran.

Memberikan kesempatan berusaha, kesempatan kerja, peningkatan

penerimaan pajak pemerintah, dan penigkatan pendapatan nasional.

Membantu membangun daerah-daerah terpencil yang selama ini tidak

tersentuh pembangunan.

Mempercepat perputaran perekonomian pada negara-negara penerima

kunjungan wisata.. (Tourist Receiving Countries)

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepariwisataan 1. Pariwisata · 2019. 8. 1. · nasional kualitas hidup, nilai tambah, pelestarian sumber daya budaya dan seni, dan kerjasama internasional

18

Dampak penggandaan (multiplier effect) yang ditimbulkan pengeluaran

wisatawan, sehingga memberi dampak positif bagi pertumbuhan daerah

tujuan wisata (DTW) yang dikunjungi wisatawan.

Dampak multiplier dari pengeluaran wisatawan mengacu pada income,

ketenagakerjaan, dan pendapatan pemerintah dari belanja wisatawan. Hal ini

dapat dikategorikan dalam lima tipe, yaitu (Lickorish dan Jenkins, 1997;63):

a. Transactions or sales multipliers. Peningkatan belanja wisatawan dapat

meningkatkan pendapatan usaha.

b. Output Multipliers. Peningkatan belanja wisatawan berdampak pada

peningkatan jumlah output yang diproduksi.

c. Income Multipliers. Peningkatan belanja wisatawan berdampak pada

perhitungan tambahan pendapatan dalam perekonomian.

d. Government Revenue Multiplier. Peningkatan belanja wisatawan

berdampak pada perhitungan pendapatan pemerintah.

e. Employement Multiplier. Peningkatan belanja wisatawan berdampak pada

terciptanya kesempatan kerja baru.

Keunikan industri pariwisata terhadap perekonomian berupa dampak

penggandaan (multiplier effect) dari pariwisata terhadap ekonomi. Pariwisata

memberikan pengaruh tidak hanya terhadap sektor ekonomi yang langsung

terkait dengan industri pariwisata, tetapi juga industri yang tidak langsung

terkait dengan industri pariwisata.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepariwisataan 1. Pariwisata · 2019. 8. 1. · nasional kualitas hidup, nilai tambah, pelestarian sumber daya budaya dan seni, dan kerjasama internasional

19

Pembahasan tentang multiplier memungkinkan kita membedakan antara

dampak langsung, tidak langsung serta dampak ikutan dari pengeluaran

pariwisata (Tribe, 2011 dalam Gilang, 2014; 40):

Dampak langsung (direct effects): dampak yang diperoleh oleh supplier

dari transaksi langsung yang dilakukan oleh konsumen (wisatawan) atas

penawaran (supply) produk dan jasa di industri pariwisata (misal: hotel,

restoran);

Dampak tidak langsung (indirect effects) : dampak yang muncul dari

aktivitas rantai penawaran yang dibutuhkan dalam memenuhi kebutuhan

pada pengeluaran langsung sektor pariwisata (misal: hotel mempekerjakan

karyawan, restoran membeli bahan-bahan makanan); dan

Dampak ikutan (induced impact): terjadi ketika penerima dari pengeluaran

langsung dan tidak langsung membelanjakan pendapatan ekstra yang

diperolehnya ke dalam perekonomian. Pengeluaran ini menciptakan

pendapatan pada sektor lain dalam perekonomian yang terus berputar dan

mengembangkan dampak multiplier.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepariwisataan 1. Pariwisata · 2019. 8. 1. · nasional kualitas hidup, nilai tambah, pelestarian sumber daya budaya dan seni, dan kerjasama internasional

20

Tabel II.4

Multiplier Effect Pariwisata Terhadap Perekonomian

Menurut Lickorish dan Jenkins (1997;63) Dampak utama pariwisata

terhadap perekonomian terkait dengan pendapatan devisa , sumbangan untuk

penerimaan pemerintah kesempatan kerja baru dan income untuk

menstimulasi pembangunan daerah.

1. Dampak Ekonomi Positif

Dilihat dari kacamata ekonomi makro, jelas pariwisata nenberikan

dampak positif, karena sebagai suatu industri (Yoeti, 2008;20) :

a. Dapat menciptakan kesempatan berusaha. Dengan datangnya para

wisatawan, perlu pelayanan untuk menyediakan kebutuhan (need),

keinginan (want), dan harapan (expectation) wisatawan yang terdiri

dari berbagai kebangsaan dan tingkah lakunya.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepariwisataan 1. Pariwisata · 2019. 8. 1. · nasional kualitas hidup, nilai tambah, pelestarian sumber daya budaya dan seni, dan kerjasama internasional

21

b. Dapat meningkatkan kesempatan kerja (employements). Bayangkan

saja, bila sebuah hotel dibangun dengan kamar sebanyak 400 kamar,

paling sedikit diperlukan karyawan sebanyak 600 orang dengan ratio

1:1,5.

c. Dapat meningkatkan pendapatan sekaligus mempercepat pemerataan

pendapatan masyarakat, sebagai akibat multiplier effect yang terjadi

dari pengeluaran wisatawan yang relatif cukup besar.

d. Dapat meningkatkan penerimaan pajak pemerintah dan retribusi

daerah. Seperti kita ketehaui tiap wisatawan berbelanja selalu

dikenakan pajak sebesar 10 persen sesuai Peraturan Pemerintah yang

berlaku.

e. Dapat meningkatkan pendapatan nasional atau Gross Domestic Bruto

(GDB),

f. Dapat mendorong peningkatan investasi dari sektor industri pariwisata

dan sektor ekonomi lainnya.

g. Dapat memperkuat neraca pembayaran. Bila neraca pariwisata

mengalami surplus, dengan sendirinya akan memperkuat nec=raca

pembayaran Indonesia, dan sebaliknya.

2. Dampak Ekonomi Negatif

Sejauh pengembangan pariwisata di Indonesia yang menerima

kedatangan wisatawan silih berganti, dari sudut sosiologi belum banyak

dilakukan penelitian tentang dampak negatif sebagai akibat pengembangan

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepariwisataan 1. Pariwisata · 2019. 8. 1. · nasional kualitas hidup, nilai tambah, pelestarian sumber daya budaya dan seni, dan kerjasama internasional

22

pariwisata secara tidak terkendali. Kita dapat melihat beberapa contoh

kejadian tersebut, misalnya (Yoeti, 2008;21):

a. Harga tanah menjadi mahal, pantai-pantai dikaveling, sehingga sering

terjadi spekulasi harga yang pada akhirnya meningkatkan harga tanah

disekitarnya.

b. Di pusat-pusat konsentrasi kegiatan pariwisata harga-harga bahan

makanan menjadi mahal yang dapat meningkatkan inflasi tiap

tahunnya.

c. Sumber-sumber hayati menjadi rusak, yang menyebabkan Indonesia

kehilangan daya tariknya untuk jangka panjang.

d. Terjadi urbanisasi, pencari kerja mengalir dari desa ke kota-kota besar.

e. Ramainya lalu-lintas wisatawan, ternyata ditumpangi oleh

penyelunduan obat bius dan narkotika.

C. Penyerapan Tenaga Kerja

1. Tenaga Kerja

Menurut Mulyadi (2003;59) pengertian tenaga kerja adalah penduduk

dalam usia kerja (15 s.d 64 tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam

suatu negara yang dapat memproduksi jumlah barang dan jasa jika ada

permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi

dalam aktivitas tersebut. Berdasarkan UU No 13 Tahun 2013 tentang

ketenagakerjaan menyebutkan pengertian tenaga kerja adalah setiaporang

yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa

baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepariwisataan 1. Pariwisata · 2019. 8. 1. · nasional kualitas hidup, nilai tambah, pelestarian sumber daya budaya dan seni, dan kerjasama internasional

23

Fildzah (2015;12-15) membagi tenaga kerja dibagi dalam dua

kelompok, yaitu:

a. Angkatan Kerja.

Merupakan penduduk dalam usia kerja yang terlibat atau berusaha

untuk terlibat dalam kegiatan produksi yaitu memproduksi barang

dan jasa. Angkatan kerja masih dibagi dalam dua sub

kelompok ,yaitu :

i. Pekerja. Orang yang bekerja, mencakup orang yang

mempunyai pekerjaan dan memang sedang bekerja serta

orang yang mempunyai pekerjaan namun sementara waktu

tidak sedang bekerja. Seseorang dapat dikategorikan

sebagai pekerja apabila waktu minimumbekerja adalah

selama seminggu. Golongan pekerja masih dibedakan

menjadi dua subkelompok, yaitu:

1. Pekerja penuh. Pemanfaatan kerja secara optimal

dari segi jam kerja maupun keahlian atau memenuhi

syarat kerja yang meliputi bekerja selama 8 jam per

hari, bekerja sesuai dengan jurusan, memperoleh

gaji sesuai dengan upah minimum regional (UMR).

2. Setengah menganggur. Pekerja yang kurang

dimanfaatkan dalam bekerja diukur dari segi jam

kerja, produktivitas tenaga kerja, dan penghasilan

yang diperoleh

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepariwisataan 1. Pariwisata · 2019. 8. 1. · nasional kualitas hidup, nilai tambah, pelestarian sumber daya budaya dan seni, dan kerjasama internasional

24

ii. Penganggur. Orang yang tidak memiliki pekerjaanatau

berusaha mencari kerja dan belum bekerja minimal satu

jam selama seminggu yang lalu.

b. Bukan Angkatan Kerja.

Penduduk dalam usia kerja namun tidak bekerja, tidak mempunyai

pekerjaan atau sedang tidak mencari pekerjaan. Bukan angkatan

kerja terdiri dari golongan yang bersekolah, golongan yang

mengurus rumah tangga, dan golongan lain atau penerima

pendapatan dan golongan ini juga sering disebut sebagai angkatan

kerja sewaktu-waktu dapat menawarkan jasanya untuk bekerja.

Salah satu masalah yang dapat timbul dalam bidang angkatan kerja

adalah ketidakseimbangan antara permintaan tenaga kerja (demand for

labor) dan penawaran tenaga kerja (supply for labor), pada suatu tingkat

upah (Mulyadi 2003:56). Ketidakseimbangan tersebut dapat berupa:

a. Lebih besarnya penawaran dibanding permintaan tenaga kerja (adanya

excess supply for labor).

b. Lebih besarnya permintaan dibanding penawaran tenaga kerja (adanya

excess demand for labor).

2. Permintaan Tenaga Kerja

Permintaan dalam konteks ekonomi didefinisikan sebagai jumlah

maksimum suatu barang atau jasa yang dikehendaki seorang pembeli

untuk dibelinya pada setiap kemungkinan harga dalam jangka waktu

tertentu. (Sudarsono, 1990)

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepariwisataan 1. Pariwisata · 2019. 8. 1. · nasional kualitas hidup, nilai tambah, pelestarian sumber daya budaya dan seni, dan kerjasama internasional

25

Menurut Arfida (2003), menjelaskan faktor-faktor yang berkaitan

dengan permintaan tenaga kerja antara lain :

a. Tingkat Upah. Semakin tinggi tingkat upah, maka permintaan tenaga

kerja semakin sedikit. Begitu pula sebaliknya.

b. Teknologi. Kemampuan dalam produksi bergantung pada teknologi

yang digunakan. Semakin efektif teknologi yang digunakan, maka

besar artinya bagi tenaga kerja dalam mengaktualisasi keterampilan

dalam kemampuannya.

c. Produktivitas. Produktivitas tergantung modal yang dipakai. Semakin

tinggi modal akan menaikkan produktivitas kerja.

d. Kualitas tenaga kerja. Latar belakang pendidikan dan pengalaman

kerja yang merupakan indeks kualitas tenaga kerja mempengaruhi

permintaan tenaga kerja. Begitu pula keadaan gizi mereka.

e. Fasilitas modal. Dalam Realisasinya, produk dihasilkan atas

sumbangan modal dan tenaga kerja yang tidak dapat dipsahkan satu

sama lain.

Fungsi permintaan tenaga kerja biasanya didasarkan pada teori

ekonomi neoklasik, di mana dalam ekonomi pasar diasumsikan bahwa

pengusaha tidakdapat mempengaruhi harga pasar (price taker). Dalam hal

memaksimalkan laba, pengusaha hanya dapat mengatur berapa jumlah

tenaga kerja yang dapat di pekerjakan.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepariwisataan 1. Pariwisata · 2019. 8. 1. · nasional kualitas hidup, nilai tambah, pelestarian sumber daya budaya dan seni, dan kerjasama internasional

26

Fungsi permintaan tenaga kerja didasarkan pada :

a. Tambahan hasil marjinal, yaitu tambahan hasil (output) yang diperoleh

dengan penambahan seorang pekerja atau istilah lainnya disebut

Marginal Physical Product dari tenaga kerja (MPPL)

b. Penerimaan marjinal, yaitu jumlah uang yang akan diperoleh

pengusaha dengan tambahan hasil marjinal tersebut atau istilah lainnya

disebut Marginal Revenue (MR). Penerimaan marjinal di sini

merupakan besarnya tambahan hasil marjinal dikalikan dengan harga

per unit, sehingga MR = VMPPL = MPPL. P

c. Biaya marjinal, yaitu jumlah biaya yang dikeluarkan pengusaha

dengan mempekerjakan tambahan seorang pekerja, dengan kata lain

upah karyawan tersebut.

Apabila tambahan penerimaan marjinal lebih besar dari biaya marjinal,

maka mempekerjakan orang tersebut akan menambah keuntungan pemberi

kerja, sehingga ia akan terus menambah jumlah pekerja selama MR lebih

besar dari tingkat upah (Bellante dan Jackson, 1990 dalam Susilo 2015).

Value Marginal Physical Product of Labor atau VMPP adalah nilai

pertambahan hasil marjinal dari tenaga kerja. P adalah harga jual barang

per unit, DL adalah permintaan tenaga kerja, W adalah tingkat upah, dan L

adalah jumlah tenaga kerja. Peningkatan permintaan terhadap tenaga kerja

tergantung dari pertambahan permintaan masyarakat terhadap barang yang

dikonsumsinya. Semakin tinggi permintaan masyarakat akan barang

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepariwisataan 1. Pariwisata · 2019. 8. 1. · nasional kualitas hidup, nilai tambah, pelestarian sumber daya budaya dan seni, dan kerjasama internasional

27

tertentu, maka jumlah tenaga kerja yang diminta suatu lapangan usaha

akan semakin meningkat dengan asumsi tingkat upah tetap. (Case and

Fair, 2007)

Peningkatan jumlah tenaga kerja dalam suatu lapangan usaha tidak

dilakukan untuk permintaan jangka pendek, walaupun permintaan

masyarakat terhadap produk yang dihasilkan cukup tinggi. Dalam jangka

pendek, pengusaha memaksimalkan jumlah tenaga kerja yang

diperkerjakan dengan penambahan jam kerja , sedangkan dalam jangka

panjang kenaikan jumlah permintaan masyarakat akan direspon dengan

menambah jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan. Hal ini berarti terjadi

peningkatan penyerapan tenaga kerja baru. (Case and Fair, 2007)

Dasar pengusaha dalam menambah atau mengurangi jumlah karyawan

adalah: (Simanjuntak, 1985)

a. Pertama-tama, pengusaha perlu memperkirakan tambahan hasil

(output) yang diperoleh pengusaha sehubungan dengan

penambahan seorang karyawan. Tambahan hasil tersebut

dinamakan tambahan hasil marjinal (marginal physical product)

dari karyawan, atau disingkat MPPL.

b. Kedua, pengusaha menghitung jumlah uang yang akan diperoleh

pengusaha dengan tambahan hasil marginal tersebut. Jumlah uang

ini dinamakan penerimaan marginal atau marginal revenue, yaitu

nilai MPPL tadi. Jadi, marginal revenue sama dengan nilai dari

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepariwisataan 1. Pariwisata · 2019. 8. 1. · nasional kualitas hidup, nilai tambah, pelestarian sumber daya budaya dan seni, dan kerjasama internasional

28

MPPL, yaitu besarnya MPPL dikalikan dengan harganya per unit

(P).

MR = VMPPL = MPPL x P

Keterangan :

MR = Penerimaan Marginal (Marginal Revenue)

VMPPL = Nilai tambah maginal dari karyawann (Value Marginal

Physical Product of Labor)

MPPL = Marginal Physical Product of Labor

P = Harga jual barang yang diproduksi per unit (price)

Gambar II.1

Kurva Permintaan Tenaga Kerja

Sumber: Simanjuntak (2005)

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepariwisataan 1. Pariwisata · 2019. 8. 1. · nasional kualitas hidup, nilai tambah, pelestarian sumber daya budaya dan seni, dan kerjasama internasional

29

Penjelasan dari kurva permintaan diata dapat dijelaskan bahwa:

(Simanjuntak, 1985)

a. Garis DD menunjukkan besarnya nilai hasil marginal karyawan

(value marginal physical product of labor atau VMPPL) untuk

setiap tingkat penempatan. Bila misalnya jumlah karyawan yang

dipekerjakan sebanyak 0A=50 orang, maka nilai hasil kerja orang

yang ke-50 dinamakan VMPPL dan besarnya sama dengan MPPL x

P = W1.

b. Nilai ini lebih besar dari tingkat upah yang sedang berlaku (W).

Oleh sebab itu laba pengusaha akan bertambah dengan menambah

tenaga kerja baru. Pengusaha dapat terus menambah laba

perusahaan dengan memperkerjakan tenaga kerja hingga ON.

c. Di titik N pengusaha mencapai laba maksimum dan nilai MPPL x P

sama dengan upah yang dibayarkan pada karyawan. Dengan kata

lain pengusaha mencapai laba maksimum bila MPPL x P = W .

Penambahan tenaga kerja yang lebih besar dari pada ON, misalnya

OB akan mengurangi keuntungan pengusaha. Pengusaha

membayar upah pada tingkat yang berlaku (W), padahal hasil nilai

marginal yang diperolehnya sebesar W2 yang lebih kecil dari pada

W.

d. Pengusaha cenderung untuk menghindari jumlah karyawan yang

lebih besar dari pada ON. Penambahan karyawan yang lebih besar

dari ON dapat dilaksanakan hanya bila pengusaha yang

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepariwisataan 1. Pariwisata · 2019. 8. 1. · nasional kualitas hidup, nilai tambah, pelestarian sumber daya budaya dan seni, dan kerjasama internasional

30

bersangkutan dapat membayar upah dibawah W atau pengusaha

dapat menaikkan harga jual barang..

D. Hotel

1. Pengertian Hotel

Menurut peraturan menteri pariwisata dan ekonomi kreatif republik

indonesia nomor pm.53/hm.001/mpek/2013 tentang standar usaha hotel,

hotel adalah sarana akomodasi berupa kamar-kamar di dalam suatu

bangunan, yang dapat dilengkapi dengan jasa pelayanan makan dan minum,

kegiatan hiburan dan/atau fasilitas lainnya secara harian dengan tujuan

memperoleh keuntungan.

Berdasarkan Hotel Proprietors Act 1956, hotel adalalah suatu

perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan

makanan, minuman, dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang

yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah

yang wajar sesuai dengan pelayananyang diterima tanpa adanya perjanjian

khusus. (Agus Sulastiyono, 1999:5).

Dapat disimpulkan bahwa tujuan dari usaha perhotelan adalah mencari

keuntungan dengan memberikan jasa penyewaan fasilitas dan pelayanan

kepada para tamunya. Oleh karena ini sega bentuk akomodasi penyewaan

oleh hotel berupa sewa kamar, ballrom, penjualan makanan dan minuman

seta pelayan penunjang lainnya yang bersifat komersial.

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepariwisataan 1. Pariwisata · 2019. 8. 1. · nasional kualitas hidup, nilai tambah, pelestarian sumber daya budaya dan seni, dan kerjasama internasional

31

2. Penggolongan Hotel

Menurut peraturan menteri pariwisata dan ekonomi kreatif republik

indonesia nomor pm.53/hm.001/mpek/2013 tentang standar usaha hotel,

penggolongan hotel dibagi dua, yaitu:

a. Hotel Bintang adalah hotel yang telah memenuhi kriteria penilaian

penggolongan kelas hotel bintang satu, dua, tiga, empat, dan bintang

lima.

b. Hotel Nonbintang adalah hotel yang tidak memenuhi kriteria penilaian

penggolongan kelas hotel sebagai hotel bintang satu.

Sedangkan persyaratan yang harus dipenuhi suatu hotel untuk

ditetapkan golongan kelas hotelnya adalah sebagai berikut:

a. Izin Usaha Hotel

b. Izin Mendirikan Bangunan

c. Izin undang-undang gangguan

d. Izin Amdal

e. Sertifikat kelaikan lift (Bila menggunakan lift)

f. Sertifikat kelaikan boiler(Bila Menggunakan Boiler)

g. Sertifikat kelaikan listrik

h. Sertifikat kelaikan alat pemadam kebakaran

i. Sertifikat laik sehat

j. Sertifikat pemeriksaan kualitas air

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepariwisataan 1. Pariwisata · 2019. 8. 1. · nasional kualitas hidup, nilai tambah, pelestarian sumber daya budaya dan seni, dan kerjasama internasional

32

E. Penelitian Terdahulu

No Peneliti dan Judul Penelitian Metode Hasil

1. Fathul Huda Nur Susilo, Pengaruh

Sektor Pariwisata Terhadap

Penyerapan Tenaga Kerja di

Kecamatan Bandungan Kabupaten

Semarang (2015)

Metode dokumentasi sebagai

pengumpulan data sekunder

Time Series Tahun 2008 – 2013

Variabel Dependen:

Penyerapan Tenaga Kerja

Variabel Independen :

Jumlah Hotel dan Restoran

Jumlah Wisatawan

Jumlah Objek Wisata

Analisis menggunakan Regresi Linier

Berganda

Jumlah Hotel dan Restoran berpengaruh

positif terhadap penyerapan tenaga kerja

Jumlah Wisatawan berpengaruh positif

terhadap penyerapan tenaga kerja

Jumlah Objek Wisata berpengaruh negatif

terhadap penyerapan tenaga kerja

2. Joseph E. Mbaiwa, Enclave Tourism

and its Socio-Economic Impact in

Okavango Delta, Botswana (2003)

Metode dokumentasi sebagai

pengumpulan data sekunder

Time Series Tahun 1999 - 2001

Variabel Dependen:

Penyerapan Tenaga Kerja

Jumlah Hotel dan Restoran berpengaruh

positif terhadap penyerapan tenaga kerja

Jumlah Wisatawan berpengaruh positif

terhadap penyerapan tenaga kerja

Jumlah Objek Wisata berpengaruh negatif

terhadap penyerapan tenaga kerja

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepariwisataan 1. Pariwisata · 2019. 8. 1. · nasional kualitas hidup, nilai tambah, pelestarian sumber daya budaya dan seni, dan kerjasama internasional

33

Variabel Independen :

Jumlah Hotel dan Restoran

Jumlah Wisatawan

Jumlah Objek Wisata

Tingkat Pendapatan

Analisis menggunakan Regresi Linier

Berganda

Pendapatan Pariwisata menyumbang 4,5%

GDP botswana

3. Holy Clare Patty, Pengaruh Industri

Pariwisata Terhadap Kesempatan

Kerja di Kota Ambon. (2010)

Metode riset kepustakaan sebagai

pengumpulan data sekunder

Time Series Tahun 2005 - 2009

Variabel Dependen:

Penyerapan Tenaga Kerja

Variabel Independen :

Jumlah Hotel dan Restoran

Jumlah Wisatawan Mancanegara

Jumlah Wisatawan Domestik

Lama Tinggal Wisatawan

Analisis menggunakan Regresi Linier

Berganda

Jumlah Hotel dan Restoran berpengaruh

positif terhadap penyerapan tenaga kerja

Jumlah Wisatawan Domestik berpengaruh

positif terhadap penyerapan tenaga kerja

Jumlah Wisatawan Mancanegara

berpengaruh positif terhadap penyerapan

tenaga kerja

Lama Tinggal Wisatawan berpengaruh

positif terhadap penyerapan tenaga kerja

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepariwisataan 1. Pariwisata · 2019. 8. 1. · nasional kualitas hidup, nilai tambah, pelestarian sumber daya budaya dan seni, dan kerjasama internasional

34

4. Sri, Yusye, Missa. Penyerapan Tenaga

Kerja Sektor Pariwisata di Kabupaten

Banyumas. (2014)

Metode sekunder dari BPS dan

Survey Lokasi sebagai pengumpulan

data

Time Series Tahun 2003 - 2013

Variabel Dependen:

Penyerapan Tenaga Kerja

Variabel Independen :

Jumlah Hunian Kamar

Jumlah Pengunjung

Jumlah Objek Wisata

Analisis menggunakan Regresi Linier

Berganda

Jumlah Hunian Kamar berpengaruh positif

terhadap penyerapan tenaga kerja. Rata-rata

hunian hotel masih berkisar 35% dengan

tingkat pertumbuhan 8,2 %

Jumlah Pengunjung tidak berpengaruh

terhadap penyerapan tenaga kerja

Jumlah Objek Wisata berpengaruh negatif

terhadap penyerapan tenaga kerja.

5. Abdul Ghofur. Pengaruh Fasilitas

Hotel Terhadap Penyerapan kerja di

Kecamatan Pacet.(2014)

Survey Lokasi, Kuesioner sebagai

pengumpulan data Primer

Time Series Bulan Januari 2014 -

Juni 2014

Variabel Dependen:

Penyerapan Tenaga Kerja

Peningkatan Fasilitas Hotel berpengaruh

positif terhadap penyerapan tenaga kerja.

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepariwisataan 1. Pariwisata · 2019. 8. 1. · nasional kualitas hidup, nilai tambah, pelestarian sumber daya budaya dan seni, dan kerjasama internasional

35

Variabel Independen :

Hotel

Analisis menggunakan Regresi Linier

Berganda

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI A. Kepariwisataan 1. Pariwisata · 2019. 8. 1. · nasional kualitas hidup, nilai tambah, pelestarian sumber daya budaya dan seni, dan kerjasama internasional

36

F. Kerangka Pemikiran Teoritis

G. Hipotesis

Berdasarkan teori yang telah dijabarkan sebelumnya pembangunan sektor

pariwisata diharapkan mampu memberikan kontribusi positif dalam

perekonomian daerah. Dengan semakin berkembangnya sektor pariwisata maka

terjadi peningkatan jumlah hotel, sehingga dapat berkontribusi dalam penyerapan

tenaga kerja langsung maupun tidak langsung melalui barang dan jasa yang

dikonsumsinya. Oleh sebab itu berdasarkan variabel yang digunakan maka

hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Diduga terdapat korelasi jumlah hotel terhadap penyerapan tenaga kerja

sektor pariwisata di Kota Surakarta dari tahun 2010 s/d 2014

Jumlah Hotel Penyerapan Tenaga

kerja