bab ii landasan teori dan hipotesis a. landasan teorirepository.ump.ac.id/2471/3/bab ii_ambar...
TRANSCRIPT
6
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
Kajian teoretis ini merupakan penjelasan teori-teori yang relevan dengan
penelitian. Kajian sebagai dasar dalam pelaksanaan penelitian. Penelitian yang
didasarkan pada teori maka akan lebih akurat hasilnya. Kajian yang sangat penting
dibahas dalam landasan teori yaitu inti dari penelitian itu sendiri. Kajian yang akan
dipaparkan dalam penelitian ini yaitu pidato dan metode demonstrasi. Dalam
kaitannya dengan pembelajaran (dan tes) bahasa di sekolah, tugas berpidato dapat
berwujud permainan simulasi. Misalnya, peserta didik bersimulasi sebagai kepala
sekolah berpidato dalam upacara bendera, hari sumpah pemuda, dan sebagainya (
Nurgiyantoro, 2013: 420).
1. Pidato
Pidato merupakan kegiatan berbicara di depan orang banyak untuk
menyampaikan suatu tujuan atau gagasan, pikiran atau informasi dari pembicara
kepada orang lain dengan cara lisan (Yanuarita, 2012: 19). Melakukan pidato
berhubungan dengan retorika, yaitu seni menggunakan bahasa dengan efektif yang
diartikan juga sebagai the art of persuasion. The art of persuasion itu sendiri adalah
sebagai seni membujuk atau mempengaruhi audience. Pidato yang baik dapat
memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang mendengarnya. Kemampuan
berpidato atau berbicara yang baik di depan publik dapat membantu untuk mencapai
jejang karir yang baik.
6
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Ambar Khumaidah, FKIP UMP, 2014
7
Menurut Badudu (2012: 9), pidato adalah penyampaian gagasan, pikiran atau
informasi serta tujuan dari pembicara kepada orang lain( audience ) dengan cara
lisan. Pidato juga dapat diartikan sebagai the art of persuasion, yaitu sebagai seni
membujuk atau mempengaruhi. Berpidato bukanlah suatu pekerjaan yang sederhana
karena dalam berpidato menyangkut beberapa unsur penting seperti: pembicara,
pendengar, tujuan dan isi pidato, persiapan, teknik dan etika dalam berpidato. Perlu
diperhatikan juga hal yang dapat jadi masalah bagi seseorang yang berpidato yaitu jika
seseorang memaksakan diri untuk menyampaikan persoalan yang tidak dikuasainya.
Pidato yang seperti ini akan membuat ketidak runtutan materi yang disampaikan.
a. Jenis Metode Pidato
Orang akan berpidato harus tahu metode yang akan digunakan. Penggunaan
metode yang tepat akan membawa pendengar antusias dalam mengikuti pidatonya.
Mereka akan merespon pada setiap kata/ kalimat yang diucapkan. Badudu (2012:10)
mengatakan bahwa pidato dapat berjalan dengan lancar maka harus memperhatikan
metode pidato yang akan digunakan. Metode pidato tersebut adalah: impromtu,
manuskrip, memoriter, ekstemporer.
1) Impromtu (Tanpa Persiapan)
Metode ini sering disebut metode spontanitas, yaitu metode pidato yang tidak
dilakukan persiapan atau pembuatan naskah tertulis terlebih dahulu. Biasanya
dilakukan hanya oleh orang-orang yang akan tampil mendadak. Pada dasarnya metode
seperti ini tidak diperkenankan atau tidak ideal karena kemungkinan besar lupa
dengan ide dan gagasan pidato yang hendak disampaikan. Apabila metode ini
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Ambar Khumaidah, FKIP UMP, 2014
8
digunakan oleh oarang yang belum terbiasa berpidato maka yang akan terjadi adalah
kegagapan materi. Jadi resiko pada metode ini sangat besar.
Keuntungan metode ini adalah :
a) dapat mengungkapakan perasaan sebenarnya,
b) gagasan dan pendapat datang secara spontan,
c) memungkinkan pembicara terus berpikir.
Kerugian metode ini adalah:
a) dapat menimbulkan simpulan yang mentah karena terbatasnya pengetahuan
pembicara,
b) penyampaian tidak lancar, terutama bagi orang yang belum berpengalaman,
c) gagasan yang disampaikan bisa jadi acak-acakan,
d) mudah kena demam panggung.
2) Manuskrip (Naskah)
Metode naskah berarti seorang sudah mempersiapkan pidatonya dengan baik.
Ia sudah menulis secara utuh,mulai dari pembuka sampai dengan penutup. Jika ada
cerita atau humor, maka selingan itu sudah ditulis dalam naskah. Metode naskah ini
sangat baik bagi mereka yang baru tampil di depan umum. Ide, gagasan yang terdapat
di dalamnya tersusun rapi, tidak ada lompatan ide atau gagasan, tidak ada yang
terlupakan semuanya terungkapkan secara jelas tanpa ada yang dilupakan. Jika tampil
dalam situasi yang formal, maka metode ini sangat baik.
Keuntungan metode ini adalah:
a) kata-katanya dapat dipilih sebaik-baiknya,
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Ambar Khumaidah, FKIP UMP, 2014
9
b) pernyataan dapat dihemat,
c) lebih fasih dalam berbicara,
d) hal-hal yang menyimpang dapat dihindari,
e) naskah dapat diterbitkan atau diperbanyak.
Kerugian metode ini adalah:
a) interaksi dengan pendengar menjadi berkurang,
b) pembicara terlihat kaku,
c) tanggapan pendengar tidak dapat mempengaruhi pesan,
d) persiapannya lebih lama,
3) Memoriter (Hafalan)
Metode ini memang sungguh luar biasa karena kemampuan mengingat
seseorang betul-betul diasah. Ketika hendak membawakan pidatonya, tidak lagi
menggunakan naskahnya karena apa yang tertera di dalam naskah itu sudah dihafal
semuanya. Dia sudah menguasai secara lebih baik susunan bahasa, ide, gagasan yang
terdapat dalam naskahnya. Metode ini cocok bagi mereka yang daya ingatnya tinggi,
topik pidatonya menarik dan sederhana dan penyampaiannya tidak terlalu lama. Jika
kita tidak mempunyai kapasitas dalam mengingat atau menghafal, maka jangan sekali-
kali mencoba untuk melakukan dengan model seperti ini. Keuntungan dan kerugian
metode ini hampir sama dengan metode manuskrip (naskah), ditambah risiko yang
lebih besar. Naskah sudah dibuat sebelumnya.
Keuntungan metode ini adalah:
a) kata-katanya dapat dipilih sebaik-baiknya,
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Ambar Khumaidah, FKIP UMP, 2014
10
b) pernyataan dapat dihemat,
c) lebih fasih dalam berbicara,
d) hal-hal yang menyimpang dapat dihindari,
e) naskah dapat diterbitkan atau diperbanyak.
Kerugian metode ini adalah:
a) interaksi dengan pendengar menjadi kurang,
b) pembicara terlihat kaku,
c) tanggapan pendengar tidak dapat mempengaruhi pesan,
d) persiapannya lebih lama.
4) Ekstemporer
Naskah pidato hanya berupa outline (garis besar) dan pokok-pokok penunjang,
yang bersifat sebagai pedoman untuk mengatur gagasan yang ada dalam pikiran.
Metode ini sering disebut metode penjabaran termasuk jenis pidato yang terbaik.
Dalam metode ini orang tidak membuat atau menggarap naskah pidato. Naskah yang
dibuat tidak lengkap. Komunikator hanya membuat kerangka atau pokok-pokok
gagasan penting. Biasanya pokok-pokok gagasan itu ditulis dalam kertas kecil secara
runtut namun kurang begitu lengkap, komunikator akan mengembangkan pokok-
pokok gagasan itu ketike berpidato.
Keuntungan metode ini adalah:
a) komunikasi dengan pendengar lebih baik,
b) pesan dapat berubah sesuai kebutuhan,
c) penyajiannya lebih spontan.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Ambar Khumaidah, FKIP UMP, 2014
11
Kerugian metode ini adalah:
a) persiapan kurang baik bila dibuat terburu-buru,
b) pemilihan bahasa yang jelek,
c) kefasihan kurang,
d) kemungkinan menyimpang dari outline
e) tak dapat diterbitkan.
b. Fungsi Pidato
Seseorang yang akan melakukan aktivitas harus tahu fungsinya. Fungsi yang
dikatahui maka akan membuat aktivitas yang dilakukan akan terarah. Diantara
aktivitas yang dilakukan orang adalah berpidato. Pidato itu tidak hanya sekedar
menyampaikan informasi, tetapi dalam pidato itu terdapat fungsi dan tujuan . Fungsi
pidato itu merupakan hal utama yang perlu diketahui sebelum membawakan pidato
ibaratnya sebagai pemandu agar dapat melalui jalan yang jelas dan tujuan yang tepat.
Menurut Yanuarita (2012:10) fungsi-fungsi pidato antara lain:
1) memberi suatu pemahaman atau informasi pada orang lain,
2) mempermudah komunikasi antara atasan dan bawahan dalam sebuah
organisasi,
3) mempermudah komunikasi antar sesama anggota organisasi,
4) mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka
rela,
5) menenangkan massa atau khalayak ramai,
6) membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga
orang lain senang dan puas dengan ucapan yang kita sampaikan.
c. Tujuan Pidato
Tujuan itu adalah sesuatu yang hendak dicapai. Kegiatan yang bertujuan maka
akan bisa terarah. Tujuan itu mempermudah kita untuk melakukan sesuatu yang akan
kita capai. Kegiatan/ketrampilan berpidato juga harus bertujuan. Tujuan pidato
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Ambar Khumaidah, FKIP UMP, 2014
12
menurut yanuarita ( 2012: 20) meliputi: informatif, persuasif, argumentatif, deskriptif,
rekreatif, edukatif, entertain.
1) Informatif/Instruktif
Pidato bertujuan menyampaikan informasi atau keterangan kepada
pendengar atau memberikan sesuatu yang menarik untuk audience.
2) Persuasif
Pidato persuasif berisi tentang usaha untuk mendorong,menyakinkan
dan mengajak audience untuk melakukan sesuatu hal.
3) Argumentatif
Pidato argumentatif bertujuan untuk meyakinkan audience.
4) Deskriptif
Pidato deskriptif bertujuan untuk melukiskan atau menggambarkan
sesuatu keadaan.
5) Rekreatif
Pidato rekreatif bertujuan untuk meggembirakan atau menghibur
audience.
6) Edukatif
Pidato edukatif berupaya menekankan pada aspek-aspek pendidikan.
7) Entertain
Pidato entertain bertujuan memberikan penyegaran kepada audience yang
sifatnya lebih santai.
d. Jenis Pidato
Kita sering menyaksikan orang berpidato baik di sekolah atau di masyarakat.
Bentuk/jenis pidato yang kita saksikan bermacam-macam tergantung kapada tujuan
yang hendak disampaikan. Dari sekian jenis pidato tujuan umumnya sama yaitu dalam
rangka memberi informasi. Perbedaan iformasi yang akan disampaikan itu yang dapat
menentukan jenis yang mana. Jenis pidato itu antara lain pidato pembukaan, pidato
pengarahan, pidato sambutan, pidato peresmian, pidato laporan, pidato pertanggung
jawaban (Yanuarita, 2012: 26).
1) Pidato Pembukaan
Pidato pembukaan merupakan sebuah pidato singkat yang dibawakan oleh pembawa
acara atau MC (Master of Ceremoni) untuk mengawali atau membuka suatu acara.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Ambar Khumaidah, FKIP UMP, 2014
13
2) Pidato Pengarahan
Pidato pengarahan adalah pidato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.Pidato ini
memberikan seluruh gambaran mengenai suatu cara yang sedang dilaksanakan.
3) Pidato Sambutan
Pidato sambutan merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau
peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang
terbatas secara bergantian.
4) Pidato Peresmian
Pidato peresmian adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh untuk
meresmikan sesuatu.
5) Pidato Laporan
Pidato laporan yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau kegiatan
tertentu,atau menyampaikan hasil dari suatu kegiatan tertentu.
6) Pidato Pertanggungjawaban
Pidato pertanggungjawaban adalah pidato yang berisi suatu laporan
pertanggungjawaban mengenai suatu tugas yang sudah dilaksanakan dalam suatu
periode tertentu (Yanuarita, 2012: 27).
e. Etika Pidato
Dalam melakukan pidato perlu mengetahui etika berpidato supaya dapat
mengukur tindakan kita sendiri. Etika ini sangat penting karena orang yang berpidato
menjadi pusat perhatian orang banyak. Melakukan kesalahan sedikit saja atau berlaku
tidak sopan menjadi bahan pembicaraan. Berpidato itu perlu hati-hati/ beretika supaya
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Ambar Khumaidah, FKIP UMP, 2014
14
penampilannya bisa menarik. Etika dalam berpidato yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
1) Etika Berpidato di Depan Umum
Hal ini berkaitan dengan penampilan, antara lain mengenakan pakaian yang sesuai
dengan suasana pertemuan, rapi, bersih, dan sopan.
2) Etika Berpidato di Depan Pejabat
Hal ini berkaitan dengan menghilangkan rasa rendah diri. Jangan tampil seolah-olah
menggurui, sikap lebih tahu, tidak memberikan penghormatan yang berlebihan pada
audience.
3) Berpidato di Depan Pemuka Agama
Jangan mengeluarkan kata-kata yang dapat menyinggung umat beragama. Jangan ada
nada merendahkan atau memuji agama tertentu. Perbanyak istilah-istilah keagamaan.
4) Etika Berpidato di Depan Para Wanita
Bila pembicara seorang laki-laki, hati-hati jangan sampai menyinggung harkat dan
martabat wanita. Hindari kata-kata kasar atau kurang senonoh.
5) Etika Berpidato di Depan Pemuda/Mahasiswa
Pidato mengutamakan penalaran yang berkaitan dengan dunia anak-anak muda.
Jangan mengeluarkan kata-kata yang bersifat menentang, jangan mengkritik dan
menyalahkan.
6) Etika Berpidato di Depan Masyarakat Desa
Gunakan kata-kata yang sopan dan sederhana, sesekali perlu disisipkan beberapa
istilah dalam bahasa daerah setempat ( Yanuarita, 2012: 30).
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Ambar Khumaidah, FKIP UMP, 2014
15
f. Kerangka Pidato
Menurut Yanuarita ( 2012: 32) bahwa kerangka pidato terdiri dari
pendahuluan, isi, pembahasan, dan penutup.
1) Pendahuluan
Diawali salam pembuka untuk mengantar ke arah pokok persoalan yang akan dibahas.
Pada bagian pendahuluan perlu juga sedikit menggambarkan mengenai isi dari pidato
yang dibawakan.
2) Isi
Inti dari pidato sedapat mungkin ringkas dan mudah dipahami.Usahakan jangan
menyimpang dari tema.Susunlah materi atau isi pidato secara sistematis: maksud,
tujuan, sasaran, rencana, langkah.
3) Pembahasan
Bagian ini adalah kesatuan yang berisi alasan-alasan yang mendukung hal-hal yang
dikemukakan pada bagian isi.
4) Penutup
Menutup pidato dengan membuat rangkuman atau kesimpulan. Menceriterakan secara
singkat yang menarik. Dan, terakhir adalah salam penutup.
g. Sikap Berpidato
Ketika kita berdiri di depan para pendengar, tentu tidak sekedar memamerkan
wajah dan tubuh. Sikap kita berdiri, mimik wajah sangat mempengaruhi kesan
pendengar terhadap pribadi kita. Cara berjalan, berdiri di depan mimbar dan berbagai
gerakan tubuh lainnya sangat mempengaruhi pendengar diri kita. Oleh karena itu
sikap pada saat pidato sangat penting untuk diperhatikan. Sikap tersebut antara lain:
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Ambar Khumaidah, FKIP UMP, 2014
16
1) Sikap Berdiri
Sikap berdiri yang kurang baik, yaitu:
a) berdiri dengan kaki sebelah,
b) bersandar pada mimbar,
c) berdiri terlalu rapat,
d) berdiri terlalu terbuka.
2) Mimik Wajah
Mimik wajah yang kurang baik yaitu:
a) tertawa yang dibuat-buat,
b) tersenyum terus-menerus,
c) muka selalu masam,
d) dahi selalu berkerut.
3) Gerakan Anggota Badan
Gerakan yang kurang baik yaitu:
a) selalu menggerak-gerakkan bagian-bagian tertentu,
b) merogoh-rogoh saku,
c) memainkan pensil atau pulpen ,
d) berbicara melihat teks terus-menerus,
e) terlalu banyak melangkah atau berjalan.
4) Penampilan Sebelum, Saat, dan Sesudah Pidato
a) Sebelum Pidato:
(1) memperhatikan pakaian,
(2) sikap tenang,
(3) sikap hormat.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Ambar Khumaidah, FKIP UMP, 2014
17
b) Saat Pidato:
(1) percaya diri sendiri,
(2) menghirup nafas panjang sebelun mulai berpidato tetapi tidak boleh ter lihat oleh
audience,
(3) tataplan audien pada bagian atas matanya.
c) Sesudah pidato:
(1) mengucapkan salam akhir,
(2) wajah cerah dan sidikit senyum,
(3) memberi hormat ( Badudu, 2012: 42-43).
2. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan salah satu metode yang dapat digunakan guru
dalam mengajar. Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi, atau
benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan (Sanjaya, 2006: 152).
Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan lisan oleh guru.
Walaupun dalam proses demontrasi peran siswa hanya sekedar memperhatikan, akan
tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Roestiyah (2008:
82) menyatakan bahwa demonstrasi adalah cara mengajar di mana seorang
instruktur/tim guru menunjukkan, memperlihatkan suatu proses, misalnya merebus air
mendidih 100C sehingga seluruh siswa dalam kelas dapat melihat, mengamati;
mendengar mungkin meraba-raba dan merasakan proses yang dipertunjukkan oleh
guru tersebut.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Ambar Khumaidah, FKIP UMP, 2014
18
a. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi
1) Kelebihan Metode Demonstrasi
a) Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme akan dapat dihindari karena
siswa disuruh langsung memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
b) Proses pembelajaran akan lebih menarik sebab siswa tak hanya mendengar tetapi
juga melihat peristiwa yang terjadi.
c) Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempa tan untuk
membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih
menyakini kebenaran materi pembelajaran.
2) Kelemahan Metode Demonstrasi
a) Metode demontrasi memerlukan persiapan yang lebih matang karena tanpa
persiapan yang memadai demonstrasi dapat gagal sehingga dapat menyebabkan
metode ini tidak efektif lagi, bahkan sering terjadi untuk menghasilkan
pertunjukkan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya terlebih
dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang banyak.
b) Demonstrasi memerlukan peralatan,bahan-bahan,dan tempat yang memadai yang
berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan yang lebih mahal
dibanding dengan ceramah.
c) Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru secara khusus
sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih profesional. Di samping itu
demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk
keberhasilan proses pembelajaran siswa (Sanjaya, 2006: 152-153).
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Ambar Khumaidah, FKIP UMP, 2014
19
b. Langkah-Langkah Menggunakan Metode Demonstrasi
Menurut Sanjaya ( 2006: 153-154 ) langkah-langkah menggunakan metode
demonstrasi meliputi tahap persiapan dan tahap pelaksanaan.
1) Tahap Persiapan
a) Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demontrasi
berakhir. Tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti aspek penge tahuan, sikap
atau keterampilan tertentu;
b) Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan. Garis-
garis besar langkah demonstrasi diperlukan sebagai panduan untuk menghindari
kegagalan;
c) Lakukan uji coba demonstrasi. Uji coba meliputi segala peralatan yang
diperlukan.
2) Tahap Pelaksanaan
a) Langkah Pembukaan.
Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
diantaranya :
(1) Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memerhatikan
dengan jelas sesuatu yang didemonstrasikan;
(2) Kemukakan tujuan yang harus dicapai oleh siswa;
(3) Kemukakan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa
ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanan
demonstrasi;
b) Langkah Pelaksanaan Demonstrasi
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Ambar Khumaidah, FKIP UMP, 2014
20
(1) Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk
berpikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung teka-teki
sehingga mendorong siswa untuk tertarik memerhatikan demonstrasi;
(2) Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang
menegangkan;
(3) Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan
memerhatikan reaksi seluruh siswa;
(4) Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut
sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.
c) Langkah Mengakhiri Demonstrasi
Apabila demonstrasi telah selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu
diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan
pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini
diperlukan untuk menyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau
tidak. Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa malakukan
evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan selanjutnya.
Guru memberikan pengarahan/penjelasan secara umum materi yang perlu untuk
ditingkatkan pada pertemuan berikutnya. Memberikan hadiah/pujian pada siswa yang
sudah bagus ketika berpidato.
c. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan dalam Menggunakan Metode Demonstrasi
1) Guru harus mampu menyusun rumusan tujuan instruksional, agar dapat memberi
motivasi yang kuat pada siswa untuk belajar.
2) Mempertimbangkan baik-baik apakah teknik yang dipilih mampu menjamin
tujuan yang telah dirumuskan.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Ambar Khumaidah, FKIP UMP, 2014
21
3) Mengamati jumlah siswa yang memberi kesempatan untuk suatu demontrasi yang
berhasil, bila tidak kita harus mengambil kebijaksanaan lain.
4) Harus sudah menentukan garis besar langkah-langkah yang akan dilakukan.
5) Waktu yang cukup tersedia, sehingga dapat memberi keterangan bila diperlukan,
dan siswa dapat bertanya.
6) Selama demonstrasi berlangsung guru harus memberi kesempatan pada siswa
untuk mengamati dengan baik dan bertanya.
7) Perlu mengadakan evaluasi apakah demonstrasi yang dilakukan itu berhasil, dan
bila perlu demonstrasi bisa diulang (Roestiyah, 2008: 84).
Menurut Sudjana (2009: 83) pelaksanaan demonstrasi dan eksperimen dapat
digabungkan, artinya demonstrasi dulu lalu diikuti dengan eksperimen. Supaya
demonstrasi dan eksperimen dapat digunakan secara efektif, maka perlu
memerhatikan petunjuk penggunaannya yaitu:
1) Persiapan /Perencanaan
a) Menetapkan tujuan demonstrasi dan eksperimen,
b) Tetapkan langkah-langkah pokok demonstrasi dan eksperimen,
c) Menyiapkan alat-alat yang diperlukan.
2) Pelaksanaan Demonstrasi dan Eksperimen
a) Usahakan demonstrasi dan eksperimen dapat diikuti, diamati oleh selururuh kelas.
b) Tumbuhkan sikap kritis pada siswa sehingga terdapat tanya jawab, dan diskusi
tentang masalah yang didemonstrasikan.
c) Beri kesempatan kepada setiap siswa untuk mencoba sehingga siswa merasa
yakin tentang kebenaran suatu proses.
d) Buatlah penilaian dari kegiatan siswa,dalam eksperimen tersebut.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Ambar Khumaidah, FKIP UMP, 2014
22
3) Tindak Lanjut Demonstrasi dan Eksperimen Setelah demontrasi dan eksperimen
selesai, guru memberi tugas kepada Siswa baik secara tertulis maupun secara
lisan.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian Sutoro (2010) yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Pidato
Persuasif pada Pelajaran Bahasa Indonesia melalui Metode Simulasi Lomba Pidato
berbahasa Indonesia pada kelas XII IPS I Semester I SMA Negeri Ajibarang”,
menyimpulkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan berpidato pada siswa setelah
dilaksanakan tindakan sebagaimana tersebut dalam judul. Peningkatan terjadi pada
semua aspek. Data yang diperoleh menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar,
yaitu hasil evaluasi tertulis siklus 1 adalah 68,40 siklus II 86,06. Psikomotorik siklus 1
63,20, siklus II 69,00. Ketuntasan belajar siklus 1 25%, siklus II 82%. Dari hasil
penelitian diketahui nilai rata-rata yang dicapai oleh siswa sebelum diberi tindakan
55,10 dan berada dalam kategori kurang.
Pada siklus I, masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Nilai rata-
rata kelas dalam praktik berpidato baru mencapai 63, 20, masih di bawah nilai KKM
yang ditetapkan yaitu 65. Adapun rata-rata skor keakuratan informasi pidato 6.70,
hubungan antar informasi 6.15, ketepatan struktur dan kosakata 6.45, kelancaran
berpidato 6. 55, kewajaran urutan wacana 6.35, gaya pengucapan 6.25, lafal 6.45,
intonasi 6.10, nada 6.15, dan sikap 6,06. belum sesuai dengan indikator KKM yang
diharapkan. Nilai rata-rata evaluasi kognitif tertulis mencapai 68.40. Ini berarti masih
ada kekurangansempurnaan pada perencanaan ataupun pada proses pembelajaran.
Penerapan metode simulasi lomba pidato berbahasa Indonesia dapat
memperbaiki hasil belajar maupun ketuntasan belajar klasikal. Nilai terendah yang
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Ambar Khumaidah, FKIP UMP, 2014
23
dapat dicapai 57 pada siklus I dan meningkat pada siklus 2 yaitu 62. Nilai tertinggi
yang dicapai adalah 71 pada siklus I,dan meningkat menjadi 76 pada siklus2. Rata-
rata kelas pada siklus I dapat mencapai nilai 63, 20 dan meningkat menjadi 69,00 pada
siklus 2. Ketuntasan belajar pada siklus I hanya 25%, meningkat pada siklus 2
menjadi 82%. Nilai rata-rata tugas menyusun teks pidato 64,05 pada siklus I
meningkat menjadi 68,50 pada siklus 2. Jadi secara umum setiap komponen pada
siklus I meningkat pada siklus 2.
Sutoro juga menyimpulkan bahwa hasil penelitiannya secara keseluruhan
belum menggambarakan hasil nilai kognitif yang optimal dan belum dapat dikatakan
“sangat memuaskan”. Teknik guru menggunakan metode simulasi lomba pidato
berbahasa Indonesia dan menggunakan media pembelajaran sudah ada peningkatan.
Metode simulasi juga mampu menarik perhatian siswa dan motivasi belajar pun ada
peningkatan. Siswa merasa antusias mengikuti pembelajaran berpidato. Rasa malu,
grogi, takut dapat diatasi, sehingga bisa berpidato dengan baik.
Penelitian Sutoro tersebut relevan dengan penelitian ini karena memiliki tujuan
yang sama yaitu untuk meningkatkan kemampuan berpidato. Jika subjek penelitian
Sutoro di tingkat SLTA, peneliti di tingkat SLTP khususnya kelas IX MTs. Selain itu,
hal yang membedakan lagi yaitu jenis metode yang digunakan. Sutoro menggunakan
metode simulasi lomba pidato berbahasa Indonesia sedangkan peneliti menggunakan
metode demonstrasi. Kedua metode ini sama-sama mengharuskan guru untuk
mempraktekan materi yang ajarkan.
C. Kerangka Pikir
Dalam pembelajaran keterampilan berpidato ini, penulis melihat bahwa minat
siswa terhadap kegiatan berpidato masih rendah. Siswa cenderung malas mengikuti
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Ambar Khumaidah, FKIP UMP, 2014
24
pembelajaran berpidato, siswa terlihat bermalas-malasan saat mengerjakan tugas
berpidato dari guru. Banyak diantara siswa yang memilih melakukan aktivitas di luar
pembelajaran, misalnya bercerita di luar topik pembelajaran atau bercanda dengan
teman sebangku. Perilaku tersebut menunujukkan bahwa minat dan antusias siswa
terhadap pembelajaran berpidato tergolong rendah. Ketika guru mrmberikan tugas
bercerita, banyak diantara siswa yang mengeluh dan tidak menginginkan tugas
tersebut.
Proses belajar mengajar aspek berbicara khususnya dalam kompetensi dasar
berpidato kurang berhasil/belum maksimal. Kemampuan siswa dalam aspek berpidato
di kelas IX A masih lemah dan belum sesuai dengan batas minimal ketuntasan belajar
yaitu 70. Penulis menengarai ada berbagai faktor penyebab mengapa siswa tidak
mendapat nilai maksimal. Diantaranya adalah selama ini pembelajaran berpidato tidak
dilakukan secara serius dan antusias. Siswa beranggapan bahwa berpidato merupakan
kegiatan sepele yang dapat dilakukan oleh siapa pun sehingga tidak memerlukan
keterampilan khusus dalam pelaksanaannya. Pidato itu sebuah keterampilan yang
membutuhkan banyak aspek diantaranya keberanian, tidak grogi, punya ilmu retorika
dan sebagainya.
Faktor lain adalah siswa cenderung kurang berani berpidato di depan umum.
Siswa merasa takut salah, malu, grogi, tegang, dan kurang percaya diri bila ditunjuk
berpidato di depan kelas. Hal tersebut disebabkan siswa tidak menguasai bahan
berpidato dan kurang mampu mengorganisasikan gagasannya pada saat berpidato.
Selain itu, faktor dari luar diri siswa juga berpengaruh misalnya, penggunaan metode
yang kurang tepat, serta kondisi dan tata ruang kelas yang tidak kondusif. Kegiatan
berpidato belum secara intensif dilakukan oleh guru. Siswa hanya diberi tugas untuk
berpidato tanpa ada rangsangan dengan menggunakan metode tertentu.
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Ambar Khumaidah, FKIP UMP, 2014
25
Karena permasalahan tersebut, maka penulis mencoba mencari alternatif
tindakan yaitu dengan menggunakan metode demonstrasi. Pemilihan metode
demonstrasi dipandang mampu untuk meningkatkan kemampuan berpidato. Metode
demonstrasi akan dapat menumbuh rasa ketertarikan dalam diri siswa terhadap
pembelajaran berpidato, sehingga aspek-aspek keterampilan siswa dalam berpidato
secara otomatis akan mengalami perubahan seiring dengan tumbuhnya keterterikan
tersebut. Rasa grogi, takut, malu mulai berkurang. Siswa bisa dengan santai
menyampaikan materi pidato dengan baik.
Dalam siklus 1, guru menggunakan metode demostrasi, siswa melihat,dan
mengamati teks pidato dari mulai salam pembuka sampai salam penutup. Siswa
berlatih menyusun teks pidato dan mempraktikan. Dalam siklus ini guru menyajikan
dua jenis pidato dan siswa memilih salah satu dari pidato tersebut. Dengan
menyajikan teks pidato itu diharapkan siswa bisa mencontoh cara mebuat teks pidato.
Siswa bisa mengembangkan ide pidato sendiri.
Dalam siklus 2, guru menggunakan metode demonstrasi. Saat guru
mendemonstrasikan pidato siswa melihat/memperhatikan, berlatih menyusun teks
pidato dan mempraktikan. Dari tindakan tersebut diharapkan dengan menggunakan
metode demonstrasi kemampuan berpidato akan mengalami peningkatan. Siswa dapat
berpidato sesuai dengan apa yang telah dicontohkan guru. Rasa malu, grogi, takut jadi
hilang.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah dengan digunakannya metode
demonstrasi kemampuan berpidato siswa kelas IX A MTs Ma’arif 04 Tamansari
Purbalingga dapat meningkat .
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Ambar Khumaidah, FKIP UMP, 2014
26
Bagan 1 Kerangka Pikir Penelitian
BAB III.
Kondisi
awal
Guru masih
mengajarkan
Tanpa
menggunakan
metode
demonstrasi
Proses pembelajaran
berpidato belum
maksimal
keterampilan
berpidato siswa
belum
maksimal/ketunta
san belajar masih
kurang
Proses
pembelajaran
berpidato
dengan
menggunakan
metode
demonstrasi
Siklus I
Menggunakan metode
demonstrasi,siswa
melihat dan
mempraktikan.
Siklus II
Menggunakan metode
demanstrasi ,siswa
melihat,berlatih
menyusun teks pidato dan
mempraktikan
Kondisi
akhir
Diduga dengan
menggunakan metode
demonstrasi
kemampuan berpidato
akan mengalami
peningkatan.
tindakan
Upaya Meningkatkan Kemampuan..., Ambar Khumaidah, FKIP UMP, 2014