bab ii landasan teori dan tinjauan pustaka a. review
TRANSCRIPT
5
BAB II
LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
A. Review Penelitian Terdahulu
Sani, Fajar & Rusdianto (2018), membangun sistem informasi point of
sales terintegrasi dalam lingkup rumah makan beserta cabangnya (studi kasus:
RM. Pecel pincuk bu Tinuk). Metodologi yang dilakukan pada penelitian ini
yaitu menggunakan model prototype melalui beberapa tahap yaitu identifikasi
masalah, studi literature, analisis kebutuhan, perancangan sistem, implementasi
sistem serta pengujian dan analisis. Hasilnya pengujian yang telah dilakukan
menghasilkan tingkat keberhasilan 100%. Pada analisis kebutuhan fungsional
berupa lihat laporan penjualan, produk dan stok menyelesaikan permasalahan
pemilik RM dalam mendapatkan informasi penting seputar apa yang terjadi pada
rumah makan. Sedangkan pada kebutuhan fungsional lihat antrian pesanan
membantu pengguna dapur dalam menyiapkan pesanan makanan secara lebih
terorganisir. Menggunakan framework CodeIgniter yang menganut pola MVC
untuk memudahkan dalam mengimplementasi kode program. Berbagai macam
bahasa pemrograman yang digunakan antara lain php dan javascript sedangkan
pada tampilan halaman web menggunakan bootstrap agar lebih bagus.
Kelemahan dalam aplikasi POS adalah Sistem informasi point of sales hanya
dapat diakses melalui web karena belum dikembangkan versi mobile dan belum
ada fitur berupa notifikasi stok menipis serta belum ada menu untuk paket
makanan jika terdapat promo atau diskon.
6
Gintoro dan Widjaja (2008), merancang aplikasi Point Of Sales
berbasiskan Costumer Relationship Management pada Toko Buku Notre-Dame,
metodologi yang digunakan pada penelitian ini adalah pengamatan langsung di
lapangan, studi pustaka, wawancara, kuesioner, dan metode perancangan.
Hasilnya point of sales yang menerapkan sistem komputerisasi, dan adanya
penyetokan barang dapat mempermudah dan mempercepat transaksi jual beli
yang terjadi di Toko Buku Notre-Dame, dengan dukungan sistem CRM
pengelolaan pelanggan pada Toko Buku Notre-Dame menjadi lebih mudah dan
praktis, dapat mengelola campaign lebih mudah, serta mudah melakukan
pengecekan catatan, dan pelaporan transaksi penjualan oleh pihak manajer Toko
Buku Notre-Dame. Permasalahan yang terjadi Point of sales berbasis web
sehingga sangat rentan dengan kejahatan IT, seperti hacker, spyware, dan virus,
maka perlu meningkatkan faktor keamanan. Data cadangan belum terintegrasi
dengan penyimpanan disket yang berguna untuk untuk pencegahan hilangnya
data akibat hal-hal yang tidak terduga seperti virus.
Sugianto dan Tjandra (2016) melakukan penelitian aplikasi Point Of Sale
pada toko retail dengan menggunakan dynamic software development method.
Metode penelitiannya dengan metode dynamic software development yaitu
dengan mengembangkan sistem POS untuk meningkatkan performa kinerja
suatu perusahaan. Hasilnya dengan metode DSDM dapat membantu dalam
mengembangkan sistem sesuai dengan persyaratan, mencegah kegagalan proyek
dan juga pelaksanaan DSDM bertujuan untuk mengembangkan sistem yang tepat
7
waktu dan sesuai anggaran. Keterlibatan pemakai sangat menentukan karena
proses uji coba merupakan aktivitas yang sangat menunjang keberhasilan
pengembangan sistem ini. Permasalahannya adalah jadwal backup database
yang dibuat cukup mengganggu dalam melakukan aktivitas transaksi, terdapat
kemungkinan jadwal backup yang dilakukan terjadi bersamaan dengan transaksi,
sehingga membuat transaksi yang sedang terjadi menjadi tertutup, dan kebiasaan
menggunakan sistem manual, sehingga ketika berpindah menjadi sistem
komputerisasi dibutuhkan pelatihan bagi pemakai tersebut.
Maulana (2017), merancang dan menganalisis implementasi Aplikasi Web
Point Of Sales pada Butik Anak “Galery Freya”. Metodologi yang digunakan
adalah metode pengembangan perangkat lunak model waterfall. Hasilnya
Penerapan aplikasi web point of sales dapat dijalankan secara localhost, maupun
clientserver dengan salah satu komputer sebagai servernya. Tahapan
pengembangan aplikasi web point of sales ini tidak dapat diakses langsung oleh
konsumen dan sebatas pada sisi owner dan kasir saja. Sesuai dengan uji coba
aplikasi sudah diujicoba ketepatan penggunaannya sesuai dengan kebutuhan dari
butik anak “Galery Freya”. Kekurangannya adalah aplikasi belum menjadi web
e-commerce dan belum terintegrasi untuk android sehingga konsumen tidak
dapat mengakses secara langsung.
Hidayat (2014), merancang aplikasi Point Of Sales berbasis web dengan
pemanfaatan trigger pada Distribution Store CV. NMRQ. Metodologi
penelitannya dengan melakukan perancangan sistem, perancangan diagram
8
usecase, deployment diagram, diagram class, dan trigger database. Hasilnya
Penerapan trigger pada database di aplikasi dapat membantu proses pengolahan
data yang lebih cepat terutama pada proses data-data yang membutuhkan waktu
akses yang lebih cepat jika diakses secara bersamaan. Adanya trigger yang
bekerja disisi database dapat mengurangi beban pada load data pada aplikasi.
Trigger tidak akan berfungsi jika terjadi kegagalan saat melakukan query pada
MySQL. Rancangan aplikasi hanya disesuaikan dengan pengelolaan sistem
penjualan di pusat maupun cabang sesuai kebutuhan dan konsep bisnis dari
CV.NMRQ. kelemahannya adalah belum adanya sistem keamanan sehingga
dapat terjadi penyusupan kepada aplikasi misalnya hacker yang dapat menyalin
atau menghapus data yang sudah ada.
Manfaat penerapan POS adalah POS dapat membantu dan mempermudah
dalam melihat laporan, baik laporan penjualan dan transaksi, maupun laporan
stok dan memudahkan dalam mengorganisir persiapan pesanan karena terdapat
antrian dari setiap pesanan (Sani, Fajar, dan Rusdianto, 2018) & (Gintoro dan
Widjaja, 2008). POS membantu mempercepat proses data dan dapat melakukan
beberapa proses dengan cepat secara bersamaan (Hidayat, 2014). Penerapan
aplikasi web point of sales dapat dijalankan secara localhost, maupun
clientserver dengan salah satu komputer sebagai servernya (Maulana, 2017).
Kelemahan dalam aplikasi POS adalah Sistem informasi point of sales
hanya dapat diakses melalui web karena belum dikembangkan versi mobile dan
belum ada fitur berupa notifikasi stok menipis serta belum ada menu untuk paket
9
makanan jika terdapat promo atau diskon (Sani, Fajar & Rusdianto, 2018) . Point
of sales berbasis web sangat rentan dengan kejahatan IT, seperti hacker, spyware,
dan virus (Gintoro & Widjaja, 2008) dan (Hidayat, 2018). Data cadangan belum
terintegrasi dengan penyimpanan disket yang berguna untuk untuk pencegahan
hilangnya data akibat hal-hal yang tidak terduga seperti virus (Gintoro &
Widjaja, 2008). Kelemahan POS yaitu sulit penggunaannya untuk pertama kali
bagi yang belum terbiasa, dan jadwal backup yang bersamaan dapat mengganggu
aktivitas transaksi (Sugianto & Tjandra, 2016).
B. Landasan Teori
1. Peranan Sistem Informasi Akuntansi
Pembentukan suatu Sistem mempunyai sasaran atau tujuan yang
jelas, begitupun sistem informasi akuntansi. Tujuan utama sistem informasi
akuntansi adalah menyediakan informasi bagi manajemen untuk keputusan
perencanaan dan pengendalian. Sehingga sistem informasi akuntansi harus
memahami keputusan yang diperlukan dan informasi yang dibutuhkan atas
pembuatan keputusan tersebut (Romney & Steinbart, 2016).
Nilai informasi (value of information) adalah keuntungan yang
dikurangi biaya dalam memperoleh suatu informasi. Keuntungan informasi
meliputi berkurangnya ketidakpastian, peningkatan pengambilan
keputusan, dan meningkatkan kemampuan untuk merencanakan dan
menjadwalkan aktivitas. Biaya disini mencakup waktu serta sumberdaya
yang dihabiskan untuk menghasilkan dan mendistribusikan informasi.
10
Terdapat tujuh karekteristik yang membuat informasi berguna dan berarti
yakni meliputi relevan, reliabel, lengkap, tepat waktu, dapat dipahami,
dapat diverifikasi dan dapat diakses (Romney & Steinbart, 2016).
Setiap organisasi memerlukan informasi dalam membuat suatu
keputusan yang efektif. Semua organisasi memiliki proses bisnis yang
saling terlibat secara terus menerus. Proses bisnis merupakan serangkaian
aktivitas dan tugas yang saling terkait, terkoordinasi, dan terstruktur yang
dilakukan oleh orang, computer, atau mesin yang dapat membantu
mencapai tujuan tertentu suatu organisasi. Untuk membuat keputusan yang
efektif, organisasi harus membuat keputusan apa yang harus mereka buat,
informasi apa yang mereka perlukan, dan cara mengumpulkan serta
mengolah data yang diperlukan dalam menghasilkan informasi (Romney
& Steinbart, 2016).
Di dalam tinjauan proses bisnis ada beberapa keputusan penting dan
kebutuhan informasi yang harus didapatkan, diantaranya seperti proses
perolehan persediaan yang akan mengambil keputusan berupa seberapa
banyak yang harus dibeli sehingga informasi yang dibutuhkan adalah
laporan status persediaan dan analisis pasar. Keputusan terkait pembayaran
karyawan juga penting, informasi yang dibutuhkan adalah penjualan,
waktu kerja dari karyawan tersebut. Proses iklan dan pemasaran, seperti
media mana yang akan dipilih, konten/ isi, yang membutuhkan data seperti
analisis biaya dan cakupan pasar (Romney & Steinbart, 2016).
11
Sistem informasi akuntansi telah disajikan melalui berbagai
pendekatan atau model yang berbeda. Tiap model berevolusi karena
adanya berbagai kekurangan dan batasan dari pendahulunya. Fitur yang
menarik dalam evolusi ini adalah berbagai model yang lebih lama tidak
begitu saja digantikan oleh teknik yang paling baru. Jadi, sewaktu-waktu,
sistem warisan dari berbagai generasi ada dibanyak perusahaan dan sering
sekali berdampingan dalam sebuah perusahaan. Akuntan yang modern
perlu membiasakan diri dengan berbagai karakteristik operasional semua
pendekatan SIA yang mungkin akan dihadapinya. (Hall, 2007).
2. SIA Dalam Menambah Nilai Perusahaan
SIA yang didesain dengan baik, dapat menambah nilai perusahaan
dengan meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produk atau jasa.
Meningkatkan efisiensi, informasi yang tepat waktu membuat pendekatan
manufaktur JIT menjadi memungkinkan, karena pendekatan ini
membutuhkan informasi yang konstan, akurat dan terbaru terkait bahan
baku dan lokasi mereka. Berbagi pengetahuan, dapat meningkatkan operasi
dan memberikan keunggulan kompetitif (Romney & Steinbart, 2016).
Meningkatkan efisiensi dan efektivitas rantai pasokannya, misalnya
memungkinkan pelanggan secara langsung mengakses persediaan dan
sistem entri pesanan penjualan yang dapat mengurangi penjualan dan biaya
pemasaran, sehingga meningkatkan tingkat retensi pelanggan.
Meningkatkan struktur pengendalian internal, yang dapat membantu
12
melindungi sistem dari kecurangan, kesalahan, kegagalan sistem dan
bencana. Meningkatkan pengendalian keputusan (Romney & Steinbart,
2016).
SIA dapat membantu meningkatkan pengambilan keputusan dalam
beberapa cara seperti mengidentifikasi situasi yang membutuhkan tindakan
manajemen, dapat mengurangi ketidakpastian dan memberikan dasar untuk
memilih diantara alternatif tindakan. Dapat menyimpan informasi
mengenai hasil keputusan sebelumnya, dapat memberikan informasi akurat
dan tepat waktu, dapat menganalisis data penjualan untuk menemukan
barang-barang yang dibeli bersama-sama, dan dapat menggunakan
informasi tersebut untuk memperbaiki tata letak barang dagangan atau
untuk mendorong penjualan tambahan barang-barang terkait (Romney &
Steinbart, 2016).
3. Siklus Sistem Informasi Akuntansi
Siklus pendapatan, adalah serangkaian aktivitas bisnis dan operasi
pemprosesan informasi terkait yang terus-menerus dengan menyediakan
barang dan jasa kepada pelanggan dan menerima kas sebagai pembayaran
atas penjualan tersebut. Pertukaran informasi eksternal yang paling utama
dalam siklus ini adlaah dengan pelanggan. Informasi mengenaik aktivitas
siklus pendapatan juga mengalir ke siklus akuntansi lainnya. Sebagai
contoh, siklus pengeluaran dan produksi menggunakan informasi
13
penjualan untuk memulai pembelian atau produksi atas persediaan
tambahan untuk memenuhi permintaan (Romney & Steinbart, 2016).
Siklus pengeluaran, serangkaian aktivitas bisnis dan operasi
pemprosesan informasi terkait yang terus-menerus berhubungan dengan
pembelian serta pembayaran barang dan jasa. Informasi mengenai
kebutuhan untuk membeli barang dan bahan baku mengalir ke siklus
pengeluaran dari siklus pendapatan dan produksi, pengendalian persediaan
dan berbagai departemen. Tujuan utama siklus pengeluaran adalah untuk
meminimalkan total biaya perolehan dan pemeliharaan persediaan,
perlengkapan, dan berbagai layanan yang diperlukan perusahaan untuk
berfungsi (Romney & Steinbart, 2016).
Siklus produksi, serangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan
terkait yang terus menerus berhubungan dengan pembuatan produk. Siklus
produksi berhubungan dalam subsistem lain dalam sistem informasi
perusahaan. Sistem siklus pendapatan menyediakan informasi pesanan
pelanggan dan perkiraan penjualan yang digunakan untuk merencanakan
tingkat produksi dan persediaan. Sebagai balasannya, Sistem informasi
siklus produksi mengirimkan informasi ke siklus pendapatan mengenai
barang jadi yang siap dijual. Untuk informasi mengenai kebutuhan bahan
baku dikirim ke bagian siklus pengeluaran dalam bentuk permintaan
pembelian (Romney & Steinbart, 2016).
14
Siklus manajemen sumberdaya manusia (MSDM) dan penggajian,
sebenarnya merupakan 2 subsistem yang terpisah tetapi saling
berhubungan. Sistem MSDM merupakan aktivitas-aktivitas terkait
informasi mengenai perekrutan, pemecatan, pemindahan, pelatihan dan
kumpulan informasi mengenai penggunaan waktu pegawai yang terjadi
setiap hari. Sistem penggajian merupakan kegiatan mencatat dan mengolah
data yang digunakan untuk membayar gaji pegawai atas jasa yang mereka
berikan. Sistem manajemen sumberdaya manusia dan penggajian harus
didesain mematuhi regulasi pemerintah baik pajak maupun
ketenagakerjaan (Romney & Steinbart, 2016).
Sistem buku besar dan pelaporan, meringkas hasil dan
mengintegrasikan dari berbagai subsistem akuntansi siklus pendapatan,
siklus pengeluaran, siklus produksi dan siklus sumberdaya manusia dan
penggajian. Output yang dihasilkan terbagi dalam dua kategori utama,
yaitu laporan keuangan dan laporan manajerial (Romney & Steinbart,
2016).
4. Keamanan Informasi
Keamanan informasi merupakan landasan keandalan sistem dan
diperlukan untuk mencapai empat prinsip berupa kerahasiaan, privasi,
integritas pemrosesan dan ketersediaan. Prosedur-prosedur keamanan
informasi membatasi akses sistem hanya untuk pengguna yang terotorisasi
15
saja, sehingga melindungi kerahasiaan data keorganisasian yang sensitif
dan privasi atas informasi pribadi yang dikumpulkan dari pelanggan.
Sejumlah prosedur keamanan informasi melindungi integritas informasi
dengan mencegah terjadinya transaksi tanpa izin atau fiktif serta mencegah
adanya perubahan tanpa izin terhadap data atau program tersimpan
(Romney & Steinbart, 2016).
Penipuan komputer (computer fraud) adalah setiap penipuan yang
mensyaratkan teknologi computer untuk melakukan penipuan. Contohnya
meliputi, pencurian, penggunaan, akses, modifikasi, penyalinan, atau
penghancuran yang tidak sah pada perangkat lunak, perangkat keras, atau
data. Pencurian aset yang ditutupi dengan mengganti catatan computer.
Memperoleh informasi atau properti tak berwujud secara ilegal dengan
menggunakan computer (Romney & Steinbart, 2016).
Pengendalian akses pengguna, harus dipahami bahwa orang luar
bukan satu-satunya sumber ancaman. Seorang pegawai bisa saja kurang
puas karena beberapa alasan sehingga dapat berbuat kecurangan seperti
korupsi, atau memaksa untuk diberi informasi yang sensitif. Perlu
pengendalian untuk mengelola identitas pengguna dan akses logis salah
satunya pengendalian preventif, sehingga memungkinkan indentifikasi
secara khusus siapa saja yang mengakses sistem informasi organisasi serta
melacak tindakan yang mereka lakukan (Romney & Steinbart, 2016).
16
a. Pengendalian autentikasi, proses verifikasi identitas seseorang atau
perangkat yang mncoba mengakses sistem. Tujuannya untuk
memastikan bahwa hanya pengguna sah yang dapat mengakses
sistem. Tiga jenis tanda bukti yang dapat digunakan untuk
memverifikasi identitas seseorang :
1) Sesuatu yang mereka ketahui seperti kata sandi atau PIN.
2) Sesuatu yang mereka miliki seperti kartu pintar atau badge ID.
3) Beberapa karakteristik fisik atau perilaku, seperti sidik jari atau
pola tulisan (Romney & Steinbart, 2016).
b. Pengendalian otorisasi, memperketat akses dari pengguna sah
terhadap bagian spesifik sistem dan membatasi tindakan-tindakan
apa saja yang diperbolehkan untuk dilakukan. Tujuannya adalah
untuk menyusun hak serta keistimewaan setiap pegawai dengan cara
menetapkan dan mengelola pemisahan tugas yang tepat (Romney &
Steinbart, 2016).
5. Point Of Sale (POS)
Pengertian dari Point Of Sale (POS) yaitu merupakan kegiatan yang
berorientasi pada penjualan serta sistem yang membantu proses transaksi.
Setiap POS terdiri dari hardware berupa (Terminal/PC, Receipt Printer,
Cash Drawer, Terminal pembayaran, Barcode Scanner) dan software
berupa (Inventory Management, Pelaporan, Purchasing, Customer
Management, Standar Keamanan Transaksi, Return Processing) dimana
17
kedua komponen tersebut digunakan untuk setiap proses transaksi. POS
akan menjadi sangat penting di dunia bisnis karena POS diibaratkan berupa
terminal uang dimana tempat menerima pembayaran dari pembeli kepada
pedagang, karena pembayaran tersebut merupakan indikator bagi pebisnis
untuk mengukur tingkat pendapatan mereka (Permana & Faisal, 2015).
6. Komponen point of sales sistem.
Sumber : Roshandel, 2008.
Gambar 2.1 Block diagram point of sales system.
Sistem POS berisikan perangkat POS yang didalamnya ada central
processing unit (CPU), memori, dan penyimpanan. CPU melakukan
pemrosesan yang ditentukan berdasarkan program yang disimpan dalam
18
memori dan/atau penyimpanan dan menggunakan memori sebagai wilayah
kerja. Sistem POS dapat dihubungkan ke keyboard dan tampilan.
Pengguna dapat mengoperasikan sistem POS melalui keyboard. Pengguna
juga dapat mengoperasikan sistem POS menggunakan layar sentuh atau
input lain yang sesuai alat (Roshandel, 2008).
Printer dan penyimpanan eksternal terhubung ke sistem POS. Printer
dapat mencetak informasi penjualan untuk mencetak tanda terima untuk
diserahkan kepada pelanggan dan penyimpanan eksternal dapat
menyimpan informasi penjualan. Dalam contoh, penyimpanan eksternal
dapat merujuk ke back office sistem komputer dan jaringan perusahaan
(Roshandel, 2008).
Sistem POS juga terintegrasi dengan transaksi penanganan, seperti
laci uang tunai, unit pemrosesan kartu kredit, unit pengeluaran uang dan
sebagainya. Sistem POS terintegrasi perangkat telepon, seperti penerima
kabel dan nirkabel dan mikrofon. Contoh perangkat telepon adalah telepon
Voice Over Internet Protocol (VoIP). Telepon VoIP adalah pesawat
telepon yang dirancang khusus untuk digunakan dalam jaringan VoIP
dengan mengubah audio telepon standar menjadi format digital yang dapat
ditransmisikan melalui Internet, dan dengan mengubah sinyal telepon
digital yang masuk dari internet menjadi audio telepon standar. Telepon
VoIP memungkinkan pengguna untuk memanfaatkan teknologi VoIP
19
tanpa melibatkan komputer pribadi, meskipun koneksi internet diperlukan
(Roshandel, 2008).
Sebagaimana dijelaskan di atas, sistem POS adalah alat dengan
mekanisme antarmuka manusia seperti keyboard, keypad numerik, layar
sentuh, pengenalan suara, atau mekanisme atau proses lain yang dirancang
khusus untuk melayani proses bisnis. Contoh alat POS yang digunakan
konsumen di toko ritel, bank, atau bandara. Contoh sistem POS lainnya
termasuk sistem POS ritel yang dioperasikan oleh personil toko ritel untuk
menentukan harga akurat, perhitungan pajak, dan transaksi dokumentasi
(tanda terima) untuk konsumen. (Roshandel, 2008).
7. Input, Proses dan Output Point Of Sales (POS).
Sumber : Permana & Faisal, 2015
Gambar 2.2 Input, Proses dan Output Point Of Sales (POS).
20
POS terdiri dari input, proses, dan output. Input merupakan data yang
akan dimasukkan ke aplikasi, yang terdiri dari beberapa elemen seperti data
pengguna, data costumer, data supplier, data master barang serta data stock.
Proses POS merupakan hal yang berlangsung sesuai dengan proses bisnis
yang ada, meliputi aktivitas yang dilakukan berdasarkan input dari POS.
Kegiatannya berupa kelola stok barang, pembelian, penjualan, pembayaran
piutang, pembayaran hutang. Output yang dihasilkan berupa laporan utama
dari setiap proses yang ada, yang meliputi tutup inventory, backup
database, reporting, dan tutup aplikasi. (Permana dan Faisal, 2015).
Berikut data input, proses dan informasi output menurut Permana dan
Faisal (2015) :
a. Data input (masukan).
1) Data pengguna, data pengguna digunakan untuk mengelola
pengguna yang akan menggunakan aplikasi ini dan digunakan
dalam proses login ketika awal menggunakan aplikasi ini, data
yang ada dalam data pengguna meliputi id user, nama, kata
sandi, jabatan dan kode pengguna.
2) Data pelanggan, data yang ada dalam data pelanggan berupa
kode pelanggan, nama pelanggan, nomor telepon dan nomor
faximilie.
3) Data pemasok, digunakan untuk mendata pemasok yang
melakukan transaksi, data yang ada dalam data pemasok
21
meliputi kode pemasok, nama pemasok, nomor telepon dan
nomor faximilie.
4) Ketegori barang, dilakukan untuk pemisahan jenis barang dan
dibutuhkan sebelum barang dimasukkan, terdapat ID kategori
dan deskripsi kategori.
5) Data Stok, terdapat tanggal, kriteria pencarian dan nilai
pencarian.
b. Proses
1) Kelola stok barang, mengelola perubahan stok barang akibat
terjadinya transaksi baik pembelian maupun penjualan.
2) Pembelian, mengelola pembelian termasuk retur pembelian,
ketika menjalankan proses ini pengguna harus memasukkan
nomor faktur dan nama pemasok dari barang yang dibeli,
kemudian pengguna dapat menambahkan barang yang telah
dibelinya dibagian bawah dari nomor faktur dan nama pemasok
sehingga proses pembelian dapat dilakukan.
3) Penjualan, proses penjualaan menampilkan secara urut dan
otomatis nomor faktur setiap kali transaksi. Pembayaran dalam
transaksi dapat melalui tunai ataupun hutang.
4) Pembayaran hutang, menampilkan hutang yang dimiliki dan
dapat memasukkan tanggal lunas dari hutang yang ada.
22
5) Pembayaran piutang, menampilkan piutang yang dimiliki toko
dan dapat memasukkan tanggal lunas dari piutang yang ada.
c. Informasi output (keluaran).
1) Tutup inventory, menampilkan jumlah stok barang yang
tersedia serta dapat dilihat dan dicetak sesuai tanggal yang
ditentukan. Serta terdapat fitur pencarian data dengan berbagai
kriteria barang.
2) Backup database, bertujuan untuk membuat cadangan data
diluar aplikasi sehingga apabila ada kesalahan sistem dalam
aplikasi, dapat langsung dikembalikan seperti semula. Backup
database merupakan salah satu dari penerapan disaster
recovery plan (DRP).
3) Laporan, dapat ditampilkan berdasarkan kata kunci atau secara
keseluruhan dan sudah terintegrasi dengan pencetakan. Yang
dilaporkan berupa penjualan dan detail penjualan termasuk
retur penjualan, pembelian dan detail pembelian termasuk retur
pembelian, piutang, hutang, master barang dan pemasok.
4) Tutup aplikasi.
8. Ancaman dan pengendalian
Tabel 2.1 Ancaman dan pengendalian siklus pendapatan
Aktivitas Ancaman Pengendalian
Masalah-
masalah
umum
1. Data induk yang tidak
akurat atau tidak valid
2. Pengungkapan yang tidak
diotorisasi
1.1. Pengendalian integritas
pemrosesan data
1.2. Pembatasan akses ke
data induk
23
3. Kehilangan atau
penghancuran data
4. Kinerja buruk
1.3. Tinjauan atas seluruh
perubahan terhadap data
induk
Entri
pesanan
penjualan
5. Pesanan yang tidak lengkap
atau tidak akurat
6. Pesanan yang tidak valid
2.1. Pengendalian akses
2.2. Enkripsi
3.1. Backup dan prosedur
pemulihan bencana
4.1. Laporan manajerial
Penerimaan
kas
7. Pencurian kas 5.1. Pengendalian edit entri
data
5.2. Pembatasan akses ke
data induk
6.1. Tanda tangan digital
atau tanda tangan tertulis
7.1. Pemisahan tugas
7.2. Setoran harian dari
seluruh penreimaan kas
7.3. Penggunaan EFT, FEDI,
dan peti uang
Sumber : Romney & Steinbart (2016)
Tabel 2.2 Aplikasi pengendalian untuk integritas pemrosesan
Tahap
proses
Ancaman/ risiko Pengendalian
Input - Tidak valid
- Tidak diotorisasi
- Tidak lengkap
- Tidak akurat
Bentuk desain, pembatalan dan
penyimpanan dokumen, otorisasi dan
pemisahan tugas pengendalian,
pemindaian visual, dan pengendalian
entri data.
Proses Kesalahan dalam output dan
data yang tersimpan
Pencocokan data, label file, total
batch, pengujian saldo cross-footing,
dan saldo nol, mekanisme menulis
perlindungan, pemrosesan database,
pengendalian integritas.
Output - Penggunaan laporan
hang tidak akurat atau
tidak lengkap
- Pengungkapan yang
tidak diotorisasi
informasi sensitif
- Kehilangan, perubahan,
atau pengungakapan
informasi transit
Pemeriksaan dan rekonsilias, enkripsi
dan pengendalian akses, pengecekan
berimbang, teknik pengakuan pesan.
Sumber : Romney & Steinbart (2016)