bab ii landasan teori - repository.bsi.ac.id filesistem dapat berasal dari keluaran dan dapat pula...
TRANSCRIPT
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka
A. Konsep Dasar Sistem
Pendekatan sistem merupakan suatu filsafat atau persepsi tentang struktur
yang mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan dan operasi-operasi dalam suatu
organisasi dengan cara yang efisien dan yang paling baik. Terdapat dua kelompok
pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada
prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya. Pendekatan
sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai suatu
jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul
bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu
sasaran tertentu. Pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari prosedur
lebih menekankan urut-urutan operasi di dalam sistem. Sedangkan pendekatan
yang lebih menekankan pada komponen atau elemennya mendefinisikan sistem
sebagai kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.
Setiap sistem pasti terdiri dari struktur dan proses. Struktur sistem
merupakan unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut. Sedangkan proses
sistem menjelaskan cara kerja setiap unsur sistem tersebut dalam mencapai tujuan
sistem. Setiap sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar yang
disebut suprasistem dan terdiri dari berbagai sistem yang lebih kecil yang disebut
dengan subsistem. Unsur-unsur yang mewakili suatu sistem secara umum adalah
10
11
masukan, pengolahan dan keluaran. Akan tetapi, suatu sistem dapat
dikembangkan hingga menyertakan media penyimpanan dan senantiasa tidak
terlepas dari lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, umpan balik untuk suatu
sistem dapat berasal dari keluaran dan dapat pula berasal dari lingkungan sekitar
sistem. Organisasi di pandang sebagai suatu sistem yang tentunya akan memiliki
semua unsur-unsur ini.
Teori sistem melahirkan konsep-konsep futuristik, antara lain yang terkenal
adalah konsep sibernetika. Konsep atau bidang kajian ilmiah ini terutama
berkaitan dengan upaya-upaya untuk menerapkan berbagai disiplin ilmu yaitu
ilmu perilaku, fisika, biologi dan teknik. Oleh karena itu, sibernetika biasanya
berkaitan dengan usaha-usaha otomasi tugas-tugas yang dilakukan oleh manusia,
sehingga melahirkan studi-studi tentang robotika, kecerdasan buatan dan lain
sebagainya. Konsep lain yang terkandung dalam definisi tentang sistem adalah
konsep sinergi. Konsep ini mengandaikan bahwa di dalam suatu sistem, keluaran
dari suatu organisasi diharapkan lebih besar dibandingkan keluaran individual
atau keluaran masing-masing bagian. Kegiatan bersama dari bagian yang terpisah
tetapi saling berhubungan secara bersama-sama akan menghasilkan efek total
yang lebih besar dibandingkan jumlah bagian secara individu dan terpisah.
Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yang
mencirikan bahwa hal tersebut bisa dikatakan sebagai suatu sistem. yaitu adalah
sebagai berikut:
1. Komponen Sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang saling
berinteraksi, yang artinya saling berkerja sama membentuk satu kesatuan.
12
Komponen-komponen atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu
subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-
sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi
proses sistem secara keseluruhan.
2. Batas Sistem
Merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang
lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu
sistem di pandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan
ruang lingkup dari sistem tersebut.
3. Lingkungan Luar Sistem
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun di luar batas dari sistem yang
mempengaruhi sistem. Lingkungan luar dapat bersifat menguntungkan dan
dapat pula bersifat merugikan. Lingkungan luar yang menguntungkan
merupakan energi bagi sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan
dipelihara. Sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan
dikendalikan, kalau tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari
sistem.
4. Penghubung Sistem
Penghubung merupakan media yang menghubungkan antara satu subsistem
dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-
sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. Keluaran dari
satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem yang lainnya melalui
penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berinteraksi dengan
subsistem yang lainnya, sehingga membentuk satu kesatuan.
13
5. Masukan Sistem
Masukan adalah energi yang dimasukan ke dalam sistem. Masukan dapat
berupa masukan perawatan dan masukan sinyal. Masukan perawatan adalah
energi yang dimasukan agar sistem tersebut dapat beroperasi. Sedangkan
masukan sinyal adalah energi yang di proses untuk didapatkan keluaran.
6. Keluaran Sistem
Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi
keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan
masukan untuk subsistem yang lain atau kepada suprasistem.
7. Pengolah Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sebagai
pengolahnya. Pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran.
8. Tujuan atau Sasaran Sistem
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Tujuan atau sasaran dari
sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan
keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila
mengenai tujuan atau sasarannya.
B. Konsep Dasar Program
Komputer merupakan salah satu alat bantu dalam menyelesaikan suatu
masalah. Namun, masalah yang ingin diselesaikan tidak dapat langsung diajukan
begitu saja kepada komputer, karena komputer tidak mengerti perintah yang kita
berikan dan tidak tahu bagaimana cara mengerjakan perintah tersebut. Agar
komputer dapat menyelesaikannya, maka kita perlu merumuskan langkah-langkah
14
penyelesaian masalah tersebut ke dalam suatu rangkaian perintah yang dimengerti
oleh komputer. Komputerlah yang nanti akan mengerjakan rangkaian perintah
tersebut, karena komputer dapat mengerjakannya dengan cepat, akurat, bahkan
berulang-ulang tanpa kenal lelah dan bosan.
Menurut Kadir (2009:11) program adalah “kumpulan perintah yang
digunakan untuk mengatur kerja komputer”. Program dimasukan ke dalam
komputer, komputer mengerjakan instruksi-instruksi dalam program tersebut, lalu
memberikan hasil atau keluaran yang diinginkan. Tetapi ada kemungkinan
komputer tidak dapat melaksanakan program yang kita buat karena bahasa yang
kita gunakan tidak dapat dipahaminya. Agar program dapat dilaksanakan oleh
komputer, maka program tersebut harus ditulis dalam bahasa yang dimengerti
oleh komputer. Karena komputer adalah mesin, maka komputer harus ditulis
dalam bahasa yang khusus dibuat untuk berkomunikasi dengan komputer. Bahasa
komputer yang digunakan dalam menulis program dinamakan bahasa
pemrograman.
Pada mulanya kita mempelajari suatu bahasa pemrograman melalui aturan
tata bahasanya. Bahasa pemrograman yang berbeda mempunyai aturan tata bahasa
yang berbeda pula. Bahkan, sebuah bahasa yang sama dapat mempunyai beberapa
versi (sesuai perkembangannya), dan setiap versi dirancang untuk komputer atau
lingkungan sistem operasi tertentu. Antara satu versi bahasa dengan versi lainnya
terdapat beberapa perbedaan. Jadi, agar program dapat dijalankan pada komputer
yang lain, kita harus menulis program dalam versi bahasa yang sesuai dengan
komputer tersebut. Dengan kata lain, pemrogram sangat terikat dengan aturan dan
bahasa dan spesifikasi mesin yang akan dijalankannya.
15
Saat ini, dengan berkembangnya teknik pemrograman, kita tidak lagi
memecahkan masalah dengan langsung menulis programnya dengan bahasa
pemrograman. Kita mulai memikirkan suatu cara penyelesaian masalah yang akan
diprogram dengan menekankan pada desain atau rancangan yang mewakili
pemecahan masalah tersebut. Desain ini independen dari bahasa pemrograman
yang digunakan dan komputer yang menjalankan program. Desain menyajikan
cara berpikir si pemrogram dalam menyelesaikan masalah. Desain berisi urutan
langkah-langkah pencapaian solusi yang ditulis dalam notasi-notasi deskriptif.
Urutan langkah-langkah yang sistematis untuk menyelesaikan sebuah masalah
dinamakan algoritma. Notasi yang digunakan untuk menuliskan algoritma disebut
notasi algoritma. Notasi algoritma bukan notasi bahasa pemrograman, karena itu
program dalam notasi algoritma tidak dapat dijalankan oleh komputer. Agar dapat
dijalankan oleh komputer, program dalam notasi algoritma harus diterjemahkan
ke dalam notasi bahasa pemrograman yang dipilih.
C. Pemodelan Visual
Peralatan pendukung berfungsi untuk menjelaskan tentang bagaimana
sistem informasi bekerja serta merupakan alat yang digunakan untuk
menggambarkan suatu desain sistem dengan menggunakan pemodelan visual.
Pemodelan adalah gambaran dari realita yang simpel dan dituangkan dalam
bentuk pemetaan dengan aturan tertentu. Seperti yang kita ketahui bahwa akan
lebih mudah memahami suatu hal dengan menggunakan visual, agar yang
berkepentingan dapat mengerti bagaimanakah ide yang akan dikerjakan.
Pemodelan juga banyak digunakan untuk merencanakan suatu hal agar kegagalan
16
dan resiko yang mungkin terjadi dapat diminimalisir. Pemodelan visual adalah
suatu cara berpikir tentang persoalan menggunakan model-model yang
diorganisasikan seputar dunia nyata. Pemodelan visual didefinisikan sebagai
proses pemodelan sistem informasi menggunakan pengaturan standar elemen
grafik.
Pemodelan visual bertujuan untuk memahami persoalan, memungkinkan
adanya komunikasi antara orang-orang yang terlibat dalamnya, menunjukkan
interaksi antara pengguna dengan sistem, objek-objek dalam sistem, dan antar
sistem itu sendiri. Model adalah abstraksi yang menjelaskan hal-hal signifikan
pada persoalan yang komplek dengan mengabaikan hal-hal yang tidak diperlukan,
sehingga membuat persoalan lebih mudah dipahami. Sedangkan abstraksi itu
sendiri merupakan kemampuan dasar manusia yang memungkinkan berurusan
dengan sesuatu yang komplek.
Perangkat pemodelan adalah suatu model yang digunakan untuk
menguraikan sistem menjadi bagian-bagian yang dapat diatur dan
mengkomunikasikan ciri konseptual dan fungsional kepada pengamat.
Pengembang harus membuat dan menampilkan beberapa pandangan dari sudut
berbeda terhadap suatu sistem yang dihadapi, membangun model menggunakan
notasi-notasi yang tepat, melakukan verifikasi bahwa model yang dibuatnya
memenuhi persyaratan-persyaratan sistem, dan menambahkan detail secara
berangsur-angsur untuk mentrasformasikan model menjadi implementasi. Notasi
diperlukan untuk memodelkan sistem yang akan dibangun, diperlukan proses
pengembangan sistem informasi yang baik, dan adanya perkakas yang tangguh
17
untuk mewujudkan model yang telah dibuat dengan notasi dan proses yang baik
ke dalam sistem nyata.
Notasi memainkan peranan penting dalam pemodelan. Ada tiga peranan
yaitu:
1. Sebagai bahasa untuk mengkomunikasikan keputusan yang tidak nampak atau
tidak dapat diturunkan dari kode itu sendiri.
2. Menyediakan semantik yang cukup untuk memahami semua keputusan
strategis dan taktis yang penting.
3. Menawarkan bentuk yang kongkrit sebagai bahan pertimbangan untuk
mengolahnya.
D. Unified Modeling Language (UML)
Pada perkembangan teknologi perangkat lunak, diperlukan adanya bahasa
yang digunakan untuk memodelkan perangkat lunak yang akan dibuat dan perlu
adanya standardisasi agar dapat dimengerti oleh yang berkepentingan. Muncul
dari ide untuk membuat sebuah bahasa yang dapat dimengerti semua orang karena
adanya kebutuhan pemodelan visual untuk menspesifikasikan, menggambarkan,
membangun, dan dokumentasi dari sistem perangkat lunak serta merupakan
gabungan dari beberapa konsep dimana James R. Rumbaigh, Grady Booch, dan
Ivan Jacobson bergabung dalam sebuah perusahaan yang bernama Rational
Software Corporation menghasilkan bahasa yang disebut Unified Modeling
Language (UML). UML merupakan bahasa visual untuk pemodelan dan
komunikasi mengenai sebuah sistem dengan menggunakan diagram dan teks-teks
pendukung. UML hanya berfungsi untuk melakukan pemodelan. Jadi penggunaan
18
UML tidak terbatas pada metodologi tertentu, meskipun pada kenyataannya UML
paling banyak digunakan pada metodologi berorientasi objek.
Seperti yang kita ketahui bahwa banyak hal di dunia sistem informasi yang
tidak dapat dibakukan, semua tergantung kebutuhan, lingkungan dan konteksnya.
Begitu juga dengan perkembangan penggunaan UML bergantung pada level
abstraksi penggunaannya. Jadi, belum tentu pandangan yang berbeda dalam
penggunaan UML adalah suatu yang salah, tapi perlu ditelaah dimanakah UML
digunakan dan hal apa yang ingin divisualkan. Sistem informasi bukanlah ilmu
pasti, maka jika ada banyak perbedaan dan interpretasi di dalam bidang sistem
informasi merupakan hal yang sangat wajar.
Menurut Chonoles dalam Widodo dan Herlawati (2011:6) mengatakan
bahwa “Unified Modeling Language (UML) sebagai bahasa, yang berarti
memiliki sintaks dan semantik”. Ketika membuat model menggunakan konsep
UML ada aturan-aturan yang harus diikuti, sesuai standar yang ada. Blok
pembangun utama UML adalah diagram. UML bukan sekedar diagram, tetapi
juga menceritakan konteksnya. UML diaplikasikan untuk maksud tertentu,
diantaranya untuk merancang perangkat lunak, sarana komunikasi antara
perangkat lunak dengan proses bisnis, menjabarkan sistem secara rinci untuk
analisa dan mencari apa yang diperlukan sistem, serta mendokumentasikan sistem
yang ada, proses-proses dan organisasinya. Beberapa diagram ada yang rinci
(jenis timing diagram) dan lainnya ada yang bersifat umum (misalnya diagram
kelas). Saat ini UML merupakan alat komunikasi yang konsisten dalam
mensuport para pengembang sistem. Menurut Pilone dalam Widodo dan
Herlawati (2011:7) mengemukakan bahwa “sebagai perancang sistem, mau tidak
19
mau pasti akan menjumpai UML, baik kita sendiri yang membuat atau sekedar
membaca diagram UML buatan orang lain”.
Tidak ada batasan yang jelas antara aneka ragam konsep dan konstruksi di
dalam UML, tapi untuk pemahaman yang lebih mudah, UML dibagi menjadi
beberapa pandangan (view). Pandangan adalah bagian yang simpel dari konstruksi
pemodelan UML yang merepresentasikan aspek dari sebuah sistem. Pembagian
menjadi pandangan yang berbeda bukanlah sesuatu yang baku tergantung dari
kebutuhan, tapi diharapkan dengan adanya pandangan akan memudahkan
konstruksi UML. Satu atau lebih diagram merepresentasikan konsep notasi visual
pada setiap pandangan.
Menurut Widodo dan Herlawati (2011:10) beberapa literatur menyebutkan
bahwa UML menyediakan sembilan jenis diagram, yang lain menyebutkan
delapan karena ada beberapa diagram yang digabung, misalnya diagram
komunikasi, diagram urutan dan diagram pewaktuan digabung menjadi diagram
interaksi. Namun demikian model-model itu dapat dikelompokkan berdasarkan
sifatnya yaitu statis atau dinamis. Diagram UML yang penulis gunakan dalam
penulisan skripsi ini terdiri dari empat diagram yaitu:
1. Diagram Aktivitas (Activity Diagram)
Diagram aktivitas digunakan untuk menggambarkan proses bisnis (alur kerja)
secara berurutan suatu sistem informasi. Sebuah diagram aktivitas
menunjukkan suatu alur kegiatan secara berurutan. Diagram aktivitas
digunakan untuk mendeskripsikan kegiatan-kegiatan dalam sebuah operasi
meskipun juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan alur kegiatan yang
lainnya seperti use case atau suatu interaksi. Yang perlu diperhatikan disini
20
adalah bahwa diagram aktivitas menggambarkan aktivitas sistem bukan apa
yang dilakukan aktor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem. Diagram
aktivitas mendukung perilaku paralel. Diagram aktivitas mendeskripsikan
aliran kerja dari perilaku sistem. Diagram ini hampir sama dengan diagram
status karena kegiatan-kegiatannya merupakan status suatu pekerjaan dengan
menunjukkan kegiatan yang dilakukan secara berurutan. Sebaiknya diagram
aktivitas digunakan untuk melengkapi diagram lain seperti diagram interaksi
dan diagram status, karena diagram aktivitas dapat mengetahui aliran sistem
yang akan dirancang. Selain itu diagram aktivitas bermanfaat untuk
menganalisis use case melalui penggambaran aksi-aksi yang dibutuhkan,
penggambaran algoritma berurutan yang kompleks, dan pemodelan aplikasi
dengan proses paralel. Tetapi diagram aktivitas tidak menunjukkan bagaimana
objek berperilaku atau objek berkolaborari secara detil. Diagram aktivitas
dibaca dari atas ke bawah, mungkin bercabang untuk menunjukkan kondisi,
keputusan dan atau memiliki kegiatan paralel. Penggambaranya dilakukan
dengan langkah membuat simbol status awal ketika mengawali diagram,
gambarkan aksi pertama dan seterusnya sesuai aliran kegiatan sistem (gunakan
sebuah fork ketika berbagai aktivitas terjadi secara bersamaan, setelah
penggabungan seluruh kegiatan paralel, harus digabungkan dengan simbol
join), cabang keputusan digunakan untuk menunjukkan suatu kegiatan yang
memenuhi kondisi tertentu (seluruh pancabangan diakhiri tanda penggabungan
(menggunakan tanda decision) sebagai akhir perilaku tersebut), serta akhiri
diagram dengan simbol status akhir. Diagram aktivitas dapat dibagi menjadi
beberapa object swimlane untuk menggambarkan objek mana yang
21
bertanggung jawab untuk aktivitas tertentu. Diagram aktivitas juga banyak
digunakan untuk mendefinisikan hal-hal berikut:
a. Rancangan proses bisnis dimana setiap urutan aktivitas yang digambarkan
merupakan proses bisnis sistem yang didefinisikan.
b. Urutan atau pengelompokan tampilan dari sistem (user interface) dimana
setiap aktivitas dianggap memiliki sebuah rancangan antarmuka tampilan.
c. Rancangan pengujian dimana setiap aktivitas dianggap memerlukan sebuah
pengujian yang perlu didefinisikan kasus ujinya.
2. Diagram Use Case (Use Case Diagram)
Kebutuhan fungsional akan digambarkan melalui sebuah diagram yang
dinamakan diagram use case. Diagram use case merupakan pemodelan untuk
menggambarkan kelakuan (behavior) sistem yang akan dibuat. Use case
mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem
yang akan dibuat. Diagram use case menyajikan interaksi antara use case dan
aktor. Dimana, aktor dapat berupa orang, peralatan, atau sistem lain yang
berinteraksi dengan sistem yang sedang dibangun. Aktor meliputi semua yang
ada di luar sistem. Use case menggambarkan fungsionalitas sistem atau
persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi sistem dari pandangan pemakai.
Use case meliputi semua yang ada di dalam sistem. Aktor dan Use case
menggambarkan ruang lingkup sistem yang sedang dibangun. Dengan
pengertian yang cepat, diagram use case digunakan untuk mengetahui fungsi
apa saja yang ada di dalam sebuah sistem dan siapa saja yang berhak
menggunakan fungsi-fungsi tersebut. Sistem yang kita buat tidak selalu
menggambarkan aktivitas internal, eksternal pun harus diperhatikan. Use case
22
menggambarkan external view dari sistem yang akan kita buat modelnya.
Diagram use case adalah penggambaran sistem dari sudut pandang pengguna
sistem tersebut (user), sehingga pembuatannya lebih dititikberatkan pada
fungsionalitas yang ada pada sistem, bukan berdasarkan alur atau aturan
kejadian. Menurut Pooley dalam Widodo dan Herlawati (2011:16) mengatakan
bahwa “model use case dapat dijabarkan dalam diagram use case, tetapi yang
perlu diingat, diagram tidak identik dengan model karena model lebih luas dari
diagram”. Hal lain yang perlu diingat pula mengenai diagram use case adalah
diagram use case bukan menggambarkan tampilan antarmuka (user interface),
arsitektur dari sistem, kebutuhan nonfungsional, dan tujuan performansi.
Dengan kata lain, use case menggambarkan bagaimana seseorang
menggunakan sistem. Komponen pembentuk diagram use case adalah:
a. Aktor (Actor)
Menggambarkan pihak-pihak yang berperan dalam sistem. Aktor
mempresentasikan seseorang atau sesuatu (seperti perangkat, sistem lain)
yang berinteraksi dengan sistem. Pada diagram, aktor digambarkan dengan
stick man. Tiga tipe aktor yaitu pengguna sistem, sistem lain yang
berhubungan dengan sistem yang sedang dibangun, dan waktu. Aktor
menggunakan kata benda.
b. Use Case
Aktivitas atau sarana yang disiapkan oleh bisnis atau sistem. Menurut
Whitten dalam Widodo dan Herlawati (2011:21) mengartikan use case
sebagai “urutan langkah-angkah yang secara tindakan saling terkait
(skenario), baik terotomatisasi maupun secara manual, untuk tujuan
23
melengkapi satu tugas bisnis tunggal”. Pada diagram, use case digambarkan
dengan bentuk elips atau oval. Use Case menggunakan kata kerja.
c. Relasi
Aktor mana saja yang terlibat dalam use case ini. Pada diagram, relasi
digambarkan dengan garis antara dua simbol. Arah panah relasi pada use
case mengarah pada use case yang lebih besar kontrolnya atau yang dipakai.
3. Diagram Sekuen (Sequence Diagram)
Diagram sekuen digunakan untuk menunjukkan aliran fungsionalitas dalam use
case. Diagram sekuen adalah diagram interaksi yang disusun berdasarkan
urutan waktu. Kita membaca diagram sekuen dari atas ke bawah. Setiap
diagram sekuen merepresentasikan satu aliran dari beberapa aliran di dalam use
case. Diagram sekuen menggambarkan kelakuan objek pada use case dengan
mendeskripsikan waktu hidup objek dan pesan yang dikirimkan dan diterima
antarobjek. Oleh karena itu untuk menggambarkan diagram sekuen maka harus
diketahui objek-objek yang terlibat dalam sebuah use case beserta metode-
metode yang dimiliki kelas yang diinstansiasi menjadi objek itu. Masing-
masing objek mempunyai lifeline, digambarkan dengan garis putus-putus
secara vertikal di bawah objek. Lifeline dimulai saat sebuah objek diinstansiasi
dan berakhir saat objek dimusnahkan. Sebuah pesan digambarkan antara
lifeline dari dua objek untuk menunjukkan bahwa dua objek tersebut
berkomunikasi. Setiap pesan menggambarkan satu objek memanggil fungsi
tertentu (fungsi panggil) di objek lainnya. Kemudian dilangkah selanjutnya
pesan-pesan ini dapat didefinisikan sebagai operasi untuk sebuah kelas, setiap
pesan dapat menjadi sebuah operasi. Pesan dapat releksif (terhadap dirinya
24
sendiri), menunjukkan bahwa sebuah objek memanggil sebuah operasi di
dirinya sendiri (dalam bahasa pemrograman fungsi private). Banyaknya
diagram sekuen yang harus digambar adalah sebanyak pendefinisian use case
yang memiliki proses sendiri atau yang penting semua use case yang telah
didefinisikan interaksi jalannya pesan sudah dicakup pada diagram sekuen
sehingga semakin banyak use case yang didefinisikan maka diagram sekuen
yang dibuat juga semakin banyak. Penomoran pesan berdasarkan urutan
interaksi pesan. Penggambaran letak pesan harus berurutan, pesan yang lebih
atas dari lainnya adalah pesan yang berjalan lebih dahulu.
4. Diagram Deployment (Deployment Diagram)
Diagram deployment digunakan untuk menggambarkan konfigurasi komponen
pada saat instalasi sistem informasi. Diagram deployment menunjukkan tata
letak sebuah sistem secara fisik, menampakkan bagian-bagian software yang
berjalan pada bagian-bagian hardware yang digunakan untuk
mengimplementasikan sebuah sistem dan keterhubungan antara komponen-
komponen hardware tersebut. Diagram deployment mewakili pandangan
pengembangan sistem sehingga hanya akan ada satu diagram deployment untuk
satu sistem. Diagram deployment terdiri dari node dan node merupakan
perangkat keras fisik yang digunakan untuk menyebarkan aplikasi. Tiap node
pada diagram deployment mewakili satu unit komputasi sistem yang dalam
banyak hal merupakan bagian dari perangkat keras. Diagram deployment
umumnya memiliki node dan hubungan kebergantungan. Memungkinkan juga
dalam diagram deployment terdapat komponen. Diagram deployment
25
menunjukkan konfigurasi komponen dalam proses eksekusi aplikasi. Diagram
deployment juga dapat digunakan untuk memodelkan hal-hal berikut:
a. Sistem tambahan (embedded system) yang menggambarkan rancangan
device, node, dan hardware
b. Sistem client/server
c. Sistem terdistribusi murni
d. Rekayasa ulang aplikasi
E. Konsep Dasar Sistem Informasi
Dengan diterapkannya komputer dalam suatu sistem informasi, para
pengguna dimudahkan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Hal ini
terwujud berkat adanya data yang tersimpan dalam basis data (database). Menurut
Alter dalam Kadir (2009:7) yang dimaksud dengan sistem informasi adalah
“kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang dan teknologi informasi yang
diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi”. Menurut Kadir
(2009:3) “data adalah suatu bahan mentah yang kelak dapat diolah lebih lanjut
untuk menjadi sesuatu yang lebih bermakna”. Data inilah yang nantinya akan
disimpan dalam database. Dalam sistem informasi berbasis komputer maka
database merupakan kumpulan data yang distrukturkan sehingga memungkinkan
kemudahan dalam pemrosesan untuk menghasilkan suatu informasi. Sebuah
database menghimpun data yang terkait atau data yang saling berhubungan,
kumpulan data tersebut terorganisasi, dan bisa melibatkan lebih dari satu
organisasi. Sebuah database mencatat berbagai data yang diperlukan oleh suatu
organisasi. Rekaman-rekaman data tersebut pada suatu saat akan diambil dan
26
melalui suatu pemrosesan akan diperoleh informasi yang dikehendaki oleh
pengguna.
Informasi bermuara pada data, memberikan suatu nilai tambah atau
pengetahuan bagi yang menggunakan, dan dapat digunakan untuk pengambilan
keputusan. Dalam bentuk yang sederhana, data bisa menjadi informasi. Agar data
tersebut menjadi informasi, acapkali perlu dilakukan penambahan item-item dan
penyediaan suatu kerangka sehingga memberikan suatu makna. Seringkali
dinyatakan bahwa informasi adalah hasil pemrosesan data. Prosesnya sendiri
dapat berupa peringkasan, pererataan, penyajian ke bentuk grafik, ataupun yang
lain, dengan tujuan untuk memudahkan interpretasi pengguna. Data bisa menjadi
informasi karena ada paramenter lain yang memengaruhi, yaitu pengetahuan awal
dan waktu. Dengan kata lain, pengetahuan awal yang dimiliki oleh seseorang dan
ketepatan waktu dapat membuat suatu data menjadi informasi (atau tidak lagi
menjadi informasi). Makna yang terkandung dalam informasi itu sendiri bisa
berubah dari satu masa ke masa lain.
F. Entity Relationship Diagram (ERD)
Salah satu jenis database yang populer saat ini adalah database relasional
(relational database). Database relasional adalah jenis database yang
menggunakan model relasional. Pada model relasional, data disusun dalam bentuk
sejumlah relasi atau tabel. Setiap tabel tersusun atas sejumlah baris dan kolom.
Baris mewakili satu kesatuan data, sedangkan kolom menyatakan bagian-bagian
yang menyusun sebuah baris. Satu tabel bisa berhubungan dengan relasi atau tabel
lain. Hubungan dibentuk melalui mekanisme kunci primer (primary key) dan
27
kunci asing (foreign key). Kunci primer adalah suatu kolom (atau gabungan
beberapa kolom) yang dapat digunakan untuk membedakan antara satu baris
dengan baris yang lain. Kunci asing adalah suatu kolom yang merujuk ke kunci
primer pada tabel lain. Terkait dengan database relasional, dikenal jenis Database
Management Systems (DBMS) yang disebut Relational Database Management
Systems (RDBMS). DBMS adalah suatu perangkat lunak yang ditujukan untuk
menangani penciptaan, pemeliharaan, dan pengendalian akses data. Dengan
menggunakan perangkat lunak ini pengelolaan data menjadi mudah dilakukan.
Langkah awal yang dilakukan dalam perancangan database adalah
melakukan pengumpulan kebutuhan akan informasi yang diperlukan dalam suatu
organisasi atau perusahaan kemudian menganalisisnya. Penggalian kebutuhan
informasi ini dilakukan dengan cara antara lain melakukan wawancara,
mengamati sistem yang sedang berjalan, dan mempelajari dokumen-dokumen
yang tersedia. Dengan cara seperti ini data yang digunakan untuk menyusun
informasi bisa teridentifikasi. Setelah kebutuhan organisasi atau perusahaan
dikumpulkan dan dianalisis, langkah perancangan konseptual segera bisa
dilaksanakan. Pada tahap inilah data yang dibutuhkan oleh organisasi atau
perusahaan dikelompokkan menurut kriteria tertentu. Kemudian antara satu grup
data dengan grup data yang lain dilengkapi dengan hubungan. Dalam terminologi
database, grup data tersebut dinamakan entitas. Adapun hubungan antar entitas
biasa dijabarkan dengan menggunakan diagram hubungan entitas (entity
relationship diagram). Perancangan logis merupakan suatu tahapan yang
digunakan untuk menentukan hasil perancangan konseptual ke dalam bentuk yang
nantinya akan diimplementasikan dalam DBMS. Dengan kata lain, hasil
28
perancangan ini sudah memikirkan jenis DBMS yang akan digunakan. Jika jenis
DBMS yang digunakan adalah jenis relasional, maka skema konseptualnya yang
berupa model entity relationship dipetakan atau ditransformasikan ke dalam
bentuk relasi atau tabel. Langkah terakhir dalam perancangan database berupa
tahapan yang dinamakan perancangan fisik. Perancangan ini sangat spesifik
terhadap DBMS yang digunakan.
Pada perancangan konseptual diperlukan suatu pendekatan yang digunakan
untuk menggambarkan hubungan antar data. Hubungan tersebut dapat dinyatakan
dalam bentuk model entity relationship. Model entity relationship adalah suatu
model yang digunakan untuk menggambarkan data dalam bentuk entitas, atribut,
dan hubungan antar entitas. Model ini dinyatakan dalam bentuk diagram. Itulah
sebabnya model entity relationship acapkali juga disebut sebagai entity
relationship diagram (ERD). Model seperti ini tidak mencerminkan bentuk fisik
yang nantinya akan disimpan dalam database, melainkan hanya bersifat
konseptual dan tidak bergantung pada produk DBMS yang akan digunakan. ERD
melibatkan sejumlah notasi, yaitu:
1. Entitas (Entity)
Menurut Elmasri dan Navathe dalam Kadir (2009:31) yang dimaksud dengan
entitas adalah “sesuatu dalam dunia nyata yang keberadaannya tidak
bergantung pada yang lain”. Entitas dapat berupa sesuatu yang nyata ataupun
abstrak (berupa suatu konsep). Secara lebih rinci menurut Hoffer dkk dalam
Kadir (2009:32) menjelaskan bahwa “entitas dapat berupa seseorang, sebuah
tempat, sebuah objek, sebuah kejadian atau suatu konsep”. Terkait dengan
entitas, terdapat tipe entitas (entity type) dan instans entitas (entity instance)
29
atau istilah semacam itu. Menurut Hoffer dkk dalam Kadir (2009:33) yang
dimaksud dengan tipe entitas adalah “kumpulan entitas yang berbagi atribut”.
Istilah yang lain yang artinya serupa dengan tipe entitas yaitu himpunan entitas.
Adapun instans entitas adalah satu kejadian dalam sebuah tipe entitas. Secara
umum, dalam ERD setiap entitas digambarkan dengan bentuk kotak dengan
kata benda tunggal yang ditulis dengan huruf kapital. Dalam penggambaran
yang lengkap, atribut-atribut yang dimiliki oleh suatu tipe entitas ikut
digambarkan. Suatu tipe entitas sebenarnya bisa diklasifikasikan menjadi dua
jenis menurut Kadir (2009:64), yaitu:
a. Tipe entitas kuat
Tipe entitas kuat adalah tipe entitas yang keberadaannya tidak bergantung
pada tipe entitas lain. Instans entitas dari tipe entitas kuat selalu memiliki
atribut pengenal, tersusun atas sebuah atribut ataupun beberapa atribut. Tipe
entitas kuat yang menjadi bagian bergantungnya tipe entitas lemah biasa
disebut sebagai identifying owner, tipe entitas orang tua, atau tipe entitas
dominan. Dalam ERD tipe entitas kuat digambarkan dengan kotak bergaris
tunggal.
b. Tipe entitas lemah
Tipe entitas lemah adalah tipe entitas yang keberadaannya bergantung pada
tipe entitas lain. Tipe entitas seperti ini tidak memiliki atribut pengenal.
Yang ada hanya pengenal parsial dengan tanda garis bawah ganda. Pengenal
parsial tersebut akan menjadi pengenal yang lengkap setelah digabungkan
dengan kunci primer dari tipe entitas tempat bergantung. Dalam ERD tipe
entitas lemah digambarkan dengan kotak bergaris ganda.
30
2. Atribut (Attribute)
Setiap entitas dinyatakan oleh sejumlah atribut. Atribut adalah properti atau
karakteristik yang terdapat pada setiap entitas. Setiap tipe entitas memiliki
atribut (atau gabungan beberapa atribut) yang nilainya bersifat unik (tidak
kembar) sehingga dapat digunakan untuk membedakan antara satu entitas
dengan entitas yang lain. Atribut tersebut disebut sebagai atribut pengenal
(identifier attribute). Dengan demikian atribut pengenal adalah atribut (atau
gabungan beberapa atribut) yang secara unik dapat digunakan untuk
membedakan antara satu instans entitas dengan instans entitas yang lain. Ada
kemungkinan bahwa dalam sebuah tipe entitas terdapat lebih dari satu atribut
yang dapat menjadi atribut pengenal (kunci kandidat, candidate key). Secara
umum, dalam ERD atribut digambarkan dengan bentuk lonjong dengan kata
benda. Menurut Hoffer dkk dalam Kadir (2009:32) supaya konsisten
“menggunakan huruf kapital untuk setiap awal kata dan huruf kecil untuk yang
lain. Jika atribut menggunakan lebih dari satu kata, antar kata dipisahkan oleh
karakter garis bawah”. Setiap entitas (instans entitas) memiliki nilai untuk
setiap atributnya. Atribut pengenal ditandai dengan garis bawah pada nama
atributnya. Atribut yang digunakan dalam ERD dapat dikategorikan menurut
Kadir (2009:39) seperti berikut:
a. Sederhana atau komposit
Atribut sederhana adalah atribut yang tidak dapat dipecah menjadi bagian-
bagian yang lebih kecil yang masih memiliki makna. Atribut komposit
adalah atribut yang dapat dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil
dan tetap bermakna. Dalam ERD atribut komposit digambarkan dengan
31
bentuk lonjong yang dijabarkan lebih lanjut ke dalam beberapa bentuk
lonjong.
b. Bernilai tunggal atau bernilai banyak
Suatu atribut bisa bernilai hanya satu atau bernilai banyak. Atribut bernilai
tunggal adalah atribut yang nilai atributnya hanya satu untuk setiap instans
entitas. Atribut bernilai banyak adalah atribut yang nilai atributnya bisa
lebih dari satu untuk setiap instans entitas. Dalam ERD atribut bernilai
banyak digambarkan dengan bentuk lonjong dengan dua garis yang
membingkai.
c. Tersimpan atau turunan
Atribut tersimpan adalah atribut yang nilainya tidk bisa didapatkan dari
atribut-atribut kain dan benar-benar tersimpan pada database. Atribut
turunan adalah atribut yang nilainya bisa saja dihitung atau diturunkan dari
nilai suatu atribut atau sejumlah atribut yang tersimpan dalam database atau
dari nilai lain. Dalam ERD atribut turunan digambarkan dengan bentuk
lonjong dengan garis terputus-putus.
Di luar penggolongan seperti diatas terdapat pula pengkategorian atribut yang
didasarkan pada perlu tidaknya suatu atribut bernilai.
3. Hubungan (Relationship)
Hubungan menyatakan keterkaitan antara beberapa tipe entitas. Jenis hubungan
antara dua tipe entitas dinyatakan dengan istilah:
a. One to one (1:1)
Menyatakan bahwa setiap entitas pada tipe entitas A paling banyak
berpasangan dengan satu entitas pada tipe entitas B. Begitu pula sebaliknya.
32
b. One to many (1:M)
Menyatakan bahwa setiap entitas pada tipe entitas A bisa berpasangan
dengan banyak entitas pada tipe entitas B, sedangkan setiap entitas pada tipe
entitas B hanya bisa berpasangan dengan satu entitas pada tipe entitas A.
c. Many to one (M:1)
Menyatakan bahwa setiap entitas pada tipe entitas A paling banyak
berhubungan dengan satu entitas pada tipe entitas B dan setiap entitas pada
tipe entitas B bisa berpasangan dengan banyak entitas pada tipe entitas A.
d. Many to many (M:N)
Menyatakan bahwa setiap entitas pada tipe entitas A bisa berpasangan
dengan banyak entitas pada tipe entitas B dan begitu juga sebaliknya.
Ada berbagai variasi yang ditemukan dalam menggambarkan hubungan,
terutama untuk menotasikan jenis hubungan. Mengingat ada beberapa variasi
penyajian hubungan, salah satu bentuk perlu digunakan secara konsisten.
Menurut Hoffer dalam Kadir (2009:51) kekangan kardinalitas (cardinality
constraint) “menyatakan jumlah instans entitas suatu tipe entitas yang
dikaitkan dengan setiap instans pada tipe entitas lain”. Sedangkan menurut
Silberschatz dkk dalam kadir (2009:51) menyatakan bahwa hal seperti itu
disebut dengan istilah “rasio kardinalitas atau pemetaan kardinalitas”. Untuk
menentukan jangkauan kardinalitas dalam hubungan dengan lebih tepat,
terdapat dua jenis kekangan kardinalitas yang diterapkan dalam hubungan
menurut Kadir (2009:52), yaitu:
33
a. Kardinalitas minimum
Kardinalitas minimun adalah jumlah tersedikit suatu entitas dari satu tipe
entitas yang dapat dikaitkan dengan setiap entitas pada tipe entitas lain.
Dalam hal ini jumlah minimumnya dapat berupa 0 atau 1.
b. Kardinalitas maksimum
Kardinalitas maksimum adalah jumlah terbanyak dari instans suatu tipe
entitas yang dapat dikaitkan dengan setiap instans dari tipe entitas lain.
Nilainya dapat berupa 1 atau banyak.
Dalam praktik kadang kala dijumpai hubungan yang melibatkan hanya satu
tipe entitas atau bahkan lebih dari dua buah tipe entitas. Itulah sebabnya
muncul istilah derajat hubungan (relationship degree). Dalam hal ini derajat
hubungan adalah jumlah tipe entitas yang terlibat oleh sebuah hubungan. Tipe
entitas yang dilibatkan dalam suatu hubungan biasa disebut partisipan. Terkait
dengan derajat hubungan, ada tiga jebis hubungan yang umum menurut Kadir
(2009:55), yaitu:
a. Hubungan unary
Hubungan unary adalah hubungan yang melibatkan hanya satu tipe entitas.
Hubungan yang melibatkan entitas yang sama biasa disebut sebagai
hubungan rekursif. Menurut Connoly dkk dalam Kadir (2009:56)
menambahkan “perlunya nama peran dalam hubungan yang besifat
rekursif”. Keberadaan peran ini dapat memperjelas informasi dalam
hubungan.
b. Hubungan binary
Hubungan binary adalah hubungan yang melibatkan dua buah tipe entitas.
34
c. Hubungan tertiary
Hubungan tertiary adalah hubungan yang melibatkan tiga buat tipe entitas.
Hubungan dapat memiliki atribut. Apabila suatu hubungan memiliki, hubungan
seperti itu mungkin dapat dinyatakan dalam bentuk entitas asosiatif. Yang
dimaksud dengan entitas asosiatif adalah tipe entitas yang mengaitkan instans-
instans dari satu atau lebih dan berisi atribut-atribut yang khas bagi hubungan
diantaranya. Hubungan yang memiliki atribut dapat diubah ke entitas asosiatif
kalau memenuhi dua kondisi menurut Kadir (2009:63), yaitu:
a. Hubungan kedua tipe entitas bersifat many to many, dan
b. Tipe entitas asosiatif yang dihasilkan bermakna bagi pemakai akhir dan
dapat diidentifikasi dengan menggunakan atribut pengenal.
Menurut Hoffer dkk dalam Kadir (2009:63) entitas asosiatif “sering dianjurkan
sebagai alternatif bagi hubungan tertiary”. Alasan yang mendasarinya adalah
karena kebanyakan perangkat penggambar ERD tidak menyediakan sarana
untuk menggambarkan hubungan tertiary. Hubungan antar tipe entitas kuat dan
tipe entitas lemah, dalam ERD digambarkan dengan bentuk belah ketupat
bergaris ganda. Hubungan yang dinyatakan dengan belah ketupat bergaris
ganda biasa disebut dengan hubungan pengidentifikasi (identifying
relationship). Adakalanya suatu atribut bisa dinyatakan melalui hubungan.
Kesalahan dalam memodelkan data dengan menggunakan ERD kadang kala
terjadi dan sebagai akibatnya model tersebut tidak dapat menjawab kebutuhan-
kebutuhan dalam mendapatkan informasi tertentu. Masalah yang muncul dalam
merancang model data konseptual biasa disebut dengan jebakan koneksi
(connection traps). Problem ini terjadi karena kesalahan dalam menggambarkan
35
hubungan. Dua jenis jebakan koneksi berupa fan trap dan chasm trap. Fan trap
adalah suatu jebakan yang membuat hubungan antara instans-instans entitas
menjadi rancu. Hal ini bisa terjadi kalau dua atau lebih hubungan yang besifat one
to many bermuara pada sebuah tipe entitas dan terjadi kekeliruan dalam
menggambarkan hubungan. Chasm trap adalah suatu jebakan yang membuat
instans entitas tertentu kehilangan hubungan. Hal ini terjadi karena ada
kekurangan hubungan.
G. Pengakuan Hutang
Kata hutang merupakan bentuk tidak baku dari kata utang. Hutang yang
dimaksud dalam skripsi ini adalah utang dagang dan utang lain-lain terkait
operasional yang merupakan utang jangka pendek perusahaan akibat pembelian
barang dan atau jasa. Hutang terjadi karena adanya beda waktu antara saat
perpindahan hak atas barang dan atau pemberian jasa dengan saat pembayarannya.
Dikenal istilah jatuh tempo yang memiliki arti batas waktu pembayaran yang telah
ditetapkan. Dikenal pula istilah potongan pembayaran dalam syarat waktu tertentu
dimana apabila pembayaran dilakukan lebih cepat dan memenuhi syarat waktu
tersebut sebelum jatuh tempo maka akan mendapat potongan. Secara akuntansi,
utang ini dicatat sesuai dengan nilai jumlah uang sesungguhnya yang akan
dikeluarkan akibat pembelian barang dan atau jasa tersebut. Dalam skripsi ini
pencatatan sebagaimana tersebut digunakan istilah pengakuan.
Ada dua metode pencatatan utang yaitu account payable procedure dan
voucher payable procedure. Dalam account payable procedure, catatan utang
berupa kartu utang yang diselenggarakan untuk setiap kreditur, yang
36
memperlihatkan catatan mengenai nomor faktur dari pemasok, jumlah yang
terutang, jumlah pembayaran, dan saldo utang. Dokumen yang digunakan dalam
account payable procedure adalah faktur dan kuitansi tanda terima uang yang
ditandatangani berisi untuk apa pembayaran tersebut dilakukan dari pemasok.
Catatan akuntansi yang digunakan adalah kartu utang untuk mencatat mutasi dan
saldo utang kepada kreditur, jurnal pembelian, dan jurnal pengeluaran kas untuk
mencatat transaksi pembayaran utang. Dalam voucher payable procedure, tidak
diselenggarakan kartu utang, namun digunakan arsip voucher (bukti kas keluar)
yang disimpan dalam arsip menurut abjad atau menurut tanggal jatuh temponya.
Dokumen yang digunakan dalam voucher payable procedure adalah bukti kas
keluar atau kombinasi bukti kas keluar dan cek. Catatan akuntansi yang digunakan
adalah register bukti kas keluar dan register cek.
2.2. Penelitian Terkait
Menurut Sari (2012:1) secara umum, kegiatan bisnis perusahaan terbagi ke
dalam tiga siklus, yaitu siklus pendapatan, siklus konversi, dan siklus
pengeluaran. Siklus pengeluaran melibatkan dua golongan transaksi,
perolehan barang dan jasa dan pengeluaran kas. Salah satu akun yang
terlibat dalam pengeluaran kas adalah akun hutang usaha. Salah satu
pengendalian internal terhadap hutang adalah diselenggarakannya catatan
hutang yang secara periodik direkonsiliasi dengan rekening kontrol hutang
di buku besar. Keuntungan rekonsiliasi secara berkala ini dapat
meminimalisasi terjadinya perbedaan pencatatan yang berdampak pada
validitas dan akurasi data.
Menurut Indrajani (2008:1) terkait dengan aktivitas perusahaan, terdapat
tiga siklus transaksi utama dalam proses bisnis perusahaan, yaitu siklus
perolehan (pembelian), siklus konversi, dan siklus pendapatan. Pembelian
merupakan salah satu fungsi penting untuk kelancaran operasional
perusahaan, di mana perusahaan akan mendapatkan pasokan barang dari
pemasok untuk pengadaan atau penyediaan barang agar permintaan
pelanggan dapat dipenuhi dengan baik. Pembelian dibagi menjadi dua, yaitu
pembelian tunai yang terkait dengan pengeluaran kas dan pembelian kredit
yang terkait dengan utang usaha. Utang usaha harus dikelola dengan baik
37
agar tidak terjadi pengeluaran kas perusahaan yang berlebih di luar
kebutuhan perusahaan yang dapat merugikan perusahaan.
Menurut Indrajani (2008:1) PT. Fajar Surya Utama adalah sebuah
perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha bengkel mobil yang dikenal
dengan nama “Techno Auto Care”. Kegiatannya meliputi penjualan barang
dan jasa, di mana barang berupa spare part mobil dan jasa berupa service
mobil. Dalam kegiatan penjualannya perusahaan melayani khusus
kendaraan dengan merk Isuzu dan Daihatsu. Dan agar dapat meningkatkan
pelayanan terhadap pelanggan, PT. Fajar Surya Utama harus senantiasa
memenuhi permintaan pelanggan akan spare part dan service dengan baik.
Dalam kegiatan pembelian untuk persediaan spare part, biasanya dilakukan
secara tunai dan kredit. Tetapi untuk pembelian tunai jarang sekali
dilakukan oleh perusahaan, dan sebagian besar pembelian dilakukan secara
kredit. Terkait dengan kegiatan pembeliannya, PT. Fajar Surya Utama harus
dapat menghindari faktor-faktor penghambat dalam proses pembelian dan
utang usaha perusahaan, seperti sulitnya penelusuran informasi atas
karyawan yang melakukan transaksi pembelian dan utang usaha, sulitnya
penelusuran informasi mengenai retur pembelian yang dilakukan, kesulitan
untuk melihat tanggal jatuh tempo utang, tidak adanya evaluasi terhadap
kinerja pemasok, dan fungsi akuntansi yang tidak independen.