bab ii landasan teori ii.1 marka grafis dalam sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai...

48
16 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem Informasi Visual Marka grafis merupakan media yang berupa alat penanda grafis yang mempunyai tujuan untuk memberikan informasi dengan jelas, singkat dan menyeluruh kepada penggunanya. Secara umum, yang termasuk dalam marka grafis adalah semua sistem penanda grafis yang terdapat dalam sebuah lokasi, yang terletak di bawah, di atas, maupun tergantung atau melekat pada sebuah struktur atau lokasi permanen. Marka grafis terdiri dari berbagai unsur yang saling mendukung, diantaranya adalah fungsi, penggunaan simbol, tipografi, unsur human factors, penggunaan materi, hingga penempatan, dimana unsur-unsur tersebut akan saling mendukung kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem informasi visual yang dapat memberikan informasi bagi penggunanya secara informatif, tepat dan singkat. Pada tesis ini, pembahasan marka grafis dikhususkan pada fungsi yang dikategorikan menjadi empat yaitu directional, identifying, informational dan restrictive. Keempat fungsi tersebut merupakan satu kesatuan sistem marka grafis yang dapat memberikan informasi kepada pengguna secara menyeluruh sehingga dapat memudahkan orientasi seseorang dalam sebuah lingkungan untuk mencapai lokasi tujuan tertentu. II.1.1 Marka grafis berdasarkan Fungsinya Marka grafis mempunyai fungsi secara umum yaitu sebagai media untuk menyampaikan informasi secara tepat, jelas dan singkat. Marka grafis didesain untuk mempermudah seseorang dalam mendapatkan informasi, khususnya petunjuk arah. Adapun menurut kegiatan yang dilakukannya, seharusnya penggunanya hanya akan memakan waktu yang singkat untuk mencernanya. Sehingga pada dasarnya marka grafis harus didesain sesederhana mungkin, tanpa meninggalkan fungsinya sebagai media informasi, yaitu harus informatif dan universal. Menurut buku Architectural Signing and Graphics karangan John Follis dan Dave Hammer, marka grafis menurut fungsi dapat dibagi menjadi 4, yaitu :

Upload: leminh

Post on 06-Jul-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

16

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1 Marka grafis dalam Sistem Informasi Visual

Marka grafis merupakan media yang berupa alat penanda grafis yang

mempunyai tujuan untuk memberikan informasi dengan jelas, singkat dan

menyeluruh kepada penggunanya. Secara umum, yang termasuk dalam marka grafis

adalah semua sistem penanda grafis yang terdapat dalam sebuah lokasi, yang terletak

di bawah, di atas, maupun tergantung atau melekat pada sebuah struktur atau lokasi

permanen.

Marka grafis terdiri dari berbagai unsur yang saling mendukung, diantaranya

adalah fungsi, penggunaan simbol, tipografi, unsur human factors, penggunaan

materi, hingga penempatan, dimana unsur-unsur tersebut akan saling mendukung

kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem informasi visual yang dapat

memberikan informasi bagi penggunanya secara informatif, tepat dan singkat.

Pada tesis ini, pembahasan marka grafis dikhususkan pada fungsi yang

dikategorikan menjadi empat yaitu directional, identifying, informational dan

restrictive. Keempat fungsi tersebut merupakan satu kesatuan sistem marka grafis

yang dapat memberikan informasi kepada pengguna secara menyeluruh sehingga

dapat memudahkan orientasi seseorang dalam sebuah lingkungan untuk mencapai

lokasi tujuan tertentu.

II.1.1 Marka grafis berdasarkan Fungsinya

Marka grafis mempunyai fungsi secara umum yaitu sebagai media untuk

menyampaikan informasi secara tepat, jelas dan singkat. Marka grafis didesain untuk

mempermudah seseorang dalam mendapatkan informasi, khususnya petunjuk arah.

Adapun menurut kegiatan yang dilakukannya, seharusnya penggunanya hanya akan

memakan waktu yang singkat untuk mencernanya. Sehingga pada dasarnya marka

grafis harus didesain sesederhana mungkin, tanpa meninggalkan fungsinya sebagai

media informasi, yaitu harus informatif dan universal.

Menurut buku Architectural Signing and Graphics karangan John Follis dan Dave

Hammer, marka grafis menurut fungsi dapat dibagi menjadi 4, yaitu :

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

17

1. Directional

Sebagai directional sign artinya marka grafis mengindikasikan sebuah arah

tujuan. Hal ini dapat merupakan sebuah tanda sederhana yang menunjukkan arah

hanya ke satu arah tujuan ataupun ke beberapa arah tujuan. Directional sign biasa

ditempatkan di persimpangan-persimpangan jalan atau daerah-dareah lain yang

memerlukan penjelasan arah disaat menghadapi satu buah pilihan arah atau lebih.

Dalam directional sign, apabila mengindikasikan ke lebih dari 1 arah, maka tempat

yang dianggap lebih penting diletakkan pada posisi paling pertama pada marka grafis

tersebut.

2. Identifying

Sebagai identifying sign marka grafis berfungsi sebagai pengindikasi lokasi

sebuah tempat, misalnya lokasi obyek wisata atau biasa disebut welcome sign.

Identifying sign juga bisa berupa welcome sign yang umumnya berada di lokasi pintu

masuk lokasi wisata. Identifying sign tersebut biasanya memuat nama, fungsi dan

alamat dari tempat wisata tersebut. Marka grafis ini dimaksudkan untuk memberikan

informasi paling awal pada pengunjung saat pertama kali memasuki lokasi wisata.

Pada keperluan lain, marka grafis ini akan memberikan pengidentifikasian pada

pengunjung saat mereka berada di luar lokasi wisata.

Gambar 2.1

Multi-directional sign ysng berfungsi untuk menunjukkan lebih dari 1 arah sekaligus. Biasanya terletak

di posisi strategis dalam sebuah lokasi.

(Sumber: Technical Memorandum 4. Proposed Regional Wayfinding Signage Program, Wilbur SmithAssociates, 2005)

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

18

3. Informational

Sebagai informational sign, marka grafis berfungsi memberikan informasi

secara spesifik mengenai keadaan lokasi setempat. Informasi tersebut merupakan

informasi yang perlu untuk diketahui, khususnya bagi wisatawan yang datang ke

daerah setempat. Misalnya peta pedestrian yang ditujukan khusus untuk pejalan kaki.

Pada peta pedestrian umumnya memuat peta lokasi daerah setempat beserta lokasi-

lokasi penting yang wajib diketahui pengunjung, resensi informasi mengenai tempat-

tempat menarik di dalam area tersebut, jadwal angkutan umum, informasi tempat

umum dan informasi-informasi lokal lain yang wajib diketahui oleh pengunjung yang

datang ke lokasi tersebut.

Foto 2.2

Information sign di Stasiun Kereta Api atau bis memberikan informasi kepada pengunjung

mengenai peta daerah/lokasi dan informasi umum mengenai objek wisata setempat, dan

dilengkapi dengan jadwal keberangkatan kereta/bis.(Sumber: Technical Memorandum 4. Proposed Regional Wayfinding Signage Program, Wilbur

Smith Associates, 2005)

Foto 2.1

Welcome Sign sebagai salah satu contoh identifying sign memberikan informasi mengenai namadan lokasi objek wisata.

(Sumber: Technical Memorandum 4. Proposed Regional Wayfinding Signage Program, Wilbur

Smith Associates, 2005)

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

19

4. Restrictive atau Prohibitive

Restrictive atau prohibitive sign adalah sebuah variasi dalam marka grafis

yang mempunyai fungsi utama untuk memberikan informasi langsung secara spesifik

untuk suatu maksud tertentu yang dinilai sangat penting untuk diketahui agar dapat

memberikan kenyamanan, keamanan dan kelancaran dalam berkegiatan. Misalnya

tanda “Danger” pada kotak tabung gas, atau tanda “Khusus karyawan” pada pintu

menuju dapur dalam sebuah restoran.

II.1.2. Simbol sebagai Unsur Pembentuk Marka grafis

Menurut Graphic Arts Encyclopedia, simbol mempunyai arti sebagai karakter

apapun, huruf atau gambar yang terkonfigurasi yang mengidentifikasi sebuah makna

tertentu. Menurut www.wikipedia.org simbol mempunyai arti objek, karakter atau

representasi lain yang konkrit akan sebuah ide, konsep, atau abstraksi lainnya. Dalam

sebuah marka grafis, tidak terlepas dari apa yang disebut dengan simbol. Menurut

Prof. Ravi Poovaiah pada makalah yang berjudul “Theory of Signage Systems;

Graphic Symbols for Environmental Signage: a Design Perspective” mengatakan

bahwa simbol merupakan penyederhanaan sebuah kata atau kalimat, yang digunakan

dalam sebuah marka grafis dengan maksud agar dapat dicerna oleh pengguna dalam

waktu singkat. Simbol yang terkandung dalam konteks sebuah environmental

directional signage atau sistem penanda lingkungan, dan yang mana dikhususkan

Foto 2.3

Prohibitive sign yang memberikan informasi langsung secara spesifik mengenai jalur yang

dikhususkan untuk sepeda.

(Sumber : Kayne County Bicycle and Pedestrian Plan)

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

20

sebagai bagian dari fasilitas publik, mempunyai potensi untuk membentuk sebuah

efektifitas interaksi grafis antara pengguna dan fasilitas publik tersebut. Tujuan dari

penggunaan simbol tersebut adalah untuk memfasilitasi aktivitas mengetahui fungsi

tempat, mengidentifikasi, menginformasikan dan menunjukkan arah dalam sebuah

aktivitas publik yang mengandung banyak pilihan.

Selain simbol, juga piktogram yang mempunyai arti umum sebagai

representasi akan sebuah objek. Menurut www.wikipedia.com menyebutkan bahwa

piktogram adalah sebuah simbol yang merepresentasikan sebuah konsep, objek,

aktivitas, tempat ataupun event berupa sebuah ilustrasi. Menurut www.pictogram.se

menyebutkan bahwa piktogram adalah sebuah pembentukan karakter dimana

menggunakan unsur yang paling menonjol dan banyak menampilkan informasi,

sehingga pemikiran pengguna dapat langsung mengarah pada maksud yang dituju.

Misalnya gambar bentuk sebuah rumah sebagai perwakilan dari

pengindikasian akan sebuah tempat dalam sebuah pedestrian map. Dari sekian banyak

informasi yang akan disampaikan dalam sebuah peta tidak mungkin untuk

menampilkan seluruh informasi apa adanya. Maka diperlukan adanya penyederhanaan

objek yang berupa representasi bentuk akan objek aslinya. Secara garis besar,

piktogram didasarkan atas objek yang paling menyerupai dengan objek aslinya.

Dalam simbol maupun piktogram, ada 3 hal yang patut diperhatikan sebagai

bahan kajian, yaitu:

Foto 2.4

(Ki) Contoh sebuah simbol sekaligus piktogram. Gambar ini memberikan identifikasi sekaligus

informasi mengenai arah jalan bagi pengguna sepeda. Hal ini dapat dilakukan pada area tempat wisata

yang memungkinkan bagi pengunjung untuk mengendarai sepeda. (Sumber : Kayne County Bicycle

and Pedestrian Plan); (Ka) Contoh simbol yang menunjukkan toilet wanita. Pada tanda ini

menggunakan sebuah simbol sebagai interpretasi dari penjelasan yang berada di sampingnya dan

bersifat universal. (Sumber : dok. Pribadi)

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

21

1. Semantik

Unsur semantik ini mengarah pada hubungan antara image visual dengan arti

yang dikandungnya. Dalam keberadaan sebuah simbol, perlu diperhatikan apakah

simbol yang ada sesuai dengan informasi yang ingin disampaikan serta apakah

informasi tersebut dapat dimengerti secara jelas oleh pengguna apabila pengguna

tersebut berasal dari berbagai negara.

2. Sintaktik

Unsur sintaktik ini mengarah pada hubungan antara sebuah simbol visual

dengan berbagai simbol lain yang ada dalam lingkungannya. Sebuah desain akan

simbol yang baik harus mampu berdiri sendiri maupun bergabung dengan yang

lainnya. Dalam sebuah marka grafis yang terpadu, misalnya dalam sebuah kota untuk

keperluan pariwisata, keberadaan simbol merupakan bagian dari kelompok besar

marka grafis. Maka dari itu, selain berdiri sendiri dengan fungsi tunggalnya, sebuah

simbol juga harus mampu menempatkan posisi dalam hubungan sebuah marka grafis

yang terpadu.

3. Pragmatik

Unsur ini mengarah pada hubungan antara simbol dan penggunanya. Simbol

harus dapat dilihat dan digunakan dalam berbagai kondisi yang mungkin terjadi.

Selain itu, perlu diperhatikan juga bagaimana fungsinya setelah simbol tersebut

mengalami perubahan ukuran menjadi diperbesar atau diperkecil.

Foto 2.5

Simbol jalur yang diperuntukkan bagi penderita cacat

(disable). Simbol ini mempunyai arti universal dan

dapat dimengerti oleh semua orang dari berbagai

negara.

(Sumber: Technical Memorandum 4. Proposed

Regional Wayfinding Signage Program, Wilbur SmithAssociates, 2005)

Foto 2.6Contoh sebuah piktogram.

Gambar diambil dari

Convention Hall di

Philadelphia, AmerikaSerikat.

(Sumber : Print Casebooks 9:

The Best in Environmental

Design Graphics, Akiko

Busch, 1991)

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

22

Dari penjelasan diatas, tertera jelas bahwa simbol grafis harus memenuhi

kriteria sebagai sebuah simbol yang dapat dengan mudah dikenali dan merupakan

bagian dari kelompok besar sebuah image yang umum dan mudah untuk

divisualisasikan. Representasi visual sebagai sebuah simbol grafis dapat digunakan

secara efektif sebagai alat perantara komunikasi dimana dibutuhkan interaksi antara

manusia dengan fasilitas publik, terutama dalam kebutuhan akan pengidentifikasian

atau menandakan berbagai fungsi dari berbagai fasilitas publik yang disediakan.

II.1.3. Wayfinding

Secara harfiah, wayfinding mempunyai arti sebagai kemampuan individual

untuk menemukan arah dalam sebuah lokasi atau untuk menemukan orientasi arah

secara pribadi. Menurut Romedi Passini, dalam buku Wayfinding in Architecture,

teori Wayfinding dapat diasosiasikan sebagai sebuah strategi yang digunakan oleh

manusia untuk menemukan orientasi arah dalam sebuah lokasi, baik yang sudah

dikenali dengan baik ataupun belum, berdasarkan persepsi, kemampuan dan

kebiasaan pribadi.

Pendapat lain, menurut Wilbur & Smith Associates dalam memorandumnya,

mengatakan bahwa wayfinding adalah sebuah proses yang memberikan kebebasan

bagi setiap orang untuk memilih lokasi yang dituju, lalu memilih jalan yang akan

diambil serta memandu dalam perjalannya tersebut.

Teori Wayfinding didasarkan pada beberapa fakta dimana banyak orang yang

mengalami kesulitan untuk menemukan arah dalam sebuah lokasi yang umumnya

baru mereka ketahui. Kehilangan orientasi arah tersebut umumnya disebabkan karena

rumitnya tata ruang dalam lokasi tersebut sehingga membutuhkan kejelian dalam

mendesain dan menempatkan marka grafis untuk menunjukkan informasi yang ingin

disampaikan.

Foto 2.7Pedestrian Map merangkap informational sign di

Central Park Zoo, New York.

(Sumber : Print Casebooks 9: The Best in

Environmental Design Graphics, Akiko Busch,

1991)

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

23

Misalnya pada terminal, stasiun atau bandara, sebuah signage akan membantu

menghadirkan suasana aman dan nyaman, serta mengefisienkan waktu dan memandu

penumpang yang akan menggunakan sarana publik tersebut. Dalam kasus ini,

perwujudan wayfinding terdiri papan informasi, informasi jadwal, dan media lain

yang menginformasikan hal-hal penting lainnya menyangkut keperluan penumpang.

Wayfinding merupakan sebuah proses dalam memaksimalkan fungsi segala

unsur yang terdapat dalam sebuah properti, lokasi atau daerah, sehingga pengunjung

dapat dengan mudah menemukan tujuan yang dimaksud.

A. Unsur dalam Wayfinding

Menurut www.graphicsystems.net, ada beberapa 4 unsur yang termasuk dalam

proses wayfinding, yaitu:

1. Arrival Points atau Titik Kedatangan

Yang dimaksud dalam unsur ini adalah dengan mengidentifikasi dengan jelas

jalan masuk utama menuju lokasi tersebut. Dengan demikian, pengunjung akan

dengan mudah berpindah-pindah dari titik A ke titik B dan selanjutnya. Dalam titik

kedatangan diperlukan marka grafis directional dan informational. Marka grafis

tersebut diperlukan sebagai pemberi informasi utama bagi wisatawan yang baru

masuk ke dalam daerah tersebut dan mempunyai tujuan untuk mengunjungi tempat-

tempat lain yang ada pada daerah tersebut.

Foto 2.8Directional sign dalam sebuah bandara. Directional sign ini memberikan informasi mengenai

arah tujuan yang diperlukan bagi pengguna bandara.

(Sumber : dok. Pribadi)

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

24

2. Floor Numbering

Unsur ini lebih diarahkan kepada wayfinding di dalam lokasi sebuah gedung

atau lingkungan yang kecil. Dimaksudkan untuk mempunyai konsistensi dalam setiap

lantai, sehingga menghasilkan harmonisasi yang baik. Terutama untuk gedung yang

terus bertambah.

3. Destination Names atau Penamaan Lokasi Tujuan

Yang dimaksud dengan destination names adalah dengan membuat sebuah

standardisasi desain bentuk alat penanda pada sebuah gedung, lokasi maupun daerah.

Dengan adanya standardisasi desain, dilanjutkan dengan membuat marka grafis dalam

daerah yang dimaksud, seperti papan penanda, directory map, dan sebagainya.

Dengan adanya standardisasi desain marka grafis dan elemen didalamnya, maka

proses wayfinding akan lebih mudah untuk dilakukan karena pengunjung memiliki

referensi yang sama akan desain marka grafis di tempat tersebut.

Foto 2.9Arrival Points di Disneyland Resort Hong

Kong. Selepasnya melewati arrival points,

pengunjung akan mendapatkan informasi

selengkapnya sebagai panduan dalam

berwisata.

(Sumber : dok. Pribadi)

Foto 2.10Welcome Sign sebagai arrival points

mengidentifikasi dengan jelas pintu masuk

utama lokasi wisata. Dari titik ini,

pengunjung dapat memulai mengelilingi

area tempat wisata.

(Sumber : Print Casebooks 9: The Best in

Environmental Design Graphics, Akiko

Busch, 1991)

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

25

Proses pembentukan standardisasi tersebut melibatkan banyak hal dari bidang

ilmu desain komunikasi visual. Salah satu proses dalam pembentukan standardisasi

bentuk desain marka grafis yang ada adalah mencari sebuah identitas yang dapat

mewakili ciri khas dari daerah/lokasi tersebut. Identitas yang merupakan citra dari

daerah tersebut dijadikan sebagai tolok ukur desain marka grafis yang ada. Dengan

demikian maka dalam lokasi daerah tersebut akan memiliki kelompok marka grafis

pariwisata yang terstandardisasi sehingga proses pengidentifikasian akan semakin

mudah dan cepat. Tentunya hal ini akan sangat membantu bagi para wisatawan dan

bagi daerah atau lokasi wisata setempat akan memberikan harmonisasi yang baik pada

desain lingkungannya.

Foto 2.11Directional sign bagian dari sistem

informasi pariwisata di Disneyland

Resort, Anaheim Florida.

(Sumber : Print Casebooks 9: The

Best in Environmental Design

Graphics, Akiko Busch, 1991)

Foto 2.12Standardisasi desain perangkat

marka grafis dalam sistem

informasi pariwisata di

Disneyland Resort, Anaheim,

Florida.

(Sumber : Print Casebooks 9: The

Best in Environmental DesignGraphics, Akiko Busch, 1991)

Foto 2.13Penerapan standardisasi

perangkat marka grafis pada

restrictive/ prohibitive sign.

(Sumber : Print Casebooks 9:

The Best in Environmental

Design Graphics, Akiko

Busch, 1991)

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

26

4. Sign Placement atau Lokasi Penempatan Marka Grafis

Dalam unsur ini perlu dilakukan konsistensi tempat atau lokasi untuk

penempatan marka grafis. Misalnya penempatannya di dasar, di atas kepala, atau

menempel di tembok. Dengan adanya pola yang teratur maka proses wayfinding akan

lebih mudah.

Proses sign placement atau penempatan marka grafis juga turut menentukan

berhasil tidaknya fungsi dari marka grafis tersebut. Terdapat beberapa faktor yang

perlu diperhatikan dalam proses penempatan marka grafis. Berdasarkan buku panduan

Kane County Bicycle and Pedestrian Plan terdapat beberapa faktor penempatan

marka grafis yang dapat disesuaikan dengan penempatan marka grafis dalam bagian

dari sistem informasi pariwisata kota Bogor.

Faktor-faktor tersebut adalah :

1. Alat penanda harus ditempatkan di lokasi dengan area pandang yang luas dan

terjangkau. Penempatan tersebut tergantung pada sight lines pada setiap lokasi

penempatan.

2. Alat penanda harus ditempatkan pada jarak yang konstan dari pinggir area jalan

atau pedestrian. Jarak yang dimaklumi sekitar 3 kaki 6 inchi.

3. Untuk directional sign, ketinggian huruf tidak boleh kurang dari 2 inchi.

4. Hindari penggunaan teks pada regulatory sign kecuali bila diperlukan.

5. Dalam satu alat penanda dapat diletakkan lebih dari satu informasi, namun

informasi yang paling penting tetap diletakkan di bagian paling atas.

Foto 2.14Penempatan directory sign yang

diperuntukkan pengendara kendaraan

bermotor.

(Sumber : Print Casebooks 9: The Best in

Environmental Design Graphics, Akiko

Busch, 1991)

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

27

Selain faktor lokasi penempatan, faktor frekuensi alat penanda juga

mempunyai pengaruh pada maksimalisasi manfaat alat penanda bagi wisatawan

pengguna. Alat penanda pada proses wayfinding harus ditempatkan pada periode yang

mempunyai selang jarak tertentu. Penempatan alat penanda yang berulang-ulang

dapat mengakibatkan kebingungan bagi pengguna dan juga menimbulkan polusi

visual pada lingkungan.

Jarak yang normal untuk pengulangan penempatan alat penanda yang berupa

directional sign adalah sekitar 1 mil (1,6 km) untuk lokasi dalam kota. Dan sebaiknya

penempatan diulang pada persimpangan-persimpangan yang memerlukan informasi

pengarahan jalan.

Dalam bidang pariwisata, khususnya pariwisata di sebuah daerah, marka grafis

merupakan alat penting yang harus dikembangkan dan didesain dengan baik. Seperti

telah dijelaskan pada bab 1, kota adalah sebuah lingkungan yang sangat kompleks dan

akan membingungkan bagi pengunjung terutama yang baru pertama kali datang.

Dengan adanya marka grafis, maka proses wayfinding akan terbantu. Adapun bagi

kepentingan dunia pariwisata, apa yang dapat dihasilkan oleh proses wayfinding yang

baik adalah:

• Wisatawan yang datang akan merasa disambut dengan baik

• Menghasilkan sense of place

• Mengkomunikasikan informasi dengan cepat dan efektif

• Memberikan citra positif bagi kota

• Meningkatkan jumlah wisatawan yang datang

• Memberikan kenyamanan, keamanan dan kelancaran dalam berwisata

Foto 2.15Lokasi penempatan marka grafis pada lantai

atau dasar, sejajar dengan tempat kaki

berpijak.

(Sumber : Print Casebooks 9: The Best in

Environmental Design Graphics, Akiko

Busch, 1991)

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

28

B. Proses dalam Wayfinding

Dalam buku Wayfinding: People, Signs and Architecture, dijelaskan bahwa

strategi yang dimaksud oleh Passini dalam penjelasan pada paragraf sebelum, melalui

3 proses yang saling terkait antara satu sama lain. Ketiga proses tersebut adalah:

1. Decision making

Dalam proses yang pertama ini, si pengguna marka grafis melalui proses

pemikiran yaitu menentukan jalur mana yang akan ia tempuh untuk menuju lokasi

yang ia inginkan. Pada proses ini, si pengguna membuat rencana dengan mengurai

beberapa jalur yang mungkin ia lalui untuk mencapai lokasi yang diinginkan.

2. Decision execution

Dalam proses ini, setelah mengetahui beberapa jalur yang dapat dilalui, si

pengguna mengambil keputusan jalur mana yang ia pilih, dan mengubah rencana

menjadi aksi.

3. Information Processing

Dalam proses ini melibatkan kemampuan akan orientasi lingkungan

berdasarkan persepsi dan pemahaman lokasi. Kemampuan tersebut akan

mengakibatkan kedua proses sebelumnya berjalan dengan lancar.

Teori Wayfinding mempunyai posisi yang penting dalam pembentukkan

sebuah pemahaman akan orientasi arah dalam sebuah lingkungan. Dalam sebuah

lingkungan, ada beberapa hal yang dapat dijadikan alat penanda atau marka grafis

sebagai salah satu perwujudan dari teori wayfinding itu sendiri.

Adapun marka grafis dalam sebuah lingkungan atau dapat disebut sebagai

environmental information dibagi menjadi 3 kategori, yaitu:

1. Informasi arsitektural

Untuk kategori ini, alat penanda atau marka grafis terkandung dalam

lingkungan gedung itu sendiri, baik di luar maupun di dalam. Yang dimaksud dengan

sudah terkandung dengan sendirinya adalah dengan menjadikan tangga, lorong, warna

lantai, pintu, dan sebagainya sebagai panduan dalam menemukan arah yang dituju.

2. Informasi Grafis

Kategori ini sudah cukup jelas mengenai pengertiannya. Adapun secara lebih

jelas adalah penggunaan marka grafis dan alat identitas lainnya sebagai panduan

dalam menemukan arah yang dituju. Pengidentifikasian arah dalam lingkungan

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

29

dilakukan dengan memperhatikan marka grafis yang tersedia untuk pemberian

informasi kepada pengguna.

3. Informasi Verbal

Pada kategori ini, pemberian informasi mengandalkan pada interaksi antara

pengguna dengan individu lain sebagai pemberi informasi. Misalnya pada satpam,

penjaga toko, orang yang lalu-lalang, polisi lalu lintas, petugas pariwisata, dan

sebagainya. Tindakan yang dilakukan adalah dengan menanyakan langsung arah yang

dituju kepada pemberi informasi, maka si pemberi informasi akan menunjukkan arah

yang dicari dengan verbal.

Foto 2.16

Garis kuning sebagai architectural

information di stasiun kereta api.

(Sumber: Technical Memorandum

4. Proposed Regional Wayfinding

Signage Program, 2005)

Foto 2.17Karet sebagai architectural informationmemberikan informasi arah jalur

kepada penderita cacat tuna netra.

(Sumber : dok. Pribadi)

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

30

Dalam penjabaran kategori diatas, architectural information dan graphic

information merupakan perwujudan akan sebuah marka grafis. Dan kedua kategori

tersebut merupakan hal dasar bagi individu dalam menemukan arah yang dituju atau

wayfinding.

Foto 2.18Directional Sign (kiri) dan informational sign (kanan) ini adalah bagian dari graphic information.

Directional Sign ini memberikan informasi yang dapat digunakan oleh pengunjung tempat

wisata.

(Sumber : (ki) dok. Probadi, (ka) Technical Memorandum 4. Proposed Regional Wayfinding

Signage Program, 2005)

Foto 2.19Verbal Information(Sumber: dok. Pribadi)

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

31

C. Perencanaan Spasial dalamWayfinding

Pada sistem wayfinding, diperlukan adanya zoning pada daerah/ lokasi yang

didasarkan atas beberapa kebutuhan, yaitu kebutuhan akan kontak sesama manusia/

privasi, kebutuhan akan pertukaran informasi dan kebutuhan akan berbagi beberapa

kegiatan.

Menurut Romedi Passini dalam bukunya Wayfinding: People, Signs and

Architecture mengatakan bahwa terdapat empat pola sirkulasi yang dapat

diidentifikasi dalam wayfinding. Dengan mengetahui pola pada sebuah sistem

wayfinding maka sistem informasi dengan pola sirkulasi tersebut akan lebih mudah

untuk dipetakan dan menyediakan fasilitas informasi dalam proses pembuatan dan

pengambilan keputusan yang dilakukan oleh individu dalam proses wayfinding.

Berikut adalah empat pola yang dapat diidentifikasi dalam sistem wayfinding :

a. Pola Shoestring

Pola ini berdasarkan pada titik penyebaran acak dan tidak memiliki bentuk

yang terorganisasi. Pola shoestring memiliki jalur tunggal utama dengan titik-

titik penting yang terhubung pada jalur tersebut. Titik-titik tersebut diartikan

sebagai lokasi wisata.

b. Pola Gestalt

Pola gestalt ditandai dengan bentuk yang terorganisasi dan memiliki titik

pertemuan pada pola tersebut. Pada pola gestalt, titik pertemuan tersebut

membentuk sebuah struktur dan tidak menyebar secara acak. Apabila titik-titik

tersebut dihubungkan maka akan membuat sebuah bentuk yang terogranisasi.

Gambar 2.2 Pola shoestring

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

32

c. Pola Sistematis

Pola sistematis diidentifikasi melalui adanya pola yang tersusun dengan

simetri. Pola ini umum ditemukan dalam sebuah gedung/ pusat perbelanjaan.

Proses wayfinding pada pola ini tergolong rumit karena semua sudut simetri

sehingga diperlukan adanya informasi yang merata.

d. Pola Jaringan/ Pengulangan

Pola jaringan dapat diidentifikasi pada area yang luas. Pada pola ini titik

mempunyai beberapa fungsi, yaitu fungsi primer, sekunder, dan selanjutnya.

Pada pola ini, individu yang akan menuju suatu lokasi akan berhenti pada

beberapa titik yang dilewatinya. Dalam kata lain, pola jaringan diidentifikasi

sebagai sistem hirarki.

Gambar 2.3 Pola gestalt

Gambar 2.5 Pola Jaringan

Gambar 2.4 Pola Sistematis

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

33

Berikut ini adalah rangkuman pola orgranisasi dan tipe sirkulasi yang

mewakilinya:

Tabel II.1Macam-macam Pola Organisasi dan Tipe Sirkulasi Spasial

Pola Organisasi Tipe Sirkulasi Penempatan

Struktur

Informasi

Struktur

Jalur Tunggal - Anchor points

Core - Anchor points

Komposit - Anchor points pada

persimpangan

Shoestring

Jaringan Tersebar - Anchor points pada

persimpangan

Jalur Tunggal Bentuk Jalur Gabungan antara jalur

dan bentuk bangunan

Core Bentuk jalur Gabungan antara jalur

dan bentuk bangunan

Terpusat Bentuk jalur Terpusat pada jalur dan

bentuk bangunan

Gestalt

Komposit Bentuk jalur Joints dan

persimpangan pada

jalur dan bentuk

bangunan

Axial Simetri Axis

Terpusat Simetri Pusat

Sistematis

Focal order Titik focal

Grid Pola grid Titik pemberhentianJaringan

Sirkulasi hierarchical Hierarchy Hierarchical order atas

node atau jalur

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

34

D. Keterkaitan 4 Fungsi Marka Grafis dalam Sistem Wayfinding

Berikut bagan yang menunjukkan proses wayfinding dan sistem informasi yang

terdapat dalam masing-masing proses tersebut :

Dari bagan proses wayfinding dan sistem informasi tersebut terlihat korelasi

antara fungsi marka grafis dengan manfaat yang ditimbulkan olehnya. Menurut teori

yang dikemukakan oleh John Follis dan Dave Hammer dalam bukunya Architecture

Signing and Graphics mengatakan bahwa marka grafis mempunyai 4 fungsi, yaitu

directional, identifying, informational dan restrictive. Lalu secara lebih lanjut, empat

fungsi tersebut akan dimanfaatkan dalam proses wayfinding yang terdiri atas 4 unsur

utama, yaitu arrival points, floor numbering, destination names dan sign placement.

Pada bagan dalam gambar 2.29 dapat diidentifikasi kegunaan marka grafis

berdasarkan 4 faktor yang telah disebutkan. Pada proses 2 hingga 5 fungsi marka

grafis cukup berperan. Wayfinding signs and symbols, pedestrian map, directional

map, regional map, jadwal, tourist information center merupakan alat pendukung

pemberi informasi pada proses tersebut yang merupakan perwujudan dari keempat

- Internet- Telepon- Peta- Jadwal- Trip Planner- TouristInformationCenter- Handphone

-WayfindingSigns&Simbol- RegionalMaps- Jadwal- SDMPariwiisata- TouristInformationCenter- Handphone

-WayfindingSigns&Simbol- RegionalMaps- Local AreaMaps- Jadwal- SDMPariwisata- TouristInformationCenter- Handphone

-WayfindingSigns&Simbol- PedestrianMap- SDMPariwisata- InformationCenter- City guideMap- Handphone

- WayfindingSigns&Simbol- DirectionalMap- Guide Book- SDMPariwisata- InformationCenter

Alat pemberi informasi :

1

Origin

2

OriginatingStation

3

Transfer

Station

4

4

Destination

Station

5

FinalDestination

Gambar 2.6

Bagan proses wayfinding dan sistem informasi

(Sumber : Technical Memorandum 4. Proposed Regional Wayfinding Signage Program, 2005)

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

35

fungsi marka grafis. Masing-masing dari fungsi tersebut saling berkaitan dan

memberikan manfaat pada proses wayfinding.

II.1.4. Tipografi dalam Marka grafis

Umum diketahui bahwa tipografi mempunyai arti penting dalam

pembentukkan sebuah marka grafis yang baik. mulai dari penggunaan huruf,

pengaturan jarak hingga pengaturan besar huruf sangat menentukan akan keberhasilan

sebuah marka grafis untuk berfungsi dengan baik sebagai media pemberi informasi.

Namun berbeda dengan penggunaan tipografi dalam sebuah media cetak, untuk

keperluan sebuah marka grafis perlu diperhatikan apa yang dinamakan legibilitas.

A. Elemen huruf

Pada dasarnya huruf mempunyai beberapa elemen yang umumnya sudah kita

ketahui. Dari elemen-elemen tersebut terbentuk susunan huruf yang mengindikasikan

akan pemberian informasi.

Elemen-elemen huruf tersebut terdiri dari:

a. Huruf Uppercase

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

b. Huruf lowercase

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

c. Angka

1234567890

d. Simbol

@ $ % &

e. Tanda baca

, . : ” ; ’ ? /

B. Pengaturan Visual terhadap Huruf yang Bundar

Pada umumnya, huruf dengan bentuk yang bundar pada penulisannya akan

sedikit lebih tinggi dari pada huruf dengan bentuk rata. Hal ini dikarenakan apabila

huruf bentuk bundar disamaratakan tingginya dengan huruf bentuk rata, maka huruf

bentuk bundar akan terlihat lebih kecil.

Contoh:

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

36

C. Huruf Kecil

Dalam penulisan huruf kecil, terdapat beberapa hal yang wajib untuk diketahui.

a. X-height

X-height adalah jarak antara baseline dengan garis tengah batas

atas badan huruf kecil.

b. Ascenders

Ascenders adalah garis antara batas atas x-height dengan batas atas

height lines.

c. Descenders

Descenders adalah garis atas x-height dengan baseline.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

37

d. Overall height

Overall height adalah jarak tinggi keseluruhan huruf dari bagian

atas huruf hingga bagian dasar huruf.

D. Kategori Jenis Huruf

Berdasarkan buku Architecture Signing and Graphics, jenis huruf dibagi

menjadi 4 kategori, yaitu :

a. Serif

Jenis huruf serif diidentifikasi dengan adanya garis pendek pada bagian ujung

badan huruf. Pada umumnya jenis huruf ini mempunyai tingkat legibilitas yang baik,

namun tidak sebaik jenis huruf sans serif. Jenis huruf ini menghasilkan tampilan

hangat dan klasik.

Contoh :

applyb. Sans Serif

Jenis huruf ini tidak mempunyai garis pendek pada bagian ujung badan huruf.

Dalam pembuatan marka grafis, jenis huruf ini banyak digunakan karena tingkat

legibilitasnya yang tinggi dan menciptakan tampilan yang jelas dan modern.

Contoh :

apply

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

38

c. Transitional

Jenis huruf ini mempunyai tampilan klasik seperti jenis huruf serif, namun

tetap mempunyai tingkat legibilitas yang tinggi seperti jenis huruf sans serif.

Contoh :

applyd. Decorative

Jenis huruf ini mempunyai tingkat legibilitas yang paling rendah dan

digunakan apabila komunikasi bukan hal yang primer.

Contoh :

applyE. Besar Huruf dalam Marka Grafis

Besar huruf dalam marka grafis bervariasi tergantung kepada fungsi dan

tujuannya. Dalam tesis ini, dibutuhkan 3 macam jenis besar huruf yaitu untuk

pengidentifikasi jarak dekat, pengidentifikasian jarak sedang dan pengidentifikasian

jarak jauh. Pengidentifikasian jarak dekat ditujukan untuk informational sign yang

diidentifikasi oleh pengguna dari jarak dekat karena marka grafis tersebut

mengandung banyak informasi. Pengidentifikasian jarak sedang ditujukan untuk

directional sign bagi pedestrian. Pengidentifikasian jarak jauh ditujukan untuk

pengendara kendaraan bermotor.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

39

Dalam keperluan tertentu, terkadang informasi yang terdapat dalam sebuah

marka grafis tidak hanya mengandung kalimat namun juga terdapat simbol sebagai

penegasan kembali kalimat tersebut. Atau dapat pula sebuah marka grafis tidak

mengandung kata atau kalimat namun hanya menampilkan simbol sebagai

penyederhana kata atau kalimat tersebut. Perbandingan antara tinggi simbol dan jarak

pengidentifikasi yang efektif bagi pejalan kaki dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2.7

Perbandingan tinggi huruf dan jarak pandang pada marka grafis untuk pengidentifikasian jarak jauh (di

jalan raya). ( Sumber : hal. 495 buku Human Factors Design Handbook.)

Gambar 2.8

Perbandingan tinggi simbol dan jarak pandang pada marka grafis untuk pengidentifikasian oleh pejalan

kaki. Perbandingan tersebut dengan jarak pandang efektif tidak lebih dari 46.5 m dan tidak kurang dari

6 m. (Sumber : hal. 503 buku Human Factors Design Handbook.)

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

40

II.1.5. Ukuran Standar Besar dan Tinggi Marka Grafis

Beberapa ukuran standar besar marka grafis:

a. Marka grafis petunjuk arah dengan penempatan di atas kepala

Untuk marka grafis yang ditempatkan diatas kepala (didalam gedung) ukurannya

adalah 12” x 48” atau 12” x 72”.

b. Marka grafis yang berisi informasi

Untuk marka grafis yang berisi informasi (umumnya peta petunjuk) ukurannya adalah

18” x 36” (maks.).

Ukuran standar penempatan tinggi marka grafis:

a. Marka grafis dengan penempatan di atas kepala

Untuk marka grafis dengan penempatan di atas kepala (di dalam gedung) mempunyai

minimum ketinggian 7’ atau 213 cm.

b. Marka grafis yang berisi informasi

Untuk marka grafis yang berisi informasi ditempatkan pada ketinggian 152,4 cm dari

dasar hingga ke bagian informasi paling atas.

c. Marka grafis di jalan raya dan di dalam perumahan

Untuk marka grafis di jalan raya mempunyai ketinggian standar 275 cm, dan untuk

penempatan di perumahan mempunyai ketinggian standar 200 cm.

II.1.5. Human Factors

Dalam suatu marka grafis, faktor manusia dalam merespon alat penanda

sangat penting. Karena besar kecilnya pengaruh menentukan baik tidaknya marka

grafis tersebut. Setiap orang akan memberikan respon yang berbeda dalam

menanggapi sebuah tanda. Respon pada masing-masing individu dipengaruhi oleh

faktor fisik dan karakter psikologis.

Pada penelitian ini, faktor yang mempengaruhi manusia dibagi menjadi dua

bagian, yaitu :

1. Faktor fisik

Yang dimaksud dengan faktor fisik adalah kemampuan bagi individu dalam

merespon sebuah tanda. Kemampuan tersebut dipengaruhi oleh panca indera manusia.

Macam-macam faktor fisik adalah :

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

41

a. Besar area pandang

Penelitian membuktikan bahwa besaran area pandang normal yang dimiliki

oleh manusia pada umumnya adalah sekitar 60°. Area diluar sudut pandang 60° tidak

dapat dilihat secara maksimal. Namun apabila sebuah alat penanda ditempatkan

menempel pada langit-langit sebuah ruangan/gedung, maka besaran tersebut akan

melebihi 60°. Dalam keadaan tersebut, secara reflek manusia akan mendongakkan

kepalanya untuk melihat informasi yang berada di atas.

Atau pada keadaan lain, ruangan ditata dengan pagar pembatas agar apabila

alat penanda diletakkan dilangit-langit, pengguna hanya akan mendekat hingga batas

yang ditentukan. Dengan ini maka akan tetap didapatkan jarak pandang maksimal

sebesar 60°.

Gambar 2.9

Gambar ilustrasi penempatan sign diatas kepala dengan tinggi manusia yang akan melihat sign

tersebut.

(Sumber : Technical Memorandum 4. Proposed Regional Wayfinding Signage Program)

Gambar 2.10

Ilustrasi penempatan marka grafis diatas kepala dengan menempatkan pembatas sebagai pencegah

pengamat agar tidak mendekati marka grafis lebih dekat sehingga marka grafis dapat diidentifikasi

dengan lebih jelas.

(Sumber : Technical Memorandum 4. Proposed Regional Wayfinding Signage Program)

X= tinggi marka grafisY= jarak menuju markagrafisZ= ketinggian huruf

Pembatas rendah untuk

menghalangi pengamatmendekati marka grafis

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

42

`Gambar 2.11

Pengamat pria pada posisi berdiri/display pos kerja

(Sumber: Dimensi Manusia & Ruang Interior, Julius Panero dan Martin Zelnik, Whitney Library of

Design, 1979)

Gambar 2.12

Pengamat wanita pada posisi berdiri/display pos kerja

(Sumber: Dimensi Manusia & Ruang Interior, Julius Panero dan Martin Zelnik, Whitney Library of

Design, 1979)

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

43

b. Kemampuan kecepatan baca

Kemampuan kecepatan baca pada manusia normal adalah sekitar 125-600 kata

per menit. Faktor penentu lain, seperti umur, kecerdasan, dan edukasi mempengaruhi

kecepatan kemampuan baca. Rata-rata kemampuan tersebut adalah 250 kata per

menit. Berdasarkan pada kemampuan kecepatan baca yang ada, untuk pengendara

kendaraan bermotor, dimana hanya akan membaca untuk beberapa detik saja, maka

dalam alat penanda yang ada sebanyak-banyaknya hanya mengandung 6 kata.

Tabel II.2 Bagan analisa legabilitas dan kecepatan baca sebuah tanda pada kendaraan

bermotor. (Sumber : Architectural Signing and Graphics, Follis and Hammer, hal.

22)

Jumlah

Jalur

Kecepatan

(KM/JAM)

Durasi

Reaksi (detik)

Jarak yang

ditempuh saat

bereaksi

(meter)

Tinggi

Huruf

(cm)

Area

komersial

& Industri

(m2)

Institusi

Perumahan

Agrikultur

(m2)

2 24,1

48,3

72,4

88,5

8 53,6

107,3

161

214,6

10,16

17,78

25,4

35,56

0,74

2,3

4,6

9,3

0,55

1,67

3,34

6,5

4 24,1

48,3

72,4

88,5

10 67

134

201

268,2

10,16

22,86

33,02

43,18

0,74

3,7

8,4

13,9

0,55

2,6

5,9

9,8

6 24,1

48,3

72,4

88,5

11 73,8

147,5

221,3

295

12,7

22,86

35,56

48,26

1,2

13

9,3

17,65

0,9

2,6

6,5

12,4

Tol 88,5 12 321,9 53,34 21,34 15,05

c. Tingkat keterbacaan

Menurut penelitian yang ada, menyimpulkan bahwa dibawah cahaya

penerangan normal, saat subyek berdiri tegak, seorang manusia dengan pengelihatan

normal 20/20 dapat membaca 1 inci (25 mm) tinggi huruf pada standar Snellen eye

chart yang digunakan oleh optometris pada jarak 50 feet (15 meter).

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

44

2. Faktor psikologis

Dalam proses penginterpretasian sebuah alat penanda, selain faktor dari

manusia, juga terdapat faktor dari fisik alat penanda itu sendiri yang ikut berpengaruh.

Faktor tersebut dikategorikan sebagai faktor psikologis, karena mempengaruhi

manusia dalam merespon tanda.

Faktor psikologis itu terdiri dari:

a. Figure-Ground Relationship

Yang dimaksud dengan teori figure-ground ini adalah bagaimana pengaruh

hubungan antara bentuk/pola sebuah tanda dengan latar belakang yang dimilikinya.

Sebuah bentuk akan lebih tegas apabila mempunyai outline atau garis pembatas luar.

Dan apapun yang menguatkan persepsi pada sebuah bentuk akan mempengaruhi

proses peresponan ke arah yang lebih positif.

Konsep teori figure-ground ini juga berhubungan dengan bagaimana jarak

antara huruf mempengaruhi persepsi sebuah pesan. Menurut ilmu psikologi, hal ini

disebut perceptual filling in atau figural organization. Apabila jarak antara huruf

dalam sebuah kata terlalu dekat, maka persepsi pada kata akan buram.

b. Pengimplementasian Warna

Proses pemberian warna pada sebuah alat penanda sangat mempengaruhi

persepsi akan makna dan pesan yang disampaikan. Pemberian warna dapat

dimaksudkan untuk memberikan kesan menarik, namun dalam sebuah marka grafis,

pemberian warna umumnya mempunyai makna sendiri. Misalnya dalam gedung

parkir bertingkat, pemberian warna berbeda untuk membantu memandu pengguna

dalam mengingat lokasi parkir yang dituju.

Foto 2.20Outline sebagai contoh figure-ground

relationship pada signage.

(Sumber : Print Casebooks 9: The Best in

Environmental Design Graphics, Akiko

Busch, 1991)

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

45

3. Faktor lingkungan

Ada beberapa faktor lingkungan yang ikut mempengaruhi persepsi manusia

terhadap alat penanda. Yang paling utama adalah yang berhubungan dengan kualitas,

intensitas dan pengaruh pencahayaan yang jatuh pada alat penanda tersebut; faktor

fisik berupa halangan pada garis area pandang antara alat penanda dan pengguna;

serta lingkungan di belakang maupun sekitar penempatan alat penanda.

a. Pencahayaan

Pada keadaan normal pencahayaan yang dibutuhkan adalah sekitar 25

footcandles. Namun pada keadaan gelap, dengan pencahayaan sekitar 2 footcandles

masih dapat dimungkinkan, karena mata akan berkontraksi. Pada keadaan yang

memungkinkan untuk terjadinya pencahayaan minim, maka kontras antara copy

dengan background harus tinggi. Sehingga alat penanda masih dapat direspon oleh

pengguna.

b. Garis batas pandangan

Pada keadaan umum, alat penanda akan ditempatkan pada area yang

memungkinkan bagi semua orang untuk melihatnya. Namun pada keadaan-keadaan

tertentu, akan terdapat hambatan dalam penempatan di tempat yang terjangkau dalam

area pandang. Dalam hal ini dibutuhkan kreativitas desainer untuk menentukan cara

dalam menghindari hambatan yang akan timbul.

c. Latar belakang marka grafis

Ada beberapa faktor background yang mempengaruhi persepsi pengguna

dalam merespon sebuah alat penanda. Salah satunya adalah mengenai hubungan

antara huruf dengan latar belakang yang menyertainya dalam sebuah bentuk alat

penanda, yang lebih dikenal dengan hubungan figure-ground. Hal lainnya adalah

hubungan antara sebuah alat penanda dengan latar belakang lingkungannya.

Lingkungan yang menyertai latar belakang sebuah alat penanda dapat memberikan

gangguan dalam penerimaan pesan bagi pengguna, kecuali alat penanda didesain

sedemikian rupa sehingga dapat muncul di antara lingkungan yang kurang

mendukung.

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

46

II.1.6. Elemen dekoratif

Sebagai bagian dari alat pemberi informasi, menurut John Follis dan Dave

Hammer dalam bukunya yang berjudul Architectural Signing and Graphics ada yang

dinamakan unsur elemen dekoratif. Unsur ini termasuk dalam kategori elemen

penunjang dalam marka grafis. Fungsi utama dari elemen ini adalah untuk

memberikan nilai tambah dan menarik terhadap tempat maupun kegiatan yang ada,

namun tidak memberikan informasi utama bagi tempat wisata atau daerah tersebut.

Unsur elemen dekoratif ini berkembang dan berubah sejalan dengan ide tematik yang

ada di lokasi setempat.

Elemen dekoratif ini terdiri dari 2 macam bentuk :

1. Gambar grafis

Bentuk elemen dekoratif yang berupa gambar grafis ini memberikan fungsi

sebagai nilai penambah faktor estetika di lokasi setempat, bukan sebagai pemberi

informasi utama. Unsur ini dapat diarahkan kepada desain dekoratif yang memberikan

warna, unsur harmonis, sebuah ide tematik bahkan sense of place ke dalam area

tersebut.

2. Banner

Yang dimaksud dengan banner dalam hal ini, termasuk juga bendera,

pennants, dan streamer. Umumnya, dalam sebuah kota atau lokasi wisata digunakan

bentuk elemen tersebut untuk mengumumkan event yang sedang terjadi serta juga

dimaksudkan untuk menambah unsur estetika.

II.1.7. Warna

Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya

sempurna (berwarna putih). Identitas suatu warna ditentukan panjang gelombang

cahaya tersebut. Sebagai contoh warna biru memiliki panjang gelombang 460

nanometer. Panjang gelombang warna yang masih bisa ditangkap mata manusia

berkisar antara 380-780 nanometer. Warna bisa berarti pantulan tertentu dari cahaya

yang dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat di permukaan benda. Misalnya

pencampuran pigmen magenta dan cyan dengan proporsi tepat dan disinari cahaya

putih sempurna akan menghasilkan sensasi mirip warna merah.

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

47

Setiap manusia mempunyai kemampuan yang berbeda dalam mengidentifikasi

dan mengingat sebuah warna. Umumnya hanya 6 warna (tidak termasuk hitam dan

putih) yang mampu diingat dengan baik, yaitu merah kuning biru, hijau, oranye dan

coklat9. Untuk keperluan marka grafis, warna dapat dipergunakan sebagai alat

penunjang proses pengidentifikasian. Contohnya adalah pemberian warna yang

berbeda bagi tiap lantai dalam gedung parkir untuk penomoran. Namun umumnya

jika sudah menggunakan angka atau huruf dalam pengidentifikasian, penggunaan

warna tidak diperlukan lagi.

A. Warna primer, sekunder dan tertier

Warna primer adalah merah, kuning dan biru.

Warna sekunder adalah hijau, oranye dan ungu. Warna sekunder didapat dari

percampuran 2 warna primer.

Warna tertier adalah warna yang dihasilkan dari percampuran warna primer dan

sekunder.

9 Hal. 19 Buku Architecture Signing and Graphics karangan John Follis dan Hammer.

Gambar 2.13Bentuk spektrum warna.

Diagram lingkaran warna pertama kali didesain oleh Sir Isaac Newton tahun 1666.

(Sumber: www.tigercolor.com)

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

48

B. Warna tint, shade dan tone

Tint adalah hasil sebuah warna yang dicampur dengan warna putih.

Shade adalah hasil sebuah warna yang dicampur dengan warna hitam.

Tone adalah hasil sebuah warna yang dicampur dengan warna abu-abu.

C. Harmoni warna

Warna komplementer adalah warna yang terletak berlawanan dalam sebuah

diagram warna, misalnya warna merah dan hijau. Warna komplementer tidak

disarankan untuk menuliskan teks.

Gambar 2.17(ki) Warna komplementer.

(ka) Warna komplementer

diatas warna putih dan hitam

(Sumber:

www.tigercolor.com)

Gambar 2.14

Tint

(Sumber: www.tigercolor.com)

Gambar 2.15

Shade

(Sumber: www.tigercolor.com)

Gambar 2.16

Tone

(Sumber: www.tigercolor.com)

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

49

Warna Analogus adalah warna yang terletak bersebelahan dalam sebuah

diagram warna.

Warna Triadik adalah warna dalam hubungan garis segitiga sama sisi yang

yang dalam sebuah diagram warna.

Warna Split-komplementer adalah sebuah variasi bentuk terhadap arna

komplementer. Warna split-komplementer menggunakan 1 warna dasar dan 2 warna

yang terletak berhadapan dengan warna dasar tersebut.

Gambar 2.18(ki) Warna analogus. (ka)

Warna analogus diatas warna

hitam dan putih.

(Sumber:

www.tigercolor.com)

Gambar 2.19(ki) Warna triadik. (ka)

Warna triadik diatas warna

hitam dan putih.

(Sumber:

www.tigercolor.com)

Gambar 2.20(ki) Warna split-

komplementer. (ka) Warna

split-komplementer diatas

warna hitam dan putih.

(Sumber:

www.tigercolor.com)

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

50

Warna Tetradik adalah 2 warna komplementer yang saling berhadapan dan

membentuk garis persegi panjang.

Warna Quatradik adalah 2 warna komplementer yang saling berhadapan dan

membentuk garis bujur sangkar.

Warna juga memiliki makna dan arti tertentu. Umumnya warna merah akan

memberikan arti bahaya atau dilarang. Hal ini karena asosiasi warna api yang

mempunyai arti bahaya. Sedangkan warna kuning mempunyai makna hati-hati.

Menurut sumber www.color-wheel-pro.com, warna dijelaskan secara lebih

rinci. Masing-masing dari warna mempunyai arti umum secara simbolis. Dari arti

tersebut mempunyai arti-arti tertentu berdasarkan bidang yang diwakilinya.

Gambar 2.21(ki) Warna tetradik. (ka)

Warna tetradik diatas warna

hitam dan putih.

(Sumber:www.tigercolor.com)

Gambar 2.22(ki) Warna quatradik. (ka)

Warna quatradik diatas warna

hitam dan putih.

(Sumber:

www.tigercolor.com)

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

51

Tabel II.3 Arti warna dalam bidang keuangan, teknik dan kesehatan. (Sumber:

www.bigbadbookblog.com)

Warna Keuangan Teknik Kesehatan

Merah Kerugian Panas, bahaya Bahaya, darurat,

Mengandung

oksigen

Kuning Penting, keadaan

yang substansial

Hati-hati,

Pemberitahuan

Sedikit harapan

Biru Dapat

diandalkan, resmi

Air, dingin, sejuk Kematian, racun

Hijau Keuntungan Aman,

lingkungan

Infeksi

Cyan Sejuk, sedih Uap Racun, minim

oksigen

Merah

Merah adalah warna api dan darah, sehingga dapat diasosiasikan dengan

energi, perang, bahaya, kekuatan, kekuasaan, dan juga hasrat, keinginan dan cinta.

Merah adalah warna yang memiliki makna emosional tinggi. Warna tersebut memiliki

tingkat visibilitas yang tinggi sehingga banyak digunakan untuk marka jalan, lampu

lalu lintas dan alat-alat penting lainnya. Dalam bidang lain, merah juga diartikan

sebagai keberanian, sehingga banyak digunakan dalam warna bendera nasional

sebuah negara. Merah juga diartikan sebagai warna yang dapat menstimulasi pembaca

untuk melakukan pemikiran yang cepat, seperti tanda “SALE”, “DISKON” ataupun

“BUY ONE GET ONE” yang selalu diberi warna merah.

Berbagai turunan warna merah mempunyai arti sebagai berikut :

Merah menyala merepresentasikan seksualitas, hasrat, cinta, kebahagian.

Pink merepresentasikan romansa, cinta, persahabatan, feminin.

Merah tua diasosiasikan sebagai pemberontakan, marah, kepemimpinan, keberanian.

Coklat merepresentasikan sebagai stabilitas dan maskulin. Dari sumber Color

Harmony Workbook, warna coklat dapat diasosiasikan sesuatu yang bernuansa

membumi, kultural, budaya, seni dan budaya jaman dulu.

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

52

Oranye

Oranye memiliki komninasi antara energi dari warna merah dan suasana kebahagiaan

dari warna kuning. Warna oranye sering diasosiasikan dengan nuansa kebahagiaan,

sinar matahari dan alam tropis. Oranye memiliki makna antusias, kreativitas, dan

atraktif.

Warna oranye juga memiliki tingkat visibilitas yang tinggi seperti warna merah

sehingga dapat digunakan untuk menarik perhatian dan menggarisbawahi elemen

penting dalam sebuah desain. Oranye sangat efektif untuk mempromosikan produk

makanan dan mainan.

Berbagai turunan warna oranye mempunyai arti sebagai berikut :

Oranye tua dapat diartikan sebagai tidak dapat dipercaya.

Oranye kemerah-merahan dapat diartikan sebagai hasrat seksual, agresi dan aksi.

Emas merepresentasikan arti prestisius, kekayaan, kebijakan, dan kualitas tinggi.

Kuning

Kuning adalah warna dari sinar matahari. Sehingga warna kuning diasosiasikan

sebagai kebahagian, intelektualitas dan energi baik. Namun warna kuning juga

memiliki arti kekanak-kanakan dan tidak disarankan untuk menjual produk maskuin

yang bernilai tinggi dan prestisius. Warna kuning memproduksi efek yang

menghangatkan, menstimulasi aktivitas mental dan energi positif. Warna kuning yang

terang merupakan penarik perhatian yang tinggi. Apabila warna kuning

dikombinasikan dengan warna hitam mempunyai arti perhatian.

Hijau

Hijau adalah warna alam. Warna tersebut menyimbolkan pertumbuhan, harmonisasi,

kesegaran dan fertilitas. Hijau memiliki makna emosional dengan keamanan. Hijau

tua sering diasosiasikan dengan uang. Warna hijau memiliki kekuatan untuk

menyembuhkan dan relaksasi untuk mata manusia.

Warna hijau dapat diindikasikan dengan makna aman bila dihubungkan dengan

produk medis. Warna tersebut kebalikan dari warna merah dalam keperluan lalu

lintas.

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

53

Biru

Biru adalah warna langit dan laut. Warna tersebut sering diasosiasikan dengan

kedalaman dan stabilitas. Biru menyimbolkan kepercayaan, loyalitas, kebijakan,

percaya diri, intelegensi, kebenaran dan surga.

Warna biru dapat digunakan untuk mempromosikan produk dan jasa yang

berhubungan dengan kebersihan dan air. Dan warna biru mempunyai arti yang

berlawanan dengan emosi warna merah, oranye dan kuning, yaitu intelek, dan

perhatian dalam arti yang lebih tenang. Warna biru direkomendasikan untuk

mempromosikan produk teknologi tinggi dan dihindarkan untuk mempromosikan

produk makanan karena menghilangkan selera.

Berbagai turunan warna biru mempunyai arti sebagai berikut :

Biru muda diasosiasikan dengan kesehatan, penyembuhan, pengertian dan

kelembutan.

Biru tua diasosiasikan dengan ilmu pengetahuan, kekuatan, resmi, serius.

Ungu

Warna ungu mempunyai makna kombinasi antara stabilitas yang dimiliki oleh warna

biru dan energi yang dimiliki oleh warna merah. Ungu sering diasosiasikan dengan

royalti, kebijakan, kreativitas, misteri, dan kekuatan magis. Warna tersebut

menyimbolkan kekuatan, ambisi, ekstravagansa dan kemewahan.

Berbagai turunan warna ungu mempunyai arti sebagai berikut :

Ungu muda merepresentasikan romantis dan nostalgia.

Ungu tua merepresentasikan kesedihan dan frustasi.

Putih

Warna putih sering diasosiasikan dengan cahaya, kebaikan, kemurnian, dan virginitas.

Dari makna-makna tersebut, warna putih sering diartikan sebagai warna yang

menggambarkan kesempurnaan.

Putih mempunyai makna aman, murni dan bersih. Warna putih mempunyai makna

yang positif, yang berlawanan dengan warna hitam.

Dalam dunia advertising, putih sering diasosiasikan dengan kesejukan dan

kebersihan. Warna putih dapat digunakan dalam mempromosikan produk hi-tech

yang memiliki gaya minimalis. Putih juga digunakan untuk organisasi non-profit dan

Page 39: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

54

sering diasosiasikan dengan rumah sakit, dokter dan steril serta untuk produk

makanan adalah produk-produk rendah kalori dan rendah lemak.

Hitam

Warna hitam sering diasosiasikan dengan kekuatan, elegan, formal, kematian, misteri,

dan kejahatan. Warna tersebut umumnya mempunyai makna konotasi yang negatif.

II.1.8. Rangkuman

Keseluruhan teori diatas berkaitan dengan marka grafis dalam sistem

informasi visual. Secara umum, teori-teori tersebut terdiri dari fungsi marka grafis

yang dibagi menjadi empat kategori, yaitu directional, identifying, informational dan

restrictive. Masing-masing dari fungsi tersebut mempunyai bentuk marka grafis

tersendiri yang spesifik. Serta dalam tiap fungsi memberikan informasi yang berbeda-

beda. Kemudian terdapat kegunaan simbol sebagai unsur pembentuk marka grafis.

Dalam hal ini diketahui bahwa simbol merupakan salah satu unsur penting pembentuk

sebuah marka grafis. Sebuah simbol yang baik dapat berfungsi sebagai

penyederhanaan kalimat. Erat kaitannya dengan simbol, adalah piktogram. Piktogram

adalah sebuah penyederhanaan visual dari yang sebuah bentuk yang sesuai dengan

aslinya. Misalnya digunakan sebagai penyederhanaan sebuah gereja sebagai alat

untuk menginformasikan lokasi sebuah gereja dalam sebuah peta wisata.

Dalam sebuah sistem informasi visual, proses wayfinding merupakan sebuah

proses yang umum dilakukan oleh pengguna. Dalam hal ini, erat kaitannya dengan

wisatawan sebagai pengguna marka grafis yang berhubungan dengan kegiatan

kepariwisataan. Lancar atau tidaknya sebuah proses wayfinding merupakan bukti dari

berhasil atau tidaknya fungsi sebuah marka grafis. Dalam hal ini keberhasilan marka

grafis juga ditentukan oleh faktor-faktor penentu selain dari beberapa faktor yang

telah disebut pada paragraf sebelum, seperti human factors yang menyangkut

mengenai faktor-faktor pendukung penerimaan pesan oleh si pengguna marka grafis

yang terdiri dari faktor fisik dan psikologis, dan faktor tipografi serta warna yang

turut berperan sebagai faktor pembentuk sebuah marka grafis.

Page 40: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

55

II.2 Sistem Informasi Pariwisata

Turisme adalah salah satu dari beberapa aktivitas dalam sebuah komunitas

atau daerah yang memerlukan perencanaan dan koordinasi. Perencanaan terdiri dari

proses pengidentifikasian objek, sekaligus penjabaran serta pengevaluasian metode

dalam mencapai tujuan yang dimaksud. Proses perencanaan ini dilaksanakan dengan

perencanaan yang komprehensif, dalam hal ini adalah perencanaan yang mencakup

seluruh sumber yang berkaitan dengan turisme, termasuk organisasi, pasar, dan

program dalam daerah tersebut. Dalam perencanaan komprehensif juga meliputi

aspek ekonomi, situasi lingkungan, sosial dan aspek institusional yang berkaitan

dengan perkembangan pariwisata, khususnya pariwisata daerah.

Menurut Daniel Stynes dan Cynthia O’Halloran (1987) mengatakan bahwa

dalam proses perencanaan sistem pariwisata terdapat enam langkah yang harus

dipenuhi10, yaitu:

1. Menjabarkan tujuan yang ingin diraih, dalam hal ini adalah peningkatan

pariwisata daerah sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan pendapatan

dareah setelah adanya aturan otonomi daerah yang diberlakukan di Indonesia.

2. Mengidentifikasi sistem informasi pariwisata, dalam hal ini adalah semua aspek

yang berkaitan dengan berlangsungnya kegiatan kepariwisataan.

3. Melakukan generalisasi pada semua objek wisata. Artinya mempersiapkan sebuah

objek wisata untuk dapat dikunjungi oleh seluruh lapisan masyarakat.

4. Mencari hal-hal alternatif lain (sekunder/pendukung kegiatan wisata) yang masih

berkaitan dengan objek utama.

5. Memilih hal-hal alternatif tersebut serta menggabungkannya dengan keseluruhan

objek utama sehingga menjadi satu kesatuan sistem pariwisata.

6. Memonitor perkembangan sistem pariwisata dan mengevaluasi perkembangannya.

Sebagai sebuah sistem informasi pariwisata, unsur-unsur yang terlibat dalam

sistem tersebut terdiri dari media informasi dan komunikasi, desain, sistem

transportasi, jasa pelayanan, serta objek wisata itu sendiri. Media informasi dan

komunikasi dibutuhkan sebagai upaya untuk pemberian informasi yang jelas dan

akurat.

10 Makalah dari Michigan State University berjudul Tourism Planning, oleh Daniel J. Stynes dan

Cynthia O’Halloran (Oktober 1987)

Page 41: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

56

II.2.1 Pengertian Kota, Pariwisata dan Objek Wisata

Pada penelitian ini, sistem informasi pariwisata tidak lepas keterkaitannya

dengan salah satu fungsi sebuah kota. Pengertian kota dapat dijelaskan baik dari segi

struktural maupun fungsional. Bila dihubungkan dengan segi struktural, maka

menurut A.L. Slamet Ryadi (1984) kota dapat diartikan sebagai suatu area/daerah atau

wilayah yang secara administratif memiliki batas-batas dengan didalamnya terdapat

komponen-komponen yang meliputi antara lain; penduduk dengan ukurannya

(population size), sistem ekonomi, sistem sosial, sarana maupun infrastruktur yang

semuanya merupakan sebagai satu kelengkapan keseluruhan. Selanjutnya dari segi

fungsionalnya pengertian kota dapat diartikan sebagai pusat pemukiman penduduk

maupun pusat pertumbuhan dalam sistem pengembangan kehidupan sosio kultural

yang luas.11

Ditinjau dari sisi peranannya, fungsi sistem informasi pariwisata berkembang

sejalan dengan adanya perkembangan yang terjadi di dalam kota itu sendiri. Jika

ditinjau dari segi fisik, sistem informasi pariwisata tidak lepas hubungannya dengan

sistem informasi umum yang ada di dalam kota. Sistem informasi umum tersebut juga

mewakili kebutuhan wisatawan pelancong yang datang ke kota tersebut.

Pemenuhan akan kebutuhan bagi wisatawan adalah sebuah standardisasi

umum dalam pengembangan sebuah daerah/kota di era industri sekarang. Adapun

tersedianya sistem informasi pariwisata yang lengkap dan terpadu yang memberikan

kenyamanan bagi wisatawan merupakan suatu nilai tambah dan keuntungan bagi

daerah/kota itu sendiri karena akan memberikan reputasi yang baik bagi citra dan

identitas kota tersebut.

Kota mempunyai pengertian tersendiri bila dihubungkan dengan pariwisata.

Dengan mengambil contoh pada kota-kota di dunia, terdapat berbagai jenis kota

wisata. Salah satunya adalah kota historik. Kota historik mempunyai morfologi

perkotaan khusus, dengan peninggalan sejarah berupa artefak, bangunan ataupun

riwayat yang menarik bagi wisatawan (Ashworth and Tunbridge, 1990:3). Kota

historik dapat berbentuk suatu kota khusus atau kota dengan kawasan historik di

bagian kota dengan fungsi tertentu. Kota historik bukanlah kota yang sengaja

dibangun untuk pariwisata melainkan kota yang sudah ada dimanfaatkan untuk

pariwisata.

11 Diambil dari buku Tata Kota, Suatu Pendekatan dari Aspek Kesehatan Lingkungan, karangan A.L

Slamet Ryadi, hal. 5.

Page 42: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

57

Kompleksitas kepariwisataan di kota disebabkan karena (1) kota merupakan

suatu entitas yang berbeda antara satu dengan yang lainnya dari berbagai segi, antara

lain ukuran, lokasi, fungsi, penampilan dan pusaka (peninggalan) yang dimiliki, (2)

ukuran dan sifatnya yang multifungsional menyebabkan kesulitan pemahaman, (3)

fungsi pariwisata sukar untuk dipisahkan dari berbagai fungsi lain, karena sarana atau

pelayanan perkotaan jarang sekali/ tidak hanya diperuntukkan bagi wisatawan tetapi

juga untuk berbagai kelompok pengguna lainnya (Shaw and Williams, 1995:9).

Menurut UU No.9 th 1990, pengertian pariwisata adalah segala sesuatu yang

berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta

usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Sedangkan wisata adalah kegiatan

perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta

bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. 12

Seperti halnya dengan kota, pariwisata memiliki dimensi yang bersifat fisik

dan tangible, tetapi juga sarat dengan dimensi non fisik dan intangible. Pariwisata

mempunyai fungsi bagi pengembangan dan penampilan fisik kota, melalui

pengembangan prasarana dan sarana pariwisata. Prasarana khusus yang dapat

dimanfaatkan wisatawan, sarana akomodasi, sarana pelayanan jasa boga, serta sarana-

sarana lainnya yang menunjang kepariwisataan darah setempat. Secara fisik

pariwisata juga menciptakan landmark sebagai orientasi bagi wisatawan. Salah satu

cara untuk memahami arti pariwisata perkotaan adalah dengan mengetahui mengapa

wisatawan memilih kota sebagai sasaran kunjungannya. Secara fisik kota merupakan

konsentrasi geografik sarana dan fasilitas kepariwisataan meupun daya tarik yang

menjadi sasaran kunjungan; lokasinya nyaman untuk memenuhi kebutuhan wisatawan

maupun penduduk secara bersamaan.

Arti pariwisata yang intangibles, antara lain adalah kebanggaan yang

diciptakan terhadap kota yang banyak dikunjungi masyarakat dari luar. Jumlah

kunjungan mempunyai arti penting sebagai tolok ukur keberhasilan pariwisata yang

dapat dipahami oleh masyarakat luas.

Pariwisata juga mempunyai arti penting bagi kehidupan sosial budaya. Dalam

banyak kasus, kunjungan ke kota secara signifikan juga diwarnai dengan kunjungan

kekeluargaan dan pertemanan sebagai ekspresi interaksi sosial-budaya.

12 Sumber dari buku Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Kota Bogor (RIPP), hal. I-1

Page 43: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

58

Menurut Instruksi Presiden RI No.9 Tahun 1969, mengatakan bahwa definisi

wisatawan adalah setiap orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk

berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dan kunjungan itu. Dan dari

Departemen Pariwisata merangkum bahwa definisi wisatawan adalah setiap orang

yang melakukan perjalanan dan menetap untuk sementara di tempat lain selain tempat

tinggalnya, untuk salah satu atau beberapa alasan, selain mencari pekerjaan.

Stanley Plog (1972) mengelompokkan wisatawan menjadi tiga jenis

berdasarkan pada kepribadiannya masing-masing. Berikut adalah pengelompokan

wisatawan berdasarkan kepribadiannya :

1. Wisatawan psikosentrik, yaitu wisatawan yang hanya mau datang ke objek dan

daya tarik wisata yang betul-betul meyakinkan keamanan, kenyamanan, dan

keselamatannya, dan tidak mau datang ke objek wisata yang sama sekali belum

diyakininya.

2. Wisatawan alosentrik, yaitu wisatawan yang selalu mengingikan adanya

keanekaragaman objek dan daya tarik wisata serta pengalaman baru. Jika

melakukan perjalanan mereka menginginkan tujuan wisata yang dapat

memberikan pengalaman yang sama sekali berbeda dengan lingkungan dan

budaya negara, atau daerah asalnya.

3. Wisatawan midsentrik, yaitu wisatawan yang sekalipun tidak sepenuhnya bersifat

petualangan, tetapi mereka ini tidak takut mencoba pengalaman baru yang asing

bagi dirinya, asal tidak terlalu penuh tantangan.

Dari hasil pengamatan, terdapat beberapa macam jenis wisatawan yang dapat

dikelompokkan sebagai berikut :

a. Wisatawan berdasarkan lamanya waktu berkunjung, dibagi menjadi :

1. Wisatawan long-stay. Wisatawan ini adalah yang menginap untuk

beberapa saat di kota Bogor dan berencana untuk berkeliling kota Bogor.

Umumnya wisatawan ini adalah wisatawan mancanegara.

2. Wisatawan short-stay atau tur. Wisatawan ini umumnya hanya

mengunjungi beberapa tempat penting di kota Bogor, dan tidak menginap.

b. Wisatawan berdasarkan daerah asalnya, dibagi menjadi :

1. Wisatawan domestik dalam kota Bogor

2. Wisatawan domestik luar kota Bogor

3. Wisatawan mancanegara

Page 44: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

59

c. Wisatawan berdasarkan alat transportasi yang digunakannya, dibagi menjadi :

1. Wisatawan dengan menggunakan kendaraan umum (bis dan kereta api)

sebagai sarana untuk datang ke kota Bogor, dan menggunakan angkutan

perkotaan untuk mencapai tempat tujuan dari titik awal mereka sampai di

kota Bogor. Wisatawan ini umumnya tidak menginap di kota Bogor.

2. Wisatawan dengan menggunakan kendaraan pribadi. Wisatawan ini

umumnya tidak menginap di kota Bogor.

Dalam lingkup bidang pariwisata, objek wisata merupakan hal yang utama

untuk dikembangkan. Dan selanjutnya hal-hal yang berkaitan dan mendukung

peningkatan pariwisata tersebut juga perlu diperhatikan. Objek wisata yang akan

dikembangkan sebagai sumberdaya adalah suatu objek wisata yang mempunyai

kekuatan atau pengaruh yang diberikan oleh suatu objek wisata. Kekuatan dan

pengaruh yang dimaksudkan disini adalah suatu objek wisata yang memiliki faktor-

faktor yang berpengaruh. Dengan adanya faktor yang berpengaruh yang dimiliki

objek wisata tersebut, maka dapat terciptanya daya tarik dan menjadikan suatu objek

wisata itu potensial.

Faktor-faktor tersebut adalah :

1. Atraksi wisata yang dimiliki objek wisata. Yang dimaksudkan dengan atraksi

wisata adalah sesuatu yang dapat dilihat atau disaksikan, seperti atraksi seni,

danau, pemandangan pantai, gunung, candi, monumen, dan lain-lain.

2. Fasilitas penunjang objek wisata. Yang dimaksudkan dengan fasilitas penunjang

objek wisata adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk melayani mereka selama

berada di objek wisata. Sebagai contoh : WC, tempat istirahat, toko cinderamata,

tempat ibadah, fasilitas pemberian informasi bagi objek wisata ilmiah.

3. Kemudahan pencapaian objek wisata, adalah suatu kemampuan untuk mencapai

suatu tujuan wisata yang didukung oleh kemudahan transportasi.

4. Sarana angkutan umum, dalam hal ini transportasi darat adalah pengangkutan

domestik di tempat tujuan harus tersedia untuk semua penumpang sebelum

berangkat darai tempat asal. Sebagai contoh, bis, angkutan perkotaan, dan kereta

api.

Page 45: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

60

Berdasarkan Undang-undang No.9 Tahun 1990, objek dan daya tarik wisata

diklasifikasikan menjadi dua, yaitu

a. Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud

keadaan alam, serta flora dan fauna.

b. Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum,

peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro, wisata tirta,

wisata buru, wisata petualangan alam, taman rekreasi dan tempat hiburan.

Dalam pengembangan dan pengusahaannya, objek dan daya tarik wisata

dikelompokkan ke dalam :

1. Wisata alam

Wisata alam adalah kegiatan wisata dengan sasaran objek wisata berupa

pemanfaatan sumber daya alam dan tata lingkungannya. Objek wisata alam berupa

keindahan pemandangan alam, hutan rimba dengan tumbuhan hutan tropis serta flora

dan fauna.

2. Wisata budaya

Objek wisata budaya adalah objek wisata yang menampilkan pemanfaatan

budaya bangsa yang dijadikan sasaran wisata seperti kegiatan-kegiatan kebudayaan

berupa upacara adat, pertunjukan seni serta benda-benda sejarah purbakala.

3. Wisata minat khusus (wisata ilmiah, wisata ziarah, wisata belanja)

Wisata minat khusus merupakan kegiatan wisata dengan objek pemanfaatan

sumber daya alam dan potensi seni budaya bangsa sebagai daya tarik dan minat

khusus. Sasaran wisata minat khusus, seperti berburu, mendaki gunung, gua, industri

dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah, tempat-

tempat ziarah dan sebagainya.

Objek wisata minat khusus dikelompokan ke dalam :

a. Wisata Ilmiah

Wisata ilmiah adalah wisata dengan sasaran objek wisata yang mendukung

kegiatan pendidikan seperti museum dan lembaga-lembaga penelitian.

b. Wisata Ziarah

Merupakan kegiatan wisata yang berkaitan dengan kegiatan keagamaan, seperti

melakukan ziarah ke tempat-tempat yang dianggap suci seperti makam tokoh

penyebar agama.

Page 46: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

61

c. Wisata Belanja

Merupakan kegiatan wisata berbelanja baik itu berupa kerajinan/ cinderamata

maupuan produk olahan makanan yang menjadi khas bagi daerahnya.

Dari unsur pembentuknya, kegiatan wisata dibentuk oleh tiga unsur, yaitu :

1. Ruang, merupakan tempat kegiatan wisata yang dilkakukan.

2. Manusia, sebagai pelaku kegiatan wisata baik sebagai pengelola (produsen)

maupun sebagai pemakai (konsumen).

Prasarana dan sarana transportasi, yang menghubungkan tempat asal wisatawan dan

tujuan wisatanya.

II.2.2 Pengertian Sistem Informasi Pariwisata

Dalam penyusunan tesis ini, pengertian sistem informasi pariwisata dapat

dirangkum sebagai suatu kesatuan alat untuk memberikan kemudahan bagi pengguna,

dalam hal ini adalah wisatawan, dalam berwisata pada daerah yang dituju. Alat yang

berupa sebuah sistem ini terdiri dari beberapa unsur pendukung, dimana dari semua

unsur tersebut akan saling berkaitan dan mendukung dalam memberi informasi yang

berguna bagi wisatawan yang memerlukannya.

Menurut sumber www.bppt.go.id, menyatakan bahwa untuk mengantisipasi

arus wisatawan tersebut perlu adanya suatu Sistem Informasi Pariwisata dengan

menyajikan suatu informasi yang terpadu, terencana dan mudah didapatkan. Sistem

informasi pariwisata ini berfungsi untuk memberikan informasi mengenai kegiatan

pariwisata dan memuat secara detail, kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan, sarana

dan prasarana, akomodasi, jalur wisata dan sebagainya, untuk setiap obyek wisata.

Sistem informasi pariwisata itu sendiri terdiri dari berbagai jenis alat

penyampaian informasi, berupa media informasi, perangkat sumber daya manusia

pendukung, kegiatan yang berkaitan dengan industri pariwisata, serta peran serta

lembaga pemerintah serta swasta. Media informasi yang ada harus mempunyai unsur-

unsur penting seperti informatif, jelas, praktis, universal dan mengikuti kemajuan

jaman.

Sistem informasi pariwisata ini difungsikan sebagai media penyebar informasi

mengenai pariwisata daerah setempat, dan juga sebagai pemandu wisata bagi

wisatawan yang datang ke suatu daerah. Media-media tersebut bertugas untuk

menyebarkan informasi mengenai suatu daerah, terutama yang berkaitan dengan

Page 47: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

62

kegiatan kepariwisatanya, kemudian saat wisatawan datang untuk berkunjung, media-

media tersebut bertugas untuk membimbing para wisatawan dalam berwisata di

daerah tersebut sehingga wisatawan merasakan aman dan nyaman.

II.2.2 Jenis-jenis Wisatawan

Stanley Plog (1972) mengelompokkan wisatawan menjadi tiga jenis

berdasarkan pada kepribadiannya masing-masing. Berikut adalah pengelompokan

wisatawan berdasarkan kepribadiannya :

1. Wisatawan psikosentrik, yaitu wisatawan yang hanya mau datang ke obyek dan

daya tarik wisata yang betul-betul meyakinkan keamanan, kenyamanan, dan

keselamatannya, dan tidak mau datang ke obyek wisata yang sama sekali belum

diyakininya.

2. Wisatawan alosentrik, yaitu wisatawan yang selalu mengingikan adanya

keanekaragaman obyek dan daya tarik wisata serta pengalaman baru. Jika

melakukan perjalanan mereka menginginkan tujuan wisata yang dapat

memberikan pengalaman yang sama sekali berbeda dengan lingkungan dan

budaya negara, atau daerah asalnya.

3. Wisatawan midsentrik, yaitu wisatawan yang sekalipun tidak sepenuhnya bersifat

petualangan, tetapi mereka ini tidak takut mencoba pengalaman baru yang asing

bagi dirinya, asal tidak terlalu penuh tantangan.

Dari hasil pengamatan, terdapat beberapa macam jenis wisatawan yang dapat

dikelompokkan sebagai berikut :

a. Wisatawan berdasarkan lamanya waktu berkunjung, dibagi menjadi :

1. Wisatawan long-stay. Wisatawan ini adalah yang menginap untuk

beberapa saat di kota Bogor dan berencana untuk berkeliling kota Bogor.

Umumnya wisatawan ini adalah wisatawan mancanegara.

2. Wisatawan short-stay atau tur. Wisatawan ini umumnya hanya

mengunjungi beberapa tempat penting di kota Bogor, dan tidak menginap.

b. Wisatawan berdasarkan daerah asalnya, dibagi menjadi :

1. Wisatawan domestik

2. Wisatawan mancanegara

c. Wisatawan berdasarkan alat transportasi yang digunakannya, dibagi menjadi :

Page 48: BAB II LANDASAN TEORI II.1 Marka grafis dalam Sistem ... · kerja maksimal marka grafis sebagai sebuah sistem ... representasi lain yang konkrit akan sebuah ... simbol juga harus

63

1. Wisatawan dengan menggunakan kendaraan umum (bis dan kereta api)

sebagai sarana untuk datang ke kota Bogor, dan menggunakan angkutan

perkotaan untuk mencapai tempat tujuan dari titik awal mereka sampai di

kota Bogor. Wisatawan ini umumnya tidak menginap di kota Bogor.

2. Wisatawan dengan menggunakan kendaraan pribadi. Wisatawan ini

umumnya tidak menginap di kota Bogor.