bab ii landasan teori -...
TRANSCRIPT
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori
1. Belajar
Hampir senada dengan pendapat, Winkel (Dian Nur Khayati; 2005)
mendefinisikan belajar sebagai suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, keterampilan, dan sikap. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa
yang kompleks, sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri.
Menurut Walker (Dian Nur khayati; 2005) mengartikan belajar sebagai perubahan
sebagai akibat dari adanya pengorbanan yang merupakan proses dimana tingkah laku
individu ditimbulkan atau diubah melelui latihan dan pengalaman.
Menurut Syaiful (2002: 13) mendefinisikan belajar adalah serangkaian kegiatan
jiwa dan raga untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman
individu dalam interaksi dengan lingkungan yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Gerak raga yang ditunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa untuk
mendapatkan perubahan.
Menurut Slameto (2003: 2) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Dimyati dan Mujiono(2002: 7) mendefinisikan siswa adalah obyek
terjadi proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa yang memperoleh sesuatu yang
ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadaan alam,
benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia, atau hal-hal yang dijadikan bahan
belajar.
Berdasarkan keterangan yang telah di jabarkan tersebut, dalam penelitian ini
belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku sebagai hal dari pengalaman individu dalam interaksi ddengan lingkungannya yang
menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik.
2. Pengertian Hasil Belajar
2.1 Pengertian Hasil Belajar
Menurut Soematri (2001: 1) mengatakan bahwa hasil belajar merupakan
suatu indikatot dari perubahan yang terjadi pada diri siswa setelah mengalami proses
belajar dimana untuk mengungkapnya biasanya menggunakan suatu alat penilian
yang ditetapkan sekolah oleh guru. Dalam dunia pendidikan khususnya sekolah hasil
belajar merupakan nilai yang diperoleh siswa terhadap suatu mata pelajaran tertentu.
Hasil Belajar menurut Nana Sudjana (2005: 7), merupakan suatu
kompetisis atau kecakapan yang dapat dicapai siswa setelah melalui kegiatan
pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru di suatu sekolah dan kelas
tertentu. Menurut Nana Sudjana yang dikutip oleh Rochmad Wahab (2009: 24)
membagi lima kategori hasil belajar yaitu informasi verbal, keterampilan intelektual,
kognitif, sikap, dan motorik.
Rasyid (2008: 67) mengatakan bahwa prinsip yang mendasari penilaian
hasil belajar yaitu untuk member harapan bagi siswa dan guru untuk dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran. Kualitas dalam arti siswa mnejadi pembelajar
yang efektif dan guru menjadi motivator yang baik. Dalam kaitan dengan itu, guru
dan pemebelajar dapat menjadikan informasi hasil penilaian sebagai mereka dapat
memperbaiki dan meningkatkan belajarnya.
Hasil belajar menurut peneliti dalam peneliti adalah angka yang diperoleh
siswa yang telah berhasil menuntaskan konsep-konsep mata pelajaran sesuai dengan
criteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sesuai dengan kurikulum yang
berlaku. Begitu juga hassil dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang
tetap sebagai hasil proes pembelajaran. Hasil Belajar dapat diklasifikasikan menjadi
tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
1.2 Faktor-faktor hasil belajar
Menurut Slameto (2003: 54-72) Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar dapat digolongkan dalam dua bagian yaitu intern dan eksternal. Faktor intern
adalah faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dari dalam diri siswa, yang
meliputi :
a. Kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan
belajar. Siswa yang kesehatannya baik akan lebih mudah dalam belajar
dibandingkan dengan siswa yang kondisi kesehatannya kurang baik, sehingga
hasil belajarnya akan lebih baik.
b. Kecerdasan / Intelegensi
Kecerdasan / Intelegensi besar pengaruhnya dalam menentukan seseorang
dalam mencapai perubahan. Seseorang dengan tingkat intelegesia yang tinggi
akan lebih cepat dalam menghadapi dan memecahkan masalah, dibandingkan
dengan orang yang memiliki intelegensia rendah. Dengan demikian,
Intelegensia memegang peranan penting dalam keberhasilan seseorang untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Demikian pula dalam prestasi belajar, siswa
yang memiliki intelegensia tinggi prestasi belajarnya juga akan tinggi,
sementara siswa yang memiliki intelegensia rendah maka prestassi yang
diperoleh kecerdasan / intelegensia besar pengaruhnya dalam menentukan
seseorang dalam mencapai perubahan. Seseorang dengan tingkat intelegensia
yang tinggi akan lebih cepat dalam menghadapi dan memecahkan masalah,
dibandingkan dengan orang yang memiliki intelegensia rendah. Dengan
demikian, Intelegensia memegang peranan penting dalam keberhasilan
seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Demikian pula dalam
prestasi belajar, siswa yang dimiliki intelegensia tinggi prestasi belajarnya juga
tinggi, sementara siswa yang memiliki intelegensia rendah maka prestasi yang
diperoleh juaga rendah.
c. Cara Belajar
Memperhatikan teknik dan factor psikologis, fisiologis dan ilmu kesehatan akan
memperoleh hasil kurang memuaskan.
d. Bakat
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai
keberhasilan pada masa yang akan datang. Siswa yang belajar sesuai dengan
bakat akan lebih berhasil dibandingkan dengan orang yang belajar diluar
bakatnya.
e. Minat
Seseorang siswa yang belajar dengan minat yang tinggi maka hasil yang dicapai
lebih baik dibandingkan siswa yang kurang berminat dalam belajar.
f. Motivasi
Motivasi sebagai factor intern berfungsi menimbulkan, mendasari dan
mengarahkan perbuatan belajar. Dengan adanya motivasi maka siswa akan
memiliki prestasi yang baik, begitu pula sebaliknya.
Sedangkan factor ekstern adalah factor yang mempengaruhi prestasi
belajar dari luar peserta didik, meliputi :
1. Lingkungan keluarga
a. Sikap orang tua terhadap anak
b. Harapan orang tua
c. Percecokan dalam keluarga
2. Lingkungan sekolah
a. Strategi pembelajaran
b. Media dan sumber belajar
c. Situasi sekolah yang kurang baik
d. Fasilitas sekolah
e. Pengelolaan sekolah
3. Lingkungan masyarakat
a. Teman pergaulan
b. Situasi dimana anak tinggal
c. Kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di masyarakat
(Depdiknas,1995 :46-47)
1.3 Manfaat Hasil Belajar
Hasil belajar pada hakekatnya adalah perubahan tingkah laku yang mencangkup
bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pendidikan dan pengajaran dikatakan
berhasil apabila perubahan-perubahan belajar mengajar yang dialami menjadi lebih
baik, sehingga dapat bermanfaat untuk :
1. Menambah pengetahuan,
2. Lebih memahami sesuatu yang dipahami sebelumnya,
3. Lebih mengembangkan keterampilannya,
4. Memiliki pandangan yang baru atas sesuatu hal,
5. Lebih menghargai sesuatu dari pada sebelumnya. Mengacu dari kutipan dari
Duglas Benton dapat disimpulkan bahwa istilah hasil belajar merupakan
perubahan dari peserta didik sehingga terdapat perubahan dari segi pengetahuan,
sikap dan keterampilan.
2. Kewirausahaan
Peter F. Drucker (Kasmir, 2011: 20). mengatakan bahwa kewirausahaan adalah
kemapuan dalam menciptakan sesuatu yang berbeda dan baru.
Menurut Kasmir kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam hal
menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan menciptakan memerlukan adanya kreatifitas
dan inovasi yang terus menerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah
ada sebelumnya (Kasmir, 2011: 21).
Kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang baru dengan
menggunakan waktu dan kegiatan yang disertai dengan modal dan resiko serta menerima
balas jasa dan kepuasan atau kebebasan pribadi (Eman Suherman, 2009: 16)
Berdasarkan pengertian yang telah dijelaskan maka pengertian kewirusahaan
dalam penelitian ini adalah suatu kemampuan kreatif dan inovatif dalam menciptakan
sesuatu yang baru disertai dengan modal dan resiko dan mencari peluang agar dapat
memperoleh pendapatan atau keuntungan.
3. Minat
Menurut Tidjan (1976: 71) adalah gejala psikologis yang memajukan pemusatan
perhatian terhadap suatu obyek sebab ada perasaan senang. Dari pengertian tersebut
jelaskan bahwa minat ini sebagai pemusatan perhatian atau reaksi terhadap suatu
obyek seperti benda tertentu atau situasi tertentu yang didahului oleh perasaan senang
terhadap obyek tersebut.
Berdasarkan definisi minat tersebut dapatkanlah penulis kemukakan bahwa minat
mengandung unsure-unsur sebagai berikut :
1. Minat adallah suatu gejala psikologis
2. Adanya pemusatan perhatian, perasaan dan pikiran dari subyek karena tertarik
3. Adanya perasaan senang terhadap obyek yang menjadi sasaran
4. Adanya kemauan atau kecenderungan pada diri subyek untuk melakukan
kegiatan guna mencapai tujuan.
Berdasarkan beberapa pengertian menurut para ahli tersebut penulis
simpulkan bahwa dalam penelitian ini minat adalah gejala psikologis yang
menunjukkan bahwa minat adanya pengertian subyek terhadap obyek yang menjadi
sasaran karena obyek tersebut menarik perhatian dan menimbulkan perasaan senang
sehingga cenderung kepada obyek tersebut.
4.1 Ciri Minat
Menurut Slameto (2003: 58) siswa yang berminat dalam belajar mempunyai cirri-
ciri sebagai berikut :
1. Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang
sesuatu yang dipelajari terus menerus.
2. Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang diminati.
3. Memperoleh suatu kebagngaan dan kepuasan pada sesuatu yangdiminati. Ada
rasa keterkaitan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminati.
4. Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya dari pada yang lainnya.
5. Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan.
4.2 Teori Minat
Minat selama ini hanya dikenal dengan sebuah keinginan yang dimiliki
oleh seseorang, sehingga antara satu degan yang lain mempunyai perbedaan
dalam keinginannya. Terlepaskan dari anggapan tersebut, minat siswa belajar
merupakan bagian penting yang perlu dikaji dalam sebuah lembaga / sekolah,
karena tidak ada sekolah tanpa proses pembelajaran, sehingga minat siswa belajar
adalah kunci tercapainya visi dan misi sekolah. Minat menurut istilah diartikan
oleh sebagian tokoh berikut :
1. Menurut Slameto, minat adalah suatu perasaan cenderung lebih suka kepada
sesuatu hak atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh.
2. Mahfud Shalahuddin, mengemukakan minat secara sederhana, minat adalah
perhatian yang mengandung unsure-unsur perasaan.
3. Menurut Abu Ahmad , minat adalah sikap seseorang termasuk tiga jiwa
(kognisi, konasi, dan emosi) yang tertuju pada sesuatu dan dalam hubungan
itu terdapat unsure perasaan yang sangat kuat.
4. Andi Mappire bermanfaat bahwa, minat adalah suatu perangkat mental yang
terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, perasaan takut
atau kecenderungan-kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada
suatu pilihan tertentu.
(http://tetap-belajar.blogspot.com/2013/02/pengertian-minat-baca-menurut-
para-ahli.html)
Berapa definisi tersebut maka belajar merupakan proses perubahan
tingkah laku dan pola pikir seseorang yang diakibatkan karena kebiasaan dan
pengalaman.
4.3 Minat yang muncul dalam psikologis siswa merupakan sebuah gejala, sehingga
munculnya minat tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menjadi
penyebabnya. Faktor tersebut diantaranya :
1. Faktor individu
Merupakan pengaruh yang muncul dalam diri siswa secara alami,
misalnya diakibatkan karena : kematangan, kecerdasan, latihan, motivasi
dann sifat pribadi. Setiap individu mempunyai tingkat kematangan serta
kecerdasan yang berbeda sehingga minat yang muncul juga tidak sama
antara individu dengan yang lain. Misalnya, seseorang yang mempunyai
kecerdasan dibidang kerja atau koperasi. Sebaliknya seseorang yang
mempunyai kecerdasan dibidang perikanan maka akan cenderung
melakukan aktivitas di sawah/tambak. Perbedaan kecerdasan tersebut
terjadi karena setiap individu satu dengan yang lain mempunyai tingkat
motivasi diri yang berbeda, sedangkan motivasi tersebut diperoleh melalui
pengetahuan, pengalaman, atau pelatihan yang diikuti. Jadi apalagi siswa
dilatih dan dibiasakan untuk mengenal perikanan melalui pegnajaran
muatan local budidaya perikanan yang ada, maka secara otomatis minat
belajar tersebut muncul dalam diri siswa.
2. Faktor Sosial
Merupakan pengaruh yang muncul diluar individu, misalnya dilibatkan
karena : kondisi keluarga, lingkungan, pendidikan dan motivasi social.
Minat yang dipergunakan oleh factor social misalnya : ketika siswa hidup
dalam masyarakat yang kesehariannya bersentuhan dengan padi
(mayoritas petani padi), maka siswa cenderung ingin tahu dan mengenal
kegiatan tersebut karena merasa menjadi bagian darinya, sebaiknya jika
kesehariannya bersentuhan dengan ikan (mayoritas pekerja tambak), maka
siswa cenderung ingin tahu dan mengenal lebih dalam mengenai
perikanan. Jadi apabila siswa mempunyai latar belakang keluarga atau
masyarakat yang beroperasi dibidang perikanan, mak minat belajar
muatan local budidaya perikanan tersebut akan muncul dengan sendirinya.
4.4 Faktor-faktor yang diduga mempunyai hubungan dengan minat
1. Perasaan senang
Perasaan adalah suatu keadaaan kerohania atau peristiwa kejiwaan yang
kita alami dengan senang atau tidak senang dalam hubungan dengan
peristiwa mengenal dan bersifat obyektif, jadi unsur-unsur perasaan itu
adalah :
a. Bersifat subyektif dari pada gejala mengenal
b. Bersangkutan paut dengan gejala mengenal
c. Perasaan dialami sebagai rasa senang atau tidak senang yang
tingkatannya tidak sama
2. Keterlibatan Siswa
Rasa ketertariakan siswa dalam belajar adalah suatu alat aktivitas tanpa
ada yang menyuruh untuk mempelajari sesuatu sehingga dapat mudah
mempelajari.
3. Perhatian
Perhatian adalah pemusatan pikiran dan mental pada satu kegiatan / satu
objek (konsentrasi) atau disebut juga khusus. Konsentrasi dibagi dua, yaitu
Full concentration dan Devide concentration. Seorang guru sebelum
memulai pembelajaran sebaliknya menjelaskan terlebih dahulu kegunaan
atau manfaat materi pembelajaran supaya tumbuh rasa penting dalam diri
siswa dan merasa butuh terhadap materi pembelajaran tersebut, sehingga
siswa akan focus dan memperhatikan materi yang disampaikan guru.
4. Keterlibatan Siswa
Keterlibatan langsung bercirikan adanya konsep “learning by doing” yang
dapat diartikan “belajar sambil berbuat”. Artinya, peserta didik
diikutsertakan dalam pembelajaran agar tidak menjadi siswa yang
verbalistik (tahu kata tidak tahu makna). Laboratorium merupakan salah
satu tempat untuk tempat menguji kebenaran konsep yang telah dijelaskan
didalam kelas.
Implikasi prinsip keterlibatan langsung bagi guru adalah :
1. mengaktifkan peran individu atau kelompok kecil di dalam
penyelesaian tugas.
2. Menggunakan media secara langsung dan melibatkan siswa untuk
melakukan berbagai percobaan atau eksperimen.
3. Memberikan kelulasaan kepada siswa untuk melakukan berbagai
percobaan atau eksperimen.
4. Memberikan tugas-tugas praktek.
Bagi siswa, implikasi prinsip keterlibat langsung ini adalah :
1. Siswa harus terdorong aktif untuk mengalami sendiri ddalam
merupakan aktivitas pembelajaran,
2. Siswa dituntut untuk aktif mengerjkan tugas-tugas.
2.2 Kerangka Pikir
Minat
Belajar
Keterlibatan
siswa
Perhatian
siswa
Perasaan
senang
Ketertarikan
siswa
Hasil belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi pada diri siswa setelah
mengalami proses belajar dimana minat menjadi salah satu factor, minat tersebut
mempunyai 4 indikator yaitu perasaan senang, ketertarikan siswa, perhatian siswa, dan
keterlibatan siswa untuk mengungkapnya biasanya menggunakan suatu alat penilian yang
ditetapkan sekolah oleh guru. Dalam dunia pendidikan khususnya sekolah hasil belajar
merupakan nilai yang diperoleh siswa terhadap suatu mata pelajaran tertentu.
Minat akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar. Apabila minat siswa tinggi
maka hasil belajar juga tinggi. Sebaliknya apabila minat siswa rendah hasil belajar siswa
juga rendah.
2.3 Definisi Operasional
Definisi Operasional pada penelitian ini digunakan untuk menjelaskan variable yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Minat siswa belajar kewirausahaan
Minat adalah dorongan dan keinginan dalam diri hal ini adalah dorongan untuk
belajar kewirausahaan dengan 4 kategori :
1. Perasaan Senang
Adalah suatu keadaan kerohanian atau peristiwa kejiwaan yang kita alami
dengan senang atau tidak dalam hubungan dengan peristiwa mengenal dan
bersifat obyektif.
Hasil
Belajar
a. Perasaan siswa senang belajar kewirausahaan tinggi bila suatu keadaan
kerohaniaan atau kejiwaan yang di alami siswa dengan senang belajar
kewirausahaan juga tinggi dan diberi skor 3.
b. Perasaan siswa senang belajar kewirausahaan sedang bila suatu keadaan
kerohanian atau kejiwaan yang di alami siswa dengan senang belajar
kewirausahaan juga sedang dan diberi skor 2.
c. Perasaan siswa senang belajar kewirausahaan rendah bila suatu keadaan
kerohanian atau kejiwaan yang di alami siswa dengan senang belajar
kewirausahaan juga rendah dan diberi skor 1.
2. Ketertarikan Siswa
Adalah suatu alat atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh untuk mempelajari
sesuatu aktivitas tanpa ada yang menyuruh untuk mempelajari sesuatu sehingga
dapat mudah mempelajarinya.
a. Ketertarikan siswa untuk mempelajari kewirausahaan tinggi bila aktivitas
untuk mempelajari kewirausahaan tanpa ada yang menyerah untuk
mempelajarinya juga tinggi diberi skor 3.
b. Ketertarikan siswa untuk mempelajari kewirausahaan sedang bila aktivitas
untuk mempelajari kewirausahaan tanpa ada yang menyerah untuk
mempelajarinya juga sedang diberi skor 2.
c. Ketertarikan siswa untuk mempelajari kewirausahaan rendah bila aktivitas
untuk mempelajari kewirausahaan tanpa ada yang menyerah untuk
mempelajarinya juga rendah diberi skor 1.
3. Perhatian Siswa
Adalah pemusatan pikiran dan mental pada satu kegiatan / satu obyek
(konsentrasi) atau disebut juga khusus.
a. Perhatian siswa untuk mempelajari kewirausahaan tinggi bila pemusatan
pikiran dan mental pada suatu kegiatan mempelajari kewirausahaan juga
tinggi diberi skor 3.
b. Perhatian siswa untuk mempelajari kewirausahaan sedang bila pemusatan
pikiran dan mental pada suatu kegiatan mempelajari kewirausahaan juga
sedang diberi skor 2.
c. Perhatian siswa untuk mempelajari kewirausahaan rendah bila pemusatan
pikiran dan mental pada suatu kegiatan mempelajari kewirausahaan juga
rendah diberi skor 1.
4. Keterlibatan Siswa
Adalah belajar sambil berbuat, artinya peserta didik diikutsertakan dalam
pembelajaran agar tidak menjadi siswa yang verbalistik (tahu kata tidak tahu
makna)
a. Keterlibatan siswa untuk mempelajari kewirausahaan tinggi bila
keikutsertaan dalam mempelajari kewirausahaan juga tinggi diberi skor 3
b. Keterlibatan siswa untuk mempelajari kewirausahaan sedang bila
keikutsertaan dalam mempelajari kewirausahaan juga sedang diberi skor 2
c. Keterlibatan siswa untuk mempelajari kewirausahaan rendah bila
keikutsertaan dalam mempelajari kewirausahaan juga rendah diberi skor 1
Sehingga minat belajar kewirausahaan dapat dikatakan tinggi, sedang atau rendah
dengan menggunakan pengukuran sebagai berikut :
Tinggi : Minat Siswa Tinggi jika Perasaan Senang Ketertarikan Siswa,
Perhatian Siswa, Keterlibatan Siswa Tinggi, dengan persentase sebesar
100%
Sedang : Minat Siswa Sedang jika Perasaan Senang Ketertarikan Siswa,
Perhatian Siswa, Keterlibatan Siswa Sedang, dengan persentase sebesar
66,66%
Rendah : Minat Siswa Rendah jika Perasaan Senang Ketertarikan Siswa,
Perhatian Siswa, Keterlibatan Siswa Rendah, dengan persentase sebesar
33,33%
Dengan perhitungan skor minat belajar adalah sebagai berikut :
Tinggi = x 100% =100%
Sedang = x 100% = 66,66%
Rendah= x 100% =33,33%
b. Hasil Belajar
Hasil belajar kewirausahaan siswa SMK Kristen (Bisnis dan Manajemen)
mengunakan KKM 7,00. Artinya hasil belajar kewirausahaan siswa SMK Kristen
(Bisnis dan Manajemen) dikategorikan sebagai berikut :
Tinggi : Jika hasil belajar > 7,00 maka diberi skor 3
Sedang : Jika hasil belajar = 7,00 maka diberi skor 2
Rendah : Jika hasil belajar < 7,00 maka diberi skor 1
Tabel B.1 Skala Pengukuran
No. Variabel Indikator Skala Pengukuran
Nominal Ordinal Interval Rasio
1. Minat Belajar
Kewirausahaan
1. Perasaan senang √
2.Ketertarikan siswa √
3. Perhatian √
4.Keterlibatan siswa √
2. Hasil Belajar
Kewirausahaan
√
2.4 Hasil Penilitian yang Relevan
Penelitan yang relevan adalah penelitian untuk referensi bahwa hasil dari penelitian
tersebut dapat diketahui hasilnya dan hubungan positif yang dari variabel bebas terhadap
variabel terikat. Seperti halnya pada penelitian sebelumnya yang dilakukan Sinem Arda
Indriana pada tahun 2008.
Judul : Hubungan Antara Minat Belajar dan Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar
IPA Siswa Kelas V di SD Gugus Teuku Umar Kecamatan Randublatung
Kabupaten Blora Semester II Tahun Ajaran 2010/2011.
Kesimpulan :
Tidak ada hubungan yang signifikan antara minat belajar dan hasil belajar
IPA siswa kelas V SD Gugus Teuku Umar Kecamatan Randublatung
kabupaten Blora. Hasil ini ditunjukan oleh rxy sebesar 0,168 angka ini
masuk dalam kategori sangat rendah (tidak berkorelasi) sedangkan tingkat
signifikasinya menunjukkan hal ini Nampak pada sig (1-
tailed)/signifikasikan satu sisi sebesar 0,065 lebih besar dari taraf
signifikasi 0,05 (0,065>0,005)
Tidak ada hubungan yan signifikan antara kebiasaan belajar dan hasil
belajar IPA siswa kelas V SD Gugusan Teuku Umar Kecamatan
Randublatung kabupaten Blora. Hasil ini ditujukan oleh rxy sebesar 0,180
angka ini masuk dalam kategori sangat rendah (tidak berkolerasi),
sedangkan tingkat signfikasinya menunjukkan, hal ini Nampak pada sig
(1-tailed)/signifikan satu selesai sebesar 0,052 lebih besar dari taraf
signifikan 0,05(0,052>0,05)
Saran :
Guru
1. Memberikan masukan para pendidik untuk senantiasa
mendorong siswanya meningkatkan minat belajar untuk mau
membiasakan belajar dengan baik dan teratur.
2. Memperbaiki minat belajar dan kebiasaan belajar khususnya
dalam hal pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran IPA,
karena masih banyak siswa yang memiliki minat belajar dan
kebiasaan belajar pada kategori rendah. Minat belajar dengan
persentase 4,82% dari 83 siswa dan kebiasaan belajar dengan
persentase 9,64% dari siswa, sedangkan kategori rendah
initermasuk pada kategori belum tuntas.
3. Memperbaiki/berupaya untuk mengungkap factor-faktor lain
yang bias digunakan untuk meningkatkan minat belajar,
kebiasaan dan hasil belajar IPA yang baik.
Siswa
1. Mempunyai kesadaran tentang pentingnya membiasakan
belajar agar dapat menumbuhkan minat belajar dan
meningkatkan hasil belajar.
2. Diharapkan tetap aktif dalam mengikuti proses belajar
mengajar sertamempertahankan hasil belajar khususnya pada
mata pelajaran IPA.