bab ii literature review - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/bab...
TRANSCRIPT
17
BAB II
LITERATURE REVIEW
Pada Bab II ini, penulis akan memaparkan berbagai teori terkait mengenai
topik penulisan tesis ini. Diawali dengan menjelaskan gambaran sektor properti,
sejarah perusahaan yaitu PT.Intiland Development, Tbk, hingga teori mengenai
pelanggan dan karakter bisnis properti sendiri.
II.1 Industri Properti
II.1.1 Gambaran Bisnis Sektor Properti
Akibat kejatuhan 2008, ketidakpastian menyebar luas. Dalam gambaran
ekonomi global yang memburuk, sentimen umum bisnis dan konsumen akan
menurun dan permintaan terhadap realestat di Indonesia juga akan melemah.
Ekonomi Indonesia masih berkembang namun melambat. Dengan resesi yang
menimpa Amerika, Eropa dan sebagian besar negara maju, negara dengan orientasi
ekspor di Asia seperti Jepang, Korea Selatan dan Singapura sudah mengalami
kontraksi ekonomi yang tajam. Dengan ekonomi domestic yang relatif besar,
Indonesia hanya terpengaruh sebagian. Lebih jauh lagi, selain komoditas, Indonesia
tidak terlalu bergantung kepada ekspor untuk berkembang sehingga efek resesi lebih
rendah. Bank sentral memprediksi perkembangan ekonomi tahunan sebesar 4,5%-
5,5%, turun sekitar 6% dari tahun-tahun sebelumnya. Beberapa analis seperti EIU
dan UBS berpendapat bahwa prediksi pemerintah tersebut terlalu optimis namun
sebagian besar setuju bahwa ketika perekonomian melambat, Indonesia
18
kemungkinan tidak akan masuk ke resesi jika dibandingkan dengan kebanyakan
perekonomian negara Asia lainnya.
Menurut Mantan Menteri Perdagangan Indonesia, Marie Pangestu, tingkat
GDP Indonesia akan berada di tiga besar yang tertinggi di dunia untuk tahun 2009.
Hal ini sangat menggembirakan apalagi dengan kenyataan bahwa ada salah satu
Negara yang mampu membukukan pertumbuhan positif tanpa defisit pengeluaran
yang besar oleh pemerintah (artinya negara tersebut tidak akan terlalu terpengaruh
oleh tekanan inflasi berikutnya). Melihat bahwa permintaan realestat sangat
berhubungan erat dengan aktivitas ekonomi, maka kemungkinan sektor realestat
Indonesia masih berkembang lebih baik dibandingkan negara lainnya di dunia.
Kebijakan Pemerintah dapat meningkatkan nilai properti. Pengumuman
pemerintah baru-baru ini mengenai dikeluarkannya paket stimulus sebesar Rp73,3
triliun (US$6,15 milyar) hanya berdampak kecil pada sektor realestat. Stimulus ini
dapat menciptakan pekerjaan serta meningkatkan aktivitas ekonomi, dan
pembangunan infrastruktur akan berdampak positif bagi nilai jangka panjang
realestat jika terjadipeningkatan elemen kritis infrastruktur seperti jalan dan
pencegahan banjir di kota-kota penting seperti Jakarta dan Surabaya. Namun,
besaran paket stimulus tersebut termasuk kecil jika dibandingkan dengan paket US
600 milyar yang diumumkan oleh China yaitu 17 kali lebih besar daripada GDP
Indonesia sehingga efeknya pun relatif kecil.
Perubahan kebijakan pemerintah juga dapat membantu sektor realestat.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sendiri mengumumkan baru-baru ini bahwa
orang asing diperkenankan menyewa properti sampai dengan 90 tahun. Jika
19
peraturan ini diterapkan maka akan dapat meningkatkan nilai properti. Pengembang
kelas menengah-atas seperti Intiland akan mendapatkan keuntungan lebih karena
pengembangan properti kelas tersebut lebih menarik bagi orang asing. Namun,
proposal peraturan tersebut sudah bertahun-tahun dibahas tetapi belum pernah
dikeluarkan. Sampai saat ini pun masih belum jelas apakah akan dikeluarkan atau
tidak.
Walaupun terjadi tantangan dari perekonomian global dan adanya
kelebihan pasokan di beberapa segmen, prospek jangka panjang pengembang
properti seperti Intiland masih baik dikarenakan masih besarnya potensi pasar di
Indonesia. Dalam ukuran yang lebih besar seperti populasi dan ekonomi, Indonesia
merupakan Negara berkembang ketiga terbesar di Asia Pasifik, selain India dan
China di posisi atasnya. Indonesia juga merupakan raksasa Asia Tenggara.
Ekonom dan analis asing senang membandingkan Indonesia dengan
tetangganya seperti Malaysia, Thailand, Filipina dan Vietnam. Namun, dalam
kenyataannya, seringkali mereka mengabaikan bahwa perekonomian Indonesia lebih
besar daripada gabungan antara Thailand dan Malaysia. Populasinya yang berjumlah
228 juta adalah sama dengan seluruh populasi gabungan Thailand, Filipina dan
Vietnam.
Populasinya sendiri tidak hanya berkembang 1,4% per tahun, namun juga
mengalami urbanisasi yang cepat karena orang-orang berpindah ke kota untuk
mencari pendapatan dan kehidupan yang lebih baik. Menurut data statistik BPS, di
tahun 2000 ada sekitar 80 juta orang Indonesia yang tinggal di daerah perkotaan.
20
Pada 2010 diperkirakanmeningkat menjadi 130 juta. Hal ini berarti bahwa populasi
perkotaan meningkat 5% per tahun.
Contohnya Jakarta, daya tarik ibukota ini menjadi magnet yang sangat
kuat untuk menarik orangorang dari seluruh negeri sehingga dalam beberapa tahun
populasi Jakarta meningkat sampai 9 juta. Akhirnya berkembang pula daerah-
daerahpenyangga seperti Tangerang, Bekasi dan Bogor (yang menampung luapan
penduduk di Jakarta Barat, Timur dan Selatan) dengan populasi sekitar 4-5 juta orang
per wilayah. Trend seperti ini terlihat jelas di Jakarta, dan juga di kota-kota utama
lainnya di Indonesia dalam skala yang lebih kecil.
Faktor demografi juga didukung oleh faktor ekonomi. Perekonomian
Indonesia telah meningkat stabil di 5-6% yang berakibat pada meningkatnya
kemampuan beli. Walaupun secara per-kapita, pendapatan Indonesia masih rendah,
analis memperkirakan bahwa 10% penduduk berpenghasilan terbesar (23 juta orang)
mampu berpenghasilan rata-rata US$7.000 per tahun. Hali ni berarti kelas ekonomi
atas Indonesia sama dengan seluruh populasi dan GDP Malaysia. Untuk hal yang
sama, analis juga memperkirakan bahwa 30% penduduk (70 juta orang) Indonesia
berpenghasilan US$4.000 per tahun per orang, yang berarti kelas ekonomi
menengahatas Indonesia sama dengan seluruh populasi dan GDP Thailand. Sejalan
dengan meningkatnya penghasilan, sebagaimana perekonomian klasik negara
berkembang, maka dapat dipastikan populasi kelas menengah pun ikut berkembang
dengan kemampuan beli yang tidak terbatas. Perkembangan trend ini terlihat jelas di
sektor transportasi : antara 2000 dan 2005, jumlah motor di Indonesia meningkat
tajam 16% per tahun sementara jumlah mobil meningkat 13% per tahun.
21
Penerbangan dengan pesawat yang dulunya hanya bisa dinikmati orang kaya, juga
semakin memasyarakat, didominasi oleh penerbangan domestik yang meningkat
20% dari2000 ke 2007. Perjalanan domestik pun meningkat tiga kali lipat dari 9 juta
di tahun 2000 menjadi 31 jutadi tahun 2007.
Indonesia juga mengalami kemajuan luar biasa dalam stabilitas politik.
Prospek jangka panjang Indonesia masih baik. Intiland, dengan reputasi 37 tahun
sebagai inovator dan penggagas trend di industry properti akan memperoleh
keuntungan dari trend pertumbuhan jangka panjang Indonesia ini. Untuk ke depan,
manajemen akan tetap berfokus pada peningkatan dan pendayagunaan kompetensi
inti perusahaan untuk menghantarkannya ke jalur pertumbuhan jangka panjang yang
berkesinambungan. (annual report,2008)
II.1.2 Sejarah PT.Intiland Development,Tbk
PT Intiland Development Tbk adalah pengembang properti terkemuka di
Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sejarah kepiawaian Intiland telah
dimulai sejak tahun 1970an, dimulai dari Jakarta dan Surabaya. Dengan pengalaman
37 tahun di industri properti, Intiland terkenal dalam pengembangan properti
penggagas trend yang iconic seperti Intiland Tower yang didesain oleh almarhum
Paul Rudolph, Regatta yang didesain oleh Tom Wright dari Atkins dan Graha Famili,
kawasan permukiman golf mewah yang merupakan kawasan elit di Surabaya.Secara
formal, perusahaan dibentuk pada 10 Juni 1983 dengan nama PT Wisma Dharmala
Sakti. Masuk ke Bursa Paralel pada tahun 1989, dilanjutkan ke Bursa Efek Surabaya
22
dan Bursa Efek Jakarta. Setelah restrukturisasi pada 29 Juni 2007, nama perusahaan
berubah menjadi PT Intiland Development Tbk.
Di tahun 1997-1998, Intiland mengalami kesulitan keuangan seperti juga
perusahaan lainnya di Indonesia. Berkat nama baik Hendro S. Gondokusumo sebagai
pendiri Intiland serta reputasi baik perusahaan membuat Intiland mampu bertahan.
Dengan komitmen manajemen dan staf, bisnis inti Intiland di pengembangan dan
manajemen properti pun terus bertambah kuat.Saat ini, Intiland mempunyai
portofolio yang berkembang di Jakarta dan Surabaya terdiri dari perumahan,
apartemen, perkantoran, hospitality dan kawasan industri. Dengan filosofi “living
well”, Intiland mewujudkan pengalaman hidup yang tiada bandingnya untuk
masyarakat Indonesia. (annual report,2008)
Saat ini PT.Intiland Development,Tbk berkantor di Intiland Tower
Penthouse floor Jl.Jend.Sudirman, Jakarta Pusat.
II.1.3 Visi dan Misi
Visi
Memberi peluang bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk menikmati
kehidupan yang nyaman
Misi
Memiliki reputasi sebagai pengembang properti yang transparan, dapat
dipercaya dan menjadi penggagas trend, serta memiliki komitmen untuk berkembang
dan menghasilkan keuntungan dalam jangka panjang serta berlaku adil terhadap
seluruh pemangku kepentingan. (annual report,2008)
23
II.1.4 Struktur Organisasi PT.Intiland Development,Tbk
(annual report,2008)
CEO
Corporate Secretary & Public Relation
CFO
Corporate Finance & Accounting
Corporate Information Technology
Corporate Human Resource
Corporate Planning & Business Development
Corporate Project Marketing & Sales
Executive Directors
Independent Director
Corporate Marketing Communication
Corporate Legal
Corporate Investor
Executive Directors
Capital & Investment Management
Projects in Jakarta Pantai Mutiara
Apartment Pantai Mutiara
Taman Semanan Indah Talaga Bestari
1 Park Residences
Jakarta Building Management Facilities Management
Sports Club Management
COO Jakarta
Projects di Surabaya Graha Famili
Isen Ngoro Industrial Persada
Dharma Raya Tawas
Surabaya Building Management
Sports Club Management
COO Surabaya
24
II.1.5 Pengertian Apartment
Apartemen adalah bangunan bertingkat yang dibangun dalam suatu
lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional
dalam arah horisontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-
masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian,
yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama.
(company)
II.1.6 Jenis Apartemen
Apartment dibedakan berdasarkan ketinggian bangunan
- Low Rise Apartment adalah apartment dengan ketinggian bangunan sampai dengan
6 lantai
- Medium Rise Apartment adalah apartment dengan ketinggian bangunan 6 s.d. 9
lantai.
- High Rise Apartment adalah apartment dengan ketinggian bangunan sampai dengan
40 lantai.
(company)
25
II.2 Teori Pemasaran
II.2.1 Pengembangan Produk Baru (Innovation)
Inovasi memberikan kontribusi dalam beberapa cara. Misalnya, fakta-
fakta dalam riset membuktikan adanya korelasi yang kuat antara market performance
dengan produk baru. Produk baru membantu menangkap dan menahan market share,
dan meningkatkan kemungkinan memperoleh profit di market tersebut.
Seperti yang terdapat dalam bukunya Joe Tidd, et.al, 2005, p.5, Managing
Innovation, Pada waktu yang bersamaan pengembangan produk baru merupakan
kekuatan yang sangat penting karena lingkungan terus berubah. Perubahan dibidang
social ekonomi (apa yang orang percayai, harapkan, inginkan dan dapatkan)
menciptakan kesempatan dan kendala.
Inovasi atau innovation adalah sebuah proses untuk membuat suatu
perubahan pada produk atau jasa yang telah ada dengan memperkenalkan sesuatu
yang baru (Wikipedia,2006). Inovasi mengacu pada barang, jasa atau gagasan sudah
lama, tetapi merupakan inovasi bagi orang yang memandangnya sebagai hal baru.
Beberapa definisi inovasi adalah sebagai berikut :
■ Inovasi adalah aplikasi komersial yang pertama kali dari suatu produk
atau proses yang baru (lihat misalnya Clark dan Guy, 1997)
■ Inovasi merupakan suatu proses kreatif dan interaktif yang melibatkan
kelembagaan pasar dan non-pasar (OECD, 1999)
■ Inovasi adalah transformasi pengetahuan kepada produk, proses dan jasa
baru; tindakan menggunakan sesuatu yang baru (Rosenfeld, 2002)
26
■ Inovasi merupakan eksploitasi yang berhasil dari suatu gagasan baru (the
successful exploitation of a new idea; Mitra, 2001 dan the British Council, 2000),
atau dengan kata lain merupakan mobilisasi pengetahuan, keterampilan teknologis
dan pengalaman untuk menciptakan produk, proses dan jasa baru;
■ Inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, dan/atau
perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks
ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi (UU No. 18 tahun
2002).
Menurut Kotler (2000) inovasi yang dilakukan pada suatu produk
dikatakan berhasil apabila memenuhi criteria sebagai berikut yaitu:
1. Keunggulan Relatif (relative advantage)
Suatu produk memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan produk
lain.
2. Kesesuaian (compatibility)
Kesesuaian dengan budaya atau trend yang berlaku saat ini.
3. Kerumitan (complexity)
Tingkat kerumitan dari suatu produk. Semakin rumit atau kompleks
maka semakin susah diterima oleh konsumen tetapi semakin sederhana
suatu produk maka semakin bisa diterima oleh konsumen.
4. Kemampuan untuk dicoba (trialability)
Semakin mudah untuk dicoba maka semakin mudah diterima dan
sebaliknya.
27
5. Kemampuan untuk dilihat (visibility)
Sejauh mana manfaat yang diperoleh dari penggunaan produk dapat
dirasakan dan dijelaskan kepada orang lain.
II.2.2 Customer Value
Customer value adalah sebuah konsep yang paling banyak digunakan oleh
pelaku bisnis. Ini adalah sebuah konsep sederhana dan dapat digunakan sebagai
langkah awal perumusan strategi selanjutnya. Banyak keputusan strategis perusahaan
atau pemilik merek menggunakan konsep ini sebagai landasan utamanya, walaupun
seringkali tidak terformulasikan dengan baik. Mereka tidak menggunakan hitungan-
hitungan sistematis dengan analisa data yang canggih tetapi melaluijudgment.
Misalnya saja, sebuah perusahaan akan melakukan perubahan harga terhadap
produknya. Beberapa pertimbangan akan muncul sebelum keputusan perubahan
harga tersebut diputuskan seperti berapa harga maksimal untuk produk ini? Apakah
konsumen masih akan membeli produk ini? Apakah harga yang ditetapkan terlalu
mahal bila dibandingkan dengan harga pesaing?
Secara sederhana, customer value didefinisikan sebagai semua manfaat atau kualitas
yang diperoleh oleh konsumen relatif terhadap pengorbanannya. Diformulasikan
secara matematis, customer value adalah total manfaat atau kualitas dibagi dengan
harga.
Hal ini dikemukakan oleh Handi Irawan , Marketing Consultant and Marketing
Research Consultant.(www.handiirawan.com)
28
II.2.3 Segmenting, Targeting, Positioning (STP)
Marketer memulai dengan memisahkan market menjadi beberapa segmen.
Mereka mengidentifikasi dan memisahkan beberapa profile pembeli yang memilih
atau cenderung memilih produk atau jasa yang bermacam-macam digabungkan
dengan uji demografi, psikografi, dan kebiasaan yang berbeda pada tiap pembeli.
Setelah mengidentifikasi segment market, lalu marketer memutuskan mana
yang memunculkan kesempatan terbesar- yang mana akan menjadi target market.
Untuk masing-masing, perusahaan mengembangkan sebuah market offering yang
memposisikan di dalam benak target pembeli seperti memberikan beberapa
keunggulan.
Gambar 2.1 Segmenting, Targeting, Positioning
29
II.2.4. Product, Price, Place, Promotion (4P)
Gambar 2.2 The Marketing Mix, Product, Price, Place, Promotion
Pemasaran (Marketing) adalah proses penyusunan komunikasi terpadu
yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam
kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.
Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian
bertumbuh menjadi keinginan manusia. Contohnya, seorang manusia membutuhkan
air dalam memenuhi kebutuhan dahaganya. Jika ada segelas air maka kebutuhan
dahaganya akan terpenuhi. Namun manusia tidak hanya ingin memenuhi
kebutuhannya namun juga ingin memenuhi keinginannya yaitu misalnya segelas air
merek Aqua yang bersih dan mudah dibawa. Maka manusia ini memilih Aqua botol
yang sesuai dengan kebutuhan dalam dahaga dan sesuai dengan keinginannya yang
juga mudah dibawa.
30
Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang
menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan
harga (price), pengiriman barang (place), dan mempromosikan barang (promotion).
Seseorang yang bekerja dibidang pemasaran disebut pemasar. Pemasar ini sebaiknya
memiliki pengetahuan dalam konsep dan prinsip pemasaran agar kegiatan pemasaran
dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak
konsumen yang dituju. (http://id.wikipedia.org/wiki/Pemasaran)
Menurut Kotler (1997:228), komunikasi pemasaran terpadu merupakan
konsep perencanaan komunikasi pemasaran yang menyadari nilai tambah dari suatu
rencana komprehensif yang mengevaluasi peran strategis dari berbagai disiplin
komunikasi misalnya, komunikasi umum, tanggapan langsung, promosi penjualan
dan hubungan masyarakat serta menggabungkan berbagai disiplin ini untuk
memberikan kejelasan, konsistensi, dan pengaruh komunikasi yang maksimum
melalui integrasi menyeluruh dari pesan-pesan yang berlainan. Komunikasi
Pemasaran Terpadu adalah sebuah konsep pemasaran dengan menerapkan 5 (lima)
strategi pemasaran secara bersama, yaitu:
1. Pemasaran Langsung (Direct Marketing)
2. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
3. Hubungan Masyarakat (Public Relations)
4. Penjualan Personal (Personal Selling)
5. Periklanan (Advertising)
31
Strategi pemasaran adalah serangkaian tindakan Strategi pemasaran
terpadu menuju keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi strategi pemasaran adalah :
(1) faktor mikro, yaitu perantara pemasaran, pemasok, pesaing dan masyarakat,
(2) faktor makro, yaitu demografi/ekonomi, politik/hukum, teknologi/fisik dan
sosial/budaya.
Sedangkan strategi dan kiat pemasaran dari sudut pandangan penjual (4 P) adalah
tempat yang strategis (place), produk yang bermutu (product), harga yang
kompetitif (price) dan promosi yang gencar (promotion).
II.2.5 Kepercayaan
Faktor kepercayaan menjadi sangat penting dalam iklim bisnis saat ini.
Yang memperburuk keadaan, korporat besar dan usaha kecil melanjutkan teknik
lama, mencoba memenangkan klien baru. Namun, mereka harus mencoba untuk
menghadapi masalah dengan menggunakan hati dengan memelihara teknik
membangun kepercayan yang paling efektif terdengar konsumen dan prospek baru.
Klien dan prospek mencari kepercayaan dalam hubungan bisnis mereka, tapi
membangun kepercyaan dan kredibilitas tidak bisa dilakukan dalam sekejap. Untuk
memperkuat kepercayaan, dibutuhkan resiko untuk terbuka dengan klien dan
prospek. Ini memungkinkan mereka untuk menerima Anda sebagai seseorang yang
utuh – seseorang dengan kelebihan dan kekurangan yang ada saat mengembangkan
hubungan. Ketika kepercayan berimbal-balik, Anda akan menemukan bahwa
32
keyakinan Anda dengan pihak lain dihargai dengan dukungan dan dorongan mereka
atas apa yang Anda lakukan untuk kelangsungan bisnis.
Kepercayaan bisa didefinisikan sebagai keyakinan yang kuat atas kejujuran
pihak lain dan tidak adanya kecurigaan atas motif atau praktek yang dilakukan.
Konsep kepercayaan dalam bisnis adalah sederhana: Membangun keyakinan individu
dalam diri Anda dan menghilangkan ketakutan saat menjalankan prinsip. (global
business articles,2010)
Langkah penting lainnya dalam memperkuat kepercayaan adalah
mengetahui siapa Anda dan nilai potensi klien Anda. Hubungan yang terjalin karena
ini bisa saja memberikan dampak penjualan yang luar biasa. Orang tidak membeli
dari sembarang orang. Mereka membeli dari orang yang mereka percayai. Penilaian
dan kredibilitas yang Anda tetapkan dengan faktor kepercayaan akan terus digunakan
dalam membangun keyakinan klien terhadap kemampuan Anda dalam memenuhi
kebutuhan bisnisnya.
II.2.6 Transaksional – Relationship
Selama ini pelanggan loyal dimaknai sebagai pelanggan yang melakukan
pembelian berulang (repeat customer). Padahal, bisa saja ia melakukan pembelian
berulang itu karena tidak ada pilihan lain, bukan karena loyal. Karena itulah, definisi
baru pelanggan loyal adalah pelanggan yang dengan antusias dan sukarela
merekomendasikan produk kita kepada orang lain, walaupun belum tentu ia masih
menjadi pelanggan produk atau perusahaan tersebut. Konsep relationship marketing
menaruh concern pada penjualan yang telah terjadi dan yang berkelanjutan (on going
33
relationship). Pemasaran yang menganut transaction marketing memandang proses
pemasaran telah berakhir ketika transaksi jual beli telah terjadi. Sedangkan pada
relationship marketing memberikan perhatian terhadap transaksi yang sedang
berlangsung, memantapkan, memelihara dan memperkuat nilai hubungan dengan
pelanggan sebagai dasar untuk hubungan yang berkelanjutan (long term
relationship). (Morgan and Hunt,1992).
Morgan dan Hunt mengungkapkan bahwa perilaku keterhubungan yang
terjadi antara perusahaan dan konsumennya banyak ditentukan oleh kepercayaan dan
komitmen.Sehingga dapat diperkirakan bahwa kepercayaan akan mempunyai
hubungan yang positif dengan niat ulang maupun loyalitas.
II.2.7 Retensi – Akuisisi
Retensi Pelanggan dapat diartikan sebagai tujuan pemasaran untuk menjaga
pelanggan agar tidak berpindah ke pesaing. Peraturan utama menunjukkan bahwa
biaya untuk menjaga pelanggan 5 sampai 10 kali lebih rendah daripada mendapatkan
pelanggan baru. Hal ini merupakan pendorong utama menuju pada manajemen
hubungan pelanggan (costumer relationship management). (Keaveney,1995)
Menurut Bruhn (2003), suatu strategi retensi pelanggan diarahkan pada
peningkatan tingkat retensi pelanggan dari perusahaan sekarang. Strategi seperti itu
harus dikejar untuk beberapa pertimbangan seperti biaya mendapatkan pelanggan
baru yang akan lebih mahal. Hal yang seharusnya diingat bahwa yang di dalam
retensi pelanggan seharusnya bukan suatu gol. Tiap-tiap perusahaan mempunyai
pelanggan dengan tingkat profitabilitas yang berbeda.
34
Konsep retensi pelanggan muncul karena banyak perusahaan yang
cenderung mengabaikan pelanggan yang sudah ada dan lebih memprioritaskan
melakukan program akuisisi. Padahal, setelah dilakukan sejumlah kajian, biaya
mendapatkan pelanggan baru lebih tinggi daripada biaya mempertahankan pelanggan
lama. Maka, jika harus memilih karena keterbatasan sumber daya misalnya, lebih
baik memprioritaskan program retensi pelanggan daripada program akuisisi
pelanggan.
Akuisisi pelanggan dapat diartikan sebagai tujuan marketing untuk
memperoleh pelanggan baru- menjual kepada orang yang belum menjadi pelanggan.
Menurut Bruhn (2003) terdapat 4 macam strategi untuk memperoleh pelanggan
dengan tahapan akuisisi, antara lain :
1. Effective Stimulation Strategy, dapat dilaksanakan melalui penawaran special
dan persaingan.
2. Symbolic Stimulation Strategy, dapat dilaksanakan melalui membangun
image, testimonial iklan klasik.
3. Effective Persuassion Strategy, dapat dilaksanakan melalui sampel produk
sebelum dan setelah iklan.
4. Symbolic Persuassion Strategy, dapat dilaksanakan melalui garansi yang
berkualitas, rekomendasi pengawasan.
35
II.3 Teori Perilaku Pelanggan
II.3.1 The Wheel of Costumer Behavior
Gambar 2.3 The Wheel of Costumer Behavior
Terdapat 5 Section dalam “the wheel of costumer behavior, yaitu :
1.Costumers in the market place merupakan bagaimana perilaku pelanggan di
pasar. Dapat diamati dari keseharian mereka dan kebiasaan mereka sehari-
hari
2.Costumer as individuals meliputi, perception, learning and memory, Values
and motivation, the self and the sex roles, personality and lifestyle,
attitudes, attitude change dan interaktif komunikasi. Disini dimaksudkan,
pelanggan merupakan satu pribadi yang berbeda-beda sesuai dengan
36
persepsi mereka yang tentunya berbeda-beda juga, motivasi dalam diri,
jenis kelamin dan juga kepribadian individu masing-masing.
3.Costumer as decision makers meliputi, Individual decision making,
Organizational and housing decision making, Buying and disposing, group
influence and opinion leadership. Pelanggan dipengaruhi banyak faktor
untuk dalam mengambil keputusan misalnya pengaruh dalam
kelompoknya, opini dari orang yang dianggap lebih mengerti soal produk
tersebut, dan sebagainya.
4.Costumer as subculture meliputi; Income and Social Class, Ethnics, racial
dan religious subculture juga Age subcultures. Perilaku pelanggan juga
dipengaruhi pendapatan, kelas sosial, etnis, ras dan agama.
5.Costumer and culture meliputi; Cultural Influences on pelanggan behavior,
dan The creation and diffusion of pelanggan culture. Perilaku pelanggan
juga dipengaruhi kultur masing-masing dari pelanggan.
Perilaku pelanggan merupakan sebuah pembelajaran dari proses keterkaitan
ketika seseorang atau kelompok memilih, membeli,memakai atau membuang sebuah
product, service, ide-ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan mereka. (M.Solomon,2009)
Teori perilaku pelanggan adalah mempelajari kapan, kenapa,bagaimana dan
dimana pelanggan membeli atau tidak membeli suatu product (Sandhusen, Richard
L.: Marketing :2000). Hal itu menggabungkan beberapa faktor dari psikologi,
sosiologi, antropologi dan ekonomi. Mencoba mengerti proses pengambilan
keputusan pelanggan, secara pribadi maupun grup. Mempelajari karakteristik
37
pelanggan individu seperti, demografik dan kebiasaan untuk mencoba mengerti yang
pelanggan inginkan.
Mengacu pada teori diatas, maka dapat dirumuskan bahwa pelanggan memiliki
berbagai ekspektasi berdasarkan peranan dan tingkat kompleksitas dari costumer itu
sendiri, baik sebagai pengambil keputusan, kultur dan kebiasaan.
Dalam konteks apartment, pengambilan keputusan tidak bisa langsung dari satu
individu, karena banyak faktor yang melatarbelakangi misalnya, keputusan orang
lain, kerabat. Ekspektasi pelanggan juga mengangkut kepada konsep produk, harga,
lokasi apartment, dan faktor kepercayaan yang diberikan oleh pengembang.
II.3.2 Kepuasan Pelanggan
Menurut Kotler (1997), kepuasan merupakan fungsi dari kesan kinerja dan
harapan yang, jika kinerja dibawah harapan, maka konsumen tidak memperoleh
kepuasan. Demikian juga sebaliknya, jika kinerja memenuhi harapan, maka
konsumen akan merasa puas. Suatu perusahaan dapat dikatakan sukses apabila
perusahaan tersebut dapat memberikan kepuasan kepada konsumennya. Menurut
crevens (1996,8), bahwa kepuasan konsumen dipengaruhi oleh produk atau jasa.
Dalam hal ini jelas bahwa kualitas produk merupakan keunggulan yang utama.
1. Citra perusahaan atau merek
2. Nilai harga yang dihubungkan dengan nilai yang diterima oleh konsumen
3. Prestasi para karyawan
4. Keunggulan dan kelemahan pesaing.
38
Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat sukses dalam
persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan
mempertahankan pelanggan. Dengan demikian, setiap perusahaan harus mampu
memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya. Melalui pemahaman perilaku
konsumen, pihak manajemen perusahaan dapat menyusun strategi dan program yang
tepat dalam rangka memanfaatkan peluang yang ada dan mengungguli para
pesaingnya.
Kepuasan merupakan tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan
kinerja (atau hasil) yang dirasakan dibandingkan dengan harapannya. Jadi tingkat
kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan
harapan.
Kepuasan pelanggan sepenuhnya dapat dibedakan pada tiga taraf, yaitu:
Memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar pelanggan, memenuhi harapan pelanggan
dengan cara yang dapat membuat mereka akan kembali lagi, melakukan lebih
daripada apa yang diharapkan pelanggan. Konsumen yang merasa tidak puas akan
bereaksi dengan tindakan yang berbeda. Ada yang mendiamkan saja dan ada pula
yang melakukan komplain.
Pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis adalah untuk menciptakan para
pelanggan yang merasa puas. Terciptanya kepuasan pelanggan dapat memberikan
beberapa manfaat, di antaranya hubungan antara perusahaan dan pelanggannya
menjadi harmonis, memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang dan
terciptanya loyalitas pelanggan, dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke
mulut (word-of-mouth) yang menguntungkan bagi perusahaan
39
Dalam mengevaluasi kepuasan terhadap produk, jasa, atau perusahaan tertentu,
konsumen umumnya mengacu pada berbagai faktor atau dimensi.
Harapan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang
akan diterimanya. Pengertian ini didasarkan pada pandangan bahwa harapan
merupakan standar prediksi. Umumnya faktor-faktor yang menentukan harapan
pelanggan meliputi kebutuhan pribadi, pengalaman masa lampau, rekomendasi dari
mulut ke mulut, dan iklan. (www.smakristencilacap.com)
II.4 Teori Manajemen
II.4.1. Five Forces Analysis
Salah satu cara menganalisis kekuatan pesaing adalah dengan menggunakan
model five forces dari Michael Porter. Ada 5 kekuatan menurut Porter dalam
menentukan kekuatan suatu persaingan, yaitu:
Gambar 2.4 Five Forces Analysis
40
The Threat of a Substitute Product
Bagaimana substitusi terhadap barang/jasa.Apakah konsumen dapat
memperoleh barang substitusinya dengan mudah? Semakin banyak dan dekat barang
substitusi, maka pelanggan juga bisa beralih dengan mudah. Force ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya switching cost, kecenderungan untuk substitusi,
diferensiasi produk, dan lainnya.
The Threat of New Entrants
Bagaimana tingkat kesulitan/kemudahan bagi pesaing baru untuk masuk ke
dalam industri properti. Force ini antara lain dipengaruhi oleh brand equity,
hambatan masuk seperti paten dsb, distribusi, skill atau core competence tertentu,
economies of scope, cost advantage, dan lainnya.
The Bargaining Power of Buyers
Bagaimana kekuatan yang dimiliki pelanggan (apartment).Force ini antara lain
dipengaruhi oleh: jumlah pembeli, konsentrasi pembeli, switching cost pembeli,
ketersediaan barang, besar order pembeli, sensitivitas harga, tingkat diferensiasi, dan
sebagainya.
The Bargaining Power of Suppliers
Supplier merupakan tempat dimana kita membeli input yang digunakan untuk
bahan produksi. Force ini ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya: switching
cost ke supplier lain, jumlah supplier, konsentrasi supplier, ketersediaan substitusi
input, tingkat diferensiasi input, hingga tingkat hubungan dengan supplier.
41
The Intensity of Competitive Rivalry
Bagaimana intensitas persaingan dalam industri properti ini. Semakin banyak
jumlah pesaing, dengan produk yang berkualitas dan harga bersaing, maka semakin
tinggi tingkat persaingan. Force ini ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya:
jumlah pesaing, perbedaan kualitas, loyalitas pelanggan, diferensiasi produk,
perbedaan harga, exit barriers, dan sebagainya. (managementfile.com, strategic
management journal)
Menurut Porter (Rangkuti, 2004) dalam industri manapun, baik industri
domestik ataupun internasional, kita perlu mengetahui terlebih dahulu keunggulan
bersaing yang dimiliki, atau yang akan diciptakan. Penciptaan keunggulan bersaing
tersebut mengacu pada pendatang baru yang masuk di industri ini, kekuatan daya beli
konsumen, kekuatan pemasok serta produk substitusi sejenis lainnya yang dapat
dianggap sebagai pesaing bagi produk yang dianalisis.
II.4.2. Disiplin Market Leader
Seorang pemasar harus memilih pelanggannya, mempersempit fokusnya
sehingga dapat menguasai pasar produknya. Sehingga perusahaan akan dapat selalu
memberikan nilai yang secara kontinyu ditingkatkan kepada para pelanggan yang
telah mereka pilih untuk mereka layani. Pelaksanaan strategi ini dibutuhkan agar
kegiatan perusahaan menjadi efektif seperti kata Michael Treacy dan Fred Wiersema
dalam tulisannya di buku “ The Discipline of Market Leaders” (Treacy and
Wiersema,1997)
42
Gambar 2.5 Disipline Market Leader
Operational Excellence:
• Memberikan pelanggan produk dan layanan layanan yang dapat dipercaya dengan
harga yang kompetitif, mengirimkan dengan tingkat kesulitan yang kecil atau
ketidaknyamanan untuk para pelanggan
Product Leadership:
• Memberikan produk produk yang mendefinisikan suatu keahlian. Maksudnya
adalah suatu produk tersebut spesifik pada keunggulan produk yang tidak dimiliki
oleh competitor
Customer Intimacy:
• Menjual solusi total kepada pelanggan, tidak hanya product atau servis. Tidak
hanya memberikan apa yang pasar inginkan tetapi apa yang sebenarnya pelanggan
43
inginkan. Hal ini dapat dicapai dengan cara, membuat bisnis ini mengetahui orang
orang yang dituju,produknya dan servis yang mereka butuhkan.
II.5 Importance Performance Analysis (IPA)
Metode Importance Performance Analysis (IPA) pertama kali diperkenalkan
oleh Martilla dan James (1977) dengan tujuan untuk mengukur hubungan antara
persepsi konsumen dan prioritas peningkatan kualitas produk/jasa yang dikenal pula
sebagai quadrant analysis (Brandt, 2000 dan Latu & Everett, 2000). IPA telah
diterima secara umum dan dipergunakan pada berbagai bidang kajian karena
kemudahan untuk diterapkan dan tampilan hasil analisa yang memudahkan usulan
perbaikan kinerja (Martinez, 2003).
IPA mempunyai fungsi utama untuk menampilkan informasi berkaitan
dengan faktor-faktor pelayanan yang menurut konsumen sangat mempengaruhi
kepuasan dan loyalitas mereka, dan faktor-faktor pelayanan yang menurut konsumen
perlu ditingkatkan karena kondisi saat ini belum memuaskan.
IPA menggabungkan pengukuran faktor tingkat kepentingan dan tingkat
kepuasan dalam grafik dua dimensi yang memudahkan penjelasan data dan
mendapatkan usulan praktis. Interpretasi grafik IPA sangat mudah, dimana grafik
IPA dibagi menjadi empat buah kuadran berdasarkan hasil pengukuran importance-
performance
44
Gambar 2.6 Pembagian Kuadran Importance Performance Analysis
Berikut penjelasan untuk masing-masing kuadran (Brandt, 2000):
1. Kuadran Pertama (A), “Pertahankan Kinerja” (high importance & high
performance)
Faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini dianggap sebagai faktor
penunjang bagi kepuasan konsumen sehingga pihak manajemen berkewajiban
memastikan bahwa kinerja institusi yang dikelolanya dapat terus mempertahankan
prestasi yang telah dicapai.
2. Kuadran Kedua (B), “Cenderung Berlebihan” (low importance & high
performance)
Faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini dianggap tidak terlalu penting
sehingga pihak manajemen perlu mengalokasikan sumber daya yang terkait dengan
faktor-faktor tersebut kepada faktor-faktor lain yang mempunyai prioritas
45
penanganan lebih tinggi yang masih membutuhkan peningkatan, semisal dikuadran
keempat.
3.Kuadran Ketiga (C), “Prioritas Rendah” (low importance & low performance)
Faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini mempunyai tingkat kepuasan
yang rendah dan sekaligus dianggap tidak terlalu penting bagi konsumen, sehingga
pihak manajemen tidak perlu memprioritaskan atau terlalu memberikan perhatian
pada faktor –faktor tersebut.
4. Kuadran Keempat (D), “Tingkatkan Kinerja” (high importance & low
performance)
Faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini dianggap sebagai faktor yang
sangat penting oleh konsumen namun kondisi pada saat ini belum memuaskan
sehingga pihak manajemen berkewajiban mengalokasikan sumber daya yang
memadai untuk meningkatkan kinerja berbagai faktor tersebut. Faktor-faktor yang
terletak pada kuadran ini merupakan prioritas untuk ditingkatkan.
Ada dua macam metode untuk menampilkan data IPA (Martinez, 2003) yaitu:
pertama menempatkan garis perpotongan kuadran pada nilai rata-rata pada sumbu
tingkat kepuasan dan sumbu prioritas penangganan dengan tujuan untuk mengetahui
secara umum penyebaran data terletak pada kuadran berapa, kedua menempatkan
garis perpotongan kuadran pada nilai rata-rata hasil pengamatan pada sumbu tingkat
kepuasan dan sumbu prioritas penangganan dengan tujuan untuk mengetahui secara
spesifik masing-masing faktor terletak pada kuadran berapa. Metode yang kedua
lebih banyak dipergunakan oleh para peneliti.
46
Berikut prosedur berkaitan dengan penggunaan metode IPA:
- Penentuan faktor-faktor yang akan dianalisa,
- Melakukan survey melalui penyebaran kuesioner,
- Menghitung nilai rata-rata tingkat kepuasan dan prioritas penanganan,
- Membuat grafik IPA,
- Melakukan evaluasi terhadap faktor sesuai dengan kuadran masing-masing
II.6 Kesenjangan (GAP)
Pada pandangan tradisional, pemasaran berbasiskan transaksi. Bauran
pemasaran yang dikenal dalam pandangan tersebut adalah 4P yang diartikan sebagai:
Product, Price, Place, dan Promotion. Produk menyangkut produk apa yang dijual,
price menyangkut harga pada produk tersebut, place menyangkut bagaimana produk
Tingkat Kepentingan
(ekspektasi pelanggan)
Persepsi Kinerja (value prepositions)
Product Price Place
Promotion Trust
Product Price Place
Promotion Trust
GAP
47
tersebut didistribusikan atau dimana produk didistribusikan, dan promotion
menyangkut bagaimana mempromosikan atau menawarkan produk tersebut.
Pandangan pemasaran sekarang adalah berbasis kepada hubungan dengan
pelangggan. Inti pemasaraan sekarang adalah meningkatkan kepuasan pelanggan
melalui penciptaan nilai bagi pelanggan. Tugas ini menjadi terlalu kompleks untuk
dikerjakan hanya oleh departemen/divisi pemasaran.
Dalam pandangan sekarang, menurut James G. Barnes dalam Secrets of
Customer Relationship Management, pemasaran adalah tugas setiap orang dalam
sebuah perusahaan. Setiap pegawai memiliki potensi untuk mempengaruhi kepuasan
pelanggan secara langsung maupun tidak langsung. Semua pegawai harus menyadari
keuntungan bagi perusahaan untuk mempertahankan pelanggan dalam jangka
panjang. Semua pegawai harus mengenali cara-cara untuk memperbaiki hubungan
dengan pelanggan pada saat mereka melayani pelanggan tersebut. Namun, tidak
semua pegawai berhubungan langsung dengan pelanggan. Oleh karena itu,
membangun hubungan pelanggan tidak selalu mungkin dilakukan secara langsung.
Dengan demikian bentuk-bentuk hubungan antara satu pegawai dengan pegawai lain
terhadap para pelanggan akan berbeda dengan tujuan yang sama.