bab ii menonton televisi dan pengaruhnya...

23
BAB II MENONTON TELEVISI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN REMAJA 2.1 Menonton Televisi dan Budaya Masyarakat Informasi 2.1.1 Pengertian Menonton Menonton merupakan salah satu kegiatan dengan menggunakan mata untuk memandang (memperhatikan) sesuatu. Sebagai salah satu aspek perhatian, menonton berusaha menggali informasi baik dari televisi maupun yang lainnya. Dalam hal ini Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1994 : 592) menyebutkan bahwa menonton merupakan suatu kegiatan menggunakan mata untuk memandang (memperhatikan). Hubungannya dengan penelitian ini yaitu suatu kegiatan dengan menggunakan mata untuk memandang (memperhatikan) sinetron "Bawang Merah Bawang Putih" yang di tayangkan di stasiun RCTI. Adapun hal-hal pokok yang harus diperhatikan dalam menonton antara lain: 1. Minat Slameto (2003 : 180) menyebutkan bahwa minat merupakan suatu rasa suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.

Upload: duongtram

Post on 06-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II MENONTON TELEVISI DAN PENGARUHNYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Media televisi pada hakikatnya merupakan suatu sistem komunikasi yang

BAB II

MENONTON TELEVISI DAN PENGARUHNYA TERHADAP

PERILAKU KEAGAMAAN REMAJA

2.1 Menonton Televisi dan Budaya Masyarakat Informasi

2.1.1 Pengertian Menonton

Menonton merupakan salah satu kegiatan dengan menggunakan

mata untuk memandang (memperhatikan) sesuatu. Sebagai salah satu

aspek perhatian, menonton berusaha menggali informasi baik dari

televisi maupun yang lainnya. Dalam hal ini Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan (1994 : 592) menyebutkan bahwa menonton

merupakan suatu kegiatan menggunakan mata untuk memandang

(memperhatikan). Hubungannya dengan penelitian ini yaitu suatu

kegiatan dengan menggunakan mata untuk memandang

(memperhatikan) sinetron "Bawang Merah Bawang Putih" yang di

tayangkan di stasiun RCTI.

Adapun hal-hal pokok yang harus diperhatikan dalam menonton

antara lain:

1. Minat

Slameto (2003 : 180) menyebutkan bahwa minat merupakan

suatu rasa suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas,

tanpa ada yang menyuruh. Minat adalah kecenderungan yang tetap

untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.

Page 2: BAB II MENONTON TELEVISI DAN PENGARUHNYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Media televisi pada hakikatnya merupakan suatu sistem komunikasi yang

13

Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus

yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian,

karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu yang

lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang. Sedangkan

minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ

diperoleh kepuasan. Minat itu sendiri tidak dibawa sejak lahir,

melainkan diperoleh kemudian.

2. Perhatian

Menurut Gazali dalam buku belajar dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya yang dikutip Slameto (2003 : 56) disebutkan

bahwa perhatian merupakan keaktifan jiwa yang dipertinggi,

jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada sesuatu obyek. Adapun

macam-macamnya antara lain :

a. Atas dasar intensitasnya, yaitu banyak sedikitnya kesadaran

yang menyertai sesuatu aktifitas atau pengalaman batin

b. Atas dasar cara timbulnya

c. Atas dasar luasnya objek yang dikenai perhatian.

3. Pemahaman

Dalam hal ini pemahaman tentang materi dakwah yang

mencakup segala persoalan dalam berbagai bidang diantaranya

masalah / soal akidah, meliputi masalah tauhid dan iman yang

menjadi landasan (fondasi) dalam kehidupan. Syari'ah, meliputi

masalah ibadah dan muamalah yang mencakup pengabdian

Page 3: BAB II MENONTON TELEVISI DAN PENGARUHNYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Media televisi pada hakikatnya merupakan suatu sistem komunikasi yang

14

kepada Allah SWT, dan soal-soal antar hubungan dalam

masyarakat, baik mengenai soal-soal individu maupun masalah-

masalah sosial kemasyarakatan, politik, ekonomi, sosial budaya

dan lain-lain. Dan soal akhlak, moral atau budi pekerti yang

merupakan mustika kehidupan dan menjadi tolok ukur dalam

kebangkitan/kejatuhan suatu umat/bangsa (H.M Yunan

Nasution, 1988 : 201)

2.1.2 Pengertian Televisi

Media televisi pada hakikatnya merupakan suatu sistem

komunikasi yang menggunakan suatu rangkaian gambar elektronik

yang pancarkan secara cepat, berurutan dan diiringi unsur audio.

(Sutisno, 1993 : 1).

Istilah televisi itu sendiri terdiri dari "tele" yang berarti jauh

dan "visi" berarti penglihatan. Sedangkan secara lebih jauh, televisi

siaran merupakan media dari jaringan dengan ciri-ciri yang

memiliki komunikasi massa, yaitu berlangsung satu arah. Dengan

demikian, televisi merupakan media audio-visual, yang disebut juga

sebagai media pandang dengar, atau sambil didengar langsung pula

dapat dilihat (Aep Kusnawan, et.al, 2004 : 74). Oleh karena itu,

penanganan produksi siaran televisi jauh lebih besar dibanding

dengan media radio. Karena media televisi bersifat realistis, yaitu

menggambarkan apa yang nyata.

Page 4: BAB II MENONTON TELEVISI DAN PENGARUHNYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Media televisi pada hakikatnya merupakan suatu sistem komunikasi yang

15

Pesawat televisi pada hakekatnya hampir sama dengan movie

film, hanya perbedaannya terletak pada operasionalisasinya (Bahri

Ghazali, 1997 : 40). Pesawat televisi cenderung efektif karena

pemirsanya didatangi oleh acaranya, pemirsa diberi pengetahuan

sekaligus juga dihibur oleh acara-acara yang mampu menyuguhkan

santapan rohani dan juga menyegarkan pemirsa dari kesibukannya

sehingga masyarakat terhibur dari ketegangan.

2.1.3 Pengaruh Televisi pada Masyarakat Kaitannya dengan Dakwah

Wawan Kuswandi (1996 : 101) menyatakan bahwa : pengaruh

acara televisi sampai saat ini masih terbilang kuat dibandingkan

dengan radio dan surat kabar. Hal ini terjadi karena kekuatan

audiovisual televisi yang menyentuh segi-segi kejiwaan pemirsa.

Pada saat televisi belum muncul, budaya kita adalah budaya

mendengar, tapi setelah televisi muncul kita tidak cuma mendengar,

tapi juga melihat.

Terlepas dari pengaruh positif atau negatif, pada intinya

media televisi telah menjadi cerminan budaya tontonan bagi

pemirsa dalam era informasi dan komunikasi yang semakin

berkembang pesat. Munculnya media televisi dalam kehidupan

manusia memang menghadirkan suatu peradaban, khususnya dalam

proses komunikasi dan informasi yang bersifat massa.

Page 5: BAB II MENONTON TELEVISI DAN PENGARUHNYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Media televisi pada hakikatnya merupakan suatu sistem komunikasi yang

16

Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa dakwah Islam

diselenggarakan tidak hanya melalui pertemuan-pertemuan

langsung antara da'i dengan mad'u, akan tetapi dibutuhkan inovasi

dengan menggunakan media lain dengan lebih modern seperti

media televisi.

Dalam hal ini Allah SWT berfirman dalam surat an-Nahl ayat

125 yang berbunyi :

بالتي هي مادلهجة ونسعظة الحوالمة وبالحكم كببيل رإلى س عاددينتهبالم لمأع وهبيله وس نل عض نبم لمأع وه كبإن ر نسأح

"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk." (Departemen RI, 1993 : 421)

Dari ayat di atas, maka dakwah Islam dengan metode bil

hikmah, mauidhah hasanah, dan metode mujadalah tidak harus

disampaikan dengan cara tatap muka antara da'i dengan mad'u, tapi

dengan kecanggihan teknologi yang semakin modern, maka dakwah

Islam pun dapat disampaikan melalui media yang modern, misalnya

saja televisi.

Kehadiran media televisi pada masyarakat negara berkembang

mempunyai arti yang sangat penting, terlebih lagi bagi negara

kepulauan Indonesia. Bersamaan dengan jalannya proses

penyampaian isi pesan media televisi kepada pemirsa, maka isi

pesan itu juga akan diinterpretasikan secara berbeda-beda menurut

visi pemirsa, serta dampak yang ditimbulkan juga beraneka ragam.

Page 6: BAB II MENONTON TELEVISI DAN PENGARUHNYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Media televisi pada hakikatnya merupakan suatu sistem komunikasi yang

17

Hal ini sesuai dengan tingkat pemahaman dan kebutuhan pemirsa

terhadap isi pesan acara televisi berkaitan erat dengan status sosial

ekonomi serta situasi dan kondisi pemirsa pada saat menonton

televisi.

Dengan demikian apa yang diasumsikan televisi sebagai suatu

acara yang penting untuk disajikan bagi pemirsa, belum tentu

penting bagi khalayak. Jadi efektif tidaknya isi pesan itu tergantung

dari situasi dan kondisi pemirsa dan lingkungan sosialnya.

Wawan Kuswandi (1996 : 100) menyatakan bahwa dampak

yang ditimbulkan acara televisi terhadap pemirsanya ada tiga,

antara lain :

1. Dampak kognitif yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa

untuk menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi

yang melahirkan pengetahuan bagi pemirsa.

2. Dampak peniruan yaitu pemirsa dihadapkan pada trend aktual

yang ditayangkan televisi

3. Dampak perilaku yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial

bahwa yang telah ditayangkan acara televisi yang diterapkan

dalam kehidupan pemirsa sehari-hari.

Page 7: BAB II MENONTON TELEVISI DAN PENGARUHNYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Media televisi pada hakikatnya merupakan suatu sistem komunikasi yang

18

2.2 Perilaku Keagamaan Remaja

2.2.1 Pengertian Remaja

Masa remaja termasuk masa yang sangat menentukan karena

pada masa ini anak-anak banyak mengalami perubahan baik pada

psikis dan fisiknya. Berikut ini akan penulis kemukakan beberapa

definisi remaja, antara lain :

a. Menurut Zakiah Daradjat

Remaja adalah masa peralihan dari "anak" menjelang "dewasa"

yang merupakan masa perkembangan terakhir bagi pembinaan

kepribadian atau masa persiapan memasuki umur dewasa yang

problemanya tidak sedikit. (Zakiah Daradjat, 1976 : 11).

b. Menurut Zulkifli L

Masa remaja sebagai peralihan dari masa anak ke masa dewasa,

yaitu saat-saat ketika anak tidak mau lagi diperlakukan sebagai

anak-anak. Tetapi dilihat dari pertumbuhan fisiknya ia belum

dapat dikatakan orang dewasa. (Zulkifli, 2000 : 63).

Dari kedua pengertian remaja di atas, dapat disimpulkan bahwa

masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak

menjelang ke masa dewasa. Sedangkan untuk menentukan batas-batas

umur remaja di Indonesia terdapat beberapa kesulitan. Hal ini

Page 8: BAB II MENONTON TELEVISI DAN PENGARUHNYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Media televisi pada hakikatnya merupakan suatu sistem komunikasi yang

19

dikarenakan sulitnya menentukan umur permulaan dewasa atau

permulaan masa dewasa.

Zakiah Daradjat menerangkan :

Jika kita berbicara dari segi psikologi, maka batas usia remaja lebih banyak bergantung kepada keadaan masyarakat dimana remaja itu hidup. Yang dapat ditentukan dengan pasti adalah permulaannya, yaitu puber pertama atau mulainya perubahan jasmani dari anak menjadi dewasa kira-kira umur akhir 12 atau permulaan 13 tahun. Sementara itu ia juga menyatakan bahwa dalam bidang agama, para ahli jiwa agama menganggap kemantapan beragama biasanya tidak terjadi sebelum umur 24 tahun. (Zakiah Daradjat, 1976 : 10-11).

Sedangkan Elizabeth B. Hurlock (Andi Mampiare, 1982 : 20)

menyatakan bahwa rentang usia remaja adalah antara 13-21 tahun,

yang dibagi pula dalam masa remaja awal usia 13/14 tahun sampai 17

tahun, dan masa remaja akhir usia 18-21 tahun.

2.2.2 Problem yang Dihadapi Remaja

Secara umum dapat dikatakan bahwa usia remaja adalah usia

peralihan dan persiapan yang penuh dengan berbagai kesukaran yang

menggoncangkan jiwa. Berbagai problem yang biasa dihadapi oleh

remaja secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Pertumbuhan jasmani cepat

Biasanya pertumbuhan jasmani secara cepat terjadi antara umur

13-16 tahun, yang dikenal dengan remaja pertama (early

adolescence). Pertumbuhan jasmani yang sangat cepat ini

Page 9: BAB II MENONTON TELEVISI DAN PENGARUHNYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Media televisi pada hakikatnya merupakan suatu sistem komunikasi yang

20

menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak disenangi oleh remaja.

Akhirnya, ia mengamati perubahan yang terjadi pada dirinya.

Kadang ia berbicara sendiri, mengapa saya begini, dan sebagainya.

Yang pada akhirnya menimbulkan kegelisahan. (Zakiah Daradjat,

1976 : 11)

Dalam usia remaja ini biasanya mereka mengalami berbagai

kesukaran karena perubahan jasmani yang sangat menyolok dan

tidak berjalan seimbang. Remaja waktu itu mengalami

ketidakserasian diri dan berkurang keharmonisan gerak, sehingga

kadang-kadang mereka sedih, kesal, dan lesu.

b. Pertumbuhan emosi

Sebenarnya yang terjadi adalah kegoncangan emosi. Pada masa

adolesen pertama, kegoncangan itu disebabkan oleh tidak mampu

dan tidak mengertinya akan perubahan cepat yang sedang

dilaluinya. Disamping kekurangan pengertian orang tua dan

masyarakat sekitar akan kesukaran yang dialami oleh remaja

waktu itu. Bahkan kadang-kadang perlakuan yang mereka terima

dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, menambah

goncangan emosi yang sedang tidak stabil itu.

Page 10: BAB II MENONTON TELEVISI DAN PENGARUHNYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Media televisi pada hakikatnya merupakan suatu sistem komunikasi yang

21

c. Pertumbuhan mental

Disaat anak-anak meningkat dewasa, peranan orang tua

mengalami pergeseran, tidak lagi ditujukan pada pemeliharaan

fisik, karena para remaja sudah dapat mengurus dirinya sendiri,

tetapi yang perlu diperhatikan adalah bidang mental (pribadi)

remaja itu sendiri. Oleh karena itu, perlu diketahui seluk beluk

mengenai remaja, supaya mereka dapat diberi pertolongan sesuai

dengan cara dan cita rasa yang mereka inginkan. Dengan catatan,

dengan memberikan pertolongan hanya diberikan bila hal itu

benar-benar dibutuhkan, karena bila sering menangani

permasalahan mereka, justru akan bersikap menentang. Hal ini

juga dijelaskan oleh Alined Biner yang dikutip oleh Zakiah

Daradjat (1976 : 12) ia menyatakan bahwa remaja seringkali

menolak hal-hal yang kurang masuk akalnya, dan kadangkala

menyebabkan mereka menolak apa yang dulu diterimanya. Dari

sini timbullah persoalan dengan orang tua atau orang dewasa

lainnya yang merasa seolah-olah remaja menjadi suka membantah

atau mengkritik mereka.

Page 11: BAB II MENONTON TELEVISI DAN PENGARUHNYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Media televisi pada hakikatnya merupakan suatu sistem komunikasi yang

22

d. Pertumbuhan pribadi dan sosial.

Masalah pribadi dan sosial adalah masalah yang paling akhir

pertumbuhannya dan dapat dianggap sebagai persoalan terakhir

yang dihadapi remaja menjelang masih usia dewasa. Setelah

pertumbuhan jasmani cepat berakhir, tampaklah bahwa remaja

telah seperti orang dewasa jasmaninya, baik yang laki-laki

maupun yang perempuan. Akan tetapi dari segi sosial dan

penghargaan serta kepercayaan yang diberikan kepadanya oleh

masyarakat, biasanya belum sempurna, terutama dalam

masyarakat yang maju. Dalam berbagai bidang mereka belum

diajak turut serta sehingga mereka masih memerlukan perjuangan

untuk itu. Dalam masa itu kadang-kadang remaja tidak sabar,

sehingga bertindak keras dan kadang-kadang melanggar nilai-nilai

yang dianut masyarakatnya. Disinilah timbul kelainan-kelainan

kelakuan yang biasa disebut nakal. (Zakiah Daradjat, 1976 : 13).

2.2.3 Perilaku Keagamaan pada Remaja

Sebelum membahas perilaku keagamaan pada remaja, terlebih

dahulu penulis kemukakan pengertian tentang perilaku.

Dari segi bahasa "perilaku" adalah tanggapan atau reaksi

individu terhadap rangsangan atau lingkungan (Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, 1994 : 756)

Page 12: BAB II MENONTON TELEVISI DAN PENGARUHNYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Media televisi pada hakikatnya merupakan suatu sistem komunikasi yang

23

Sedangkan secara istilah, ada beberapa pendapat mengenai

perilaku :

a. Menurut Hasan Langgulung

Perilaku adalah segala aktifitas seseorang yang dapat diamati.

(Hasan Langgulung, 1995 : 139)

b. Menurut Wolman Benjamin B mengatakan bahwa :

"Behavior is the totality of intra anda extra organismic actions and

interactions of an organism with is physical and social

environment" (Wolman Benjamin B, 1973 : 4)

Perilaku adalah keseluruhan perilaku organ dalam organ luar dan

interaksi dari sebuah organ dengan lingkungan fisik serta

lingkungan sosialnya".

Dari beberapa pendapat tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan

bahwa "perilaku" merupakan reaksi yang ditampakkan seseorang

manakala dihadapkan kepada situasi tertentu.

Sedangkan secara istilah, agama dapat didefinisikan sebagai

berikut :

a. Menurut Sidi Gazalba

Agama adalah kepercayaan pada Tuhan dan hubungan manusia

dengan yang Kudus, dihayati sebagai hakekat yang ghoib,

hubungan tersebut menyatakan diri dalam bentuk dan sikap hidup

berdasarkan doktrin tertentu (Sidi Gazalba, 1994 : 13)

Page 13: BAB II MENONTON TELEVISI DAN PENGARUHNYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Media televisi pada hakikatnya merupakan suatu sistem komunikasi yang

24

b. Menurut Abudin Nata

Agama adalah ajaran yang berasal dari Tuhan atau hasil renungan

manusia yang terkandung dalam kitab suci yang turun temurun

diwariskan oleh suatu generasi ke generasi dengan tujuan untuk

memberi tuntutan dan pedoman hidup bagi manusia agar mencapai

kebahagiaan di dunia dan akhirat (Abudin Nata, 2001 : 15)

Jadi perilaku keagamaan adalah suatu tingkah laku sebagai

reaksi atau tanggapan yang dilakukan dalam suatu situasi yang

dihadapinya yang didasarkan atas kesadaran tentang adanya Tuhan

YME. Dalam kaitannya perilaku keagamaan pada remaja adalah

serangkaian tingkah laku pada remaja yang dilandasi oleh ajaran

agama Islam.

Perilaku keagamaan remaja pada dasarnya bukan hanya terjadi

ketika seseorang melakukan aktivitas ritual (beribadah), tetapi juga

ketika melakukan aktivitas lain. Disamping itu juga bukan hanya

aktivitas yang berkaitan dengan aktivitas yang tampak dan dapat

dilihat mata, tapi juga aktivitas yang tidak tampak terjadi dalam hati

remaja itu sendiri. Karena itu perilaku keagamaan akan meliputi

berbagai macam dimensi. Menurut Gloock dan Stark yang dikutip

Djamaludin Ancok, ada lima dimensi keberagaman, (Djamaludin

Ancok, dkk, 1995 : 77) :

Pertama, dimensi keyakinan. Dimensi ini berisi pengharapan-

pengharapan dimana orang religius berpegang teguh pada pandangan

Page 14: BAB II MENONTON TELEVISI DAN PENGARUHNYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Media televisi pada hakikatnya merupakan suatu sistem komunikasi yang

25

teologis tertentu dan mengakui kebenaran doktrin-doktrin tersebut.

Setiap agama mempertahankan seperangkat kepercayaan dimana para

penganut diharapkan taat.

Kedua, dimensi praktik agama. Dimensi ini mencakup perilaku

pemujaan, ketaatan, dan hal-hal yang dilakukan orang untuk

menunjukkan komitmen terhadap agama yang dianutnya. Dimensi

peribadatan ini menyangkut shalat, puasa, zakat, haji, membaca al-

Qur'an, do'a, zikir dan sebagainya.

Ketiga, dimensi pengalaman. Dimensi ini berisikan dan

memperhatikan fakta bahwa semua agama mengandung pengharapan-

pengharapan tertentu, meski tidak tepat jika dikatakan bahwa

seseorang yang beragama yang baik pada suatu waktu akan mencapai

pengetahuan subjektif dan langsung mengenai kenyataan terakhir.

Dalam berislam, dimensi ini meliputi perilaku suka menolong, bekerja

sama, berderma, menegakkan keadilan dan kebenaran, berlaku jujur,

pemaaf, tidak mencuri, tidak menipu, tidak berjudi, dan sebagainya.

Keempat, dimensi pengetahuan agama. Dimensi ini mengacu

kepada harapan bahwa orang-orang yang beragama paling tidak

memiliki sejumlah pengetahuan, minimal mengenai dasar-dasar

keyakinan, ritus-ritus, kitab suci dan tradisi-tradisi.

Kelima, dimensi pengamalan. Dimensi ini mengacu pada

identifikasi akibat-akibat keagamaan, praktik pengalaman, dan

pengetahuan seseorang dari hari ke hari.

Page 15: BAB II MENONTON TELEVISI DAN PENGARUHNYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Media televisi pada hakikatnya merupakan suatu sistem komunikasi yang

26

2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Keagamaan

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dalam diri

manusia itu, yaitu selektivitasnya sendiri, daya pilihnya sendiri,

atau minat perhatiannya untuk menerima dan mengolah pengaruh-

pengaruh yang datang dari luar dirinya itu. (Gerungan, 1988 : 155)

Menurut Jalaluddin Rahmat, bahwa faktor internal ini

digarisbesarkan pada dua faktor, yaitu faktor biologis dan faktor

sosiopsikologis.

1. Faktor biologis

Bahwa warisan biologis manusia menentukan perilakunya

dapat diawali dari struktur DNA yang menyimpan seluruh

memori. Adanya warisan biologis ini sampai muncul aliran

baru yang memandang segala kegiatan manusia termasuk

agama, kebudayaan, moral berasal dari struktur biologisnya

(Jalaluddin Rahmat, 1996: 34).

2. Faktor sosio psikologis

Manusia sebagai makhluk sosial memperoleh beberapa

karakteristik yang mempengaruhi perilakunya yang

diklasifikasikan dalam komponen-komponen sebagai berikut :

a) Bakat, suatu kemampuan pembawaan yang potensial

mengacu kepada perkembangan kemampuan akademis

(ilmiah) dan keahlian (profesional) dalam berbagai bidang

Page 16: BAB II MENONTON TELEVISI DAN PENGARUHNYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Media televisi pada hakikatnya merupakan suatu sistem komunikasi yang

27

kehidupan. Bahkan ini berpangkal pad kemampuan

kognisi (daya cipta), konasi (kehendak) dan emosi (rasa)

yang disebut dalam psikologi filosofis dengan tri chotomie

(tiga kekuatan rohaniah) manusia.

b) Insting atau gharizah, adalah suatu kemampuan berbuat

atau bertingkah laku dengan tanpa melalui proses belajar.

Kemampuan insting inipun merupakan pembawaan sejak

lahir. Dalam psikologi pendidikan kemampuan ini

termasuk "kapabilitas" yaitu kemampuan berbuat sesuatu

dengan tanpa melalui belajar.

c) Nafsu dan dorongan-dorongannya (drives). Dalam tasawuf

dikenal adanya nafsu-nafsu lawwamah yang mendorong ke

arah perbuatan mencela dan merendahkan orang lain

(egosentris). Nafsu amarah (polemos) yang mendorong ke

arah perbuatan merusak, membunuh atau memusuhi orang

lain (destruktif), nafsu birahi (eros) yang mendorong ke

arah seksual untuk memuaskan tuntutan akan pemuasan

hidup berkelamin. Nafsu mutmainah (religius) yang

mendorong ke arah ketaatan kepada Tuhan Yang Maha

Kuasa.

d) Karakter atau watak tabiat manusia merupakan psikologis

yang terbawa sejak kelahirannya. Karakter ini berkaitan

dengan tingkah laku moral dan sosial serta etis seseorang.

Page 17: BAB II MENONTON TELEVISI DAN PENGARUHNYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Media televisi pada hakikatnya merupakan suatu sistem komunikasi yang

28

Karakter sangat erat hubungannya dengan personalitas

(kepribadian) seseorang. Oleh karena itu antara keduanya

hampir tidak dapat dibedakan dengan jelas.

e) Hereditas atau keturunan merupakan faktor kemampuan

dasar yang mengandung ciri-ciri psikologis dan fisiologis

yang diturunkan atau diwariskan oleh orang baik dalam

garis yang jelas maupun yang telah jauh.

f) Intuisi merupakan kemampuan psikologis manusia untuk

menerima ilham Tuhan. Intuisi menggerakkan hati nurani

manusia yang membimbingnya ke arah perbuatan dalam

situasi khusus di luar kesadaran akal pikirannya, namun

mengandung makna yang bersifat konstruktif bagi

kehidupannya. Intuisi biasanya diberikan Tuhan kepada

orang yang bersih jiwanya (M. Arifin, 2000 : 101-103)

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal merupakan segala hal yang diterima

individu dari lingkungannya (Nana Syaodih Sukmadinata, 2003 :

44).

Singgih D. Gunarsa (1995 : 38) mengatakan bahwa manusia

dipengaruhi faktor-faktor dari luar. Misalnya pengaruh-pengaruh

yang diperoleh dari hubungan-hubungannya dengan kawan-kawan

sebaya, sekolah dan lembaga-lembaga keagamaan (madrasah)

Page 18: BAB II MENONTON TELEVISI DAN PENGARUHNYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Media televisi pada hakikatnya merupakan suatu sistem komunikasi yang

29

serta aspek-aspek yang biasanya terdapat pada masyarakat

modern.

Karena luasnya cakupan faktor-faktor eksternal, maka kami

batasi pada tiga macam yaitu lingkungan keluarga, lingkungan

sekolah dan lingkungan masyarakat. Adapun penjelasannya

sebagai berikut :

1. Lingkungan keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi

anak. Oleh karena itu segala sesuatu yang ada dalam keluarga,

baik yang berupa benda-benda dan orang-orang serta

peraturan-peraturan dan adat istiadat yang berlaku dalam

keluarga itu sangat berpengaruh dan menentukan corak

perkembangan anak. Sedangkan yang tetap berperan penting

dan menentukan pendidikan anak dalam lingkungan keluarga

adalah orang tua, yaitu ayah dan ibu. (M. Ngalim Purwanto,

2002 : 84-85)

Karena orang tua merupakan pembina pribadi yang

pertama bagi anak, dan tokoh yang diidentifikasi atau ditiru

anak, maka seyogyanya dia memiliki kepribadian yang baik

atau berakhlakul karimah, menyangkut sikap, kebiasaan dan

perilakunya.

Menurut Syamsu Yusuf, "sikap dan perlakuan orang tua

yang baik adalah mempunyai karakteristik : a) memberikan

Page 19: BAB II MENONTON TELEVISI DAN PENGARUHNYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Media televisi pada hakikatnya merupakan suatu sistem komunikasi yang

30

curahan kasih sayang yang ikhlas, b) bersikap respek /

menghargai pribadi anak, c) menerima anak sebagaimana

biasanya, d) mau mendengar pendapat atau keluhan anak, e)

memaafkan kesalahan anak dan meminta maaf bila ternyata

orang tua sendiri salah kepada anak, dan f) meluruskan

kesalahan anak dengan pertimbangan atau alasan-alasan yang

tepat (Syamsu Yusuf, 2000 : 138-139).

Dari sini akan timbullah tindakan, cara hidup dan

bimbingan terhadap anak-anak sesuai dengan ajaran agama.

Apabila si anak hidup dalam keluarga yang beriman, selalu

melihat orang tuanya rukun dan damai, serta patuh

menjalankan ibadah kepada Tuhan, maka bibit pertama yang

akan masuk kedalam pribadi si anak adalah apa yang

dialaminya itu, yaitu ketenteraman hari dan kecintaan kepada

Tuhan (Zakiah Daradjat, 1976 : 67). Tapi sebaliknya, jika

pengalaman yang dilalui si anak dalam masa permulaan dari

pembinaan pribadi (dalam keluarga), jauh dari unsur

keagamaan, maka akan jauh pula rasa agama pada si anak, dan

pribadinya kosong dari agama. (Zakiah Daradjat, 1976 : 87).

Dengan demikian pengaruh keluarga akan membekas

sekali dalam bentuk sikap dan perilaku keagamaan remaja.

Page 20: BAB II MENONTON TELEVISI DAN PENGARUHNYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Media televisi pada hakikatnya merupakan suatu sistem komunikasi yang

31

2. Lingkungan sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang

mempunyai program sistematik dalam melaksanakan

bimbingan, pengajaran dan latihan kepada anak (siswa) agar

mereka berkembang sesuai dengan potensinya.

Menurut Hurlock seperti dikutip Syamsu Yusuf,

pengaruh sekolah terhadap perkembangan kepribadian anak

sangat besar, karena sekolah merupakan substitusi dari

keluarga dan guru-guru substitusi dari orang tua.

Dalam kaitannya dengan upaya mengembangkan fitrah

beragama para siswa, maka sekolah, terutama dalam hal ini

guru agama mempunyai peranan yang sangat penting dalam

mengembangkan wawasan pemahaman, pembiasaan

mengamalkan ibadah atau akhlak mulia yang sesuai ajaran

agama. (Syamsu Yusuf, 2000 : 140).

3. Lingkungan masyarakat

Ngalim Purwanto (2002 : 170) mengatakan bahwa

masyarakat adalah kumpulan dan paduan dari keluarga-

keluarga yang juga didalamnya terdapat hukum-hukum, tata

tertib, dan aturan-aturan yang tertulis dan tidak tertulis.

Dalam masyarakat, individu (terutama remaja) akan

melakukan interaksi sosial dengan teman sebayanya atau

anggota masyarakat lainnya. apabila teman sepergaulannya itu

Page 21: BAB II MENONTON TELEVISI DAN PENGARUHNYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Media televisi pada hakikatnya merupakan suatu sistem komunikasi yang

32

menampilkan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai agama

(berakhlak baik), maka remaja pun cenderung akan berakhlak

baik. namun apabila temannya menampilkan perilaku yang

kurang baik, amoral atau melanggar norma-norma agama,

maka remaja cenderung akan terpengaruh untuk mengikuti

atau mencontoh perilaku tersebut. Hal ini akan terjadi apabila

anak atau remaja kurang mendapatkan bimbingan agama

dalam keluarganya. Dengan demikian corak perilaku anak atau

remaja merupakan cermin dari corak atau perilaku warga

masyarakat (orang dewasa) pada umumnya.

2.3 Pengaruh Menonton Televisi Terhadap Perilaku Keagamaan Remaja

Perkembangan teknologi komunikasi, khususnya televisi telah

membawa dampak negatif sekaligus positif. Oleh karena itu, televisi kerap

disanjung karena kebaikan siarannya, dan seringkali juga jadi kambing

hitam karena efek negatif siaran yang ditayangkan. (Aep Kusnawan, et. al.,

2004 : 73)

Pada umumnya televisi akan mempengaruhi sikap, pandangan dan

persepsi para penonton. Hal ini disebabkan karena salah satu pengaruh

psikologis dari televisi seakan-akan bisa menghipnotis penonton, sehingga

mereka seolah-olah hanyut dalam keterlibatan pada kisah atau peristiwa

yang ditayangkan televisi.

Page 22: BAB II MENONTON TELEVISI DAN PENGARUHNYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Media televisi pada hakikatnya merupakan suatu sistem komunikasi yang

33

Berkaitan dengan perkembangan sosial anak, dalam batasan-batasan

tertentu, media massa khususnya televisi mempunyai pengaruh terhadap

proses perkembangan sosial anak antara lain :

Pertama, siaran televisi bisa menumbuhkan keinginan untuk

memperoleh pengetahuan. Ini berarti bahwa beberapa penonton termotivasi

untuk mengikuti apa yang dilihat di layar televisi.

Kedua, pengaruh pada cara berbicara, penonton biasanya

memperhatikan bukan hanya apa yang diucapkan orang di televisi bahkan

bagaimana cara mengucapkannya.

Ketiga, pengaruh pada penambahan kosakata, ini dapat digunakan

dengan tepat dan mengembangkannya dalam suatu aktivitas kelompok

belajar dan diskusi.

Keempat, bahwa televisi berpengaruh pada bentuk permainan, ini

berarti bahwa dengan menonton televisi ia akan semakin banyak

memunculkan ide-ide baru berbagai jenis permainan.

Kelima, televisi memberikan berbagai pengetahuan yang tidak dapat

diperoleh dari lingkungan sekitar atau orang lain, seperti pengetahuan

tentang kehidupan yang luas, keindahan alam, dan perkembangan ilmu yang

sangat pesat, dan sebagainya. Dari sini ia mempunyai wawasan luas, dan

mampu memahami kebenaran dari mana saja. (Arini Hidayati, 1998 : 82-

84).

Dari beberapa pengaruh televisi terhadap perkembangan sosial anak di

atas, maka pengaruh menonton sinetron "Bawang Merah Bawang Putih"

Page 23: BAB II MENONTON TELEVISI DAN PENGARUHNYA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/29/jtptiain-gdl-s1... · Media televisi pada hakikatnya merupakan suatu sistem komunikasi yang

34

pun akan sangat berpengaruh terhadap perilaku keagamaannya, karena

penonton biasanya secara tidak sadar akan mengikuti dan terhanyut dalam

ceritanya, bahkan akan mengikuti perilaku tokoh dalam sinetron tersebut.

2.4 Hipotesis

Sutrisno Hadi (2000 : 63) menyebutkan bahwa hipotesis adalah

dugaan sementara yang mungkin benar atau mungkin salah, akan ditolak

jika salah dan akan diterima apabila faktor-faktor membenarkannya.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengajukan hipotesis yaitu

menonton sinetron "Bawang Merah Bawang Putih" di RCTI berpengaruh

terhadap perilaku keagamaan remaja di Kecamatan Cepiring Kabupaten

Kendal.