bab ii modul cedera otak
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Cedera kepala adalah cedera yang meliputi trauma kulit kepala, tengkorak dan
otak. Cedera kepala paling sering dan penyakit neurologik yang serius diantara
penyakit neurologik dan merupakan proporsi epidemic sebagai hasil kecelakaan jalan
raya (Smeltzer & Bare 2001).
Resiko utama pasien yang mengalami cidera kepala adalah kerusakan otak
akibat atau pembekakan otak sebagai respons terhadap cidera dan menyebabkan
peningkatan tekanan inbakranial, berdasarkan standar asuhan keperawatan penyakit
bedah ( bidang keperawatan Bp. RSUD Djojonegoro Temanggung, 2005), cidera
kepala sendiri didefinisikan dengan suatu gangguan traumatic dari fungsi otak yang
disertai atau tanpa disertai pendarahan interslities dalam rubstansi otak tanpa diikuti
terputusnya kontinuitas otak.
2. Tujuan Penulisan
1) Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah menyelesaikan modul ini, diharapkan mahasiswa dapat memahami
tentang anatomi fisiologi, patologi, dan manifestasi klinis pada pasien yang
mengalami Penyakit Jantung bawaan.
2) Tujuan Instruksional Khusus
a. Menetapkan masalah keperawatan yang terjadi pada kasus yang diberikan
b. Menentukan tujuan dan criteria hasil dari setiap masalah keperawatan yang
muncul
c. Menentukan rencana tindakan untuk meyelesaikan masalah keperawatan
yang muncul.
1
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. DEFINISI
Cedera kepala merupakan adanya pukulan benturan mendadak pada kepala
dengan atau tanpa kehilangan kesadaran (Susan Nartin, 1996).
B. KLASIFIKASI CEDERA KEPALA
Menurut Jenis Cedera
- Cedera kepala terbuka : dapat menyebabkan fraktur tulang tengkorak dan laserasi
duameter. Trauma yang menembus tengkorak dan jaringan otak. Besarnya cedera
pada tipe ini ditentukan oleh massa dan bentuk dari benturan.
- Cedera kepala tertutup : dapat disamakan pada pasien dengan geger otak ringan
dengan cedera serebral yang luas.
Menurut berat ringannya berdasarkan GCS (glasgown coma scale)
- Cedera Kepala Ringan/Minor
• GCS 13-15
• Dapat terjadi kehilangan kesadaran, amnesia, tetapi kurang dari 30 menit
• Tidak ada fraktur tengkorak
• Tidak ada kontusia serebral, hemotoma
- Cedera Kepala Sedang
• GCS 9 – 12
• Kehilangan kesadaran dan asam anamnesa lebih dari 30 m tetapi kurang dari
24 jam
• Dapat mengalami fraktur tengkorak
• Diikuti contusia serebral, laserasi dan hematoma intrakranial
- Cedera Kepala Berat
• GCS 3 – 8
• Kehilangan kesadaran dan atau terjadi amnesia lebih dari 24 jam
• Juga meliputi kontusia serebral, laserasi atau hematoma intra kranial.
2
C. ETIOLOGI
Trauma oleh Benda Tajam
Menyebabkan cedera setempat dan menimbulkan cedera lokal.
Trauma oleh benda tumpul
Kerusakan terjadi ketika energi/kekuatan diteruskan ke substansi otak energi diserap
lapisan pelindung yaitu rambut kulit kepala dan tengkorak.
D. MANIFESTASI KLINIS
Nyeri Kepala
Nyeri kepala biasanya terlokalisir, tapi bisa juga menyeluruh. Biasanya muncul pada
pagi hari setelah bangun tidur dan berlangsung beberapa waktu, datang pergi
(rekuren) dengan interval tak teratur beberapa menit sampai beberapa jam. Serangan
semakin lama semakin sering dengan interval semakin pendek. Nyeri kepala ini
bertambah hebat pada waktu penderita batuk, bersin atau mengejan (misalnya waktu
buang air besar atau koitus). Nyeri kepala juga bertambah berat waktu posisi
berbaring, dan berkurang bila duduk. Penyebab nyeri kepala ini diduga akibat
tarikan (traksi) pada pain sensitive structure seperti dura, pembuluh darah atau
serabut saraf. Nyeri kepala merupakan gejala permulaan dari adanya cedera pada
otak.
Muntah
Lebih jarang dibanding dengan nyeri kepala. Muntah biasanya proyektil
(menyemprot) tanpa didahului rasa mual, dan jarang terjadi tanpa disertai nyeri
kepala.
Edema Papil
Keadaan ini bisa terlihat dengan pemeriksaan funduskopi menggunakan
oftalmoskop. Gambarannya berupa kaburnya batas papil, warna papil berubah
menjadi lebih kemerahan dan pucat, pembuluh darah melebar atau kadang-kadang
tampak terputus-putus. Untuk mengetahui gambaran edema papil seharusnya kita
3
sudah mengetahui gambaran papil normal terlebih dahulu. Penyebab edema papil ini
masih diperdebatkan, tapi diduga akibat penekanan terhadap vena sentralis retinae.
Kejang
Kejang yang sifatnya lokal sukar dibedakan dengan kejang akibat lesi otak lainnya,
sedang kejang yang sifatnya umum atau general sukar dibedakan dengan kejang
karena epilepsi. Kejang pada cedera kepala disebabkan karena adanya peningkatan
tekanan intrakranial di otak.
Peningkatan Tekanan Intrakranial
Peningkatan tekanan intrakranial disebabkan karena adanya perubahan volume di
dalam otak, baik karena tumor, perdarahan maupun edema. Sehingga volume dalam
otak meningkat dan terjadi peningkatan tekanan intrakranial.
4
PATOFISIOLOGI
5
Trauma langsung Trauma tidak langsung Kondisi patologis
Fraktur
Diskouintutitas tulang Pergeseran frakmen tulang
Pergeseran fragtur tuulang
Perubahan jaringan sekitar
Deformitas
Gangguan fungsi
Laserasi kulit
Kehilangan volume cairan
Perdarahan
Putus vena/arteri
Spasme otot
Memobilisasi asam lemak
Edema
Kerusakan frakmen tulang
Protein plasma hilang
Penurunan perfusi jaringan
Penekanan pembuluh darah
Pelepasan histamin
Peningkatan tekanan kapiler
Menyumbat pembuluh darah
Emboli
Bergabung dengan trombosit
Melepaskan katekolamin
Reaksi stres klien
Tekanan sumsum tulang > tinggi dari kapiler