bab ii pembahasan a. kajian pustaka a.1 konsep ... · a.1 konsep perlindungan hukum . perlindungan...

34
11 BAB II PEMBAHASAN A. Kajian Pustaka A.1 Konsep Perlindungan Hukum Perlindungan hukum adalah tindakan atau upaya untuk melindungi masyarakat dari perbuatan sewenang-wenang oleh penguasa yang tidak sesuai dengan aturan hukum, untuk mewujudkan ketertiban dan ketentraman sehingga memungkinkan manusia untuk menikmati martabatnya sebagai manusia. 1 Perlindungan hukum merupakan suatau hal yang melindungi subyek- subyek hukum melalui peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dipaksakan pelaksanaannya dengan suatu sanksi. Perlindungan hukum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : 2 a. Perlindungan Hukum Preventif Perlindungan yang diberikan oleh pemerintah dengan tujuan untuk mencegah sebelum terjadinya pelanggaran. Hal ini terdapat dalam peraturan perundang-undangan dengan maksud untuk mencegah suatu pelanggaran serta 1 Setiono, Rule of Law (Supremasi Hukum), (Surakarta; Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, 2004) hal. 3. 2 Muchsin, Perlindungan dan Kepastian Hukum bagi Investor di Indonesia, (Surakarta; magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, 2003), hal. 20.

Upload: others

Post on 03-Feb-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 11

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Kajian Pustaka

    A.1 Konsep Perlindungan Hukum

    Perlindungan hukum adalah tindakan atau upaya untuk melindungi

    masyarakat dari perbuatan sewenang-wenang oleh penguasa yang tidak

    sesuai dengan aturan hukum, untuk mewujudkan ketertiban dan

    ketentraman sehingga memungkinkan manusia untuk menikmati

    martabatnya sebagai manusia.1

    Perlindungan hukum merupakan suatau hal yang melindungi subyek-

    subyek hukum melalui peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

    dipaksakan pelaksanaannya dengan suatu sanksi. Perlindungan hukum

    dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : 2

    a. Perlindungan Hukum Preventif Perlindungan yang diberikan oleh pemerintah dengan tujuan

    untuk mencegah sebelum terjadinya

    pelanggaran. Hal ini terdapat dalam peraturan

    perundang-undangan dengan maksud untuk

    mencegah suatu pelanggaran serta

    1 Setiono, Rule of Law (Supremasi Hukum), (Surakarta; Magister Ilmu Hukum Program

    Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, 2004) hal. 3.

    2 Muchsin, Perlindungan dan Kepastian Hukum bagi Investor di Indonesia, (Surakarta;

    magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, 2003), hal. 20.

  • 12

    memberikan rambu-rambu atau batasan-

    batasan dalam melakukan sutu kewajiban.

    b. Perlindungan hukum Represif Perlindungan hukum represif merupakan

    perlindungan akhir berupa sanksi seperti

    denda, penjara, dan hukuman tambahan yang

    diberikan apabila sudah terjadi sengketa atau

    telah dilakukan suatu pelanggaran.

    A.2 Pengertian Akta kelahiran

    Sebelum kita mengetahui apa yang dimaksud dengan akta kelahiran

    kita harus mengetahui dulu bahwa akta kelahiran merupakan bagian dari

    suatu akta catatan sipil. Akta Catatan Sipil ialah alat bukti yang kuat atas

    peristiwa ( kejadian ) untuk memperoleh kepastian hukum dari status

    keperdataan seseorang yang mengalami peristiwa hukum tersebut dan

    membantu/memperlancar aktivitas pemerintah dibidang kependudukan

    dan pencatatan tersebut dilakukan oleh lembaga catatan sipil.3Lembaga

    catatan sipil adalah suatu lembaga yang bertujuan mengadakan

    pendaftaran, serta pembuktian yang selengkap-lengkapnya dan sejelas-

    jelasnya serta memberi kepastian hukum yang sebesar-besarnya atas

    peristiwa kelahiran, pengakuan, perkawinan, dan kematian.4

    Berdasarkan penjelasan diatas penulis bisa menyimpulkan bahwa akta

    kelahiram ialah alat bukti yang dibuat oleh instansi terkait ( Dinas

    Kependudukan dan catatan sipil ) yang kuat atas peristiwa kelahiran

    3Djaja s. meliala, Op.Cit., h. 46.

    4 I Nyoman Budijaya, Op.Cit., h. 9.

  • 13

    seseorang untuk memperoleh kepastian hukum dari status keperdataan

    seseorang yang mengalami peristiwa hukum

    pokok akta menurut Pasal 1871 KUH Perdata hal itu hanya akan berlaku

    sebagai permulaan bukti tertulis. Adapun isi pasal 1871 KUH Perdata ialah :5

    (1) Suatu akta otentik namunlah tidak memberikan bukti

    yang yang sempurna tentang apa yang termuat di dalamnya

    sebagai suatu penuturan belaka, selainnya sekedar apa yang

    dituturkan itu ada hubungannya langsung dengan pokok isi

    akta.

    (2) Jika apa yang termuat disitu sebagai suatu penuturan

    belaka tidak ada hubungannya langsung dengan pokok isi

    akta, maka itu hanya dapat berguna sebagai permulaan

    pembuktian dengan tulisan.

    Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendefinisikan akta

    kelahiran sebagai berikut :6

    akta kelahiran adalah bentuk identitas setiap anak yang

    menjadi bagian tidak terpisahkan dari hak sipil dan politik

    warga negara. Hak atas identitas merupakan bentuk

    pengakuan negara terhadap keberadaan seseorang di depan

    hukum.

    Akta kelahiran memiliki manfaat yang sangat berpengaruh

    terhadap anak yaitu meliputi : menjadi bukti bahwa negara

    mengakui atas identitas seseorang yang menjadi warga

    negara tersebut, sebagai alat dan data dasar bagi pemerintah

    untuk menyusun anggaran nasional dalam bidang

    pendidikan, kesehatan, social, dan perlindungan anak,

    merupakan bukti awal kewarganegaraan dan identitas diri

    pertama yang dimiliki anak, menjadi bukti yang sangat kuat

    bagi anak untuk mendapatkan hak waris dari orangtuanya,

    mencegah terjadinya pemalsuan umur, perkawinan dibawah

    5 Muhammad Fauzi Syareyza, Aspek Hukum Pencatatan Akta Kelahiran anak dan kaitannya

    dengan Hubungan Anak dan Orang Tuannya ( Studi Putusan Mahkamah Konstitusi no

    16/PUU/VIII/2010 ), Skripsi, Universitas Sumatra Utara, Medan, 2013, h. 30-31 6 Tim KPAI,http://www.kpai.go.id/tinjauan/akta-kelahiran-adalah-hak-setiap-anak-indonesia-

    batalkan-uu-yang-persulit-pembuatan-akta-kelahiran/, 5 juni 2013. Diakses pada tanggal 21 september

    2015.

  • 14

    umur, tindak kekerasan terhadap anak, perdagangan anak,

    adopsi illegal, dan eksploitasi seksual.

    A.3 Pengaturan tentang Akta Kelahiran

    a. Berdasarkan Uudang-undang 1945 Bagian Undang-Undang dasar 1945 yang mengatur tentang akta

    kelahiran yaitu

    UUD 1945 sendiri mengakui dengan jelas bagaimana

    hak asasi manusia itu harus dihargai, dijunjung tinggi,

    dihormati dan negara menjadi pemangku kewajiban

    dari pemenuhan hak-hak asasi tersebut. Dasar hukum

    bagi pelaksanaan HAM di negara ini pun sudah

    cukup jelas dicantumkan dalam setiap hukum positif

    yang berlaku, UUD 1945 ( pasal 28D ), UU Nomor

    39 tahun 1999 tentang HAM, UU Nomor 26 tahun

    2000 tentang pengadilan HAM, dan berbagai

    ratifikasai penegakkan HAM yang sudah

    diundangkan. Hal itu berarti,dalam undang-undang

    tersebut secara eksplisit juga menerapkan dan

    menjunjung tinggi hak asasi manusia termasuk anak

    sebagai warga negara (masyarakat). Hak ini

    kemudian dijabarkan lagi dalam Undang-Undang No.

    23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak pasal 5, 27

    dan 28; Undang-Undang No. 23 tahun 2006 tentang

    Administrasi Kependudukan pada pasal 27; serta

    Undang-Undang No. 12 tahun 2006 tentang

    Kewarganegaraan pasal 5.7

    b. Berdasarkan Convention on the Rights of the Child ( Konvensi Hak Anak yang disetujui oleh Majelis Umum Perserikatan

    Bangsa-Bangsa (PBB) pada tanggal 20 November 1989 dan

    diratifikasi Indonesia ada tahun 1990 )8

    7 Davit Setyawan,http: http://www.kpai.go.id/artikel/pemenuhan-hak-anak-atas-akta-

    kelahiran-merupakan-bagian-dari-hak-sipil-yang-harus-dilindungi-konstitusi/, 15 Febuari 2014.

    Diakses pada tanggal 9 Juli 2016 8 Ibid.

  • 15

    Pasal 9 konvensi PBB mengenai hak-hak anak menentukan bahwa

    semua anak harus didaftarkan segera setelah kelahirannya dan juga

    harus mempunyai nama serta kewarganegaraan.

    Dalam kerangka hukum Hak Asasi Manusia (HAM)

    internasional, hak atas kewarganegaraan merupakan

    hak asasi setiap manusia. Deklarasi Universal Hak

    Asasi Manusia (DUHAM) dalam Pasal 15 huruf a

    menegaskan bahwa setiap orang mempunyai hak

    untuk memperoleh suatu kewarganegaraan.

    Kemudian Kovenan Hak-Hak Sipil dan Politik, hak

    atas kewarganegaraan diatur dalam Pasal 24 ayat 3.

    Karena setiap anak yang lahir harus didaftarkan

    sebagai bukti awal kewarganegaraannya, maka

    Convention on the Rights of the Child (CRC) yang

    secara spesifik mengatur kebutuhan anak menjadi

    acuan yuridis untuk menganalisis persoalan ini. Pasal

    7 C menyatakan anak akan didaftarkan segera setelah

    kelahiran dan berhak memperoleh kewarganegaraan.

    Selanjutnya Pasal 8 menegaskan bahwa negara

    menghormati hak anak atas kewarganegaraannya.

    Konvensi ini menghimbau agar dilaksanakan

    pendaftaran kelahiran gratis bagi semua anak dan

    merupakan tujuan yang dapat dicapai oleh semua

    negara

    c. Berdasarkan Kitab undang-undang Hukum Perdata

    Pencatatan kelahiran adalah akta atau catatan otentik yang

    dibuat oleh pegawai catatan sipil berupa catatan resmi tentang tempat

    dan waktu kelahiran anak, nama anak, dan nama orang tua anak secara

    lengkap dan jelas, serta status kewarganegaraan anak. 9

    Pada dasarnya aspek hukum pencatatan kelahiran dalam usaha

    perlindungan anak merupakan suatu wujud dari kekuatan suatu

    9 http://www.landasanteori.com/2015/09/pencatatan-kelahiran-menurut-kuh-perdata.html,

    September 2015 , diakses pada tanggal 30 April 2016

    http://www.landasanteori.com/2015/09/pencatatan-kelahiran-menurut-kuh-perdata.html

  • 16

    pembuktian tentang status seorang anak yang baru dilahirkan.Dimana

    dengan status tersebut maka diketahui siapa orang tuanya yang

    memiliki kewajiban untuk memelihara dan mendidiknya.

    Dengan demikian maka aspek hukum pelaksanaan pencatatan

    dalam usaha perlindungan anak memberikan suatu keadaan bahwa

    pencatatan tersebut akanmemberikan bukti kedudukan anak baik itu

    statusnya, maupun juga orang tua dankeluarganya. Sehingga

    pelaksanaan pencatatan tersebut dituangkan dalam suatu

    bentuk akta yaitu akta kelahiran.10

    Sebagaimana disebutkan oleh Sudikno Mertokusumo, bahwa fungsi

    terpenting dari pada akta adalah sebagai alat bukti yaitu :11

    1. Kekuataan pembuktian lahir.

    Yang dimaksudkan dengan kekuataan pembuktian

    lahir, ialah kekuataan pembuktian yang didasarkan

    atas keadaan lahir, apa yang tampak pada lahirnya,

    yaitu bahwa surat yang tampaknya (dari lahir) seperti

    akta, dianggap (mempunyai kekuataan) seperti akta

    sepanjang tidak terbukti sebaliknya.

    2. Kekuatan pembuktian formil.

    Kekuataan pembuktian formil didasarkan atas ada

    tidaknya pernyataan oleh yang bertanda tangan di

    bawah itu.Kekuataan pembuktian formil ini memberi

    tentang peristiwa bahwa pejabat dan para pihak

    menyatakan dan melakukan apa yang dimuat dalam

    akta.

    3. Kekuataan pembuktian materiil.

    Kekuatan pembuktian materiil ini memberi kepastian

    tentang materi suatu akta, kepastian tentang peristiwa

    10

    Muhammad Fauzi Syareyza, Op.Cit, h. 29-30. 11

    Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Penerbit Liberty, Yogyakarta,

    1982, hal. 122

  • 17

    bahwa pejabat atau para pihak menyatakan dan

    melakukan seperti yang dimuat dalam akta.

    d. Berdasarkan Undang-undang Nomer 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.

    Dalam Undang-undang Nomer 1 Tahun 1974 pengertian akta

    kelahiran tidak diatur secarta berbeda dengan pengaturan lain namun

    dalam Undang-undang tersebut mengatur secara spesifiik tentang

    penulisan akta serta syarat penulisan akta jika terjadi anak luar kawin

    dan anak hasil pernikahan sah bedasarkan agama bukan negara .

    Pengaturan akta dalam kasus tersebut ialah :12

    Perkawinan yang dilangsungkan di depan

    pemuka agama berdasarkan ketentuan hukum tanpa

    dilangsungkan di depan pegawai pencatat perkawinan

    (dalam hal ini Kantor Urusan Agama), maka

    perkawinan tersebut adalah termasuk perkawinan siri

    (di bawah tangan).Meski secara agama perkawinan

    tersebut sah, namun menurut hukum Indonesia

    perkawinan tersebut tidak sah karena tidak dicatatkan.

    Akibatnya, anak-anak yang dilahirkan dari hasil nikah

    siri status hukumnya sama dengan anak luar kawin

    yakni hanya punya hubungan hukum dengan ibunya (

    Pasal 43 ayat 1 UU No. 1 Tahun 1974 tentang

    Perkawinan). Jadi, anak yang lahir dari kawin siri

    secara hukum negara tidak mempunyai hubungan

    hukum dengan ayahnya. Hal tersebut antara lain akan

    terlihat dari akta kelahiran si anak.

    Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) huruf a PP No.

    37 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan UU No. 23

    Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan.

    Dalam akta kelahiran anak yang lahir dari perkawinan

    12 http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl4576/mendapatkan-akta-kelahiran-tanpa-

    surat-kawin, senin 14 Maret 2011, Diakses Pada Tanggal 2 Maret 2016

    http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl4576/mendapatkan-akta-kelahiran-tanpa-surat-kawinhttp://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl4576/mendapatkan-akta-kelahiran-tanpa-surat-kawin

  • 18

    siri tercantum bahwa telah dilahirkan seorang anak

    bernama siapa, hari dan tanggal kelahiran, urutan

    kelahiran, nama ibu dan tanggal kelahiran ibu

    (menyebut nama ibu saja, tidak menyebut nama ayah

    si anak).

    e. Berdasarkan UU no 23 Tahun 2006 Administrasi Kependudukan jo UU no 24 Tahun 2013 Tentang Perubahan atas UU no 23

    Tahun 2006 Tentang Administrasi Kepenendudukan

    Dalam undang-undang tersebut tidak menjelaskan apa yang di

    maksud dengan akta kelahiran namun dari beberapa pasal ( pasal 1

    butir 8,17,15,dan 24 ) bisa di simpulkan bahwa undang-undang

    administrasi kependudukan mengartikan akta kelahiran adalah

    dokumen resmi yang berisi peristiwa kelahiran yang dialami oleh

    seseorang.dan di terbitkan oleh Instansi Pelaksana yang mempunyai

    kekuatan hukum sebagai alat bukti autentik yang dihasilkan dari

    pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.Pencatatan

    Sipil adalah pencatatan Peristiwa Penting yang dialami oleh seseorang

    dalam register Pencatatan Sipil pada Instansi pelaksana.Dan instansi

    pelaksana yang dimaksud adalah satuan kerja di tingkat kecamatan

    yang melaksanakan pelayanan Pencatatan Sipil dengan kewenangan

    menerbitkan akta.

    f. Berdasarkan UU Nomer 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak jo UU Nomer 35 Tahun 2014 tentang tentang Perubahan

    atas UU Nomer 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

    Dalam Undang-undang perlindungan anak pengaturan tentang

    akta kelahiran di jelaskan dalam pasal 27 sampai pasal 28 .dalam pasal

  • 19

    27 di jelaskan bahwa identitas pada anak harus dituangkan dalam

    bentuk akta kelahiran yang di berikan sejak lahir.Dalam pembuatan

    akta kelahiran harus berdasarkan surat keterangan dari orang yang

    membantu proses kelahiran anak tersebut , apabila anak tersebut tidak

    di ketahui siapa dan dimana keberadaan orang tuanya maka pembuatan

    akta kelahiran dibuat berdasarkan surat keterangan orang yang

    menemukan anak tersebut.Selanjutnya Dalam pasal 28 menjelaskan

    pemerintah yang bertanggung jawab dalam pembuatan akta kelahiran

    tersebut, serta menjelaskan bahwa pembuatan akta kelahiran tidak di

    kenakan biaya.

    A.4 Syarat dan cara Pembuatan akta kelahiran

    a. Berdasarkan pasal 51 sampai 66 Perpres No. 25 Tahun 2008

    tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan

    Pencatatan Sipil.

    Berdasarkan bagian pertama pencatatan kelahiran Perpres No. 25

    Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan

    Pencatatan Sipil berisi tetntang peristiwa kelahiran yang terjadi di wilayah

    NKRI dan pada pasal 51 ayat 2 akan ada 6 kemungkinan yang akan terjadi

    terkait peristiwakelahiran, dan setiap kemungkinan tersebut di jelaskan

    cara dan persyaratan yang digunakan untuk melakukan pencatatan

    kelahiran .

  • 20

    Adapun 6 kemungkinan peristiwa yang mungkin terjadi dalam

    kelahiran serta bagaimana cara pembuatan akta kelahirannya sebagai

    berikut :

    a. Jika peristiwa kelahiran terjadi ditempat domisili ibunya bagi

    penduduk Warga Negara Indonesia memiliki persyaratan serta tata

    cara pembuatan sebagai berikut :

    - Surat kelahiran dari dokter/bidan/penolong kelahiran;

    - nama dan identitas saksi kelahiran;

    - KK orang tua;

    - KTP orang tua; dan

    - Kutipan Akta Nikah/Akta Perkawinan orang tua.

    Dalam hal pelaporan kelahiran tidak disertai kutipan akta

    nikah/akta perkawinan orang tua pencatatan kelahiran tetap

    dilaksanakan.

    Tata cara pembuatan :

    - Penduduk Warga Negara Indonesia mengisi Formulir Surat

    Keterangan Kelahirandengan menyerahkan surat kelahiran dari

    dokter/bidan/penolong kelahiran danmenunjukkan KTP ibu

    atau bapaknya kepada Instansi Pelaksana.

    - Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi Pelaksana mencatat

    dalam Register AktaKelahiran dan menerbitkan Kutipan Akta

    Kelahiran.

  • 21

    b. Jika peristiwa kelahiran terjadi di luar tempat domisili ibunya bagi

    penduduk Warga Negara Indonesia meiliki persyaratan dan tata

    cara pembuatan sebagai berikut :

    Persyaratan

    - Surat kelahiran dari dokter/bidan/penolong kelahiran;

    - Nama dan identitas saksi kelahiran;

    - KK orang tua;

    - KTP orang tua; dan

    - Kutipan Akta Nikah/Akta Perkawinan orang tua.

    Tata cara pembuatan

    - Penduduk Warga Negara Indonesia mengisi Formulir Surat

    Keterangan Kelahirandengan menyerahkan surat kelahiran dari

    dokter/bidan/penolong kelahiran danmenunjukkan KTP ibu

    atau bapaknya kepada Instansi Pelaksana.

    - Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi Pelaksana mencatat

    dalam Register Akta kelahiran dan menerbitkan Kutipan Akta

    Kelahiran.

    c. Jika peristiwa kelahiran terjadi ditempat domisili ibunya bagi

    penduduk Orang Asing , di luar tempat domisili ibunya bagi

    penduduk orang asing memiliki persyaratan dan tata cara

    pembuatan sebagai berikut sebagai berikut

    Persyaratan

    - Surat kelahiran dari dokter/bidan/penolong kelahiran;

  • 22

    - Kutipan Akta Nikah/Akta Perkawinan orang tua;

    - KK dan KTP orang tua bagi pemegang Izin Tinggal Tetap;

    - Surat Keterangan Tempat Tinggal orang tua bagi pemegang

    Izin Tinggal Terbatas

    e. Paspor bagi pemegang Izin Kunjungan

    Tata cara pembuatan

    - Penduduk Orang Asing mengisi Formulir Surat Keterangan

    Kelahiran dengan menyerahkan persyaratan kepadaInstansi

    Pelaksana.

    - Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi Pelaksana mencatat

    dalam Register AktaKelahiran dan menerbitkan Kutipan Akta

    Kelahiran.

    d. Orang Asing pemegang Izin Kunjungan memiliki pesyaratan dan

    tata cara pembuatan pencatatan kelahiran sebagai berikut :

    Persyaratan

    - Surat kelahiran dari dokter/bidan/penolong kelahiran;

    - Kutipan Akta Nikah/Akta Perkawinan orang tua;

    - KK dan KTP orang tua bagi pemegang Izin Tinggal Tetap;

    - Surat Keterangan Tempat Tinggal orang tua bagi pemegang Izin

    Tinggal Terbatas

    - Paspor bagi pemegang Izin Kunjungan

    Tata Cara Pembuatan

  • 23

    - Orang Asing mengisi Formulir Surat Keterangan Kelahiran

    dengan menyerahkanpersyaratan kepada Instansi Pelaksana.

    - Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi Pelaksana mencatat

    dalam Register AktaKelahiran dan menerbitkan Kutipan Akta

    Kelahiran

    e. anak yang tidak diketahui asal usulnya atau keberadaan orang

    tuanyamemiliki tata cara pembuatan sebagai berikut :

    - Pelapor/pemohon mengisi formulir surat keterangan kelahiran

    dengan menyertakan Berita Acara Pemeriksaan Kepolisian

    kepada Instansi Pelaksana.

    - Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi Pelaksana mencatat

    dalam Register AktaKelahiran dan menerbitkan Kutipan Akta

    Kelahiran.

    Selain pengaturan tentang tata cara serta persyaratan yang digunakan dalam

    pembuatan akta kelahiran yang terjadi di wilayah NKRI, ada pengatauran juga

    yang mengatur tentan jika terjadi kelahiran WNI yang terjadi diluar wilayah

    NKRI

    Berikut adalah kejadian yang mungkin terjadi dalam peristiwa kelahiran dan

    terjadi diluar wilayah NKRI

    a. Kelahiran Warga Negara Indonesia di luar wilayah Negara

    Kesatuan Republik Indonesia dicatatkan pada instansi yang

    berwenang di negara setempat.

  • 24

    Kelahiran Warga Negara Indonesia yang telah dicatatkan,

    dilaporkan kepada Perwakilan Republik Indonesia dengan

    memenuhi syarat yaitu :

    - bukti pencatatan kelahiran dari negara setempat;

    - fotokopi Paspor Republik Indonesia orang tua; dan

    - Kutipan Akta Perkawinan/Buku Nikah atau bukti tertulis

    perkawinan orang tua.

    Tata cara pembuatan :

    - Warga Negara Indonesia mengisi Formulir Pelaporan

    Kelahiran denganmenyerahkan dan/atau menunjukkan

    persyaratan kepada Pejabat Konsuler.

    - Pejabat Konsuler mencatat laporan kelahiran Warga Negara

    Indonesia dalamDaftar Kelahiran Warga Negara Indonesia dan

    memberikan surat bukti pencatatankelahiran dari negara

    setempat.

    b. Jika negara setempat tidak menyelenggarakan pencatatan kelahiran

    bagi orang asing, pencatatan kelahiran Warga Negara Indonesia

    dilakukan oleh Perwakilan Republik Indonesia. Dengan memenuhi

    syarat berupa:

    - Surat Keterangan Lahir dari penolong kelahiran

    - fotokopi Paspor Republik Indonesia orang tua

    - Kutipan Akta Perkawinan/Buku Nikah atau bukti tertulis

    perkawinan orangtua.

  • 25

    Tata cara pembuatan

    - Warga Negara Indonesia mengisi Formulir Pencatatan

    Kelahiran dengan menyerahkan dan/atau menunjukkan

    persyaratan kepada Pejabat Konsuler.

    - Pejabat Konsuler mencatat dalam Register Akta Kelahiran dan

    menerbitkanKutipan Akta Kelahiran.

    Perwakilan Republik Indonesia berkewajiban menyampaikan data

    kelahiran kepada Instansi Pelaksana melalui departemen yang

    bidang tugasnya meliputi urusan pemerintahan dalam negeri dan

    Instansi Pelaksana yang menerima data kelahiranmencatat dan

    merekam ke dalam database kependudukan dan jika Warga Negara

    sudah kembali ke Indonesia WNI melapor kepada Instansi

    Pelaksana atau UPTD Instansi Pelaksanadi tempat domisili dengan

    membawa bukti pelaporan/pencatatan kelahiran dari luar negeri.

    c. Jika peristiwa kelahiran terjadi di atas kapal laut atau pesawat

    terbang dalam keadaan posisi di luar wilayah Negara Kesatuan

    Republik Indonesia diberikan SuratKeterangan Kelahiran oleh

    Nakhoda Kapal Laut atau Kapten Pesawat Terbang dan untuk

    pembuatan pencatatan menggunakan pencatatan kelahiran di luar

    wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia seperti yang sudah

    di jelaskan tetapi jika peristiwa kelahiran yang terjadi di dalam

    wilayah Indonesia berlaku ketentuan mengenai pencatatan

  • 26

    kelahiran di luar tempat domisili seperti yang sudah di jelaskan

    diatas.

    Selain itu pencatatan kelahiran jika mengalami keterlambatan

    pencatatan dari mulai waktu 60 hari sampai 1 tahun tetap bisa

    melakukan pencatatan dengan menggunakan persyaratan dan tata cara

    pendaftaran sama persyaratan dan pencatatan kelahiran yang terjadi di

    dalam wilayah NKRI dengan persetujuan instasi terkait,

    Hasil Penelitian

    B.1 Gambaran Tentang Kabupaten Gunung Kidul

    B.1.1 Jumlah penduduk daerah Kabupaten Gunung Kidul

    Tabel 1 13

    Jumlah Penduduk Kabupaten Gunung kidul

    NO KELOMPOK LAKI-LAKI PEREMPUAN

    1 Diatas 18 tahun 372.258 377.590

    2 Usia 0-18 tahun 116.544 109.798

    JUMLAH 488.802 487.388

    13

    Data hasil konsolidasi dan pembersihan database kependudukan (DKB) oleh Ditjen

    kependudukan dan catatan sipil Kemendagri semester 1 2015, diolah bagian kependududkan biro tata

    pemerintahan Setda DIY

  • 27

    Berdasarkan tabel 1 bisa dilihat bahwa penduduk Kabupaten Gunung

    kidul terdiri dari 488.802 penduduk laki-laki dan 487.388 penduduk

    perempuan dan sudah termasuk 116.544 anak laki-laki dan 109.798 anak

    perempuan.

    B.1.2 Penduduk berdasarkan tingkat pendidikan

    Tabel 2

    Penduduk Berdasarkan tingkat pendidikan Tahun 2014

    Kabupaten Gunung Kidul

    NO PENDIDIKAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

    1 Belum Sekolah 24.143 101.182 183.333

    2 Belum Tamat SD/

    Sederajat

    7.240 34.741 69.318

    3 Tamat SD/Sederajat 81.883 112.572 220.614

    4 SLTP/Sederajat 41.638 67.068 142.210

    5 SLTA/Sederajat 36.704 47.774 110.926

    6 Diploma 1 dan 2 1.799 2.187 4.383

    7 Diploma 3 1.776 2.453 4.936

    8 Diploma 4 / Strata 1 5.317 6.008 12.781

    9 Strata 2 505 210 771

    10 Strata 3 72 84 175

    Jumlah 201.077 374.279 149.447

    Sumber : Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Gunung kidul

  • 28

    Berdasarkan tabel 2 bisa diliahat bahwa penduduk Kabupaten Gunung

    Kidul masih banyak yang belum sekolah yaitu sebanyak 183.333

    penduduk yang terdiri dari 24.143 laki-laki dan 101.182 Perempuan.

    B.1.3 Ekonomi

    Tabel 3

    Proporsi Penduduk Bekerja Menurut Jenis Pekerjaan Tahun 2014

    Kabupaten Gunung Kidul

    NO JENIS PEKERJAAN JENIS KELAMIN JUMLAH %

    L P

    1 Petani/Pekebun 107.960 126.074 234.034 31,23

    2 Belum/Tidak bekerja 64.859 61.797 126.656 16,90

    3 Pelajar/Mahasiswa 51.825 47.159 98.984 13,21

    4 Wiraswasta 44.470 21.718 66.188 8,83

    5 Buruh harian Lepas 44.998 20.748 65.746 8,77

    6 Mengurus Rumah Tangga 67 62.723 62.790 8,38

    7 Karyawan Swasta 30.248 15.491 45.739 6,10

    8 Pegawai Negri Sipil 6.594 3.981 10.575 1,41

    9 Buruh Tani/Perkebunan 4.252 4.018 8.270 1,10

    10 Lainnya 19.895 10.570 30.465 4,06

    Jumlah 375.168 374.279 749.447 100

    Sumber ; Profil Perkembanagan Kependudukan kabupaten Gunung Kidul

  • 29

    Berdasarkan tabel 3 bisa dilihat bahwa sebagian besar jumlah

    masyarakat kabupaten gunung kidul memiliki profesi sebagai petani yaitu

    dengan jumlah 234.034 penduduk atau sekitar 31,23%

    B.1.4 Luas Wilayah

    Kabupaten Gunung Kidul memiliki luas wilayah ±1.485.36 Km².

    Yang merupakan kabupaten terluas di Daerah Istimewa Yogyakarata

    sekitar 43,63% dari keseluruhan luas Daerah istimewa Yogyakarta yang

    terdiri dari 18 Kacamatan, 144 Desa, 1,429 Dusun, 1542 RW, dan 6.868

    RT.14

    B.2 Kepemilikan Akta kelahiran .

    B.2.1 Data kepemilikan akta Kelahiran oleh seluruh Penduduk Kabupaten

    Gunung Kidul

    Tabel 415

    Kepemilikan Akta Kelahiran penduduk Kabupaten Gunung Kidul

    NO PENDUDUK MEMILIKI TIDAK MEMILIKI Jumlah

    penduduk Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan

    1 Diatas 18 tahun 237.984 266.558 134.274 111.032 749.848

    14

    Ibid,hal. 10 15

    Data hasil konsolidasi dan pembersihan database kependudukan (DKB) oleh Ditjen

    kependudukan dan catatan sipil Kemendagri semester 1 2015, diolah bagian kependududkan biro tata

    pemerintahan Setda DIY

  • 30

    2 5-18 tahun 33.188 31.184 59.762 56.354 180.488

    3 Dibawah 5 tahun 2.686 2.483 20.908 19.777 45.854

    Jumlah 273.858 300.225 214.944 187.163

    Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa penduduk kabupaten Gunung

    Kidul masih banyak yang belum memiliki akta kelahiran terumata bagi yang

    berumur dibawah 18 tahun, jika dibandingka anak yang memiliki akta

    kelahiran sangat sedikit dibanding dengan anak yang belum memiliki akta

    kelahiran.

    Tabel 5

    Kepemilikan akta kelahiran usia 0-18 tahun Kabupaten Gunung Kidul

    NO KECAMATAN BELUM

    MEMILIKI

    % SUDAH

    MEMILIKI

    % TOTAL

    1 WONOSARI 5.656 26,8 15.890 73,2 21.546

    2 NGLIPAR 1.389 17,81 6.707 82,19 8.096

    3 PLAYEN 3.224 22,68 11.329 77,32 14.553

    4 PATUK 1.539 18,54 7.026 81,46 8.565

    5 PALIYAN 1.388 18,18 6.434 81,82 7.882

  • 31

    6 PANGGANG 1.460 22,02 5.346 77,98 6.806

    7 TEPUS 1,969 28,02 5.208 71,98 7.177

    8 SEMANU 4.269 33,17 8.966 66,83 13.235

    9 KARANGMOJO 3.178 24,38 10.355 75,62 13.533

    10 PONJONG 2.530 19,92 10.540 80,08 13.070

    11 RONGKOP 910 15,3 5.194 84,7 6.104

    12 SEMIN 5.148 39,16 8.173 60,84 13.321

    13 NGAWEN 906 11,21 7.601 88,79 8.507

    14 GEDANGSARI 4.405 44,5 5.577 55,5 9.982

    15 SAPTOSARI 1.542 17,03 7.809 82,97 9.351

    16 GIRISUBO 1.272 25,45 3.816 74,55 5.088

    17 TANJUNGSARI 1.158 19,67 4.887 80,33 6.045

    18 PURWOSARI 886 18,09 4.138 81,91 5.024

    JUMLAH 42.829 24,08 134.096 75,92 177.825

    Sumber : Kantor dinas kependudukan Dan Catatan Sipil kabupaten Gunung Kidul

    Berdasarkan tabel 4 jelas bahwa kacamatan Ngawen merupakan

    kacamatan yang memiliki presentase terbesar anak yang sudah memiliki akta

    kelahiran yaitu 88,79% anak dan kacamatan Gedangsari merupakan kacamatan

    dengan jumlah presentasi terbesar anak yang belum memiliki akta kelahiran yaitu

    44,5%

    Berdasarkan data-data diatas, Secara Nasional target kepemilikan akta kelahiran

    di daerah Kabupaten Gunung Kidul belum tercapai dimana target Nasional ialah

  • 32

    77% dan Kabupaten Gunung Kidul memiliki presentase kepemilikan akta

    kelahiran yaitu 72%, 16

    dan hal ini berbanding terbalik dengan kabupaten bantul

    Provinsi Yogykarta Kabupaten Bantul bisa sampai 90% dalam usahanya

    mendorong kepemilikan Akta Kelahiran ini. 17

    B.2.2 Faktor Penyebab anak tidak memiliki Akta kelahiran

    Jumlah data diatas bisa dilihat bahwa anak belum memliki haknya

    secara utuh khususnya dalam kepemilikan akta kelahiran sebagai identitas

    anak itu sendiri seperti yang dikatakan dalam Pasal 27 ayat 1 Undang-undang

    Nomer 23 tahun 2002 jo Undang-undang Nomer 35 Tahun 2014 tentang

    tentang Perubahan atas Undang-undang Nomer 23 Tahun 2002 tentang

    Perlindungan Anak mengatakan bahwa identitas setiap anak harus diberikan

    sejak kelahirannya dan pada ayat 2 mengatakan bahwa identitas yang

    dimaksud pada ayat 1 dituangkan dalam akta kelahiran. Oleh karena itu akat

    kelahiran merupakan identitas yang sanagat penting dan berpangaruh bagi

    masa depan penduduk khususnya anak. Menurut Eko Subiantoro seorang

    Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Gunung Kidul

    dalam wawancara singkat yang di lakukan penulis mengatakan “bagian

    terpenting dari suatu akta kelahiran ialah bagian yang menyebutkan status

    Kewarganegaraan dari si pemilik Akta Kelahiran, karna dengan adanya status

    kewarganegaaraan pasti dia akan memiliki NIK dan bayi yang baru lahir pun

    16 Wawancara dengan Eko Subiantoro Kepala dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

    Kabupaten Gunung Kidul, pada tanggal 05 April 2016 17

    ECPAT Indonesia, http://ecpatindonesia.org/berita/lokakarya-peningkatan-cakupan-

    kepemilikan-akta-kelahiran/, diakses Pada tangga 13 juni 2016

    http://ecpatindonesia.org/berita/lokakarya-peningkatan-cakupan-kepemilikan-akta-kelahiran/http://ecpatindonesia.org/berita/lokakarya-peningkatan-cakupan-kepemilikan-akta-kelahiran/

  • 33

    akan memiliki NIK ( Nomer Induk Kependudukan ) , sebagai identitas anak

    pertama sebagai Warga Negara Indonesia sebelum waktunya menerima KTP “

    Pendapat tersebeut sudah cukup menggambarkan bahwa sejak bayi identitas

    seorang anak harus sudah ada .namun masih ada beberapa hal yang menjadi

    kendala tidak terpenuhinya hak tersebut.

    Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis melalui

    wawancara dengan Eko Subiantoro selaku Kepala Dinas Kependudukan dan

    Catatan Sipil Kabupaten Gunung Kidul dan masyarakat yang belum memiliki

    akta kelahiran , faktor belum memiliki akta kelahiran untuk anak di

    Kabupaten Gunung Kidul ialah :

    1. Faktor Pemerintah ( Dinas Kependudukan dan Catatan sipil Kab.

    Gunung Kidul )18

    a. Kurang adanya sosialisai tentang Akta kelahiran

    beberapa masyarakat kabupaten Gunung kidul masih

    belum mengerti apa yang di maksud dengan pentingnya

    akta kelahiran , dan mereka berpendapat akta kelahiran

    bukan merupakan dokumen yang penting bagi seorang

    anak mereka cukup hanya dengan surat tanda kelahiran

    dari rumah sakit dan bidan terkait sudah bisa di jadikan

    identitas bagi seorang anak , selain itu masyrakat

    tersebut juga belum pernah mengetahui adanya

    18

    Wawancara dengan Pak Sunardi masyarakat Kacamatan Wonosari pada hari Jumat

    13 april 2016

  • 34

    sosialisasi tentang hal tersebut, sehingga masyarakat

    tidak memahami pentingnya akta kelahiran bagi anak .

    namun masyarakat merasa sulit dalam

    mengeluarkan putusan pengadilan dalam hal ini jika

    masyarakat yang bersangkutan mengalami

    keterlambatan pembuatan, keterlambatan yang

    dimaksud ialah 60 hari setelah kelahiran. dalam hal

    pembuatan keputusan pengadilan tersebut inilah yang

    membuat masyarakat tidak membuat akta kelahiram

    karna dalam membuat putusan pengadilan

    membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang tidak

    sedikit.

    2. Faktor Masyarakat 19

    a. Kurangnya kesadaran masyarakat atas kepemilikan akta

    kelahiran untuk anak.

    Dalam hal ini masyarakat yang dimaksud ialah

    orang tua dari anak yang belum memiliki akta kelahiran

    tersebut dan bentuk dari kurangnya kesadaran orang tua

    ialah dimana orang tua hanya membuat akta jika dalam

    kedaan teredesak contohnya saat anak-anak mereka

    ingin bersekolah dan menikah. Karna di daerah tersebut

    19 Wawancara dengan Eko Subiantoro Kepala dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

    Kabupaten Gunung Kidul, pada tanggal 05 April 2016

  • 35

    akta kelahiran bukan salah satu syarat penting untuk

    mendaftarkan anaknya bersekolah. Sehingga anak

    mereka akan tetap bisa bersekolah tanpa adanya akta

    kelahiran.

    B.3 Kebijakan Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul dalam

    Kepemilikan Akta Kelahiran20

    Dari beberapa penyebab belum terpenuhinya akta kelahiran di daerah

    kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta Eko Subiantoro menagatakan bahwa

    kita pemerinta memeliki beberapa kebijakan guna mempermudah Masyarakat

    dalam membuat Akta kelahiran.

    Kebijakan yang dimaksud ialah :

    a. Pelayanan Reguler

    Dalam pelayanan reguler kantor dinas kependudukan dan catatan sipil

    daerah kabupaten Gunung Kidul membuka pelayan dari hari senin sampai

    jumat pada jam 9 pagi sampai jam 4 sore dan khusus hari jumat dari jam 9

    pagi sampai jam 3 sore. Dalam pelayanan tersebut masyarakat aktif datang

    kekantor Disdukcapil kabupaten gunung kidul serta menyerahkan persyaratan

    dengan lengkap seperti

    1. Surat lahir dari rumah sakit atau bidan terkait

    2. Ktp kedua orang tua

    3. Kartu keluarga

    4. Surat nikah

    20 Wawancara dengan Eko Subiantoro Kepala dinas kependudukan dan catatan sipil

    kabupaten Gunung kidul, pada tanggal 05 April 2016

  • 36

    5. Surat pengantar RT sampai Desa

    Jika persyaratan tersebut sudah terpenuhi maka permintaan masyarakat

    akan di proses.

    b. Pelayanan Jemput Bola

    Dalam kebijakan tersebut pemerintah Kabupaten Gunung Kidul

    melakukan Tindakan aktif melakukan pendataan melalui RT dan RW

    setempat guna mengetahui jumlah penduduk khususnya anak yang belum

    memiliki akta kelahiran, sehingga pemerintah Disdukcapil Kabupaten Gunung

    Kidul bisa memproses pembuatan Akta kelahiran, berdasarkan penjelasan pak

    Eko Subiantoro selaku kepala dinas DISDUKCAPIL kabupaten Gunung kidul

    kebijakan ini dilakukan berdasarkan rekomendasi kepala desa biasanya

    pemerintah melakukan paling banyak 2 sampai 4 kali dalam sebulan .

    c. Melakukan sosialisasi

    Pemerintah Disdukcapil sering melakukan sosialisasi tentang kepemilikan

    akta kelahiran bagii penduduk dan anak , sosialisasi yang dilakukan biasanya

    selama 2 kali dalam 1 bulan tetapi sosialisai tersebut tidak bersifat tetap,

    pemerintah menggantikan sosialisasi yang tidak tetap tersebut dengan melalui

    pembuatan pamlet atau berita melalui surat kabar tentang pentingnya

    kepemilikan akta kelahiran khususnya anak yang disebar secara merata .

    Pemerintah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten

    Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta selalu berusaha aktif dalam

    melakukan pengembangan kepemilikan akta kelahiran khusus untuk anak agar

    setiap anak bisa memiliki identitas dalam bentuk akta kelahiran dengan jelas.

  • 37

    B. Analisis

    C.1 Analisis kepemilikan akta kelahiran sebagai hak kostitusional

    Hak asasi manusia adalah hak-hak yang melekat pada manusia yang

    mencerminkan martabatnya, yang harus memeperoleh jaminan hukum, sebab

    hak-hak hanya efektif apabila hak-hak itu dilindungi hukum Hak Anak adalah

    bagian dari Hak Asasi Manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi

    oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah,dan negara. Didalam

    Undang-undang Dasar 1945 pada Pasal 28A sampai 28J melindungi jelas

    tentang Hak asasi manusia dan hak anak merupakan bagian dari Hak Asasi

    Manusia. Salah satu hak asasi manusia yang dilindungi dalam undang-

    undang dasar ialah hak atas identitas dan status kewarganegaraan ( pasal 28D

    ayat 4 ). Dengan dilindunginya hak atas kewarganegaaraan tersebut bisa

    dikatakan bahwa hak tersebut merupakan bagian dari hak konstitusional, Hak

    konstitusional adalah hak-hak yang dijamin oleh konstitusi atau Undang-

    undang Dasar, baik jaminan itu dinyatakan secara tegas maupun tersirat.

    Selain Undang-undang dasar 1945 dalam Pasal 9 konvensi PBB mengenai

    hak-hak anak menentukan bahwa semua anak harus didaftarkan segera setelah

    kelahirannya dan juga harus mempunyai nama serta kewarganegaraan.

    Selain Undang-undang dasar 1945 dan konvensi yang di lakukan PBB

    Undang-undang Nomer 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo

    Undang-undang Nomer 35 Tahun 2014 tentang tentang Perubahan atas

    Undang-undang Nomer 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan anak juga

  • 38

    mengatur tantang hak anak atas identitas dan kewarganegaraan, Pasal 27

    ayat 1 Undang-undang Nomer 23 tahun 2002 jo Undang-undang Nomer

    35 Tahun 2014 tentang tentang Perubahan atas Undang-undang Nomer 23

    Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak mengatakan bahwa identitas

    setiap anak harus diberikan sejak kelahirannya dan pada ayat 2

    mengatakan bahwa identitas yang dimaksud pada ayat 1 dituangkan dalam

    akta kelahiran.

    Berdasarkan dari beberapa peraturan hukum diatas jelas bahwa akta

    kelahiran merupakan hak yan penting dan sangat beerpengaruh terhadap

    anak, jika seorang anak tidak memiliki akta kelahiran akan mengakibatkan

    hal-hal yang dapat mengganggu kehidupan anak tersebut seperti

    diskriminasi, tidak memiliki akses terhadap pelayanan dasar pendidikan

    dan kesehatan, rawan menjadi korban perdagangan manusia, mudah

    dijadikan pekerja anak, rawan menjadi korban kejahatan seksual, dan lain-

    lain, dengan melihat akibat tersebut sudah seharusnya masyarakat

    keluarga negara bisa menyelesaikan masalah tersebut dan meratakan

    kepemilikan akta kelahiran bagi anak di seluruh Indonesia.

    C.2 Analisis faktor-faktor penyebab anak belum memiliki akta kelahiran

    di daerah Kabupaten Gunung Kidul berdasarkan konsep

    Perlindungan Hukum

    C.2.1 Faktor Pemerintah

    Perlindungan hukum adalah tindakan atau upaya untuk

    melindungi masyarakat dari perbuatan sewenang-wenang oleh

  • 39

    penguasa yang tidak sesuai dengan aturan hukum, untuk mewujudkan

    ketertiban dan ketentraman sehingga memungkinkan manusia untuk

    menikmati martabatnya sebagai manusia dan Perlindungan hukum

    merupakan suatau hal yang melindungi subyek-subyek hukum melalui

    peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dipaksakan

    pelaksanaannya dengan suatu sanksi.

    berdasarkan konsep tersebut bisa dibilang bahwa pemerintah

    tidak menerapkan konsep Perlindungan Hukum terhadap masyarakat

    berkaitan dengan permasalahan akta kelahiran di Daerah kabupaten

    gunung kidul hal ini terlihat dari beberapa program pemerintah yang

    tidak terlaksana dengan baik yaitu sebagai berikut :

    1. Kurangnya sosialisasi tentang akta kelahiran

    Ada 2 contoh kurangnya perlindungan hukum yang dilakukan

    pemerintah terhadap masyarakat khusus anak dalam

    pembuatan akta kelahiran, yaitu :

    Pertama berdasarkan pasal pasal 32 ayat 2 Undang-

    undang Nomer 32 tahun 2006 tentang administrasi

    kependudukan yang mengatakan bahwa jika pendaftaran akta

    kelahiran mengalami keterlambatan 1 tahun , dilaksanakan

    melalui penetapan pengadilan Negri. Hal ini lah yang membuat

    anak di daerah Kabupaten gunung Kidul tidak memiliki akta

    kelahiran secara menyuluruh, namun sejak adanya putusan

    Mahkamah Konstitusi No.18/PUU-XI/2013 tanggal 30 April

  • 40

    2013 yang menyatakan bahwa pasal 32 ayat (2) UU no 23 th

    2006 tentang Administrasi Kependudukan tidak mempunyai

    kekuatan hukum mengikat Ini artinya jika mengalami

    keterlambatan tidak perlu penetapan pengadilan negri sebagai

    syarat yang dibutuhkan untuk pembuatan akta kelahiran .

    Dan yang kedua, Undang-undang Nomer 39 Tahun

    1999 Tentang Hak Asasi Manusia dalam pasal 52 sampai Pasal

    66 Menjelaskan Tentang Hak-hak Anak dan salah satu hak

    tersebut ialah hak atas identitas dan Berdasarkan Pasal 27 ayat

    1 Undang-undang Nomer 23 tahun 2002 jo Undang-undang

    Nomer 35 Tahun 2014 tentang tentang Perubahan atas

    Undang-undang Nomer 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan

    Anak mengatakan bahwa identitas setiap anak harus diberikan

    sejak kelahirannya dan pada ayat 2 mengatakan bahwa

    identitas yang dimaksud pada ayat 1 dituangkan dalam akta

    kelahiran. Menurut Eko Subiantoro seorang Kepala Dinas

    Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Gunung Kidul

    dalam wawancara singkat yang di lakukan penulis mengatakan

    “bagian terpenting dari suatu akta kelahiran ialah bagian yang

    menyebutkan status Kewarganegaraan dari si pemilik Akta

    Kelahiran, karna dengan adanya status kewarganegaaraan pasti

    dia akan memiliki NIK dan bayi yang baru lahir pun akan

    memiliki NIK ( Nomer Induk Kependudukan ) , sebagai

  • 41

    identitas anak pertama sebagai Warga Negara Indonesia

    sebelum waktunya menerima KTP. dari contoh penjelasan

    tersebut yang menyebutkan perubahan proses dari yang

    masyarakat anggap sulit yaitu pembuatan penetapan

    pengadilan dalam pembuatan akta kelahiran jika mengalami

    keterlambatan dan tentang kegunaan akta dan undang-undang

    yang berlaku masyarakat mengaku belum pernah menerima

    sosialisasi mengenai hal tersebut sehingga ini berakibat pola

    pikir masyarakat masih sangat minim tentang hal tersebut, dan

    hal inilah yang membuat masyarakat menjadi cuek dengan akta

    kelahiran

    C.2.2 Tidak terealisasinya Kebijakan pemerintah daerah

    Kabupaten Gunung Kidul ( Disdukcapil )

    a. Berdasarkan hasil penelitian diatas tentang kebijakan

    yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah kabupaten

    gunung kidul untuk pemenuhan hak anak untuk

    memperoleh identitas dalam bentuk akta kelahiran

    adalah langkah yang kurang tepat, berdasarkan pasal 28

    I ayat 4 Undang-undang dasar 1945 yang mengatakan

    “Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan

    hak asasi manusia adalah tanggung jawab negara,

    terutama pemerintah “ dalam pasal tersebut jelas bahwa

    seharusnya kebijakan yang harus dilakukan pemerintah

  • 42

    dalah hal pemenuhan hak asasi manusia ialah

    kebijakan-kebijakan dimana pemerintah dituntut aktif .

    Berdasarkan hasil penelitian berupa kebijakan-

    kebijakan yang dilakukan pemerintah daerah kabupaten

    gunung kidul dalam pemenuhan hak anak atas identitas

    berupa akta kelahiran mencerminkan bahwa rakyat

    yang dituntut aktif dalam melakukan pemenuhan hak

    tersebut. Contohnya dalam kebijakan pelayanan reguler

    dimana rakyat yang harus datang kepada pemerintah

    untuk mengurus pembuatan akta kelahiran. Dari

    kebijakan tersebut jelas bahwa penerapan pasal 28 I

    ayat 4 yang mengatakan negara harus aktif dalam

    pemenuhan hak asasi manusia belum dilakukan

    sepenuhnya.

    b. Selanjutnya adalah masih berkaitan dengan kebijakan

    yang dikeluarkan pemerintah daerah kabupaten gunung

    kidul dalam menyelesaikan proses yang sulit dalam

    pembuatan akta kelahiran, Pak sunardi seorang

    masyarakat kecamatan wonosari kabupaten gunung

    kidul yang memiliki anak berusia 17 tahun yang belum

    memiliki akta kelahiran tidak membuatkan akta bagi

    anaknya karna pengalaman beliau dalam membuatkan

    akta kepada anak pertamannya yang berusia 28 tahun

  • 43

    mengalami proses yang sulit dan biaya yang mahal,

    dalam dalam wawancara penulis pa sunardi

    mengatakan dalam pembuatan akta tersebut memakan

    waktu selama 8 minggu dengan biaya sekitar 500 ribu

    rupiah dan biaya tersebut hanya dalam pembuatan

    putusan pengadilan belum sampai keluarnya akta

    kelahiran selain itu beliau mengaku tidak tau apa

    rincian uang yang beliau kasih, berdasarkan informasi

    ini jelas bahwa pemerintah belum memiliki kebijakan

    yang efektif dalam mengatasi masalah proses yang sulit

    dalam pembuatan akta kelahiran karna masyrakat masih

    di repotkan dalam memperoleh akta kelahiran sebagai

    hak konstitusional untuk anak.

    c. Yang berikutnya ialah kebijakan pemerintah dalam

    memberikan sosialisai kepada masyarakat tentang

    pentingnya akta kelahiran guna menumbuhkan

    kesadaran masyarakat untuk membuat akta kelahiran

    bagi anak mereka , berdasarkan wawancara penulis

    dengan Harry selaku kepala dukuh tawar sari yang

    sudah menjabat selama 3 tahun , haryanto selaku ketua

    RT 06 sudah menjabat selama 3 tahun , suhardi selaku

    ketua RT 08 yang sudah menjabat selama 8 tahun , dan

    Irianto sudah menjabat selama 2 tahun sebagai ketua

  • 44

    RW 18 dukuh tawarsari kacamatan wonosari kabupaten

    gunung kidul mengatakan bahwa mereka selama

    menjabat belum pernah sama sekali mendapatkan

    sosialisai tentang pentingnya akta kelahiran dan mereka

    juga belum ada menerima kebijakan-kebijakan yang

    sudah dibuat oleh pemerintah kabupateng Gunung

    Kidul.

    Berdasarkan dari infomasi diatas jelas bahwa disini

    pemerintah tidak aktif dalam melakukan pembuatan akta

    kelahiran dan konsep Perlindungan hukum tidak terlihat dari

    kebijakan yang dilakukan pemerintah terbukti dari masyarakat

    yang mengatakan belum adanya kebijakan yang mereka terima

    dari pemerintah kabupaten Gunung Kidul ( Disdukcapil ).