bab ii pembangunan kepariwisataan provinsi … · 1) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan...

40
2-1 Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Kepulauan Bangka Belitung 2016 - 2025 2.1 KEPARIWISATAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL Sebagai bagian dari kepariwisataan nasional, pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung perlu mengacu pada kebijakan pembangunan kepariwisataan yang sudah ditetapkan di tingkat nasional. Kebijakan pembangunan kepariwisataan nasional diatur dalam beberapa peraturan perundangan, yaitu: 1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025; 2. Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan; 3. Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional; 4. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025. 2.1.1 Undang-Undang No.17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025 merupakan kebijakan pembangunan Indonesia yang mengarahkan secara umum pembangunan seluruh sektor dalam jangka waktu 20 tahun. Kebijakan umum pembangunan seluruh sektor di Indonesia diarahkan untuk mewujudkan visi “Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur”. Pembangunan kepariwisataan merupakan salah satu sektor yang diatur dalam RPJPN. Arahan pembangunan kepariwisataan yang ditetapkan dalam RPJPN Tahun 2005-2025 mengatur bahwa kepariwisataan dikembangkan agar mampu mendorong kegiatan ekonomi dan meningkatkan citra Indonesia, meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, serta memberikan perluasan kesempatan kerja. RPJPN juga mengarahkan bahwa pengembangan kepariwisataan dilakukan dengan memanfaatkan keragaman pesona keindahan alam dan potensi nasional sebagai wilayah pariwisata bahari terluas di dunia secara arif dan berkelanjutan, serta mendorong kegiatan ekonomi yang terkait dengan pengembangan budaya bangsa. BAB II – KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Upload: others

Post on 05-Jan-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI … · 1) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat dan daerah; dan 2) mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah

2-1

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Kepulauan Bangka Belitung 2016 - 2025

2.1 KEPARIWISATAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL

Sebagai bagian dari kepariwisataan nasional, pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung perlu mengacu pada kebijakan pembangunan kepariwisataan yang sudah ditetapkan di tingkat

nasional. Kebijakan pembangunan kepariwisataan nasional diatur dalam beberapa peraturan

perundangan, yaitu:

1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

Tahun 2005-2025;

2. Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;

3. Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

4. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan

Nasional Tahun 2010-2025.

2.1.1 Undang-Undang No.17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025 merupakan kebijakan

pembangunan Indonesia yang mengarahkan secara umum pembangunan seluruh sektor dalam jangka

waktu 20 tahun. Kebijakan umum pembangunan seluruh sektor di Indonesia diarahkan untuk

mewujudkan visi “Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur”.

Pembangunan kepariwisataan merupakan salah satu sektor yang diatur dalam RPJPN. Arahan

pembangunan kepariwisataan yang ditetapkan dalam RPJPN Tahun 2005-2025 mengatur bahwa

kepariwisataan dikembangkan agar mampu mendorong kegiatan ekonomi dan meningkatkan

citra Indonesia, meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, serta memberikan

perluasan kesempatan kerja. RPJPN juga mengarahkan bahwa pengembangan kepariwisataan

dilakukan dengan memanfaatkan keragaman pesona keindahan alam dan potensi nasional sebagai

wilayah pariwisata bahari terluas di dunia secara arif dan berkelanjutan, serta mendorong kegiatan

ekonomi yang terkait dengan pengembangan budaya bangsa.

BAB II – KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Page 2: BAB II PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI … · 1) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat dan daerah; dan 2) mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah

2-2

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Kepulauan Bangka Belitung 2016 - 2025

2.1.2 Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan

Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan merupakan dasar hukum utama

pembangunan kepariwisataan di Indonesia. Dalam undang-undang ini, pembangunan kepariwisataan

dinyatakan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional yang dilakukan secara sistematis,

terencana, terpadu, berkelanjutan, dan bertanggung jawab dengan tetap memberikan perlindungan

terhadap nilai-nilai agama, budaya yang hidup dalam masyarakat, kelestarian dan mutu lingkungan

hidup, serta kepentingan nasional. Tujuan penyelenggaraan kepariwisataan di Indonesia juga diatur

dalam Pasal 4 adalah sebagai berikut:

a) meningkatkan pertumbuhan ekonomi;

b) meningkatkan kesejahteraan rakyat;

c) menghapus kemiskinan;

d) mengatasi pengangguran;

e) melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya;

f) memajukan kebudayaan;

g) mengangkat citra bangsa;

h) memupuk rasa cinta tanah air;

i) memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; dan

j) mempererat persahabatan antarbangsa.

Masih menurut Undang-Undang yang sama, pembangunan kepariwisataan di Indonesia harus

dilakukan berdasarkan asas dan prinsip-prinsip penyelenggaraan kepariwisataan yang diwujudkan

melalui pelaksanaan rencana pembangunan kepariwisataan dengan memperhatikan keanekaragaman,

keunikan, dan kekhasan budaya dan alam, serta kebutuhan manusia untuk berwisata. Asas

pembangunan kepariwisataan termuat pada Pasal 2, yaitu a) asas manfaat, b) kekeluargaan, c) adil dan

merata, d) keseimbangan, e) kemandirian, f) kelestarian, g) partisipatif, h) berkelanjutan, i)

demokratis, j) kesetaraan, dan k) kesatuan. Sementara itu, prinsip-prinsip penyelenggaraan

kepariwisataan termuat pada Pasal 5, yaitu:

a) menjunjung tinggi norma agama dan nilai budaya sebagai pengejawantahan dari konsep hidup

dalam keseimbangan hubungan antara manusia dan Tuhan Yang Maha Esa, hubungan antara

manusia dan sesama manusia, dan hubungan antara manusia dan lingkungan;

b) menjunjung tinggi hak asasi manusia, keragaman budaya, dan kearifan lokal;

c) memberi manfaat untuk kesejahteraan rakyat, keadilan, kesetaraan, dan proporsionalitas;

d) memelihara kelestarian alam dan lingkungan hidup;

e) memberdayakan masyarakat setempat;

f) menjamin keterpaduan antarsektor, antardaerah, antara pusat dan daerah yang merupakan satu

kesatuan sistemik dalam kerangka otonomi daerah, serta keterpaduan antarpemangku

kepentingan;

Page 3: BAB II PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI … · 1) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat dan daerah; dan 2) mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah

2-3

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Kepulauan Bangka Belitung 2016 - 2025

g) mematuhi kode etik kepariwisataan dunia dan kesepakatan internasional dalam bidang pariwisata;

h) memperkukuh keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pasal 8 Ayat (1) menegaskan bahwa pembangunan kepariwisataan dilakukan berdasarkan Rencana

Induk Pembangunan Kepariwisataan, yang terdiri atas Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan

Nasional, Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi, dan Rencana Induk Pembangunan

Kepariwisataan Kabupaten/Kota. Lebih lanjut dijelaskan bahwa pembangunan kepariwisataan yang

dilakukan berdasarkan rencana induk pembangunan kepariwisataan merupakan bagian integral dari

rencana pembangunan jangka panjang nasional. Ayat (2) pada pasal 9 menjelaskan bahwa Rencana

Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi diatur dengan Peraturan Daerah Provinsi. Penyusunan

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan harus dilakukan dengan melibatkan para pemangku

kepentingan (Pasal 9 Ayat 4).

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan harus memuat arahan bagi empat aspek pembangunan

kepariwisataan, yaitu industri pariwisata, destinasi pariwisata, pemasaran pariwisata, dan kelembagaan

kepariwisataan. Aspek industri pariwisata menjelaskan bahwa usaha pariwisata di Indonesia saat ini

dikelompokkan menjadi 13 (tiga belas), yaitu usaha daya tarik wisata, usaha kawasan pariwisata, usaha

jasa transportasi wisata, usaha jasa perjalanan wisata, usaha jasa makanan dan minuman, usaha

penyediaan akomodasi, usaha penyelenggaraan kegiatan hibutan dan rekreasi, usaha penyelengaraan

MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition), usaha jasa informasi pariwisata, usaha jasa konsultan

pariwisata, usaha jasa pramuwisata, usaha jasa wisata tirta, dan usaha spa.

Aspek-aspek yang terkait dengan destinasi pariwisata yang diatur dalam Undang-Undang adalah

penetapan kawasan strategis pariwisata (pasal 12), baik di tingkat nasional, provinsi, maupun

kabupaten/kota. Kawasan strategis pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata

atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh penting dalam satu

atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial budaya, pemberdayaan sumber daya alam,

daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan. Penetapan kawasan strategis

pariwisata dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal berikut ini:

a) Sumber daya pariwisata alam dan budaya yang potensial menjadi daya tarik pariwisata.

b) Potensi pasar

c) Lokasi strategis yang berperan menjaga persatuan bangsa dan keutuhan wilayah.

d) Perlindungan terhadap lokasi tertentu yang mempunyai peran strategis dalam menjaga fungsi dan

daya dukung lingkungan hidup.

e) Lokasi strategis yang mempunyai peran dalam usaha pelestarian dan pemanfaatan asset budaya.

f) Kesiapan dan dukungan masyarakat.

g) Kekhususan dari wilayah.

Page 4: BAB II PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI … · 1) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat dan daerah; dan 2) mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah

2-4

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Kepulauan Bangka Belitung 2016 - 2025

Kawasan strategis pariwisata dikembangkan dengan tujuan berpartisipasi dalam terciptanya persatuan

dan kesatuan bangsa, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta peningkatan kesejahteraan

masyarakat. Dalam pengembangannya, kawasan strategis pariwisata harus memperhatikan aspek

budaya, sosial, dan agama masyarakat setempat.

Selain penetapan kawasan strategis pariwisata, aspek destinasi pariwisata yang juga diatur dalam

Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009 adalah tentang penanaman modal dalam negeri dan modal

asing di bidang kepariwisataan. Pada pasal 10 Undang-Undang tersebut dinyatakan bahwa rencana

induk pembangunan kepariwisataan nasional, provinsi, dan kabupaten/kota harus mampu mendorong

penanaman modal di bidang kepariwisataan.

Pembangunan aspek pemasaran pariwisata yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009

hanyalah yang terkait dengan pembentukan Badan Promosi Pariwisata Indonesia maupun daerah.

Badan Promosi Pariwisata merupakan lembaga swasta yang bersifat mandiri, tetapi pembentukannya

ditetapkan oleh Pemerintah maupun Pemerintah Daerah. Badan Promosi Pariwisata berfungsi sebagai:

1) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat dan daerah; dan 2) mitra kerja

Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

Pembangunan kelembagaan kepariwisataan dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009

menekankan pada koordinasi strategis lintassektor pada tataran kebijakan, program, dan kebijakan

kepariwisataan (Pasal 33). Koordinasi lintassektor dilakukan pada:

a) Bidang pelayanan kepabeanan, keimigrasian, dan karantina.

b) Bidang keamanan dan ketertiban.

c) Bidang prasarana umum yang mencakup jalan, air bersih, listrik, telekomunikasi, dan kesehatan

lingkungan.

d) Bidang transportasi darat, laut, dan udara.

e) Bidang promosi pariwisata dan kerja sama luar negeri.

2.1.3 Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional (RTRWN) Tahun 2008-2027

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) merupakan arahan kebijakan dan strategi

pemanfaatan ruang wilayah negara untuk periode perencanaan 2008-2027. Penataan ruang mencakup

proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Kebijakan

dan strategi pemanfaatan ruang wilayah di tingkat nasional mengatur tentang struktur ruang dan pola

ruang nasional. Dalam penataan ruang, kawasan pariwisata merupakan bagian dari kawasan budidaya.

Kriteria yang digunakan untuk menetapkan kawasan peruntukan pariwisata adalah: a) memiliki daya

tarik wisata; dan/atau b) mendukung upaya pelestarian budaya, keindahan alam, dan lingkungan.

RTRWN mengatur bahwa peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan pariwisata disusun dengan

memperhatikan:

Page 5: BAB II PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI … · 1) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat dan daerah; dan 2) mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah

2-5

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Kepulauan Bangka Belitung 2016 - 2025

a) Pemanfaatan potensi alam dan budaya masyarakat sesuai daya dukung dan daya tampung

lingkungan;

b) Perlindungan terhadap situs peninggalan kebudayaan masa lampau;

c) Pembatasan pendirian bangunan hanya untuk menunjang kegiatan pariwisata; dan

d) Ketentuan pelarangan pendirian bangunan selain yang dimaksud pada huruf c.

Selain dikembangkan di kawasan budidaya, RTRWN juga telah mengatur kawasan-kawasan lindung

yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata. Kawasan-kawasan tersebut antara lain:

a) Kawasan warisan dunia;

b) Kawasan taman nasional dan taman nasional laut;

c) Kawasan taman hutan raya;

d) Kawasan taman wisata dan taman wisata laut;

e) Kawasan cagar biosfer;

f) Kawasan terumbu karang;

g) Kawasan keunikan batuan dan fosil;

h) Kawasan keunikan bentang alam;

i) Kawasan keunikan proses geologi.

Pelabuhan Tanjung Pandan, Bandar Udara H.AS Hanandjoeddin dan Depati Amir merupakan

pelabuhan dan bandar udara yang menjadi simpul transportasi laut dan udara nasional. Beberapa

daerah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung juga ditetapkan sebagai kawasan lindung nasional, yaitu

Cagar Alam G. Lalang, G. Menumbing, G. Maras, G. Mangkol, G. Permisan, Jening Mendayung dan

Taman Wisata Alam Laut Perairan Belitung. Selain itu, Kawasan Bangka, Belitung dan kawasan andalan

Laut Bangka dan sekitarnya juga ditetapkan sebagai kawasan andalan nasional dengan sektor

unggulan pertanian, perkebunan, industri, perikanan dan pariwisata. Kawasan andalan nasional

adalah kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis nasional. Adapun pengertian nilai strategis

nasional adalah kemampuan kawasan untuk memacu pertumbuhan ekonomi kawasan dan wilayah di

sekitarnya serta mendorong pemerataan perkembangan wilayah.

2.1.4 Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2011 Tentang Rencana Induk

Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS) Tahun 2010-2025

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS) adalah dokumen perencanaan

pembangunan nasional yang menjadi pedoman bagi pembangunan kepariwisataan tingkat nasional

dalam jangka panjang, yaitu 15 tahun. Pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung harus diarahkan untuk mendukung terwujudnya visi pembangunan kepariwisataan nasional,

yaitu “Terwujudnya Indonesia sebagai negara tujuan pariwisata berkelas dunia, berdaya saing,

berkelanjutan, mampu mendorong pembangunan daerah dan kesejahteraan rakyat”. Untuk

mewujudkan visi tersebut, RIPPARNAS juga telah menetapkan misi pembangunan kepariwisataan

nasional, yaitu:

a. Destinasi pariwisata yang aman, nyaman, menarik, mudah dicapai, berwawasan lingkungan,

meningkatkan pendapatan nasional, daerah dan masyarakat;

Page 6: BAB II PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI … · 1) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat dan daerah; dan 2) mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah

2-6

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Kepulauan Bangka Belitung 2016 - 2025

b. Pemasaran pariwisata yang sinergis, unggul, dan bertanggung jawab untuk meningkatkan

kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara;

c. Industri pariwisata yang berdaya saing, kredibel, menggerakkan kemitraan usaha, dan

bertanggung jawab terhadap lingkungan alam dan sosial budaya; dan

d. Organisasi Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta, dan masyarakat, sumber daya manusia,

regulasi, dan mekanisme operasional yang efektif dan efisien dalam rangka mendorong

terwujudnya pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan.

Selain visi dan misi, RIPPARNAS juga menetapkan tujuan, sasaran, arah pembangunan, kebijakan, dan

strategi pembangunan kepariwisataan nasional. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun

2009, kebijakan dan strategi pembangunan kepariwisataan yang diatur dalam RIPPARNAS mencakup

pembangunan destinasi pariwisata, industri pariwisata, pemasaran pariwisata, dan kelembagaan

kepariwisataan.

Arahan perwilayahan destinasi pariwisata nasional menetapkan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dalam Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) Palembang – Bangka Belitung dan sekitarnya. DPN ini

terdiri dari tiga Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN) dan dua Kawasan Strategis

Pariwisata Nasional (KSPN). KPPN adalah suatu ruang pariwisata yang mencakup luasan area tertentu

sebagai suatu kawasan dengan komponen kepariwisataannya, serta memiliki karakter atau tema

produk pariwisata tertentu yang dominan dan melekat kuat sebagai komponen pencitraan kawasan

tersebut. KSPN adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk

pengembangan pariwisata nasional yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek,

seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung

lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan.

Dalam RIPPARNAS, wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ditetapkan sebagai KPPN maupun

KSPN. Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang ditetapkan sebagai KPPN adalah wilayah

Belinyu, Pangkalpinang-Sungailiat, dan Punai-Belitung. Sementara itu, wilayah Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung yang ditetapkan sebagai KSPN adalah KSPN Tanjung Kelayang-Belitung dan

sekitarnya. Untuk lebih jelasnya mengenai peta DPN dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut ini.

Page 7: BAB II PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI … · 1) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat dan daerah; dan 2) mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah

2-7

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Kepulauan Bangka Belitung 2016 - 2025

Sumber: Lampiran II Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2011 tentang RIPPARNAS 2010-2025

Gambar 2.1 Peta DPN Palembang-Bangka Belitung dan Sekitarnya

Posisi kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam kebijakan pembangunan nasional

secara lebih singkat dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.1 Posisi Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Dalam Kebijakan Tata Ruang dan Kepariwisataan Nasional

2008 2010 2011 2012 2013 2014 2015 … 2019 2025 2027 DOKUMEN KEBIJAKAN

NASIONAL

- Kota dan kawasan perkotaan Pangkalpinang, Muntok, Tanjung Pandan dan Manggar ditetapkan

sebagai Pusat kegiatan Wilayah (PKW)

- Pelabuhan laut Tanjung Pandan ditetapkan fungsinya sebagai pelabuhan nasional

- Bandara H.AS. Hanandjoeddin & Depati Amir ditetapkan fungsinya sebagai Bandara Pusat

Penyebaran Tersier

- Cagar Alam G.Lalang, G.Menumbing, G.Maras, G.Mangkol, G.Permisan, G.Jening, G.Mendayung

dan Taman Wisata Alam Laut Perairan Belitung ditetapkan sebagai Kawasan Lindung

- Wilayah Kepulauan Bangka Belitung ditetapkan sebagai kawasan andalan dengan sector unggulan

pertanian, perkebunan, perikanan, industry dan pariwisata

- Kawasan laut Bangka ditetapkan sebagai Kawasan Andalan Laut Bangka dengan

unggulan perikanan & Pariwisata

RTRWN TAHUN 2008-2027

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebagai destinasi pariwisata nasional (DPN),

yang didalamnya terdapat 1 (satu) kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN)

dan 3 (tiga) kawasan pengembangan pariwisata nasional (KPPN)

RIPPARNAS TAHUN 2010-

2025

Page 8: BAB II PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI … · 1) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat dan daerah; dan 2) mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah

2-8

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Kepulauan Bangka Belitung 2016 - 2025

2.2 KEPARIWISATAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

DALAM STRATEGI PENGEMBANGAN DESTINASI UNGGULAN DAN

DESA WISATA DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang

dirumuskan untuk periode perencanaan 2007-2013 saat ini sudah tidak dapat digunakan lagi sebagai

arahan dalam pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pada tahun 2012,

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bekerja sama dengan United

Nations Development Programme (UNDP) menyusun Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan

Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pengembangan destinasi unggulan dan desa

wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menerapkan konsep Sustainable Management Approach

for Regional Tourism (SMART) atau Pendekatan Pengelolaan Berkelanjutan bagi Kepariwisataan

Regional. Konsep SMART merupakan perpaduan antara prinsip-prinsip pembangunan kepariwisataan

berkelanjutan dengan perencanaan kepariwisataan regional.

PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN

BERKELANJUTAN

- Prinsip-prinsip

- Isu-isu

KEPARIWISATAAN REGIONAL

- Prinsip-prinsip

- Isu-isu

KONSEP SMART

(Sustainable Management Approach for

Regional Tourism)

Gambar 2.2 Pembangunan Kepariwisataan Berkelanjutan dan Kepariwisataan Regional

sebagai Pembentuk Konsep SMART

Konsep SMART menganut prinsip-prinsip berikut ini:

a) Perencanaan kepariwisataan regional harus komprehensif, memandang kepariwisataan sebagai

komponen-komponen yang saling terintegrasi dan terkait satu sama lain membangun suatu

sistem;

b) Perencanaan kepariwisataan regional harus lebih memfokuskan perhatian pada aspek lingkungan;

c) Perencanaan kepariwisataan regional harus memiliki visi yang jelas dan dapat diterima oleh

seluruh pemangku kepentingan;

d) Implementasi perencanaan kepariwisataan regional harus melibatkan seluruh pemangku

kepentingan dari mulai tahap awal proses perencanaan;

e) Perencanaan kepariwisataan regional bersifat berkelanjutan dan berkesinambungan, artinya harus

berjangka panjang dan harus diikuti oleh perencanaan dalam skala yang lebih detil, untuk

mencapai tujuan pembangunan kepariwisataan secara utuh.

Kerangka pendekatan pembangunan kepariwisataan berkelanjutan dibangun oleh tiga faktor penting,

yaitu integrasi antarsektor, integrasi antarwilayah, serta kesinambungan dan keberlanjutan; dan juga

empat pilar, yaitu lingkungan, sosial budaya, kebijakan/regulasi, dan ekonomi. Lengkapnya dapat dilihat

pada Gambar 2.3 di bawah ini.

Page 9: BAB II PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI … · 1) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat dan daerah; dan 2) mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah

2-9

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Kepulauan Bangka Belitung 2016 - 2025

LINGKUNGAN

EKONOMISOSIAL

BUDAYA

KEBIJAKAN/

REGULASI

INTEGRASI A

NTARWIL

AYAH INTEGRASI ANTARWILAYAH

INTEGRASI A

NTARWILAYAHINTEGRASI ANTARW

ILAYAH

INTEGRASI A

NTARSEKTOR INTEGRASI ANTARSEKTOR

INTEGRASI A

NTARSEKTORINTEGRASI ANTARSEKTOR

KESINAMBUNGAN &

KEBERLANJUTAN

KESINAMBUNGAN &

KEBERLANJUTAN

KESINAMBUNGAN &

KEBERLANJUTAN

KESINAMBUNGAN &

KEBERLANJUTAN

Gambar 2.3 Kerangka dan Pilar SMART

Dalam pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, penerapan konsep SMART

diharapkan dapat:

a) Meningkatkan kontribusi pariwisata terhadap upaya pemulihan kualitas lingkungan di kawasan-

kawasan bekas pertambangan;

b) Mengembangkan budaya dan sejarah penambangan timah dan yang terkait yang merupakan

identitas Kepulauan Bangka Belitung;

c) Meningkatkan kontribusi pariwisata terhadap perekonomian daerah/provinsi dan masyarakat;

d) Meningkatkan daya saing kepariwisataan Kepulauan Bangka Belitung di tingkat nasional maupun

internasional.

Target yang akan dicapai dengan penerapan konsep SMART dalam kepariwisataan Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.2 Target yang Dapat Dicapai dengan Penerapan SMART dalam

Pengembangan Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

PILAR TARGET PEMBANGUNAN

KEPARIWISATAAN REGIONAL

TARGET YANG DAPAT DICAPAI

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

LINGKUNGAN

Memberikan perlindungan terhadap kawasan

lindung alam dan budaya yang memiliki fungsi vital

dalam pembangunan provinsi.

Meningkatkan kualitas ekosistem alam melalui

pengelolaan pariwisata berbasis konservasi.

Meminimalisasi dampak lingkungan global yang

disebabkan oleh pariwisata.

Rehabilitasi lingkungan yang rusak akibat

pembangunan kepariwisataan skala provinsi.

Rehabilitasi lingkungan dan ekosistem yang rusak

akibat pembangunan sektor unggulan provinsi

melalui pemanfaatan untuk pariwisata.

Efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sumber daya

alam untuk pariwisata.

Perlindungan terhadap kawasan lindung

hutan dan laut dari pertambangan melalui

pengelolaan untuk pariwisata.

Pengembangan pariwisata di kawasan-

kawasan bekas pertambangan sebagai upaya

memulihkan kerusakan lingkungan.

Pengembangan potensi sumber daya alam

khas Kepulauan Bangka Belitung sebagai daya

tarik wisata unggulan.

Mitigasi pemanfaatan sumber daya alam yang

berlebihan dan berpotensi menimbulkan

kerusakan lingkungan oleh pariwisata.

EKONOMI Kepuasan masyarakat terhadap dampak ekonomi Kepuasan masyarakat terhadap pariwisata,

Page 10: BAB II PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI … · 1) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat dan daerah; dan 2) mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah

2-10

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Kepulauan Bangka Belitung 2016 - 2025

PILAR TARGET PEMBANGUNAN

KEPARIWISATAAN REGIONAL

TARGET YANG DAPAT DICAPAI

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

yang dirasakannya langsung dari pariwisata.

Kepuasan wisatawan terhadap pariwisata provinsi.

Peningkatan kunjungan wisatawan yang

berkualitas secara ekonomi (pengeluaran besar,

lama tinggal panjang).

Peningkatan kontribusi pariwisata terhadap

pendapatan provinsi.

Penyediaan lapangan pekerjaan di bidang

kepariwisataan.

Pertumbuhan ekonomi sektor lain yang dipacu

oleh perkembangan pariwisata provinsi.

Pertumbuhan ekonomi daerah tertinggal di

wilayah provinsi melalui pengembangan

kepariwisataan.

Pertumbuhan investasi di bidang pariwisata dan

yang terkait.

dengan memberikan manfaat langsung

kepada masyarakat melalui pelibatan

masyarakat dalam pengelolaan pariwisata.

Peningkatan jumlah wisatawan yang

berkualitas secara ekonomi dan mencapai

tingkat kepuasan wisatawan yang tinggi,

melalui upaya diversifikasi produk pariwisata

dan peningkatan kualitas pelayanan

pariwisata.

Peningkatan kontribusi pariwisata terhadap

perekonomian provinsi melalui

pengembangan destinasi pariwisata unggulan

provinsi.

Pembangunan kepariwisataan di wilayah

selatan Kepulauan Bangka Belitung sebagai

upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan investasi di bidang pariwisata

SOSIAL

BUDAYA

Penguatan identitas budaya provinsi, termasuk di

dalamnya upaya pelestarian dan pengembangan

budaya, termasuk nilai-nilai sejarah.

Pelibatan dan pemberdayaan seluruh pemangku

kepentingan sesuai kapasitasnya dalam

pengelolaan kepariwisataan tingkat provinsi,

termasuk masyarakat.

Perencanaan dan pengambilan keputusan yang

terbuka dan terpadu, termasuk kepada

masyarakat.

Penyelenggaraan pariwisata yang saling memahami

dan menghargai antara seluruh

stakeholderpariwisata.

Perlindungan terhadap kesehatan dan

kenyamanan masyarakat dan wisatawan.

Penguatan identitas Kepulauan Bangka

Belitung sebagai penghasil timah di Indonesia

melalui pengembangan potensi budaya dan

sejarah pertimahan sebagai daya tarik wisata

unggulan.

Pengembangan produk pariwisata yang

sesuai dengan norma sosial, budaya, dan

agama yang berlaku di Kepulauan Bangka

Belitung.

Peningkatan kapasitas masyarakat di

destinasi pariwisata unggulan provinsi dan

nasional dalam pengembangan

kepariwisataan.

Pengembangan potensi budaya yang ada di

masyarakat (kerajinan khas, kesenian,

upacara adat, bahasa, gaya hidup) sebagai

potensi pariwisata.

KEBIJAKAN/

REGULASI

Jaminan terhadap konsistensi perencanaan

kepariwisataan berjangka panjang (misal

RIPPARDA yang telah diperdakan, kebijakan

kepariwisataan dalam RPJPD, RTRWP, dan lain-

lain).

Sinergitas antara program-program pembangunan

kepariwisataan jangka pendek, menengah, dan

panjang.

Integrasi antara kebijakan kepariwisataan dengan

kebijakan pembangunan dan kebijakan sektoral

lainnya di tingkat provinsi.

Integrasi antara kebijakan kepariwisataan nasional

dengan kebijakan kepariwisataan provinsi.

Integrasi dan sinergitas antara kebijakan

kepariwisataan di tingkat provinsi dengan tingkat

kabupaten/kota.

Kinerja program-program kepariwisataan yang

diimplementasikan.

Jaminan terhadap penerapan kode etik

kepariwisataan dunia.

Kebijakan pemantauan, evaluasi, dan pengendalian

perkembangan kepariwisataan.

Penetapan kepariwisataan sebagai sektor

utama pembangunan provinsi.

Peraturan Daerah tentang kepariwisataan

dari mulai perencanaan makro (RIPPARDA,

penyelenggaraan kepariwisataan) sampai

rencana detil (rencana kawasan strategis

pariwisata, pengaturan zonasi untuk kegiatan

wisata).

Kebijakan sektor-sektor pembangunan

diarahkan untuk mendukung pengembangan

kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung.

Komitmen kepala daerah untuk mendukung

pengembangan kepariwisataan Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung.

Peraturan daerah mengenai tim dan

mekanisme pemantauan, evaluasi, dan

pengendalian perencanaan kepariwisataan

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Page 11: BAB II PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI … · 1) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat dan daerah; dan 2) mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah

2-11

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Kepulauan Bangka Belitung 2016 - 2025

Mengacu pada konsep SMART yang diterapkan dalam pengembangan destinasi unggulan dan desa

wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, telah dirumuskan enam grand strategy/strategi dasar

berikut ini:

a) Perencanaan yang sinergis antara daya tarik wisata geologis, pertambangan, sejarah, budaya, dan

rekreasi pantai sebagai potensi pariwisata unggulan provinsi yang dapat meningkatkan daya saing

pariwisata daerah, memperkuat citra sebagai destinasi pariwisata budaya dan alam bahari, serta

memberikan nilai tambah yang positif bagi identitas provinsi sebagai wilayah pertambangan timah

di Indonesia;

b) Perencanaan yang sinergis antara destinasi unggulan dan desa wisata potensial Kepulauan Bangka

Belitung untuk menciptakan keterpaduan pembangunan dan penyebaran perkembangan

pariwisata yang lebih luas;

c) Perencanaan multisektor yang sinergis dan terintegrasi dalam mendukung pengembangan

destinasi unggulan dan desa wisata potensial Kepulauan Bangka Belitung menuju destinasi

pariwisata internasional;

d) Pengembangan kepariwisataan berbasis konservasi pada destinasi unggulan dan desa wisata yang

berlokasi di dan dekat dengan kawasan lindung alam dan budaya serta kawasan bekas

pertambangan timah dalam rangka perlindungan sumber daya alam dan budaya, peningkatan

kualitas ekosistem alam, serta pemulihan kerusakan lingkungan;

e) Pengembangan kepariwisataan di destinasi unggulan dan desa wisata diarahkan untuk

menggerakkan perekonomian masyarakat dan daerah menuju terwujudnya pariwisata sebagai

sektor utama pembangunan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung;

f) Pemberian peran lebih kepada masyarakat sebagai perencana, pengelola, dan pengendali

pengembangan kepariwisataan Kepulauan Bangka Belitung.

Keenam strategi dasar tersebut dijabarkan ke dalam strategi-strategi yang lebih rinci berdasarkan

aspek-aspek pembangunan kepariwisataan regional yang berkelanjutan. Strategi-strategi tersebut

adalah: a) strategi perwilayahan pariwisata, b) strategi pengembangan produk pariwisata, c) strategi

pemberdayaan masyarakat dalam pariwisata, d) strategi pengelolaan lingkungan, e) strategi

pengembangan ekonomi, f) strategi pengembangan pemasaran pariwisata, g) strategi pengembangan

sumber daya manusia dan kelembagaan kepariwisataan, h) strategi pemanfaatan teknologi untuk

pengembangan kepariwisataan, serta i) strategi penguatan budaya untuk mendukung pengembangan

kepariwisataan.

Strategi pengembangan destinasi unggulan dan desa wisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dijabarkan pula pada program-program prioritas. Strategi dan program tersebut sudah mulai

diimplementasikan pada tahun 2013 di lokasi ujicoba yang merupakan destinasi prioritas pertama

dalam pengembangan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu Kawasan Pulau

Belitung dan sekitarnya, mencakup wilayah Kabupaten Belitung dan Kabupaten Belitung Timur.

Page 12: BAB II PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI … · 1) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat dan daerah; dan 2) mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah

2-12

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Kepulauan Bangka Belitung 2016 - 2025

Sumber: Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Kepulauan Bangka Belitung, 2012

Gambar 2.4 Peta Struktur Perwilayahan Destinasi Unggulan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Page 13: BAB II PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI … · 1) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat dan daerah; dan 2) mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah

2-13

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Kepulauan Bangka Belitung 2016 - 2025

Sumber: Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Kepulauan Bangka Belitung, 2012

Gambar 2.5 Peta Cluster Desa Wisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Page 14: BAB II PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI … · 1) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat dan daerah; dan 2) mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah

2-14

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Kepulauan Bangka Belitung 2016 - 2025

2.3 KEPARIWISATAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN WILAYAH PROVINSI

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah diarahkan dalam beberapa

dokumen perencanaan daerah, khususnya yang berjangka waktu panjang. Arahan-arahan pembangunan

kepariwisataan harus memperhatikan dan mengacu pada kebijakan dan arahan pembangunan provinsi,

khususnya yang terkait dengan pembangunan kepariwisataan. Kebijakan dan arahan pembangunan

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengatur tentang pembangunan kepariwisataan di wilayah

provinsi adalah:

1. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 13 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025;

2. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 6 Tahun 2012 tentang Rencana

Pembangungan Jangka Menengah Daerah Tahun 2012-2017;

3. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 2 Tahun 2014 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2014-2034.

2.3.1 Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang

ditetapkan melalui Peraturan Daerah No. 13 Tahun 2007 merupakan dokumen rencana pembangunan

seluruh sektor dalam pembangunan provinsi untuk jangka waktu perencanaan 20 tahun. RPJPD

Provinsi juga merupakan kerangka dasar pengelolaan pembangunan Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung dalam jangka panjang, yang merupakan pengejawantahan kehendak masyarakat dan

Pemerintah Kabupaten/Kota di lingkungan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dengan tetap

memperhatikan arahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN).

Pembangunan jangka panjang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diarahkan untuk mencapai visi

“Terwujudnya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Sebagai Wilayah Agribahari yang

Maju dan Berwawasan Lingkungan, Didukung oleh Sumber Daya Manusia Handal dan

Pemerintah yang Amanah Menuju Masyarakat Sejahtera” di tahun 2025. Visi tersebut

dijabarkan ke dalam lima misi pembangunan provinsi, yaitu:

a) Mengembangkan potensi ekonomi lokal yang sejalan dengan upaya mewujudkan wilayah

agribahari dan meningkatkan daya saing daerah. Peningkatan daya saing daerah akan dilakukan

melalui pemanfaatan potensi ekonomi daerah secara optimal dan sejalan dengan upaya

pelestarian lingkungan, khususnya perkebunan, perikanan dan kelautan; industri pengolahan dan

pariwisata sesuai dengan keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh masing-masing Kabupaten/Kota

yang orientasi pemasarannya terutama ke luar daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung;

pembangunan sarana dan prasarana ekonomi; serta reformasi di bidang peraturan dan perizinan;

Page 15: BAB II PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI … · 1) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat dan daerah; dan 2) mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah

2-15

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Kepulauan Bangka Belitung 2016 - 2025

b) Peningkatan kualitas dan daya saing SDM melalui penguasaan, pemanfaatan dan penciptaan Iptek

yang berbasis potensi lokal serta pemantapan Imtaq;

c) Penguatan ketatapemerintahan yang baik (good local governance) melalui peningkatan kualitas

pelayanan publik, pemantapan kelembagaan demokrasi yang lebih kokoh, penguatan peran

masyarakat sipil, penguatan kualitas desentralisasi dan otonomi daerah, pengembangan media dan

kebebasan media dalam mengkomunikasikan kepentingan masyarakat, peningkatan budaya hukum

dan menegakkan hukum secara adil;

d) Pemerataan Pembangunan dan Berkeadilan melalui peningkatan pembangunan daerah;

mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh; keberpihakan kepada masyarakat, kelompok

dan wilayah/daerah yang masih lemah; menanggulangi kemiskinan secara drastis; menyediakan

akses yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial serta sarana dan prasarana

ekonomi; dan menghilangkan diskriminasi dalam berbagai aspek termasuk gender;

e) Penciptaan lingkungan hidup yang asri, nyaman dan lestari bagi generasi sekarang dan generasi

yang akan datang.

Sesuai misi pertama, sebagai sektor yang mendukung upaya pelestarian lingkungan, pariwisata

diharapkan dapat menjadi sektor yang mampu meningkatkan daya saing daerah. Indikator keberhasilan

pembangunan kepariwisataan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah:

a) Perkembangan daerah tujuan wisata pantai di Kepulauan Bangka Belitung dalam masa 20 tahun;

b) Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bersumber dari retribusi daerah tujuan wisata,

pajak hotel dan restoran, serta sumber-sumber penerimaan lain yang terkait;

c) Perkembangan sektor-sektor ikutan, seperti jumlah hotel, restoran, hiburan, travel agent, sampai

dengan perkembangan usaha kecil dan menengah (penghasil kerajinan, cenderamata, makanan).

RPJPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menetapkan kepariwisataan sebagai sektor unggulan ke-2

dari enam sektor unggulan pembangunan provinsi, yang secara berturut-turut adalah kelautan dan

perikanan, pariwisata, pertanian, pertambangan, perindustrian, perdagangan dan jasa. Pada tahapan

pembangunan lima tahunan, kepariwisataan menjadi fokus pembangunan pada tahap ke-2 (2012-2017)

dan tahap ke-4 (2022-2025).

Tabel 2.3 Tahap Pembangunan Lima Tahunan dan Fokus Pembangunan dalam

RPJPD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2005-2025

TAHAP I

2005-2012

TAHAP II

2012-2017

TAHAP III

2017-2022

TAHAP IV

2022-2025

FOKUS

PEMBANGUNAN

Penyiapan sarana

dan prasarana

serta penanganan

lingkungan hidup

Pembangunan

ekonomi dan

lingkungan hidup

Ekonomi dan

pengembangan

kualitas sumber

daya manusia

Ekonomi, sumber daya

manusia, dan

penguatan birokrasi

FOKUS

SEKTOR/BIDANG

1. Infrastruktur

fisik dan

nonfisik

2. Lingkungan

Hidup

1. Perkebunan

2. Perikanan

3. PARIWISATA

1. Industri

pengolahan

2. Sumber daya

manusia

1. Industri

pengolahan

2. PARIWISATA

3. Sumber daya

manusia

Page 16: BAB II PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI … · 1) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat dan daerah; dan 2) mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah

2-16

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Kepulauan Bangka Belitung 2016 - 2025

TAHAP I

2005-2012

TAHAP II

2012-2017

TAHAP III

2017-2022

TAHAP IV

2022-2025

STRATEGI Persiapan dan

pembentukan

modal dasar

pembangunan

Percepatan

pembangunan dan

pertumbuhan

sentra-sentra

ekonomi, wilayah-

wilayah strategis

dan cepat tumbuh

(zona pertumbuhan)

dengan tetap

menerapkan prinsip

pembangunan

berwawasan

lingkungan.

Memberi nilai

tambah pada

hasil produk

unggulan

provinsi ini

Pengembangan

SDM yang

berkualitas,

profesional,

berwawasan

IPTEK dan

berbekal

IMTAK

Memperluas akses

komoditas hasil

industri pengolahan

hasil produk

unggulan ke pasar

regional, nasional

bahkan kalau

mungkin pasar

internasional.

Promosi pariwisata

yang kontinyu dan

komprehensif

terhadap objek-

objek wisata yang

ada di Bangka

Belitung.

Mengembangkan

potensi sumber daya

manusia dengan

bertumpu pada

kekuatan/keunggulan

daerah.

Sumber : Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung No. 13 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah Tahun 2005-2025

2.3.2 Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung

Pembangunan jangka menengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung diarahkan untuk mencapai visi

“Terwujudnya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang Mandiri, Maju, Berkeadilan dan

berdaya saing berbasis potensi lokal melalui pengembangan sinergitas dan konektivitas

perkotaan dan perdesaan” di tahun 2017. Visi tersebut dijabarkan ke dalam lima misi

pembangunan provinsi, yaitu:

a) Mengembangkan ekonomi kerakyatan melalui penguatan kapasitas lembaga ekonomi rakyat

untuk menciptakan sentra-sentra pembangunan produk unggulan wilayah

perdesaan/kecamatan/kabupaten/ kota sesuai dengan kultur dan potensi wilayah bagi mewujudkan

keseimbangan pembangunan antarwilayah dan antarsektoral.

b) Meningkatkan Pemberdayaan Masyarakat (Society Empowerment) dan Kualitas

Sumber Daya Manusia (SDM) melalui keterlibatan secara aktif masyarakat melalui kemitraan

pembangunan desa dan kota secara mandiri dengan pemenuhan terhadap kualitas kebutuhan

dasar masyarakat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

c) Meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup dan pengendalian tata ruang dengan

Page 17: BAB II PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI … · 1) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat dan daerah; dan 2) mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah

2-17

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Kepulauan Bangka Belitung 2016 - 2025

memperhatikan keseimbangan pembangunan ekonomi, sosial, V-5 RPJMD Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung 2012-2017 budaya, pemanfaatan SDA pembangunan sarana dan prasarana serta

melakukan upaya rehabilitasi, reklamasi dan refungsionalisasi terhadap lahan-lahan kritis menjadi

lahan produktif melalui penataan tata ruang yang harmonis sesuai dengan peruntukannya dengan

melibatkan pemerintah, swasta dan masyarakat secara terpadu dan bersinergi.

d) Mempercepat pembangunan infrastruktur wilayah dan mengembangkan wilayah

strategis dan cepat tumbuh untuk meningkatkan daya saing daerah dan memperkuat pondasi

ekonomi daerah dalam rangka menghadapi era globalisasi dan keterbukaan persaingan global.

e) Mewujudkan good governance dalam rangka mencapai clean government melalui

penciptaan etos kerja dan kualitas pelayanan birokrasi dengan penguatan kelembagaan dan

penyusunan Peraturan Daerah yang berkualitas bagi pelayanan masyarakat Bangka Belitung.

Terdapat permasalahan pembangunan yang terkait dengan prioritas bidang ekonomi, yang salah

satunya adalah dalam sektor pariwisata, yaitu:

- pengembangan pariwisata di Bangka Belitung masih terkonsentrasi pada pengembangan wisata

alam, sementara wisata sejarah, wisata budaya, dan kuliner masih belum tergarap secara optimal

- Rendahnya kualitas dan kuantitas promosi wisata akan sangat berpengaruh sulitnya daerah

menjadi tujuan wisata utama

- Potensi destinasi wisata yang ada di daerah-daerah strategis baru dan daerah pemekaran belum

tergarap secara maksimal

Berikut ini merupakan kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pembangunan di bidang pariwisata yang

terdapat dalam RPJMD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2012-2017:

- Pengembangan program CSR/CD dalam mendukung perekonomian Bangka Belitung termasuk

pengembangan pariwisata

- Pengembangan komoditas unggulan daerah sebagai ikon produk pertanian dan pariwisata provinsi

Kepulauan Bangka Belitung

- Pengembangan Desa Mandiri Energi dalam rangka penyediaan energi di desa terpencil dan desa-

desa wisata

- Pemberdayaan, pengembangan kepemimpinan dan kewirausahaan pemuda yang mendukung

tumbuhnya partisipasi masyarakat melalui pengembangan ekonomi kreatif dan pembangunan

pariwisata daerah

- Peningkatan Peran Masyarakat di daerah tujuan Wisata

- Pengembangan infrastruktur wilayah untuk meningkatkan daya saing dan daya tahan ekonomi,

layanan pariwisata dan kesejahteraan masyarakat

Page 18: BAB II PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI … · 1) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat dan daerah; dan 2) mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah

2-18

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Kepulauan Bangka Belitung 2016 - 2025

- Pemerataan akses teknologi dan informasi sampai ke daerah pesisir, terpencil dan pulau-pulau

kecil untuk memberikan sarana informasi kepada masyarakat serta mendukung perkembangan

pariwisata

- Pemenuhan energi di pulau-pulau kecil untuk mendukung pengembangan ekonomi kerakyatan dan

pengembangan pariwisata

- Pemenuhan secara bertahap transportasi antarpulau untuk meningkatkan transportasi barang dan

orang serta juga mendukung perkembangan pariwisata

- Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus di Tanjung Berikat (Bangka Tengah) dan Tanjung Batu

(Belitung)

- Pengembangan pembangunan infrastruktur perhubungan darat, laut dan udara, dan modernisasi

moda trasportasi untuk membuka akses antar pulau, antar provinsi dan negara termasuk

mendukung peningkatan aksesibilitas ke destinasi pariwisata daerah

- Peningkatan Status Bandara Depati Amir dan H.AS Hanandjoeddin menjadi Bandara Internasional

Paling lambat tahun 2017 untuk mendukung perkembangan pariwisata dan perdagangan

- Percepatan pembangunan infrastruktur wilayah kepulauan dan kawasan pariwisata dengan

keunggulan lokal

- Perwujudan Pulau Belitong sebagai daerah pariwisata internasional

- Pengembangan desa-desa pariwisata untuk mendukung pengembangan pariwisata

- Rintisan Pelabuhan Tanjung Berikat - Tanjung Batu sebagai upaya untuk mendukung

pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus

2.3.3 Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Dalam Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 2 Tahun 2014 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2014-2034, kepariwisataan memiliki

posisi yang strategis sebagai salah satu sektor yang menjadi tujuan penataan ruang wilayah provinsi.

Tujuan penataan ruang wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah ”Mewujudkan Tata

Ruang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang Terpadu, Berimbang, dan Berkeadilan

berbasis Agrobahari untuk menunjang Pariwisata serta Pengendalian Wilayah

Pertambangan untuk menjamin Pembangunan yang Berkelanjutan”.

Kebijakan penataan ruang untuk pariwisata diarahkan pada pengembangan kepariwisataan yang

berbasis budaya lokal, heritage, dan bahari, serta ramah lingkungan. Kebijakan tersebut dilakukan

melalui strategi-strategi berikut:

a) Memfasilitasi dan membangun kerjasama antar kabupaten/kota dalam pengembangan pariwisata

Kepulauan Bangka Belitung;

Page 19: BAB II PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI … · 1) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat dan daerah; dan 2) mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah

2-19

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Kepulauan Bangka Belitung 2016 - 2025

b) Mendorong dan membantu kabupaten/kota membangun dan merevitalisasi kawasan dan atau

daya tarik wisata potensial di seluruh wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung;

c) Membantu dan membangun prasarana dan sarana penunjang pariwisata sesuai kewenangan

pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Arahan pemanfaatan ruang dalam RTRW Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengatur bahwa

pengembangan kawasan peruntukan pariwisata dilakukan melalui:

a) Identifikasi kawasan potensial dan kawasan wisata yang sudah bertumbuh;

b) Penyusunan masterplan (rencana induk pengembangan pariwisata daerah) Kepulauan Bangka

Berlitung;

c) Revitalisasi, restorasi dan perbaikan bangunan dan kawasan wisata yang ada;

d) Pengembangan kawasan potensial menjadi kawasan strategis pariwisata provinsi;

e) Peningkatan aksesibilitas pada kawasan-kawasan pariwisata yang potensial dalam satu kesatuan

sistem perjalanan wisata.

RTRW Provinsi Kepulauan Bangka Belitung juga telah menetapkan kawasan peruntukan pariwisata di

wilayah provinsi yang dikategorisasikan untuk tiga kegiatan wisata, yaitu wisata alam, wisata budaya,

dan wisata buatan.

a) Wisata alam, meliputi :

Seluruh wilayah pesisir Pulau Bangka, Pulau Belitung dan pulau-pulau kecil;

Kawasan pariwisata bahari yang berupa kawasan pantai dan lautnya yang dimanfaatkan untuk

pariwisata alam yang ada di Kabupaten/Kota, serta kawasan pariwisata pulau-pulau kecil yang

ada di Kabupaten Bangka, Kabupaten Bangka Barat, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten

Bangka Selatan, Kabupaten Belitung, dan Kabupaten Belitung Timur;

Kawasan pariwisata alam berupa kawasan wisata hutan;

Kawasan wisata alam berupa pemandian sumber air panas alam yang dimanfaatkan untuk

pariwisata di Kabupaten Bangka, Kabupaten Bangka Barat, Kabupaten Bangka Tengah, dan

Kabupaten Bangka Selatan;

Taman wisata laut;

Kawasan Strategis Pariwisata Tanjung Kelayang; serta

Kawasan pariwisata alam unggulan lainnya di Kabupaten/Kota.

b) Wisata budaya, meliputi :

Kawasan Kota Tua Mentok di Kabupaten Bangka Barat;

Kawasan Situs Kota Kapur di Kabupaten Bangka;

Kawasan yang di dalamnya terdapat cagar budaya dan atau yang memiliki ciri-ciri cagar budaya

di Kabupaten/Kota;

Kawasan wisata budaya yang memiliki daya tarik wisata budaya tangible maupun intangible

yang ada di Kabupaten/Kota;

Kawasan budaya Laskar Pelangi di Kabupaten Belitung Timur; dan

Page 20: BAB II PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI … · 1) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat dan daerah; dan 2) mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah

2-20

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Kepulauan Bangka Belitung 2016 - 2025

Kawasan wisata budaya dan wisata kreatif lainnya yang ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi di

Kabupaten/Kota.

c) Kawasan wisata buatan, yaitu kawasan wisata yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata khusus

yang merupakan kreasi artifisial dan kegiatan-kegiatan manusia lainnya, yang meliputi kawasan agro

wisata, fasilitas rekreasi dan taman bertema dan resort serta fasilitas olahraga yang ada di

Kabupaten/Kota.

Peta kawasan peruntukan pariwisata dalam RTRW Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dapat dilihat

pada gambar di halaman berikut.

Page 21: BAB II PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI … · 1) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat dan daerah; dan 2) mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah

2-21

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Kepulauan Bangka Belitung 2016 - 2025

Sumber: RTRW Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2014-2034

Gambar 2.6 Peta Kawasan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Page 22: BAB II PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI … · 1) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat dan daerah; dan 2) mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah

2-22

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Kepulauan Bangka Belitung 2016 - 2025

Selain di kawasan peruntukan pariwisata, RTRW Provinsi Kepulauan Bangka Belitung juga telah

menetapkan beberapa kawasan lindung yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan wisata, yaitu: a)

kawasan suaka alam; b) kawasan hutan lindung; c) kawasan sempadan pantai; d) kawasan sekitar

danau atau kolong; e) kawasan pantai berhutan bakau; b) situs dan kawasan cagar budaya.

RTRW Provinsi Kepulauan Bangka Belitung juga telah menetapkan arahan peraturan zonasi

kawasan. Dua arahan peraturan zonasi yang harus diperhatikan dalam pembangunan

kepariwisataan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah peraturan zonasi kawasan taman

wisata dan taman wisata laut, serta peraturan zonasi kawasan peruntukan pariwisata.

Arahan peraturan zonasi kawasan taman wisata dan taman wisata laut adalah:

a) tidak diperkenankan dilakukan budidaya yang merusak dan/atau menurunkan fungsi kawasan taman

wisata dan taman wisata laut;

b) dalam kawasan taman wisata laut dilarang dilakukan reklamasi dan pembangunan perumahan skala

besar yang mempengaruhi fungsi kawasan dan merubah bentang alam;

c) dalam kawasan taman wisata laut dilarang dilakukan eksploitasi terumbu karang dan biota lain kecuali

untuk kepentingan penelitian dan pendidikan;

d) dalam kawasan taman wisata dan taman wisata laut masih diperbolehkan dilakukan pembangunan

prasarana wilayah bawah laut sesuai ketentuan yang berlaku.

Sementara itu, arahan peraturan zonasi untuk kawasan pariwisata adalah:

a) pada kawasan pariwisata alam tidak diperkenankan dilakukan kegiatan yang dapat menyebabkan

rusaknya kondisi alam terutama yang menjadi daya tarik wisata alam;

b) dalam kawasan pariwisata diperkenankan adanya sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan

pariwisata dan sistem prasarana wilayah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku;

c) pada kawasan pariwisata diperkenankan dilakukan penelitian dan pendidikan;

d) pengembangan pariwisata harus dilengkapi dengan upaya pengelolaan lingkungan dan upaya

pemantauan lingkungan serta studi kelayakan lingkungan.

Peraturan zonasi kawasan lainnya yang terkait dengan pariwisata adalah peraturan zonasi untuk

kawasan pertambangan. RTRW Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menegaskan bahwa

kegiatan pertambangan tidak diperbolehkan ada di kawasan pariwisata.

Posisi kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam kebijakan pembangunan

provinsi secara lebih singkat dapat dilihat pada tabel 2.4.

Tabel 2.4 Posisi Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Dalam Kebijakan Kepariwisataan Nasional

2005 2006 2007 ….. 2012 2014 2017 … 2025 ….. 2034

DOKUMEN

KEBIJAKAN

NASIONAL

- Pariwisata menjadi SEKTOR UNGGULAN KE-3

- INDIKATOR KEBERHASILAN pembangunan keparwisataan adalah:

a. Perkembangan daerah tujuan wisata pantai di Kepulauan Bangka Belitung

dalam masa 20 tahun

RPJPD PROVINSI

KEPULAUAN

BANGKA

BELITUNG 2005-

Page 23: BAB II PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI … · 1) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat dan daerah; dan 2) mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah

2-23

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Kepulauan Bangka Belitung 2016 - 2025

2005 2006 2007 ….. 2012 2014 2017 … 2025 ….. 2034

DOKUMEN

KEBIJAKAN

NASIONAL

b. Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang bersumber dari retribusi

daerah tujuan wisata, pajak hotel dan restoran, serta sumber-sumber

penerimaan lain yang terkait;

c. Perkembangan sector-sektor ikutan, seperti jumlah hotel, resoran, hiburan,

travel agent, sampai dengan perkembangan usaha kecil dan menengah

(penghasil kerajinan, cenderamata, makanan).

2025

- Pengembangan

komoditas unggulan

sebagai ikon pariwisata

- Pembangunan

pariwisata berbasis

masyarakat

- Pengembangan Pulau

Belitong sebagai

destinasi unggulan

- Pengembangan desa-

desa wisata

- Peningkatan Bandara

Dipati Amir dan HAS

Hanandjoedin sebagai

bandara internasional

RPJMD PROVINSI

KEPULAUAN

BANGKA

BELITUNG 2012-

2017

- Program prioritas pengembangan kawasan

strategis pariwisata, menjadi sector utama

yang akan dituju oleh perencanaan tata

ruang Provinsi Kep. Bangka Belitung

- Kawasan strategis sector pariwisata, yaitu

kawasan pariwisata Tanjung Kelayang-

Tanjung Tinggi, Kabupaten Belitung,

kawasan pariwisata pantai timur Pulau

Bangka

- Kawasan strategis Provinsi yang program

prioritasnya adalah pariwisata: Pelabuhan

dan KEK Tanjung Kelayang

RTRW PROVINSI

KEPULAUAN

BANGKA

BELITUNG 2014-

2034

2.4 KEPARIWISATAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA

BELITUNG DALAM KEBIJAKAN RENCANA TATA RUANG

WILAYAH KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI KEPULAUAN

BANGKA BELITUNG

Dalam penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan (RIPPARPROV) Kepulauan

Bangka Belitung, kebijakan pembangunan khususnya yang berkaitan dengan tata ruang di tingkat

kabupaten/kota pun perlu dikaji untuk mengetahui rencana, kebijakan serta kesiapan masing-

masing kabupaten/kota dalam pengembangan pariwisata di daerahnya.

Page 24: BAB II PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI … · 1) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat dan daerah; dan 2) mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah

2-24

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Kepulauan Bangka Belitung 2016 - 2025

2.4.1 Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Selatan Nomor 6 Tahun 2014

Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bangka Selatan

2014-2034

Penataan ruang Kabupaten Bangka Selatan bertujuan untuk mewujudkan tata ruang Kabupaten

yang berimbang dan berwawasan lingkungan didukung kegiatan ekonomi wilayah berbasis agro,

bahari, dan wisata. Dalam RTRW Kabupaten Bangka Selatan terdapat beberapa strategi

pengembangan kawasan yang terkait dengan sektor pariwisata, antara lain :

a) Mengembangkan kawasan-kawasan pesisir sebagai pusat kegiatan wisata alam pantai dengan

dukungan prasarana dan sarana yang memadai dan ramah lingkungan;

b) Memanfaatkan gugusan pulau-pulau kecil sebagai pusat atraksi wisata pelestarian alam,

petualangan, dan pendidikan yang didukung dengan upaya perlindungan dan pelestarian

terhadap keanekaragaman hayati yang terdapat di dalamnya;

c) Mengembangkan pusat selam (dive center) yang didukung dengan jalur penyelaman (diving

track) yang aman dan atraktif dalam kawasan/gugusan pulau-pulau kecil sebagai produk

unggulan untuk kegiatan wisata alam bawah air di wilayah laut;

d) Mengembangkan kawasan-kawasan pelestarian ekosistem terumbu karang dan sumber daya

alam hayati lainnya di wilayah laut sebagai daya tarik wisata;

e) Membangun dan mengembangkan akses transportasi laut yang menghubungkan pusat-pusat

kegiatan wisata di gugusan pulau-pulau kecil dengan kawasan-kawasan wisata lainnya dalam

satu kesatuan sistem wilayah.

RTRW Kabupaten Bangka Selatan menetapkan kawasan peruntukan pariwisata di wilayah

kabupaten yang dikategorisasikan untuk lima kegiatan wisata, yaitu wisata alam, wisata budaya,

wisata bahari, wisata sejarah, dan wisata agro. Kawasan-kawasan pariwisata di Kabupaten

Bangka Selatan yang telah ditetapkan adalah:

a) Wisata budaya : Ritual Buang Jung di Desa Kumbung & Tj. Sangkar, Kecamatan Lepar

Pongok; Ritual Hikok Helawang di Desa Nyelanding, Kecamatan Airgegas, Bedengung dan

Irat Kecamatan Payung; Ritual Kawin Masal di Desa Serdang, Kecamatan Toboali; Ritual

Rebut di Kecamatan Toboali, dan Ritual Rebo Kassan di Kecamatan Simpang Rimba;

b) Wisata alam/tirta : Air Panas Nyelanding dan Air Terjun Bukit Pading di Kecamatan

Airgegas; Air Panas Permis dan Bukit Nenek di Kecamatan Simpang Rimba; Batu Sumber

Air di Desa Penutuk, Kecamatan Lepar Pongok;

c) Wisata bahari : Pantai Gunung Namak, Pantai Kubu, Pantai Batu Perahu, Pantai Tanjung

Labun dan Pantai Batu Ampar di Kecamatan Toboali; Pantai Batu Bedaun dan Pantai Sebagin

di Kecamatan Simpang Rimba; Pantai Batu Tambun, Terumbu Karang Pulau Celagen, Pulau

Salma dan pulau-pulau sekitarnya, dan Pantai Celagen di Kecamatan Kepulauan Pongok;

Pantai Tanjung Tiris, Pulau Tinggi dan pulau-pulau sekitarnya, dan Pantai Kumbung di

Kecamatan Lepar Pongok; Pantai Tanjung Kemirai dan Pantai Tanjung Kerasak di

Kecamatan Tukak Sadai; dan Pantai Batu Betumpang di Kecamatan Pulau Besar;

Page 25: BAB II PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI … · 1) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat dan daerah; dan 2) mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah

2-25

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Kepulauan Bangka Belitung 2016 - 2025

d) Wisata sejarah : Benteng Toboali, Gedung Nasional Suhaili Toha, Wisma Samudra

Toboali dan Kelenteng Dewi Sin Mu di Kecamatan Toboali; Benda sejarah Pergam di

Kecamatan Airgegas; Makam Krio Panting di Kecamatan Payung; Mercusuar Willem II di

Kecamatan Pulau Besar; Makam Karang Panjang, Makam Jati Sari, Makam Ratu Bagus di

Kecamatan Simpang Rimba; Benteng Penutuk di Kecamatan Lepar Pongok;

e) Wisata agro/perkebunan : Perkebunan Nanas Desa Bikang dan Perkebunan Jeruk di

Desa Serdang, Kecamatan Toboali; Perkebunan Salak di Desa Panca Tunggal, Kecamatan

Pulau Besar, Perkebunan Lada di Desa Delas Kecamatan Airgegas.

2.4.2 Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Nomor 1 Tahun 2013 Tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bangka 2010-2030

Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten adalah mewujudkan Kabupaten Bangka sebagai pusat

perdagangan dan industri yang diiringi oleh keterpaduan pemanfaatan ruang darat, laut, dan

udara dalam harmonisasi antara lingkungan alam dan buatan secara berkelanjutan dan

berwawasan lingkungan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat. RTRW Kabupaten

Bangka menetapkan kawasan peruntukan pariwisata di wilayah kabupaten yang memiliki luas

lebih kurang 348,23 ha dikembangkan di Kecamatan Sungailiat, Pemali, Belinyu, Merawang, dan

Mendo Barat. Kawasan peruntukan pariwisata yang belum termasuk, antara lain kawasan

sepanjang pantai utara dan timur di wilayah daerah akan ditetapkan lebih lanjut sesuai dengan

perubahan penetapan peruntukan kawasan hutan.

Selain itu arahan pemanfaatan pola ruang untuk pengembangan kawasan peruntukan pariwisata

ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Bangka, yang meliputi :

a) Pengembangan kegiatan pariwisata di seluruh wilayah Kabupaten sesuai potensi wilayah;

b) Pengembangan kawasan pariwisata bertaraf nasional, regional dan internasional;

c) Pengembangan prasarana dan sarana penunjang pariwisata;

d) Melakukan promosi Kawasan Wisata melalui media massa;

e) Pengembangan Kawasan Ecopark di Kecamatan Merawang;

f) Pengembangan kawasan wisata bahari

g) Pengembangan kawasan wisata agro

h) Pengembangan kawasan wisata alam

i) Pengembangan kawasan wisata budaya

j) Pengembangan kawasan wisata religi

k) Pengembangan kawasan wisata minat khusus

l) Revitalisasi kawasan tradisional/bersejarah, seni budaya, kawasan pariwisata dan kawasan

lain yang memiliki potensi pariwisata dan yang menurun kualitasnya.

Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bangka, ketentuan umum peraturan zonasi

untuk kawasan peruntukan pariwisata disusun dengan memperhatikan:

a) Peningkatan kesejahteraan masyarakat;

Page 26: BAB II PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI … · 1) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat dan daerah; dan 2) mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah

2-26

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Kepulauan Bangka Belitung 2016 - 2025

b) Pada kawasan peruntukan pariwisata alam tidak diperkenankan dilakukan kegiatan yang

dapat menyebabkan rusaknya kondisi alam terutama yang menjadi obyek wisata alam;

c) Dalam kawasan peruntukan pariwisata diperkenankan adanya sarana dan prasarana yang

mendukung kegiatan pariwisata dan sistem prasarana wilayah sesuai dengan ketentuan

perundangundangan yang berlaku;

d) Pada kawasan peruntukan pariwisata diperkenankan dilakukan penelitian dan pendidikan;

e) Harmonisasi pemanfaatan ruang disekitar kawasan;

f) Perbandingan antara ruang terbangun dengan ruang tidak terbangun yang berfungsi sebagai

ruang terbuka hijau;

g) Ketentuan-ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur pemanfaatan,

perlindungan, pembatasan dan pelarangan pemanfaatan, dan pelarangan kegiatan.

2.4.3 Peraturan Daerah Kota Pangkalpinang Nomor 1 Tahun 2012 Tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Pangkalpinang 2011-2030

Tujuan penataan ruang wilayah kota adalah mewujudkan Kota Pangkalpinang sebagai kota

perdagangan, jasa dan pariwisata skala regional, serta kota industri skala internasional dengan

konsep water front city yang berwawasan lingkungan. RTRW Kota Pangkalpinang menetapkan

kawasan peruntukan pariwisata di wilayah kota yang dikategorisasikan untuk tiga kegiatan

wisata, yaitu wisata alam, wisata budaya, dan wisata buatan.

Kawasan-kawasan pariwisata di Kota Pangkalpinang yang telah ditetapkan adalah:

a) Kawasan wisata alam, meliputi Pantai Pasir Padi dan Tanjung Bunga di Kecamatan Bukit

IntanHutan kota di Kecamatan Gerunggang;

b) Kawasan wisata budaya, meliputi Kampung Melayu di Kelurahan Tua Tunu Indah, Masjid

Jamik, Rumah Residen, Rumah Sakit Bakti Timah, Wisma Timah 1, Museum Timah, Menara

Air Minum, Tamansari (Wilhelmina Park), Gereja GPIB Maranatha, Gereja Katedral Santo

Yoseph, Kelenteng Kwan Tie Miaw, Kerkhof, SMPN I, Masjid Al Mukarrom, Kantor Pos,

Kuburan Akek Bandang, Perigi Pekasem, dan Pemakaman Sentosa;

c) Kawasan wisata buatan, meliputi ATM (Alun-Alun Taman Merdeka) di Kecamatan

Tamansari, BBG (Bangka Botanical Garden) di Kecamatan Bukit Intan, wisata kuliner Pasar

Mambo di Kecamatan Rangkui, Stadion Aquatic di Kecamatan Gerunggang, wisata air di

Kolam Retensi Kacang Pedang di Kecamatan Gerunggang, Kecamatan Tamansari, dan

Kecamatan Rangkui, Waterpark di Kecamatan Tamansari, wisata kolong Teluk Bayur,

Kolong Kepuh, dan Kolong Akit, Lapangan Golf Girimaya di Kecamatan Girimaya.

Selain itu RTRW Kota Pangkalpinang juga telah menetapkan beberapa kawasan pariwisata yang

termasuk kedalam kawasan strategis dari sisi sosial budaya, yaitu kawasan pariwisata Pantai

Pasir Padi dan Tanjung Bunga di Kecamatan Bukit Intan. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah

Kabupaten Bangka, ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan pariwisata

disusun dengan memperhatikan:

a) Pengembangan bangunan untuk kegiatan pariwisata diperbolehkan setinggi-tingginya 5 lantai

dengan mempertimbangkan daya dukung lingkungan;

Page 27: BAB II PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI … · 1) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat dan daerah; dan 2) mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah

2-27

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Kepulauan Bangka Belitung 2016 - 2025

b) Pembatasan pendirian bangunan hanya untuk menunjang kegiatan pariwisata;

c) Penyediaan prasarana dan sarana pendukung fungsi pariwisata;

d) Kegiatan pariwisata dikawasan kolong tidak diperbolehkan mengganggu keberadaan

ekosistem kolong;

e) Tidak diperbolehkan kegiatan pengambilan pasir dan batu pantai.

2.4.4 Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Timur Nomor 13 Tahun 2014

Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belitung Timur

2014-2034

Penataan ruang wilayah Kabupaten bertujuan untuk mewujudkan Kabupaten Belitung Timur

yang makmur dan mandiri sebagai kabupaten kepulauan dan bahari yang menjadi salah satu

destinasi wisata dunia di Indonesia dengan kekuatan dan daya saing yang tangguh berbasis

pengelolaan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan. Dalam RTRW Kabupaten Belitung

Timur terdapat beberapa strategi pengembangan kawasan yang terkait dengan sektor

pariwisata, antara lain :

a) Meningkatkan pembangunan pusat-pusat kegiatan wisata di perdesaan dalam bentuk desa

wisata dan kawasan wisata terpadu yang dilengkapi dengan fasilitas pendukung yang

memadai;

b) Memanfaatkan dan mengembangkan potensi branding “Negeri Sejuta Pelangi” untuk

kegiatan wisata sastra dan pendidikan di kawasan perdesaan, khususnya dalam Kecamatan

Gantung;

c) Mendorong pertumbuhan pusat-pusat kegiatan ekonomi kreatif dan kompetitif di kawasan-

kawasan perkotaan yang dapat mendukung kegiatan pariwisata dan menciptakan peluang

kerja

d) Mengembangkan kawasan-kawasan pesisir sebagai pusat kegiatan wisata alam pantai dengan

dukungan prasarana dan sarana yang memadai dan ramah lingkungan;

e) Memanfaatkan gugusan pulau-pulau kecil sebagai pusat atraksi wisata pelestarian alam,

petualangan, dan pendidikan yang didukung dengan upaya perlindungan dan pelestarian

terhadap keaneragaman hayati yang terdapat di dalamnya;

f) Mengembangkan pusat selam (dive center) yang didukung dengan jalur penyelaman (diving

track) yang aman dan atraktif dalam kawasan/gugusan pulau-pulau kecil sebagai produk

unggulan untuk kegiatan wisata alam bawah air di wilayah laut;

g) Mengembangkan kawasan-kawasan pelestarian ekosistem terumbu karang dan sumber daya

alam hayati lainnya di wilayah laut sebagai daya tarik wisata; dan

h) Membangun dan mengembangkan akses transportasi laut yang menghubungkan pusat-pusat

kegiatan wisata di gugusan pulau-pulau kecil dengan kawasan-kawasan wisata lainnya dalam

satu kesatuan sistem wilayah.

RTRW Kabupaten Belitung Timur menetapkan kawasan peruntukan pariwisata di wilayah

kabupaten yang dikategorisasikan untuk tiga kegiatan wisata, yaitu wisata alam, wisata budaya,

Page 28: BAB II PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI … · 1) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat dan daerah; dan 2) mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah

2-28

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Kepulauan Bangka Belitung 2016 - 2025

dan wisata buatan. Kawasan-kawasan pariwisata di Kabupaten Belitung Timur yang telah

ditetapkan adalah:

a) Kawasan peruntukan pariwisata alam di Kecamatan Manggar (Pantai Nyiur Melambai,

Kulong Minyak, Pantai Keramat, Pantai Olivier, Pantai Serdang, Kawasan Marina Bandoeng

River, Bukit Samak/Gubok Berangsai, Pulau Memperak, Pulau Buku Limau, Pulau Siadong,

Pulau Penanas, Minawisata Pulau Nangka, Manggrove Sungai Manggar, dan Pemancingan

Kolong Kero), Kecamatan Kelapa Kampit (Pantai Sengaran, Pantai Pesairan, Pantai

Selindang, Pantai Batu Pulas, Pantai Pering, Menara Stoven, Gunong Kik Karak, Pulau

Pekandis, Pulau Keran, Oven Pit, Bukit Pangkuan, dan Wisata Agro Durian Montong),

Kecamatan Gantung (Bendungan Pice, Pantai Tanjung Mudong, Danau Nujau, Danau

Merante, Kepulauan Air masin, Gunung Lumut, Gunung Duren, Pulau Ayam, Pulau

Melidang, dan Pulau Sekepar), Kecamatan Dendang (Air Terjun Marsila dan Pemandian

Sukma Alam), Kecamatan Damar (Pantai Burung Mandi, Pantai Bukit Batu, Pantai Kuale

Tambak, Danau Mempaya, Pantai Malang Lepau, dan Benteng Gunong Burung Mandi),

Kecamatan Simpang Renggiang (Gurok Tindongan/Gurok Berangan Air Keperis), dan

Kecamatan Simpang Pesak (Pantai Punai, Pantai Pangkalan Limau, Pantai Pulau Pandan,

Pantai Batu Buyong, Pantai Batu Belida, Pantai Batu Tanjung Kelumpang, Pantai Batu Lalang,

Pantai Tanjung Batu Itam, Pantai Lalang Permai, dan Pantai Gunong);

b) Kawasan peruntukan pariwisata budaya di Kecamatan Manggar (Warung Kopi

Manggar), Kecamatan Kelapa Kampit (Museum Buding), Kecamatan Gantung (Gusong Cine,

Vihara Kwan Im, Makam K.A. Loeso, Cagar Budaya Batu Penyu, Kawasan Wisata Sastra

Sejuta Pelangi, Batik d`simpor, Musium Kata, dan Kawasan Wisata Budaya Desa Selinsing),

Kecamatan Dendang (Kawasan Sejarah Teluk Balok, Situs Balok Lama, Galeri dan Kampong

Seni Desa Nyuruk, dan Situs Balok Baru), Kecamatan Damar (Vihara Dewi Kwan Im) dan

Kecamatan Simpang Renggiang (Situs Gunung Bolong dan Galeri dan Kampong Seni Desa

Simpang Tiga);

c) Kawasan peruntukan pariwisata buatan di Kecamatan Gantung (Sirkuit Pulau Dapur,

Sirkuit Padang-Lintang) dan Kecamatan Damar (Sirkuit Pasir Picai).

Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Belitung Timur, ketentuan umum peraturan

zonasi untuk kawasan peruntukan pariwisata ditetapkan sebagai berikut:

a) Dalam kawasan pariwisata tidak diperkenankan dilakukan kegiatan yang dapat menyebabkan

rusaknya kondisi alam terutama yang menjadi obyek wisata;

b) Dalam kawasan pariwisata diperbolehkan dibangun permukiman dan industri yang terkait

dengan kegiatan pariwisata;

c) Dalam kawasan pariwisata diperkenankan adanya sarana dan prasarana yang mendukung

kegiatan pariwisata dan sistem prasarana wilayah sesuai dengan ketentuan

perundangundangan yang berlaku;

d) Dalam kawasan pariwisata diperkenankan dilakukan penelitian dan pendidikan;

Page 29: BAB II PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI … · 1) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat dan daerah; dan 2) mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah

2-29

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Kepulauan Bangka Belitung 2016 - 2025

e) Dalam kawasan pariwisata alam tidak diperkenankan adanya bangunan lain kecuali bangunan

pendukung kegiatan wisata alam;

f) Pengembangan kawasan pariwisata harus tetap memperhatikan kelestarian ekosistem

lingkungan;

g) Pengembangan kawasan pariwisata harus tetap memperhatikan kelestarian fungsi lindung;

h) Peningkatan kualitas pariwisata agar terwujud pariwisata berkualitas;

i) Mengendalikan pertumbuhan sarana dan prasarana pariwisata;

j) Pengembangan kawasan pariwisata didukung oleh pengembangan kawasan penunjang

pariwisata serta daya tarik wisata;

k) Pengembangan daya tarik wisata di pusat-pusat pelayanan kawasan dengan tetap

memperhatikan fungsi konservasi kawasan;

l) Pengembangan kawasan agrowisata di pusat-pusat pelayanan kawasan untuk memberikan

keberagaman daya tarik wisata di daerah; dan

m) Kegiatan pemanfaatan ruang yang tidak diperkenankan yaitu kegiatan pemanfaatan ruang

yang mengganggu fungsi kawasan.

2.4.5 Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Tengah Nomor 48 Tahun 2011

Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bangka Tengah

2011-2031

Tujuan penyusunan RTRW Kabupaten adalah mewujudkan penataan ruang Negeri Selawang

Segantang yang berkelanjutan dan sejahtera dengan potensi serta komoditas unggulan yang

berorientasi ekonomi masyarakat sekaligus mendukung pelestarian lingkungan.

RTRW Kabupaten Bangka Tengah menetapkan kawasan peruntukan pariwisata di wilayah

kabupaten yang dikategorisasikan untuk lima kegiatan wisata, yaitu wisata tirta, wisata

eksplorasi hutan, wisata pantai, wisata alam, dan wisata budaya. Kawasan-kawasan pariwisata di

Kabupaten Bangka Tengah yang telah ditetapkan adalah:

a) Wisata tirta, di Pulau Semujur - Pulau Gusung Asam - Pulau Ketawai - Pulau Bebuar -

Pulau Gelasa dan di Pulau Nangka - Pulau Pelepas - Pulau Tikus;

b) Wisata eksplorasi hutan, di Kawasan Hutan Alam di Pulau Panjang, kawasan hutan bukit

pading, bukit Mangkol dan Hutan Pelawan di Desa Namang;

c) Wisata pantai, diantaranya Pantai Penyak, Pantai Koba, Pantai Tanjung Berikat, Pantai

Baskara Bhakti, Pantai Kulur Ilir dan Pantai Batu Belubang;

d) Wisata alam, di Desa Keretak, Desa Celuak, Desa Mesu; dan

e) Wisata budaya terletak di seluruh wilayah Kabupaten.

Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bangka Tengah, ketentuan umum peraturan

zonasi untuk kawasan peruntukan pariwisata ditetapkan sebagai berikut:

a) Pada kawasan pariwisata alam tidak diperkenankan dilakukan kegiatan yang dapat

menyebabkan rusaknya kondisi alam terutama yang menjadi obyek wisata alam;

Page 30: BAB II PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI … · 1) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat dan daerah; dan 2) mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah

2-30

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Kepulauan Bangka Belitung 2016 - 2025

b) Dalam kawasan pariwisata dilarang dibangun permukiman dan industri yang tidak terkait

dengan kegiatan pariwisata;

c) Dalam kawasan pariwisata diperkenankan adanya sarana dan prasarana yang mendukung

kegiatan pariwisata dan sistem prasarana wilayah sesuai dengan ketentuan

perundangundangan yang berlaku;

d) Pada kawasan pariwisata diperkenankan dilakukan penelitian dan pendidikan;

e) Pada kawasan pariwisata alam tidak diperkenankan adanya bangunan lain kecuali bangunan

pendukung kegiatan wisata alam; dan

f) Pengembangan pariwisata harus dilengkapi dengan upaya pengelolaan lingkungan dan upaya

pemantauan lingkungan serta studi AMDAL.

2.4.6 Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Barat Nomor 1 Tahun 2014 Tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bangka Barat 2014-2034

Penataan Ruang Kabupaten Bangka Barat bertujuan untuk mewujudkan Kabupaten Bangka

Barat sebagai daerah yang berbasis pertambangan, industri, pariwisata, pertanian, kelautan dan

perikanan dengan azas keseimbangan lingkungan. Terdapat beberapa rencana strategi dalam

RTRW Kabupaten Bangka Barat yang bertujuan untk meningkatkan produktifitas sektor

pariwisata, antara lain :

a) Memanfaatkan lahan yang tidak atau kurang produktif yang berada di luar kawasan lindung

menjadi kawasan budidaya sesuai dengan sifat;

b) Mengembangkan dan meningkatkan fungsi kawasan yang produktif, efisien, dan mampu

bersaing dengan wilayah tetangga;

c) Mengembangkan pusat dan/atau kawasan strategis dengan kegiatan dan fungsi ekonomi

yang memanfaatkan posisi atau letak strategis wilayah/kawasan dalam lingkup ekonomi

wilayah yang lebih luas, khususnya pada sektor pertanian, kelautan dan perikanan,

pertambangan, pariwisata, dan industri; dan

d) Meningkatkan dan mengembangkan prasarana penunjang kegiatan ekonomi pada kawasan

strategis tersebut.

RTRW Kabupaten Bangka Barat menetapkan kawasan peruntukan pariwisata di wilayah

kabupaten yang dikategorisasikan untuk dua kegiatan wisata, yaitu wisata alam dan wisata

budaya, dan dikelompokan ke dalam suatu kawasan, berdasarkan letak administratif dari

kegiatannya. Adapun kawasan-kawasan pariwisata di Kabupaten Belitung Timur yang telah

ditetapkan adalah:

a) Kawasan Wisata Alam

Satuan Kawasan Wisata (SKW) I meliputi Pantai Tanjung Kalian,Tanjung Ular, Pantai

Angel, Pantai Muntok Asin, Pantai Batu Rakit,Pantai Mentibak,Pantai Air Mas Rambat,

Pantai Airnyatoh, Pantai Menggris, Pantai Sadardaya(Tungau)dan Pantai Karang Aji,

Bukit Menumbing dan Batu Balai yang terdapat di Kecamatan Muntok dan

Simpangteritip;

Page 31: BAB II PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI … · 1) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat dan daerah; dan 2) mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah

2-31

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Kepulauan Bangka Belitung 2016 - 2025

Satuan Kawasan Wisata (SKW) II meliputi Pantai Tanjung Ru, Pulau Nenas, Pantai

Blembang, Pantai Bembang, Bukit Mempari, Bukit Penyabungdan Pantai Siangau yang

terdapat di Kecamatan Jebus dan Parittiga; dan

Satuan Kawasan Wisata (SKW) III meliputi Pantai Pasir Kuning, Pantai Kedacak, Air

panas Dendang, perkebunan sawit, sarang burung walet yang terdapat di Kecamatan

Tempilang dan Kelapa.

b) Kawasan Wisata Budaya

Satuan Kawasan Wisata (SKW) I meliputi Giri sasana Menumbing, Pesanggrahan

Muntok, Rumah Mayor Chung A Thiam, Gedung Kuning, Gedung BTW, Masjid Jami

Muntok, Klenteng Kung Fuk Miaw Muntok, Peleburan Timah Muntok, Makam Keluarga

Abdi Dalem Hamengkubuwono IX, Rumah Adat Jering Pelangas dan Rumah Adat

Ketapik Kacung yang terdapat di Kecamatan Muntok dan Simpang Teritip;

Satuan Kawasan Wisata (SKW) II meliputi Klenteng Cina, Benteng Sungai Buluh, Sumur

Dewamakam Haji Khotamarrasyid bin H. Usman yang terdapat di Kecamatan Jebus dan

Parittiga; dan

Satuan Kawasan Wisata (SKW) III yaitu Benteng Kuta Tempilang yang terdapat di

Kecamatan Tempilang.

2.4.7 Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Nomor 3 Tahun 2014 Tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belitung 2014-2034

Penataan ruang wilayah Kabupaten bertujuan mewujudkan Kabupaten Belitung yang serasi dan

lestari dengan memperhatikan pertumbuhan ekonomi yang berdaya saing berbasis sektor

unggulan kelautan dan perikanan, perhubungan dan pariwisata serta sektor penunjang lainnya.

RTRW Kabupaten Belitung menetapkan kawasan peruntukan pariwisata di wilayah kabupaten

yang dikategorisasikan untuk empat kegiatan wisata, yaitu wisata alam, wisata budaya, wisata

buatan, dan agrowisata. Kawasan-kawasan pariwisata di Kabupaten Belitung yang telah

ditetapkan adalah:

a) Kawasan Wisata Alam, meliputi :

Pariwisata alam pantai : Pantai Tanjung Kelayang, Pantai Tanjung Binga, Pantai Secupak,

Pantai Mabai, Pantai Tanjung Tinggi, Pantai Pendaunan Indah, Pantai Penyaeran, Pantai

Batu Rakit, Pantai Marina, Pantai Bebilai, Pantai Siantu, Pantai Batu Bukit, Pantai

Sengkelik, Pantai Batu Bedil, Pantai Tanjung Genting, Pantai Tanjung Rusa, Pantai

Mentigi, Pantai Cawat, Pantai Cepun, Pantai Tanjung Kiras, Pantai Teluk Gembira,

Pantai Penyabong, Pantai Batu Lubang, Pantai Awan Mendung, Pantai Pulau Bayan,

Pantai Pegantungan, Pantai Pasir Panjang, Pantai Tanah Tinggi, dan Pantai Gilang;

Pariwisata alam pulau : Pulau Kera, Pulau Burung, Pulau Pasir, Pulau Kelayang, Pulau

Lengkuas, Pulau Aji, Pulau Siantu, Pulau Buluh/Mempalik, Pulau Kemulutan Besar, Pulau

Kemulutan Kecil, Pulau Kambing, Pulau Rengit, Pulau Naduk, Pulau Batu Dinding, Pulau

Kalamoa, Pulau Lima, Gugusan Pulau di Desa Juru Seberang, Pulau Mentikus, Pulau

Page 32: BAB II PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI … · 1) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat dan daerah; dan 2) mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah

2-32

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Kepulauan Bangka Belitung 2016 - 2025

Seliu, Pulau Gersik, Pulau Kalimambang, Pulau Sekupuk, Pulau Sekudang, Pulau Kampak,

Pulau Katan, Pulau Kepayang, Pulau Batu Layar, Pualu Gusong Are, Pulau Bayan, Pulau

Emperut, Pulau Genting, Pulau Pelema Besar, Pulau Pelema Kecil, Pulau Tupai, Pulau

Seribu, Pulau Kapak, Pulau Betangan, Pulau Liak Besar, Pulau Liak Kecil, Pulau Belatuk,

Pulau Sebongkok, Pulau Sepindang, Pulau Sekutai, Pulau Piling, Pulau Punai, dan Pulau-

pulau lainnya;

Pariwisata alam sungai : Sungai Petaling, Sungai Cerucuk, Sungai Padang, dan Sungai

Brang;

Pariwisata alam lainnya : Bukit Batu Beginde, Bukit Batu Telaga Bulan, Goa Nek Santen,

Bukit Paramont, Air Terjun Gurok Beraye, Hutan Kemasyarakatan Desa Juru Seberang,

Hutan Kemasyarakatan Munsang, Hutan Produksi Konversi Tanjung Siatu, Goa di Juru

Seberang, Pemandian Alam Jerry, Pemandian Tirta Marundang Indah, Pemandian Suci

Indah, Batu Siang, Air Terjun Gunung Kubing, Air Lembung Dalam dan Air Terjun, Batu

Mentas Sanctuary, Danau Kaolin Kolong Murai, Taman Hiburan Kolong Keramik, Desa

Wisata Tanjung Tinggi, Kampong Oranye, Rindu Kampung, dan Mercusuar Tanjung

Lancur.

b) Kawasan Wisata Budaya

Kecamatan Membalong : Situs Ai’ Labu (Makam KA Rahat/Depati Tjakraningrat VIII),

Situs Luday dan Membalong (Makam Raja Belantu dan Keturunan), Situs Lempak Tuk

Layang, Mercusuar Pulau Sumedang;

Kecamatan Badau : Situs Kota Tanah Cerucuk (Makam KA Hatam/Depati Tjakraningrat

VII dan Makam KA Muhammad Saleh/Depati Tjakraningrat IX), Kawasan Situs Gunung

Lilangan (Makam Raja Badau/Datuk Mayang Geresik) & Museum Badau, Situs Gunung

Tajam (Makam Syech Abu Bakar Abdullah) & Situs Parit Gunong (Makam Tuk Kundo);

Kecamatan Sijuk : Desa Balitung, Situs Mentikus Air Selumar, Mesjid Tua Sijuk (Al-

Ikhlas), Kelenteng Sijuk, Mercusuar Pulau Lengkuas, Situs Padang Kelaring Sungai

Padang;

Kecamatan Selat Nasik : Mercusuar Pulau Mendanau (Tanjung Lancur);

Kecamatan Tanjung Pandan : Museum Pemkab Belitung, Rumah Adat Belitung, Kawasan

Kota Tua Tanjungpandan meliputi ; Eks NV. GMB Jam Gede, Rumah Tipe Kolonial I dan

Tipe Kolonial II, Benteng Penutuk Perawas, Rumah Kapiten Phang Tjong-toen, Kian

Sien, Kelenteng Hok Tek Che, Eks. Societeit Toapekong Ho A Joen, Rumah Tuan Kuase,

Hotel Pantai (Mess KJUB Pertim), Eks. Europeesche Kliniek, Museum Tanjungpandan,

Eks. Gereja Regina Pacis, Gedung Nasional, Eks. Tuindienst, Eks. Landraad, Eks. Holland

Indisch-School (SMPN 1 Tanjungpandan), Eks. Kantor Asisten Residen (Kantor KODIM),

Eks. Districthoofd (Rumah Dinas Kapolres Belitung), Situs Benteng Kuehn, Situs

Dockyard, Kerkhof Tanjungpandan (perkuburan Belanda), Mesjid Al-Mabrur, Eks.

Kantor Asisten Residence, Gedung Nasional Padang Miring.

c) Kawasan Wisata Buatan tersebar di seluruh kecamatan;

Page 33: BAB II PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI … · 1) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat dan daerah; dan 2) mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah

2-33

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Kepulauan Bangka Belitung 2016 - 2025

d) Agrowisata meliputi : Kebun Durian Aik Gede, Kebun Buah Badau, Taman Kehati Aik

Selumar, Taman Kehati Desa Lassar.

Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Belitung, ketentuan umum pengembangan

kawasan peruntukan pariwisata disusun dengan memperhatikan:

a) Identifikasi kawasan potensial dan kawasan wisata yang sudah bertumbuh;

b) Penyusunan Masterplan (rencana induk pengembangan pariwisata daerah) Kabupaten

Belitung;

c) Revitalisasi, restorasi, dan perbaikan bangunan dan kawasan wisata yang ada;

d) Pembangunan prasarana dan sarana penunjang pariwisata dan ekonomi kreatif;

e) Pengembangan daya tarik wisata baru yang berada di luar maupun di dalam kawasan hutan;

f) Pengembangan kawasan potensial menjadi kawasan strategis pariwisata provinsi dan

kabupaten;

g) Peningkatan aksesbilitas pada kawasan-kawasan pariwisata yang potensial dalam satu

kesatuan system perjalanan wisata.

2.5 TINJAUAN RIPPDA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA

BELITUNG 2007-2013

Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung telah menyusun RIPPDA Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung yang disusun untuk jangka waktu tahun 2007-2013. Masa berlaku RIPPDA

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang telah habis tersebut menjadi salah satu alasan

pentingnya Provinsi Kepulauan Bangka Belitung untuk menyusun kembali RIPPDA. Dalam bab

ini akan dilakukan tinjauan terhadap RIPPDA Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2007-

2013.

2.5.1 Kesesuaian RIPPDA Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2007-2013 dengan

UU No. 10 Tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2011

Tinjauan terhadap kesesuaian arahan dalam RIPPDA Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun

2007-2013 dengan Undang-Undang Kepariwisatan No. 10 Tahun 2009 dan Peraturan

Pemerintah No. 50 tahun 2011 tentang RIPPARNAS 2010-2025 terutama dilakukan untuk

mengkaji apakah muatan dan arahan yang terdapat di dalamnya sudah sesuai dengan amanat dan

arahan yang ditetapkan oleh kedua peraturan perundang-undangan tersebut. Kesesuaian dengan

amanat dan arahan dalam kedua peraturan perundangan tersebut sangat penting karena

pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung juga merupakan bagian dari

pembangunan kepariwisataan nasional.

Page 34: BAB II PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI … · 1) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat dan daerah; dan 2) mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah

2-34

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Kepulauan Bangka Belitung 2016 - 2025

Tabel 2.5 Kesesuaian RIPPDA Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2007-2013 dengan

Undang-Undang (UU) No. 10 tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 50 Tahun 2011

AMANAT/

ARAHAN UU 10/2009 PP 50/2011

RIPPDA PROVINSI

KEPULAUAN BANGKA

BELITUNG 2007-2013

KESIMPULAN

Ruang lingkup

pembangunan

kepariwisataan

Pasal 7 dan penjelasannya:

a. Industri pariwisata

- pembangunan struktur

- (fungsi, hierarki, dan hubungan)

industri pariwisata,

- daya saing produk pariwisata,

- kemitraan usaha pariwisata,

- kredibilitas bisnis, serta

- tanggung jawab terhadap lingkungan

alam dan sosial budaya.

b. Destinasi pariwisata

- pemberdayaan masyarakat,

- pembangunan daya tarik wisata,

- pembangunan prasarana,

- penyediaan fasilitas umum,

- pembangunan fasilitas pariwisata

secara terpadu dan berkesinambungan

c. Pemasaran

- pemasaran pariwisata bersama,

terpadu, dan berkesinambungan

dengan melibatkan seluruh pemangku

kepentingan

- pemasaran yang bertanggung jawab

dalam membangun citra Indonesia

sebagai destinasi pariwisata yang

berdaya saing.

d. Kelembagaan kepariwisataan,

a. Industri pariwisata (Pasal 41)

- penguatan struktur industri pariwisata;

- peningkatan daya saing produk pariwisata;

- pengembangan kemitraan usaha

pariwisata;

- penciptaan kredibilitas bisnis; dan

- pengembangan tanggung jawab terhadap

lingkungan.

b. Destinasi pariwisata (Pasal 8):

- perwilayahan pembangunan destinasi

pariwisata;

- pembangunan daya tarik wisata;

- pembangunan aksesibilitas pariwisata;

- pembangunan prasarana umum, fasilitas

umum dan fasilitas pariwisata;

- pemberdayaan masyarakat melalui

kepariwisataan;

- pengembangan investasi di bidang

pariwisata.

c. Pemasaran pariwisata (Pasal 32):

- pengembangan pasar wisatawan;

- pengembangan citra pariwisata;

- pengembangan kemitraan pemasaran

pariwisata;

- pengembangan promosi pariwisata.

d. Kelembagaan kepariwisataan (Pasal 57):

- penguatan organisasi kepariwisataan;

Aspek-aspek yang diatur dalam

strategi dan kebijakan:

a. Pengembangan perwilayahan

b. Pengembangan produk

pariwisata

c. Pengembangan pasar dan

pemasaran

d. Pengembangan transportasi dan

infrastruktur

e. Pengembangan sumber daya

manusia

f. Pengembangan kelembagaan

g. Pengelolaan lingkungan

Ruang lingkup

pembangunan

kepariwisataan dalam

RIPPDA Provinsi

Kepulauan Bangka

Belitung2007-2013

HARUS DISESUAIKAN

dengan UU 10/2009

dan PP 50/2011.

Page 35: BAB II PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI … · 1) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat dan daerah; dan 2) mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah

2-35

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Kepulauan Bangka Belitung 2016 - 2025

AMANAT/

ARAHAN UU 10/2009 PP 50/2011

RIPPDA PROVINSI

KEPULAUAN BANGKA

BELITUNG 2007-2013

KESIMPULAN

- pengembangan organisasi Pemerintah,

Pemerintah Daerah, swasta, dan

masyarakat,

- pengembangan SDM

- regulasi, serta

- mekanisme operasional di bidang

kepariwisataan.

- pembangunan SDM pariwisata; dan

- penyelenggaraan penelitian dan

pengembangan

Acuan/pedoman

pembangunan

kepariwisataan

Pasal 8:

Pembangunan kepariwisataan dilakukan

berdasarkan Rencana Induk Pembangunan

Kepariwisataan

Pasal 4:

RIPPARNAS menjadi pedoman bagi

pembangunan

kepariwisataan nasional.

Rencana Induk Pengembangan

Pariwisata Daerah (RIPPDA)

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Penamaan rencana

induk DISESUAIKAN

dengan UU 10/2009

dan PP 50/2011

Arahan

perwilayahan

pariwisata

Pasal 12-13:

Kawasan strategis pariwisata

Pasal 9 dan lampiran:

- Destinasi pariwisata nasional

- Kawasan strategis pariwisata nasional

- Kawasan pengembangan pariwisata nasional

Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

terdapat:

- 1 (satu) Kawasan Strategis Pariwisata

Nasional, yaitu Kawasan Tanjung Kelayang

dan sekitarnya

- 3 (tiga) Kawasan Pengembangan Pariwisata

Nasional, yaitu Kawasan Punai-Belitung dan

sekitarnya, Kawasan Pangkalpinang-

Sungailiat dskt, dan Kawasan Belinyu dskt.

Satuan Kawasan Wisata Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung:

- Kawasan Wisata Sejarah-Mentok

- Kawasan Wisata Rekreasi Pantai-

Sungailiat

- Kawasan Wisata Perkotaan-

Pangkalpinang

- Kawasan Agrowisata-Koba

- Kawasan Wisata Alam Bahari-

Selat Lepar

- Kawasan Wisata Budaya Pesisir-

Tanjung Binga

- Kawasan Wisata Bahari Minat

Khusus-Memperang

Perwilayahan pariwisata

HARUS DISESUAIKAN

dengan UU 10/2009

dan PP 50/2011

Page 36: BAB II PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI … · 1) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat dan daerah; dan 2) mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah

2-36

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Kepulauan Bangka Belitung 2016 - 2025

Berdasarkan telaah terhadap kesesuaian RIPPDA Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2007-

2013 dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan dan Peraturan Pemerintah

No. 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS)

Tahun 2010-2025, maka perlu dilakukan penyesuaian terhadap muatan materi RIPPDA tersebut.

Selain itu, dengan fungsi baru yang sangat strategis di tingkat nasional, arah pembangunan

kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang sudah dirumuskan dalam RIPPDA Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung harus ditinjau ulang kesesuaiannya dengan tantangan dan kecenderungan

perkembangan pariwisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

2.5.2 Arahan Pembangunan Kepariwisataan Dalam RIPPDA Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung Tahun 2007-2013

RIPPDA Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2007-2013 telah menetapkan visi, misi, tujuan,

sasaran, strategi pengembangan, kebijakan pengembangan, rencana pengembangan, dan indikasi

program pengembangan pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2007-2013.

Visi pengembangan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2007-2013 yang

tercantum dalam RIPPDA adalah “Kepulauan Bangka Belitung sebagai Daerah Tujuan

Wisata (DTW) utama di Kawasan Barat Indonesia tahun 2013 yang berdaya saing tinggi

dengan menampilkan perpaduan keragaman kebudayaan daerah serta kekuatan potensi

wisata bahari melalui pemanfaatan secara terkendali, berkelanjutan, dan berwawasan

lingkungan”. Untuk mewujudkan visi tersebut telah pula dirumuskan lima misi pengembangan

kepariwisataan, yaitu:

a) Penciptaan citra pariwisata Kepulauan Bangka Belitung yang berbasiskan potensi wisata bahari dan

kekhasan budaya pesisir sebagai identitas provinsi.

b) Peningkatan daya saing pariwisata Kepulauan Bangka Belitung melalui pengembangan kawasan

wisata unggulan provinsi yang memiliki keunggulan produk wisata dan keterpaduan dalam

pengelolaan.

c) Penerapan perencanaan dan pengelolaan produk wisata yang berkelanjutan dan berwawasan

lingkungan.

d) Peningkatan kualitas lingkungan fisik, sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat Kepulauan Bangka

Belitung melalui pengembangan pariwisata.

e) Peningkatan apresiasi masyarakat terhadap pariwisata Kepulauan Bangka Belitung yang

berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Sebagai penjabaran dari misi, Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung juga merumuskan

tujuan pengembangan kepariwisataan yang menjadi hasil akhir yang akan dicapai pada akhir periode

perencanaan. Tujuan pengembangan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah:

a) Menciptakan keanekaragaman dan keunggulan potensi wisata bahari yang khas sebagai daya tarik

wisata unggulan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dengan memunculkan identitas dan unsur-

unsur budaya pesisir khas Kepulauan Bangka Belitung.

Page 37: BAB II PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI … · 1) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat dan daerah; dan 2) mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah

2-37

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Kepulauan Bangka Belitung 2016 - 2025

b) Meningkatkan nilai jual pariwisata Kepulauan Bangka Belitung, melalui pengembangan pariwisata

Kepulauan Bangka Belitung yang ramah lingkungan, baik lingkungan alam maupun lingkungan

sosial.

c) Menciptakan perencanaan pariwisata yang terpadu dan sinergis dengan sektor lain.

d) Mendorong partisipasi aktif pelaku pariwisata, termasuk masyarakat, dalam pengembangan

pariwisata, yang meningkatkan manfaat sosial, budaya, dan ekonomi dari pengembangan

pariwisata bagi masyarakat.

e) Menjadikan kawasan wisata unggulan provinsi sebagai motor penggerak perekonomian daerah,

sekaligus menyebarkan perkembangan pariwisata ke daerah-daerah yang pariwisatanya belum

berkembang.

Sedangkan sasaran pengembangan pariwisata Kepulauan Bangka Belitung adalah:

a) Teridentifikasinya potensi wisata bahari yang khas untuk setiap daya tarik wisata bahari, terutama

daya tarik wisata bahari unggulan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

b) Terciptanya nuansa budaya pesisir di setiap produk wisata Kepulauan Bangka Belitung.

c) Terwujudnya budaya wisata bahari dan pulau-pulau kecil sebagai citra pariwisata Kepulauan

Bangka Belitung

d) Terwujudnya tema pengembangan kawasan wisata untuk memperkuat identitas pariwisata

Kepulauan Bangka Belitung.

e) Terwujudnya pengelolaan produk wisata dan pasar wisatawan yang ramah lingkungan.

f) Meningkatnya kualitas penyediaan data dan informasi sebagai modal dasar dalam pengembangan

pariwisata Kepulauan Bangka Belitung bagi wisatawan, pelaku bisnis pariwisata, dan pengambil

keputusan.

g) Terwujudnya pemasaran dan promosi pariwisata Kepulauan Bangka Belitung ke pasar wisatawan

yang tepat dan terarah.

h) Terwujudnya iklim investasi yang harmonis dan menguntungkan bagi masyarakat Kepulauan

Bangka Belitung.

i) Meningkatnya peluang keterlibatan masyarakat Kepulauan Bangka Belitung dalam perencanaan,

pengelolaan, dan pengendalian pengembangan pariwisata untuk peningkatan kualitas

kehidupannya.

j) Meningkatnya kualitas sumber daya manusia yang kompeten dan berkualitas dalam pengembangan

pariwisata

k) Meningkatnya arus perjalanan wisata di dalam dan ke dalam Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

l) Terciptanya koordinasi yang seimbang antara sektor publik dan swasta yang terkait dalam

pengembangan pariwisata, serta dengan masyarakat lokal, lembaga swadaya masyarakat dan

akademisi.

2.5.3 Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kepariwisataan

Dalam RIPPDA Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tahun 2007-2013, telah pula dirumuskan strategi

dan kebijakan pengembangan kepariwisataan. Strategi yang dirumuskan merupakan arahan dasar dan

Page 38: BAB II PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI … · 1) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat dan daerah; dan 2) mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah

2-38

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Kepulauan Bangka Belitung 2016 - 2025

tindakan penting untuk mewujudkan tujuan. Kebijakan didefinisikan sebagai upaya yang dilakukan

untuk melaksanakan strategi pengembangan kepariwisataan. Berikut uraian kebijakan dan strategi

yang terdapat dalam RIPPDA Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2007-2013.

Tabel 2.6 Kebijakan dan Strategi dalam RIPPDA Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

ASPEK KEBIJAKAN STRATEGI

Pengembangan

Perwilayahan

a) Perwilayahan pariwisata Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung dimaksudkan

untuk mendukung dan memacu

perkembangan sektor-sektor di wilayah

secara keseluruhan secara terintegrasi.

b) RIPPDA Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung difokuskan pada pengembangan

kawasan wisata unggulan provinsi, dan

memperkuat daya saing pariwisata

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

c) Pengembangan kawasan wisata unggulan

provinsi didasarkan pada daya tarik

wisata unggulan yang membentuk suatu

rangkaian tema atau konsep yang

berbeda antarkawasan, namun

mendukung tema utama provinsi.

d) Pusat pengembangan pariwisata di setiap

kawasan wisata unggulan provinsi

berfungsi sebagai pusat penyebaran

pengembangan kegiatan wisata ke

wilayah lain yang masih termasuk dalam

satu kawasan wisata, dan sebagai pusat

kegiatan wisata kawasan.

a) Pengembangan kawasan wisata unggulan

provinsi yang bertema khas dan

mendukung tema pengembangan

pariwisata provinsi, yaitu:

KWU Sejarah - Mentok

KWU Rekreasi Pantai – Sungailiat

KWU Perkotaan – Pangkalpinang

KWU Agrowisata – Koba

KWU Alam Bahari – Selat Lepar

KWU Budaya Pesisir – Tanjung Binga

KWU Bahari Minat Khusus - Memperak

b) Pengembangan pusat pertumbuhan di

setiap kawasan wisata unggulan

provinsi, yang juga berfungsi sebagai

pusat pelayanan pariwisata dan

penyebaran wisatawan ke daya tarik

wisata unggulan.

c) Penentuan gerbang masuk wisatawan,

baik melalui laut maupun udara, dan

aksesibilitas utama antara KWU satu

dengan yang lain, yang menjadi jalur

wisata utama provinsi.

Pengembangan

Produk Wisata

a) Produk wisata unggulan dikembangkan

untuk mendukung tema pariwisata

unggulan Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung, yaitu wisata bahari dan

pariwisata pulau-pulau kecil.

b) Produk wisata Kepulauan Bangka

Belitung dikembangkan dalam kerangka

memberikan manfaat bagi lingkungan

fisik, sosial, ekonomi dan budaya

masyarakat Kepulauan Bangka Belitung

secara berkelanjutan dan bertanggung

jawab.

c) Produk wisata unggulan yang

dikembangkan adalah produk wisata

yang unik, tradisi khas Kepulauan

Bangka Belitung, dan mencerminkan jati

diri masyarakat Kepulauan Bangka

Belitung.

d) Pengembangan produk wisata unggulan

harus mendukung upaya

konservasi/preservasi dan bahkan

rehabilitasi dan pemberdayaan

masyarakat, dengan memperhatikan

daya dukung spesifik setiap daerah.

a) Pengembangan pariwisata bahari dan

pulau-pulau kecil yang memunculkan

identitas lokal/keunikan dan berdaya

saing sebagai tema pengembangan

pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung yang mendukung terwujudnya

etalase kelautan wilayah barat Indonesia

b) Pengembangan daya tarik wisata

difokuskan pada daya tarik wisata yang

mendukung tema pengembangan

kawasan wisata unggulan yang

berkelanjutan

c) Pengembangan wisata buatan yang

mendukung tema pengembangan

pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung dengan memanfaatkan lahan

bekas penambangan timah, bangunan,

peralatan, maupun hal-hal lain yang

terkait dengan penambangan timah.

Page 39: BAB II PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI … · 1) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat dan daerah; dan 2) mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah

2-39

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Kepulauan Bangka Belitung 2016 - 2025

ASPEK KEBIJAKAN STRATEGI

e) Pengembangan produk wisata unggulan

diarahkan pada produk wisata

berkualitas yang memenuhi standar

nasional dan internasional, melalui

pengawasan yang menerus.

Pengembangan

Pasar dan

Pemasaran

a) Mengembangkan segmen pasar

wisatawan eksisting Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung, khususnya wisnus

regional, sambil menumbuhkembangkan

pasar wisatawan potensial lainnya,

termasuk wisman.

b) Mengembangkan segmen pasar

wisatawan Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung berdasarkan kawasan wisata

unggulan maupun produk wisata yang

ditawarkan.

c) Mengembangkan strategi pemasaran

yang disesuaikan dengan karakteristik

pasar wisatawan yang menjadi sasaran di

tiap kawasan wisata unggulan.

d) Mengembangkan pendekatan pemasaran

pariwisata terpadu, dengan tema yang

jelas, secara terorganisir, efisien, dan

efektif.

a) Pengembangan pasar wisatawan

nusantara (wisnus) dengan

memanfaatkan secara optimal

masyarakat Kepulauan Bangka Belitung

sebagai sumber pasar utama dan dengan

menjaring lebih banyak lagi wisnus dari

daerah sumber pasar terdekat (DKI

Jakarta, Jawa Barat, Banten, Sumatera

Selatan, Jambi, dan Riau).

b) Pengembangan pasar wisatawan

mancanegara (wisman) dengan

menjaring wisman dari daerah sumber

pasar terdekat, terutama DKI Jakarta

dan Riau, dan dari negara-negara

terdekat (Singapura, Malaysia).

c) Pengembangan pasar wisnus maupun

wisman yang memiliki ketertarikan

dengan budaya pesisir yang tinggi dan

yang memiliki keterkaitan dengan

budaya/etnis Cina.

d) Pengembangan sistem pemasaran dan

promosi yang efektif dan terpadu.

e) Penentuan proyeksi pasar wisatawan

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

pada 10 tahun mendatang, baik

berdasarkan jumlahnya maupun segmen

wisatawan yang akan dituju

Pengembangan

Transportasi

dan

Infrastruktur

Penunjang

Pariwisata

a) Meningkatkan aksesibilitas ke Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung, khususnya

dari potensi pasar wisatawan yang

menjadi sasaran, sekaligus membuka

peluang bagi pengembangan wilayah dan

sektor-sektor lainnya di Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung.

b) Meningkatkan aksesibilitas ke dan antar

kawasan wisata unggulan Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung, baik melalui

darat, laut, maupun udara.

c) Integrasi perencanaan pengembangan

transportasi dan infrastruktur

pendukung pariwisata berdasarkan pola

pergerakan dan kebutuhan perjalanan,

sesuai dengan tujuan dan sasaran

pengembangan wilayah keseluruhan.

a) Peningkatan aksesibilitas ke kawasan

wisata unggulan provinsi melalui

peningkatan jaringan jalan dan

pemeliharaan sarana dan prasarana

transportasi, baik darat, laut, maupun

udara, serta meningkatkan kualitas

pelayanan transportasi dan infrastruktur

b) Peningkatan kemudahan aksesibilitas

antarkota di Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung, khususnya yang mendukung

aksesibilitas antara ibu kota provinsi,

pusat kegiatan wilayah (PKW), dan

pusat kegiatan lingkungan (PKL) dengan

kawasan wisata unggulan provinsi

c) Peningkatan aksesibilitas antardaya tarik

wisata unggulan di setiap kawasan

wisata unggulan provinsi - Peningkatan

penyediaan dan pelayanan infrastruktur

air bersih dan listrik untuk mendukung

pengembangan pariwisata, khususnya di

kawasan wisata unggulan provinsi.

Page 40: BAB II PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI … · 1) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di pusat dan daerah; dan 2) mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah

2-40

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi (RIPPARPROV) Kepulauan Bangka Belitung 2016 - 2025

ASPEK KEBIJAKAN STRATEGI

Pengembangan

Sumber Daya

Manusia

a) Mengembangkan SDM pariwisata yang

berkualitas dan kompeten pada

bidangnya

b) Meningkatkan peran SDM pariwisata

sebagai ujung tombak pengembangan

pariwisata Kepulauan Bangka Belitung -

Memberdayakan masyarakat lokal

sebagai subjek dalam pengembangan

kegiatan pariwisata di daerahnya.

a) Peningkatan pengetahuan, pemahaman,

dan kesadaran pengelola daya tarik

wisata dan fasilitas penunjang wisata,

termasuk masyarakat, terhadap

pariwisata berkelanjutan dan

berwawasan lingkungan

b) Peningkatan kuantitas dan kualitas

sumber daya manusia yang memiliki

kompetensi pada bidangnya untuk

meningkatkan daya saing kepariwisataan

Kepulauan Bangka Belitung

c) Peningkatan keterlibatan masyarakat

dalam pengembangan pariwisata dari

tahap perencanaan sampai tahap

pengawasan

Pengembangan

Kelembagaan

a) Koordinasi dan keterpaduan program

antarlembaga dalam pengembangan

pariwisata

b) Mengembangkan kemitraan dengan

institusi dalam dan luar negeri serta

antara institusi/lembaga di Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung

c) Mengembangkan kelembagaan

perpajakan dan retribusi, serta

pemasaran dan promosi

d) Mengembangkan sistem kelembagaan

yang efektif untuk menciptakan iklim

investasi yang kondusif.

a) Peningkatan koordinasi dan konsolidasi

antarlembaga pemerintah tingkat

provinsi maupun kabupaten/kota, antara

lembaga pemerintah dengan swasta dan

masyarakat dalam pengembangan

pariwisata Kepulauan Bangka Belitung

b) Pengembangan kemitraan/kerja sama

dengan negara-negara tetangga,

organisasi dunia, maupun ahli-ahli dalam

negeri dalam pengembangan pariwisata

bahari dan pulau-pulau kecil serta

pengembangan bekas penambangan

timah untuk menjadi daya tarik wisata

c) Pengembangan lembaga pendidikan

pariwisata sebagai pencetak sumber

daya manusia pariwisata yang

kompeten/berkualitas dan sesuai dengan

tuntutan pasar

Pengelolaan

Lingkungan

a) Meningkatkan upaya penegakan hukum

dalam rangka mengatasi dan mengurangi

kegiatan yang merusak lingkungan,

b) Meningkatkan peran pemerintah dan

masyarakat dalam pengelolaan dan

penanganan permasalahan lingkungan

sebagai upaya mendukung

pengembangan pariwisata,

c) Mengembangkan upaya pengelolaan

permasalahan lingkungan melalui

pariwisata

a) Peningkatan pengawasan terhadap

kegiatan pelanggaran lingkungan,

termasuk membatasi kegiatan

penambangan timah

b) Peningkatan koordinasi dengan instansi

terkait dalam rangka pengelolaan dan

penanganan permasalahan lingkungan

Sumber : RIPPDA Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2007-2013