bab-ii persampahan

16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sampah Sampah merupakan bahan buangan dari kegiatan rumah tangga, komersial, industri atau aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh manusia lainnya. Sampah juga merupakan hasil sampingan dari aktivitas manusia yang sudah tidak terpakai (Purwendro & Nurhidayat, 2006). Menurut Soemirat Slamet (2004), sampah adalah segala sesuatu yang tidak lagi dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat. Sampah ada yang mudah membusuk dan ada pula yang tidak mudah membusuk. Sampah yang mudah membusuk terdiri dari zat-zat organik seperti sayuran, sisa daging, daun dan lain sebagainya, sedangkan yang tidak mudah membusuk berupa plastik, kertas, karet, logam, abu sisa pembakaran dan lain sebagainya. Beberapa pengertian mengenai sampah yang dikemukakan beberapa sumber antara lain : 1. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang berbentuk padat (Menteri Hukum dan HAM, 2008). 2. Sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari bahan organik dan anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan (Badan Standarisasi Nasional, 2002).

Upload: walzukri

Post on 28-Jan-2016

6 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PERSAMPAHAN

TRANSCRIPT

Page 1: BAB-II PERSAMPAHAN

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sampah

Sampah merupakan bahan buangan dari kegiatan rumah tangga, komersial,

industri atau aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh manusia lainnya. Sampah

juga merupakan hasil sampingan dari aktivitas manusia yang sudah tidak terpakai

(Purwendro & Nurhidayat, 2006). Menurut Soemirat Slamet (2004), sampah

adalah segala sesuatu yang tidak lagi dikehendaki oleh yang punya dan bersifat

padat. Sampah ada yang mudah membusuk dan ada pula yang tidak mudah

membusuk. Sampah yang mudah membusuk terdiri dari zat-zat organik seperti

sayuran, sisa daging, daun dan lain sebagainya, sedangkan yang tidak mudah

membusuk berupa plastik, kertas, karet, logam, abu sisa pembakaran dan lain

sebagainya.

Beberapa pengertian mengenai sampah yang dikemukakan beberapa sumber

antara lain :

1. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang

berbentuk padat (Menteri Hukum dan HAM, 2008).

2. Sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari bahan organik dan

anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak

membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan (Badan

Standarisasi Nasional, 2002).

3. Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang yang merupakan

hasil aktivitas manusia maupun alam yang sudah diambil unsur atau fungsi

utamanya (Kuncoro, 2009).

2.2 Timbulan Sampah

Timbulan sampah adalah volume sampah atau berat sampah yang dihasilkan

dari jenis sumber sampah diwilayah tertentu persatuan waktu (Departemen PU,

2004). Timbulan sampah adalah sampah yang dihasilkan dari sumber sampah

(SNI, 1995). Timbulan sampah sangat diperlukan untuk menentukan dan

Page 2: BAB-II PERSAMPAHAN

mendesain peralatan yang digunakan dalam transportasi sampah, fasilitas recovery

material, dan fasilitas Lokasi Pembuangan Akhir (LPA) sampah.

Menurut SNI 19-3964-1995, bila pengamatan lapangan belum tersedia,

maka untuk menghitung besaran sistem, dapat digunakan angka timbulan sampah

sebagai berikut:

1. Satuan timbulan sampah kota sedang 2,75-3,25 L/orang/hari atau 0,070-

0,080 kg/orang/hari.

2. Satuan Timbulan sampah kota kecil = 2,5-2,75 L/orang/hari atau 0,625-0,70

kg/orang/hari

Keterangan: Untuk kota sedang jumlah penduduknya 100.000<p<500.000

Untuk kota kecil jumlah penduduknya < 100.000.

Prakiraan timbulan sampah baik untuk saat sekarang maupun dimasa

mendatang merupakan dasar dari perencanaan, perancangan dan pengkajian

sistem pengelolaan persampahan. Prakiraan timbulan sampah merupakan langkah

awal yang biasa dilakukan dalam pengelolaan persampahan. Satuan timbulan

sampah biasanya dinyatakan sebagai satuan skala kuantitas perorang atau perunit

bangunan dan sebagainya. Rata- rata timbulan sampah tidak akan sama antara satu

daerah dengan daerah lainnya, atau suatu negara dengan negara lainnya. Hal ini

disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain (Damanhuri dan Padmi, 2004):

1. Jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhannya.

2. Tingkat hidup.

3. Perbedaan musim.

4. Cara hidup dan mobilitas penduduk.

5. Iklim.

6. Cara penanganan makanannya.

2.3 Jenis Sampah

Berdasarkan undang-undang No.18 tahun 2008 jenis sampah yang dikelola

(Menteri Hukum dan HAM. 2008) adalah :

Page 3: BAB-II PERSAMPAHAN

a. Sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari

dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik.

b. Sampah sejenis sampah rumah tangga adalah sampah yang berasal dari

kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial,

fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya.

c. Sampah spesifik adalah:

- Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun.

- Sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun.

- Sampah yang timbul akibat bencana.

- Puing bongkaran bangunan.

- Sampah yang secara teknologi belum dapat diolah.

- Sampah yang timbul secara tidak periodik.

Di negara industri, jenis sampah atau yang dianggap sejenis sampah,

dikelompokkan berdasarkan sumbernya (Tchobanoglous et al., 1993):

1. Pemukiman: biasanya berupa rumah atau apartemen. Jenis sampah yang

dihasilkan adalah sisa makanan, kertas, kardus, plastik, tekstil, kulit, sampah

kebun, kayu, kaca, logam, barang bekas rumah tangga, limbah berbahaya dan

beracun, dan sebagainya.

2. Daerah komersil: meliputi pertokoan, rumah makan, pasar, perkantoran, hotel

dan lain-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain kertas, kardus,

plastik, kayu, sisa makanan, kaca, logam, limbah berbahaya dan beracun, dan

sebagainya.

3. Institusi yaitu sekolah, rumah sakit, penjara, pusat pemerintahan, dan lain-

lain. Jenis sampah yang ditimbulkan sama dengan jenis sampah pada daerah

komersil.

4. Konstruksi dan pembongkaran bangunan: meliputi pembuatan konstruksi

baru, perbaikan jalan, dan lain-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan antara

lain kayu, baja, beton, debu, dan lain-lain.

5. Fasilitas umum: seperti penyapuan jalan, taman, pantai, tempat rekreasi, dan

lain-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain rubbish, sampah taman,

ranting, daun, dan sebagainya.

Page 4: BAB-II PERSAMPAHAN

6. Pengolah limbah domestik seperti instalasi pengolahan air minum, instalasi

pengolahan air buangan dan insinerator. Jenis sampah yang ditimbulkan

antara lain: lumpur hasil pengolahan, debu dan sebagainya.

7. Kawasan industri: Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain sisa proses

produksi, buangan non industri, dan sebagainya.

8. Pertanian: Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain sisa makanan busuk

sisa pertanian.

Sedangkan berdasarkan sifatnya sampah dapat digolongkan ke dalam

beberapa golongan, (Hadiwiyoto, 1983; dalam Widodo. 2007) yaitu :

a. Sampah organik

Sampah organik adalah sampah yang mengandung senyawa-senyawa organik

yang tersusun oleh unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Sampah yang

termasuk dalam golongan ini adalah sampah basah, yaitu daun-daunan, kayu,

kertas, karton, tulang, sisa makanan ternak, sayur dan buah yang mudah

didegradasi oleh mikroba.

b. Sampah anorganik

Sampah anorganik ini terdiri dari kaleng, besi dan logam-logam lainnya,

gelas, mika atau bahan yang tidak tersusun oleh senyawa-senyawa organik.

Sampah ini tidak dapat didegradasi oleh mikroba.

Menurut Soemirat Slamet (2009:153) sampah dibedakan atas sifat

biologisnya sehingga memperoleh pengelolaan yakni, sampah yang dapat

membusuk, seperti (sisa makan, daun, sampah kebun, pertanian, dan lainnya),

sampah yang berupa debu, sampah yang berbahaya terhadap kesehatan, seperti

sampa-sampah yang berasal dari industri yang mengandung zat-zat kimia maupun

zat fisik berbahaya.

Sedangkan menurut Amos Noelaka (2008:67) sampah dibagi menjadi 3

bagian yakni:

1. Sampah Organik

Sampah Organik merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan

dibuang oleh pemilik / pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai, dikelola

dan dimanfaatkan dengan prosedur yang benar. Sampah ini dengan mudah

Page 5: BAB-II PERSAMPAHAN

dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah organik merupakan sampah

yang mudah membusuk seperti, sisa daging, sisa sayuran, daun-daun, sampah

kebun dan lainnya

2. Sampah Nonorganik

Sampah nonorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan

nonhayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi

pengolahan bahan tambang. Sampah ini merupakan sampah yang tidak mudah

menbusuk seperti, kertas, plastik, logam, karet, abu gelas, bahan bangunan

bekas dan lainnya. Menurut Gelbert (1996) Sampah jenis ini pada tingkat

rumah tangga misalnya botol plastik, botol gelas, tas plastik, dan kaleng.

3. Sampah B3 (Bahan berbahaya beracun)

Pada sampah berbahaya atau bahan beracun (B3), sampah ini terjadi dari zat

kimia organik dan nonorganik serta logam-logam berat, yang umunnya berasal

dari buangan industri. Pengelolaan sampah B3 tidak dapat dicampurkan dengan

sampah organik dan nonorganik. Biasanya ada badan khusus yang dibentuk

untuk mengelola sampah B3 sesuai peraturan berlaku.

2.4 Sumber Sampah

1. Sumber-Sumber Sampah

a. sampah buangan rumah tangga, termasuk sisa bahan makanan, sisa

pembungkus makanan dan pembungkus perabotan rumah tangga

sampai sisa tumbuhan kebun dan sebagainya.

b. sampah buangan pasar dan tempat-tempat umum (warung, toko, dan

sebagainya) termasuk sisa makanan, sampah pembungkus makanan,

dan pembungkus lainnya, sisa bangunan, sampah tanaman dan

sebagainya

c. sampah buangan jalanan termasuk diantaranya sampah berupa debu

jalan, sampah sisa tumbuhan taman, sampah pembungkus bahan

makanan dan bahan lainnya, sampah sisa makanan, sampah berupa

kotoran serta bangkai hewan.

Page 6: BAB-II PERSAMPAHAN

d. sampah industri termaksud diantaranya air limbah industri, debu

industri. Sisa bahan baku dan bahan jadi dan sebagainya (Dainur,1995)

e. Sampah yang berasal dari perkantoran. Sampah ini dari perkantoran,

baik perkantoran pendidikan, perdagangan, departemen, perusahaan dan

sebagainya. Sampah ini berupa kertas-kertas, plastik, karbon, klip, dan

sebagainya. Umumnya sampah ini bersifat kering dan mudah terbakar

(rabbish).

f. Sampah yang berasal dari pertanian atau perkebunan. Sampah ini

sebagai hasil dari perkebunan atau pertanian misalnya jerami, sisa

sayur-mayur, batang padi, batang jagung, ranting kayu yang patah, dan

sebagainya.

g. Sampah yang berasal dari pertambangan. Sampah ini berasal dari

daerah pertambangan dan jenisnya tergantung dari jenis usaha

pertambangan itu sendiri misalnya batu-batuan, tanah / cadas, pasir,

sisa-sisa pembakaran (arang), dan sebagainya.

h. Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan. Sampah yang

berasal dari peternakan dan perikanan ini berupa kotoran-kotoran

ternak, sisa-sisa makanan, bangkai binatang, dan sebagainya.

2. Menurut Sifat Fisiknya

a. Sampah kering yaitu sampah yag dpat dimusnakan dengan dibakar

diantaranya kertas, sisa tanamn yang dapat di keringkan

b. Sampah basah yaitu sampah yang karena sifat fisiknya sukar

dikeringkan untuk dibakar (Dainur, 1995).

2.5 Kuantitas dan Komposisi Sampah

2.5.1 Kuantitas Sampah

Kuantitas dan komposisi sampah merupakan faktor penting dalam

perencanaan dan operasional pengelolaan sampah. Dalam penelitian ini, data

komposisi sampah diperlukan untuk mengetahui prosentase sampah menurut

jenisnya, sedangkan data kuantitas sampah diperlukan untuk mengetahui jumlah

Page 7: BAB-II PERSAMPAHAN

timbulan sampah kota yang terangkut ke TPA. Metode perhitungan jumlah

timbulan sampah yang direkomendasikan (Tchobanoglous et al., 1993) adalah:

1. Analisis Perhitungan Beban (Load Count Analysis)

Pada metode ini kuantitas dan komposisi sampah ditentukan dengan

menghitung volume dan komposisi fisik setiap beban sampah dalam periode

waktu tertentu. Total massa dan distribusi setiap komposisi ditentukan dengan

menggunakan rata-rata densitas setiap kategori sampah. Analisis perhitungan

beban akan berpengaruh pada :

- Perkiraan kebutuhan alat berat

- Prosedur operasi

- Perkiraan kebutuhan tanah penutup

- Masa pakai lahan pembuangan akhir

Jumlah masing-masing volume sampah yang masuk ke TPA dihitung

dengan mencatat : volume, berat, jenis angkutan, dan sumber sampah,

kemudian dihitung jumlah timbulan sampah kota selama perioda tertentu.

2. Analisis Berat – Volume (Weight Volume Analysis)

Metode ini hampir sama dengan metode analisis perhitungan beban

dengan penambahan perhitungan massa setiap beban. Jika densitas sampah

tidak dianalisis secara terpisah setiap katagorinya, maka penentuan distribusi

massa berdasarkan komposisi berupa nilai densitas rata-rata. Analisis massa –

volume akan berpengaruh pada:

- Cara penanganan sampah

- Perkiraan reaksi yang terjadi, sehingga akan mempengaruhi sistem

pengolahan lindi dan gas.

- Reaksi dekomposisi yang terjadi akan mempengaruhi tingkat penurunan

(settlement) yang terjadi.

3. Analisis Kesetimbangan Bahan (Material Balance Analysis)

Analisis ini dapat menghasilkan data lebih lengkap untuk analisis timbulan

ditiap sumber sampah. Cara ini sangat diperlukan untuk perencanaan program

Page 8: BAB-II PERSAMPAHAN

pengolahan sampah. Analisis mass balance di TPA merupakan analisis yang

digunakan untuk mengetahui berapa besar potensi reduksi sampah kota dalam

rangka memperpanjang masa pakai TPA. Data yang diperlukan untuk analisis

mass balance ini adalah data mengenai komposisi sampah yang masuk ke TPA.

Dari data komposisi ini dapat dihitung besarnya potensi reduksi yang ada pada

sampah kota.

2.5.2 Komposisi Sampah

Komponen komposisi sampah adalah komponen fisik sampah seperti sisa-

sisa makanan, kertas-karton, kayu, kain-tekstil, karet-kulit, plastik, logam besi-

non besi, kaca dan lain-lain (Badan Standarisasi Nasional, 1995). Komposisi

sampah merupakan penggambaran dari masing-masing komponen yang terdapat

pada sampah dan distribusinya. Data ini penting untuk mengevaluasi peralatan

yang diperlukan, sistem, pengolahan sampah dan rencana manajemen

persampahan suatu kota. Pengelompokan sampah yang paling sering dilakukan

adalah berdasarkan komposisinya, misalnya dinyatakan sebagai % berat atau %

volume dari kertas, kayu, kulit, karet, plastik, logam, kaca, kain, makanan, dan

sampah lain-lain (Damanhuri dan Padmi, 2004).

2.6 Karakteristik Sampah

Karakteristik sampah terbagi atas beberapa aspek yakni sebagai berikut

(Notoatmodjo, 2003):

a. Sampah Basah (Garbage) adalah jenis sampah yang terdiri dari sisa sisa

potongan hewan atau sayur-sayuran hasil dari pengolahan, pembuatan dan

penyediaan makanan yang sebagian besar terdiri dari zat-zat yang mudah

menbusuk.

b. Sampah Kering (Rubbish) adalah sampah yang dapat terbakar dan tidak dapat

terbakar yang berasal dari rumah-rumah, pusat-pusat perdangangan, kantor-

kantor.

c. Abu (Ashes) adalah sampah yang berasal dari sisa pembakaran dari zat yang

mudah terbakar seperti rumah, kantor maupun dipabrik-pabrik industri.

Page 9: BAB-II PERSAMPAHAN

d. Sampah Jalanan (Street Sweping) adalah sampah yang berasal dari

pembersihan jalan dan trotoar baik dengan tenaga manusia maupun dengan

tenaga mesin yang terdiri dari kertas kertas, dedaun daunan dan lain lain.

e. Bangkai binatang (Dead animal) adalah jenis sampah berupa sampah-sampah

biologis yang berasal dari bangkai binatang yang mati karena alam, penyakit

atau kecelakaan.

f. Sampah rumah tangga (Household refuse) merupakan sampah campuran yang

terdiri dari rubbish, garbage, ashes yang berasal dari daerah perumahan.

g. Bangki kenderaan (Abandonded vehicles) adalah sampah yang berasal dari

bangkai-bangkai mobil, truk, kereta api.

h. Sampah industri merupakan sampah padat yang berasal dari industri-industri

pengolahan hasil bumi / tumbuh-tubuhan dan industri lain

i. Sampah pembangunan (Demolotion waste) yaitu sampah dari proses

pembangunan gedung, rumah dan sebagainya, yang berupa puing-puing,

potongan-potongan kayu, besi beton, bambu dan sebagainya.

j. Sampah khusus adalah jenis sampah yang memerlukan penanganan khusus

misalnya kaleng cat, flim bekas, zat radioaktif dan lain-lain.

2.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sampah

Sampah, baik kuantitas maupun kualitasnya sangat dipengaruhi oleh

berbagai kegiatan dan taraf hidup masyarakat. Beberapa faktor penting yang

mempengaruhi sampah antara lain:

1. Jumlah penduduk. Dapat dipahami dengan mudah bahwa semakin banyak

penduduk, semakin banyak pula sampahnya.

2. Keadaan sosial ekonomi. Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat,

semakin banyak pula jumlah per kapita sampah yang dibuang tiap harinya.

3. Kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi akan menambah jumlah maupun

kualitas sampah, karena pemakaian bahan baku yang semakin beragam, cara

pengepakan dan produk manufaktur yang semakin beragam dapat

mempengaruhi jumlah dan jenis sampahnya.

Page 10: BAB-II PERSAMPAHAN

2.8 Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan

berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah (Menteri

Hukum dan HAM, 2008). Pengelolaan sampah didefinisikan sebagai kontrol

terhadap timbulan sampah, pewadahan, pengumpulan, pemindahan dan

pengangkutan, serta proses dan pembuangan akhir sampah dimana semua hal

tersebut dikaitkan dengan prinsip-prinsip terbaik untuk kesehatan, ekonomi,

keteknikan, konservasi, estetika, lingkungan dan juga terhadap sikap masyarakat

(Tchobanoglous et al., 1993). Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan

kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai

sumber daya (Menteri Hukum dan HAM, 2008). Timbulan sampah dari sumber

sampah dalam hal ini masyarakat harus melakukan pewadahan dan pemilahan.

Proses selanjutnya adalah pengumpulan di TPS . Dari TPS sampah diangkut

menuju tempat pengolahan baik dengan Sanitary Landfill maupun penerapan 3R

(Reduce, Reuse, Recycle). Secara skematis, keterpaduan antar kegiatan di dalam

unsur-unsur fungsional dalam sistem manajeman persampahan tersebut seperti

Gambar 2.1:

Gambar 2.1. Unsur-unsur fungsional dalam sistem manajeman persampahan

(Menteri Hukum dan HAM, 2008)