bab ii plagiarisme dan karya ilmiah a. plagiarisme 1 ...repository.iainpekalongan.ac.id/1254/8/12....

Download BAB II PLAGIARISME DAN KARYA ILMIAH A. Plagiarisme 1 ...repository.iainpekalongan.ac.id/1254/8/12. BAB II.pdf · karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa

If you can't read please download the document

Upload: phungxuyen

Post on 05-Feb-2018

238 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

  • 29

    BAB II

    PLAGIARISME DAN KARYA ILMIAH

    A. Plagiarisme

    1. Pengertian Plagiarisme

    Dari sisi etimologis, kata plagiat berasal dari bahasa Inggris

    plagiarism, sebelumnya plagiary. Kata Inggris ini diderivasi dari kata Latin,

    plagiarius yang berarti penculik, penjiplak. Berdasarkan etimologi dan arti

    kata, plagiat adalah tindakan mencuri (gagasan/karya intelektual) orang lain

    dan mengklaim atau mengumumkannya sebagai miliknya.1 Dalam Peraturan

    Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.17 tahun 2010:

    Plagiat merupakan perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam

    memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu

    karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau

    karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa

    menyatakan sumber secara tepat dan memadai.2

    Hal ini berarti dalam membuat karya ilmiah untuk memperoleh nilai

    dibutuhkan kejujuran dalam menyertakan pemilik asli sebuah karya. Karya

    seseorang memiliki perlindungan hukum yaitu dalam Undang-undang No.

    28 tahun 2014 tentang Hak Cipta. Dalam pasal 40 disebutkan ciptaan yang

    dilindungi meliputi ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan

    1 R. Masri Sareb Putra, Kiat Menghindari Plagiat (Jakarta: Indeks, 2011), hlm. 11.

    2 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di

    Perguruan Tinggi. http://aturan.dikti.go.id/index.php?option=com_content&view=article&

    id=344:pencegahan-dan-penggulangan-plagiat-di-perguruan-tinggi&catid=7:peraturan-

    menteri&Itemid=11 (Diakses tanggal 12 Desember 2015).

    http://aturan.dikti.go.id/index.php?option=com_content&view=article&%20id=344:pencegahan-dan-penggulangan-plagiat-di-perguruan-tinggi&catid=7:peraturan-menteri&Itemid=11http://aturan.dikti.go.id/index.php?option=com_content&view=article&%20id=344:pencegahan-dan-penggulangan-plagiat-di-perguruan-tinggi&catid=7:peraturan-menteri&Itemid=11http://aturan.dikti.go.id/index.php?option=com_content&view=article&%20id=344:pencegahan-dan-penggulangan-plagiat-di-perguruan-tinggi&catid=7:peraturan-menteri&Itemid=11

  • 30

    sastra.3 Jadi apabila seseorang melakukan pelangaran terhadap karya ilmiah

    seseorang maka akan dikenai sanksi sesuai dengan undang-undang.

    Menurut KBBI plagiat merupakan pengambilan karangan (pendapat)

    orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat) sendiri.4

    Dalam dunia akademik, plagiat yang dilakukan oleh mahasiswa, dosen atau

    peneliti dianggap sebagai kecurangan akademik atau penipuan akademis.

    Pelakunya dapat dikenakan sanksi akademik dalam berbagai bentuk, dari

    yang ringan hingga dikeluarkan sebagai civitas akademika.5 Hal ini

    menunjukkan bahwa tindakan plagiarisme sekecil apapun bentuknya tetap

    dikenai sanksi karena merupakan tindakan penipuan akademis.

    Definisi plagiarisme menurut beberapa ahli:

    a. Belinda Rosalina (mengutip pendapat Alexander Lindsey) dalam buku

    Plagiarisme: Pelanggaran Hak Cipta dan Etika karya Henry Soelistyo,

    plagiarisme merupakan tindakan menjiplak ide, gagasan atau karya orang

    lain untuk diakui sebagai karya sendiri atau menggunakan karya tanpa

    menyebutkan sumbernya sehingga menimbulkan asumsi yang salah atau

    keliru mengenai asal muasal dari suatu ide, gagasan atau karya.6

    3 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta Pasal 40

    Ayat 1.

    4 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia

    Pustaka Utama, 2008), hlm. 1083.

    5 R. Masri Sareb Putra, op.cit., hlm. 17.

    6 Henry Soelistyo, Plagiarisme: Pelanggaran Hak Cipta dan Etika (Yogyakarta:

    Kanisius, 2011), hlm. 17.

  • 31

    b. Menurut sastrawan Ajib Rosidi plagiat adalah pengumuman sebuah

    karya pengetahuan atau seni oleh ilmuwan atau seniman kepada publik

    atas semua atau sebagian besar karya orang lain tanpa menyebutkan

    nama sang pengarang yang diambil karyanya.7

    c. Menurut Asep Jihad, plagiarisme adalah mencuri gagasan, kata-kata,

    kalimat, atau hasil penelitin orang lain dan menyajikannya seolah-olah

    sebagai karya sendiri.8

    Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

    plagiarisme merupakan suatu tindakan meniru atau menjiplak karya orang

    lain (gagasan maupun idenya) tanpa menyebutkan sumbernya dan

    mengakuinya sebagai karya sendiri. Sedangkan dalam Peraturan Menteri

    Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.17 tahun 2010 disebutkan

    bahwa plagiat meliputi:

    a. Mengacu dan/atau mengutip istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data dan/atau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan

    sumber dalam catatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber

    secara memadai; b. Mengacu dan/atau mengutip secara acak istilah, kata-kata dan/atau

    kalimat, data dan/atau informasi dari suatu sumber tanpa

    menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan/atau menyatakan

    sumber secara memadai; c. Menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, atau teori

    tanpa menyatakan sumber secara memadai; d. Merumuskan dengan kata-kata dan/atau kalimat sendiri dari

    sumber kata-kata dan/atau kalimat, gagasan, pendapat, pandangan,

    atau teori tanpa menyatakan sumber secara memadai;

    7 Ibid., hlm. 17.

    8 Suyanto dan Asep Jihad, Betapa Mudah Menulis Karya Ilmiah (Yogyakarta: Multi

    Solusindo, 2011), hlm. 134.

  • 32

    e. Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan/atau telah dipublikasikan oleh pihak lain sebagai karya ilmiahnya tanpa

    menyatakan sumber secara memadai.9

    Para peneliti terdahulu seperti Davis, Fishbein, dan Bowers

    sebagaimana yang dikutip oleh Muhammad Zalnur mengemukakan bahwa

    tingginya angka tindakan plagiarisme yang terjadi di dunia akademik akhir-

    akhir ini merupakan sebuah indikasi bahwa kaum intelektual seperti

    mahasiswa, dosen, guru profesional tidak lagi menjunjung tinggi asas-asas

    kejujuran dan etika dalam menghasilkan karya ilmiah sendiri. Dan tindakan

    tersebut sudah keluar dari nilai-nilai akademik karena telah merusak etika

    mencari kebenaran melalui ilmu.10

    Etika dalam mencari ilmu harus

    dijunjung tinggi. Karena untuk mencapai suatu kebenaran haruslah dilandasi

    dengan kejujuran. Menjunjung tinggi kejujuran akan mengkokohkan hasil

    dari kebenaran itu sendiri. Karena kejujuran merupakan salah satu elemen

    dari etika akademik.

    2. Tipe-tipe Plagiarisme

    Dalam menulis karya ilmiah mengutip merupakan kegiatan yang tidak

    dapat dihindari. Tindakan ini sangat dianjurkan karena perujukan dan

    pengutipan akan membantu perkembangan ilmu.11

    Dengan melakukan

    9 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, op. cit., hlm. 3.

    10 Muhammad Zalnur. Plagiarisme Di Kalangan Mahasiswa Dalam Membuat Tugas-

    Tugas Perkuliahan Pada Fakultas Tarbiyah Iain Imam Bonjol Padang.

    http://journal.tarbiyahiainib.ac.id/index.php/attalim/article/view/6 (Diakses tanggal 15 Desember

    2015).

    11 Bahdin Nur Tanjung dan Ardial, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jakarta: Kencana,

    2007), hlm. 8.

    http://journal.tarbiyahiainib.ac.id/index.php/attalim/article/view/6

  • 33

    pengutipan dan perujukan maka gagasan seseorang akan menjadi lebih luas.

    Namun apabila seseorang sengaja tidak menyebutkan sumber rujukan

    ataupun salah menyebutkan sumber rujukan dapat menyebabkan seseorang

    terjerat tindakan plagiasi. Tindakan plagiasi atau plagiarisme ini dibedakan

    menjadi 4 tipe, yaitu:

    a. Plagiarisme ide

    Plagiarisme tipe ini merupakan plagiarisme dimana seseorang menjiplak

    ide orang lain dalam membuat sebuah karya. Tipe plagiarisme ini sulit

    dibuktikan karena ide itu bersifat abstrak dan kemungkinan memiliki

    persamaan dengan ide orang lain.12

    Misalnya membuat karya dengan

    menjiplak ide orang lain, hanya diubah sedikit namun intinya ide tetap

    sama dengan yang dijiplak.

    b. Plagiarisme kata demi kata

    Tipe ini yaitu apabila mengutip karya orang lain kata demi kata tanpa

    menyebutkan sumbernya sampai seluruh ide penulis aslinya benar-benar

    terambil.13

    Misalnya dengan mengambil beberapa kata/kalimat dari karya

    seseorang lalu diletakkan pada karyanya sendiri pada bagian-bagian

    tertentu sampai isinya sama dengan karya yang dijiplak.

    c. Plagiarisme atas sumber

    Plagiarisme tipe ini merupakan plagiarisme dimana seseorang tidak

    menyebutkan secara lengkap sumber referensi yang dirujuk dalam

    12

    Henry Soelistyo, op.cit., hlm. 19.

    13 Ibid., hlm. 20.

  • 34

    kutipan.14

    Misalnya pada penulisan footnote tidak memadai (tidak

    disertakan nama penulis) atau disisipi footnote dengan halaman yang

    tidak sesuai.

    d. Plagiarisme kepengarangan

    Plagiarisme tipe ini yaitu apabila seseorang mengakui karya orang lain

    sebagai karyanya sendiri. Tindakan ini dilakukan dengan kesadaran dan

    kesengajaan untuk membohongi publik.15

    Misalnya mengganti nama

    karya orang lain menjadi nama nya sendiri untuk mendapatkan nilai.

    Menurut R. Masri Sareb Putra plagiarisme terdiri dari beberapa

    bentuk. Bentuk-bentuk plagiarisme tersebut antara lain:

    a. Plagiat langsung

    Plagiat jenis ini merupakan plagiat yang berat dimana seseorang

    menyalin secara langsung sumber kata demi kata tanpa menunjukkan

    bahwa itu merupakan kutipan dan sama sekali tidak menyebutkan

    sumbernya.16

    b. Plagiat karena kutipannya tidak jelas atau salah kutip

    Plagiat jenis ini yaitu plagiat dimana tidak ditunjukkan sumber rujukan

    secara jelas dimana awal dan akhirnya dalam suatu karya.17

    Jadi dalam

    hal ini si plagiat tidak membedakan bagian yang sebenarnya ia kutip.

    14

    Ibid.

    15 Ibid.

    16 R. Masri Sareb Putra, op.cit., hlm. 13.

    17 Ibid., hlm. 14.

  • 35

    c. Plagiat mosaik

    Plagiat jenis ini merupakan plagiat yang sering terjadi. Plagiat jenis ini

    yaitu dimana penulis tidak menyebutkan sumber aslinya, penulis hanya

    mengubah kata-kata dalam kutipannya. 18

    Istilah ini seperti parafrasa

    dimana dalam membuat parafrasa kalimat atau kutipan yang akan ditulis

    diubah dengan kata-kata sendiri namun bedanya dalam pembuatan

    parafrasa harus dicantumkan sumber aslinya dengan jelas.

    Selanjutnya, berdasarkan klasifikasi dari Turnitin (organisasi yang

    menghasilkan piranti lunak (software) dalam yang membantu penggunanya

    untuk menuliskan gagasan tanpa melakukan plagiarisme) seperti yang

    dikutip Ignatius Darma Juwono dalam buku Strategi Hindari Plagiarisme

    tipe-tipe plagiarisme antara lain dapat dibedakan menjadi 10 macam:

    a. Kloning

    Kloning merupakan plagiarisme dimana penulis mengutip kata demi kata

    seperti aslinya tanpa menyebutkan sumber rujukan dan mengakui

    gagasan tersebut sebagai miliknya.19

    Misalnya menjiplak beberapa kata

    dan diletakkan pada bagian-bagian tertentu karyanya yang intinya sama

    dengan karya yang dijiplak.

    b. Ctrl-C

    Ctrl-C adalah perintah singkat untuk menyalin teks yang telah dipilih.

    Plagiat jenis ini merupakan bentuk plagiarisme yang memuat sebagian

    18

    Ibid.

    19 Etty Indriati, Strategi Hindari Plagiarisme (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2015),

    hlm. 29.

  • 36

    besar teks asli dari sebuah sumber tanpa adanya perubahan atau

    pemaknaan kembali.20

    Jadi disini si plagiat hanya mengcopy sebagian

    besar tulisan orang lain tanpa menambahkan gagasannya sendiri.

    c. Tulisan Find-Replace

    Tulisan find-replace adalah tulisan yang hanya mengubah kata kunci atau

    mengganti dengan sinonim pada kata kunci yang ada dalam tulisan

    rujukan sehingga esensi inti dari tulisan tetaplah sama.21

    Find-replace ini

    berati si plagiat hanya menggunakan kata lain dari karya yang ia jiplak

    yang sebenarnya kata itu sama artinya dengan kata yang dimaksud dalam

    karya tersebut.

    d. Tulisan Remix

    Remix merupakan pemaknaan kembali dari beberapa sumber yang

    sebenarnya berbeda, tapi ditulis atau digabungkan sehingga seolah-olah

    menjadi satu pendapat yang selaras dari satu sumber.22

    Remix ini berarti

    si plagiat menggabungkan dua pendapat yang berbeda dan ditulis

    sedemikian rupa sehingga menjadi satu kesatuan.

    e. Tulisan Daur Ulang (Recycle)

    Recycle merupakan tindakan dimana seseorang menggunakan kembali

    gagasan yang pernah ia gunakan sebelumnya dengan merubah sedikit

    pada karya tersebut untuk kemudian dipublikasikan lagi tanpa

    20

    Ibid., hlm. 31.

    21 Ibid., hlm. 32.

    22 Ibid., hlm. 33.

  • 37

    menyebutkan bahwa sebenarnya gagasan ini sudah pernah ia gunakan

    sebelumnya.23

    Disini si plagiat mempublikasikan karyanya dua kali

    dalam kesempatan yang berbeda dengan sedikit perubahan, namun

    intinya tetap sama.

    f. Tulisan Hybrid

    Tulisan hybrid adalah tulisan yang menggabungkan beberapa sumber

    rujukan, namun yang ditulis dalam kutipan hanya satu sumber.24

    Jadi

    disini si plagiat menyembunyikan sumber yang lain yang sebenarnya ia

    kutip.

    g. Tulisan Mashup

    Tulisan mashup yaitu menggabungkan beberapa sumber tanpa

    memperhatikan hubungan dan kesesuaian dari sumber-sumber yang

    digunakan tersebut.25

    Dalam mashup ini berarti secara tidak langsung si

    plagiat asal-asalan menggabungkan berbagai sumber tanpa

    memperhatikan isi atau maksud dari sumber yang digunakan.

    h. Tulisan 404 Error

    Kesalahan penulisan 404 error merupakan kesalahan dalam

    menuliskan sumber rujukan yang dapat diakses di internet sehingga tidak

    dapat diakses atau sumber tersebut memang sebenarnya tidak ada atau

    23

    Ibid., hlm. 35.

    24 Ibid., hlm. 36.

    25 Ibid., hlm. 38.

  • 38

    rekayasa sumber.26

    404 error ini dapat pula sengaja dilakukan oleh si

    plagiat untuk menyembunyikan alamat sumber yang sebenarnya.

    i. Tulisan Agregator

    Tulisan agregator dicirikan sebagai penulisan pendapat atau argumentasi

    dengan mengutip sebuah sumber dengan teknik yang tepat, tetapi dalam

    kutipan ini penulis hampir tidak menuangkan pemikirannya.27

    Jadi disini

    penulis hanya meletakkan kutipan-kutipan saja dengan tepat tanpa

    ditambah dengan pemikirannya sendiri.

    j. Tulisan Re-tweet

    Kesalahan tipe re-tweet merupakan kesalahan dimana sebenarnya penulis

    sudah menggunakan teknik penulisan kutipan, tapi penulisan tersebut

    mirip dengan teks atau sesuai dengan kata-kata asli dari teks yang

    dikutip.28

    Re-tweet ini sama halnya dengan mengcopy persis dengan

    aslinya dengan teknik penulisan yang tepat tanpa adanya argumentasi

    dari penulis.

    3. Tingkatan dalam Plagiarisme

    Menurut IEEE seperti yang dikutip oleh Wayan Mustika, jenis

    plagiarisme dibagi atas 5 tingkatan sebagai berikut:

    a. Tingkat 1: Meng-copy paper keseluruhan atau sebagian besar (> 50%) dari suatu paper tunggal. Contoh: meng-copy lebih dari satu

    26

    Ibid., hlm. 40.

    27 Ibid.

    28 Ibid., hlm. 42.

  • 39

    karya sumber oleh pengarang yang terindikasi plagiat dengan total

    persentase materi-materi yang diplagiat mencapai lebih dari 50%.

    b. Tingkat 2: Meng-copy sebagian besar (antara 20% 50%) dari suatu paper tunggal. Contoh: mengkopi sebagian besar paper asli tanpa

    referensi atau meng-copy dengan total persentase materi-materi

    yang diplagiat antara 20% 50%.

    c. Tingkat 3: Meng-copy elemen-elemen individu dari karya orang lain sampai 20% (contoh: paragraf, kalimat dan gambar) tanpa

    memberikan pengakuan terhadap sumber secara benar dan lengkap.

    d. Tingkat 4: Memparafrase isi dari karya orang lain tanpa rujukan yang memadai terhadap sumbernya.

    e. Tingkat 5: Mengambil teks sebagian besar karya orang lain dengan merujuk secara benar ke sumbernya, namun tanpa penyajian yang

    jelas. Contoh: tanpa tanda kutip atau indent.29

    Jadi menurut IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers)

    tingkatan plagiat dibagi menjadi 5 tingkat mulai dari tingkat yang tinggi

    sampai pada tingkat rendah. Namun demikian, rendah atau tinggginya

    plagiat tetap saja hal itu merupakan tindakan pencurian dan melanggar hak

    cipta orang lain. Dan pelakunya tetap dikenai sanksi seperti orang yang

    sengaja melakukan plagiat.

    4. Kiat dalam Menghindari Plagiarisme

    Plagiarisme merupakan suatu tindakan yang harus dihindari oleh

    masyarakat akademik. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional

    Republik Indonesia No.17 tahun 2010 tentang pencegahan dan

    penanggulangan plagiat di perguruan tinggi pada pasal 6 dan 7 terdapat

    beberapa upaya dalam mencegah plagiat di perguruan tinggi, antara lain:

    29

    Wayan Mustika. Waspada Plagiarisme. http://esyslab.te.ugm.ac.id/waspada-

    plagiarisme/ (Diakses tanggal 16 Desember 2015)

    http://esyslab.te.ugm.ac.id/waspada-plagiarisme/http://esyslab.te.ugm.ac.id/waspada-plagiarisme/

  • 40

    a. Pimpinan perguruan tinggi mengawasi pelaksanaan kode etik mahasiswa/dosen/tenaga kependidikan, yang antara lain berisi

    kaidah pencegahan dan penanggulangan plagiat.

    b. Pimpinan perguruan tinggi menetapkan dan mengawasi pelaksanaan gaya selingkung untuk setiap bidang ilmu, teknologi,

    dan seni yang dikembangkan oleh perguruan tinggi.

    c. Pimpinan perguruan tinggi secara berkala mendiseminasikan kode etik mahasiswa/dosen/tenaga kependidikan dan gaya selingkung

    yang sesuai agar tercipta budaya anti plagiat.

    d. Karya mahasiswa (skripsi, tesis dan disertasi) dilampiri dengan surat pernyataan dari yang bersangkutan, yang menyatakan bahwa

    karya ilmiah tersebut tidak mengandung unsur plagiat.

    e. Pimpinan Perguruan Tinggi berkewajiban mengunggah semua karya ilmiah yang dihasilkan di lingkungan perguruan tingginya,

    seperti portal Garuda atau portal lain yang ditetapkan oleh

    Direktorat Pendidikan Tinggi.30

    Dalam dunia akademik, terdapat ketentuan dimana seseorang harus

    menghormati hak cipta atau gagasan orang lain. Gagasan dipandang sebagai

    properti intelektual. Oleh karena itu, memberikan sumber rujukan sebagai

    pengakuan atas gagasan atau karya orang lain sangat penting.31

    Dengan

    memberikan sumber rujukan yang jelas atas gagasan yang dikutip akan

    menghindarkan dari tindakan plagiarisme. Menurut R. Masri Sareb Putra

    untuk menghindari plagiat hendaknya seorang penulis harus memahami

    terlebih dahulu tatacara pengutipan, kemudian menerapkan teknik mengutip

    yang benar, melakukan parafrasa, dan atau meringkas gagasan atau wacana

    dari karya orang lain.32

    Teknik mengutip merupakan salah satu cara agar terhindar dari

    plagiarisme. Kutipan merupakan pinjaman kalimat atau pendapat dari

    30

    Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, op. cit., hlm. 5-6.

    31 Suyanto dan Asep Jihad, op. cit., hlm. 133.

    32 R. Masri sareb Putra, op. cit., hlm. 27.

  • 41

    gagasan seseorang baik yang terdapat dalam buku-buku maupun majalah.33

    Kutipan dibedakan menjadi dua macam, yaitu kutipan langsung dan kutipan

    tidak langsung.

    a. Kutipan langsung

    Kutipan langsung merupakan kutipan yang sama dengan bentuk asli yang

    dikutip dalam hal susunan kata dan tanda bacanya. Kutipan langsung ini

    tidak boleh lebih dari satu halaman.34

    Jadi, dalam kutipan langsung ini

    dibatasi banyaknya kata atau kalimat yang dikutip.

    b. Kutipan tidak langsung

    Kutipan tidak langsung merupakan kutipan yang hanya mengambil isinya

    saja, seperti ringkasan atau parafrasa. Kutipan isi atau parafrasa

    merupakan kutipan yang hanya mengambil inti atau maksud dari kalimat-

    kalimat yang ditulis dalam buku sumber.35

    Kutipan ini dilakukan dengan

    mengambil intinya saja (diringkas) kemudian ditulis dengan bahasa

    penulis sendiri.

    Selain tata cara pengutipan, teknik penulisan catatan kaki juga perlu

    diperhatikan. Catatan kaki merupakan catatan pada bagian bawah halaman

    teks yang menyatakan sumber sesuatu kutipan, pendapat atau keterangan

    penulis mengenai sesuatu hal yang diuraikan dalam teks. Tata cara

    33

    Umum Budi karyanto, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi (Pekalongan: STAIN

    Pekalongan Press, 2012), hlm. 78.

    34 Moh. Muslih, dkk, Pedoman Penulisan Skripsi (Pekalongan: STAIN Pekalongan Press,

    2015), hlm. 22.

    35 Ibid., hlm. 24.

  • 42

    penulisan catatan kaki (footnote) yang digunakan di STAIN Pekalongan

    secara garis besar yaitu nama pengarang/penulis (nama gelar tidak

    dicantumkan) kemudian koma (jika nama pengarang tidak ada, diganti

    dengan instansi penanggung jawab atau penerbit setelah judul buku tanpa

    koma (jika tidak ada nomor jilid, nomor cetakan atau edisi buku) atau judul

    buku (ditulis miring) koma (jika ada nomor jilid, nomor cetakan atau edisi

    buku); nomor jilid buku (jika ada) tanpa koma; kemudian kurung buka;

    nama kota tempat penerbit, titik dua; nama penerbit, koma; tahun terbit,

    kurung tutup, koma; halaman yang dikutip atau yang berkaitan dengan teks

    (halaman disingkat hlm), titik.36

    Jadi memahami tata cara dalam penulisan karya ilmiah yang baik juga

    sangat berpengaruh terhadap tindakan plagiarisme. Karena tanpa sengaja

    salah dalam mencantumkan sumber rujukan juga dianggap sebagai

    plagiarisme. Oleh karena itu perlu dipahami teknik-teknik dalam penulisan

    karya ilmiah yang baik dan benar. Hal yang tak kalah penting yaitu dengan

    memahami apa itu plagiasi, dengan pemahaman tersebut akan

    menghindarkan dari tindakan plagiarisme. Selain itu, mebiasakan diri untuk

    membaca buku juga dapat menghindarkan dari tindakan plagiarisme.

    Dengan membaca buku wawasan menjadi luas, sehingga dapat menciptakan

    gagasan atau ide tanpa melakukan plagiarisme. Namun, yang lebih penting

    lagi untuk selalu menjaga budaya akademik dengan menanamkan nilai-nilai

    kejujuran pada diri sendiri agar tindakan plagiasi dapat diminimalisir.

    36

    Ibid., hlm. 25.

  • 43

    5. Cara Mendeteksi Plagiarisme

    Tugas penyusunan karya ilmiah dalam hal ini makalah, merupakan

    tugas yang penting bagi penentuan nilai pada mata kuliah tertentu. Hal ini

    akan membuat mahasiswa mengerjakan tugas tersebut dengan berbagai

    macam cara. Apabila banyak tugas maka bukan tidak mungkin mahasiswa

    akan melakukan plagiasi. Hal ini membuat dosen, yang notabene tidak

    hanya menilai tugas satu makalah mahasiswa menjadi berkurang daya

    ingatnya dikarenakan makalah yang harus dikoreksi banyak. Namun, ada

    cara lain yang mudah untuk mendeteksi plagiarisme pada tugas mahasiswa,

    yaitu:

    a. Dengan menggunakan mesin atau alat

    Perkembangan zaman yang semakin canggih membuat peneliti

    menemukan alat-alat (software) untuk mengecek indikasi tindakan

    plagiarisme, hal ini dapat menjadi alat yang mempermudah dosen dalam

    mengoreksi tindakan plagiarisme yang dilakukan oleh mahasiswa.

    Software-software tersebut antara lain:

    1) Turnitin Program berbayar ini dikembangkan Universitas California,

    Berkeley, melalui perusahaan Ipardigms. Aplikasi ini

    mendukung 30 bahasa dan telah dipakai kurang lebih di 106

    negara. Menurut catatan, aplikasi ini dapat menurunkan

    penjiplakan hingga 82%.37

    2) Wcopyfind Program ini dapat diperoleh secara gratis melalui situs internet

    yang dibuat oleh Loubloomfield, Profesor Fisika Universitas

    Virginia, Amerika Serikat. Aplikasi ini mencari kesamaan

    kata/frasa sebuah artikel dengan database yang ada di komputer.

    37

    Henry Soelistyo, op. cit., hlm. 167.

  • 44

    Aplikasi ini tidak membandingkan langsung melalui internet dan

    dapat dijalankan dengan sistem operasi windows serta linux.38

    3) Viper Viper merupakan software pendeteksi plagiarisme. Viper bisa

    diunduh secara gratis di situs resmi

    mereka: http://www.scanmyessay.com/. Ukuran installer-nya

    tidak terlalu besar, sekitar 3,5mb. Untuk bisa menggunakan

    Viper, kita harus memiliki akun terlebih dahulu. Sebagaimana

    pendaftaran akun email, pendaftaran akun Viper pun sangat

    mudah. Aktivasi akun diperlukan, oleh karena itu dibutuhkan

    akun email yang valid. Setelah akun terdaftar, langsung bisa

    login menggunakan antarmuka yang ada di perangkat lunak ini.

    Lalu dapat langsung untuk mengunggah sebuah file (Adobe file

    atau Office file), yang nantinya akan diproses dan dicocokkan

    dengan referensi yang ter-indeks di Viper. Untuk lama atau

    tidaknya pengecekan sebuah paper tergantung pada koneksi

    internet.39

    4) Article Checker Aplikasi ini memanfaatkan fasilitas mesin pencari google dan

    yahoo. Caranya dengan memasukkan teks yang akan dicek dan

    salah satu mesin pencari akan melacak kesamaan naskah yang

    telah ditentukan.40

    b. Dengan analisis

    Analisis merupakan cara sederhana dalam mendeteksi

    plagiarisme. Cara ini dapat dengan mudah dilakukan dengan tanpa alat,

    namun dalam menganalisis diperlukan ketelitian. Langkah-langkah untuk

    mengidentifikasi tindakan plagiasi menurut Universitas Pendidikan

    Indonesia yaitu:

    38

    Ibid.

    39 Sunu Wibarama. Viper: Cara Mudah Mendeteksi Plagiarisme.

    http://wibirama.staff.ugm.ac.id/2013/01/29/sunu-wibirama-viper-cara-mudah-mendeteksi-

    plagiarisme/ (Diakses tanggal 2 Maret 2016)

    40 Henry Soelistyo, loc. cit.

    http://www.scanmyessay.com/http://wibirama.staff.ugm.ac.id/2013/01/29/sunu-wibirama-viper-cara-mudah-mendeteksi-plagiarisme/http://wibirama.staff.ugm.ac.id/2013/01/29/sunu-wibirama-viper-cara-mudah-mendeteksi-plagiarisme/

  • 45

    1) Ada perbedaan internal dalam isi teks, seperti dalam gaya penulisan, ejaan, tanda baca, penggunaan font, huruf besar,

    cetak miring, bahasa, tata bahasa dan konstruksi kalimatnya.

    2) Tugas yang diserahkan kualitasnya lebih baik atau bentuknya berbeda (misalnya ujaran bahasanya) dengan apa yang

    biasanya mahasiswa yang bersangkutan hasilkan.

    3) Terdapat ketidakkonsistenan internal dalam hal perujukan apakah diteks utama, pustaka acuan atau keduanya.

    4) Adanya penghilangan sumber tertentu yang mestinya harus muncul.

    5) Ada pernyataan yang tidak didukung oleh bagian teks lainnya. 6) Tugas yang disampaikan tidak sesuai dengan apa yang

    ditugaskan, kualitasnya lebih rendah atau lebih bagus dari yang

    diminta.

    7) Perujukan yang tidak memadai atau tak sejalan dengan rincian yang muncul di dalam naskah.

    41

    Menurut Muthoin, apabila terdapat sumber yang berasal dari

    internet dapat ditempuh dengan cara analisis sebagai berikut:

    1) Telusuri alamat-alamat internet yang disebutkan dalam makalah.

    2) Jika alamat internet tidak bisa diakses ada dua kemungkinan yang pertama pemakalah salah menuliskan alamat dan yang

    kedua pemakalah sengaja menuliskan alamat yang tidak sesuai

    untuk menyembunyikan sumber aslinya.

    3) Jika alamat tidak bisa diakses, maka dilakukan dengan membandingkan antara makalah dengan sumber aslinya.

    4) Jika ditemukan kejanggalan misalnya ada alamat internet yang tidak diakses atau perujukan tidak memadai karena antara isi

    dengan sumber yang dirujuk tidak sesuai, maka dilakukan

    dengan pencarian terhadap artikel-artikel yang mempunyai

    bahasan yang sama dengan makalah

    5) Agar penelusuran artikel dengan search engine lebih fokus terhadap artikel yang relevan dengan pembahasan, maka

    diperlukan teknik filter dengan menggunakan simbol

    matematika diantaranya tanda plus (+), tanda minus (-) dan

    tanda petik.42

    41

    Universitas Pendidikan Indonesia. Upaya Pencegahan Plagiarisme http://a-

    research.upi.edu/operator/upload/paps_2012_didi_upaya_pencegahan_plagiarisme.pdf (Diakses

    pada 11 Maret 2016).

    42 Muthoin, Internet dan Signifikansinya terhadap Karya Ilmiah Mahasiswa (STAIN

    Pekalongan: Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M), 2013), hlm. 14-15.

    http://a-research.upi.edu/operator/upload/paps_2012_didi_upaya_pencegahan_plagiarisme.pdfhttp://a-research.upi.edu/operator/upload/paps_2012_didi_upaya_pencegahan_plagiarisme.pdf

  • 46

    Selain dengan analisis tadi, dari segi teknik penulisan juga

    diperhatikan. Misalnya catatan kaki dan daftar pustaka. Dalam

    menganalisis sangat diperlukan ketelitian.

    6. Sanksi bagi Pelaku Plagiarisme

    Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

    No.17 tahun 2010 sanksi bagi mahasiswa yang terbukti melakukan tindakan

    plagiasi sebagaimana telah diproses menurut prosedur akademik

    diberlakukan secara berurutan mulai dari yang paling ringan sampai dengan

    yang paling berat. Sanksi-sanksi tersebut terdiri atas:

    a. Teguran b. Peringatan tertulis c. Penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa d. Pembatalan nilai, satu atau beberapa mata kuliah yang diperoleh

    mahasiswa

    e. Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa f. Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa g. Pembatalan ijazah apabila mahasiswa telah lulus dari suatu

    program pendidikan.43

    7. Faktor-faktor yang Menyebabkan Tindakan Plagiarisme

    Menurut Insley, seperti yang terdapat pada petunjuk teknis

    pencegahan plagiat di perguruan tinggi di Universitas Pendidikan Indonesia,

    ada beberapa alasan melakukan plagiat. Antara lain:

    43

    Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, op. cit., hlm. 7-8.

  • 47

    a. Tidak memahami apa yang dimaksud dengan kutipan, parafrasa dan

    tatacara mengutip secara benar serta tidak memahami perbedaan antara

    parafrasa dan plagiat.

    b. Menganggap dengan melakukan plagiat tugas dapat cepat terselesaikan.

    c. Merasa yakin bahwa dosen tidak akan mendeteksi atau mengoreksi

    tugasnya.

    d. Tidak memiliki keterampilan yang memadai untuk mencari sumber

    yang relevan dengan tugas yang diberikan dan lemah dalam

    pengelolaan waktu, menunda tugas sampai detik-detik terakhir sehingga

    kepepet melakukan plagiat.44

    B. Karya Ilmiah

    1. Pengertian Karya Ilmiah

    Karya ilmiah merupakan karya yang disusun berdasarkan prosedur

    ilmiah. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, karya ilmiah

    merupakan karya tulis yang dibuat dengan prinsip-prinsip ilmiah,

    berdasarkan data dan fakta (observasi, eksperimen, kajian pustaka).45

    Pengertian karya ilmiah menurut menurut para ahli:

    a. Karya ilmiah menurut Imam Suyitno

    Karya tulis yang disusun dan dikembangkan berdasarkan prosedur

    ilmiah.46

    44

    Universitas Pendidikan Indonesia, op. cit., hlm. 2-3.

    45 Departemen Pendidikan Nasional, op. cit., hlm. 629.

    46 Imam Suyitno, Menulis Makalah dan Artikel (Bandung: Refika Aditama, 2012), hlm. 1.

  • 48

    b. Menurut Dalman

    Karya ilmiah merupakan karya tulis yang menyajikan gagasan,

    deskripsi atau pemecahan masalah secara sistematis, disajikan

    secara objektif dan jujur, dengan menggunakan bahasa baku, serta

    didukung fakta, teori dan/atau bukti-bukti empirik.47

    c. Menurut Ambary

    Karya ilmiah merupakan karya yang mengungkapkan sebuah

    pikiran hasil pengamatan, tinjauan, penelitian dalam bidang

    tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika

    penulisan bersantun bahasa, yang isi maupun kebenarannya dapat

    dipertanggungjawabkan.48

    d. Karya ilmiah menurut Totok Djuroto dan Bambang Suprijadi

    Serangkaian kegiatan penulisan berdasarkan hasil penelitian, yang

    sistematis berdasar pada metode ilmiah untuk mendapatkan

    jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang muncul

    sebelumnya.49

    Sebagaimana beberapa pengertian di atas dapat dipahami bahwa

    karya ilmiah merupakan karya tulis yang mengungkapkan gagasan

    berdasarkan hasil pengamatan, tinjauan ataupun penelitian yang disusun

    berdasarkan prosedur ilmiah, disajikan secara sistematis dan objektif

    berdasarkan fakta yang ada.

    47

    Dalman, Menulis Karya Ilmiah (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 5.

    48 Ibid., hlm. 45.

    49 Totok Djuroto dan Bambang Suprijadi, Menulis Artikel & Karya Tulis Ilmiah

    (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 15.

  • 49

    2. Karakteristik Karya Ilmiah

    Karya ilmiah merupakan karya tulis yang memiliki karakteristik

    atau ciri-ciri sebagai berikut:

    a. Empiris

    Empiris ditunjukkan dengan informasi yang faktual, informasi atau

    data yang dipaparkan dalam tulisan tersebut berasal informasi atau

    data hasil pengamatan, kajian pustaka atau penelitian yang berarti

    informasi atau data ini bukan hasil rekayasa.50

    b. Objektif

    Keobjektifan dilihat pada fakta dan data yang ditunjukkan berdasarkan

    kenyataan yang sebenarnya, tidak dimanipulasi. Selain itu, setiap

    pernyataan atau simpulan yang ditunjukkan harus berdasarkan bukti-

    bukti yang bisa dipertanggungjawabkan dan dapat diuji

    kebenarannya.51

    Dalam hal ini peneliti harus bersikap jujur terhadap

    hal yang diteliti.

    c. Netral

    Kenetralan ini bisa terlihat pada setiap pernyataan atau penilaian,

    peneliti harus mengesampingkan kepentingan pribadinya di saat

    meneliti sehingga informasi yang diperoleh adalah data yang asli dan

    50

    Imam Suyitno, op. cit., hlm. 2.

    51 Masnur Muslich, Bagaimana Menulis Skripsi? (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hlm. 6.

  • 50

    bebas dari kepentingan-kepentingan tertentu, baik kepentingan pribadi

    maupun kepentingan kelompok.52

    d. Sistematis

    Karya ilmiah harus disajikan dengan urutan yang logis dan teratur

    yang ditunjukkan oleh adanya keteraturan, keterkaitan, dan

    ketergantungan antar bagian dalam paparan karya tersebut.53

    e. Logis

    Logis maksudnya masuk akal, sesuai dengan logika. Artinya disini

    berarti karya ilmiah tersebut bukan khayalan atau rekayasa namun

    hasil pemikiran. Kelogisan ini bisa dilihat dari pola nalar yang

    digunakan, baik pola nalar induktif atau deduktif.54

    f. Analitis

    Disini peneliti menganalisis setiap bagian data yang diperoleh ke

    dalam bagian-bagian yang lebih pokok dan berusaha membeda-

    bedakan pokok soalnya kedalam bagian yang lebih rinci.55

    g. Menyajikan fakta (bukan emosi atau perasaan)

    Setiap data atau informasi dalam karya ilmiah yang nantinya harus

    faktual, yaitu menyajikan fakta. Oleh karena itu, pernyataan atau

    ungkapan yang emosional hendaknya dihindarkan.56

    Data atau

    52

    Ibid.

    53 Imam Suyitno, op. cit., hlm. 2.

    54 Masnur Muslich, op. cit., hlm. 6.

    55 Imam Suyitno, op. cit., hlm. 2.

    56 Masnur Muslich, op. cit., hlm. 6.

  • 51

    pernyataan dalam penelitian harus berupa fakta di lapangan dan dapat

    dipertanggung jawabkan.

    h. Verifikatif

    Semua data yang disajikan dalam karya ilmiah itu dapat diverifikasi,

    artinya bahwa kebenaran informasi yang ditunjukkan dalam karya

    tersebut dapat diuji.57

    Disini peneliti harus menyampaikan apa yang

    diperolehnya dengan kejujuran. Sehingga ketika data diverifikasi data

    tersebut menunjukkan data yang sebenarnya.

    3. Jenis-jenis Karya Ilmiah

    Setiap karya ilmiah pada dasarnya semua itu sama, yaitu hasil dari

    suatu kegiatan ilmiah. Perbedaan antara satu karya ilmiah dengan karya

    ilmiah lain hanyalah pada materi, susunan serta panjang pendeknya karya

    ilmiah tersebut.58

    Ada berbagai macam jenis karya ilmiah, antara lain

    sebagai berikut:

    a. Makalah

    Makalah merupakan karya ilmiah sederhana yang biasanya

    disusun untuk melengkapi tugas-tugas mata kuliah tertentu atau

    memberikan saran pemecahan tentang masalah secara ilmiah. Makalah

    menyajikan masalah dengan melalui proses berpikir deduktif atau

    57

    Imam Suyitno, op. cit., hlm. 2.

    58 Totok Djuroto dan Bambang Suprijadi, op. cit., hlm. 23.

  • 52

    induktif dan menggunakan bahasa yang lugas dan jelas.59

    Makalah

    biasanya disusun dalam bentuk tugas individu ataupun kelompok

    tergantung pada tugas yang diberikan.

    b. Kertas kerja

    Pada dasarnya kertas kerja sama halnya dengan makalah. Kertas

    kerja merupakan karya tulis ilmiah yang menyajikan sesuatu

    berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Namun,

    analisis dalam kertas kerja lebih mendalam daripada analisis dalam

    makalah. Kertas kerja ini ditulis misalnya untuk disajikan dalam suatu

    seminar atau lokakarya.60

    Kertas kerja ini jarang dibebankan kepada

    mahasiswa.

    c. Skripsi

    Skripsi merupakan tugas bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar

    sarjana. Skripsi ini merupakan karya tulis ilmiah yang mengemukakan

    gagasan penulis yang berdasarkan pada pendapat orang lain yang

    didukung oleh data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan

    penelitian langsung maupun penelitian tidak langsung.61

    Istilah skripsi

    berasal dari kalimat deskripsi (description) yang berarti memberikan

    gambaran tentang suatu masalah yang dibahas dengan memaparkan

    data serta pustaka, untuk menghasilkan kesimpulan. Pembahasan dalam

    59

    Bambang Dwiloka dan Rati Riana, Teknik Menulis Karya Ilmiah (Jakarta: Rineka

    Cipta, 2012), hlm. 4.

    60 Ibid.

    61 Ibid.

  • 53

    skripsi harus dilakukan dengan mengikuti alur pemikiran ilmiah yaitu

    logis dan empiris. Artinya pembahasannya harus masuk akal dan

    mendalam. Dan dapat dibuktikan dengan data yang diperoleh dari

    penelitian lapangan.62

    d. Tesis

    Tesis merupakan tugas bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar

    magister. Sama halnya dengan skripsi tesis ini merupakan salah satu

    karya ilmiah, namun sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan

    skripsi. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari

    penelitian itu sendiri.63

    Istilah tesis berasal dari kalimat sinthesa

    (sinthation). Skripsi bertujuan mendeskripsikan ilmu, sedangkan tesis

    bertujuan mensinthesakan ilmu yang diperoleh dari perguruan tinggi

    untuk memperluas khasanah ilmu yang didapatkan di bangku kuliah.64

    e. Disertasi

    Disertasi merupakan tugas karya tulis ilmiah bagi mahasiswa

    untuk memperoleh gelar doktor yang mengemukakan suatu dalil yang

    dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih

    (valid) dengan analisis yang terinci.65

    . Disertasi merupakan karya

    ilmiah yang lebih lengkap dari skripsi maupun tesis dengan

    62

    Totok Djuroto dan Bambang Suprijadi, op. cit., hlm. 26.

    63 Bambang Dwiloka dan Rati Riana, op. cit., hlm. 4.

    64 Totok Djuroto dan Bambang Suprijadi, op. cit., hlm. 27.

    65 Bambang Dwiloka dan Rati Riana, op. cit., hlm. 5.

  • 54

    menggunakan tiga sumber sekaligus yaitu data lapangan, penelitian

    laboratorium, dan kajian pustaka. Dalam pengungkapan teori untuk

    memecahkan permasalahan, disertasi wajib menyertakan dalil-dalil atau

    teori-teori baru secara ilmiah yang diperolehnya, serta sanggahan-

    sanggahan terhadap teori-teori lama dan sebagainya.66

    Jadi desertasi ini

    harus menemukan suatu temuan yang berupa teori baru yang dapat

    memperluas khasanah pengetahuan.

    f. Artikel Ilmiah

    Di dalam buku Pedoman Penulisan Usul Penelitian, Tesis dan

    Artikel ilmiah Program Pasca Sarjana UNSOED seperti yang dikutip

    oleh Dalman disebutkan bahwa artikel ilmiah adalah karya tulis yang

    dirancang untuk dipublikasikan dalam jurnal ilmiah atau buku

    kumpulan artikel ilmiah yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan

    mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah. Artikel ilmiah ini dapat

    berupa hasil penelitian maupun gagasan/pemikiran ilmiah (review).67

    Dalam pembuatan artikel ini harus sesuai dengan pedoman yang ada,

    karena artikel ini harus dapat dipertanggung jawabkan oleh penulis baik

    isi maupun sumbernya.

    g. Artikel ilmiah populer

    Artikel populer merupakan artikel ilmiah populer tidak terikat

    secara ketat dengan aturan penulisan ilmiah. Artikel ilmiah populer

    66

    Totok Djuroto dan Bambang Suprijadi, op. cit., hlm. 28.

    67 Dalman, op. cit., hlm. 41.

  • 55

    ditulis bukan untuk keperluan akademik, tetapi biasanya dipublikasikan

    di surat kabar atau majalah. Jadi, artike ilmiah populer ini bertujuan

    untuk menjangkau pembaca khalayak. Artikel ini dibuat berdasarkan

    berpikir deduktif atau induktif, atau gabungan dari keduanya yang

    dikemas dengan opini atau penulis.68

    Artikel populer sama halnya

    dengan artikel ilmiah namun artikel ini lebih fleksibel karena untuk

    publikasi di majalah atau koran bukan untuk kepentingan akademik.

    h. Resensi

    Resensi merupakan karya tulis yang mengulas atau menilai

    sebuah buku. Resensi biasanya dimuat dalam surat kabar atau majalah.

    Tujuan dari resensi ialah untuk memberikan gambaran mengenai buku

    serta pertimbangan dan penilaian secara objektif kepada masyarakat,

    sehingga mereka mengetahui apakah buku tersebut layak dibaca atau

    tidak.69

    Untuk melakukan resensi ini seseorang harus membaca terlebih

    dahulu buku yang akan ia ulas, sehingga dapat ia nilai dengan objektif.

    i. Esai

    Esai adalah suatu tulisan yang menggambarkan opini penulis

    tentang subjek tertentu yang dicoba untuk dinilainya. Jadi, yang

    dikemukakan dalam esai lebih merupakan pendapat penulisnya yang

    bersifat subjektif.70

    Dalam hal ini esai dibangun berdasarkan pemikiran

    68

    Ibid., hlm. 42.

    69 Ibid., hlm. 43.

    70 Ibid., hlm. 44

  • 56

    penulisnya sendiri, tanpa intervensi dari pemikiran orang lain karena hal

    ini merupakan sebuah kritik.

    j. Laporan

    Laporan merupakan karangan yang berisi tentang rekaman

    kegiatan tentang suatu yang sedang dikerjakan, digarap, diteliti atau

    diamati, dan mengandung saran-saran untuk dilaksanakan. Dalam hal

    ini, laporan dapat berupa laporan hasil penelitian dan hasil kegiatan.71

    Laporan ini yang biasanya dibuat mahasiswa berdasarkan hasil kegiatan

    misalnya hasil kegiatan kuliah kerja nyata (KKN), laporan praktik

    pengalaman lapangan, dan sebagainya.

    71

    Ibid.