bab ii profil kemiskinan daerah -...

50
LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-1 BAB II PROFIL KEMISKINAN DAERAH 2.1. Kondisi Umum Daerah 2.1.1. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta dalam kurun waktu tahun lima tahun pada tahun 2012 sampai dengan 2016 mengalami perkembangan yang fluktuatif, pertumbuhan ekonomi sempat naik cukup positif pada tahun 2013 menjadi sebesar 6,25%. akan tetapi pada tahun 2014 sampai 2016 mengalami penurunan sebesar 5,28% dan 5,32%. Relevan dengan Kota Surakarta Melihat perkembangan ekonomi Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2016 yang juga mengalami penurunan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 2.1. Sumber : buku produk domestik regional bruto kabupaten kota di indonesia 2012-2016 Gambar 2.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Kota Surakarta, Tahun 2012-2016 (%) Jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi kota lain di Jawa Tengah pada tahun 2016, Kota Surakarta sebesar 5,32% merupakan terendah ke-3 setelah Kota magelang (5,17%) dan Salatiga (5,23), akan tetapi lebih tinggi dari capaian Provinsi Jawa Tengah (5,28%) seperti terlihat pada Gambar 2.2.

Upload: phungkhanh

Post on 25-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-1

BAB II

PROFIL KEMISKINAN DAERAH

2.1. Kondisi Umum Daerah

2.1.1. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Kota Surakarta dalam kurun waktu tahun lima tahun

pada tahun 2012 sampai dengan 2016 mengalami perkembangan yang

fluktuatif, pertumbuhan ekonomi sempat naik cukup positif pada tahun 2013

menjadi sebesar 6,25%. akan tetapi pada tahun 2014 sampai 2016 mengalami

penurunan sebesar 5,28% dan 5,32%. Relevan dengan Kota Surakarta Melihat

perkembangan ekonomi Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2016 yang juga

mengalami penurunan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Sumber : buku produk domestik regional bruto kabupaten kota di indonesia

2012-2016 Gambar 2.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Kota Surakarta,

Tahun 2012-2016 (%)

Jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi kota lain di Jawa Tengah

pada tahun 2016, Kota Surakarta sebesar 5,32% merupakan terendah ke-3

setelah Kota magelang (5,17%) dan Salatiga (5,23), akan tetapi lebih tinggi dari

capaian Provinsi Jawa Tengah (5,28%) seperti terlihat pada Gambar 2.2.

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-2

Sumber : buku produk domestik regional bruto kabupaten kota di indonesia 2012-2016

Gambar 2.2 Posisi Relatif Pertumbuhan Ekonomi Kota Surakarta dan Kota Lainnya di Jawa Tengah Tahun 2016 (%)

2.1.2. PDRB

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menjadi salah satu indikator

untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu wilayah dalam suatu periode

tertentu. Penghitungan PDRB dilakukan atas dasar harga berlaku (harga-harga

pada tahun penghitungan) dan atas dasar harga konstan (harga-harga pada

tahun yang dijadikan tahun dasar penghitungan) untuk dapat melihat

pendapatan yang dihasilkan dari lapangan usaha (sektoral) maupun dari sisi

penggunaan.

PDRB ADHB Kota Surakarta dalam kurun waktu lima tahun (2012-2016)

menunjukkan peningkatan yang cukup baik setiap tahunnya, yaitu tahun 2011

tercatat sebesar Rp.26.425.273,02 juta meningkat menjadi sebesar

Rp.37.793.266,18 juta pada tahun 2016. Demikian pula untuk PDRB ADHK

tahun 2012 sebesar Rp. 24.123.781,59 juta meningkat menjadi Rp.

29.965.873,01 juta. Perkembangan PDRB ADHB dan PDRB ADHK Kota

Surakarta tahun 2012 hingga tahun 2016 dapat dilihat pada table 2.1.

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-3

Tabel 2.1. Perkembangan PDRB ADHB dan ADHK

Kota Surakarta Tahun 2012-2016 (Juta Rupiah)

PDRB 2012 2013 2015 2015 2016

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (juta rupiah)

26.425.273,02 29.081.312,47 32.059.446,90 34.982.374,09 37.793.266,18

PDRB Atas Dasar Harga Konstan (juta rupiah)

24.123.781,59 25.631.681,32 26.984.358,61 28.453.493,87 29.965.873,01

Sumber : BPS Kota Surakarta, 2017

Posisi relatif PDRB ADHB Kota Surakarta pada tahun 2016 sebesar

Rp.37.793.266,18 Juta dibandingkan dengan Kota Lainnya di Jawa Tengah

peringkat 2 tertinggi setelah Kota Semarang (Rp.145.993.676,40 juta), secara

rinci dapat dilihat pada gambar 2.3.

Sumber : BPS Masing-masing Kota 2017

Gambar 2.3 Posisi Relatif PDRB ADHB Kota Surakarta Tahun 2016 (Juta Rupiah)

Sektor penyumbang PDRB ADHB Kota Surakarta terbesar adalah sektor

konstruksi, sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda

motor dan sektor informasi dan komunikasi. PDRB atas dasar harga berlaku

(ADHB) menurut lapangan usaha Kota Surakarta tahun 2012 sampai dengan

2016 pada tabel 2.2.

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-4

Tabel 2.2. PDRB Seri 2010 Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

Kota Surakarta Tahun 2012-2016 (Juta Rupiah)

Kategori Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 134.120,70 156.759,32 167.748,49 182.751,51 185.392,73

1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 133.531,37 156.085,01 167.057,60 181.997,00 184.613,03

2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 8,20 9,21 10,31 10,93 11,00

3 Perikanan 581,12 665,10 680,59 743,58 768,70

B Pertambangan dan Penggalian 589,56 600,78 697,25 770,26 779,11

C Industri Pengolahan 2.184.220,23 2.440.165,97 2.789.563,68 3.002.990,09 3.232.802,39

D Pengadaan Listrik dan Gas 57.110,07 58.562,30 60.379,07 61.213,06 70.302,94

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

49.150,21 49.564,92 52.562,74 55.285,78 57.524,26

F Konstruksi 7.132.200,69 7.707.302,44 8.591.705,73 9.410.744,97 10.191.821,93

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

6.167.070,06 6.839.466,39 7.307.631,60 7.893.738,82 8.500.194,94

H Transportasi dan Pergudangan 639.607,23 713.390,43 828.699,95 932.398,98 982.744,08

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1.416.920,94 1.614.045,03 1.826.367,28 2.015.814,83 2.242.400,85

J Informasi dan Komunikasi 2.968.644,77 3.201.750,06 3.453.784,47 3.715.658,93 3.943.522,76

K Jasa Keuangan dan Asuransi 980.309,86 1.065.842,54 1.173.873,01 1.326.074,81 1.484.997,02

L Real Estate 1.081.941,05 1.148.116,83 1.296.580,03 1.436.443,80 1.554.663,91

M,N Jasa Perusahaan 181.151,78 208.386,73 235.080,88 272.952,59 305.638,45

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

1.630.094,69 1.772.641,71 1.888.650,12 2.068.163,83 2.249.744,30

P Jasa Pendidikan 1.286.013,89 1.534.635,46 1.734.114,99 1.877.495,85 2.016.243,19

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 265.871,64 296.594,32 346.392,98 385.675,46 416.091,63

R,S,T,U Jasa lainnya 250.255,67 273.487,25 305.614,62 326.200,52 358.401,66

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 26.425.273,02 29.081.312,47 32.059.446,90 34.982.374,09 37.793.266,18

Penduduk Per tengahan Tahun 506.619 508.951 511.152 511.142 513.210

Pendapatan Per kapita (rupiah) 52.160.051,29 57.139.709,86 62.719.987,20 68.439.639,25 73.640.938,76

Sumber : BPS Kota Surakarta, 2017

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-5

PDRB Per Kapita ADHK 2010 juga mengalami peningkatan. Pendapatan

per kapita pada tahun 2016 mencapai Rp.58,389 juta/tahun, padahal pada

tahun 2012 hanya sebesar 47,617 juta/tahun. Rata-rata pertumbuhan per kapita

PDRB 4,89%. Dengan meningkatnya pendapatan perkapita, diharapkan dapat

mencerminkan peningkatan kesejahteraan di masyarakat. Selengkapnya dapat

dilihat pada tabel 2.3.

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-6

Tabel 2.3. PDRB Seri 2010 Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha

Kota Surakarta Tahun 2012-2016 (Juta Rupiah)

Kategori Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 119,290.28 125,292.13 127,634.25 129,926.80 130,948.34

1 Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 118,782.94 124,753.47 127,112.81 129,399.81 130,419.42

2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 7.59 7.73 7.56 7.47 7.40

3 Perikanan 499.74 530.93 513.88 519.52 521.52

B Pertambangan dan Penggalian 564.81 562.50 549.59 535.17 532.82

C Industri Pengolahan 1,874,945.81 2,044,003.66 2,184,105.67 2,263,993.97 2,347,880.69

D Pengadaan Listrik dan Gas 57,293.50 61,821.35 63,499.68 61,092.81 65,156.76

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 48,187.39 47,384.05 48,594.69 49,454.24 50,640.12

F Konstruksi 6,512,554.87 6,767,584.32 7,014,333.33 7,390,395.31 7,865,547.96

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

5,764,372.04 6,193,415.14 6,461,014.08 6,730,422.13 7,036,700.29

H Transportasi dan Pergudangan 630,022.97 695,071.27 750,350.60 811,007.78 853,855.02

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,218,509.72 1,288,357.53 1,377,875.81 1,463,048.48 1,537,527.02

J Informasi dan Komunikasi 2,959,428.76 3,204,036.98 3,490,330.91 3,723,082.11 3,949,332.65

K Jasa Keuangan dan Asuransi 842,704.78 872,109.50 907,659.83 968,341.37 1,048,910.12

L Real Estate 1,040,600.25 1,094,700.86 1,164,923.59 1,249,065.08 1,328,972.87

M,N Jasa Perusahaan 162,516.32 177,726.37 189,915.26 207,530.85 224,829.61

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

1,450,191.36 1,506,447.18 1,524,921.96 1,623,466.15 1,661,471.93

P Jasa Pendidikan 982,167.18 1,060,271.81 1,144,903.75 1,223,370.41 1,269,374.34

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 220,699.59 238,715.15 268,758.62 285,590.16 305,638.62

R,S,T,U Jasa lainnya 239,731.95 254,181.54 264,987.02 273,171.04 288,553.84

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 24,123,781.59 25,631,681.32 26,984,358.61 28,453,493.87 29,965,873.01

Penduduk Per tengahan Tahun 506.619 508.951 511.152 511.142 513.210

Pendapatan Per kapita (rupiah) 47,617,206.60 50,361,785.94 52,791,260.94 55,666,515,11 58,389,105.83

Sumber : BPS Kota Surakarta, 2017

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-7

Sama halnya dengan kondisi PDRB ADBH, posisi relatif PDRB ADHK

Kota Surakarta tahun 2015 sebesar Rp.28.453 miliar dibandingkan Kota lainnya

di Jawa Tengah juga tinggi, berada di peringkat kedua tertinggi setelah Kota

Semarang (Rp.109.142 miliar), secara rinci dapat dilihat pada gambar 2.4.

Sumber : BPS Masing-masing Kota 2017

Gambar 2.4 Posisi Relatif PDRB ADHK Kota Surakarta Tahun 2016 (Juta Rupiah)

2.1.3. Investasi

Potensi dan peluang penanaman modal di Kota Surakarta cukup terbuka

khususnya di bidang usaha mikro dan jasa. Potensi dan peluang penanaman

modal di bidang industri relatif tertutup untuk industri besar karena keterbatasan

lahan. Potensi dan peluang penanaman modal di Kota Surakarta wajib dijaga

karena meningkatnya penanaman modal akan memberikan pengaruh positif bagi

pengurangan pengangguran.

Perkembangan penanaman modal di Kota Surakarta menunjukkan

kecenderungan meningkat. Total Investasi berskala nasional di Kota Surakarta

tahun 2015 sebesar Rp. 2.082,61 milyar. Nilai tersebut mengalami peningkatan

jika dibandingkan dengan total Investasi tahun 2010 sebesar Rp. 1.311,25

milyar. Capaian indikator penanaman modal di Kota Surakarta selama kurun

waktu 2009-2015 dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 2.4. Kinerja Penanaman Modal di Kota Surakarta Tahun 2010-2015

No Indikator Capaian

2010 2011 2012 2013 2014 2015

1. Jumlah investor 1.845 1.332 1.066 864 1.226 1.252

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-8

No Indikator Capaian

2010 2011 2012 2013 2014 2015

berskala nasional (PMDN/PMA) (investor)

2. Jumlah nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA) (Rp. Milyar)

1.311,25 1.797,73 2.017,02 2.884,31 1.453,18 2.082,61

Sumber: BPMPT Kota Surakarta, April 2016

2.1.4. Perkembangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Pengembangan koperasi, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)

merupakan kegiatan yang penting dalam rangka mewujudkan ekonomi

kerakyatan. Hal tersebut ditunjukkan oleh besarnya potensi koperasi dan UMKM

di Kota Surakarta baik dari peningkatan jumlah usaha kecil dan menengah,

penyerapan tenaga kerja dan jumlah unit usahanya. Pencapaian kinerja urusan

Koperasi dan UKM dengan mendasarkan indikator koperasi aktif, yakni koperasi

yang dalam dua tahun terakhir mengadakan RAT (Rapat Anggota Tahunan) atau

koperasi yang dalam tahun terakhir melakukan kegiatan usaha menunjukkan

peningkatan dari 87,34% pada tahun 2011 menjadi 93,42% pada tahun 2015.

Adapun dilihat dari indikator Usaha Mikro dan Kecil, yakni perbandingan

antara jumlah usaha mikro dan kecil dengan jumlah seluruh UKM menunjukkan

peningkatan dari 75,00% pada tahun 2011 menjadi 99,81% pada tahun 2015

atau dari 10.362 unit pada tahun 2011 menjadi 43.618 unit pada tahun 2015.

Sebagaimana tertulis pada Tabel 2.5 berikut:

Tabel 2.5. Kinerja Urusan Koperasi dan UKM di Kota Surakarta

Tahun 2010-2015

No Indikator Capaian

2011 2012 2013 2014 2015

1 Koperasi aktif (%) 87,34 93,00 93,42 93,42 93,42

2 Usaha Mikro dan Kecil Kategori Sehat (%)

75,00 75,00 99,29 99,29 99,5

Sumber : Dinkop UMKM Kota Surakarta, April 2016

2.1.5. Inflasi

Inflasi merupakan persentase tingkat kenaikan harga sejumlah barang

dan jasa yang secara umum dikonsumsi rumah tangga. Inflasi yaitu indikator

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-9

ekonomi yang sering dicermati karena terkait langsung dengan kemampuan

daya beli dari uang yang dimiliki oleh masyarakat, terutama mereka yang

berpenghasilan tetap. Perubahan harga secara umum (inflasi/deflasi) untuk

barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat di ukur dengan perubahan Indeks

Harga Konsumen (IHK).

Perkembangan Laju inflasi di Kota Surakarta dalam kurun waktu 5 tahun

terakhir tahun 2012 sampai dengan tahun 2017 (bulan Juli di ambil dari data Y

to Y) menunjukan capaian yang positif yaitu pada tahun 2012 laju inflasi Kota

Surakarta sebesar 8,32% menurun pada tahun 2016 menjadi sebesar 2,15%

akan tetapi naik pada tahun 2017 menjadi sebesar 3,58%. selengkapnya dapat

dilihat pada gambar 2.5.

Sumber: BPS Jawa Tengah,2017 *) Laju inflasi Bulan Juli (Y to Y)

Gambar 2.5 Perkembangan Laju Inflasi Kota Surakarta Tahun 2012-2017 (%)

2.1.6. Indeks Gini

Salah satu indikator yang dipergunakan untuk menilai ketimpangan

pemerataan pendapatan di suatu wilayah adalah dengan menggunakan Indeks

Gini. Besarnya nilai Indeks Gini adalah 0 (nol) hingga 1 (satu) yang

mengandung arti bahwa sama sekali tidak terjadi ketimpangan ketika capaian

indeks Gini ketika bernilai 0 (nol) dan ketimpangan dapat dikatakan tinggi apabila

capaian Indeks Gini ketika bernilai 1 (satu). Ketimpangan pemerataan

pendapatan menggunakan Indeks Gini dapat diklasifikasikan kedalam 3 kategori,

yaitu : (1) ketimpangan rendah, (2) ketipangan sedang dan (3) ketimpangan

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-10

tinggi. Indeks Gini dikategorikan rendah apabila capaiannya dibawah 0,3.

Capaian Indeks Gini dikatakan dan dikategorikan tinggi apabila capaiannya

diatas 0,4 hingga 1.

Indeks gini Kota Surakarta dalam periode tahun 2011 sampai dengan tahun

2015 mengalami perkembangan yang fluktuatif dan sempat berada pada posisi

terendah dengan capaian 0,33 pada tahun 2011. indeks gini meningkat pada

tahun 2014 sebesar 0,36 termasuk dalam kategori sedang dengan capaian

berada diantara 0,3 hingga 0,4. perkembangan indeks gini mengalami penurunan

pada tahun 2015 menjadi sebesar 0,35. selengkapnya dapat dilihat pada gambar

2.6.

Sumber: BPS , 2016

Gambar 2.6 Perkembangan Indeks Gini Kota Surakarta tahun 2011-2015

Posisi relatif indeks gini Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 0,35 berada di

bawah rata-rata Jawa Tengah sebesar 0,38 dan Nasional sebesar 0,41. Namun

dibandingkan kota lainnya di Jawa Tengah, indeks gini Kota Surakarta masih

lebih tinggi jika dibandingkan Kota Magelang, Kota Semarang dan Kota

Pekalongan, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 2.7.

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-11

Sumber: BPS , 2016

Gambar 2.7 Posisi Relatif Indeks Gini Kota Surakarta dan Kota Lainnya di Jawa Tengah Tahun 2015

2.1.7. Indeks Pembangunan Manusia

1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator penting

untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup

manusia (masyarakat/penduduk). Besarnya nilai IPM dapat menentukan

peringkat atau level pembangunan suatu wilayah/negara. Pada tahun 2012

hingga 2016 IPM Kota Surakarta mengalami peningkatan tiap tahunnya.

IPM Kota Surakarta pada tahun 2012 adalah sebesar 78,44 meningkat

menjadi 80,76 pada tahun 2016. Kondisi tersebut menunjukan kategori tinggi

karena sudah berada di atas angka 80. Pada Tahun 2016 IPM Kota

Surakarta menunjukkan kondisi yang sangat baik di Provinsi Jawa Tengah

dengan lebih tinggi dari rata-rata Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2016

sebesar 69,98 dan begitu pula denga Nasional sebesar 70,18, secara rinci

dapat dilihat pada Gambar 2.8.

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-12

Sumber: Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2016

Gambar 2.8 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah dan Nasional Tahun 2012-2016

IPM Kota Surakarta dibandingkan dengan Kota lain di Jawa Tengah

tahun 2016 pada Gambar 2.9, ditunjukkan pada kondisi terbaik ketiga

setelah Kota Salatiga dan Kota Semarang. Hal tersebut menunjukkan

kualitas pembangunan manusia di Kota Surakarta termasuk berkinerja baik.

Perbandingan IPM Kota Surakarta pada tahun 2015 dapat dilihat pada

Gambar 2.9.

Sumber: Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2016

Gambar 2.9 Posisi Relatif Indeks Pembangunan Manusia Kota Surakarta dengan Kota Lainnya di Jawa Tengah Tahun 2016

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-13

IPM diukur menggunakan beberapa beberapa indikator pembentuk

IPM, meliputi Angka Harapan Hidup, Angka Harapan Lama Sekolah, Rata-

rata Lama Sekolah, dan Pengeluaran Per Kapita dengan uraian di bawah ini:

a. Angka Harapan Hidup

Angka harapan hidup saat lahir sebagai rata-rata perkiraan

banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang sejak lahir. Angka

harapan hidup mencerminkan derajat kesehatan suatu masyarakat.

Perkembangan Angka Harapan Hidup Kota Surakarta pada tahun 2012

hingga tahun 2016 terus mengalami kenaikan, yaitu pada tahun 2012

sebesar 76,93 tahun dan pada tahun 2016 menjadi sebesar 77,03 tahun.

Kondisi tersebut relevan terhadap perkembangan angka harapan hidup

Provinsi Jawa Tengah dan Nasional, secara rinci dapat dilihat pada

Gambar 2.10.

Sumber: Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2016

Gambar 2.10 Perkembangan Angka Harapan Hidup Kota Surakarta Tahun 2012-2016 (Tahun)

Posisi relatif Angka Harapan Hidup Kota Surakarta pada tahun

2016 sebesar 77,03 tahun berada di atas capaian Provinsi Jawa Tengah

sebesar 74,02 tahun serta merupakan tertinggi ke dua setelah Kota

Semarang dibandingkan kota lainnya di Jawa Tengah, secara rinci dapat

dilihat pada Gambar 2.11.

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-14

Sumber: Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2016

Gambar 2.11 Posisi Relatif Angka Harapan Hidup Kota Surakarta dan Kota Lain di Jawa Tengah Tahun 2016 (Tahun)

b. Harapan Lama Sekolah

Untuk angka harapan lama sekolah yang merupakan lamanya

sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada

umur tertentu di masa mendatang. Harapan lama sekolah digunakan

untuk mengetahui kondisi pembangunan sistem pendidikan di berbagai

jenjang. Harapan lama sekolah dihitung pada usia 7 tahun ke atas karena

mengikuti kebijakan pemerintah yaitu program wajib belajar.

Perkembangan Harapan Lama Sekolah Kota Surakarta pada tahun

2012 hingga tahun 2016 terus mengalami kenaikan, yaitu pada tahun

2012 sebesar 13,50 tahun dan pada tahun 2016 menjadi sebesar 14,50

tahun. Kondisi tersebut relevan terhadap perkembangan Harapan Lama

Sekolah Provinsi Jawa Tengah dan Nasional, secara rinci dapat dilihat

pada Gambar 2.12.

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-15

Sumber: Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2016

Gambar 2.12 Perkembangan Harapan Lama Sekolah Kota Surakarta Tahun 2012-2016 (Tahun)

Posisi relatif Harapan Lama Sekolah Kota Surakarta pada tahun

2016 sebesar 14,50 tahun berada di atas capaian Provinsi Jawa Tengah

sebesar 12,45 tahun, namun masih rendah dibandingkan Kota Salatiga

dan Kota Semarang, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 2.13.

Sumber: Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2016

Gambar 2.13 Posisi relatif Harapan Lama Sekolah Kota Surakarta dan Kota Lainnya di Jawa Tengah Tahun 2016 (Tahun)

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-16

c. Rata-rata lama sekolah

Pada rata-rata lama sekolah, di Kota Surakarta sudah mencapai

10,37 tahun pada tahun 2016. Rata-rata lama sekolah ini sebagai jumlah

tahun yang digunakan oleh penduduk dalam menjalani pendidikan formal.

Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah Kota Surakarta pada tahun

2012 hingga tahun 2016 terus mengalami kenaikan namun tidak begitu

siginifikan, yaitu pada tahun 2012 sebesar 10,11 tahun dan pada tahun

2016 menjadi sebesar 10,37 tahun. Kondisi ini relevan dan jauh lebih

tinggi terhadap perkembangan rata-rata capaian Provinsi Jawa Tengah

dan Nasional, secara rinci dapat dilihat pada Gambar 2.14.

Sumber: Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2016

Gambar 2.14 Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah Kota Surakarta Tahun 2012-2016 (Tahun)

Sedangkan posisi relatif Rata-Rata Lama Sekolah Kota Surakarta

pada tahun 2016 sebesar 10,37 tahun merupakan tertinggi ke dua setelah

Kota Semarang dibandingkan kota lainnya di Jawa Tengah, secara rinci

dapat dilihat pada Gambar 2.15.

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-17

Sumber: Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2016

Gambar 2.15 Posisi Relatif Rata-Rata Lama Sekolah Kota Surakarta dan Kota Lainnya di Jawa Tengah Tahun 2016 (Tahun)

d. Pengeluaran per Kapita

Pengeluaran per kapita menunjukkan bahwa semakin

meningkatnya daya beli masyarakat sebagai simbol kesejahteraan

masyarakat juga semakin baik. Perkembangan Pengeluaran Per Kapita

Kota Surakarta pada tahun 2012 hingga tahun 2016 terus mengalami

kenaikan, yaitu pada tahun 2012 sebesar Rp. 12.680 ribu dan pada

tahun 2016 menjadi sebesar Rp. 13.900 ribu. Kondisi ini relevan dan

jauh lebih tinggi terhadap perkembangan rata-rata Pengeluaran Per

Kapita Provinsi Jawa Tengah dan Nasional, secara rinci dapat dilihat

pada Gambar 2.16.

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-18

Sumber: Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2016

Gambar 2.16 Perkembangan Perngeluaran Per Kapita Kota Surakarta Tahun 2012-2016 (Ribu Rupiah)

Capaian pengeluaran per kapita Kota Surakarta pada tahun 2016

sebesar Rp. 13.900 ribu masih lebih rendah dibandingkan Kota Salatiga

sebesar Rp.14.811 ribu dan Kota Semarang sebesar Rp.13.900, namun

masih lebih tinggi dari 3 (tiga) kota lainnya di Jawa Tengah,

selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 2.17.

Sumber: Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2016

Gambar 2.17 Posisi Relatif Pengeluaran Per Kapita Kota Surakarta dan Kota Lainnya di Jawa Tengah Tahun 2016 (Ribu Rupiah)

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-19

2.2. Kondisi Kemiskinan Multidimensi

Kondisi kemiskinan multidimensi di Kota Surakarta dikategorikan menjadi

2 (dua), yaitu kemiskinan konsumsi dan kemiskinan non konsumsi. Indikator

kemiskinan konsumsi meliputi, yaitu 1) Persentase Penduduk Miskin (P0); 2)

Jumlah Penduduk Miskin; 3) Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1); 4) Indeks

Keparahan Kemiskinan (P2). Sedangkan indikator kemiskinan non konsumsi,

meliputi dikelompokkan menjadi 5 (lima) bidang, yaitu ketenagakerjaan,

kesehatan, pendidikan, ketahanan pangan dan infrastruktur dasar, secara rinci

seperti dapat dilihat pada Tabel 2.6.

Tabel 2.6. Perincian Bidang dan Indikator Utama Kondisi Kemiskinan

No Bidang Indikator Utama

A. Kemiskinan Konsumsi 1. Persentase Penduduk Miskin (P0)

2. Jumlah Penduduk Miskin

3. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)

4. Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

B. Kemiskinan Non

Konsumsi

1. Ketenagakerjaan 1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

2. Laju pertumbuhan PDB per tenaga kerja

3. Rasio kesempatan kerja terhadap penduduk

usia 15 tahun ke atas

4. Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri

dan pekerja bebas keluarga terhdap total

kesempatan kerja

5. Kontribusi perempuan dalam pekerjaan

upahan di sektor non pertanian

2. Kesehatan 1. Angka Kematian Bayi (AKB)

2. Angka Kematian Balita (AKBA)

3. Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI)

4. Prevalensi Balita Kekurangan Gizi

a. Gizi Buruk

b. Gizi Kurang

5. Proporsi anak berusia 1 tahun diimunisasi

campak

6. Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga

kesehatan terlatih

7. Cakupan pelayanan antenatal (K4)

8. Angka pemakaian kontrasepsi/ Contraceptive

Prevalence Rate (CPR) pada perempuan

menikah usia 15-49 tahun

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-20

No Bidang Indikator Utama

9. Tingkat kelahiran pada remaja per 1.000

perempuan usia 15-19 tahun

10. Unmetneed KB

11. Prevalensi HIV pada penduduk usia 15-24

tahun

12. Angka penemuan kasus malaria per 1.000

penduduk

13. Angka kejadian tubeculosis per 100.000

penduduk

14. Proporsi kasus tuberculosis yang

disembuhkan melalui DOTS

15. Angka kematian DBD

3. Pendidikan 1. Angka Partisipasi Murni (APM)

a. APM SD/MI sederajat

b. APM SMP/MTs sederajat

c. APM SMA/MA sederajat

2. Angka Partisipasi Kasar (APK)

a. APK SD/MI sederajat

b. APK SMP/MTs sederajat

c. APK SMA/MA sederajat

3. Angka Melek Huruf

4. Rata-Rata Lama Sekolah

5. Rasio APM Laki-laki /Perempuan

a. SD/MI sederajat

b. SMP/MTs sederajat

c. SMA/MA sederajat

6. Rasio melek huruf laki-laki terhadap

perempuan pada kelompok usia 15-24 tahun

7. Proporsi kursi yang diduduki perempuan di

DPRD Provinsi

4. Infrastruktur Dasar 1. Akses sanitasi layak

2. Akses air minum layak

a. Perkotaan

b. Perdesaan

3. Proporsi rumah tangga dengan kepemilikan

hak atas rumah/tempat tinggal

4. Proporsi rumah tidak layak huni

5. Rasio elektrifikasi

5. Ketahanan Pangan 1. Perkembangan harga beras

2. Produksi beras

3. Harga bahan kebutuhan pokok utama

4. Proporsi penduduk dengan asupan kalori di

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-21

No Bidang Indikator Utama

bawah tingkat konsumsi minimum

a. Kurang dari 1.400 kkal/kapita/hari

b. Kurang dari 2.000 kkal/kapita/hari Sumber: Buku Panduan Penanggulangan Kemiskinan TNP2K,Tahun 2014, diolah

Evaluasi kinerja program penanggulangan kemiskinan sebagaimana

tertuang dalam SPKD Kota Surakarta Tahun 2016-2021 dilakukan melalui

pengukuran kinerja berdasarkan target dan realisasi dengan satuan pengukuran

dalam bentuk persentase. Secara umum, persentase pencapaian kinerja

pembangunaan daerah dihitung dengan rumus yang hasilnya mengandung

pengertian bahwa semakin tinggi persentase menggambarkan pencapaian

kinerja yang semakin baik. Namun demikian, dalam pengukuran ini diperhatikan

pula karakteristik indikator, mencakup tiga kondisi yang berbeda dan harus

diperhatikan dalam pengukuran kinerja. Kondisi tersebut yaitu:

1) Semakin tinggi angka persentase menunjukkan pencapaian kinerja dan

kondisi yang semakin baik (positif), maka digunakan rumus:

Untuk melakukan interpretasi terhadap keseluruhan hasil pengukuran

kinerja penanggulangan kemiskinan Kota Surakarta dalam SPKD, maka

digunakan 3 (tiga) kriteria yaitu tercapai/melampaui, akan tercapai, dan

perlu upaya keras, dengan penjelasan sebagaimana Tabel 2.7.

Tabel 2.7.

Kriteria I Interpretasi Hasil Evaluasi Kinerja SPKD Kota Surakarta Tahun 2016-2021

No Simbol Status Evaluasi Kinerja Kriteria Status Evaluasi

Kinerja Keterangan

1

Tercapai/Melampaui Apabila persentase capaian

kinerja s/d tahun 2017

dibandingkan dengan target

tahun 2017 sebesar ≥ 100%

Dasar perhitungan

yang digunakan

adalah rata-rata

persentase target

kinerjas/d tahun

2017 dibandingkan

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-22

No Simbol Status Evaluasi Kinerja Kriteria Status Evaluasi

Kinerja Keterangan

2

Akan Tercapai Apabila persentase capaian

kinerja s/d tahun 2017

dibandingkan dengan target

tahun 2017 sebesar 75% s/d

<100%

dengan target tahun

2017 sebesar ≥

75,00%

3

Perlu upaya keras Apabila persentase

capaian kinerja s/d tahun

2017 dibandingkan

dengan target tahun 2017

sebesar <75%

2) Semakin tinggi angka persentase menunjukkan pencapaian kinerja kondisi

yang semakin buruk (negatif) , maka digunakan rumus:

Sedangkan untuk kondisi pada poin ini, interpretasi terhadap keseluruhan

hasil pengukuran kinerja penanggulangan kemiskinan Kota Surakarta

dalam SPKD, dijelaskan sebagaimana Tabel 2.8.

Tabel 2.8.

Kriteria II Interpretasi Hasil Evaluasi Kinerja SPKD Kota Surakarta Tahun 2016-2021

No Simbol Status Evaluasi Kinerja Kriteria Status Evaluasi

Kinerja Keterangan

1

Tercapai/Melampaui Apabila persentase

capaian kinerja s/d tahun

2017 dibandingkan

dengan target tahun 2017

sebesar ≥ 100%

Dasar perhitungan

yang digunakan

adalah rata-rata

persentase target

kinerja s/d tahun

2017 dibandingkan

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-23

No Simbol Status Evaluasi Kinerja Kriteria Status Evaluasi

Kinerja Keterangan

2

Akan Tercapai Apabila persentase capaian

kinerja s/d tahun 2017

dibandingkan dengan target

tahun 2017 sebesar 75% s/d

<100%

dengan target tahun

2017 lebih besar dari

atau sama dengan

75%

3

Perlu upaya keras Apabila persentase capaian

kinerja s/d tahun 2017

dibandingkan dengan target

tahun 2017 sebesar <75%

3) Untuk target indikator yang bersifat kumulatif dilakukan perhitungan

pencapaian kinerja dengan rumus yang sama dengan poin 1, yaitu:

Interpretasi terhadap keseluruhan hasil pengukuran kinerja

penanggulangan kemiskinan, dijelaskan sebagaimana Tabel 2.9.

Tabel 2.9.

Kriteria III Interpretasi Hasil Evaluasi Kinerja SPKD Kota Surakarta Tahun 2016-2021

No Simbol Status Evaluasi Kinerja Kriteria Status Evaluasi

Kinerja Keterangan

1

Tercapai/Melampaui Apabila persentase capaian

kinerja s/d tahun 2017

dibandingkan dengan target

tahun 2017 sebesar ≥ 100%

Dasar perhitungan

yang digunakan

adalah rata-rata

persentase target

kinerja s/d tahun

2017dibandingkan

dengan target tahun

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-24

No Simbol Status Evaluasi Kinerja Kriteria Status Evaluasi

Kinerja Keterangan

2

Akan Tercapai Apabila persentase capaian

kinerja s/d tahun 2017

dibandingkan dengan target

tahun 2017 lebih besar dari

35% sampai dengan kurang

dari 100%

2017 sebesar

≥35%

3

Perlu upaya keras Apabila persentase

capaian kinerja s/d tahun

2017 dibandingkan

dengan target tahun 2017

sebesar ≤35%

2.2.1. Kondisi Kemiskinan Konsumsi

1. Persentase Penduduk Miskin

Perkembangan persentase penduduk miskin Kota Surakarta pada

tahun 2012 hingga tahun 2016 terus mengalami penurunan, yaitu pada

tahun 2012 sebesar 12,01% dan pada tahun 2016 menjadi sebesar 10,88%

atau terjadi penurunan sebesar 1,13%. Perkembangan persentase

penduduk miskin Kota Surakarta relevan dengan Jawa Tengah dan

Nasional yang juga mengalami penurunan capaian persentase kemiskinan

pada periode yang sama. Secara rinci dapat dilihat pada gambar 2.18

berikut.

Sumber: BPS, 2017

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-25

Gambar 2.18 Perkembangan Persentase Penduduk Miskin Kota Surakarta Tahun 2012-2016 (%)

Posisi relatif persentase penduduk miskin Kota Surakarta pada

than 2016 dapat ditunjukkan pada gambar 2.19 berikut.

Sumber: BPS, 2017

Gambar 2.19 Posisi relatif Persentase Penduduk Miskin Kota Surakarta tahun 2016 (%)

Persentase penduduk miskin Kota Surakarta pada tahun 2016

sebesar 10,88% termasuk dalam kelompok persentase penduduk miskin

rendah yaitu, Kabupaten/Kota yang berada di bawah capaian Provinsi

Jawa Tengah sebesar 13,27% dan Nasional sebesar 10,70% dimana jika

dibandingkan dengan Kabupaten/Kota Lainnya Kota Surakarta

menempati posisi 11 terendah.

2. Jumlah Penduduk Miskin

Perkembangan jumlah penduduk miskin Kota Surakarta pada

tahun 2012 hingga tahun 2016 mengalami penurunan, kecuali pada

tahun terakhir yang mengalami peningkatan berbeda dengan kondisi

perkembangan persentase penduduk miskin yang justru selalu

mengalami penurunan. Jumlah penduduk miskin Kota Surakarta tahun

2012 sampai dengan tahun 2016 terjadi penurunan sebesar 4,8 ribu jiwa.

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-26

Sumber: BPS, 2017

Gambar 2.20 Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin Kota Surakarta Tahun 2012-2016

Sedangkan posisi relatif jumlah penduduk miskin Kota Surakarta

tahun 2016 sebanyak 55.900 jiwa masih lebih tinggi dibandingkan 4 Kota,

yaitu Kota Salatiga (9,7 ribu), Kota Magelang (10,6 ribu jiwa), Kota Tegal

(20,3 ribu jiwa) dan Kota Pekalongan (23,6 ribu jiwa), namun masih lebih

rendah dibandingkan 30 Kabupaten/Kota, secara rinci dapat dilihat pada

gambar 2.21 berikut.

Sumber: BPS, 2017

Gambar 2.21 Posisi relatif Jumlah Penduduk Miskin Kota Surakarta pada tahun 2016

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-27

3. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)

Perkembangan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Kota Surakarta

pada tahun 2012 hingga tahun 2016 ditunjukkan pada gambar 2.22 berikut.

Sumber: BPS, 2017

Gambar 2.22 Perkembangan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Kota Surakarta Tahun 2012-2016

Pada gambar diatas ditunjukkan bahwa selama kurun waktu lima

tahun, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Kota Surakarta terjadi fluktuasi

dancenderung meningkat, yaitu pada tahun 2012 sebesar 1,33 dan pada

tahun 2013 turun menjadi sebesar 1,63, dan pada tahun 2016 menjadi

sebesar 1,34. Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran

penduduk miskin cenderung semakin menjauhi Garis Kemiskinan (negatif).

Sedangkan posisi relatif Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Kota

Surakarta pada tahun 2016 dapat ditunjukkan pada gambar 2.23 berikut.

Sumber: BPS, 2017

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-28

Gambar 2.23 Posisi relatif Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Kota Surakarta Tahun 2016

Gambar diatas menunjukkan Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)

Kota Surakarta pada tahun 2016 sebesar 1,34 termasuk dalam kelompok

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) rendah yaitu, Kabupaten/Kota yang

berada di bawah capaian Provinsi Jawa Tengah sebesar 2,37 dan

Nasional sebesar 1,74.

4. Indeks Keparahan kemiskinan (P2)

Perkembangan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Kota Surakarta

tahun 2012 hingga tahun 2016 terjadi fluktuasi dan cenderung meningkat,

yaitu pada tahun 2012 sebesar 0,28 dan pada tahun 2016 menjadi sebesar

0,35. Hal ini mengindikasikan bahwa ketimpangan pengeluaran penduduk

miskin semakin melebar (negatif) ditunjukkan pada gambar 2.24 berikut.

Sumber: BPS, 2017

Gambar 2.24 Grafik Perkembangan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Kota Surakarta Tahun 2012-2016 (indeks)

Sedangkan posisi relatif Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Kota

Surakarta pada tahun 2016 dapat ditunjukkan pada gambar 2.25 berikut.

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-29

Sumber: BPS, 2017

Gambar 2.25 Posisi Relatif Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Kota Surakarta Periode Maret 2015 (indeks)

Gambar diatas ditunjukkan Indeks Keparahan Kemiskinan Kota

Surakarta pada tahun 2016 sebesar 0,35 termasuk dalam kelompok

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) rendah yaitu, Kabupaten/Kota yang

berada di bawah capaian Provinsi Jawa Tengah sebesar 0,63 dan

Nasional sebesar 0,44.

5. Capaian dan Target Persentase Penduduk Miskin

Capaian persentase penduduk miskin Kota Surakarta pada tahun 2016

sebesar 10,88% mengalami penurunan dari tahun 2015 sebesar 10,89%.

Target pencapaian RPJMD tahun 2017 sebesar 8,99% dibandingkan

capaian tahun 2016 masih sebesar 78,99% dengan status kinerja akan

tercapai, artinya persentase realisasi dibandingkan target sebesar 75% s/d

<100% (perlu hati-hati). Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.10.

Tabel 2.10. Capaian dan Target Persentase Penduduk Miskin

Kota Surakarta Tahun 2017

Indikator Outcome

Capaian Target 2017

Kinerja Status 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Persentase Penduduk Miskin (%)

12,01 11,74 10,95 10,89 10,88 N/A 8,99 78,98 Akan

Tercapai

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Surakarta

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-30

2.2.2. Kemiskinan Non Konsumsi

1. Dimensi Ketenagakerjaan

Data ketenegakerjaan Kota Surakarta pada tahun 2016 tidak dilakukan

pendataan oleh BPS, sehingga tahun 2016 tidak tersedia data/realisasi

kinerja indikator-indikator dimensi ketenagakerjaan. Sedangkan tahun 2017,

BPS belum dapat merilis data/realisasi kinerjanya hingga akhir tahun

anggaran, sehingga evaluasi kinerja dimensi ketenagakerjaan Kota

Surakarta adalah persentase capaian kinerja tahun 2015 dibandingkan

target tahun 2017. Secara rinci uraian per indikator sebagai berikut:

a. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Capaian TPT Kota Surakarta pada tahun 2015 sebesar 4,53%

telah mencapai target RPJMD tahun 2017 sebesar 5,76%. Status kinerja

Tercapai/Melampaui sebesar 121,35%. Secara rinci dapat dilihat pada

Tabel 2.11.

Tabel 2.11. Capaian dan Target Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Kota Surakarta Tahun 2017

Indikator Outcome

Capaian Target 2017

Kinerja Status 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Tingkat Pengangguran Terbuka/TPT (%)

6,1 7,18 6,08 4,53 N/A N/A 5,76 121,35 Tercapai/Melam

paui Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Surakarta

b. Laju Pertumbuhan PDRB Per Tenaga Kerja

Capaian laju pertumbuhan PDRB per tenaga kerja Kota Surakarta

tahun 2015 sebesar 5,44% mengalami penurunan dibandingkan tahun

2014 sebesar 5,7%. Status kinerja Tercapai/Melampui sebesar 137,71%.

Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.12.

Tabel 2.12. Capaian dan Target Laju Pertumbuhan PDRB Per Tenaga Kerja

Kota Surakarta Tahun 2017

Indikator Outcome

Capaian Target 2017

Kinerja Status 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Laju Pertumbuhan PDRB Per Tenaga Kerja (%)

1,08 4,16 5,7 5,44 N/A N/A 3,95 137,72 Tercapai/Melampaui

Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Surakarta

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-31

c. Rasio Kesempatan Kerja Terhadap Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas

Rasio kesempatan kerja terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas

Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 66,95% mengalami peningkatan

dibandingkan tahun 2014 sebesar 64,26%. Status kinerja belum dapat

teridentifikasi. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.13.

Tabel 2.13. Capaian dan Target Rasio Kesempatan Kerja Terhadap

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Kota Surakarta Tahun 2017

Indikator Outcome

Capaian Target 2017

Kinerja Status 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Rasio kesempatan Kerja Terhadap Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas (%)

66,21 67,36 64,26 66,95 N/A N/A N/A N/A N/A

Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Surakarta

d. Proporsi Tenaga Kerja yang Berusaha Sendiri dan Pekerja Bebas

dan Pekerja Keluarga Terhadap Total Kesempatan Kerja

Proporsi tenaga kerja yang berusaha sendiri, pekerja bebas dan

pekerja keluarga Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 22,55% mengalami

penurunan dibandingkan tahun 2014 sebesar 28,98%. Status kinerja

Akan Tercapai sebesar 96,57%. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel

2.14.

Tabel 2.14. Capaian dan Target Proporsi Tenaga Kerja yang Berusaha Sendiri

dan Pekerja Bebas Keluarga Terhadap Total Kesempatan Kerja Kota Surakarta Tahun 2017

Indikator Outcome

Capaian Target 2017

Kinerja Status 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Proporsi Tenaga Kerja yang Berusaha Sendiri dan Pekerja Bebas Keluarga Terhadap Total Kesempatan Kerja (%)

27,11 26,16 28,98 22,55 N/A N/A 23,35 96,57 Akan

Tercapai

Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kota Surakarta

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-32

e. Kontribusi Perempuan Dalam Pekerjaan Upahan di Sektor Non

Pertanian

Kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan di sektor non

pertanian Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 69,77% mengalami

peningkatan dibandingkan tahun 2014 sebesar 60,07% atau kinerja

Tercapai/Melampaui sebesar 131,19%. Secara rinci dapat dilihat pada

Tabel 2.15.

Tabel 2.15. Capaian dan Target Kontribusi Perempuan Dalam Pekerjaan Upahan di Sektor Non Pertanian Kota Surakarta Tahun 2017

Indikator Outcome

Capaian Target 2017

Kinerja Status 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Kontribusi Perempuan Dalam Pekerjaan Upahan di Sektor Non Pertanian (%)

45,71 45,59 60,07 69,77 N/A N/A 45,79 131,19 Tercapai/Melampa

ui

Sumber: Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Surakarta

2. Dimensi Kesehatan

a. Angka Kematian Bayi (AKB)

Capaian AKB Kota Surakarta tahun 2017 sebesar 3,28 per 1.000

KH mengalami penurunan dari tahun 2016 sebesar 3,35 per 1.000 KH.

Status kinerja Perlu Upaya Keras sebesar 74,33%. Secara rinci dapat

dilihat pada tabel 2.16.

Tabel 2.16. Capaian dan Target Angka Kematian Bayi (AKB)

Kota Surakarta Tahun 2017

Indikator Outcome

Capaian Target 2017

Kinerja Status 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Angka Kematian Bayi/AKB (Per 1.000 KH)

6,02 3,22 4,79 2,82 3,35 3,28 2,61 74,33 Perlu Upaya Keras

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surakarta

b. Angka Kematian Balita (AKBA)

Capaian AKBA Kota Surakarta tahun 2017 sebesar 5,31 per

1.000 KH mengalami kenaikan dari tahun 2017 sebesar 4,12 per 1.000

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-33

KH. Status kinerja Perlu Upaya Keras sebesar 46,09%, secara rinci

dapat dilihat pada tabel 2.17.

Tabel 2.17. Capaian dan Target Angka Kematian Balita (AKBA)

Kota Surakarta Tahun 2017

Indikator Outcome

Capaian Target 2017

Kinerja Status 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Angka Kematian Balita/AKBA (Per 1.000 KH)

6,61 4,43 5,3 3,56 4,12 5,31 3,45 46,09 Perlu Upaya Keras

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surakarta

c. Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI)

Capaian AKI Kota Surakarta tahun 2017 sebesar 65,39 per

100.000 KH meningkat dari tahun 2016 sebesar 49,6 per 100.000 KH.

Status kinerja Perlu Upaya Keras sebesar 74,92%, secara rinci dapat

dilihat pada tabel 2.18.

Tabel 2.18. Capaian dan Target Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI)

Kota Surakarta Tahun 2017

Indikator Outcome

Capaian Target 2017

Kinerja Status 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Angka Kematian Ibu Melahirkan/ AKI (Per 1.000 KH)

59,2 30,21 71,35 52,28 40,6 65,39 52,28 74,92 Perlu Upaya Keras

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surakarta

d. Prevalensi Balita Kekurangan Gizi

1) Gizi Buruk

Capaian prevalensi balita gizi buruk Kota Surakarta tahun

2017 sebesar 0% sama dengan tahun tahun 2016 sebesar 0% dan

telah mencapai target RPJMD tahun 2017 sebesar 0,01%, secara

rinci dapat dilihat pada Tabel 2.19.

Tabel 2.19. Capaian dan Target Prevalensi Balita Gizi Buruk

Kota Surakarta Tahun 2017

Indikator Outcome

Capaian Target 2017

Kinerja Status 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Prevalensi Balita Gizi Buruk (%)

0 0 0 0 0 0 0,01 200

Tercapai/ Melampaui

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surakarta

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-34

2) Gizi Kurang

Capaian prevalensi balita gizi kurang Kota Surakarta tahun

2017 sebesar 1,55% meningkat dari capaian tahun 2016 sebesar

1,42%. Status kinerja Tercapai/Melampaui sebesar 118,42%. secara

Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.20.

Tabel 2.20. Capaian dan Target Prevalensi Balita Gizi Kurang

Kota Surakarta Tahun 2017

Indikator Outcome

Capaian Target 2017

Kinerja Status 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Prevalensi Balita Gizi Kurang (%)

3,45 3,72 2,58 1,95 1,42 1,55 1,9 118,42 Tercapai/ Melampaui

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surakarta

e. Proporsi Anak Berusia 1 Tahun Diimunisasi Campak

Capaian proporsi anak berusia 1 tahun diimunisasi campak Kota

Surakarta tahun 2017 sebesar 57,70% menurun dari capaian tahun 2016

sebesar 99%. Status kinerja Perlu Upaya Keras sebesar 58,88%, secara

rinci dapat dilihat pada Tabel 2.21.

Tabel 2.21. Capaian dan Target Proporsi Anak Berusia 1 Tahun

Diimunisasi Campak Kota Surakarta Tahun 2017

Indikator Outcome

Capaian Target 2017

Kinerja Status 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Proporsi Anak Berusia 1 Tahun Diimunisasi Campak (%)

97,56 95,5 96,36 94,24 99 57,70 98 58,88 Perlu Upaya Keras

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surakarta

f. Proporsi Kelahiran yang Ditolong Tenaga Kesehatan Terlatih

Capaian proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan

terlatih Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 100% telah mencapai target

RPJMD 2015 sebesar 100%, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.22.

Tabel 2.22. Capaian dan Target Proporsi Kelahiran yang Ditolong Tenaga

Kesehatan Terlatih Kota Surakarta Tahun 2017

Indikator Outcome

Capaian Target 2017

Kinerja Status 2012 2013 2014 2015 2016 2017

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-35

Proporsi Kelahiran yang Ditolong Tenaga Kesehatan Terlatih (%)

100 100 94,5 100 100 100 93,5 106,95 Tercapai/ Melampaui

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surakarta

g. Cakupan Pelayanan Antenatal (K4)

Cakupan pelayanan antenatal/K4 Kota Surakarta tahun 2017

sebesar 100% sama dengan capaian tahun 2016 sebesar 100%. Status

kinerja Tercapai/Melampaui sebesar 100%. Secara rinci dapat dilihat

pada Tabel 2.23.

Tabel 2.23.

Capaian dan Target Cakupan Pelayanan Antenatal (K4) Kota Surakarta Tahun 2017

Indikator Outcome

Capaian Target 2017

Kinerja Status 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Cakupan Pelayanan Antenatal/K4 (%)

97,62 97,73 96,58 92,74 100 100 100 100 Tercapai/ Melampaui

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surakarta

h. Angka Pemakaian Kontrasepsi/Contraceptive Prevalence Rate (CPR)

Pada Perempuan Menikah Usia 15-49 Tahun

Capaian CPR pada perempuan menikah usia 15-49 tahun Kota

Surakarta tahun 2015 sebesar 66,83% mengalami penurunan

dibandingkan tahun 2014 sebesar 77,76%. Capaian tahun 2016 dan

tahun 2017 belum teridentifikasi. Status kinerja Tercapai/Melampaui

sebesar 290,57%. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.24.

Tabel 2.24. Capaian dan Target Angka Pemakaian Kontrasepsi/Contraceptive

Prevalence Rate (CPR) Pada Perempuan Menikah Usia 15-49 Tahun Kota Surakarta Tahun 2017

Indikator Outcome

Capaian Target 2017

Kinerja Status 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Angka Pemakaian Kontrasepsi/Contraceptive Prevalence Rate (CPR) Pada Perempuan Menikah Usia

78,72 77,93 77,76 66,83 N/A N/A 23 290,57 Tercapai/

Melampaui

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-36

15-49 Tahun (%)

Sumber: Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Surakarta

i. Tingkat Kelahiran Pada Remaja Perempuan Usia 15-19 Tahun

Capaian tingkat kelahiran pada remaja perempuan usia 15-19

tahun Kota Surakarta tahun 2015 sebesar 9,7 per 1.000 perempuan usia

15-19 tahun mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014 sebesar

10,08 per 1.000 perempuan usia 15-19. Data tahun 2016 dan tahun

2017 belum teridentifikasi sehingga status kinerja pun demikian. Secara

rinci dapat dilihat pada Tabel 2.25.

Tabel 2.25.

Capaian dan Target Tingkat Kelahiran Pada Remaja Per 1.000 Perempuan Usia 15-19 Tahun

Kota Surakarta Tahun 2017

Indikator Outcome

Capaian Target 2017

Kinerja Status 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Tingkat Kelahiran Pada Remaja Perempuan Usia 15-19 Tahun (Per 1.000 Perempuan Usia 15-19 Tahun) (Per 1.000 perempuan)

10,67 10,26 10,08 9,7 N/A N/A N/A N/A N/A

Sumber: Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Surakarta

j. Unmet need KB

Capaian unmetneed KB Kota Surakarta tahun 2015 sebesar

10,7% mengalami penurunan dari tahun 2014 sebesar 11,01%. Data

tahun 2016 dan tahun 2017 belum teridentifikasi. Status kinerja

Tercapai/Terlampui sebesar 200%. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel

2.26.

Tabel 2.26.

Capaian dan Target Unmet need KB Kota Surakarta Tahun 2017

Indikator Outcome

Capaian Target 2017

Kinerja Status 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Unmet need KB (%)

10,23 10,56 11,02 10,7 N/A N/A 10,43 200 Tercapai/

Melampaui

Sumber: Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Surakarta

k. Angka Penemuan Kasus Malaria Per 1.000 Penduduk

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-37

Angka penemuan kasus malaria Kota Surakarta tahun 2015

sebesar 0 per 1.000 penduduk atau telah mencapai target pembangunan

daerah, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.27.

Tabel 2.27.

Capaian dan Target Angka Penemuan Kasus Malaria Kota Surakarta Tahun 2017

Indikator Outcome

Capaian Target 2017

Kinerja Status 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Angka Penemuan Kasus Malaria (Per 1.000 Penduduk)

0 0 0 0 0 0 0 0 Tercapai/

Melampaui

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surakarta

l. Angka Penemuan Kasus Baru TB/CNR

Angka penemuan kasus baru TB/CNR Kota Surakarta tahun 2017

sebesar 29,76 per 100.000 penduduk menurun dari 2016 sebesar 31,83

per 100.000 penduduk. Status kinerja Tercapai/Melampaui sebesar

176%. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.28.

Tabel 2.28.

Capaian dan Target Angka Penemuan Kasus Baru TB/CNR Kota Surakarta Tahun 2017

Indikator Outcome

Capaian Target 2017

Kinerja Status 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Angka Penemuan Kasus Baru TB/CNR (per 100.000 penduduk)

102 121,4 105,6 126,25 31,83 29,76 124 176,00 Tercapai/

Melampaui

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surakarta

m. Proporsi Kasus Tuberculosis yang Disembuhkan Melalui DOTS

Proporsi kasus tuberculosis yang disembuhkan melalui DOTS

Kota Surakarta tahun 2017 sebesar 57,85% menurun dari capaian target

tahun 2016 sebesar 96,69%. Target tahun 2017 sebesar 95,21%. Status

kinerja Perlu Upaya Keras sebesar 60,76%. Secara rinci dapat dilihat

pada Tabel 2.29.

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-38

Tabel 2.29.

Capaian dan Target Proporsi Kasus Tuberculosis yang Disembuhkan Melalui DOTS Kota Surakarta Tahun 2017

Indikator Outcome

Capaian Target 2017

Kinerja Status 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Proporsi Kasus Tuberculosis yang Disembuhkan Melalui DOTS (%)

95,35 90,96 84,2 93,7 96,69 57,85 95,21 60,76 Tercapai/ Melampa

ui

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surakarta

n. Angka kematian DBD

Capaian angka kematian DBD Kota Surakarta tahun 2017

sebesar 0,58% menurun dari capaian tahun 2016 sebesar 2%. Target

kinerja tahun 2017 1%. Status kinerja Tercapai/Melampaui sebesar

142%. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.30.

Tabel 2.30.

Capaian dan Target Angka kematian DBD Kota Surakarta Tahun 2017

Indikator Outcome

Capaian Target 2017

Kinerja Status 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Angka kematian DBD

6,67 2,66 1,56 1,9 2 0,58 1 142,00 Tercapai/ Melampa

ui Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surakarta

o. Angka Morbiditas

Capaian angka morbiditas Kota Surakarta tahun 2017 sebesar

30,78% mengalami penurunan dibandingkan tahun 2016 sebesar

35,82%. Target kinerja tahun 2017 belum teridentifikasi sehingga status

kinerja pun demikian. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.31.

Tabel 2.31.

Capaian dan Target Angka Morbiditas Kota Surakarta Tahun 2017

Indikator Outcome

Capaian Target 2017

Kinerja Status 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Angka Morbiditas (%)

16,34 7,93 7,27 17,35 35,82 30,78 N/A N/A N/A

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surakarta

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-39

3. Dimensi Pendidikan

Data dimensi pendidikan Kota Surakarta pada tahun 2017 belum dapat dirilis

data/realisasi kinerjanya hingga akhir tahun anggaran oleh BPS, sehingga

evaluasi kinerja dimensi pendidikan Kota Surakarta adalah persentase realisasi

kinerja tahun 2016 dibandingkan target tahun 2017. Secara rinci uraian per

indikator sebagai berikut:

a. Angka Partisipasi Murni (APM)

1) APM SD/MI sederajat

Capaian APM SD/MI sederajat Kota Surakarta tahun 2016

sebesar 98,91% akan mencapai target RPJMD tahun 2017 sebesar

98,26% atau dengan kinerja sebesar 100,66%. Secara rinci dapat

dilihat pada Tabel 2.32.

Tabel 2.32.

Capaian dan Target APM SD/MI sederajat Kota Surakarta Tahun 2017

Indikator Outcome

Capaian Target 2017

Kinerja Status 2012 2013 2014 2015 2016 2017

APM SD/MI sederajat (%)

95,24 96,84 96,95 95,96 98,91 N/A 98,26 100,66

Tercapai/Melampa

ui Sumber: Dinas Pendidikan Kota Surakarta

2) APM SMP/MTs sederajat

Capaian APM SMP/MTs sederajat Kota Surakarta tahun 2016

sebesar 81,28% akan mencapai target RPJMD tahun 2017 sebesar

90,8% atau dengan kinerja sebesar 89,52%, kondisi ini menunjukkan

masih terdapat anak pada jenjang pendidikan SMP/MTs dengan usia

diluar usia ideal 13-15 tahun, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.33.

Tabel 2.33.

Capaian dan Target APM SMP/MTs sederajat Kota Surakarta Tahun 2017

Indikator Outcome

Capaian Target 2017

Kinerja Status 2012 2013 2014 2015 2016 2017

APM SMP/MTs sederajat (%)

82,03 87,92 83,9 77,21 81,28 N/A 90,8 89,52 Akan

Tercapai

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Surakarta

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-40

3) APM SMA/MA sederajat

Capaian APM SMA/MA sederajat Kota Surakarta tahun 2016 sebesar

63,49% akan mencapai target RPJMD tahun 2017 sebesar 72,68%

atau dengan kinerja sebesar 87,36%, kondisi ini menunjukkan masih

terdapat anak pada jenjang pendidikan SMA/Ma dengan usia diluar

usia ideal 16-18 tahun, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.34.

Tabel 2.34.

Capaian dan Target APM SMA/MA sederajat Kota Surakarta Tahun 2017

Indikator Outcome

Capaian Target 2017

Kinerja Status 2012 2013 2014 2015 2016 2017

APM SMA/MA sederajat (%)

52,48 60,48 63,87 69,94 63,49 N/A 72,68 87,36 Akan

Tercapai

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Surakarta

b. Angka Partisipasi Kasar (APK)

1) APK SD/MI sederajat

Capaian APK SD/MI sederajat Kota Surakarta tahun 2016

sebesar 109,8% akan mencapai target RPJMD tahun 2017 sebesar

105% atau dengan kinerja sebesar 104,57%, secara rinci dapat dilihat

pada Tabel 2.35.

Tabel 2.35.

Capaian dan Target APK SD/MI sederajat Kota Surakarta Tahun 2017

Indikator Outcome

Capaian Target 2017

Kinerja Status 2012 2013 2014 2015 2016 2017

APK SD/MI sederajat (%)

107,97 104,02 105,47 104,28 109,8 N/A 105 104,57 Tercapai/Melampaui

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Surakarta

2) APK SMP/MTs sederajat

Capaian APK SMP/MTs sederajat Kota Surakarta tahun 2016

sebesar 88,54% akan mencapai target RPJMD tahun 2017 sebesar

103,32% atau dengan kinerja sebesar 82,08%, kondisi ini menunjukkan

bahwa terdapat anak usia 13-15 tahun masih bersekolah pada jenjang

pendidikan SD/MI dan masih bersekolah pada jenjang SMA/MA, secara

rinci dapat dilihat pada Tabel 2.36.

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-41

Tabel 2.36.

Capaian dan Target APK SMP/MTs sederajat Kota Surakarta Tahun 2017

Indikator Outcome

Capaian Target 2017

Kinerja Status 2012 2013 2014 2015 2016 2017

APK SMP/MTs sederajat (%)

98,82 95,25 93,31 88,54 84,81 N/A 103,32 82,08 Akan

Tercapai

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Surakarta

3) APK SMA/MA sederajat

Capaian APK SMA/MA sederajat Kota Surakarta tahun 2016

sebesar 110,64% mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2015

sebesar 74,67% atau dengan kinerja sebesar 126,46. Secara rinci

dapat dilihat pada Tabel 2.37.

Tabel 2.37.

Capaian dan Target APK SMA/MA sederajat Kota Surakarta Tahun 2017

Indikator Outcome

Capaian Target 2017

Kinerja Status 2012 2013 2014 2015 2016 2017

APK SMA/MA sederajat (%)

65,4 65,1 71,25 74,67 110,64 N/A 87,49 126,46 Tercapai/Melampaui

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Surakarta

c. Angka Putus Sekolah (APtS)

1) SD/MI sederajat

Capaian APtS SD/MI sederajat Kota Surakarta tahun 2016

sudah mencapai sebesar 0% sesuai dengan tujuan pembangunan

daerah, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.38.

Tabel 2.38.

Capaian dan Target APtS SD/MI sederajat Kota Surakarta Tahun 2017

Indikator Outcome

Capaian Target 2017

Kinerja Status 2012 2013 2014 2015 2016 2017

APtS SD/MI sederajat (%)

0 0 0 0 0,001 N/A 0,03 196,67 Tercapai/Melampaui

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Surakarta

2) SMP/MTs sederajat

Capaian APtS SMP/MTs sederajat Kota Surakarta tahun 2015

sudah mencapai sebesar 0% sesuai dengan tujuan pembangunan

daerah, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.39.

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-42

Tabel 2.39.

Capaian dan Target APtS SMP/MTs sederajat Kota Surakarta Tahun 2017

Indikator Outcome

Capaian Target 2017

Kinerja Status 2012 2013 2014 2015 2016 2017

APtS SMP/MTs sederajat (%)

0 0 0 0 0,001 N/A 0,22 199,55 Tercapai/Melampaui

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Surakarta

3) SMA/MA sederajat

Capaian APtS SMA/MA sederajat Kota Surakarta tahun 2016

sebesar 0,14% dari rencana pencapaian target RPJMD tahun 2017

sebesar 0,13% atau dengan kinerja sebesar 92,31%. Secara rinci

dapat dilihat pada Tabel 2.40.

Tabel 2.40.

Capaian dan Target APtS SMA/MA sederajat Kota Surakarta Tahun 2017

Indikator Outcome

Capaian Target 2017

Kinerja Status 2012 2013 2014 2015 2016 2017

APtS SMA/MA sederajat (%)

1,83 1,86 2,44 2,19 0,14 N/A 0,13 92,31 Akan

Tercapai

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Surakarta

d. Angka Kelulusan (AK)

1) SD/MI sederajat

Capaian AK SD/MI sederajat Kota Surakarta tahun 2016 sudah

mencapai sebesar 100% sesuai dengan tujuan pembangunan daerah,

secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.41.

Tabel 2.41.

Capaian dan Target AK SD/MI sederajat Kota Surakarta Tahun 2017

Indikator Outcome

Capaian Target 2017

Kinerja Status 2012 2013 2014 2015 2016 2017

AK SD/MI sederajat (%)

100 97,63 100 100 100 N/A 100 100 Tercapai/Melampaui

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Surakarta

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-43

2) SMP/MTs sederajat

Capaian AK SMP/MTs sederajat Kota Surakarta tahun 2016

sudah mencapai sebesar 100% sesuai dengan tujuan pembangunan

daerah, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.42.

Tabel 2.42.

Capaian dan Target AK SMP/MTs sederajat Kota Surakarta Tahun 2017

Indikator Outcome

Capaian Target 2017

Kinerja Status 2012 2013 2014 2015 2016 2017

AK SMP/MTs sederajat (%)

89,59 86,44 89,46 92 100 N/A 100 100 Tercapai/Melampaui

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Surakarta

3) SMA/MA sederajat

Capaian AK SMA/MA sederajat Kota Surakarta tahun 2015

sebesar 94% akan mencapai target RPJMD tahun 2016 sebesar 100%

atau dengan kinerja sebesar 94%, secara rinci dapat dilihat pada Tabel

2.43.

Tabel 2.43.

Capaian dan Target AK SMA/MA sederajat Kota Surakarta Tahun 2017

Indikator Outcome

Capaian Target 2017

Kinerja Status 2012 2013 2014 2015 2016 2017

AK SMP/MTs sederajat (%)

96,78 97,84 92,18 94 99,9 N/A 99,99 99,91 Akan

Tercapai

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Surakarta

e. Angka Melek Huruf

Capaian Angka Melek Huruf Kota Surakarta tahun 2017 sebesar

100%, begitu pula pada tahun 2016 capaian sebesar 100%. Target RPJMD

tahun 2017 sebesar 98,18 atau dengan status kinerja Tercapai/Melampaui

sebesar 101,85%. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.44.

Tabel 2.44.

Capaian dan Target Angka Melek Huruf Kota Surakarta Tahun 2017

Indikator Outcome

Capaian Target 2017

Kinerja Status 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Angka Melek Huruf (%)

96,87 96,87 97,62 97,81 100 100 98,18 101,85 Tercapai/Melampaui

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Surakarta

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-44

f. Rata-Rata Lama Sekolah

Capaian Rata-Rata Lama Sekolah Kota Surakarta tahun 2016

sebesar 10,37 tahun mengalami peningkatan dari tahun 2016 sebesar

10,36. Akan mencapai target RPJMD tahun 2017 sebesar 10,53 tahun atau

dengan kinerja sebesar 98,48%, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.45.

Tabel 2.45.

Capaian dan Target Rata-Rata Lama Sekolah Kota Surakarta Tahun 2015

Indikator Outcome

Capaian Target 2017

Kinerja Status 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Rata-Rata Lama Sekolah Tahun

10,11 10,25 10,33 10,36 10,37 N/A 10,53 98,48 Akan

Tercapai

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Surakarta

4. Dimensi Infrastruktur Dasar

a. Proporsi Rumah Tangga Dengan Sanitasi Layak

Proporsi rumah tangga dengan sanitasi layak Kota Surakarta tahun

2015 sebesar 83% akan mencapai target RPJMD tahun 2017 sebesar

98,05% atau dengan kinerja sebesar 84,65%, secara rinci dapat dilihat

pada Tabel 2.46.

Tabel 2.46.

Capaian dan Target Proporsi Rumah Tangga dengan Sanitasi Layak Kota Surakarta Tahun 2017

Indikator Outcome

Capaian Target 2017

Kinerja Status 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Proporsi Rumah Tangga dengan Sanitasi Layak (%)

85,38 82,53 84,19 83 N/A N/A 98,05 84,65 Akan

Tercapai

Sumber: Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kota Surakarta

b. Cakupan Rumah Tangga Pengguna Air Minum PDAM

Cakupan rumah tangga pengguna air minum PDAM Kota Surakarta

tahun 2016 sebesar 43,76% mengalami penurunan dibandingkan tahun

2015 sebesar 53,76%. Status kinerja belum dapat teridentifikasi. secara

rinci dapat dilihat pada Tabel 2.47.

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-45

Tabel 2.47.

Capaian dan Target Cakupan rumah tangga pengguna air minum PDAM Kota Surakarta Tahun 2016

Indikator Outcome

Capaian Target 2017

Kinerja Status 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Cakupan rumah tangga pengguna air minum PDAM (%)

50,65 52,09 55,38 53,76 43,75 N/A - - -

Sumber: Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kota Surakarta

c. Proporsi Rumah Tangga dengan Akses Listrik

Capaian proporsi rumah tangga dengan akses listrik Kota Surakarta

tahun 2016 sebesar 99,85% mengalami penurunan dibandingkan tahun

2015 sebesar 99,91%. Status kinerja belum dapat teridentifikasikan.

Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.48.

Tabel 2.48.

Capaian dan Target Proporsi Rumah Tangga dengan Akses Listrik Kota Surakarta Tahun 2017

Indikator Outcome

Capaian Target 2017

Kinerja Status 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Proporsi Rumah Tangga dengan Akses Listrik (%)

99,89 99,69 99,85 99,91 99,85 N/A - - -

Sumber: Badan Pusat Statistik

5. Dimensi Ketahanan Pangan

a. Produksi Beras

Produksi beras di Kota Surakarta pada tahun 2016 mencapai

802.800 kg dan pada tahun 2017 (Oktober) masih mencapai 458.000 kg,

dibandingkan targat tahun 2017 sebesar 847.800 kg dengan kinerja

sebesar 54,02%, perlu upaya keras dalam pencapaian target akhir tahun

2017 Target produksi beras tahun 2017 sebesar 847.800 ton atau dengan

kinerja negatif sebesar 10.175 poin, secara rinci dapat dilihat pada Tabel

2.49.

Tabel 2.49.

Capaian dan Target Produksi Beras Kota Surakarta Tahun 2017

Indikator Outcome

Capaian Target 2017

Kinerja Status 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Produksi Beras (ton)

- - - - 802.800 458.000 847.800 54,02 Perlu Upaya Kerasi

Sumber: Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Surakarta

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-46

b. Kebutuhan dan ketersediaan Bahan Pangan Pokok Strategis

Perkembangan kebutuhan dan ketersediaan bahan pangan pokok

strategis di Kota Surakarta tahun 2017 dibandingkan target tahun 2017,

diketahui bahwa Komoditas kedelai, gula pasir, daging sapi, susu, dan

cabe merah besar diperoleh status perlu upaya keras dalam pencapaian

target antara kebutuhan dan ketersediaan bahan pangan pokok strategis.

Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.50.

Tabel 2.50.

Capaian dan Target Kebutuhan dan ketersediaan Bahan Pangan Pokok Strategis Kota Surakarta Tahun 2017

Indikator

Outcome

Capaian Target

2017 Kinerja Status

2012 2013 2014 2015 2016 2017

1) Beras

C4 121,44 176,91 167,80 53,08 151,67 157,34 145,54 108,11

Tercapai/

Melampaui

2) Kedelai 107,19 103,40 4.845,17 13.964,76 12.033,60 117,74 13.251,30 0,89

Perlu Upaya

Keras

3) Terigu 114,81 135,26 3.550,11 965,76 461,52 359,38 469,11 76,61

Akan

Tercapai

4) Gula

Pasir 106,72 109,07 451,26 259,82 304,46 137,25 790,41 17,36

Perlu Upaya

Keras

5) Daging

Sapi 145,17 95,82 925,92 2.615,13 5.091,99 174,25 2.417,78 7,21

Perlu Upaya

Keras

6) Daging

Ayam 112,71 116,05 163,95 183,05 265,32 175,50 162,77 107,82

Tercapai/

Melampaui

7) Susu 124,30 103,04 260,36 311,20 531,43 156,01 582,39 26,79

Perlu Upaya

Keras

8) Telur 137,32 107,92 174,07 570,94 467,67 564,94 448,74 125,89

Tercapai/

Melampaui

9) Minyak

Goreng 136,97 104,72 145,20 149,95 142,88 194,71 138,49 140,59

Tercapai/

Melampaui

10) Ubi 106,80 103,84 104,72 117,58 108,41 549,99 107,29 512,65

Tercapai/

Melampaui

11) Bawang

Putih 118,60 120,27 358,44 1.244,17 788,38 2.236,47 763,23 293,03

Tercapai/

Melampaui

12) Bawang

Merah 137,87 104,90 286,76 815,17 780,08 1.977,70 777,17 254,48

Tercapai/

Melampaui

13) Cabe

Merah

Besar

114,04 101,46 1.034,49 1.907,58 2.178,98 1.020,58 1.779,52 57,35 Perlu Upaya

Keras

Sumber: Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kota Surakarta

c. Harga Bahan Kebutuhan Pokok Utama

Harga bahan kebutuhan pokok utama di Kota Surakarta pada tahun

2017 dibandingkan tahun 2016 terdapat komoditas dengan kondisi akan

tercapai/harga naik tidak signifikan, yaitu komoditas beras IR 64 premium

dan medium, kedelai ex. Impor, tepung terigu protein tinggi dan daging

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-47

ayam ras. Sedangkan komoditas yang tercapai/melampaui/harga turun,

yaitu komoditas cabe merah besar biasa teropong, bawang merah, gula

pasir, minyak goreng curah, daging sapi KW 2, dan telur ayam negeri.

Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.51.

Tabel 2.51. Capaian dan Target Harga Bahan Kebutuhan Pokok Utama

Kota Surakarta Tahun 2017

Indikator Outcome

Capaian Target 2017

Kinerja

Status 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1) Beras IR64 Premium

8.754 8.200 9.200 9.880 10.900 11.500 Stabil/

Naik Tidak Signifikan

94,50 Akan

Tercapai

2) Beras IR64 Medium

7.819 8.000 9.200 9.881 9.529 9.694 Stabil/

Naik Tidak Signifikan

98,27 Akan

Tercapai

3) Kedelai Ex,. Impor

7.500 7.500 7.500 7.500 7.198 7.326 Stabil/

Naik Tidak Signifikan

98,22 Akan

Tercapai

4) Cabe Merah Besar Biasa Teropong

17.000 15.000 18.000 20.000 34.667 21.858

Stabil/ Naik Tidak Signifikan

136,95 Tercapai/Melampaui

5) Bawang Merah 18.000 17.000 15.000 25.000 32.349 27.756

Stabil/ Naik Tidak Signifikan

114,20 Tercapai/Melampaui

6) Gula Pasir 10.500 10.500 11.000 11.000 12.967 12.407

Stabil/ Naik Tidak Signifikan

104,32 Tercapai/Melampaui

7) Minyak Goreng Curah

12.763 10.500 10.500 10.000 11.968 11.083 Stabil/

Naik Tidak Signifikan

107,39 Tercapai/Melampaui

8) Tepung Terigu Protein Tinggi

8.000 8.000 8.000 8.000 7.600 7.953

Stabil/ Naik Tidak Signifikan

95,36 Akan

Tercapai

9) Daging Sapi KW 2

95.000 95.000 95.000 95.000 109.762 104.722 Stabil/

Naik Tidak Signifikan

104,59 Tercapai/Melampaui

10) Daging Ayam Ras

63.150 30.000 28.000 30.000 29.262 29.909 Stabil/

Naik Tidak Signifikan

97,79 Akan

Tercapai

11) Telur Ayam Negeri

24.179 30.000 17.000 17.500 19.394 18.253 Stabil/

Naik Tidak Signifikan

105,88 Tercapai/Melampaui

Sumber: Dinas Perdagangan Kota Surakarta

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-48

2.2.3. Ringkasan Kondisi Kemiskinan Multidimensi

Berdasarkan hasil capaian dan target yang teruang didalam dokumen

RPJMD Kota Surakarta Tahun 2016-2021 serta capaian tahun terakhir

dibandingkan tahun sebelumnya dari kondisi kemiskinan konsumsi maupun non

konsumsi, dari 41 indikator terdapat sebesar 9,76% perlu upaya keras/negatif (4

indikator), 21,95% akan tercapai/hati-hati (9 indikator) dan 56,10%

tercapai/melampaui/positif (23 indikator), dan 12,19% tidak ada target (5

indikator). Secara rinci ringkasan progress kondisi kemiskinan multidimensi Kota

Surakarta dapat dilihat pada Tabel 2.52.

Tabel 2.52. Ringkasan Progress Kondisi Kemiskinan Multidimensi

Kota Surakarta Tahun 2017

No. Kategori Progress Rincian Indikator

1. Perlu upaya keras

(negatif)

(1) Angka Kematian Bayi (AKB)

(2) Angka Kematian Balita (AKBA)

(3) Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI)

(4) Proporsi Anak Berusia 1 Tahun Diimunisasi

Campak

2. Akan tercapai

(hati-hati)

(1) Proporsi Tenaga Kerja yang Berusaha

Sendiri dan Pekerja Bebas Keluarga

Terhadap Total Kesempatan Kerja

(2) APM SMP/MTs sederajat

(3) APM SMA/MA sederajat

(4) APK SMP/MTs sederajat

(5) APtS SMA/MA sederajat

(6) AK SMA/MA sederajat

(7) Rata-Rata Lama Sekolah

(8) Proporsi Rumah Tangga dengan Sanitasi

Layak

(9) Harga bahan kebutuhan pokok utama

komoditas beras IR 64 premium dan

medium, kedelai ex. Impor, tepung terigu

protein tinggi dan daging ayam ras.

3. Tercapai/melampaui

(positif)

(1) Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

(2) Laju Pertumbuhan PDRB Per Tenaga Kerja

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-49

No. Kategori Progress Rincian Indikator

(3) Kontribusi Perempuan Dalam Pekerjaan

Upahan di Sektor Non Pertanian

(4) Prevalensi Balita Gizi Buruk

(5) Prevalensi Balita Gizi Kurang

(6) Proporsi Kelahiran yang Ditolong Tenaga

Kesehatan Terlatih

(7) Cakupan Pelayanan Antenatal (K4)

(8) Angka Pemakaian Kontrasepsi/

Contraceptive Prevalence Rate (CPR) Pada

Perempuan Menikah Usia 15-49 Tahun

(9) Unmet need KB

(10) Angka Penemuan Kasus Malaria

(11) Angka Penemuan Kasus Baru TB/CNR

(12) Proporsi Kasus Tuberculosis yang

Disembuhkan Melalui DOTS

(13) Angka kematian DBD

(14) APM SD/MI sederajat

(15) APK SD/MI sederajat

(16) APK SMA/MA sederajat

(17) APtS SD/MI sederajat

(18) APtS SMP/MTs sederajat

(19) AK SD/MI sederajat

(20) AK SMP/MTs sederajat

(21) Angka Melek Huruf

(22) Produksi Beras

(23) Harga bahan kebutuhan pokok utama

komoditas cabe merah besar biasa

teropong, bawang merah, gula pasir,

minyak goreng curah, daging sapi KW 2,

dan telur ayam negeri

4. Tidak Ada Target (1) Rasio Kesempatan Kerja Terhadap

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas

(2) Tingkat Kelahiran Pada Remaja Per 1.000

LP2KD Kota Surakarta Tahun 2017 II-50

No. Kategori Progress Rincian Indikator

Perempuan Usia 15-19 Tahun

(3) Angka Morbiditas Rasio APM SD/MI

sederajat Perempuan terhadap Laki-laki

(4) Cakupan rumah tangga pengguna air

minum PDAM

(5) Proporsi Rumah Tangga dengan Akses

Listrik