bab ii refarat sulfas atropin

Upload: shabrina-rina

Post on 05-Jul-2018

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/15/2019 BAB II refarat sulfas atropin

    1/12

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Definisi

    Termasuk golongan antikolinergik yang bekerja pada reseptor muskarinik 

    (antimuskarinik), menghambat transmisi asetilkolin yang dipersarafi oleh serabut

     pascaganglioner kolinergik. Pada ganglion otonom dan otot rangka serta pada

    tempat asetilkolin. Penghambatan oleh atropine hanya terjadi pada dosis sangat

     besar. Pada dosis kecil (sekitar 0,25 mg) atropine hanya menekan sekresi air liur,

    mucus, bronkus dan keringat. edangkan dilatasi pupil, gangguan akomodasi dan

     penghambatan !. "agus terhadap jantung baru terlihat pada dosis lebih besar.

    #osis yang lebih besar lagi diperlukan untuk menghambat peristaltik usus dan

    sekresi asam lambung. $ambatan oleh atropine bersifat re%ersible dan dapat

    diatasi oleh pemberian asetilkolin dalam jumlah berlebihan atau pemberian

    asetilkolinesterase.

    &ambar '. istem saraf otonom dan somatis

    Penghambat reseptor muskarinik atau antimuskarinik dikelompokkan

    dalam kelompok yaitu* 5

    2

  • 8/15/2019 BAB II refarat sulfas atropin

    2/12

    3

    '. +lkaloid antimuskarinik * +tropin dan kopolamin

    2. #eri%at semisintetisnya

    . #eri%at sintetis

    &ambar 2. eseptor muskarinik 

    intesis dilakukan dengan maksud mendapatkan obat dengan efek khusus

    terhadap gangguan tertentu dan efek samping yang lebih ringan. -elompok obat

    ini bekerja pada reseptor muskarinik dengan afinitas berbeda untuk berbagai

    subtipe reseptor muskarinik. aat ini terdapat antimuskarinik yang digunakan

    untuk* 5

    '. endapatkan efek perifer tanpa efek sentral misalnya, antispasmodik.

    2. Pengunaan lokal pada mata sebagai midriatikum.

    . emperoleh efek sentral, misalnya untuk mengobati penyakit Parkinson

    /. ronkodilatasi

    5. emperoleh efek hambatan pada sekresi lambung dan gerakan saluran cerna.

    Perbandingan eberapa 1bat +ntikolinergik 

    +tropin &lycopirolate copolamine

    ncreased heart 333 33 3

  • 8/15/2019 BAB II refarat sulfas atropin

    3/12

    4

    rate

    +ntisialogogue

    edation

    3

    3

    33

    0

    333

    333

    04no effect 3 4 small effect 33 4 moderate effect 333 4 large effect

    +ntikolinergik secara luas digunakan saat anestesi inhalasi diproduksi

    sekret yang berlebihan oleh saluran nafas dan pada bahaya bradikardi

    intraoperatif. ndikasi khusus antikolinergik sebelum operasi adalah sebagai (')

    antisialogogue dan (2) sedasi dan amnesia. 6alaupun juga memiliki efek sebagai

    %agolitik dan mengurangi sekresi cairan lambung.

    +ntikolinergik telah digunakan secara selektif mengeringkan saluran nafas

    atas bila diinginkan. ebagai contoh, saat intubasi endotrakeal. +ntisialogogue

    sangat penting pada operasi intraoral dan pada pemeriksaan jalan nafas seperti

     bronkoskopi. -arena glykopirolate tidak mudah menembus sa7ar darah otak, maka

    tidak dapat bekerja sebagai sedasi.

    -edua scopolamine dan atropine dapat menembuas sa7ar darah otak 

    namun scopolamine adalah yang selalu dipakai sebagai sedatif terutama bila

    dikombinasi dengan morfin. Tidak seperti lora8epam atau dia8epam, tidak semua

     pasien dapat berefek amnesia oleh pemberian scopolamine.

    2.'.' trukur -imia

    +tropin (campuran 9 dan l hiosiamin) terutama ditemukan pada  Atropa

    belladonna  dan  Datura stramonium, merupakan ester organik dari asam tropat

    dengan tropanol atau skopin (basa organik). 6alaupun selektif menghambat

  • 8/15/2019 BAB II refarat sulfas atropin

    4/12

    5

    reseptor muskarinik, pada dosis sangat besar atropine memperlihatkan efek 

     penghambatan juga di ganglion otonom dan otot rangka yang reseptornya

    nikotinik.5

    &ambar . truktur +tropin

    &ambar /. truktur copolamin

    2.2 Farmakodinamik 

    +tropin bekerja melalui reseptor kolinergik, yakni reseptor nikotinik dan

    reseptor muskarinik dan berbagai subtipenya.: eseptor nikotinik dibagi 2 yaitu*

    a. eseptor nikotinik neuronal (! !) yaitu reseptor nikotinik yang terdapat di

    ganglia otonom, adrenal medulla dan P.

     b. eseptor nikotinik otot (!) yaitu reseptor nikotinik yang terdapat di

    sambungan sarafotot.

    eseptor muskarinik ada 5 subtipe yakni*5

  • 8/15/2019 BAB II refarat sulfas atropin

    5/12

    6

    '. eseptor M1 di ganglia dan berbagai kelenjar.

    2. eseptor   M2 di jantung.

    . eseptor  M3 di otot polos dan kelenjar.

    /. eseptor  M4 mirip M2.

    5. eseptor M5 mirip M1

    $ambatan oleh atropine bersifat re%ersibel dan dapat diatasi dengan

     pemberian asetilkolin dalam jumlah berlebihan atau pemberian antikolinesterase.

    +tropin memblok asetilkolin endogen maupun eksogen, tetapi hambatannya jauh

    lebih kuat terhadap yang eksogen.5

    -epekaan reseptor muskarinik terhadap antimuskarinik berbeda antar 

    organ. Pada dosis kecil (sekitar 0,25 mg) misalnya, atropine hanya menekan

    sekresi air liur, mucus bronkus dan keringat dan belum jelas mempengaruhi

     jantung. Pada dosis yang lebih besar (0,5 ',0 mg) baru terlihat dilatasi pupil,

    gangguan akomodasi dan penghambatan ner%us %agus sehingga terlihat

    takikardia. #iperlukan dosis yang lebih besar lagi untuk menghambat peristaltik 

    usus dan sekresi kelenjar di lambung.' Penghambatan pada reseptor muskarinik 

    ini mirip dener%asi serabut pascaganglion kolinergik dan pada keadaan ini

     biasanya efek adrenergik menjadi lebih nyata./,5

    erikut ini adalah efek pemberian atropine pada berbagai organ tubuh*

    ;

    2.2.' usunan saraf pusat

    +tropin pada dosis kecil memperlihatkan efek merangsang di susunan

    saraf pusat dan pada dosis toksik memperlihatkan efek depresi setelah melampaui

    fase eksitasi yang berlebihan.5

  • 8/15/2019 BAB II refarat sulfas atropin

    6/12

    7

    #alam dosis 0,5 mg (untuk orang ndonesia mungkin < 0, mg) atropine

    merangsang !. "agus sehingga frekuensi denyut jantung berkurang.

    Perangsangan respirasi terjadi karena dilatasi bronkus, tetapi dalam hal depresi

    respirasi oleh sebab tertentu, atropine tidak berguna merangsang respirasi.5,: Pada

    dosis yang besar sekali, atropine menyebabkan depresi napas, eksitasi,

    disorientasi, delirium, halusinasi dan depresi serta paralisis medulla oblongata.5,:

    2.2.2 istem kardio%askular 

    Pengaruh atropine terhadap jantung bersifat bifasik. #engan dosis 0,250,5

    mg yang biasa digunakan, frekuensi jantung meningkat, mungkin disebabkan oleh

     perangsangan pusat %agus.5

    Pada dosis lebih dari 2 mg yang biasanya hanya digunakan pada

    keracunan insektisida organofosfat, terjadi hambatan !. "agus sehingga terjadi

    takikardia. +tropin tidak mempengaruhi pembuluh darah maupun tekanan darah

    secara langsung. #ilatasi kapiler pada bagian muka dan leher terjadi pada dosis

    toksik (atropine flush). "asodilatasi ini merupakan kompensasi kulit untuk 

    melepaskan panas dari naiknya suhu kulit akibat penghentian e%aporasi.5,:

    +ksi %agolitik dari antikolinergik diperoleh melalui blokade efek 

    asetilkolin pada + node. +tropin lebih potensial dibanding glykopirolat dan

    scopolamine. +ksi %agolitik ini berguna mencegah refleks bradikardi selama

    operasi. radikardi bisa terjadi akibat traksi otot ekstraorbital, otot abdomen,

    stimulasi sinus carotis, atau setelah pemberian berulang suksinylkolin. +tropine

    dan glykopirolat diberikan intra%ena.

    2.2. ata

  • 8/15/2019 BAB II refarat sulfas atropin

    7/12

    8

    +tropin menghambat  M.constrictor papillae  dan  M.ciliaris  lensa mata,

    sehingga menyebabkan midriasis dan siklopegia (paralisis mekanisme

    akomodasi). idriasis mengakibatkan fotofobia, sedangkan siklopegia

    menyebabkan hilangnya kemampuan melihat jarak dekat. idriasis baru terlihat

    dengan dosis yang lebih tinggi (=' mg). Pemberian lokal pada mata menyebabkan

     perubahan yang lebih cepat dan berlangsung lama (;'2 hari), karena atropin

    sukar dieliminasi dari cairan bola mata. idriasis oleh atropin dapat diatasi

    dengan pilokarpin, eserin atau #>P.5

    Tekanan intraoklular pada mata yang normal tidak banyak mengalami

     perubahan, tetapi pada pasien glaucoma, terutama pada glaucoma sudut sempit,

     penyaliran cairan intraocular melalui saluran chlemm akan terhambat karana

    muaranya terjepit dalam keadaan midriasis.,5

    2.2./ aluran napas

    Tonus bronkus sangat dipengaruhi oleh sistem parasimpatis melalui

    reseptor demikian juga sekresi kelenjar submukosanya. +tropin mengurangi

    sekret hidung, mulut, faring dan bronkus.5 Penggunaannya pada premedikasi

    anesthesia dimaksudkan untuk mengurangi sekresi lendir jalan napas sehingga

    mengurangi resiko aspirasi pada saat pemulihan. ementara itu, sebagai

     bronkodilator, atropin tidak berguna dan jauh lebih lemah daripada epinefrin atau

    aminofilin. 6alaupun demikian, ipratropium bromide merupakan anti muskarinik 

    yang memperlihatkan efek bronkodilatasi berarti pada pemberian setempat dengan

    dampak yang minimal pada mekanisme pembersihan mukosilier /,5

    2.2.5 aluran cerna

  • 8/15/2019 BAB II refarat sulfas atropin

    8/12

    9

    -arena bersifat menghambat peristaltik lambung dan usus, atropine juga

    disebut sebagai antispasmodik.5 +tropin menyebabkan berkurangnya sekresi liur 

    dan sebagian juga sekresi lambung.5,:

    +danya ele%asi kadar p$ cairan gaster, dosis tinggi antikolinergik sering

    diperlukan untuk mengubah kadar p$. !amun demikian, saat preoperati%e

    antikolinergik tidak dibenarkan untuk menurunkan sekresi $3 lambung.

    aik atropine ataupun glycopyrrolate menunjukkan keefektifan yang

    tinggi dalam meningkatkan p$ isi cairan gaster atau mengurangi %olume gaster.

    ebuah studi oleh toelting menunjukkan bah7a ketika pemberian dengan

    intramuscular '',5 jam sebelum operasi, baik atropin (0,/ mg) ataupun

    glycopyrrolate (0,2 mg) dapat merubah p$ atu %olume isi gaster. udi lain yang

    serupa menyebutkan bah7a glyccopyrolate (/5 ?g@kg) yang diberikan

    sebelum operasi tidak mengurangi persentase pasien dengan resiko terhadap

    aspirasi pneumonitis yaitu sejumlah besar pasien dengan p$ cairan gaster 

    diba7ah 2,5 dan %olume isi gaster = 0,/ ml@kg. Pemberian glycopyrrolate

    dosis tinggi (0, mg) tidak lagi efektif. Aebih jauh lagi, dosis intra%ena

    antikolinergic dapat menyebabkan relaksasi gastroesophageal junction. ecara

    teori, hal ini juga dapat terjadi pada pemberian intramuskuler. 1leh karena itu,

    resiko terhadap aspirasi pneumonal dapat meningkat , tapi efek spesifik dari

     pemberian dari antikolinergik untuk preoperati%e belum dapat dibuktikan.

    2.2.: 1tot polos lain

    aluran kemih dipengaruhi oleh atropine dalam dosis agak besar (kirakira

    5 mg). Pada pielogram akan terlihat dilatasi kaliks, pel%is, ureter, dan kandung

  • 8/15/2019 BAB II refarat sulfas atropin

    9/12

    10

    kemih. $al ini dapat mengakibatkan retensi urin. etensi urin disebabkan oleh

    relaksasi otot detrusor dan konstriksi sfingter uretra.5,:

    Bfek antispasmodik pada saluran empedu, tidak cukup kuat untuk 

    menghilangkan kolik yang disebabkan oleh batu saluran empedu.5 Pada uterus,

    yang iner%asi otonomnya berbeda dengan otot polos lainnya, tidak terlihat efek 

    relaksasi, sehingga atropin hampir tidak bermanfaat untuk pengobatan nyeri

    haid.5,:

    2.2.; -elenjar eksokrin

    -elenjar eksokrin yang paling jelas dipengaruhi oleh atropin ialah kelenjar 

    liur dalam mulut serta bronkus. Cntuk menghambat akti%itas kelenjar keringat

    diperlukan dosis yang lebih besar. Bfek terhadap kelenjar air mata dan air susu

    tidak jelas.5

    2.3 Farmakokineik  

    +tropin mudah diserap di semua tempat, kecuali di kulit. Pemberian

    atropin sebagai obat tetes mata, terutama pada anakanak dapat menyebabkan

    absorpsi dalam jumlah yang cukup besar le7at mukosa nasal, sehingga

    menimbulkan efek sistemik dan bahkan keracunan. #ari sirkulasi darah atropin

    cepat memasuki jaringan dan separuhnya mengalami hidrolisis en8imatik di hepar.

    ebagian di ekskresi melalui ginjal dalam bentuk asal. 6aktu paruh atropin

    sekitar / jam.;

    2.4 Indikasi

    '. Bmergensi

  • 8/15/2019 BAB II refarat sulfas atropin

    10/12

    11

    Pengobatan dari bradikardi sinus @ DP, premedikasi (%agolisis), re%erse

    dari blockade neuromuscular (blockade efek muskarinik antikholonesterase),

     bronkospasme.

    2. aluran napas

    +tropin berguna untuk mengurangi sekresi lendir hidung dan saluran

    napas, misalnya pada rhinitis akut, kori8a, dan hay fever .5

    . 1ftalmologi

    +tropin biasanya dipakai dengan kekuatan larutan 0,5'E, dua atau tiga

    tetes larutan ini cukup untuk menyebabkan midriasis selama beberapa hari sampai

    seminggu.5

    /. usunan saraf pusat

    +tropin merupakan obat tambahan di samping le%odopa sebagai terapi

     parkinsonisme.5

    5. ndikasi lain

    • +tropin berguna untuk mengurangi sekresi lendir jalan napas pada anesthesia,

    terutama anesthesia inhalasi dengan gas yang merangsang. -elenjar yang

    sekresinya dihambat secara baik oleh antikolenergik ialah kelenjar keringat

    dan kelenjar ludah./,5

    • +tropin terkadang berguna untuk menghambat !."agus pada bradikardia atau

    sinkope akibat refluks sinus karotis yang hiperakif. eberapa jenis blok +"

    yang disertai dengan hiperakti%itas %agus dapat diperbaiki dengan atropin.

    • +tropin merupakan antidotum untuk keracunan antikolinesetrase dan

    keracunan kolinergik yang ditandai dengan gejala muskarinik. elain itu,

    atropin berguna untuk mengatasi gejala parasimpatomimetik yang menyertai

     pengobatan kolinergik pada miastenia gra%is,5

  • 8/15/2019 BAB II refarat sulfas atropin

    11/12

    12

    • +tropin digunakan untuk menghambat motilitas lambung dan usus. Terutama

    dipakai pada ulkus peptikum dan sebagai pengobatan simtomatik pada

     berbagai keadaan misalnya disentri, colitis, di%erticulitis dan kolik karena obat

    atau sebab lain.5

    • +tropin " ternyata efektif untuk mengobati stenosis pylorus pada bayi.

    +tropin 0,0' mg@-g disuntikkan : kali sehari sampai gejala muntahnya

     berhenti. setelah itu atropin 0,02 mg@-g diberikan per oral : kali sehari

    untuk kemudian diturunkan secara bertahap setelah muntah berhenti sama

    sekali dan berat bayi bertambah.5,:

    2.5 !fek Sam"in#

    Bfek samping antimuskarinik hampir semuanya merupakan efek 

    farmakodinamiknya. Pada orang muda efek samping mulut kering, gangguan

    miksi, meteorisme sering terjadi, tetapi tidak membahayakan. Pada orang tua

    dapat terjadi efek sentral terutama berupa sindrom demensia. emburuknya

    retensi urin pada pasien hipertrofi prostat dan memburuknya penglihatan pada

     pasien glaukoma.5,:

    2.$ Dosis dan sediaan

    ' mg atropin sulfat dalam ' mA ampul (' mg@mA) diberikan secara D,

    , ". Fuga tersedia dalam ampul 0,25 mg@mA dan 0,5 [email protected]

    '. radikardia sinus @ DP *

    a. +nakanak "@@- '020Gg@kg dosis minimum 0,' mg.

     b. #e7asa "@@- 0,5',0 mg ulangi tiap 5 menit sesuai

    indikasi, dosis maksimal /0 Gg@-g.

    2. Premedikasi +nestesi*

    a. +nakanak* 0,0'0,02 mg@kg D@"

     b. #e7asa* 0,/' mg D@"

  • 8/15/2019 BAB II refarat sulfas atropin

    12/12

    13

    . e%ersi blockade neuromuskuler " 0,0'5 mg dengan antikolinesterase

    neostigmin, " 0,05 mg@-g dengan antikolinesterasi neostigmin.

    /. ronkodilatasi dengan inhalasi

    a. +nak = : thn 0,5 mg D tiap /: jam b. #e7asa 0,25mg@-g dalam /: jam;

    2.% Konraindikasi

    eberapa kontraindikasi pemberian sulfat atropin antara lain sebagai

     berikut*

    '. Fangan diberikan pada pasienpasien dengan gangguan urethraprostat,

    gangguan jantung dan glaukoma.2. Fangan diberikan pada anak dengan demam tinggi.

    . #apat menyebabkan* retensi urin, mulut kering, konstipasi, pusing, sakit

    kepala, dilatasi pupil dan takikardi.

    /. erikan dengan hatihati dan diba7ah penga7asan ketat pada pasien

     pasien yang sedang memakai obatobat anti kolinergik yang lain

    (antidepresi, neuroleptik, $' antihistamin, antiparkinson dll)

    5. Degah pemakaian pada 7anita menyusui, tidak ada kontra indikasi pada

    7anita hamil.