bab ii studi pustaka dan landasan...

85
Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran PT. INAME UTAMA II-1 BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. ASPEK LEGALITAS TRANSPORTASI LAUT Peraturan terkait bidang transportasi laut untuk memperlancar kegiatan penyelenggaraan transportasi laut adalah sebagai berikut. 1. UU Pelayaran No 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran Aturan yang ada di dalam UU Np 17 Tahun 2008 tentang pelayaran meliputi aturan mengenai mengenai kegiatan penyelenggaran transportasi laut secara rinci mencakup hal-hal sebagai berikut. a. Angkutan di perairan Uraian mengenai angkutan di perairan dapat dijelaskan sebagai berikut. 1) Angkutan laut dalam negeri (pengoperasian dan perijinan); 2) Angkutan laut Luar Negeri (keagenan umum, dan perwakilan perusahaan angkutan laut asing); 3) Angkutan laut khusus (perijinan); 4) Angkutan laut pelayaran rakyat; 5) Angkutan sungai dan danau; 6) Angkutan penyeberangan; 7) Angkutan di perairan untuk daerah tertinggal ataupun wilayah terpencil; 8) Tata cara dan prosedur perizinan angkutan di perairan; 9) Tata cara dan persyaratan perizinan usaha jasa terkait dengan angkutan di perairan berupa: a) bongkar muat barang; b) jasa pengurusan transportasi; c) angkutan perairan pelabuhan;

Upload: hoangxuyen

Post on 03-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-1

BAB II

STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

A. ASPEK LEGALITAS TRANSPORTASI LAUT

Peraturan terkait bidang transportasi laut untuk memperlancar kegiatan

penyelenggaraan transportasi laut adalah sebagai berikut.

1. UU Pelayaran No 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran

Aturan yang ada di dalam UU Np 17 Tahun 2008 tentang pelayaran

meliputi aturan mengenai mengenai kegiatan penyelenggaran

transportasi laut secara rinci mencakup hal-hal sebagai berikut.

a. Angkutan di perairan

Uraian mengenai angkutan di perairan dapat dijelaskan sebagai

berikut.

1) Angkutan laut dalam negeri (pengoperasian dan perijinan);

2) Angkutan laut Luar Negeri (keagenan umum, dan

perwakilan perusahaan angkutan laut asing);

3) Angkutan laut khusus (perijinan);

4) Angkutan laut pelayaran rakyat;

5) Angkutan sungai dan danau;

6) Angkutan penyeberangan;

7) Angkutan di perairan untuk daerah tertinggal ataupun

wilayah terpencil;

8) Tata cara dan prosedur perizinan angkutan di perairan;

9) Tata cara dan persyaratan perizinan usaha jasa terkait

dengan angkutan di perairan berupa:

a) bongkar muat barang;

b) jasa pengurusan transportasi;

c) angkutan perairan pelabuhan;

Page 2: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-2

d) penyewaan peralatan angkutan laut/peralatan jasa

terkait dengan angkutan laut;

e) tally mandiri;

f) depo peti kemas;

g) pengelolaan kapal (ship management);

h) perantara jual beli ataupun sewa kapal (ship broker);

i) keagenan awak kapal (ship manning agency);

j) perawatan dan perbaikan kapal (ship repairing and

maintenance).

10) Jenis, struktur, dan golongan tarif angkutan dan usaha jasa

terkait;

11) Wajib angkut;

12) Tanggungjawab pengangkut;

13) Tata cara pengangkutan barang khusus dan barang berbahaya;

14) Pemberdayaan industri angkutan perairan dan perkuatan

industri perkapalan nasional;

15) Angkutan multimoda.

b. Kepelabuhanan

Uraian mengenai kepelabuhanan dapat dijelaskan sebagai

berikut.

1) Pelabuhan Laut:

a) Pelabuhan utama;

b) Pelabuhan pengumpul;

c) Pelabuhan pengumpan.

2) Pedoman dan tata cara penetapan Rencana Induk

Pelabuhan serta DLKR dan DLKP;

3) Penyelenggaraan Pelabuhan (Badan Penyelenggara

Pelabuhan dan Unit Penyelenggara Pelabuhan);

4) Badan Usaha Pelabuhan;

Page 3: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-3

5) Perizinan pembangunan dan pengoperasian pelabuhan;

6) Terminal khusus dan perubahan status terminal khusus;

7) Pelabuhan dan terminal khusus yang terbuka bagi

perdagangan luar negeri.

c. Keselamatan dan Kemanaan Pelayaran

Uraian mengenai keselamatan dan keamanan pelayaran dapat

dijelaskan sebagai berikut.

1) Keselamatan dan keamanan angkutan pelayaran;

2) Keselamatan dan keamanan pelabuhan;

3) Perlindungan lingkungan maritim;

d. Kelaiklautan kapal

Uraian mengenai kelaiklautan kapal dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1) Keselamatan kapal;

2) Pencegahan dan pencemaran dari kapal.

3) Pengawakan kapal;

4) Garis muat kapal dan pemuatan;

5) Kesejahteraan awak kapal dan kesehatan penumpang;

6) Status hukum kapal;

7) Manaemen keselamatan dan pencegahan pencemaran dari

kapal;

8) Manajemen kemanaan kapal.

e. Kenavigasian

Uraian mengenai kenavigasian dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Sarana bantu navigasi pelayaran;

2) Telekomunikasi pelayaran;

3) Hidrografi dan meteorologi;

Page 4: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-4

4) Alur dan perlintasan;

5) Pengerukan dan reklamasi

6) Pemanduan;

7) Kerangka kapal;

8) Salvage dan pekerjaan bawah air.

f. Syahbandar

Uraian mengenai kesyahbandaran dapat dijelaskan sebagai

berikut.

1) Fungsi,tugas dan kewenangan Syahbandar;

2) Koordinasi kegiatan pemerintahan di pelabuhan;

3) Pemeriksaan ;

4) Persetujuan kegiatan kapal di pelabuhan

5) Pemeriksaan kapal;

6) Surat Persetujuan Berlayar;

7) Pemeriksaan pendahuluan kecelakaan kapal;

8) Penahanan kapal;

9) Sijil awak kapal;

g. Perlindungan Lingkungan Maritim

Uraian mengenai perlindungan lingkungan maritim dapat

dijelaskan sebagai berikut.

1) Penyelenggara perlindungan lingkungan maritim;

2) Pencegahan dan penanggulangan pencemaran dari

pengoperasian kapal;

3) Pencegahan dan penanggulangan pencemaran dari

kegiatan kepelabuhanan;

4) Pembuangan limbah di perairan (dumping);

5) Penutuhan kapal.

Page 5: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-5

h. Kecelakaan Kapal serta Pencarian dan Pertolongan

Uraian mengenai kecelakaan kapal serta pencarian dan

pertolongan dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Bahaya terhadap kapal;

2) Kecelakaan kapal;

3) Mahkamah pelayaran;

4) Investigasi kecelakaan kapal;

5) Pencarian dan pertolongan.

i. Sumber daya manusia

Terkait dengan penyelenggaraandan pengembangan sumber

daya manusia di bidang pelayaran yang dilaksanakan dengan

tujuan tersedianya sumber daya manusia yang profesional,

kompeten, disiplin, dan bertanggungjawab serta memenuhi

standar nasional dan internasional.

j. Sistem informasi pelayaran

Sistem informasi pelayaran mencakup pengumpulan,

pengolahan, penganalisisan, penyimpanan, penyajian serta

penyebaran datadan informasi pelyaran untuk

1) Mendukung operasional pelayaran;

2) Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat atau publik;

3) Mendukung perumusan kebijakan di bidang pelayaran

k. Penjagaan Laut dan Pantai

Uraian mengenai penjagaan laut dan pantai terdiri dari Fungsi

penjagaan laut dan pantai, Tugas dan wewenang penjagaan laut

dan pantai serta Prasarana penjagaan laut dan pantai

Page 6: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-6

l. Penyidikan

Terkait mengenai penyidikan adalah terkait dengan wewenang

penyidik pegawai negeri sipil.

2. Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2009 Tentang

Kepelabuhanan

Kepelabuhanan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pelaksanaan fungsi pelabuhan untuk menunjang kelancaran,

keamanan, dan ketertiban arus lalu lintas kapal, penumpang dan/atau

barang, keselamatan dan keamanan berlayar, tempat perpindahan

intra-dan/atau antarmoda serta mendorong perekonomian nasional dan

daerah dengan tetap memperhatikan tata ruang wilayah. Dalam

Peraturan Pemerintah No61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan

diatur mengenai hal-hal berikut:

a. Tatanan Kepelabuhanan Nasional yang memuat peran,jenis, dan

hierarki pelabuhan, rencana induk pelabuhan nasional,lokasi

pelabuhan.

b. Rencana Induk Pelabuhan, Daerah Lingkungan Kerja, dan

Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan yang memuat

Rencana Induk Pelabuhan, Daerah Lingkungan Kerja dan

Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan.

c. Penyelenggaraan kegiatan di pelabuhan memuat kegiatan

pemerintahan di pelabuhan, kegiatan pengusahaan di pelabuhan.

d. Pembangunan Dan Pengoperasian Pelabuhan memuat izin

pembanguanan pelabuhan, pelaksanaan pembanguan pelabuhan,

pengembangan pelabuhan,pengoperasian pelabuhan.

e. Terminal Khusus dan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri

memuat penetapan dan izin pengoperasian Terminal Khusus dan

Terminal Untuk Kepentingan Sendiri.

f. Penarifan memuat penetapan besaran tarif pelayanan jasa

kepelabuhanan.

Page 7: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-7

g. Pelabuhan dan Terminal Khusus yang Terbuka untuk

Perdagangan Luar Negeri memuat penetapan, persyaratan

Pelabuhan dan Terminal Khsuus yang Terbuka untuk

Perdagangan Luar Negeri.

h. Sistem Informasi Pelabuhan mencakup pengumpulan,

pengelolaan, penganalisaan, penyimpanan, penyajian, serta

penyebaran data pelabuhan.

3. Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 2010 Tentang Kenavigasian

Kenavigasian adalah kegiatan yang meliputi segala sesuatu yang

berkaitan dengan sarana bantu navigasi pelayaran, telekomunikasi

pelayaran, hidrografi, alur dan perlintasan, pemanduan, penanganan

kerangka kapal, salvage, dan pekerjaan bawah air, untuk kepentingan

keselamatan pelayaran kapal. Sarana bantu navigasi pelayaran adalah

sarana yang dibangun atau terbentuk secara alami yang berada di luar

kapal yang berfungsi membantu navigator dalam menentukan posisi

dan/atau haluan kapal serta memberitahukan bahaya dan/atau

rintangan pelayaran untuk kepentingan keselamatan berlayar.

Telekomunikasi pelayaran adalah setiap pemancaran, pengiriman, atau

penerimaan tiap jenis tanda, gambar, suara, dan informasi dalam

bentuk apapun melalui sistem kawat, optik, radio, atau sistem

elektromagnetik lainnya dalam dinas bergerak pelayaran yang

merupakan bagian dari keselamatan pelayaran. PP No. 5 Tahun 2010

Tentang Kenavigasian memuat:

a. Alur dan perlintasan;

b. Sarana bantu navigasi pelayaran meliputi jenis dan fungsi,

persyaratan da standar sarana bantu navigasi pelayaran,

penyelenggaraan sarana bantu navigasi pelayaran, zona

keamanan dan keselamatan sarana bantu navigasi pelayaran,

kerusakan dan hambatan, biaya pemanfaatan sarana bantu

navigasi pelayaran;

Page 8: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-8

c. Fasilitas alur pelayaran sungai dan danau;

d. Telekomunikasi pelayaran meliputi sarana, jenis, dan fungsi,

persyaratan dan standar peralatan telekomunikasi

pelayaran,penyelenggaraan telekomunikasi pelayaran, zona

keamanan dan keselamatan telekomunikasi pelayaran,

kerusakan dan hambatan, biaya pemanfaatan telekomunikasi

pelayaran, pelayanan komunikasi marabahaya, komunikasi

segera dan keselmaatan serta siarantanda waktu standar.

e. Pelayanan Metereologi meliputi pelayanan jasa informasi cuaca.

f. Bangunan atau instalasi di perairan meliputi persyaratan

bangunana atau instalasi di perairan.

g. Pengerukan dan reklamasi meliputi persyaratan teknis pekerjaan

pengerukan dan reklamasi.

h. Pemanduan meliputi penetapan peraian wajib pandu,

persyaratan petugas pandu.

i. Kerangka kapal meliputi

j. Salvage dan pekerjaan bawah air meliputi kegiatan bawah

air,persyaratan izin usaha untuk badan usaha untuk kegiatan

salvage dan pekerjaan bawah air.

k. Sistem informasi kenavigasian meliputi meliputi kegiatan sistem

informasi kenavigasian

l. Petugas sarana bantu navigasi pelayaran dan telekomunikasi

pelayaran, meliputi petugas sarana bantu navigasi pelayaran dan

telekomunikasi pelayaran

4. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 Tentang Angkutan

Di Perairan

Angkutan di perairan meliputi angkutan laut, angkutan sungai dan

danau, angkutan penyeberangan. Angkutan laut adlaah kegiatan

Page 9: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-9

angkutan yang menurut kegiatannya melayani kegiatan angkutan laut.

Angkutan Laut Dalam Negeri adalah kegiatan angkutan laut yang

dilaksanakan oleh perusahaan angkutan laut nasional. Angkutan Laut

Luar Negeri adalah kegiatan angkutan laut dari pelabuhan atau

terminal khusus yang terbuka bagi perdagangan luar negeri ke

pelabuhan luar negeri atau dar pelabuhan luar negeri ke pelabuhan

atau terminal khusus yang terbuka bagi perdagangan luar negeri yang

diselenggarakan oleh perusahaan angkutan laut.

Angkutan Sungai dan Danau Untuk Kepentingan Sendiri adalah

kegiatan angkutan sungai dan danau yang dilakukan untuk melayani

kepentingan sendiri dalam menunjang usaha pokoknya. Angkutan

Penyeberangan adalah angkutan yang berfungsi sebagai jembatan

yang menghubungkan jaringan jalan dan atau jaringan jalur kereta api

yang dipisahkan oleh perairan untuk mengangkut penumpang dan

kendaraan beserta muatannya.

Beberapa hal yang terkait dengan angkutan perairan yang diatur dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 Tentang Angkutan Di

Perairan adalah sebagai berikut:

a. Angkutan laut meliputi Angkutan Laut Dalam Negeri, kegiatan

trayek angkutan laut dalam negeri,kegiatan pengoperasian lapal

pada jaringan trayek, kegiatan keagenan kapal angkutan laut

dalam negeri, angkutan laut luar negeri, kegiatan trayek

angkutan laut luar negeri, kegiatan angkutan laut lintas

batas,kegaiatan keagenan umum kapal angkutan laut asing,

perwakilan perusahaan angkutan laut asing,angkutan laut

khusus, angkutan laut prlayaran rakyat,

b. Angkutan sungai dan danau meliputi Angkutan sungai dan

danau di dalam negeri, Angkutan sungai dan danau antara

Negara Republik Indonesia dan Negara Tetangga, Kegiatan

Angkutan sungai dan danau untuk Kepentingan Sendiri.

Page 10: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-10

c. Angkutan Penyeberangan meliputi kegiatan angkutan

penyeberangan di dalam negeri, kegiatan penyeberangan antara

Negara Republik Indonesia dan Negara Tetangga, penempatan

kapal

d. Angkutan di perairan untuk daerah masih tertinggal dan atau

wilayah terpencil meliputi pelayaran perintis, penugasan,trayek

Angkutan di perairan untuk daerah masih tertinggal dan atau

wilayah terpencil.

e. Kegiatan jasa terkait dengan angkutan perairan meliptui

kegiatan usaha bongkar muat barang, kegaiatn usaha jasa

pengurusan transportasi, kegiatan angkutan usaha perairan

pelabuhan, kegiatan usaha penyewaan peralatanangkutan laut

atau peraltan jasa terkait dengan angkutan laut, kegaiatn usaha

depo peti kemas, kegiatan usaha pengeloaan kapal, kegaiatn

uusaa perantara jual eli dan atu sewa kapal, kegaitan usaha

keagenan kapal, kegaiatan usaha perawatan dan perabikan kapal.

f. Perizinan meliputi izin usaha angkutan di perairan, izin usaha

angkutan laut, izin usaha angkutan laut pelayaran rakyat, izin

usaha angkutan sungai dan danau, izin usaha angkutan

penyeberangan, izin usaha jasa terkait dengan angkutan di

perairan, izin usaha bongkar muat barang,izin usaha jasa

pnegurusan transportasi, izin usaha angkutan perairan

pelabuhan, izin usaha penyewaan peralatan angkutan laut atau

peralatan jasa terkait dengan angkutan laut,izin usaha tally

mandiri,izin usaha depo peti kemas,izin usaha pengelolaan

kapal, izin usaha perantara/jual beli kapal dan atau sewa kapal,

izin usaha keagenan awak kapal, izin usaha keagenan kapal, izin

usaha perawatan dan perbaikan kapal, izin operasi angkutan di

perairan, izin operasi angkutan laut khusus, izin operasi

angkutan sungai dan danau untuk kepentingan sendiri.

Page 11: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-11

g. Penarifan meliputi tarif angkutan penumpang dan tarif angkutan

barang, tarif ushaa jasa terkait dengan angkutan di peraiaran.

h. Kewajiban dan Tanggung Jawab Pengangkut meliputi wajib

angkut, tanggung jawab pengankut,

i. Pengangkut barang khusus dan barang berbahaya meliputi

kriteria barang khusus dan abrang berbahaya.

j. Pemberdayaan industri angkutan perairan nasional meliputi

upaya pemberdayaan industri pelayaran yang dilakukan oleh

peemrintah

5. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2011 Tentang Perubahan

atas Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang

Angkutan Di Perairan

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun

2010 tentang Angkutan di Perairan diubah sebagai berikut:

a. Ketentuan Pasal 5 ayat (2) diubah dan ayat (3) dan ayat (4)

dihapus serta penjelasan Pasal 5 dihapus sehingga Pasal 5

berbunyi sebagai berikut:

Pasal 5

(1) Kegiatan angkutan laut dalam negeri dilakukan oleh

perusahaan angkutan laut nasional dengan menggunakan

kapal berbendera Indonesia serta diawaki oleh awak kapal

berkewarganegaraan Indonesia.

(2) Kegiatan angkutan laut dalam negeri sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk mengangkut

dan/atau memindahkan penumpang dan/atau barang antar

pelabuhan laut di wilayah perairan Indonesia.

(3) Dihapus.

(4) Dihapus.

Page 12: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-12

b. Diantara BAB XIII dan BAB XIV disisipkan 1 (satu) bab yakni

BAB XIIIA sehingga berbunyi:

BAB XIIIA

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 206a

(1) Kapal asing dapat melakukan kegiatan lain yang tidak

termasuk kegiatan mengangkut penumpang dan/atau

barang dalam kegiatan angkutan laut dalam negeri di

wilayah perairan Indonesia sepanjang kapal berbendera

Indonesia belum tersedia atau belum cukup tersedia.

(2) Kapal asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib

memiliki izin dari Menteri.

(3) Kegiatan lain yang tidak termasuk kegiatan mengangkut

penumpang dan/atau barang dalam kegiatan angkutan laut

dalam negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi kegiatan:

(a) survey minyak dan gas bumi;

(b) pengeboran;

(c) konstruksi lepas pantai;

(d) penunjang operasi lepas pantai;

(e) pengerukan; dan

(f) salvage dan pekerjaan bawah air.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan persyaratan

pemberian izin sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur

dengan Peraturan Menteri.

6. Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2010 Tentang Perlindungan

Lingkungan Maritim

Perlindungan lingkungan maritim adalah setiap upaya untuk

Page 13: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-13

mencegah dan menanggulangi pencemaran lingkungan perairan yang

bersumber dari kegiatan yang terkait dengan pelayaran. Beberapa hal

yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2002 Tentang

Perlindungan Lingkungan adalah sebabagi berikut:

a. Pencegahan dan penanggulan pencemaran dari pengoperasian

kapal diantaranya adalah persyaratan pembuangan limbah ke

perairan, peralatan pencegahan dan bahan penanggulangan

pencemaran di kapal, pengesahan peralatan dan bahan

pencegahan dan penanggulangan pencemaran, pola

penanggulangan keadaan darurat pencemaran di kapal.

b. Pencegahan pencemaran lingkungan yang bersumber dari barang

dan bahan berbahaya yang ada di kapal, meliptui manajemen air

balas kapal, standar daya tahan pelindung anti karat,pencucian

tangki kapal.

c. Pencegahan pencemaran dari kegiatan di pelabuhan

d. Penanggulangan pencemaran di perairan dan pelabuhan.

e. Penanggulangan pencemaran yang bersumber dari kapal,unit

kegiatan lain di perairan, dan kegiatan di pelabuhan.

f. Tanggung jawab pemilik atau operator kapal

g. Lokasi pembuangan limbah di perairan

h. Sistem informasi perlindungan lingkungan maritim.

7. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2002 Tentang Perkapalan

Dalam peraturan ini diatur beberapa hal diantaranya sebagai berikut:

a. Pengadaan, pembangunan, dan pengerjaan kapal.

b. Kelaiklautan kapal

c. Pengukuran kapal

d. Pendaftaran dan Kebangsaan kapal Indonesia

Page 14: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-14

e. Keselamatan kapal

f. Pencegahan pencemaran dari kapal

g. Manajemen keselamatan pengoperasian kapal dan pencegahan

pencemaran dari kapal.

8. Peraturan Pemerintah No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan antara Pemerintah Daerah Provinsi dan

Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota

Dalam peraturan ini diatur mengenai pembagaian urusan pemerintah.

Urusan pemerintahan terdiri atas atas urusan pemerintahan yang

sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah danu rusan pemerintahan

yang dibagi bersama antar tingkatan dan/atau susunan pemerintahan.

Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah meliputi:

politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal

nasional, serta agama.Urusan pemerintahan yang dibagi bersama antar

tingkatan dan/atau susunan pemerintahan adalah semua urusan

pemerintahan di luar urusan yang menjadi kewenangan pemerintah,

termasuk diantaranya adalah sektor perhubungan.

Urusan pemerintahan terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan.

Urusan wajib adalah urusan pemerintahan yang wajib diselenggarakan

oleh pemerintah daerah kabupaten/kota berkaitan dengan pelayanan

dasar. Urusan wajib termasuk didalamnya adalah perhubungan.

Penyelenggaraan urusan wajib oleh pemerintah daerah provinsi dan

pemerintah daerah kabupaten/kota dilaksanakan dengan mengikuti

norma, standar, pedoman, dan kriteria yang ditetapkan oleh pemerintah.

Menteri/kepala lembaga pemerintah non departemen menetapkan norma,

standar, prosedur, dan kriteria untuk pelaksanaan urusan wajib dan urusan

pilihan. Di dalam menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria harus

memperhatikan keserasian hubungan Pemerintah dengan pemerintahan

daerah dan antar pemerintahan daerah sebagai satu kesatuan sistem dalam

kerangka NegaraKesatuan Republik Indonesia. Penetapan norma, standar,

Page 15: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-15

prosedur, dan kriteria melibatkan pemangku kepentingan terkait dan

berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri.

Beberapa pembagian kewenangan pada sektor perhubungan

khususnya perhubungan laut yang sudah diserahkan kepada

pemerintah daerah provinsi diantaranya adalah

a. Kapal berukuran tonase kotor sama dengan atau lebih dari 7

(GT ≥7) yang berlayar hanya di perairan daratan (sungai dan

danau. Pemberian izin pembangunan dan pengadaan kapal

sampai dengan GT 300 ditugas-pembantuankan kepada provinsi.

b. Pelaksanaan pengukuran kapal sampai dengan GT 300 ditugas-

pembantuankan kepada provinsi Pelaksanaan pengawasan

keselamatan kapal Pelaksanaan pemeriksaan radio/elektronika

kapal. Pelaksanaan pengukuran kapal. Penerbitan pas perairan

daratan.Pencatatan kapal dalam buku register pas perairan

daratan.Pelaksanaan pemeriksaan konstruksi.Pelaksanaan

pemeriksaan permesinan kapal. Penerbitan sertifikat

keselamatan kapal. Pelaksanaan pemeriksaan perlengkapan

kapal.Penerbitan dokumen pengawakan kapal.

c. Kapal berukuran tonase kotor kurang dari 7 (GT <7) yang

berlayar hanya di perairan daratan (sungai dan danau):

Pemberian izin pembangunan dan pengadaan kapal.

d. Kapal berukuran tonase kotor lebih dari atau sama dengan GT 7

(GT ≥ 7) yang berlayar di laut:Kapal berukuran tonase kotor

kurang dari GT 7 (GT < 7) yang berlayar di laut: Pemberian izin

pembangunan dan pengadaan kapal.

e. Pengelolaan pelabuhan regional lama.

f. Rekomendasi penetapan rencana induk pelabuhan laut

internasional hub, internasional dan nasional.

g. Penetapan rencana induk pelabuhan laut regional.

h. Rekomendasi penetapan lokasi pelabuhan umum.

Page 16: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-16

i. Rekomendasi penetapan lokasi pelabuhan khusus.

j. Penetapan keputusan pelaksanaan pembangunan pelabuhan laut

regional.

k. Penetapan pelaksanaan pembangunan pelabuhan khusus

regional.

l. Penetapan keputusan pelaksanaan pengoperasian pelabuhan laut

regional.

m. Penetapan izin pengoperasian pelabuhan khusus regional.

n. Rekomendasi penetapan DLKr/DLKp pelabuhan laut

internasional hub.

o. Rekomendasi penetapan DLKr/DLKp pelabuhan laut

internasional.

p. Rekomendasi penetapan DLKr/DLKp pelabuhan laut nasional.

q. Penetapan DLKr/DLKp pelabuhan laut regional.

r. Izin kegiatan pengerukan di dalam DLKr/DLKp pelabuhan laut

regional.

s. Izin reklamasi di dalam DLKr/DLKp pelabuhan laut regional.

t. Pertimbangan teknis terhadap penambahan dan/atau

pengembangan fasilitas pokok pelabuhan laut regional.

u. Penetapan pelayanan operasional 24 (dua puluh empat) jam

pelabuhan laut regional.

v. Izin kegiatan pengerukan di wilayah perairan pelabuhan khusus

regional.

w. Izin kegiatan reklamasi di wilayah perairan pelabuhan khusus

regional.

x. Penetapan pelayanan operasional 24 (dua puluh empat) jam

pelabuhan khusus regional.

Page 17: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-17

y. Penetapan DUKS di pelabuhan regional.

z. Rekomendasi penetapan pelabuhan yang terbuka bagi

perdagangan luar negeri.

aa. Izin usaha perusahaan angkutan laut bagi perusahaan yang

berdomisili dan beroperasi pada lintas pelabuhan antar

kabupaten/kota dalam wilayah provinsi setempat.

bb. Izin usaha pelayaran rakyat bagi perusahaan yang berdomisili

dan beroperasi pada lintas pelabuhan antar kabupaten/kota

cc. dalam wilayah provinsi setempat, pelabuhan antar/provinsi dan

internasional (lintas batas).

dd. Pemberitahuan pembukaan kantor cabang perusahaan angkutan

laut nasional yang lingkup kegiatannya melayani lintas

pelabuhan antar kabupaten/kota dalam satu provinsi.

ee. Pemberitahuan pembukaan kantor cabang perusahaan pelayaran

rakyat yang lingkup kegiatannya melayani lintas pelabuhan

antar kabupaten/kota dalam satu provinsi, lintas pelabuhan antar

provinsi serta lintas pelabuhan internasional (lintas batas).

ff. Pelaporan pengoperasian kapal secara tidak tetap dan tidak

teratur (tramper) bagi perusahaan angkutan laut yang

berdomisili dan beroperasi pada lintas pelabuhan antar

kabupaten/kota dalam satu provinsi.

gg. Pelaporan penempatan kapal dalam trayek tetap dan teratur

(liner) dan pengoperasian kapal secara tidak tetap dan tidak

teratur (tramper) bagi perusahaan pelayaran rakyat yang

berdomisili dan beroperasi pada lintas pelabuhan antar

kabupaten/kota dalam wilayah provinsi setempat, pelabuhan

antar provinsi dan internasional (lintas batas).

hh. Izin usaha tally di pelabuhan.

ii. Izin usaha bongkar muat barang dari dan ke kapal.

Page 18: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-18

jj. Izin usaha ekspedisi/Freight Forwarder.

kk. Izin usaha angkutan perairan pelabuhan.

ll. Izin usaha penyewaan peralatan angkutan laut/ peralatan

penunjang angkutan laut.

mm. Izin usaha depo peti kemas.

Beberapa pembagian kewenangan pada sektor perhubungan

khususnya perhubungan laut yang sudah diserahkan kepada

pemerintah daerah kabuaten/kota diantaranya adalah:

a. Pemberian surat izin berlayar untuk Kapal berukuran tonase

kotor sama dengan atau lebih dari 7 (GT ≥7) yang berlayar

hanya di perairan daratan (sungai dan danau):

b. Untuk Kapal berukuran tonase kotor kurang dari 7 (GT <7)

yang berlayar hanya di perairan daratan (sungai dan danau):

Pelaksanaan pengawasan keselamatan kapal. Pelaksanaan

pengukuran kapal.Penerbitan pas perairan daratan.Pencatatan

kapal dalam buku register pas perairan daratan. Pelaksanaan

pemeriksaan konstruksi kapal.Pelaksanaan pemeriksaan

permesinan kapal. Pelaksanaan pemeriksaan perlengkapan

kapal. Penerbitan sertifikat keselamatan kapal. Penerbitan

dokumen pengawakan kapal.Pemberian surat izin berlayar.

c. Kapal berukuran tonase kotor lebih dari atau sama dengan GT 7

(GT ≥ 7) yang berlayar di laut:

d. Kapal berukuran tonase kotor kurang dari GT 7 (GT < 7) yg

berlayar di laut:Pelaksanaan pengawasan keselamatan kapal.

Pelaksanaan pengukuran kapal. Penerbitan pas kecil Pencatatan

kapal dalam buku register pas kecil. Pelaksanaan pemeriksaan

konstruksi kapal. Pelaksanaan pemeriksaan permesinan kapal.

Penerbitan sertifikat keselamatan kapal. Pelaksanaan

pemeriksaan perlengkapan kapal. Penerbitan dokumen

pengawakan kapal.

Page 19: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-19

e. Penetapan penggunaan tanah lokasi pelabuhan laut.

f. Pengelolaan pelabuhan lokal lama.

g. Pengelolaan pelabuhan baru yang dibangun oleh

kabupaten/kota.

h. Rekomendasi penetapan rencana induk pelabuhan laut

internasional hub, internasional dan nasional.

i. Penetapan rencana induk pelabuhan lokal.

j. Rekomendasi penetapan lokasi pelabuhan umum.

k. Rekomendasi penetapan lokasi pelabuhan khusus.

l. Penetapan keputusan pelaksanaan pembangunan pelabuhan laut

lokal.

m. Penetapan pelaksanaan pembangunan pelabuhan khusus lokal.

n. Penetapan keputusan pelaksanaan pengoperasian pelabuhan laut

lokal.

o. Penetapan izin pengoperasian pelabuhan khusus lokal. (B-3)

p. Rekomendasi penetapan DLKr/DLKp pelabuhan laut

internasional hub.

q. Rekomendasi penetapan DLKr/DLKp pelabuhan laut

internasional.

r. Rekomendasi penetapan DLKr/DLKp pelabuhan laut nasional.

s. Rekomendasi penetapan DLKr/DLKp pelabuhan laut regional.

(B-6)

t. Penetapan DLKr/DLKp pelabuhan laut lokal.

u. Pertimbangan teknis terhadap penambahan dan/atau

pengembangan fasilitas pokok pelabuhan laut lokal.

v. Izin kegiatan pengerukan di wilayah perairan pelabuhan khusus

lokal.

Page 20: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-20

w. Izin kegiatan reklamasi di wilayah perairan pelabuhan khusus

lokal.

x. Penetapan DUKS di pelabuhan lokal.

y. Pelaksanaan rancang bangun fasilitas pelabuhan bagi pelabuhan

dengan pelayaran lokal (kabupaten/kota).

z. Izin kegiatan pengerukan di dalam DLKr/DLKp pelabuhan laut

lokal.

aa. Izin kegiatan reklamasi di dalam DLKr/DLKp pelabuhan laut

lokal. (B-8)

bb. Penetapan pelayanan operasional 24 (dua puluh empat) jam

pelabuhan laut lokal.

cc. Penetapan pelayanan operasional 24 (dua puluh empat) jam

pelabuhan khusus lokal.

dd. Rekomendasi penetapan pelabuhan yang terbuka bagi

perdagangan luar negeri.

ee. Penetapan besaran tarif jasa kepelabuhanan pada pelabuhan

lokal yang diselenggarakan oleh pemerintah kabupaten/kota.

ff. Izin usaha perusahaan angkutan laut bagi perusahaan yang

berdomisili dan beroperasi pada lintas pelabuhan dalam

kabupaten/kota setempat.

gg. Izin usaha pelayaran rakyat bagi perusahaan yang berdomisili

dan beroperasi pada lintas pelabuhan dalam wilayah

kabupaten/kota setempat.

hh. Pemberitahuan pembukaan kantor cabang perusahaan angkutan

laut nasional yang lingkup kegiatannya melayani lintas

pelabuhan dalam satu kabupaten/kota.

ii. Pemberitahuan pembukaan kantor cabang perusahaan pelayaran

rakyat yang lingkup kegiatannya melayani lintas pelabuhan

dalam satu kabupaten/kota.

Page 21: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-21

jj. Pelaporan pengoperasian kapal secara tidak tetap dan tidak

teratur (tramper) bagi perusahaan angkutan laut yang

berdomisili dan beroperasi pada lintas pelabuhan dalam wilayah

kabupaten/kota setempat.

kk. Pelaporan penempatan kapal dalam trayek tetap dan teratur

(liner) dan pengoperasian kapal secara tidak tetap dan tidak

teratur (tramper) bagi perusahaan pelayaran rakyat yang

berdomisili dan beroperasi pada lintas pelabuhan dalam wilayah

kabupaten/kota setempat.

ll. Izin usaha tally di pelabuhan.

mm. Izin usaha bongkar muat barang dari dan ke kapal.

nn. Izin usaha ekspedisi/Freight Forwarder.

oo. Penetapan lokasi pemasangan dan pemeliharaan alat

pengawasan dan alat pengamanan (rambu-rambu), danau dan

sungai lintas kabupaten/kota.

pp. Pemberian rekomendasi dalam penerbitan izin usaha dan

kegiatan salvage serta persetujuan Pekerjaan Bawah Air (PBA)

dan pengawasan kegiatannya dalam kabupaten/kota.

nn. Pemberian rekomendasi penetapan lokasi bandar udara umum.

oo. Pemantauan terhadap pelaksanaan keputusan penetapan lokasi

bandar udara umum dan melaporkan ke pemerintah, pada bandar

udara yang belum terdapat kantor adbandara.

pp. Penetapan/izin pembangunan bandar udara umum yang

melayani pesawat udara < 30 tempat duduk.

9. Peraturan Menteri Perhubungan No 68 Tahun 2011 Tentang Alur

Pelayaran

Beberapa hal yang diatur dalam Peraturan ini adalah sebagai berikut:

a. Alur pelayaran di laut.

Page 22: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-22

b. Penyelenggaraan alur pelayaran di laut.

c. Sistem rute.

d. Tata cara berlalulintas di alur pelayran di laut.

e. Daerah labuh kapal.

f. Bangunana atau instalasi di perairan.

g. Alur laut kepualauan Indonesia

h. Sistem Informasi alur pelayaran di laut.

10. Peraturan Menteri Perhubungan No 53 Tahun 2011 Tentang Alur

Pemanduan

Beberapa hal yang diatur dalam Peraturan ini adalah sebagai berikut:

a. Perairan pandu.

b. Tata cara dan persyaratan penetapan perairan pandu

c. Petugas Pandu

d. Penyelenggaraan pemanduan.

e. Prosedur pemberian pelayanan jasa pemanduan.

f. Biaya Pemanduan.

g. Pengawas Pemanduan

11. Peraturan Menteri Perhubungan No 52 Tahun 2011 Tentang

Pengerukan dan Reklamasi

Beberapa hal yang diatur dalam Peraturan ini adalah sebagai berikut:

a. Pengerukan.

b. Reklamasi.

c. Usaha pengerukan dan reklamasi.

12. KM No. 1 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penerbitan Surat

Persetujuan Berlayar (Port Clearance)

Page 23: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-23

Dalam KM ini didefinisikan bahwa Surat PerSetujuan Berlayar (Port

Clearance) adalah dokumen negara yang dikeluarkan oleh

Syahbandar kepada setiap kapal yang akan berlayar meninggalkan

pelabuhan setelah kapal memenuhi persyaratan kelaiklautan kapal dan

kewajiban lainnya dimana dijelaskan pula dalam pasal 2 bahwa setiap

kapal yang berlayar wajib memiliki surat persetujuan berlayar yang

dikeluarkan oleh syahbandar setelah kapal memenuhi persyaratan

kelaiklautan kapal dan kewajiban lainnya.

Dalam bab 2 pasal 3 dijelaskan bahwa untuk memperoleh untuk

memperoleh surat persetujuan berlayar(port clearance), pemilik atau

operator kapal mengajukan permohonan secara tertulis kepada

Syahbandar dengan menggunakan format sebagaimana contoh pada

SK ini, dengan melampirkan :

a. surat pernyataan kesiapan kapal berangkat dari Nakhoda (Master

Sailing Declaration).

b. dokumen muatan serta bukti-bukti pemenuhan kewajiban kapal

lainnya (bukti pembayaran jasa kepelabuhanan, jasa

kenavigasian, penerimaan uang perkapalan, persetujuan

(clearance) Bea dan Cukai, (clearance) Imigrasi, (clearance)

Karantina kesehatan; dan (clearance) Karantina hewan dan

tumbuhan).

Setelah pengajuan permohonan tersebut, pejabat pemeriksa

kelaiklautan kapal melakukan pemeriksaan kelaiklautan kapal

meliputi pemeriksaan administratif dan fisik di atas kapal yang secara

lengkap tertuang pada bab 3.

Syahbandar mengeluarkan Surat Persetujuan Berlayar (Port

Clearance) berdasarkan hasil kesimpulan atau resume pemenuhan

persyaratan administratif dan teknis kelaiklautan kapal. Surat

Persetujuan Berlayar (Port Clearance) berlaku 24 (dua puluh empat)

jam dari waktu tolak yang ditetapkan dan hanya dapat digunakan

untuk 1 (satu) kali pelayaran.

Page 24: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-24

13. Peraturan Menteri Perhubungan No 48 Tahun 2011 Tentang Tata

Cara Dan Persyaratan Pemberian Izin Penggunaan Kapal Asing

Untuk Kegiatan Lain yang Tidak Termasuk Kegiatan

Mengangkut Penumpang Dan/Atau Barang Dalam Kegiatan

Angkutan Laut Dalam Negeri

Beberapa hal yang diatur dalam Peraturan ini adalah sebagai berikut:

a. Kapal asing dapat melakukan kegiatan lain yang tidak termasuk

kegiatan mengangkut penumpang dan atau barang dalam

kegiatan angkutan laut dalam negeri di wilayah perairan

Indonesia sepanjang kapal berbendera Indonesia belum tersedia

atau belum cukup tersedia.

Kapal asing wajib memiliki izin dari Menteri.

b. Kegiatan lain yang tidak termasuk kegiatan mengangkut

penumpang dan/ atau barang dalam kegiatan angkutan laut

dalam negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi

kegiatan:

1) survey minyak dan gas bumi;

2) pengeboran;

3) konstruksi lepas pantai;

4) penunjang operasi lepas pantai;

5) pengerukan; dan

6) salvage dan pekerjaan bawah air.

c. Kapal asing untuk kegiatan survey minyak dan gas bumi

meliputi:

1) survey seismik.;

2) survey geofisika; dan

3) survey geoteknik.

Page 25: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-25

d. Kapal asing untuk kegiatan pengeboran meliputi:

1) jack up rig;

2) semi submersible rig;

3) deep water drill ship;

4) tender assist rig; dan

5) swamp barge rig.

e. Kapal asing untuk kegiatan konstruksi lepas pantai meliputi:

1) derrick/crane, pipe/ cable/ Subsea Umbilical Riser

Flexible (SURF) laying barge/ vessel; dan

2) Diving Support Vessel (DSV).

f. Kapal asing untuk kegiatan penunjang operasi lepas pantai

meliputi:

1) anchor handling tug supply vessel Iebih besar dari 5000

BHPdengan Dynamic Position (DP2/DP3);

2) platform supply vessels; dan

3) Diving Support Vessel (DSV).

g. Kapal asing untuk kegiatan pengerukan sebagaimana meliputi:

1) drag-head suction hopper dredger; dan

2) trailing suction hopper dredger.

h. Kapal asing untuk kegiatan salvage dan pekerjaan bawah air

meliputi:

1) heavy floating crane;

2) heavy crane barge; dan

3) survey salvage.

i. Kapal asing untuk me1akukan kegiatan lain yang tidak termasuk

kegiatan mengangkut penumpang dan/atau barang dalam

Page 26: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-26

kegiatan angkutan laut dalam negeri pengoperasiannya

dilakukan oleh perusahaan angkutan laut nasional. Izin

penggunaan kapal asing diberikan oleh Menteri setelah

memenuhi persyaratan:

1) Rencana kerja yang dilengkapi dengan jadwal dan wilayah

kerja kegiatan yang ditandai dengan koordinat geografis.

2) memiliki charter party antara perusahaan angkutan laut

nasional dengan pemilik kapal asing dan kontrak kerja

dan/l atau Letter of Intent {LOl}dari pemberi kerja.

3) copy Surat Izin Usaha Perusahaan Angkutan Laut

(SIUPAL).

4) copy Sertifikat Tanda Kebangsaan/Pendaftaran Kapal.

5) copy Sertifikat Keseiamatan dan Keamanan Kapal.

6) copy Sertifikat Pencegahan Pencemaran Kapal.

7) copy Sertifikat Klasifikasi Kapal.

8) copy Daftar ISijilAwakKapal; dan

9) copy Sertifikat Manajemen Keselamatan.

j. Izin penggunaan kapal asing dapat diberikan oleh Menteri

setelah dilakukan minimum 1 (satu) kali upaya pengadaan kapal

berbendera Indonesia dan temyata tidak tersedia kapal sejenis

yang berbendera Indonesia yang dibuktikan dengan

pengumuman lelang.

k. Izin penggunaan kapal asing diberikan untuk jangka waktu

paling lama 3 (tiga) bulan dan dapat diperpanjang setelah

dilakukan evaluasi.

l. Untuk memperoleh izin penggunaan kapal asing, pemohon

mengajukan permohonan kepada Menteri melalui Direktur

Jenderal dengan dilengkapi dokumen pemenuhan persyaratan

Page 27: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-27

dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja sebelum

kapal dioperasikan dengan menggunakan format sebagaimana

contoh 1 dalam Lampiran I dari Peraturan Menteri ini.

m. Berdasarkan permohonan izin, Direktur Jenderal melakukan

penelitian persyaratan permohonan izin penggunaan kapal asing

dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak diterima

permohonan secara lengkap. Dalam hal berdasarkan hasil

penelitian persyaratan belum terpenuhi, Direktur Jenderal

mengembalikan permohonan secara tertulis kepada pemohon

untuk melengkapi persyaratan.Permohonan yang dikembalikan

dapat diajukan kembali kepada Direktur Jenderal setelah

permohonan dilengkapi. Dalam hal berdasarkan hasil penelitian

persyaratan terpenuhi Direktur Jenderal menyampaikan hasil

penelitian kepada Menteri. Berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan Direktur Jenderal, Menteri dalam jangka waktu paling

lama7 (tujuh) hari menerbitkan izin penggunaan kapal asing

dengan format Keputusan Menteri sebagaimana tersebutcontoh

2 dalam Lampiran I yang merupakan bagian dari Peraturan

Menteri ini.

n. Kapal asing dapat melakukan kegiatan lain yang tidak termasuk

kegiatan mengangkut penumpang danl atau barang dalam

kegiatan angkutan laut dalam negeri di wilayah perairan

Indonesia, dalam jangka waktu sebagaimana dalam Lampiran II

yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini.

o. Dalam rangka menerapkan asas cabotage secara konsekuen,

Direktur Jenderal melakukan evaluasi untuk mengetahui kapal

berbendera Indonesia belum tersedia atau belum cukup tersedia

Evaluasi dilakukan secara berkala setiap 3 (tiga) bulan dengan

mengikutsertakan instansi terkait dan asosiasi penyedia jasa

serta asosiasi pengguna jasa.

Page 28: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-28

14. Peraturan Menteri Pehubungan KM No 60 Tahun 2010 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan

Dalam Peraturan Menteri Pehubungan No 60 Tahun 2010 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan disebutkan

mengenai tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Perhubungan Laut

yang dapat dijadikan acuan dalam penyususnan norma, standar,

pedoman, dan kriteria di bidang pelayaran. Adapaun isi dari Peraturan

Menteri Pehubungan No 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kementerian Perhubungan diantaranya sebagai berikut:

a. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut mempunyai tugas

merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan

standardisasi di bidang perhubungan laut (pasal 227).

b. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut menyelenggarakan fungsi

(pasal 228):

1) Penyiapan perumusan kebijakan Departemen

Perhubungan di bidang lalu lintas dan angkutan laut,

pelabuhan dan pengerukan, perkapalan dan kepelautan,

kenavigasian serta penjagaan dan penyelamatan;

2) Pelaksanaan kebijakan di bidang lalu lintas dan angkutan

laut, pelabuhan dan pengerukan, perkapalan dan kepelautan,

kenavigasian serta penjagaan dan penyelamatan;

3) Perumusan standar, norma, pedoman, kriteria dan

prosedur di bidang perhubungan laut;

4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi;

5) Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal

Perhubungan Laut.

c. Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut menyelenggarakan

fungsi (pasal 250):

Page 29: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-29

1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang tarif angkutan

laut, angkutan laut dalam negeri dan luar negeri, angkutan

laut khusus, usaha angkutan laut dan penunjang angkutan

laut, pengembangan sistem dan informasi angkutan laut;

2) Penyiapan perumusan norma, kriteria, pedoman dan

prosedur di bidang tarif angkutan laut, angkutan laut

dalam negeri dan luar negeri, angkutan laut khusus,

usaha angkutan laut dan penunjang angkutan laut,

pengembangan sistem dan informasi angkutan laut;

3) Pemberian bimbingan teknis di bidang tarif angkutan laut,

angkutan laut dalam negeri dan luar negeri, angkutan laut

khusus, usaha angkutan laut dan penunjang angkutan laut,

pengembangan sistem dan informasi angkutan laut;

4) Penyiapan pemberian perizinan penyelenggaraan usaha

pelayaran antar propinsi dan atau internasional dan izin

operasi angkutan laut khusus serta penetapan syarat

bendera kapal asing yang beroperasi di perairan indonesia

dan persyaratan agen umum dan perwakilan perusahaan

pelayaran asing;

5) Pelaksanaan evaluasi penyelenggaraan di bidang tarif

angkutan laut, angkutan laut dalam negeri dan luar negeri,

angkutan laut khusus, usaha angkutan laut dan penunjang

angkutan laut, pengembangan sistem dan informasi

angkutan laut;

6) Pelaksanaan umsan tata usaha, kepegawaian dan rumah

tangga direktorat.

d. Direktorat Pelabuhan dan Pengerukan menyelenggarakan

fungsi (pasal 274):

1) Penyiapan pemmusan kebijakan di bidang pengembangan

pelabuhan dan perancangan fasilitas pelabuhan,

Page 30: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-30

pengemkan dan reklamasi, pemanduan dan penundaan

kapal, bimbingan pelayanan jasa dan operasional

pelabuhan;

2) Penyiapan pemmusan norma, kriteria, pedoman dan

prosedur di bidang pengembangan pelabuhan dan

perancangan fasilitas pelabuhan, pengerukan dan

reklamasi, pemanduan dan penundaan kapal,

bimbingan pelayanan jasa dan operasional pelabuhan;

3) Pemberian bimbingan teknis di bidang pengembangan

pelabuhan dan perancangan fasilitas pelabuhan,

pengemkan dan reklamasi, pemanduan dan penundaan

kapal, pelayanan jasa dan operasional pelabuhan;

4) Penyiapan pemberian perizinan dan standardisasi

penyelenggaraan pengembangan pelabuhan, perancangan

fasilitas pelabuhan pengerukan dan reklamasi, pemanduan

dan penundaan kapal, pelayanan jasa dan operasional

pelabuhan;

5) Pelaksanaan evaluasi penyelenggaraan kegiatan di bidang

pengembangan pelabuhan, perancangan fasilitas

pelabuhan, pengemkan dan reklamasi, pemanduan dan

penundaan kapal, pelayanan jasa dan operasional

pelabuhan ;

6) Pelaksanaan umsan tata usaha, kepegawaian dan mmah

tangga direktorat.

e. Direktorat Perkapalan dan Kepelautan menyelenggarakan

fungsi (pasal 298):

1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang rancang

bangun dan kelaikan kapal, pengukuran, pendaftaran dan

kebangsaan kapal,nautis, teknis, dan radio kapal,

pencemaran dan manajemen keselamatan kapal,

Page 31: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-31

pembersihan tangki kapal (tank cleaning), perbaikan dan

pemeliharaan (floating and running repair) kapal,

penetapan standar pengujian dan sertifikasi kepelautan;

2) Penyiapan perumusan norma, kriteria, pedoman dan

prosedur dibidang rancang bangun dan kelaikan

kapal, pengukuran,pendaftaran dan kebangsaan

kapal, nautis, teknis, dan radio kapal, pencemaran

dan manajemen keselamatan kapal,pembersihan

tangki kapal (tank cleaning), perbaikan dan

pemeliharaan (floating and running repair) kapal,

penetapanstandar pengujian dan sertifikasi

kepelautan;

3) Pemberian bimbingan teknis di bidang rancang bangun

dan kelaikan kapal, pengukuran, pendaftaran dan

kebangsaan kapal,nautis, teknis, dan radio kapal,

pencemaran dan manajemen keselamatan kapal,

pembersihan tangki kapal (tank cleaning),perbaikan dan

pemeliharaan (floating and running repair)

kapal,penetapan standar pengujian dan sertifikasi

kepelautan;

4) Penyiapan pemberian sertifikasi, surat ukur kapal dan

surat tanda kebangsaan kapal dalam penyelenggaraan

kelaiklautan kapal, kepelautan, pengukuran dan

pendaftaran kapal serta manajemen keselamatan kapal (

ISM-code );

5) Pelaksanaan evaluasi penyelenggaraan kegiatan di bidang

rancang bangun dan sertifikasi kapal, standar pengujian

dan sertifikasi kepelautan, pengawakan kapal dan

dokumen pelaut, keselamatan kapal dan manajemen

keselamatan kapal, pengukuran dan sural ukur kapal,

Page 32: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-32

pendaftaran dan tanda kebangsaan kapal, jaminan ganti

rugi pencemaran laut oleh minyak dari kapal;

6) Pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian dan rumah

tangga direktorat.

f. Direktorat Kenavigasian menyelenggarakan fungsi (pasal 322):

1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang perambuan,

telekomunikasi pelayaran, pengamatan laut, kapal negara

dan pangkalan kenavigasian, sarana dan prasarana

kenavigasian;

2) Penyiapan perumusan norma, kriteria, pedoman dan

prosedur dibidang perambuan, telekomunikasi

pelayaran, kapal negara dan pangkalan kenavigasian,

sarana dan prasarana kenavigasian;

3) Pemberian bimbingan teknis di bidang perambuan,

telekomunikasi pelayaran, pengamatan laut, kapal negara

dan pangkalan kenavigasian, sarana dan prasarana

kenavigasian;

4) Penyiapan pemberian perizinan dan pelayanan dalam

penyelenggaraan perambuan dan telekomunikasi

pelayaran;

5) Pelaksanaan evaluasi penyelenggaraan kegiatan di

bidang perambuan, telekomunikasi pelayaran,

pengamatan laut, kapal negara, pangkalan kenavigasian,

sarana dan prasarana kenavigasian;

6) Pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian dan rumah

tangga direktorat.

g. Direktorat Penjagaan dan Penyelamatan menyelenggarakan

fungsi (pasal 345):

Page 33: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-33

1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengamanan,

patroli, penanggulangan musibah dan pencemaran, tertib

perairan dan pelabuhan, salvage dan pekerjaan bawah air,

kesiapan sarana penjagaan dan penyelamatan;

2) Penyiapan perumusan pedoman, norma, kriteria dan

prosedur di bidang pengamanan, patroli,

penanggulangan musibah dan pencemaran, tertib

perairan dan pelabuhan, salvage dan pekerjaan

bawah air serta kesiapan sarana penjagaan dan

penyelamatan;

3) Pemberian bimbingan teknis di bidang pengamanan,

patroli,penanggulangan musibah dan pencemaran, tertib

perairan dan pelabuhan, salvage dan pekerjaan bawah air

serta kesiapan sarana penjagaan dan penyelamatan;

4) Penyiapan pemberian perizinan pelayanan di bidang tertib

perairan dan pelabuhan, penanggulangan musibah dan

pencemaran serta salvage dan pekerjaan bawah air serta

penyelaman;

5) Pelaksanaan evaluasi penyelenggaraan kegiatan di bidang

tertib perairan dan pelabuhan, penanggulangan musibah

dan pencemaran serta salvage dan pekerjaan bawah air;

6) Pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian dan rumah

tangga direktorat.

15. Peraturan Menteri Perhubungan No KM 63 Tahun 2010 Tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kantor Otoritas Pelabuhan.

Dalam Peraturan Menteri Perhubungan No KM 63 Tahun 2010

Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Otoritas Pelabuhan

disebutkan mengenai tugas-tugas dari Otoritas Pelabuhan, diantaranya

adalah:

Page 34: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-34

a. Untuk bidang perencanaan dan pembangunan tugasnya adalah:

1) Penyiapan bahan penyusunan rencana kerja penyediaan

lahan daratan dan perairan pelabuhan.

2) Penyediaan dan pemeliharaan penahan gelombang.

3) Pengerukan kolam pelabuhan dan alur pelayaran.

4) Reklamasi.

5) Jaringan jalan.

6) Sarana bantu navigasi pelayaran.

7) Rencana induk pelabuhan serta Daerah Lingkungan Kerja

(DLKr) dan Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp)

Pelabuhan.

8) Penetapan standar kinerja operasional pelayanan jasa

kepelabuhanan.

9) Rencana pembangunan dan pemeliharaan sarana dan

prasarana pelayanan jasa kepelabuhanan yang diperlukan

oleh pengguna jasa yang belum disediakan oleh Badan

Usaha Pelabuhan.

10) Penyiapan bahan penyusunan program penyediaan dan

pemeliharaan penahan gelombang.

11) Rencana desain konstruksi fasilitas pokok pelabuhan dan

fasilitas penunjang kepelabuhanan.

12) program pembangunan dan pemeliharaan sarana dan

prasarana pelayanan jasa kepelabuhanan yang diperlukan

oleh pengguna jasa yang belum disediakan oleh Badan

Usaha Pelabuhan.

13) Penyipan bahan analisa dan evaluasi pembangunan

penahan gelombang, pengerukan kolam pelabuhan, dan

alur pelayaran, reklamasi, jaringan jalan, sarana bantu

Page 35: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-35

navigasi pelayaran dan sarana dan prasarana pelayanan

jasa kepelabuhanan yang diperlukan oleh pengguna jasa

yang belum di sediakan oleh badan usaha pelabuhan.

14) Penyusunan dan pengusulan tariff untuk ditetapkan oleh

Menteri atas penggunaan daratan dan/atau perairan,

fasilitas pelabuhan.

15) Jasa kepelabuhanan yang disediakan oleh Kantor Otoritas

Pelabuhan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

b. Untuk bidang lalu lintas dan angkutan laut, operasi, dan usaha

kepelabuhanan, tugasnya adalah:

1) Penyiapan bahan pengaturan, pengendalian, dan

pengawasan kegiatan lalu lintas kapal, bongkar muat

barang, usaha terkait dengan angkutan di perairan, tenaga

kerja bongkar muat.

2) Pengawasan kegiatan kemanan dan perwakilan kapal asing

serta pemberian syarat bendera.

3) Kelancaran dan ketertiban pelayanan kapal danbarang,

serta kegiatan pihak lain.

4) Pengaturan dan penyelenggaraan lalu lintas kapal

keluar/masuk pelabuhan.

5) Penyiapan bahan pengaturan, pengendalian, dan

pengawasan fasilitas dan operasional pelabuhan, usaha

jasa terkait dengan pelabuhan dan pemanduan kapal.

6) Penggunaan lahan daratan dan perairan di dalam DLKr

dan DLKp Pelabuhan.

7) Pengawasan dan evaluasi penerapan standard penggunaan

perlatan kegiatan bongkar muat.

8) Pemberian rekomendasi persetujuan lokasi pelabuhan,

Page 36: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-36

pengelolaan terminal untuk kepentingan sendiri serta

peningkatan kemampuan terminal dan operasional

pelabuhan 24 jam, keamanan dan ketertiban di pelabuhan.

9) Pemeliharaan kelestarian lingkungan di pelabuhan.

10) Penyiapan bahan pemberian kosesi atau bentuk lainnya

kepada Badan Usaha Pelabuhan.

11) Promosi peluang investasi.

12) Penyediaan dan/atau pelayanan jasa kepelauhanan yang

belum disediakan oleh Badan Usaha Pelabuhan.

13) Menyusun system dan prosedur pelayanan jasa

kepelabuhanan.

14) Penyediaan dan pengelolaan system informasi angkutan

di perairan dan system informasi pelabuhan.

15) Penyusunan dan evaluasi stardar kinerja operasional

pelayanan jasa kepelabuhanan.

16. Peraturan Menteri Perhubungan No KM 64 Tahun 2010 Tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kantor Syahbandar.

Dalam peraturan disebutkan mengenai tugas dari syahbandar

diantaranya adalah:

a. Bidang Kelaiklautan Kapal, tugasnya diantaranya adalah:

1) Penyiapan bahan pengukuran kapal.

2) Pendaftaran kapal dan balik nama kapal.

3) Pemasangan tanda selar.

4) Penggantian bedera kapal.

5) Pemberian surat ukur.

6) Akte pendaftaran kapal.

7) Akte balik nama kapal.

8) Hipotek kapal.

Page 37: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-37

9) Kebangsaan kapal.

10) Pemeriksaan dan pengujian pembangunan, perombakan,

perubahan, penghitungan keseimbangan, doking,

percobaan berlayar, nautis, teknis, radio kapal.

11) Penyiapan bahan penerbitan sertifikat keselamatan kapal

dan exibitum buku jurnal kapal.

12) Pemeriksaan dan pengujian peralatan pencegahan

pencemaran kapal.

13) Pembersihan tanki.

14) Verifikasi manajemen keselamatan kapal.

15) Penyiapan bahan penerbitan sertifikat pencegahan

pencemaran.

16) Perlindungan ganti rugi pencemaran.

b. Bidang Laik Layar dan Kepelautan

1) Pengawasan tertib sandar dan tertib berlayar.

2) Pengawasan alu lintas kapal.

3) Pengawasan kapal asing.

4) Pengawasan pergerakan kapal.

5) Pengawasan pemanduan.

6) Pengawasan penundaan.

7) Kegiatan kapal di perairan pelabuhan.

8) Pemenuhan persyaratan kelaiklautan kapal.

9) Penyiapan bahan penerbitan surat persetujuan berlayar.

10) Penyiapan bahan koordinasi dan pemberian bantuan

pencarian dan penyelamatan.

11) Penanggulangan pencemaran pencemaran laut.

12) Pencegahan dan pemadaman kebakaran di perairan

pelabuhan.

13) Penanganan kerangka kapal salvage dan pekerjaan bawah

air.

14) Pemeriksaan pendahuluan kecelakaan kapal.

15) Penanganan musibah di laut.

Page 38: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-38

16) Penyiapan bahan penerbitan dokumen pelaut, perjanjian

kerja laut dan penyijilan awak kapal.

c. Bidang Ketertiban dan Patroli

1) Pengawasan, pengamanan dan penertiban turun naik

penumpang, kegiatan bongkar muat khusus dan barang

berbahaya di terminal.

2) Pengawasan, pengamanan dan patrol terhadap

keselamatan kapal sandar dan berlabuh di daerah

Lingkungan Kerja (DLKr) pelabuhan.

3) Pengawasan, pengamanan dan patrol terhadap

keselamatan kapal sandar dan berlabuh di Daerah

Lingkungan Kepentingan (DLKp) pelabuhan.

4) Penyiapan bahan pengndalian pengamanan operasional

dan fasilitas pelabuhan.

5) Penertiban alih muat di perairan.

6) Melakukan penyidikan tindak pidana di bidang pelayaran

sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Peraturan-peraturan internasional di bidang transportasi laut adalah sebagai

berikut:

17. International Safety Management Code (ISM CODE)

Sesuai dengan kesadaran terhadap pentingnya faktor manusia dan

perlunya peningkatan manajemen operasional kapal dalam mencegah

terjadinya kecelakaan kapal, manusia, cargo dan harta benda serta

mencegah terjadinya pencemaran lingkungan laut, maka IMO

mengeluarkan peraturan tentang manajemen keselamatan kapal dan

perlindungan lingkungan laut yang dikenal dengan Koda International

Safety Management (ISM Code) yang juga dikonsolidasikan dalam

SOLAS Convention.

Sesuai dengan persyaratan ISM Code, semua perusahaan yang

Page 39: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-39

memiliki atau mengoperasikan kapal-kapal sesuai dengan penjadualan

di atas, harus menetapkan Sistem Manajemen Keselamatan untuk

perusahaan dan kapalnya dalam rangka menjamin operasional kapal

dengan aman. Persyaratan tersebut, meliputi mendokumentasikan,

menerapkan, dan mempertahankan sistem manajemen keselamatan,

yang pada akhirnya akan diverifikasi oleh Pemerintah atau organisasi

yang diakui (Recognized Organization/RO) dalam rangka penerbitan

sertifikat setelah dipenuhinya semua persyaratan ISM Code.

Perusahaan (Company) yang telah memenuhi persyaratan akan diterbitkan

Dokumen Kesesuaian atau Document of Compliance (DOC) dan

setiap kapal yang telah memenuhi persyaratan akan diterbitkan

Sertifikat Manajemen Keselamatan atau Safety Management

Certificate (SMC). Baik DOC maupun SMC, masa berlakunya 5

tahun. Perusahaan dan kapalnya yang tidak dapat memenuhi

persyaratan ISM Code akan menghadapi kesulitan dalam

operasionalnya, baik di perairan internasional maupun domestik.

Ketentuan umum dalam ISM Code mencakup:

a. Prosedur untuk menjamin pengoperasian kapal yang aman dan

perlindungan lingkungan;

b. Prosedur pelaporan kecelakaan kapal;

c. Prosedur persiapan dan penanggulangan keadaan darurat;

d. Prosedur pengawasan intern SMS.

Beberapa prosedur yang dituangkan dalam ISM Code antara lain:

a. Prosedur personalia yang terkait dengan keselamatan dan

perlindungan lingkungan;

b. Prosedur untuk mengidentifikasi pelatihan yang mana mungkin

diperlukan dukungan dari SMS dan memastikan bahwa

pelatihan demikian disediakan bagi seluruh personalia terkait;

c. Prosedur untuk persiapan rencana dan arahan sebagai pedoman

utama dalam pengoperasian kapal yang berkaitan dengan

keselamatan kapal dan pencegahan dari pencemaran;

Page 40: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-40

d. Prosedur identifikasi, deskripsikan dan tanggungjawab keadaan

darurat pengoperasian kapal;

e. Prosedur pelatihan keadaan darurat.

18. International Ship and Port Security Code (ISPS Code)

ISPS Code merupakan kode pengamanan kapal dan pelabuhan yang

diatur secara internasional. Pada tanggal 12 Desember 2002, IMO

telah menyetujui amandemen SOLAS dalam meningkatkan sistem

keamanan kapal dan fasilitas pelabuhan. Amandemen tersebut adalah

Chapter baru dari SOLAS yaitu XI-2 "Special Measure to Enhance

Maritime Security". IMO juga menyetujui pemberlakuan International

Ship Security and Port Facility Code (ISPS Code). Pemenuhan Part A

dari ISPS Code adalah mandatory bagi kapal-kapal yang terkena

lingkup penerapan serta fasilitas pelabuhan yang melayani jasa

kepelabuhan terhadap kapal yang beroperasi secara internasional.

Tujuan dari ISPS Code adalah:

a. Membentuk kerangka kerjasama internasional antar negara-

negara anggota (Contracting Government), Badan-badan

pemerintah, Pemerintah setempat, Industri Pelayaran, dan

Pelabuhan, untuk mendeteksi ancaman keamanan dan mencegah

insiden keamanan yang berpengaruh terhadap kapal-kapal atau

fasilitas pelabuhan yang dipergunakan untuk perdagangan

internasional;

b. Menetapkan peran dan tanggungjawab setiap negara anggota

(Contracting Government), Badan-badan pemerintah,

Pemerintah setempat, Industri Pelayaran, dan Pelabuhan, baik di

tingkat nasional maupun internasional, untuk menjamin

keamanan di laut (maritim);

c. Menjamin pengumpulan dan saling tukar informasi keamanan

yang dini dan efisien;

Page 41: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-41

d. Menyediakan suatu metodologi untuk penilaian keamanan yang

dipergunakan untuk membuat rencana keamanan dan prosedur-

prosedur untuk tindakan aksi terhadap perubahan setiap level

keamanan;

e. Menjamin kepercayaan diri bahwa tindakan keamanan maritim

telah mencukupi dan sesuai dengan proporsinya.

ISPS Code ini diberlakukan secara internasional mulai 1 Juli 2004,

untuk tipe-tipe kapal yang melayari perairan internasional, meliputi

Kapal Penumpang termasuk High Speed Passenger Craft, Cargo Ship

termasuk High Speed Craft dengan tonase lebih dari GT500 dan

Mobile Offshore Drilling Unit (MODU), serta fasilitas Pelabuhan

yang memberi layanan terhadap kapal-kapal yang melayari perairan

internasional.

Sesuai dengan persyaratan ISPS Code, semua kapal yang terkena

peraturan ini harus menetapkan Sistem Manajemen Keamanan kapal

yang didokumentasikan dalam manual Ship Security Plan (SSP) dalam

rangka menjamin operasional kapal dengan aman. Persyaratan tersebut,

meliputi mendokumentasikan Ship Security Assessment (SSA) & Ship

Security Plan (SSP), menerapkan dan mempertahankan Sistem

Manajemen Keamanan yang pada akhirnya akan diverifikasi oleh

Pemerintah atau organisasi yang diakui (Recognized Security

Organization / RSO) dalam rangka penerbitan sertifikat International

Ship Security Certificate (ISSC) setelah dipenuhinya semua

persyaratan ISPS Code. Masa berlaku sertifikat ISSC adalah 5 tahun.

Kapal yang tidak dapat memenuhi persyaratan ISPS Code akan

menghadapi kesulitan dalam operasionalnya, khususnya diperairan

internasional.

BKI, sebagai Organisasi keamanan yang diakui (RSO) oleh Pemerintah

Indonesia, telah ditunjuk atas nama Pemerintah untuk melaksanakan

approval, verifikasi, dan menerbitkan sertifikat ISSC Interim atau

short term. Sedangkan sertifikat ISSC permanen akan diterbitkan oleh

Page 42: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-42

Pemerintah cq Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Data

perusahaan dan kapal yang telah disertifikasi akan didaftarkan dan

dipublikasikan dalam Buku Register ISPS Code oleh BKI. Beberapa

hal yang diatur dalam ISPS Code:

a. Penetapan tingkat keamanan dan menjamin tersedianya informasi

tingkat keamanan kapal;

b. Prosedur keamanan fasilitas pelabuhan;

c. Prosedur penanganan ancaman, gangguan keamanan;

d. Prosedur untuk merespon setiap instruksi keamanan oleh Negara

peserta;

e. Prosedur evakuasi dalam hal ancaman keamanan;

f. Prosedur untuk mempertemukan dengan aktivasi keamanan kapal;

g. Prosedur untuk tinjau ulang secara periodik terhadap rancangan

dan pembaharuan keamanan;

h. Prosedur untuk auditing rancangan keamanan fasilitas pelabuhan;

i. Prosedur untuk sistem siaga kapal.

19. Konvensi PBB UNCLOS ’82; (UU No. 17 tahun 1985 )

20. SOLAS (Safety of Life At Sea) 1974

Dengan rinciannya tiap Bab sebagai berikut:

Bab I : Ketentuan Umum

Bab II-1 : Konstruksi-Subdivisi dan Stabilitas, Instalasi Mesin dan

Instalasi Listrik.

Bab II-2 : Perlindungan, Pendeteksian dan Pemadaman Kebakaran.

Bab III : Alat-alat keselamatan (life saving appliance)

Bab IV : Radio Komunikasi

Bab V : Keselamatan Pelayaran

Bab VI : Pengangkutan Biji-bijian (grain)

Page 43: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-43

Bab VII : Pengangkutan muatan berbahaya

Bab VIII : Kapal Nuklir

Bab IX : Manajemen keselamatan pengoperasian kapal

Bab X : Keselamatan untuk kapal kecepatan tinggi

Bab XI : Ketentuan khusus untuk keselamatan dan keamanan kapal

dan pelabuhan.

Bab XII : Ketentuan atau persyaratan untuk keselamatan kapal curah

(bulk carrier).

21. Marpol (Maritime Pollution)

Beberapa ketentuan internasional (konvensi) yang berkaitan dengan

perlindungan lingkungan maritim adalah sebagai berikut :

a. Deklarasi Stockholm, 1972, dapat dikatakan sebagai payung

timbulnya konsep pengaturan hukum lingkungan laut

(berdasarkan prinsip ekologi) di tingkat global.

b. Konvensi hukum Laut 1982, merupakan ketentuan hukum

internasional yang mengatur zona-zona laut termasuk kegiatan

negara di laut yang bersifat menyeluruh, termasuk didalamnya

mengenai perlindungan hukum di laut

c. Konvensi IMCO-1954, yang telah diamandemenkan pada tahun

1962, 1969 dan tahun 1971 merupakan ketentuan hukum

internasional yang mengatur pencegahan dan pengawasan

pencemaran lingkungan laut oleh minyak dari kapal.

d. International Convention for The Prevention of Pollution from

Ships, 1973, merupakan penyempurnaan terhadap konvensi IMCO

1954-1971, memuat ketentuan tentang pencegahan pencemaran

lingkungan laut oleh minyak bumi dan bahan berbahaya lainnya.

Page 44: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-44

e. Di Inggris pada tahun 1954 telah diadakan konvensi

internasional tentang pencegahan pencemaran laut oleh minyak

“Oil Pollution Convention” yang diundangkan pada tanggal 26

Juli 1958, disponsori oleh IMCO (Inter-governmental Maritime

Consultative Organization) yaitu suatu badan internasional PBB

yang khusus menangani masalah-masalah kemaritiman yang

baru diakui secara internasional tahun 1958 (1948-1958) yang

kemudian berubah nama menjadi IMO pada tanggal 22 Mei

1982 . Konvensi ini berisi persyaratan-persyaratan operasi dari

kapal dan perlengkapannya. pembuangan minyak/air campuran

minyak dilarang pada tempat, waktu dan keadaan-keadaan

tertentu, serta diisyaratkan adanya Oil Record book.

Perubahan-perubahan dari konvensi 1954 tersebut diselenggarakan

pada tahun 1962, tahun 1969 dan tahun 1971 yang berupa

Amandemen. Adapun Amandemen tersebut menyatakan sebagai

berikut :

a. Amandemen tahun 1962 :

Mulai diundangkan pada tanggal 18 Mei 1967 mewajibkan

tambahan terhadap pembuangan minyak atau campuran minyak

serta menetapkan penyediaan sarana penampungan limbah di

darat (Shore Reception Facilities) terulama di Loading Terminal.

b. Amandemen tahun 1969 :

Menyatakan untuk mengganti jenis pembatasan terhadap

pembuangan minyak yang persistent (kuat ikatan unsur-

unsurnya) yang meyakinkan bahwa pembuangan tersebut

diijinkan asal berada dibawah batas-batas yang telah ditentukan.

Air yang bercampur minyak dari kapal tanker dilarang dibuang

ke laut kecuali bila keadaan seperti tersebut di bawah ini

dipenuhi:

1) Kapal tanker sedang berlayar

Page 45: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-45

2) Kecepatan Pembongkaran dari minyak yang tarkandung di

dalam campuran

3) tidak boleh lebih dari 60 liter per mil

4) Kapal tanker harus berada pada lokasi laut yang jaraknya

dari pantai terdekat lebih dari 50 mil.

5) Jumlah minyak yang boleh dibuang 1/15.000 kapasitas

angkut dari kapal tanker.

Maksud dari persyaratan tersebut di atas selain untuk membatasi

pembuangan minyak adalah bahwa minyak bisa dengan cepat

dicerai-beraikan dan dimusnahkan dalam waklu 2-3 jam saja.

c. Amandemen tahun 1971 :

Membatasi ukuran tangki muatan ke dalam kompartemen-

kompartemen dengan maksud untuk memperkecil aliran keluar

minyak apabila terjadi kocelakaan di laut.

Selanjutnya konvensi 1954 tersebut berikut amandemen-

amandemennya disidangkan yang hasilnya, konvensi

internasional tentang Pencegahan Pencemaran Laut dari Kapal

(International Convention for the Prevention of Pollution from

Ship) tahun 1973 dan yang kemudian disempurnakan dengan

TSPP (Tanker Safety and Pollution Prevention) Protokol tahun

1978 biasa disebut dengan MARPOL 1973 protokol 1978

memuat 5 (lima) Annex yang berlaku hingga sekarang .

Di dalam Marpol 73 Protokol 1978 terdapat terdapat 5 ANNEX

yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.1 : Annex I-V MARPOL 73/78

Marpol ’73 Protokol 1978 ANNEX I Peraturan pencegahan pencemaran oleh minyak.

Mulai berlaku tanggal 2 Oktober 1983

ANNEX II Peraturan bagi pengawasan pencemaran oleh bahan kimia cair yang berbahaya dalam jumlah besar. Mulai berlaku tanggal 6 April 1987

ANNEX III Peraturan untuk pencegahan polusi dari bahan-bahan berbahaya yang dibawa melalui laut dalam

Page 46: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-46

Marpol ’73 Protokol 1978 bentuk kemasan. Mulai berlaku tanggal 1 Juli 1991

ANNEX IV Peraturan untuk pencegahan pencemaran oleh kotoran buangan dari kapal. Belum diberlakukan

ANNEX V Peraturan pencemaran oleh sampah dari kapal Mulai berlaku tanggal 31 Desember 1988

MARPOL 73/78 mempersyaratkan kepada setiap Negara yang

termasuk dalam konvensi ini untuk menyediakan fasilitas

pengelolaan di pelabuhan yang memadai tanpa menyebabkan

penundaan pelayaran.

MARPOL 73/78 yang terdiri dari 20 (dua puluh) pasal 2 (dua )

protokol dan 6 (enam) Annex yang berisi peraturan-peraturan

tentang pencegahan pencemaran limbah dari kapal. Klasifikasi

limbah menurut MARPOL 73/78 adalah sebagai berikut :

1) Annex I : pencegahan pencemaran oleh minyak

Adalah minyak dan campuran minyak yang berupa :

- minyak pelumas bekas

- residu bahan bakar

- sludge

- oily bilge water

- limbah air balas (dirty ballast water)

- air cucian tangki minyak (oily tank washing)

- minyak mentah

- bahan bakar

- oil refuse dan produk turunannya

- campuran yang mengandung minyak (oily mixture)

2) Annex II : pencegahan pencemaran oleh limbah cair

berbahaya.

Adalah limbah cair berbahaya dalam bentuk curah,

contohnya bahan-bahan kimia dalam jumlah besar.

Page 47: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-47

Material yang diatur dalam annex II dibagi dalam 4

katagori yaitu :

Katagori A

Material cair berbahaya dan atau beracun yang bila

dibuang dari tank cleaning atau kegiatan deballasting ke

laut akan menimbulkan bahaya besar pada sumber daya

laut atau kesehatan manusia atau menyebabkan kerusakan

serius pada fasilitas atau penggunaan laut yang sah.

Kategori B

Seperti katagori A, tetapi menimbulkan bahaya atau

menyebabkab kerusakan, untuk itu perlu diterapkan

pengaturan baku mutu yang lebih ketat.

Kategori C

Seperti katagori A, tetapi menimbulkan bahaya kecil atau

meyebabkan kerusakan kecil, maka perlu diterapkan

pengaturan baku mutu yang tidak terlalu ketat.

Kategori D

Seperti katagori A, tetapi menimbulkan bahaya yang dapat

dikenali atau menyebabkan kerusakan minimal, maka

perlu dibutuhkan perhatian dalam kondisi pengoperasiannya.

3) Annex III : pencegahan pencemaran bahan berbahaya

dalam kemasan

Adalah bahan-bahan berbahaya dalam kemasan ,

walaupun diangkut melalui transportasi laut , namun jika

kemasan tersebut rusak dan isinya tumpah maka fasilitas

pengumpulan yang dibutuhkan adalah seperti dalam

annex V.

4) Annex IV : pencegahan pencemaran limbah cair

domestik dari kapal

Page 48: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-48

Adalah limbah cair domestik dari kapal yang terdiri dari :

- Drainase dan atau pembuangan lainnya dari toilet,

urinoir dan water closet (wc)

- Drainase dari kegiatan yang berhubungan dengan

pengobatan melalui wash basin, wash tub dll

- Drainase dari ruangan/bagasi hewan hidup

- Dan lain-lain yang tercampur dengan air drainase.

5) Annex V : pencegahan pencemaran sampah dari

kapal

Adalah sampah dan limbah lainnya yang dihasilkan dari

kegiatan pelayaran kapal (cair dan padat)

6) Annex VI : pencegahan pencemaran udara dari kapal

Adalah emisi yang dihasilkan dari kapal sandar yang

berupa :

- Bahan perusak lapisan ozon

- Nitrogen oksida (NO)

- Sulfur oksida (SO)

- Senyawa organic volatile (VOC)

- Emisi dari inersi di kapal

Annex I dan II adalah wajib dilaksanakan oleh negara-

negara yang telah meratifikasi atau menerima MARPOL

73/78, sedangkan annex-annex lainnya bersifat pilihan dan

setiap negara dapat memutuskan kapan mereka siap untuk

melaksanakan setiap annex tersebut. Pada bulan Juli 1999

annex I, II, III dan V harus segera ditaati.

Pendekatan yang dilakukan IMO untuk mencegah jangan

sampai terjadi tumpahan minyak atau pembuangan

campuran minyak ke laut yakni melakukan kontrol pada

struktur kapal yang dilakukan pada awal tahun 1970-an.

Page 49: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-49

Selanjutnya IMO pada tahun 1984 melakukan beberapa

modifikasi yang menitik beratkan pencegahan hanya pada

kegiatan operasi tanker pada annex I dan yang terutama

adalah keharusan kapal dilengkapi dengan Oily Water

Separating Equipment dan Oil Discharge Monitoring

Systems.

22. Basel Convention on the Control of Transboundary Movement of

Hazardous Wastes and their Disposal 1989

Berisi mengenai tata cara pengangkutan limbah bahan berbahaya dan

beracun lintas batas negara, sehingga setidaknya terdapat dua negara

yang terlibat.

Jika tidak mengikuti tatacara pengangkutan limbah bahan berbahaya

dan beracun lintas batas negara, maka dapat dikategorikan Illegal

traffic.

Pada Basel Convention juga telah disebutkan kategori limbah yang

harus dikontrol, limbah yang perlu dilakukan pertimbangan khusus,

karakteristik bahan berbahaya, Disposal Operation, informasi

pemberitahuan yang perlu ada, sispro pergerakan dokumen, kategori

bahan-bahan yang mempunyai karakteristik bahan berbahaya namun

dimasukkan dalam golongan bahan tidak berbahaya.

B. TERMINOLOGI NORMA, STANDAR, PEDOMAN, KRITERIA

DAN SISPRO MENURUT REFERENSI

Hasil kajian pustaka berkaitan dengan terminologi norma, standar,

pedoman, kriteria, serta sistem dan prosedur, dapat diuraikan sebagai

berikut.

1. Norma

Norma terbentuk karena sifat alamiah manusia sebagai mahluk sosial

yang memiliki ketergantungan dengan manusia lainnya. Mereka hidup

dalam kelompok-kelompok, baik kelompok komunal maupun

Page 50: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-50

kelompok materiil. Kebutuhan yang berbeda-beda, secara

individu/kelompok menyebabkan benturan kepentingan. Untuk

menghindari hal tersebut maka kelompok masyarakat membuat norma

sebagai pedoman perilaku dalam menjaga keseimbangan kepentingan

dalam bermasyarakat.

a. Definisi

Dalam beberapa referensi, norma didefinisikan sebagai berikut:

1) Menurut Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang

Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Daerah

Propinsi sebagai Daerah Otonom, norma adalah aturan

atau ketentuan yang mengikat sebagai panduan dan

pengendali dalam melaksanakan kegiatan;

2) Wikipedia menyebutkan norma dalam sosiologi adalah

seluruh kaidah dan peraturan yang diterapkan melalui

lingkungan sosialnya;

3) Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Drs. Peter Salim,

M.A & Yenny Salim, B.Sc, Pustaka Phoenix, norma adalah

1. Suatu ketentuan atau aturan yang bersifat mengikat

dalam masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan, dan

kendalian tingkah laku yang sesuai dan diterima; patokan

perilaku yang pantas; 2. tingkah laku rata-rata yang

diabstraksikan; 3. ukuran suatu fenomena yang dipakai

untuk mengukur fenomena lainnya; kaidah.

4) Kamus Umum Bahasa Indonesia edisi ke-3, wj. S

poerwadaminta Pusat Bahasa Departemen Pendidikan

Nasional, Balai Pustaka, mendefinisikan norma sebagai

aturan yang telah ditetapkan bersama dan mengikat setiap

individu dalam suatu kelompok;

5) Dalam Kamus Bahasa Indonesia-online, definisi norma

adalah 1 aturan atau ketentuan yang mengikat warga

Page 51: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-51

kelompok dalam masyarakat, dipakai sebagai panduan,

tatanan, dan pengendali tingkah laku yang sesuai dan

berterima 2 aturan, ukuran, atau kaidah yang dipakai

sebagai tolok ukur untuk menilai atau memperbandingkan

sesuatu:

• Norma agama adalah aturan yang menata tindakan

manusia dalam pergaulan dengan sesamanya yang

bersumber pada ajaran agama;

• Norma sosial adalah aturan yang menata tindakan

manusia dalam pergaulan dengan sesamanya;

• Norma susila adalah aturan yang menata tindakan

manusia dalam pergaulan sosial sehari-hari, seperti

pergaulan antara pria dan wanita.

6) Studi Kebutuhan Standarisasi di Sektor Transportasi dalam

Rangka Peningkatan Keselamatan Transportasi, Sekretariat

Badan LITBANG Departemen Perhubungan, menyebutkan

bahwa norma adalah aturan atau ketentuan yang mengikat

sebagai panduan/pengendalian dalam melaksanakan.

b. Tingkatan dalam penegakan norma

Berbagai tingkatan pada penegakan norma adalah:

1) Pelanggaran norma yang dikenakan sanksi hukum, biasanya

termasuk penegakan hukum;

2) Pelanggar norma yang diterapkan, dianggap eksentrik atau

tak normal (perilaku diluar kebiasaan);

3) Perilaku lainnya di luar norma tidak diakui. Norma-norma

telah diasumsikan lebih dahulu dan seringkali pada tingkat

ekstrim dimana pada setiap penentangan norma bisa

memprovokasi stigma atau sanksi.

Page 52: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-52

Contoh: Kata orang tua seringkali diasumsikan bahwa

seseorang itu telah menikah. Pada pasangan

yang telah menikah (suami-istri) selalu dianggap

bahwa pasangan tersebut akan memiliki atau

menginginkan anak.

4) Norma menurut penegakannya dibedakan sebagai berikut:

• Norma sosial: meliputi Cara (usage), Kebiasaan

(Folkways), Tata kelakuan (Mores), dan Adat istiadat

(Custom);

• Norma hukum.

c. Norma dasar

Menurut Kelsen, hukum adalah sebuah sistem Norma. Norma

adalah pernyataan yang menekankan aspek “seharusnya” atau

das solen, dengan menyertakan beberapa peraturan tentang apa

yang harus dilakukan. Norma-norma adalah produk dari aksi

manusia yang deliberatif. Kelsen meyakini David Hume yang

membedakan antara apa yang ada (das sein) dan apa yang

“seharusnya”, juga keyakinan Hume bahwa ada

ketidakmungkinan pemunculan kesimpulan dari kejadian faktual

bagi das solen. Sehingga, Kelsen percaya bahwa hukum, yang

merupakan pernyataan-pernyataan “seharusnya” tidak bisa

direduksi ke dalam aksi-aksi alamiah. Kemudian, bagaimana

mungkin untuk mengukur tindakan-tindakan dan kejadian yang

bertujuan untuk menciptakan sebuah norma legal? Kelsen

menjawab dengan sederhana; kita menilai sebuah aturan

“seharusnya” dengan memprediksinya terlebih dahulu. Saat

“seharusnya” tidak bisa diturunkan dari “kenyataan”, dan

selama peraturan legal intinya merupakan pernyataan

“seharusnya”, di sana harus ada presupposition yang merupakan

pengandaian.

Page 53: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-53

Sebagai oposisi dari norma moral yang merupakan deduksi dari

norma moral lain dengan silogisme, norma hukum selalu

diciptakan melalui kehendak (act of will). Sebagaimana sebuah

tindakan hanya dapat menciptakan hukum, bagaimana pun,

harus sesuai dengan norma hukum lain yang lebih tinggi dan

memberikan otorisasi atas hukum baru tersebut. Kelsen

berpendapat bahwa inilah yang dimaksud sebagai Basic Norm

yang merupakan presupposition dari sebuah validitas hukum

tertinggi.

Kelsen sangat skeptis terhadap teori-teori moral kaum

objektivis, termasuk Immanuel Kant. Kedua, Kelsen tidak

mengklaim bahwa presupposition dari Norma Dasar adalah

sebuah kepastian dan merupakan kognisi rasional. Bagi Kelsen,

Norma Dasar adalah bersifat optional. Senada dengan itu, berarti

orang yang percaya bahwa agama adalah normatif maka ia

percaya bahwa “setiap orang harus percaya dengan perintah

Tuhan”. Tetapi, tidak ada dalam sebuah nature yang akan

memaksa seseorang mengadopsi satu perspektif normatif.

Kelsen mengatakan bahkan dalam atheisme dan anarkhisme,

seseorang harus melakukan presuppose Norma Dasar.

Meskipun, itu hanyalah instrumen intelektual, bukan sebuah

komitmen normatif, dan sifatnya selalu optional.

d. Nilai Normatif Hukum

Nilai normatif Hukum bisa diperbandingkan perbedaannya

dengan nilai normatif agama. Norma agama, sebagaimana norma

moralitas, tidak tergantung kepada kepatuhan aktual dari para

pengikutnya. Tidak ada sanksi yang benar-benar langsung

sebagaimana norma hukum. Misalnya saja ketika seorang lupa

untuk berdoa di malam hari, maka tidak ada instrumen langsung

yang memberikan hukuman atas ketidakpatuhannya tersebut.

Page 54: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-54

Validitas dari sistem hukum bergantung dari paktik-pratik

aktualnya. Dikatakannya bahwa “peraturan legal dinilai sebagai

sesuatu yang valid apabila normanya efektif (yaitu secara aktual

dipraktikkan dan ditaati)”. Lebih jauh lagi, kandungan

sebenarnya dari Norma Dasar juga bergantung pada

keefektivitasannya. Sebagaimana yang telah berkali-kali

ditekankan oleh Kelsen, sebuah revolusi yang sukses pastilah

revolusi yang mampu merubah kandungan isi Norma Dasar.

Perhatian Kelsen pada aspek-aspek normatifitasan ini

dipengaruhi oleh pandangan skeptis David Hume atas

objektivitasan moral, hukum, dan skema-skema evaluatif lainnya.

Pandangan yang diperoleh seseorang, utamanya dari karya-karya

akhir Hans Kelsen, adalah sebuah keyakinan adanya sistem

normatif yang tidak terhitung dari melakuan presuppose atas

Norma Dasar. Tetapi tanpa adanya rasionalitas maka pilihan atas

Norma Dasar tidak akan menjadi sesuatu yang kuat. Agaknya, sulit

untuk memahami bagaimana normatifitas bisa benar-benar

dijelaskan dalam basis pilihan-pilihan yang tidak berdasar.

Hans Kelsen meninggal dunia pada 19 April 1973 di Berkeley.

Kelsen meninggalkan hampir 400 karya, dan beberapa dari

bukunya telah diterjemahkan dalam 24 bahasa. Pengaruh Kelsen

tidak hanya dalam bidang hukum melalui Pure Theory of Law,

tetapi juga dalam positivisme hukum kritis, filsafat hukum,

sosiologi, teori politik dan kritik ideologi. Hans Kelsen telah

menjadi referensi penting dalam dunia pemikiran hukum. Dalam

hukum internasional misalnya, Kelsen menerbitkan Principles of

International Law. Karya tersebut merupakan studi sistematik

dari aspek-aspek terpenting dari hukum internasional termasuk

kemungkinan adanya pelanggaran atasnya, sanksi-sanksi yang

diberikan, retaliasi, spektrum validitas dan fungsi esensial dari

hukum internasional, pembuatan dan aplikasinya. Norma

memiliki fungsi sebagai pedoman dan pengatur dasar kehidupan

Page 55: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-55

seseorang dalam bermasyarakat untuk mewujudkan kehidupan

antara manusia yang aman, tentram dan sejahtera sehingga

norma hukum didefinisikan sebagai norma yang mengatur

kehidupan sosial kemasyarakatan yang berasal dari kitab undang-

undang hukum yang berlaku di Negara Kesatuan Republik

Indonesia untuk menciptakan kondisi negara yang damai, tertib,

aman, sejahtera, makmur, dan sebagainya.

Suatu teori yang bernama Teori Normatif menjelaskan bahwa

seseorang mau menolong karena adanya norma-norma tertentu

dalam masyarakat.

1) Norma Timbal Balik (Reciprocity Norm):

Norma ini membuat seseorang akan membalas

pertolongan dengan pertolongan. Jadi, tindakan menolong

yang kita lakukan merupakan semacam tindakan balas budi

atas pertolongan yang orang lain berikan kepada kita.

2) Norma Tanggungjawab Sosial (Social Resposibility Norm):

Norma ini membuat setiap orang wajib menolong orang

lain tanpa mengharapkan balasan apapun di masa depan.

Namun hal ini dapat mengakibatkan kita akan hanya

menolong orang yang diberi atribusi eksternal, yaitu orang

yang menderita karena cacat permanen (terutama cacat

lahir), korban bencana alam, atau korban kecelekaan lalu

lintas. Kita terkadang enggan untuk menolong orang yang

diberi atribusi internal, yaitu menderita karena kemiskinan

akibat malas kerja, atau jatuh sakit karena kecerobohannya

sendiri.

3) Norma Keseimbangan (Harmonic Norm):

Norma ini menekankan pada keseimbangan alam dimana

alam harus selalu berada dalam keadaan serasi, selaras,

seimbang agar hubungan antar manusia dan hubungan

Page 56: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-56

dengan lingkungan sekitar dapat selalu berjalan dengan

baik. Oleh karena itu, manusia harus mengupayakan hal

itu secara terus menerus, salah satunya dengan melakukan

tindakan menolong orang lain.

2. Standar

Banyak diskusi dalam mempelajari dan membahas definisi standar.

Kamus Oxford memberikan beberapa pengertian konsep kunci

mengenai definisi standar. Pertama, standar adalah derajat terbaik.

Kedua, standar memberikan suatu dasar perbandingan.

a. Definisi

Beberapa pengertian mengenai standar dari berbagai sumber,

dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Standar adalah suatu catatan minimum dimana terdapat

kelayakan isi dan akhirnya masyarakat mengakui bahwa

standar sebagai model untuk ditiru;

2) Standar adalah suatu pernyataan tertulis tentang harapan

yang spesifik;

3) Standar adalah pernyataan tertulis dari suatu harapan-

harapan yang spesifik;

4) Standar adalah suatu patokan pencapaian berbasis pada

tingkat;

5) Standar adalah suatu pedoman atau model yang disusun

dan disepakati bersama serta dapat diterima pada suatu

tingkat praktek untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan (Reyers, 1983);

6) Standar adalah nilai-nilai (values) yang tertulis meliputi

peraturan-peraturan dalam mengaplikasi proses-proses

kunci, proses itu sendiri, dan hasilnya sesuai dengan

ketentuan yang ditetapkan;

Page 57: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-57

7) Standar adalah menaikkan ketepatan kualitatif atau

kuantitatif yang spesifik dari komponen struktural dalam

sistem pelayanan kesehatan yang didasarkan pada proses

atau hasil suatu harapan (Donebean).

8) Peraturan Pemerintah Nomor: 102 tahun 2000 tentang

Standardisasi Nasional menjelaskan bahwa definisi

standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan,

menerapkan dan merevisi standar, yang dilaksanakan

secara tertib dan berkerjasama dengan semua pihak;

9) Peraturan Pemerintah Nomor : 102 tahun 2000 tentang

Standardisasi Nasional menyebutkan bahwa standar

adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan

termasuk tatacara dan metode yang disusun berdasarkan

konsensus semua pihak yang terkait dengan memperhatikan

syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan

hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta

pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang akan

datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya;

10) Peraturan Pemerintah Nomor: 102 tahun 2000 tentang

Standardisasi Nasional Standar Nasional Indonesia (SNI)

adalah standar yang ditetapkan oleh Badan Standardisasi

Nasional dan berlaku secara nasional. Rancangan Standar

Nasional Indonesia (RSNI) adalah rancangan standar yang

dirumuskan oleh panitia teknis setelah tercapai konsensus

dari semua pihak yang terkait;

11) (Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Drs. Peter Salim,

M.A & Yenny Salim, B.Sc, Pustaka Phoenix) Standar ;

panji-panji, bendera sebagai lambing;

12) (Kamus Umum Bahasa Indonesia edisi ke-3, wj. S

poerwadaminta Pusat Bahasa Departemen Pendidikan

Page 58: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-58

Nasional, Balai Pustaka) Standar : Ukuran tertentu yang

digunakan sebagai patokan;

13) (Kamus Besar Bahasa Indonesia-online) Standar : 1 n

ukuran tertentu yang dipakai sebagai patokan: petugas dari

instansi itu menguraikan -- gedung sekolah yang baik; 2 n

ukuran atau tingkat biaya hidup: -- hidup di kota Medan

lebih tinggi daripada -- hidup di kota Bandung; 3 n

Sesuatu yang dianggap tetap nilainya sehingga dapat

dipakai sebagai ukuran nilai (harga): negara-negara

tertentu memakai -- emas; 4 a baku: bahasa yang dipakai

pada surat kabar tertentu dapat dianggap telah--; -- sosial

ukuran untuk memiliki, meneliti, dan memilih sikap yang

sebaik-baiknya untuk dipergunakan;

14) (Wikipedia) Standar, atau lengkapnya standar teknis :

suatu norma atau persyaratan yang biasanya berupa suatu

dokumen formal yang menciptakan kriteria, metode,

proses, dan praktik rekayasa atau teknis yang seragam.

Suatu standar dapat pula berupa suatu artefak atau

perangkat formal lain yang digunakan untuk kalibrasi.

15) Studi Kebutuhan Standarisasi di Sektor Transportasi

dalam Rangka Peningkatan Keselamatan Transportasi,

Puslitbang Perhubungan Darat, disebutkan bahwa standar

adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang diberlakukan

sebagai patokan dalam melakukan kegiatan.

16) Studi Standar Pelayanan Angkutan KA di Perkotaan,

Puslitbang Perhubungan Darat, mendefinisikan standarisasi

sebagai proses merumuskan, menetapkan dan merivisi

standar, yang dilaksanakan secara tertib dan bekerja sama

dengan semua pihak.

Standar yang berbasis pada sistem manjemen kinerja

menegaskan spesifikasi suatu kinerja antara lain;

Page 59: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-59

1) Spesifik (specific)

2) Terukur (measurable)

3) Tepat (appropriate)

4) Andal (reliable)

5) Tepat waktu (timely)

Standar yang dikembangkan dengan baik akan memberikan ciri

ukuran kualitatif yang tepat seperti yang tercantum dalam standar

pelaksanaannya. Standar selalu berhubungan dengan mutu karena

standar menentukan mutu. Standar dibuat untuk mengarahkan cara

pelayanan yang akan diberikan serta hasil yang ingin dicapai.

b. Ketentuan dalam standar

Empat ketentuan dalam standar adalah sebagai berikut:

1) Harus tertulis dan dapat diterima pada suatu tingkat

praktek, mudah dimengerti oleh para pelaksananya;

2) Mengandung komponen struktur (peraturan-peraturan),

proses (tindakan/actions) dan hasil (outcomes). Standar

struktur menjelaskan peraturan, kebijakan fasilitas dan

lainnya. Proses standar menjelaskan dengan cara

bagaimana suatu pelayanan dilakukan dan outcome

standar menjelaskan hasil dari dua komponen lainnya;

3) Standar dibuat berorientasi pada pelanggan, staf dan

sistem dalam organosasi. Pernyataan standar mengandung

apa yang diberikan kepada pelanggan/pasen, bagaimana

staf berfungsi atau bertindak dan bagaimana sistem

berjalan. Ketiga komponen tersebut harus berhubungan

dan terintegrasi. Standar tidak akan berfungsi bila

kemampuan atau jumlah staf tidak memadai;

4) Standar harus disetujui atau disahkan oleh yang berwenang.

Sekali standar telah dibuat, berarti sebagian pekerjaan telah

Page 60: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-60

dapat diselesaikan dan sebagian lagi adalah

mengembangkannya melalui pemahaman (desiminasi).

Komitmen yang tinggi terhadap kinerja prima melalui

penerapan-penerapannya secara konsisten untuk tercapainya

tingkat mutu yang tinggi.

c. Komponen standar

Komponen-komponen standar meliputi:

1) Standar Struktur:

Standar struktur adalah karakteristik organisasi dalam

tatanan asuhan yang diberikan. Standar ini sama dengan

standar masukan atau standar input yang meliputi:

• Filosofi dan objektif;

• Organisasi dan administrasi;

• Kebijakan dan peraturan;

• Staffing dan pembinaan;

• Deskripsi pekerjaan (fungsi tugas dan tanggungjawab

setiap posisi klinis);

• Fasilitas dan peralatan.

2) Standar Proses:

Standar proses adalah kegiatan dan interaksi antara

pemberi dan penerima asuhan. Standar ini berfokus pada

kinerja dari petugas profesional di tatanan klinis,

mencakup:

• Fungsi tugas, tanggungjawab, dan akuntabilitas;

• Manajemen kinerja klinis;

• Monitoring dan evaluasi kinerja klinis.

3) Standar Outcomes:

Page 61: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-61

Standar outcomes adalah hasil asuhan dalam kaitannya

dengan status pasen. Standar ini berfokus pada asuhan pasen

yang prima, meliputi:

• Kepuasan pasen;

• Keamanan pasen;

• Kenyamanan pasen.

Pada dasarnya, ada dua tingkatan standar yaitu minimum dan

optimum. Standar minimum adalah sesuatu standar yang harus

dipenuhi dan menyajikan suatu tingkat dasar yang harus

diterima, disamping ada standar lain yang secara terarah dan

berkesinambungan dapat dicapai. Ini merupakan keinginan atau

disebut juga standar optimum. Standar minimum harus dicapai

seluruhnya tanpa ada pertanyaan. Standar optimum mewakili

keadaan yang diinginkan atau disebut juga tingkat terbaik,

dimana ditentukan hal-hal yang harus dikerjakan dan mungkin

hanya dapat dicapai oleh mereka yang berdedikasi tinggi.

d. Manfaat penetapan standar

Manfaat dari ditetapkannya suatu standar adalah:

1) Standar dapat mewujudkan jaminan mutu produk dan jasa;

2) Memelihara keselamatan publik dan perlindungan

lingkungan;

3) Meningkatkan efisiensi produksi dan daya saing;

4) Melancarkan transaksi (perdagangan) dan pencapaian

kesepakatan dagang (kontrak);

5) Dalam era globalisasi, sebagai alat seleksi entry barries &

entrance facilitation/tools;

6) Standar menetapkan norma dan memberi kesempatan

anggota masyarakat dan perorangan mengetahui

Page 62: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-62

bagaimanakah tingkat pelayanan yang diharapkan/

diinginkan. Karena standar tertulis sehingga dapat

dipublikasikan/diketahui secara luas;

7) Standar menunjukkan ketersediaan yang berkualitas dan

berlaku sebagai tolok ukur untuk memonitor kualitas

kinerja;

8) Standar berfokus pada inti dan tugas penting yang harus

ditunjukkan pada situasi aktual dan sesuai dengan kondisi

lokal;

9) Standar meningkatkan efisiensi dan mengarahkan pada

pemanfaatan sumber daya dengan lebih baik;

10) Standar meningkatkan pemanfaatan staf dan motivasi staf;

11) Standar dapat digunakan untuk menilai aspek praktis baik

pada keadaan dasar maupun post-basic pelatihan dan

pendidikan.

3. Pedoman

Beberapa definisi pedoman yang diperoleh dari beberapa sumber dan

referensi.

a. (PP No. 25 tahun 2000) Pedoman adalah acuan yang bersifat

umum yang harus dijabarkan lebih lanjut dan dapat disesuaikan

dengan karakteristik dan kemampuan daerah setempat;

b. (Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Drs. Peter Salim, M.A

& Yenny Salim, B.Sc, Pustaka Phoenix) Pedoman adalah alat

untuk menunjukkan, mengetahui arah atau mata angin, bentuknya

seperti jam berjarum besi berani; buku petunjuk; sesuatu yang

menjadi dasar pegangan, ukuran dsb; buku petunjuk yang

menerangkan cara menjalankan atau mengerjakan sesuatu;

pimpinan atau pengurus perkumpulan;

Page 63: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-63

c. (Kamus Besar Bahasa Indonesia-online) Pedoman adalah n 1

alat untuk menunjukkan arah atau mata angin (biasanya spt jam

yg berjarum besi berani); kompas: sebelum ada -- , orang

menggunakan bintang untuk menentukan arah perjalanan perahu;

2 kumpulan ketentuan dasar yg memberi arah bagaimana sesuatu

harus dilakukan; 3 hal (pokok) yg menjadi dasar (pegangan,

petunjuk, dsb) untuk menentukan atau melaksanakan sesuatu: di

samping syarat-syarat yg lain, para penyunting perlu

menguasai -- ejaan; 4 pemimpin (yg menerangkan cara

menjalankan atau mengurus perkumpulan): surat edaran dr --

besar; berpedoman adalah n v 1 memakai pedoman: kita bentuk

warga negara yg ber-Pancasila dan ~ kpd haluan negara; 2

menuju, mengarah (ke) ...; berpegang (kpd); menurut contoh: dl

menentukan langkahnya ia selalu ~ kpd pengalamannya;

memedomani adalah v mendasari pd pedoman: hakim hendaknya

~ undang-undang tertulis dalam memutuskan perkara;

d. Studi Kebutuhan Standarisasi di Sektor Transportasi dalam

Rangka Peningkatan Keselamatan Transportasi, Puslitbang

Perhubungan Darat, disebutkan bahwa pedoman adalah acuan

yang bersifat umum yang harus dijabarkan lebih lanjut dan dapat

disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan daerah setempat.

4. Kriteria

Pengertian dan literatur yang membahas khusus masalah kriteria

ternyata belum banyak ditemukan, scope kriteria sangat sempit setelah

melihat kenyataan bahwa kriteria digunakan oleh manusia pada

umumnya hanya sebagai salah satu alat bantu dalam proses atau teknis

pengambilan keputusan.

a. Definisi

Beberapa definisi kriteria yang diperoleh dari referensi adalah

sebagai berikut:

Page 64: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-64

1) (Kamus Besar Bahasa Indonesia, BP, 1990) Pengertian

kriteria yang berlaku secara umum adalah “ukuran yang

menjadi dasar penilaian atau penetapan sesuatu”;

2) (Kamus Besar Bahasa Indonesia-online) Kriteria :

/kritéria/ n ukuran yg menjadi dasar penilaian atau

penetapan sesuatu; -- delisting Ek ukuran yang menjadi dasar

penilaian atau penetapan dicoretnya (dikeluarkannya) suatu

lembaga atau badan dari papan bursa efek.

b. Sifat kriteria

Kriteria yang ditetapkan mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

1) Kriteria selalu mengandung nilai-nilai yang universal

maupun lokal;

2) Harus dipastikan bahwa kriteria tersebut berfungsi dengan

baik pada saat dipergunakan (mengandung nilai-nilai yang

statis maupun dinamis);

3) Harus dipastikan bahwa orang yang akan menggunakan

kriteria tersebut benar-benar memahami seluk-beluk

tentang kriteria yang dimaksud.

5. Sispro

Sispro atau Sistem Prosedur terdiri dari dua kata, yaitu sistem dan

prosedur yang masing-masing kata tersebut memiliki arti tersendiri.

a. Definisi

Beberapa definisi sistem dan prosedur yang diperoleh dari

referensi adalah sebagai berikut:

1) Sistem /sistém/ n 1 perangkat unsur yg secara teratur

saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas: --

pencernaan makanan, pernapasan, dan peredaran darah

dl tubuh; -- telekomunikasi; 2 susunan yg teratur dr

Page 65: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-65

pandangan, teori, asas, dsb: -- pemerintahan negara

(demokrasi, totaliter, parlementer, dsb); 3 metode: --

pendidikan (klasikal, individual, dsb); kita bekerja dng --

yg baik; -- dan pola permainan kesebelasan itu banyak

mengalami perubahan;

2) Sistem: seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu

antar relasi di antara unsur-unsur tersebut dengan

lingkungan (Ludwig Von Bartanlanfy );

3) Sistem: suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan

satu sama lain (Anatol Raporot);

4) Sistem: setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang

terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung

satu sama lainnya (L. Ackof ) (staffsite.gunadarma.ac.id);

5) Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa

Yunani (sustēma) adalah suatu kesatuan yang terdiri

komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk

memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Istilah

ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set

entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika

seringkali bisa dibuat (Wikipedia);

6) Tata Cara (Prosedur): tahap dan mekanisme yang harus

dilalui dan diikuti untuk menyelesaikan sesuatu kegiatan

(Konsep Pedoman Teknis Tata Cara Pelaporan Bahan

Galian Lain dan Mineral Ikutan, www.dim.esdm.go.id)

7) Prosedur adalah n 1 tahap kegiatan untuk menyelesaikan

suatu aktivitas; 2 metode langkah demi langkah secara pasti dl

memecahkan suatu masalah; -- semu Ling metode analisis

bahasa yang konon mengikuti prinsip ilmiah, tetapi dulu

kenyataannya melanggar karena asumsi penyelidikan tidak

Page 66: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-66

konsisten atau karena sulit dilaksanakan di praktik (Kamus

Besar Bahasa Indonesia-online);

8) Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling

berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki

item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti negara.

Negara adalah suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan

lain seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga

membentuk suatu negara dimana yang berperan sebagai

penggeraknya yaitu rakyat yang berada di negara tersebut;

9) Prosedur adalah suatu spesifikasi dari rangkaian tindakan,

bertindak atau operasi yang harus dieksekusi dengan cara

yang sama untuk tujuan tertentu. Secara singkat, prosedur

adalah suatu urutan dari aktivitas, tugas, langkah-langkah,

keputusan, proses dan kalkulas. Suatu prosedur pada

umumnya mempengaruhi suatu perubahan.

Kata "sistem" banyak sekali digunakan dalam percakapan

sehari-hari, dalam forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata

ini digunakan untuk banyak hal, dan pada banyak bidang pula,

sehingga maknanya menjadi beragam. Dalam pengertian yang

paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan benda yang

memiliki hubungan di antara mereka.

b. Komponen sistem

Pada prinsipnya, setiap sistem selalu terdiri atas empat elemen:

1) Objek, yang dapat berupa bagian, elemen, ataupun variabel.

Dapat berupa benda fisik, abstrak, ataupun keduanya

sekaligus; tergantung kepada sifat sistem tersebut;

2) Atribut, yang menentukan kualitas atau sifat kepemilikan

sistem dan objeknya;

3) Hubungan internal, di antara objek-objek di dalamnya;

Page 67: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-67

4) Lingkungan, tempat di mana sistem berada.

c. Tipe sistem

Ada berbagai tipe sistem berdasarkan kategori:

1) Atas dasar keterbukaan:

• sistem terbuka, dimana pihak luar dapat

mempengaruhinya;

• sistem tertutup.

2) Atas dasar komponen:

• Sistem fisik, dengan komponen materi dan energi;

• Sistem non-fisik atau konsep, berisikan ide-ide.

d. Acuan prosedur

Prosedur, juga mengacu kepada:

1) Satu set perintah yang menunjukkan bagaimana untuk

menyiapkan atau membuat sesuatu;

2) Subroutine atau metoda (ilmu pengetahuan komputer),

sebagian dari kode di dalam suatu program yang lebih besar;

3) Dalam Algoritma (matematika) dan komputasi prosedur

adalah satu set kalkulasi atau operasi untuk memenuhi

tujuan;

4) Prosedur yang bersifat parlementaer, di pemerintah, proses

menggunakan pengambilan keputusan oleh suatu perakitan

yang legislatif. Ini meliputi prosedur yang legislatif.

Page 68: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-68

C. TERMINOLOGI NORMA, STANDAR, PEDOMAN, DAN KRITERIA

DALAM STUDI INI

Berdasarkan referensi yang ada sebagaimana dijelaskan pada subbab

sebelumnya, maka dalam studi ini mendefinisikan norma, standar, pedoman,

kriteria, dan sispro sebagai berikut.

Tabel 2.2 : Perumusan Terminologi Norma, Standar, Pedoman, Kriteria dan Sispro

No Istilah Hasil Kajian

Pustaka Definisi Kajian

Pustaka Kata kunci /

Indikator Definisi studi

1. Norma • PP No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Daerah Propinsi Sebagai Daerah Otonom.

Aturan atau ketentuan yang mengikat sebagai panduan dan pengendali dalam melaksanakan kegiatan

Aturan yang mengikat.

Aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat sebagai panduan dan pengendali dalam melaksanakan kegiatan.

• Wikipedia. Seluruh kaidah dan peraturan yang diterapkan melalui ling-kungan sosialnya.

Peraturan yang diterapkan.

• Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer.

Suatu ketentuan atau aturan yang bersifat mengikat dalam masyarakat dipakai sebagai panduan, tatanan dan kendalian tingkah laku yang sesuai dan diterima.

Panduan, tatanan dan kendali.

• Kamus Umum Bahasa Indonesia edisi ke-3.

Aturan yang telah ditetapkan bersama dan mengikat setiap individu dalam suatu kelompok.

Aturan individu / kelompok.

• Kamus bahasa Indonesia-online.

Aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat atau aturan/kaidah yang dipakai sebagai tolok ukur.

- Aturan masyara-kat

- Kaidah untuk tolok ukur

• Studi kebutuhan Standarisasi di Sektor Transportasi Dalam Rangka Pening-katan Keselamatan Trnasportasi.

Aturan atau ketentuan yang mengikat sebagai panduan / pengendalian.

Aturan yang mengikat.

Page 69: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-69

No Istilah Hasil Kajian

Pustaka Definisi Kajian

Pustaka Kata kunci /

Indikator Definisi studi

2. Standar • Reyers. Suatu pedoman atau model yang disusun dan disepakati bersama serta dapat diterima untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pedoman atau model.

Spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan termasuk tatacara dan metode khususnya yang terkait dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan transportasi laut.

• Donobean. Menaikkan ketepatan kualitatif atau kuantitatif yang spesifik yang didasarkan pada proses atau hasil suatu harapan.

Ketepatan yang spesifik.

• Peraturan Pemerintah No. 102 tahun 2000 tentang Standarisasi Nasional.

Spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan termasuk tatacara dan metode yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait.

Tatacara dan metode.

• Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer.

Panji-panji, bendera sebagai lambang.

Lambang

• Kamus umum Bahasa Indonesia edisi ke – 3.

Ukuran tertentu yang digunakan sebagai patokan.

Ukuran tertentu

• Kamus Besar Bahasa Indonesia –online.

Ukuran tertentu yang digunakan sebagai patokan.

Ukuran tertentu

• Wikipedia. Suatu norma atau persyaratan yang biasanya berupa suatu dokumen formal yang menciptakan kriteria, metode, proses, dan praktek rekayasa atau teknis yang seragam.

Persyaratan

• Studi. Spesifikasi teknis atau sesuatu yang diberlakukan sebagai patokan dalam melakukan kegiatan.

Spesifikasi teknis dalam melakukan kegiatan.

• Studi. Proses merumuskan , menetapkan dan merevisi standar yang dilaksanakan secara tertib dan bekerja-sama dengan semua pihak.

Proses merumuskan, menetapkan dan merevisi.

3. Pedoman • PP No. 25 tahun 2000.

Acuan yang bersifat umum yang harus dijabarkan lebih lanjut dan dapat disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan daerah setempat.

Acuan

Petunjuk yang menerangkan cara menjalankan atau mengerjakan setiap proses dalam

Page 70: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-70

No Istilah Hasil Kajian

Pustaka Definisi Kajian

Pustaka Kata kunci /

Indikator Definisi studi

penyelenggaraan transportasi, khususnya trnasportasi laut yang masih bersifat umum.

• Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer .

Alat untuk menunjuk-kan , mengetahui arah atau mata angin atau sesuatu yang menjadi dasar pegangan,

Buku petujuk yang menerangkan cara menjalankan atau mengerjakan sesuatu.

- Alat petunjuk

- Buku petunjuk

• Kamus Besar Bahasa Indonesia-online.

Alat untuk menunjukkan arah atau mata angin

Kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah bagaimana sesuatu harus dilakukan

Hal yang menjadi dasar untuk menentukan sesuatu.

- Alat petunjuk

- Ketentuan dasar

- Dasar untuk me-nentukan

• Studi Kebutuhan Standarisasi disektor transportasi Dalam Rangka Peningkatan Keselamatan Transportasi.

Acuan yang bersifat umum yang harus dijabarkan lebih lanjut dan dapat disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan daerah setempat.

Acuan .

4. Kriteria • Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Ukuran yang menjadi dasar penilaian atau penetapan sesuatu.

Ukuran yang menjadi dasar.

Ukuran yang menjadi dasar penilaian atau penetapan sesuatu yang bersiffat fisik.

• Kamus Besar Bahasa Indonesia – online.

Kriteria atau ukuran yang menjadi dasar penilaian atau penetapan sesuatu.

Ukuran yang menjadi dasar.

5. Sispro • Ludwig Von Bartanlanfy.

Seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan.

Unsur yang terikat.

Satu kesatuan perintah yang menunjukkan cara menyiapkan atau menyelenggarakan transportasi laut atau secara singkat dapat didefinisikan sebagai acuan operasional.

• Anatol Raporot. Suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu sama lain.

Kesatuan dan perangkat.

• L.Ackof. Setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lainnya.

Keadaan saling tergantung satu sama lain.

• Wikipedia. Suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk mempermudah informasi, materi, atau energi.

Elemen yang terhubung.

Page 71: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-71

No Istilah Hasil Kajian

Pustaka Definisi Kajian

Pustaka Kata kunci /

Indikator Definisi studi

• www.dim.esdm. Tahap dan mekanisme yang harus dilalui dan diikuti untuk menyelesaikan suatu kegiatan.

Tahapan yang harus dilalui.

• Kamus Besar Bahasa Indonesia –online.

Tahap kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas.

Metode langkah demi langkah secara pasti dalam memecahkan suatu masalah.

- Tahap - Metode

langkah demi langkah.

• Anonim. Kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memilikim item-item penggerak.

Bagian yang saling terhubung.

• Anonim. Suatu urutan dari aktivitas , tugas langkah-langkah, keputusan, proses dan kalkuklus.

Urutan.

Berdasarkan referensi yang ada sebagaimana dijelaskan pada subbab

sebelumnya, maka dalam studi ini mendefinisikan norma, standar, pedoman,

kriteria, dan sispro sebagai berikut.

1. Norma

Adalah aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam

masyarakat sebagai panduan dan pengendali dalam melaksanakan

kegiatan.

2. Standar

Adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan termasuk tata

cara dan metode khususnya yang terkait dengan segala sesuatu yang

berhubungan dengan transportasi laut.

Page 72: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-72

3. Pedoman

Adalah petunjuk yang menerangkan cara menjalankan atau mengerjakan

setiap proses dalam penyelenggaraan transportasi khusunya transportasi

laut yang masih bersifat umum.

4. Kriteria

Adalah ukuran yang menjadi dasar penilaian atau penetapan sesuatu yang

bersifat fisik.

5. Sistem Prosedur

Adalah satu kesatuan perintah yang menunjukkan cara menyiapkan

atau menyelenggarakan transportasi laut atau secara singkat dapat

didefinisikan sebagai acuan operasional.

D. HASIL STUDI TERDAHULU TERKAIT DENGAN NORMA,

STANDAR, PEDOMAN, KRITERIA

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Badan LITBANG

Perhubungan, berkaitan dengan norma, standar, dan sejenisnya, tercatat sejak

tahun 2000.

1. Studi Standardisasi Sarana dan Prasarana Transportasi Laut

Tahap I, tahun 1995

Studi ini dimaksudkan untuk meningkatkan efisiesi dan efektivitas

penyediaan jasa transportasi dan dalam upaya meningkatkan efisiensi

nasional melalui penerapan standardisasi di sektor transportasi khususnya.

Sedangkan tujuannya adalah untuk menyusun sandar perangkat

penyediaan jasa transportasi laut yang meliputi perangkat input,

proses, dan output, baik berupa standar yang akan diberlakukan dalam

lingkungan Departemen Perhubungan, maupun standar yang akan

diajukan sebagai Standar Nasional Indonesia.

Page 73: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-73

Studi ini didasari dengan metodologi yang mempelajari tugas dan fungsi

Departemen Perhubungan, peraturan perundang-undangan yang terkait

dengan standardisasi, standar-standar sektor lain terkait, standar-standar

internasional yang telah diterapkan di Indonesia, baik standar sarana

maupun prasarana transportasi laut. Di samping itu, juga melakukan

koordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam rangka konfirmasi penentuan

ruang lingkup standar di subsektor Perhubungan Laut, penyusunan

program standardisasi, penyusunan atau penamaan rancangan Standar

Nasional Indonesia, serta melakukan rapat-rapat konsensus dengan pihak-

pihak terkait untuk membahas dan menyempurnakan rancangan SNI,

khususnya terhadap rancangan SNI baru.

Dari hasil survei dan pembahasan tersebut, dengan memperhatikan

berbagai pertimbangan, antara lain ditinjau dari segi prioritas kebutuhan

standar dan waktu yang diperlukan untuk pengajuan Rancangan Standar

Nasional Indonesia, maka dalam studi ini yang disusun adalah:

a. Persyaratan keselamatan bagi kapal layar dengan pesawat

penggerak bantu yang memiliki tonase sampai dengan GT 150,

yang digunakan untuk umum.

b. Persyaratan keselamatan bagi kapal layar dengan pesawat

penggerak bantu yang memiliki tonase kotor lebih besar dari GT

150 dan kurang dari GT 300.

c. Persyaratan untuk alat-alat penolong di kapal.

d. Persyaratan pada lampu-lampu navigasi kapal.

e. Sistem perambuan IALA.

2. Studi Standardisasi Sarana dan Prasarana Transportasi Laut

dalam Mendukung Keselamatan dan Peningkatan Pelayanan

Tahap I, tahun 2001

Penelitian ini bermaksud untuk menyusun konsep Standar Nasional

Indonesia di bidang Kesyahbandaran, Kepanduan, Pengawakan, dan

Page 74: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-74

kenavigasian. Sedangkan tujuannya adalah menjamin keselamatan

pelayaran, efisiensi, dan efektivitas pelayanan angkutan laut.

Penyusunan Rancangan SNI pada studi ini dilakukan dengan

pendekatan analisis data yang diperoleh dari literatur, standardisasi

negara lain, peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia,

serta peraturan perundang-undangan yang berlaku secara

internasional.

Dari hasil survei dan pembahasan tersebut, dengan memperhatikan

berbagai pertimbangan, antara lain ditinjau dari segi prioritas

kebutuhan standar dan waktu yang diperlukan untuk pengajuan

Rancangan Standar Nasional Indonesia, maka dalam studi ini yang

disusun adalah:

a. Standar mekanisme dan persyaratan ijin usaha angkutan laut;

b. Standar persyaratan pengawakan kapal;

c. Spesifikasi dan standar dermaga pelayaran rakyat sederhana;

d. Standar persyaratan perlindungan dan pengamanan kabel bawah

air;

e. Standar persyaratan pemanduan.

3. Studi Standardisasi Sarana dan Prasarana Transportasi Laut

dalam Upaya Mendukung Keselamatan dan Peningkatan

Pelayanan Tahap II, tahun 2002

Penelitian ini bermaksud untuk menyusun konsep Standar Nasional

Indonesia di bidang angkutan laut, kepelabuhanan, dan keselamatan

pelayaran. Sedangkan tujuannya adalah peningkatan kualitas

keselamatan pelayaran, efisiensi, dan efektivitas pelayanan jasa

transportasi laut. Hasil yang diharapkan dalam studi ini adalah

tersedianya konsep Rancangan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang

siap diajukan kepada Badan Standar Nasional (BSN) untuk diangkat

menjadi SNI. Penyusunan Rancangan SNI pada studi ini dilakukan

Page 75: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-75

dengan pendekatan analisis data yang diperoleh dari literatur,

standardisasi negara lain, peraturan perundang-undangan yang berlaku

di Indonesia, serta peraturan perundang-undangan yang berlaku secara

internasional. Penyusunan ini didasarkan pada lima prioritas usulan

KOMTAP Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, yang meliputi

pedoman pelayanan angkutan laut penumpang, persyaratan dermaga

beton (kapal perintis), persyaratan desain pofil alur pelayaran dan

persyaratan alat keruknya, persyaratan pemenuhan lambung timbul

kapal untuk pelayaran Nusantara, serta perlindungan dan pengamanan

pipa bawah air.

Dari hasil survei dan pembahasan tersebut, dengan memperhatikan

berbagai pertimbangan, antara lain ditinjau dari segi prioritas

kebutuhan standar dan waktu yang diperlukan untuk pengajuan

Rancangan Standar Nasional Indonesia, maka dalam studi ini yang

disusun adalah:

a. Standar persyaratan perlindungan dan pengamanan pipa laut;

b. Standar persyaratan dermaga beton (kapal perintis);

c. Standar persyaratan pemenuhan lambung timbul untuk

pelayaran Nusantara;

d. Standar persyaratan desain profil alur pelayaran dan alat

keruknya;

e. Standar mekanisme dan persyaratan ijin usaha angkutan laut.

4. Studi Kebutuhan Standardisasi Di Sektor Transportasi Dalam

Rangka Peningkatan Keselamatan Transportasi, tahun 2006

Maksud studi ini adalah adanya suatu rencana induk standardisasi

pelayanan sarana dan prasarana transportasi yang berkaitan dengan

keselamatan transportasi yang dapat dijadikan dasar dan pedoman

bagi penelitian dan pengembangan Standar Nasional Indonesia (SNI)

bidang keselamatan transportasi. Sedangkan tujuannya adalah

Page 76: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-76

terwujudnya jaminan mutu produk atau jasa dengan memperhatikan

segi-segi keamanan, keselamatan, kesehatan, dan fungsi lingkungan

hidup, dalam menunjang kelancaran masuknya produk dan jasa

transportasi di dalam pasar bebas, serta dapat melindungi konsumen

Indonesia dari produk barang dan jasa negara asing.

Penyusunan studi ini dilakukan dengan pendekatan analisis data yang

diperoleh dari literatur, standardisasi negara lain, peraturan

perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, serta peraturan

perundang-undangan yang berlaku secara internasional.

Hasil studi ini menunjukkan perlunya standardisasi dalam hal

perangkat keras, peraturan perundang-undangan, kelembagaan, dan

sumber daya manusia untuk setiap moda transportasi. Namun

demikian, tidak ada keterangan secara eksplisit mengenai bagaimana

bentuk dan pola standardisasi yang konkrit.

5. Studi Kebutuhan Norma, Pedoman, Standar, Kriteria, dan Sispro

Bidang Transportasi Laut, tahun 2008.

Maksud dilakukan studi ini adalah tersusunnya konsep kebutuhan

pedoman, standar, kriteria, norma, dan sispro di bidang transportasi laut.

Tujuan studi ini adalah sebagai dasar operasional dan administratif

penyelenggaraan transportasi laut yang mewujudkan kualitas

pelayanan, keselamatan dan keamanan, kebersihan, efisien dan efektif.

Penyusunan studi ini menggunakan pendekatan Diagnostic research atau

perscriptive research, yaitu penelitian untuk mengidentifikasi aspek-aspek

transportasi laut yang perlu dibuatkan norma, standar, pedoman, kriteria,

dan sispro, sehingga dapat memperlancar penyelenggaraan transportasi

laut dan Descriptive research, yaitu penelitian yang menganalisis data-data

yang dikumpulkan, serta melaporkannya dengan analisis secara legalitas

dan dijadikan untuk informasi baru, dalam merumuskan kebutuhan norma,

standar, pedoman, kriteria dan sispro di bidang transportasi laut.

Page 77: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-77

Hasil penelitian ini adalah identifikasi dari UU no 17 tahun 2008 yang

telah berupa norma, standar, pedoman, kriteria, dan sispro.

Pada studi ini belum mengakomodasi peraturan-peraturan yang terbaru

seperti PP no 61 tahun 2009 tentang kepelabuhanan, PP no 5 Tahun 2010

tentang Kenavigasian, PP no 20 Tahun 2010 tentang angkutan di perairan,

PP no 21 tahun 2002 tentang Perlindungan Lingkungan Maritim.

6. Studi Standarisasi di Bidang Transportasi Laut, 2009

Hasil studi adalah sepuluh rancangan standar yang dapat disusun

tersebut, antara lain sebagai berikut :

a. Rancangan standar di bidang kenavigasian

1) Standar Sarana dan Prasarana Stasiun Radio Pantai (SROP)

Global Maritime Distress and Safety System (GMDSS);

2) Standar peralatan Vessel Traffic Service (VTS);

3) Standar Instalasi Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP).

b. Rancangan standar di bidang kepelabuhanan

1) Standar Dermaga Kapal Ukuran 1000 DWT;

2) Standar Dermaga Kapal Ukuran 2000 DWT;

3) Standar Dermaga Kapal Ukuran 3000 DWT.

c. Rancangan standar di bidang kepelautan

1) Standar Kompetensi SDM Kepelautan;

2) Standar Pengawakan Untuk Kapal-Kapal Non Convention

(Non Convention Standard).

d. Rancangan standar di bidang kesatuan penjagaan laut dan pantai

1) Standar Pengamanan Pelabuhan Yang Terbuka Untuk

Perdagangan Luar Negeri Sesuai ISPS (International Ships

and Port Security) Code;

2) Standar Pengemasan Barang Berbahaya Melalui Laut.

Page 78: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-78

7. Studi Kriteria di Bidang Transportasi Laut, tahun 2009

Studi ini menghasilkan 5 (lima) rancangan kriteria sebagai berikut:

a. Rancangan Kriteria Daerah Yang Layak Dilayani Oleh

Pelayaran Perintis dan Penempatan Kapal Yang Sesuai;

b. Rancangan Kriteria Hirarkhi Pelabuhan Laut (Utama,

Pengumpul dan Pengumpan);

c. Rancangan Kriteria Pembentukan Pangkalan dan Kelas Penjaga

Laut dan Pantai (Sea And Coast Guard) serta kompetensi

Sumberdaya Manusianya (Human Resources);

d. Rancangan Kriteria Pembentukan dan Kelas Distrik Navigasi

dan kompetensi Sumberdaya manusianya (Human Resources);

e. Rancangan Kriteria kelas Syahbandar dan Standar Kompetensi

Sumberdaya manusianya (Human Resources);

Hasil studi adalah rancangan standar tersebut dapat disusun

menjadi 7 rancangan standar yang diajukan kepada Badan

Standardisasi Nasional untuk disyahkan sebagai Standar

Nasional Indonesia di Bidang Transportasi Laut. Tujuh (7)

rancangan standar yang dapat disusun tersebut, antara lain

sebagai berikut.

1) Sistem dan Prosedur Kedatangan dan Keberangkatan Kapal;

2) Sistem dan Prosedur Pengawasan Perijinan Memuat

Barang Di Atas Deck;

3) Sistem dan Prosedur Pendaftaran Kapal;

4) Sistem dan Prosedur Kepelautan/Penyijilan;

5) Sistem dan Prosedur Sertifikasi Keselamatan Kapal;

6) Sistem dan Prosedur Sertifikasi Pembangunan dan

Pengoperasian Pelabuhan;

7) Sistem dan Prosedur Penanganan Kecelakaan Kapal.

Page 79: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-79

Pelaksanaan beberapa sistem dan prosedur di bidang transportasi laut

memerlukan adanya koordinasi dan harmonisasi antar unit kerja di

lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.

8. Studi Standarisasi di Bidang Keselamatan Pelayaran dan

Keamanan Transportasi Laut, tahun 2010

Hasil yang diharapkan dari studi ini adalah tersusunnya 10 Rancangan

Standar di bidang Keselamatan dan Keamanan Bidang Transportasi

Laut.

Hasil Studi adalah 10 Rancangan Standar di bidang Keselamatan dan

Keamanan Bidang Transportasi Laut, yaitu:

a) Standar desain kapal cepat (HSC) yang disesuaikan dengan

karakteristik daerah pelayaran;

b) Standar keselamatan kapal-kapal yang beroperasi di sungai dan

danau;

c) Standar keselamatan kapal Negara;

d) Standar keselamatan kesehatan kerja (K3) di pelabuhan utama;

e) Standar pengamanan kerangka kapal;

f) Standar tatacara pengamanan fasilitas pelabuhan;

g) Standar Sarana dan Prasarana Pengamanan Pelabuhan

h) Standar sistem komunikasi pengamanan pelabuhan;

i) Standar personil (SDM) pengamanan fasilitas pelabuhan;

j) Standar Vessel Traffic Informations System (VTIS)

9. Studi Penetapan Kriteria di Bidang Transportasi Laut, Tahun

2010

Hasil yang diharapkan dari studi ini adalah tersusunnya 10 (sepuluh)

rancangan penetapan kriteria di bidang transportasi laut.

Page 80: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-80

Hasil studi adalah 10 (sepuluh) rancangan kriteria di bidang

transportasi laut, yaitu :

a) Kriteria klasifikasi pelayanan pelabuhan;

b) Kriteria trayek tetap dan teratur dan tidak tetap dan tidak teratur;

c) Kriteria lokasi pelabuhan utama hub internasional;

d) Kriteria lokasi pelabuhan utama internasional;

e) Kriteria lokasi pelabuhan pengumpul;

f) Kriteria lokasi pelabuhan pengumpan regional;

g) Kriteria lokasi pelabuhan pengumpan lokal;

h) Kriteria pemeriksa dan penguji keselamatan dan keamanan

kapal;

i) Kriteria daerah pelayaran kapal pelayaran rakyat;

j) Kriteria SDM kepala/pimpinan otoritas pelabuhan

10. Studi Standarisasi di Bidang Lalu Lintas dan Angkutan

Transportasi Laut, tahun 2010

Hasil yang diharapkan dari studi ini tersusunnya 10 (sepuluh)

rancangan standar di bidang di bidang lalu lintas dan angkutan laut.

Hasil studi adalah 10 (sepuluh) rancangan standar di bidang di bidang

lalu lintas dan angkutan laut, yaitu:

1) Standar Konosemen/Bill of Lading

2) Standar Perusahaan Nasional Keagenan Kapal

3) Standar Perusahaan Ship Management

4) Standar Perusahaan Perantara Jual Beli dan Sewa Kapal

5) Standar Perusahaan Bongkar Muat

6) Standar Perusahaan Depo Petikemas

Page 81: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-81

7) Standar Kualitas (Kompetensi dan Training) dan Kuantitas

TKBM di Terminal Petikemas.

8) Standar Kualitas (Kompetensi dan Training) dan Kuantitas

TKBM di Terminal Konvensional.

9) Standar Kualitas (Kompetensi dan Training) dan Kuantitas

TKBM di Terminal Curah Kering.

10) Standar Kualitas (Kompetensi dan Training) dan Kuantitas

TKBM di Terminal Curah Cair.

11. Studi Standarisasi di Bidang Prasarana Transportasi Laut, tahun

2010

Hasil yang diharapkan dari studi ini adalah tersusunnya 10 (sepuluh)

rancangan standar di bidang di bidang prasarana transportasi laut.

Hasil studi adalah 10 (sepuluh) rancangan standar di bidang di bidang

prasarana transportasi laut, yaitu

1) Standar Terminal Penumpang Internasional Kelas A

2) Standar Terminal Penumpang Internasional Kelas B

3) Standar Terminal Penumpang Domestik Kelas A

4) Standar Terminal Penumpang Domestik Kelas B

5) Standar Terminal Penumpang Domestik Kelas C

6) Standar Rambu-Rambu di Pelabuhan

7) Standar Pelayanan Air di Pelabuhan Hub Internasional

8) Standar Pelayanan Air di Pelabuhan Internasional

9) Standar dermaga Curah Cair

10) Standar Dermaga Curah Kering

Page 82: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-82

12. Penelitian Penyusunan Pedoman di Bidang Transportasi Laut,

tahun 2010

Hasil yang diharapkan dari studi ini adalah menata kembali 10

(sepuluh) pedoman di bidang transportasi laut agar menjadi suatu

pedoman yang terpadu, efektif dan efisien.

Hasil studi diantaranya adalah 10 (sepuluh) rancangan pedoman di

bidang transportasi laut, yaitu:

1) Pedoman pelayanan air kapal di pelabuhan utama hub

internasional;

2) Pedoman pelayanan air kapal di pelabuhan utama internasional;

3) Pedoman pelayanan air kapal di pelabuhan pengumpul;

4) Pedoman pelayanan air kapal di pelabuhan pengumpan regional;

5) Pedoman pelayanan air kapal di pelabuhan pengumpan lokal;

6) Pedoman pelayanan penumpang di pelabuhan utama hub

internasional;

7) Pedoman pelayanan penumpang di pelabuhan utama internasional;

8) Pedoman pelayanan penumpang di pelabuhan pengumpul;

9) Pedoman pelayanan penumpang di pelabuhan pengumpan regional;

10) Pedoman pelayanan pelayanan penumpang di pelabuhan

pengumpan lokal.

E. KERANGKA PEMIKIRAN

Dalam studi kebutuhan norma, standar, pedoman, dan kriteria dibutuhkan

analisis yang didasarkan cara-cara berfikir sistematis yuridis, sebagaimana

yang dikemukakan JH Merryman :

“Explanation ..... is the real thing, and explanation is serious work.

However, explanation calls for empirical information. If the explainer finds

Page 83: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-83

the kind of information he needs already assembled, he is unsually lucky. If

it is not availaible he will try get somebody else to get it for him. In

extremis, driven by the lust to explain he will go gather the date himself”.

Sehingga dalam penelitian ini metode yang dipergunakan, untuk lebih

jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Diagnostic research atau perscriptive research, yaitu penelitian untuk

mengidentifikasi aspek-aspek transportasi laut yang perlu dibuatkan

norma, standar, pedoman, kriteria, dan sispro, sehingga dapat

memperlancar penyelenggaraan transportasi laut;

2. Descriptive research, yaitu penelitian yang menganalisis data-data

yang dikumpulkan, serta melaporkannya dengan analisis secara legalitas

dan dijadikan untuk informasi baru, dalam merumuskan kebutuhan norma,

standar, pedoman, kriteria dan sispro di bidang transportasi laut.

Kebutuhan dalam menganalisis dan mengevaluasi atas permasahan pokok

dalam studi ini, maka perlu pengumpulan data sebagai berikut:

1. Pengumpulan data primer meliputi bahan hukum yang mengikat dapat

berupa peraturan perundang-undangan, bahan hukum yang tidak

dikodifikasi (hukum kebiasaan), yurisprudensi dan fakta lain;

2. Pengumpulan data sekunder meliputi data-data dari sumber terkait,

yaitu kepustakaan, hasil standarisasi BSN bidang transportasi laut dan

law reform organization.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode Studi Literatur /

Riset Pustaka. Dalam aktifitas ini yang sering kali digunakan adalah metode

content analysis, sebagaimana yang dikemukanan Soerjono Soekanto

dalam bukunya sebagai:

“...any technique for making inferences by objectively and systematically

identifying specifed characteristics of massages”.

Proses analisis dan evaluasi, dilakukan secara komprehensif melalui

pendekatan deskriptif dan pendekatan statistik. Pendekatan deskriptif

digunakan untuk mengetahui aspek-aspek transportasi laut yang

Page 84: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-84

memerlukan norma, standar, pedoman, kriteria dan sispro. Sedangkan

pendekatan statistik digunakan untuk menentukan skala prioritas kebutuhan

norma, standar, pedoman, kriteria dan sispro bidang transportasi laut.

Dalam melaksanakan rencana penelitian dan untuk lebih mempermudah

memecahkan persoalan yang dihadapi, maka perlu diuraikan terlebih dahulu

cara-cara yang diperlukan untuk pemecahan masalah tersebut. Metodologi

yang dikembangkan dalam penelitian ini merupakan suatu pendekatan, agar

masalah yang dihadapi dapat diselesaikan sesuai dengan maksud dan tujuan

penelitian.

Proses penyelesaian masalah, diawali dari identifikasi aspek aspek yang

akan dibuatkan norma, pedoman, standar, kriteria dan sispro. Aspek-aspek

tersebut didapatkan diantaranya dari TUPOKSI dari Direktorat Jenderal

Perhubungan Laut,TUPOKSI dari Syahbandar, Otorita Pelabuhan serta

peraturan-peraturan yang berlaku. Selanjutnya, berdasarkan aspek tersebut,

disusun desain kuesioner untuk mengetahui kebutuhan norma, pedoman,

standar, kriteria dan sispro bidang transportasi laut. Berdasarkan aspek

tersebut, dipilah dan ditentukan prioritas aspek transportasi laut yang

memerlukan norma, standar, pedoman, dan kriteria. Dari hasil pengumpulan

data opini responden mengenai norma, standar, pedoman, kriteria, maka

disusun skala prioritas mana yang perlu segera disusun. Hasil akhir dari

proses analisis dan evaluasi, adalah rekomendasi daftar kebutuhan norma,

standar, pedoman, kriteria, dan sispro bidang transportasi laut dalam upaya

penyelenggaraan transportasi yang efektif dan efisien. Untuk lebih jelasnya,

dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Dalam penelitian ini dibutuhkan beberapa data yang terbagi menjadi

kategori data sekunder dan data primer. Data sekunder meliputi daftar

produk sertifikasi nasional bidang transportasi laut. Data primer berkaitan

dengan opini pengguna dan penyedia jasa terhadap kebutuhan norma,

standar, pedoman, kriteria dan sispro di bidang transportasi laut.

Page 85: BAB II STUDI PUSTAKA DAN LANDASAN TEORIelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000262/... · Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran

PT. INAME UTAMA II-85

A.

Gambar 2.1 : Alur Pikir Studi

Tah

ap P

ers

iapa

n T

ahap

Ana

lisis

T

ahap

PENYUSUNAN

DESAIN KUESIONER

PENYELENGGARAAN

TRANSPORTASI LAUT NASIONAL

IDENTIFIKASI ASPEK

ANGKUTAN LAUT

IDENTIFIKASI ASPEK

KEPELABUHANAN

PEMILAHAN ASPEK YANG BELUM DIBUATKAN NSPK

PENENTUAN KEBUTUHAN NSPK

PENYUSUNAN DAFTAR KEBUTUHAN NORMA, STANDAR,

PEDOMAN, KRITERIA BERDASAR PRIORITAS

REKOMENDASI

IDENTIFIKASI ASPEK

KESELAMATAN PELAYARAN