bab ii, sub bab iic pendidikan sebagai sistem
TRANSCRIPT
DIKTAT
MATERI PERKULIAHAN
MATA KULIAH PENGANTAR PENDIDIKAN
Dosen Pengajar :1. FIRMAN DWIYANTO, M.Pd
NIDN. 0725077801
2. RIZKA MAHENDRA PUTRA., S.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP PGRI SITUBONDO
2013
2
Pengantar Pendidikan
C. PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM
1. Pengertian SistemBeberapa definisi sitem menurut para ahli:
a. Sistem adalah suatu kebulatan keseluruhan yang kompleks atau terorganisir; suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau utuh. (Tatang M. Amirin, 1992:10)
b. Sistem meruapakan himpunan komponen yang saling berkaitan yang bersama-sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan. (Tatang Amirin, 1992:10)
c. Sistem merupakan sehimpunan komponen atau subsistem yang terorganisasikan dan berkaitan sesuai rencana untuk mencapai suatu tujuan tertentu. (Tatang Amirin, 1992:11)
2. Komponen dan Saling Hubungan antara Komponen dalam Sistem Pendidikan.Pendidikan sebagai sebuah sistem terdiri dari sejumlah komponen. Komponen tersebut antara lain: raw input (sistem baru), output(tamatan), instrumentalinput(guru, kurikulum), environmental input(budaya, kependudukan, politik dan keamanan).
Ternyata bukan hanya itu, Jika persoalan tersebut diperlukan dengan
memperhitungkan faktor lingkungan, maka mungkin sekali faktor sosial budaya, keamanan,
dan faktor lingkungan yang lain merupakan faktor yang menunjang ataupun mungkin
sebaliknya menghambat. Dalam lingkungan masyarakat di mana gengsi sosial sangat
dipertahankan dan menghindari pekerjaan kasar, maka pabrik sulit mendapatkan buruh atau
pekerja dari masyarakat sekitar. Sebaliknya jika masyarakat tidak memandang pekerjaan
yang kasar sebagai hal yang rendah lagi, maka pabrik dapat dengan mudah menyerap tenaga
kerja dari banyak penganggur di lingkungan masyarakat. Demikian pula faktor keamanan
lingkungan tidak dapat diabaikan untuk menjamin lancarnya perputaran roda pabrik.
Segenap lingkungan yang berpengaruh terhadap pemrosen masukan mentah disebut
masukan lingkungan (environmental input). Dari uraian tersebut terlihat bahwa komponen-
komponen yang menunjang sistem pabrik meliputi:
a. Masukan mentah (raw input)
b. Masukan instrumental (instrumental input)
c. Masukan lingkungan (enviromental input)
Apa yang dikemukakan di atas dapat digambarkan sebagai berikut:
Buku Diktat Untuk kalangan sendiri
3
Pengantar Pendidikan
Gambar tersebut mengilustrasikan apa yang biasanya disebut “model sistem terbuka”.
Disebut terbuka karena model tersebut menggambarkan model sistem pada umumnya yang
berlaku atau terdapat pada berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan. Dalam bidang
pendidikan:
a. Sistem baru merupakan masukan mentah (raw input) yang akan diproses menjadi tamatan
(out put).
b. Guru dan tenaga nongiri, administrasi sekolah, kurikulum, anggaran pendidikan,
prasarana dan sarana merupakan masuka instrumental (intrumental input) yang
memungkinkan dilaksanakannya pemrosen masukan mentah menjadi tamatan.
c. Corak budaya dan kondisi ekonomi masyarakat sekitar, kependudukan, politik dan
keamanan negara merupakan faktor lingkungan atau masukan lingkungan (enviromental
input) yang secara langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap berperannya
masukan instrumental dalam pemrosesan masukan mentah.
Sistem pendidikan tersebut secara rinci dapat digambarkan sebagai berikut:
Buku Diktat Untuk kalangan sendiri
INSTRUMENTAL INPUT
RAWINPUT PROSES
OUTPUT
ENVIRONMENTAL INPUT
4
Pengantar Pendidikan
3. Hubungan Sistem Pendidikan dengan Sistem lain dan Perubaha~c Kedudukan dari Sistem
Di bagian terdahulu digambarkan faktor ekonomi, politik, sosu budaya sebagai
komponen masukan lingkungan (environmental inpu dari sistem pendidikan. Pada bagian ini
komponen-komponen terse dilihat sebagai sistem yang berdiri sendiri, sederajat dengan siste
pendidikan. Bagaimana bisa demikian? Apakah hal itu mungkin? Jawabny Ya. Sebab suatu
komponen dapat berubah status menjadi sistem, apabi~ komponen tersebut dilihat secara
tersendiri dan ternyata terdiri d sejumlah sub-subsistem. Jadi sistem pendidikan dapat dilihat
dalam ru lingkup mikro dan ruang lingkup makro. Hal ini akan dibicarakan dal butir
hubungan antarkomponen.
Baga-imana perubahan sistem dari komponen menjadi sistem sebaliknya seperti telah
dikemukakan, akan dijelaskan dengan menggun diagram di bawah ini.
Buku Diktat Untuk kalangan sendiri
Administrasi Anggaran
Tenaga GuruDan Non-Guru
Kurikulum PrasaranaDan Sarana
SISWABARU
PROSES PENDIDIKAN LULUSAN
Sosial Budaya Kependu-dukan
Politik PutusSekolah
Keamanan Keamanan, dll.
5
Pengantar Pendidikan
Sebagai subsitem, bidang ekonomi, pendidikan, dan politik masing-masing sistem.
Pendidikan nonformal, pendidikan formal, dan merupakan subsistem dari bidang
pendidikan sebagai sistem dan seterusnya.
Untuk jelasnya, diagram tersebut dapat pula digambarkan seperti 2S dan 2.6 yang
saling berhubungan, maka suatu subsistem (dari sebuah sistem), jika dilihat sebagai suatu
kesatuan yang meliputi
Sistem dapat pula dipandang sebagai sebuah sistem. pendidikan formal sebagai
subsistem (komponen) tiari dapat merupakan sebuah sistem yang memiliki subsistem/ nen:
sekolah dasar, sekolah menengah, dan pendidikan tinggi.
Buku Diktat Untuk kalangan sendiri
SUPRASISTEM
SISTEM
SUBSISTEM
SUB-SUBSISTEM
DANSETERUSNYA
6
Pengantar Pendidikan
4. Pemecahan Masalah Pendidikan Secara Sistematik
a. Cara Memandang Sistem
Sebenarnya, perubahan cara memandang suatu status dari komponen menjadi sistem
ataupun sebaliknya suatu sistem menjadi komponen dari sistem yang lebih besar, tidak lain
daripada perubahan cara memandang ruang lingkup suatu sistem atau dengan kata lain ruang
lingkup suatu permasalahan.
Jika sebuah komponen suatu sistem dipisahkan dari komponenkomponen yang lain,
dan dikaji secara tersendiri, maksudnya tidak lain - ialah agar komponen tersebut dapat
dianalisis secara lebih mendalam. Bagian-bagiannya (subkomponennya) dapat dianalisis
fungsinya secara lebih khusus dan mendalam, demikian pula hubungan antara bagian yang
satu dengan bagian yang lain dapat dipahami lebih saksama, sehingga dapat ditemukan cara-
cara pemecahan secara lebih baik. Coba bayangkan jika kita menganalisis, misalnya
persoalan evaluasi hasil belajar (sebagai sebuah komponen kurikulum) secara tersendiri dan
kita pandang sebagai sebuah sistem sehingga dapat dirinci atas aspeknya yaitu tujuan
evaluasi, jenis evaluasi, struktur, pengorganisasian, skoring, dan seterusnya. Pasti hal ini lain
daripada jika kita mempersoalkan evaluasi hasil belajar tersebut hanya sebagai bagian
integral dari kurikulum yang terdiri dari aspek materi, metode, dan evaluasi yang dianalisis
secara keseluruhan sebagai satu kesatuan. Dalam hal demikian evaluasi hasil belajar tidak
memperoleh pembahasan secara saksama.
Buku Diktat Untuk kalangan sendiri
7
Pengantar PendidikanSelanjutnya, memandang suatu sistem dalam konteks ruang lingkup yang lebih besar
(suprasistem) mempunyai manfaat agar kita memandang suatu persoalan tidak lepas dari hal-
hal yang melatarbelakangi atau yang mewadahinya. Sebab dibalik sebuah sistem sebagai
produk budi daya atau rekayasa, seperti sistem pendidikan, tentu terdapat konsep dan citacita.
Sebagai ilustrasi, di bawah ini dikemukakan sejumlah masalah dengan cakupan ruang
lingkup yang berbeda.
Masalah 1 : Bagaimana cara menggalang kerja sama yang terpadu antara IKIP dengan
Kanwil Depdikbud dalam menanggulangi/menangani program pengalaman lapangan
(PPL).
Masalah 2 :Usaha apa yang seyogianya dikerjakan oleh IKIP untuk memiliki sarana
penunjang pelaksanaan PPL secara efektif.
Masalah 3 : Bagaimana seharusnya PPL disusun sehingga cukup ap plicable (terkerjakan)
dan dapat memenuhi target yang diharapkan.
Masalah 4 : Bagaimana cara membekali keterampilan profesional dalam mengajar (berdiri di
muka kelas) yang memadai bagi para calon alumni IKIP.
Masalah 5 : Usaha apa yang harus ditempuh untuk meningkatkan mutu pendidikan tingkat
sekolah dasar (SD).
Masalah 6 : Bagaimana cara menjadikan masyarakat kita tidak buta pengetahuan.
Masalah 7 : Upaya apa yang dapat ditempuh untuk meningkatkan taraf hidup warga
masyarakat kita agar tidak hidup di bawah garis kemiskinan.
Dengan membandingkan masatah-masalah tersebut akan terlihat bahwa masalah (1)
ruang lingkupnya lebih sempit daripada masalah, sedangkan masalah (2) lebih sempit
daripada masalah (3), dan seterusnya. Masalah yang Iebih sempit ruang lingkupnya bernaung
pada masatah yang lebih luas.
Ambillah misalnya masalah (3) sebagai hal yang dipermasalahkan. PPL bagi calon
guru hanya mungkin dapat disusun programnya dengan baik, apabila si penyusun menyadari
bahwa PPL itu hanya merupakan satu segi dari usaha pembekalan keterampilan profesional
guru (4) sebagai hal yang mewadahi atau meiatarbelakangi peny,usunan PPL tersebuc. Hal
ini mewajibkan si penyusun PPL tersebut untuk melihat konteks persoalan yang dihadapi
dengan segi-segi lain dari usaha meningkatkan keterampilan calon guru dalam hal mengajar,
karena PPL hanya merupakan satu segi saja di antara segi lain yang sederajat dengan PPL.
Segi-segi lain yang sederajat dengan PPL itu misalnya sejumlah teori yang mendukung PPL
Buku Diktat Untuk kalangan sendiri
8
Pengantar Pendidikanharus dipelajari oleh calon guru sebelum berpraktek pengajaran mikro (micro teaching,
supervisi klinis, dan sebagainya). ,
Aspek-aspek ini satu sama lain saling menunjang dan serempak berfungsi
meningkatkan kadar keterampilan profesional mengajar dari calon guru. Apa yang
dikemukakan di atas dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.8 Beberapa kegiatan yang sederajat dengan PPL yang menunjang keterampilan
profesional mengajar.
b. Masalah Berjenjang
Ilustrasi mengenai cakupan ruang lingkup masalah yang berbedabeda seperti telah
dikemukakan dapat juga dilihat secara berjenjang, sebagai berikut:
Masalah 1 : Bagaimana menggalang koordinasi IKIP dan Kakanwil Depdikbud untuk
kelancaran penyelenggaraan program pengalaman lapangan (PPL).\
Masalah 2 : Bagaimana meningkatkan frekuensi PPL bagi mahasiswa sehingga
memadai.
Masalah 3 : Bagaimana meningkatkan keterampilan mengajar pada alumni IKIP.
Masalah 4 : Bagaimana meningkatkan target penyelesaian kurikulum pada sekolah
menengah,
Masalah 5 : Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa sekolah menengah.
Kesimpulan:
Semua rnasalah tersebut satu sama lain saling berkaitan, dalam hubungan:
- Sebab-akibat (masalah yang bernomor lebih kecil menjadi sebab dan masalah yang
bernomor lebih besar sebagai akibat).
- Alternatif masalah (masalah yang bernomor lebih kecil menjadi alternatif
pemecahan sedangkan masalah yang bernomor lebih besar sebagai masalah).
Buku Diktat Untuk kalangan sendiri
Keterampilan Profesional Mengajar
Teori PPL Mengajar Mikro
9
Pengantar Pendidikan
Latar belakang masalah (masalah yang bernomor leboh besar menjadi latar belakang menjadi
latar belakang bagi masalah data yang bernomor lebih kecil sebagai masalah).
Apa yang dijelaskan di atas, dapat digambarkan sebagai berikut :
1 2 3 4 5 ......
Sebab Akibat
Alternaatif Masalah
Masalah .................................................. Latar belakang masalah
Gambar 2.9
c. Analisis Sistem dalam Pendidikan
Penggunaan analisis dalam pendidikan dimaksudkan untuk memaksimalkan
pencapaian tujuan pendidikan dengan cara yang efesien dan efektif.
Prinsip utama dari penggunaan analisis sistem ialah: Bahwa kita dipersyaratkan untuk
berpikir secara sistematik,artinya kita harus memperhitangkan segenap komponen yang
terlibat dalam masalah pendidikan yang akan dipecahkan. Cara demikian, memungkinkan
kita untuk tidak terburu-buru mengambil keputusan setelah melihat suatu alternatif sebagai
satu-satunya yang dapat digunakan. Jika seorang guru mendapati muridnya sering absen
belajar, tidak sepantasnya ierus langsung menetapkan sebuah cara pemecahan, misalnya
dengan cara menghukumnya, dengan dalih karena murid tersebut pemalas. Apabila
anggapan memberi hukum tersebut sebagai alternatif satu-satunya cara yang paling ampuh.
Cara demikian sangat tidak bijaksana karena tidak didasarkan kepada cara pemecahan yang
bersifat sistematik. Seorang, guru yang menempuh cara pendekatan yang sistematik
(menyeluruh), baru mengambil keputusan setelah terlebih dahulu berusaha melacak semua,
hal yang diperkirakan menjadi penyebab masalah: Ia mencari informasi apakah murid
tersebut pemalas (komponen siswa), ataukah ada guru yang tidak disukainya sehingga
enggan mengikuti pelajaran dari guiu tersebut (komponen guru), atau ada sejumlah mata
pelajaran yang kurang disenangi sehingga tidak berminat mempelajarinya (komponen
kurikulum), ataukah bukan itu , semua melainkan ada sebab-sebab lain lagi yang terdapat di
luar lingkungan sekolah.
Buku Diktat Untuk kalangan sendiri
10
Pengantar Pendidikan
Berdasarkan pelacakan yang saksama terhadap hal-hal yang mungkin ijadi penyebab,
ditemukanlah bahwa" murid tersebut banyak absen ;na diberikan tugas oleh pamannya tempat
menumpang murid tersebut, ik membantu menyiapkan kedai nasi sehingga waktu belajar
tersita.
Jika demikian keadaannya, maka pemecahannya menjadi lain. ak harus
menghukumnya, tetapi misalnya dengan mengadakan pendekatan vada pamannya agar
keponakannya dapat diberikan waktu yang cukup uk belajar.
Apa yang diga~barkan di atas menunjukkan komponen bahwa uk dapat memecahkan
masalah pendidikan, berbagai komponen dalam tem pendidikan perlu dikenali secara tuntas,
agar dapat ditemukan mponen-komponen mana yang mengandung kelemahan dan perlu
~enahi serta dikembangkan. Dengan demikian segenap komponen dapat rfungsi secara
penuh.
Kadang-kadang ~ bisa terjadi bahwa kondisi semua komponen ndukung sistem
pendidikan sudah baik. Mungkin yang belum baik alah hubungan antarkomponen. Jika terjadi
hal yang demikian maka aha perbaikan antarkomponen cukup diarahkan kepada perbaikan
bungan antarkomponen, sedangkan terhadap komponennya sendiri tidak perlu.
Dengan demikian, jika tujuan sistem tidak tercapai sepenuhnya, maka dapat
diusahakan:
a. Menemukan komponen yang mengandung kelemahan;
b. Menemukan hubungan antarkomponen yang mengandung kelemahan; dan
c. Memperbaiki komponen dan ataupun hubungan antarkomponen yang lemah tersebut.
Di sini dapat ditemukan alternatif .pemecahan. Jadi tidak usah mponen dan hubungan
antarkomponen secara keseluruhan harus diganti ngan yang baru. Di sinilah arti efisiensi dan
efektivitas analisis sistem.
Hal ini tidak berarti bahwa perbaikan sistem pendidikan selalu bersifat rsial, seperti
telah digambarkan.
Dalam situasi dan kondisi tertentu tidak mustahil analisis terhadap ndidikan
menghasilkan keputusan tentang perlunya diadakan perombakan sistem secara total. Hal ini
terjadi misalnya jika komponen-komponen kok sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan
umum situasi, dan bungan antarkomponen tidak lagi dapat terlaksana secara baik. Dalam
keadaan demikian sistem secara keseluruhan harus diganti, sebab perbaik terhadap
komponen-komponen tertentu saja hanya merupakan usaha tambal sulam yang justru sangat
boros.
Buku Diktat Untuk kalangan sendiri
11
Pengantar PendidikanPenggunaan analisis sistem dalam pendidikan tidak saja bergu untuk memecahkan
masalah-masalah pendidikan dalam ruang lingku mikro tertapi juga makro.
d. Saling Hubungan Antarkomponen
Komponen-komponen yang baik menunjang terbentuknya suat sistem yang baik.
Tetapi komponen yang baik saja belum menjami tercapainya tujuan sistem secara optimal,
manakala komponen terseb tidak berhubungan secara fungsional dengan komponen yang
lain.
Hubungan fungsional antarkomponen ini berupa hubungan yan bersifat dinamis
antarkomponen-komponen dan gerak fungsi dari seluru komponen terarah kepada tujuan
sistem. Ibarat tubuh kita (sebagai sebua
sistem) yang bertujuan untuk mempertahankan hidup. Tujuan tersebu dapat dicapai berkat
herfungsinya segenap organ tubuh, seperti paru-paru jantung, alat pencernaan makanan, hati,
dan sebagainya. Secara koordinatif, terarah kepada tujuan sistem, yaitu hidup. Masalah
hubungan fungsional antarkomponen-komponen ini memegang peranan penting dalam
menentukan keberhasilan`suacu sistem dalam mencapai tujuannya. Tanpa ada hubungan yang
fungsional antarkomponen, suatu komponen yang baik kondisinya praktis tidak mempunyai
arti dalam pencapaian tujuan sistem.
Siswa (sebagai komponen masukan mentah) yang baik diajar oleh guru yang terampil
secara teknis tetapi melanggar asas-asas psikologis belum menjamin akan tercapainya hasil
belajar yang dikehendaki, apabila hubungan antarsiswa dan guru tersebut mengalami konflik
sehingga komunikasi tidak berjalan lancar.
Selanjutnya, andaikan hubungan yang dimaksud cukup lancar tetapi ha~ya berlangsung
demikian saja "asal dinamis" dan membias dari arah tujuan sistem, maka hubungan semacam
itu belum pula bersifat fungsional. Sebab tidak akan sampai kepada pencapaian tujuan sistem.
Dilihat dari segi pencapaian tujuan, pada prinsipnya setiap sistem dibangun dengan
makssd un:uk pencapaian tujuan secara optimal. Jika optimasi pencapa~an tujuan tetap
dipertahankan, akan tetapi masih terdapat komponen yang kualitasnya kurang baik ataupun
komponen yang berubah, logikanya harus ada komponen lain yang dapat mengimbangiatau
menutup kekurangan dengan menggantikan fungsi dari komponen yang pertama tadi. Jika
tidak, maka target tujuan tidak tercapai. Misalnya dalam sistem pengajaran, kekurangan pada
komponen peralatan pengajaran tidak menggangu pencapaian target tujuan sistem (dalam hal
Buku Diktat Untuk kalangan sendiri
12
Pengantar Pendidikanini hasil belajar) jika dapat diimbangi oleh komponen guru yang mahir dalam mengajar.
Demikian pula sebaliknya guru yang kurang terampil dalam mengajar dapat ditunjang alat
bantu mengajar yang memadai.
Uraian di atas jelas menggambarkan betapa pentingnya saling hubungan fungsional
antarkomponen-komponen dari suatu sistem. Penjelasan ini dapat diilustrasikan sebagai
berikut:
Gambar 2.10 Hubungan antarkomponen dalam sebuah sistem
e. Hubungan Sistem dengan Suprasistem
Telah dijelaskan bahwa di dalam suatu sistem, komponen-komponen saling
berhubungan. Dalam ruang lingkup yang besar (ruang lingkup makro) terlihat pula sistem
yang satu saling berhubungan dengan sistem yang lain. Hal ini wajar, oleh karena pada
dasarnya setiap sistem itu hanya merupakan satu aspek dari kehidupan. Sedangkan segenap
segi kehidupan itu kita butuhkan, sehingga semuanya memerlukan pembinaan dan
pengembangan. Misalnya sistem ekonomi, sistem politik, dan sistem pendidikan, satu sama
lain tidak dapat dipisahkan. Antara sistem tersebut terdapat hubungan fungsional yang
bersifat saling menunjang. Berdasarkan itu pula maka sistem pendidikan hanya dapat terbina
dan berkembang dengan baik apa-bila strategi pengembangannya mengindahkan
pengembangan yang terjadi pada sistem-sistem yang lain. Sistem-sistem tersebut secara
keseluruhan membentuk suprasistem. Jelasnya pembangunan sistem pendidikan nasional
(sistem) hanya akan berhasil jika mengacu kepada pembangunan nasional secara keseluruhan
(suprasistem).
Buku Diktat Untuk kalangan sendiri
KOMPONEN
1
KOMPONEN
2
DLL
13
Pengantar PendidikanGambar di bawah ini mengilustrasikan penjelasan tersebut.
Gambar 2.11 Hubungan antarsistem dalam suprasistem
Proses dan Tujuan Sistem Pendidikan
Pada bagian terdahulu dijelaskan bahwa sistem pendidikan memproses masukan
mentah dengan menggunakan masukan instrumental sehingga menjadi keluaran, yaitu
tamatan. Bagaimana . wujud keluaran yang dikehendaki, menjadi tujuan dari sistem
pendidikan. Tujuan ini memberikan arah pada kegiatan sistem, yang memproses masukan
mentah. Secara operasional tujuan tersebut menentukan isi dari masing-masing kompopen
masukan instrumental. Bahkan jika diperlukan juga' memilih jenis dan kualitas masukan
mentahnya. Misalnya d~ngan menggunakan persyaratan khusus dan tes khusus pada calon
siswa. Mengapa tujuan itu menentukan segala-galanya? Sebabnya, tujuan memuat nilai-nilai
sebagai kaidah hidup yang mulia. Karena itu harus dipertahankan dan diusahakan
pencapaiannya. Bisa dikatakan tujuan bersifat normatif (mengandung norma-norma yang
haru~ dicapai dan mengikat komponen-komponen yang lain).
Apabila misalnya terjadi perubahan prioritas dari butir-butir isi tujuan rnaka dalam
pemrosesannya akan membawa perubahan pada komponen-komponen masukan instrumental.
Misalnya memasukkan aspek keterampilan pada pendidikan menengah umum sebagai
perubahan. Agar perubahan ini dapat terlaksana maka harus ada komponen-komponen yang
diubah, yaitu isi kurikulum, jadwal kegiatan, pengelompokan siswa, peralatan dan fasilitas,
jenis guru, dan seterusnya.
Buku Diktat Untuk kalangan sendiri
SISTEM
SISTEM DLL
14
Pengantar Pendidikan5. Keterkaitan Antara Pengajaran dan Pendidikan
Istilah pengajaran dapat dibedakan dari pendidikan, tetapi sulit - dipisahkan. Jika
dikatakan "anak diajar menulis yang baik" lebih terasa sebagai pengajaran. Tetapi jika "anak
dikembangkan kegemarannya untuk menulis yang baik" maka lebih mirip pendidikan.
Demikian pula jika dikatakan "guru mengajar murid rnenyusun jadwal belajar untuk belajar
di rumah", ini lebih cenderung dianggap sebagai kegiatan "mengajar". Tetapi jika orang tua
membiasakan anaknya mematuhi jadwal belajar di rumah tersebut maka orang tua tersebut
dianggap mendidik anaknya; dalam hal ini mendidik kedisiplinan. Dalam pendidikan agama
di sekolah sering dikatakan bahwa banyak sekolah yang kegiatan "pendidikan agamanya"
bergeser menjadi "pengajaran agama". Maksudnya "pengetahuan tentang agama" lebih
ditekankan daripada "penanaman jiwa/sikap keagamaannya" pada murid. Akibatnya murid
tahu bahkan mungkin memahami banyak hal mengenai agama, tetapi apa yang dipahami itu
tidak menyatu dengan dirinya dan tidak mewarnai tingkah lakunya.
Contoh-contoh di atas menunjukkan bahwa terhadap sesuatu objek kegiatan (menulis,
menyusun jadwal, mengkaji agama) dapat dipilih sisi pengajaran dan sisi pendidikannya.
Jika yang dipersoalkan atau dijadikan tekanan aspek pengetahuan, disebut
"pengajaran", dan jika aspek pembentukan sikap menjadi tekanan disebut "pendidikan". Di
samping dua sisi seperti yang dikemukakan,
Jika pengajaran ingin dibedakan dari pendidikan, masih ada segi-segi lain yang dapat
dikemukakan sebagai berikut:
Pengajaran (Instruction)
- Lebih menekankan pada penguasaan wawasan dan pengetahuan tentang bidang/ program
tertentu seperti pertanian, kesehatan, dan lainlain
- Makan waktu relatif pendek.
- Metode lebih bersifat rasional, teknis praktis.
Pendidikan (Education)
- Lebih menekankan pada pembentukan manusianya (penanaman sikap dan nilai-nilai)
- Makan waktu relatif panjang
- Metode lebih bersifat psikologis dan pendekatan manusiawi
Buku Diktat Untuk kalangan sendiri
15
Pengantar Pendidikan
Pembedaan dilakukan dengan maksud untuk keperluan analisis, agar masing-masing
segi dapat didalami. Di dalam praktek pelaksanaan pendidikan kedua-duanya diupayakan
menyatu. Semakin luas dan dalam
wawasan dan pengetahuan seseorang semakin kukuh terbentuknya sikap dan nilai-nilai,
sebaliknya kualitas sikap dapat mempengaruhi usaha mernperluas dan memperdalam
wawasan keilmuan seseorang. Dalam hubungan ini pendidikan modern lebih cenderung
mengutamakan pembentukan sikap seperti sikap keterbukaan, sikap inovatif, dorongan untuk
maju, kegairahan mencari dan menemukan sesuatu, kepercayaan diri, dan seterusnya. Jika
sikap tersebut sudah tertanam dan terbentuk, pencarian ilmu pengetahuan akan berlangsung
dengan sendirinya. Seperti diketahui hal ini pulalah yang menjadi prinsip dasar CBSA. Jika
sikap diartikan sebagai wadah, semangat, atau jiwa, maka ilmu pengetahuan menjadi isinya.
Wadah harus kukuh dan menetap, sedang isi bisa bervariasi dan berubah mengikuti
perkembangan zaman. Kesimpulan yang dapat ditarik dari persoalan pengajaran dan
pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Pengajaran dan pendidikan dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan satu sama
lain. Masing-masing saling mengisi.
b. Pembedaan dilakukan hanya untuk kepentingan analisis agar masingmasing dapat
dipahami lebih baik.
c. Pendidikan modern lebih cenderung mengutamakan pendidikan, sebab pendidikan
membentuk wadah, sedang pengajaran mengusahakan isinya. Wadah harus menetap
meskipun isi bervariasi dan berubah.
6. Pendidikan Prajabatan (Preservice Educatiou) dan Pendidikan dalam Jabatan (Inservice
Education) sebagai Sebuah Sistem.
Pendidikan prajabatan berfungsi memberikan bekal secara formal kepada calon
pekerja dalam bidang tertentu dalam priode waktu tertentu seperti STM tiga tahun,
diploma III matematika tiga tahun, ataupun strata
I jurusan matematika empat tahun untuk dibekali rnenjadi pekerja di bidang teknik guru
matematika pada SMP ataupun guru matematika pada SLTA.
Buku Diktat Untuk kalangan sendiri
16
Pengantar PendidikanSedangkan pendidikan dalam jabatan bermaksud memberikan bekal tambahan
kepada orang-orang yang telah bekerja berupa penataran, kursus-kursus, dan lain-lain.
Tenggang waktunya sangat bervariasi sesuai dengan kebutuhan, serempak dengan
kemajuan zamarr dan perkembangan masyarakat, khususnya dunia kerja yang semakin
hari semakin berkembang dan semakin bervariasi. Sehubungan dengan itu, terjadi
pergeseran cara memandang kedua macam pendidikan tersebut.
Dahulu pada masa di mana pekerjaan lebih bersifat statis dan kurang bervariasi, ada
kecenderungan pendidikan prajabatan diutamakan sedangkan pendidikan dalam jabatan
tidak dipandang sebagai suatu yang penting selaku sarana penyiapan tenaga kerja maupun
selaku upaya pengembangan diri sebagai anggota masyarakat yang senantiasa ditantang
oleh kemajuan. Ada kecenderungan pendidikan prajabatan menyediakan tenggang waktu
yang cukup lama dengan maksud agar calon-calon pekerja yang dididik dapat diberikan
bekal semantap-mantapnya sebelum terjun ke lapangan kerja.
Sebagai contoh pendidikan sarjana misalnya menyediakan tenggang waktu minimal
5 tahun (3 tahun sarjana muda + 2 tahun sarjana lengkap).
Anggapan seperti ini masih sejalan dengan kondisi di mana sifat pekerjaan pada
umumnya relatif konstan. Sehingga untuk itu penyiapan bekalnya melalui pendidikan
prajabatan dapat dirancang semantap-mantapnya.
Tetapi kini dan lebih-lebih pada masa menuatang di mana lapangan kerja beserta
kondisinya sangat kompleks serta menuntut persyaratanpersyaratan yang rnungkin saja
selalu berubah, maka penyiapan tenaga kerja tidaklah perlu dibekali secara ketat melalui
pendidikan prajabatan yang relatif lama. Sebab bekal yang ketat dan maneap itu suatu
saat mungkin saja berubah. Sehingga dengan demikian pemberian bekal tambahan
melalui pendidikan dalam jabatan yang sifatnya lebih dinamis, bervariasi dan rnemakan
tenggang waktu yang tidak lama dipandang lebih sinkron dengan tuntutan pekerjaan yang
sering berubah itu.
Sebagai kesimpulan dapat dikatakan bahwa semakin hari porsi pendidikan dalam
jabatan semakin bertambah besar sehingga relatif hampir sama dengan porsi pendidikan
prajabatan. Di samping itu,
kedudukannya juga menjadi bertambah penting. Dengan kata lain pendidikan prajabatan dan
pendidikan dalam jabatan merupakan dua macam paket program pendidikan yang terikat
dalam suatu sistem pendidikan yang terpadu.
Buku Diktat Untuk kalangan sendiri
17
Pengantar PendidikanDengan kata lain tidaklah perlu terlalu lama memeram calon pekerja dalam pendidikan
prajabatan. Sebab bekal yang diperolehnya itu masih harus mengalami adaptasi-adaptasi di
dalam perjalanan praktek pekerjaan. Mungkin pengalaman dari praktek pekerjaan ditambah
dengan latihan-latihan penyesuaian seperlunya, lebih bersifat efisien. Jelasnya, pendidikan
prajabatan kuranglah dapat diandalkan sebagai pencetakan kunci pas melainkan kunci
Inggris. Dengan kata lain pendidikan prajabatan hanya memberikan bekal dasar, sedangkan
bekal praktis yang siap pakai diberikan oleh pendidikan dalam jabatan.
7. Pendidikan Formal, Non-Formal, dan Informal sebagai Sebuah Sistem
Pendidikan formal (PF) yang sering disebut pendidikan persekolahan, berupa rangkaian
jenjang pendidikan yang telah baku. Mulai dari jenjang sekolah dasar (SD) sampai dengan
perguruan tinggi (PT). Sementara itu pendidikan taman kanak-kanak masih dipandang
sebagai pengelompokan belajar yang menjembatani anak dalam suasana hidup dalam
keluarga dan di sekolah dasar. Biasa juga disebut pendidikan prasekolah dasar (Pra-
Elementary School).
Menurut UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan setiap
warga negara diwajibkan mengikuti pendidikan formal minimal sampai tamat SMP
Bagi warga negara yang tidak sempat mengikuti ataupun menyelesaikan pendidikan
pada jenjang tertentu dalam pendidikan formal (putus sekolah) disediakan pendidikan
nonformal, untuk memperoleh bekal guna terjun ke masyarakat. Pendidikan nonformal (PNF)
sebagai mitra pendidikan formal (PF) semakin hari semakin berkembang sejalan dengan
perkembangan masyarakat dan ketenagakerjaan. Dilihat dari segi wujud atau bentuk
penyelenggaraan semakin beraneka ragam mulai dari paguyuban, sarasehan, kursus-kursus,
kejar paket A dan B sampai kepada gerakan-gerakan seperti PKK dengan aneka ragam
programnya. Di samping ragamnya yang bertambah, juga kualitasnya mengalami
peningkatan.
Hal-hal yang 'menjadi faktor pendorong perkembangan pendidikan ronformal ialah:.
Semakin banyaknya jumlah angkatat'r muda yang tidak dapat melanjutkan sekolah.
Sedangkan mereka terdorong untuk memasuki lapangan kerja dengan harus memiliki
keterampilan tertentu yang dipersyaratkan oleh lapangan kerja.
Lapangan kerja, khususnya sektor swasta, mengalami perkembangan cukup pesat dan lebih
pesat ketimbang perkembangan sektor pemerintah. Masing-masing lapangan kerja tersebut
Buku Diktat Untuk kalangan sendiri
18
Pengantar Pendidikanmenuntut persyaratan-persyaratan khusus, yang lazimnya belum dipersiapkan oleh
pendidikan formal.
Sebagaimana diketahui bahwa sektor swasta memiliki ciri umum yaitu keharusan
adanya kemampuan mandiri tanpa subsidi. Ciri umum yang khas ini menuntut bahwa setiap
pekerja harus memiliki keterampilan yang dipersyaratkan agar dapat menunjang kelestarian
hidup dan perkembangan pekerjaan/usaha. Ciri umum tersebut juga sejalan dengan sifat dari
badan-badan usaha pendidikan nonformal itu sendiri, yang pada amumnya diselenggarakan
oleh pihak swasta.
Dari uraian tersebut semakin terlihat betapa eratnya kerja sama antara pendidikan
formal dan pendidikan nonformal, yang satu sama lainnya bersifat komplementer sebagai
sebuah sistem yang terpadu.
Selanjutnya juga pendidikan informal sebagai suatu fase pendidikan yang berada di
samping dan di dalam pendidikan formal dan nonformal sangat menunjang keduanya.
Sebenarnya, tidak sulit untuk dipahami karena sebagian besar waktu peserta didik adalah
justru berada di daIam ruang lingkup yang sifatnya informal.
Dapat disimpulkan bahwa pendidikan formal, nonformal, dan informal ketiganya hanya
dapat dibedakan tetapi sulit dipisah-pisahkan karena keberhasilan pendidikan dalam arti
terwujudnya keluaran pendidikan yang berupa sumber daya manusia sangat tergantung
kepada sejauh mana ketiga sub-sistem tersebut berperanan.
Rangkuman
Pendidikan merupakan wahana penting untuk membangun mahasiswa. Pada gilirannya
manusia hasil pendidikan itu menjadi sumber daya pembangunan. Karena itu, pendidik dalam
melaksanakan tugasnya diharapkan tidak membuat kesalahan-kesalahan mendidik. Sebab
kesalahan mendidik bisa berakibat fatal karena sasaran pendidikan adalah manusia.
Kesalahan-kesalahan mendidik hanya dapat dihindari jika pendidik memahami apa
pendidikan itu sebenarnya. Gambaran yang jelas dan benar tentang pendidikan dapat
diperoleh melalui pengkajian terhadap arti dan tugas pendidika, konsep-konsep yang
mendasarinya, unsur-unsurnya, dan kesatupaduan unsur itu dalam suatu wujud sistem.
Buku Diktat Untuk kalangan sendiri