bab ii tb

23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar TBC 1. Pengertian Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Penyebab penyakit ini adalah bakteri kompleks Mycobacterium tuberculosis. Mycobacteria termasuk dalam famili Mycobacteriaceae dan termasuk dalam ordo Actinomycetales. Kompleks Mycobacterium tuberculosis meliputi M. tuberculosis, M. bovis, M. africanum, M. microti, dan M. canettii. Dari beberapa kompleks tersebut, M. tuberculosis merupakan jenis yang terpenting dan paling sering dijumpai. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru (90%) dibandingkan bagian lain tubuh manusia (Masrin, 2008). Tuberkolosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TBC (Mikobakterium tuberkulosa) sebagian besar kuman TBC menyerang paru, tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lainnya (Depkes RI, 2002). Tuberkolosis fulmoner adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang parenkim paru, dengan agen infeksius utama Mikobakterium tuberkulosa (Smeltzer dan Bare, 2001).

Upload: yusep-bule

Post on 26-Nov-2015

11 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Konsep Dasar TBC1. PengertianTuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Penyebab penyakit ini adalah bakteri kompleks Mycobacterium tuberculosis. Mycobacteria termasuk dalam famili Mycobacteriaceae dan termasuk dalam ordo Actinomycetales. Kompleks Mycobacterium tuberculosis meliputi M. tuberculosis, M. bovis, M. africanum, M. microti, dan M. canettii. Dari beberapa kompleks tersebut, M. tuberculosis merupakan jenis yang terpenting dan paling sering dijumpai. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru (90%) dibandingkan bagian lain tubuh manusia (Masrin, 2008).Tuberkolosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TBC (Mikobakterium tuberkulosa) sebagian besar kuman TBC menyerang paru, tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lainnya (Depkes RI, 2002).Tuberkolosis fulmoner adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang parenkim paru, dengan agen infeksius utama Mikobakterium tuberkulosa (Smeltzer dan Bare, 2001).Klasifikasi Tuberkolosis di Indonesia yang banyak dipakai berdasarkan kelainan klinis, radiologist dan mikrobiologis :a. Tuberkolosis parub. Bekas tuberkolosis paruc. Tuberkolosis paru tersangka yang terbagi dalam :1. TB paru tersangka yang diobati (sputum TBA negatif, tapi tanda-tanda lain positif).2. TB paru tersangka yang tidak diobati (sputum BTA negatif dan tanda-tanda lain meragukan).

2. Anatomi dan Fisiologi

Gambar 2.1 Anatomi Sistem Pernafasan Pada Manusia

Saluran penghantar udara hingga mencapai paru-paru adalah hidung, faring, laring, trachea, bronkus, dan bronkiolus. Hidung, nares anterior adalah saluran-saluran di dalam rongga hidung. Saluran-saluran itu bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum (rongga hidung). Rongga hidung dilapisi selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah dan bersambung dengan lapisan faring dan dengan selaput lendir sinus yang mempunyai rongga masuk ke dalam rongga hidung. Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan eshopagus pada ketinggian tulang rawan krikhoid. Maka letaknya dibelakang laring (laring-faringeal).Paru-paru terdapat dalam rongga toraks pada bagian kiri dan kanan.Dilapisi oleh pleura yaitu parietal pleura dan visceral pleura. Di dalam rongga pleura terdapat cairan surfaktan yang berfungsi untuk lubrikan. Paru kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius, inferior sedangkan paru kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan inferior. Tiap lobus dibungkus oleh jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula, bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli. Diperkirakan bahwa setiap paru-paru mengandung 150 juta alveoli sehingga mempunyai permukaan yang cukup luas untuk tempat permukaan/pertukaran gas. Proses fisiologi pernafasan dimana oksigen dipindahkan dari udara ke dalam jaringan-jaringan dan karbondiaoksida dikeluarkan ke udara. Ekspirasi dapat dibagi menjadi tiga stadium. Stadium pertama adalah ventilasi yaitu masuknya campuran gas-gas kedalam dan ke luar paru-paru karena ada selisih tekanan yang terdapat antara muara atmosfer dan alveolus akibat kerja mekanik dan otot-otot. Stadium kedua transportasi yang terdiri dan beberapa aspek yaitu : a. Difusi gas antara alveolus dan kapiler paru-paru (respirasi eksternal) antara darah sitemik dan sel-sel jaringan. b. Distribusi darah dalam sirkulasi pulmonal dan penyesuaiannya dengan distribusi udara dalam alveolus. c. Reaksi kimia dan fisik dari oksigen dan karbondioksida dengan darah respimi atau respirasi intema merupakan stadium akhir dari respirasi, yaitu sel dimana metabolik dioksida untuk mendapatkan energi dan karbon dioksida terbentuk sebagai sampah proses metabolisme sel dan dikeluarkan oleh paru-paru. d. Transfortasi yaitu tahap kedua dari proses pernafasan mencakup proses difusi gas-gas melintasi membran alveolus kapiler yang tipis (tebalnya kurang dari 0,5 . Kekuatan mendorong untuk pemindahan ini adalah selisih tekanan parsial antara darah dan fase gas. e. Perfusi yaitu pemindahan gas secara efektif antara alveolus dan kapiler paru-paru membutuhkan distribusi merata dari udara dalam paru-paru dan perfusi (aliran darah) dalam kapiler dalam perkataan lain ventilasi dan perfusi dari unit pulmonary harus sesuai pada orang normal dengan posisi tegak dan keadaan istirahat maka ventilasi dan perfusi hampir seimbang kecuali pada apeks paru-paru. Secara garis besar bahwa paru-paru memiliki fungsi sebagai berikut (Tambayong, 2001) : a. Terdapat permukaan gas-gas yaitu mengalirkan oksigen dari udara atmosfer ke darah vena dan mengeluarkan gas karbondioksida dari alveoli ke udara atmosfer.b. Menyaring bahan beracun dari sirkulasic. Reservoir darahd. Fungsi utamanya adalah pertukaran gas-gas3. EtiologiTuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman yang berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4 dan tebal 0,3-0,6 dan digolongkan dalam basil tahan asam (Suyono, 2001).4. PatofisiologiIndividu rentan yang menghirup basil tuberkulosis dan terinfeksi. Bakteri dipindahkan melalui jalan nafas ke alveoli untuk memperbanyak diri, basil juga dipindahkan melalui sistem limfe dan pembuluh darah ke area paru lain dan bagian tubuh lainnya.Sistem imun tubuh berespon dengan melakukan reaksi inflamasi. Pagosit menelan banyak bakteri, limfosit spesifik tuberculosis melisis basil dan jaringan normal sehingga mengakibatkan penumpukan eksudat dalam alveoli dan menyebabkan bronkopnemonia.Masa jatingan paru/granuloma (gumpalan basil yang masih hidup dan yang sudah mati) dikelilingi makrofag membentuk dinding protektif. Granuloma diubah menjadi massa jaringan fibrosa yang bagian sentralnya disebut kompleks Ghon. Bahan (bakteri dan makrofag) menjadi nekrotik, membentuk massa seperti keju. Massa ini dapat mengalami kalsifikasi membentuk skar kolagenosa. Bakteri menjadi dorman tanpa perkembangan penyakit aktif karena gangguan atau respon inadekuat sistem imun maupun karena infeksi ulang dan aktifasi bakteri dorman. Dalam kasus ini tuberkel ghon memecah, melepaskan bahan seperti keju ke bronki. Bakteri kemudian menyebar di udara mengakibatkan penyebaran lebih lanjut. Paru yang terinfeksi menjadi lebih membengkak mengakibatkan bronkopnemonia lebih lanjut (Price, 2000).5. Manifestasi KlinikGambaran klinis pada tuberkulosis mungkin belum muncul pada infeksi awal dan mungkin tidak akan pernah timbul bila tidak terjadi infeksi aktif. Bila timbul infeksi aktif pasien biasanya memperlihatkan gejala seperti batuk purulen produktif disertai nyeri dada, demam (biasanya pagi hari), malaise, keringat malam (diaphoresis), gejala flu, batuk darah, kelelahan, hilang nafsu makan dan penurunan berat badan (Corwin, 2001).

6. Penatalaksanaana. PengobatanTujuan terpenting dari tatalaksana pengobatan tuberkulosis adalah eradikasi cepat M. Tuberculosis mencegah resistensi dan mencegah terjadinya komplikasi.Jenis dan dosis obat anti TB Paru :1. Isoniazid (H)Isoniazid (dikenal dengan INH) bersifat bakterisid, efektif terhadap kuman dalam keadaan metabolik aktif yaitu kuman yang sedang berkembang. Efek samping yang mungkin timbul berupa neuritis perifer, hepatitis rash, demam. Bila terjadi ikterus pengobatan dapat dikurangi dosisnya atau dihentikan sampai ikterus membaik. Efek samping ringan dapat berupa kesemutan, nyeri otot, gatal-gatal. Pada keadaan ini pemberian INH dapat diteruskan sesuai dosis.2. Rifampisin (R)Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman semi dorman (parsisten). Efek samping rifampisin adalah hepatitis, mual,reaksi demam, trombositopenia. Rifampisin dapat menyebabkan warna merah atau jingga pada air seni dan keringat dan itu harus diberitahukan pada keluarga atau penderita agar tidak menjadi cemas. Warna merah tersebut terjadi karena metabolisme obat dan tidak berbahaya. 3. Pirazinamid (P)Bersifat bakterisid dapa membunuh kuman yang berada dalam sel dalam suasana asam. Efek samping pirazinamid adalah hiperurikemia, hepatitis, atralgia.4. Streptomisin (S)Bersifat bakterisid, efek samping dari streptomisin adalah nefrotoksik dan kerusakan nervus kranialis VIII yang berkaitan dengan keseimbangan dan pendengaran.5. Ethambutol (E)Bersifat bakteriostatik, ethambutol dapat menyebabkan gangguan penglihatan berupa berkurangnya ketajaman penglihatan, buta warna merah dan hijau, maupun optic neuritis.b. PembedahanDilakukan jika pengobatan tidak berhasil yaitu dengan mengangkat jaringan paru yang rusak, tindakan ortopedi untuk memperbaiki kelainan tulang, bronkoskopi untuk mengangkat polip granulomatosa tuberkulosis atau untuk reseksi bagian paru yang rusak.c. Pencegahan Menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi basil tuberkulosis, mempertahankan status kesehatan dengan asupan nutrisi adekuat, minum susu yang telah dilakukan pasteurisasi, isolasi jika pada analisa sputum terdapat bakteri hingga dilakukan pengobatan, pemberian imunisasi BCG untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi oleh basil tuberkulosis virulen (Depkes, 2002).7. Prioritas Keperawatan TB ParuMempertahankan oksigenasi adekuat, mencegah penyebaran infeksi, mendukung perilaku mempertahankan kesehatan, meningkatkan strategi koping efektif, memberi informasi tentang proses penyakit/prognosis dan kebutuhan pengobatan (Smeltzer dan Bare, 2001).8. KomplikasiPenderita TB Paru antara lain :a. Pendarahan dari saluran pernafasan bagian bawah yang dapat mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya jalan nafas. b. Penyebaran infeksi ke organ lainMisalnya : otak, jantung, persendian, ginjal (Corwin, 2001).9. Fokus Pengkajian KeperawatanBerdasarkan klasifikasi Doenges dkk (2000) riwayat keperawatan yang perlu dikaji adalah :a. Aktivitas/IstirahatGejala: Terjadi kelelahan umum dan kelemahan, dipsnea saat kerja maupun istirahat, kesulitan tidur pada malam hari, demam pada malam hari, menggigil, berkeringat pada malam hari (diaphoresis) dan mimpi buruk.Tanda: Takikardia, takipnea, dipsnea saat kerja, kelelahan otot dan nyerib. SirkulasiGejala: PalpitasiTanda: Takikardia, disritmia, adanya S3 dan S4, bunyi gallop (gagal jantung akibat effusi), nadi apikal berpindah oleh adanya penyimpangan mediastinal, tanda Homman (bunyi rendah denyut jantung akibat adanya udara dalam madiastinum), TD : hipertensi/hipotensi, distensi vena jugularis.c. Integritas EgoGejala: Gejala-gejala stres yang berhubungan dengan lamanya perjalanan penyakit, masalah keuangan, perasaan tidak berdaya/putus asa, menurunnya produktivitas.Tanda:Menyangkal (kasusnya pada tahap dini), ansietas, ketakutan gelisah, iritabel, perhatian menurun, perunahan mental (tahap lanjut).d. Makanan dan CairanGejala: Kehilangan nafsu makan, penurunan berat badanTanda: Turgor kulit kering, buruk, bersisik, kehilangan massa otot, kehilangan lemak subkutan.e. Nyeri dan KenyamananGejala:Nyeri dada meningkat karena pernafasan, batuk berulang nyeri tajam/menusuk diperberat oleh nafas dalam, mungkin menyebar ke bahu, leher atau abdomen.Tanda: Berhati-hati pada area yang sakit, perilaku distraksi, gelisahf. PernafasanGejala: Batuk (produktif atau tidak produktif), nafas pendek, riwayat terpanjang tuberkulosis dengan individu terinfeksiTanda: Peningkatan frekuensi pernafasan, peningkatan kerja nafas, pengguanaan otot aksesori pernafasan pada dada, leher, retraksi interkostal, ekspirasi abdominal kuat, pengembangan dada tidak simetris, perkusi pekak dan penurunan fremitus, pada pneumothorax perkusi hipperesonan di atas area yang terlihat, bunyi nafas menurunatau tidak ada secara bilateral atau unilateral, bunyi nafas tubuler atau pektoral di atas lesi, crackles di atas apeks paru selama inspirasi cepat setelah batuk pendek (crackles posttussive), karakteristik sputum hijau purulen, mukoid kuning atau bercak darah, deviasi trachea. g. KeamananGejala:Kondisi penurunan imunitas secara umum memudahkan infeksi sekunderTanda: Demam ringan atau demam akuth. Interaksi SosialGejala: Perasaan terisolasi/penolakan karena penyakit menular, perubahan aktivitas sehari-hari karena perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran.i. Penyuluhan/PembelajaranGejala:Riwayat keluarga TB, ketidakmampuan umum/status kesehatan buruk, gagal untuk membaik/kambuhnya TB, tidak berpartisipasi dalam terapi. j. Macam tes diagnostik yang dapa dilakukan untuk mendeteksi pemeriksaan TB Paru

Tabel 2.1 Macam Test Diagnostik pada pemeriksaan TB ParuJenis Pemerikasaan Interpretasi Hasil

Sputum :-KulturMycobacterium tuberculosis positif pada tahap aktif, penting, untuk menetapkan diagnosa pasti dan melakukan uji kepekaan terhadap obat.

-Ziehl-NeelsenTes Kulit (PPD, Mantoux, Vollmer)

BTA positifReaksi positif (area indurasi 10 mm atau lebih) menunjukkan infeksi massa lalu dan adanya antibodi tetapi tidak berarti untuk menunjukan keaktifan penyakit.

Foto thoraxDapat menunjukan infiltrasi lesi awal pada area paru, simpanan kalsium lesi sembuh primer, efusi cairan, akumulasi udara, area cavitas, area fibrosa dan penyimpangan struktur mediastinal.

Histologi atau kultur jaringan (termasuk bilasan lambung, urine, cairan serobrospinal, biopsi kulit)Hasil positif dapat menunjukan serangan ekstrapulmonal

Biopsi jarum pada jaringan paruPositif untuk gralunoma TB, adanya giant cell menunjukan nekrosis

Darah :-LED

-Limfosit

-Elektrolit

-Analisa Gas Darah

-Tes Faal ParuIndikator stabilitas biologik penderita, respon terhadap pengobatan dan predeksi tingkat penyembuhan. Sering meningkat pada proses aktifMenggambarkan status imunitas penderita (normal atau supresi)Hiponatremia dapat terjadi akibat retansi cairan pada TB paru kronik luasHasil bervariasi tergantung lokasi dan beratnya kerusakan paruPenurunan kapasitas vital, peningkatan ruang mati, peningkatan rasio udara residu dan kapasitas paru total, penurunan saturasi oksigen sebagai akibat dari infiltrasi parenkim/fibrosis, kehilangan jaringan paru dan penyakit pleural

k. Diagnosa Keperawatan1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan sekret kental, kelemahan upaya batuk buruk.2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan sekresi mukopurulen dan kekurangan upaya batuk3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan permukaan efek paru. Kerusakan membran di alveolar, kapiler, sekret kevtal dan tebal4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia5. Gangguan pada istirahat tidur berhubungan dengan sesak nafas dan batuk6. Intoleransi akvifitas berhubungan dengan keletihan dan inadekuat oksigenasi untuk aktivitas.7. Kurang pengetahuan mengenai kondisi aturan tindakan dan pencegahan berhubungan dengan jalan interpretasi inibrasi, keterbatasan kognitif8. Resiko tinggi infeksi terhadap penyebaran berhubungan dengan pertahanan primer adekuat, kerusakan jaringan penekanan proses inflamasi, mal nutrisi.

B. Penatalaksanaan Batuk Efektif1. PengertianBatuk efektif merupakan suatu metode batuk dengan benar, dimana pasien dapat menghemat energi sehingga tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara maksimal. Tehnik batuk efektif merupakan tindakan yang dilakukan untuk membersihkan sekresi dari saluran nafas. Tujuan dari batuk efektif adalah untuk meningkatkan ekspansi paru, mobilisasi sekresi dan mencegah efek samping dari retensi skresi seperti pneumonia, atelektasis dan demam. Batuk efektif memberikan kontribusi yang positif terhadap pengeluaran volume sputum. Dengan batuk efektif pasien menjadi tahu tentang bagaimana cara mengeluarkan sputum. Orang sehat tidak mengeluarkan sputum kalau kadang-kadang ada, jumlahnya sangat kecil sehingga tidak dapat diukur. Banyaknya yang dikeluarkan bukan saja ditentukan oleh penyakit yang tengah diderita, tetapi juga oleh stadium penyakit itu. Caranya adalah sebelum dilakukan batuk, klien dianjurkan untuk minum air hangat dengan rasionalisasi untuk mengencerkan dahak. Setelah itu dianjurkan untuk inspirasi dalam. Hal ini dilakukan selama dua kali. Kemudian setelah insipirasi yang ketiga, anjurkan pasien untuk membatukkan dengan kuat.2. Tujuan Batuk efektif dan nafas dalam merupakan teknik batuk efektif yang menekankan inspirasi maksimal yang dimulai dari ekspirasi, yang bertujuan ( Jenkins, 1996 ):a. Merangsang terbukanya system kolateralb. Meningkatkan distribusi ventilasic. Meningkatkan volume parud. Memfasilitasi pembersihan saluran napas 3. Indikasi a. Profilaksis untuk mencegah penumpukan sekret yaitu pada : Pasien yang memakai ventilasi Pasien yang melakukan tirah baring yang lama Pasien yang produksi sputum meningkat seperti pada fibrosis kistik atau bronkiektasis Pasien dengan batuk yang tidak efektif .b. Mobilisasi sekret yang tertahan : Pasien dengan atelektasis yang disebabkan oleh sekret Pasien dengan abses paru Pasien dengan pneumonia Pasien pre dan post operatif Pasien neurologi dengan kelemahan umum dan gangguan menelan atau batuk4. Kontra Indikasi a. Tension pneumotoraks b. Hemoptisis c. Gangguan sistem kardiovaskuler seperti hipotensi, hipertensi, infark miokard akutrd infark dan aritmia. d. Edema paru e. Efusi pleura yang luas5. Manfaata. Mengeluarkan sekret yang menyumbat jalan nafasb. Untuk memperingan keluhan pada saat sesak nafas

6. Cara Batuk Efektifa. Tarik nafas dalam 4-5 kalib. Pada tarikan selanjutnya nafas ditahan selama 1-2 detikc. Angkat bahu dan dada dilonggarkan serta batukkan dengan kuatd. Lakukan 4 kali setiap batuk efektif, frekuensi disesuaikan dengan kebutuhane. Perhatikan kondisi penderita7. Akibat Batuk Tidak Efektif 1. Kolaps saluran nafas2. Ruptur dinding alveoli3. Pneumothoraks8. Teknik Batuk Efektifa. Huff Coughing adalah teknik mengontrol batuk yang dapat digunakan pada pasien menderita penyakit paru-paru seperti COPD/PPOK, emphysema atau cystic fibrosis. b. Huff Coughing : Untuk menyiapkan paru-paru dan saluran nafas dari Tehnik Batuk huff: 1. Keluarkan semua udara dari dalam paru-paru dan saluran nafas. Mulai dengan bernafas pelan. Ambil nafas secara perlahan, akhiri dengan mengeluarkan nafas secar perlahan selama 3 4 detik. 2. Tarik nafas secara diafragma, Lakukan secara pelan dan nyaman, jangan sampai overventilasi paru-paru. 3. Setelah menarik nafas secra perlahan, tahan nafas selama 3 detik, Ini untuk mengontrol nafas dan mempersiapkan melakukan batuk huff secara efektif. 4. Angkat dagu agak keatas, dan gunakan otot perut untuk melakukan pengeluaran nafas cepat sebanyak 3 kali dengan saluran nafas dan mulut terbuka, keluarkan dengan bunyi Ha,ha,ha atau huff, huff, huff. Tindakan ini membantu epligotis terbuka dan mempermudah pengeluaran mucus. 5. Kontrol nafas, kemudian ambil napas pelan 2 kali. 6. Ulangi tehnik batuk diatas sampai mucus sampai ke belakang tenggorokkan. 7. Setelah itu batukkan dan keluarkan mucus/dahakc. Postsurgical Deep CoughingStep 1 : 1. Duduk di sudut tempat tidur atau kursi, juga dpat berbaring terlentang dengan lutut agak ditekukkan. 2. Pegang/tahan bantal atau gulungan handuk terhadap luka operasi dengan kedua tangan. 3. Bernafaslah dengan normal. Step 2 1. Bernafaslah dengan pelan dan dalam melalui hidung. 2. Kemudian keluarkan nafas dengan penuh melalui mulut, Ulangi untuk yang kedua kalinya. 3. Untuk ketiga kalinya, Ambil nafas secara pelan dan dalam melalui hidung, Penuhi paru-paru sampai terasa sepenuh mungkin. Step 3 1. Batukkan 2 3 kali secara berturut-turut. Usahakan untuk mengeluarkan udara dari paru-paru semaksimalkan mungkin ketika batuk. 2. Relax dan bernafas seperti biasa. 3. Ulangi tindakan diatas.

C. Landasan teoriTuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Penyebab penyakit ini adalah bakteri kompleks Mycobacterium tuberculosis. Mycobacteria termasuk dalam famili Mycobacteriaceae dan termasuk dalam ordo Actinomycetales. Kompleks Mycobacterium tuberculosis meliputi M. tuberculosis, M. bovis, M. africanum, M. microti, dan M. canettii. Dari beberapa kompleks tersebut, M. tuberculosis merupakan jenis yang terpenting dan paling sering dijumpai. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru (90%) dibandingkan bagian lain tubuh manusia (Masrin, 2008). Mycobacterium tuberculosa yang berbentuk batang dan mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman TBC cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat gelap dan lembab. Oleh karena itu dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dorman (tidur), tertidur lama selama beberapa tahun (Depkes, 2002). M. tuberculosis merupakan kuman berbentuk batang, berukuran panjang 5 dan lebar 3, tidak membentuk spora, dan termasuk bakteri aerob, pada pewarnaan gram maka warna tersebut tidak dapat dihilangkan dengan asam. Oleh karena itu M. tuberculosis disebut sebagai Basil Tahan Asam atau BTA. Pada dinding sel M. Tuberculosis lapisan lemak berhubungan dengan arabinogalaktan dan peptidoglikan yang ada dibawahnya, hal ini menurunkan permeabilitas dinding sel, sehingga mengurangi efektivitas dari antibiotik. Lipoarabinomannan, yaitu suatu molekul lain dalam dinding sel M. tuberculosis, yang berperan dalam interaksi antara inang dan patogen, sehingga M. tuberculosis dapat bertahan hidup di dalam makrofag (Anonim, 2009).Batuk efektif merupakan suatu metode batuk dengan benar, dimana pasien dapat menghemat energi sehingga tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara maksimal. Tehnik batuk efektif merupakan tindakan yang dilakukan untuk membersihkan sekresi dari saluran nafas. Tujuan dari batuk efektif adalah untuk meningkatkan ekspansi paru, mobilisasi sekresi dan mencegah efek samping dari retensi skresi seperti pneumonia, atelektasis dan demam. Batuk efektif memberikan kontribusi yang positif terhadap pengeluaran volume sputum. Dengan batuk efektif pasien menjadi tahu tentang bagaimana cara mengeluarkan sputum. Orang sehat tidak mengeluarkan sputum kalau kadang-kadang ada, jumlahnya sangat kecil sehingga tidak dapat diukur. Banyaknya yang dikeluarkan bukan saja ditentukan oleh penyakit yang tengah diderita, tetapi juga oleh stadium penyakit itu. Caranya adalah sebelum dilakukan batuk, klien dianjurkan untuk minum air hangat dengan rasionalisasi untuk mengencerkan dahak. Setelah itu dianjurkan untuk inspirasi dalam. Hal ini dilakukan selama dua kali. Kemudian setelah insipirasi yang ketiga, anjurkan pasien untuk membatukkan dengan kuat.

D. Kerangka Konsep

RadiologisGejala Klinis

TB Paru

Gambaran Radiologislesi luas, kavitas- Jumlah Kuman :5000-10000/mlSputum BTA (SPS)Gambaran Radiologislesi minimal, kavitas (-)- Jumlah Kuman : < 5000/ml- Tidak bisa mengeluarkandahak secara optimal

TB Paru BTA (-)TB Paru BTA (+)

BRONKOSKOPI(BAL)

BTA (-)BTA (+)

Spesimen sampai ke alveolusAspirasi dengan suctionBukan kuman mycobakteriumJumlah kumantidak ada/sedikit

Gambar 2.2 Bagan Kerangka KonsepE. Hipotesis