bab ii teori dan perumusan hipotesis a. tinjauan...
TRANSCRIPT
6
BAB II
TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi produksi nelayan,
sebelumnya pernah dilakukan oleh beberapa peneliti. Sehingga banyaknya
penelitian yang sejenis dapat memacu perkembangan dalam penelitian kali ini.
Namun, penelitian tersebut memiliki perbedaan maupun kesamaan. Penelitian
tersebut dapat berupa jurnal, skripsi, maupun dalam bentuk tesis.
Heryansyah,dkk (2013) berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Produksi Nelayan Di Kabupaten Aceh Timur. Menyatakan bahwa
pokok masalah yang dikaji adalah pengaruh modal, jumlah nelayan, jarak tempuh
dan ukuran kapal terhadap produksi nelayan. Metode analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah menggunakan metode Multiple Linear Regressian
Model dengan teknik regresi kuadrat terkecil (Ordinary Least Square/OLS).. Hasil
analisis menunjukkan bahwa modal, jumlah nelayan, jarak tempuh dan ukuran
kapal berpengaruh signifikan terhadap produksi nelayan, sedangkan pendidikan
berpengaruh tidak signifikan terhadap produksi nelayan di Kabupaten Aceh Timur.
Ari Wahyu Prasetyawan (2011) berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Produksi Nelayan Tasik Agung Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang.
Menyatakan bahwa pokok masalah adalah mendeskripsikan modal, tenaga kerja,
lama melaut, iklim dan hasil produksi, dan mengetahui seberapa besar pengaruh
modal, tenaga kerja, lama melaut dan iklim terhadap hasil produksi nelayan.
7
Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan regresi.
Hasil analisis deskriptif diperoleh modal dalam kategori rendah, tenaga kerja dalam
kategori sedikit, lama melaut dalam kategori cukup panjang, iklim dalam kategori
baik dan hasil produksi dalam kategori cukup tinggi. Dan hasil Analisis regresi
menunjukkan adanya pengaruh positif antara modal, tenaga kerja, lama melaut, dan
iklim terhadap hasil produksi nelayan Tasik Agung.
Sujarno (2008) berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pendapatan Nelayan Di Kabupaten Langkat. Menyatakan bahwa pokok
permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh modal
kerja, tenaga kerja, pengalaman dan jarak tempuh melaut terhadap pendapatan
nelayan di Kabupaten Langkat. Metode analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pemberian skor, uji validitas, uji reliabilitas, dan pengujian
hipotesis. Hasil pengujian diperoleh nilai F statistik sebesar 3,1236 yang lebih besar
dari F0,05(5,94)= 2,30, jadi secara bersama-sama modal kerja, tenaga kerja,
pengalaman, dan jarak tempuh melaut mempengaruhi pendapatan nelayan di
Kabupaten Langkat dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
B. Kajian Teori
1. Pembangunan Ekonomi
Perkembangan ekonomi sangatlah menjadi impian untuk dapat meningkatkan
tingkat kesejahteraan suatu masyarakat. Pembangunan ekonomi yaitu usaha-usaha
dalam meningkatkan taraf hidup suatu bangsa selain itu tujuan dari pembangunan
ekonomi juga untuk meningkatkan produktivitas. Produktivitas merupakan
perbandingan antara input dan output yang dapat dihasilkan, dimana salah satu
8
ukurannya adalah dengan dapat mengatur dan memanfaatkan sumber daya yang
telah ada sebaik mungkin agar dapat mencapai hasil yang optimal.
Dengan adanya pembangunan ekonomi tentu akan meningkatkan besaran
output atau kekayaan suatu perekonomian maupun kelompok, dengan demikian
secara tidak langsung dapat meningkatkan pendapatan tiap kelompok. Untuk itu
perlu adanya pengaturan dan pemanfaatan sumber daya yang telah ada dengan
sistim dan peraturan yang sesuai demi mendapatkan hasil yang optimal.
2. Sumber Daya Alam
Sumber daya alam merupakan semua pemberian alam ataupun segala sesuatu
yang sudah tersedia baik yang hidup maupun tidak hidup yang ada di bawah atau
di atas bumi yang dapat bermanfaat bagi manusia dalam hubungannya dengan
keadaan social dan ekonomi tertentu.
Sumber daya alam dapat digolongkan sebagai berikut:
a. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui mencakup udara,
energy, matahari, dan air hujan.
b. Sumber daya alam yang dapat diperbarui meliputi kualitas tanah, hutan,
margasatwa. (Irawan dan Suparmoko,1979)
Ada atau tersedianya sumber daya alam belum tentu akan dapat memberikan
perubahan ekonomi dan tidak adanya sumber daya alam bukan pula menjadi
halangan untuk mencapai perubahan ekonomi. Maka perlu adanya teknik
pemanfaatan yang memadai sehingga dapat memberikan perubahan ekonomi
suatau daerah atau negara.
9
Salah satu sumber daya yang telah ada dan cukup besar memberikan
kontribusi dalam memberikan perubahan ekonomi ataupun meningkatkan
pendapatan masyarakat adalah sumber daya perikanan dimana potensi perikanan di
Indonesia sangatlah tinggi.
3. Perikanan Tangkap Indonesia
Perikanan tangkap merupakan salah satu potensi wiraswasta yang dapat
dilakukan oleh semua masyarakat Indonesia khususnya yang berdomisili di pesisir
pantai. Luasnya laut Indonesia dan panjangnya garis pantai Indonesia menjadi
alasan utama besarnya potensi perikanan tangkap di Indonesia. Menurut Apridar
(2010:2)
“Potensi lestari sumber daya ikan (SDI) laut Indonesia sekitar 6,5 juta ton
pertahun dan dari seluruh potensi sumber daya tersebut, guna menjaga
keberlanjutan stok ikan jumlah tangkapan yang diperbolehkan (JTB) sebesar 5,12
juta ton pertahun namun pemanfaatanya baru mencapai 4,4juta ton”(Setkab.go.id
2016). Melihat potensi yang dimiliki laut Indonesia maka terlihat peluang besar
dalam mengembangkan usaha perikanan Indonesia yang dapat dimanfaatkan untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian kemungkinan masyarakat
Indonesia dapat sejahtera oleh hasil dari perikanan laut khususnya sumber daya
ikan.
4. Pengertian dan Klasifikasi Nelayan
a. Pengertian Nelayan
Nelayan adalah orang yang hidup dari mata pencaharian hasil laut. Di
Indonesia para nelayan biasanya bermukiman di daerah pinggir pantai atau
10
pesisir laut (Saastrawidjaya,2002). Sehingga nelayan dapat dikatakan sebagai
orang yang secara aktif melakukan kegiatan penangkapan ikan atau biota laut
lainnya demi mencukupi kebutuhan hidupnya. Kegiatan yang dilakukan tidak
hanya ketika menangkap ikan dilaut saja melainkan dapat juga membuat
jaring, alat atau perlengkapan menangkap ikan dan lain sebagainya yang
berkaitan untuk mendapatkan ikan dilaut dan ahli mesin, masak serta ahli
dalam bidang lain untuk bekerja diatas kapal juga dapat dikatakan sebagai
nelayan.
b. Klasifikasi Nelayan
Terdapat berbagai macam klasifikasi nelayan diantaranya adalah
menurut undang-undang perikanan yaitu:
1). Nelayan
Nelayan adalah orang yang mata pencahariaanya melakukan
penangkapan ikan (sumber: Pasal 1 Angka 10. Undang-Undang Nomor
45 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31
Tahun 2004 Tentang Perikanan).
2). Nelayan kecil
Nelayan kecil adalah orang mata pencahariannya melakukan
penangkapan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang
mengunakan kapal perikanan berukuran paling besar 5 Gross Ton (GT).
(sumber: Pasal 1 Angka 10. Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009
Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004
Tentang Perikanan).
11
Klasifikasi nelayan berdasarkan kapal atau perahu diantaranya:
a). <5GT
b). <10 GT
c). 11-20GT
d). 21-30GT
e). 30GT (Rukun Nelayan Brondong Blimbing 2017)
Nelayan bukanlah entitas tunggal, mereka terdiri dari berbagai
kelompok. Dilihat dari segi pemilikan alat tangkap, nelayan dapat dibedakan
menjadi tiga kelompok, yaitu (Mulyadi, 2005: 7) :
(1). Nelayan buruh adalah nelayan yang bekerja dengan alat tangkap milik
orang lain.
(2). Nelayan juragan adalah nelayan yang memiliki alat tangkap yang
dioperasikan oleh orang lain.
(3). Nelayan perorangan adalah nelayan yang memiliki peralatan tangkap
sendiri, dan dalam pengoperasiannya tidak melibatkan orang lain.
Menurut (Tarigan 2000 dalam Arifin, 2010), berdasarkan pendapatnya,
nelayan dapat dibagi menjadi:
(a). Nelayan tetap atau nelayan penuh, yakni nelayan yang pendapatan
seluruhnya berasal dari perikanan.
(b). Nelayan sambil utama, yakni nelayan yang sebagian besar
pendapatannya berasal dari perikanan.
(c). Nelayan sambilan tambahan, yakni nelayan yang sebagian kecil
pendapatannya berasal dari perikanan.
12
(d). Nelayan musiman, yakni orang yang dalam musim-musim tertentu saja
aktif sebagai nelayan.
5. Teori Produksi
Produksi adalah suatu proses mengubah input menjadi output sehingga
nilai barang tersebut bertambah. Input dapat berupa terdiri dari barang atau jasa yang
digunakan dalam proses produksi, dan output adalah barang atau jasa yang di
hasilkan dari suatu proses produksi.(sri adiningsih, 1999 : 3-4).
Produksi juga dapat diartikan sebagai proses pemanfaatan atau
pendayagunaan segala sumber yang telah tersedia dengan melibatkan faktor-faktor
produksi (input) yang diharapkan dapat mewujudkan hasil produk (output) yang
terjamin kualitasnya, dan terkelola dengan baik demi memenuhi kebutuhan
manusia. Jumlah output yang dihasilkan bergantung pada jumlah input atau modal
kerja yang digunakan.
Produksi dapat ditingkatkan dengan cara (Soekartawi, 1990):
a. Menambah jumlah salah satu input yang digunakan.
b. Menambah jumlah beberapa input (lebih dari satu) dari input yang digunakan.
Menurut Ahmad (2004:116), pengertian produksi mengalami perkembangan
yang dapat diuraikan sebagai berikut : a) Menurut aliran Fisiokrat, produksi adalah
kegiatan untuk menghasilkan barang baru (product nett). b) Menurut aliran Klasik,
produksi adalah kegiatan menghasilkan barang. Barang yang dihasilkan tidak harus
barang baru, tetapi bisa juga barang yang hanya diubah bentuknya. c) Pengertian
produksi terus berkembang. Pada akhirnya para ekonom memberikan pengertian
13
produksi sebagai kegiatan menghasilkan barang maupun jasa, atau kegiatan
menambah manfaat suatu barang
6. Fungsi Produksi
Menurut Joesron dan Suhartati (2003) produksi merupakan hasil akhir dari
proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input.
Dengan pengertian ini dapat dipahami bahwa kegiatan produksi adalah
mengkombinasi antara input sehingga dapat menghasilkan output.
Sedangkan Fungsi produksi Cobb-Douglas memberi pengertian bahwa fungsi
produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih
variabel dimana variabel yang satu disebut dengan variabel dependen, yang terdiri
dari satu variabel titik bebas (Y) dan yang lain disebut variabel independen yang
menjelaskan, variabel bebas (X). (Soekartawi, 1990). Secara sistematik fungsi
persamaan Cobb- Douglas dapat dituliskan sebagai berikut:
𝑌 = 𝑎𝑋1𝑏1 𝑋2
𝑏2 … … 𝑋𝑛𝑏𝑛𝑒𝑢 …
𝐿𝑛𝑌 = 𝐿𝑛𝑎 + 𝑏1𝐿𝑛𝑋1 + 𝑏2𝐿𝑛𝑋2 + ⋯ … . + 𝑏𝑛𝐿𝑛𝑋𝑛 + e…
Dimana:
Y = variabel yang dijelaskan
X = variabel yang menjelaskan
a,b = besaran yang akan diduga
u = kesalahan (disturbance term)
e = logaritma natural
14
Pada persamaan diatas terlihat bahwa nilai b1,b2,b3,...bn adalah tetap
walaupun variabel yang terlibat telah dilogaritma. Hal ini karena b1,b2,b3,...bn
pada fungsi Cobb-Douglas menunjukkan elastisitas X terhadap Y, dan jumlah
elastisitas adalah merupakan return to scale. Penggunaan fungsi produksi Cobb-
Douglas dalam penyelesaiannya selalu dilogaritma dan di ubah bentuk menjadi
fungsi produksi linier. (Soekartawi, 1990).
Menurut Mankiw (2005) faktor produksi adalah input yang digunakan untuk
menghasilkan barang dan jasa. Dua faktor produksi yang paling penting adalah
modal dan tenaga kerja.
Menurut Sukirno (2010) fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan di
antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang dihasilkan. Fungsi produksi
selalu dinyatakan dalam bentuk rumus sebagai berikut:
Q = f (K, L, R, T)
Dimana :
Q : Jumlah produksi yang dihasilkan oleh berbagai jenis faktor-faktor produksi.
K : Jumlah stok modal
L : Jumlah tenaga kerja
R : Kekayaan Alam
T : Tingkat Teknologi
15
Pada dasarnya berarti bahwa tingkat produksi suatu barang tergantung
kepada jumlah modal, tenaga kerja, kekayaan alam, dan tingkat teknologi yang
digunakan. Untuk satu tingkat produksi tertentu, dapat pula digunakan gabungan
faktor produksi yang berbeda.
Menurut (Rahardja,2001), Produksi dapat dibedakan menjadi tiga yaitu
Produksi Total (total product). Produksi Marginal (Marginal Product) dan Produksi
Rata-rata (Average Product). Produk total (Total product) adalah banyaknya
produksi yang dihasilkan dari penggunaan total faktor-faktor produksi. Produksi
marginal (Marginal product) adalah tambahan produksi karena penambahan
penggunaan faktor produksi dan rata-rata (Average Product) adalah rata-rata output
yang dihasilkan per unit faktor produksi.
a. Produk Total
Adalah jumlah total yang diproduksi selama periode waktu tertentu. Produk
total akan berubah menurut banyak sedikitnya faktor variabel yang digunakan
(Lipsey, 2001: 174). Kurva produksi atau Total Physical Production Function (TPP)
adalah kurva yang menunjukkan hubungan produksi total dengan satu input
variabel sedangkan input-input lainnya dianggap tetap. Notasi penulisan kurva
produksi adalah sebagai berikut:
TPP = f(X)
Dimana :
TPP = output total dan X = jumlah input variabel yang digunakan.
16
Jika hanya satu macam input variabel yang digunakan pada kasus produksi
ini yaitu tenaga kerja (L), maka dapat ditulis sebagai berikut :
Q = f(L)
Dimana :
Q = tingkat output
L = jumlah tenaga kerja yang digunakan.
Dari kurva produksi atau Total Physical Production Function (TPP) dari
fungsi diatas dapat digambarkan sebagai berikut :
Sumber : Lipsey, 2001: 174
Gambar 2.1. Kurva Produksi Total dari Satu Input Variabel L
b. Produksi Rata-Rata
Produksi rata-rata adalah total produksi dibagi dengan jumlah faktor produksi
yang digunakan untuk menghasilkan produksi tersebut. Jadi, produksi rata-rata
adalah perbandingan output faktor produksi (output-input ratio) untuk setiap tingkat
output dan faktor produksi yang bersangkutan (Sudarman, 1997: 126).
17
AP = Q/L
Sumber : Sudarman, 1997: 126
Gambar 2.2. Kurva Produksi Rata-Rata
c. Produktivitas Marginal
Produktivitas marginal atau Marginal Physical Product (MPP) adalah
tambahan kuantitas output yang dihasilkan dengan menambah satu unit input itu,
dengan menganggap konstan seluruh input lainnya (Nicholson, 2002: 161).
𝑀𝑃𝑃𝐿 =𝑃𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
𝑃𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐼𝑛𝑝𝑢𝑡=
∆𝐹(𝑄)
∆𝐿=
∆𝑄
∆𝐿
𝑀𝑃𝑃𝐿
Sumber : Nicholson, 2002: 161
Gambar 2.3. Kurva Produksi Marginal
Q
0
𝐴𝑃𝑃𝐿
L
L
0
Q
18
Produktivitas fisik marginal yang semakin menurun (Diminishing Marginal
Physical Productivity), produktifitas fisik marjinal suatu input tergantung pada
beberapa banyak input ini digunakan. Misalnya tenaga kerja (sementara itu jumlah
peralatan, pakan, dan lain-lain dipertahankan tetap). Pada akhirnya menunjukkan
suatu kerusakan pada produktifitasnya, sehingga akibatnya output yang di dapat
justru akan turun. Gambaran di atas menunjukkan berlakunya Law of Diminishing
Marginal Productivity yaitu apabila salah satu input ditambah penggunaannya
sedang input-input lainnya tetap maka tambahan yang dihasilkan dari setiap
tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit yang ditambahkan
mula-mula meningkat, tetapi kemudian akan menurun apabila input tersebut terus
di tambah.
7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Nelayan
Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi produksi nelayan,namun
dalam penelitian ini akan diambil 3(tiga) faktor yang mempengaruhi peningkatan
produksi nelayan dan akan diuraikan sebagai berikut:
a. Modal
Menurut Irawan dan Suparmoko (1979: 96) modal adalah semua bentuk
kekayaan yang dapat digunakan, langsung maupun tidak langsung, dalam produksi
untuk menambah output. Lebih khusus dapat dikatakan bahwa kapital terdiri dari
barang-barang yang dibuat untuk proses produksi pada saat yang akan datang.
Modal sebagai alat pendorong perkembangan ekonomi meliputi investasi dalam
pengetahuan teknik, perbaikan-perbaikan dalam pendidikan, kesehatan dan
keahlian.
19
Modal dalam kegiatan produksi nelayan dibedakan menjadi 2 yaitu modal
tetap dan modal bergerak. Dimana modal tetap yaitu modal atau biaya yang
dikeluarkan untuk proses produksi yang tidak dapat habis dalam sekali proses
produksi seperti kapal atau perahu, mesin, alat tangkap dan lain sebagainya
sedangkan modal bergerak yaitu biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi
yang dapat habis dalam satu kali produksi seperti bahan bakar solar, es batu, rokok,
bahan makanan, dan lain sebagainya.
Modal yang digunakan pada produksi nelayan di Pelabuhan Perikanan
Nusantara Brondong Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan terdiri atas biaya
perawatan dan biaya pengeluaran produksi. Semakin besar modal yang digunakan,
maka akan semakin besar pula hasil produksi nelayan yang didapat. Indikator dari
modal itu sendiri diantaranya:
1). Biaya perawatan
Biaya perawatan adalah biaya yang dipakai nelayan untuk merawat
perlengkapan yang digunakan untuk melaut. Seperti perahu, alat tangkap, box
ikan, alat tangkap, dan mesin perahu.
2). Biaya produksi
Biaya produksi adalah biaya-biaya yang digunakan nelayan untuk
pengeluaran-pengeluaran biaya secara langsung dalam proses produksi.
Seperti: bahan bakar, es, garam, dan bahan makanan.
Faktor biaya perawatan dan biaya produksi masuk kedalam penelitian ini
karena produksi nelayan sendiri dipengaruhi oleh biaya perawatan dan biaya
produksi. Sama halnya dalam teori produksi dimana jumlah output akan bergantung
20
pada jumlah modal kerja yang digunakan. Dengan kata lain adanya modal kerja
nelayan baru dapat pergi melaut untuk menangkap ikan dan mendapatkan hasil
produksi. Makin besar modal kerja maka makin besar pula hasil tangkapan ikan
yang diperoleh (produksi). Dengan mennggunakan satuan rupiah.
b. Tenaga Kerja
Tenaga kerja menurut Basir Barthos (2001: 265) adalah tiap orang yang
mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna
menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sedangkan
menurut UU No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, pengertian tenaga kerja
adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang
dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Tenaga kerja merupakan faktor penting yang perlu diperhitungkan dalam
proses produksi namun tidak hanya itu jumlah tenaga kerja harus disesuaikan
dengan kebutuhannya dan kualitas tenaga kerja juga perlu diperhitungkan untuk
mendapatkan hasil produksi yang optimal.
Dalam kegiatan nelayan perlu adanya tenaga kerja, semakin banyak jumlah
tenaga kerja maka peluang mendapatkan hasil produksi ikan yang banyak akan
semakin tinggi pula dikarenakan akan mempermudah pengoperasian alat tangkap
dalam penangkapan ikan, namun jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam
kegiatan melaut juga harus disesuaikan dengan kapasitas kapal atau perahu yang
akan digunakan.
Oleh karena itu, tenaga kerja dalam penelitian ini adalah jumlah tenaga kerja
atau yang disebut juga sebagai anak buah kapal (ABK) yang akan digunakan dalam
21
satu kapal atau perahu untuk proses mencari ikan dan memperoleh hasil produksi
nelayan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong Kecamatan Brondong
Kabupaten Lamongan. Dengan menggunakan satuan orang.
c. Lama Melaut
Setidaknya ada tiga pola penangkapan ikan yang lazim dilakukan oleh ne-
layan. Pertama adalah pola penangkapan lebih dari satu hari. Penangkapan ikan
seperti ini merupakan penangkapan ikan lepas pantai. Jauh dekatnya daerah tangka-
pan dan besar kecilnya perahu yang digunakan menentukan lamanya melaut. Kedua
adalah pola penangkapan ikan satu hari. Biasanya nelayan berangkat melaut sekitar
pukul 14.00 mendarat kembali sekitar jam 09.00 hari berikutnya. Penangkapan ikan
seperti ini biasanya dikelompokkan juga sebagai penangkapan ikan lepas pantai.
Ketiga pola penangkapan ikan tengah hari. Penangkapan ikan seperti ini merupakan
penangkapan ikan dekat pantai. Umumnya mereka berangkat sekitar jam 03.00 dini
hari atau setelah subuh, dan kembali mendarat pagi harinya sekitar jam 09.00
(Masyhuri, 1999)
Lama melaut dimaksutkan sebagai lamanya waktu yang diperlukan nelayan
untuk melakukan penangkapan ikan, mulai dari berangkat sampai ke tempat tujuan
atau sasaran hingga kembali ke dermaga. Semakin lama waktu yang digunakan
nelayan maka waktu untuk mencari tempat sasaran yang tepat, dan jarak yang
semakin jauh memberikan kesempatan untuk mendapatkan hasil tangkapan ikan
yang lebih banyak.
Lama melaut disini mengidentifikasikan bahwa semakin banyak waktu yang
digunakan untuk melaut nelayan tidak selalu mendapatkan hasil tangkapan yang
22
yang banyak. Hal ini menandakan bahwa ketersediaan ikan laut semakin menipis
(karena laut sudah dalam kondisi over fishing), sehingga memungkinkan apabila
hasil tangkapan yang diperoleh sedikit meskipun lama waktu yang digunakan untuk
melaut banyak (Fita Ikha dan Waridin, 2006).
Nelayan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong biasanya waktu yang
digunakan untuk melaut berkisar antara 8-15 hari tergantung pada perbekalan
makanan yang dibawa dan keadaan laut. Alat tangkap yang digunakan beragam
namun yang menjadi dominan adalah pancing dan payang.
Berdasarkan uraian di atas lama melaut pada nelayan di Pelabuhan Perikanan
Nusantara Brondong Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan dalam proses
produksi pada penelitian ini adalah lama waktu yang digunakan nelayan untuk
mencari ikan dilaut dan kembali lagi ke daratan dan di ukur dengan menggunakan
satuan hari.
d. Hasil Produksi
Hasil produksi merupakan hasil akhir atau jumlah keluaran (output) yang
dapat diperoleh dari proses produksi. Hasil produksi ditujukan untuk dapat
meningkatkan pendapatan yang nantinya dapat memenuhi kebutuhan manusia itu
sendiri, sehingga perlu diimbangi dengan peningkatan dalam pengetahuan teknik
maupun alokasi dana input agar mencapai output yang maksimal.
Setiap usaha pasti menginginkan hasil output mengalami peningkatan,
begitupula dengan nelayan yang selalu mengharapkan hasil tangkapan ikan selalu
meningkat tiap hari sehingga diharapkan pula pendapatan nelayan akan meningkat.
Menurut Suhartati dalam buku Teori Ekonomi Mikro (2003:139) menyatakan
23
bahwa produsen dianggap akan selalu memilih tingkat output (Q) yang dapat
memperoleh keuntungan total maksimum yaitu kondisi yang memaksimalkan
perbedaan antara total pendapatan dan total biaya. Teori tersebut dapat
diaplikasikan dalam kehidupan nelayan dimana jika dapat memilih, nelayan tentu
akan memilih tingkat output yang maksimum dan terus bertambah setiap harinya.
Seperti halnya teori tentang total revenue (TR) yang dikemukakan oleh Roger
(2000:163) yang menyatakan bahwa berbagai harga persatuan ( Unit ) kali jumlah
permintaan. Inilah besarnya pendapatan yang diterima oleh penjual suatu produk
yang berharga, P untuk sejumlah Q satuan yang terjual. Pendapatan marginal
(marginal revenue, MR) didefinisikan sebagai besarnya perubahan pendapatan
total berkaitan dengan perubahan satu-satuan jumlah penjualan. Berdasarkan teori
Roger tersebut dapat di artikan bahwa semakin banyak jumlah ikan yang ditangkap
oleh nelayan maka semakin besar potensi pendapatan yang diperoleh nelayan. Ikan
diartikan sebagai unit output yang mampu menghasilkan pendapatan yang diterima
nelayan sehingga semakin banyak tangkapan ikan maka semakin banyak pula
potensi pendapatan yang diperoleh nelayan.
Berdasarkan kajian di atas hasil produksi pada nelayan di PPN Brondong
Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan dalam proses produksi pada penelitian
ini adalah hasil yang didapat nelayan dalam mencari ikan dilaut dan di ukur dengan
menggunakan satuan kg.
8. Kerangka Berfikir
Dalam kerangka berfikir akan digambarkan dan dijelaskan secara teoritis
antara variable terikat yang dipengaruhi oleh variable bebas. Variable terikat adalah
24
produksi nelayan yang akan dipengaruhi oleh variable bebas yaitu modal, tenaga
kerja, dan lama melaut.
Produksi nelayan dapat dipengaruhi dari adanya faktor modal, tenaga kerja
dan lama melaut. Faktor modal akan mempengaruhi tingkat jumlah tangkapan ikan
dengan kata lain semakin besar modal yang dipertaruhkan maka akan semakin
meningkat pula output yang dihasilkan. Modal dalam hal ini adalah modal yang
digunakan nelayan untuk sekali melaut seperti, bahan bakar solar, es batu, garam,
rokok, makanan dan lain sebagainya. Tenaga kerja adalah banyaknya jumlah anak
buah kapal/orang yang pergi melaut dalam satu kapal atau perahu, semakin banyak
jumlah anak buah kapal yang ikut melaut dapat mempengaruhi produksi nelayan
serta pendapatan. Lama melaut adalah berapa hari waktu yang ditempuh dalam
sekali melaut, semakin jauh jarak yang ditempuh dan lama waktu yang digunakan
maka akan memiliki kemungkinan besar mendapatkan ikan yang lebih banyak.
Dengan demikian dalam penelitian dapat disusun kerangka pemikiran
hubungan antara modal, tenaga kerja, dan lamanya waktu melaut terhadap produksi
nelayan yang dapat digambarkan sebagai berikut:
25
Gambar 2.4
Kerangka Pemikiran
C. Perumusan Hipotesis
Dari penjelasan yang telah dipaparkan diatas, berdasarkan permasalahan yang
diambil, serta beberapa faktor yang telah ditentukan untuk dijadikan bahan
penelitian, maka akan diajukan hipotesa sementara sebagai berikut :
H1 : Diduga bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara modal,
tenaga kerja dan lama melaut terhadap hasil produksi nelayan di
Tenaga Kerja (X2)
Jumlah tenaga kerja
Satuan Orang
Lama Melaut (X3)
Lamanya melaut
Satuan hari
Hasil produksi nelayan (Y)
Jumlah ikan dengan satuan kg
Modal (X1)
a. Biaya Perawatan
b. Biaya Produksi
Satuan Harga