bab ii tinjauan pustaka 2 - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/42526/3/bab 2.pdf · 7. lingkungan...
TRANSCRIPT
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi
Komunikasi merupakan salah satu aktivitas yang penting dalam kehidupan
manusia. Istilah komunikasi dalam Bahasa Inggris communication berasal dari
kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama.
Sama disini maksudnya adalah sama makna. Komunikasi dapat berjalan atau
berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan.
(Effendy, 2003:9).
Menurut Carl. I. Hovland yang dikutip oleh H.A.W Widjaja dalam buku
“Ilmu Komunikasi Pengantar Studi” ilmu komunikasi adalah proses dimana
seorang individu mengoperkan perangsang untuk mengubah tingkah laku
individu-individu yang lain (Widjaja, 2000:15).
Menurut Joseph A. Devito dalam bukunya “Komunikasi Antar Manusia”
menyebutkan bahwa komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau
lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise),
terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada
kesempatan untuk melakukan umpan balik (Devito, 1997:23).
2.2 Unsur-Unsur Dasar Komunikasi
Menurut Prof. Dr. Hafied Cangara dalam bukunya “Pengantar Ilmu
Komunikasi” menyebutkan unsur-unsur komunikasi terdiri dari :
7
1. Sumber
Semua komunikasi melibatkan sumber sebagai pengirim informasi atau
sumber sebagai komunikator dalam penyampain pesan.
2. Pesan
Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang
disampaikan pengirim kepada penerima.
3. Media
Media yang dimaksud adalah alat yang digunakan untuk memindahkan
pesan dari sumber ke penerima pesan.
4. Penerima
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh
sumber atau Komunikator. Penerima pesan biasa disebut komunikan
dalam proses penerima pesan komunikasi.
5. Pengaruh
Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan,
dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima
pesan. Pengaruh ini dapat terjadi pada pengaruh secara pengetahuan, sikap
dan tingkah laku.
6. Tanggapan balik
Tanggapan balik atau umpan balik adalah salah satu bentuk dari respon
yang ditujukan pada komunikator oleh komunikan yang merupakan bagian
dari pengaruh yang dihasilkan dari proses komunikasi.
8
7. Lingkungan
Lingkungan adalah faktor-faktor tertentu yang dapat memengaruhi proses
komunikasi. Faktor tersebut dapat digolongkan atas empat macam, yakni
lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis, dan
dimensi waktu (Cangara, 2006 : 24-28).
2.3 Sifat Komunikasi
Sifat komunikasi menurut Effendy, 2003 ada beberapa macam yaitu:
a. Tatap muka (face-to-face)
b. Bermedia (Mediated)
c. Verbal (Verbal)
- Lisan (Oral)
- Tulisan/cetak(written/printed)
d. Non verbal (Non-verbal)
- Kial/ isyarat badaniah (gestural)
- Bergambar (Pictorial).
Dalam proses penyampaian pesan, seorang komunikator (pengirim) dituntut
untuk memiliki kemampuan agar mendapat umpan balik (feedback) dari
komunikan (penerima), sehingga maksud dari isi pesan tersebut dapat dimengerti
dengan baik dan berjalan efektif. Komunikasi tatap muka (face-to-face) dilakukan
antara komunikator dengan komunikan secara langsung, tanpa menggunakan
media apapun kecuali bahasa sebagai lambang atau simbol komunikasi bermedia
dilakukan oleh komunikator kepada komunikan, dengan menggunakan media
sebagai alat bantu dalam menyampaikan pesannya.
9
2.4 Proses Komunikasi
Komunikasi menurut H.A.W. Widjaja proses dimulai dari pikiran orang
yang akan menyampaikan pesan atau informasi. Apa yang dipikirkan itu
kemudian dilambangkan (simbol), baik berupa ucapan ataupun isyarat gambar.
Proses selanjutnya dengan melalui saluran berupa media perantara dalam diri
penerima, menerima pesan kemudian mencoba menafsirkan pesan dan akhirnya
memahami isi pesan. Reaksi dari si penerima pesan kepada pengirim pesan
merupakan umpan balik. Apabila terjadi perubahan diri dari penerima pesan,
berarti komunikasi itu berhasil (Widjaja, 2000: 16).
Lebih lanjut menurut Effendy (2003). Proses komunikasi pada intinya
terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder.
1. Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pesan dan
atas perasaan kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol)
sebagai media. Lambang atau simbol berupa bahasa, kial, syarat, gambar,
warna dan lain sebagainya, yang secara langsung mampu menerjemahkan,
pikiran, perasaan komunikator kepada komunikan.
2. Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai
media kedua, setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Menurut Effendy (2003), pada proses komunikasi secara sekunder, media
yang dipergunakan dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Media Massa (Mass Media) yang tertuju kepada sejumlah orang yang
relatif amat banyak.
10
2. Media Nir-Massa atau Media Non Massa yang tertuju kepada satu orang
atau sejumlah orang yang relatif sedikit.
2.5 Tujuan Komunikasi
Setiap individu dalam berkomunikasi mempunyai tujuan dari komunikasi
itu sendiri, secara umum komunikasi bertujuan untuk mengharapkan adanya
umpan balik yang diberikan oleh si penerima pesan, serta semua pesan yang
disampaikan dapat diterima oleh si penerima pesan dan adanya efek yang terjadi
setelah melakukan komunikasi tersebut.
Menurut Effendy (2003) dalam buku “ Ilmu Komunikasi Teori dan
Praktek” mengatakan ada pun beberapa tujuan berkomunikasi:
a. Perubahan sikap (attitude change)
b. Perubahan pendapat (opinion change)
c. Perubahan perilaku (behavior change)
d. Perubahan sosial (social change)
Sedangkan menurut Devito (1997) dalam bukunya komunikasi antar
manusia menyebutkan bahwa tujuan komunikasi adalah sebagai berikut:
1. Menemukan
Dengan berkomunikasi kita dapat memahami secara baik diri kita sendiri
dan diri orang lain yang dijadikan lawan bicara. Komunikasi juga
memungkinkan kita untuk menemukan dunia luar, dunia yang dipenuhi
obyek, peristiwa, dan manusia lain.
11
2. Untuk berhubungan
Salah satu motivasi berkomunikasi yang paling kuat adalah berhubungan
dengan orang lain
3. Untuk meyakinkan
Media massa ada sebagian besar untuk meyakinkan kita agar mengubah
sikap dan perilaku kita.
4. Untuk bermain
Kita menggunakan banyak perilaku komunikasi kita untuk bermain dan
menghibur diri. Kita mendengarkan pelawak, pembicaraan, musik, dan
film sebagian besar untuk hiburan.
Sedangkan menurut Widjaja (2000) dalam bukunya “Ilmu komunikasi
Pengantar Studi” mengatakan bahwa pada umumnya komunikasi mempunyai
beberapa tujuan, antara lain:
1. Supaya yang kita sampaikan dapat dimengerti, sebagai komunikator kita
harus menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya
dan tuntas sehingga mereka dapat mengerti dan mengikuti apa yang kita
maksudkan.
2. Memahami orang lain, kita sebagai komunikator harus mengerti benar
aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkan, jangan menginginkan
kemauannya.
3. Supaya gagasan dapat diterima orang lain. Kita harus berusaha agar
gagasan kita dapat diterima orang lain dengan pendekatan yang persuasif
bukan memaksakan kehendak.
12
4. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu. Menggerakkan
sesuatu itu dapat bermacam-macam. mungkin berupa kegiatan-kegiatan,
yang dimaksudkan disini adalah kegiatan yang lebih banyak mendorong,
namun yang penting harus diingat adalah bagaimana cara yang baik untuk
melakukannya.
2.6 Hambatan Komunikasi
Effendy dalam bukunya “Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi” (2003:45)
hambatan dalam komunikasi sebagai berikut :
1. Gangguan (Noise)
Ada dua jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang menurut
sifatnya dapat diklasifikasikan sebagai gangguan mekanik dan gangguan
semantik. Gangguan mekanik adalah gangguan yang disebabkan saluran
komunikasi atau kegaduhan yang bersifat fisik. Sebagai contoh adalah
gangguan suara ganda (interfensi) pada pesawat radio, gambar meliuk-liuk
atau berubah-ubah pada layer televisi, huruf yang tidak jelas, jalur huruf
yang hilang atau terbalik atau halaman yang sobek pada surat kabar.
Sedangkan gangguan semantik adalah jenis gangguan yang bersangkutan
dengan pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak. Gangguan
semantik ini tersaring ke dalam pesan istilah atau konsep yang terdapat
pada komunikator, maka akan lebih banyak gangguan semantik dalam
pesannya. Gangguan semantik terjadi dalam sebuah pengertian.
13
2. Kepentingan
Kepentingan akan membuat seseorang selektif dalam menanggapi atau
menghayati pesan. Orang akan hanya memperhatikan perangsang yang ada
hubungannya dengan kepentingannya. Kepentingan bukan hanya
mempengaruhi perhatian kita saja tetapi juga menentukan daya tanggap.
Perasaan, pikiran dan tingkah laku kita merupakan sikap reaktif terhadap
segala perangsang yang tidak bersesuaian atau bertentangan dengan suatu
kepentingan.
3. Motivasi Terpendam
Motivasi akan mendorong seseorang berbuat sesuatu yang sesuai benar
dengan keinginan, kebutuhan dan kekurangannya. Keinginan, kebutuhan
dan kekurangan seseorang berbeda berbeda dengan orang lain, dari waktu
ke waktu dan dari tempat ke tempat, sehingga karena motivasinya itu
berbeda intensitasnya. Semakin sesuai komunikasi dengan motivasi
seseorang semakin besar kemungkinan komunikasi itu dapat diterima
dengan baik oleh pihak yang bersangkutan. Sebaliknya, komunikan akan
mengabaikan suatu komunikasi yang tidak sesuai dengan motivasinya.
4. Prasangka
Prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan terberat bagi
suatu kegiatan komunikasi oleh karena orang yang mempunyai prasangka
belum apa-apa sudah bersikap curiga dan menentang komunikator yang
hendak melancarkan komunikasi. Dalam prasangka, emosi memaksa kita
untuk menarik kesimpulan atas dasar prasangka tanpa menggunakan
pikiran yang rasional. Prasangka bukan saja dapat terjadi terhadap suatu
14
rasa, seperti sering kita dengar, melainkan juga terhadap agama, pendirian
politik, pendek kata suatu perangsang yang dalam pengalaman pernah
memberi kesan yang tidak enak.
2.7 Pola Komunikasi
Pola komunikasi model atau bentuk dari proses komunikasi, sehingga
dengan adanya berbagai macam model komunikasi dan bagian dari proses
komunikasi akan dapat ditemukan pola yang cocok digunakan dalam
berkomunikasi. Pola komunikasi identik dengan proses komunikasi, karena pola
komunikasi merupakan bagian dari proses komunikasi. Dari proses komunikasi,
akan timbul pola, model dan bentuk yang berkaitan erat dengan proses
komunikasi. Dalam sebuah proses komunikasi, komunikasi antar individu
khususnya akan membentuk komunikasi yang saling berkesinambungan antara
individu dengan individu lainnya. Jaringan disini adalah saluran yang digunakan
untuk meneruskan pesan dari satu orang ke orang lainnya. Kemudian jaringan
komunikasi akan membentuk sebuah struktur atau pola yang dikenal dengan pola
komunikasi (Dedy Mulyana, 2005:89).
2.7.1 Struktur Pola Komunikasi
Dalam penelitian ini bahwa hubungan tokoh agama merupakan suatu
kelompok kecil dalam umat beragama, tokoh agama sebagai anggota dalam suatu
kelompok umat beragama, tokoh agama tidak diposisikan sebagai pemimpin
dalam hubungan pola komunikasi akan tetapi menjadi anggota meskipun pada
dasarnya dalam suatu kelompok umat bergama diposisikan sebagai pemimpin
agama. Terdapat lima macam struktur pola komunikasi (Devito, 1997, 344-345).
15
1. Struktur Lingkaran
Struktur semua anggota posisinya sama, tidak memiliki pemimpin. Semua
anggota memiliki wewenang atau kekuatan yang sama dalam
mempengaruhi kelompoknya. Setiap anggota dapat melakukan komunikasi
dengan dua anggota disisinya.
Gambar.1
2. Struktur Roda
Struktur roda memilki pemimpin yang jelas posisinya dipusat. Orang
tersebut merupakan satu-satunya yang dapat mengirim dan menerima
pesan dari semua anggota. Seorang anggota yang ingin berkomunikasi
dengan anggota lain, maka pesannya harus disampaikan melalui
pemimpinnya. Orang yang berada ditengah mempunyai wewenang dan
kekuasaan penuh untuk mempengaruhi anggotanya.
Gambar.2
16
3. Struktur Y
Pada struktur Y terdapat pemimpin yang jelas akan tetapi semua anggota
lain berperan sebagai pemimpin kedua. Anggota ini dapat menngirimkan
dan menerima pesan dari dua orang lainnya. Jaringan Y memasukkan dua
orang sentral yang menyampaikan informasi kepada yang lainnya. Pada
jaringan ini, sejumlah saluran terbuka dibatasi, setiap orang hanya bisa
secara resmi berkomunikasi dengan orang-orang tertentu saja.
Gambar.3
4. Struktur Rantai
Struktur rantai dari anggota yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi
dengan satu orang saja. Orang yang berada di posisi tengah lebih berperan
sebagai pemimpin dari pada mereka yang berada diposisi yang lain. Dalam
struktur ini, Sejumlah saluran terbuka dibatasi, orang hanya bisa secara
resmi berkomunikasi degan orang-orang tertentu saja.
Gambar.4
17
5. Struktur Pola Bintang
Semua anggota adalah sama dan semuanya memiliki kekuatan yang sama
untuk mempengaruhi anggota lainnya. Dalam struktur ini semua saluran,
setiap anggota siap berkomunikasi dengan setiap anggota yang lainnya.
Gambar.5
Devito juga menambahkan ada empat bentuk komunikasi dalam masyarakat
yaitu:
1. Komunikasi dengan diri sendiri
Komunikasi diri sendiri adalah komunikasi yang tidak mempunyai lawan
berbicara. Menurut Hafied Changara (2000), terjadinya proses komunikasi
ini karena adanya seseorang yang menginterpretasikan sebuah objek dan
dipikirannya. Objek tersebut bisa berwujud benda, informasi, alam,
peristiwa, pengalaman, atau fakta yang dianggap berarti bagi manusia
(Hafied Changara dalam Nurudin, 2004: 30).
2. Komunikasi antar pribadi
Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi yang dilakukan secara tatap
muka oleh dua orang atau lebih. Sebagai komunikasi tatap muka, tujuan
komunikasi antar pribadi adalah sebagai berikut:
18
a. Mengenal diri sendiri dan orang lain.
b. Mengetahui dunia luar.
c. Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi bermakna.
d. Mengubah sikap dan perilaku.
e. Bermaindan mencari hiburan, dan
f. Membantu orang lain (Widjaja dalam Nurudin, 2004: 32).
3. Komunikasi kelompok
Komunikasi kelompok adalah interaksi secara tatap muka antara tiga orang
atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi,
pemecahan masalah. Dalam komunikasi kelompok proses komunikasi
penyampaian pesan-pesan dilakukan pembicara kepada khalayak dalam
jumlah yang lebih besar pada tatap muka. Komunikasi berlangsung
kontinyu dan dapat dibedakan mana sumber dan mana penerima. Pesan
yang disampaikan terencana bukan secara langsung sesuai dengan
khalayaknya. Dalam komunikasi kelompok, kita mengenal seminar,
diskusi panel, pidato, rapat akbar, pentas seni tradisional di desa,
pengarahan dan ceramah dengan khalayak besar. Dengan kata lain
komunikasi sosial antara tempat, situasi, dan sasarannya jelas (Nurudin,
2004: 34).
4. Komunikasi massa
Komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik).
19
2.8 Toleransi
Secara etimologi berasal dari kata tolerance (dalam bahasa Inggris) yang
berarti sikap membiarkan, mengakui dan menghormati keyakinan orang lain tanpa
memerlukan persetujuan. Di dalam bahasa Arab menterjemahkan dengan
tasamuh, berarti saling mengizinkan, saling memudahkan (Said, 2003:13).
Kata “toleransi” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti bersifat
atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian
(pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dsb) yang berbeda atau
bertentangan dengan pendirian kita.
Secara terminologi W.J.S Purwadarminta menyatakan:
Toleransi adalah sikap atau sifat menenggang berupa menghargai serta
membolehkan suatu pendirian, pendapat, pandangan, kepercayaan maupun yang
lainnya yang berbeda dengan pendirian sendiri.
Toleransi lahir dari watak Islam, seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur'an
dapat dengan mudah mendukung etika perbedaan dan toleransi. Al-Qur'an tidak
hanya mengharapkan, tetapi juga menerima kenyataan perbedaan dan keragaman
dalam masyarakat. Hal ini sesuai dengan
firman Allah SWT dalam surat Al-Hujarat ayat 13 yang artinya:
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsabangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling
taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal”.
20
2.9 Unsur-Unsur Toleransi
Dalam toleransi terdapat beberapa unsur yang ditekankan, unsur-unsur
tersebut sebagai berikut:
1. Memberikan kebebasan atau kemerdekaan
Setiap manusia diberikan kebebasan untuk berbuat, bergerak maupun
berkehendak menurut dirinya sendiri dan juga di dalam memilih suatu
agama atau kepercayaan. Kebebasan itu datangnya dari Tuhan yang harus
dijaga dan dilindungi. Di setiap negara melindungi kebebasan setiap
manusia baik dalam undang-undang maupun dalam peraturan yang ada.
Begitu pula di dalam memilih satu agama atau kepercayaan yang diyakini,
manusia berhak dan bebas dalam memilihnya tanpa ada paksaan dari
siapapun (Abdullah, 2011:202)
2. Mengakui hak setiap orang
Merupakan suatu sikap yang mengakui hak setiap orang di dalam
menentukan sikap perilaku dan nasibnya masing-masing. Sikap atau
perilaku yang dijalankan tidak melanggar hak orang lain.
3. Menghormati keyakinan orang lain
Landasan keyakinan berdasarkan kepercayaan, bahwa tidak benar jika
orang atau golongan yang memaksakan kehendaknya sendiri kepada orang
atau golongan lain.
4. Saling mengerti
Jika tidak ada saling pengertian tidak akan terjadi saling menghormati
antara sesama manusia. Saling anti dan saling membenci, saling berebut
21
pengaruh adalah salah satu akibat dari tidak adanya saling mengerti dan
saling menghargai antara satu dengan yang lain (Hasyim, 1979:23).
2.10 Kerangka Pikir
Dengan latar belakang agama yang berbeda terbentuk pola komunikasi
tokoh agama dalam memelihara toleransi umat beragama yang terbentuk dari
adanya proses komunikasi antar tokoh agama maupun proses komunikasi tokoh
agama dengan umat beragama.
Adapun bagan alur dari kerangka pikir pada penelitian ini adalah
2.11 Fokus Penelitian
Fokus penelitian untuk membatasi studi kualitatif, sekaligus membatasi
penelitian guna memilih data yang relevan dan yang baik (Moleong, 2006:237),
pada penelitian ini memfokuskan pada proses komunikasi antar tokoh agama
Proses komunikasi antar
tokoh agama
Proses komunikasi tokoh
agama dengan umat
beragama
Pola Komunikasi Tokoh Agama
dalam Memelihara Toleransi
Antar Umat Beragama
Latar belakang agama
Pola Komunikasi
tokoh agama
22
maupun tokoh agama dengan umat beragama dalam membentuk pola komunikasi
tokoh agama dalam memelihara toleransi antar umat beragama.