bab ii tinjauan pustaka 2.1 hipnoterapi...

40
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIPNOTERAPI 2.1.1 Definisi Hipnosis Pengertian hipnosis adalah suatu kondisi yang menyerupai tidur yang dapat secara sengaja dilakukan kepada orang, dimana mereka akan memberikan respons pada pertayaan yang diajukan dan sangat terbuka dan reseptif terhadap sugesti yang di berikan oleh hipnoterapist. Teknik atau praktik dalam mempengaruhi orang lain untuk masuk ke dalam kondisi hipnosis. Hipnosis sendiri juga diartikan sebagai suatu kondisi di mana perhatian menjadi sangat terpusat sehingga tingkat sugestibilitas meningkat sangat tinggi, seni komunikasi untuk mempengaruhi seseorang sehingga mengubah tingkat kesadaranya, yang dicapai dengan cara menurunkan gelombang otak. Hipnosis juga disebut sebagai seni eksplorasi alam bawah sadar, kesadaran yang meningkat, suatu kondisi pikiran yang dihasilkan oleh sugesti (Gunawan, 2012). 2.1.2 Jenis-Jenis Hipnosis Jenis-jenis hipnosis dibagi menjadi 5 yaitu : a. Stage Hypnosis Stage hypnosis adalah hipnosis yang digunakan untuk pertunjukan hiburan, dalam stage hypnosis, hipnotis memilih subjek dari antara penonton, yang setelah melewati serangkaian uji sugestibilitas, membuat subjek tersebut masuk ke dalam kondisi trance. Kemudian hipnotis memberikan “program” yang akan dijalankan setelah subjek bangun atau sadar dari kondisi trance. Program yang dimasukan biasanya “aneh-aneh” dan tidak masuk akal, misalnya seorang pria mengaku hamil, handphone jadi

Upload: dangdieu

Post on 26-May-2019

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIPNOTERAPI 2.1eprints.umm.ac.id/42214/3/jiptummpp-gdl-rivalyahya-51446-3-babii.pdf · menyimpan materi yang berasal dari kreativitas yang ditekan atau

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 HIPNOTERAPI

2.1.1 Definisi Hipnosis

Pengertian hipnosis adalah suatu kondisi yang menyerupai tidur yang dapat

secara sengaja dilakukan kepada orang, dimana mereka akan memberikan respons

pada pertayaan yang diajukan dan sangat terbuka dan reseptif terhadap sugesti yang

di berikan oleh hipnoterapist. Teknik atau praktik dalam mempengaruhi orang lain

untuk masuk ke dalam kondisi hipnosis. Hipnosis sendiri juga diartikan sebagai suatu

kondisi di mana perhatian menjadi sangat terpusat sehingga tingkat sugestibilitas

meningkat sangat tinggi, seni komunikasi untuk mempengaruhi seseorang sehingga

mengubah tingkat kesadaranya, yang dicapai dengan cara menurunkan gelombang

otak. Hipnosis juga disebut sebagai seni eksplorasi alam bawah sadar, kesadaran yang

meningkat, suatu kondisi pikiran yang dihasilkan oleh sugesti (Gunawan, 2012).

2.1.2 Jenis-Jenis Hipnosis

Jenis-jenis hipnosis dibagi menjadi 5 yaitu :

a. Stage Hypnosis

Stage hypnosis adalah hipnosis yang digunakan untuk pertunjukan hiburan,

dalam stage hypnosis, hipnotis memilih subjek dari antara penonton, yang

setelah melewati serangkaian uji sugestibilitas, membuat subjek tersebut

masuk ke dalam kondisi trance. Kemudian hipnotis memberikan

“program” yang akan dijalankan setelah subjek bangun atau sadar dari

kondisi trance. Program yang dimasukan biasanya “aneh-aneh” dan tidak

masuk akal, misalnya seorang pria mengaku hamil, handphone jadi

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIPNOTERAPI 2.1eprints.umm.ac.id/42214/3/jiptummpp-gdl-rivalyahya-51446-3-babii.pdf · menyimpan materi yang berasal dari kreativitas yang ditekan atau

11

sepatu, menjadi penyayi terkenal, dan sebagainya (Gunawan, 2012:13).

b. Anodyne Awareness

Anodyne Awareness adalah aplikasi hipnosis untuk mengurangi rasa sakit

fisik dan kecemasan. Banyak dokter, tenaga medis, perawat, dan dokter

gigi menggunakan teknik anodyne untuk membantu pasien menjadi rileks

dengan sangat cepat dan mengurangi rasa sakit dengan mental anastesi

(Gunawan, 2012:15).

c. Forensic hypnosis

Forensic hypnosis adalah penggunaan hipnosis sebagai alat bantu dalam

melakukan investigasi atau penggalian informasi dari memori. Sering

kali, dalam suatu kejadian yang mempuyai muatan emosi negatif tinggi,

misalnya dalam kasus kejahatan, orang mengalami “lupa ingatan” akan

kejadian tersebut. Hal itu terjadi karena pikiran bawah sadar

menyembuyikan informasi traumatik sehingga tidak dapat diakses oleh

pikiran sadar, dengan tujuan agar pengalaman buruk itu tidak lagi diingat

(Gunawan, 2012:15).

d. Metaphysical Hypnosis

Metaphysical Hipnosis adalah aplikasi hipnosis dalam meneliti berbagai

fenomena metafisik. Jenis hipnosis ini bersifat eksperimental. Dengan

hipnosis, seseorang akan dapat dengan angat cepat masuk ke kondisi

rileks yang sangat dalam (somnambulims), yang diukur dengan EEG

akan menunjukan frekuensi gelombang otak yang sangat

rendah(Gunawan, 2012:16).

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIPNOTERAPI 2.1eprints.umm.ac.id/42214/3/jiptummpp-gdl-rivalyahya-51446-3-babii.pdf · menyimpan materi yang berasal dari kreativitas yang ditekan atau

12

e. Clinical Hypnosis atau Hypnotherapy

Clinical Hypnosos atau Hypnotherapy adalah aplikasi hipnosis dalam

menyembuhkan masalah mental dan fisik (psikosomatis). Aplikasi dalam

pengobatan penyakit, antara lain depresi, kecemasan, fobia, stres,

penyimpangan perilaku mual dan muntah, nyeri, melahirkan, penyakit

kulit, dan msih banyak lagi (Gunawan, 2012:14).

2.1.3 Fisiologis Hipnosis

a. Pola gelombang otak

Setiap orang punya pola gelombang yang unik dan selalu konsisten.

Keunikan itu tampak pada komposisi ke empat jenis gelombang pada

saat tertentu. Komposisi gelombang otak itu menentukan tingkat

kesadaran seseorang. Meskipun pola gelombang otak ini unik, tidak

berarti akan selalu sama sepanjang waktu. Kita dapat secara sadar,

dengan teknik tertentu, mengembangkan komposisi gelombang otak

agar bermanfaat bagi diri kita. Frekuensi impuls menentukan jenis

gelombang otak yaitu Beta, Alfa, Theta, dan Delta. Jenis atau kombinasi

dari jenis gelombang otak menentukan kondisi kesadaran pada satu

saat (Gunawan, 2012:54). Sistem Limbic salah saatu bagian otak yang

berada pada bagian atas batang otak dan di bawah korteks. Adapun

peran-peranan dari struktur sistem limbik itu sendiri antara lain banyak

terlibat dengan fungsi emosi seperti perasaan senang yang

berhubungan dengan kelangsungan hidup, pengalaman seksual,

motivasi yang ada pada diri manusia, learning, fungsi neuroendokrin dan

aktivitas autonomi dan memory yang nantinya akan mempengaruhi

mekanisme tingkah laku individu. Sehingga nantinta sistem limbik juga

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIPNOTERAPI 2.1eprints.umm.ac.id/42214/3/jiptummpp-gdl-rivalyahya-51446-3-babii.pdf · menyimpan materi yang berasal dari kreativitas yang ditekan atau

13

memiliki peran dalam fungsi-fungsi seperti flight or fight, homoestatis, self-

maintenance, napsu makan, dan seksualitas, dapat dikatakan bahwa

sistem limbic merupakan nyawa yang menentukan bagaimana individu

tersebut hidup dan berperilaku di lingkunganya (Muttaqin, 2012:16).

b. Beta

Beta adalah gelombang otak yang frekuensinya paling tinggi. Beta

dihasilkan oleh proses berfikir secara sadar. Beta terbagi menjadi tiga

bagian, yaitu beta rendah 12-15 Hz, beta 16-20 Hz, dan beta tinggi 21-

40 Hz. Gelombang beta memungkinkan seseorang memikirkan sampai

9 obyek secara bersamaan (Gunawan, 2012:55).

c. Alfa

Alfa adalah jenis gelombang yang frekuensinya sedikit lebih lambat

dibandingkan beta, yaitu 8-12 Hz. Alfa berhubungan dengan kondisi

pikiran yang rileks dan santai. Dalam kondisi alfa, pikiran dapat melihat

gambaran mental secara sangat jelas dan dapat merasakan sensasi

dengan lima indra dari apa yang terjadi atau dilihat dalam pikiran. Alfa

adalah pintu gerbang bawah sadar (Gunawan, 2012:56).

d. Theta

Theta adalah gelombang otak, pada kisaran frekuensi 4-8 Hz, yang

dihasilkan oleh pikiran bawah sadar (subconscious mind). Theta

muncul saat kita bermimpi dan saat terjadi REM (rapid eye movement).

Pikiran bawah sadar menyimpan memori jangka panjang kita dan juga

merupakan gudang inspirasi kreatif. Selain itu, pikiran bawah sadar juga

menyimpan materi yang berasal dari kreativitas yang ditekan atau tidak

diberi kesempatan untuk muncul ke permukaan dan materi psikologis

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIPNOTERAPI 2.1eprints.umm.ac.id/42214/3/jiptummpp-gdl-rivalyahya-51446-3-babii.pdf · menyimpan materi yang berasal dari kreativitas yang ditekan atau

14

yang ditekan. Meskipun kita dapat masuk ke theta dan mengakses

berbagai materi yang tersimpan di sana, bila tidak dibantu dengan

gelomabang alfa dan beta. Semua materi yang berhubungan dengan

emosi, baik itu emosi positif maupun negatif, tersimpan dalam pikiran

bawah sadar (Gunawan, 2012:57).

e. Delta

Delta adalah gelombang otak yang paling lambat, pada kisaranya

frekuensi 0,1-4 Hz, dan merupakan frekuensi dari pikiran unconscious

mind. Pada saat kita tidur lelap, otak hanya menghasilkan gelombang

delta agar kita dapat istirahat dan memulihkan kondisi fisik. Delta juga

memberikan kebijakan dengan level kesadaran psikis yang sangat dalam

(Gunawan, 2012:58)

f. Aktivasi sistem saraf parasimpatik

Dalam diri manusia, sebagaimana berlaku pada semua mamalia,

terdapat dua sistem saraf yaitu saraf pusat dan sistem saraf otonom.

Sistem saraf pusat mengatur respons motorik hingga impresi sensori

melalui otak dan saraf pada tulang belakang. Sistem saraf otonom

mengatur sistem internal, yang biasanya merupakan gerak yang di luar

kendali pikiran sadar. Yang termasuk dalam kendali sistem saraf

otonom, antara lain adalah detak jantung sitem pecernaan, dan aktivitas

kelenjar. Sistem saraf otonom terbagi menjadi dua bagian, yang cara

kerjanya saling bertolak belakang. Sistem pertama adalah sistem saraf

simpatik, yang bertanggung jawah bersifat darurat. Misalnya jantung

berdetak lebih cepat dan lebih kuat, tekanan darah meningkat, atau

pernafasan menjadi lebih cepat. Penyebab sistem sarafsimpatik aktif

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIPNOTERAPI 2.1eprints.umm.ac.id/42214/3/jiptummpp-gdl-rivalyahya-51446-3-babii.pdf · menyimpan materi yang berasal dari kreativitas yang ditekan atau

15

karena respon dari perasaan takut dan tegang diterjemahkan sebagai

suatu kondisi darurat dan tubuh manusia, secara refleks, menyimpan

diri untuk memberikan respon lawan. Sebaliknya kerja sistem saraf

parasimpatik mengakibatkan detak jantung melambat, tekanan darah

turun, dan respon insting dari kondisi istirahat dan relaksasi (Muttaqin,

2012:31). Respons parasimpatik mengakibatkan kita menajadi lebih

tenang dan nyaman, semua itu bertujuan untuk menghambat energi

tubuh. Kedua sistem saraf, simpatik dan parasimpatik, tidak bisa aktif

bersamaan. Saat proses hipnosis dilakukan, yang terjadi sebenarnya

adalah hipnosis mengaktifkan sistem saraf parasimpatik klien sehingga

klien menjadi sangat rileks dan nyaman. Hal ini sangat bermanfaat

dalam melakukan terapi karena subjek akan tetap rileks (Gunawan,

2012:91)

2.1.4 Definisi Hipnoterapi

Menurut (Setiawan, 2009:179) tentang Hipnoterapi, dikatakan bahwa

Hipnoterapi dipandang sebagai salah satu cabang ilmu psikologi yang mempelajari

manfaat sugesti untuk mengatasi masalah pikiran, perasaan, dan perilaku.

Hipnoterapi dapat juga dikatakan sebagai salah satu teknik terapi pikiran yang

menggunakan hipnotis. Hipnotis dapat diartikan sebagai ilmu memberi sugesti atau

perintah kepada pikiran bawah sadar. Orang yang ahli dalam menggunakan hipnotis

untuk terapi disebut “hipnotherapist” (hipnoterapis).

Hipnoterapi merupakan konsep penyembuhan yang menyeimbangkan sistem

harmonisasi tubuh dengan mengatur kembali pola pola negatif yang sering dilakukan,

baik secara sadar maupun tidak secara sadar olah seseorang. Dengan memasuki

pikiran bawah sadar klien, pola-pola negatif yang selama ini dilakukan oleh klien bisa

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIPNOTERAPI 2.1eprints.umm.ac.id/42214/3/jiptummpp-gdl-rivalyahya-51446-3-babii.pdf · menyimpan materi yang berasal dari kreativitas yang ditekan atau

16

dikoreksi dan diprogram kembali dengan memberikan pandangan-pandangan baru

yang bisa memberikan kenyamanan dan ketenangan secara jangka panjang bagi klien

(Hakim, 2010)

Dari beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa Hipnoterapi sebagai

aplikasi hipnosis dalam menyembuhkan gangguan mental dan meringankan

gangguan fisik. Uraian ini sesuai dengan pendapat (Anam, 2010) bahwa dalam

praktek di lapangan hipnoterapi telah terbukti secara medis bisa mengatasi berbagai

macam gangguan psikologis maupun fisik, Misalnya: menghilangkan kebiasaan buruk

merokok, menghilangkan phobia, mengurangi nyeri, memberi efek anaesthesia pada

cabut gigi dan sebagainya (Gunawan, 2012).

2.1.5 Manfaat Hipnoterapi

Hipnotherapi adalah ilmu untuk mengeksplorasi pkiran, maka segala masalah

yang berkaitan dengan pikiran dan perasaan biasa dibantu dengan hipnoterapi.

Hipnotherapi juga bisa berperan dalam bidang kecantikan, kedokteran, kebidanan,

kesehatan tubuh dan pikiran, masalah anak dan remaja, pengembangan diri, masalah

seksual, bahkan untuk sekedar hiburan dan reklesi mental. Hipnotherapi banyak

untuk mengatasi berbagai masalah seperti minder kurang percaya diri, stess terlalu

banyak pikiran, trauma selalu terbayang pengalaman buruk, berhenti merokok

selamanya dan menghilangkan nyeri haid berlebihan (Gunawan, 2012).

Hipnotrapi di gunakan untuk sebagai penyembuhan segala macam gangguan

yang berkaitan dengan pikiran dan perasaan, mulai dari menurunkan berat badan

sampai menyembuhkan gangguan mental yang berat. Hipnotrapi juga cara tercepat

dan termudah untuk mengubah pikiran, perasaan, perilaku, kebiasaan dan

kepribadian seseorang. Dari segi medis hipnotrapi bisa digunakan untuk anastesi,

cabut gigi, khitan, menjahit luka dan operasi besar atau kecil (Mustofa, 2012).

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIPNOTERAPI 2.1eprints.umm.ac.id/42214/3/jiptummpp-gdl-rivalyahya-51446-3-babii.pdf · menyimpan materi yang berasal dari kreativitas yang ditekan atau

17

Hipnotrapi adalah aplikasi hipnosis dalam menyembuhkan gangguan mental

dan meringankan gangguan fisik. Dalam praktek di lapangan hipnosis telah terbukti

secara medis bisa mengatasi berbagai macam gangguan psikologis maupun fisik,

misalnya menghilangkan kebiasaan buruk merokok, menghilangkan phobia (Triana,

2014).

Adapun maanfaat lain dari hipnoterapi menurut (Setiawan, 2009), diantaranya yaitu :

a. Forensic Hypnosis

Forensic Hypnosis digunakan dalam penyelidikan kepolisian, hipnosis dapat

digunakan untuk menggali informasi dari saksi.suatu kejadian traumatis seperti

dalam kasus kejahatan yang menakutkancenderung membuat pikiran bawah

sadar menyembuyikan ingatan yang lengkap tentang kejadian tersebut agar

tidak dapat diingat oleh pemikiran sadar. Tujuan pikiran sadar menyembuyikan

informasi itu sesungguhnya untuk kebaikan diri sendiri karena apabila kejadian

itu dapat diingat dalam kondisi sadar, rasa takut akan sering muncul tanpa

sebab. Dengan bantuan hipnosis,korban atau saksi dapat mengingat kembali

peristiwa-peristiwa dengan jelas.

b. Erotic Hypnosis atau Hypnosex Hipnosis

Erotic hypnosis ini dapat berperan dalam berbagai macam bidang, tidak terkecuali

dalam urusan seksual. Erotic hypnosis atau hypnosex merupakan aplikasi hipnosis

yang berfungsi meningkatkan kualitas hubungan seks. Karena seks dapat

menjadi hiburan biologis sekaligus psikologis yang sangat seru,berbeda, dan

luar biasa.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIPNOTERAPI 2.1eprints.umm.ac.id/42214/3/jiptummpp-gdl-rivalyahya-51446-3-babii.pdf · menyimpan materi yang berasal dari kreativitas yang ditekan atau

18

2.1.6 Cara Kerja Hipnoterapi

Manusia dikarunia Allah dua pikiran yaitu pikiran sadar atau rasional dan

pikiran bawah sadar atau irasional. Seseorang yang berpikir terus menerus tentang

suatu hal di pikiran sadar lama lama akan tersimpan dalam alam bawah sadar. Pikiran

bawah sadar adalah tempat emosi dan pikiran yang mencipta, jika seseorang

menanamkan pikiran positif dalam dirinya maka akan menuai hasil yang positif,

namun kalao negatif maka akan menuai hasil yang negetif. Serta sifat pikiran bawah

sadar adalah tidak pernah memilih milih, dan tidak pernah menolak apa yang

ditanamkan, sekali seseorang menerima maka hal itu akan diwujudkan. Pikiran sadar

manusia adalah gerbang dari pikiran bawah sadarnya. Sebelum sesuatu masuk dalam

alam bawah sadar maka terlebih dahulu melalui seleksi alam sadarnya (Afriani, 2015).

Selama proses hipnosis, tubuh seseorang akan terasa rileks, sedangkan

pikirannya sanagat terfokos dan penuh perhatian. Seperti halnya teknik relaksasi

lainya, hipnosis menurunkan tekanan darah dan detak jantung serta mengubah semua

jenis aktivitas gelombang otak. Dalam kondisi yang rileks, seseorang secara fisik akan

merasa sangat tentram meski secara mental dalam kondisi waspada. Dalam kondisi

yang sangat terkonsentrasi, orang sangat responsif terhadap segala sugesti. Jika anda

berusaha untuk berhenti merokok misalnya sugesti seoarang terapi akan

menyakinkan perokok bahwa di masa depan akan merasa sangat tidak suka dengan

rokok (Setiawan, 2009).

Hipnoterapi secara fisiologis, bekerja melalui sistem gelombang otak. Pada sesi-

sesi hipnoterapi, seperti induksi dan deepening, pasien akan dibimbing terapis dari

pikiran sadar ke pikiran bawah sadar. Pada kondisi seperti ini akan memasuki kondisi

hipnosis yang lebih dalam, sehingga gelombang otak yang semula berada pada

gelombang beta akan berubah pelan-pelan menuju gelombang alpha. Otak dalam

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIPNOTERAPI 2.1eprints.umm.ac.id/42214/3/jiptummpp-gdl-rivalyahya-51446-3-babii.pdf · menyimpan materi yang berasal dari kreativitas yang ditekan atau

19

kondisi alpha akan memproduksi hormon seretonin dan endorfin yang menyebabkan

seseorang merasakan rasa nyaman, tenang, bahagia sehingga stess menjadi menurun

(Setiawan, 2009).

Hipnosis bekerja pada pikiran bawah sadar, yakni pada gelombang alpha

sampai dengan theta, pikiran ini adalah lawan dari conscious mind atau pikiran sadar.

Pikiran sadar adalah pikiran yang kita gunakan sehari-hari yang dipenuhi dengan

analisa, proses berpikir dan penilaian. Sebaiknya pikiran bawah sadar bekerja tanpa

analisa ibaratnya sebuah gudang besar yang menyimpan emosi, memori, kepribadian,

intuisi, persepsi, kepercayaan terhadap suatu hal dan kebiasaan. Sifat pikiran bawah

sadar adalah dia tidak pernah memilih-milih dan menolak apa yang ditanamkan, sekali

dia menerima maka hal itu akan diwudujudkan. Saat seseorang berada dalam kondisi

pikiran bawah sadar, dia berada dalam keadaan remang-remang, suasana sadar tapi

tidak mampu lagi untuk mengolah pikiran secara detil, dan menerima saja segesti yang

diberikan (Maliya, 2011).

2.1.7 Tahapan Hipnoterapi

Menurut The Indonesian Board Of Hypnotrapi (IBH), (2015) bahwa hipnoterapi

dapat dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu :

a. Pre induction (Prainduk)

Tahap preinduction seperti sebuah keadaan di mana dua orang sedang

melakukan percakapan pada tahap awal perkenalan. Pre-induksi

merupakan suatu proses untuk mempersiapkan suatu situasi dan kondisi

yang kondusif antara ahli hipnoterapi dengan klien. Dalam tahapan pre-

induksi ini ahli hipnoterapi membangun hubungan dengan klien melalui

percakapan ringan, saling berkenalan, serta hal hal lain yang bersifat

mendekatkan ahli hipnosis secara mental terhadap klien. Selain itu, pada

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIPNOTERAPI 2.1eprints.umm.ac.id/42214/3/jiptummpp-gdl-rivalyahya-51446-3-babii.pdf · menyimpan materi yang berasal dari kreativitas yang ditekan atau

20

tahapan ini klien diberikan seputar hipnosis dan manfaatnya untuk

kemudian dipastikan apakah klien bener-bener mau di dihipnosis atau

tidak (The Indonesian Board Of Hypnotrapi (IBH), 2015).

b. Induction (Induksi)

Induksi merupakan sugesti untuk membawa klient dari normal state ke

hypnosis state, atau dengan kata lain induksi akan membuat conscious dari

klien “sangat rileks” atau bahkan “tertidur”. Terdapat ratusan jenis induksi

yang diperuntukkan untuk klien dengan tipe sugestivitas yang berbeda-

beda. Sebagai pemahaman awal, secara garis besar, teknik induksi dibagi

atas 2 kelompok, yaitu : 1. Induksi untuk klien dengan sugestivitas rendah

,2. Induksi untuk klien dengan sugestivitas tinggi. Dalam memberikan

induksi, harus mahir dalam menyusun variasi kalimat pacing- leading. Dalam

sesi hypnotherapi, terget seorang hypnotherapist adalah membawa klient ke

suasana yang rilek dan sugestif, tidak selalu harus “tertidur” atau “deep

trance”. Kondisi deeptrance hanya diperlukan untuk teknik trerapeutic

tertentu (The Indonesian Board Of Hypnotrapi (IBH), 2015).

c. Deepening

Konsep dasar dari deepening ini adalah membimbing klient untuk

berimajinasi melakukan sesuatu kegiatan atau berada di suatu tempat yang

mudah dirasakan oleh klien. Rasa mengalami secara dalam ini akan

membimbing klien memasuki trance level lebih dalam. Deepening dapat

berupa imajinasi :

1) Alam atau tempat : gunung, pantai, taman bunga, rumah, dan kamar.

2) Hitungan : hitungan dan sugesti langsung (The Indonesian Board Of

Hypnotrapi (IBH), 2015).

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIPNOTERAPI 2.1eprints.umm.ac.id/42214/3/jiptummpp-gdl-rivalyahya-51446-3-babii.pdf · menyimpan materi yang berasal dari kreativitas yang ditekan atau

21

d. Depth Level Test (Tes Kedalaman Hipnosis)

Suatu teknik untuk memeriksa kedalaman dari subyek. Dapat dilakukan

dengan berbagai cara, antara lain :

1) Dengan melakukan konfirmasi secara langsung kepada klien misalnya

dengan teknik ideo Motor Response yaitu subjek memberikan jawaban

yang jujur yaitu subjek memberikan jawaban yang jujur sesuai dengan

jawaban pikiran bawah sadar melalui respon gerakan fisik.

2) Dengan cara mengamati tanda-tanda di fisik subjek.

3) Dengan membandingkan tanda-tanda kedalaman dengan skala

kedalaman skala kedalaman trance (depth Trance Scale) (The Indonesian

Board Of Hypnotrapi (IBH), 2015).

e. Suggestion Therapy

Suggestion Therapy merupakan salah satu metode Hypnotherapi paling

sederhana dan hanya dapat diterapkan ke kasus-kasus sederhana, antara

lain : kasus-kasus yang sangat jelas penyebabnya, serta sebagai teknik

untuk meningkatkan motivasi dan empowerment (pemberdayaan). Pada

prinsipnya suggestion therapi adalah scrip sebuah cerita atau saran yang

disampaikan kepada klien, berkaitan dengan dengan permasalahan klien.

Untuk menyusun script suggestion therapy dibutuhkan pengetahuan-

pengetahuan praktis yang berkaitan dengan pemberdayaan diri serta

pengetahuan praktis mengenai psikologi manusia. Suggestion therapy

biasanya dilakukan sekitar 15-20 menit pada saat pelaksanaan suggestion

therapi tetap dapat dilakukan prosos deeping berulang kali untuk

pendalaman relaksasi klien. Untuk kasus-kasus kompleks, tidak disarankan

menggunakan suggestion therapi secara langsung, melainkan menggunkan

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIPNOTERAPI 2.1eprints.umm.ac.id/42214/3/jiptummpp-gdl-rivalyahya-51446-3-babii.pdf · menyimpan materi yang berasal dari kreativitas yang ditekan atau

22

Hypnotrerapeutic technique (Hypnotherapy Advanced) untuk menggali

permasalahan secara lebih jelas (The Indonesian Board Of Hypnotrapi

(IBH), 2015).

Untuk hal-hal utama dalam Suggestion Therapy, sebaiknya menggunakan aturan

umum dalam sugesti, yaitu :

1) Positive (sebutkan apa yang diinginkan, bukan yang dihindari).

2) Repetition (pengulangan).

3) Present tense (hindari kata akan).

4) Pribadi.

5) Tambahan sentuhan emosional dan imajinasi.

6) Progressive (bertahap), jika diperlukan (Gunawan, 2012).

f. Hypnotherapeutic Technique

Hypnotherapeutic adalah suatu teknik hipnoterapi yang sesuai dengan

permasalahan dan kondisi klien. Seluruh teknik hypnotherapeutic ini dapat

dimanfaatkan secara bersama-sama untuk menghasilkan efek

penyembuhan hipnotherapi dan dapat dimodifikasi sesuai dengan kultur

atau belief dari klien. Teknik hipnoterapeutik ini digunakan untuk mencari

akar permasalahan pada klien. Setelah mengetahuai akar permasalahan

dari klien, klien diberikan pemograman positif sehingga menghasilkan

perilaku baru Indonesian Boartd Of Hypnotherapy (IBH, 2015).

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIPNOTERAPI 2.1eprints.umm.ac.id/42214/3/jiptummpp-gdl-rivalyahya-51446-3-babii.pdf · menyimpan materi yang berasal dari kreativitas yang ditekan atau

23

Menurut Gunawan (2015) Ada empat langkah hipnoterapeutik untuk

memfasilitasi perubahan yaitu :

1. Sugesti post-hipnosis dan imajinasi

Langkah ini sangat efektif bila klien memiliki motivasi yang kuat

untuk berubah, baik pada level pikiran sadar dan bawah sadar.

Hanya dengan memberikan dorongan dalam bentuk sugesti secara

benar dan diperkuat dengan imajinasi atau visualisasi, klien akan

berubah. Bila motivasi klien tidak kuat, langkah ini tidak akan

efektif karena akan mendapatkan resitensi dari pikiran sadar dan

pikiran bawah sadar (Gunawan, 2012:137).

2. Menemukan akar masalah

Meskipun ada klien yang bisa sembuh tanpa tahu atau menumukan

akar masalahnya, terapis perlu menemukan akar masalah yang

sesungguhnya. Masalah atau simtom diselesaikan dengan

menyelesaikan atau me-release beban emosi negatif akibat kejadian

yang menajadi akar masalah (Gunawan, 2015:138 ).

3. Release

Terapi dilakukan untuk membantu klien melepas atau me-release

perasaan atau emosi negatif dari pengalaman di masa lalu. Hal ini

sangat penting karena karena emosi ini, bila tidak di release akan

membuat klien terkunci dalam pola perilaku lama (Gunawan,

2015:138).

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIPNOTERAPI 2.1eprints.umm.ac.id/42214/3/jiptummpp-gdl-rivalyahya-51446-3-babii.pdf · menyimpan materi yang berasal dari kreativitas yang ditekan atau

24

4. Pemahaman baru atau perilaku baru

Tujuan dari langkah ini adalah membantu klien membuat

pemahaman baru, berdasarkan cara pandang dan kebijakan orang

dewasa, terhadap masalah yang dialami, akar masalah, dan

solusinya (Gunawan, 2015:139).

g. Termination

Termination adalah suatu tahapan untuk mengakhiri proses hypnosis. Konsep

dasar terminasi adalah memberikan sugesti atau perintah agar seorang

klien tidak mengalami kejutan psikologis ketika terhubung dari “tidur

hypnosis”. Standar dari proses terminasi adalah membangun sugesti

positif yang akan membuat tubuh seorang klien lebih segar dan rileks,

kemudian diikuti dengen proses hitungan beberapa detik untuk membawa

clien ke kondisi normal kembeli. Contoh : ” kita akan mengakhiri sesi

hypnotherapi ini bapak saya akan menghitung dari 1 sampai dengan 5, dan pada

tepat pada hitungan ke 5 nati, silahkan anda bangun dalam keadaan sehat dan segar

. 1 tarik nafas dan hembuskan 2 rasakan anda semakin sehat 3 anda bertambah

segar 4 anda benar-benar merasakan tubuh anda sehat dan segar 5 silahkan bangun

dalam keadaan yang sangat sehat dan segar” (The Indonesian Board Of Hypnotrapi

(IBH), 2015).

Menurut Rustamaji & Kristiyadi, (2011) seorang klien yang akan di hipnoterapi

juga membutuhkan beberapa syarat atau kondisi, yaitu:

1. Menerima secara sadar dan sukarela tanpa paksaan (tidak menolak).

2. Mempunyai kemampuan menerima sugesti (susceptibility).

3. Dapat berkomunikasi dengan baik.

4. Mempunyai kemampuan untuk memusatkan pikiran (fokus).

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIPNOTERAPI 2.1eprints.umm.ac.id/42214/3/jiptummpp-gdl-rivalyahya-51446-3-babii.pdf · menyimpan materi yang berasal dari kreativitas yang ditekan atau

25

5. Membutuhkan kerjasama antara hipnoterapis dan pasien.

6. Dibutuhkan suasana yang mendukung, biasanya tempat yang tenang

dan jauh dari kegaduh.

Menurut Meliya (2011) perlakuan terapi hipnoterapi dilakukan selama 45

menit, dalam perlakuan ini terapis memberikan beberapa tahapan sugesti

berupa Pre induction, Induction, Deepening, Depth Level Test, Suggestion Therapy,

Hypnotherapeutic Technique dan Termination. Hasil dari tahapan sugesti tersebut

dapat bekerja secara langsung untuk menurunkan nyeri dan permasalahan

lainya. Menurut Hauser, at al (2016) sesi hipnosis medis umumnya berlangsung

selama 20-50 menit dan hasil dari jurnal The Afficacy, Safety and Applications of

Medical Hypnosis mengatakan bahwa durasi paling banyak digunakan ialah durasi

dalam waktu 45 menit, dapat dibagi menjadi beberapa tahapan dalam hipnosis

berupa Pre induction, Induction, Deepening, Depth Level Test, Suggestion Therapy,

Hypnotherapeutic Technique dan Termination. Hipnosis mempunyai bukti akurat

adanya keefektivan dan keamanan hipnosis dalam pengobatan. Inggris Medical

Association dan American Medical Association sangat mendukung penggunaan

hipnoterapi dalam terapi pengobatan.

2.1.8 Hipnoterapi Terhadap Penurunan Dismenorea

Penelitian Setyawati dan Murniati (2013) dengan judul “Pengaruh Hipnoterapi

Terhadap Nyeri Pada Pasien Dispepsia di RSUD Dr.R.Goeteng Taruna Dibrata

Purbalingga” menunjukkan hipnoterapi terbukti efektif dalam menurunkan

menejemen nyeri dispepsia. Hipnoterapi menyebabkan relaksasi, sehingga tubuh

akan mengeluarkan hormon endokrin yang menghambat signal nyeri di subtansia

galatinosa (cornudorsalis medula spinalis). Hipnoterapi adalah salah satu penyembuhan

yang menyeimbangkan sistem harmonisasi tubuh dengan mengatur kembali pola-

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIPNOTERAPI 2.1eprints.umm.ac.id/42214/3/jiptummpp-gdl-rivalyahya-51446-3-babii.pdf · menyimpan materi yang berasal dari kreativitas yang ditekan atau

26

pola negatif yang sering dilakukan, baik secara sadar maupun tidak secara sadar oleh

terapis. Dengan memasuki pikiran bawah sadar klien, pola-pola negatif yang selama

ini di lakukan oleh klien bisa dikoreksi dan di program kembali memberikan

pandangan-pandangan baru yang bisa memberikan kenyamanan dan ketenangan

secara jangka panjaang (Hakim, 2010).

Menurut Gunawan (2012) manusia mempunyai dua macam pikiran, yaitu pikiran

sadar dan pikiran bawah sadar. Peran dan pengaruh pikiran sadar terhadap diri kita

adalah sebesar 12%, sedangkan pikiran bawah sadar mencapai 88%. Pikiran sadar dan

bawah sadar sebenarnya saling mempengaruhi dan bekerja dengan kecepatan yang

sangat tinggi. Hipnoterapi terdapat berbagai macam-macam fase dimana fase

tersebut sangat mempengaruhi kinerja apa yang di inginkan untuk penyembuhan

pasien. Fase tersebut antara lain ada fase 1) pre induction yaitu proses awal sebelum sesi

hipnoterapi yang sangat penting dan bersifat kritis, serta menentukan kesuksesan sesi

hipnoterapi 2) induction sugesti untuk membawa klien dari normal state ke hipnotis

state, atau dengan kata lain induksi akan membuat concious dari klien “sangat rilek” 3)

deepening merupakan cara membimbing klien untuk berimajinasi melakukan sesuatu

kegiatan atau berada disuatu tempat yang mudah dirasakan oleh klien atau

membimbing klien memasuki trance level lebih dalam. Deepwning dapat berubah

berimajinasi berada di alam atau tempat yang disukai 4) depth level test dapat diartikan

sebagai tingkat kedalaman hipnosis 5) suggestion therapy adalah salah satu metode

hipnoterapi yang paling sederhana. Prinsip suggestion therapy berupa cerita atau saran

disampaikan oleh klien berkaitan dengan permasalahan klien dan biasanya dilakukan

selama 15-20 menit 6) hypnotherapeutic adalah suatu teknik hipnoterapi yang sesuai

dengan permasalahan dan kondisi klien. Seluruh teknik hypnotherapeutic ini dapat

dimanfaatkan secara bersama-sama untuk menghasilkan efek penyembuhan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIPNOTERAPI 2.1eprints.umm.ac.id/42214/3/jiptummpp-gdl-rivalyahya-51446-3-babii.pdf · menyimpan materi yang berasal dari kreativitas yang ditekan atau

27

hipnotherapi dan dapat dimodifikasi sesuai dengan kultur atau belief dari klien. 7)

termination suatu tahapan untuk mengakhiri proses hipnosis, konsep dasar termination

untuk memberikan sugesti atau perintah agar seorang klien tidak mengalami kejutan

psikologis ketika terbangun dari tidur hipnosis. Standar dari proses terminasi adalah

membangun sugesti positif yang akan membuat tubuh seorang klien lebih segar dan

rileks.

Hipnoterapi dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor fisiologis dan

psikologis dimana faktor fisiologis yang berkaitan dengan kondisi fisik seseorang dan

faktor psikologis dimana faktor tersebut berkaitan dengan kondisi mental atau emosi

seseorang. Faktor psikologi merupakan cara yang digunakan untuk mengenali

perasaan mereka, mengumpulkan dan menganalisis informasi, merumuskan pikiran

dan pendapat dalam mengambil tindakan. Manusia mempunyai dua macam pikiran,

yaitu pikiran sadar dan pikiran bawah sadar. Peran dan pengaruh pikiran sadar

terhadap diri kita adalah 12%, sedangkan pikiran bawah sadar mencapai 88%. Melalui

hipnosis, pikiran atau ingatan seseorang dapat di eksplorasi yaitu hal-hal tidak

menyenangkan yang mungkin di sembunyikan pikiran sadar. Hipnosis akan mencari

sumber dimana awal respon seseorang terhadap suatu hal. Ketika sesuatu terjadi pada

seseorang, maka hal itu akan di ingat oleh tubuh dan emosi. Respon terhadap hal

tersebut akan dilakukan berdasarkan ingatan awal kemudian respon yang dianggap

tidak baik akan diganti dengan sesuatu yang baru atau pemograman positif sehingga

menghasilkan perilaku baru seseorang. Ketika tahap pemikiran terpenting yang

betkaitan dengan masalah, hipnoterapis akan memberikan saran dan masukan yang

positif sehingga klien akan diminta untuk mengikuti saran-saran tersebut dan klien

akan dikembalikan ke alam sadar dengan bimbingan hipnoterapis dan merilekskan

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIPNOTERAPI 2.1eprints.umm.ac.id/42214/3/jiptummpp-gdl-rivalyahya-51446-3-babii.pdf · menyimpan materi yang berasal dari kreativitas yang ditekan atau

28

klien sesudah dilakukannya hipnoterapi (The Indonesian Board Of Hypnotrapi IBH,

2015).

Menurut National Center for Complementary an Alternative Medicine (2012)

Hipnoterapi merupakan penanganan nyeri yang dapat digunakan dalam penanganan

dismenorea dengan efektif dan efisien. Hipnoterapi termasuk kedalam jenis terapi

komplementer mind and body interventions. Hipnoterapi adalah aplikasi hipnosis dalam

menyembuhkan gangguan mental dalam meringankan gangguan fisik. Dalam praktek

dilapangan hipnosis telah terbukti secara medis bisa mengatasi berbagai macam

gangguan psikologi maupun fisik. Menurut Gunawan (2012) hipnoterapi dapat

menurunkan intesitas dismenorea dengan dua mekanisme. Mekanisme pertama adalah

dengan menahan impuls nyeri di medulla spinalis sehingga impuls nyeri tidak

dihantarkan ke thalamus. Tahap induksi dan deepening dalam kondisi relaksasi yang

bertujuan agar otak memiliki gelombang theta. Pada kondisi relaksasi ini merangsang

tubuh memproduksi analgetik endogen yaitu endorphin yang dapat menahan impuls nyeri

di mudula spinalis. Mekanisme kedua adalah dengan mengubah persepsi nyeri di kortex

serebri. Tahap sugesti dalam hipnoterapi merupakan tindakan untuk memberikan data

baru masuk ke pikiran bawah sadar di system limbik. Data yang dimasukka adalah data

bahwa rangsang kontraksi yang dirasakan akan dipersepsikan sebagai rasa bahagia,

rasa nyukur dan rasa yang diharapkan. Dalam kondisi tersadar dari sugesti, pikiran

bawah sadar akan mempengaruhi kortek serebri. Ketika kortes serebri mendapatkan

impuls kontraksi maka impuls itu akan dipersepsikan sebagai rasa bahagia dan rasa

syukur. Kondisi ini bersifat permanen (Gunawan, 2012).

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIPNOTERAPI 2.1eprints.umm.ac.id/42214/3/jiptummpp-gdl-rivalyahya-51446-3-babii.pdf · menyimpan materi yang berasal dari kreativitas yang ditekan atau

29

2.2 DISMENOREA

2.2 Definisi Dismenorea

Dysmenorrhea berasal dari bahasa Yunani-dys yang berarti sulit, nyeri, abnormal,

meno berarti bulan, dan rrhea berarti aliran. Dysmenorrhea atau dismenorea dalam

bahasa Indonesia berarti nyeri pada saat mentruasi. Hampir semua wanita mengalami

rasa tidak enak pada perut bagian bawah saat mentruasi. Namun, istilah dismenorea

hanya dipakai bila nyeri begitu hebat sehingga menggangu aktifitas dan memerlukan

obat-obatan. Uterus atau rahhim terdiri atas otot yang juga berkontraksi dan relaxasi.

Pada umumnya, kontraksi otot uterus tidak dirasakan, namun kontraksi yang hebat

dan sering menyebabkan aliran darah ke uterus terganggu sehingga timbul nyeri.

Dismenorea terbagi menjadi dua jenis yaitu dismenorea primer dan dimenorea sekunder

(Sukarni & Wahyu, 2013:37).

Disminorea adalah nyeri mentruasi (haid) yang terjadi saat terjadinya haid.

Keluhan disminorea harus selalu dianggap serius dan harus dilakukan upaya untuk

mengurangi insidennya. Usia normal bagi seorang wanita mendapatkan menstruasi

untuk pertama kalinya pada usia 12 atau 13 tahun. Tetapi ada juga yang mengalaminya

lebih awal, yaitu pada usia 8 tahun atau lebih lambat yaitu usia 18 tahun (Sukarni

&Wahyu: 24).

Dismenorea adalah rasa sakit yang tidak tertahankan pada saat menstruasi, sakit

menusuk, nyeri hebat di sekiter perut bagian bawah menyebar ke paha dan kaki

(Priyatna, 2009). Dismenorea atau nyeri haid merupakan suatu gejala bukan penyakit.

Istilah disminorea biasa dipakai untuk nyeri haid yang cukup berat. Dalam kondisi ini,

penderita harus mengobati nyeri tersebut dengan analgesik dan memeriksakan diri ke

dokter dan mendapatkan penanganan, perawatan atau pengobatan yang tepat.

Disminorea berat adalah nyeri haid yang disertai mual, muntah, diare, pusing, nyeri

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIPNOTERAPI 2.1eprints.umm.ac.id/42214/3/jiptummpp-gdl-rivalyahya-51446-3-babii.pdf · menyimpan materi yang berasal dari kreativitas yang ditekan atau

30

kepala, dan kadang-kadang pingsan. Jika sudah demikian ,penderita tidak boleh

menganggap remeh dan harus segera memeriksakan diri ke dokter. Penangannya pun

akan di lakukan secara menyeluruh dan memeriksa kondisi kesehatan dan latar

belakang, serta riwanyat penyakit dalam keluarga. Bisa jadi, kondisi nyeri tersebut

dipicu oleh penyakit lain (Anurogo & wulandari, 2011).

2.3 Klasifikasi Dismenorea

Secara klinis, disminorea dibagi menjadi dua yaitu :

1. Dismenorea primer

a. Definisi Dismenorea Primer

Disminorea primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan alat-

alat genital yang nyata. Disminorea primer biasanya terjadi dalam 6-12 bulan

pertama setelah 2 bulan haid pertama, segera setelah siklus ovulasi teratur

ditentetukan (Anurogo & Wulandari, 2011:44).

Dismenorea primer adalah adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan

pada alat-alat genital yang nyata.sifat kas nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit,

biasanya terbatas pada perut bawah, tetapi dapat menyebar ke daerah

pinggang dan paha. Bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa mual,

muntah, sakit kepala, diare, iritabilitas, dam sebagainya (Sukarni &Wahyu: 40).

Biasanya dismenorea primer timbul pada masa remaja, yaitu sekitar 2-3

tahun setelah menstruasi pertama dan bertambah berat setelah beberapa

tahun sampai usia 23-27 tahun, lalu mulai mereda. Frekuensinya menurun

sesuai pertambahan usia dan biasanya berhenti setelah melahirkan (Sukarni

&Wahyu: 42).

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIPNOTERAPI 2.1eprints.umm.ac.id/42214/3/jiptummpp-gdl-rivalyahya-51446-3-babii.pdf · menyimpan materi yang berasal dari kreativitas yang ditekan atau

31

b. Patofisiologi Dismenorea Primer

Dismenorea primer adalah rasa nyeri yang terjadi selama masa mentruasi

dan selalu berhubungan dengan siklus ovulasi. Hal ini disebabkan oleh korpus

luteum yang akan mengalami regresi apabila tidak terjadi kehamilan. Hal ini

akan mengakibatkan penurunan kadar progesteron dan mengakibatkan

labilisasi membram lisosom, sehingga mudah pecah dan melepaskan enzim

fospolipase A2. Fasfolipasae A2 akan menghidrolisis senyawa fasfolipid yang

ada di membran sel endrometrium dan menghasilkan asam arakhidonat.

Asam arakhidonat bersama dengan kerusakan endometrium akan

merangsang kaskade asam arakhidonat dan menghasilkan prostaglandin

PGE2 dan PGF2 alfa. Wanita dengan dismenorea primer didapatkan adanya

peningkatan kadar PGE2 dan PGF2 alfa di dalam darahnya, yang merangsang

miometrium. Akibatnya terjadi peningkatan kontraksi dan disritmi uterus,

sehingga terjadi penurunan aliran darah ke uterus dan mengakibatkan

iskemia. Prostaglandin sendiri dan endoperoksid juga menyebabkan

sensitisasi, selanjutnya menurunkan ambang rasa sakit pada ujung-ujung saraf

aferen nerfus pelvicus terhadap rangsang fisik dan kimia (Anurogo & wulandari,

2011).

c. Mekanisme Dismenorea Primer

Menurut Karmi (2013) mekanisme dismenorea primer disebabkan

karena adanya prostaglandin F2a yang merupakan stimulan miometrium poten dan

vasokonstriktor pada endometrium. Kadar prostoglandin yang meningkat selalu

ditemui pada wanita yang mengalami dismenorea dan tentu saja berkaitan erat

dengan derajat nyeri yang ditimbulkan. Peningkatan kadar ini dapat mencapai

3 kali dimulai dari fase proliferatif hingga fase luteal, dan makin bertambah ketika

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIPNOTERAPI 2.1eprints.umm.ac.id/42214/3/jiptummpp-gdl-rivalyahya-51446-3-babii.pdf · menyimpan materi yang berasal dari kreativitas yang ditekan atau

32

menstruasi. Peningkatan kadar prostaglandin inilah yang meningkatkan tonus

miometrium dan kontraksi uterus yang berlebihan. Adapun hormon yang

dihasilkan pituitari posterior yaitu vasopresin yang terlihat dalam penurunan aliran

menstruasi dan terjadi dismenorea primer.

Penyebab terjadinya dismenorea primer adalah rasa nyeri di perut bagian

bawah, menjalar ke daerah pinggang dan paha. Kadang-kadang disertai mual,

muntah, diare, sakit kepala dan emosi yang labil. Nyeri timbul sebelum haid

dan berangsur hilang setelah darah haid keluar (Sukarni &Wahyu, 2013:48).

Faktor lain yang bisa memperburuk dismenorea adalah kurang

berolahraga, stres psikis atau stres sosial. Pertambahan umur dan kehamilan

akan menyebabkan dismenorea primer. Hal ini terjadi diduga terjadi karena

adanya kemunduran saraf rahim akibat penuaan dan regangan pada waktu

rahim membeser dalam kehamilan, ujung-ujungnya syaraf di rongga panggul

dan sekiternya menjadadi rusak ( Anurogo & Wulandari, 2011)

d. Faktor yang Mempengaruhi Dismenorea primer

1) Prostaglandin

Penelitian dalam tahun-tahun terakhir menunjukan bahwa

peningkatan kadar prostaglandin (PG) penting peranannya sebagai

penyebab terjadinya dismenorea. Atas dasar itu disimpulkan bahwa

(PG) yang dihasilkan uterus berperan dalam menimbulkan

hiperaktivitas miometrium. Jika (PG) dilepaskan dalam jumlah

berlebihan ke dalam peredaran darah, maka selain dismenorea

timbul pula pengaruh umum lainya seperti diare, mual, muntah

(Sukarni &Wahyu, 2013:49).

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIPNOTERAPI 2.1eprints.umm.ac.id/42214/3/jiptummpp-gdl-rivalyahya-51446-3-babii.pdf · menyimpan materi yang berasal dari kreativitas yang ditekan atau

33

2) Hormon streroid seks

Dismenorea primer hanya terjadi pada siklus ovulatorik. Artinya,

dismenorea hanya timbul bila uterus berada di bawah pengaruh

progesteron. Sedangkan sintesis PG berhubungan dengan fungsi

ovarium. Kadar progesteron yang rendah akan menyebabkan

terbentuknya PGF-alfa dalam jumlah yang banyak. Estradiol lebih

tinggi pada wanita yang menderita dismenorea dibandingkan wanita

normal (Sukarni &Wahyu, 2013:49).

3) Sistem saraf (neurologik)

Uterus dipersarafi oleh sistem saraf otonom (SSO) yang terdiri

dari sistim saraf simpatis dan parasimpatis. Dismenorea ditimbulkan

oleh ketidak seimbangan pengendalian sistem saraf otonom

terhadap mio-metrium. Pada keadaan ini terjadi perangsangan

yang berlebihan oleh saraf simpatik sehingga serabut-serabut

sirkuler pada istmus dan ostium uteri interneum menjadi hipertonik

(Sukarni &Wahyu, 2013:50).

4) Vasopresin

Wanita dengan dismenorea primer teryata memiliki kadar vasopresin

yang sangat tinggi, dan berbeda bermakna dari wanita tanpa

dismenorea. Ini merupakan bahwa vasopressin dapat merupakan

faktor etiologi yang penting pada dismenorea primer (Sukarni

&Wahyu, 2013:50).

5) Psikis

Semua nyeri tergantung pada hubungan susunan saraf pusat,

khususnya talamus dan korteks. Derajar penderita yang dialami

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIPNOTERAPI 2.1eprints.umm.ac.id/42214/3/jiptummpp-gdl-rivalyahya-51446-3-babii.pdf · menyimpan materi yang berasal dari kreativitas yang ditekan atau

34

akibat rangsang nyeri tergantung pada latar belakang pendiidkan

penderita. Pada dismenorea faktor pendidikan dan faktor psikis

sangat berpengaruh, nyeri dapat dibangkitkan dibangkitkan atau

diperberat oleh keadaan psikis penderita. Seringkali segera setelah

perkawinan dismenorea hilang, dan jarang masih menetap setelah

melahirkan (Sukarni &Wahyu, 2013:50).

e. Derajat Dismenorea Primer

Setiap mentruasi menyebabkan rasa nyeri, terutama pada awal

mentruasi namun dengan kadar nyeri yang berbeda-beda dismenorea secara

siklik dibagi menjadi tiga tingkat keparahan, yaitu :

1) Dismenorea ringan

Dismenorea yang berlangsung beberapa saat dan klien masih dapat

melaksanakan aktifitas sehari-hari ( Anurogo & Wulandari, 2011).

2) Dismenorea sedang

Dismenorea ini membuat klien memerlukan obat penghilang rasa

nyeri dan kondisi penderita masih dapat beraktifitas ( Anurogo &

Wulandari, 2011).

3) Dismenorea berat

Dismenorea berat memebuat klien memerlukan istirahat beberapa

hari dan dapat disertai sakit kepala, migren, pingsan, diare, rasa

tertekan, mual dan sakit perut ( Anurogo & Wulandari, 2011).

f. Tanda dan Gelaja Dismenorea Primer

Gejala umum dismenorea primer adalah nyeri yang terkonsentrasi pada

abdomen bawah, region umbilical atau region suprapubic dari abdomen. Dismenorea

primer juga sering dirasakan pada abdomen kiri atau kanan. Nyeri ini dapat

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIPNOTERAPI 2.1eprints.umm.ac.id/42214/3/jiptummpp-gdl-rivalyahya-51446-3-babii.pdf · menyimpan materi yang berasal dari kreativitas yang ditekan atau

35

menjalar ke paha atau punggung bawah. Gejala lain yang menyertai berupa

mual dan muntah, diare, sakit kepala, pusing (Sukarni &Wahyu) dan pada

kasus berat nyeri menstruasi dapat menyebabkan seseorang pingsan

(Anurogo & Wulandari, 2011).

Menurut karakteristik dan faktor yang berkaitan dengan dismenorea,

dismenrea primer umumnya dimulai 1-3 tahun setelah mentruasi. Umumnya

dismenorea primer terjadi pada wanita nulipara (belum pernah melahirkan),

dismenorea primer kerap menurun secara signifikan setelah kelahiran anak

(Morgan dan Hamilton, 2009).

g. Pencegahan Dismenorea Primer

Menurut Anurogo & Wulandari (2011:77) langkah- langkah yang

dilakukan untuk mencegah dismenore (nyeri haid), yaitu a) hindari stress,

sebisa mungkin hidup tenang dan bahagia; b) memlih pola makan yang teratur

dengan asupan gizi yang memadai, memenuhi standar 4 sehat 5 sempurna; c)

saat menjelang haid, sebisa mungkin menghindari makanan yang cenderung

asam dan pedas; d) istirahat yang cukup; e) tidur yang cukup, sesusai standar

keperluan masing masing 6-8 jam sehari sesuai dengan kebiasaan; f) rajin

minum susu dengan kalsium tinggi; g) lakukan olahraga secara teratur

setidaknya 30 menit tiap hari; h) lakukan peregangan antinyeri haid setidaknya

5-7 hari sebelum haid; i) menjelang haid, cobalah merendam dengan

menggunakan air hangat yang diberi garam mandi dan beberapa tetes minyak

esensial bunga lavender atau sesuai selera masing-masing; j) usahakan tidak

mengkonsumsi obat anti nyeri; k)Selama masa nyeri jangan melakukan

olahraga berat atau bekerja berlebihan sehingga menyebabkan kelelahan; l)

hindari mengomsumsi alkohol, rokok, kopi, maupun cokelat, karena akan

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIPNOTERAPI 2.1eprints.umm.ac.id/42214/3/jiptummpp-gdl-rivalyahya-51446-3-babii.pdf · menyimpan materi yang berasal dari kreativitas yang ditekan atau

36

memicu bertambahnya kadar estrogen; m) jangan makan segala sesuatu yang

dingin secara berlebihan; n) perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayur

makanan berkadar lemak rendah, konsumsi vitamin E, vitamin B6, dan

minyak ikan untuk mengurangi peradangan; o) suhu panas merupakan

ramuan tua yang perlu dicoba, seperti menggunakan bantal pemanas,

kompres handuk atau botol berisi air panas di perut dan punggung bawah

serta minum minuman yang hangat; p) terapi alternative; q) pijatan dengan

aroma terapi juga dapat mengurangi rasa tidak nyaman; r) mendengarkan

musik, mambaca buku atau menonton tv juga bisa dapat membantu

mengurangi rasa sakit.

h. Menejemen Dismenorea Primer

Menurut Kusmira (2011) beberapa hal yang dapat dilakukan untuk

mengatasi dismenorea, yaitu a) kompres dengan botol panas (hangat) pada

bagian yang terasa keram (bisa di perut atau pinggang bagian belakang); b)

mandi air hangat, boleh juga menggunakan aroma terapi menenangkan diri;

c) mengonsumsi minuman hangat yang mengandung kalsium tinggi; d)

menggosok-gosok perut atau pinggang yang sakit, ambil posisi menungging

sehingga rahim tergantung ke bawah. Hal tersebut dalam membantu relaksasi;

e) obat-obtan yang digunakan harus berdasarkan pengawasan dokter. Boleh

minum analgesik (penghilang rasa sakit) yang banyak dijual di toko obat,

tetapi dosisnya tidak lebih dari tiga kali sehari.

Menurut Anurogo & Wulandari (2011:85) salah satu terapi non

farmakologi untuk meringankan gelaja dismenorea, yaitu a) pengobatan dengan

herbal seperti mengkonsumsi kunyit asam pagi dan sore hari; b) penggunaan

suplemen minyak ikan, vitamin E; c) relaksasi, penting untuk memberikan

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIPNOTERAPI 2.1eprints.umm.ac.id/42214/3/jiptummpp-gdl-rivalyahya-51446-3-babii.pdf · menyimpan materi yang berasal dari kreativitas yang ditekan atau

37

kesempatan bagi tubuh memproduksi hormone yang penting untuk

mendapatkan haid tanpa rasa nyeri; d) akulpuntur, sebagian besar penanganan

akulpuntur yang ada di indonesia untuk menangani dismenorea digabungkan

dengan pengobatan medis; e) hipnotrapi sangat efektif untuk mengatasi nyeri

haid, salah satunya adalah mengubah pola pikit dari negatif ke positif.

2. Dismenorea Sekunder

a. Definisi Dismenorea Sekunder

Dismenorea sekunder dapat terjadi kapan saja setalah haid pertama, tetapi

yang paling sering muncul di usia 20-30 tahunan, setelah tahun-tahun normal

dengan siklus nyeri (Anugroho dan Wulandari, 2011:48). Rasa sakit juga dapat

disebabkan oleh peradangan pada panggul, struktur panggul yang tidak

normal, pelekatan jaringan di dalam panggul, endrometriosis, tumor, polip,

kista ovarium dan penggunaan alat IUD, jenis ini dinamakan disminore

sekunder (Pribakti B, 2010:102). Dismenorea sekunder mirip dengan primer,

tetapi akibatnya lebih parah dan biasanya lebih lama dari pada disminorea

primer (Nurchasanah, 2014:56).

Dismenorea sekunder lebih jarang ditemukan dan terjadi pada 25%

wanita yang mengalami dismenorea. Dismenorea sekunder adalah nyeri saat

mentruasi yang disebabkan oleh kelainan ginekologi atau kandungan. Pada

umumnya terjadi pada wanita yang berusia lebih dari 25 tahun. Tipe nyeri

dapat menyerupai nyeri menstruasi dismenorea primer, namun lama nyeri

dirasakan melebihi periode mentruasi dan dapat pula terjadi bukan pada saat

mentruasi. Definisi sekunder sebagai nyeri yang muncul saat mentruasi

namun disebabkan oleh adanya penyakit lain. Penyakit lain yang sering

menyebabkan dismenorea sekunder antara lain endometriosis, fibroid uterin,

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIPNOTERAPI 2.1eprints.umm.ac.id/42214/3/jiptummpp-gdl-rivalyahya-51446-3-babii.pdf · menyimpan materi yang berasal dari kreativitas yang ditekan atau

38

adenomyosis uterin, dan inflamsi pelvis kronis (Sukarni &Wahyu, 2013:43).

b. Etiologi Dismenorea Sekunder

Dismenorea sekunder disebabkan oleh kondisi iatrogenik dan patologis yang

beraksi di uterus, tuba falopi, ovarium, atau pelvis peritoneum. Secara umum, nyeri

datang ketika terjadi proses yang mengubah tekanan di dalam atau di sekitar

pelvis, perubahan atau terbatasnya aliran darah, atau karena iritasi peritoneum

pelvis. Prosos ini berkombinasi dengan fisiologi normal dari menstruasi

sehingga menimbulkan ketidaknyamanan. Ketika gejala ini terjadi pada saat

menstruasi , proses ini menjadi sumber rasa nyeri. Dari referensi lain juga

sama ditemukan, penyebab paling umum dari dismenorea sekunder adalah

endometriosis. Penyebab lainya termasuk leiomyoma, adenomiosis, kista ovarium, dan

kemacetan panggul. Kehadiran IUD tembaga juga dapat menyebabkan

dismenorea. Dan juga pada pasien dengan adenomiosis (Sukarni &Wahyu,

2013:44).

Beberapa penyebab dismenorea sekunder menurut Anugoro &

Wulandari (2011:52) antara lain yaitu, 1) intrauterine contraceptive devices (alat

kontrasepsi dalam rahim); 2) adenomyosis (adanya endometrium selaim di

rahim); 3)Uterine myoma (tumor jinak rahim yang terdiri dari jaringan otot),

terutama mioma submukosum (bentuk mioma uteri); 4) uterine polyps (tumor

jinak di rahim); 5) adhesions (pelekatan); 6) Stenosis atau striktur serviks, striktur

kanalis servikalis, verikosis pelvic, dan adanya AKDR (alat kontrasepsi dalam

rahim); 7) Ovarian cysts (kista ovarium); 8) Ovarian torsion (sel telur terpelintir);

9) Pelvic congestion syndrome (gangguan atau sumbatan di panggul); 10)Uterine

leiomyoma (tumor jinak otot rahim); 11)Mittelschmerz (nyeri saat pertengahan

siklus ovulasi); 12) Psychogenic pain (nyeri psikogenik); 13) Endometrium pelvis

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIPNOTERAPI 2.1eprints.umm.ac.id/42214/3/jiptummpp-gdl-rivalyahya-51446-3-babii.pdf · menyimpan materi yang berasal dari kreativitas yang ditekan atau

39

(jaringan endometrium yang berada dipanggul); 14) Penyakit radang panggul

kronis; 15) Tumor ovarium, polip endometrium; 16) Kelainan letak uterus

seperti retrofleksi, hiperantefleksi, dan retrofeksi terfiksasi; 17) Faktor psikis, seperti

takut tidak punya anak, konfik dengan pasangan, gangguan libido; 18) Allen-

Masters syndrome (kerusakan lapisan otot di panggul sehingga pergerakan

serviks meningkat abnormal). Sindrom ini ditandai dengan : nyeri perut

bagian bawah yang akut, nyeri saat bersenggama, kelelahan yang sangat, nyeri

panggul secara umum, dan nyeri punggung.

c. Tanda dan Gejala Dismenorea Sekunder

Tanda dan gelaja pada dismenorea sekunder dan nyeri pelvis dapat

beragam dan banyak. Umumnya gelaja tersebut sesuai dengan penyebabnya.

Keluhan yang bisa muncul adalah gejala pada gastrointestinal, kesulitan

berkemih, dan masalah pada panggul. Keluhan menstruasi berat yang disertai

nyeri menandakan adanya perubahan kondisi uterus seperti adenomyosis,

myomas, atau polip. Demam,menggigil, dan malaise menandakan adanya proses

inflamsi (Sukarni &Wahyu, 2013:43).

d. Mekanisme dismenorea sekunder

Dismenorea sekunder adalah nyeri saat menstruasi yang disebabkan oleh

kelainan ginekologi atau kandungan. Pada umumnya terjadi pada wanita yang

berusia lebih dari 25 tahun. Tipe nyeri dapat menyerupai nyeri mestruasi dan

dapat pula terjadi bukan pada saat menstruasi. Dismnorea sekunder sebagai nyeri

yang muncul saat mentruasi namun disebabkan oleh adanya penyakit lain

seperti endometriosis, filbroid uteris, adenomyosis uterin, dan inflamasi pelvis

kronis. Dismenorea sekunder disebabkan oleh kondisi iatrogenik dan patologis

yang beraksi di uterus, tuba falopi, ovarium, atau pelvis peritoneum. Secara

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIPNOTERAPI 2.1eprints.umm.ac.id/42214/3/jiptummpp-gdl-rivalyahya-51446-3-babii.pdf · menyimpan materi yang berasal dari kreativitas yang ditekan atau

40

umum nyeri datang ketika terjadi proses yang mengubah tekanan di dalam

atau di sekitar pelvis, perubahan atau terbatasnya aliran darah, atau karena

iritasi peritonium pelvis. Ketika gejala ini terjadi pada saat menstruasi, proses

ini menjadi sumber rasa nyeri (Sukarmi & Wahyu, 2013:43).

2.3 Konsep Nyeri

2.3.1 Definisi Nyeri

Nyeri merupakan pengalaman sensorik yang tidak menyenangkan, unsur utama

yang harus ada untuk disebut sebagai nyeri adalah rasa tidak menyenagkan. Tanpa

unsur itu tidak dapat dikategorikan sebagai nyeri. Nyeri merupakan pengalaman

emosional yang tidak menyenagkan, persepsi nyeri seseorang sangat ditentukan

oleh pengalaman dan status emosionalnya. Nyeri terjadi akibat adanya kerusakan

jaringan yang nyata (paid associate with actual tissue damage). Nyeri yang demikian

dinamakan nyeri akut yang dapat menghilang seiring dengan penyembuhan

jaringan dan nyeri yang demikian sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari

(Zakiyah, 2015:6).

2.3.2 Klasifikasi Nyeri

a. Nyeri akut

Nyeri akut adalah respon fisiologis normal yang diramalkan terhadap

rangsangan kimiawi, panas, atau mekanik menyusul suatu pembedahan,

trauma, dan penyakit akut. Ciri khas nyeri akut adalah nyeri yang

diakibatkan kerusakan jaringan yang nyata dan akan hilng seirama dengan

proses penyembuhan, terjadi dalam waktu singkat dari 1 detik sampai

kurang dari 6 bulan (Zakiyah, 2015:18).

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIPNOTERAPI 2.1eprints.umm.ac.id/42214/3/jiptummpp-gdl-rivalyahya-51446-3-babii.pdf · menyimpan materi yang berasal dari kreativitas yang ditekan atau

41

b. Nyeri kronis

Nyeri kronis adalah nyeri yang menetap melampaui waktu

penyembuhan normal yakni enam bulan. Nyeri kronis dibedakan menjadi

dua, yaitu: nyeri non maligna (nyeri kronis persisten dan nyeri kronis

intermitten) dan nyeri kronis maligna. Nyeri kronis persisten merupakan

perpaduan dari manisfestasi fisik dan psikologi sehingga nyeri ini idealnya

diberikan intervensi fisik dan psikologi. Pada umumnya nyeri ini

diakibatkan oleh kesalahan diagnosis, rehabilitasi yang tidak adekuat,siklus

pemulihan dan depresi. Nyeri kronis intermitten merupakan eksaserbasi

dari kondisi nyeri kronis. Nyeri ini terjadi pada periode yang spesifik. Nyeri

kronis maligna biasanya disebabkan oleh kanker yang pengobatanya tidak

terkontrol atau disertai gangguan progresif lainya, nyeri ini dapat

berlangsung terus menerus sampai kematian (Zakiyah, 2015:19).

2.3.3 Skala Nyeri

Skala nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan individu,

pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual dan kemungkinan

nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang

berbeda.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Gambar 2.1 Skala nyeri Bourbonais (Anjelita, 2013)

Keterangan :

Skala nyeri 0 : Tidak nyeri

Skala nyeri 1-3 : Nyeri ringan. Secara obyektif klien dapat berkomunikasi

dengan baik.

Skala nyeri 4-6 : Nyeri sedang. Secara obyektif klien mendesis, menyeringai,

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIPNOTERAPI 2.1eprints.umm.ac.id/42214/3/jiptummpp-gdl-rivalyahya-51446-3-babii.pdf · menyimpan materi yang berasal dari kreativitas yang ditekan atau

42

dapat menunjukan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya,

dapat mengikuti perintah dengan baik.

Skala nyeri 7-9 : Nyeri berat. Secara obyektif klien terkadang tidak dapat

mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat

menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya,

tidak dapat diatasi dengan alih posisi, nafas panjang, dan

distraksi.

Skala nyeri 10 : Nyeri sangat berat. Pasien sudah tidak mampu lagi

berkomunikasi, perubahan ADL yang sangat mencolok

(ketergantungan).

2.3.4 Cara Mengukur Nyeri

Mengukur nyeri dapat dikaji dengan prilaku yang menarik diri dari komunikasi,

postur tubuh kaku, keluhan, dan ungkapan verbal mengenai ketidaknyamanan

(Muttaqin, 2008:521).

Mengukur nyeri dengan menggunakan pendekatan skala PQRST :

a. Provoking incident :

Apakah ada peristiwa yang menjadi faktor penyebab nyeri, apakah nyeri

berkurang apabila beristirahat, apakah nyeri bertambah berat bila beraktifitas

(aggravation). Faktor-faktor yang dapat meredakan nyeri (misalnya gerakan,

kurang bergerak, pengarahan tenaga, istirahat, obat-obat bebas, dan

sebagainya) dan apa yang dipercaya klien dapat membantu mengatasi nyerinya

(Muttaqin, 2008).

b. Quality or quantity of pain :

Seperti apa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien. Apakah seperti

terbakar, berdenyut, tajam, atau menusuk (Muttaqin, 2008).

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIPNOTERAPI 2.1eprints.umm.ac.id/42214/3/jiptummpp-gdl-rivalyahya-51446-3-babii.pdf · menyimpan materi yang berasal dari kreativitas yang ditekan atau

43

c. Region radiation relief :

Lokosi nyeri harus ditunjukkan dengan tepat oleh klien, apakah rasa sakit

bisa reda, apakah rasa sakit menjalar atau menyebar, dan dimana rasa sakit

terjadi. Tekanan pada saraf atau akan memberikan gejala nyeri yang disebut

radiotion pain misalnya pada seketika dimana rasa nyeri menjalar mulai dari

bokong sampai anggota gerak bawah sesuai dengan distribusi saraf. Nyeri lain

yang disebut nyeri kiriman atau referred pain adalah nyeri pada suatu tempat yang

sebenarnya akibat kelainan dari tempat lain misalnya nyeri lutut akibat kelainan

pada sendi panggul (Muttaqin, 2008).

d. Severity (scale) of pain :

Seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan klien, bisa berdasarkan skala nyeri

deskriptif (tidak ada nyeri, nyeri ringan, nyeri sedang, nyeri berat, nyeri tak

tertahankan) dan klien menerangkan seberapa jauh rasa sakit memengaruhi

kemampuan fungsi terhadap aktifitas kehidupan sehari-hari (misalnya tidur,

nafsu makan, konsentrasi, interaksi dengan orang lain, gerakan fisik, bekerja,

dan aktivitas0-aktivitas santai). Nyeri akut sering berkaitan dengan cemas dan

nyeri kronis dengan depresi (Muttaqin, 2008).

e. Time :

Berapa nyeri berlangsung (bersifat akut atau kronis), kapan, apakah ada

waktu-waktu tertentu yang menambah rasa nyeri (Muttaqin, 2008:522).

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIPNOTERAPI 2.1eprints.umm.ac.id/42214/3/jiptummpp-gdl-rivalyahya-51446-3-babii.pdf · menyimpan materi yang berasal dari kreativitas yang ditekan atau

44

2.4 REMAJA

2.4.1 Pengertian Remaja

Remaja (adolensence) adalah masa transisi (peralihan dari kanak-kanak menuju

masa dewasa) yang ditandai dengan adanya perubahan aspek positif, psikis, dan

psikososial. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak kemasa

dewasa, yang meliputi masa perkembangan yang dialami sebagai masa persiapan

memasuki masa dewasa (Nadliroh, 2013). Pada masa ini terjadi suatu fase

perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seorang individu. Dimana salah satu

tanda yang khas pada remaja adalah terjadinya pubertas. Pubertas didefinisikan

sebagai waktu kematangan seksual yang ditandai dengan adanya manarche (mentruasi

pertama kali) yang merupakan salah satu tanda terjadinya masa reproduksi pada

anak perempuan (Savitri, 2015).

2.4.2 Tugas Perkembangan Remaja

Menurut (Al-Mighwar, 2008:152-154) tugas perkembangan remaja dibagi

menjadi 6 kelompok yaitu :

a. Menerima kondisi jasmani

Pada periode pra-remaja (periode pubertas), anak tumbuh cepat yang

mengarahkanya pada bentuk orang dewasa. Pertumbuhan ini diiringi juga

oleh perkembanagan sikap dan cinta diri. Mereka memiliki gambaran diri

seolah-olah sebagai model pujaanya. Mereka sering membandingkan dirinya

dengan temen-temen sebayanya, sehingga akan cemas bila kondisinya tidak

seperti model pujaanya atau teman-teman sebayanya. Pada masa remaja, hal

itu semakin berkurang, dan mereka mulai menerima kondisi jasmaninya,

serta memelihara dan memanfaatkanya seoptimal mungkin (Al-Mighwar,

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIPNOTERAPI 2.1eprints.umm.ac.id/42214/3/jiptummpp-gdl-rivalyahya-51446-3-babii.pdf · menyimpan materi yang berasal dari kreativitas yang ditekan atau

45

2008:152)

b. Mendapatkan hubungan baru dengan teman-teman sebaya yang

berlainan jenis

Kematangan seksual yang dicapai sejak awal masa remaja mendorong

remaja untuk menjalin hubungan sosial, terutama dengan lawan jenis.

Remaja diharapkan bisa mencari dan mendapatkan teman baru yang

berlainan jenis. Mereka ingin mendapatkan penerimaan dari kelompok

teman sebaya lawan jenis ataupun sesama jenis agar merasa dibutuhkan dan

dihargai. Kematengan fisik dan psikis banyak mempengaruhi penerimaan

teman-teman sekelompok remaja dalam pergaulanya. Tanpa penerimaan

teman sebaya, dia akan mengalami berbagai gangguan perkembangan psikis

dan sosial, seperti membentuk geng sendiri yang berperilaku menggangu

orang lain (Al-Mighwar, 2008:152)

c. Menerima kondisi dan belajar hidup sesuai jenis kelaminya

Sejak masa puber, perbedaan fisik antara laki laki dan wanita tampak

jelas lalu berkembang matang pada masa dewasa. Apabila bentuk tubuhnya

memuaskan, mereka menyesali diri sebagai laki-laki atau wanita. Padahal,

mereka seharunya menerima kondisinya dengan penuh tanggung jawab.

Remaja laki-laki harus bersifat maskulin, lebih banyak memikirkan sosial

pekerjaan sedangkan remaja wanita harus bersiaft feminim, memikirkan

pekerjaan yang berkaitan dengan urusan rumah tangga dan pola asuh anak

(Al-Mighwar, 2008:153)

d. Mendapatkan kebebasan emosional dari orang tua dan orang dewasa lainya

Bebas dari ketergantungan emosinoal merupakan tugas perkembangan

penting yaitu dihadapi remaja. Apabila tidak memiliki kebebasan emosional,

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIPNOTERAPI 2.1eprints.umm.ac.id/42214/3/jiptummpp-gdl-rivalyahya-51446-3-babii.pdf · menyimpan materi yang berasal dari kreativitas yang ditekan atau

46

mereka akan menemui berbagai kesukaran dalam masa dewasa, tidak bisa

membuat keputusan sendiri dan bertanggung jawab atas pilihan yang

ditempuhnya (Al-Mighwar, 2008:153)

e. Mendapatkan kesanggupan berdiri sendiri dalam hal-hal yang berkaitan dengan masalah ekonomi

Tugas lainya adalah kesanggupan berdiri sendiri dalam maslah ekonomi

karena kelak mereka akan hidup sebagai orang dewasa. Kesanggupan disini

mencakup dua tugas, pertama, mencari sumber keuwangan atau pemasukan.

Dalam hal ini, remaja diharapkan belajar untuk lepas dari bantuan orangtua

dengan mendapat pekerjaan (jangka pendek) dan mempersiapkan diri untuk

memasuki lapangan kerja tetap pada masa depan (jangka panjang). Kedua,

pengelolaan keuwangan. Dalam hal ini, remaja diharapkan mampu

mengatur pengeluaranya (Al-Mighwar, 2008:154)

f. Memperoleh nilai-nilai dan filsafat hidup

Para remaja memang diharapkan memiliki pola pikir, sikap perasaan, dan

perilaku yang menuntut dan mewarnai berbagai aspek kehidupannya dalam

masa dewasa kelak. Dengan demikian mereka memiliki kepastian diri, tidak

mudah bingung, tidak, mudah terbawa arus kehidupan yang terus berubah

yang pada akhirnya tidak mendaptkan kebagiaaan (Al-Mighwar, 2008:154)

Menurut Asrori (2011) tugas-tugas perkembangan masa remaja yaitu :

Mampu menerima keadaan fisiknya; b. Mampu menerima dan memahami

peran seks usia dewasa; c. Mampu membina hubungan baik dengan anggota

kelompok yang berlainan jenis; d. Mencapai kemandirian emosional; e.

Mencapai kemandirian ekonomi; f. Mengembangkan perilaku tanggung jawab

sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa; g. Mempersiapkan diri

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIPNOTERAPI 2.1eprints.umm.ac.id/42214/3/jiptummpp-gdl-rivalyahya-51446-3-babii.pdf · menyimpan materi yang berasal dari kreativitas yang ditekan atau

47

untuk memasuki perkawinan; h. Memahami dan mempersiapkan berbagai

tangguang jawab kehidupan keluarga.

2.4.3 Ciri-ciri Remaja

Menurut Khoerunisya (2015) ciri-ciri remaja yaitu: a. Masa remaja sebagai

periode yang penting; b. Masa remaja sebagai periode peralihan; c. Masa remaja

sebagai periode perubahan; d. Masa remaja sebagai usia bermasalah; e. Masa remaja

sebagai masa mencari identitas; f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan

ketakutan; g. Di Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik; h. Masa remaja

sebagai ambang masa dewasa.

Menurut (Jahja, 2011:235) terdapat perubahan yang terjadi selama masa

remaja yaitu: a. Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja

awal yang dikenal sebagai masa strom & stress; b.Perubahan yang cepat secara fisik

yang juga disertai kematangan seksual; c. Perubahan dalam hal yang menarik bagi

dirinya dan hubungan dengan orang lain; d. Kebanyakan remaja bersikap ambivalen

dalam menghadapi perubahan yang terjadi.

2.4.4 Pembagian Masa Remaja

Menurut Nadliroh (2013) pembagian masa remaja yaitu :

a. Masa remaja awal (12-15 tahun)

Pada masa remaja ini individu mulai meninggalkan peran sebagai anak

dan berusaha mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan tidak

tergantung pada orang tua (Nadliroh, 2013).

b. Masa remaja dalam pertengahan (16-18 tahun)

Masa ini ditandai dengan perkembangan kemampuan berfikir yang baru

teman sebaya masih memiliki peran yang penting, namun individu sudah

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIPNOTERAPI 2.1eprints.umm.ac.id/42214/3/jiptummpp-gdl-rivalyahya-51446-3-babii.pdf · menyimpan materi yang berasal dari kreativitas yang ditekan atau

48

lebih mampu mengarahkan diri sendiri self direcred (Nadliroh, 2013).

c. Masa Remaja Akhir

Masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran

orang dewasa. Selama periode ini remaja berusaha memantapkan tuan

yang rasional dan mengembangkan sense of personal identity. Batasan usia

remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21

tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas 3, yaitu 12-

15 (remaja awal), 15-18 tahun (remaja pertengahan), dan 18-21 (remaja

akhir). Tetapi Monks, Knoers, & Haditono membedakan masa remaja

menjadi 4 bagian, yaitu masa pra-remaja 10-12 tahun, masa remaja awal

12-15 tahun, masa remaja pertengahan 15-18 tahun, dan masa remaja

akhir 18-21 tahun (Nadliroh, 2013).

2.4.5 Faktor faktor yang mempengaruhi perkembangan remaja

Pencapaian tugas perkembangan satu individu akan berbeda dengan individu

lainya karena dipengaruhi oleh perkembangan yang dialami masing masing induvidu,

faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan tersebut dibagi menajdi dua

macam yaitu faktor yang berasal dari dalam individu dan faktor yang berasal dari luar

individu (Santrock, 2007).

Secara umum ada 2 faktor yang memperngaruhi perkembangan yaitu :

a. Faktor endogen

Faktor endogen adalah perubahan fisik maupun psikis dipengaruhi oleh

faktor internal yang bersifat herediter yaitu dengan dfitentukan minat, dan

kesadaran (Nadliroh, 2013).

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIPNOTERAPI 2.1eprints.umm.ac.id/42214/3/jiptummpp-gdl-rivalyahya-51446-3-babii.pdf · menyimpan materi yang berasal dari kreativitas yang ditekan atau

49

b. Faktor eksogen

Faktor eksogen adalah perubahan dan perkembangan individu sangat

dipengaruhi oleh faktor faktor yang berasal dari luar individu itu sendiri

(Nadliroh, 2013).