bab ii tinjauan pustaka 2.1 kerangka teori 2.1.1...
TRANSCRIPT
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teori
2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Munawir (2004: 2) mengemukakan pengertian laporan
keuangan sebagai berikut: “Laporan keuangan pada dasarnya adalah
hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi
antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak yang
berkepentingan dengan data atau aktivitas dari perusahaan tersebut”.
Selanjutnya menurut Harahap (2002: 7) mengemukakan bahwa: “Laporan
keuangan adalah merupakan pokok atau hasil akhir dari suatu proses
akuntansi yang menjadi bahan informasi bagi para pemakainya sebagai
salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan dan juga dapat
menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai
tujuannya”. Sedangkan menurut Standar Akuntansi Keuangan PSAK No.
1 (IAI:2004:04) mengemukakan bahwa: Laporan keuangan merupakan
laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang
diterima secara umum tentang status keuangan dari individu, sosiasi atau
organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan”.
Ani Wilujeng (2005: 9), laporan keuangan adalah merupakan suatu
gambaran dari suatu perusahaan pada waktu tertentu (biasanya pada
periode I akuntansi) dan memberikan gambaran tentang kondisi keuangan
10
yang dicapai dalam waktu tersebut Kegunaanya adalah untuk
memberikan gambaran mengenai prestasi yang dicapai perusahaan
selama periode tertentu kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam
perusahaan tersebut, seperti manajer perusahaan, para pemilik atau
pemegang saham, lembaga keuangan atau badan-badan Lembaga
pemerintah.
Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses
pencatatan, merupakan suatu ringkasan transaksi-transaksi keuangan
yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini
dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan,
Baridwan (2010: 17).
Secara Umum laporan keuangan terbagi atas 3 yaitu :
1. Neraca adalah laporan keuangan yang menggambarkan atau
melaporkan keadaan atau jumlah kekayaan, kewajiban keuangan dan
modal sendiri perusahaan pada waktu tertentu. Neraca menunjukkan
posisi keuangan pada perusahaan pada saat tertentu, biasanya pada
awal dan akhir tahun pada periode tertentu. Pada sebelah debet
menggambarkan susunan aktiva dan modal perusahaan.
2. Laporan rugi laba adalah sebuah laporan yang sistematis mengenai
penghasilan, pendapatan, biaya, rugi-laba yang diperoleh suatu
11
perusahaan selama periode tertentu. Prinsip-prinsip yang umumnya
diterapkan pada laporan rugi/laba adalah:
a. Bagian yang pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari
usaha pokok perusahaan diikuti dengan harga pokok dari barang atau
jasa yang dijual, sehingga diperoleh harga kotor.
b. Bagian kedua menunjukkan biaya-biaya operasional yang terdiri dari
biaya administrasi, biaya penjualan dan biaya umum.
c. Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh di luar pokok
operasi perusahaan yang diikuti dengan biaya-biaya yang terjadi di
luar pokok perusahaan.
d. Bagian terakhir menunjukkan laba atau rugi dengan insendentil
sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan.
3. Laporan perubahan modal adalah Laporan ini berisi tentang
perubahan modal yang dimiliki oleh perusahaan selama periode
tertentu.
2.1.2. Tujuan Laporan Keuangan
Adapun menurut SAK No 1, tujuan laporan keuangan adalah
“Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan”.
12
Tujuan laporan keuangan menurut Kasmir (2010:10), tujuan pembuatan
dan penyusunan laporan keuangan adalah sebagai berikut :
1. Memberikan informasi tentang jenis dan dan jumlah aktiva (harta)
yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal
yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang
diperoleh pada suatu periode.
4. Memberikan tentang jumlah biaya dan jenis yang dikeluarkan
perusahaan dalam suatu periode tententu.
5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi
pada aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.
6. Memberikan informasi tentang kinerja manajeman perusahaan dalam
suatu periode.
7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan
dan informasi keuangan lainnya.
Pembahasan mengenai tujuan laporan keuangan, umumnya
menganggap bahwa laporan keuangan dipersiapkan untuk para pemakai
yang tidak kenal atau calon pemegang saham. Jadi tujuan laporan
keuangan, umumnya menyajikan informasi mengenai transaksi dan
sumber-sumber dari perusahaan yang relevan. Misalnya data-data yang
konkrit, juga kondisi perusahaan yang sebenarnya. Guna bahan
pengambilan keputusan ekonomis oleh berbagai pihak yang
13
berkepentingan. Meskipun banyak konsep tujuan laporan keuangan yang
lainnya, namun pada prinsipnya memberikan gambaran yang sama.
Kesenjangan kebutuhan informasi ini pada akhirnya menuntut suatu
pemecahan. Meskipun bukan merupakan satu-satunya sumber informasi,
laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang cukup
penting untuk pengambilan keputusan ekonomi. Untuk memecahkan
kesenjangan kebutuhan informasi inilah diperlukan suatu analisis terhadap
laporan keuangan, utamanya dalam memprediksi apa yang mungkin akan
terjadi di masa akan datang.
Analisis laporan keuangan dilakukan untuk beberapa tujuan misalnya
dapat digunakan sebagai alat screening awal dalam memilih alternative
investasi atau merger sebagai alat forecasting mengenai kondisi dan
kinerja keuangan dimasa datang sebagai proses diagnisis terhadap
masalah-masalah manajemen, operasi atau masalah lainnya atau sebagai
alat evaluasi terhadap manajemen.
2.1.3 Komponen Laporan Keuangan
menurut PSAK No. 1 (Revisi 2009) yang disahkan pada tanggal 15
Desember 2009 dan mulai efektif berlaku untuk periode tahun buku yang
dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011, laporan keuangan
yang lengkap harus meliputi komponen-komponen berikut ini :
1. Laporan posisi keuangan pada akhir periode
2. Laporan laba rugi komprehensif selama periode
14
3. Laporan perubahan ekuitas selama periode
4. Laporan arus kas selama periode
Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi
penting dan informasi penjelasan lain
Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan
ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara restrospektif
atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika
entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya. Jika kita
bandingkan antara PSAK 1 (Revisi 1998) dengan PSAK No. 1 (Revisi
2009), terkait komponen laporan keuangan, maka terdapat dua perbedaan
utama yaitu: perubahan pada laporan laba rugi, dimana sebelumnya
hanya mensyaratkan laporan laba rugi, sekarang harus menyajikan
laporan laba rugi komprehensif.
PSAK 1 (Revisi 1998) tidak mensyaratkan adanya laporan posisi
keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas
menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara restrospektif atau membuat
penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas
mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya. Perlu ditekankan
bahwa antara laporan laba rugi dengan laporan laba rugi komprehensif
memiliki perbedaan. Laporan laba rugi adalah total pendapatan dikurangi
beban, tidak termasuk komponen-komponen pendapatan komprehensif
15
lain. Sedangkan laporan laba rugi komprehensif termasuk didalamnya
laporan laba rugi dan pendapatan komprehensif.
Pendapatan komprehensif mencakup : Perubahan dalam surplus
revaluasi (lihat PSAK 16 (Revisi 2007): Aset Tetap dan PSAK 19 (Revisi
2009): Aset Tidak Berwujud)
1. Keuntungan dan kerugian aktuarial atas program manfaat pasti yang
diakui sesuai dengan PSAK 24:Imbalan Kerja
2. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan
keuangan dari entitas asing (lihat PSAK 10 (Revisi 2009): Pengaruh
Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing)
3. Keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan
yang dikategorikan sebagai „tersedia untuk dijual‟ (lihat PSAK 55
(Revisi 2006) : Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran)
4. Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai
dalam rangka lindung nilai arus kas (lihat PSAK 55 (Revisi 2006)
: Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran.
2.1.4 Prosedur, Metode dan Tekhnik Analisis Laporan Keuangan
Berbagai langkah harus dilakukan untuk menganalisis laporan
keuangan, adapun langkah-langkah yang harus di tempuh untuk
menganalisis laporan keuangan yaitu sebagai berikut :
16
1. Memahami latar belakang data keuangan perusahaan
Pemahaman latar belakang data keuangan perusahaan yang
dianalisis mencakup pemahaman tentang bidang usaha yang di terjuni
oleh perusahaan dan kebijakan akuntansi yang dianut dan diterapkan
oleh perusahaan tersebut. Memahami latar belakang data keuangan
perusahaan yang akan dianalisis merupakan langkah yang perlu
dilakukan sebelum menganalisis laporan keuangan.
2. Memahami kondisi-kondisi yang berpengaruh pada perusahaan
Selain latar belakang data keuangan, kondisi-kondisi yang
mempunyai pengarauh terhadap perusahaan perlu juga untuk di
pahami. Kondisi-kondisi yang perlu dipahami mencakup infomasi
mengenai trend (kecenderungan) industri dimana perusahaan
beroperasi, perubahan teknologi, perubahan selera konsumen,
perubahan faktor-faktor ekonomi seperti perubahan pendapatan per
kapita, tingkat bunga, tingkat inflasi dan pajak dan perubahan yang
terjadi di dalam perusahaan itu sendiri seperti perubahan posisi
manajemen kunci.
3. Mempelajari dan me-review laporan keuangan
Kedua langkah pertama akan memberikan gambaran mengenai
karakteristik perusahaan. Sebelum berbagai tekhnik analisis laporan di
gunakan, perlu dilakukan review terhadap laporan keuangan tersebut
secara menyeluruh.Tujuan langkah ini adalah untuk memastikan bahwa
laporan keuangan telah cukup jelas menggambarkan data keuangan
17
yang relevan dan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang
berlaku.
4. Menganalisis laporan keuangan
Setelah memahami profil dan me-review laporan keuangan, maka
dengan menggunakan berbagai metode dan tekhnik analisis yang ada
dapat menganalisis laporan keuangan dan menginterpretasikan hasil
analisis tersebut.
2.1.5 Keterbatasan Laporan Keuangan
Laporan keuangan sebagai hasil akhir proses akuntansi memiliki
beberapa keterbatasan. Di dalam analisis laporan keuangan, Munawir
(1992 : 9) menyatakan keterbatasan-keterbatasan tersebut adalah :
a. Laporan keuangan yang dibuat secara periode pada dasarnya
merupakan intern report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu
yang bersifat sementara) dan bukan merupakan laporan final.
b. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang
kelihatannya bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarya dasar
penyusunanya dengan standar nilai yang mungkin berbeda. Laporan
keuangan dibuat tercantum dalam laporan keuangan hanya
merupakan nilai buku yang belum tentu sama dengan harga pasar
sekarang maupun nilai gantinya.
c. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi
keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu lalu dimana daya beli
(purchasing power) uang tersebut akan menurun dibandingkan
18
dengan tahun-tahun sebelumnya, sehingga kenaikan volume
penjualan yang dinyatakan dalam rupiah belum tentu mencerminkan
bahwa unit yang dijual semakin besar. Mungkin kenaikan itu
disebabkan karena naiknya harga jual barang tersebut yang mungkin
juga akan diikuti dengan tingkat kenaikkan harga-harga. Jadi suatu
pembuatan penyesuaian terhadap perubahan tingkat harga maka
akan diperoleh kesimpulan yang keliru.
d. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan beberapa faktor yang
mempengaruhi posisi keuangan perusahaan karena faktor-faktor
tersebut tidak dapat dinyatakan dalam satuan uang (dikuantifisir).
Misalnya : reputasi dan prestasi perusahaan, kemampuan serta
integritas manajernya dan sebagainya. Dengan memahami
keterbatasan-keterbatasan tersebut diharapkan pada pemakai laporan
keuangan lebih cermat dalam melakukan analisis.
2.1.6 Pemakai Laporan Keuangan
Menurut Munawir (1992: 2) pihak-pihak yang berkepentingan dengan
posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan yaitu :
a. Pemilik perusahaan sangat berkepentingan terhadap laporan
keuangan perusahaannya terutama untuk perusahaan-perusahaan
dimana pemimpinnya diserahkan kepada orang lain seperti perseroan.
Karena dengan laporan keuangan tersebut pemilik perusahaan akan
dapat menilai sukses tidaknya manajer dalam memimpin
19
perusahaannya. Dan kesuksesan seorang manajer dalam memimpin
perusahaannya. Dan kesuksesan seorang manajer biasanya diukur
dan dinilai berdasarkan laba yang diperoleh perusahaan. Dengan kata
lain, laporan keuangan diperlukan oleh pemilik perusahaan untuk
menilai kemungkinan hasil-hasil yang telah dicapai. Di masa yang
akan dating bisa menaksirkan bagian keuangan yang akan diterima,
dan perkembangan dari harga saham yang dimilikinya dan juga untuk
menilai hasil yang telah dicapai.
b. Manajer atau pimpinan perusahaan, dengan mengetahui posisi
keuangan periode yang baru lalu akan dapat menyususn
perencanaan yang lebih baik, sistem pengawasan dan menentukan
kebijaksanaan kebijaksanaan yang lebih tepat.
c. Para investor (penanam modal jangka panjang), bankers maupun
para kreditur lainnya sangat berkepentingan atau memerlukan laporan
keuangan perusahaan dimana mereka menanamkan modalnya.
d. Para kreditur dan bankers, sebelum mengambil keputusan untuk
member / menolak permohonan kredit dari sutu perusahaan perlu
memiliki terlebih dahulu posisi keuangan perusahaan yang
bersangkutan.
e. Pemerintah, dimana perusahaan tersebut berdomisili sangat
berkepentingan dengan laporan keuangan tersebut. Disamping untuk
menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung perusahaan juga
20
sangat diperlukan oleh biro statistic, dinas perindustrian dan
perdagangan serta tenaga kerja untuk perencanaan pemerintah.
2.1.7 Karakteristik Laporan Keuangan Kualitatif
Karakteristik laporan keuangan kualitatif merupakan ciri khas yang
membuat informasi dalam laporan keuangan tersebut berguna bagi
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Karakteristik kualitatif
laporan keuangan menurut SAK (2002: 7), yaitu :
1. Dapat dipahami kualitas penting informasi yang ditampung dalam
laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat
dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan
memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan
bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan
ketekunan yang wajar.
2. Relevan agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi
kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi
memiliki kualitas yang relevan jika dapat mempengaruhi kualitas
ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa
masa lalu, masa kini, atau masa depan.
3. Kehandalan agar bermanfaat, informasi juga harus handal (reliable).
Informasi memiliki kualitas handal jika bebas dari pengertian
menyesatkan, kesalahan material dan dapat dihandalkan pemakainya
sebagai penyaji yang tulus atau jujur (faithful representation) dari
21
seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat
disajikan.
4. Dapat dibandingkan pemakaian harus dapat memperbandingkan
laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi
kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Implikasi penting
dan karakteristik kuantitatif dapat diperbandingkan adalah bahwa
pemakai harus mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi yang
digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan perubahan
kebijakan serta pengaruh kebijakan tersebut.
2.1.8 Definisi dan Manfaat Analisis laporan keuangan
2.1.8.1 Definisi Laporan Keuangan
Analisa laporan keuangan merupakan proses yang penuh
pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan
dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu.
Dengan tujuan untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling
mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa
mendatang. Secara umum arti penting penting analisis laporan keuangan
adalah sebagai berikut :
1. Bagi pihak manajemen, untuk mengevaluasi kinerja perusahaan,
kompensasi, pengembangan karier.
2. Bagi pemegang saham : untuk mengetahui kinerja perusahaan,
pendapatan,keamanan investasi.
22
3. Bagi kreditor : mengetahui kemampuan perusahaan melunasi utang
beserta bunganya.
4. Bagi pemerintah : pajak, persetujuan go public
5. Bagi karyawan : penghasilan yang memadai, kualitas hidup,
keamanan kerja
2.1.8.2 Manfaat Analisis Laporan Keuangan
Menurut PSAK (2004), Laporan keuangan memberikan manfaat
ke banyak pihak yang terbagi dalam 2 kelompok, pihak internal dan
eksternal
1. Pihak Internal
1) Pengelola (Direksi dan manajemen).
Laporan keuangan memberikan informasi yang digunakan dalam
pengembilan keputusan,evaluasi usaha yang sedang berjalan,
melakukan budgeting dan control.
2) Karyawan
Karyawan anda akan tertarik dengan informasi keuangan yang
terkait dengan stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Hal ini
dapat memberikan gambaran balas jasa dan menyediakan
kesempatan bekerja dan berkarier untuk jangka waktu yang lama.
23
2. Pihak Eksternal
1) Investor / owner
Investor / owner berkepentingan dengan informasi yang
berhubungan dengan resiko yang terkait dengan investa di modal
2) Pemberi Pinjaman
Pihak yang member pinjaman berkepentingan dengan
informasi yang menunjukan kemampuan perusahaan membayar
hutang beserta bunganya dengan tepat waktu. Laporan keuangan
dapat membantu menentukan besar plafon, bunga dan jangka
waktu yang diberikan.
3) Supplier
Pihak supplier dan pemberi hutang jangka pendek lainnya
berkepntingan dengan informasi yang menunjukan kemempuan
membayar hutang jangka pendeknya. Informasi tersebut akan
membantu supplier untuk menentukan jumlah piutang yang
diberikan dalam jangka waktunya.
4) Pelanggan
Pelanggan memerlukan informasi yang berhubungan dengan
kelangsungan perusahaan, terutama pelanggan yang melakukan
kerjasama jangka panjang. Pelanggan yang loyal membutuhkan
hubungan jangka panjang dan langgeng.
24
5) Pemerintah
Bagi pemerintah, mereka dapat menilai kemampuan
perusahaan dalam membayar pajak.
2.1.9 Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Pengertian analisa rasio keuangan menurut James C van Horne
dalam buku Kasmir (2010: 104) adalah indeks yang menghubungkan dua
angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan
angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi
keuangan dan kinerja perusahaan.
Analisa financial biasanya meliputi keterkaitan pemeriksaan di
perusahaan tersebut, analisa rasio diantara pos yang terdapat di dalam
laporan keuangan. Rasio tersebut sangat membentu dalam menjabarkan
kondisi keuangan suatu perusaahaan, efisiensi dari aktivitas,
perbandingan laba,dan persepsi dari investor yang diekspresikan dengan
kelakuan dan tindak tanduk mereka di pasar uang. Analisa rasio
membantu para analisis dan pengambil keputusan untuk mendapatkan
gambaran mengenai suatu perusahaan, mengenai suatu kondisinya
sekarang dan kemungkinannya di masa yang akan datang. Rasio tersebut
sangat relevan, tetapi akan menjadi lebih berarti jika dapat dibandingkan
dengan perusahaan lain sejenisnya.
25
2.1.10 Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Terdapat empat rasio keuangan yang dapat digunakan dalam
menganalisis laporan keuangan perusahaan, yaitu :
1. Rasio Likuiditas
Brigham (2007: 295), rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan
hubungan kas dan aktiva lancar lainnya dengan kewajiban lancar.
Likuiditas perusahaan menggambarkan kemampuan perusahaan tersebut
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditor jangka
pendek. Untuk mengukur kemampuan ini biasanya digunakan angka ratio
modal kerja, cureent ratio, acid-test/quick ratio, perputaran piutang
(account receivable turnover) dan perputaran persediaan. Rasio likuiditas
terbagi atas :
1) Rasio Lancar (Current Ratio)
Brigham (2007: 295), rasio lancar (Current ratio) adalah angka
yang diperoleh dengan jalan membagi aktiva lancar dengan kewajiban
lancar. Rasio tersebut menunjukan sejauh mana tagihan-tagihan
jangka pendek dari kreditur dapat dipenuhi dengan aktiva yang
diharapkan akan dikonversi menjadi tunai dalam waktu dekat.
Aktiva lancar biasanya berupa kas, sekuritas, piutang usaha, dan
persedian. Sedangkan kewajiban lancar terdiri dari utang usaha,
wesel bayar jangka pendek, utang jangka panjang yang akan jatuh
tempo dalam setahun, pajak penghasilan dll.
26
Current ratio sangat berguna untuk mengukur likuiditas
perusahaan, akantetapi dapat menjebak. Hal ini dikarenakan current
ratio yang tinggi dapat disebabkan adanya piutang yang tidak tertagih
yang tentu saja tidak dapat dipakai untuk membayar utang. Untuk
menguji apakah alat bayar yang digunkan tersebut likuid perusahaan
harus menentukan alat bayar yang mana yang kurang atau tidak
sesuai harus dikeluarkan dari aktiva lancar. Alat bayar yang kurang
likuid ini misalnya persediaan dan pos-pos yang analog dengan
persediaan. Jika sebuah perusahaan mengalami kesulitan keuangan,
maka perusahaan tersebut mulai membayar tagihannya (utang usaha)
dengan lebih lambat, meminjam dari bank, dan lain sebagainya. Jika
kewajiban lancar meningkat lebih cepat dibandingkan aktiva lancar,
maka rasio lancar akan turun dan hal ini akan menimbulkan
permasalahan. Karena rasio lancar memberikan indikator terbaik atas
besarnya klaim kreditor jangka pendek yang dapat ditutup oleh aktiva
yang. Karena rasio lancar merupakan satu- satunya indikator terbaik
untuk menunjukan sejauh mana kewajiban lancar dapat dipenuhi
dengan aktiva lancar , maka rasio ini paling lazim digunakan sebagai
ukuran dari solvensi jangka pendek.alasannya adalah karena rasio ini
menunjukan seberapa besar aktiva dikonversi menjadi kas pada saat
kewajiban lancar jatuh tempo. Diharapkan akan dikonversi menjadi
kas relative lebih cepat, maka hal ini paling banyak digunakan dalam
mengukur solvensi jangka pendek.
27
Rasio Lancar =𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟x 100%
Rasio Cepat =𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 − 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
Rasio perputaran persediaan =𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
Rasio Lancar (Current Ratio) dapat dihitung dengan :
2) Rasio Cepat ( Quick Ratio )
Rasio cepat (Quick Ratio) adalah rasio yang dihitung dengan
mengurangkan persediaan dari aktiva lancar dan membagi sisanya
dengan kewajiban lancar. Persediaan lazimnya merupakan aktiva
lancar yang paling tidak likuid, karena itu apabila terjadi likuidasi,
untuk aktiva ini akan terjadi kerugian yang lebih besar jika
dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya. Rasio cepat dirancang
untuk mengukur seberapa baik perusahaan dapat memenuhi
kewajibannya, tanpa harus melikuidasi atau bergantung pada
persediaannya. Persediaan tidak sepenuhnya diandalkan, karena
persediaan bukanlah sumber kas yang bias segera diperoleh, dan
bahkan mungkin tidak mudah dijual pada kondisi ekonomi yang lesu.
Rasio Cepat (Quick Ratio) dapat dihitung dengan :
3) Rasio perputaran Persediaan
Rasio perputaran persediaan adalah rasio yang dihitung dengan
jalan membagi penjualan dengan persediaan. Rasio dapat di sebut
juga rasio pemanfaatan persediaan. Rasio perputaran piutang dapat di
hitung dengan
:
28
Rasio hutang =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
2. Rasio Solvabilitas
(Kasmir, 2010 :151) rasio solvabilitas atau leverage ratio
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva
perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya seberapa besar beban utang
yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Rasio
solvabilitas adalah rasio untuk mengukur tingkat penggunaan hutang
sebagai sumber pembiayaan dalam perusahaan. Dengan menaikkan
dana melalui utang, pemilik dapat mempertahankan pengendalian atas
perusahaan dengan investasi yang terbatas. Rasio solvabilitas terdiri atas
1) Rasio hutang (Debt ratio)
Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat proporsi dari
dana hutang. Rasio ini semakin rendah tingkat proporsi dana hutang
maka perusahaan semakin aman. Hutang ini mencakup kewajiban
lancar maupun kewajiban jangka panjang. Kreditur lebih menyukai
rasio hutang yang tingkat penggunaan dana hutang lebih rendah
sebab dalam keadaan seperti itu tersedia penyangga yang besar bagi
kreditur apabila terjadi likuidasi.
Rasio hutang ( Debt Ratio ) dapat di hitung dengan :
29
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑘𝑒𝑚𝑎𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎
Rasio Hutang terhadap ekuitas =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖x 100
2) Rasio Kemampuan Membayar Bunga (Time interest earned ratio)
Menurut Brigham (2007: 302), adalah rasio untuk mengukur
sejauh mana perusahaan mampu membayar biaya bunga tahunan.
Jika kewajiban ini tidak dapat dipenuhi, kreditur dapat mengambil
tindakan hukum terhadap perusahaan yang dapat menimbulkan
kepailitan. Karena bunga merupakan beban yang biasa dikurangkan
terhadap pendapatan dalam hal perpajakan, maka kemampuan
membayar bunga tidak dipengaruhi oleh pajak.
Rasio ini dapat di hitung dengan :
3) Rasio hutang Terhadap Ekuitas
Rasio ini digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas sehingga
rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan
pinjaman dengan pemilik perusahaan.
Rasio Hutang Terhadap Ekuitas
30
RTO =𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡
𝑟𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
ITO=penjualan
perseidaan
4) Long –Term Debt To Equity Ratio
Merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal
sendiri dan hasil perhitungannya menunjukan seberapa besar bagian
dari sikap modal sendiri dijadikan jaminan hutang jangka panjang
Long − term debt to equity Ratio =𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐽𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖
2. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
efektifitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya.
Pengukuran aktivitas terdiri dari
1) Perputaran Piutang (receivable Turn Over)
Rasio ini menunjukan sebarapa lama penagihan piutang salama
satu periode atau beberapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini
berputar dalam satu periode.
2) Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)
Rasio ini digunakan untuk mengukur beberapa kali dana yang
ditanam dalam persediaan berputar dalam satu periode.
31
𝑊𝐶𝑇𝑂 =Penjualan Bersih
modal Kerja Rata_rata
𝐹𝐴𝑇𝑂 =Penjualan
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
3) Perputaran Modal kerja ( Working Capital turn Over)
Rasio ini merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk
mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama
periode tertentu.
4) Fixed Assets Turn Over
Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
beberapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar
dalam satu periode.
5) Perputaran Total Aktiva ( Total Assets Turn Over)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran
semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah
penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva.
TATO=𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
32
ROI=𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎 ℎ 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
ROE =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎 ℎ 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 𝐷𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖x100
4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah rasio yang untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini menunjukan gambaran
tentang tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan dalam menghasilkan
laba selama periode tententu. Pengukuran rasio terdiri dari :
1) Net Profit Margin
Rasio ini digunakan utnuk mengukur margin laba bersih setelah
bunga dan pajak atas penjualan neto pada suatu periode tertentu.
2) Hasil Pengembalian Inventasi( Return On investment/ROI)
Rasio ini mengukur keuntungan yang diperoleh dari hasil kegiatan
perusahaan (net Income) dengan Jumlah invenstasi atau aktiva yang
digunakan setelah dikurangi bunga dan pajak (EAIT) untuk
menghasilkan keuntungan yang diinginkan.
3) Hasil pengembalian ekuitas
Hasil pengembalian ekuitas atau Return on equity atau rentabilitas
modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah
pajak dengan modal sendiri.
NPM
=𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛x100
33
2.1.11 Analisis Tren
Analisis trend merupakan model trend umum untuk data time series
dan untuk meramalkan. Tren adalah analisis yang digunakan untuk
mengamati kecenderungan data secara menyeluruh pada suatu kurun
waktu yang cukup panjang. Tren dapat dipergunakan untuk meramalkan
kondisi apa data dimasa mendatang, maupun dapat dipergunakan untuk
memprediksi data pada suatu atau kurun waktu tertentu.
Beberapa pendapat mengenai analisis trend adalah sebagai berikut :
1. Menurut Harahap (1998: 249).
Analisis tren bertujuan untuk mengetahui tendensi atau
kecenderungan keadaan keuangan suatu perusahaan dimasa yang
akan datang, baik kecenderungan naik, turun, atau tetap.
2. Menurut Prastowo dalam bukunya Analisis Laporan Keuangan (2000:
48 ) adalah sebagai berikut.
Analisis tren merupakan salah satu teknik analisis laporan
keuangan yang termasuk metode analisis horizontal.
2.1.12 Objek Analisis Tren
Analisis trend ini dilakukan untuk melihat struktur keuangan baik
dari daftar Neraca dan Laba rugi. Untuk melihat struktur keuangan ini
maka laporan keuangan dikonversikan ke bentuk presentase mengaitkan
34
dengan pos penting. Pos penting itu misalnya penjualan untuk Laba rugi
dan Total Aktiva untuk Neraca.
Objek analisis trend adalah sebagai berikut :
a. Laba rugi bentuk Trend
Struktur laba rugi bentuk tren menunjukan presentase pos tertentu
dari pos utama. Misalnya presentase laba bersih dari penjualan,
presentase laba kotor atas penjualan, biaya operasi, dan sebagainya.
b. Neraca bentuk Trend
Struktur neraca dapat melihat presentase pos tertentu dengan pos
utama lainnya misalnya presentase aktiva lancar dengan total aktiva,
aktiva tetap, aktiva lain, utang lancar, utang jangka panjang, modal,
dan sebagainya.
2.1.13 Perhitungan Trend Financial Statement
Untuk melakukan analisis trend menurut Harahap (1998: 249 )
dapat digunakan dua metode yaitu :
1. Metode statistic dengan cara menghitung garis trend dari laporan
keuangan beberapa periode.
2. Menggunakan presentase trend atau angka indeks.
Sedangkan penulis memilih melakukan analisis trend dengan
menggunakan metode presentase trend dengan membuat trend financial
statement. Langkah-langkah untuk melakukan analisis presentase trend
adalah sebagai berikut :
35
1. Menentukan tahun dasar. Tahun dasar ini ditentukan dengan melihat
arti suatu tahun bias tahun pendirian, tahun perubahan, atau tahun
reorganisasi. Pos-pos laporan keuangan tahun dasar dicatat sebagai
indeks 100.
2. Menghitung angka indeks tahun-tahun lainnya dengan menggunakan
angka pos laporan keuangan tahun dasar sebagai penyebut.
3. Memprediksi kecenderungan yang mungkin bakal terjadi berdasarkan
arah dari kecenderungan historis pos laporan keuangan yang di
analisis.
4. Mengambil keputusan mengenai hal-hal yang harus dilakukan untuk
mengantisipasi kecenderungan itu.
Perubahan pos-pos neraca dan perubahan pos-pos laba rugi
(khususnya kenaikan penjualan dan laba bersih) dapat ditempatkan dalam
suatu perspektif yang tepat, dengan menyatakan kembali pos-pos
tersebut kedalam presentase tren. Dengan menyusun kembali laporan
keuangan dalam presentase akan dapat diperoleh informasi yang
signifikan tidaknya perubahan-perubahan yang terjadi selama kurun waktu
tertentu.
Saldo masing-masing pos pada tahun dasar dinyatakan dalam 100%,
sedangkan saldo pos yang sama untuk tahun-tahun selanjutnya
dinyatakan dalam presentase atas dasar tahun dasar.
36
2.2 Penelitian Sebelumnya
Berikut ini adalah hasil penelitian yang di dapat.
1. Anwar (2011) melakukan penelitian dengan judul “ Analisis Kinerja
Keuangan Pada PT Mega Indah Sari Makasar”. Berdasarkan hasil
perhitungan kinerja keuangan secara umum yaitu rasio aktivitas dan
profitabilitas, kedua rasio tersebut setelah dianalisis mengalami
peningkatan.
2. Wildaniah, tahun 2003 “Analisis likuiditas, solvabilitas dan Rentabilitas
Pada PT. mensa Bina Sukses Banjarmasin”. Hasil penelitian wildaniah
menjelaskan bahwa pada perusahaan ini dari tahun 1999-2001 tingkat
perusahaan dengan alat ukur current ratio dan quik ratio pada tahun
2002 menunjukan tingkat rasio menurun dari tahun ke tahun,
3. Penelitian Sitty Yunifa yang berjudul” Analisis kinerja Perusahaan
dengan menggunakan analisa rasio keuangan pada perusahaan
telekomunikasi yang tedaftar di bursa efek Indonesia. Berdasarkan
hasil dari perhitungan jenis-jenis analisa rasio likuiditas, solvabilitas
dan Aktivitas, maka nilai perusahaan tersebut memiliki kinerja
perusahaan yang tidak baik.
2.3 Kerangka pemikiran
Berdasarkan gambaran di atas maka dapat diketahui bagaimana
menganalisis laporan keuangan khususnya menggunakan Analisa Rasio
Keuangan dan Trend untuk meningkatkan kinerja keuangan pada
Perusahaan Rokok Indonesia. Setelah dianalisis laporan keuangan
37
perusahaan dengan menggunakan analisa tersebut maka dapat diketahui
apakah kinerja perusahaan dari tahun ke tahun semakin bertambah atau
semakin menurun. Dengan Tingkat penggunaan aktiva, modal dan
kewajiban yang tepat dapat memaksimalkan kinerja keuangan suatu
perusahaan. Dengan menggunakan analisis rasio dan trend cepat kita
dapat melihat faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya.
Analisis yang digunakan penulis dalam mengukur kinerja keuangan
perusahaan rokok ini menggunakan Rasio Profitabilitas,Rasio Solvabilitas,
dan trend. Merunut Suharli (2006: 294), rasio profitabilitas yang perlu
dihitung adalah rasio laba terhadap aktiva (ROA), rasio terhadap modal
(ROE) dan pendapatan per lembar saham (EPS), sedangkan rasio
solvabilitas yaitu kemampuan membayar kewajibannya, jika tidak dapat
memenuhi pembayaran, perusahaan dapat dikatakan bangkrut, rasio yang
digunakan dalam solvabilitas yakni : Rasio Lancar, rasio hutang, rasio
hutang terhadap kekayaan dan rasio kelipatan membayar bunga.
Harahap ( 1998; 249 ) analisis trend dengan menggunakan metode
presentase trend dengan membuat trend financial statement.
1. Menentukan tahun dasar. Tahun dasar ini ditentukan dengan melihat
arti suatu tahun bias tahun pendirian, tahun perubahan, atau tahun
reorganisasi. Pos-pos laporan keuangan tahun dasar dicatat sebagai
indeks 100.
38
2. Menghitung angka indeks tahun-tahun lainnya dengan menggunakan
angka pos laporan keuangan tahun dasar sebagai penyebut.
3. Memprediksi kecenderungan yang mungkin bakal terjadi
berdasarkan arah dari kecenderungan historis pos laporan keuangan
yang di analisis.
39
Analisis yang digunakan penulis
dalam mengukur kinerja keuangan
perusahaan rokok ini menggunakan Rasio
Profitabilitas,Rasio Solvabilitas, Likuiditas
dan trend. Merunut Suharli (2006: 294),
rasio profitabilitas yang perlu dihitung
adalah rasio laba terhadap aktiva (ROA),
rasio terhadap modal (ROE) dan
pendapatan per lembar saham (EPS),
sedangkan rasio solvabilitas yaitu
kemampuan membayar kewajibannya, jika
tidak dapat memenuhi pembayaran,
perusahaan dapat dikatakan bangkrut,
rasio yang digunakan dalam solvabilitas
yakni : Rasio Lancar, rasio hutang, rasio
hutang terhadap kekayaan dan rasio
kelipatan membayar bunga. Sedangkan
analisis trend dengan menggunakan
metode presentase trend dengan
membuat trend financial statement
Peneliti terdahulu
1. Anwar (2011) melakukan penelitian
dengan judul “ Analisis Kinerja Keuangan
Pada PT Mega Indah Sari Makasar”.
Berdasarkan hasil perhitungan kinerja
keuangan secara umum yaitu rasio
aktivitas dan profitabilitas, kedua rasio
tersebut setelah dianalisis mengalami
peningkatan.
2. Wildaniah, tahun 2003 “Analisis likuiditas,
solvabilitas dan Rentabilitas Pada PT.
mensa Bina Sukses Banjarmasin”. Hasil
penelitian wildaniah menjelaskan bahwa
pada perusahaan ini dari tahun 1999-2001
tingkat perusahaan dengan alat ukur
current ratio dan quik ratio pada tahun
2002 menunjukan tingkat rasio menurun
dari tahun ke tahun,
3. Penelitian Sitty Yunifa yang berjudul”
Analisis kinerja Perusahaan dengan
menggunakan analisa rasio keuangan
pada perusahaan telekomunikasi yang
tedaftar di bursa efek Indonesia.
Berdasarkan hasil dari perhitungan jenis-
jenis analisa rasio likuiditas, solvabilitas
dan Aktivitas, maka nilai perusahaan
tersebut memiliki kinerja perusahaan yang
tidak baik.
“ Pengukuran Kinerja Keuangan
Menggunakan Analisis Rasio dan Trend
Pada Perusahaan Rokok yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia”.
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis