bab ii tinjauan pustaka 2.1 landasan teori 2.1.1 teori ...repository.ump.ac.id/4878/3/reqzi syahrial...

17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory) Teori sinyal digunakan untuk menjelaskan bahwa laporan keuangan digunakan untuk memberi sinyal positive (good news) maupun sinyal negative (bad news) kepada pemakainya. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Teori sinyal juga dapat digunakan pihak perusahaan (agen), principal (investor) maupun pihak lain untuk mengurangi asimetri informasi dengan menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Laporan keuangan merupakan proses analisis serta penilaian yang dapat membantu dalam menjelaskan tujuan yang telah dicapai suatu perusahaan. Laporan keuangan sangatlah penting untuk setiap perusahaan, karena dapat digunakan untuk mengetahui kinerja dan kondisi keuangan perusahaan sehingga dapat memprediksi adanya potensi kebangkrutan dimasa yang akan datang. Keputusan investor dapat dipengaruhi oleh kualitas informasi yang diungkapkan perusahaan. Kualitas informasi tersebut mempunyai tujuan untuk menjelaskan detail informasi yang bisa menjadi pemicu salah duga yang timbul karena manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan dimasa mendatang dibanding pihak eksternal. Investor terlebih dahulu menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik 11 Analisis Pengaruh Rasio..., Reqzi Syahrial, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2016

Upload: lenhan

Post on 20-Mar-2019

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory)

Teori sinyal digunakan untuk menjelaskan bahwa laporan keuangan

digunakan untuk memberi sinyal positive (good news) maupun sinyal negative

(bad news) kepada pemakainya. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang

sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik.

Teori sinyal juga dapat digunakan pihak perusahaan (agen), principal

(investor) maupun pihak lain untuk mengurangi asimetri informasi dengan

menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Laporan keuangan merupakan

proses analisis serta penilaian yang dapat membantu dalam menjelaskan tujuan

yang telah dicapai suatu perusahaan. Laporan keuangan sangatlah penting untuk

setiap perusahaan, karena dapat digunakan untuk mengetahui kinerja dan kondisi

keuangan perusahaan sehingga dapat memprediksi adanya potensi kebangkrutan

dimasa yang akan datang.

Keputusan investor dapat dipengaruhi oleh kualitas informasi yang

diungkapkan perusahaan. Kualitas informasi tersebut mempunyai tujuan untuk

menjelaskan detail informasi yang bisa menjadi pemicu salah duga yang timbul

karena manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan

dimasa mendatang dibanding pihak eksternal. Investor terlebih dahulu

menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik

11

Analisis Pengaruh Rasio..., Reqzi Syahrial, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2016

12

(good news) atau sinyal buruk (bad news). Jika informasi tersebut sebagai sinyal

baik maka investor akan tertarik untuk mengambil langkah lebih lanjut. Begitu

pula sebaliknya, apabila sinyal buruk lebih tercermin dari informasi yang

dihasilkan maka investor akan beralih dan mencari perusahaan lain yang

mempunyai informasi yang lebih baik.

2.2 Telaah Pustaka

2.2.1 Financial Distress

Hanafi dan Halim (2005) dalam Ardiyanto (2011) mengungkapkan

kesehatan suatu perusahaan bisa digambarkan dari titik sehat yang paling

ekstrem (mampu untuk membiayai operasionalnya, dapat memenuhi kewajiban

jangka pendek dan jangka panjangnya secara tepat waktu, serta dengan tingkat

likuiditas yang baik) sampai ke titik tidak sehat yang paling ekstrem (tidak

mampu membayar kewajiban-kewajibannya atau hutang lebih besar

dibandingkan aset). Kesulitan keuangan jangka pendek bersifat sementara dan

belum begitu parah. Tetapi keadaan semacam ini apabila tidak ditangani bisa

berkembang menjadi keadaan yang semakin parah yang bisa mengakibatkan

perusahaan dilikuidasi atau direorganisasi. Perusahaan dengan kondisi seperti

demikian perlu untuk mengantisipasi terjadinya financial distress.

Financial distress merupakan suatu kondisi dimana perusahaan sedang

menghadapi masalah kesulitan keuangan. Menurut Platt dan Platt (2002) dalam

Hidayat (2013) financial distress didefinisikan sebagai tahap penurunan kondisi

keuangan yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi.

Analisis Pengaruh Rasio..., Reqzi Syahrial, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2016

13

Kondisi financial distress tergambar dari ketidakmampuan perusahaan atau tidak

tersedianya suatu dana untuk membayar kewajibannya yang telah jatuh tempo.

Kebangkrutan sendiri adalah kesulitan likuiditas yang parah hingga

perusahaan tidak dapat menjalankan operasionalnya dengan baik. Pertimbangan

untuk mengatasi terjadinya financial distress adalah dengan cara melakukan

merger atau take over agar perusahaan agar perusahaan mampu membayar

hutang dan melakukan operasionalnya kembali. Menurut Foster (1986) dalam

Ardiyanto (2011) terdapat beberapa indikator atau sumber informasi mengenai

kemungkinan dari kesulitan keuangan:

1. Analisis arus kas untuk periode sekarang dan yang akan datang.

2. Analisis strategi perusahaan yang mempertimbangkan pesaing potensial,

struktur biaya relatif, perluasan rencana dalam industri, kemampuan

perusahaan untuk meneruskan kenaikan biaya, kualitas manajemen dan lain

sebagainya.

3. Analisis laporan keuangan dari perusahaan serta perbandingannya dengan

perusahaan lain. Analisis ini dapat berfokus pada suatu variabel keuangan

tunggal atau suatu kombinasi dari variabel keuangan.

4. Variabel eksternal seperti return sekuritas dan penilaian obligasi.

Prediksi kesulitan finansial (financial distress) pada perusahaan menjadi

masalah pokok dari semua analisis dalam menilai kinerja keuangan perusahaan.

Kondisi yang paling mudah dilihat dari perusahaan yang mengalami financial

distress adalah pelanggaran komitmen pembayaran hutang yang diiringi dengan

Analisis Pengaruh Rasio..., Reqzi Syahrial, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2016

14

penghilangan pembayaran dividen terhadap investor. Sementara itu Elloumi dan

Gueyie (2001) dalam Hidayat (2013), mengkategorikan suatu perusahaan sedang

mengalami financial distress jika perusahaan tersebut selama dua tahun berturut-

turut mempunyai laba bersih negatif. Fenomena lain dari financial distress adalah

banyaknya perusahaan yang cenderung mengalami kesulitan likuiditas, di mana

ditunjukkan dengan semakin turunnya kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban keuangannya kepada kreditur.

2.2.2 Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah bagian dari suatu alur pelaporan keuangan.

Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,

laporan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya,

sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta

materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Di

samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan

laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis

serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

Dari laporan keuangan, tergambar kondisi keuangan perusahaan yang

dapat memudahkan manajemen dalam menilai kinerja manajemen perusahaan

khususnya dalam mengantisipasi sinyal financial distress.

2.2.3 Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan utama laporan keuangan memberikan informasi kepada

stakeholder sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan. Menurut

Analisis Pengaruh Rasio..., Reqzi Syahrial, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2016

15

Saputra (2013) dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan

menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi aset, liabilitas, ekuitas,

pendapatan dan beban, kontribusi dan distribusi kepada pemilik serta arus kas.

2.2.4 Komponen Laporan Keuangan

Menurut Marcelina (2011) Laporan keuangan yang disusun guna

memberikan informasi kepada berbagai pihak secara lengkap biasanya meliputi

(IAI, 1.7-1.13):

1. Neraca

Neraca berisi daftar seluruh aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik suatu

entitas pada suatu tanggal tertentu. Neraca menggambarkan unsur yang

berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan yaitu aset,

kewajiban, dan ekuitas sehingga neraca disebut juga dengan laporan posisi

keuangan perusahaan.

2. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang menunjukkan pendapatan

dan biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu, dan selisih

antara pendapatan dengan biaya merupakan laba atau rugi yang diderita

perusahaan. Laporan laba rugi menunjukkan kinerja perusahaan selama suatu

periode tertentu.

3. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas menyajikan ikhtisar perubahan yang terjadi pada

Analisis Pengaruh Rasio..., Reqzi Syahrial, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2016

16

aktiva bersih atau kekayaan (ekuitas) pemilik pada jangka waktu tertentu.

Penambahan ekuitas pemilik berasal dari investasi yang dilakukan oleh

pemilik dan laba bersih yang dihasilkan. Pengurangan ekuitas pemilik dapat

berasal dari pengembilan pribadi dan kerugian yang terjadi.

4. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menggambarkan jumlah kas yang masuk penerimaan kas

dan jumlah kas keluar pembayaran atau pengeluaran kas dalam suatu periode

tertentu. Informasi tentang arus kas berguna bagi pemakai laporan keuangan

sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas

dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan dalam menggunakan arus

kas tersebut.

5. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah

yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan

perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban kontinjensi dan

komitmen. Selain itu juga mencakup informasi yang dihasilkan dan

dianjurkan untuk diungkapkan dlam PSAK serta pengungkapan lain yang

diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar

(PSAK No.1 tahun 2007).

2.2.5 Laporan Arus Kas

Informasi arus kas memberikan dasar bagi para stakeholder untuk

mengamati dan menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas. Informasi

Analisis Pengaruh Rasio..., Reqzi Syahrial, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2016

17

yang dihasilkan melalui laporan arus kas sangat dibutuhkan untuk menilai

kelayakan suatu entitas agar bisa mendapatkan suatu pembiayaan. Penilaian atas

kemampuan mengahasilkan kas juga dikaitkan dengan aktivitas yang dijalankan

perusahaan, yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan.

Dalam hal demikian, laporan ini memberikan informasi yang berguna mengenai

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dari operasi, mempertahankan

dan memperluas kapasitas operasi, memenuhi kewajiban keuangannya, dan

membayar dividen (Djalil, 2015).

2.2.6 Manfaat Analisis Rasio Keuangan

Rasio merupakan alat yang dinyatakan dalam artian relatif maupun

absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara faktor yang satu dengan

faktor yang lain dari suatu laporan keuangan (Ruswanto, 2011). Rasio akan

mencermikan kinerja baik buruknya keuangan dari suatu perusahaan.

Analisis rasio keuangan pada umumnya digunakan oleh tiga kelompok

utama pemakai laporan keuangan yaitu manajer perusahaan, analis kredit, dan

analis saham. Kegunaan rasio keuangan bagi ketiga kelompok utama tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Manajer, yang menerapkan rasio untuk membantu menganalisis,

mengendalikan, dan kemudian meningkatkan operasi perusahaan.

2. Analis kredit, termasuk petugas pinjaman bank dan analis peringkat

obligasi, yang menganalisis rasio-rasio untuk membantu memutuskan

kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya.

Analisis Pengaruh Rasio..., Reqzi Syahrial, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2016

18

3. Analis saham, yang tertarik pada efisiensi, risiko, dan prospek

pertumbuhan perusahaan.

Rasio-rasio yang sering digunakan sebagai alat ukur, antara lain:

1. Rasio profit margin

Adalah rasio yang menghitung kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba pada tingkat penjualan tertentu.

2. Rasio likuiditas

Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

untuk memenuhi kewajiban yang harus dilunasi segera.

3. Rasio profitabilitas

Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba yang berkaitan dengan penjualan dan investasi.

4. Rasio financial leverage

Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu

perusahaan melakukan pembelanjaan menggunakan dana hutang

5. Rasio pertumbuhan penjualan

Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam meningkatkan penjualan dari waktu ke waktu.

Analisis Pengaruh Rasio..., Reqzi Syahrial, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2016

19

6. Rasio operating capacity

Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam mengelola asetnya agar mampu memberikan aliran kas masuk.

2.3 Penelitian Terdahulu

Beberapa peneliti sebelumnya telah menguji kemampuan rasio keuangan

dalam mempengaruhi financial distress. Haq (2013) menggunakan current ratio,

debt ratio, net profit margin, dan return on equity sebagai variabel pemrediksi

terhadap financial distress yang diukur menggunakan uji logistik. Hasil dari

penelitian tersebut menunjukkan current ratio, debt ratio, net profit margin, dan

return on equity secara simultan berpengaruh. Sementara secara parsial current

ratio, debt ratio, net profit margin, dan return on equity juga berpengaruh

terhadap financial distress.

Hapsari (2012) menganalisis kekuatan rasio keuangan dalam

memprediksi kondisi financial distress perusahaan manufaktur di BEI dengan

menggunakan likuiditas (CA/CL), profitabilitas (NI/TA), profit margin on sales

(NI/S) dan leverage (CL/TA) sebagai variabel independen. Secara simultan

semua variabel mempunyai pengaruh. Sementara secara parsial likuiditas

(CA/CL) dan profit margin on sales (NI/S) tidak berpengaruh. Profitabilitas

(NI/TA) dan leverage (CL/TA) berpengaruh pada financial distress.

Hidayat dan Meiranto (2014) menguji pengaruh financial distress

menggunakan variabel rasio leverage, likuiditas, aktivitas dan profitabilitas.

Melalui uji logistik diketahui bahwa rasio leverage berpengaruh positif terhadap

Analisis Pengaruh Rasio..., Reqzi Syahrial, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2016

20

financial distress, sedangkan likuiditas dan aktivitas berpengaruh negatif

terhadap financial distress. Berbeda dengan variabel yang lain Rasio

profitabilitas tidak memilikii pengaruh terhadap financial distress.

Mas’ud dan Srengga (2012) meneliti pengaruh pengaruh rasio keuangan

untuk memprediksi financial distress dengan menggunakan variabel likuiditas,

profitabilitas, financial leverage dan arus kas operasi. Hasil yang didapat dari uji

logistik yang dilakukan menunjukkan likuiditas dan financial leverage tidak

berpengaruh terhadap financial distress sedangkan profitabilitas dan arus kas

operasi dapat mempengaruhi terjadinya financial distress. Penelitian lainnya

dilakukan oleh Andre (2013) dengan menggunakan variabel profitabilitas,

likuiditas dan leverage untuk mengetahui pengaruh terhadap financial distress.

Hasil menunjukkan profitabilitas dan leverage berpengaruh secara signifikan

dalam memprediksi financial distress, sedangkan likuiditas tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan dalam memprediksi financial distress.

Tahun 2015 Widhiari dan Merkusiwati menguji pengaruh variabel

likuiditas, leverage, operating capacity, dan sales growth terhadap financial

distress menggunakan uji regresi logistik. Hasilnya menunjukkan variabel

likuiditas, operating capacity dan sales growth berpengaruh negatif secara

signifikan terhadap financial distress, sementara itu variabel leverage tidak

mempunyai pengaruh signifikan terhadap financial distress.

Saputra (2013) menguji variabel rasio profit margin, rasio likuiditas, rasio

profitabilitas, rasio financial leverage dan rasio pertumbuhan penjualan untuk

Analisis Pengaruh Rasio..., Reqzi Syahrial, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2016

21

memprediksi kondisi financial distress. Hasil yang diukur menggunakan uji

logistik menunjukkan semua variabel rasio yang diujikan tidak dapat digunakan

untuk memprediksi kondisi financial distress.

Kamaludin dan Pribadi (2011) melakukan penelitian prediksi financial

distress pada kasus industri manufaktur dengan menggunakan pendekatan regresi

logistik. variabel independen yang digunakan adalah current ratio, leverage

ratio, gross profit margin ratio, inventory turn over ratio dan return on equity.

Hasilnya menunjukkan bahwa semua rasio yang digunakan sebagai variabel

independen dapat digunakan untuk memprediksi financial distress.

Tahun 2015 Yustika meneliti pengaruh likuiditas, leverage, profitabilitas,

operating capacity dan biaya agency manajerial terhadap kemungkinan terjadi

financial distress. Hasil menunjukkan likuiditas, leverage dan profitabilitas

berpengaruh terhadap kemungkinan terjadi financial distress, sedangan operating

capacity dan biaya agency tidak mempunyai pengaruh terhadap kemungkinan

terjadinya financial distress.

Utami (2015) meneliti pengaruh variabel aktivitas, leverage dan

pertumbuhan perusahaan dalam memprediksi financial distress. Dari ketiga

variabel yang diteliti menunjukkan bahwa variabel aktivitas tidak berpengaruh

signifikan terhadap financial distress, sedangkan leverage berpengaruh positif

dan signifikan terhadap financial distress. Profitabilitas berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap financial distress.

Analisis Pengaruh Rasio..., Reqzi Syahrial, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2016

22

Hanifah dan Purwanto (2013) menggunakan variabel ukuran dewan

direksi, ukuran dewan komisaris, komisaris independen, kepemilikan manajerial,

kepemilikan institusional, ukuran komite audit, likuiditas, leverage, profitabilitas,

operating capacity untuk diuji pengaruhnya terhadap financial distress.

Menggunakan regresi logistik sebagai alat ujinya penelitian ini mengungkapkan

bahwa ukuran dewan direksi, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,

operating capacity menunjukkan adanya pengaruh negatif terhadap financial

distress. Leverage berpengaruh positif terhadap financial distress, sedangkan

variabel ukuran dewan komisaris, komisaris independen, ukuran komite audit,

likuiditas dan profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap financial distress.

2.4 Kerangka Pemikiran

Penelitian ini menganalisis rasio-rasio keuangan untuk melihat

pengaruhnya terhadap kesehatan suatu perusahaan sehingga dapat diketahui

apakah perusahaan tersebut mengarah pada kemungkinan terkena financial

distress. Pertimbangan rasio-rasio keuangan yang digunakan adalah rasio profit

margin berpengaruh negatif, rasio likuiditas berpengaruh negatif, rasio

profitabilitas berpengaruh negatif, rasio financial leverage berpengaruh positif,

rasio pertumbuhan penjualan berpengaruh negatif, dan rasio operating capacity

berpengaruh negatif.

Analisis Pengaruh Rasio..., Reqzi Syahrial, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2016

23

H1-

H2-

H3-

H4+

H5-

H6-

Gambar 2.1

Kerangka penelitian

2.5 Hipotesis Penelitian

2.5.1 Pengaruh Rasio Profit Margin terhadap Financial Distress

Profit margin adalah indikator pengukuran yang digunakan manajemen

dalam perolehan laba penjualan yang didapat perusahaan. Rasio profit margin

bisa menjadi salah satu pertimbangan pihak eksternal dalam mengambil

keputusan yang berkaitan dengan suatu perusahaan. Hal ini dapat tercermin di

dalam laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan.

Kamaludin dan Pribadi (2011) menunjukkan bahwa profit margin dapat

digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress karena besar kecilnya

Likuiditas

Profitabilitas

Financial leverage

Pertumbuhan penjualan

Operating capacity

Financial distress

(Y)

Profit margin

Analisis Pengaruh Rasio..., Reqzi Syahrial, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2016

24

nilai profit margin akan mempengaruhi kemungkinan perusahaan akan

mengalami financial distress atau tidak. Penelitian yang dilakukan Haq (2013)

juga menunjukkan bahwa net profit margin berpengaruh terhadap financial

distress. Hal ini menunjukkan semakin tingginya rasio profit margin maka

kemungkinan untu terkena financial distress akan semakin kecil.

H1 : Rasio profit margin berpengaruh negatif terhadap financial distress.

2.5.2 Pengaruh Rasio Likuiditas terhadap Financial Distress

Pengukuran likuiditas perusahaan digunakan untuk mengukur kekuatan

perusahaan dalam melakukan pelunasan kewajiban jangka pendeknya. Rasio

likuiditas yang bagus akan mengirimkan sinyal positif terhadap pihak eksternal

melalui laporan keuangan yang diterbitkan.

Penelitian Hidayat dan Meiranto (2014) menunjukkan bahwa likuiditas

berpengaruh negatif terhadap financial distress perusahaan. Widhiari dan

Merkusiwati (2015) juga menyimpulkan bahwa rasio likuiditas berpengaruh

negatif signifikan terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur yang

listing di BEI 2010-2013. Likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan

perusahaan dalam mendanai operasional dan melunasi kewajiban jangka

pendek. Apabila perusahaan mampu mendanai dan melunasi kewajiban jangka

pendeknya dengan baik maka potensi perusahaan mengalami financial distress

akan semakin kecil

H2 : Rasio likuiditas berpengaruh negatif terhadap financial distress.

Analisis Pengaruh Rasio..., Reqzi Syahrial, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2016

25

2.5.3 Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Financial Distress

Profitabilitas merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan

keputusan, di mana rasio ini digunakan sebagai alat pengukur atas kemampuan

perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari setiap rupiah penjualan yang

dihasilkan (Mas’ud dan Srengga, 2012). Rasio profitabilitas yang baik menjadi

sinyal positif bagi para pihak eksternal yang memiliki kepentingan dengan

perusahaan, hal itu dapat memicu meningkatnya keuangan perusahaan dan

terhindar dari kesulitan keuangan.

Rahmy (2015) mengungkapkan Profitabilitas berpengaruh negatif

signifikan terhadap financial distress. Semantara itu Hapsari (2012)

mengungkapkan profitabilitas secara parsial berpengaruh terhadap financial

distress. Adanya efektivitas penggunaan asset akan mengurangi pengeluaran

perusahaan, hal ini akan membuat perusahaan memperoleh kecukupan dana

untuk operasional dan terhindar dari kesulitan keuangan. Semakin besar

profitabilitas perusahaan maka kemungkinan perusahaan mengalami financial

distress semakin kecil, dan begitu pula sebaliknya.

H3 : Rasio profitabilitas berpengaruh negatif terhadap financial distress.

2.5.4 Pengaruh Rasio Financial Leverage terhadap Financial Distress

Financial leverage menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

Penelitian Andre (2013) mengungkapkan bahwa financial leverage mempunyai

pengaruh positif dan signifikan dalam memprediksi financial distress. Hal ini

Analisis Pengaruh Rasio..., Reqzi Syahrial, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2016

26

senada dengan penelitian yang dilakukan Kamaludin dan Pribadi (2011) di

mana rasio financial leverage dapat digunakan untuk memprediksi kondisi

financial distress.

Rasio financial leverage yang besar sangat dihindari oleh perusahaan,

karena financial leverage yang besar menunjukkan perusahaan belum mampu

membiayai usaha hanya dengan menggunakan dana perusahaan sendiri.

Semakin tinggi financial leverage maka kemungkinan untuk terkena financial

distress akan semakin besar.

H4 : Rasio financial leverage berpengaruh positif terhadap financial

distress.

2.5.5 Pengaruh Rasio Pertumbuhan Penjualan terhadap Financial Distress

Pertumbuhan penjualan menunjukkan perkembangan perusahaan dari

kegiatan penjualan. Rasio pertumbuhan penjualan dapat menjadi salah satu

indikator suatu perusahaan apakah dapat memberi jaminan pada pihak-pihak

yang berkepentingan.

Penelitian Widhiari dan Merkusiwati (2015) rasio pertumbuhan

penjualan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap financial distress. Utami

(2015) juga menyimpulkan rasio pertumbuhan perusahaan yang diukur dengan

sales growth berpengaruh negatif signifikan terhadap financial distress.

Semakin rendah pertumbuhan penjualan suatu perusahaan maka kemungkinan

untuk terkena financial distress maka semakin besar.

Analisis Pengaruh Rasio..., Reqzi Syahrial, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2016

27

H5 : Rasio pertumbuhan penjualan berpengaruh negatif terhadap

financial distress.

2.5.6 Pengaruh Rasio Operating Capacity terhadap Financial Distress

Operating capacity merupakan rasio yang mengukur kemampuan

perusahaan dalam mengelola aset-asetnya untuk keperluan operasi perusahaan

(Hidayat, 2013). Penelitian Widhiari dan Merkusiwati (2015) menunjukkan

bahwa rasio operating capacity berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

financial distress. Sementara itu Hanifah dan Purwanto (2013) dalam

penelitiannya juga menyimpulkan bahwa operating capacity berpengaruh

negatif terhadap financial distress. Perputaran aktiva yang rendah menunjukkan

bahwa perusahaan tidak menghasilkan volume penjualan yang cukup dibanding

dengan investasi dalam aktivanya sehingga menunjukkan kinerja perusahaan

yang tidak baik dan dapat mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan

sehingga memicu terjadinya financial distress.

H6 : Rasio operating capacity berpengaruh negatif terhadap financial

distress.

Analisis Pengaruh Rasio..., Reqzi Syahrial, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2016