bab ii tinjauan pustaka 2.1 landasan teori 2.1.1 teori ...repository.ump.ac.id/4878/3/reqzi syahrial...
TRANSCRIPT
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory)
Teori sinyal digunakan untuk menjelaskan bahwa laporan keuangan
digunakan untuk memberi sinyal positive (good news) maupun sinyal negative
(bad news) kepada pemakainya. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang
sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik.
Teori sinyal juga dapat digunakan pihak perusahaan (agen), principal
(investor) maupun pihak lain untuk mengurangi asimetri informasi dengan
menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Laporan keuangan merupakan
proses analisis serta penilaian yang dapat membantu dalam menjelaskan tujuan
yang telah dicapai suatu perusahaan. Laporan keuangan sangatlah penting untuk
setiap perusahaan, karena dapat digunakan untuk mengetahui kinerja dan kondisi
keuangan perusahaan sehingga dapat memprediksi adanya potensi kebangkrutan
dimasa yang akan datang.
Keputusan investor dapat dipengaruhi oleh kualitas informasi yang
diungkapkan perusahaan. Kualitas informasi tersebut mempunyai tujuan untuk
menjelaskan detail informasi yang bisa menjadi pemicu salah duga yang timbul
karena manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan
dimasa mendatang dibanding pihak eksternal. Investor terlebih dahulu
menginterpretasikan dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik
11
Analisis Pengaruh Rasio..., Reqzi Syahrial, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2016
12
(good news) atau sinyal buruk (bad news). Jika informasi tersebut sebagai sinyal
baik maka investor akan tertarik untuk mengambil langkah lebih lanjut. Begitu
pula sebaliknya, apabila sinyal buruk lebih tercermin dari informasi yang
dihasilkan maka investor akan beralih dan mencari perusahaan lain yang
mempunyai informasi yang lebih baik.
2.2 Telaah Pustaka
2.2.1 Financial Distress
Hanafi dan Halim (2005) dalam Ardiyanto (2011) mengungkapkan
kesehatan suatu perusahaan bisa digambarkan dari titik sehat yang paling
ekstrem (mampu untuk membiayai operasionalnya, dapat memenuhi kewajiban
jangka pendek dan jangka panjangnya secara tepat waktu, serta dengan tingkat
likuiditas yang baik) sampai ke titik tidak sehat yang paling ekstrem (tidak
mampu membayar kewajiban-kewajibannya atau hutang lebih besar
dibandingkan aset). Kesulitan keuangan jangka pendek bersifat sementara dan
belum begitu parah. Tetapi keadaan semacam ini apabila tidak ditangani bisa
berkembang menjadi keadaan yang semakin parah yang bisa mengakibatkan
perusahaan dilikuidasi atau direorganisasi. Perusahaan dengan kondisi seperti
demikian perlu untuk mengantisipasi terjadinya financial distress.
Financial distress merupakan suatu kondisi dimana perusahaan sedang
menghadapi masalah kesulitan keuangan. Menurut Platt dan Platt (2002) dalam
Hidayat (2013) financial distress didefinisikan sebagai tahap penurunan kondisi
keuangan yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi.
Analisis Pengaruh Rasio..., Reqzi Syahrial, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2016
13
Kondisi financial distress tergambar dari ketidakmampuan perusahaan atau tidak
tersedianya suatu dana untuk membayar kewajibannya yang telah jatuh tempo.
Kebangkrutan sendiri adalah kesulitan likuiditas yang parah hingga
perusahaan tidak dapat menjalankan operasionalnya dengan baik. Pertimbangan
untuk mengatasi terjadinya financial distress adalah dengan cara melakukan
merger atau take over agar perusahaan agar perusahaan mampu membayar
hutang dan melakukan operasionalnya kembali. Menurut Foster (1986) dalam
Ardiyanto (2011) terdapat beberapa indikator atau sumber informasi mengenai
kemungkinan dari kesulitan keuangan:
1. Analisis arus kas untuk periode sekarang dan yang akan datang.
2. Analisis strategi perusahaan yang mempertimbangkan pesaing potensial,
struktur biaya relatif, perluasan rencana dalam industri, kemampuan
perusahaan untuk meneruskan kenaikan biaya, kualitas manajemen dan lain
sebagainya.
3. Analisis laporan keuangan dari perusahaan serta perbandingannya dengan
perusahaan lain. Analisis ini dapat berfokus pada suatu variabel keuangan
tunggal atau suatu kombinasi dari variabel keuangan.
4. Variabel eksternal seperti return sekuritas dan penilaian obligasi.
Prediksi kesulitan finansial (financial distress) pada perusahaan menjadi
masalah pokok dari semua analisis dalam menilai kinerja keuangan perusahaan.
Kondisi yang paling mudah dilihat dari perusahaan yang mengalami financial
distress adalah pelanggaran komitmen pembayaran hutang yang diiringi dengan
Analisis Pengaruh Rasio..., Reqzi Syahrial, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2016
14
penghilangan pembayaran dividen terhadap investor. Sementara itu Elloumi dan
Gueyie (2001) dalam Hidayat (2013), mengkategorikan suatu perusahaan sedang
mengalami financial distress jika perusahaan tersebut selama dua tahun berturut-
turut mempunyai laba bersih negatif. Fenomena lain dari financial distress adalah
banyaknya perusahaan yang cenderung mengalami kesulitan likuiditas, di mana
ditunjukkan dengan semakin turunnya kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban keuangannya kepada kreditur.
2.2.2 Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah bagian dari suatu alur pelaporan keuangan.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,
laporan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya,
sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta
materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Di
samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan
laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis
serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Dari laporan keuangan, tergambar kondisi keuangan perusahaan yang
dapat memudahkan manajemen dalam menilai kinerja manajemen perusahaan
khususnya dalam mengantisipasi sinyal financial distress.
2.2.3 Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan utama laporan keuangan memberikan informasi kepada
stakeholder sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan. Menurut
Analisis Pengaruh Rasio..., Reqzi Syahrial, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2016
15
Saputra (2013) dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan
menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi aset, liabilitas, ekuitas,
pendapatan dan beban, kontribusi dan distribusi kepada pemilik serta arus kas.
2.2.4 Komponen Laporan Keuangan
Menurut Marcelina (2011) Laporan keuangan yang disusun guna
memberikan informasi kepada berbagai pihak secara lengkap biasanya meliputi
(IAI, 1.7-1.13):
1. Neraca
Neraca berisi daftar seluruh aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik suatu
entitas pada suatu tanggal tertentu. Neraca menggambarkan unsur yang
berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan yaitu aset,
kewajiban, dan ekuitas sehingga neraca disebut juga dengan laporan posisi
keuangan perusahaan.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang menunjukkan pendapatan
dan biaya dari suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu, dan selisih
antara pendapatan dengan biaya merupakan laba atau rugi yang diderita
perusahaan. Laporan laba rugi menunjukkan kinerja perusahaan selama suatu
periode tertentu.
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas menyajikan ikhtisar perubahan yang terjadi pada
Analisis Pengaruh Rasio..., Reqzi Syahrial, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2016
16
aktiva bersih atau kekayaan (ekuitas) pemilik pada jangka waktu tertentu.
Penambahan ekuitas pemilik berasal dari investasi yang dilakukan oleh
pemilik dan laba bersih yang dihasilkan. Pengurangan ekuitas pemilik dapat
berasal dari pengembilan pribadi dan kerugian yang terjadi.
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menggambarkan jumlah kas yang masuk penerimaan kas
dan jumlah kas keluar pembayaran atau pengeluaran kas dalam suatu periode
tertentu. Informasi tentang arus kas berguna bagi pemakai laporan keuangan
sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas
dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan dalam menggunakan arus
kas tersebut.
5. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah
yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan
perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban kontinjensi dan
komitmen. Selain itu juga mencakup informasi yang dihasilkan dan
dianjurkan untuk diungkapkan dlam PSAK serta pengungkapan lain yang
diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar
(PSAK No.1 tahun 2007).
2.2.5 Laporan Arus Kas
Informasi arus kas memberikan dasar bagi para stakeholder untuk
mengamati dan menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas. Informasi
Analisis Pengaruh Rasio..., Reqzi Syahrial, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2016
17
yang dihasilkan melalui laporan arus kas sangat dibutuhkan untuk menilai
kelayakan suatu entitas agar bisa mendapatkan suatu pembiayaan. Penilaian atas
kemampuan mengahasilkan kas juga dikaitkan dengan aktivitas yang dijalankan
perusahaan, yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan.
Dalam hal demikian, laporan ini memberikan informasi yang berguna mengenai
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dari operasi, mempertahankan
dan memperluas kapasitas operasi, memenuhi kewajiban keuangannya, dan
membayar dividen (Djalil, 2015).
2.2.6 Manfaat Analisis Rasio Keuangan
Rasio merupakan alat yang dinyatakan dalam artian relatif maupun
absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara faktor yang satu dengan
faktor yang lain dari suatu laporan keuangan (Ruswanto, 2011). Rasio akan
mencermikan kinerja baik buruknya keuangan dari suatu perusahaan.
Analisis rasio keuangan pada umumnya digunakan oleh tiga kelompok
utama pemakai laporan keuangan yaitu manajer perusahaan, analis kredit, dan
analis saham. Kegunaan rasio keuangan bagi ketiga kelompok utama tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Manajer, yang menerapkan rasio untuk membantu menganalisis,
mengendalikan, dan kemudian meningkatkan operasi perusahaan.
2. Analis kredit, termasuk petugas pinjaman bank dan analis peringkat
obligasi, yang menganalisis rasio-rasio untuk membantu memutuskan
kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya.
Analisis Pengaruh Rasio..., Reqzi Syahrial, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2016
18
3. Analis saham, yang tertarik pada efisiensi, risiko, dan prospek
pertumbuhan perusahaan.
Rasio-rasio yang sering digunakan sebagai alat ukur, antara lain:
1. Rasio profit margin
Adalah rasio yang menghitung kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba pada tingkat penjualan tertentu.
2. Rasio likuiditas
Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban yang harus dilunasi segera.
3. Rasio profitabilitas
Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba yang berkaitan dengan penjualan dan investasi.
4. Rasio financial leverage
Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu
perusahaan melakukan pembelanjaan menggunakan dana hutang
5. Rasio pertumbuhan penjualan
Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam meningkatkan penjualan dari waktu ke waktu.
Analisis Pengaruh Rasio..., Reqzi Syahrial, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2016
19
6. Rasio operating capacity
Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam mengelola asetnya agar mampu memberikan aliran kas masuk.
2.3 Penelitian Terdahulu
Beberapa peneliti sebelumnya telah menguji kemampuan rasio keuangan
dalam mempengaruhi financial distress. Haq (2013) menggunakan current ratio,
debt ratio, net profit margin, dan return on equity sebagai variabel pemrediksi
terhadap financial distress yang diukur menggunakan uji logistik. Hasil dari
penelitian tersebut menunjukkan current ratio, debt ratio, net profit margin, dan
return on equity secara simultan berpengaruh. Sementara secara parsial current
ratio, debt ratio, net profit margin, dan return on equity juga berpengaruh
terhadap financial distress.
Hapsari (2012) menganalisis kekuatan rasio keuangan dalam
memprediksi kondisi financial distress perusahaan manufaktur di BEI dengan
menggunakan likuiditas (CA/CL), profitabilitas (NI/TA), profit margin on sales
(NI/S) dan leverage (CL/TA) sebagai variabel independen. Secara simultan
semua variabel mempunyai pengaruh. Sementara secara parsial likuiditas
(CA/CL) dan profit margin on sales (NI/S) tidak berpengaruh. Profitabilitas
(NI/TA) dan leverage (CL/TA) berpengaruh pada financial distress.
Hidayat dan Meiranto (2014) menguji pengaruh financial distress
menggunakan variabel rasio leverage, likuiditas, aktivitas dan profitabilitas.
Melalui uji logistik diketahui bahwa rasio leverage berpengaruh positif terhadap
Analisis Pengaruh Rasio..., Reqzi Syahrial, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2016
20
financial distress, sedangkan likuiditas dan aktivitas berpengaruh negatif
terhadap financial distress. Berbeda dengan variabel yang lain Rasio
profitabilitas tidak memilikii pengaruh terhadap financial distress.
Mas’ud dan Srengga (2012) meneliti pengaruh pengaruh rasio keuangan
untuk memprediksi financial distress dengan menggunakan variabel likuiditas,
profitabilitas, financial leverage dan arus kas operasi. Hasil yang didapat dari uji
logistik yang dilakukan menunjukkan likuiditas dan financial leverage tidak
berpengaruh terhadap financial distress sedangkan profitabilitas dan arus kas
operasi dapat mempengaruhi terjadinya financial distress. Penelitian lainnya
dilakukan oleh Andre (2013) dengan menggunakan variabel profitabilitas,
likuiditas dan leverage untuk mengetahui pengaruh terhadap financial distress.
Hasil menunjukkan profitabilitas dan leverage berpengaruh secara signifikan
dalam memprediksi financial distress, sedangkan likuiditas tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan dalam memprediksi financial distress.
Tahun 2015 Widhiari dan Merkusiwati menguji pengaruh variabel
likuiditas, leverage, operating capacity, dan sales growth terhadap financial
distress menggunakan uji regresi logistik. Hasilnya menunjukkan variabel
likuiditas, operating capacity dan sales growth berpengaruh negatif secara
signifikan terhadap financial distress, sementara itu variabel leverage tidak
mempunyai pengaruh signifikan terhadap financial distress.
Saputra (2013) menguji variabel rasio profit margin, rasio likuiditas, rasio
profitabilitas, rasio financial leverage dan rasio pertumbuhan penjualan untuk
Analisis Pengaruh Rasio..., Reqzi Syahrial, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2016
21
memprediksi kondisi financial distress. Hasil yang diukur menggunakan uji
logistik menunjukkan semua variabel rasio yang diujikan tidak dapat digunakan
untuk memprediksi kondisi financial distress.
Kamaludin dan Pribadi (2011) melakukan penelitian prediksi financial
distress pada kasus industri manufaktur dengan menggunakan pendekatan regresi
logistik. variabel independen yang digunakan adalah current ratio, leverage
ratio, gross profit margin ratio, inventory turn over ratio dan return on equity.
Hasilnya menunjukkan bahwa semua rasio yang digunakan sebagai variabel
independen dapat digunakan untuk memprediksi financial distress.
Tahun 2015 Yustika meneliti pengaruh likuiditas, leverage, profitabilitas,
operating capacity dan biaya agency manajerial terhadap kemungkinan terjadi
financial distress. Hasil menunjukkan likuiditas, leverage dan profitabilitas
berpengaruh terhadap kemungkinan terjadi financial distress, sedangan operating
capacity dan biaya agency tidak mempunyai pengaruh terhadap kemungkinan
terjadinya financial distress.
Utami (2015) meneliti pengaruh variabel aktivitas, leverage dan
pertumbuhan perusahaan dalam memprediksi financial distress. Dari ketiga
variabel yang diteliti menunjukkan bahwa variabel aktivitas tidak berpengaruh
signifikan terhadap financial distress, sedangkan leverage berpengaruh positif
dan signifikan terhadap financial distress. Profitabilitas berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap financial distress.
Analisis Pengaruh Rasio..., Reqzi Syahrial, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2016
22
Hanifah dan Purwanto (2013) menggunakan variabel ukuran dewan
direksi, ukuran dewan komisaris, komisaris independen, kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, ukuran komite audit, likuiditas, leverage, profitabilitas,
operating capacity untuk diuji pengaruhnya terhadap financial distress.
Menggunakan regresi logistik sebagai alat ujinya penelitian ini mengungkapkan
bahwa ukuran dewan direksi, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,
operating capacity menunjukkan adanya pengaruh negatif terhadap financial
distress. Leverage berpengaruh positif terhadap financial distress, sedangkan
variabel ukuran dewan komisaris, komisaris independen, ukuran komite audit,
likuiditas dan profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap financial distress.
2.4 Kerangka Pemikiran
Penelitian ini menganalisis rasio-rasio keuangan untuk melihat
pengaruhnya terhadap kesehatan suatu perusahaan sehingga dapat diketahui
apakah perusahaan tersebut mengarah pada kemungkinan terkena financial
distress. Pertimbangan rasio-rasio keuangan yang digunakan adalah rasio profit
margin berpengaruh negatif, rasio likuiditas berpengaruh negatif, rasio
profitabilitas berpengaruh negatif, rasio financial leverage berpengaruh positif,
rasio pertumbuhan penjualan berpengaruh negatif, dan rasio operating capacity
berpengaruh negatif.
Analisis Pengaruh Rasio..., Reqzi Syahrial, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2016
23
H1-
H2-
H3-
H4+
H5-
H6-
Gambar 2.1
Kerangka penelitian
2.5 Hipotesis Penelitian
2.5.1 Pengaruh Rasio Profit Margin terhadap Financial Distress
Profit margin adalah indikator pengukuran yang digunakan manajemen
dalam perolehan laba penjualan yang didapat perusahaan. Rasio profit margin
bisa menjadi salah satu pertimbangan pihak eksternal dalam mengambil
keputusan yang berkaitan dengan suatu perusahaan. Hal ini dapat tercermin di
dalam laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan.
Kamaludin dan Pribadi (2011) menunjukkan bahwa profit margin dapat
digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress karena besar kecilnya
Likuiditas
Profitabilitas
Financial leverage
Pertumbuhan penjualan
Operating capacity
Financial distress
(Y)
Profit margin
Analisis Pengaruh Rasio..., Reqzi Syahrial, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2016
24
nilai profit margin akan mempengaruhi kemungkinan perusahaan akan
mengalami financial distress atau tidak. Penelitian yang dilakukan Haq (2013)
juga menunjukkan bahwa net profit margin berpengaruh terhadap financial
distress. Hal ini menunjukkan semakin tingginya rasio profit margin maka
kemungkinan untu terkena financial distress akan semakin kecil.
H1 : Rasio profit margin berpengaruh negatif terhadap financial distress.
2.5.2 Pengaruh Rasio Likuiditas terhadap Financial Distress
Pengukuran likuiditas perusahaan digunakan untuk mengukur kekuatan
perusahaan dalam melakukan pelunasan kewajiban jangka pendeknya. Rasio
likuiditas yang bagus akan mengirimkan sinyal positif terhadap pihak eksternal
melalui laporan keuangan yang diterbitkan.
Penelitian Hidayat dan Meiranto (2014) menunjukkan bahwa likuiditas
berpengaruh negatif terhadap financial distress perusahaan. Widhiari dan
Merkusiwati (2015) juga menyimpulkan bahwa rasio likuiditas berpengaruh
negatif signifikan terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur yang
listing di BEI 2010-2013. Likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam mendanai operasional dan melunasi kewajiban jangka
pendek. Apabila perusahaan mampu mendanai dan melunasi kewajiban jangka
pendeknya dengan baik maka potensi perusahaan mengalami financial distress
akan semakin kecil
H2 : Rasio likuiditas berpengaruh negatif terhadap financial distress.
Analisis Pengaruh Rasio..., Reqzi Syahrial, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2016
25
2.5.3 Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Financial Distress
Profitabilitas merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan
keputusan, di mana rasio ini digunakan sebagai alat pengukur atas kemampuan
perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari setiap rupiah penjualan yang
dihasilkan (Mas’ud dan Srengga, 2012). Rasio profitabilitas yang baik menjadi
sinyal positif bagi para pihak eksternal yang memiliki kepentingan dengan
perusahaan, hal itu dapat memicu meningkatnya keuangan perusahaan dan
terhindar dari kesulitan keuangan.
Rahmy (2015) mengungkapkan Profitabilitas berpengaruh negatif
signifikan terhadap financial distress. Semantara itu Hapsari (2012)
mengungkapkan profitabilitas secara parsial berpengaruh terhadap financial
distress. Adanya efektivitas penggunaan asset akan mengurangi pengeluaran
perusahaan, hal ini akan membuat perusahaan memperoleh kecukupan dana
untuk operasional dan terhindar dari kesulitan keuangan. Semakin besar
profitabilitas perusahaan maka kemungkinan perusahaan mengalami financial
distress semakin kecil, dan begitu pula sebaliknya.
H3 : Rasio profitabilitas berpengaruh negatif terhadap financial distress.
2.5.4 Pengaruh Rasio Financial Leverage terhadap Financial Distress
Financial leverage menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
Penelitian Andre (2013) mengungkapkan bahwa financial leverage mempunyai
pengaruh positif dan signifikan dalam memprediksi financial distress. Hal ini
Analisis Pengaruh Rasio..., Reqzi Syahrial, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2016
26
senada dengan penelitian yang dilakukan Kamaludin dan Pribadi (2011) di
mana rasio financial leverage dapat digunakan untuk memprediksi kondisi
financial distress.
Rasio financial leverage yang besar sangat dihindari oleh perusahaan,
karena financial leverage yang besar menunjukkan perusahaan belum mampu
membiayai usaha hanya dengan menggunakan dana perusahaan sendiri.
Semakin tinggi financial leverage maka kemungkinan untuk terkena financial
distress akan semakin besar.
H4 : Rasio financial leverage berpengaruh positif terhadap financial
distress.
2.5.5 Pengaruh Rasio Pertumbuhan Penjualan terhadap Financial Distress
Pertumbuhan penjualan menunjukkan perkembangan perusahaan dari
kegiatan penjualan. Rasio pertumbuhan penjualan dapat menjadi salah satu
indikator suatu perusahaan apakah dapat memberi jaminan pada pihak-pihak
yang berkepentingan.
Penelitian Widhiari dan Merkusiwati (2015) rasio pertumbuhan
penjualan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap financial distress. Utami
(2015) juga menyimpulkan rasio pertumbuhan perusahaan yang diukur dengan
sales growth berpengaruh negatif signifikan terhadap financial distress.
Semakin rendah pertumbuhan penjualan suatu perusahaan maka kemungkinan
untuk terkena financial distress maka semakin besar.
Analisis Pengaruh Rasio..., Reqzi Syahrial, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2016
27
H5 : Rasio pertumbuhan penjualan berpengaruh negatif terhadap
financial distress.
2.5.6 Pengaruh Rasio Operating Capacity terhadap Financial Distress
Operating capacity merupakan rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan dalam mengelola aset-asetnya untuk keperluan operasi perusahaan
(Hidayat, 2013). Penelitian Widhiari dan Merkusiwati (2015) menunjukkan
bahwa rasio operating capacity berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
financial distress. Sementara itu Hanifah dan Purwanto (2013) dalam
penelitiannya juga menyimpulkan bahwa operating capacity berpengaruh
negatif terhadap financial distress. Perputaran aktiva yang rendah menunjukkan
bahwa perusahaan tidak menghasilkan volume penjualan yang cukup dibanding
dengan investasi dalam aktivanya sehingga menunjukkan kinerja perusahaan
yang tidak baik dan dapat mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan
sehingga memicu terjadinya financial distress.
H6 : Rasio operating capacity berpengaruh negatif terhadap financial
distress.
Analisis Pengaruh Rasio..., Reqzi Syahrial, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2016