bab ii tinjauan pustaka 2.1 penelitian terdahulu 1. sujoko, …eprints.perbanas.ac.id/2410/6/bab...
TRANSCRIPT
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai
sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian berkaitan dengan ini antara lain :
1. Sujoko, Ugy Soebiantoro (2007)
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Stuktur Kepemilikan saham, Leverage,
Faktor Intern dan Faktor Ekstern terhadap Nilai Perusahaan”. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh struktur kepemilikan leverage,
faktor ekstern dan faktor intern terhadap nilai perusahaan di Bursa Efek
Jakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan public yang terdaftar
di Bursa Efek Jakarta, sebanyak 134 perusahaan. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah purposive sampling serta teknik analisis menggunakan
Structure Equation Modelling (SEM). Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa struktur kepemilikan, factor intern dan factor ekstern berpengaruh
signifikan terhadap leverage. Struktur kepemilikan, faktor ekstern, factor
intern dan leverage berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Persamaan :
1) Terletak pada Variabel independen yaitu Leverage
2) Terletak pada Populasi yang diteliti yaitu perusahaan manufaktur
9
10
Perbedaan :
1) Terletak pada variabel bebas yaitu Kepemilikan saham, factor intern dan
factor ekstern sedangkan peneliti saat ini menggunakan likuiditas,
profitabilitas dan kebijakan dividen
2) Pada penelitian terdahulu menggunakan teknik analisis Structure
Equation Modelling (SEM), sedangkan peneliti saat ini menggunakan
Teknik Analisis Regresi Linier Berganda
2. Desy Handa Sari, Atim Djazuli, Siti Aisjah (2013)
Penelitian ini berjudul “Determinan Struktur Modal dan Dampaknya terhadap
Nilai Perusahaan makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia”. Tujuan
penelitian ini untuk mengukur dan menganalisis efek dari profitabilitas,
ukuran perusahaan, pertumbuhan, struktur aktiva dan non debt tax shield
terhadap Struktur Modal dan dampaknya terhadap Nilai Perusahaan . Populasi
dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia, sebanyak 12 perusahaan yang memenuhi syarat
sebagai anggota populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
menggunakan metode sensus, serta teknik analisis yang digunakan adalah
menggunakan Analisis two stage least square. Pada penelitian ini variabel
dependennya adalah Nilai Perusahaan. Sedangkan variabel independennya
yaitu Determinan Struktur Modal. Hasil penelitian ini adalah ada pengaruh
antara profitabilitas, ukuran perusahaan dengan struktur modal, namun tidak
ditemukan pengaruh pertumbuhan, struktur aktiva dan non debt tax shield
11
terhadap struktur modal, namun ditemukan adanya pengaruh struktur modal
dengan nilai perusahaan.
Persamaan :
Terletak pada populasi yang diambil yaitu perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI
Perbedaan :
Pada penelitian terdahulu tidak menggunakan variabel Financial Leverage,
Likuiditas dan Kebijakan dividen sebagai variabel independen sedangkan
penelitian saat ini menggunakan variabel tersebut
3. Ni Luh Putu Wiagustini, Ni putu Pertamawati (2015)
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Risiko bisnis dan Ukuran Perusahaan pada
struktur modal dan Nilai perusahaan pada Perusahaan Farmasi di Bursa
Efek Indonesia”.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
risiko bisnis dan ukuran perusahaan pada Struktur Modal dan Nilai
Perusahaan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua
perusahaan sub sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI),
yang berjumlah 9 perusahaan. Penarikan sampel yang dilakukan dengan
metode sensus, yaitu semua populasi dijadikan sebagai sampel. Teknik
analisis data menggunakan Teknik Path Analysis. Pada penelitian ini variabel
dependen adalah Struktur Modal dan Nilai perusahaan, sedangkan variabel
independen terdiri dari Risiko Bisnis dan Ukuran Perusahaan. Dari hasil
12
analisis dapat disimpulkan bahwa Pertama, risiko bisnis dan ukuran
perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.
Kedua, risiko bisnis berpengaruh negative signifikan, sedangkan ukuran
perusahaan berpengaruh positif signifikan pada nilai perusahaan. dan struktur
modal berpengaruh positif dan tidak signifikan pada nilai perusahaan. Ketiga
struktur modal mempunyai pengaruh risiko bisnis pada nilai perusahaan.
Persamaan :
1) Terletak pada variabel leverage dan Likuiditas sebagai salah satu variabel
bebas, serta penggunaan teknik sampling dan teknik analisis yang sama.
2) Terletak pada populasi yang diambil yaitu perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI
Perbedaan :
Pada penelitian terdahulu tidak menggunakan variabel kebijakan dividen
sebagai variabel bebas sedangkan pada penelitian ini menggunakan kebijakan
dividen sebagai variabel bebas.
4. Umi Mardiyati, Gatot Nazir Ahmad, Ria Putri (2012)
Penelitian ini berjudul “Pengaruh kebijakan dividen, Kebijakan hutang dan
Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) Periode (2005-2010). Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftardi BEI dengan
periode pengamatan 2005-2010. Penarikan sampel yang dilakukan oleh
13
peneliti yaitu dengan menggunakan metode purposive sampling. Jumlah
sampel menggunakan 78 sampel. Teknik analisis pada penelitian ini adalah
menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Pada penelitian ini
variabel dependennya adalah Nilai Perusahaan, sedangkan variabel
independennya adalah Kebijakan dividen, Kebijakan Hutang dan
Profitabilitas. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan secara simultan
DPR, DER, dan ROE berpengaruh signifikan terhadap PBV.
Persamaan :
1) Terletak pada Variabel Kebijakan dividen (DPR) dan Profitabilitas
2) Terdapat Variabel dependen Nilai perusahaan
3) Teknik analisis yang menggunakan Analisis regresi Linier berganda
4) Populasi yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI
Perbedaan :
Pada penelitian terdahulu terdapat variabel independen Kebijakan hutang,
sedangkan pada penelitian saat ini tidak menggunakan variabel kebijakan
hutang.
5. Natalia Ogolmagai (2013)
Penelitian ini berjudul “Leverage pengaruhnya terhadap Nilai perusahaan
pada Industri Manufaktur yang Go Public di Indonesia”. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui struktur modal yang di ukur dengan
14
menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap nilai perusahaan
manufaktur yang go public di Indonesia, untuk mengetahui struktur modal
yang diukur dengan Debt To AsetRatio (DAR), dan untuk mengetahui
pengaruh secara bersama sama struktur modal yang diukur dengan Debt To
Equity Ratio dan Debt to Aset Ratio terhadap nilai perusahaan manufaktur
yang go public di Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan manufaktur yang go public di Inodonesia periode 2008-2011,yang
berjumlah 178 perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metodelogi da statistik, dan teknik analisis yang
digunakan yaitu analisis regresi linier berganda. Pada penelitian ini variabel
dependennya yaitu Nilai perusahaan. Sedangkan variabel independennya
adalah Debt to Equity Ratio (DER). Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa secara bersamaan DER dan DAR tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan, struktur modal yang diukur dengan DER tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan, DAR tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Persamaan
1) Terletak pada variabel Nilai perusahaan sebagai variabel terikat
2) Terletak pada teknik analisis menggunakan analisis regresi linier berganda
3) Terletak pada populasi perusahaan makanan dan minuman yang telah
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2008 sampai dengan 2011.
15
Perbedaan
Pada penelitian sebelumnya mengetahui struktur modal yang di ukur dengan
menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap nilai perusahaan
manufaktur yang go public di Indonesia, sedangkan penelitian ini mengetahui
DER, CR, ROI dan DPR terhadap Nilai perusahaaan.
17
16
`
Tabel 2.1
Persamaan dan Perbedaan Penelitian terdahulu
Peneliti Variable
dependen
Variable independen Populasi Teknik sampel Teknik analisis Periode Jenis data Hasil penelitian
Sujoko, Ugy
Soebiantoro (2007)
Nilai
Perusahaan
Kepemilikan
saham,leverage,
Faktor Intern dan
Faktor Ekstern
Perusahaan Publik yang
terdaftar di Bursa Efek
Jakarta
Purposive
sampling
Structure Equation
Modelling (SEM)
2007
Data
Sekunder
Struktur Kepemilikan,
faktor ekstern, factor
intern dan leverage
berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan
Desy Handasari, Atim
Dajazuli, Siti Aisjah
(2013)
Nilai
perusahaan
Determinan struktur
rmodal
Perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di
BEI
Metode sensus
Analisis two stage least
square
2010-2013 Data
Sekunder
Ada pengaruh antara
Profitabilitas Dan ukuran
Perusahaan terhadap
Struktur modal, namun
Tidak ada pengaruh variable
Pengaruh pertumbuhan,
Stuktur aktiva, dan non
Debt tax shield terhadap
Struktur modal. Tetapi
Struktur modal mempunyai
pengaruhTerhadap nilai
perusahaan.
Ni Putu Wiagustini, Ni
putu Pertamawati (
2015)
Struktur
modsl dan
Nilai
perusahaan
Risiko bisnis dan
Ukuran perusahaan
Perusahaan sub sektor
farmasi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia
(BEI)
Metode sensus Teknik Path Analysis 2015
Data
Sekunder
Risiko bisnis dan ukuran
perusahaan beroengaruh
positif signifikan pada
nilai perusahaan.
Umi mardiyati, Gatot
Nazir Ahmad, Ria
Putri
(2012)
Nilai
Perusahaan
Pengaruh kebijakan
deviden, Kebijakan
Hutang dan
Profitabilitas
Perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI
dengan periode
pengamatan 2005-2010
Metode
Purposive
sampling
Analisis regresi linier
berganda
2005-2012
Data
sekunder
Secara simultan
DPR,DER dan ROE
berpengaruh secara
signifikan terhadap PBV
Sumber : Penelitian terdahulu
17
16
`
2.2 Landasan Teori
Pada sub bab ini, diuraikan teori teori yang mendasari dan mendukung
penelitian.
2.2.1 Nilai perusahaan
Nilai perusahaan dalam penelitian ini menggunakan price to book value
yang tinggi akan membuat pasar percaya pada prospek perusahaan pada masa
yang akan datang, kondisi ini akan mendorong pada peningkatan harga saham
perusahaan, namun jika harga saham terlalu tinggi juga akan berdampak buruk
bagi perusahaan karena saham menjadi kurang likuid di pasaran .
Beberapa factor tersebut memiliki hubungan dan pengaruh terhadap nilai
perusahaan yang tidak konsisten. Nilai perusahaan dapat dilihat dari kemampuan
perusahaan membayar deviden. Ada beberapa konsep yang menjelaskan nilai
perusahaan yaitu:
1. nilai nominal
Adalah nilai yang tercantum secara formal dalam anggaran dasar perseroan.
2. Nilai instrinsik
Adalah nilai yang bukan sekedar harga dari kumpulan nilai asset, melainkan nilai
perusahaan sebagai entitas bisnis yang memiliki kemampuan menghasilkan
keuntungan dikemudian hari.
17
3. Nilai likuidasi
Adalah nilai jual seluruh asset perusahaan setelah dikurangi semua
kewajiban yang harus dipenuhi.
4. Nilai buku
Adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan dasar konsep akuntansi
5. Nilai pasar
Adalah harga yang terjadi dari proses tawar menawar di pasar saham,
sedangkan konsep yang paling representative untuk menentukan nilai
suatu perusahaan adalah konsep instrinsik.
Nilai perusahaan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Price to book Value = …………………………………(1)
2.2.2 Teori Nilai Perusahaan
Pada teori agency yang disebut principal adalah pemegang saham,
sedangkan yang dimaksud agen adalah manajemen yang mengelola
perusahaan. Dalam manajemen keuangan tujuan utama perusahaan adalah
memaksimalkan kemakmuran pemegang saham, Namun dalam kenyataannya,
sering terjadi Agency conflict antara manajemen dan pemegang saham yang
disebabkan perbedaan kepentingan antara manajemen dan pemegang saham.
pendanaan.
Pengertian nilai perusahan ini berbeda beda, bagi perusahaan yang belum
go public, nilai perusahaan merupakan sejumlah biaya yang bersedia dikeluarkan
oleh calon pembeli jika perusahaan tersebut dijual. Sedangkan bagi perusahaan
18
yang sudah go public, nilai perusahaan dapat dilihat dari besarnya nilai saham
yang ada di pasar modal. Setiap perusahaan yang sudah go public mempunyai
tujuan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan dimana hal ini dijadikan sebagai
tolak ukur dalam keberhasilan perusahaan (Martono dan Harjito, 2006:13).
1. Teori Pecking order (Pecking order theory)
Teori ini menjukkan kecenderungan perusahaan memilih pembiayaan
berdasarkan sumber dana yang paling disukai, Hal ini karena adanya
informasi asimetrik (asymmetric information) yang menunjukkan bahwa
manajemen mempunyai informasi yang lebih banyak (tentang prospek,
risiko, dan nilai perusahaan). Kondisi ini dapat dilihat dari reaksi harga
saham pada waktu manajemen mengumumkan sesuatu seperti
peningkatan pembayaran deviden, Asimetrik informasi, biaya transaksi
dan biaya emisi merupakan factor factor yang mempengaruhi pendanaan
sehingga cenderung mendorong perilaku pecking order theory (Husnan,
2005).
2. Teori Signaling (Signaling theory)
Menurut (Brigham dan Houston, 2006) adalah suatu tindakan yang
diambil manajemen perusahaan yang member petunjuk bagi investor
tentang bagaimana manajemen memandang proyek perusahaan. Teori ini
mengungkapkan bahwa investor dapat membedakan antara perusahaan
yang memiliki nilai tinggi dengan perusahaan yang memiliki nilai tinggi
dengan perusahaan yang memiliki nilai rendah, perusahaan yang
19
profitable memberikan signal tentang perusahaannya yang relative tidak
mudah mengalami kebangkrutan dan bentuk lain dari financial distress.
Menurut (Houston, 2006) asymmetric information adalah situasi dimana
manajer memiliki informasi yang berbeda mengenai prospek perusahaan.
3. Teori trade off (trade off theory)
Model trade off terjadi karena struktur modal optimum terjadi jika
terdapat keseimbangan antara biaya financial distress dan agency
problem dan manfaat atas penggunaan leverage atau utang (tax shield).
Model trade off memang logis secara teori tapi secara empiris bukti bukti
yang mendukung model ini kurang kuat, Mondligani dan Miller sangat
berperan dalam mengembangkan teori struktur modal (Ambarwati, 2010).
2.2.4 Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan adalah suatu metode perhitungan dan
interprestasi rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status perusahaan.
(Sundjaja dan Berlian, 2003:128)
Berdasarkan pendapat tersebut, pada dasarnya analisis rasio keuangan
merupakan informasi penting kepada para pemilik perusahaan, pemegang saham
dan juga bagi kreditur. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi
kinerja keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan
terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan (Kasmir, 2010:93)
Rasio yang digunakan dalam analisis laporan keuangan adalah meliputi:
20
Leverage Ratio
Rasio leverage adalah Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan `
untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya. Rasio leverage dapat dihitung
dengan:
1. Debt Ratio = ………………………………………(2)
Debt ratio ini merupakan rasio antara total hutang dengan total asset yang
dinyatakan dalam presentase.
2. Total debt to equity ratio ( Rasio total hutang terhadap modal
sendiri)
Rasio ini membandingkan total hutang dengan total pemilik (ekuitas)
digunakan untuk menjamin utang lebih besar dibandingkan dengan modal
pemilik. Rumus dari Total debt to equity ratio adalah:
Total debt to equity ratio (DER) = ………………………..(3)
3. Long term debt to equity ratio
Rasio ini merupakan rasio yang bertujuan untuk melihat seberapa besar
proporsi modal perusahaan yang dibelanjai oleh utang jangka panjang.
Rumus dari Long term debt to equity adalah:
Long term debt to equity ratio = ..(4)
1. Liquidity Ratio (Rasio Likuiditas)
Rasio likuiditas ini adalah rasio yang mengukur kemampuan membayar
kewajiban jangka pendek perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya
(kewajiban perusahaan). Rasio likuiditas dalam jangka panjang akan
21
mempengaruhi solvabilitas perusahaan (Hanafi, 2003). Rasio ini dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
1. Current Ratio (Rasio lancar)
Current Ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar
dengan hutang lancar. Rumus dari current ratio adalah:
Current Ratio (CR)= ……………………………(5)
2. Quick Ratio (Rasio cepat)
Quick Ratio merupakan perimbangan antara jumlah aktiva lancar
dikurangi persediaan dengan jumlah hutang lancar. Rumus dari
quick ratio adalah:
……………………………….(6)
2. Profitabilitas ratio
Rasio profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat
penjualan, asset dan modal saham tertentu (Hanafi, 2003).
Profitabilitas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
1) Gross profit margin (GPM)
Profit margin adalah rasio yang menghitung sejauh mana
kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan
tertentu. Rasio ini bisa dilihat secara langsung pada analisis common size
22
untuk laporan laba rugi (Hanafi, 2003). Rumus dari gross profit margin
(GPM) = ………………………...(7)
2) Net Profit Margin (NPM)
Net profit margin adalah rasio yang membandingkan antar laba setelah
bunga dan ajak dan penjualan bersih untuk menunjukan berapa besar
bagian dari penjualan bersih yang menjadi laba setelah bunga dan pajak.
Rumus dari net profit margin adalah net profit margin
(NPM) = ………………………………………..(8)
3) Return on Investment (ROI)
Return on investment membandingkan laba setelah pajak dengan total
aktiva. rumus dari return on investment adalah return on investment
(ROI) = ………………………………………..(9)
4) Return on Equity (ROE)
Sering disebut dengan rentabilitas modal sendiri dimaksudkan untuk
mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal
sendiri. rumus dari return on equity adalah Return on Equity
(ROE) = ………………………………………(10)
3. Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen adalah kebijakan atau keputusan apakah laba yang
diperoleh perusahan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau
ditahan dengan bentuk laba ditahan untuk pembiayaan investasi di masa yang
akan datang (Sartono, 2001).
23
Kebijakan dividen juga dapat diperoleh dengan membandingkan antara
Dividen per share dan Earnung per share dapat diperoleh dengan pengurangan
laba bersih dengan dividen yang telah dibagikan kepada pemilik saham preferen
lalu dibagi dengan jumlah lembar saham yang beredar. Kebijakan dividen
dianggap sebgai signal bagi investor dalam menilai baik buruknya perusahaan, hal
ini dikarenakan kebijakan dividen dapat membawa pengaruh terhadap harga
saham perusahaan.
Kebijakan dividen dapat dihitung menggunakan Dividend Payout Ratio.
Rumus Dividend Payout Ratio (DPR) sebagai berikut:
DPR = ………………………………………………(11)
Terdapat berbagai pendapat ahli atau teori tentang kebijakan dividen
sebagai berikut:
1. Teori Dividen Tidak Relevan (Modligani dan Miller)
Menurut (Modligani dan Miller), nilai suatu perusahaan tidak ditentukan
oleh besar kecilnya prosentase laba yang dibayarkan kepada pemegang
saham dalam bentuk uang tunai atau DPR (Dividend Payout Ratio), tetapi
ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak atau EBIT (Earning Before
Interest and Tax) dan risiko perusahaan. Pernyataan ini didasarkan pada
beberapa asumsi yang lemah yaitu:
(1) Pasar modal sempurna, dimana semua investor rasional.
24
(2) Tidak ada biaya emisi saham baru jika perusahaan menerbitkan
saham baru
(3) Tidak ada Pajak
(4) Kebijakan Investasi perusahaan tidak berubah
Dividen tidak relevan menunjukkan adanya biaya emisi saham
baru yang akan mempengaruhi nilai perusahaan. Modal sendiri dapat
berasal dari laba ditahan dan menerbitkan saham biasa baru.
2. Teori The Bird in the Hand
Teori ini berpendapat bahwa ekuitas atau nilai perusahaan akan turun
apabila rasio pembayaran dividen dinaikkan, karena para investor kurang
yakin terhadap penerimaan keuntungan atau capital gain. Kebijakan
dividen relevan terhadap nilai perusahaan sehingga kebijakan dividen
yang telah ditetapkan oleh perusahaan tentunya berdampak terhadap nilai
perusahaan yang tercermin dari perubahan harga saham perusahaan.
Kebijakan dividen hanya mempengaruhi harga saham apabila kebijakan
tersebut merubah pengharapan para pemodal terhadap prospek dan resiko
perusahaan. Resiko operasional dan resiko kredit mempunyai hubungan
negatif dengan nilai perusahaan dimana untuk jangka panjang, resiko
yang rendah akan mengakibatkan nilai perusahaan menjadi tinggi .
3. Teori Tax preference
Teori ini merujuk pada pengenaan pajak yang diberlakukan bagi setiap
investor yang mendapatkan capital gain atau dividen. Pada umumnya
25
besarnya pajak diberlakukan berbeda, pajak ntuk dividen lebih besar
disbandingkan pajak untuk capital gain. Selain itu, pajak capital gain
baru dapat dibayar jika telah direalisasikan. Dengan demikian apabila
investor tidak merealisasikan capital gain-nya, berarti investor menunda
pembayaran pajaknya. Tentunya present value (PV) pembayaran pajak-
nya akan turun.
Teori lain terkait dengan kebijakan dividen adalah:
1. Teori Signaling Hypotesis
Ada bukti empiris bahwa kenaikan dividen sering dikuti dengan
kenaikan harga saham, dan sebaliknya. Fenomena ini setidaknya
memperlihatkan bahwa investor lebih menyukai dividen daripada
capital gain. Modligani & Merton miller berpendapat bahwa
kenaikan dividen merupakan suatu sinyal kepada para investor
bahwa manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilam
yang baik di masa yang akan datang. Sebaliknya, suatu
penurunan dividen atau kenaikan dividen dibawah kenaikan
normal. Perubahan dividen memang mengandung beberapa
informasi, tapi sulit dikatakan apakah kenaikan atau penurunan
harapan dengan adanya kenaikan atau penurunan semata mata
disebabkan oleh efek sinyal terhadap dividen.
2. Teori clientele effect
26
Teori ini menyatakan bahwa kelompok (clientele) pemegang
saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda
terhadap kebijakan dividen perusahaan. Investor yang
membutuhkan penghasilan saat ini lebih menyukai dividen yang
payout ratio-nya tinggi. Sebaliknya, pemegang saham yang tidak
begitu membutuhkan uang saat ini lebih senang bila perusahaan
melakukan reinvestasi atau penahanan sebagian laba bersihnya.
Bukti empiris menunjukkan adanya efek clientele ini.
.Efek clientele ini tidak menunjukkan bahwa dividen yang tinggi
daripada dividen yang rendah atau yang kecil. Clientele ini hanya
memperlihatkan bahwa bagi pemegang saham. Tiap pemegang
saham berbeda-beda, ada yang menginginkan dividen tinggi, dan
ada juga yang ingin menahan laba bersihnya. Jadi, Kebijakan
dividen tertentu lebih menguntungkan mereka.
2.2.5 Pengaruh Financial Leverage terhadap Nilai perusahaan
Rasio leverage merupakan rasio untuk mengukur besarnya dana
untuk menanam modal oleh para pemilik dengan proporsinya dengan
dana yang diperoleh dari para kreditur perusahaan. Leverage perusahaan
dapat diukur menggunakan Debt to equity ratio (Rasio total hutang
terhadap modal sendiri). Semakin besar hutang maka akan menurunkan
nilai perusahaan, namun jika semakin rendah rasionya maka akan
27
semakin sedikit kewajiban perusahaan dimasa yang akan datang baik
secara langsung maupun tidak langsung.
2.2.6 Pengaruh Rasio Likuiditas terhadap Nilai perusahaan
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan
pendanaan operasional perusahaan serta pelunasan kewajiban jangka
pendeknya. Kemampuan kas yang tinggi akan berdampak pada
kemampuan kewajiban jangka pendek perusahaan dan berdampak positif
terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian menemukan bahwa likuiditas
berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan, ini
mengindikasikan bahwa likuiditas dipertimbangkan oleh pihak eksternal
perusahaan dalam melakukan penilaian sebuah perusahaan dan memiliki
pengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
2.2.7 Pengaruhi rasio Profitabilitas terhadap Nilai perusahaan
Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan
keputusan yang akan dilakukan oleh perusahaan (Brigham dan Houston,
2006). Profitabilitas berkaitan dengan pengelolaan aktiva yang dimiliki
oleh perusahaan, sehingga hal ini berkaitan dengan likuditas perusahaan,
profitabilitas memiliki pengaruh positif signifikan terhadap nilai
perusahaan. Tingginya kemampuan memperoleh laba, maka semakin
besar return yang diharapkan investor, sehingga menjadikan nilai
perusahaan menjadi lebih baik. Hal ini sejalan dengan teori yang
28
menyatakan bahwa semakin baik pertumbuhan profitabilitas perusahaan
berarti prospek perusahaan di masa depan semakin baik, artinya nilai
perusahaan juga akan dinilai semakin baik dimata investor (Husnan,
2005).
2.2.8 Pengaruh Kebijakan dividen terhadap Nilai perusahaan
Kebijakan deviden adalah sebagai variabel pemoderasi pengaruh
kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan, hal ini dikarenakan kebijakan
deviden menjadi pusat perhatian banyak pihak seperti pemegang saham,
kreditor, mauoun pihak eksternal lainnya yang memiliki kepentingan dari
informasi yang dikeluarkan perusahaan. Semakin besar dividen yang
dibagikan kepada pemegang saham, maka kinerja perusahaan dianggap
semakin baik, dan akhirnya nilai perusahaan yang tercermin melalui
harga saham akan semakin baik pula. Kebijakan deviden yang
diproaksikan dengan variabel Dividend Payout Ratio (DPR) secara
parsial memiliki pengaruh yang positif tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan, hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (Miller
dan Modligani) yang menyatakan bahwa kebijakan deviden tidak
mempengaruhi nilai perusahan karena menurut mereka rasio pembayaran
deviden hanyalah rincian dan tidak mempengaruhi kesejahteraan
pemegang saham. Karena nilai perusahaan ditentukan hanya dengan
kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari asset asset perusahaan
atau kebijakan investasinya.
29
2.3 Kerangka Pemikiran
30
Berikut merupakan kerangka pemikran yang daoat digambarkan mengenai
hubungan yang akan terjadi antara pengaruh rasio financial leverage, likuiditas,
Profitabilitas, dan Kebijakan dividen terhadap Nilai perusahaan.
H2 (+/-)
H3 (+)
H4 (+)
H5 (+/-)
H5(+/-) H1
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Keterangan :
= Berpengaruh secara parsial
= Berpengaruh secara simultan
Financial leverage
( DER)
Likuiditas
(Current Ratio)
Profitabilitas
(ROI)
Kebijakan dividen
(DPR)
Nilai perusahaan
(PBV)
31
2.4 Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini terdiri dari beberapa hipotesis sebagai acuan awal
pada penelitian ini yang didasarkan teori dan penelitian terdahulu:
H1 : Financial Leverage, Likuiditas, Profitabilitas, dan Kebijakan dividen
secara simultan memiliki pengaruh terhadap Nilai perusahaan
H2 : Financial Leverage (DER) memiliki pengaruh signifikan terhadap
Nilai perusahaan
H3 : Likuiditas (Current Ratio) memiliki pengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan.
H4 : Profitabilitas (ROI) memiliki pengaruh positif signifikan terhadap
nilai perusahaan
H5 : Kebijakan Dividen (DPR) memiliki pengaruh signifikan terhadap
nilai perusahaan.