bab ii tinjauan pustaka 2.1 penelitian terdahulu 1. wanda ...eprints.perbanas.ac.id/1821/4/bab...
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
1. Wanda Annisa (2015)
Topik penelitian ini mengenai perbankan dimana peneliti menganalisis
pengaruh faktor eksternal dan internal terhadap penyaluran kredit perbankan di
Indonesia. Penelitian ini membahas tentang kemampuan menyalurkan kredit oleh
perbankan dipengaruhi oleh berbagai hal yang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
dari sisi eksternal dan internal bank. Dari sisi eksternal yaitu berhubungan dengan
peraturan pemerintah serta kondisi ekonomi. Penelitian ini betujuan untuk
menguji pengaruh faktor eksternal (BI rate, kurs, pertumbuhan ekonomi) terhadap
penyaluran kredit bank umum di Indonesia dan juga untuk mengetahui besarnya
pengaruh faktor internal (NPL dan DPK) terhadap penyaluran kredit bank umum
di Indonesia.
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua (2) variabel yaitu pengaruh
faktor eksternal (BI Rate, kurs, pertumbuhan ekonomi) dan faktor internal (DPK
dan NPL) sebagai variabel independen, dan penyaluran kredit sebagai variabel
dependen. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif
dengan lingkup penelitian adalah bank umum konvensional. Data yang digunakan
adalah data sekunder yang bersumber dari Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), yaitu Statistik-statistik perbankan Indonesia, Statistik Ekonomi
dan Keuangan Indonesia (SEKI) serta dari Badan Pusat Statistik. Periode
penelitian ini adalah mulai Januari 2009 sampai Juni 2014.Sedangkan metode
13
14
analisis yang digunakan adalah metode analisis regresi linier berganda untuk
melihat bagaimana pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap penyaluran
kredit bank umum.
Hasil penilitan ini berdasarkan pengujian hipotesis, variabel eksternal BI
Rate, secara parsial berpengaruh signifikan negatif terhadap variabel kredit yang
disalurkan. Untuk variable kurs dan pertumbuhan ekonomi, secara parsial
berpengaruh signifikan positif terhadap jumlah kredit yang disalurkan oleh bank
umum pada periode pengamatan. Faktor internal berupa Non Performing Loan
(NPL) secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap penyaluran kredit
Bank Umum, namun berpengaruh positif signifikan pada tingkat signifikansi,
sedangkan variable DPK secara parsial berpengaruh signifikan positif terhadap
jumlah kredit yang disalurkan oleh bank umum.
Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah:
a. Penelitian terdahulu dan penelitian saat ini memiliki persamaan yaitu
menggunakan metode anallisis regresi linear berganda sebagai model
analisis penelitian.
b. Penelitian terdahulu dan penelitian saat ini memiliki persamaan yaitu
menggunakan penyaluran kredit sebagai variabel dependen penelitian.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah :
a. Penelitian saat inihanya menguji faktor internal sedangkan penelitian
terdahulu menguji penyaluran kredit dengan faktor ekternal dan internal.
15
b. Penelitian saat ini menggunakan data sekunder pada periode 2010 sampai
dengan 2014. Sedangkan penelitihan terdahulu mengambil penelitian pada
periode 2009 sampai dengan 2014.
2. Wildan Ismaulandy (2014)
Topik penelitian ini mengenai perbankan dimana peneliti menguji
pengaruh DPK, LDR, ROA, CAR, NPL, GWM dan inflansi terhadap penyaluran
kredit investasi pada Bank BUMN. Penelitian ini membahas tentang pertumbuhan
ekonomi yang baik tidak lepas dari pertumbuhan kredit yang mendorong
pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang baik tersebut masih
didominasi oleh pertumbuhan kredit modal kerja dan kredit investasi. Sedangkan
kredit investasi yang menjadi penggerak didalam sektor riil yang diharapkan dapat
mempercepatpembangunan ekonomi malah selalu menjadi yang terendah.
Walaupun setiap tahunnya mengalami kenaikan, tetapi kredit modal kerja dan
kredit konsumsi masih mendominasi, sehingga kredit investasi seolah berjalan
ditempat atau tidak bisa berkembang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh faktor internal dan
eksternal bank dalam mempengaruhi penyaluran kredit investasi. Faktor internal
bank yang terdiri dariDPK, CAR, NPL, LDR dan ROA,serta faktor eksternal bank
yaitu kebijakan GWM, dan inflasi terhadap kredit investasi yang disalurkan oleh
bank BUMN di Indonesia selama tahun 2005-2013. Sehinga disini peneliti akan
menggunakan variabel DPK, CAR, ROA, LDR, NPL, GWM dan Inflasi sebagai
16
variabel independen dan kredit investasi yang disalurkan oleh bank BUMN adalah
variabel dependen.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel, yaitu data
yang menggabungkan antara data cross section dan time series. Data cross section
adalah data 4 Bank BUMN, yaitu Bank Nasional Indonesia (BNI), Bank Rakyat
Indonesia (BRI), Bank Mandiri dan Bank Tabungan Negara (BTN). Sedangkan
data time series adalah data kuartal laporan keuangan bank mulai tahun 2005
sampai dengan tahun 2013. Dengan demikian, total observasi dalam penelitian ini
sebanyak 144 observasi. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan metode dokumentasi dan metode non-participan
observation. Sugiyono (2011) menyatakan bahwa dokumentasi merupakan catatan
peristiwa yang telah berlalu. Dokumen dalam hal ini dapat berbentuk tulisan,
gambar, atau karya-karyamonumental dari seseorang. Sedangkan pengumpulan
data menggunakan metode non participant observation, dikarenakan peneliti
melakukan observasi tetapi tidak ikut langsung dalam kegiatan atau proses yang
diamati (Sekaran, 2006).
Hasil penelitian ini adalah pengaruh positif dan signifikan antara variabel
DPK, CAR, LDR dan NPL terhadap penyaluran kredit Investasi Bank BUMN,
pada variabel Inflasi dan GWM berpengaruh negatif dan signifikan, sedangkan
variabel ROA dan ROA berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap
penyaluran kredit Investasi pada Bank BUMN.
Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya ialah
17
a. Penelitian terdahulu dan penelitian saat ini memiliki persamaan yaitu
menggunakan data sekunder dari BEI sebagai populasi penelitian.
b. Penelitian terdahulu dan penelitian saat ini memiliki kesamaan yaitu
menggunakan tingkat LDR yang menurun sebagai latar belakang
penelitihan.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya ialah
a. Penelitianlaporan keuangan Bank Umum Go Public, sedangkan penelitian
terdahulu menggunakan laporan keuangan Bank BUMN.
b. Penelitian saat ini menggunakan purposive sampling sebagai teknik
pengambilan sampel, sedangkan penelitian terdahulu menggunakan time
series & Cross section.
3. Yogi Lingga Binangkit (2014)
Topik penelitianini mengenai perbankan dimana peneliti menganalisis
pengaruh dana pihak ketiga, Non Performing Loan(NPL), dan suku bunga
pinjaman terhadappenyaluran kredit modal kerja, investasi, dan konsumsi bank
pembangunan daerah. Penelitian ini membahas tentang perkembangan ekonomi
yang cukup cepat dalam beberapa tahun terakhir.Perkembangan ekonomi tersebut
tidak lepas dari peran dunia perbankan.Perbankan yang ada di Indonesia dibagi
menjadi dua (2) yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat yang masing-
masing terdiri dari Bank Konvensional dan Syariah. Dari semua jenis bank, Bank
Konvensional memiliki jumlah aset paling tinggi, serta dalam penyaluran
kreditnya merupakan yang terbesar sehingga peranan dalam perekonomian lebih
18
dominan. Bank Umum Konvensional diantaranya adalah Bank Pembangunan
Daerah. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
variabel Dana Pihak Ketiga, Non Performing Loan(NPL), dan Suku Bunga
terhadap jumlah kredit modal kerja, investasi, dan konsumsi yang disalurkan Bank
Pembangunan Daerah se-Indonesia selama periode 2003-2013.
Variabel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah DPK, NPL, dan
Suku Bunga sebagai variabel independen dan jumlah kredit modal kerja (kredit
yang disalurkan), investasi, dan konsumsi sebagai variabel dependen. Metode
penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pengujian asumsi klasik, untuk
memastikan apakah model regresi linier berganda yang akan digunakan tidak
terdapat masalah normalitas, multikolinieritas, heterokedastisitas, dan
autokorelasi, sehingga model analisis telah layak untuk digunakan. Dalam
penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data sekunder dan time series,
dimana data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung melainkan
dengan mengambil dari data yang sudah tertulis, data yang dimaksud sudah
didokumentasikan atau dipublikasikan BEI.
Hasil penelitian ini adalah dimana variabel DPK , Suku bunga pinjaman
dan juga NPL berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit modal kerja,
Investasi dan juga Konsumsi Bank Pembangunan Daerah.
Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah :
a. Penelitian terdahulu dan penelitian saat ini memiliki persamaan yaitu
menggunakan data sekunder dari BEI sebagai populasi penelitian.
19
b. Penelitian terdahulu dan penelitian saat ini menggunakan teknik regresi
linier berganda dalam metode penelitiannya.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah :
a. Penelitian saat ini menggunakan laporan keuangan tahun 2010 sampai
dengan 2014 pada Bank Umum Go Publik, sedangkan penelitihan terdahulu
menggunakan laporan keuangan tahun 2003 sampai dengan 2013 pada Bank
Pembangunan Daerah.
b. Penelitian saat ini menggunakan model purposive sampling dalam
pengambilan data, sedangkan penelitihan terdahulu menggunakan model
Time Series.
4. Anggono Yuda Prabowo (2013)
Topik penelitian ini mengenai perbankan diamana peneliti menguji
pengaruh DPK, CAR, NPL, terhadap penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR)”.
Penelitian ini membahas tentang kredit usaha rakyat (KUR) yang baru diterbitkan
pemerintah tahun 2007. Kredit Usaha Rakyat adalah program pemerintah bagi
pengusaha mikro maupun makro dalam penyediaan modal pengembangan usaha.
Bank memiliki faktor-faktor dari sisi internal perbankan yang mampu
mempengaruhi penyalurankredit, yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital
Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL).
Variabel penelitian ini adalah DPK, CAR, NPL sebagai variabel
independen, dan untuk variabel denpenden adalah Penyaluran Kredit Usaha
Rakya (KUR). Pendekatan penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan
kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah laporan keuangan PT. Bank Mandiri
20
(Persero) Tbk. dengan periode penelitian setiap triwulan sejak 2008-2012. Sampel
penelitian meliputi 20 sampel dari 5 laporan keuangan dalam periode triwulan.
Teknik pengumpulan data menggunakan metode documentary-historical dengan
data time series. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier
berganda dengan uji asumsi klasik (uji normalitas, multikolonieritas,
heterokedastisitas, dan autokorelasi). Uji hipotesis menggunakan pengujian secara
parsial (uji t), simultan (uji F), dan uji koefisien determinasi (R2).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa DPK, CAR, dan NPL berpengaruh
signifikan terhadap penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada PT. Bank
Mandiri (Persero) Tbk. Dana Pihak Ketiga (DPK) memiliki nilai standardized
coefficients lebih besar dibandingkan variabel CAR dan NPL. Dengan demikian,
variabel DPK berpengaruh dominan terhadap penyaluran kredit pada PT. Bank
Mandiri (Persero) Tbk.
Persamaan dari Penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah :
a. Penelitian terdahulu dan penelitian saat ini memiliki persamaan yaitu
menggunakan teknik analisis regresi linier berganda dengan uji asumsi
klasik.
b. Penelitian terdahulu dan penelitian saat ini memiliki persamaan yaitu
merupakan jenis penelitian kuantitatif.
Perbedaan penelitian ini dengan Penelitian sebelumnya adalah :
a. Penelitian saat ini menggunakan laporan keuangan dari Bank Umum Go
Public yang terdaftar di BEI, sedangkan penelitian terdahulu menggunakan
PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.
21
b. Penelitian saat ini menggunakan teknik pengumpulan data purposive
sampling, sedangkanpenelitianterdahulumenggunakanmetodeDocumentary–
Historical secara time series.
5. Erick Prasetya & Siti Khairani (2013)
Topikpenelitian ini mengenai perbankan dimana peneliti menguji
pengaruh faktor–faktor penentu jumlah penyaluran kredit terhadap tingkat risiko
kredit pada bank umum go public di Indonesia. Penelitian ini membahas tentang
pengaruh penyaluran kredit yang signifikan dengan resiko kredit. Hal ini
menunjukan bahwa semakin besar tingkat penyaluran kredit, maka semakin besar
pula tingkat resiko kredit yang ditanggung oleh bank. Untuk itu perlu diketahui
secara menditail faktor–faktor yang mempengaruhi penyaluran kredit seperti Loan
to Deposit Ratio (LDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan BI Rate terhadap
tingkat risiko kredit pada Bank Umum go public di Indonesia baik secara parsial
maupun simultan.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu LDR, CAR, dan BI
Rate sebagai variabel independen, dan untuk tingkat resiko kredit merupakan
variabel dependen penelitian ini. Perusahaan perbankan yang menjadi sampel
penelitian iniadalah bank umum go public selama periode 2008-2012 sebanyak 22
bank, yang terdiri dari 4 bank umum go public milik pemerintah dan 18 bank
umum go public milik swasta. Terdapat beberapa metode penelitian yang
digunakan untuk mencapai tujuan penelitian ini di antaranya adalah regresi linear
berganda, uji asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolonieritas, uji autokorelasi),
dan pengujian hipotesis (t-test, f-test, dan uji derajat determinasi (R2).
22
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya tiga hal, yakni LDR dan BI Rate
secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat risiko kredit (NPL),
CAR secara parsial berpengaruh signifikan negatif terhadap tingkat risiko kredit
(NPL) pada bank umum go public di Indonesia, serta LDR, CAR, dan BI Rate
secara simultan berpengaruh terhadap tingkat risiko kredit (NPL) pada bank
umum go public di Indonesia.
Persamaan dari Penelitian ini dengan peneltian sebelumnya adalah :
a. Penelitian terdahulu dan penelitian saat ini memliki persamaan yaitu
menggunakan teknik analisis regresi linear berganda.
b. Penelitian terdahulu dan penelitian saat ini memiliki persamaan yaitu
menggunakan program SPSS sebagai alat analisis pada penelitian.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya ialah
a. Penelitian saat ini menggunakan laporan keuangan tahun 2010 sampai
dengan 2014 sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan laporan
keuangan tahun 2008 sampai dengan 2012.
b. Penelitian saat ini menggunakan purposive sampling sebagai pengumpulan
data sampel, sedangkan penelitian terdahulu menggunakan sampel
jenuhsebagai teknik pengumpulan data sampel.
6. Greydi Normala Sari (2013)
Topik penelitian ini mengenai pernbankan dimana peneiti menguji faktor-
faktor yang mempengaruhi penyaluran kredit bank umum di Indonesia periode
(2008-2012). Penelitian ini membahas tentang belum optimalnya penyaluran
kredit yang dapat dilihat dari tingkat LDR yang berada dibawah harapan Bank
23
Indonesia (BI), oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh Dana
Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan
(NPL), dan BI Rate terhadap penyaluran kredit Bank Umum di Indonesia.
Penelitian ini menggunakan dua (2) variabel yaitu DPK, CAR, NPL, dan
BI Rate sebagai variabel independen, dan menggunakan penyaluran kredit sebagai
variabel dependen. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder bank umum di Indonesia yang meliputi Dana Pihak Ketiga (DPK),
Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), kredit dan BI Rate
pada periode januari 2008 sampai februari 2012 (bulanan) data time series.
Sumber data berasal dari berbagai sumber, antara lain yang diperoleh dari Statistik
Perbankan Indonesia, Statistik Ekonomi Moneter Indonesia dan jurnal-jurnal
ilmiah serta literatur-literatur lain yang berkaitan dengan topik penelitian ini.
Penelitian ini menggunakan metode analisis ekonometrika yaitu model regresi
berganda dengan metode kuadrat terkecil sederhana OLS (Ordinary Least
Square). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah logaritma berganda.
Persamaan regresi ditransformasikan ke logaritma berganda dengan menggunakan
logaritma natural (ln).
Hasil dari penelitian ini adalah hasil analisis data yang telah dilakukan
dapat diambil kesimpulan bahwa secara simultan maupun secara parsial variable
DPK, CAR, NPL, BI rate berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit bank
umum di Indonesia.
Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah:
24
a. Penelitian terdahulu dan penelitian saat ini memiliki persamaan yaitu
menggunakan tingkatLDR yang mempengaruhi penyaluran kredit sebagai
latar belakang penelitian.
b. Penelitian terdahulu dan penelitian saat ini memiliki persamaan yaitu
menggunakan data sekunder sebagai data penelitian.
Perbedaannya penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah:
a. Penelitian saat ini menggunakan laporan keuangan tahun 2010 sampai
dengan 2014 sedangkan penelitian terdahulu menggunakan laporan
keuangan tahun 2005 sampai dengan 2009.
b. Penelitian saat ini menggunakan purposive sampling sebagai penentuan
sampel, sedangkan penelitian terdahulu menggunakan time seriessebagai
penentu sampel.
7. Mega Fitrah Rachmawati (2013)
Topik penelitian ini mengenai perbankan dimana peneliti menganalisis
pengaruh pertumbuhan dana pihak ketiga, Loan to Deposit Ratio(LDR), Non
Performing Loan(NPL), biaya operasional dan Net Interest Margin(NIM)
terhadap profitabilitas bank. Penelitian ini membahas tentang peningkatan
pertumbuhan ekonomi yang disebabkan dari sektor perbankan dimana tingkatan
tersebut mencapai 19% - 40%. Secara keseluruhan mengindikasikan sektor riil
yang berkembang dan berpotensi menciptakan permintaan kredit bank baik kredit
modal kerja dan juga kredit investasi seiring dengan sehat tidaknya suatu
perbankan, sehingga, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor
internal bank DPK, LDR, NPL, BOPO dan NIM terhadap profitabilitas.
25
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPK, LDR, NPL,
BOPO, dan NIM sebagai variabel independen, sedangkan variabel dependen
menggunakan profitabilitas. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah keseluruhan Bank yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan 39 sampel yang
berasal dari 13 sampel perusahaan dengan laporan keuangan selama 3 tahun dari
periode 2010-2012. Teknik pengambilan sampel dalam peneliti ini adalah non-
probabilitysampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah regresi linier berganda. Alat uji penelitian ini terdiri dari uji asumsi klasik
(uji normalitas, uji multikolonieritas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas),
dan uji hipotesis.
Dari hasil pengujian yang dilakukan terhadap penelitian ini membuktikan
bahwa variabel bebas, yaitu pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK), Loan to
Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO) dan Net Interest Margin (NIM) secara simultan
berpengaruh dan signifikan terhadap profitabilitas bank yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2012. Hasil pengujian secara parsial
menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK)
berpengaruh tidak signifikan terhadap profitabilitas bank yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2012.
Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya ialah
a. Penelitian terdahulu dan penelitian saat ini memiliki persamaan yaitu
menggunakan purposive sampling sebagai pemilihan sampel penelitian.
26
b. Penelitian terdahulu dan penelitian saat ini memiliki persamaan yaitu
menggunakan analisis data regresi linear berganda.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya ialah
a. Penelitian saat ini menggunakanlaporan keuangan tahun 2010 sampai
dengan 2014 sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan laporan
keuangan tahun 2010 sampai dengan 2011.
b. Penelitian saat ini menguji pengaruh terhadap penyaluran kredit, sedangkan
penelitian terdahulu menguji tentang profitabilitas.
8. Yoseva Maria Puji Rahayu(2012)
Topik dalam penelitian ini adalah mengenai perbankan dimana peneliti
menganalisis sebuah pengaruh Capital Adequacy Ratio(CAR), Return On
Asset(ROA), Non Performing Loan(NPL), dan suku bunga SBI terhadap jumlah
kredit yang disalurkan bank. Penelitian ini membahas tentang terjadinya
peningkatan yang signifikan terhadap kondisi ekonomi di Indonesia. Indonesia
ditempatkan sebagai negara Asean dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang
tinggi dibawah Cina. Sektor perbankan dalam hal ini sangat diperhatikan, karena
perbankan sendiri memiliki peranan penting dalam perekonomian negara
Indonesia.
Kredit merupakan sebuah cara untuk membantu mendorong pertumbuhan
ekonomi Indonesia. Kemampuan menyalurkan kredit oleh perbankan dipengaruhi
oleh berbagai hal yang ditinjau dari sisi internal dan eksternal bank, oleh karena
itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh internal bank seperti CAR,
ROA, NPL, dan pengaruh eksternal bank yaitu suku bunga SBI terhadap jumlah
27
kredit yang diberikan bank (kredit yang akan disalurkan). Pemberian kredit
sendiri digunakan untuk membantu perusahaan atau bank membantu dalam
kebijakan pemberian kredit yang akan diberikan nasabah.
Penelitian ini mengangkat masalah tentang Bank Umum Swasta Nasional
Devisa mengalami penurunan pada tahun 2008-2009 hal ini terjadi karena adanya
persepsi perbankan terhadap tingginya risiko sektor riil. Demikian pula
perlambatan perekonomian Indonesia yang dilatar belakangi oleh krisis finansial
global tahun 2008 sampai dengan 2009 telah berimbas pada penurunan ekspansi
kredit perbankan. Sempat terjadi penurunan kredit pada periode desember 2008
hingga januari 2009 ini menyebabkan besaran kredit yang semula mencapai angka
1.371,90 Triliun Rupiah pada bulan november 2008, mengalami penurunan pada
bulan desember 2008 dan januari 2009 berturut-turut menjadi 1.353,60 Triliun
Rupiah dan 1.325,30 Triliun Rupiah. Hal ini berdampak pada kurang
bergairahnya roda perekonomian nasional.
Penelitian ini menggunakan beberapa variabel independen seperti CAR,
ROA, NPL, dan Suku Bunga SBI, sedangkan untuk variabel dependen
menggunakan jumlah kredit yang disalurkan bank. Metode penelitian ini
merupakan jenis penelitian kuantitatif. Teknik dalam pengambilan sampel
penelitian ini menggunakan nonprobability sampling. Dalampenelitian ini, data
diperoleh dari situs Bank Indonesia dan situs Indonesia Stock Exchange (IDX).
Populasi penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Swasta Nasional Devisa pada
taun 2010 sampai dengan 2011 yang di dapat dari IDX dan BEI. Analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi linier berganda yang
28
digunakan untuk mengetahui suatu variabel dependen berdasarkan dua atau lebih
variabel independen dalam satu persamaan linear.
Hasil penelitian ini menunjukan variabel CAR dan NPL memliki
pengaruh yang berbanding terbalik dengan variabel jumlah kredit yang disalurkan
hal ini ditandai dengan koefisien yang bernilai negatif. Sedangkan variabel ROA
dan Suku Bunga SBI memiliki pengaruh yang berbanding lurus dengan jumlah
kredit yang disalurkan, hal ini ditandai dengan koefisien yang bernilai positif.
Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah:
a. Penelitian terdahulu dan penelitian saat ini memiiki persamaan yaitu
menggunakan data sekunder dari sumber BEI & IDX.
b. Penelitian terdahulu dan penelitian saat ini memiiki persamaan yaitu
menggunakan regresi linier berganda sebagai model analisis penelitian.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah:
a. Penelitian saat ini menggunakanlaporan keuangan tahun 2010 sampai
dengan 2014 sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan laporan
keuangan tahun 2010 sampai dengan 2011.
b. Penelitian saat ini menguji enam (6) variabel independen yaitu DPK, CAR,
ROA, NPL, BOPO, LDR. Sedangkan penelitian terdahulu menggunakan
empat (4) variabel independen CAR, ROA, NPL, dan Suku Bunga SBI.
9. Bambang Sudiyatno & Jati Suroso (2010)
Topikpenelitian ini perbankan dimana peneliti menganalisis pengaruh
dana pihak ketiga, BOPO, CAR, dan LDR terhadap kinerja keuangan pada sektor
perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini
29
membahas tentang masalah dari bank yang mengalami negative spread yaitu
dimana suku bunga tabungan lebih besar dari pada suku bunga pinjaman, hal ini
menyebabkan bank kesulitan mendapatkan keuntungan.
Variabel dalam penelitian ini terdapat dua (2) variabel yaitu, DPK,
BOPO, CAR, dan LDR sebagai variabel independen, dan untuk variabel
dependenmenggunakan kinerja keuangan. Populasi penelitian ini dilakukan di
Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan menggunakan perusahaan-perusahaan dalam
industri perbankan sebagai populasi dan sampelnya. Jenis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari publikasi yang
diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui www.idx.co.id, Badan
Pengelola Pasar Modal, Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK), Departemen
Keuangan Republik Indonesia www.bapepamlk.depkeu.go.id, Bank Indonesia (BI)
www.bi.go.id, dan Badan Pusat Statistik (BPS) melalui www.bps.go.id. Menurut
klasifikasi pengumpulan, jenis data pada penelitian ini adalah data time series dan
data cross section, yaitu data yang dikumpulkan dari beberapa tahapan waktu
(kronologis) dan data yang dikumpulkan dari perusahaan perbankan yang listed di
BEI. Model analisis penelitian ini adalah regresi linier berganda.
Dari hasil pengujian yang dilakukan terhadap penelitian ini diketahui
CAR, dan DPK berpengaruh secara positif signifikan. Sedangkan BOPO
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja bank (ROA). Sedangkan
untuk LDR berpengaruh positif tetapi tidak signifikan.
Persamaan dari Penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah:
30
a. Penelitian terdahulu dan penelitian saat ini memiliki persamaan yaitu
menggunakan data sekunder dari sumber BEI dan IDX.
b. Penelitian terdahulu dan penelitian saat ini memiliki persamaan yaitu
menggunakan regresi linear berganda sebagai model analisis penelitian.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah:
a. Penelitian saat ini menggunakanlaporan keuangan tahun 2010 sampai
dengan 2014, sedangkan penelitian terdahulu menggunakan laporan
keuangan tahun 2005 sampai dengan 2008.
b. Penelitian saat ini menggunakan penyaluran kredit sebagai variabel
dependen, sedangkan penelitian terdahulu menggunakan ROA sebagai
variabel dependen.
10. I Made Pratista Yuda & Wahyu Meiranto (2010)
Topik penelitian ini mengenai perbankan dimana peneliti menguji
pengaruh faktor internal bank terhadap jumlah kredit yang disalurkan. Penelitian
ini membahas tentang peran faktor internal dan eksternal bank yang dapat
mempengaruhi jumlah kredit yang di berikan setelah krisis moneter. Dari
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi jumlah kredit yang diberikan, maka
penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh faktor internal bank yang terdiri
dari DPK, CAR, ROA, NPL terhadap jumlah kredit yang disalurkan oleh bank
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini menggunakan dua (2) variabel yaitu variabel dependen dan
variabel independen. Variabel independen adalah DPK, CAR, ROA dan NPL.
Variabel dependen adalah jumlah kredit yang disalurkan. Populasi penelitian ini
31
menggunakan seluruh bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun
2006 sampai dengan 2009.
Metode penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan data pooling,
yaitu data yang diperoleh adalah kombinasi antara data runtun waktu (time series)
dan data silang tempat (cross section). dengan kriteria bank yang memiliki
datajumlah kredit yang disalurkan selama periode 2006-2009. Penelitian ini
menggunakan model regresi berganda untuk memperoleh gambaran menyeluruh
mengenai pengaruh DPK, CAR, ROA dan NPL terhadap jumlah kredit yang
disalurkan, dan menggunakan analisis data uji normalitas, uji asumsi klasik (uji
multikolonieritas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas), dan uji hipotesis.
Hasil penelitian ini adalah DPK berpengaruh positif dan signifikan, CAR
berpengaruh negatif dan signifikan, ROA berpengaruh positif dan tidak
signifikan. Sedangkan NPL berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap
jumlah kredit yang disalurkan.
Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah:
a. Penelitian terdahulu dan penelitian saat ini memiliki persamaan yaitu
menggunakan teknik analisis uji normalitas, uji asumsi kalasik (uji
multikolonieritas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas) dan uji
hipotesis.
b. Penelitan terdahulu dan penelitian saat ini memiliki persamaan yaitu
menggunakan BEI sebagai pengambilan data pada penelitian.
32
Perbedaannya penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah:
a. Penelitian saat ini menggunakan purposive sampling sebagai teknik
pengumpulan data, sedangkan penelitian terdahulu menggunakan time
series dan cross section sebagai teknik pengumpulan data.
b. Penelitian saat ini menggunakan data sekunder pada periode 2010 sampai
dengan 2014. Sedangkan penelitihan terdahulu mengambil penelitian pada
periode 2006 sampai dengan 2009.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Productive Theory of Credit
Bank harus mempunyai dana agar dapat memberikan kredit kepada
masyarakat, dalam memberikan kredit, bank dituntut agar mendapat keuntungan
yang besar sehingga cukup untuk menutupi seluruh biaya seperti overhead dan
biaya operasional lainnya. Productive Theory of Credit ini menjelaskan tentang
dasar-dasaryang digunakan manajemen untuk mengambil keputusan sumber
pendanaan bagi perusahaan menurut Bambang Sudiyatno dan JatiSuroso
(2010).Apabila dalam situasi ekonomi yang sedang tidak baik, kredit modal kerja
yang pelunasannya berasal dari arus kas nasabah debitur, akan menjadi tidak
lancar.
Productive Theory of Credit berhubungan dengan penelitian ini, karena
berhubungan dengan teori permodalan bank yang harus diperhatikan oleh dunia
perbankan dalam hal penyaluran kredit.Penyaluran kredit sebagi faktor yang
penting bagi bank dalam rangka pengembangan usaha dan menampung kerugian
serta mencerminkan kesehatan bank yang bertujuan untuk menjaga kestabilan
33
bank. Standart penyaluran kredit diperlukan agar dapat menjamin pelayanan pada
sebuah bank, melindungi bank dari kegagalan (risiko) seperti risiko kredit macet
serta menjamin berkelanjutan bank. Teori menyatakan bahwa bank-bank hanya
akan memberikan kredit kepada nasabah yang telah disetujui oleh pihak
bersangkutan, karena kredit sangat berpengaruh dengan kesehatan bank. Adanya
risiko kredit atau kredit bermasalah apabila nasabah tidak dapat membayarkan
dengan jangka waktu yang telah disepakti.
2.2.2 Bank
Menurut Kasmir (2012:24) bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan
usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali
dana tersebut kepada masyarakat serta memberikan jasa-jasabank lainnnya. Bank
umum berdasarkan kegiatan usaha yang disebut dengan BUKU, adalah
pengelompokan bank berdasarkan kegiatan usaha yang disesuaikan dengan modal
inti yang dimiliki. Berikut beberapa penglompokan bank sesuai modal inti yang
dimiliki yang diterbitkan oleh peraturan perbankan Indonesia:
1. BUKU 1 adalah bank dengan modal inti sampai dengan kurang dari 1
triliun rupiah.
2. BUKU 2 adalah bank dengan modal inti paling sedikit sebesar 1 triliun
rupiah samapai dengan kurang dari 5 triliun rupiah.
3. BUKU 3 adalah bank dengan modal inti paling sedikit sebesar 5 triliun
rupiah sampai dengan kurang dari 30 triliun rupiah.
4. BUKU 4 adalah bank dengan modal inti paling sedikit sebesar 30 triliun
rupiah.
34
Kegiatan usaha bank umum yang dapat dilakukan pada masing-masing BUKU
ditetapkan sebagai berikut :
a. Kegiatan BUKU 1 yang meliputi :
1. Kegiatan Usaha dalam Rupiah meliputi :
1) Penghimpun dana yang merupakan produk atau aktivitas dasar
2) Kegiatan menyalurkan dana yang merupakan produk atau aktivitas
dasar
3) Kegiatan pembiayaan perdagangan
4) Kegiatan dengan kecakupan terbatas untuk keagenan dan kerjasama
5) Kegiatan sistem electronic banking dengan cakupan terbatas.
6) Kegiatan penyertaan modal sementara dalam rangka penyelamatan
kredit.
2. Kegiatan sebagai Pedagang Valuta Asing (PVA)
3. Kegiatan lainnya yang digolongkan sebagai produk atau aktivitas dasar
dalam rupiah yang lazim dilakukan oleh bank dan tidak bertentangan
dengan perundang-undangan yang berlaku.
b. Kegiatan BUKU 2 yang meliputi :
1. Kegiatan usaha dalam rupiah dan valuta asing :
1) Kegiatan penghimpunan dana sebagaimana dilakukan dalam BUKU 1
2) Kegiatan penyaluran dana sebagaimana dilakukan dalam BUKU 1
dengan kacupan lebih luas.
3) Kegiatan pembiayaan perdagangan
4) Kegiatan treasury terbatas
35
5) Jasa lainnya
2. Kegiatan usaha sebagaimana pada BUKU 1 dengan cakupan yang lebih
luas.
3. Kegiatan penyertaan modal pada lembaga keuangan Indonesia.
4. Kegiatan penyertaan modal sementara dalam rangka penyelamatan kredit
5. Kegiatan yang lazim sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
c. BUKU 3 dapat melakukan seluruh kegiatan usaha sebagaimana baik dalam
bentuk rupiah maupun dalam bentuk valuta asing dan penyertaan modal pada
lembaga keuangan di Indonesia dan luar negeri terbatas pada wilayah regional
ASIA.
d. BUKU 4 dapat melakukan seluruh kegiatan usaha sebagaimana baik dalam
bentuk rupiah maupun dalam bentuk valuta asing dan penyertaan modal pada
lembaga keuangan di Indonesia dan wilayah luar negeri dengan jumlah lebih
besar dari BUKU 3.
Bank juga memliki beberapa fungsi secara umum yaitu :
1. Agent of trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik
dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau
menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan.
Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank,
uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut, dan juga percaya
36
bahwa pada saat yang telah dijanjikan masyarakat dapat menarik lagi simpanan
dibank.
2. Agent of Development
Sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat yaitu sektor moneter
dan sektor rill, tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut berinteraksi saling
mempengaruhi satu dengan yang lain. Sektor riil tidak akan dapat bekerja dengan
baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Pada intinya agent of
development adalah mempelancar kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi.
3. Agent of Services
Disamping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana,
bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada
masyarakat. Jasa-jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan
perekonomian masyarakat secara umum. Jasa-jasa bank ini antara lain berupa jasa
pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa pemberian jaminan bank,
dan jasa penyelesaian tagihan.
2.2.3 Kredit
Kredit adalah hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk
melakukan pembayaran pada waktu diminta atau yang akan datang karena adanya
penyerahan barang diawal dan pembayaran diakhir.Pengertian kredit menurut UU
10/1998 tentang perbankan, pasal 1 angka 11, adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam–meminjamantara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
37
pemberian bunga.Pengertian kredit menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor
7/2/PBI/2005 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum (selanjutnya disebut
PBI 7/2005), Pasal 1 angka 5, adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-
meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga,
termasuk:
a. Cerukan (overdraft), yaitu saldo negativepada rekening giro nasabah yang
tidak dapat dibayar lunas pada akhir hari;
b. Pengimbilalihan tagihan dalam rangka kegiatan anak piutang;
c. Pengambilalihan atau pembelian kredit dari pihak lain.
2.2.4 Unsur-unsur Kredit
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam kredit (Kasmir : 2012: 87)
yaitu :
1. Kepercayaan
Kepercayaan merupakan suatu keyakinan bagi si pemberi kredit bahwa
kredit yang diberikan (baik berupa uang, barang atau jasa) benar-benar diterima
kembali dimasa yang akan datang sesuai dengan jangka waktu yang telah
disepakati. Kepercayaan yang diberikan oleh bank merupakan dasar utama yang
melandasi mengapa suatu kredit berani diberikan kepada nasabah.
2. Kesepakatan
Disamping unsur kepercayaan didalam kredit juga mengandung unsur
kesepakatan antara pemberi kredit dengan penerima kredit.Kesepakatan ini
38
dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-masing pihak menandatangani
hak dan kewajibannya masing-masing.
3. Jangka waktu
Setiap kredit memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup
masa pengembalian kredit yang telah disepakati.Jangka waktu tersebut bisa
berbentuk jangka pendek (di bawah 1 tahun), jangka menengah (1 sampai 3
tahun), atau jangka panjang (lebih dari 3 tahun).Jangka waktu merupakan
kesempatan batas waktu untuk pengembalian angsuran kredit yang telah
disepakati kedua belah pihak.
4. Risiko
Akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian kredit akan
memungkinkan suatu risiko tidak tertagihnya atau macetnya pemberian suatu
kredit. Semakin panjang suatu jangka waktu kredit maka semakin besar risikonya,
demikian pula sebaliknnya.
5. Balas jasa
Bagi bank balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan atas
pemberian suatu kredit. Dalam bank jenis konvensional balas jasa dikenal dengan
nama bunga. Disamping balas jasa dalam bentuk bunga bank juga membebankan
nasabah biaya administrasi kredit yang juga merupakan keuntungan bank.
2.2.5 Tujuan dan Fungsi Kredit
Tujuan kredit menurut Kasmir (2012: 88) adalah sebagai berikut:
39
1. Mencari keuntungan
Tujuan utama resiko kredit adalah untuk memperoleh keuntungan.Hasil
keuntungan ini diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai
balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada
nasabah.Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup bank, disamping itu
keuntungan juga dapat membesar usaha bank.
2. Membantu usaha nasabah
Tujuan berikutnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang
memerlukan dana, baik dana untuk investasi maupun dana untuk modal kerja.
Danatersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas
usahanya. Dalam hal ini baik bank maupun nasabah saling diuntungkan.
3. Membantu pemerintah
Tujuan lainnya adalah membantu pemerintah dalam berbagai bidang.
Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan,
maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti meminimalkan
adanya kekurangan dana dalam rangka peningkatan pembangunan diberbagai
sektor, terutama sektor riil.Sedangkan fungsi kredit sendiri adalah :
a. Meningkatkan daya guna
b. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
c. Meningkatkan daya guna barang
d. Meningkatkan peredaran barang
e. Sebagai alat stabilitas ekonomi
f. Meningkatkan kegairahan berusaha
40
g. Meningkatkan pemerataan pendapatan
h. Meningkatkan hubungan internasional
2.2.6 Pengelompokan penyaluran kredit
Menurut Ismail (2010, 99-108) kredit dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu :
1. Kredit Investasi
Kredit yang diberikan oleh bank kepada debitur untuk pengadaan barang-
barang modal yang mempunyai nilai ekonomis lebih dari satu tahun.
2. Kredit Modal Kerja
Kredit yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal kerja yang
biasanya habis dalam satu siklus usaha.
3. Kredit Konsumtif
Kredit yang diberikan kepada nasabah untuk membeli barang atau jasa
untuk keperluan pribadi dan tidak untuk digunakan dalam keperluan
usaha.
Menurut menteri keuangan nomor 10/PMK.05/2009 Kredit Usaha Rakyat adalah
pembiayaan kepada UMKM-K (Usaha mikro, Kecil, Menengah-koperasi) dalam
bentuk pemberian modal kerja dan investas yang didukung fasilitas penjamin
untuk usaha produktif.
2.2.7 Jumlah Penyaluran Kredit
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah jumlah kredit yang
disalurkan oleh bank umum di Indonesia selama tahun 2010-2014. Menurut
Ismail (2010:26) menyatakan kegiatan penyaluran dana dari bank kepada nasabah
(debitur), dan nasabah wajib untuk mengembalikan dana pinjaman tersebut sesuai
41
dengan jangka waktu yang sudah disepakati dengan pihak bank. Bank sebagai
lembaga keuangan memiliki tujuan utama yaitu pemberian kredit. Besarnya
jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan keuntungan bank. Jika bank tidak
mampu menyalurkan kredit, maka dana yang terhimpun dari simpanan bank akan
menumpuk dan menyebabkan bank tersebut rugi. Kerugian tersebut diakibatkan
tidak adanya pemutaran kas masuk. Data jumlah kredit di dapat dari laporan
keuangan bank yang terdaftar di BEI. Penyaluran kredit yang terdiri dari kredit
investasi, kredit modal kerja, kredit konsumtif, dan kredit usaha rakyat yang
disalurkan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
2.2.8 Dana Pihak ke tiga (DPK)
Sumber dana pihak ketiga atau dana-dana dari masyarakat yang berasal
dari masyarakat, baik perorangan maupun badan usaha yang diperoleh bank
menggunakan berbagai instrumen produk penyimpanan oleh bank.Sumber dana
dari masyarakat luas merupakan sumber dana yang paling utama bagi bank yang
terdiri dari simpanan giro, simpanan tabungan, dan simpanan deposito (kasmir,
2008:64). Dana pihak ketiga yang di peroleh pada tahun 2010-2014 dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
42
2.2.9 Loan Deposit Ratio (LDR)
LDR merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat
likuiditas, dengan cara membandingkan antara kredit yang disalurkan dengan
dana yang dihimpun dari masyarakat sehingga dapat diketahui kemampuan bank
dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. Menurut Lukman Dendawijaya
(2009:147). Pengukuran rasio LDR pada tahun 2010-2014 menurut Surat Edaran
Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
2.2.10 Non Performing Loan (NPL)
Menurut PSAK No.31,2009NPL terdiri atas kredit yang digolongkan
sebagai kredit kurang lancar, diragukan, dan macet. Non performing loan
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam meng-
cover resiko kegagalan pengembalian kredit yang dilakukan oleh debitur.
Pengukuran NPL pada tahun 2010-2014.menurut Surat Edaran Bank Indonesia
No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
NPL = x 100%
2.2.11 Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kinerja bank untuk
mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aset yang
disalurkan yangkredit Total
BermasalahKredit Total
LDR = Ekuitas DPK
diberikan yangKredit Totalx 100%
43
mengandung atau menghasilkan risiko. Menurut Willdan Ismaulandy (2014)
modal terdiri dari modal inti dan modal pelengkap. Modal inti terdiri dari modal
disetor dan cadangan tambahan modal yang terdiri dari faktor penambah (laba
beberapa tahun lalu setelah diperhitungkan pajak) dan faktor pengurang (kerugian
beberapa tahun lalu). Dengan permodalan yang kuat akan mampu menjaga
kepercayaan masyarakat terhadap bank yang bersangkutan, sehingga masyarakat
percaya untuk menghimpun dana kepada bank tersebut, dana yang dihimpun
tersebut kemudian disalurkan kembali ke bank kepada masyarakat melalui kredit.
Kredit dapat mendorong pendapatan sehingga dapat menghasilkan
bunga, dari bunga itulah bank mendapatkan laba atau profit.Dengan tingkat laba
inilah bank dapat meningkatkan struktur permodalan yang kuat sehingga dapat
membentuk kondisi keuangan yang sehat. Faktor permodalan sangat penting
dalam menjalankan kegiatan operasional bank dan untuk menunjang segala
kebutuhannya, dengan kualitas pihak manajemen dalam pengelolaan kegiatan
perbankan akan mendapatkan tingkat laba yang diharapkan. Menurut Surat
Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember
2001,pengukuran kecukupan modal suatu bank dapat dihitung menggunakan rasio
Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan rumus :
CAR = RisikoMenurut TertimbangAset
Bank Modalx 100%
Modal bank adalah total modal yang berasal dari bank yang terdiri dari
modal inti dan modal pelengkap. Sedangkan assettertimbang menurut risiko
44
adalah perhitungan yang mencakup aset yang tercantum dalam laporan posisi
keuangan maupun aset yang bersifat administratif sebagaimana tercermin pada
kewajiban yang masih bersifat contingency yang disediakan oleh bank bagi pihak
ketiga. Untuk mengetahui besarnya ATMR, diperlukan penghitungan dari hasil
perkalian nominal aset dengan bobot risiko masing-masing aset yang
bersangkutan sesuai dengan besarnya kadar risiko yang terkandung dalam
masing-masing elemen aset itu sendiri, atau bobot risiko pinjaman atau sifat
barang jaminan.
2.2.12 Profitabilitas (ROA)
Profitabilitas adalah suatu perusahaan yang membandingkan antara laba
sebelum pajak dengan aset untuk menghasilkan laba tersebut. Profitabilitas diukur
dengan ROA yang mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh
keuntungan (laba) secara keseluruhan (Dendawijaya, 2009:119).ROA adalah rasio
yang digunakan mengukur kemampuan bank menghasilkan keuntungan secara
relatif dibandingkan dengan total asetnya. Rasio ini menunjukkan perputaran aset
yang diukur dari volume penjualan, jika semakin besar itu semakin baik. Menurut
Sofyan (2009 : 305) Return On Asset (ROA) adalah rasio yang menggambarkan
perputaran aset yang diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini maka
akan semakin baik, karena aset dapat lebih cepat berputar dan meraih laba. Pada
ROA ini dapat digunakan untuk memajukan perusahaan dalam memperoleh laba
bersih yang efektif dan efisien. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk memperoleh keuntungan setelah dipotong pajak. Menurut Surat Edaran
Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001, rumus yang
45
digunakan untuk menentukan besarnya angka Return On Assets (ROA) dalam
penelitian ini adalah:
Menurut Kasmir (2012;197) manfaat profitabilitas ini yang digunakan perusahaan
untuk mengukur kinerja perusahaan , adapun manfaatnya yaitu :
a. Profitabilitas ini untuk mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh
perusahaan dalam satu periode.
b. Profitabilitas untuk mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya
dengan tahun sekarang.
c. Profitabilitas untuk mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.
d. Profitabilitas untuk mengetahui laba bersih sesudah pajak dengan modal
sendiri.
e. Profitabilitas ini juga untuk mengetahui produktivitas dari seluruh dana
perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
f. Profitabilitas sebagai alat membuat proyeksi laba perusahaan.
2.2.13 Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO)
BOPO merupakan rasio perbandingan biaya operasional terhadap
pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan
kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya,terutama kredit.
Mengingat kegiatan utama bank adalah sebagai perantara yaitu meenghimpun dan
46
menyalurkan dana (misalnya dana masyarakat), maka biaya dan pendapatan
operasional bank didominasi oleh biaya bunga dan pendapatan bunga (Lukman
Dendawijaya, 2009:120). Pengukuran rasio BOPO pada tahun 2010-2014 menurut
Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
2.2.14 Pengaruh Dana Pihak Ketiga Terhadap Penyaluran Kredit
Dana-danayang dihimpun dari masyarakat (dana pihak ketiga)
merupakan sumber dana yang paling diandalkan oleh bank (Dendawijaya, 2003).
Penyaluran kredit merupakan aktivitas bank yang paling menguntungkan bagi
pihak bank (Dendawijaya, 2003). Dalam UU No.10 tahun 1998 tentang perbankan
dikatakan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka
meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Sehingga semakin besar jumlah
dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh bank dari masyarakat, maka akan
meningkatkan kemampuan serta peranan bank dalam menyalurkan dana tersebut
kepada masyarakat. Hal tersebut mengakibatkan besarnya jumlah penyaluran
kredit yang disalurkan oleh bank sangat tergantung dari jumlah dana yang
dihimpun dari masyarakat (dana pihak ketiga). Menurut I Made Pratista Yuda
(2010), Wahyu Meiranto (2010), Greydi Normala Sari (2013), dan Wanda (2015)
dana pihak ketiga berpengaruh positif terhadap jumlah penyaluran kredit
perbankan. Hal ini disebabkan karena besarnya penyaluran kredit yang di berikan
suatu bank bergantung dengan total dana pihak ketiga yang didapatkan oleh bank
47
tersebut.Hal yang sama juga dibuktikan oleh Wildan Ismaulandy (2014) dimana
dana pihak ketiga berpengaruh positif signifikan terhadap jumlah penyaluran
kredit Investasi Bank BUMN.Yogi Lingga Binangkit (2014) membuktikan pula
bahwa DPK berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit modal kerja. Serta
Anggono Yuda Prabowo (2013) dalam penelitiannya tentang Kredit Usaha Rakyat
(KUR) pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk menyimpulkan bahwa
DPKberpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit.Greydi Normala Sari
(2013) mengambil kesimpulan bahwa secara parsial DPK berpengaruh signifikan
terhadap penyaluran kredit Bank Umum di Indonesia. Penelitian I Made Pratista
Yuda & Wahyu Meiranto (2010) menunjukkan bahwa DPK berpengaruh positif
dan signifikan terhadap jumlah kredit yang disalurkanoleh bank yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
2.2.15 Pengaruh Non Performing Loan dengan Jumlah penyaluran kredit
Non Performing Loan (NPL) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur banyaknya peminjaman kredit yang mengalami kendala dalam
melunasi kewajibannnya. Rasio NPL ini menggambarkan risiko kredit, semakin
tinggi nilai NPL maka risiko kredit yang ditanggung oleh bank juga semakin besar
(Wanda Anisa Cahyaning (2010). Kredit bermasalah yang tinggi dapat
menimbulkan keengganan pihak bank untuk menyalurkan kredit karena harus
membentuk cadangan penghapusan yang besar. Besaran modal yang memiliki
pengaruh terhadap kegiatan penyaluran kredit pada akhirnya akan ikut terkikis
jika harus menyediakan pencadangan yang lebih besar (Wahyu Meiranto, 2010).
48
Dengan demikian semakin besar tingkat kredit bermasalah atau macet
yang ditunjukkan melalui rasio NPL akan menurunkan jumlah kredit yang
disalurkan oleh bank, sehingga dapat diambil kesimpulan yaitu NPL yang tinggi
akan mempengaruhi ekspansi kredit sebuah bank, dimana kredit macet tersebut
menghambat operasional dimana yang seharusnya dapat menambah penyaluran
kredit. Menurut Greydi Normala Sari (2013) NPL berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit perbankan. Oleh karena itu,
besarnya tingkat kredit bermasalah atau kredit macet dapat mempengaruhi
besarnya jumlah kredit yang diberikan oleh bank kepada nasabahnya.Penelitian
Wanda Annisa (2015) juga menyimpulkan bahwa Faktor internal berupa Non
Performing Loan secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap penyaluran
kredit Bank Umum.Hal yang berbeda dibuktikan oleh Wildan Ismaulandy (2014)
dimana NPL berpengaruh positif signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit
Investasi Bank BUMN. Yogi Lingga Binangkit (2014) membuktikan pulabahwa
NPL berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit modal kerja. Serta
Anggono Yuda Prabowo (2013) dalam penelitiannya tentang Kredit Usaha Rakyat
(KUR) pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk menyimpulkan bahwa NPL
berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit.Greydi Normala Sari (2013)
mengambil kesimpulan bahwa secara parsial NPL berpengaruh signifikan
terhadap penyaluran kredit Bank Umum di Indonesia. Penelitian I Made Pratista
Yuda & Wahyu Meiranto (2010) menunjukkan bahwa NPL berpengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap jumlah kredit yang disalurkanoleh bank yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
49
2.2.16 PengaruhCapital Adequacy Ratio (CAR) terhadap penyaluran
kredit
Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio kinerja bank yang
digunakan untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk
menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit
yang disalurkan oleh bank (Dendawijaya, 2003). Jika nilai CAR tinggi maka akan
meningkatkan kemampuan dalam hal finansial termasuk mengantisipasi kerugian
yang timbul dari aktivitas penyaluran kredit perbankan. Dengan tingkat CAR
yang besar sekaligus akan meningkatkan kepercayaan diri perbankan dalam
menyalurkan kreditnya. Oleh karena itu semakin tinggi kecukupan modal, maka
semakin besar pula kemampuan perbankan dalam menyalurkan kreditnya,
sehingga dapat diartikan bahwa kredit dapat mendorong pendapatan sehingga
dapat menghasilkan bunga, dari bunga itulah bank mendapatkan laba atau profit.
Dengan tingkat laba inilah bank dapat meningkatkan struktur permodalan yang
kuat sehingga dapat disalurkan dalam bentuk kredit. Menurut Yoseva Maria Puji
Rahayu (2012) dan Wahyu Meiranto (2010) CAR berpengaruh positif terhadap
jumlah penyaluran kredit perbankan. Hal yang sama juga dibuktikan oleh Wildan
Ismaulandy (2014) dimana CAR berpengaruh positif signifikan terhadap jumlah
penyaluran kredit Investasi Bank BUMN.Serta Anggono Yuda Prabowo (2013)
dalam penelitiannya tentang Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada PT. Bank Mandiri
(Persero) Tbk menyimpulkan bahwa CAR berpengaruh signifikan terhadap
penyaluran kredit.Greydi Normala Sari (2013) mengambil kesimpulan bahwa
secara parsial CAR berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit bank
50
umum di Indonesia. Penelitian I Made Pratista Yuda & Wahyu Meiranto (2010)
menunjukkan bahwa CAR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap jumlah
kredit yang disalurkanoleh bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2.2.17 PengaruhReturn on Asset (ROA) dengan Jumlah Penyaluran
Kredit
Return on Assets (ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan
(Dendawijaya, 2003) Semakin besar ROA maka semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai oleh bank, dan artinya semakin baik pula posisi dana
tersebut dari segi penggunaan asset. Dengan kata lain bank tersebut semakin
optimal dalam penggunaan aktivanya untuk memperoleh pendapatan, maka
berarti kegiatan kredit yang dilakukan oleh bank telah dioptimalkan dalam rangka
memperoleh pendapatan. Dendawijaya (2003:32) mengemukakan bahwa kegiatan
perkreditan yang dilakukan bank mencapai 70%-80% dari kegiatan usaha bank,
sehingga penyaluran kredit menjadi kegiatan yang cukup dominan dalam
menghasilkan profitabilitas perbankan. Laba yang diperoleh bank akan sangat
diperlukan untuk memperkokoh strukur modal bank guna meningkatkan ekpansi
kreditnya. Oleh karena itu, kemampuan bank dalam menyalurkan kreditnya akan
semakin meningkat jika nilai ROA yang dimiliki perbankan menunjukkan nilai
yang tinggi, sehingga dapat disimpulkan bahwa laba bank yang di hasilkan oleh
bank dari segala betuk transaksinya dapat mempengaruhi jumlah kredit yang
dikeluarkan, semakin banyak laba yang didapatkan oleh bank, maka semakin
besar juga bank dapat mengeluarkan dana untuk pengkreditan. Menurut I Made
51
Pratista Yuda (2010), dan Wahyu Meiranto (2010) ROA berpengaruh positif
terhadap jumlah penyaluran kredit perbankan.Hal yang berbeda dibuktikan oleh
Wildan Ismaulandy (2014) dimana ROA berpengaruh positif namun tidak
signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit Investasi Bank BUMN.Penelitian I
Made Pratista Yuda & Wahyu Meiranto (2010) menunjukkan bahwa ROA
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap jumlah kredit yang
disalurkanoleh bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2.2.18 PengaruhLoan Deposit Ratio Terhadap Penyaluran kredit
Menurut Wildan Ismaulandy (2014), Loan to Deposit Ratio (LDR)
dapat digunakan untuk menilai seberapa jauh kemampuan bank yang
mengandalkan kredit sebagai sumber utama likuiditasnya dalam membayar
kewajiban jangka pendeknya, seperti penarikan dana yang dilakukan oleh deposan
dan juga bunga yang harus diberikan kepada para nasabahnya. Oleh karena itu hal
tersebut memiliki pengaruh terhadap kemampuan kredit pada suatu bank karena
jika nilai LDR ini semakin tinggi maka menunjukkan kemampuan kredit yang
telah disalurkan oleh bank juga semakin tinggi guna memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Dan sebaliknya, semakin rendah nilai LDR yang ada menunjukkan
bahwa kemampuan kredit yang disalurkan oleh bank juga semakin rendah guna
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Kesimpulannya adalah kemampuan
likuiditas bank yang bersangkutan akan semakin rendah jika LDR semakin tinggi
dikarenakan jumlah dana yang digunakan untuk penyaluran kredit semakin besar.
Sebaliknya, kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan akan semakin tinggi
jika LDR bank tersebut semakin rendah dan dapat mempengaruhi dana untuk
52
penyaluran kredit yang semakin kecil. Menurut Bambang Sudiyatno (2010) LDR
berpengaruh positif terhadap jumlah penyaluran kredit sebuah bank.Penelitian
Wildan Ismaulandy (2014) juga menunjukkan bahwa LDR berpengaruh positif
signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit Investasi Bank BUMN.
2.2.19 Pengaruh Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO) dengan Jumlah Penyaluran Kredit
Menurut Dendawijaya (2003), rasio beban operasional terhadap
pendapatan operasional (BOPO) digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi bank
dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Menurut teori bahwa jika rasio
beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) menurun artinya
bahwa bank tersebut berhasil dalam mendistribusikan biayanya untuk
menghasilkan pendapatan, yang artinya bahwa jika BOPO-nya semakin rendah
maka pendapatan bunga yang asalnya dari pendistribusian kredit mampu menutup
bunga yang diberikan kepada para deposan. Semakin kecil rasio BOPO suatu
bank berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan oleh bank yang
bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah
semakin kecil dan semakin banyak kredit yang dapat disalurkan (Siamat, 2005).
Hal ini dapat diartikan bahwa BOPO merupakan salah satu sumber pendanaan
yang tidak terlalu signifikan terhadap penyaluran kredit, sebab hasil dana dari
BOPO tidak sepenuhnya dioperasionalkan terhadap jumlah kredit yang diberikan
kepada deposan. Menurut Bambang Sudiyatno (2013) jika bank dalam kondisi
bermasalah maka kegiatan yang bersangkutan dengan operasional bank akan
terganggu juga, dan juga termasuk kegiatan bank dalam melaksanakan fungsi
53
penjualannya. Menurut Jati Suroso (2010) BOPO berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit perbankan.
2.3 Kerangka Pemikiran
Dalam penelitian ini akan menguji pengaruh antara dana pihak ketiga
(DPK), loan to deposit ratio (LDR), capital adequacy ratio (CAR), return on
assets (ROA), dan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
terhadap jumlah penyaluran kredit.
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran
Dana Pihak Ketiga
(DPK)
Rasio Beban
operasional terhadap
pendapatan
operasional (BOPO)
Penyaluran
kredit
Non Performing
Loan (NPL)
Capital Adequacy
Ratio (CAR)
Ratio On Asset
(ROA)
Loan Deposit Ratio
(LDR)
54
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, penulis mengemukakanhipotesi
s dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :
H1: Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh terhadap penyaluran kredit pada
bank umum go publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
H2: Non Performing Loan (NPL) berpengaruh terhadap penyaluran kredit pada
bank umum go publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
H3 : Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap penyaluran kredit
pada bank umum go publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
H4 : Ratio On Asset (ROA) berpengaruh terhadap penyaluran kredit pada bank
umum go publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
H5 : Loan Deposit Ratio (LDR) berpengaruh terhadap penyaluran kredit pada
bank umum go publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
H6 : Rasio Beban Operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO)
berpengaruh terhadap penyaluran kredit pada bank umum go publik yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).