bab ii tinjauan pustaka 2.1 pengertian proyek · dalam hal ini perlu tidaknya menggunakan site pile...

23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek Kegiatan pembangunan atau kegiatan proyek merupakan kegiatan yang bersifat sementara dalam jangka waktu tertentu dan tebatas dengan alokasi sumber daya tertentu yang bertujuan untuk menghasilkan suatu produk atau deliverable dengan kriteria mutu yang telah ditentukan. Lingkup tugas kegiatan proyek tersebut dapt berupa pembangunan pabrik, pembuatan produk yang baru atau pelaksanaan penelitian dan pembangunan (Soeharto, 1997). Dari pengertian diatas maka ciri pokok dari kegiatan proyek adalah sebagai berikut: a. Bertujuan menghasilkan lingkup (deliverable) tertentu berupa produk akhir atau hasil kerja akhir. b. Dalam proses mewujudkan lingkup itu maka ditentukan jumlah biaya, jadwal serta kriteria mutu. c. Bersifat sementara dalam artian, umurnya dibatasi oleh selesai tugas, dalam hal ini titik awal dan akhir ditentukan dengan jelas. d. Tidak rutin tidak berulang-ulang. Jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang waktu (selama proyek berlangsung). Menurut Gray et al. dalam Mahendra (2011) sumber-sumber yang digunakan dalam pelaksanaan suatu proyek konstuksi dapat berupa modal, lahan, bahan-bahan mentah setengah jadi maupun bahan mentah ataupun dapat berupa waktu dan tenaga kerja. Sumber-sumber tersebut baik sebagian atau seluruhnya dapat dianggap sebagai barang atau jasa konsumsi yang dikorbankan atau digunakan sebagai modal dari masa sekarang untuk mendapatkan benefit atau keuntungan yang lebih besar dari modal yang telah di keluarkan dimasa lalu. Keuntungan tersebut dapat berupa bentuk tingkat konsumsi yang lebih besar, bertambahnya kesempatan bekerja, perbaikan dibidang pendidikan ataupun kesehatan dan perbaikan system atau strukur. Suatu proyek dapat dinyatakan selesai atau berakhir apabila sudah pasti atau diduga tidak menghasilkan keuntungan.

Upload: lekhue

Post on 14-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek · dalam hal ini perlu tidaknya menggunakan site pile di tentukan oleh keadaan lapangan. Sumber daya manusia hanya dapat merencanakan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Proyek

Kegiatan pembangunan atau kegiatan proyek merupakan kegiatan yang

bersifat sementara dalam jangka waktu tertentu dan tebatas dengan alokasi sumber

daya tertentu yang bertujuan untuk menghasilkan suatu produk atau deliverable

dengan kriteria mutu yang telah ditentukan. Lingkup tugas kegiatan proyek tersebut

dapt berupa pembangunan pabrik, pembuatan produk yang baru atau pelaksanaan

penelitian dan pembangunan (Soeharto, 1997).

Dari pengertian diatas maka ciri pokok dari kegiatan proyek adalah sebagai

berikut:

a. Bertujuan menghasilkan lingkup (deliverable) tertentu berupa produk

akhir atau hasil kerja akhir.

b. Dalam proses mewujudkan lingkup itu maka ditentukan jumlah biaya,

jadwal serta kriteria mutu.

c. Bersifat sementara dalam artian, umurnya dibatasi oleh selesai tugas,

dalam hal ini titik awal dan akhir ditentukan dengan jelas.

d. Tidak rutin tidak berulang-ulang. Jenis dan intensitas kegiatan berubah

sepanjang waktu (selama proyek berlangsung).

Menurut Gray et al. dalam Mahendra (2011) sumber-sumber yang

digunakan dalam pelaksanaan suatu proyek konstuksi dapat berupa modal, lahan,

bahan-bahan mentah setengah jadi maupun bahan mentah ataupun dapat berupa

waktu dan tenaga kerja. Sumber-sumber tersebut baik sebagian atau seluruhnya

dapat dianggap sebagai barang atau jasa konsumsi yang dikorbankan atau

digunakan sebagai modal dari masa sekarang untuk mendapatkan benefit atau

keuntungan yang lebih besar dari modal yang telah di keluarkan dimasa lalu.

Keuntungan tersebut dapat berupa bentuk tingkat konsumsi yang lebih besar,

bertambahnya kesempatan bekerja, perbaikan dibidang pendidikan ataupun

kesehatan dan perbaikan system atau strukur. Suatu proyek dapat dinyatakan selesai

atau berakhir apabila sudah pasti atau diduga tidak menghasilkan keuntungan.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek · dalam hal ini perlu tidaknya menggunakan site pile di tentukan oleh keadaan lapangan. Sumber daya manusia hanya dapat merencanakan

Untuk mencapai tujuan yang diinginkan maka diperlu parameter dalam

suatu pelaksanaan proyek. Parameter tersebut meliputi biaya, mutu dan waktu.

Ketiga parameter ini disebut tiga kendala (Triple constraint). Adapun tiga kendala

tersebut antara lain:

2.1.1 Biaya (Cost)

Biaya (Cost) merupakan semua pengorbanan yang diperlukan dalam

rangka mencapai suatu tujuan yang dikur dengan nilai uang. Adapun klasifikasi dari

biaya (cost) antara lain: biaya berdasarkan kolompok penggunaannya, biaya

berdasarkan produknya dan biaya berdasarkan volume produknya.

A. Biaya berdasarkan produknya

Pedoman dasar dari pengeluaran adalah rencana kegiatan kerja yang

berpengaruh secara langsung. Sebagai contoh nyata bila suatu kegiatan membesar

maka pengeluaran kegiatan tersebut akan membesar pula, namun hubungannya

tidak linier tergantung kebijakan pembiayaan (cash atau credit). Biaya proyek

konstruksi (dengan modal tetap) dapat dibagi dua, yaitu:

1) Biaya langsung (Direct cost)

Biaya langsung atau direct cost merupakan biaya yang langsung

berhubungan dengan konstruksi (Giatman, 2006). Biaya langsung didapat dengan

mengalihkan volume/kwitansi suatu pos pekerjaan dengan harga satuan (unit cost)

pekerjaan tersebut. Harga suatu pekerjaan tersebut dapat berupa pekerjaan yang

dihitung menurut satuan pekerjaan. Harga satuaan pekerjaan tersebut dapat berupa

harga bahan, upah tenaga kerja dan biaya peralatan. Volume atau kwitansi

pekerjaan dihitung menurut satuan dari harga satuan. Dari kedua hal tersebut harus

cocok. Volume tidak lain dapat dihitung dengan cara panjang x lebar x tinggi, maka

untuk menghitung volume tersebut dapat mengukur secara langsung pada gambar

perncanaannya.

Adapun hal-hal yang dapat memengaruhi dan perlu diperhatikan pada saat

perhitungan biaya langsung adalah sebagai berikut:

a) Material

Yang memengaruhi biaya langsung dari item material antara lain:

- Bahan sisa/yang terbuang (waste).

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek · dalam hal ini perlu tidaknya menggunakan site pile di tentukan oleh keadaan lapangan. Sumber daya manusia hanya dapat merencanakan

- Harga material yang tebaik dan sesuai dengan perencanaan

diawal.

b) Upah Tenaga Kerja

- Untuk pembayaran tenaga kerja dapat dibedakan menjadi upah

harian, upah per item pekerjaan atupun upah borongan total

(borongan dol).

- Perlu diperhatikan kemapuan yang dimiliki tenaga kerja agar

setiap item pekerjaan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

tenaga kerja tersebut.

- Perlu diperhitungkan akomodasi tenaga kerja agar anggaran

untuk tenaga kerja tidak meningkat mengingat jika

mendatangkan tenaga kerja dari luar daerah maka perlu biaya

yang cukup besar unuk mendatangkan tenaga kerja tersebut.

c) Peralatan

- Untuk peralatan yang disewa perlu diperhitungkan biaya

keluar masuk peralatan tersebut, ongkos operator peralatan

tersebut, bahan baku dan biaya reparasi kecil.

Biaya langsung dapat dihitung pada awal perencanaan suatu proyek

konstruksi dimana biaya tak langsung ini tidak akan berubah pada saat

pelaksanaannya.

2) Biaya Tak Langsung (Indirect Cost)

Biaya tak langsung atau indirect cost merupakan biaya yang tidak secara

langsung berhubungan dengan konstruksi namun biaya tak tangsung ini harus

diperhitungkan dan tidak dapat lepas dari proyek tersebut (Giatman, 2006). Adapun

biaya tak langsung tersebut adalah:

a) Biaya Overhead

Biaya overhead dapat digolongkan menjadi 2 (dua) jenis biaya,

yaitu:

Overhead Proyek (di lapangan)

- Biaya personil lapangan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek · dalam hal ini perlu tidaknya menggunakan site pile di tentukan oleh keadaan lapangan. Sumber daya manusia hanya dapat merencanakan

- Fasilitas sementara di lapangan, seperti: gudang, kantor,

penerangan, pagar, alat komunikasi, transportasi dan

sebagainya.

- Bank penjamin asuransi, bunga bank, ijin pembangunan, pajak

dan sebagainya.

- Rapat-rapat lapangan (site meeting).

- Dan lain-lain.

Overhead Kantor

Overhead kantor merupakan biaya untuk menjalankan suatu usaha.

Termasuk didalamnya adalah biaya sewa kantor, fasilitas, gaji

pegawai kantor, ijin-ijin usaha dan sebagainya yang bersifat dengan

birokrasi.

b) Biaya Tak Terduga (Contigencies)

Biaya tak terduga (contingencies) adalah salah satu dari biaya tak

langsung, biaya tak terduga adalah biaya untuk mengatasi semua

kegiatan yang terjadi tidak sesuai dengan rencana awal (Giatman,

2006). Contohnya kejadian bencana alam yang memengaruhi

kegiatan pemabangunan seperti longsong, banjir dan lain-lain.

Dalam suatu perencanaan biasanya biaya tak terduga ini sebesar

0.5% sampai 5% dari rencana anggaran biaya pembangunan suatu

proyek. Yang termasuk dalam biaya tak langsung adalah:

Kesalahan

- Kealphaan suplier dalam mendatangkan material di beberapa

pos pekerjaan.

- Gambar perencanaan yang kurang lengkap dan kurang jelas.

Ketidakpastian yang subjektif (Subjective Unvertainties)

- Ketidakpastian yang subyektif dapat terjadi karena

interprestasi subyektif terhadap bestek, misalnya tercantum

dalam RKS: “Bahan dengan merk ex H atau lainnya yang

disetujui direksi”. Dalam hal ini dapat diartikan boleh

menggunakan merk lain yang kualitasnya sama dan harganya

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek · dalam hal ini perlu tidaknya menggunakan site pile di tentukan oleh keadaan lapangan. Sumber daya manusia hanya dapat merencanakan

lebih murah, tetapi belum tentu dapat disetujui oleh konsultan

pengawas

- Ketidakpastian yang subyektif lainnya antara lain adalah

fluktuatif harga material dan upah buruh yang tidak

diperkirakan sebelumnya.

Ketidakpastian yang objektif (chance variation)

Ketidakpastian yang objektif merupakan ketidakpastian mengenai

suatu pekerjaan yang perlu tidaknya suatu pekerjaan dilakukan,

dimana ketidakpastian tersebut ditentukan oleh obyek diluar

kemampuan sumber daya manusia, misalnya: perlu tidaknya

dipasang site pile untuk pembuatan pondasi suatu bangunan dimana

dalam hal ini perlu tidaknya menggunakan site pile di tentukan oleh

keadaan lapangan. Sumber daya manusia hanya dapat

merencanakan berdasarkan keadaan lapangan.

Variasi Efisiensi (chance Variation)

Variasi efesiensi atau chance variation adalah variasi efesiensi dari

sember daya yang ada baik itu sumber daya manusia maupun

sumber daya alam, seperti efesiensi tenaga kerja, peralatan ataupun

bahan. Dimana efesiensi ini diharapkan tidak mengurangi kualitas

maupun kuantitas suatu bangunan.

B. Biaya Berdasarkan Kelompok Sifat Penggunaannya

Biaya berdasarkan kelompok penggunaannya dibedakan menjadi tiga

jenis, yaitu:

1) Biaya Investasi

Biaya investasi adalah biaya yang ditanamkan dalam rangka

mempersiapkan kebutuhan usaha agar siap digunakan dan siap beroperasi dengan

baik dan sesuai rencana. Biaya investasi ini biasanya dikeluarkan pada awal-awal

kegiatan usaha dengan jumlah yang relatif besar dan berdampak jangka panjang

dan bekesinambungan.

2) Biaya Operasional

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek · dalam hal ini perlu tidaknya menggunakan site pile di tentukan oleh keadaan lapangan. Sumber daya manusia hanya dapat merencanakan

Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan dengan tujuan

menjalankan suatu aktivitas usaha yang telah ditentukan dan memiliki suatu tujuan

utama. Dimana biaya operasional ini biasanya dikeluarkan secara rutin ataupun

berkala dalam jumlah yang relative sama ataupun sesuai dengan jadwal kegiatan

yang telah direncanakan.

3) Biaya perawatan (Maintenance Cost)

Biaya perawatan ini diperuntukan dalam jangka waktu tertentu dalam

rangka menjaga/menjamin performa kerja fasilitas ataupun perlatan agar selalu

prima dan siap untuk dioperasikan.

C. Biaya Berdasarkan Volume Produk

Biaya berdasarkan volume produk ini dibedakan menjadi dua, yaitu:

1) Biaya tetap (fixed cost)

Biaya tetap atau fixed cost ini dikeluarkan dalam jumlah yang relative sama

dalam setiap pengeluarannya walaupun dalam produksi volumenya berubah-ubah,

misalnya: biaya pembayaran listrik untuk produksi, penerangan, operasi peralatan

ataupun untuk biaya pembayaran tenaga kerja.

2) Biaya Variable (Variable cost)

Biaya variable ini bersifat tidak konstan atau berubah ubah setiap

waktunya, namun besar perubahan ini balance antara jumlah produksi dengan biaya

yang dikeluarkan.

2.1.2 Mutu

Mutu suatu produk atau hasil dari suatu proses pembangunan harus sesuai

dengan spesifikasi awal yang telah direncankan dan sesuai dengan kriteria yang

telah disepakati antara pelaksana dengan owner. Memenuhi persyaratan mutu

berarti mampu memenuhi dan menjalankan semua tugas atau yang sering disebut

fit and the intended use.

2.1.3 Waktu (Time)

Kegiatan pembangunan proyek harus sesuai dengan waktu yang telah

direncanakan dan telah ditentukan diawal, hal ini bertujuan agar biaya tidak

membengkak.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek · dalam hal ini perlu tidaknya menggunakan site pile di tentukan oleh keadaan lapangan. Sumber daya manusia hanya dapat merencanakan

2.2 Produktivitas

2.2.1 Pengertian Produktivitas

Produktivitas secara umum dapat diartikan sebagai hubungan antara hasil

nyata maupun fisik dengan masukan sebenarnya. Contohnya saja, produktivitas

adalah ukuran efisiensi produktif. Suatu perbandingan antara input dengan output,

masukan sering dibatasi dengan masuknya kelompok tenaga kerja atau personal

tenaga kerja, sedangkan untuk keluar diukur dalam satuan fisik bentuk mental.

Produktivitas dapat diartikan pula sebagai suatu tingkatan efesiensi dalam

menghasilkan atau memproduksi suatu barang ataupun jasa. Produktivitas diartikan

sebagai perbandingan antara totalitas output pada waktu tertentu dibagi totalitas

input selama waktu tertentu.

Dalam bekerja produktif harus memerlukan keterampilan kerja yang sesuai

dengan isi kerja sehingga bias menimbulkan penemuan-penemuan baru untuk

menghasilkan atau memperbaiki cara kerja atau mempertahakan yang sudah baik.

Adapun kerja produktif sangat memerlukan syarat-syarat pendukung sebagai

berikut:

- Kemauan kerja yang tinggi.

- Lingkungan pekerjaan yang nyaman dan kondusif.

- Penghasilan yang dapat memenuhi kehidupan minimum.

- Jaminan sosial tenaga kerja terjamin.

2.2.2 Produktivitas dan Efektivitas

Secara umum produktivitas dapat diartikan sebagai hubungan antara hasil

nyata berupa fisik (barang atau jasa) dengan masukan sebenarnya. Misalnya

produktivitas adalah ukuran efisiensi produktif diartikan sebagai suatu

perbandingan antara hasil output dengan input. Masukan pada umumnya sering

dibatasi dengan masukan tenaga kerja, adapun keluaran diukur dalam kesatuan

berupa fisik, bentuk dan nilai. Produktivitas dapat pula diartikan sebagai

peningkatan efisiensi dalam menghasilkan atau memproduksi barang-barang atau

jasa. Ukuran produktivitas yang paling terkenal yang berkaitan secara langsung

dengan tenaga kerja yang dapat dihitung dengan membagi pengeluaran oleh jumlah

yang digunakan atau jam-jam kerja tenaga kerja (Muchdarsyah, 2003).

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek · dalam hal ini perlu tidaknya menggunakan site pile di tentukan oleh keadaan lapangan. Sumber daya manusia hanya dapat merencanakan

Produktivitas tenaga kerja konstruksi dapat dinyatakan dalam berbagai

bentuk, contohnya jumlah unit yang diselesaikan oleh tenaga kerja dibagi dengan

sumber daya dalam hal ini waktu pekerjaan yang digunakan (Soeharto, 1997).

Produktivitas dapat diartikan sebagai suatu pendekatan interdisipliner untuk

menentukan tujuan yang efektif dan efesien, pembuatan rencana kerja, aplikasi

penggunaan cara yang produktif untuk menggunakan sumber-sumber secara

efesien dan tetap menjaga kualitas dan kuantitas mutu konstruksi yang sesuai

dengan rencana diawal. Produktivitas adalah interaksi terpadu antara tiga faktor

yang bersifat mendasar, yaitu investasi, manajemen, dan tenaga kerja

(Muchdarsyah, 2003).

1) Investasi

Bagian utama dari investasi adalah modal, dimana modal merukana

landasan gerak suatu usaha, namun modal berupa materi saja tidak cukup, untuk itu

harus dimasukan komponen teknologi. Untuk berkembang menjadi bangsa yang

maju dalam berbagai bidang kita harus dapat menguasai berbagai teknologi modern

untuk memberikan dukungan kepada kemajun pembangunan nasional, ditingkat

mikro tentunya teknologi yang mampu mendukung kemajuan industri usaha di

barbagai bidang.

2) Manajemen

Kelompok manajemen dalam suatu organisasi mempunyai tugas pokok

untuk menggerakan orang lain untuk bekerja sedemikian rupa sehingga tujuan

tercapai dengan baik. Hal-hal yang kita hadapi dalam manajemen, terutama dalam

organisasi modern, ialah semakin cepatnya cara kerja sebagai pengaruh langsung

dari kemanjuan teknologi modern yang mempunyai pengaruh kepada seluruh aspek

organisai seperti proses produksi, distribusi hasil produksi dan pemasaran.

Kemajaun teknologi yang berjalan cepat harus diimbangi dengan proses yang terus-

menerus melalui pengembangan sumber daya manusia yakni pendidikan dan

pengembangan. Dari pendidikan, latian dan pengembangan tersebut maka antara

lain akan menghasilkan tenaga kerja yang terampil dan cekatan serta menguasai

aspek-aspek teknis dan aspek-aspek manajerial.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek · dalam hal ini perlu tidaknya menggunakan site pile di tentukan oleh keadaan lapangan. Sumber daya manusia hanya dapat merencanakan

3) Tenaga kerja

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kaitan dengan faktor-faktor tenaga

kerja adalah:

a. Disiplin, motivasi pengabdian, etos kerja produktivitas dan masa

depan pekerja.

b. Hubungan industrial yang serasi dan harmonis dalam suasana

keterbukaan. (Muchdarsyah, 2003)

2.2.3 Peningkatan Produktivitas

Salah satu cara yang paling berpotensi untuk meningkatkan produktivitas

adalah dengan mengurangi jam kerja yang tidak efektif. Kesempatan utama dalam

meningkatkan produktivitas tenaga kerja terletak pada kemampuan individu tenaga

kerja tersebut, sikap individu tenaga kerja dalam bekerja serta manajemen maupun

organisasi kerja. Setiap tindakan perencanan peningkatan produktivitas individual

paling sedikt mencakup tiga tahapan, yaitu:

- Mengenai faktor makro utama bagi peningkatan produktivitas.

- Mengukur pentingnya system faktor dan menentukan hal-hal yang

bersifat utama.

- Merencanakan sistem tahap-tahap untuk meningkatkan kemampuan

pekerja dan memperbaiki sikap mereka sebagai sumber utama

produktivitasnya (Muchdarsyah, 2003)

Pada umumnya suatu proyek pekerjaan konstruksi berlangsung dalam

kondisi yang berbeda-beda, maka dalam merencanakan tenaga kerja hendaknya

dilengkapi dan disertai dengan analisis produktivitas dan indikasi variabel yang

memengaruhi (Soeharto, 1997). Kebijakan kesempatan kerja efektif merupakan

salah satu inikasi atau faktor penting bagi peningkatan produktivitas nasional pada

umumnya atau produktivitas suatu kelompok tenaga kerja khususnya karena

produktivitas ekonomi nasional semata-mata harus dipandang dari sudut

pemberdayaan semua tenaga kerja yang memiliki kemampuan (Muchdarsyah,

2003).

Ketika seorang tenaga kerja atau kelompok tenaga kerja teroganisir

melakukan suatu pekerjaan yang identik dan berulang-ulaang, makan dapat

diharapkan akan menjadi suatu pengurangan jam tenaga kerja atau biaya untuk

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek · dalam hal ini perlu tidaknya menggunakan site pile di tentukan oleh keadaan lapangan. Sumber daya manusia hanya dapat merencanakan

menyelesaikan pekerjaan berikutnya, dibanding dengan yang terdahulu bagi setiap

unitnya, dengan kata lain produktivitas naik (Soeharto, 1997).

2.2.4 Produktivitas Tenaga Kerja

Keterkaitan hubungan ini dikenal dengan pola umum yang

menggambarkan profil kecenderungan naik turunnya produktivitas tenaga kerja

(direct labor) selama tahap pembangunan konstruksi. Apabila keadaan fisik di

lapangan dan jadwal pembangunan konstruksi telah diketahui, maka profil tersebut

seharusnya segera direncanakan dan selanjutnya diadakan penyesuaian (up-dating)

berdasarkan masukan-masukan hasil implementasi sesungguhnya (Soeharto, 1997).

1) Mobilisasi

Pada tahap awal pembangunan yang berlangsung sekitas 10-15% dari masa

konstruksi, produktivitas akan berkurang (± 10 %). Hal ini dikarenakan tenaga kerja

memerlukan masa pengenalan dan penyesuaian pekerjaan. Pada masa menanjak

atau yang sering disebut build up sering kali sulit mengikuti secara tepat kenaikan

jumlah pekerjaan dengan kenaikan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sehingga

menimbulkan pengaturan yang kurang efisien.

2) Periode Puncak

Pada periode puncak ini akan dicapai produktivitas optimal, jumlah pekerja

tidak bertambah dan telah tebiasa dengan pekerjaan maupun kondisi di lapangan

yang dihadapi.

3) Periode Menurun

Keadaan dimana proyek pekerjaan konstruksi akan berakhir, produktivitas

akan cenderung menurun. Hal ini dapat disebebkan oleh:

a. Sikap mental atau semngat tenaga kerja yang mengendur, karena

melihat pekerjaan yang akan mulai berkurang dan belum tentu

tersedia lapangan kerja yang berikutnya.

b. Kurang tepatnya perencanaan. Contohnya masa kontrak kerja belum

berakhir sedangkan pekerjaan sudah menipis, sehingga terjadi

kelebihan tenaga kerja maka sebagian tenaga kerja akan

menganggur atau tidak produktif lagi.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek · dalam hal ini perlu tidaknya menggunakan site pile di tentukan oleh keadaan lapangan. Sumber daya manusia hanya dapat merencanakan

c. Terlambatnnya mobilisasi. Banyak dijumpai penyedia atau suplyer

ingin menahan pekerjaan yang berlebihan dengan menunggu sampai

hasil kerjanya menyakinkan.

Apabila faktor-faktor diatas diperhitungkan sebelumnya, maka dapat

direncanakan pendekatan pengelolaan yang sebaik mungkin. Produktivitas tenaga

kerja sangat berpengaruh terhadap biaya dan waktu pekerjaan proyek (Soeharto,

1997)

2.2.5 Faktor-faktor yang Memengaruhi Produktivitas.

Banyak faktor yang memengaruhi produktivitas dimana hal ini dipandang

sebagai sub sistem untuk menunjukkan dimana potenssi produktivitas dan

cadangannya disimpan. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain:

Adapun menurut Ervianto (2005) yaitu:

Faktor yang memengaruhi produktivitas dalam sebuah proyek dapat di

klasifikasikan menjadi empat kategori, yaitu:

a. Manajemen lapangan, terdiri atas faktor: perencanaan dan

penjadwalan, tata letak lapangan, komunikasi lapangan,

manajemen material, manajemen peralatan, manajemen tenaga

kerja

b. Metode dan teknologi, terdiri atas faktor: desain rekayasa, metode

konstruksi, urutan kerja, pengukuran kerja

c. Faktor manusia, tingkat upah pekerja, kepuasan kerja, pembagian

keuntungan, hubungan kerja mandor-pekerja

d. Lingkungan kerja, terdiri atas faktor: keselamatan kerja, lingkungan

fisik, kualitas pengawasan, keamanan kerja, latihan kerja,

partisipasi

Selain itu menurut Soeharto (1997) yaitu:

Adapun variabel-variabel yang menjadi pengaruh dalam produktivitas

tenaga kerja di lapangan dapat di kelompokkan menjadi:

a. Kondisi fisik lapangan dan sarana bantu

Dimana yang dimaksut kondisi fisik ini adalah iklim, musim atau

keadaan cuaca pada saat proyek pembangunan berlangsung. Kondisi

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek · dalam hal ini perlu tidaknya menggunakan site pile di tentukan oleh keadaan lapangan. Sumber daya manusia hanya dapat merencanakan

fisik di lapangan sangat berpengaruh besar terhadap produktivitas

tenaga kerja, dimana hal ini memengaruhi pergerakan setiap

individu tenaga kerja maupun peralatan yang akan digunakan.

b. Supervisi, perencanaan dan koordinassi

yang dimaksud dengan penyelia atau supervise adalah segala

sesuatu yang berkaitan secara langsung dengan tugas mengelola

tenaga kerja, memimpin tenaga kerja dalam menjalankan tugasnya

masing masing, termasuk didalamnya menjelaskan secara detail

tentang perencanaan pengendalian menjadi langkah-langkah jangka

pendek, serta berkoordinasi dengan rekan atau penyelia lain yang

memiliki keterkaitan baik secara langsung ataupun tidak langsung.

Keharusan memiliki kecakapan memimpin anak buah bagi penyelia,

bukanlah sesuatu hal yang perlu dipersoalkan lagi. Melihat lingkup

tugas dan tanggung jawabnya terhadap pengaturan pekerjaan dan

penggunaan tenaga kerja, maka kualitas penyelia besar pengaruhnya

terhadap produktivitas secara menyeluruh.

c. Komposisi kelompak kerja

Pada suatu kegiatan proyek pembangunan konstruksi seorang

penyelia lapangan memimpin satu kelompok kerja dimana

didalamnya terdiri dari bermacam-macam pekerjaan lapangan atau

yang sering disebut labor craft, seperti tukang kayu, tukang batu,

tukang instalasi dan lain-lain. Komposisi kelompok pekerja sangat

berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja secara

keseluruhan. Dimana yang dimaksud dengan komposisi kelompok

kerja adalah:

- Perbandingan jam-orang untuk disiplin kerja

- Perbandingan jam-orang penyelia dan pekerja yang

dipimpinnya

- Perbandingan jam-orang penyelia terhadap semua jam-

orang kelompok kerja yang dipimpinnya, mennunjukkan

indikasi besarnya rentang kendali yang dimiliki. Dalam suatu

proyek pembangunan industri yang tidak terlalu besar

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek · dalam hal ini perlu tidaknya menggunakan site pile di tentukan oleh keadaan lapangan. Sumber daya manusia hanya dapat merencanakan

kompleks dan berukuran sedang ke atas, perbandingan yang

menghasilkan efisiensi kerja optimal dalam praktek berkisar

antara 1:10 jam-orang yang berlebihan akan menaikkan biaya,

sedangkan bila kurang akan menurunkan produtivitas.

d. Kerja lembur atau tambahan jam kerja

Kerja lembur sering kali terlampau panjang, penambahan jam kerja

ini perminggunya dapat mencapai 40 jam. Hal ini tidak dapat

dihindari mengingat penambahan jam kerja ini guna mencapai target

pembangunan yang telah di tentukan di awal, namun hal ini

berdampak pada berkurangnya produktivitas tenaga kerja pada

akhirnya.

e. Ukuran besar proyek

Penelitian menujukan bahwa besar proyek (dinyatakan dalam jam-

orang) juga memengaruhi produktivitas tenaga kerja lapangan,

dalam arti semakin besar ukuran proyek produktivitas menurun. Hal

ini dipengaruhi oleh kemampuan seorang individu tenaga kerja yang

berkurang karena terlapau panjang jam kerjanya.

f. Kurva pengalaman

Kurva pengalaman atau yang sering disebut learning curve

didasarkan atas suatu asumsi bahwa seseorang atau kelompok orang

yang sering mengerjakan pekerjaan yang sama dan berulang-ulang

maka hal ini dapat menambah keahlian seorang tenaga kerja.

g. Pekerjaan langusung versus kontraktor

Ada dua cara bagi kontraktor utama dalam melaksanakan pekerjaan

di lapangan yaitu dengan merekrut langsung tenaga kerja dan

memberikan direct hire (kepenyelian) atau menyerahkan paket kerja

tertentu kepada subkontraktor. Dari segi produktivitas umumnya

subkontraktor lebih tinggi 5-10% dibanding pekerja langsung. Hal

ini disebabkan tenaga kerja subkontraktor telah terbiasa dalam

pekerjaan yang relatif terbatas lingkup dan jenisnya, ditambah lagi

prosedur kerjasama telah dikuasai dan terjalin lama antara

pekerja maupun dengan penyelia. Meskipun produktivitas lebih

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek · dalam hal ini perlu tidaknya menggunakan site pile di tentukan oleh keadaan lapangan. Sumber daya manusia hanya dapat merencanakan

tinggi dan jadwal penyelesaian pekerjaan potensial dapat lebih

singkat, tetapi dari segi biaya belum tentu lebih rendah dibanding

memakai pekerja langsung, karena adanya biaya overhead (lebih)

dari perusahaan subkontraktor.

h. Kepadatan tenaga kerja.

Dalam batas pagar lokasi yang nantinya akan dibangun instalasi

proyek, yang sering disebut juga dengan battery limit, ada korelasi

antara jumlah tenaga kerja konstruksi, luas area tempat kerja, dan

produktivitas. Korelasi ini dinyatakan sebagai kepadatan tenaga

kerja, yaitu jumlah luas tempat kerja bagi setiap tenaga kerja. Jika

kepadatan ini melewati tinngkat jenuh, maka produktivitas tenaga

kerja menunjukkan tanda-tanda menurun. Hal ini disebabkan karena

dalam lokasi proyek tempat buruh bekerja, selalu ada kesibukan

manusia, gerakan peralatan serta kebisingan yang menyertai.

Semakin tinggi jumlah pekerja per-area atau semakin turun luas

area per-pekerja, maka semakin sibuk kegiatan per-area, akhirnya

akan mencapai titik Diana kelancaran pekerjaan terganggu dan

mengakibatkan penurunan produktivitas (Soeharto, 1997)

2.2.6 Peningkatan Produktivitas

Dalam berlangsungnya suatu pekerjaan harus diukur hasil-hasil yang telah

dicapai untuk dibandingkan dengan rencana awal. Obyek pengawasan ditujukan

pada pemenuhan persyaratan minimal segenap sumber daya yang dikerahkan

agar proses kontruksi secara teknis dapat berlangsung baik. Dalam mengevaluasi

hasil pekerjaan untuk mengetahui penyebab penyimpangan terhadap estimasi

semula. Pemantauan atau monitoring berarti melakukan observasi dan pengujuian

pada tiap interval tertentu untuk memeriksa kinerja maupun dampak sampingan

yang tidak diharapkan (Dipohusodo, 1996).

Karena dalam rangka memenangkan tender, produktivitas tenaga kerja

akan besar pengaruhnya terhadap total biaya proyek, minimal pada aspek jumlah

tenaga kerja dan fasilitas yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja.

Salah satu pendekatan untuk mencoba mengukur hasil guna tenaga kerja adalah

dengan memakai parameter indeks produktivitas (Soeharto, 1997).

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek · dalam hal ini perlu tidaknya menggunakan site pile di tentukan oleh keadaan lapangan. Sumber daya manusia hanya dapat merencanakan

Pendekatan untuk mengetahui tingkat produktivitas tenaga kerja adalah

dengan menggunakaan metode yang mengklasifikasikan aktifitas pekerja. Dimana

metode tersebut yaitu produtivity rating, dimana aktivitas pekerja diklasifikasikan

dalam 3 hal yaitu Not Useful (pekerjaan tidak efektif), Effective work (pekerjaan

efektif), dan Essential contributory work.

1) Not Useful (pekerjaan tidak efektif)

Pekerjaan tidak efektif yaitu kegiatan selain diatas yang tidak menunjang

penyelesaian pekerjaan. Seperti meninggalkan zona pengerjaan, berjalan di zona

pengerjaan dengan tangan kosong dan mengobrol sesama pekerja sehingga tidak

maksimalnya bekerja.

Sehingga faktor utilitas pekerjaan (LUR) dapat dihitung:

Faktor utilitas pekerja

=waktu kerja efektif +

14 kerja konstribusi

pengamatan total x 100% (2.1)

Pengamatan total = Waktu efektif+Waktu Konstribusi+Waktu tidak efektif

Untuk sebuah tim kerja dikatakan mencapai waktu efektif atau

memuaskan bila faktor utilitas pekerjanya lebih dari 50% (Oglesby, 1989 dalam

Aprilian, 2008). Pengukuran produktivitas tenaga kerja menurut system

pemasukan fisik perorangan/per-orang atau per jam kerja orang diterima secara

luas, namun dari sudut pandang pengawasan harian, pemngukuran-

pengukuran tersebut pada umumnya tidak memuaskan, dikarenakan adanya

variasi dalam jumlah yang diperlukan untuk memproduksi satu unit produk

yang berbeda. Oleh karena itu, digunakan metode pengukuran waktu tenaga kerja

(jam, hari atau tahun). Pengeluaran diubah kedalam unit-unit pekerjaan yang

biasanya diartikan sebagai jumlah kerja yang dapat dilakukan dalam satu jam

oleh pekerja yang terpercaya yang bekerja menurut pelaksanaan standar. Karena

hasil maupun masukan dapat dinyatakan dalam waktu, produktivitas tenaga

kerja dapat dinyatakan sebagai suatu indeks yang sangat sederhana:

Pengukuran waktu tenaga kerja

=hasil dalam jam − jam standar

masukan dalam jam − jam standar (2.2)

(Muchdarsyah, 2003)

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek · dalam hal ini perlu tidaknya menggunakan site pile di tentukan oleh keadaan lapangan. Sumber daya manusia hanya dapat merencanakan

Waktu efektif adalah waktu dimana pekerja melakukan aktivitas yang

dapat dikualifikasikan sebagai bekerja (working). Waktu tidak efektif adalah

waktu dimana pekerja melakaukan aktivitas yang adapt dikualifikasikan sebagai

tidak bekerja (not working). Kualifikasi aktivitas pekerja dalam metode ini

tidaklah absolute, artinya dapat menyesuaikan dengan kondisi di lapangan untuk

mendapatkan data yang diperlukan (Oglesby, 1989 dalam Aprilian, 2008).

Dalam penelitian ini pengamatan dilakukan dengan menggunakan

rumusan menurut Yana (2006) produktivitas adalah kemampuan tenaga kerja

dalam menyelesaikan pekerjaan (satuan volume pekerjaan) yang dibagi dalam

satuan waktu, jam atau hari. Produktivitas dapat digunakan untuk menentukan

jumlah tenaga kerja beserta upah yang harus dibayarkan. Kebutuhan tenaga kerja

dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :

𝑃roduktivitas =Volume

durasi normal (2.3)

Dimana volume merupakan volume satuan item pekerjaan dibagi waktu

yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu item pekerjaan.

Berdasarkan beberapa toeri diatas adapun faktor-faktor yang berpengaruh

pada produktivitas tenaga kerja dalam penelitian ini adalah:

a. Keahlian atau kemapuan individu tenaga kerja

b. Pengalaman tenaga kerja

c. Kondisi lapangan dan sarana penunjang

d. Keseuaian upah

e. Jaminan kesehatan untuk pekerja

f. Koordinasi dan perencanaan

g. Manajerial

2.3 Rencana Anggaran Biaya

Rencana anggaran biaya atau yang sering disebut RAB merupakan rencana

suatu perkiraan atau perhitungan (anggaran) besarnya pengeluaran (biaya) dari

setiap jenis pekerjaan sesuai dengan gambar bestek dan persyaratanya baik itu

spesifikasinya maupun sistem administrasinya unutk suatu bangunan yang akan

dilaksanakan pembangunannya.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek · dalam hal ini perlu tidaknya menggunakan site pile di tentukan oleh keadaan lapangan. Sumber daya manusia hanya dapat merencanakan

Tujuan dari menghitung atau mebuat RAB guna sebagai estimasi rincian

biaya yang dapat diajukan suatu perusahaan dalam penawaran pada suatu

pelaksanaan pelelangan dalam hal ini pelelangan pekerjaan konstruksi

(Rahenyantono,1994).

Rencana anggaran biaya ini merupakan kegiatan estimasi untuk

menghitung seberapa besar biaya untuk suatu bangunan atau suatu pekerjaan

konstruksi. Dalam membuat sistem pembiayaan kagiatan mengitung estimasi biaya

ini dapat digunakan juag untuk merencanakan jadwal pelaksanaan konstruksi.

Kegiatan estimasi pada umumnya dilakukan dengan terlebih dahulu atau

dilakuan diawal guna mempelajari gambar rencana dan spesifikasi. Dalam

melakukan kegiatan estimasi, seorang estimator harus memahami proses konstruksi

secara menyeluruh, termasuk jenis, kebutuhan alat dan lain lain karena faktor

tersebut dapat memengaruhi biaya konstruksi (Ervianto, 2005).

Contoh RAB dapat dilihat pada tabel 2.1

Tabel 2. 1 Rencana Anggaran Biaya Bangunan Rumah Tinggal

No Uraian Pekerjaan Volume Harga/m2 Total Harga

(Rp) (Rp)

1 Bangunan Pokok 80 200,000.00 16,000,000.00

2 Bangunan Samping 32 150,000.00 4,800,000.00

3 Bangunan Untuk Gang 16 100,000.00 1,600,000.00

4 Serambi 10 80,000.00 800,000.00

Sumber: Rahenyantono (1994)

2.4 Analisi Harga Satuan

Analisa harga satuan pekerjaan adalah suatu cara perhitungan harga satuan

pekerjaan konstruksi yang dijabarkan dalam perkalian kebutuhan berupa bahan

bangunan, upah tenaga kerja dan peralatan dengan harga bahan bangunan, standar

pembayaran atau pengupahan pekerjaa dan harga sewa atau beli peralatan untuk

menyelesaikan persatuan pekerjaan konstruksi suatu bangunan (Ibrahim, 1993).

Analisa harga satuan pekerjaan ini dipengaruhi oleh angka koefisien yang

dikeluarkan oleh pemerintah yang menunjukkan nilai satuan bahan atau material,

nilai satuan alat, dan nilai satuan upah tenaga kerja ataupun satuan pekerjaan yang

dapat dipergunakan sebagai panduan atau acuan untuk merencanakan atau

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek · dalam hal ini perlu tidaknya menggunakan site pile di tentukan oleh keadaan lapangan. Sumber daya manusia hanya dapat merencanakan

mengendalikan biaya suatu proyek konstruksi atau suatu pekerjaan. Unutk harga

bahan material di dapat dari harga pasaran terutama harga yang terdapat didaerah

proyek konstruksi tersebut di kerjakan, yang kemudian dikumpulkan dan dibuat

suatu daftar yang dinamakan harga satuan bahan/material, sedangkan untuk harga

upah tenaga kerja didapat dari dinas pekerjaan umum tempat proyek konstruksi

tersebut dilaksanakan ataupun dapat diperoleh dari harga pasaran upah tenaga kerja

yang terdapat didaerah tersebut lalu harga tersebut dikumpulkan dan diolah menjadi

daftar harga saatuan upah tenaga kerja. Harga satuan yang digunakan haruslah

sesuai dengan kondisi real atau nyata di lapangan baik itu kondisi material,

peralatan ataupun metode pelaksanaannya.

Skema harga satuan perkerjaan yang dipengaruhi oleh faktor

bahan/materian, peralatan dan tenaga kerja dapat dirangkum sebagai berikut ini:

Gambar 2.1 Skema Harga Satuan Pekerjaan

Dalam skema diatas dijelaskan bahwa untuk mendapatkan harga satuan

pekerjan maka harga material/bahan, harga satuan tenaga kerja serta harga satuan

alal harus diketahui terlebih dahulu yang kemudian dikalikan dengan koefisien

yang telah ditentukan oleh pemerintah sehingga akan di dapat perumusan sebagai

berikut:

Bahan : Harga satuan x koefisien (analisa upah)

Alat : Harga satuan x koefisien (analisa bahan)

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek · dalam hal ini perlu tidaknya menggunakan site pile di tentukan oleh keadaan lapangan. Sumber daya manusia hanya dapat merencanakan

Upah : Harga satuan x koefisien (analisa upah)

Maka akan didapat:

Harga satuan pekrjaan = Upah + Bahan + Peralatan (2.4)

Besarnya nilai harga satuan pekerjaan tergantung dari besarnya harga

satauan baik itu harga satuan bahan, alat maupun tenaga kerja. Penentuan harga

satuan upah tergantung pada tingkat produktivitas dari pekerja dalam

menyelesaikan suatu item pekerjaan. Harga satuan alat baik itu sewa ataupun

investasi tergantung kondisi lapangan dimana proyek tersebut dilaksanakan,

kondisi alat/efesiensi, metode pelaksanaannya, jarak angkut dan pemeliharaan jenis

peralatan itu sendiri.

2.5 Metode SNI (Standar Nasional Indonesia)

SNI atau yang sering disebut Standar Nasional Indonesia ini merupakan

pembaharuan dari analisa Burgeslijke Openbare Werken (BOW) 1921, dengan kata

lain bahwasanya analisa SNI merupakan analisa BOW yang diperbahurui. Analisa

Standar Nasional Indonesia ini dikeluarkan oleh pusat penelitian dan

pengembangan pemukiman. Sistem penyusunan biaya dengan menggunakan sistem

analisa SNI ini hamper sama sistem perhitugannya dengan analisa BOW. Prinsip

dasar pada metode Standar Nasional Indonesia adalah upah, bahan dan alat sudah

ditetapkan oleh pemerintah untuk menganalisa biaya dan harga yang diperlukan

dalam membuat harga satu satuan pekerjaan konstruksi. Dari ketiga koefisien

tersebut akan didapatkan kalkulasi bahan-bahan yang diperlukan, kalkulasi upah

yang mengerjakan, serta kalkulasi peralatan yang akan dibutuhkan. Komposisi

perbandingan dan susunan material, peralatan dan upah tenaga kerja pada satu

pekerjaan sudah ditetapkan, yang selanjutnya dikalikan dengan harga material,

peralatan dan upah yang berlaku dipasaran. Dari data kegiatan tersebut diatas,

menghasilkan produk sebuah analisa yang dikukuhkan sebagai SNI pada tahun

1991-19922, dan pada tahun 2001 hingga sekarang, SNI ini disempurnakan dan

diperluas sesuai dengan sasaran analisa biayanya.

Contoh analisa SNI dapat dilihat pada table 2.2 dan 2.3

Tabel 2. 2 Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bowplank

Kode analisa : RSNI T-12-2008 (6.4)

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek · dalam hal ini perlu tidaknya menggunakan site pile di tentukan oleh keadaan lapangan. Sumber daya manusia hanya dapat merencanakan

Jenis pekerjaan : 1 m Pengukuran dan Pemasangan Bowplank

Satuan pembayaran : m

Contoh 2.3 Pekerjaan Galian Tanah

Tabel 2. 3 Pekerjaan Galian Tanah

Kode analisa : RSNI T-12-2008 (6.4)

Jenis Pekerjaan : Galian 1 m3 tanah biasa sedalam 1.00 m

Satuan pembayaran : m

Untuk perhitungan jumlah harga dengan SNI rumus yang digunakan:

Biaya = Volume x Koefisien/Indeks x Harga Satuan (2.5)

2.6 SNI Sebagai Alat Pembanding dengan Analisa Lainnya

Analisa Standar Nasional Indonesia merupakan analisa yang sering dipakai

baik instansi pemerintah atau swasta, karena analisa ini dikembangkan melalui

pendekatan penelitian yang dilaksanakan dengan melakukan pengumpulan data-

data sekunder yang berupa analisa biaya yang digunakan oleh beberapa kontraktor

dalam menghitung harga satuan pekerjaan dan data-data primer dengan melakukan

penelitian di lapangan pada kegiatan proyek konstruksi. Data primer yang diperoleh

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek · dalam hal ini perlu tidaknya menggunakan site pile di tentukan oleh keadaan lapangan. Sumber daya manusia hanya dapat merencanakan

dipakai sebagai pembanding terhadap kesimpulan data sekunder yang didapat

(BSN, 2008). Acuan atau standar normatif yang diberlakukan dalam tata cara

perhitugan pada analisa SNI ini merujuk pada hasil penelitian atau pengkajian dari

beberapa analisa pekerjaan yang telah dikerjakan oleh beberapa kontraktor dengan

pembanding yang ada. Adapun persyaratan yang harus dipenuhi dalam analisa SNI

ini adalah (BSN, 2008) antara lain:

1) Perhitungan indeks bahan telah ditambahkan toleransi sebesar 15 % - 20

%, dimana didalamnya termasuk angka susut yang besarnya tergantung

dari jenis bahan dan komposisi adukan, termasuk biaya langsung dan tak

langsung.

2) Spesifikasi dan cara pengerjaan setiap jenis pekerjaan disesuaikan dengan

standar spesifikasi teknis pekerjaan yang telah dibakukan.

3) Untuk perhitungan harga satuan pekerjaan berlaku untuk wilayah seluruh

Indonesia, berdasarkan harga bahan, upah tenaga dan peralatan disesuaikan

dengan kondisi setempat.

4) Jam kerja efektif untuk para pekerja diperhitungkan selama 5 jam per-hari.

2.7 Metode Pengamatan Langsung

Metode pengamatan langsung merupakan teknik pengumpulan data secara

langsung yang dilakukan di lapangan atau pada objek yang diteliti. Metode ini

digunakan untuk mengetahui kondisi riil yang terjadi di lapangan. Melalui

observasi atau pengamatan langsung penganalisis dapat memperoleh pandangan-

pandangan mengenai apa yang sebenarnya dilakukan di lapangan, melihat

langsung berapa banyak kebutuhan tenaga kerja sesungguhnya dan bagaimana

produktivitas tenaga kerja sesungguhnya di lapangan. Dalam menganalisa

menggunakan metode pengamatan langsung terdapat kelebihan dan kelemahan

pada metode tersebut.

Kelebihan metode pengamatan langsung (observasi):

1. Dapat mengukur tingkat suatu pekerjaan.

2. Dapat melihat langsung apa yang sedang dikerjakan, karena

ada pekerjaan-pekerjaan yang sulit dijelaskan dalam bentuk kata-

kata.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek · dalam hal ini perlu tidaknya menggunakan site pile di tentukan oleh keadaan lapangan. Sumber daya manusia hanya dapat merencanakan

Kelemahan metode pengamatan langsung (observasi):

1. Biasanya orang yang diamati merasa terganggu sehingga akan

melakukan pekerjannya dengan tidak semestinya.

2. Dapat mengganggu pekerjaan yang sedang dilakukan.

Dalam penelitian ini yang diamati secara langsung adalah produktivitas

tenaga kerja untuk mengerjakan satu item pekerjaan berdasarkan durasi atau waktu

yang dibutuhkan untuk mengerjakan satu item pekerjaan tersebut. Sehingga dari

pengamatan yang dilakukan kita dapat mengetahui tenaga kerja yang digunakan

untuk mengerjakan satu item pekerjaan dan mengetahui biaya upah realisasi untuk

penyelesaian satu item pekerjaan.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Proyek · dalam hal ini perlu tidaknya menggunakan site pile di tentukan oleh keadaan lapangan. Sumber daya manusia hanya dapat merencanakan

23