bab ii tinjauan pustaka 2.1 program linear

22
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Program Linear Program linear merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan permasalahan pengalokasian sumber-sumber yang terbatas diantara kegiatan yang bersaing, dengan cara terbaik yang bisa dilakukan. Persoalan ini akan muncul manakala seseorang harus memilih tingkat kegiatan tertentu yang bersaing dalam hal sumber daya langka yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tersebut. Program linear ini menggunakan model matematis untuk menjelaskan persoalan yang dihadapinya. Sifat linear disini memberi arti bahwa seluruh fungsi matematis dalam model ini merupakan fungsi yang linear, sedangkan kata program merupakan sinonim untuk perencanaan. Dengan demikian, program linear adalah perencanaan suatu kegiatan untuk memperoleh suatu hasil yang optimal [7]. 2.1.1 Istilah Program Linear Karakteristik yang digunakan dalam membangun model dari formulasi persoalan program linear, yaitu [7] : 1) Variabel Keputusan Variabel keputusan yaitu variabel yang menguraikan secara lengkap keputusan-keputusan yang akan dibuat. 2) Fungsi Tujuan Fungsi tujuan adalah fungsi dari variabel keputusan yang akan dimaksimalkan (pendapatan atau keuntungan) atau minimalkan (ongkos). 3) Fungsi Kendala Fungsi kendala adalah kendala yang dihadapi sehingga tidak bisa menentukan harga-harga variabel keputusan secara sembarang.

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Program Linear

Program linear merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan permasalahan

pengalokasian sumber-sumber yang terbatas diantara kegiatan yang bersaing,

dengan cara terbaik yang bisa dilakukan. Persoalan ini akan muncul manakala

seseorang harus memilih tingkat kegiatan tertentu yang bersaing dalam hal

sumber daya langka yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tersebut.

Program linear ini menggunakan model matematis untuk menjelaskan persoalan

yang dihadapinya. Sifat linear disini memberi arti bahwa seluruh fungsi matematis

dalam model ini merupakan fungsi yang linear, sedangkan kata program

merupakan sinonim untuk perencanaan. Dengan demikian, program linear adalah

perencanaan suatu kegiatan untuk memperoleh suatu hasil yang optimal [7].

2.1.1 Istilah Program Linear

Karakteristik yang digunakan dalam membangun model dari formulasi persoalan

program linear, yaitu [7] :

1) Variabel Keputusan

Variabel keputusan yaitu variabel yang menguraikan secara lengkap

keputusan-keputusan yang akan dibuat.

2) Fungsi Tujuan

Fungsi tujuan adalah fungsi dari variabel keputusan yang akan

dimaksimalkan (pendapatan atau keuntungan) atau minimalkan (ongkos).

3) Fungsi Kendala

Fungsi kendala adalah kendala yang dihadapi sehingga tidak bisa

menentukan harga-harga variabel keputusan secara sembarang.

6

4) Pembatas Tanda

Pembatas tanda adalah pembatas yang menjelaskan apakah variabel

keputusannya diasumsikan nonnegatif, nonpositif, atau nol.

2.1.2 Model Program Linear

Model matematis dari permasalahan program linear yang merupakan bentuk dan

susunan dalam menyajikan masalah-masalah yang akan dipecahkan dengan teknik

program linear. Bentuk tabel standar program linear sebagai berikut [7] :

Tabel 2. 1 Tabel program linear

Aktivitas /

Sumber

Penggunaan Sumber / Unit Sumber Daya

1 2 ... N

1 ๐‘Ž11 ๐‘Ž12 ... ๐‘Ž1๐‘› ๐‘1

2 ๐‘Ž21 ๐‘Ž22 ... ๐‘Ž2๐‘› ๐‘2

. . . ... .

. . . ... .

. . . ... .

M ๐‘Ž๐‘š1 ๐‘Ž๐‘š2 ... ๐‘Ž๐‘š2 ๐‘๐‘š

โˆ†z/unit ๐‘1 ๐‘2 ... ๐‘๐‘›

Tingkat ๐‘ฅ1 ๐‘ฅ2 ... ๐‘ฅ๐‘›

Dengan demikian, dapat dibuat formulasi model matematis dari persoalan

pengalokasian sumber-sumber pada kegiatan sebagai berikut [8]:

1 1 2 2Max, Min n nZ c x c x c x

1

n

j j

j

c x

(2.1)

Dengan syarat :

1

, , , untuk semua 1,2, , dan 0n

ij j i n

i

a x b j n x

7

Keterangan

๐‘ฅ๐‘— : Variabel keputusan ke-๐‘—, dimana ๐‘— = 1,2, โ€ฆ , ๐‘›

๐‘ : Fungsi tujuan yang dioptimalkan

๐‘๐‘– : Kapasitas kendala ke-๐‘–

๐‘Ž๐‘–๐‘— : Koefisien fungsi kendala ke-๐‘–, ๐‘– = 1,2, โ€ฆ , ๐‘š dari variabel keputusan

ke โˆ’๐‘—, ๐‘— = 1,2, โ€ฆ , ๐‘›.

2.1.3 Solusi Persamaan Program Linear

Banyak teknik-teknik yang dikembangkan untuk menyelesaikan suatu masalah

program linear antara lain dengan metode simpleks, titik interior, ellipsoidal,

ataupun dengan pendekatan teori game. Akan tetapi, untuk program linear yang

terdiri dari dua peubah keputusan, teknik penyelesaian yang hanya dengan

menggunakan grafik lebih mudah dan menguntungkan untuk digunakan karena

selain mudah penerapannya juga dapat dilihat bentuk geometrisnya [9].

2.2 Metode Simpleks

Metode simpleks adalah suatu metode yang digunakan untuk penyelesaian

masalah program linear dengan cara mencari penyelesaian yang layak dan

dilakukan secara berulang-ulang (iteratif) sehingga akhirnya diperoleh

penyelesaian yang optimal. Metode ini digunakan karena metode grafik tidak

dapat menyelesaikan persoalan program linear yang memiliki variabel keputusan

yang cukup besar atau lebih dari dua [10].

Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam menggunakan metode simpleks untuk

menyelesaikan masalah program linear adalah sebagai berikut [11]:

a. Semua kendala pertidaksamaan harus diubah menjadi bentuk persamaan.

b. Sisi kanan dari tanda pertidaksamaan kendala tidak boleh ada yang negatif.

c. Semua variabel dibatasi pada nilai nonnegatif.

d. Fungsi tujuan dapat berupa kasus memaksimalkan atau meminimalkan.

8

Berikut langkah-langkah dalam menyelesaikan permasalahan program linear

dengan metode simpleks [12]:

Langkah 1: Mengubah fungsi tujuan dan fungsi kendala ke dalam bentuk standar

dan tambahkan variabel slack.

Langkah 2: Fungsi tujuan dan fungsi kendala yang telah diubah ke dalam bentuk

standar disusun ke dalam tabel simpleks awal. Bentuk tabel simpleks

awal adalah sebagai berikut:

Tabel 2. 2 Tabel awal simpleks

Variabel

Basis ๐‘ง ๐‘ฅ1 ๐‘ฅ2 โ€ฆ ๐‘ฅ๐‘› ๐‘ 1 ๐‘ 2 โ€ฆ ๐‘ ๐‘› bi

๐‘ 1 ๐‘1 ๐‘2 โ€ฆ ๐‘๐‘› 0 0 โ€ฆ 0

๐‘ 1 0 ๐‘Ž11 ๐‘Ž12 โ€ฆ ๐‘Ž1๐‘› 1 0 โ€ฆ 0 b1

๐‘ 2 0 ๐‘Ž21 ๐‘Ž22 โ€ฆ ๐‘Ž2๐‘› 0 1 โ€ฆ 0 b2

โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ โ‹ฎ

๐‘ ๐‘› 0 ๐‘Ž๐‘š1 ๐‘Ž๐‘š2 โ€ฆ amn 0 0 โ€ฆ 1 bn

Langkah 3: Menentukan kolom kunci. Jika kasus memaksimalkan maka kolom

kunci yang dipilih yaitu koefisien pada baris yang bernilai negatif

terbesar. Jika kasus meminimalkan maka kolom kunci yang dipilih

yaitu koefisien pada baris yang bernilai positif terbesar.

Langkah 4: Menentukan nilai rasio solusi dengan rumus berikut:

๐‘…๐‘– =๐‘๐‘–

๐‘Ž๐‘–๐‘˜

dengan

R๐‘– = Rasio pada baris ke-i

๐‘๐‘– = Nilai pada ruas kanan sumber daya ke-i

๐‘Ž๐‘–๐‘˜ = Nilai pada entering variable atau nilai pada kolom kunci

baris ke-i kolom ke-k

Langkah 5: Mengubah nilai-nilai baris kunci. Nilai yang ada pada baris kunci

diubah dengan cara membagi nilai tersebut dengan angka kunci

(pivot).

9

Langkah 6: Melakukan operasi baris elementer. Operasi baris elementer di

lakukan pada baris yang bukan merupakan baris kunci. Sehingga

kolom kunci berubah menjadi 0 kecuali angka kunci (pivot).

Langkah 7: Lakukan Langkah 3 sampai Langkah 6 sehingga diperoleh nilai

optimal pada baris. Dikatakan optimal apabila semua nilai pada baris

untuk kasus memaksimalkan bernilai positif atau nol dan nilai pada

baris untuk kasus meminimalkan bernilai negatif atau nol.

2.3 Program Linear Multi Objektif

Program linear multi objektif merupakan program linear yang meminimalkan

atau memaksimalkan fungsi tujuan yang lebih dari satu dengan himpunan

pembatas berbentuk pertidaksamaan [10].

Bentuk umum model persamaan program linear multi objektif dapat dituliskan

sebagai berikut [11] :

1 1

1

Max,Min Z ( ) ( )n

j j

j

x c x c x

โ‹ฎ

1

Max,Min Z ( ) ( )n

k k j j

j

x c x c x

(2.2)

Dengan fungsi kendala

1

, , ,n

ij j i

j

a x b

๐‘– = 1,2, โ€ฆ , ๐‘š dan ๐‘— = 1,2, โ€ฆ , ๐‘›

0jx

Keterangan

๐‘ : Fungsi tujuan yang dioptimalkan

๐‘ฅ๐‘— : Variabel keputusan ke -๐‘—, dengan ๐‘— = 1,2, . . . , ๐‘›.

๐‘๐‘– : Kapasitas kendala ke-๐‘–.

๐‘Ž๐‘–๐‘— : Koefisien fungsi kendala ke-๐‘–, ๐‘– = 1,2, โ€ฆ , ๐‘š dengan variabel

keputusan keโˆ’๐‘—, ๐‘— = 1,2, โ€ฆ , ๐‘›.

10

2.4 Optimal Pareto

Beberapa definisi tentang optimal pareto sebagai berikut [12]:

2.4.1 Definisi Solusi Optimal Lengkap

Berikut diberikan definisi solusi solusi optimal lengkap untuk kasus minimasi.

Sebuah titik *x dikatakan sebagai solusi optimal lengkap, jika dan hanya jika

untuk setiap ๐‘ฅ โˆˆ ๐‘‹ sedemikian sehingga ๐‘ง๐‘– ( *x ) โ‰ค ๐‘ง๐‘– (๐‘ฅ), ๐‘– = 1, . . . , ๐‘˜.

Namun, secara umum, solusi optimal lengkap yang secara bersamaan

meminimalkan semua fungsi tujuan ganda tidak selalu ada ketika fungsi tujuan

saling bertentangan, maka diperkenalkan konsep solusi baru yang disebut optimal

pareto dalam program linear multi objektif.

2.4.2 Definisi Solusi Optimal Pareto

Berikut diberikan definisi solusi solusi optimal pareto untuk kasus minimasi.

Suatu titik *x dikatakan sebagai solusi optimal pareto jika dan hanya jika tidak

terdapat ๐‘ฅ โˆˆ ๐‘‹ lain sehingga ๐‘ง๐‘–(๐‘ฅ) โ‰ค ๐‘ง๐‘–( *x ) untuk semua ๐‘– dan ๐‘ง๐‘—(๐‘ฅ) โ‰  ๐‘ง๐‘—( *x )

untuk setidaknya satu ๐‘—.

Solusi optimal pareto terkadang disebut solusi noninferior karena tidak kalah

dengan solusi layak lainnya. Selain optimalitas pareto, optimalitas pareto lemah

berikut ini didefinisikan sebagai konsep solusi yang sedikit lebih lemah daripada

optimalitas pareto. Solusi optimal pareto juga disebut solusi optimal pareto kuat.

2.4.3 Definisi Solusi Optimal Pareto Lemah

Berikut diberikan definisi solusi solusi optimal pareto lemah untuk kasus

minimasi.

Suatu titik *x dikatakan sebagai solusi optimal Pareto lemah jika dan hanya jika

tidak terdapat ๐‘ฅ โˆˆ ๐‘‹ sehingga ๐‘ง๐‘–(๐‘ฅ) < ๐‘ง๐‘–( *x ), ๐‘– = 1 ,2, โ€ฆ , ๐‘˜.

11

Misalkan XCO, XP , dan X WP masing-masing menyatakan himpunan solusi optimal

lengkap, optimal pareto, dan optimal pareto lemah. Dari definisi 2.4.1, 2.4.2 dan

2.4.3, dapat dengan mudah dipahami bahwa hubungan berikut berlaku:

๐‘‹๐‘๐‘œ โŠ† ๐‘‹๐‘ โŠ† ๐‘‹๐‘ค๐‘

2.5 Compromise programming

Metode compromise programming merupakan metode yang digunakan untuk

menyelesaikan permasalahan multi objektif untuk mencari solusi kompromi

terbaik dalam mengoptimalkan dua atau lebih fungsi objektif. Solusi optimal

diperoleh dari nilai ideal fungsi objektif [13].

2.5.1 Konsep Metode Compromise Programming

Pada [14] memperkenalkan konsep solusi kompromi. Solusi kompromi terbaik

adalah solusi yang mendekati titik ideal. Solusi ideal diartikan sebagai solusi yang

secara bersamaan dapat mengoptimalkan semua fungsi tujuan yang mempunyai

daerah yang layak. Solusi ideal digunakan untuk menentukan solusi kompromi

dengan meminimalkan fungsi jarak ke solusi ideal. Untuk itu perlu menghitung

jarak antara setiap solusi dan titik ideal. Nilai ideal untuk tujuan keโˆ’๐‘— disebut ๐‘๐‘—โˆ—

sedangkan fungsi tujuan untuk tujuan keโˆ’๐‘— disebut ๐‘๐‘—(๐‘ฅ). Derajat kedekatan ๐‘‘๐‘— ,

antara fungsi tujuan dan nilai ideal dapat dirumuskan:

*

j j jd Z Z x (2.3)

ketika fungsi tujuan dimaksimalkan, atau

*

j j jd Z x Z (2.4)

ketika fungsi tujuan diminimalkan. Derajat kedekatan antara tujuan ๐‘๐‘—(๐‘ฅ) dan

nilai idealnya kemudian ditambahkan menjadi fungsi jarak gabungan. Derajat

kedekatan perlu dinormalisasi untuk menghindari penjumlahan yang tidak berarti.

Tidak hanya itu, jika nilai absolut untuk mencapai tujuan ada yang berbeda, maka

skalarisasi atau normalisasi derajat kedekatan diperlukan untuk menghindari

12

solusi yang bias ke arah tujuan tersebut dan mencapai nilai yang lebih besar. Jadi,

derajat kedekatan yang dinormalisasi ๐‘‘๐‘—๐‘› dirumuskan :

*

*

*

j j

j

j j

nZ Z x

dZ Z

(2.5)

dengan ๐‘โˆ—๐‘— adalah nilai anti ideal untuk tujuan keโˆ’๐‘—. Derajat yang dinormalisasi

kedekatannya dibatasi antara 0 dan 1, ketika tujuan mencapai solusi ideal maka

kedekatannya adalah 0. Sebaliknya, ketika tujuan mencapai solusi anti ideal maka

derajat kedekatannya adalah 1. Oleh karena itu, derajat kedekatannya

dinormalisasi untuk mengukur persentase pencapaian suatu tujuan yang

berhubungan dengan nilai ideal. Untuk mengukur jarak antara setiap solusi dan

titik ideal, compromise programming menggunakan metrik ๐ฟ๐‘ dirumuskan

sebagai berikut:

1/*

1

pp

nj jp

p j

j j

Z Z xL W W

Z Z

(2.6)

atau setara dengan

1/

1

pp

np

p j j

j

L W W d

(2.7)

dengan ๐‘Š๐‘—๐‘ adalah bobot yang mewakili perbedaan antara tujuan keโˆ’๐‘— dan titik

ideal. Rumusan umum untuk bobot sebagai berikut:

1

1n

j

j

W

Fungsi jarak pada persamaan (2.7) dapat diterapkan pada himpunan yang layak

dan efisien alternatif untuk memilih solusi kompromi terbaik. Alternatifnya

dengan nilai terendah untuk ๐ฟ๐‘(๐‘Š) akan menjadi solusi kompromi terbaik karena

ini adalah solusi terdekat yang berhubungan dengan titik ideal. Solusi kompromi

terbaik bisa berubah sesuai dengan nilai parameter ๐‘ dan bobot ๐‘Š๐‘— yang dipilih

oleh pengambil keputusan. Parameter ๐‘ adalah parameter ukuran jarak. Metrik ๐ฟ1

(yaitu ๐‘ = 1) pada persamaan (2.6) memberikan minimalisasi deviasi relatif

13

terhadap ideal. Jika ๐‘๐‘—โˆ— โ‰ฅ ๐‘๐‘—(๐‘ฅ) untuk setiap ๐‘—, karena ๐‘๐‘—

โˆ— adalah komponen vektor

ideal, maka tanda absolut (2.6) bisa dihilangkan dan untuk metrik ๐ฟ1 kompromi

terbaik atau solusi terdekat titik ideal dapat dirumuskan:

*

*1 *

Min n

j j

j

j j j

Z Z xL W W

Z Z

(2.8)

dengan

x F

dengan ๐น adalah solusi layak. Solusi optimal dari masalah program linear untuk

setiap ๐‘Š1 = ๐‘Š2 (yaitu saat tujuan sama pentingnya). Selanjutnya untuk metrik

๐ฟโˆž(๐‘ = โˆž), deviasi maksimal antar individu diminimalkan. Artinya, ketika ๐‘ =

โˆž hanya penyimpangan terbesar yang dihitung. Untuk metrik ini solusi kompromi

terbaik diperoleh dengan menyelesaikan masalah program linear sebagai berikut

[13]:

Min L d (2.9)

dengan

*

1 1

*

1 *1

i

Z Z xW d

Z Z

โ‹ฎ

*

*

*

n n

n

n n

Z Z xW d

Z Z

x F

Keterangan

๐‘Š๐‘› : Bobot fungsi tujuan ke โ€“ ๐‘›

๐‘๐‘›โˆ— : Nilai ideal fungsi tujuan ke โ€“ ๐‘›

๐‘๐‘—(๐‘ฅ) : Nilai fungsi tujuan ke โ€“ ๐‘›

๐‘โˆ—๐‘› : Nilai anti ideal fungsi tujuan ke โ€“ ๐‘›

๐น : Solusi layak

๐‘‘ : Deviasi terbesar

14

Strategi interaktif untuk mengurangi himpunan solusi kompromi yang

dikemukakan oleh [14] berdasarkan pada konsep displaced ideal dan disebut

metode dari displaced ideal. Dalam pendekatan ini nilai ideal sehubungan dengan

himpunan solusi kompromi baru menggantikan nilai ideal yang sebelumnya, dan

solusi kompromi (yang dikurangi) akhirnya menutup nilai ideal, menghentikan

proses.

Langkah-langkah metode displaced ideal sebagai berikut [13]:

1. Misalkan himpunan solusi kompromi adalah ๐‘‹.

2. Menentukan titik ideal (๐‘๐‘›โˆ— ) dan anti ideal (๐‘โˆ—๐‘›) dari minimal fungsi

tujuan.

3. Himpunan solusi kompromi dapat diperoleh dengan menentukan solusi

pareto optimal yang diperoleh pada persamaan (2.8) dan (2.9).

4. Jika pengambil keputusan dapat menyeleksi solusi akhir himpunan solusi

kompromi maka berhenti. Jika dianggap terlalu besar maka kembali pada

langkah 2.

2.5.2 Contoh Penyelesaian Metode Compromise Programming dalam

Masalah Perencanaan Produksi

Sebuah perusahaan manufaktur ingin memaksimalkan total keuntungan, untuk

menghasilkan dua produk yaitu ๐‘ƒ1 dan ๐‘ƒ2 dengan memanfaatkan tiga material

berbeda yaitu ๐‘€1, ๐‘€2, dan ๐‘€3. Untuk memproduksi 1 ton produk ๐‘ƒ1

membutuhkan 2 ton material ๐‘€1, 3 ton material ๐‘€2, dan 4 ton material ๐‘€3,

sedangkan untuk menghasilkan 1 ton produk ๐‘ƒ2 membutuhkan 6 ton material ๐‘€1,

2 ton material ๐‘€2, dan 1 ton material ๐‘€3. Jumlah total bahan yang tersedia

dibatasi masing-masing 27, 16, dan 18 ton untuk ๐‘€1, ๐‘€2, dan ๐‘€3. Produk ๐‘ƒ1

menghasilkan keuntungan 3 juta yen per ton, sedangkan ๐‘ƒ2 menghasilkan 8 juta

yen per ton (lihat Tabel 2.3). Mengingat keterbatasan bahan tersebut, pihak

perusahaan berusaha mencari tau berapa unit produk ๐‘ƒ1 dan ๐‘ƒ2 yang harus

diproduksi untuk memaksimalkan total keuntungan. Produkห™๐‘ƒ1 menghasilkan 5

unit pencemaran sedangkan ๐‘ƒ2 menghasilkan 4 unit pencemaran. Maka dari itu,

manager tidak hanya memaksimalkan keuntungan tetapi juga harus

15

meminimalkan jumlah pencemaran. Misalkan ๐‘ฅ1 dan ๐‘ฅ2 menunjukkan variabel

keputusan yang mewakili jumlah ton untuk menghasilkan produk ๐‘ƒ1 dan ๐‘ƒ2.

Dengan menggunakan variabel keputusan, masalah perencanaan produksi dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Tabel 2. 3 Kondisi produksi dan keuntungan

Produk ๐‘ƒ1 Produk ๐‘ƒ2 Jumlah yang tersedia

Material ๐‘€1 2 6 27

Material ๐‘€2 3 2 16

Material ๐‘€3 4 1 18

Keuntungan (juta yen) 3 8

Penyelesaian dengan metode compromise programming

Fungsi Tujuan : 1 1 2Min Z 3 8x x

2 1 2Min Z 5 4x x

Kendala

1 22 6 27x x

1 23 2 16x x

1 24 18x x

1 20, 0x x

Langkah-langkah penyelesaian:

1. Misalkan bobot ๐‘Š1 = ๐‘Š2 = 1 dan ๐‘‹ = {(๐‘ฅ1, ๐‘ฅ2) โˆˆ โ„2|2๐‘ฅ1 + 6๐‘ฅ2 โ‰ค

27, 3๐‘ฅ1 + 2๐‘ฅ2 โ‰ค 16, 4๐‘ฅ1 + ๐‘ฅ2 โ‰ค 18, ๐‘ฅ1 โ‰ฅ 0, ๐‘ฅ2 โ‰ฅ 0}.

2. Menentukan titik ideal (๐‘๐‘›โˆ— ) dan anti ideal (๐‘๐‘›โˆ—) menggunakan Program

lingo 11.0.

1) Mencari nilai ideal (๐‘1โˆ—) dari fungsi tujuan pertama menggunakan

Program Lingo 11.0 diperoleh :

1 1 2Min Z 3 8x x

16

Kendala

1 22 6 27x x

1 23 2 16x x

1 24 18x x

1 20, 0x x

Diperoleh:

*

1 37Z

Mencari nilai anti ideal (๐‘1โˆ—) dari fungsi tujuan pertama menggunakan

Program Lingo 11.0 yaitu:

1 1 2Max Z 3 8x x

Kendala

1 22 6 27x x

1 23 2 16x x

1 24 18x x

1 20, 0x x

Diperoleh :

1* 0Z

2) Sedangkan untuk mencari nilai ideal (๐‘2โˆ—) dari fungsi tujuan kedua

menggunakan Program Lingo 11.0 yaitu :

2 1 2Min Z 5 4x x

Kendala

1 22 6 27x x

1 23 2 16x x

1 24 18x x

1 20, 0x x

Diperoleh :

*

2 0Z

17

Mencari nilai anti ideal (๐‘2โˆ—) dari fungsi tujuan kedua menggunakan

Program Lingo 11.0 yaitu :

2 1 2Max Z 5 4x x

Kendala

1 22 6 27x x

1 23 2 16x x

1 24 18x x

1 20, 0x x

Diperoleh :

2* 29Z

3. Membangun solusi kompromi dengan menentukan solusi optimal pareto

yang diperoleh pada persamaan (2.8) dan (2.9). Masalah pemrograman dua

tujuan berikut ini dirumuskan:

1) Mencari Min ๐ฟ1 dari fungsi tujuan pada percobaan 1

1 2 1 2

1

3 8 37 5 4 0Min

29 00 37

x x x xL

Kendala

1 22 6 27x x

1 23 2 16x x

1 24 18x x

1 20, 0x x

Diperoleh:

0,4.5x

2) Mencari ๐‘€๐‘–๐‘› ๐ฟโˆž dari fungsi tujuan pada percobaan 1

Min L d

Kendala

1 23 8 37d

0 37

x x

18

1 25 4 0

d29 0

x x

1 22 6 27x x

1 23 2 16x x

1 24 18x x

1 20, 0x x

Diperoleh:

0,2.823684x

Dari masalah tersebut, solusi kompromi merupakan garis lurus segmen

antara titik A(โˆ’36,18) dan B(โˆ’22.589472, 11.294736) dapat dilihat

pada Gambar 2.1, dimana titik A bersesuaian dengan solusi ๐‘ฅ = (0,4.5)

meminimalkan ๐ฟ1 dari fungsi tujuan dan titik B terkait dengan solusi ๐‘ฅ =

(0,2.823684) meminimalkan ๐ฟโˆž dari fungsi tujuan.

Gambar 2. 1 Grafik titik ideal dan solusi kompromi

4. Misalkan pengambil keputusan tidak dapat memilih solusi akhir karena

himpunan kompromi dianggap terlalu besar. Maka kembali pada langkah 2

diperoleh :

19

1) Nilai ideal (๐‘1โˆ—) dan anti ideal (๐‘1โˆ—) baru

๐‘1โˆ— = โˆ’36 dan ๐‘1โˆ— = โˆ’22.589472

2) Nilai ideal (๐‘2โˆ—) dan anti ideal (๐‘2โˆ—) baru

๐‘2โˆ— = 11.294736 dan ๐‘2โˆ— = 18

Pada langkah 3, masalah pemrograman dua tujuan berikut ini dirumuskan

ulang:

1) Mencari Min ๐ฟ1 dari fungsi tujuan pada percobaan 2

1 2 1 2

1

3 8 36 5 4 11.294736Min

18 11.29473622.589472 36

x x x xL

Kendala

1 22 6 27x x

1 23 2 16x x

1 24 18x x

1 20, 0x x

Diperoleh:

0,4.5x

2) Mencari Min ๐ฟโˆž dari fungsi tujuan pada percobaan 2

Min L d

Kendala

1 23 8 36d

22.589472 36

x x

1 25 4 11.294736

d18 11.294736

x x

1 22 6 27x x

1 23 2 16x x

1 24 18x x

1 20, 0x x

20

Diperoleh:

0,3.661842x

Solusi kompromi yang baru merupakan sebuah garis lurus antar titik

A(โˆ’36,18) dan C(โˆ’29.294736, 14.647368) ditampilkan pada gambar

2.1, dimana titik A bersesuaian dengan solusi ๐‘ฅ = (0, 4.5) meminimalkan

๐ฟ1 dari fungsi tujuan pada percobaan 2 dan titik C yang sesuai ke solusi

๐‘ฅโˆ— = (0, 3.661842) meminimalkan ๐ฟโˆž dari fungsi tujuan pada percobaan

2. Jadi diperoleh solusi kompromi dari masalah tersebut adalah titik

C(โˆ’29.294736, 14.647368).

2.6 Investasi

Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang

dilakukan pada masa sekarang, dengan tujuan akan memperoleh keuntungan

dimasa yang akan datang [15]. Investasi juga berkaitan dengan berbagai macam

aktivitas, seperti menginvestasikan dana pada sektor riil (tanah, emas, mesin, atau

bangunan) maupun aset finansial (deposito, saham, atau obligasi).

Istilah investasi menurut [16], investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan

konsumsi sekarang untuk digunakan dalam produksi yang efisien selama periode

tertentu. Investasi adalah penanaman modal disuatu perusahaan, dengan tujuan

agar kekayaan suatu korporasi atau perusahaan bertambah.

2.6.1 Tujuan Investasi

Ada beberapa alasan seseorang melakukan investasi yaitu [15] :

1. Dalam meraih masa depan yang layak, seseorang akan berfikir dan berusaha

dengan keras, serta bertindak dengan bijaksana untuk dapat

mempertahankan apa yang dimilikinya sekarang dan meningkatkan

pendapatan dimasa yang akan datang.

2. Mengurangi tekanan inflasi. Investasi bagi sebagian orang dan perusahaan

merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menghindari diri dari

21

risiko yang mampu menurunkan nilai kekayaan yang diakibatkan dari

pengaruh inflasi.

3. Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara terdapat kebijakan

yang dapat mendorong pertumbuhan investasi di masyarakat yaitu melalui

pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi

pada bidang-bidang tertentu.

2.6.2 Bentuk-Bentuk Investasi

Investasi pada umumnya dibedakan menjadi dua bentuk yaitu [17] :

1. Real Investment

Investasi nyata (real investment) biasanya melibatkan aset yang berwujud

seperti tanah, emas, mesin-mesin atau pabrik, dan bangunan.

2. Financial Investment

Investasi keuangan (financial investment) biasanya melibatkan aset kontrak

tertulis, seperti saham biasa (common stock) dan obligasi (bound).

Perbedaan antara investasi nyata (real investment) dan investasi keuangan

(financial investment) adalah tingkat likuiditas pada kedua investasi tersebut.

Investasi nyata (real investment) relatif lebih sulit dicairkan karena terbentur pada

komitmen jangka panjang antara investor dan perusahaan. Sedangkan investasi

keuangan (financial investment) lebih mudah untuk dicairkan karena dapat

diperjual belikan tanpa terikat oleh waktu.

2.7 Pasar Modal

Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu wadah bagi pihak yang

memiliki dana lebih dan pihak yang membutuhkan dana sebagai aternatif

penghimpun dana dengan memperjualbelikan suatu sekuritas. Menurut Undang-

Undang No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal yaitu mendefinisikan pasar modal

sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan

efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek.

22

Pasar modal pada dasarnya merupakan tempat berbagai pihak, khususnya

perusahaan yang menjual saham (stock) dan obligasi (bond), dengan tujuan dari

hasil penjualan tersebut nantinya akan dipergunakan sebagai tambahan dana atau

untuk memperkuat modal perusahaan [18]. Pasar modal juga merupakan tempat

terjadinya transaksi aset keuangan jangka panjang (long-term financial asset)

yang memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun [19].

2.8 Saham

Saham adalah kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama

perusahaan, dan diikuti dengan hak serta kewajiban yang telah dijelaskan kepada

setiap pemegangnya [18]. Saham merupakan penyertaan modal dalam

kepemilikan suatu perseroan terbatas atau emiten. Pemilik saham merupakan

pemilik sebagian dari perusahaan tersebut [20].

Menurut Widoatmodjo menyatakan bahwa saham adalah tanda penyertaan atau

pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Selembar saham adalah

selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik

(berapapun porsinya) dari suatu perusahaan yang menerbitkan kertas (saham)

tersebut, sesuai dengan porsi kepemilikannya yang tertera pada saham [21].

2.8.1 Saham Biasa

Saham biasa (common stock) merupakan surat berharga yang dijual oleh suatu

perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dollar, yen, dan sebagainya)

dimana pemegangnya diberi hak untuk mengikuti Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) serta berhak

untuk menentukan membeli right issue (penjualan saham terbatas) atau tidak,

yang selanjutnya diakhir tahun akan memperoleh keuntungan dalam bentuk

dividen [22].

23

2.8.2 Saham Preferen

Saham istimewa (preferen stock) merupakan surat berharga yang dijual oleh suatu

perusahaan yang menjelaskan nilai nominal (rupiah, dollar, yen, dan sebagainya)

dimana pemegangnya akan memperoleh pendapatan tetap dalam bentuk dividen

yang akan diterima setiap kuartal (3 bulan) [22].

2.9 Indeks LQ-45

Indeks LQ-45 merupakan nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham yang paling liquid

dan memiliki nilai kapitalisasi yang besar. Indeks LQ-45, menggunakan 45 saham

yang terpilih berdasarkan likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap

enam bulan (setiap awal Februari dan Agustus). Dengan demikian saham yang

terdapat indeks tersebut akan selalu berubah.

Tujuan indeks LQ-45 yaitu sebagai pelengkap IHSG dan khususnya untuk

menyediakan sarana yang obyektif serta terpercaya bagi analisis keuangan,

manajer investasi, investor, dan pemerhati pasar modal lainnya dalam memonitor

pergerakan harga dari saham-saham yang aktif diperdagangkan.

2.10 Portofolio

Portofolio adalah suatu gabungan dari berbagai instrumen atau saham yang

disusun untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal, jika dirumuskan secara

matematis dalam suatu model investasi terdapat dua fungsi tujuan yang

dipertimbangkan oleh investor yaitu memaksimalkan return dan meminimalkan

koefisien risiko [18].

Portofolio salah satu cara yang dilakukan oleh investor dalam mengalokasikan

sejumlah dana tertentu untuk memperoleh keuntungan yang optimum. Maka

untuk mencapai tujuan tersebut, dapat dirumuskan fungsi tujuan yaitu

meminimalkan koefisien risiko dan memaksimalkan expected return.

24

2.11 Return

Return merupakan keuntungan yang diperoleh investor dari hasil kebijakan

investasinya. Perhitungan return realisasi ini ada dua jenis yaitu diskret dan

kontinu. Return diskret dirumuskan sebagai berikut [20]:

1

1

t tt

t

S SR

S

(2.10)

dengan

๐‘…๐‘ก : Tingkat pengembalian (return) saham pada periode ke-๐‘ก

๐‘†๐‘ก : Harga saham pada periode ke-๐‘ก

Sedangkan untuk menghitung return kontinu menggunakan rumus :

1

ln ii

i

SR

S

(2.11)

dengan

๐‘…๐‘– : Tingkat pengembalian (return) saham pada periode ke-๐‘–

๐‘†๐‘– : Harga saham pada periode ke-๐‘–

2.12 Expected Return

Expected Return merupakan keuntungan yang diharapkan oleh investor di

kemudian hari dari investasinya. Rumus dari Expected Return adalah [21]:

1( )

N

ijj

i

RE R

N

(2.12)

dengan

๐ธ(๐‘…๐‘–) : Return yang diharapkan pada saham ๐‘–

๐‘…๐‘–๐‘— : Return saham ๐‘– pada saat ke-๐‘— dan seterusnya

๐‘ : Banyak periode pengamatan

25

2.13 Variansi

Variansi adalah ukuran dalam perhitungan koefisien risiko saham dengan melihat

return, expected return, dan banyak periode dilakukan pengamatan harga saham.

Varians dari N data return dapat dirumuskan [21]:

2

12

N

ij i

j

i

R E R

N

(2.13)

dengan

๐œŽ๐‘–2 : Nilai variansi saham ke-๐‘–

๐‘…๐‘–๐‘— : Return saham ๐‘– pada saat ke-๐‘— dan seterusnya

๐ธ(๐‘…๐‘–) : Return yang diharapkan pada saham ๐‘–

๐‘ : Banyak periode pengamatan

2.14 Kovariansi

Kovariansi adalah pengukur untuk menunjukkan arah pergerakan dua variabel.

Kovarian dirumuskan sebagai [22]:

1Cov ,

N

ij i mj m

j

i m

R E R R E R

R RN

(2.15)

Dengan

๐‘…๐‘–๐‘— : Return saham ๐‘– pada saat ke-๐‘— dan seterusnya

๐ธ(๐‘…๐‘–) : Return yang diharapkan pada saham ๐‘–

๐‘…๐‘š๐‘— : Return saham ๐‘š pada saat ke-๐‘— dan seterusnya

๐ธ(๐‘…๐‘š) : Return pasar yang diharapkan pada saham ๐‘š

๐‘ : Banyak periode pengamatan

26

2.15 Koefisien Risiko

Risiko dalam berinvestasi akan ditanggung oleh investor dapat dilihat dari

koefisien risiko saham. Untuk mencari koefisien risiko dapat menggunakan rumus

sebagai berikut[22]:

2

Cov i m

i

m

R R

(2.16)

dengan

๐›ฝ๐‘– : Koefisien risiko saham ke-๐‘–

๐‘…๐‘š : Return pasar (diwakili oleh Indeks Harga Saham Gabungan(IHSG))

๐‘…๐‘š =๐ผ๐ป๐‘†๐บ๐‘กโˆ’๐ผ๐ป๐‘†๐บ๐‘กโˆ’1

๐ผ๐ป๐‘†๐บ๐‘กโˆ’1 , dengan t = periode pengamatan

๐œŽ๐‘š2 : Varian pasar