bab ii tinjauan pustaka 2.1.1. pengertian sistem manajemen...

19
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) 2.1.1. Pengertian Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun 2012 pada BAB 1 Pasal 1 menyatakan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Pada Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja meliputi kebijakan dan komitmen, perencanaan, penerapan, pengukuran dan evaluasi dan tinjauan ulang. Penerapan praktis keselamatan dan kesehatan kerja di berbagai sektor di dalam kehidupan atau di suatu organisasi tidak secara sembarangan.Karena itu dalam rangka menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja ini diperlukan juga pengorganisasian secara baik dan benar. Dalam hubungan inilah diperlukan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang terintegrasi dan perlu dimiliki oleh setiap organisasi. Melalui Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja inilah pola pikir dan berbagai pendekatan yang ada diintegrasikan kedalam seluruh kegiatan operasional organisasi agar organisasi dapat berproduksi dengan cara yang sehat dan UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Upload: others

Post on 03-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Pengertian Sistem Manajemen ...repository.sari-mutiara.ac.id/90/4/CHAPTER II.pdf · Terpenuhi syarat-syarat K3 di setiap unit kerja. 4. Terlindunginya

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

2.1.1. Pengertian Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(SMK3)

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun 2012 pada BAB 1 Pasal

1 menyatakan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang

selanjutnya disingkat SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara

keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja

guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Pada Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja meliputi kebijakan dan komitmen,

perencanaan, penerapan, pengukuran dan evaluasi dan tinjauan ulang.

Penerapan praktis keselamatan dan kesehatan kerja di berbagai sektor di dalam

kehidupan atau di suatu organisasi tidak secara sembarangan.Karena itu dalam rangka

menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja ini diperlukan juga pengorganisasian

secara baik dan benar. Dalam hubungan inilah diperlukan Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang terintegrasi dan perlu dimiliki oleh

setiap organisasi. Melalui Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja inilah

pola pikir dan berbagai pendekatan yang ada diintegrasikan kedalam seluruh kegiatan

operasional organisasi agar organisasi dapat berproduksi dengan cara yang sehat dan

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Pengertian Sistem Manajemen ...repository.sari-mutiara.ac.id/90/4/CHAPTER II.pdf · Terpenuhi syarat-syarat K3 di setiap unit kerja. 4. Terlindunginya

11

aman, efisien serta menghasilkan produk yang sehat dan aman pula serta tidak

menimbulkan dampak lingkungan yang tidak diinginkan (Daniel, 2015).

Peraturan Pemerintah Republik Indonesis No. 50 Tahun 2012 Tentang Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada pasal 5 yang menyatakan bahwa:

1. Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 di perusahaannya.

2. Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku pada perusahaan :

a. Mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus) orang atau

b. Mempunyai tingkat potensi tinggi

3. Ketentuan mengenai tingkat potensi bahaya tinggi sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) huruf b sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

4. Pengusaha dalam menerapkan SMK3 wajib berpedoman pada Peraturan

Pemerintah ini dan ketentuan peraturan perundang-undangan serta dapat

memperhatikan konvensi atau standar internasional.

2.1.2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit

Kesehatan Kerja adalah tanggung jawab kita semua. Keselamatan kerja

bukanlah tanggung jawab pimpinan perusahaan ataupun tenaga kerja semata, tetapi

kita semua dituntut untuk memberikan peran untuk memasyarakatkan dan

melestarikan (Sucipto, 2014). Kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan

beserta praktiknya dalam pemeliharaan kesehatan secara kuratif, preventif,

promosional, dan rehabilitative agar masyarakat tenaga kerja, serta dapat memperoleh

derajat kesehatan setinggi-tingginya untuk dapat bekerja produktif (Suma’mur, 2014).

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Pengertian Sistem Manajemen ...repository.sari-mutiara.ac.id/90/4/CHAPTER II.pdf · Terpenuhi syarat-syarat K3 di setiap unit kerja. 4. Terlindunginya

12

Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang bertujuan

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna, lebih

difokuskan pada upaya promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif)

dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif yang menyediakan

pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat (UU RI No. 44 Tahun 2009).

Konsep dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3RS) adalah

upaya untuk seluruh pekerja rumah sakit, pasien, pengunjung/pengantar orang sakit

untuk menciptakan lingkungan kerja, tempat kerja Rumah Sakit yang sehat, aman dan

nyaman baik bagi pekerja rumah sakit, pasien, pengunjng/pengantar orang sakit

maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar rumah sakit (Sucipto, 2014).

Manajemen kesehatan dan keselamatan kerja rumah sakit, suatu proses

kegiatan yang dimulai dengan tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan

pengendalian yang bertujuan untuk membudayakan kesehatan dan keselamatan kerja

di rumah sakit (Kepmenkes, 2007).

Pengelola kesehatan dan keselamatan kerja rumah sakit adalah organisasi

yang menyelenggarakan program kesehatan dan keselamatan kerja (K3) secara

menyeluruh di rumah sakit. Sertifikat dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja

merupakan pengetahuan dan keahlian yang didapat baik secara formal melalui

jenjang pendidikan resmi di perguruan tinggi maupun secara informal melalui

pelatihan yang disertifikasi oleh Kementerian Kesehatan. Pelatihan tentang kesehatan

dan keselamatan kerja rumah sakit yang diakreditasi oleh Kementerian Kesehatan

(Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan).

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Pengertian Sistem Manajemen ...repository.sari-mutiara.ac.id/90/4/CHAPTER II.pdf · Terpenuhi syarat-syarat K3 di setiap unit kerja. 4. Terlindunginya

13

Menurut hasil penelitian (Ruth Sofia 2013) tentang pengetahuan dan sikap

manajemen rumah sakit tentang pelaksanaan sistem manajemen keselamatan dan

kesehatan kerja (SMK3) di RSU Sari Mutiara menyatakan bahwa dibutuhkan

penyebaran informasi sehingga K3RS lebih diketahui oleh semua unsur rumah sakit

agar pengetahuan tentang pelaksanaan K3RS lebih di tingkatkan lagi dan faktor

menyebabkan sikap yang negatif dariresponden adalah karena K3RS masih di anggap

sebagai instrument akreditasi saja dan bukan dianggap sebagai suatu investasi.

2.2. Tujuan, Sasaran, dan Ruang Lingkup Kesehatan dan Keselamatan Kerja

di Rumah Sakit

2.2.1. Tujuan

a. Tujuan umum

Terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk SDM

Rumah Sakit, aman dan sehat bagi pasien, pengunjung/pengantar pasien,

masyarakat dan lingkungan sekitar rumah sakit sehingga proses

pelayanan rumah sakit berjalan baik dan lancar.

b. Tujuan khusus

1. Terwujudnya organisasi kerja yang menunjang tercapainya K3RS.

2. Meningkatnya profesionalisme dalam hal K3 bagi manajemen,

pelaksana dan pendukung program.

3. Terpenuhi syarat-syarat K3 di setiap unit kerja.

4. Terlindunginya pekerja dan mencegah terjadinya PAK dan KAK.

5. Terselenggaranya program K3RS secara optimal dan menyeluruh.

6. Peningkatan mutu, citra dan produktivitas rumah sakit.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Pengertian Sistem Manajemen ...repository.sari-mutiara.ac.id/90/4/CHAPTER II.pdf · Terpenuhi syarat-syarat K3 di setiap unit kerja. 4. Terlindunginya

14

2.2.2. Sasaran

1. Pengelola rumah sakit.

2. Sumber daya manusia rumah sakit.

2.2.3. Ruang Lingkup

Standar K3RS mencakup; prinsip, program dan kebijakan pelaksanaan K3RS,

standar pelayanan K3RS, standar sarana, prasarana dan peralatan K3RS, pengelolaan

barang berbahaya, standar sumber daya manusia K3RS, pembinaan, pengawasan,

pencatatan dan pelaporan.

2.3. Upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit

Upaya kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit menyangkut tenaga

kerja, cara/metode kerja, alat kerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Upaya ini

meliputi peningkatan, pencegahan, pengobatan dan pemulihan. Kinerja setiap petugas

kesehatan dan non kesehatan merupakan resultante dari tiga komponen kesehatan dan

keselamatan kerja di rumah sakit yaitu kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan

kerja, yang dimaksud dengan :

1. Kapasitas kerja adalah kemampuan seorang pekerja untuk menyelesaikan

pekerjaannya dengan baik pada suatu tempat kerja dalam waktu tertentu.

2. Beban kerja adalah suatu kondidi yang membebani pekerja baik secara fisik

maupun non fisik dalam menyelesaikan pekerjaannya, kondisi tersebut dapat

diperberat oleh kondisi lingkungan yang tidak mendukung secara fisik atau non

fisik.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Pengertian Sistem Manajemen ...repository.sari-mutiara.ac.id/90/4/CHAPTER II.pdf · Terpenuhi syarat-syarat K3 di setiap unit kerja. 4. Terlindunginya

15

3. Lingkungan kerja adalah kondisi lingkungan tempat kerja yang meliputi faktor

fisik, kimia, biologi, ergonomi, dan psikososial yang mempengaruhi pekerja

dalam melaksanakan pekerjaannya.

2.4. Pedoman Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di

Rumah Sakit Keputusan Menteri Kesehatan No.432/Menkes/SK/IV/2007

2.4.1. Komitmen dan Kebijakan

Komitmen diwujudkan dalam bentuk kebijakan (policy) tertulis, jelas dan

mudah di mengerti serta diketahui oleh seluruh karyawan RS. Manajemen RS

mengidentifikasi dan menyediakan semua sumber daya esensial seperti pendanaan,

tenaga K3 dan saran untuk terlaksananya program K3 di RS. Kebijakan K3 di RS

diwujudkan salam bentuk wadah K3RS dalam struktur organisasi RS.

Untuk melaksanakan komitmen dan kebijakan K3RS, perlu disusun strategi

antara lain :

1. Advokasi sosialisasi program K3RS.

2. Menetapkan tujuan yang jelas.

3. Organisasi dan penugasan yang jelas.

4. Meningkatkan SDM professional di bidang K3RS pada setiap unut kerja di

lingkungan RS

5. Sumber daya yang harus di dukung oleh manajemen puncak

6. Kajian risiko secara kualitatif dan kuantitatif

7. Membuat programkerja K3RS yang mengutamakan upaya peningkatan dan

pencegahan.

8. Monitoring dan evaluasi secara internal dan eksternal secara berkala.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Pengertian Sistem Manajemen ...repository.sari-mutiara.ac.id/90/4/CHAPTER II.pdf · Terpenuhi syarat-syarat K3 di setiap unit kerja. 4. Terlindunginya

16

2.4.2. Perencanaan

RS harus membuat perencanaan yang efektif agar tercapai keberhasilan

penerapan sistem manajemen K3 dengan sasaaran yang jelas dan dapat diukur.

Perencanaan K3 di RS dapat mengacu pada standar Sistem Manajemen K3RS

diantaranya self assessment akreditasi K3RS dan SMK3.

Perencanaan meliputi :

1. Indentifikasi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian faktor risiko. RS harus

melakukan kajian dan identifikasi sumber bahaya, penilaian serta pengendalian

faktor risiko.

a. Identifikasi sumber bahaya dapat dilakukan dengan pertimbangan :

1) Kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan potensi bahaya

2) Jenis kecelakaan dan PAK yang mungkin dapat terjadi.

Sumber bahaya yang ada di RS harus diidentifikasi dan dinilai untuk menentukan

tingkat risiko yang merupakan tolak ukur kemungkinan terjadinya kecelakaan

dan PAK. Berdasarkan lokasi dan pekzerjaan di Rumah Sakit Keputusan Menteri

Kesehatan RI No. 432 Tahun 2007 menetapkan bahaya potensial sebagai berikut:

Tabel 2.1. Bahaya Potensial di Rumah Sakit

No Bahaya Pontensial Lokasi Pekerja yang paling

beresiko

1. Fisik:

Bising

IPS-RS, lundri, dapur,

CSSD, gedung genset –

boiler, IPAL

Karyawan yang

bekerja di lokasi tsb

Getaran Ruang mesin-mesin dan

peralatan yang

Perawat, cleaning

service dll

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Pengertian Sistem Manajemen ...repository.sari-mutiara.ac.id/90/4/CHAPTER II.pdf · Terpenuhi syarat-syarat K3 di setiap unit kerja. 4. Terlindunginya

17

menghasilkan getaran

(ruang gigidll)

Debu Genset, bengkel kerja,

laboratorium gigi,

gudang rekammedis,

incinerator

Petugas

sanitasi,teknisis gigi,

petugas IPS dan

rekam medis

Panas CSSD, dapur, laundry,

incinerator, boiler

Pekerja dapur,

pekerja laundry,

petugas sanitasi dan

IP-RS

Radiasi X-Ray, OK yang

menggunakan c-arm,

ruang fisioterapi, unit

gigi

Ahli radiologi,

radiotherapist dan

radiographer, ahli

fisioterapi dan

petugas roentgen gigi

2 Kimia

Disinfektan

Semua area

Petugas kebersihan,

perawat

Cytotoxics Farmasi, tempat

pembuangan limbah,

bangsal

Pekerja farmasi,

perawat, petugas

pengumpul sampah

Ethylene oxide Kamar Operasi Dokter, perawat

Formaidehyde Laboratorium, kamar

mayat, gudang farmasi

Petugas kamar

mayat, petugas

laboratorium dan

farmasi

Methyl :

Methacrylate

Hg (amalgam)

Ruang pemeriksaan gigi Petugas/dokter gigi,

dokter bedah,

perawat

Solvents Laboratorium, bengkel

kerja, semua area di RS

Teknisi, petugas

laboratorium,

petugas pembersih

Gas-gas anaestesi Ruang operasi gigi, OK,

ruang pemulihan (RR)

Dokter gigi, perawat,

dokter

bedah,dokter/perawat

anaestesi

3 Biologik :

AIDS,Hepatitis B dan Non

A dan Non B

IGD, Kamar Operasi,

ruang pemeriksaan gigi,

laboratorium, laundry

Dokter,dokter

gigi,perawat,petugas

laboratorium,

petugas sanitasi dan

laundry

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Pengertian Sistem Manajemen ...repository.sari-mutiara.ac.id/90/4/CHAPTER II.pdf · Terpenuhi syarat-syarat K3 di setiap unit kerja. 4. Terlindunginya

18

Cytomegalovirus Ruang kebidanan, ruang

anak

Perawat dokter yang

bekerja di bagian Ibu

dan anak

Rubella Ruang ibu dan anak Perawat, dokter yang

bekerja di bagian ibu

dan anak

Tuberculosis Bangsal, laboratorium,

ruang isolasi

Perawat, petugas

laboratorium,

fisioterapis

4 Ergonomik

Pekerjaan yang dilakukan

secara manual

Area pasien dan tempat

penyimpanan barang

(gudang)

Petugas yang

menangani pasien

dan barang

Postur yang salah dalam

melakukan pekerjaan

Semua area Semua karyawan

Pekerjaan yang berulang Semua area Dokter gigi petugas

pembersih,

fisioterapis,

sopir,operator

computer, yang

berhubungan dengan

pekerjaan juru tulis

5 Psikososial

Sering Kontak dengan

pasien,kerja bergilir,kerja

berlebihan ancaman secara

fisik

Semua area Semua karyawan

a. Penilaian faktor risiko

Adalah proses untuk menentukan ada tidaknya risiko dengan jalan

melakukan penilaian bahaya potensial yang menimbulkan risiko kesehatan

dan keselamatan.

b. Pengendalian faktor risiko

Dilaksanakan melalui 4 tingkatan pengendalian risiko yakni menghilangan

bahaya. Menggantikan sumber risiko dengan sarana/peralata lain yang

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Pengertian Sistem Manajemen ...repository.sari-mutiara.ac.id/90/4/CHAPTER II.pdf · Terpenuhi syarat-syarat K3 di setiap unit kerja. 4. Terlindunginya

19

tingkat risikonya lebih rendah/tidak ada (engineering/rekayasa), administrasi

dan alat pelindung pribadi (APP).

2. Membuat peraturan

RS harus membuat, menetapkan dan melaksanakan standar opersional prosedur

(SOP) sesuai dengan peraturan, perundangan dan ketentuan mengenai K3 lainnya

yang berlaku. SOP ini harus dievaluasi, diperbarui dan harus dikomunikasikan

serta disosialisasikan pada karyawan dan pihak yang terkait.

3. Tujuan dan Sasaran

RS harus mempertimbangkan peraturan perundang-undangan, bahaya pontesial

dan risiko K3 yang bias diukur, satuan/indikator pengukuran, sasaran pencapaian

dan jangka waktu pencapaian (SMART).

4. Indikator Kinerja

Indikator harus dapat diukur sebagai dasar penilaian kinerja K3 yang sekaligus

merupakan informasi mengenai keberhasilan pencapaian SMK3 RS.

5. Program K3

RS harus merupakan dan melaksanakan program K3RS, untuk mencapai sasaran

harus ada monitoring, evaluasi dan dicatat serta dilaporkan.

2.4.3. Pengorganisasian

Pelaksanaan K3 di RS sangat tergantung dari rasa tanggung jawab manajemen

dan petugas, terhadap tugas dan kewajiban masing-masing serta kerja sama dalam

pelaksanaan K3. Tanggung Jawab ini harus ditanamkan melalui adanya aturan yang

jelas. Pola pembagian tanggung jawab, penyuluhan kepada semua petugas, K3RS

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Pengertian Sistem Manajemen ...repository.sari-mutiara.ac.id/90/4/CHAPTER II.pdf · Terpenuhi syarat-syarat K3 di setiap unit kerja. 4. Terlindunginya

20

secara spesifik harus mempersiapkan data dan informasi pelaksanaan K3 di semua

tempat kerja, merumuskan permsalahan serta menganalisis penyebab timbulnya

masalah bersama unit-unit kerja, kemudian mencari jalan pemecahannya dan

mengkomunikaskannya kepada unit-unit kerja, sehingga dapat dilaksanakan dengan

baik.selanjutnya memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program, untuk menilai

sejauh mana program yang dilaksanakan telah berhasil. Kalau masih terdapat

kekurangan, maka perlu diidentifikasi penyimpangannya serta dicari pemecahannya.

1. Tugas dan fungsi organisasi/unit pelaksana K3RS

a. Tugas pokok:

1) Memberi rekomendasi dan pertimbangan kepada direktur RS mengenai

masalah-masalah yang berkaitan dengan K3

2) Merumuskan kebijakan,perauran, pedoman, petunjuk pelaksanaan dan

prosedur.

3) Membuat program K3RS

b. Fungsi

1) Mengumpulkan dan mengolah seluruh data dan informasi serta

permsalahan yang berhubungan dengan K3

2) Membantu direktur RS mengadakan dan meningkatkan upaya promosi

K3, pelatihan dan penelitian K3 di RS.

3) Pengawasan terhadap pelaksanaan program K3.

4) Memberikan saran dan pertimbangan berkaitan dengan tindakan

korektif.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Pengertian Sistem Manajemen ...repository.sari-mutiara.ac.id/90/4/CHAPTER II.pdf · Terpenuhi syarat-syarat K3 di setiap unit kerja. 4. Terlindunginya

21

5) Koordinasi dengan unit-unit lain yang menjadi anggota K3RS.

6) Memberikan nasehat tentang manajemen K3 di tempat kerja, control

bahaya, mengeluarkan peraturan dan inisiatif pencegahan.

7) Investigasi dan melaporkan kecelakaan, dan merekomendasikan sesuai

kegiatannya.

8) Berpatisipasi dalam perencanaan pembelian peralatan baru,

pembangunan gedung dan proses.

2. Struktur Organisasi K3 di RS

Organisasi K3 berada 1 tingkat dibawah direktur dan bukan merupakan kerja

rangkap.

Model 1 :

Merupakan organisasi yang terstruktur dan bertanggung jawab kepada Direktur

RS, bentuk organisasi K3 di RS merupakan organisasi struktural yang

terintegrasi ke dalam komite yang ada di RS dan disesuaikan dengan

kondisi/kelas masing masing RS, misalnya Komitmen Medis/Nosokomial.

Model 2:

Merupakan unit organisasi fungsional (non struktural), bertanggung jawab

langsung ke Direktur RS. Nama organisasinya adalah unit pelaksana K3RS, yang

di bantu oleh unit K3 yang beranggotakan seluruh unit kerja di RS.

Keanggotaan :

1. Organisasi/unit pelaksana K3RS beranggotakan unsur-unsur dari petugas

dan jajaran direksi RS.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Pengertian Sistem Manajemen ...repository.sari-mutiara.ac.id/90/4/CHAPTER II.pdf · Terpenuhi syarat-syarat K3 di setiap unit kerja. 4. Terlindunginya

22

2. Organisasi/unit pelaksana K3RS terdiri dari sekurang-kurangnya Ketua,

Sekretaris dan anggota. Organisasi/unit pelaksana K3RS di pimpin oleh

ketua.

3. Pelaksanaan tugas ketua dibanu oleh wakil ketua dan sekretaris serta anggota

4. Ketua organisasi/unit pelaksana K3RS sebaiknya adalah salah satu

manajemen tertinggi di RS atau sekurang-kurangnya manajemen dibawah

langsung direktur RS.

5. Sedang sekretaris organisasi/unit pelaksana K3RS adalah seorang tenaga

professional K3RS, yaitu manajer K3RS atau ahli K3.

6. Mekanisme kerja

Ketua organisasi/unit pelaksana K3RS memimpin dan mengkoordinasikan

kegiatan organisasi/unit pelaksana K3RS. Sekretaris organisasi/unit

pelaksana K3RS memimpin dan mengkoordinasikan tugas-tugas

kesekretariatan dan melaksanakan keputusan organisasi/unit pelaksana

K3RS. Anggotanya organisasi/unit pelaksana K3RS mengikuti rapat

organisasi/unit pelaksana K3RS dan melakukan pembahasan atas persoalan

yang diajukan dalam rapat, serta melaksanakan tugas-tugas yang diberikan

organisasi/unit pelaksana K3RS.

Untuk dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, organisasi/unit

pelaksana K3RS mengumpulkan data dan informasi mengenai pelaksanaan K3 di RS.

Sumber data antara lain dari bagian personalia meliputi angka sakit, tidak hadir tanpa

keterangan, angka kecelakaan, catatan lama sakit dan perawatan RS, khususnya yang

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Pengertian Sistem Manajemen ...repository.sari-mutiara.ac.id/90/4/CHAPTER II.pdf · Terpenuhi syarat-syarat K3 di setiap unit kerja. 4. Terlindunginya

23

berkaitan dengan akibat kecelakaan. Dan sumber yang lain bias dari tempat

pengobatan RS sendiri antara lain jumlah kunjungan, P3K dan tind akan medik karena

kecelakaan, rujukan ke RS bila perlu pengobatan lanjutan dan lama perawatan dan

lama berobat. Dari bagian teknik bias didapat data kerusakan akibat kecelakaan dan

biaya perbaikan.

Informasi juga dikumpulkan dari hasil monitoring tempat kerja dan

lingkungan kerja RS, terutama yang berkaitan dengan sumber bahaya pontesial baik

yang berasal dari kondisi berbahaya maupun tindakan berbahaya serta data dari

bagian K3 berupa laporan pelaksanaan K3 dan analisisnya.

Data dan informasi dibahas dalam organisasi/unit pelaksana K3RS, untuk

menemukan penyebab masalah dan merumuskan tindakan korektif maupun tindakan

preventif. Hasil rumusan disampaikan dalam bentuk rekomendasi kepada direktur

RS. Rekomendasi berisi saran tindak lanjut dari organisasi/satuan pelaksana K3RS

serta alternatif-alternatif pilihan serta pekiraan hasil/konsekuensi setiap pilihan.

Organisasi/unit pelaksana K3RS membantu upaya promosi dilingkungan RS

baik pada petugas, pasien maupun pengunjung, yaitu mengenai segala upaya

pencegahan KAK dan PAK di RS. Juga bisa diadakan lomba pelaksanaan K3 antar

bagian atau unit kerja yang ada di lingkungan kerja RS, dan yang terbaik atau

terbagus pelaksanaan dan penerapan K3 nya mendapat reward dari direktur RS.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Pengertian Sistem Manajemen ...repository.sari-mutiara.ac.id/90/4/CHAPTER II.pdf · Terpenuhi syarat-syarat K3 di setiap unit kerja. 4. Terlindunginya

24

2.4.4. Penyelenggaraan

Langkah-langkah Penyelenggaraan Untuk memudahkan penyelenggaraan K3

di RS, maka perlu langkah-langkah penerapannya yaitu :

1. Tahapan persiapan

a. Menyatakan komitmen

Komitmen harus dimulai dari direktur utama/direktur RS (manajemen

puncak). Penyataan komitmen oleh manajemen puncak tidak hanya dalam

kata-kata, tetapi juga harus dengan tindakana nyata, agar dapat diketahui,

dipelajari, dihayati dan dilaksanakan oleh seluruh staf dan petugas RS.

b. Menetapkan cara penerapan K3 di RS.

Bisa menggunakan jasa konsultan atau tanpa menggunkan jasa konsultan

jika RS memiliki personil yang cukup mampu untuk mengorgasnisasikan

dan mengarahakan orang.

c. Pembentukan organisasi/unit pelaksana K3RS.

d. Membentuk kelompok kerja penerapan K3.

Anggota kelompok kerja sebaiknya terdiri atas seorang wakil dari setiap unit

kerja, biasanya manajer unit kerja, Peran, tanggung jawab dan tugas anggota

kelompokkerja perlu ditetapkan. Sedangkan mengenai kualifikasi dan

jumlah anggota kelompok kerja disesuaikan dengan kebutuhan RS.

e. Menetapkan sumber daya yang diperlukan.

Sumber daya diisi mencangkup orang (mempunyai tenaga K3, sarana, waktu

dan dana).

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Pengertian Sistem Manajemen ...repository.sari-mutiara.ac.id/90/4/CHAPTER II.pdf · Terpenuhi syarat-syarat K3 di setiap unit kerja. 4. Terlindunginya

25

2. Tahap Pelaksanaan

a. Penyuluhan K3 ke semua petugas RS

b. Pelatihan K3 yang disesuaikan dengan kebutuhan individu dan kelompok di

dalam organisasi RS. Fungsinya memproses individu dengan perilaku

tertentu agar berperilaku sesuai dengan yang telah ditentukan sebelumnya

sebagai produk akhir dari pelatihan.

c. Melaksanakan program K3 sesuai peraturan yang berlaku diantaranya:

1) Pemeriksaan kesehatan petugas (prakarya, berkala dan khusus)

2) Penyedian alat pelindung diri dan keselamatan kerja

3) Penyiapan pedoman pencegahan dan penanggulangan keadaan darurat

4) Penempatan pekerja pada pekerjaan yang sesuai kondisi kesehatan

5) Pengobatan pekerja yang menderita sakit

6) Menciptakan lingkungan kerja yang higienis secara teratur, melalui

monitoring lingkungan kerja dari hazard yang ada

7) Melaksanakan biological monitoring

8) Melaksanakan surveilas kesehatan pekerja.

3. Tahap pemantauan dan Evaluasi

Pada dasarnya pemantauan dan evaluasi K3 di RS adalah salah satu fungsi

manajemen K3RS yang berupa suatu langkah yang di ambil untuk mengetahui

dan menilai sampai sejauh mana proses kegiatan K3RS itu berjalan, dan

mempertanyakan efektifitas dan efisiensi pelaksaaan dari suatu kegiatan K3RS

dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Pengertian Sistem Manajemen ...repository.sari-mutiara.ac.id/90/4/CHAPTER II.pdf · Terpenuhi syarat-syarat K3 di setiap unit kerja. 4. Terlindunginya

26

Pemantauan dan evaluasi meliputi :

a. Pencatatan dan pelaporan K3 terintegrasi ke dalam system pelaporan RS

(SPRS);

1. Pencatatan dan pelaporan K3

2. Pencatatan semua kegiatan K3

3. Pencatatan dan pelaporan KAK

4. Pencatatan dan pelaporan PAK

b. Inspeksi dan penguji

Inspeksi K3 merupakan suatu kegiatan untuk menilai keadaan K3 secara

umum dan tidak terlalu mendalam. Inspeksi K3 di RS dilakukan secara

berkala, terutama oleh petugas K3RS sehingga kejadian PAK dan KAK

dapat dicegah sedini mungkin. Kegiatan lain adalah pengujian baik terhadap

lingkungan maupun pemeriksaan terhadap pekerja berisiko seperti biological

monitoring (pemantauan secara biologis).

c. Melaksanakan audit K3

Audit K3 yang meliputi falsafah dan tujuan, administrasi dan pengelolaan,

karyawan dan pimpinan, fasilitas dan peralatan, kebijakan dan prosedur,

pengembangan karyawan dan program pendidikan, evaluasi dan

pengendalian.

Tujuan Audit K3 :

1) Untuk menilai potensi bahaya, gangguan kesehatan dan keselamatan

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Pengertian Sistem Manajemen ...repository.sari-mutiara.ac.id/90/4/CHAPTER II.pdf · Terpenuhi syarat-syarat K3 di setiap unit kerja. 4. Terlindunginya

27

2) Memastikan dan menilai pengelolaan K3 telah dilaksanakan sesuai

ketentuan

3) Menentukan langkah untuk mengendalikan bahaya pontesial serta

pengembangan mutu.

Perbaikan dan pencegahan didasarkan atas hasil temuan dari audit,

identifikasi, penilaian risiko direkomendasikan kepada manajemen uncak.

Tinjauan ulang dan peningkatan oleh pihak manajemen secara

berkesinambungan untuk menjamin kesesuaiandan keefektifan dalam

pencapaian kebijakan dan tujuan K3

2.5. Audit Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Audit SMK3 harus dilakukan secara berkala untuk mengetahui keefektifan

penerapan Sistem Manajemen K3. Audit harus dilaksanakan secara sistematik dan

independen oleh personal yang memilki kompetensi kerja dengan menggunakan

metodolofi oleh personal yang memilki kompotensi kerja dengan menggunakan

metodologi yang ditetapkan. Frekuensi audit harus ditentukan berdasarkan tinjauan

ulang hasil audit sebelumnya dan bukti sumber bahaya yang didapatkan ditrmpat

kerja. Hasil audit harus digunakan oleh pengurus dalam proses tinjauan ulang

manajemen (Elvi, 2015).

Audit (eksternal) dan manajemen review. Kegiatan ini untuk mengecek

kinerja sistem manajemen K3 secara keseluruhan apakah kebijakan, organisasi dan

sistem benar-benar telah mencapai hasil yang diharapkan. Disamping itu juga

kemungkinan adanya perubahan kebijakan pemerintah, perubahan struktur bisnis,

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Pengertian Sistem Manajemen ...repository.sari-mutiara.ac.id/90/4/CHAPTER II.pdf · Terpenuhi syarat-syarat K3 di setiap unit kerja. 4. Terlindunginya

28

pengembangan produk baru atau pengenalan teknologi baru. Ulasan kecelakaan harus

mencakup pelajaran belajar di tingkat manajemen. (Fuan, 2014).

Audit Internal SMK3 yang terjadwal dilaksanakan untuk memeriksa

kesesuaian kegiatan perencanaan dan untuk menentukan efektifitas kegiatan tersebut.

Audit internal SMK3 dilakukan oleh petugas yang independen, berkompeten, dan

berwenang. Laporan audit didistribusikan kepada pengusaha atau pengurus dan

petugas lain yang berkepentingan dan dipantau untuk menjamin dilakukannya

tindakan perbaikan. (PP 50 tahun 2012).

2.6. Kerangka Teori

Implementasi Sistem manjemen keselamatan dan kesehatan kerja rumah

sakit berdasarkan komitmen dan kebijakan, perencanaan,

pengorganisasian, penyelenggaraan, tinjauan ulang/audit K3:

1. Tingkat Penilaian Penerapan kurang

2. Tingkat Penilaian Penerapan baik

3. Tingkat Penilaian Penerapan memuaskan

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA