bab ii tinjauan pustaka a.perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/.../bab_ii1.pdf · 2019. 7. 3. · 5...

22
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan teori 1. Aplikasi Aplikasi adalah penggunaan dalam suatu komputer, intruksi (instruction) atau pernyataan (statement) yang disusun sedemikian rupa sehingga komputer dapat memproses input menjadi output (Jogiyanto, 1999;12). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia aplikasi adalah penerapan dari rancang sistem untuk mengatur data yang menggunakan aturan atau ketentuan bahasa pemrograman tertentu. Aplikasi (application) adalah software yang dibuat oleh suatu perusahaan komputer untuk mengerjakan tugas-tugas tertentu (Dhanta, 2009) .Salah satu aplikasi yang digunakan oleh komputer yaitu Microsoft Office. Microsoft Office adalah aplikasi untuk mengelola suatu proyek (Adi Kusrianto,2007).Microsoft office terdiri dari Microsoft Word, Microsoft Excel, Microsot Power Point dan Microsoft Access. 2. Microsoft Access a. Pengertian Microsoft Access Microsoft Access adalah sebuah program aplikasi untuk mengolah database (basis data) model relasional, karena terdiri dari lajur kolom yang kemudian disebut sebagai field dan lajur baris yang disebut sebagai record (Pahlevi,2011). Program ini juga merupakan suatu program yang familia dan dapat dimanfaatkan untuk merancang suatu sistem manajemen pencatatan dengan berbagai fasilitas yang tersedia. Microsoft Access merupakan suatu program aplikasi basis data komputer relasional yang digunakan untuk merancang, membuat dan mengolah berbagai jenis data dengan kapasitas yang besar.Aplikasi ini menggunakan mesin basis data Microsoft Jet Database Engine, dan juga menggunakan tampilan grafis yang intuitif sehingga memudahkan pengguna.

Upload: others

Post on 24-Jan-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/.../BAB_II1.pdf · 2019. 7. 3. · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan teori 1. Aplikasi Aplikasi adalah penggunaan

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan teori

1. Aplikasi

Aplikasi adalah penggunaan dalam suatu komputer, intruksi

(instruction) atau pernyataan (statement) yang disusun sedemikian rupa

sehingga komputer dapat memproses input menjadi output (Jogiyanto,

1999;12). Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia aplikasi

adalah penerapan dari rancang sistem untuk mengatur data yang

menggunakan aturan atau ketentuan bahasa pemrograman tertentu.

Aplikasi (application) adalah software yang dibuat oleh suatu

perusahaan komputer untuk mengerjakan tugas-tugas tertentu (Dhanta,

2009) .Salah satu aplikasi yang digunakan oleh komputer yaitu

Microsoft Office. Microsoft Office adalah aplikasi untuk mengelola

suatu proyek (Adi Kusrianto,2007).Microsoft office terdiri dari

Microsoft Word, Microsoft Excel, Microsot Power Point dan Microsoft

Access.

2. Microsoft Access

a. Pengertian Microsoft Access

Microsoft Access adalah sebuah program aplikasi untuk

mengolah database (basis data) model relasional, karena terdiri dari

lajur kolom yang kemudian disebut sebagai field dan lajur baris yang

disebut sebagai record (Pahlevi,2011). Program ini juga merupakan

suatu program yang familia dan dapat dimanfaatkan untuk

merancang suatu sistem manajemen pencatatan dengan berbagai

fasilitas yang tersedia. Microsoft Access merupakan suatu program

aplikasi basis data komputer relasional yang digunakan untuk

merancang, membuat dan mengolah berbagai jenis data dengan

kapasitas yang besar.Aplikasi ini menggunakan mesin basis data

Microsoft Jet Database Engine, dan juga menggunakan tampilan

grafis yang intuitif sehingga memudahkan pengguna.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/.../BAB_II1.pdf · 2019. 7. 3. · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan teori 1. Aplikasi Aplikasi adalah penggunaan

6

Microsoft Access merupakan sebuah database engine yang

walaupun sederhana namun mudah untuk digunakan. Fasilitas yang

disediakan tergolong lengkap dan sangat memadai untuk kebutuhan

studiatau kebutuhan bisnis dengan skala kecil menengah. (Mudah

Menguasai Microsoft Access 2007,2013) Kegunaan Microsoft

Access

b. Fungsi Microsoft Access

1) Untuk membuat basis data (database).

2) Untuk membuat program aplikasi jumlah peserta didik.

3) Untuk membuat program aplikasi gaji karyawan.

4) Untuk membuat program aplikasi penyimpan buku perpustakaan.

5) Untuk membuat program aplikasi absensi.

6) Untuk membuat program aplikasi persediaan barang.

c. Komponen Microsoft Access

1. Table

Table (tabel) adalah objek utama dalam sebuah database yang

digunakan untuk menyimpan sekumpulan data. Bentuk dasar

tabel itu sendiri terdiri dari field atau sering kita sebut column

(kolom) dan record atau juga biasa disebut row (baris).

2. Query

Query merupakan inti dari suatu database, yang dapat melakukan

berbagai fungsi yang berbeda. Fungsi querypada umumnya

adalah untuk mengambil data tertentu pada tabel. Data yang anda

inginkan biasanya tersebar pada beberapa tabel,

dengan query Anda dapat menampilkannya dalam

satu datasheet tanggal. Anda juga biasanya tidak ingin

menampilkannya sekaligus, Anda dapat menambahkan kriteria

untuk meng-filter data yang Anda ingin tampilkan. Query juga

biasanya digunakan sebagai sumber data bagi form dan report.

Query dibedakan menjadi 2 jenis dasar, yaitu :

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/.../BAB_II1.pdf · 2019. 7. 3. · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan teori 1. Aplikasi Aplikasi adalah penggunaan

7

a. Select Query hanya mengambil data dan menyiapkannya

agar dapat digunakan untuk ditampilkan dilayar, dicetak

atau pun di salin pada clipboard.

b. Action Query seperti namanya, akan melakukan apapun

pada data, seperti membuat tabel baru, menambahkan data

pada tabel yang telah ada, meng-update data, atau pun

menghapus data.

3. Form

Form digunakan untuk mengontrol proses masukan data (input),

menampilkan data (output), memeriksa dan memperbaharui data.

4. Report

Form digunakan untuk menampilkan data yang sudah dirangkum

dan mencetak data secara efektif.

5. Macros

Digunakan untuk mempercepat pengerjaan tugas-tugas yang

repetitive.

6. Modul

Digunakan untuk membuat prosedur atau fungsi baru dengan

VBA (Visual Basic For Application).

d. Tipe data dalam access :

1) Text (paling umum digunakan).

2) Memo (mirip dengan text)

3) Number (data numerik)

4) Date/time (nilai tanggal danwaktu

5) Currency (mata uang)

6) AutoNumber (angka urut danangka acak)

7) Yes/No (menampung 2jawaban pasti)

8) Ole Object (membuateksternal object)

9) Hyperlink (gabungan dari teksdan bilangan)

10) Lookup Wizard

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/.../BAB_II1.pdf · 2019. 7. 3. · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan teori 1. Aplikasi Aplikasi adalah penggunaan

8

e. Keuntungan dalam menggunakan database diantaranya yaitu :

1) Duplikasi data dapat diminimalkan

Duplikasi data dapat diminimalkan dan biasanya data yang

duplikat tersebut merupakan field kunci. Hal ini memang tidak

bisa dihindari, karena field kunci digunakan nantinya sebagai

key untuk hubungan antar table dan menyangkut integritas serta

independensi data.

2) Integritas data tingggi

Tingkat kevalidan data tinggi karena data yang sama saling

berelasi seingga apabila ada perubahan pada suatu data, data

yang sama di file yang lain otomastis juga berubah.

3) Independensi Data

Tingkat ketergantungan data sangat tinggi. Anda tidak bisa

melakukan perubahan terhadap suatu data, jika data tersebut

sedang dipakai oleh file lain.

4) Konsistensi data tinggi.

Ini berubunga dengan independensi data, sehingga tingkat

konsistensi data jadi tinggi.

5) Dapat berbagi (sharing) data.

Ini merupakan salah satu keunggulan pengelolaan data dengan

sistem database. Anda dapat berbagi dalam penggunaan file

baik bersifat jaringan maupun client server.

6) Tingkat keamanan tinggi

Adanya pemberian password dan hak akses pada suatu file

mengakibatkan hanya orang yang berhak saja yang bisa

mengakses file tersebut. Sehingga lebih aman.

7) Mudahnya mendapatkan data.

Proses mendapatkan data dan informasi pada database dapat

dilakukan dengan mudah, terutama menggunakan Structure

Query Language (SQL) yang merupakan standar bahasa dalam

DBMS.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/.../BAB_II1.pdf · 2019. 7. 3. · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan teori 1. Aplikasi Aplikasi adalah penggunaan

9

3. Bahasa Pemrograman

Bahasa pemrograman adalah perintah-perintah yang

dimengerti oleh komputer untuk melakukan tugas-tugas tertentu

(Kusrini,2007). Salah satu bahasa pemrograman yaitu visual basic,

bahasa pemrograman visual basic merupakan alat bantu untuk membuat

berbagai macam program komputer khususnya yang menggunakan

windows.

Dengan adanya visual basic perancangan akan lebih mudah

karena didukung oleh komponen-komponen pelengkap yang

mempunyai standar windows (Mukhoyyaroh, Titi.2006).Secara umum

ada beberapa manfaat yang diperoleh dari pemakaian program visual

basic 6.0 yaitu :

a) Dipakai dalam membuat program aplikasi berbasis windows.

b) Dipakai dalam membuat objek-objek pembantu program, seperti

fasilitas help, kontrol active x, aplikasi internet.

c) Digunakan untuk menguji program (Debugging) dan

menghasilkan program akhir EXE yang bersifat executable. Atau

dapat langsung dijalankan. (Yuswanto,2003)

Interface antar muka visual basic 6.0 berisi menu, toolbar,

toolbox, form, project explorer dan properti. Pembuatan program

aplikasi menggunakan visual basic dilakukan dengan membuat

tampilan aplikasi pada form, kemudian diberi script program di dalam

komponen-komponen yang diperlukan. Form disusun oleh komponen-

komponen yang berada di toolbox dan setiap komponen yang dipakai

harus diatur propertinya lewat jendela (property) (Setyadi,2014).

1. Model Pengembangan Air Terjun (Waterfall)

Pada tahun 1960-an dan 1970-an, proyek pengembangan

perangkat lunak merupakan pekerjaan yang sangat memakan biaya

dan waktu karena pengembangan perangkat lunak ini difokuskan

pada perencanaan dan pengendalian (Basili dan Musa,1991).

Kemunculan metode air terjun adalah untuk membantu mengatasi

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/.../BAB_II1.pdf · 2019. 7. 3. · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan teori 1. Aplikasi Aplikasi adalah penggunaan

10

kerumitan yang terjadi akibat proyek-proyek pengembangan

perangkat lunak (Boehm,1976). Sebuah model air terjun memacu tim

pengembang untuk memerinci apa yang seharusnya perangkat lunak

lakukan (mengumpulkan dan menentukan kebutuhan sistem) sebuah

sistem tersebut dikembangkan.

Kemudian metode ini memungkinkan pemecahan misi

pengembangan yang rumit menjadi beberapa langkah logis (desain,

kode, pengujian dan seterusnya) dengan beberapa langkah yang pada

akhirnya akan menjadi produk akhir yang siap pakai. Untuk

memastikan bahwa sistem bisa dijalankan, setiap langkah akan

membutuhkan validasi, masukan dan criteria yang ada. Paradigma

Entry-Task-Validation (ETVX) adalah kunci karakteristik dari model

air terjun dengan beberapa keuntungan. Paradigma ini

memungkinkan pelacakan yang lebih akurat dengan kemajuan proyek

dan mengidentifikasi dengan jelas apabila terjadi kesalahan.

Gambar 2. 1 Model pengembangan metode air terjun ( Waterfall)

Penggunaan metode pengembangan air terjun (waterfall)

memiliki kekurangan dan kelebihn. Berikut ini beberapa kelebihan

metode waterfall :

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/.../BAB_II1.pdf · 2019. 7. 3. · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan teori 1. Aplikasi Aplikasi adalah penggunaan

11

a) Proses menjadi lebih teratur, urutan proses perngerjaan

menggunakan metode ini menjadi lebih teratur dari satu tahap ke

tahap yang selanjutnya.

b) Dari sisi user juga lebih mengunutngkan karena dapat

merencanakan dan menyiapkan seluruh kebutuhan data dan

proses yang akan diperlukan.

c) Jadwal menjadi lebih menentu, jadwal setiap proses dapat

ditentukan secara pasti. Sehingga dapat dilihat jelas target

penyelesaian pengambangan program. Dengan adanya urutan

yang pasti, dapat dilihat pula proses uintuk setiap tahap secara

pasti. (Yurindra,2017)

Kelemahan metode waterfall :

a) Sifatnya kaku, sehingga susah untuk melakukan perubahan di

tengah proses.

b) Jika terdapat kekurangan proses atau prosedur dari tahap

sebelumnya, maka tahapan pengembangan harus dilakuakn mulai

dari awal. Hal ini akan memakan waktu yang cukup lama karena

jika proses sebelumnya belum selesai sampai akhir, maka proses

selanjutnya juga tidak dapat berjalan. Maka jika terdapat

kekurangan dari permintaan user, proses pengembangan harus

diketahui dari awal.

c) Membutuhkan daftar kebutuhan yang lengkap di awal, tapi jarang

konsumen bisa memberikan kebutuhan secara lengkap diawal.

d) Untuk menghindari pengulangan tahap dari awal, user harus

memberikan seluruh prosedur, data dan laporan yang diinginkan

mulai dari tahap awal pengembangan. Tetapi di banyak kondisi,

user sering melakukan permintaan di taap pertengahan

pengembangan sistem.

e) Dengan metode ini maka development harus dilakukan mulai dari

tahap awal. Karena development disesuaikan dengan design hasil

user pada saat tahap awal pengembangan.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/.../BAB_II1.pdf · 2019. 7. 3. · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan teori 1. Aplikasi Aplikasi adalah penggunaan

12

2. Uji BlackBox

Black-box testing adalah metode pengujian perangkat lunak

yang tes fungsionalitas dari aplikasi yang bertentangan dengan struktur

internal atau kerja. Penegtahuan khusus dari kode aplikasi/struktur

internal dan pengetahuan, pemrograman pada umumnya tidak

diperlukan. Uji coba blackbox berusaha untuk menemukan kesalahan

dalam beberapa kategori, diantaranya :

a) Fungsi-fungsi yang salah atau hilang

b) Kesalahan interface

c) Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal

d) Kesalahan kinerja

e) Kesalahan inisialisasi dan terminasi

Keunggulan Black-box :

a) Black box testing dapat menguji keseluruhan fungsionalitas

perangkat lunak

b) Black box testing dapat memilih subset test yang secara efektif dan

efisien dapat menemukan acak. Dengan cara ini blsckbox testing

dapat membantu memaksimalkan testing investment.

Kekurangan Black-box :

Ketika penguji melakukan black box testing, penguji tidak akan pernah

yakin apakah perangkat lunak yang diuji telah benar-benar lolos

pengujian (Liana,2015).

3. Uji TAM ( Technology Acceptance Model)

Venkatesh dan Davis (2000) menyatakan bahwa TAM

merupakan sebuah konsep yang dianggap paling baik dalam

menjelaskan perilaku user terhadap sistem teknologi informasi baru.

TAM merupakan model yang dianggap paling tepat dalam menjelaskan

bagaimana user menerima sebuah sistem.

Tujuan utama TAM adalah memberikan penjelasan tentang

penentuan penerimaan komputer secara umum, memberikan penjelasan

tentang perilaku atau sikap pengguna dalam suatu populasi (Davis

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/.../BAB_II1.pdf · 2019. 7. 3. · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan teori 1. Aplikasi Aplikasi adalah penggunaan

13

et.al., 1989). Model TAM yang dikembangkan dari teori psikologis,

menjelaskan perilaku pengguna komputer yaitu berlandaskan pada

kepercayaan (belief), sikap (attitude), keinginan (intention), dan

hubungan perilaku pengguna (user behaviour relationship) . Tujuan

model ini untuk menjelaskan faktor-faktor utama dari perilaku

pengguna terhadap penerimaan pengguna teknologi. Secara lebih

terinci menjelaskan tentang penerimaan TI dengan dimensidimensi

tertentu yang dapat mempengaruhi diterimanya TI oleh pengguna

(user). Model ini menempatkan faktor sikap dari tiap-tiap perilaku

pengguna dengan dua variabel yaitu kemudahan penggunaan (ease of

use) dan kemanfaatan (usefulness).

4. Klinik

Menurut Permenkes No 9 Tahun 2014 tentang klinik, klinik

merupakan salah satu fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan dasar atau secara umum dan spesialistik atau

secara umum dan spesialistik yang didirikan oleh beberapa tenaga

kesehatan dan dipimpin oleh seorang tenaga medis.

Jenis klinik berdasarkan jenis pelayanannya dibedakan menjadi dua

yaitu :

a) Klinik Pratama merupakan klinik yang menyelenggarakan

pelayanan medik dasar yang dilayani oleh dokter umum dan

dipimpin oleh seorang dokter umum. Berdasarkan perijinannya

klinik ini dapat dimiliki oleh badan usaha ataupun perorangan.

b) Klinik Utama Klinik utama merupakan klinik yang

menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik atau pelayanan

medik dasar dan spesialistik. Spesialistik berarti

mengkhususkan pelayanan pada satu bidang tertentu

berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ atau jenis

penyakit tertentu. Klinik ini dipimpin seorang dokter spesialis

ataupun dokter gigi spesialis. Berdasarkan perijinannya klinik

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/.../BAB_II1.pdf · 2019. 7. 3. · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan teori 1. Aplikasi Aplikasi adalah penggunaan

14

ini hanya dapat dimiliki oleh badan usaha berupa CV, ataupun

PT.

Sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan klinik

mempunyai beberapa kewajiban yang harus dilaksanakan agar dapat

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Berikut ini beberapa

kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pihak klinik diantaranya yaitu:

a) Memberikan pelayanan aman, bermutu, mengutamakan

kepentingan pasien, sesuai standar profesi, standar pelayanan

dan standar prosedur operasional;

b) Memberikan pelayanan gawat darurat pada pasien sesuai

kemampuan tanpa meminta uang muka terlebih

dahulu/mengutamakan kepentingan pasien;

c) Memperoleh persetujuan tindakan medis;

d) Menyelenggarakan rekam medis;

e) Melaksanakan sistem rujukan;

f) Menolak keinginan pasien yang tidak sesuai dengan standar

profesi, etika dan peraturan perundang-undangan;

g) Menghormati hak pasien;

h) Melaksanakan kendali mutu dan kendali biaya;

i) Memiliki peraturan internal dan standar prosedur operasional;

j) Melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan.

5. Diagnosa

Kondisi utama adalah suatu diagnosis atau pemeriksaan, yang

ditegakkan oleh dokter pada akhir pelayanan dan bertanggung jawab

atas kebutuhan sumber daya pengobatannya. Diagnosis sekunder

adalah diagnosis yang menyertai diagnosis utama pada saat pasien

masuk atau yang terjadi selama pasien mendapatkan pelayanan.

Komorbiditas adalah penyakit yang menyertai diagnose utama atau

kondisi pasien saat masuk dan membutuhkan pelayanan/asuhan khusus

setelah masuk dan selama perawatan. Komplikasi adalah penyakit yang

timbul dalam masa pengobatan dan memerlukan pelayanan tambahan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/.../BAB_II1.pdf · 2019. 7. 3. · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan teori 1. Aplikasi Aplikasi adalah penggunaan

15

sewaktu episode pelayanan, baik yang disebabkan oleh kondisi yang

ada atau muncul sebagai akibat dari pelayanan yang diberikan kepada

pasien. Pengkodean morbiditas sangat bergantung pada diagnosis yang

ditetapkan oleh dokter yang merawat pasien atau yang bertanggung

jawab menetapkan kondisi utama pasien, yang akan dijadikan dasar

pengukuran satistik morbiditas (Gemala Hatta, 2008). Diagnosa adalah

penyakit atau membedakan satu penyakit dengan yang lainnya

(Dorland, 2011)

6. Anatomi, fisiologi dan patofisiologi pada mata.

a) Pengertian mata

Mata adalah sistem optik yang memfokuskan sinar cahaya

pada fotoreseptor, yang mengubah energi cahaya menjadi impuls

saraf. (Essential Medical Terminology,2008) Dalam buku gangguan

dan kesehatan fungsi mata, disebutkan bahwa mata adalah alat

pancaindra yang digunakan untuk melihat dan mendeteksi adanya

cahaya, mata juga dapat digunakan untuk melihat objek yang ada di

sekitarnya atau objek yang sedang dipandanginya dalam keadaan

terang.

b) Bagian-bagian mata

Berikut ini bagian-bagian dari organ mata, yaitu (Essential Medical

Terminology,2008) :

1. Sclera, adalah lapisan luar bola mata berwarna putih yang keras

yang melindungi bagan dalam mata. Di depan sclera

membentuk bola transparan berkubah yang disebut kornea.

Kornea memiliki permukaan melengkung yang memfokuskan

cahaya masuk ke mata.

2. Uvea, adalah lapisan vaskular di bawah sclera. Uvea menyuplai

darah ke otot dan saraf di dalam mata dan memberi warna pada

mata. Uvea mengandung tiga struktur koroid yaitu koroid,

ciliary body dan iris.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/.../BAB_II1.pdf · 2019. 7. 3. · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan teori 1. Aplikasi Aplikasi adalah penggunaan

16

3. Koroid, adalah lapisan jaringan yang berpigmen gelap dan

mengandung banyak pembuluh darah kecil yang bertindak

untuk menyerap cahaya di dalam mata. Ini mencegah tidak

fokusnya gambar visual. Ciliary body adalah suatu ekstensi dari

koroid yang memungkinkan mata untuk fokus pada objek dari

berbagai jarak. Lanjutan dari coroid yaitu iris. pigmentasi iris

inilah yang menentukan warna mata. Di pusat iris terdapat pupil

yang sebagai pembuka, pupil mata mengembang dan

berkontraksi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata.

4. Retina, adalah bagian permukaan dalam koroid dan sel reseptor

yang peka cahaya. Retina mengandung batang dan kerucut yang

mendeteksi rangsangan-pho-topigments warna yang dikirim ke

otak.

5. Saraf optik, berfungsi membawa impuls dari retina ke area otak

yang bertanggung jawab untuk memproses informasi visual

6. Kelopak mata dan bulu mata berfungsi untuk melindungi bola

mata dari trauma fisik. Selaput tipis yang dikenal sebagai

konjungtiva menggariskan bagian dalam setiap kelopak mata.

7. Kelenjar lakrimal,berfungsi untuk menghasilkan air mata yang

menjaga mata agar tidak kering.

c) Contoh Penyakit pada mata :

1. Amblyopia yaitu kaburnya penglihatan tanpa adanya lesi

organic yang dapat terdeteksi pada mata.Gangguan penglihatan

ini berhubungan dengan kelainan di pusat penglihatan di otak di

mana satu pusat untuk mata tidak berkembang baik seperti mata

yang satunya. Penyakit ini sering terjadi pada anak-anak

dibawah umur 6 tahun, anak akan mengeluh sakit pada bagian

bola mata atau sakit kepala.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/.../BAB_II1.pdf · 2019. 7. 3. · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan teori 1. Aplikasi Aplikasi adalah penggunaan

17

2. Blepharitis yaitu radang pada kelopak mata. Penyakit bisa

disebabkan karena kadar minyak yang berlebihan yang

dihasilkan oleh kelenjar mata bisa juga karena jangkitan bakteri.

3. Katarak yaitu kekeruhan pada lensa mata atau kapsulnya. Tanda

dan gejala yang ditemukan pada penderita katarak adalah

penglihatan menjadi tidak jernih, penurunan tajam penglihatan,

saat malam ari penglihatan akan menjadi lebih silau terhadap

sinar yang datang, penderita akan merasakan penglihatannya

berkabut.

4. Konjungtivitis yaitu peradangan pada konjungtiva.

Konjungitivitis yang disebabkan oleh mikroorganisme

(terutama virus dan kuman atau campuran keduanya )

ditularkan melalui kontak udara. Terdapat beberapa bentuk

konjungitivitis tertentu yang terjadi pada kelompok usia

tertentu. Pada anak sering terjadi keratokonjungtivitis vernal

sedangkan keratokonjungtivitis atopik dan alergika sering

terjadi pada usia dewasa.

5. Glaucoma yaitu sekelompok penyakit mata yang ditandai oleh

peningkatan tekanan intraocular yang mengakibatkan perubahan

patologis pada diskus optikus dan defek lapang pandang yang

khas.

6. Nystagmus yaitu gerak bola mata yang cepat dan involunter

(horizontal, vertical, rotasional, atau campuran gabungan dari

dua tipe)

7. Presbyopia yaitu penurunan daya akomodasi lensa mata yang

terjadi secara normal bersamaan dengan pertambahan usia.

8. Ptosis yaitu pergeseran ke bawah atau jatuhnya suatu bagian

tubuh atau organ dalam

9. Tracoma yaitu penyakit kunjungtiva dan kornea yang menular,

menimbulkan fotofobia, nyeri dan lakrimasi yang disebabkan

oleh galur Chlamydia Trachomatis. Trachoma berkembang pada

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/.../BAB_II1.pdf · 2019. 7. 3. · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan teori 1. Aplikasi Aplikasi adalah penggunaan

18

infeksi ringan dengan folikel kecil pada konjungtiva kelopak

mata hingga menginvasi kornea, dengan jaringan parut dan

kontraksi yang bisa menyebabkan kebutaan.

10. Uveitis yaitu peradangan seluruh atau sebagian uvea. Uveitis

dapat disebabkan oleh peradangan terbatas pada saluran uveal,

manifestasi penyakit sistemik (autoimun,infeksi,kanker),

peluasan peradangan pada kornea dan sclera, trauma atau

idiopatik.

11. Astigmatism yaitu ametropia yang disebabkan oleh perbedaan

kelengkungan pada meridian permukaan refraktif mata yang

berbeda sehingga berkas cahaya tidak terfokus dengan baik

pada retina.

12. Chalazion yaitu massa kecil pada kelopak mata akibat

peradangan kelenjar meibom.

13. Hyperopyia yaitu kesalahan refraksi berupa terfokusnya berkas-

berkas cahaya yang memasuki mata sejajar sumbu optic di

belakang retina, akibat terlalu pendeknya diameter

anteroposterior bola mata.

14. Iritis yaitu suatu kondisi dimana terjadi peradangan pada bagian

iris.

15. Papilledema yaitu edema discus nervi optici.

16. Retinitis yaitu suatu kondisi dimana terjadi peradangan pada

bagian retina.

17. Retinoblastoma yaitu blastoma congenital ganas, dapat herediter

atau sporadic terdiri dari sel-sel tumor yang berasal dari

retinoblastoma.

18. Retinopathy yaitu semua penyakit bukan radang pada retina.

19. Strabismus yaitu juling; deviasi mata yang tidak bisa

dikompensasi oleh pengidapnya; sumbu visual antar-kedua

mata tidak sejajar, berbeda dengan posisi yang diperlukan untuk

mencapai keadaan fisiologisnya.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/.../BAB_II1.pdf · 2019. 7. 3. · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan teori 1. Aplikasi Aplikasi adalah penggunaan

19

7. Klasifikasi dan Kodefikasi Penyakit Masalah Terkait.

Dalam buku Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit

di Indonesia disebutkan bahwa koding adalah kegiatan pemberian

kodefikasi penyakit pada dokumen rekam medis dengan menggunakan

huruf atau angka atau kombinasi huruf dalam angka yang mewakili

komponen data. Klasifikasi penyakit dapat didefinisikan sebagai suatu

sistim penggolongan (kategori) di mana suatu kesatuan penyakit

(morbid entities) disusun berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.

ICD mempunyai tujuan untuk rekaman sistimatik, melakukan analisa,

interpretasi serta membandingkan data morbiditas dan mortalitas dari

negara yang berbeda atau antar wilayah dan pada waktu yang berbeda.

ICD digunakan untuk menterjemahkan diagnose penyakit dan masalah

kesehatan dari kata-kata menjadi kode alfa numerik yang akan

memudahkan penyimpanan, mendapatkan data kembali dan analisa

data.(ICD vol 2)

Sistem klasifikasi dapat berguna agar dalam mengatur

pencatatan, pengumpulan, penyimpanan, pengambilan, dan analisis

data kesehatan serta dapat membantu pengembangan dan penerapan

sistem pencatatan dan pengumpulan data pelayanan klinis pasien secara

manual maupun elektronik dapat dilakukan dengan mudah.

a. ICD-10 terdiri atas 3 Volume (Permenkes RI Nomor 27 Tahun

2014):

1) Volume 1

Volume 1 berisi daftar tabulasi dalam kode alfanumerik tiga atau

empat karakter dengan inklusi dan eksklusi, beberapa aturan

pengkodean, klasifikasi morfolosis neoplasma, daftar tabulasi

khusus untuk morbiditas dan mortalitas, definisi tentang

penyebab kematian serta peraturan mengenai nomenklatur.

2) Volume 2

Volume 2 berisi tentang petunjuk manual dan instruksi untuk

menggunakan ICD 10.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/.../BAB_II1.pdf · 2019. 7. 3. · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan teori 1. Aplikasi Aplikasi adalah penggunaan

20

3) Volume 3

Volume 3 berisi Indeks alfabetis, daftar komprehensif semua

kondisi yang ada di daftar Tabulasi (volume 1), daftar sebab luar

gangguan (external cause), tabel neoplasma serta petunjuk

memilih kode yang sesuai untuk bebagai kondisi yang tidak

ditampilakan dalam Tabular List.

b. Konvensi pengkodean dalam ICD-10:

1) Inclusion terms (Nama-nama inklusi)

Di dalam rubrik 3- dan 4-karakter bisa terdapat sejumlah

diagnosis di samping diagnosis utama. Mereka dikenal sebagai

‘inclusion terms’ (nama penyakit yang dilibatkan), yaitu contoh-

contoh diagnosis yang diklasifikasikan pada rubrik tersebut.

Nama ini bisa menunjukkan sinonim dari nama utama, atau

merupakan kondisi yang berbeda, walau pun ia bukan

subklasifikasi dari rubrik tersebut.

H55 Nystagmus and other irregular eye movements

Includes:nystagmus :

NOS

congenital

deprivation

dissociated

latent

2) Exclusion terms (nama-nama eksklusi)

Rubrik tertentu berisi daftar kondisi yang didahului

oleh kata-kata “Excludes” atau ‘kecuali’. Semua kondisi

klasifikasinya berada di tempat lain, namun namanya memberi

kesan bahwa mereka diklasifikasikan di rubrik tersebut.

Pengecualian umum untuk kelompok yang ada di dalam bab,

blok, kategori atau subkategori terdapat pada catatan berjudul

‘Excludes’ yang mengikuti judulnya.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/.../BAB_II1.pdf · 2019. 7. 3. · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan teori 1. Aplikasi Aplikasi adalah penggunaan

21

H01.0 Blepharitis

Excludes: blepharoconjunctivitis (H10.5)

3) Sistem ‘dagger’ dan ‘asterisk’

Kode yang utama untuk penyakit dasar diberi tanda

dagger (†); sedangkan kode tambahan untuk manifestasinya

diberi tanda asterisk (*). ICD mempunyai prinsip bahwa tanda

dagger adalah kode utama yang harus selalu digunakan, dan

asterisk sebagai kode tambahan kalau presentasi alternatif

diperlukan. Untuk pengkodean, tanda asterisk tidak boleh

digunakan sendirian. Statistik yang menggunakan kode dagger

dianggap sesuai dengan klasifikasi tradisional untuk presentasi

data mortalitas dan morbiditas serta aspek lain asuhan kesehatan.

4) “Not Other Specified (NOS)”

Kata NOS merupakan singkatan dari “not otherwise

specified”, yang memberikan kesan arti “tidak dijelaskan”.

Kadang-kadang suatu nama yang tidak jelas tetap

diklasifikasikan ke dalam rubrik yang berisi jenis kondisi yang

lebih spesifik. Ini dilakukan karena bentuk yang paling sering

terjadi pada suatu kondisi bisa lebih dikenal dengan nama

kondisi itu sendiri, sedangkan yang memenuhi syarat justru jenis

yang kurang umum.

H66.9 Otitis media, unspecified

Otitis media :

NOS

acute NOS

chronis NOS

5) “Not elsewhere classified (NEC)”

Kata-kata ini mempunyai arti ‘tidak diklasifikasikan di

tempat lain, kalau digunakan pada judul dengan tiga-karakter,

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/.../BAB_II1.pdf · 2019. 7. 3. · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan teori 1. Aplikasi Aplikasi adalah penggunaan

22

berfungsi sebagai peringatan bahwa variasi tertentu dari kondisi

ini bisa muncul di bagian lain dari klasifikasi. Misalnya:

H47.0 Disorders of optic nerve, not elsewhere classified

6) Point dash .– ‘T

Terdapat beberapa kasus yang karakter ke-4 pada

subkategori digantikan oleh ‘dash’ atau strip datar, misalnya:

H27 Other disorders of lens

Exclude: congenital lens malformations (Q12.-)

mechanical complications of intraocular lens (T85.2)

pseudophakia (Z96.1)

Ini menunjukkan bahwa ada karakter ke-4 yang harus

dicari di dalam kategori yang sesuai. Konvensi ini digunakan

pada daftar tabulasi dan pada indeks alfabet.

c. Kodefikasi Diagnosa Penyakit Mata

Menurut ICD-10 Volume 1 (WHO, 2010) struktur dan

kekhususan bab I pada Penyakit Mata. Pada bab ini berisi beberapa

blok sebagai berikut :

H00-H06 Penyakit pada kelopak mata, sistem lakrimal dan orbit

H10-H13 Penyakit pada konjungtiva

H15-H22 Penyakit pada sclera, kornea, iris dan ciliary body

H25-H28 Penyakit pada lensa mata

H30-H36 Penyakit pada koroid dan retina

H40-H42 Glaucoma

H43-H45 Penyakit pada vitreous body dan globe

H46-H48 Penyait pada saraf mata dan saluran penglihatan

H49-H52 Penyakit pada otot okular, gerakan binokular, akomodasi dan

refraksi

H53-H54 Gangguan penglihatan dan kebutaan

H55-H59 Penyakit lainnya pada mata dan adnexa

Indeks alfabet berisi beberapa istilah yang tidak termasuk dalam

jilid 1. Sebelum menetapkan kodefikasi penyakit, petugas kodefikasi

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/.../BAB_II1.pdf · 2019. 7. 3. · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan teori 1. Aplikasi Aplikasi adalah penggunaan

23

memerlukan pengetahuan prinsip klasifikasi dan pemberian kodefikasi

setelah melakukan latihan praktis.

Dibawah ini petunjuk sederhana untuk membantu pengguna ICD :

1) Identifikasi pernyataan yang akan diberi kode dan merujuk ke

seksi yang tepat pada indeks alphabet (bila pernyataan adalah

suatu penyakit atau cedera atau kondisi lain yang dapat

diklasifikasi pada bab I-XIX atau XXI dirujuk pada seksi 1 dari

indeks. Bila pernyataan adalah penyebab eksternal cedera atau

bahkan kejadian yang dapat diklasifikasi pada bab XX ke seksi II.

2) Cari letak lead term. Untuk penyakit dan cedera biasanya dalam

bentuk kata benda (noun) kondisi patologis. Tetapi bila

diekspresikan sebagai kata sifat (adjectives) atau eponym

diamsukkan dalam indeks sebagai lead term.

3) Baca dan ikuti tuntunan setiap catatan yang tampak di bawah lead

term.

4) Baca setiap istilah dalam tanda kurung sesudah lead term (modifier

ini tidak mempengaruhi nomor kode), setiap istilah yang terletak

identasi di bawah lead term (modifier ini dapat mempenagruhi

nomor kode), sampai seluruh kata diekspresikan dalam diagnose

yang dicatat.

5) Ikuti dengan hati-hati setiap rujukan silang (“see” dan “see also”)

yang ditemukan di indeks.

6) Rujuk ke daftar tabular untuk verifikasi kecocokan nomor kode

yang dipilih. Dengan catatan bahwa kode 3 karakter pada indeks

dengan dash pada posisi ke 4 berarti bahwa ada karakter ke 4 yang

dapat ditemukan pada buku jilid 1. Subdivisi dapat digunakan

dalam suplemen posisi karakter tidak di indeks dan bila digunakan

harus dicari di buku jilid 1.

7) Baca aturan setiap inclusion atau exclution term dibawah kode

yang dipilih atau dibawah bab, blok atau judul kategori.

8) Tentukan kode

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/.../BAB_II1.pdf · 2019. 7. 3. · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan teori 1. Aplikasi Aplikasi adalah penggunaan

24

Petunjuk yang spesifik untuk seleksi penyebab atau kondisi untuk

diberi kode, dan untuk kode kondisi yang dipilih ada pada seksi 4.

8. Keakuratan Kode

Pengetahuan koder akan tata cara koding serta ketentuan-

ketentuan dalam ICD-10 dalam menunjang keakuratan kode diagnosis

sangat diperlukan agar dapat menentukan kode dengan lebih akurat

(Kresnowati, 2013). Terdapat beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi akurasi kode diantaranya adalah tenaga medis dan

tenaga rekam medis.Penetapan diagnosis seorang pasien merupakan

kewajiban, hak, dan tanggung jawab dokter (tenaga medis) terkait.

Dokter sebagai penentu perawatan harus memilih kondisi

utama dan kondisi lain dalam periode perawatan. Berdasarkan

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006, tenaga rekam medis

sebagai tenaga pemberi kode bertanggung jawab atas keakuratan kode

dari suatu diagnosis yang telah ditetapkan sebagai oleh tenaga medis,

sebelum memberikan kode penyakit tenaga medis harus mengkaji data

rekam medis pasien untuk menemukan hal yang kurang jelas atau tidak

lengkap.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/.../BAB_II1.pdf · 2019. 7. 3. · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan teori 1. Aplikasi Aplikasi adalah penggunaan

25

B. Kerangka konsep

Keterangan

: Tidak Diteliti

: Diteliti

Gambar 2. 2 Kerangka Konsep

Dari kerangka konsep pada gambar 2.2 dapat dijelaskan bahwa konsep

awal (input) dari penelitian ini adalah kunjungan pasien di Klinik Malang Eye

Center, dimana pasien akan mendapatkan pemeriksaan, pengobatan serta

pelayanan kesehatan yang lain. Kemudian setelah pasien mendapat pelayanan,

dokumen rekam medis pasien akan dilakukan proses kodefikasi pada diagnosis

penyakit yang telah dituliskan dokter.Petugas melakukan pengkodean di Klinik

Malang Eye Center secara manual yaitu dengan berpedoman dengan buku ICD-10

Volume 3 dan Volume 1. Dengan adanya aplikasi kodefikasi elektronik penyakit

mata, diharapkan dapat membantu petugas dalam melakukan proses kodefikasi.

Dari pengkodean yang dilakukan dengan menggunakan aplikasi kodefikasi

elektronik penyakit mata tersebut diharapkan outputnya mampu mendapatkan

hasil kodefikasi yang akurat.

ICD-10 Volume 1,2 dan 3

Berkas rekam

medis pasien

penyakit mata

Petugas

kodefikasi :

Petugas rekam

medis

Kodefikasi

diagnose

penyakit mata

Kodefikasi diagnosis

penyakit mata yang

tidak tepat.

Kodefikasi

diagnosis penyakit

mata yang tepat

Pelaporan Morbiditas

Penyakit Mata Baik

Kualitas Mutu

Pelayanan Klinik

Menjadi lebih baik

Pembuatan Aplikasi Kodefikasi

Elektronik

Penyakit Mata

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/.../BAB_II1.pdf · 2019. 7. 3. · 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan teori 1. Aplikasi Aplikasi adalah penggunaan

26

C.Hipotesis

H0 :Tidak ada perbedaan keakuratan kodefikasi diagnosis penyakit mata

sebelum dan sesudah menggunakan aplikasi kodefikasi penyakit mata

berbasis dekstop.

H1 : Ada perbedaan keakuratan kodefikasi diagnosis penyakit mata sebelum

dan sesudah menggunakan aplikasi kodefikasi penyakit mata berbasis

dekstop