bab ii tinjauan pustaka a. diabetes mellitus 1. pengertianrepository.ump.ac.id/8288/3/rachmawati...
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Diabetes Mellitus
1. Pengertian
Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang ditandai
dengan hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas
metabolism karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh
penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau
keduanya dan menyebabkan komplikasi kronis, mikrovaskular,
makrovaskular, dan neuropati. (Yuliana, 2009). Kurangnya
pengetahuan, sikap, keyakinan serta kepercayaan terhadap penyakit
diabetes millitus menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi
seseorang tidak patuh terhadap diet diabetes millitus (Firma, 2014).
Diabetes mellitus sendiri merupakan sekelompok kelainan metabolik
yang diakibatkan oleh adanya kenaikan kadar glukosa darah dalam
tubuh/hiperglikemia (Smeltzer Hinkle & Cheever , 2010 ; Kumar ,
Abbas & Aster, 2013). Kadar glukosa darah secara normal berkisar
antara 70-120 mg/dL. Diagnosis DM ditemukan apabila kadar glukosa
sewaktu >200 g/dL, atau gula darah puasa >126 g/dL, tes toleransi
glukosa oral >200 mg/dL disertai gejala klasik diabetes yaitu poliuria ,
polidipsia, dan polifagia (Kumar, Abbas & Aster 2013).
Penerapan Pendidikan DIIT..., RACHMAWATI PUJI SETIORINI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
2. Klasifikasi
a. DM tipe I
DM tipe ini bergantung pada insulin (insulin dependent diabetes
mellitus )
b. DM tipe II
Diabetes tipe ini tidak bergantung pada insulin (non- insulin
dependent diabetes mellitus)
c. DM yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya
(Diabetes Mellitus karena obat-obatan , infeksi, defek genetic pada
kerja insulin, defek pankreatik eksokrin)
d. Diabetes Mellitus gestasional (gestasional diabetes mellitus)
DM yang berhubungan dengan kehamilan.
(Tim Dosen Keperawatan Medikal Bedah Indonesia, 2014)
3. Etiologi
a. DM tipe 1
Diabetes Mellitus tipe 1 ditandai oleh penghancuran sel beta
pankreas. Kombinasi faktor genetik , imunologi dan mungkin pula
lingkungan diperkirakan turut menimbulkan destruksi sel beta.
b. DM tipe 2
1) Usia (resistensi meningkat di usai 65 tahun)
2) Obesitas, makan berlebih, kurang olahraga, dan stress serta
penuaan
Penerapan Pendidikan DIIT..., RACHMAWATI PUJI SETIORINI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
3) Riwayat keluarga dengan Diabetes Mellitus.
(Tim Dosen Keperawatan Medikal Bedah Indonesia, 2014)
4. Manifestasi Klinis
Gejala diabetes mellitus tipe 2 dibedakan menjadi gejala akut dan kronik
menurut Subekti (2011). Gejala akut diabetes mellitus yaitu
a. Poliuria
Kadar glukosa darah yang tinggi akan menyebabkan penderita
diabetes mellitus lebih banyak mengeluarkan urin, terutama pada
malam hari.
b. Polidipsi
Peningkatan rasa haus sering dialami oleh penderita karena
banyaknya cairan yang keluar melalui sekresi urin lalu akan
berakibat pada terjadinya dehidrasi inrasel sehingga merangsang
pengeluaran ADH (Antidiuretik Hormone) dan menimbulkan rasa
haus.
c. Polifagia
Kalori yang dihasilkan dari makanan setelah di metabolisasikan
menjadi glukosa dalam darah, tidak seluruhnya dapat
dimanfaatkan sehingga penderita selalu merasa lapar.
d. Penurunan berat badan dan rasa lapar
Penurunan berat badan ini disebabkan karena penderita
kehilangan cadangan lemak dan otot digunakan sebagai sumber
Penerapan Pendidikan DIIT..., RACHMAWATI PUJI SETIORINI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
energi untuk menghasilkan tenaga akibat dari kekurangan
glukosa yang masuk ke dalam sel. Selain itu terdapat gejala
kronik pada penderita DM tipe 2 seperti gangguan saraf tepi
berupa kesemuatan, gangguan penglihatan (mata kabur), gatal ,
bisul, gangguan ginekologis berupa keputihan dan gangguan
ereksi
5. Patofisiologi
Hiperglikemia yang dialami penderita diabetes disebabkan oleh
beberapa faktor, sesuai dengan tipe dari diabetes secara umum. DM
tipe I biasanya ditandai oleh defisiensi insulin absout karena
keruasakan sel betha pankreas akibat serangan autiumun. Diabetes ini
paling sering berkembang pada anak-anak, bermanifestasi pada
pubertas dan memburuk sejalan dengan bertambahnya usia. Untuk
bertahan hidup diabetes tipe ini memerlukan insulin eksogen seumur
hidupnya.
Diabetes tipe II disebabkan oleh gabungan dari resistan perifer
terhadap kerja insulin dan respons sekresi insulin yang tidak adekuat
oleh sel beta pankreas (defisien insulin relatif). Kondisi tersebut dapat
terjadi karena beberapa faktor diantaranya genetik, gaya hidup dan diet
yang mengarah pada obesitas. Resistansi insulin dan gangguan yang
akan menyebabkan toleransi glukosa terganggu sekresi insulin akan
menyebabkan toleransi glukosa terganggu yang akan mengawali
Penerapan Pendidikan DIIT..., RACHMAWATI PUJI SETIORINI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
kondisi DM tipe II dengan manifestasi hiperglikemia (Ozougwu,
Obimba, Belonwu & Unakalamba, 2013).
Kondisi hiperglikemia pada pasien diabetes mellitus tersebut
bermanifestasi pada tiga gejala klasik diabetes yaitu 3P (polyuria,
polidipsia dan polifagia). Poliuria (sering buang air kecil) , akibat
kondisi hiperglikemia melampaui ambang reabsorbsi ginjal sehingga
menimbulkan glukosuria. Kondisi glukosuria selanjutnya
menyebabkan diuresis osmotik sehingga timul manifestasi banyak
buang air kecil.
Polidipsi (sering merasa haus), kondisi polydipsia sangat berkaitan
erat dengan poliuria , karena banyaknya pengeluargan cairan tubuh
melalui ginjal ditambah kondisi tubuh mengalami hiperosmolar akibat
peningatan glukosa dalam tubuh menyebabkan kondisi tubuh akan
mengalami penurunan cairan intrasel. Selanjutnya kondisi tersebut
menyebabkan stimulasi osmoreseptor pusat haus di otal sehingga
penderita diabetes mellitus sering mengeluh halus.
Polifagia (peningkatan nafsu makan), kondisi ini disebabkan
penurunan insulin mengakibatkan penggunaan glukosa oleh sel
menurun, sehingga menimbulkan pembentukan glukosa dari non-
karbohidrat yaitu dari protein dan lemak (lipolisis). Peningkatan
lipolisis dan katabolisme protein akan menyebabkan keseimbangan
energi negatif yang kemudian akan meningkatkan nafsu makan.
Penerapan Pendidikan DIIT..., RACHMAWATI PUJI SETIORINI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
6. Komplikasi
a. Diabetic Ketoasidosis
Akibat adanya gangguan pada sekresi hormone insulin, kerja
insulin atau oleh keduanya pada pasien DM tipe II dan kerusakan sel
beta pulau Langerhans pada DM tipe I, pasien DM akan mengalami
hiperglikemia akibat penurunan uptake glukosa ke dalam sel yang
diikuti pengingkatan lipolisis, gluconeogenesis di hepar dan
pemecahan protein. Peningkatan lipolisis dapat mengakibatkan
peningkatan oksidasi asam lemak bebas disertai pembentukan bend
aketon (asetoasetat hidroksibutirat dan aseton), benda keton keluar
melalui urin (ketonuria), peningkatan aseton dalam tubuh akan
menyebabkan bau napas seperti buah (aseton).
b. Sindrom hiperglikemik hiperosmolar nonketon (HNNK)
Peningkatan glukosa darah oleh gangguan sekresi insulin ,
resistensi insulin atau dapat mengakibatkan hiperglikemia berat
mencapai 300 mg/100 mL. Peningkatan glukosa akan
menyebabkan ambang batas ginjal untuk glukosa. Sehingga
muncul manifestasi glucosuria yang diikuti dengan diuresis
osmotik. Sebagai akibatn dari kehilangan cairan dan elektrolit yang
berlebih pasien akan mengalami dehidrasi dan kehilangan banyak
elektorlit, pasien dapat menjadi hipotensi dan mengalami syok.
Penerapan Pendidikan DIIT..., RACHMAWATI PUJI SETIORINI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
c. Gangguan mikrovaskular dan makrovaskular
Kekurangan insulin akan mengganggu jalur poliol (glukosa, sorbitol,
fruktosa) yang akhitnya menyebabkan penimbunan sorbitol.
Penimbunan sorbitol dalam lensa menyebabkan katarak dan
kebutaan. Sedangkan pada jaringan syaraf, penimbunan sorbitol dan
fruktosa dan penurunan kadar minionositol dapat berefek pada
kondisi nefropati.
B. Kadar Gula Darah
a) Pengertian
Kadar gula darah adalah tingkat gula di dalam darah,
konsentrasi gula darah atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat
di dalam tubuh. Hiperglikemia merupakan suatu kondisi medik berupa
peningkatan kadar glukosa dalam darah melebihi batas normal (Perkeni,
2015). Sedangkan, hipoglikemia merupakan keadaan dimana kadar gula
darah dalam keadaan rendah dari batas normal (Mc.Naughton, 2011).
b) Faktor yang mempengaruhi kadar gula darah
Faktor yang dapat mempengaruhi gula darah pada diabetes
mellitus adalah: kurang berolahraga, jumlah makanan yang dikonsumsi
bertambah, meningkatnya stress dan faktor emosi, cemas. Pengetahuan
diit diabetes mellitus, pertambahan berat badan dan usia , serta dampak
perawatan obat misalnya steroid.
Penerapan Pendidikan DIIT..., RACHMAWATI PUJI SETIORINI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
c) Cara pengukuran gula darah
Cara pengukuran glukosa darah yaitu pengambilan setetes darah dari
ujung jari tangan, darah tersebut di berikan pada strip pereaksi khusus
dan kemudian darah tersebut dibiarkan pada strip selama periode waktu
tertentu, biasanya antara 40-60 detik. Bantal pereaksi pada strip akan
berubah warnanya dan kemudian dapat dicocokan dengan peta warna
pada kemasan produk atau disisipkan kedalam alat pengukur yang
memperlihatkan angka digital kadar glukosa darah sewaktu maupun
puasa. Pemeriksaan kadar gula darah dengan menggunakan strip yang
dilakukan pada glucometer lebih baik dibandingkan tanpa glucometer
karena informasi yang diberikan lebih obyektif kuantitatif (Soegondo,
2009).
d) Metode pengecekan gula darah
Pertama, pemeriksaan gula darah lamgsung setelah berpuasa sepanjang
malam. Merupakan pemeriksaan gold standard untuk diagnosis DM.
Kedua, selama 10 jam berpuasa diambil untuk diperiksa untuk menilai
kemampuan tubuh dalam menangani kelebihan gula seusai minum cairan
berkadar glukosa tinggi dengan tes glukosa oral.
e) Nilai Kadar Gula darah sewaktu dan puasa
Menurut Perkeni (2015) kadar gula darah sewaktu dan puasa sebagai
patokan penyaring dan diagnosis DM (mg/dL) ialah: (Tabel 2.1)
Penerapan Pendidikan DIIT..., RACHMAWATI PUJI SETIORINI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
Jenis pemeriksaan kadar gula Bukan
DM
Belum
pasti DM
DM
Kadar gula sewaktu
(mg/dL)
Plasma vena <100 100-199 ≥200
Darah kapiler <90 90-199 ≥200
Kadar gula darah puasa
(mg/dL)
Plasma vena <100 100-125 ≥126
Darah kapiler <90 90-99 ≥100
f) Kriteria gula darah
Menurut Perkeni (2015) kadar gula darah sewaktu dan puasa sebagai
patokan dan diagnosis DM (mg/dL) yaitu : (Tabel 2.2)
Kriteria Baik Sedang Buruk
Gula Darah Puasa (mg/dL) 80-109 110-139 >140
Gula Darah sewaktu (mg/dL) 110-159 160-199 >200
C. Diet Diabetes Mellitus
1. Definisi
Diet diabetes mellitus merupakan pengaturan pola makan bagi
penderita diabetes mellitus berdasarkan jumlah, jenis dan jadwal
pemberian makanan (Sulistyowati, 2009). Prinsip diet bagi penderita DM
adalah mengurangi dan mengatur konsumsi karbohidrat sehingga tidak
menjadi beban bagi mekanisme pengaturan gula darah. Menjadi diabetes
sering segera dikaitkan dengan tidak boleh makan gula. Memang benar
Penerapan Pendidikan DIIT..., RACHMAWATI PUJI SETIORINI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
gula menaikan gula darah namun perlu diketahui bahwa semua makanan
juga bisa menaikkan kadar gula darah.
Pengaturan diit merupakan komponen utama keberhasilan
pengelolaan Diabetes Mellitus, akan tetapi mempunyai kendala yang
sangat besar yaitu kepatuhan seseorang yang menjalaninya. Prinsip
pengaturan makan pada penderita Diabetes mellitus hampir sama dengan
anjuran makan untuk orang sehat pada umumnya, yaitu makanan yang
beragam bergizi dan berimbang atau lebih dikenal dengan gizi seimbang
(sesuai kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu). Hal ini
sangat penting untuk ditekankan adalah pengaturan pola makan yang
disiplin dalam hal jadwal makan, jenis makanan dan jumlah makanan
atau lebih dikenal dengan istilah 3J. Pengaturan porsi makanan
sedemikian rupa diharapkan asupan gizi terpenuhi sepanjang hari. Hal
penting yang harus diperhatikan dalam perencanaan makan adalah
kebutuhan kalori ditentukan berdasarkan umur, jenis kelamin, berat badan
, aktifitas fisik, menyusui/kehamilan.
Konsensus pengelolaan dan pencegahan Diabetes mellitus di
Indonesia menetaplan empat pilar utama dalam pengelolaan DM yaitu
edukasi, diit, latihan jasmani dan pengobatan (farmakologi). Tetapi, yang
akan dilakukan dalam studi kasus kali ini adalah penerapan pola diit.
2. Terapi Nutrisi Medis (TNM)/Diit
Terapi nutrisi medis adalah hal yang sangat penting dalam mencegah
DM,mengelola DM jika sudah terjadi dan mencegah atau setidaknya
Penerapan Pendidikan DIIT..., RACHMAWATI PUJI SETIORINI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
memperlambat tingkat perkembangan kompikasi Diabetes mellitus
(ADA, 2008). Pada penatalaksanaan diit DM tipe 2 , penatalaksanaan diit
merupakana bagian utama secara total. Penatalaksanaan diit ini
ditekankan pada keteraturan dalam hal jumlah energi jenis makanan dan
jadwal makan (Perkeni, 2011).
Adapun penatalaksanaan diit yang harus dilakukan pada penderita
diabetes mellitus yaitu sebagai berikut:
a) Tujuan
Tujuan Diet Penyakit Diabetes Mellitus adalah membantu pasien
memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga untuk mendapatkan
kontrol metabolik yang lebih baik dengan cara:
1) Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal
dengan mengembangkan asupan makanan , insulin atau dengan
obat penurun glukosa oral dan aktivitas fisik.
2) Mencapai dan mempertahankan kadar lipida serum normal.
3) Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai
berat badan normal.
4) Menghindari atau menangani komplilkasi aku pasien yang
menggunakan insulin seperti hipoglikemia, komplikasi jangak
pendek dan jangka lama serta masalah yang berhubungan dengan
latihan jasmani.
5) Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi
yang optimal.
Penerapan Pendidikan DIIT..., RACHMAWATI PUJI SETIORINI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
(Almatsier, 2009)
b) Syarat Diet
Syarat-syarat diet penyakit Diabetes Mellitus adalah:
1) Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan
normal. Kebutuhan energi ditentukan dengan memperhitungkan
kebutuhan utnuk metabolism basal sebesar 25-30 % kkal/kg BB
normal , ditambah kebutuhan untuk aktivitas fisik dan keadaan
khusus , misalnya kehamlan atau laktasi serat tidaknya
kompilkasi. Makanan dibagi dalam 3 porsi besar, yaitu makan
pagi (20%) , siang (30 %) , dan sore (25 %) , serta 2-3 porsi kecil
untuk makanan selingan (masing-masing 10-15 %).
2) Kebutuhan protein normal , yaitu 10-15 % dari kebutuhan energi
total.
3) Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-25 % dari kebutuhan energi
total, dalam bentuk < 10 % dari kebutuhan energi total berasal
dari lemak jenuh, 10 % dari lemak tidak jenuh ganda, sedangkan
sisanya dari lemak tidak jenuh tunggal. Asupan kolesterol
makanan dibatasi , yaitu < 300 mg/hari.
4) Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan energi total ,
yaitu 60-70 %.
5) Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak
diperbolehkan kecualli jumlahnya sedikit sebagai bumbu, bila
kadar glukosa darah sudah terkendali, diperbolehkan
Penerapan Pendidikan DIIT..., RACHMAWATI PUJI SETIORINI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
mengkonsumsi gula murni sampai 5 % dari kebutuhan energi
total.
6) Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas. Gula alternatif
adalah pemanis selain sakarosa. Ada dua jenis gula alternative
yaitu yang bergizi dan tidak bergizi. Gula alternatif bergizi
adalah fruktosa, gula alkohol berupa sorbitol, mannitol dan
silitol, sedangkan gula alternatif hendaknya dalam terbatas.
Fruktosa dalam jumlah 20% dari kebutuhan energi total dapat
meningkatkan kolesterol dan LDL, sedangkan gula alkohol
dalam jumlah berlebih mempunyai pengaruh laksatif.
7) Asupan serat dianjurkan 25 g/hari dengan mengutamakan serat
larut air yang terdapat di dalam sayur dan buah. Menu seimbang
rata-rata memenuhi kebutuhan seratt sehari.
8) Pasien DM dengan tekanan darah normal diperbolehkan
mengkonsumsi natrium dalam bentuk garam dapur seperti orang
sehat, yaitu 3000 mg/hari. Apabila mengalami hipertensi, asupan
garam harus dikurangi.
9) Cukup vitamin dan mineral. Apabila asupan dari makanan cukup,
penambahan vitamin dan mineral dalam bentuk suplemen tidak
diperlukan.
(Almatsier,2009)
c) Kebutuhan kalori
Penerapan Pendidikan DIIT..., RACHMAWATI PUJI SETIORINI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
Cara untuk menentukan kebutuhan kalori pada penderita Diabetes
mellitus yaitu dengan memperhitungkan kebutuhan kalori basal yang
besarnya 25-30 kalori/kg BB ideal. Kebutuhan kalori ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor (Perkeni,2011) , antara lain:
1) Jenis Kelamin
Kebutuhan kalori pada wanita lebih kecil dari pada pria.
Kebutuhan kalori wanita sebesar 25 kal/kg BB dan untuk pria
sebesar 30 kal/kg BB.
2) Usia
Penderita DM pada usia diatas 40 tahun membutuhkan kalori
yang dikurangi 5% , untuk usia antara 40 sampai 59 tahun.
Sedangkan ,untuk usia 60 dan 69 tahun membutuhkan 10% dan
20% untuk usia diatas 70 tahun.
3) Berat Badan
Kebutuhan kalori pada penderita yang mengalami kegemukan
dikurangi sekitar 20-30% (tergantung tingkat kegemukan).
Sedangkan, untuk penderita yang kurus ditambah sebanyak 20-
30% sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan berat badan.
Makanan sejumlah kalori dengan komposisi tersebut dibagi
dalam 3 porsi besar yaitu untuk makan pagi (20%) , siang (30%)
dan sore(25) serta 2-3 porsi makanan ringan (10-15%).
Cara perhitungan kebutuhan kalori (Perkeni , 2015):
Penerapan Pendidikan DIIT..., RACHMAWATI PUJI SETIORINI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
Perhitungan berat badan ideal (BBI) menggunakan rumus Broca
yang di modifikasi
(1) Berat badan ideal = 90% x (TB dalam cm – 100) x 1 kg
(2) Bagi pria dengan tinggi badan dibawawah 160 cm dan
wanita dibawah 150 cm, rumus dimodifikasi menjadi: Berat
badan ideal (BBI) = (TB dalam cm-100)x 1 kg.
BB normal: BB ideal ± 10 %
Kurus: kurang dari BBI – 10%
Gemuk: lebih dari BBI + 10 %
(3) Perhitungan badan ideal menurut (IMT)
Indeks Massa Tubuh (IMT) dapat dihitung dengan rumus:
IMT = BB (kg) / TB (m2)
Klasifikasi IMT*
BB kurang < 18,5
BB Normal 18,5-22,9
BB lebih ≥ 23,0
(a) Dengan resiko 23,0-24,9
(b) Obes I 25,0 – 29,9
(c) Obes II ≥ 30
*WHO WPR/IASO/IOTF dalam the Asia-Pasific
Perspective : Redefining Obesity and its Treatment.
d) Pemilihan Jenis Makanan
Penerapan Pendidikan DIIT..., RACHMAWATI PUJI SETIORINI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
Penderita DM harus mengetahui dan memahami jenis makanan
apa yang boleh dimakan secara bebas , makanan yang harus dibatasi
dan makanan yang dianjurkan adalah makanan yang mengandung
sumber karbohidrat kompleks (seperti nasi, roti, mie, kentang,
singkong , ubi dan sagu). Untuk yang mengandung protein rendah
lemak (seperti ikan, ayam tanpa kulit, tempe , tahu dan kacang-
kacangan) dan sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk
makanan yang diolah dengan cara dipanggang , dikukus, direbus
dan di bakar.
Makanan yang perlu dihindari yaitu makanan yang mengandung
karbohidrat sederhana (seperti gula pasir,gula jawa,susu kental
manis,minuman botol manis, es krim, kue-kue trans, dan lemak
jenuh (seperti cake, makanan cepat saji, gorengan-gorengan) sera
tinggi natrium (seperti ikan asin, telur asin dan makanan yang
diawetkan (Almatsier, 2009).
Suyono (2011) , mengatakan bahwa untuk penderita diabetes
mellitus juga harus membatasi makanan dari jenis gula, minyak dan
garam. Makanan untuk diet DM biasanya kurang bervariasi,
sehingga banyak penderita DM yang merasa bosan, sehingga variasi
diperlukan agar penderita tidak merasa bosan. Hal itu diperbolehkan
asalkan penggunaan makanan penukar memiliki kandungan gizi
yang sama dengan makanan yang digantikan.
Penerapan Pendidikan DIIT..., RACHMAWATI PUJI SETIORINI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
Tabel 1. Jenis Diet Diabetes mellitus menurut kandungan energi,
protein , lemak dan karbohidrat. (Tabel 2.3)
Jenis Diet ENERGI
Kkal
Protein
G
Lemak
G
Karbohidrat
G
I 1100 43 30 172
II 1300 45 35 192
III 1500 51.5 36.5 235
IV 1700 55.5 36.5 275
V 1900 60 48 299
VI 2100 62 53 319
VII 2300 73 59 369
VIII 2500 80 62 396
D. Keperawatan Keluarga
1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-
ikatan kebersamaan dan ikatan emosional serta mengidentifikasikan diri
mereka sebagai bagaian dari keluarga (Friedman, 2010). Keluarga
merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-istri
atau suami, istri dan anaknya (Akhmadi,2009).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu
rumah tangga karena adanya hubungan darah,perkawinan atau adopsi.
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
Penerapan Pendidikan DIIT..., RACHMAWATI PUJI SETIORINI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah
satu atap dalam keadaan saling ketegantungan (Departemen Kesehatan
RI, 2014). Keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat mempunyai
arti yang strategis dalam menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas. Sistem keluarga merupakan sistem terbuka atau sistem
sosial yang hidup, terdiri dari beberapa sub-sub atau komponen yaitu
suami isteri, orangtua, anak, kakak adik (sibling), kakek- nenek-cucu,
dan sebagainya. Semua sistem ini saling berinteraksi membentuk
norma-norma atau ketentuan –ketentuan yang harus ditaati oleh seluruh
anggota keluarga tersebut.
2. Tipe Keluarga
Dalam (Friedman, 2010) disebutkan beberapa tipe keluarga yaitu:
a) Nuclear Family
Keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang tinggal
dalam satu rumah di tetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu
ikatan perkawinan, satu/keduanya dapat bekerja diluar rumah.
b) Exstended Family
Keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara, misalnya nenek,
kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c) Reconstitud Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-
Penerapan Pendidikan DIIT..., RACHMAWATI PUJI SETIORINI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
anaknya,baik itu bawaan dari perkawinan baru. Satu atau keduanya
dapat bekerja diluar rumah.
d) Middle Age / Aging couple
Suami sebagai pencari uang, istri dirumah atau kedua-duanya
bekerja dirumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena
sekolah atau perkawinan atau meniti karier.
e) Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak,
keduanya atau salah satu bekerja dirumah.
f) Single Parent
Satu orangtua sebagai akibat perceraian atau kematian
pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal dirumah atau diluar
rumah.
g) Dual Carier
Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa anak.
h) Commuter Married
Suami istri atau keduanya orang kaier dan tingal terpisah pada
jarak tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
i) Single Adult
Wanita atau pria yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
keinginan untuk menikah.
j) Three Generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
Penerapan Pendidikan DIIT..., RACHMAWATI PUJI SETIORINI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
k) Institutional
Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti.
l) Comunal
Satu rumah terdiri dari satu atau lebih pasangan yang monogami
dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan
fasilitas.
m) Group Marriage
Satu rumah terdiri atas orangtua dan keturunannya di dalam satu
kesatuan keluarga dan tiap individu adalah menikah dengan yang
lain dan semua adalah orangtua dari anak-anak.
n) Unmarried parent and child
Ibu dan anak dimana pernikahan tidak dikehendaki, anaknya di
adopsi.
o) Cohibing Couple
Dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa
pernikahan
3. Struktur Keluarga
(Menurut Murwani, 2008) struktur keluarga terdiri atas:
a) Pola dan proses komunikasi
Pola interaksi keluarga berfungsi untuk, membuat
anggota keluarga bersifat terbuka dan jujur ,selalu
menyelesaikan konflik keluarga berfikiran positif dan tidak
mengulang-ulang isu da pendapat sendiri.Komunikasi dalam
Penerapan Pendidikan DIIT..., RACHMAWATI PUJI SETIORINI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
keluarga bersifat agar anggota keluarga yakin dalam
mengemukakan sesuatu atau pendapat , apa yang disampaikan
jelas dan berkualitas , selalu meminta dan menerima umpan
balik sehingga anggota keluarga lain yang menerima pendapat
tersebut dapat mendengarkan dengan baik, memberikan umpan
balik dan melakukan validasi.
b) Struktur peran
Peran adalah perilaku yang dikaitkan dengan seseorang
yang memegang sebuah posisi tertentu , posisi mengidentifikasi
status atau tempat seseorang dalam suatu sistem sosial. Yang
dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam
masyarakat sebagai suami,istri , anak , orang tua dan
sebagainya. Tetapi kadang peran ini tidak dapat dijalankan oleh
masing-masing individu dengan baik. Misalnya sebagai orang
tua ketika salah seorang anggota keluarganya mengalami
gangguan jiwa maka sebagainya orang tua harus memberikan
dukungan dan perhatiannya bukan mengucilkannya.
c) Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan individu untuk
mengendalikan atau mempengaruhi sehingga mengubah
perilaku anggota keluarga yang lain kearah positif. Misalnya
ketika salah seorang anggota keluarga mengalami gangguan
jiwa maka orang tua mempunyai kemampuan untuk
Penerapan Pendidikan DIIT..., RACHMAWATI PUJI SETIORINI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
mempengaruhi dan sikap anggota keluarga yang lain kearah
yang positif. Ada beberapa macam tipe struktur kekuatan yaitu,
legitimate power (hak untuk mengontrol), referent power
(seseorang yang ditiru atau sebagai role model), reward power
(kekuasaan penghargaan) ,coercive power (kekuasaan paksaan
atau dominasi) dan affective power (kekuasaan afektif).
d) Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem , sikap dan kepercayaan
yang secara sadar atau tidak , mempersatujan anggota keluarga
dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu
pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma
adalah pola perilaku yang baik , menurut masyarakat
berdasarkan sistem nilai dalam keluarga.
4. Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga
mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan
dilakukan. (Freedman, 2010) membagi tugas keluarga dalam bidang
kesehatan yang harus dilakukan , yaitu:
a) Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya. Perubahan sekecil
apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung
menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga , maka apabila
menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya,
perubahan apa yang terjadi dan seberapa besar perubahanya.
Penerapan Pendidikan DIIT..., RACHMAWATI PUJI SETIORINI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
b) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi
keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama utnuk
mencari pertolongan yang tepat dan sesuai dengan keadaan
keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang
mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan
keluarga maka segera melakukan tindakan yang tepat agar masalah
kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi , terutama dalam
mengatasi gangguan jiwa keluarga harus mengambil tindakan
dengan segera agar tidak memperburuk keadaan klien. Jika
keluarga mempunyai keterbatasan sebaiknya meminta bantuan
orang lain di lingkungan sekitar keluarga.
c) Memberikan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit
terutama anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa atau
yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacar atau
usiannya yang terlalu muda. Perawatan inii dapat dilakukan
dirumah apabila keluarga memiliki kemampuan melakukan
tindakan untuk pertolongan pertama atau pergi ke pelayanan
kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar masalah yang
lebih parah tidak terjadi.
d) Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan
dan perkembangan kepribadian anggota keluarga .
e) Mempertahanka hubungan timbal balik antara keluarga dan
lembaga kesehatan (pemanfaatan lembaga kesehatan yang ada).
Penerapan Pendidikan DIIT..., RACHMAWATI PUJI SETIORINI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
5. Peran Keluarga
Peran adalah seperangkat tingkat laku yang diharapkan oleh lain
terhadap seseorang seseorang kedudukannya dalam suatu sistem
(Mubarak, 2009). Peran merujuk kepada beberapa set perilaku yang
kurang lebih bersifat homogen, yang didefinisikan dan diharapkan
secara normatif dari seseorang peran dala situasi social tertentu
(Mubarak, 2009). Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang
diharapkan oleh seseorang dalam konteks keluarga. Jadi peran keluarga
menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat kegiatan yang
berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan
individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari
keluarga, kelompok dan masyarakat (Setiadi, 2008).
Menurut Setiadi (2008) setiap anggota keluarga mempunyai peran
masing-masing. Peran ayah sebagai pemimpin keluarga yang
mempunyai peran sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung atau
pengayom , pemberi rasa aman bagi setiap anggota keluarga dan juga
sebagai anggota masyarakat kelompok sosial tertentu. Peran ibu
pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anak , pelindung
keluarga dan juga sebagi anggota masyarakat kelompok sosial tertentu.
Sedangkan peran anak sebagai pelaku psikososial sesuai dengan
perkembanan fisik, mental ,sosial dan spiritual.
6. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (2010) fungsi keluarga dibedakan menjadi 5 yaitu:
Penerapan Pendidikan DIIT..., RACHMAWATI PUJI SETIORINI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
a) Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal
keluarga, yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif
berguna untuk memenuhi kebutuhan psikosisoal terutama bagi
pasien gangguan jiwa. Keberhasilan melaksakan fungsi afektif
tampak pada kebahagian dan kegembiraan dari seluruh anggota
keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim
yang positif. Hal tersebut dapat diperlajari dan dikembangkan
melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga. Dengan demikian,
keluarga yang berhasil melaksakan fungsi afektif , seluruh anggota
keluarga dapat mengembangkan konsep diri positif.
Komponen yang dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan
fungsi afektif adalah:
1) Saling mengasih, cinta kasih, kehangatan , saling menerima ,
saling mendukung antara keluarga dengan anggota
keluarganya yang mengalami gangguan jiwa, sehingga
terciptakan hubungan yang hangat dan saling mendukung.
2) Saling menghargai, keluarga harus menghargai , mengakui
keberadaan dan hak anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa serta selalu mempertahankan iklim yang
positif.
Ikatan kekeluarga yang kuat dikembangkan melalui proses
identifikan dan penyesuaian pada berbagai aspek kehidupan
Penerapan Pendidikan DIIT..., RACHMAWATI PUJI SETIORINI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
anggota keluarga terutama pada anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa yang sangat membutuhkan perhatian dan dukungan
dari keluarganya. Keluarga harus mengembangankan proses
identifikasi yang positif sehingga anggota keluarga dapat meniru
tingkah laku yang positif tersebut.
b) Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang
dilalui setiap anggota keluarga, yang menghasilkan interaksi social.
Keluarga merupakan tempat setiap anggota keluarga untuk belajar
bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan yang dicapai anggota
keluarga melalui interaksi atau hubungan antara anggota keluarga
yang diwujudkan dalam sosialisasi.
c) Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi
kebutuhan anggota keluarga.
d) Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan
kesehatan, yaitu untuk mencegah dan merawat terjadinya penyakit.
Kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan
mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga
melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas
kesehatan keluarga . kesanggupan keluarga melaksankan
Penerapan Pendidikan DIIT..., RACHMAWATI PUJI SETIORINI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga
dilaksanakan. Keluarga yag dapat melaksanakan tugas kesehatan.
e) Fungsi Reproduksi
Untuk mempertahankan kontinuitas keluarga selama beberapa
generasi dan untuk keberlangsungan hidup masyarakat.
Penerapan Pendidikan DIIT..., RACHMAWATI PUJI SETIORINI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
E. Kerangka Konsep
Gambar 2.1 bagan kerangka konsep terjadi
hiperglikemia
Ambang reabsorbsi glukosa di
ginjal tinggi
glukosa
Diuresis osmotik
Poliuria
hipersomolar
Penurunan cairan intrasel
Stimulasi osmoreseptor pusat haus di otak
Polidipsi
Gangguan insulin relatif / absolut
Penggunaan glukosa oleh sel menurun
Glukogenesis:
- Lipolisis - proteolisis
Keseimbangan energi negatif dalam tubuh
Polifagia
Sumber : Kumar, Abbas & Aster, 2013 (dalam modifikasi)
BB Turun/BB naik
Ketidakseimbang nutrisi, kadar gula darah
Penerapan diit 3J
Penerapan Pendidikan DIIT..., RACHMAWATI PUJI SETIORINI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018