bab ii tinjauan pustaka a. kepemimpinan 1.repository.ump.ac.id/4282/3/bab ii_ivan...
TRANSCRIPT
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kepemimpinan
1. Pengertian Kepemimpinan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), kepemimpinan
mengandung arti “perihal pemimpin, cara memimpin‟.
pimpin/pim·pin/ v, berpimpin/ber·pim·pin/ v (dalam keadaan)
dibimbing; dituntun: yang buta dating, jari berpegangan (bergandengan)
tangan: dua sejoli itu turun dari mobil ~ tangan
memimpin/me·mim·pin/ v 1 mengetuai atau mengepalai (rapat,
perkumpulan, dan sebagainya): ia diserahi tugas ~ rapat itu; 2
memenangkan paling banyak: Singapura ~ kejuaraan renang pelajar
internasional; 3 memegang tangan seseorang sambil berjalan (untuk
menuntun, menunjukkan jalan, dan sebagainya); membimbing: ia berjalan
sambil ~ anaknya; 4 memandu: mualim ~ kapal asing itu masuk ke
pelabuhan; 5 melatih (mendidik, mengajari, dan sebagainya) supaya dapat
mengerjakan sendiri: ia ditugasi atasannya untuk ~ para calon pegawai
negeri;
terpimpin/ter·pim·pin/ v (dapat) dipimpin; terkendali;
pimpinan/pim·pin·an/ n hasil memimpin; bimbingan; tuntunan: berkat
~ nya, perusahaan itu mendapat kemajuan yang sangat pesat;
pemimpin/pe·mim·pin/ n 1 orang yang memimpin: ia ditunjuk
menjadi ~ organisasi itu; 2 petunjuk; buku petunjuk (pedoman): buku ~
montir mobil;~ produksi produser;
kepemimpinan/ke·pe·mim·pin·an/ n perihal pemimpin; cara
memimpin: mahasiswa tetap mendukung cara ~ nasional Presiden
Secara etimologi, kepemimpinan berasal dari kata dasar
pemimpin.(Tim Penyusun Pusat Bahasa, 2008: 1183)
Dalam bahasa Inggris, leadership yang berarti kepemimpnan, dari
kata dasar leader berarti pemimpin dan akar katanya to lead yang
terkandung beberapa arti yang saling erat berhubungan; bergerak lebih
awal, berjalan di awal, mengambil langkah awal, berbuat paling dulu,
memelopori, mengaahkan pikiran pendapat orang lain, membimbing,
Kepemimpinan Perspektif Pendidikan..., Ivan Fauzi, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
7
menuntun dan menggerakkan orang lain melalui
pengaruhnya(Mangunhardjana, 2008: 1).
Pengertian Kepemimpinan Menurut Para Ahli
(1) George R. Terry (1972 : 458): Pengertian Kepemimpinan menurut
George R. Terry adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang supaya
diarahkan mencapai tujuan organisasi.
(2) Stoner: Menurut Stoner, pengertian kepemimpinan adalah suatu
proses mengenai pengarahan dan usaha untuk mempengaruhi kegiatan
yang berhubungan dengan anggota kelompok.
(3) Jacobs dan Jacques (1990 : 281): Pengertian kepemimpinan menurut
Jacobs dan Jacques adalah sebuah proses memberi arti terhadap usaha
kolektif, dan mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang
diinginkan untuk mencapai sasaran.
(4) Sutarto (1998 : 25): Menurut Sutarto, pengertian kepemimpinan
adalah rangkaian kegiatan penataan berupa kemampuan
mempengaruhi perilaku orang lain adalah situasi tertentu agar
bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
(5) S.P.Siagian: Pengertian kepemimpinan menurut S.P.Siagian adalah
kemampuan dan keterampilan seseorang untuk menduduki jabatan
sebagai pimpinan dalam suatu pekerjaan untuk mempengaruhi
perilaku orang lain, terutama bawahannya supaya berpikir dan
bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku positif ini
memberikan sumbangna nyata dalam pencapaian tujuan organisasi.
Kepemimpinan Perspektif Pendidikan..., Ivan Fauzi, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
8
(6) Moejiono (2002 : 20): Pengertian kepemimpinan dimana menurut
moejiono bahwa kepemimpinan adalah sebagai akibat penagaruh satu
arah, karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu
yang membedakan dirinya dengan pengikutnya(Baharudin dan
Umiarso, 2012: 112)
2. Fungsi Kepemimpinan
Fungsi Kepemimpinan Secara Umum. Kepemimpinan memiliki
beberapa fungsi antara lain sebagai berikut:
1. Memprakarsai struktur organisasi
2. Menjaga koordinasi dan integrasi di dalam organisasi agar dapat
berjalan dengan efektif.
3. Merumuskan tujuan institusional atau organisasional dan menentukan
sarana serta cara-cara yang efisien dalam mencapai tujuan tersebut.
4. Mengatasi pertentangan serta konflik-konflik yang muncul dan
mengadakan evaluasi serta evaluasi ulang.
5. Mengadakan revisi, perubahan, inovasi pengembangan dan
penyempurnaan dalam organisais(Baharudindan Umiarso, 2012 : 86)
Pada hakikatnya, fungsi kepemimpinan terdiri dari dua aspek yaitu
sebagai berikut:
1. Fungsi Administrasi, yaitu mengadakan formulasi kebijaksanaan
administrasi dan menyediakan fasilitasnya.
Kepemimpinan Perspektif Pendidikan..., Ivan Fauzi, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
9
2. Fungsi Sebagai Top Manajement, adalah mengadakan planning,
organizing, staffing, directing, commanding, controling,
dsb.(Baharudindan Umiarso, 2012 : 53)
Fungsi Kepemimpinan Menurut Hadari Nawawi. Menurut Hadari
Hawawin (2010 : 90) bahwa fungsi kepemimpinan yaitu sebagai
berikut:
1. Fungsi Instruktif, adalah pemimpin sebagai komunikator yang
menentukan apa (isi perintah), bagiamana (cara mengerjakan
perintah), bilamana (waktu memulai, melaksanakan dan
melaporkan hasilnya), dan diman (tempat mengerjakan perintah)
agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Sehingga fungsi
orang yang dipimpin hanyalah melaksanakan suatu perintah.
2. Fungsi Konsultatif, adalah pemimpin menggunakan fungsi
konsultatif sebagai bentuk dari komunikasi dua arah untuk usaha
menetapkan keputusan yang membutuhkan pertimbangna dan
konsultasi dengan orang yang dipimpinnya.
3. Fungsi Partisipasi, adalah pemimpin dapat mengaktifkan
anggotanya dalam pengambilan keptuusan maupun dalam
melaksanakannya.
4. Fungsi Delegasi, adalah pemimpin memberikan pelimpahan
wewenang yang membuat atau sampai dengan menetapkan
keputusan. Fungsi delegasi merupakan kepercayaan seorang
Kepemimpinan Perspektif Pendidikan..., Ivan Fauzi, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
10
pemimpin kepada seorang yang diberikan pelimpahan wewenang
untuk bertanggung jawab.
5. Fungsi Pengendalian, adalah pemimpin dapat membimbing,
mengarahkan, koordinasi dan pengawasan terhadapa aktivitas
anggotanya
3. Unsur-unsur Kepemimpinan
Menurut Colin Turner (1998 : 95), ada 10 Unsur Penting dalam
Kepemimpinan, yaitu:
1. Integritas dan etika : muncul dari penyesuaian diri dengan prinsip
prinsip alam, klarifikasi nilai nilai dan pengembangan pribadi dan
profesional secara berkesinambungan.
2. Tujuan dan sasaran : muncul dari langkah menyusun pernyataan misi
pribadi seseorang, menyesuaikannnya dengan pekerjaan dan
menetapkan sasaran dalam kerangka kerja misi tersebut.
3. Energik dan antusiasme : berasal dari apa yang di cintai dan yakini.
4. Keberanian dan kekerasan hati : muncul dari pemahaman bahwa
kemajuan berarti melakukan kesalahan.
5. Upaya keras dan kepekaan prioritas : bermuasal dari pemahaman bahwa
seseorang tak akan mungkin mampu hanya lantaran kerja keras dalam
tugas yang ia cintai, tapi jika kerja keras tersebut pada tugas yang di
benci itu mungkin saja terjadi.
Kepemimpinan Perspektif Pendidikan..., Ivan Fauzi, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
11
6. Nonkonformisme dan kepercayaan diri : dimunculkan dari pengenalan
terhadap diri sendiri, pemahaman atas diri sendiri, percaya dan jujur
terhadap diri sendiri.
7. Persepsi dan kesabaran : muncul dari pemahaman atas apa yang di
yakini tapi tak diyakini orang lain dan bahwa lewat kesabaran,
kesadaran timbal balik, serta pemahamanlah hal itu bisa terjadi.
8. Apresiasi dan empati : bermuasal dari pemahaman bahwa seseorang
hanya bisa berkembang lewat orang lain.
9. Keyakinan dan komitmen : muncul dari pemahaman bahwa keyakinan
akan sesuatu adalah unsur yang lebih kuat ketimbang metode lain dan
bahwa komitmen adalah tolok ukur keterlibatan pada apa yang di yakini
itu.
10. Cinta dan perhatian : diambil dari pemahaman bahwa cinta terhadap
orang lain dan perhatian pada kebutuhan kebutuhan mereka adalah
energi paling potensial pada keberadaan kita. Satu satunya hal yang tak
pernah hilang dari kita adalah apa yang telah kita berikan kepada orang
lain.
4. Prinsip-prinsip Kepemimpinan
Tiga Prinsip Dasar Kepemimpinan menurut Ki Hajar Dewantara
diantaranya adalah:
1. Ing ngarsa sung tulada. Artinya, di depan memberi teladan. Pemimpin
harus menjadi contoh bagi anak buahnya
Kepemimpinan Perspektif Pendidikan..., Ivan Fauzi, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
12
2. Ing madya mangun karsa. Artinya di tengah membangun kehendak atau
niat. Pemimpin harus berjuang bersama anak buah.
3. Tut wuri handayani. Artinya, dari belakang memberikan dorongan. Ada
saatnya pemimpin membiarkan anak buah melakukan sendiri.
(Baharudin, 2012 : 23)
5. Tipe-tipe Kepemimpinan
Menurut Ngalim Purwanto (2008 : 35), ada Tiga Tipe kepemimpinan
yang pokok yaitu Tipe kepemimpinan Otokratis, Demokratis, Laissez faire.
1. Tipe Kepemimpinan Otokratis
Tipe kepemimpinan Otokratis ini meletakkan seorang pemimpin
sebagai sumber kebijakan. Pemimpin merupakan segala-galanya.
Bawahan dipandang sebagai orang yang melaksanakan perintah. Oleh
karena itu bawahan hanya menerima instruksi saja dan tidak
diperkenankan membantah maupun mengeluarkan ide atau pendapat.
Dalam posisi demikian anggota atau bawahan tidak terlibat dalam soal
keorganisasian. Pada tipe kepemimpinan ini segala sesuatunya
ditentukan oleh pemimpin sehingga keberhasilan organisasi terletak
pada pemimpin.
2. Tipe Kepemimpinan Demokratis
Tipe kepemimpinan ini memberikan tanggungjawab dan
wewenang kepada semua pihak, sehingga ikut terlibat aktif dalam
organisasi, anggota diberi kesempatan untuk memberikan usul serta
saran dan kritik demi kemajuan organisasi. Gaya kepemimpinan ini
Kepemimpinan Perspektif Pendidikan..., Ivan Fauzi, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
13
memandang bawahan sebagai bagian dari keseluruhan organisasinya,
sehingga mendapat tempat sesuai dengan harkat dan martabatnya
sebagai manusia. Pemimpin mempunyai tanggungjawab dan tugas
untuk mengarahkan, mengontrol dan mengevaluasi serta
mengkoordinasi.
3. Tipe Kepemimpinan Laissez faire
Pada prinsipnya gaya kepemimpinan ini memberikan kebebasan
mutlak kepada para bawahan. Semua keputusan dalam pelaksanaan
tugas dan pekerjaan diserahkan sepenuhnya kepada bawahan. Dalam
hal ini pemimpin bersifat pasif dan tidak memberikan contoh-contoh
kepemimpinan.(Ngalim Purwanto, 1992:48-50)
B. Pendidikan Islam
1. Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh pendidik kepada
terdidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju
kepribadian yang lebih baik, yang pada hakikatnya mengarah pada
pembentukan manusia yang ideal (Abudinnata, 2010 : 101) Manusia ideal
adalah manusia yang sempurna akhlaknya. Yang nampak dan sejalan
dengan misi kerasulan Nabi Muhammad saw, yaitu menyempurnakan
akhlaq yang mulia.
Dalam bahasa Inggris, pendidikan adalah education dan kata education
berasal dari kata educate yang berarti memberi peningkatan (to elicit, to
give rise to), dan mengembangkan (to evolve, to develop). Namun,
Kepemimpinan Perspektif Pendidikan..., Ivan Fauzi, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
14
education dalam pengertian yang sempit berarti perbuatan atau proses
perbuatan untuk memperoleh pengetahuan (McLoad, 1989). Sedangkan
pendidikan dalam arti luas dapat diartikan sebuah proses dengan metode-
metode tertentu sehingga individu memperoleh pengetahuan, pemahaman
dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan (Haryu Islamudin,
2012: 4)
Sedangkan menurut DR. Ahmad Munir, MA (Tafsir Tarbawi, 2010 :
38) menyebutkan bahwa penggunaan istilah “pendidikan dan pengajaran”
bukan merupakan dikotomi yang memisahkan kedua substansi tersebut,
melainkan sebuah nilai harus menjadi dasar bagi segala aktifitas proses
transformasi. Polaritas istilah lebih menunjukan pada sasaran yang ingin
dicapai dari sebuah proses.
Berangkat dari paradigma tersebut kemudian beliau mengaitkan
dengan beberapa istilah didalam Al Qur‟an yang mengacu pada terminologi
“pendidikan dan pengajaran”, diantaranya adalah tarbiyah, ta’lim, ta’dib
dan tazkiyah.
Islam sendiri adalah agama yang universal. Bukan agama yang hanya
sebatas ritual ibadah semata. Namun Islam adalah Way of Life (jalan
hidup), yang mencakup semua aspek kehidupan manusia, dari hal yang
sederhana sampai yang rumit. Jadi secara umum pendidikan Islam bisa
berarti apa saja yang bisa menjadikan seseorang menjadi muslim yang
sebenar-benarnya.
Kepemimpinan Perspektif Pendidikan..., Ivan Fauzi, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
15
Adapun yang dimaksud dengan pendidikan Islam sangat beragam, hal
ini terlihat dari definisi pendidikan Islam yang dikemukakan oleh beberapa
tokoh pendidikan berikut ini:
Prof.Dr. Omar Mohammad At-Toumi Asy-Syaibany mendefinisikan
pendidikan islam sebagai proses mengubah tingkah laku individu pada
kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya, dengan cara
pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai profesi di antara
profesi-profesi asasi dalam masyarakat. (Asy-Syaibany, 1979: 399)
Pengertian tersebut memfokuskan perubahan tingkah laku manusia
yang konotasinya pada pendidikan etika. Selain itu, pengertian tersebut
menekankan pada aspek-aspek produktivitas dan kreatifitas manusia dalam
peran dan profesinya dalam kehidupan masyarakat dan alam semesta.
Dr. Muhammad SA Ibrahimy (2000 : 123) mengemukakan pengertian
pendidikan islam sebagi berikut;
Islamic education in true sense of the term, is a system of education
which enables a man to lead his life according to the islamic ideology, so
that he may easily mould his life in according with tenent of islam.
Pendidikan lslam dalam pandangan yang sebenarnya adalah suatu sistem
pendidikan yang memungkinkan seseorang dapat mengarahkan
kehidupannya sesuai dengan cita-cita islam, sehingga dengan mudah ia
dapat membentuk hidupnya sesuai dengan ajaran islam.
Pengertian itu mengacu pada perkembangan kehidupan manusia masa
depan tanpa menghilangkan prinsip-prinsip islami yang diamanahkan oleh
Kepemimpinan Perspektif Pendidikan..., Ivan Fauzi, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
16
Allah kepada manusia, sehingga manusia mampu memenuhi kebutuhan dan
tuntutan hidupnya seiring dengan perkembangan iptek.
Dr. Muhammad Fadhil Al-Jamali (2005 : 76) memberikan pengertian
pendidikan islam sebagai upaya mengembangkan, mendorong, serta
mengajak manusia untk lebih maju dengan berlandaskan nilai-nilai yang
tinggi dan kehidupan yang mulia, sehingga terbentuk pribadi yang lebih
sempurna, baik yang berkaitan dengan akal, perasaan, maupun perbuatan.
2. Asas Pendidikan Islam
a. Pengertian asas pendidikan Islam
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, asas adalah dasar, suatu
landasan unutk melakukan sesuatu (2003). Asas juga dapat disebut
dengan fondasai (Fundation). Arif rachman (2009 : 45) berpendapat,
fondasi pendidikan adalah sesuatu yang memberikan dasar atau
landasan terhadap penyelenggraan sistem pendidikan yang dilakukan
masyarakat. Tentu saja pondasi pendidikan memuat nilai-nilai positif
yang diyakini kebenarannya oleh penyelenggara pendidikan agar
upaya penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan dapat berjalan
sesuyai harapan.
Pendidikan Islam, dilaksanakan berdasarkan asas-asas:
1. Melaksanakan perintah Allah SWT. dan Rasulullah SAW
“Barang siapa pergi untuk mencari suatu ilmu, maka Allah akan
memudahkan untuknya jalan ke surge” (HR. Ibnu Majah).
2. Beribadah kepada Allah SWT.
Kepemimpinan Perspektif Pendidikan..., Ivan Fauzi, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
17
3. Ikhlas dan mengharap ridha Allah SWT.
4. Ilmu yang benar dan diridhai Allah SWT.
3. Konsep Pendidikan Islam
Adapun konsep dasar pendidikan islam mencakup pengertian istilah
tarbiyah, ta‟lim dan ta‟bid. Abdurrahman An-Nahlawi mengemukakan
bahwa menurut kamus Bahasa Arab, lafaz At-Tarbiyah berasal dari tiga
kata, pertama, raba-yarbu yang berarti bertambah dan bertumbuh. Makna
ini dapat dilihat dalam Al-Qur‟an Surat Ar-Rum ayat 39. Kedua, rabiya-
yarba yang berarti menjadi besar. Ketiga, rabba-yarubbu yang berarti
memperbaiki, menguasai urusan, menuntun, menjaga dan memelihara.
Kata Tarbiyah merupakan masdar dari rabba-yurabbi-tarbiyatan.
Kata ini ditemukan dalam Al-Qur;an surat Al-Isra ayat 24.
ها كما ربػيان حم مة وقل رب ٱر لما جناح ٱلذل من ٱلرح وٱخفض
٤٢ ا صغري
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh
kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka
keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”.
Dr. Abdul Fattah Jalal, pengarang Min al-Usul at-Tarbiyah fii al-
islam (1977: 15-24) mengatakan bahwa istilah ta‟lim lebih luas dibanding
tarbiyah yang sebenarnya berlaku hanya untuk pendidikan anak kecil.
Yang dimaksudkan sebagai proses persiapan dan pengusahaan pada fase
pertama pertumbuhan manusia (yang oleh Langeveld disebut pendidikan
“pendahuluan”), atau menurut istilah yang populer disebut fase bayi dan
Kepemimpinan Perspektif Pendidikan..., Ivan Fauzi, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
18
kanak-kanak. Pandangan Fattah tersebut didasarkan pada dua ayat
sebagaimana difirmankan Allah SWT surat al-Isra ayat 24 dan As-Syuara
ayat 18.
فقون وٱلذين ءامنواح مش منون با جل با ٱلذين ل يؤ تع يس
ساعة لفي إن ٱلذين يارون ف ٱل أل حق لمون أنػها ٱل ىا ويع من
٨١بعيد ضلل “Firaun menjawab: “Bukankah kami telah mengasuhmu di antara
(keluarga) kami, waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal
bersama kami beberapa tahun dari umurmu.”(As Shura‟: 18)
Kata ta‟lim menurut Fattah merupakan proses yang terus menerus
diusahakan manusia sejak lahir. Sehingga satu segi telah mencakup aspek
kognisi dan pada segi lain tidak mengabaikan aspek afeksi dan
psikomotorik. Fattah juga mendasarkan pandangan tersebut pada
argumentasi bahwa Rasulullah saw, diutus sebagai Muallim, sebagai
pendidik dan Allah SWT sendiri menegaskan posisi Rasul-Nya yang
demikian itu dalam surat Al-Baqarah: 151.
ءايتنا كم لواح علي يت ا منكم رسول نا فيكم سل أر كما
تكونواح مة ويػعلمكم ما ل حك كتب وٱل ويػعلمكم ٱل ويػزكيكم
٨٥٨لمون تع“Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami
kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan menyucikan kamu dan
mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah (As Sunah), serta
mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.”
Kepemimpinan Perspektif Pendidikan..., Ivan Fauzi, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
19
Dalam Pandangan Syaikh Muhammad An-Naquib Al- Attas, ada
konotasi tertentu yang dapat membedakan antara term at-tarbiyah dari at-
ta‟lim, yaitu ruang lingkup at-ta’lim lebih universal dari pada ruang
lingkup at-tarbiyah, karena at-tarbiyah tidak mencakup segi pengetahuan
dan hanya mengacu pada kondisi eksistensial. Lagi pula, makna at-
tarbiyah lebih spesifik karena ditujukan pada objek-objek pemilikan yang
berkaitan dengan jenis relasional, mengingat pemilikan yang sebenarnya
hanyalah milik Allah semata. Akibatnya, sasarannya tidak hanya berlaku
bagi umat manusia, tetapi termasuk juga spesies-spesies lainnya.
Muhammad Nadi Al-Badri sebagaimana dikutip oleh Ramayulis
mengemukakan, pada zaman klasik, orang hanya mengenal kata ta‟dib
untuk menunjukkan kegiatan pendidikan. Pengertian seperti ini terus
digunakan sepanjang masa kejayaan islam, sehingga semua ilmu
pengetahuan yang dihasilkan oleh akal manusia pada masa itu disebut
adab, baik yang berhubungan langsung dengan islam seperti fiqh, tafsir,
tauhid, ilmu bahasa arab, dan sebagainya, maupun yang tidak berhubungan
langsung seperti ilmu fisika, filsafat, astronomi, kedokteran, farmasi, dan
lain-lain. Semua buku yang memuat ilmu tersebut dinamai kutub ala-adab.
Dengan demikian terkenallah Al-Adab Al-Kabir dan Al-Adab Ash-Shagir
yang ditulis oleh Ibnu Al-Muqaffa (w. 760 M).
Menurut Al-Attas, ta‟dib adalah pengenalan dan pengakuan yang
secara berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia tentang tempat-
tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan
Kepemimpinan Perspektif Pendidikan..., Ivan Fauzi, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
20
sedemikian rupa, sehingga membimbing ke arah pengenalan dan
pengakuan kekuasaan dan keagungan Tuhan di dalam tatanan wujud dan
keberadaannya.
Istilah yang paling relevan menurut Prof. Dr. Syed Muhammad al-
Naquib Al-Attas bukanlah tarbiyah dan bukan pula ta‟lim, melainkan
ta‟dib. Sementara Dr. Abdul Fattah Jalal beranggapan sebaliknya, karena
yang lebih sesuai menurutnya justru ta‟lim. Kendatipun demikian,
mayoritas ahli kependidikan islam tampaknya lebih setuju
mengembangkan istilah tarbiyah (yang memang berarti pendidikan,
education) dalam merumuskan dan menyusun konsep pendidikan islam
dibanding istilah ta‟lim (yang berarti pengajaran, instruction) dan ta‟dib
(yang berarti pendidikan khusus dan menurut Al-Attas berarti
pendidikan), mengingat cakupan yang dicerminkan lebih luas, dan bahkan
istilah tarbiyah sekaligus mengimplisitkan makna dan maksud yang
dicakup istilah ta‟lim dan ta‟dib. Selain itu, juga karena alasan historis
bahwasannya istilah yang dikembangkan sepanjang sejarah, terutama di
negara-negara yang berbahasa Arab, dan bahkan juga di Indonesia
ternyata istilah tarbiyah, menyusul kemudian istilah ta‟lim, dan jarang
sekali istilah ta‟dib dipergunakan.
4. Tujuan pendidikan islam
Tujuan pendidikan Islam tidak terlepas dari tujuan hidup manusia
dalam Islam, yaitu untuk menciptakan pribadi-pribadi hamba Allah yang
selalu bertakwa kepadaNya, dan dapat mencapai kehidupan yang
Kepemimpinan Perspektif Pendidikan..., Ivan Fauzi, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
21
berbahagia di dunia dan akhirat (sesuai yang tercantum di Surat Al-
Dzariat:56; Surat. ali Imran: 102).
٥٥بدون إنس إل ليع جن وٱل ت ٱل وما خلق“ Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku” (QS Adz Dzariyat : 56)
٨٠١لمون ول توتن إل وأنتم مس ۦأيػها ٱلذين ءامنواح ٱتػقواح ٱللو حق تػقاتو ي “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-
benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (Al Imran: 102)
Tujuan pendidikan Islam adalah tercapainya pengajaran,
pengalaman, pembiasaan, penghayatan dan keyakinan akan kebenarannya.
Sedangkan menurut Zakiyah Dzarajat, tujuan pendidikan Islam yaitu
membentuk insan kamil dengan pola taqwa dapat mengalami perubahan,
bertambah dan berkurang dalam perjalanan hidup seseorang. Oleh karena
itulah tujuan pendidikan Islam itu berlaku selama hidup untuk
menumbuhkan, memupuk, mengembangkan, memelihara dan
mempertahankan.
Dalam konteks sosiologi pribadi yang bertakwa menjadi rahmatan lil
„alamin, baik dalam skala kecil maupun besar. Tujuan hidup manusia
dalam Islam inilah yang dapat disebut juga sebagai tujuan akhir
pendidikan Islam.
Tujuan khusus yang lebih spesifik menjelaskan apa yang ingin
dicapai melalui pendidikan Islam. Sifatnya lebih praxis, sehingga konsep
Kepemimpinan Perspektif Pendidikan..., Ivan Fauzi, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
22
pendidikan Islam jadinya tidak sekedar idealisasi ajaran-ajaran Islam
dalam bidang pendidikan. Dengan kerangka tujuan ini dirumuskan
harapan-harapan yang ingin dicapai di dalam tahap-tahap tertentu proses
pendidikan, sekaligus dapat pula dinilai hasil-hasil yang telah dicapai.
Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam ialah
terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam,
pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan
kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada
Allah.
Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu
merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh
Allah. Tujuan hidup menusia itu menurut Allah ialah beribadah kepada
Allah. Seperti dalam surat Adz Dzariyat ayat 56 :
“ Dan tidaklah Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali supaya mereka
beribadah kepada-Ku”.
Jalal (2008: 43) menyatakan bahwa sebagian orang mengira ibadah
itu terbatas pada menunaikan shalat, shaum pada bulan Ramadhan,
mengeluarkan zakat, ibadah Haji, serta mengucapkan syahadat. Tetapi
sebenarnya ibadah itu mencakup semua amal, pikiran, dan perasaan yang
dihadapkan (atau disandarkan) kepada Allah. Aspek ibadah merupakan
kewajiban orang islam untuk mempelajarinya agar ia dapat
mengamalkannya dengan cara yang benar.
Kepemimpinan Perspektif Pendidikan..., Ivan Fauzi, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
23
Ibadah ialah jalan hidup yang mencakup seluruh aspek kehidupan
serta segala yang dilakukan manusia berupa perkataan, perbuatan,
perasaan, pemikiran yang disangkutkan dengan Allah.
Menurut al Syaibani (2009: 45), tujuan pendidikan Islam adalah :
1. Tujuan yang berkaitan dengan individu, mencakup perubahan
yang berupa pengetahuan, tingkah laku masyarakat, tingkah laku
jasmani dan rohani dan kemampuan-kemampuan yang harus
dimiliki untuk hidup di dunia dan di akhirat.
2. Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat, mencakup tingkah
laku masyarakat, tingkah laku individu dalam masyarakat,
perubahan kehidupan masyarakat, memperkaya pengalaman
masyarakat.
3. Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan
pengajaran sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai profesi, dan
sebagai kegiatan masyarakat.
Menurut al Abrasyi (2010: 24), merinci tujuan akhir pendidikan
islam menjadi
1. Pembinaan akhlak.
2. menyiapkan anak didik untuk hidup dudunia dan akhirat.
3. Penguasaan ilmu.
4. Keterampilan bekerja dalam masyrakat.
Menurut Asma Hasan Fahmi (2008: 73), tujuan akhir pendidikan
islam dapat diperinci menjadi :
1. Tujuan keagamaan.
2. Tujuan pengembangan akal dan akhlak.
Kepemimpinan Perspektif Pendidikan..., Ivan Fauzi, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
24
3. Tujuan pengajaran kebudayaan.
4. Tujuan pembicaraan kepribadian.
Menurut Munir Mursi (2008: 12), tujuan pendidikan islam menjadi:
1. Bahagia di dunia dan akhirat.
2. Menghambakan diri kepada Allah.
3. Memperkuat ikatan keislaman dan melayani kepentingan
masyarakat
4. Islam.
5. Akhlak mulia.
5. Prinsip-prinsip Pendidikan Islam
Prinsip-prinsip pendidikan itu sebagaimana dikemukakan Abudin
Nata (2012: 47) dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam:
1. Prinsip integrasi (tauhid)
Suatu prinsip yang seharusnya dianut adalah bahwa hanya ada
satu tuhan saja yang berhak disembah dan sekali-kali jangan
menyekutukanya dengan kesyirikan.
ن لٱب قال لق وإذ إن بٱللو رك يبػن ل تش ۥوىو يعظو ۦنو م
٨١ م عظيم ك لظل ٱلشر“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di
waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu
mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah)
adalah benar-benar kezaliman yang besar" (QS Luqman : 13) Dunia ini merupakan jembatan menuju kampung akhirat, karena
itu mempersiapkan diri secara utuh merupakan hal yang tidak dapat
dihindari agar masa kehidupan ini benar-benar bermanfaat untuk bekal
Kepemimpinan Perspektif Pendidikan..., Ivan Fauzi, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
25
diakhirat. Perilaku yang terididik dan nikmat Tuhan apapun yang
didapat dalam kehidupan harus diabdikan untuk mencapai kelayakan-
kelayakan itu terutama dengan mematuhi keinginan Tuhan. Pada surat
Al-Qashash:77 Allah SWT berfirman:
ار ٱل تغ فيما وٱب ول تنس نصيبك من خرة أ ءاتىك ٱللو ٱلد
غ ول تب ك سن ٱللو إل أح سن كما وأح يا ٱلدن
٧٧سدين مف إن ٱللو ل يب ٱل ض أر فساد ف ٱل ٱل”Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) kampung akhirat, dan janganlah kamu melupakan
kebahagiaanmu dari kenikmatan duniawi.”(QS.Al-Qashash:77).
Ayat ini menunjukkan bahwa pendidikan akan meletakkan porsi
yang seimbang untuk mencapai keseimbangan dunia dan akhirat.
2. Prinsip Keseimbangan
Prinsip keseimbangan merupakan kemestian, sehingga dalam
pengembangan dan pembinaan manusia tidak ada kepincangan dan
kesenjangan. Keseimbangan ini diartikan sebagai keseimbangan antara
berbagai aspek kehidupan. Keseimbangan antara material dan spritual,
unsur jasmani dan rohani. Pada banyak ayat al-Qur‟an Allah
menyebutkan iman dan amal secara bersamaan. Tidak kurang dari enam
puluh tujuh ayat yang menyebutkan iman dan amal secara bersamaan,
secara implisit menggambarkan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
Diantaranya adalah QS.Al-„Ashr:1-3:
Kepemimpinan Perspektif Pendidikan..., Ivan Fauzi, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
26
ن لفي خس إن ٱل ٨ر عص وٱل إل ٱلذين ءامنواح وعملواح ١ر إنس
ت وتػواصو لح ١ر اح بٱلصب حق وتػواصو اح بٱل ٱلص”Demi masa sesungguhnya manausia dalam kerugian, kecuali
mereka yang beriman dan beramal shaleh”.(QS Al „Ashr: 1-3).
3. Prinsip Kesetaraan
Prinsip ini menekankan agar di dalam pendidikan Islam tidak
terdapat ketidakadilan perlakuan, atau diskriminasi. Tanpa
membedakan suku, ras, jenis kelamin, status sosial, latar belakang, dsb.
Karena manusia diciptakan oleh tuhan yang sama yaitu Allah SWT.
Tertulis dalam ayat al-Quran surat al-Hujurat ayat 13, yakni:
ا شعوب نكم وأنثى وجعل نكم من ذكر أيػها ٱلناس إنا خلق ي
قىكم عند ٱللو أت رمكم إن أك اح ئل لتػعارفو وقػبا إن ٱللو
٨١ عليم خبري“Wahai manusia!sungguh, kami telah menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Sungguh yang paling mulia diantara kamu disisi Allah SWT adalah
yang paling bertaqwa. Sungguh , Allah SWT Maha Mengetahui, Maha
Teliti”.(QS AL Hujurat: 13)
4. Prinsip Pembaharuan
Prinsip pembaharuan merupakan perubahan baru dan kualitatif
yang berbeda dari hal sebelumnya. Serta diupayakan untuk
meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan tertentu pendidikan.
Menurut H.M,Arifin (2007 : 78) dalam proses pembaharuan umat Islam
Kepemimpinan Perspektif Pendidikan..., Ivan Fauzi, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
27
harus mampu menciptakan model-model pendidikan yang dapat
menyentuh beberapa aspek, yaitu yang mampu mengembangkan agent
of technology and culture.
5. Prinsip Demokrasi
Berasal dari kata demos; rakyat, cratein: pemerintah, prinsip ini
mengidealkan adanya partisipasi dan inisiatif yang penuh dari
masyarakat. Segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pendidikan seperti
sarana prasarana, infrastruktur, administrasi, penggunaan sarjana dan
sumber daya manusia lainnya hanya akan diperoleh dari masyarakat.
Prinsip pendidikan yang berbasis masyarakat ini sejalan dengan
undang-undang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa
pendidikan merupakan tanggung jawab pemerintah, orang tua dan
masyarakat.
6. Prinsip kesinambungan
Prinsip yang saling menghubungkan antara berbagai tingkat dan
program pendidikan
7. Prinsip Pendidikan Seumur Hidup (Long Life Education)
Prinsip ini bersumber dari pandangan mengenai kebutuhan dasar
manusia dalam kaitan keterbatasan manusia di mana manusia dalam
sepanjang hidupnya dihadapkan pada berbagai tantangan dan godaan
yang dapat menjerumuskan dirinya sendiri kejurang kehinasaan.
د أ د ال اللهح طحلبوا الحعلحم من الحمهح
Kepemimpinan Perspektif Pendidikan..., Ivan Fauzi, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
28
“Tuntutlah ilmu sejak dari buaian sampai liang lahat” (Al
Haditts)
Dalam hal ini dituntut kedewasaan manusia berupa kemampuan
untuk mengakui dan menyesali kesalahan dan kejahatan yang
dilakukan, di samping selalu memperbaiki kualitas dirinya,
sebagaimana firman Allah:
”Maka siapa yang bertaubat sesudah kezhaliman dan
memperbaiki dirinya maka Allah menerima tubatnya (QS.Al-
Maidah:39).
Dari prinsip-prinsip tersebut bisa ditambahkan lagi dengan
prinsip persamaan yang berakar dari konsep dasar tentang manusia
yang mempunyai kesatuan asal yang tidak membedakan derajat, baik
anatar jenis kelamin, kedudukan sosial, bangsa maupun suku, ras, atau
warna kulit dan prinsip keutamaan ditegaskan bahwa pendidikan
bukanlah hanya proses mekanik melainkan merupakan proses yang
mempunyai ruh di mana segala kegiatannya diwarnai dan ditujukan
kepada keutamaan-keutamaan. Keutamaan-keutamaan tersebut terdiri
dari nilai-nilai moral yang paling tinggi adalah tauhid. Sedangkan nilai
moral yang paling buruk dan rendah adalah syirik. Sehingga dengan
prinsip ini pendidik bukan hanya bertugas menyediakan kondisi belajar
bagi subjek didik, tetapi lebih dari itu turut membentuk kepribadiannya
dengan perlakuan dan keteladanan yang ditunjukkan oleh pendidik
tersebut.
Kepemimpinan Perspektif Pendidikan..., Ivan Fauzi, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
29
C. Kepemimpinan Islam
Secara umum, konsep kepemimpinan dalam Islam sebenarnya memiliki
dasar-dasar yang sangat kuat dan kukuh.ia dibangun tidak saja oleh nilai-nilai
transcendental, namun telah dipraktikan sejak berabad-abad yang lalu oleh
Nabi Muhammad SAW.,para sahabat dan al Khulafa al Ar rasyidin. Pijakan
kuat yang bersumber dari Al Qur‟an dan sunnah serta dengan bukti
empiriknya telah menempatkan konsep kepemimpinan dalam Islam sebagai
salah satu model kepemimpinan yang diakui dan dikagumi oleh dunia
Internasional.
Dalam Islam, mengangkat seorang pemimpin sangat dianjurkan,
bahkan ketika dalam suatu kelompok yang berjumlah dua atau tiga orang
diperintahkan untuk mengangkat salah satunya untuk dijadikan seorang
pemimpin dalam membangun keserasian social,sebab dengan peranti inilah
sebuah tatanan social mampu diciptakan dengan tertib. Dari titik tolak ini,
figur seorang pemimpin menjadi sorot tajam dari semua pihak sehingga segala
perilaku, karakter, kapabilitas dan kemampuan menjadi sisi-sisi urgen untukan
menentukan sosok pemimpin.
Secara etimologi kepemimpinan Islam adalah khilafah, imamah dan
imarah yang mempunyai makna daya memimpin, kualitas seorang pemimpin
atau tindakan dalam memimpin.sedangkan secara terminology kepemimpinan
adalah suatu kemampuan untuk mengajak orang lain untuk mencapai tujuan-
tujuan tertentu yang telah ditetapkan. (Baharuddin dan Umiarso, 2012 : 80).
Dengan kata lain kepemimpinan adalah upaya untuk mentransformasikan
Kepemimpinan Perspektif Pendidikan..., Ivan Fauzi, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
30
semua potensi yang terpendam menjadi kenyataan. Akan tetapi term yang
sudah lazi dipakai dalam khazanah Islam adalah term seperti khalifah, ulul
amri, imam dan malik.(Baharuddin dan umiarso, 2012 : 81).
Ada beberapa gelar simbolik pemimpin dalam Islam menurut DR. M.
Dhiauddin Rais dalam bukunya teori politik Islam (2011 : 18).
1. Imam
Laqab atau gelar yang pertama ialah Imam. Ibnu Manzhur, pengarang
Lisanul Arab, mengatakan dalam materi atau kata dasar a-ma-ma sebagai
berikut.
Al Amm berarti tujuan atau maksud. Imam berarti yang diikuti, baik
sebagai kepala atau selainya.
هم عواح كل أناس م ند يو بإم بو فمن ئك فأوحل ۦبيمينو ۥأوت كت
٧٨ا لمون فتيل ول يظ رءون كتبػهم يق“ (Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap umat dengan
pemimpinnya; dan barangsiapa yang diberikan kitab amalannya di tangan
kanannya maka mereka ini akan membaca kitabnya itu, dan mereka tidak
dianiaya sedikitpun” (QS Al Isra‟: 71)
Berulangkali juga kata Imam dihubungkan dengan kata shalat dan
Islam, sehingga mendapatkan suatu makna dan konotasi yang spesifik,
ditambah dengan makna-makna terdahulu, bahkan konotasi inilah yang
lebih banyak beredar. Kemudian meluas sampai mencakup kepemimpinan
dalam melaksanakan segala kewajiban agama. Oleh karena itu, Ar Razi
telah mendefinisikan kata Al Imam sebagai “semua yang diteladani dalam
agama” (ar Razi hlm. Jilid 1 hlm. 710)
Kepemimpinan Perspektif Pendidikan..., Ivan Fauzi, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
31
2. Khalifah
Awal penyebutanya adalah kepada Abu Bakar As Sidiq ra., ketika
terpilih setelah baiat di as Saqifah, untuk menggantikan Rasulullah SAW.
dalam memimpin umat Islam dan memelihara kemaslahatan mereka. Ibnu
Khaldun dalam Al Muqaddimah hlm 159 pasal ke 26 mengatakan
“Adapun penamaanya sebagai khalifah (penerus atau pengganti), karena
dia menggantikan Nabi Muhammad SAW. dalam mengurus ummatnya.
Maka dikatakan khalifah secara mutlak dan juga khalifah rasulullah.
3. Amirul Mu’minin
Pertama kali diberikan kepada khalifah Islam ke dua yaitu „Ummar
Ibnul Khattab ra. Dikatakan bahwa ada seorang kurir membawa berita
kemenagan Islam dari beberapa delegasi dan masuk madinah menanyakan
Umar, “Mana Amirul Mu‟minin?. Dan didengarkan oleh sahabat-
sahabatnya.mereka menganggap baik dan mengatakan, “Demi Allah kamu
tepat sekali menyebutkan namanya. Sungguh itu benar-benar Amirul
Mu‟minin”. (M. Dhiauddin Rais, 2012 : 73).
Lantas mereka memanggilnya dengan gelar tersebut dan tersebar luas
dalam pergaulan rakyat, serta diwarisi oleh khalifah-khalifah setelahnya.
D. Penelitian Terdahulu
Dalam sebuah kajian literatur kitab-kitab klasik, terhadap
kepemimpinan Islam di UIN, dapat dielaborasi 30 dimensi kepemimpinan
Islami. Jika dibandingkan dengan teori kepemimpinan transformasional yang
baru berkembang abad 20, ternyata teori tersebut mempunyai item-item yang
Kepemimpinan Perspektif Pendidikan..., Ivan Fauzi, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
32
relevan dengan kepemimpinan Islami. Kepemimpinan transformasional
menggunakan pendekatan dari unsur atasan, bawahan dan interaksi.
Kepemimpinan Islam mempunyai keunggulan, yaitu menggunakan
pendekatan ketuhanan dan moral spiritual, selain tiga unsur dalam
kepemimpinan transformasional, yaitu :
1. Pengaruh idealisasi (Idealize influence)
Yaitu suatu sikap yang dekat dengan kharisma yang ditunjukkan
dengan sikap, tujuan, tekad dan kepercayaaan pada orang lain. Ini
ditunjukkan oleh kriteria para ulama bahwa pemimpin harus mempunyai
kewibaan, kejujuran, keadilan, keberanian dan ketegasan.
2. Motivasi inspirasional (Inspirational motivation)
Yaitu perilaku yang menunjukkan motivasi yang memberikan
inspirasi kepada bawahan. Seorang pemimpin memiliki kemampuan
berbicara secara menarik dan menyenangkan. Ini ditunjukkan oleh kriteria
para ulama bahwa pemimpin harus chusnul ibaraoh seperti yang
disampikan al Farabi, yaitu baik cara berkomunikasi dengan bawahannya,
sehingga mereka termotivasi. Begitu pula al Ghazali dan Ibnu Khaldun
yang mengharuskan pemimpin dapat mengayomi anak buahnya supaya
termotivasi mengembangkan diri. Karena tugas pemimpin adalah
menciptakan kebaikan dalam urusan dunia di samping urusan akhirat.
Kepemimpinan Perspektif Pendidikan..., Ivan Fauzi, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
33
3. Motivasi intelektual (Intelektual motivation)
Yaitu perilaku pemimpin yang memberikan ide-ide baru, inovatif
dalam menyelesaikan persoalan. Karena itu pemimpin harus berilmu dan
cerdas seperti yang disyaratkan semua ulama.
4. Pertimbangan individu (Individualized consideration)
Yaitu perilaku yang menunjukkan perhatian kepada bawahannya
dengan mendengar secara aktif, mengetahui kebutuhan anak buah, serta
memberdayakannya. Ini ditunjukkan oleh kriteria para ulama tentang
kedekatan dengan rakyat/bawahannya. Kedekatan tersebut dalam rangka
mengetahui persoalan yang dihadapi, kemudian dicarikan solusi dan
momotivasinya, selain itu juga seorang pemimpin harus menjadi tauladan,
sehingga masyarakat merasa kagum, percaya, setia, hormat terhadap
pemimpinnya.
Factor atau indikator kepemimpinan Islam:
1. Kemampuan Manajerial
Faktor/indikator kemampuan manajerial ini merupakan
indikator yang paling menonjol dalam mengukur variabel
kepemimpinan Islami
2. Etos kerja
Nabi menganjurkan umat Islam selalu bekerja keras agar dapat
menjadi tangan yang di atas, karena sebagaimana sabdanya,
“Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah”, termasuk
memberikan zakat dan sedekah. Seseorang tidak dapat menjadi posisi
Kepemimpinan Perspektif Pendidikan..., Ivan Fauzi, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
34
muzaki (tangan di atas) jika tidak mempunyai harta yang banyak
sebagai hasil dari kerja kerasnya. Kerja kerasini dapat dibudayakan
sejak dini. Adapun proses pembudayaan kerja keras dapat dilakukan
dengan banyak cara (Shein 2004: 300-301) antara lain dengan
pemodelan peran, yakni keteladanan, seorang pemimpin yang bekerja
keras akan ditiru oleh bawahannya.
3. Kemuliaan Akhlak
Indikator kemulyaan akhlak ini dapat mengukur kepemimpinan
Islami. Indikator ini meliputi item kejujuran, kesantunan dalam
berkata, dan kerendahan hati.
4. Pengetahuan Agama
Faktor/indikator pengetahuan agama dapat digunakan untuk
mengukur kepemimpinan Islami. Jika merujuk pendapat al Ghazali,
bahwa ilmu agama merupakan ilmu fardu ain yang wajib dipelajari
oleh setiap mukmin, dan semua ulama mensyaratkan seorang
pemimpin harus memahami pengetahuan agama sebagai sumber
dalam bertindak dan berperilaku.
5. Kemampuan Intelektual
Al Quran menekankan pentingnya ilmu, baik itu ilmu yang
fardlu ain maupun yang fardlu kifayah. Dalam tafsir al Misbah
(Shihab,2005,vol.4:362) dijelaskan bahwa Allah menjadikan manusia
sebagai khalifah dengan meninggikan derajat akal, ilmu, dan lain-lain.
Kepemimpinan Perspektif Pendidikan..., Ivan Fauzi, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
35
Jadi, ayat tersebut menunjukkan bahwa seorang pemimpin harus
mempunyai keunggulan, agar dapat mempengaruhi orang lain.
6. Perhatian Pada Bawahan
Nabi menganjurkan agar setiap muslim saling menasihati
(HR.Muslim)
Tidak dikatakan sempurna Islamnya jika seorang pemimpin tidak
mengembangkan bawahannya untuk menambah pengetahuan baru.
Hadits Nabi ”Islam yang sempurna adalah menyelamatkan saudara
sesama muslim dengan lisan dan tangannya” (HR.Muslim).
Menyelamatkan dapat diartikan menyelamatkan dari ketidaktahuan
dan ketertinggalan, baik meningkatkan pengetahuannya maupun
keterampilannya.
7. Pengendalian Emosi.
Ekspresi kesal, ini sangat tidak dianjurkan dalam Islam.
Bahkan Islam mengajarkan bersikap sabar dalam kondisi apapun, dan
memerangi hawa nafsu termasuk emosi merupakan jihad yang
terbesar. Allah memberikan konsep agar berhati lemah-lembut, karena
jika bersikap keras dan kasar maka mereka pasti akan menjauh, jika
mereka berbuat kesalahan maka seorang pemimpin hendaknya
memaafkannya (QS.3:159).
Simpulan, Jika dibandingkan dengan teori modern tentang
kepemimpinan transformasional, maka nampak perbedaan yang
mendasar, yaitu kepemimpinan transformasional menggunakan
Kepemimpinan Perspektif Pendidikan..., Ivan Fauzi, Fakultas Agama Islam UMP, 2017
36
pendekatan dari unsur atasan, bawahan dan interaksi keduanya,
sedangkan pendekatan kepemimpinan Islami lebih luas, yaitu
menggunakan pendekatan kemanusiaan yang mempunyai karakter
keagamaan dan moral spirit, selain tiga unsur dalam kepemimpinan
transformasional.
Dalam kaitannya dengan pengembangan studi empiris, Hasil
studi ini memberikan kontribusi untuk pengembangan lembaga
pendidikan Islam kedepan maupun organisasi keagamaan lainnya,
guna tercapainya kinerja organisasi yang baik. Implikasi praktik dari
studi ini adalah kepemimpinan yang dapat dikembangkan di dalam
segala aspek kehidupan. Baik dalam lingkup Negara, organisasi,
lembaga pendidikan maupun lingkup keluarga.
Kepemimpinan Perspektif Pendidikan..., Ivan Fauzi, Fakultas Agama Islam UMP, 2017