bab ii tinjauan pustaka a. penelitian terdahulueprints.umm.ac.id/38482/3/bab ii.pdf · terdapat...

16
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sitty (2013) tentang Penentuan Harga Pokok Produksi Pada PT. Dimembe Nyiur Agripro didapatkan kesimpulan bahwa sebaiknya perusahaan menggunakan metode variable costing dalam menghitung harga pokok produksi, karena dalam metode variable costing hanya menghitung biaya berkaitan dalam proses produksi. Sedangkan dalam full costing terdapat biaya-biaya tetap seperti biaya overhead pabrik tetap yang tidak berubah dengan adanya perubahan dalam proses produksi, sehingga hanya biaya variable yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan. Fergiawan (2015) menganalisis tentang penghitungan harga pokok produksi dengan metode full costing sebagai dasar penentuan harga jual pada UKM Rengginang Sari Ikan Sumenep. Hasil penelitian didapatkan bahwa dalam penghitungan harga pokok produksi yang selama ini dilakukan masih sangat sederhana. Terdapat biaya overhead yang belum dihitung dalam proses produksi. Setelah dilakukan penghitungan haraga pokok produksi menggunakan metode full costing, hasilnya lebih akurat karena dengan biaya yang lebih terinci,harga pokok produksi yang ditetapkan juga akan lebih tepat yang juga berpengaruh terhadap penentuan harga jual dan laba yang dihasilkan. Hasil Hasil penelitian Galuh (2015) yang menganalisis tentang penghitungan harga pokok produksi pada pabrik tahu Sari Langgeng Kutoarjo dengan menggunakan metode full costing dapat diambil kesimpulan bahwa

Upload: others

Post on 27-Oct-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38482/3/BAB II.pdf · terdapat perbedaan perhitungan antara metode full costing dengan metode ... Hasil penelitian

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sitty (2013) tentang

Penentuan Harga Pokok Produksi Pada PT. Dimembe Nyiur Agripro didapatkan

kesimpulan bahwa sebaiknya perusahaan menggunakan metode variable costing

dalam menghitung harga pokok produksi, karena dalam metode variable costing

hanya menghitung biaya berkaitan dalam proses produksi. Sedangkan dalam full

costing terdapat biaya-biaya tetap seperti biaya overhead pabrik tetap yang tidak

berubah dengan adanya perubahan dalam proses produksi, sehingga hanya biaya

variable yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan.

Fergiawan (2015) menganalisis tentang penghitungan harga pokok

produksi dengan metode full costing sebagai dasar penentuan harga jual pada

UKM Rengginang Sari Ikan Sumenep. Hasil penelitian didapatkan bahwa dalam

penghitungan harga pokok produksi yang selama ini dilakukan masih sangat

sederhana. Terdapat biaya overhead yang belum dihitung dalam proses

produksi. Setelah dilakukan penghitungan haraga pokok produksi menggunakan

metode full costing, hasilnya lebih akurat karena dengan biaya yang lebih

terinci,harga pokok produksi yang ditetapkan juga akan lebih tepat yang juga

berpengaruh terhadap penentuan harga jual dan laba yang dihasilkan.

Hasil Hasil penelitian Galuh (2015) yang menganalisis tentang

penghitungan harga pokok produksi pada pabrik tahu Sari Langgeng Kutoarjo

dengan menggunakan metode full costing dapat diambil kesimpulan bahwa

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38482/3/BAB II.pdf · terdapat perbedaan perhitungan antara metode full costing dengan metode ... Hasil penelitian

7

terdapat perbedaan perhitungan antara metode full costing dengan metode

perusahaan. Pada perhitungan harga pokok produksi dengan metode full costing

harga pokok produksi yang dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan

perhitungan harga pokok produksi dengan metode perusahaan.

Hasil penelitian dengan judul analisis full costing dan variable costing

dalam perhitungan harga pokok produksi pada usaha Moulding Karya Mukti

Samarinda, dapat diketahui total harga pokok produksi persatuan lebih besar

menggunakan metode full costing dibandingkan dengan metode variable

costing. Dari perhitungan harga pokok produksi yang masih sederhana

diharapkan perusahaan menentukan harga pokok produksi dengan

menambahkan biaya overhead pabrik didalamnya. (Anshar, 2014)

Penelitian ini digunakan untuk mendiskripsikan perhitungan harga pokok

produksi yang tepat pada Perusahaan Tahu ADMA. Manfaat yang diambil dari

penelitian terdahulu untuk peneliti adalah untuk mendukung penelitian dengan

cara membahas rumusan masalah untuk melakukan analisis data, sehingga dapat

mengatasi masalah yang dihadapi oleh perusahaan dalam menentukan harga

pokok produksi.

B. Landasan Teori

1. Akuntansi Biaya

Perusahaan selalu berhadapan dengan biaya yang harus dan akan

dikeluarkan. Oleh karenanya biaya yang merupakan pengorbanan bagi

perusahaan harus bisa dikendalikan dengan baik agar semua pengeluaran bisa

direncanakan dengan efisien.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38482/3/BAB II.pdf · terdapat perbedaan perhitungan antara metode full costing dengan metode ... Hasil penelitian

8

Mulyadi (2005: 7) menyatakan akuntansi biaya merupakan akuntansi

yang membicarakan tentang penentuan kos dari suatu barang yang diproduksi

oleh perusahaan dalam rangka memenuhi pesanan ataupun mengisi

persediaan yang akan dijual. Dengan demikian pengertian akuntansi biaya

tidak terlepas dari dua pengertian yakni akuntansi dan biaya.

Akuntansi biaya merupakan proses pencatatan, penggolongan,

peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa

dengan cara-cara tertentu serta penafsiran terhadapnya. Proses pencatatan,

penggolongan, peringkasan, penyajian serta penafsiran informasi biaya

adalah tergantung untuk siapa proses tersebut ditujukan. Proses akuntansi

biaya dapat ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai luar perusahaan.

Akuntansi biaya mempunyai 3 (tiga) tujuan pokok, yakni sebagai

penentuan kos produksi, pengendalian biaya dan pengambilan keputusan

khusus. Untuk memenuhi tujuan penentuan kos produk, akuntansi biaya

mencatat, menggolongkan dan meringkas biaya-biaya pembuatan produk

atau penyerahan jasa. Akuntansi biaya bertugas untuk memantau apakah

pengeluaran biaya yang sesungguhnya sesuai dengan biaya yang seharusnya.

Kemudian, akuntansi biaya menganalisis penyimpangan biaya sesungguhnya

dengan biaya seharusnya dan menyajikan informasi mengenai penyebab

terjadinya selisih tersebut. Akuntansi biaya untuk untuk pengambilan

keputusan khusus menyajikan biaya masa yang akan datang yang merupakan

bagian dari akuntansi manajemen.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38482/3/BAB II.pdf · terdapat perbedaan perhitungan antara metode full costing dengan metode ... Hasil penelitian

9

2. Penggolongan Biaya

Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang

dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Dalam hubungan dengan

sesuau yang dibiayai menurut Mulyadi (2005: 14) dalam buku yang berjudul

“Akuntansi Biaya” biaya dapat dikelompokan menjadi 2 (dua) golongan

antara lain :

a. Biaya Langsung (Direct Cost)

Biaya yang terjadi karena adanya sesuatu yang dibiayai, biaya langsung

tidak akan terjadi apabila sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada. Biaya

produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja

langsung.

b. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)

Biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai.

Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut sebagai

biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik yang tidak

mudah ditelusuri pada objek biaya yang bersangkutan.

3. Klasifikasi Biaya

a. Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk

mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.

Garrison et al (2014:26) berpendapat bahwa sebagian besar perusahaan

manufaktur membagi biaya produksi ke dalam tiga kategori besar, yaitu :

1) Biaya Bahan Baku Langsung

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38482/3/BAB II.pdf · terdapat perbedaan perhitungan antara metode full costing dengan metode ... Hasil penelitian

10

Bahan baku langsung atau direct material merupakan bahan baku

yang menjadi bagian utama dari produk jadi dan dapat ditelusuri secara

fisik ke produk tersebut. Biaya bahan baku langsung adalah segala

biaya yang dikeluarkan guna mengadakan bahan baku utama yang

akan diproses menjadi barang jadi, keberadaannya dapat ditelusuri

secara fisik dan dilaporkan secara eksplisit dalam penghitungan harga

pokok produksi.

Untuk mengetahui berapa besaran harga bahan baku, perlu

diketahui elemen-elemen yang membentuk bahan baku tersebut,

seperti : kos bahan yang dibeli, biaya angkut pembelian dan kemasan

barang (kontainer).

Misalnya kedelai yang dibeli untuk membuat tahu biaya bahan

baku langsungnya meliputi harga beli kedelai tersebut ditambah biaya

lain (biaya angkut) sehingga kedelai tersebut siap digunakan dalam

proses produksi dan dikurangi dengan diskon pembelian (jika ada).

2) Biaya Tenaga Kerja Langsung

Tenaga Kerja Langsung atau direct labor adalah biaya yang

digunakan untuk biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri ke produk

jadi dengan mudah. Disebut juga dengan istilah touch labor karena

tenaga kerja langsung melakukan kerja tangan atas produk pada saat

produksi secara langsung. Tenaga kerja langsung melakukan konversi

bahan baku langsung menjadi produk jadi dan dapat dibebankan secara

layak kepada produk tertentu, yang sering dikenal dengan upah dan

dikategorikan sebagai upah tenaga kerja langsung.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38482/3/BAB II.pdf · terdapat perbedaan perhitungan antara metode full costing dengan metode ... Hasil penelitian

11

Upah mandor bukan merupakan biaya tenaga kerja langsung

karena tidak bersentuhan langsung dengan produk yang dihasilkan,

arus biayanya juga sulit untuk ditelusuri. Sedangkan untuk masing-

masing operator mesin dapat dimasukkan kedalam biaya bahan baku

langsung karena arus biaya dapat dengan mudah ditelusuri dan

bersentuhan langsung dengan produk tersebut.

3) Biaya Overhead Pabrik

Merupakan seluruh biaya produksi yang timbul dalam proses

pengolahan selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja

langsung. Biaya overhead pabrik termasuk juga biaya bahan baku tidak

langsung seperti bahan baku penolong, biaya tenaga kerja tidak

langsung seperti upah mandor, biaya pemeliharaan dan perbaikan

peralatan produksi, biaya listrik dan air, biaya depresiasi atau biaya

sewa mesin-mesin produksi dan asuransi fasilitas produksi.

b. Biaya Nonproduksi

Biaya non produksi dibagi menjadi dua kategori, yaitu biaya

pemasaran dan biaya administrasi. Biaya pemasaran merupakan biaya-

biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk

mencakup seluruh biaya yang diperlukan untuk menangani pesanan

pelanggan. Biaya pemasaran dimulai dari titik dimana biaya manufaktur

berakhir, yakni ketika proses produksi selesai dan produk dalam kondisi

siap jual. Contohnya adalah komisi penjualan, biaya iklan, gaji bagian

penjualan dan biaya gudang penyimpanan barang jadi.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38482/3/BAB II.pdf · terdapat perbedaan perhitungan antara metode full costing dengan metode ... Hasil penelitian

12

Sedangkan biaya administrasi dan umum mencakup seluruh biaya

yang berhubungan dengan manajemen umum organisasi, bukan

berhubungandengan produksi atau penjualan. Contoh biaya ini adalah

biaya gaji eksekutif, humas, akuntansi umum, biaya photocopy dan biaya

lainnya yang berkaitan dengan administrasi umum organisasi secara

keseluruhan.

c. Biaya Pokok dan Biaya Konversi

Biaya pokok disebut pula dengan istilah biaya utama (prime cost)

merupakan akumulasi dari bahan baku langsung dan tenaga kerja

langsung. Sedangkan biaya konversi (conversion cost) adalah akumulasi

tenaga kerja dan biaya overhead pabrik karena biaya-biaya tersebut

digunakan untuk mengkonversi (mengubah) bahan baku menjadi barang

jadi.

4. Metode Pengumpulan Biaya Produksi

Pengumpulan kos produksi sangat ditentukan oleh cara produksi.

Secara garis besar, cara memproduksi produk dapat dibagi menjadi dua

macam, produksi atas dasar pesanan dan produksi massa.

a. Metode Biaya Pesanan

Perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan melaksanakan

pengolahan produknya atas dasar pesanan yang diterima dari pihak luar.

Contohnya adalah perusahaan percetakan dan mebel. Perusahaan yang

berproduksi berdasarkan pesanan mengumpulkan kos produksinya dengan

menggunakan metode pesanan (job order cost method). Dalam metode ini

biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan kos

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38482/3/BAB II.pdf · terdapat perbedaan perhitungan antara metode full costing dengan metode ... Hasil penelitian

13

produksi persatuan produk yang dihasilkan untuk memenuhi pesanan

tersebut dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan

tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan.

b. Metode Biaya Proses

Perusahaan yang berproduksi berdasarkan produksi massa

melaksanakan pengolahan produksinya untuk memenuhi persediaan di

gudang yang umumnya berupa produk standar. Contohnya antara lain

perusahaan pupuk, semen dan tekstil. Perusahaan yang berproduksi massa

mengumpulkan kos produksinya dengan menggunakan metode kos poses

(process cost method). Dalam metode ini biaya-biaya produksi

dikumpulkan untuk periode tertentu dan kos produksi per satuan produk

yang dihasilkan dalam periode tersebut dihitung dengan cara membagi

total biaya produksi untuk periode tersebut dengan jumlah satuan produk

dalam pesanan yang bersangkutan. (Mulyadi, 2005: 16)

5. Perilaku Biaya

Menurut Garrison et al (2014: 30), perilaku biaya mengacu pada reaksi

biaya terhadap aktivitas perusahaan. Pada umumnya pola perilaku biaya

diartikan sebagai hubungan antara total biaya dengan perubahan volume

kegiatan.Jika suatu biaya diharapkan akan berubah, maka manajer harus

dapat mengestimasi seberapa besar perubahannya. Biaya dapat dibagi

menjadi 3 (tiga) golongan yakni sebagai biaya tetap, biayavariable dan biaya

semivariabel.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38482/3/BAB II.pdf · terdapat perbedaan perhitungan antara metode full costing dengan metode ... Hasil penelitian

14

a. Biaya Tetap

Biaya tetap atau fixed cost merupakan biaya yang selalu tetap secara

keseluruhan tanpa terpengaruh oleh perubahan volume kegiatan. Jika

tingkat aktivitas naik atau turun, maka total biaya tetap akan selalu sama

kecuali dipengaruhi oleh faktor luar, misalnya terjadi kenaikan biaya sewa

bangunan. Akan tetapi biaya tetap per unit akan menurun jika aktivitasnya

meningkat.

b. Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah-ubah

sebanding dengan perubahan volume kegiatan, namun biaya variabel per

unitnya konstan (tetap) dengan adanya perubahan volume kegiatan dalam

rentang yang relevan. Ketika total biaya variabel berubah sesuai dengan

tingkat aktivitas, perlu diperhatikan bahwa biaya variabel selalu tetap

menurut basis harga per unit.

Biaya variabel biasanya mencakup biaya bahan baku dan biaya

tenaga kerja langsung. Biaya variabel biasanya dapat dibebankan ke

departemen operasi dengan cukup mudah dan akurat.

c. Biaya Semivariabel

Biaya semivariabel adalah biaya yang mengandung unsur biaya tetap

dan unsur biaya variabel di dalamnya. Perubahan biaya tidak sebanding

dengan perubahan volume kegiatan. (Mulyadi, 2005: 15)

Biaya listrik biasanya merupakan biaya semivariabel karena listrik

yang digunakan untuk pencahayaan cenderung menjadi biaya tetap karena

cahayanya tetap diperlukan tanpa mempedulikan tingkat aktivitas.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38482/3/BAB II.pdf · terdapat perbedaan perhitungan antara metode full costing dengan metode ... Hasil penelitian

15

Sementara listrik yang digunakan sebagai tenaga untuk mengoprasikan

peralatan akan bervariasi tergantung pada penggunaan peralatan. (Carter,

2012)

6. Jenis Proses Produksi

a. Proses produksi terus menerus (Continuous Process)

Proses ini ditandai dengan aliran bahan baku yang selalu tetap atau

mempunyai pola yang selalu sama sampai produk selesai dikerjakan, jenis

produk ini biasanya untuk membuat produk secara massa atau dalam

jumlah yang besar. Contoh: industri pupuk, semen, makanan dalam

kaleng, minuman dalam botol.

b. Proses Produksi terputus-putus (Intermittent Process)

Dalam proses ini aliran bahan baku sampai produk jadi tidak

memiliki pola pasti atau selau berubah-ubah. Antara produk jadi yang satu

dengan produk jadi yang lain bisa berbeda-beda, jenis proses ini biasanya

digunakan untuk melayani pesanan yang bisa berbeda-beda dalam hal

jumlah, kualitas, disain maupuh harganya.Contoh: perusahaan percetakan,

perusahan meubel.

7. Harga Pokok Produksi

a. Pengertian Harga Pokok Produksi

Menjadi penting ketika membahas harga pokok produksi untuk

memahami pengertian dan konsep biaya terlebih dahulu karena harga

pokok produksi menghimpun berbagai biaya yang terkait dalam suatu

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38482/3/BAB II.pdf · terdapat perbedaan perhitungan antara metode full costing dengan metode ... Hasil penelitian

16

produk. Pengertian biaya menurut Hansen dan Mowen (2006: 35) adalah

semua sumber daya, baik berupa kas atau bernilai setara kas yang

dikeluarkan atau dikorbankan dengan tujuan untuk mendapatkan manfaat

bagi perusahaan baik saat ini maupun di masa yang akan datang.

Harga pokok produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk

memproduksi suatu barang atau jasa selama periode bersangkutan. Dengan

kata lain, bahwa harga pokok produksi merupakan biaya untuk

memperoleh barang jadi yang siap jual (Mulyadi, 2009). Dapat

disimpulkan bahwa harga pokok produksi adalah semua biaya yang

dikeluarkan pada saat proses produksi dalam rangka memproses suatu

bahan mentah menjadi produk yang siap dipakai dan/atau dijual pada

periode tertentu.

b. Komponen Harga Pokok Produksi

Biaya Komponen harga pokok produksi menurut Hansen dan

Mowen (2006:39) yaitu biaya bahan baku langsung; biaya tenaga kerja

langsung; dan biaya overhead pabrik. Hanya tiga komponen tersebut yang

boleh dibebankan kepada produk dalam penghitungan harga pokok

produksi dalam laporan keuangan.

c. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi

1. Full Costing

Menurut Mulyadi (2005: 122), full costing merupakan metode

penentuan harga pokok produksi yang membebankan seluruh unsur

biaya produksi kepada produk, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya

tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38482/3/BAB II.pdf · terdapat perbedaan perhitungan antara metode full costing dengan metode ... Hasil penelitian

17

berperilaku variable maupun tetap. Dengan demikian harga pokok

produksi menurut full costing terdiri dari unsur biaya produksi, yaitu:

Biaya bahan baku xxx

Biaya tenaga kerja langsung xxx

Biaya overhead pabrik variabel xxx

Biaya overhead pabrik tetap xxx

----------- +

Harga pokok produksi xxx

2. Variable Costing

Merupakan metode yang menentukan harga pokok produksi yang

hanya membebankan biaya-biaya produksi yang berperilaku variable

ke dalam harga pokok produk, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya

tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variable. Dengan

demikian harga pokok produksi menurut Variable Costing terdiri dari

unsur biaya produksi, yaitu :

Biaya bahan baku xxx

Biaya tenaga kerja langsung xxx

Biaya overhead pabrik variabel xxx

----------- +

Harga pokok produksi xxx

d. Perbedaan Metode Full Costing dengan Variable Costing

Metode full costing maupun variable costing merupakan metode

penentuan harga pokok produksi. Perbedaan pokok yang ada diantara

kedua metode tersebut adalah terletak pada perlakuan terhadap biaya

produksi yang berperilaku tetap. Adanya perbedaan perlakuan terhadap

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38482/3/BAB II.pdf · terdapat perbedaan perhitungan antara metode full costing dengan metode ... Hasil penelitian

18

terhadap biaya produksi tetap ini akan mempunyai akibat pada perhitungan

harga pokok produksi dan penyajian laporan laba-rugi.

Perbedaan metode full costing dengan variable costing salah satunya

ditinjau dari sudut penentuan harga pokok produksi. Dalam metode full

costing, biaya overhead pabrik tetap maupun variabel dibebankan kepada

produk yang diproduksi atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada

kapasitas normal atau atas dasar biaya overhead pabrik sesungguhnya.

Karena biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar tarif

yang ditentukan di muka pada kapasitas normal, maka jika dalam suatu

periode biaya overhead pabrik sesungguhnya berbeda dengan yang

dibebankan tersebut akan terjadi pembebanan overhead lebih atau

pembebanan biaya overhead kurang.

Dalam metode variable costing, biaya overhead pabrik tetap

diperlakukan sebagai period cost dan bukan sebagai unsur harga pokok

produk, sehingga biaya overhead pabrik tetap dibebankan sebagai biaya

dalam periode terjadinya. Dengan demikian biaya overhead pabrik tetap

di dalam metode variable costing tidak melekat pada persediaan produk

yang belum laku dijual, tetapi langsung dianggap sebagai biaya dalam

periode terjadinya. Biaya overhead pabrik tetap merupakan biaya yang

dalam jangka pendek tidak berubah dalam hubungannya dengan

perubahan volume produksi. Biaya tetap ini merupakan fungsi waktu dan

bukan merupakan fungsi produksi. Biaya ini tetap terjadi ketika ada atau

tidak ada produksi.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38482/3/BAB II.pdf · terdapat perbedaan perhitungan antara metode full costing dengan metode ... Hasil penelitian

19

Pengertian period cost dalam metode variable coting berbeda dengan

dalam metode full costing. Period cost dalam metode variable costing

merupakan biaya untuk mempertahankan tingkat kapasitas tertentu guna

memproduksi dan menjual produk, meliputi seluruh biaya tetap atau

seluruh biaya kapasitas. Dengan demikian period cost menurut pengertian

variable costing adalah biaya yang dalam jangka pendek tidak berubah

dalam hubungannya dengan perubhana volume kegiatan. Pada metode full

costing mengadakan pemisahan antara biaya produksi dengan period cost.

Period cost disini adalah biaya-biaya yang tidak ada hubungannya dengan

produksi dan dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya.

e. Manfaat Informasi Harga Pokok Produksi

Dalam perusahaan yang berproduksi massa, menurut Mulyadi

(2005: 65) informasi harga pokok produksi yang dihitung untuk jangka

waktu tertentu bermanfaat bagi manajemen dalam:

1) Menentukan harga jual produk tersebut. Perusahaan yang berproduksi

massa memproses produknya untuk memenuhi persediaan dipersatuan

produk. Dalam penetapan harga jual produk, biaya produksi per unit

merupakan salah satu informasi yang dipertimbangkan di samping

informasi biaya lain serta informasi non biaya.

2) Memantau realisasi biaya produksi. Akuntansi biaya digunakan untuk

mengumpulkan informasi biaya produksi yang dikeluarkan dalam

jangka waktu tertentu untuk memantau apakah proses produksi

mengkonsumsi total biaya produksi sesuai yang diperhitungkan

sebelumnya.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38482/3/BAB II.pdf · terdapat perbedaan perhitungan antara metode full costing dengan metode ... Hasil penelitian

20

3) Menghitung laba atau rugi bruto periode tertentu. Untuk mengetahui

apakah kegiatan produksi dan pemasaran perusahaan dalam periode

tertentu mampu menghasilkan laba bruto atau mengakibatkan rugi

bruto. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk

dalam proses yang disajikan dalam neraca. Pada saatnya manajemen

dituntut untuk membuat pertanggungjawaban keuangan periodik,

manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa neraca dan laba

rugi.

4) Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam

proses yang disajikan dalam neraca. Di dalam neraca, manajemen harus

menyajikan harga pokok persediaan produk jadi dan harga pokok

produk yang pada tanggal neraca masih dalam proses. Biaya produksi

yang melekat pada produk jadi yang belum laku dijual pada tanggal

neraca disajikan sebagai harga pokok persediaan produk jadi. Biaya

produksi yang melekat pada produk yang pada tanggal neraca masih

dalam proses pengerjaan, disajikan sebagai harga pokok persediaan

produk dalam prose.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38482/3/BAB II.pdf · terdapat perbedaan perhitungan antara metode full costing dengan metode ... Hasil penelitian

21