bab ii tinjauan pustaka a. penelitian terdahulu tabel 2.1 …eprints.umm.ac.id/39168/3/bab 2.pdf ·...

18
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Peneliti (Tahun) Judul Objek/Vari abel/Analisi s Hasil 1. Robert Jao dan Gagaring Pagalung (2011) Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, Dan Leverage Terhadap Manajemen Laba Perusahaan Manufaktur Indonesia Objek: perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2006-2009 Variabel: IV: kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran dewan komisaris, komposisi dewan komisari independen, komite audit, ukuran perusahaan, dan leverage DV: manajemen laba Metode: regresi berganda Hasil penelitian menunjukkan bahwa tata kelola perusahaan dengan kepemilikan manajerial, komposisi dewan komisaris independen, dan komite audit memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap manajemen laba, sedangkan kepemilikan institusional dan ukuran dewan direksi pengaruh positif yang signifikan terhadap manajemen laba, ukuran perusahaan memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap manajemen laba, leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. 2. Veronika Pengaruh Objek: perusahaan Hasil penelitian

Upload: others

Post on 06-Nov-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 …eprints.umm.ac.id/39168/3/BAB 2.pdf · 2018. 11. 2. · logistik Hasil penelitian ini menunjukkan variabel dependen yang

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Peneliti

(Tahun) Judul

Objek/Vari

abel/Analisi

s

Hasil

1. Robert

Jao dan

Gagaring

Pagalung

(2011)

Corporate

Governance,

Ukuran

Perusahaan,

Dan Leverage

Terhadap

Manajemen

Laba

Perusahaan

Manufaktur

Indonesia

Objek:

perusahaan

manufaktur

yang

terdaftar di

BEI tahun

2006-2009

Variabel:

IV:

kepemilikan

manajerial,

kepemilikan

institusional,

ukuran

dewan

komisaris,

komposisi

dewan

komisari

independen,

komite audit,

ukuran

perusahaan,

dan leverage

DV:

manajemen

laba

Metode:

regresi

berganda

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa tata

kelola perusahaan dengan

kepemilikan manajerial,

komposisi dewan komisaris

independen, dan komite

audit memiliki pengaruh

negatif yang signifikan

terhadap manajemen laba,

sedangkan kepemilikan

institusional dan ukuran

dewan direksi pengaruh

positif yang signifikan

terhadap manajemen laba,

ukuran perusahaan memiliki

pengaruh negatif yang

signifikan terhadap

manajemen laba, leverage

tidak berpengaruh

signifikan terhadap

manajemen laba.

2. Veronika Pengaruh

Objek:

perusahaan Hasil penelitian

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 …eprints.umm.ac.id/39168/3/BAB 2.pdf · 2018. 11. 2. · logistik Hasil penelitian ini menunjukkan variabel dependen yang

10

Abdi

Wijaya

dan

Yulius

Jogi

Christiaw

an (2014)

Kompensasi

Bonus,

Leverage, Dan

Pajak

Terhadap

Earning

Management

Pada

Perusahaan

Yang

Terdaftar Di

Bursa Efek

Indonesia

Tahun 2009-

2013

manufaktur

yang

terdaftar di

BEI tahun

2009-2013

Variabel:

IV:

kompensasi

bonus,

leverage,

dan pajak

DV:

manajemen

laba

Metode:

regresi

berganda

menunjukkan bahwa

kompensasi bonus tidak

berpengaruh signifikan,

sedangkan leverage dan

pajak berpengaruh positif

terhadap manajemen laba

perusahaan manufaktur.

3. Nasihah

Ulya

(2015)

Pengaruh

Ukuran

Perusahaan,

Profitabilitas,

Financial

Leverage Dan

Kualitas Audit

Terhadap

Praktik

Manajemen

Laba

Objek:

perusahaan

manufaktur

yang

terdaftar di

BEI tahun

2011-2013

Variabel:

IV:

profitabilitas

, leverage,

dan kualitas

audit

DV:

manajemen

laba

Metode:

regresi

logistik

Hasil penelitian ini

menunjukkan variabel

dependen yang dapat

dijelaskan oleh variabel

independennya sebesar

8.8%. Variabel independen

ukuran perusahaan dan

profitabilitas berpengaruh

signifikan terhadap praktik

manajemen laba sedangkan

variabel independen lainnya

yaitu financial leverage dan

kualitas audit tidak

berpengaruh terhadap

praktik manajemen laba

perusahaan.

4. Dian Putri

Manullan

g, Vince

Ratnawati

, dan

Edfan

Darlis

Pengaruh

Ukuran

Perusahaan,

Asimetri

Informasi, Dan

Kompensasi

Bonus

Objek:

seluruh

perusahaan

yang

terdaftar di

BEI tahun

2008-2012

Variabel:

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa ukuran

perusahaan memiliki

hubungan yang signifikan

dengan manajemen laba.

Asimetri informasi tidak

memiliki hubungan yang

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 …eprints.umm.ac.id/39168/3/BAB 2.pdf · 2018. 11. 2. · logistik Hasil penelitian ini menunjukkan variabel dependen yang

11

(2015) Terhadap

Manajemen

Laba Pada

Perusahaan

Yang

Terdaftar Di

Bursa Efek

Indonesia

(BEI) Tahun

2008-2012

IV: ukuran

perusahaan,

asimetri

informasi,

dan

kompensasi

bonus

DV:

manajemen

laba

Metode:

regresi

berganda

signifikan dengan

manajemen laba. Dan

kompensasi bonus tidak

memiliki hubungan yang

signifikan dengan

manajemen laba.

5. Winda

Amelia

dan Erna

Hernawati

(2016)

Pengaruh

Komisaris

Independen,

Ukuran

Perusahaan

Dan

Profitabilitas

Terhadap

Manajemen

Laba

Objek:

perusahaan

real estate

dan

konstruksi

bangunan

yang

terdaftang6c

r di BEI

tahun 2009-

2013

Variabel:

IV:

komisaris

independen,

ukuran

perusahaan,

dan

profitabilitas

DV:

manajemen

laba

Metode:

regresi

berganda

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

komisaris independen dan

profitabilitas berpengaruh

tidak signifikan terhadap

manajemen laba. Variabel

ukuran perusahaan

berpengaruh signifikan

terhadap manajemen laba.

6. Dendi

Purnama

(2017)

Pengaruh

Profitabilitas,

Leverage,

Ukuran

Perusahaan,

Kepemilikan

Objek:

perusahaan

manufaktur

yang

terdaftar di

BEI tahun

2010-2015

Hasil analisis menunjukkan

bahwa profitabilitas

memiliki pengaruh positif

signifikan

terhadap manajemen laba,

ukuran perusahaan dan

kepemilikan manajerial

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 …eprints.umm.ac.id/39168/3/BAB 2.pdf · 2018. 11. 2. · logistik Hasil penelitian ini menunjukkan variabel dependen yang

12

Institusional

Dan

Kepemilikan

Manajerial

Terhadap

Manajemen

Laba

Variabel:

IV:

ukuran

perusahaan,

profitabilitas

, leverage,

kepemilikan

institusional,

dan

kepemilikan

manajerial

DV:

manajemen

laba

Metode:

regresi

berganda

berpengaruh negatif

terhadap manajemen laba,

sementara leverage dan

kepemilikan institusional

tidak berpengaruh terhadap

manajemen laba. Sementara

bersama-sama menunjukkan

bahwa variabel

profitabilitas, ukuran

perusahaan, leverage,

Kepemilikan institusional

dan kepemilikan manajerial

berpengaruh signifikan

terhadap manajemen laba.

7. Fitria

Ramadha

ni, Sri

Wahjuni

Latifah,

dan

Endang

Dwi

Wahyuni

(2017)

Pengaruh

Capital

Intencity

Ratio, Free

Cash Flow,

Kualitas

Audit, Dan

Leverage

Terhadap

Manajemen

Laba Pada

Perusahaan

Manufaktur

Yang

Terdaftar Di

BEI

Objek:

perusahaan

manufaktur

yang

terdaftar di

BEI tahun

2013-2015

Variabel:

IV: capital

intencity

ratio, free

cash flow,

leverage,

dan kualitas

audit

DV:

manajemen

laba

Metode:

regresi

berganda

Berdasarkan hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa

variabel rasio intensiitas

modal, arus kas bebas, dan

kualitas audit tidak

berpengaruh terhadap

tindakan manajemen laba.

Sedangkan variabel

leverage berpengaruh

terhadap manajemen laba.

Hal ini dibuktikan dengan

nilai rata-rata leverage

perusahaan sampel tinggi.

Manajemen akan mencoba

mengelola keuntungannya

untuk mengurangi tingkat

kegagalan membayar

kewajiban perusahaan.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 …eprints.umm.ac.id/39168/3/BAB 2.pdf · 2018. 11. 2. · logistik Hasil penelitian ini menunjukkan variabel dependen yang

13

B. Teori dan Kajian Pustaka

1. Teori Agensi

Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan di dalam teori

agensi (agency theory) bahwa perusahaan merupakan kumpulan kontrak (nexus of

contract) antara pemilik sumber daya (principal) dan manajer (agent) yang mengurus

penggunaan dan pengendalian sumber daya tersebut. Teori agensi dapat dijelaskan

dengan hubungan antara manajemen dengan pemilik, manajemen sebagai agen secara

moral bertanggung jawab untuk mengoptimalkan keuntungan para pemilik

(principal) dan sebagai imbalannya akan memperoleh kompensasi yang sesuai

dengan kontrak. Terdapat perbedaan kepentingan antara agent dan principal yang

dapat mendorong timbulnya konflik yang dapat merugikan kedua belah pihak

(agency problem). Dalam hal tersebut, manajer sebagai agent yang mempunyai

wewenang dari principal biasanya cenderung melakukan perilaku yang tidak

seharusnya (dysfunctional behavior) untuk kepentingan dan keuntungannya sendiri.

Diasumsikan bahwa manusia selalu menentukan tujuan terlebih dahulu sebelum

memilih untuk melakukan suatu aksi (Januarti, 2004).

Scott (2013) menyatakan bahwa apabila beberapa pihak yang terkait dalam

transaksi bisnis lebih memiliki informasi dibandingkan pihak lainnya, maka kondisi

tersebut dikatakan sebagai asimetri informasi (information asymmetry). Asimetri

dibagi menjadi 2 (dua jenis), yaitu Adverse Selection dan Moral Hazard. Adverse

Selection adalah beberapa orang seperti manajer atau pihak lainnya dalam

perusahaan, lebih banyak mengetahui keadaan perusahaan dan perkembangannya di

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 …eprints.umm.ac.id/39168/3/BAB 2.pdf · 2018. 11. 2. · logistik Hasil penelitian ini menunjukkan variabel dependen yang

14

masa depan daripada pihak lain di luar perusahaan. Moral hazard adalah jenis

asimetri informasi dimana satu atau lebih pihak pada suatu transaksi bisnis, atau

transaksi potensial yang dapat mengamati tindakan mereka dalam pemenuhan

transaksi tetapi pihak lain tidak. Atas situasi tersebut maka informasi yang diterima

investor tidak penuh sehingga investor hanya dapat mengambil tindakan berdasarkan

informasi yang diterima. Keberadaan asimetri informasi dianggap sebagai salah satu

penyebab earnings management.

2. Teori Akuntansi Positif

Teori akuntansi positif merupakan teori yang dikembangkan oleh Watts dan

Zimmerman (1990) menjelaskan tentang kebijakan akuntansi dan praktiknya dalam

perusahaan serta memprediksi kebijakan apa yang akan dipilih manajer dimasa yang

akan datang. Penentuan kebijakan akuntansi dan praktik yang tepat merupakan hal

yang penting bagi perusahaan dalam hal penyusunan laporan keuangan. Sehingga,

dalam hal yang menentukan kebijakan akuntansi dan pelaksanaannya tidak terlepas

dari pihak-pihak yang berwenang serta memiliki kepentingan dengan penyusunan

laporan keuangan.

Dalam teori akuntansi positif menjelaskan beberapa alternatif akuntansi yang

dapat digunakan oleh setiap perusahaan dalam upaya untuk mencapai tingkat laba

yang diinginkan. Hal tersebut sering juga disebut sebagai tindakan oportunis.

Prosedur dan alternatif yang digunakan oleh setiap perusahaan bisa saja berbeda, jika

dilihat dari berbagai faktor. Menurut Watt dan Zimmerman (1990) melalui teori

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 …eprints.umm.ac.id/39168/3/BAB 2.pdf · 2018. 11. 2. · logistik Hasil penelitian ini menunjukkan variabel dependen yang

15

akuntansi positif, ada beberapa motivasi perusahaan dalam manajemen laba yang juga

berhubungan dengan tindakan oportunis yang dirangkum dalam 3 hipotesis, yaitu:

1. Hipotesis rencana bonus (Bonus Plan Hypothesis),

Dalam keadaan ceteris paribus para manajer perusahaan dengan rencana bonus

akan lebih memungkinkan untuk memilih prosedur akuntansi yang dapat

menggantikan pelaporan laba untuk periode mendatang ke periode sekarang. Dengan

hipotesis tersebut apabila manajer dalam sistem penggajiannya sangat tergantung

pada bonus akan cenderung untuk memilih metode akuntansi yang dapat

memaksimalkan gajinya.

2. Hipotesis perjanjian hutang (Debt Covenant Hypothesis)

Dalam keadaan ceteris paribus manajer perusahaan yang mempunyai rasio

leverage yang besar akan lebih suka memilih prosedur akuntansi yang dapat

menggantikan pelaporan laba untuk periode mendatang ke periode sekarang. Dengan

memilih metode akuntansi yang dapat memindahkan pengakuan laba untuk periode

mendatang ke periode sekarang maka perusahaan akan mempunyai leverage ratio

yang kecil. Seperti diketahui bahwa banyak perjanjian hutang mensyaratkan

peminjam untuk mematuhi atau mempertahankan rasio hutang atas modal, modal

kerja, ekuitas pemegang saham, dan sebagainya selama masa perjanjian. Jika

perjanjian tersebut dilanggar perjanjian hutang mungkin memberikan penalti, seperti

kendala dalam pinjaman tambahan.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 …eprints.umm.ac.id/39168/3/BAB 2.pdf · 2018. 11. 2. · logistik Hasil penelitian ini menunjukkan variabel dependen yang

16

3. Hipotesis biaya politik (Political Cost Hypothesis)

Dalam keadaan ceteris paribus semakin besar biaya politik perusahaan,

semakin mungkin manajer perusahaan untuk memilih prosedur akuntansi yang

menunda pelaporan laba periode sekarang ke periode mendatang. Hal ini karena

perusahaan yang memiliki tingkat laba yang tinggi dinilai akan memiliki biaya politis

yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan kecil.

Tiga hipotesis tersebut menunjukkan bahwa teori akuntansi positif mengakui

adanya 3 hubungan keagenan, yaitu (1) antara manajemen dengan pemilik, (2) antara

manajemen dengan kreditur, (3) antara manajemen dengan pemerintah (Anis dan

Imam, 2003) dalam Januarti (2004). Masalah keagenan muncul disebabkan karena

adanya asimetri informasi antara agen dan prinsipal, dimana agen lebih banyak

mempunyai informasi dibandingkan prinsipal sehingga memungkinkan adanya moral

hazard (Belkaoui, 2000).

3. Manajemen Laba

Sulistyanto (2008:6) menjelaskan definisi menajemen laba merupakan upaya

manajer perusahaan untuk mengintrvensi atau memperngaruhi informasi-informasi

dalam laporan keuangan dengan tujuan mengelabuhi stakeholder yang ingin

mengetahui kinerja keuangan perusahaan. Manajemen laba merupakan perilaku

oportunitis manajer untuk mempermainkan angka-angka dalam laporan keuangan

sesuai dengan tujuan yang ingin dicapainya. Pada dasarnya manajemen laba

merupakan dampak dari kebebasan seorang manajer untuk memilih dan

menggunakan metode akuntansi tertentu ketika mencatat dan menyusun informasi

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 …eprints.umm.ac.id/39168/3/BAB 2.pdf · 2018. 11. 2. · logistik Hasil penelitian ini menunjukkan variabel dependen yang

17

dalam laporan keuangan. Menurut Scott (2013) earnings management merupakan

tindakan manajer yang memilih kebijakan akuntansi untuk mencapai tujuan yang

spesifik, dimana kebijakan akuntansi yang dimaksud adalah penggunaan accrual

dalam laporan keuangan.

Menurut Scott (2013) pola manajemen laba dapat dilakukan dengan cara:

a. Taking a bath

Pola ini terjadi selama periode pada saat terjadinya reorganisasi seperti adanya

pergantian CEO baru. Jika manajer merasa harus melaporkan kerugian maka ia

akan melaporkan dalam jumlah yang besar. Dengan tindakan ini, manajer

berharap dapat meningkatkan laba yang akan datang dan kesalahan atas kerugian

perusahaan dapat dilimpahkan kepada manajer lama.

b. Income minimization

Perusahaan akan meminimumkan laba pada saat perusahaan memperoleh

profitabilitas yang tinggi dengan tujuan agar tidak mendapatkan perhatian secara

politis. Kebijakan yang diambil bisa berupa pembebanan pengeluaran iklan serta

riset dan pengembangan yang cepat.

c. Income maximization

Manajer kemungkinan memaksimumkan laba bersih yang dilaporkan untuk

tujuan bonus. Perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian utang mungkin

juga akan memaksimumkan pendapatan dengan tujuan agar kreditur masih

memberikan kepercayaan pada perusahaan tersebut.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 …eprints.umm.ac.id/39168/3/BAB 2.pdf · 2018. 11. 2. · logistik Hasil penelitian ini menunjukkan variabel dependen yang

18

d. Income smoothing (perataan laba)

Dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang dilaporkan sehingga

dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar karena pada umumnya

investor menyukai laba yang relatif stabil.

Manajemen laba dilakukan dengan mempermainkan komponen akrual dalam

laporan keuangan, sebab akrual merupakan komponen yang mudah dipermainkan

sesuai keinginan orang yang melakukan pencatatan transaksi dan menyusun laporan

keuangan. Hal tersebut alasannya karena komponen akrual merupakan komponen

yang tidak memerlukan bukti kas secara fisik. Maka dari itu upaya awal untuk

memahami manajemen laba adalah dengan cara memahami akuntansi dasar secara

luas, yaitu akuntansi berbasis akrual (Sulistyanto, 2008).

Manajer dapat melakukan praktik earnings management disebabkan oleh

beberapa faktor atau motivasi. Menurut Scott (2013), terdapat beberapa faktor yang

mendorong manajer melakukan earnings management, yaitu:

a. Bonus purposes

Manajer akan melakukan tindakan oportunistik berupa manajemen laba (earnings

management) dengan memaksimalkan laba saat ini untuk mendapatkan

keuntungankeuntungan pribadi.

b. Political motivation

Earnings management dilakukan pada perusahaan publik sebagai akibat dari

adanya tekanan publik yang mengakibatkan pemerintah mengeluarkan peraturan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 …eprints.umm.ac.id/39168/3/BAB 2.pdf · 2018. 11. 2. · logistik Hasil penelitian ini menunjukkan variabel dependen yang

19

yang sangat ketat. Banyak perusahaan memiliki politik yang terlihat. Terutama

untuk perusahaan yang menaungi hajat hidup banyak. Perusahaan melakukan

earnings management untuk mengurangi visibilitasnya.

c. Taxation motivation

Pajak pendapatan mungkin motivasi yang paling nyata dari earnings management.

Otoritas perpajakan cenderung memaksakan peraturan akuntansi mereka dalam

menghitung pajak pendapatan, mengurangi ruang lingkup perusahaan untuk

melakukan manipulasi laba. Perusahaan berusaha memaksimalkan penerapan

berbagai metode akuntansi agar dapat melakukan penghematan pendapatan pajak.

d. Perubahan CEO

Beberapa dari motivasi earnings management ada pada saat adanya perubahan

CEO. Hipotesis perencanaan bonus memprediksikan bahwa pengunduran diri

CEO akan beberapa terlibat dalam strategi maksimalisasi laba untuk meningkatkan

bonus mereka. Sementara memaksimalkan pendapatan dapat dilakukan apabila

kinerja perusahaan sedang menurun untuk menghindari pemberhentian.

e. Initial Public Offering (IPO)

Perusahaan yang akan melakukan IPO belum memiliki nilai pasar yang telah

terbangun. kondisi ini memungkinkan manajer dari perusahaan go public akan

melakukan earnings management untuk menaikkan harga saham mereka.

f. Informasi kepada investor

Manajemen mempunyai kewajiban untuk memberikan informasi mengenai kinerja

perusahaan kepada investor. Manajemen cenderung berusaha memberikan

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 …eprints.umm.ac.id/39168/3/BAB 2.pdf · 2018. 11. 2. · logistik Hasil penelitian ini menunjukkan variabel dependen yang

20

informasi yang terbaik tentang prospek laba masa depan kepada investor. Dengan

memberikan memberikan estimasi yang baik pada kekuatan laba maka dapat

meningkatkan nilai pasar saham.

Menurut Scott (2013) terdapat dua cara untuk memahami manajemen laba:

Pertama, sebagai perilaku opotunistik manajemen untuk memaksimumkan utilitasnya

dalam menghadapi kompensasi, kontrak utang dan biaya politik. Kedua, memandang

manajemen laba dari perspektif kontrak efisien, yaitu manajemen laba memberi

manajer suatu fleksibilitas untuk melindungi diri mereka sendiri dan perusahaan

dalam mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak terduga untuk keuntungan semua

pihak yang terlibat dalam kontrak.

4. Profitabilitas

Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba

melalui operasional usahanya dengan menggunakan dana aset yang dimiliki oleh

perusahaan (Harahap, 2013). Profitabilitas menggambarkan kinerja fundamental

perusahaan ditinjau dari tingkat efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan dalam

memperoleh laba. Konsep profitabilitas dalam teori keuangan sering dilakukan

sebagai indikator kinerja fundamental perusahaan mewakili kinerja manajemen.

Analisis profitabilitas bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

memperoleh laba, baik dalam hubungannya dengan penjualan, assets , maupun modal

sendiri. Suharli dan Oktorina (2005) dalam Fathonah dan Amanah (2016)

menyatakan bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dapat

menggambarkan profitabilitas. Jadi hasil profitabilitas dapat dijadikan sebagai tolak

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 …eprints.umm.ac.id/39168/3/BAB 2.pdf · 2018. 11. 2. · logistik Hasil penelitian ini menunjukkan variabel dependen yang

21

ukur ataupun gambaran tentang efektivitas kinerja manajemen ditinjau dari

keuntungan yang diperoleh dibandingkan dengan hasil penjualan dan investasi

perusahaan.

5. Financial Leverage

Financial Leverage adalah hutang sumber dana yang digunakan perusahaan

untuk membiayai asetnya diluar sumber dana modal atau ekuitas. Financial leverage

timbul karena perusahaan dibelanjai dengan dana yang menimbulkan beban tetap,

yaitu berupa utang dengan beban tetapnya berupa bunga. Sartono (2001) menyatakan

financial leverage adalah penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap

dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar dari

pada beban tetapnya sehingga akan meningkat keuntungan yang tersedia bagi

pemegang saham.

Leverage merupakan alat untuk mengukur seberapa besar perusahaan

bergantung kepada kreditur dalam pembiayaan aset perusahaan. Tuntutan terhadap

kreditur harus didahulukan dibandingkan dengan pembagian hasil kepada pemegang

saham. Pemberi pinjaman juga berkepentingan terhadap kemampuan perusahaan

untuk membayar utang sebab semakin banyak utang perusahaan semakin tinggi

kemungkinan perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada kreditur.

Manajemen jelas berkepentingan terhadap utang perusahaan agar dapat membayar

kewajibannya. Perusahaan dengan tingkat leverage tinggi adalah perusahaan yang

sangat bergantung pada pinjaman luar untuk membiayai asetnya sehingga perusahaan

akan berusaha untuk melaporkan laba yang tinggi.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 …eprints.umm.ac.id/39168/3/BAB 2.pdf · 2018. 11. 2. · logistik Hasil penelitian ini menunjukkan variabel dependen yang

22

6. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dapat diartikan sebagai suatu skala dimana perusahaan

diklasifikasikan besar atau kecil dari berbagai sudut pandang, salah satunya dinilai

dari besar kecilnya total penjualan. Salah satu indikator yang menunjukkan besar atau

kecilnya suatu perusahaan adalah ukuran total penjualan perusahaan tersebut.

semakin besar penjualan bersih maka semakin besar ukuran perusahaan tersebut

begitu pula sebaliknya (Diantimala, 2008).

Perusahaan yang besar menggambarkan suatu indikator tingkat risiko bagi

investor untuk melakukan investasi pada perusahaan tersebut, karena jika perusahaan

mampu mempunyai finansial yang baik, maka diyakini bahwa perusahaan tersebut

juga mampu memenuhi segala kewajibannya serta memberi tingkat pengembalian

yang memadai bagi investor. Besar atau kecilnya ukuran perusahaan akan mendorong

melakukan praktek manajemen laba. Perusahaan kecil akan menaikkan jumlah

labanya untuk menarik investor dalam menanamkan modal sehingga perusahaan akan

terus berkembang, sedangkan perusahaan yang berukuran besar melakukan praktek

manajemen laba untuk menghindari laba yang fluktuasi secara drastis, laba yang

merata akan membuat perusahaan tidak mengalami penurunan harga saham,

kepercayaan dari pihak investor ataupun dari pemeriksaan langsung yang dilakukan

oleh petugas pajak.

C. Pengembangan Hipotesis

1. Profitabilitas terhadap Manajemen Laba

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 …eprints.umm.ac.id/39168/3/BAB 2.pdf · 2018. 11. 2. · logistik Hasil penelitian ini menunjukkan variabel dependen yang

23

Informasi laba merupakan perhatian utama untuk menaksir kinerja atau

pertanggungjawaban manajemen. Agency theory memiliki asumsi bahwa masing-

masing individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan diri sendiri sehingga

menimbulkan konflik kepentingan antara principal dan agent (Jensen dan Meckling,

1976). Pemegang saham sebagai pihak principal mengadakan kontrak untuk

memaksimumkan kesejahteraan dirinya dengan profitabilitas yang selalu meningkat.

Manajer sebagai agent termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan

ekonomi dan psikologisnya antara lain dalam hal memperoleh investasi, pinjaman,

maupun kontrak kompensasi. Manajer memiliki dorongan untuk memilih dan

menerapkan metode akuntansi yang dapat memperlihatkan kinerjanya yang baik

untuk tujuan mendapatkan bonus dari principal (Watts dan Zimmerman, 1990).

Manajemen juga mempunyai kewajiban untuk memberikan informasi mengenai

kinerja perusahaan kepada investor. Manajemen cenderung berusaha memberikan

informasi yang terbaik tentang prospek laba masa depan kepada investor. Dengan

memberikan memberikan estimasi yang baik pada kekuatan laba maka dapat

meningkatkan nilai pasar saham (Scott, 2013). Dalam kaitannya dengan manajemen

laba (earning management), profitabilitas dapat mempegaruhi manajer untuk

melakukan manajemen laba. Karena jika profitabilitas yang didapat perusahaan

rendah, umumnya manajer akan melakukan tindakan manajemen laba untuk

menyelamatkan kinerjanya di mata pemilik (Gunawan et al., 2015). Tala dan

Karamoy (2017) membuktikan secara empiris bahwa profitabiliatas berpengaruh

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 …eprints.umm.ac.id/39168/3/BAB 2.pdf · 2018. 11. 2. · logistik Hasil penelitian ini menunjukkan variabel dependen yang

24

terhadap manajemen laba. Berdasarkan penjelasan diatas maka dirumuskan hipotesis

sebagai berikut:

H1: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap manajemen laba

2. Leverage terhadap Manajemen Laba

Penggunaan pembiyaan dari hutang mendororng perusahaan untuk

menampilkan kinerja yang baik. Menurut Watts dan Zimmerman (1990) dalam teori

akuntansi positif menjelaskan bahwa manajer termotivasi melakukan manajemen laba

untuk menghindari pelanggaran perjanjian utang. Ramadhani et al. (2017)

membuktikan secara empiris bahwa leverage berpengaruh terhadap manajemen laba.

Hal ini disebabkan rasio leverage dapat mengindikasikan perusahaan dengan jumlah

kewajiban yang dimiliki sehingga manajemen berusaha mengelola labanya untuk

mengurangi tingkat kegagalan membayar kewajibannya yang dapat mengelabui para

kreditor maupun calon kreditor. Tingkat leverage yang tinggi menggambarkan

perusahaan memiliki resiko bisnis yang tinggi, sehingga perusahaan cenderung

melakukan praktik manajemen laba untuk menampilkan kinerja yang baik.

Berdasarkan penjelasan diatas maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2: Leverage berpengaruh positif terhadap manajemen laba

3. Ukuran Perusahaan terhadap manajemen laba

Ukuran perusahaan merupakan indikator untuk menentukan besar kecilnya

perusahaan. Watts dan Zimmerman (1990) melalui teori akuntansi positif menyatakan

bahwa ukuran perusahaan digunakan sebagai pedoman biaya politik dan biaya politik

akan meningkat seiring dengan meningkatnya ukuran dan resiko perusahaan.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 …eprints.umm.ac.id/39168/3/BAB 2.pdf · 2018. 11. 2. · logistik Hasil penelitian ini menunjukkan variabel dependen yang

25

Perusahaan akan menyiasati berbagai regulasi pemerintah untuk tujuan memperkecil

biaya politik perusahaan. Dalam teori ini dijelaskan bahwa perusahaan besar

mempunyai motivasi melakukan manajemen laba dengan menurunkan laba guna

menurunkan biaya politik. Agustina (2013); Manullang (2015); Marlisa dan Fuadati

(2016) membuktikan secara empiris bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap

praktik manajemen laba. Ukuran perusahaan diduga mampu mempengaruhi besaran

pengelolaan laba perusahaan, dimana jika perusahaan yang memiliki total penjualan

yang besar maka akan memiliki peluang yang besar untuk melakukan manajemen

laba karena total penjualan akan menjadi perhatian dari berbagai pihak, salah satunya

adalah petugas pajak. Berdasarkan penjelasan diatas maka dirumuskan hipotesis

sebagai berikut:

H3: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap manajemen laba

D. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas, leverage, dan

ukuran perusahaan terhadap praktik earnings management pada perusahaan real

estate tahun 2016. Variabel independen dalam penelitian ini adalah profiabilitas,

leverage, dan ukuran perusahaan Sedangkan variabel dependen adalah earnings

management.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 …eprints.umm.ac.id/39168/3/BAB 2.pdf · 2018. 11. 2. · logistik Hasil penelitian ini menunjukkan variabel dependen yang

26

Adapun desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian

Profitabilitas (X1)

Leverage (X2) Manajemen

Laba (Y)

Ukuran

Perusahaan (H3)

(X3)

H1

H2

H3