bab ii tinjauan pustaka a. perilaku merokok 1. pengertian …repository.ump.ac.id/2735/3/eka...
TRANSCRIPT
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perilaku merokok
1. Pengertian perilaku merokok
Dalam pengertian luas, perilaku ini mencakup segala sesuatu yang
dilakukan atau dialami seseorang. Ide-ide, impian-impian, reaksi-reaksi
kelenjar,lari, menggerakan sesuatu, semuanya itu adalah perilaku. Dengan
kata lain, perilaku adalah sembarang respon (reaksi, tanggapan, jawaban,
balasan) yang dilakukan oleh suatu organisme. Sedangkan menurut
pengertian yang lebih sempit, perilaku hanya mencakup reaksi yang dapat
diamati secara umum atau objektif (Chaplin, 2005). Hampir sama dengan
definisi tersebut, Atkinson (tanpa tahun) menyatakan bahwa perilaku
adalah aktifitas suatu organisme yang dapat di deteksi. Munculnya
perilaku dari organisme ini dipengaruhi oleh stimulus yang diterima baik
stimulus internal maupun stimulus eksternal.
Manusia adalah makhluk yang sangat dinamis.Ada banyak perilaku
manusia yang bisa diamati, diobservasi dan diprediksi.Salah satunya yaitu
perilaku merokok.Seperti halnya perilaku lain, perilaku meroko pun
muncul karena adanya faktor internal (faktor biologis dan dan faktor
psikologis, seperti perilaku merokok dilakukan untuk mengurangi stres)
dan faktor eksternal (faktor lingkungan sosial, seperti terpengaruh oleh
teman sebaya).
12
Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
13
Sari dkk (2003) menyebutkan bahwa perilaku merokok adalah
aktifitas menghisap atau menghirup asap rokok dengan menggunakan pipa
atau rokok. Perilaku merokok dapat juga didefinisikan sebagai aktifitas
subjek yang berhubungan dengan perilaku merokoknya, yang diukur
melalui intensitas merokok, waktu merokok, dan fungsi merokok dalam
kehidupan sehari-hari (Komalasari & Helmi, 2000). Sementara Leventhal
& Cleary (2000) menyatakan bahwa perilaku merokok terbentuk melalui
empat tahap yaitu: tahap Preparation, Initation, Becoming a Smoker, dan
Maintenance of Smoking.
Perilaku merokok adalah perilaku yang telah umum di
jumpai.Perilaku merokok berasal dari berbagai kelas sosial, status, serta
kelompok umur yang berbeda, hai ini mungkin disebabkan karena rokok
mudah didapatkan dan dapat diperoleh dimana saja.(Poerwadarminta,
1995) mendefinisikan merokok sebagai menghisap rokok, sedangkan
rokok sendiri adalah gulungan tembakau yang berbalut daun nipah dan
kertas.
2. Tipe perilaku merokok
Mu’tadin (2002) membagi tipe merokok menjadi empat golongan
sebagai berikut :
a. Perokok sangat berat adalah bila mengkonsumsi rokok lebih dari 31
batang perhari dengan selang merokok lima menit setelah bangun tidur
di pagi hari.
Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
14
b. Perokok berat merokok sekitar 21-30 batang sehari dengan sela waktu
merokok sekitar 6-30 menit setelah bangun tidur di pagi hari.
c. Perokok sedang menghabiskan rokok 11-21 batang dengan selang
waktu 31-60 menit setelah bangun pagi.
d. Perokok ringan menghabiskan rokok sekitar 10 batang dengan selang
waktu 60 menit dari bangun pagi.
Tempat merokok juga mencerminkan pola perilaku perokok.
Berdasarkan tempat-tempat dimana seseorang menghisap rokok. Mu’tadin
menggolongkan tipe perilaku merokok menjadi :
a. Merokok di tempat-tempat umum atau ruang publik :
(1) Kelompok homogen ( sama-sama perokok). Secara bergerombol
mereka menikmati kebiasaannya. Umumnya mereka masih
menghargai orang lain, karena itu mereka menempatkan diri di
area yang boleh merokok (smoking area).
(2) Kelompok yang heterogen (merokok ditengah orang-orang lain
yang tidak merokok, anak kecil, orang jompo, orang sakit, dan
lain-lain). Mereka yang berani merokok di tempat tersebut,
tergolong sebagai orang yang tidak berperasaan, kurang etis dan
tidak mempunyai tata karma. Bertindak kurang terpuji dan kurang
sopan, serta secara tersamar mereka telah tega menyebar racun
kepada orang lain yang tidak bersalah.
Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
15
b. Merokok di tempat-tempat yang bersifat pribadi :
(1) Di kantor atau di kamar tidur pribadi. Mereka yang memilih
tempat-tempat seperti ini sebagai tempat merokok digolongkan
kepada individu yang kurang menjaga kebersihan diri dan penuh
dengan rasa gelisah yang mencekam.
(2) Di toilet. Perokok jenis ini dapat digolongkan sebagai orang yang
suka berfantasi.
Menurut Mu’tadin (2002) perilaku merokok ada 4 tipe berdasarkan
Management of affect theory. Keempat tipe tersebut adalah :
a. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif.
Dengan merokok akan merasakan penambahan rasa positif.
Tipe perokok ini dibagi lagi menjadi 3 sub tipe yaitu:
(1) Pleasure relaxation, perilaku merokok hanya untuk menambah
atau meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya
merokok setelah minum kopi atau makan.
(2) Stimulation to pick them up. Perilaku merokok hanya dilakukan
sekedarnya untuk menyenangkan perasaan.
(3) Pleasure of hanling the cigarette. Kenikmatan yang diperoleh
dengan memegang rokok. Sangat spesifik pada perokok pipa.
Perokok pipa akan menghabiskan waktu untuk mengisi pipa
dengan tembakau sedangkan untuk mengisapnya hanya dibutuhkan
Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
16
waktu beberapa menit saja. Atau perokok lebih senang berlama-
lama untuk memainkan rokoknya dengan jari-jarinya lama sebelum
menyalakan dengan api.
b. Perilaku merokok yang dipengaruhi perasaan negatif.
Banyak orang yang menggunakan rokok untuk mengurangi
perasaan negatif. Misalnya, jika ia marah, cemas, gelisah, rokok
dianggap sebagai penyelamat. Mereka menggunakan rokok jika
perasaan tidak enak terjadi sehingga terhindar dari perasaan yang
lebih tidak enak.
c. Perilaku merokok karena kecanduan psikologis (psychological
addiction).
Mereka yang sudah kecanduan, akan menambah dosis rokok
yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya
berkurang. Mereka umumnya akan pergi keluar rumah untuk
memberi rokok, walau tengah malam sekalipun, karena khawatir
kalau rokok tidak tersedia setiap saat menginginkanya.
d. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan.
Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk
mengendalikan perasaan mereka, tetapi karena benar-benar sudah
menjadi kebiasaan rutin. Dapat dikatakan pada orang-orang tipe ini
merokok sudah merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis
Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
17
seringkali tanpa dipikirkan dan tanpa disadari. Menghidupkan api
rokok jika rokok yang terdahulu telah benar-benar habis.
3. Pola perilaku merokok
Perilaku merokok dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu perokok
(smoker) dan bukan perokok (non smoker) (Molarius dkk, tanpa tahun).
a. Perokok (Smoker) adalah seseorang yang merokok produk tembakau
baik setiap hari maupun tidak setiap hari. Perokok dapat dibagi lagi
menjadi dua kategori :
b. Daily Smoker (perokok harian), adalah seseorang yang merokok
produk tembakau minimal satu batang setiap hari. Perokok yang
merokok setiap hari namun tidak merokok pada saat-saat tertentu
misalnya pada waktu puasa (ritual keagamaan) masih di klasifikasikan
sebagai perokok harian.
c. Occasionally Smoker (perokok kadang-kadang), adalah seseorang
yang merokok setiap hari namun tidak setiap hari. Occasionally
Smoker meliputi :
(1) Reducers (perokok yang mengurangi jumlah rokok), yaitu perokok
yang pernah merokok setiap hari namun sekarang tidak merokok
setiap hari.
Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
18
(2) Continuing occasional, yaitu perokok yang tidak pernah merokok
setiap hari dan telah merokok 100 batang atau lebih rokok (atau
bahkan tembakau dalam jumlah setara), dan sekarang kadang-kadang
merokok.
(3) Eksperimenters, yaitu perokok yang telah merokok kurang dari 100
batang rokok (atau tembakau dalam jumlah setara), dan sekarang
kadang-kadang merokok.
d. Bukan perokok (non smoker) adalah seseorang pada saat penelitian
dilakukan, tidak merokok sama sekali. Bukan perokok dapat dibagi
menjadi tiga kategori :
(1) Ex-smoker (mantan perokok), adalah seseorang yang tidak pernah
merokok sama sekali.
(2) Never smoker (tidak pernah merokok), adalah seseorang yang tidak
merokok sama sekali ataqu pernah merokok dan kurang dari 100
batang rokok (atau tembakau dalam jumlah yang setara) namun
sekarang tidak merokok.
(3) Ex-occasional smoker (mantan perokok kadang-kadang), adalah
seseorang yang dahulu perokok kadang-kadang dan telah merokok
100 batang rokok atau lebih namun sekarang tidak merokok.
4. Penyebab perilaku merokok
Dalam membahas penyebab perilaku gangguan penyalaghunaan dan
ketergantungan zat termasuk perilaku merokok, harus dipahami bahwa
Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
19
seorang individu menjadi tergantung pada zat umumnya melalui suatu
proses. Pertama, orang yang bersangkutan harus mempunyai sikap positif
terhadap zat tersebut, mulai menggunakanya secara teratur,
menggunakanya berlebihan, dan terakhir menyalahgunakannya atau
menjadi tergantung secara fisik padanya. Setelah menggunakannya secara
berlebihan dalam waktu lama, orang yang bersangkutan akan terikat oleh
proses-proses biologis toleransi dan putus zat( Davison dkk, 2006).
5. Tahap perilaku merokok
Pada dasarnya perilaku merokok merupakan sebuah perilaku yang
kompleks yang melibatkan beberapa tahap. Perilaku merokok pada remaja
umumnya melalui serangkaian tahapan yang ditantai oleh frekuensi dan
intensitas yang berbeda pada setiap tahapnya (Richardson dkk, 2002), dan
seringkali puncaknya adalah menjadi tergantung pada nikotin.
Leventhal dan Cleary (2000) mengatakan ada empat tahap dalam
perilaku merokok sehingga menjadi perokok, yaitu:
a. Tahap Prepatory
Seorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai
rokok dengan cara mendengar, melihat, atau hasil dari bacaan. Hal-hal
ini menimbulkan minat untuk merokok.
b. Tahap initiation
Tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah seseorang akan
meneruskan atau tidak perilaku merokoknya.
Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
20
c. Tahap becoming a smoker
Apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak empat
batang per hari maka mempunyai kecenderungan menjadi perokok.
d. Tahap maintenance a smoking
Tahap ini merokok sudah menjadi salah satu bagian dari cara
pengaturan diri (self regulating). Merokok dilakukan untuk
memperoleh efek psikologis yang menyenangkan.
6. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok
Mu’tadin mengemukakan alasan mengapa remaja merokok, antaralain:
a. Pengaruh orang tua
Menurut Baer & Corado, ramaja perokok adalah anak-anak yang
berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak
begitu memperhatikan anak-anaknya dibandingkan dengan remaja yang
berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia. Remaja yang berasal
dari keluarga konservatif akan sulit terlibat dengan rokok maupun obat-
obatan dibandingkan dengan keluarga permisi, dan paling kuat
pengaruhnya apabila orang tua sendiri menjadi figur yaitu perokok berat,
maka anak-anaknya akan mungkin sekali untuk mencontohnya. Perilaku
merokok lebih banyak di dapati dengan mereka yang tinggal dengan satu
orang tua ( single parent). Remaja berperilaku merokok apabila ibu
mereka merokok dari pada ayah yang merokok. Hal ini terlihat pada
remaja putri.
b. Pengaruh teman sebaya
Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
21
Pengaruh kelompok sebaya terhadap perilaku beresiko kesehatan pada
remaja dapat terjadi melalui mekanisme peer sosializaton, dengan
arah pengaruh berasal kelompok sebaya, artinya ketika remaja
bergabung dengan kelompok sebayanya maka seorang remaja akan
dituntut untuk berperilaku sama dengan kelompoknya, sesuai dengan
norma yang dikembangkan oleh kelompok tersebut (Mu’tadin, 2002).
Remaja pada umumnya bergaul dengan sesama mereka, karakteristik
persahabatan remaja dipengaruhi oleh kesamaan: usia, jenis kelamin dan
ras. Kesamaan dalam menggunakan obat-obatan, merokok sangat
berpengaruh kuat dalam pemilihan teman. (Yusuf, 2006).
c. Faktor kepribadian
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau
ingin melepaskan diri dari rasa sakit dan kebosanan. Satu sifat
kepribadian yang bersifat pada pengguna obat-obatan (termasuk
rokok) konformitas sosial. Pendapat ini di dukung Atkinson 1999
yang menyatakan bahwa orang yang memiliki skor tinggi pada
berbagai tes konformitas sosial lebih menjadi perokok dibandingkan
dengan mereka yang memiliki skor rendah.
d. Pengaruh iklan
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan
bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat
remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku yang ada dalam
iklan tersebut.
Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
22
7. Motif perilaku merokok
Laventhal & Cleary ( dalam Oscamp 1984) menyatakan motif seorang
perokok terbagi menjadi dua motif utama, yaitu :
1. Fakto psikologis
Pada umumnya faktor-faktor tersebut tentang ke dalam lima bagian
yaitu :
a. Kebiasaan
Perilaku merokok menjadi sebuah perilaku yang harus tetap dilakukan
tanpa adanya motif yang bersifat negatif maupun positif. Seseorang
merokok hanya untuk meneruskan perilakunya tanpa tujuan tertentu.
b. Reaksi emosi yang positif
Merokok digunakan untuk menghasilkan reaksi yang positif, misalnya
rasa senang, relaksasi, dan kenikmatan rasa. Merokok juga dapat
menunjukan kejantanan (kebanggan diri) dan menunjukan
kedewasaan.
c. Reaksi untuk penurunan emosi
Merokok di gunakan untuk mengurangi rasa tegang, kecemasan biasa,
ataupun kecemasan yang timbul karena adanya interaksi dengan orang
lain.
d. Alasan sosial
Merokok ditujukan untuk mengikuti kebiasaan kelompok (umumnya
pada remaja dan anak-anak), identifikasi dengan perokok lain, dan
Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
23
untuk menentukan image diri seseorang. Merokok juga dapat
disebabkan adanya paksaan dari temn-temanya.
e. Kecanduan atau ketagihan
Seseorang merokok mengaku karena telah mengalami kecanduan.
Kecanduan terjadi karena adanya nikotin yang terkandung di dalam
rokok. Semula hanya mencoba-coba rokok, tetapi akhirnya tidak dapat
menghentikan perilaku tersebut karena kebutuhan tubuh akan nikotin.
2. Faktor biologis
Faktor ini menekankan pada kandungan nikotin yang ada di dalam
rokok yang dapat mempengaruhi ketergantungan seseorang pada
rokok secara biologis.
8. Aspek-aspek dalam perilaku merokok (Aritonang 1997)
a. Fungsi merokok dalam kehidupan sehari-hari
Erikson (Komasari dan Helmi, 2000) mengatakan bahwa merokok
berkaitan masa mencari jati diri pada diri remaja. Silvans dan Tomkis
(Mu’tadin 2002) fungsi merokok ditunjukkan dengan perasaan yang
dialami si perokok, seperti perasaan yang positif maupun perasaan yang
negatif.
b. Intensitas merokok
Smet (1994) mengklasifikasikan perokok berdasarkan banyaknya
perokok yang dihisap, yaitu :
(1) Perokok berat yang menghisap lebih dari 15 batang rokok dalam
sehari
Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
24
(2) Perokok sedang yang menghisap 5-14 batang rokok dalam sehari
(3) Perokok ringan yang menghisap 1-4 batang rokok dalam sehari
c. Tempat merokok
Tipe perokok berdasarkan tempat ada dua (Mu’tadin 2002), yaitu :
(1) Merokok ditempat-tempat umum/ ruang publik
- Kelompok homogen (sama-sama perokok), secara bergerombol
mereka menikmati kebiasaanya. Umumnya mereka masoh
menghargai orang lain, karena itu mereka menempatkan diri di
smoking area.
- Kelompok yang heterogen (merokok ditengah orang-orang lain
yang tidak merokok, anak kecil, orang jompo, orang sakit, dll).
(2) Merokok di tempat-tempat yang bersifat pribadi
- Kantor atau di kamar tidur pribadi. Perokok memilih tempat-
tempat seperti ini sebagai tempat merokok di golongkan kepeda
individu yang kurang menjaga kebersihan, penuh rasa gelisah
yang mencekam.
- Toilet. Perokok jenis ini dapat di golongkan sebagai orang yang
suka berfantasi.
d. Waktu merokok
Menurut Presty (Smet 1994) remaja yang merokok dipengaruhi
oleh keadaan yang di alaminya pada saat itu , misalnya saat berkumpul
dengan teman, cuaca yang dingin, setelah di marahi orang tua, dll.
Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
25
e. Dampak perilaku merokok
Ogden (2000) membagi dampak perilaku merokok menjadi dua, yaitu :
(1) Dampak positif
Merokok dapat menimbulkan dampak positif yang sangat sedikit
bagi kesehatan. Graham (dalam Ogden 20000) menyatakan bahwa
perokok menyebutkan dengan merokok dapat menghasilkan mood
positif dan dapat membantu individu menghadapi keadaan-keadaan
yang sulit. Smet (1994) menyebutkan keuntungan merokok
(terutama bagi perokok) yaitu mengurangi ketegangan, membantu
berkonsentrasi, dukungan sosial, dan menyenangkan.
(2) Dampak negatif
Merokok dapat menimbulkan berbagai dampak negatif yang sangat
berpengaruh bagi kesehatan (Ogden 2000). Merokok bukanlah
penyebab suatu penyakit, tetapi dapat memicu suatu jenis penyakit
sehingga boleh dikatakan merokok tidak menyebabkan kematian,
tetapi dapatmendorong munculnya jenis penyakit yang dapat
mengakibatkan kematian. Berbagai jenis penyakit yang dapat di
picu karena merokok dimulai dari penyakit di kepala sampai
penyakit di telapak kaki antara lain (Sitepoe, 2001) : penyakit
kardiovaskuler, neoplasma (kanker), saluran pernafasan,
peningkatan tekanan darah, memperpendek umur, penurunan
vertilitas (kesuburan), nafsu seksual, sakit mag, gondok, gangguan
pembuluh darah, penghambat pengeluaran air seni, ambliyopia
Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
26
(penglihatan kabur), kulit menjadi kering, pucat dan keriput, serta
polusi udara dalam ruangan (sehingga terjadi iritasi mata, hidung,
dan tenggorokan).
B. Iklan rokok
1. Pengertian iklan rokok
Dalam Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia dinyatakan
bahwa:“Iklan adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk yang
disampaikan lewat suatu media dan dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal
serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat” (Niken, 2007).
Iklan diartikan sebagai berita pesanan untuk mendorong, membujuk
khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang dijual, dipasang
pada media massa seperti surat kabar, majalah atau ditempat-tempat
umum. Sedangkan istilah periklanan merujuk kepada pemahaman
keseluruhan proses yang meliputi persiapan, perencanaan, pelaksanaan,
dan pengawasan penyampaian pesan.
Dalam pengertian iklan perlu diingat adanya kata-kata yang berkaitan
dengan pesanan dan khalayak ramai. Iklan adalah suatu kegiatan yang
menyampaikan berita, tetapi berita yang disampaikan atas pesanan pihak
yang menginginkan agar produk atau jasa yang dijual dapat diterima dan
dibeli oleh konsumen.
Pengertian dari iklan rokok dalam PP RI No. 19 Pasal Tahun.2003
adalah kegiatan untuk memperkenalkan, memasyarakatkan atau
mempromosikan rokok dengan atau tanpa imbalan kepada masyarakat
Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
27
dengan tujuan mempengaruhi konsumen agar menggunakan rokok yang
ditawarkan. Menurut Juniarti (dikutip oleh Mu’tadin 2002) melihat iklan di
media massa dan elektronik yang menampilkan gambar bahwa perokok
adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat remaja seringkali
terpicu untuk mengikuti perilaku merokok seperti yang ada dalam iklan
tersebut.
Iklan merupakan suatu media untuk menyampaikan informasi kepada
masyarakat terhadap suatu produk dan iklan memiliki fungsi untuk
menyampaikan informasi, membujuk, atau untuk mengingatkan
masyarakat terhadap produk rokok (Agung,2010).
Dengan melihat iklan yang ada di televisi dan media massa, remaja
mulai mengenal dan mencoba untuk merokok (Agung, 2010) karena
gencarnya iklan rokok yang beredar di masyarakat, ditambah dengan
adanya image yang dibentuk oleh iklan rokok sehingga terlihat seakan
orang yang merokok adalah orang yang sukses dan tangguh yang dapat
melalui rintangan apapun (Wawan & Dewi, 2010).
Iklan, promosi, ataupun sponsor merupakan kegiatan yang dilakukan
oleh para produsen rokok untuk mempermudah produsen rokok dalam
mempengaruhi remaja dan anak-anak. Pengaruh iklan sangat
mempengaruhi dalam kehidupan remaja. Terkadang remaja yang menjadi
perokok pemula tersrbut akibat melihat iklan rokok di lingkungan mereka,
karena remaja belum mengerti benar mengenai bahaya yang di sebabkan
oleh perokok ataupun penyakit yang dapat timbul karena rokok, sehingga
Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
28
orang tua dapat memberi pemahaman terhadap anak-anaknya tentang
merokok (Wawan & dewi, 2010).
Periklanan adalah komunikasi komersil dan nonpersonal tentang
sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan kesuatu
khalayak, target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio,
koran, majalah, pengeksposan langsung, reklame luar ruang, atau
kendaraan umum (Monle lee, 2007).
Alat dalam komunikasi periklanan selain bahasa, terdapat alat
komunikasi lainnya yang sering dipergunakan yaitu gambar, warna, dan
bunyi. Iklan menggunakan sistem tanda yang terdiri atas lambang baik
verbal maupun ikon. Pada dasarnya lambang yang digunakan dalam iklan
terdiri dari dua jenis yaitu verbal dan non verbal. Lambang verbal adalah
bahasa yang kita kenal, lambang non verbal adalah bentuk dan warna yang
disajikan yang tidak secara meniru rupa atas bentuk realitas. Ikon adalah
bentuk dan warna serupa atau mirip dengan keadaan sebenarnya, seperti
gambar benda, orang atau binatang (Sobur, 2003).
2. Fungsi iklan
Secara umum, periklanan dihargai karena dikenal sebagai pelaksana
beragam fungsi komunikasi yang penting bagi perusahaan bisnis dan
organisasi yaitu:
a. Memberikan informasi (informing)
Periklanan membuat konsumen sadar (aware) akan merek-
merek baru, mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat
Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
29
merek, serta memfasilitasi penciptaan citra merek yang positif. Karena
merupakan suatu bentuk alat komunikasi yang efektif, berkemampuan
mrnjangkau khalayak luas dengan biaya perkontak relatif rendah,
periklanan memfasilitasi pengenalan (introduction) merek-merek baru
meningkatkan jumlah permintaan terhadap merek-merek yang telah
ada, dan meningkatkan puncak kesadaran dalam benak konsumen
(TOMA-top of mind awareness) untuk merek-merek yang sudah ada
dalam kategori produk yang sudah matang.
b. Mempersuasi (Persuading)
Iklan yang efektif akan mampu mempersuasi (membujuk)
pelanggan untuk mencoba produk dan jasa yang diiklankan.
c. Mengingatkan (Reminding)
Iklan menjaga agar merek perusahaan tetap segar dalam ingatan
para konsumen. Periklanan yang efektif juga meningkatkan minat
konsumen terhadap merek yang sudah ada dan pembelian sebuah merek
yang mungkin tidak akan dipilihnya, Periklanan lebih jauh di
demonstrasikan untuk mempengareuhi pengalihan merek (brand
swictching) dengan mengingatkan para konsumen yang akhir-akhie ini
belum membeli suatu merek yang tersedia dan mengandung atribut-
atribut yang menguntungkan.
d. Memberikan nilai tambah (Adding value)
Periklanan memberi nilai tambah pada merek dengan
mempengaruhi persepsi konsumen. Periklanan yang efekfit
Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
30
menyebabkan merek dipandang sebagai lebih elegan, lebih gaya, lebih
bergengsi dan lebih unggul dari tawaran pesaing (Terence, 2003).
Devinto (dalam Ardianto, 2004) menyatakan bahwa fungsi
persuasi iklan dipengaruhi oleh efek pesan media massa sebagai saluran
yang paling efektif untuk mempengaruhi khalayak. Efek pesan dalam
Media (dalam Ardianto, 2004) adalah :
(1) Efek kognitif
(2) Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang
sifatnya informatif bagi dirinya. Media massa dapat membantu
khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan
mengembangkan ketrampilan kognitifnya.
(3) Efek Afektif
(4) Dalam efek afektif media massa bukan hanya sekedar memberitahu
khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, khalayak diharapkan
merasakan intensitas rangsangan emosional pesan media massa.
(5) Efek Behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak
dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan. Menurut teori belajar
sosial dari Bandura, orang cenderung meniru perilaku yang
diminatinya. Stimulus menjasi teladan untuk perilakunya. Media
massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung terhadap
komunikan.
Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
31
C. Remaja
1. Pengertian remaja
Remaja dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa
latin adolescere yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai
kematangan. Masa remaja menurut Mappiare (1982), berlangsung antara
umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun, wanita 13 tahun sampai dengan
22 tahun, bagi pria rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua
bagian, yaitu usia 12 / 13 tahun sampai dengan 17/18 tahun sampai dengan
21 /22 tahun adalah remaja akhir. Pada usia ini umumnya anak
sedangduduk dibangku sekolah menengah pertama (SMP) sampai menengah
atas (SMA) (Asrori, 2009).
Masa remaja merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan
manusia.Masa remaja sering digambarkan sebagai masa yang paling indah,
dan tidak terlupakan karena penuh dengan kegembiraan dan tantangan
(Soetjiningsih, 2004).Sedangkan menurut Willis (2010), masa remaja
adalah suatu tahap kehidupan yang bersifat peralihan dan tidak mantap
serta rawan oleh pengaruh-pengaruh negatif, seperti narkoba, merokok,
kriminal, dan kejahatan seks.
Menurut Depkes RI (2005), masa remaja merupakan suatu proses tumbuh
kembang yang berkesinambungan, yang merupakan masa peralihan dari
kanak-kanak ke dewasa muda. Masa remaja diartikan sebagai perubahan
emosi dan perubahan sosial pada masa remaja. Masa remaja menggambarkan
dampak perubahan fisik, dan pengalaman emosi yang mendalam. Masa
Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
32
remaja adalah masa yang penuh dengan gejolak, masa yang penuh dengan
berbagai pengenalan dan petualangan akan hal-hal yang baru termasuk
pengalaman berinteraksi dengan lawan jenis sebagai bekal manusia untuk
mengisi kehidupan mereka kelak (Nugraha & Windy, 1997).
Sesuai dengan perkembangan usia remaja menurut Monks (1999)
maka terdapat tiga tahap proses perkembangan yang dilalui remaja dalam
proses menuju kedewasaan, disertai dengan karakteristiknya, yaitu :
a. Remaja awal (12 – 15 tahun)
Pada tahap ini, remaja masih merasa heran terhadap perubahan-
perubahan yang terjadi pada dirinya dan dorongan-dorongan yang
menyertai perubahan-perubahan tersebut, Mereka mulai
mengembangkan pikiran-pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis
dan mudah terangsang secara erotis. Kepekaan yang berlebihan ini
ditambah dengan berkurangnya pengendalian terhadap ego dan
menyebabkan remaja sulit mengerti dan dimengerti oleh orang
dewasa.
b. Remaja Madya (15-18 tahun)
Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan teman-teman. Ada
kecenderungan narsistik, yaitu mencintai dirinya sendiri, dengan cara
lebih menyukai teman-teman yang mempunyai sifat-sifat yang sama
dengan dirinya. Pada tahap ini remaja berada dalam kondisi
kebingungan karena masih ragu harus memilih yang mana, peka atau
peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis dan sebagainya.
Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
33
c. Remaja akhir (18-21 tahun)
Tahap ini adalah masa mendekati kedewasaan yang ditandai
dengan pencapaian :
(1) Minat yang semakin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.
(2) Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang
lain dan mendapatkan pengalaman-pengalaman baru.
(3) Terbentuknya identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.
(4) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri)
diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri
dengan orang lain.
(5) Tumbuh dinding pemisah antara diri sendiri dengan masyarakat
umum.
Sarwono (2001) menyatakan bahwa definisi remaja untuk masyarakat
indonesia adalah menggunakan batasan usia 11-24 tahun dan belum
menikah dengan pertimbangan sebagai berikut :
(1) Usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda
seksualsekunder mulai tampak (kriteria fisik).
(2) Di banyak masyaraakat indonesia usia 11 tahun sudah di anggap
akil bali, baik menurut agama ataupun adat, sehingga masyarakat
tidak lagi memperlakukan mereka sebagai anak-anak (kriteria
seksual).
(3) Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan
perkembangan jiwa seperti tercapainya isentitas diri (ego identity
Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
34
menurut Erick Erikson), tercapainya fase genital dari
perkembangan psikoseksual (menurut Freud), dan tercapainya
puncak perkembangan kognitif (menurut Piaget) maupun moral
(menurut Kohlbreg).
(4) Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimal, yaitu untuk
memberi peluang bagi mereka yang sampai batas usia tersebut
masih menggantungkan diri pada orang tua,
(5) Dalam definisi diatas, status perkawinan sangat menentukan karena
arti perkawinan masih sangat penting di masyarakat kita secara
menyeluruh. Seorang yang sudah menikah, pada usia berapapun di
anggap dan di perlakukan sebagai orang dewasa penuh, baik secara
hukum maupun kehidupan bermasyarakat dan keluarga. Karena itu
definisi remaja disini di batasi khusus untuk orang yang belum
menikah.
2. Ciri-ciri masa remaja
Menurut Havighurst dalam Hurlock (1999) ciri-ciri masa remaja
antara lain :
a. Masa remaja sebagai periode yang sangat penting
Remaja memiliki perkembangan fisik dan mental yang cepat dan
penting dimana semua perkembangan itu menimbulkan perlunya
penyesuaian mental dan pembentukan sikap, nilai dan minat baru.
b. Masa remaja sebagai periode peralihan
Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
35
Masa remaja merupakan peralihan dari anak menjadi dewasa.
Dalam setiap periode peralihan, status individu tidaklah jelas dan
terdapat keraguan akan peran yang harus di lakukan. Remaja bukan lagi
seorang anak dan juga bukan orang dewasa. Bila remaja berperilaku
seperti anak-anak, ia akan diajari untuk “bertindak sesuai umurnya”.
Apabila remaja berperilaku seperti orang dewasa, maka ia sering
dianggap belum pantas. Status remaja yang tidak jelas ini juga
menguntungkan karena memberi waktu kepadanya untuk mencoba gaya
hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku, nilai yang sesuai
bagi dirinya.
D. Teman sebaya
1. Pengertian teman sebaya
Sekelompok orang yang memiliki usia yang sama dengan kita, dan
memiliki kelompok sosial yang sama pula, misalnya teman sekolah
(Mu’tadin 2002). Teman sebaya juga diartikan sebagai kelompok orang
yang mempunyai latar belakang, usia, pendidikan, dan status sosial yang
sama, dan mereka biasanya dapat mempengaruhi perilaku dan keyakinan
masing-masing anggotanya. Dalam kelompok teman sebaya biasanya
mereka saling bercerita tentang kesenangan dan latar belakang
anggotanya. Asmani (2012) menambahkan selain tingkat usia yang sama,
teman sebaya juga memiliki tingkat kedewasaan yang sama. Jadi dapat
disimpulkan bahwa teman sebaya adalah sekelompok orang yang seumur,
berlatar belakang, berpendidikan, dan dalam status sosial yaang sama,
Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
36
dimana dalam kelompok tersebut biasanya terjadi pertukaran informasi
yang mungkin saja dapat mempengaruhi perilaku dan keyakinan dari
anggota lainnya.
Memasuki masa remaja, individu mulai akan belajar hubungan timbal
balik yang akan didapatkan ketika mereka melakukan interaksi dengan
orang lain maupun dengan temanya sendiri. Selain itu mereka juga belajar
untuk mengobservasi dengan teliti mengenai minat dan pandangan
temannya, ini dilakukan agar remaja dengan mudah ketika ingin menyatu
atau beradaptasi dengan temannya (Piaget & Sullivan dalam Asmani
2012).
2. Bentuk-bentuk kelompok teman sebaya
Hurlock (2012) menyebutkan kelompok-kelompok sosial yang paling
sering terjadi pada masa remaja adalah :
a. Teman dekat
Biasanya remaja memiliki dua atau tiga teman dekat atau sahabat. Dan
pada umumnya teman mereka terdiri dari jenis kelamin dan usia yang
sama, mempunyai tujuan, keinginan, dan kemampuan yang sama. Teman
dekat ini dapat mempengaruhi satu sama lain dalam berbagai hal yang
terjadi dalam kehidupan remaja.
b. Kelompok kecil
Kelompok ini terdiri dari beberapa kelompok teman-teman dekat.
Pada awalnya kelompok ini terdiri dari satu kelompok jenis kelamin yang
Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
37
sama, namun kemudian meliputi juga dari kedua jenis kelamin yang
berbeda.
c. Kelompok besar
Kelompok ini terdiri dari kelompok kecil dan kelompok teman dekat.
Kelompok ini berkrmbang dengan meningkatnya minat untuk bersenang-
senang dan menjalin hubungan. Karena besarnnya kelompok ini membuat
penyesuaian minat berkurang diantara anggota-anggotanya. Sehingga
timbul jarak sosial yang besar diantara mereka.
d. Kelompok yang terorganisir
Kelompok ini merupakan kelompok binaan orang dewasa. Biasanya
kelompok ini dibentuk oleh orang dewasa misalnya sekolah ataupun
organisasi masyarakat. Kelompok ini di bentuk dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan sosial para remaja yang tidak mempunyai kelompok
besar.
e. Kelompok geng
Kelompok ini terbentuk karena remaja tidak termasuk dalam
kelompok atau kelompok besar dan merasa kurang puas dengan kelompok
yang terorganisasi akan mengikuti kelompok geng. Anggotanya biasanya
terdiri dari anak-anak sejenis yang minat utama mereka adalah untuk
menghadapi penolakan teman-teman melalui perilaku anti sosial.
f. Fungsi teman sebaya
Penelitian-penelitian yang dilakukan pada sejumlah remaja menunjukan
hubungan yang positif dengan teman sebaya menghasilkan penyesuaian
Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
38
sosial yang positif juga (Santrock dalam Desmita, 2010). Pernyataan ini
diperkuat oleh hartup yang menemukan bahwa pengaruh teman sebaya
memberikan fungsi-fungsi sosial dan psikologis yang sangat penting bagi
remaja, Hightower juga menyatakan bahwa hubungan teman sebaya yang
harmonis selama masa remaja akan menghasilkan kesehatan mental yang
positif pada usia setengah baya (Desmita, 2012).
3. Fungsi teman sebaya
Kelly & Hansen (dalam Desmita, 2012) menyebutkan 6 fungsi dari
teman sebaya, yaitu :
a. Mengontrol implus-ipmlus negatif. Interaksi dengan teman sebaya
membuat remaja belajar bagaimana memecahkan masalah dengan
cara-cara lain dengan tidak meluapkan kemarahan langsung.
b. Mendapatkan dukungan emosional dan sosial serta menjadi lebih
mandiri. Kelompok teman sebaya memberikan dukungan untuk
mencoba peran dan tanggung jawab baru, hal ini membuat
berkurangnnya rasa ketergantungan mereka dengan keluarganya.
c. Meningkatkan ketrampilan-ketrampilan sosial, mengembangkan
kemampuan penalaran, dan belajar untuk mengekspresikan perasaan-
perasaan dengan cara yang lebih dewasa.
d. Mengembangkan sikap terhadap seksualitas dan tingkah laku dan
sikap mereka dengan menjadi laki-laki dan perempuan muda.
e. Memperkuat penyesuaian moral dan nilai-nilai. Dalam kelompok,
remaja mencoba untuk mengambil keputusan menurut diri mereka
Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
39
sendiri. Mereka menilai sendiri nilai-nilai yang dimilikinya dan yang
dimiliki temannya, selanjutnya mereka akan memutuskan mana yang
benar menurut mereka. Hal ini dapat membantu remaja dalam
mengembangkan penalaran moral mereka.
f. Meningkatkan harga diri. Seorang remaja akan merasa nyaman dan
senang ketika dirinya menjadi orang yang disukai dalam
kelompoknya.
4. Peran teman sebaya
Remaja memiliki kebutuhan untuk diakui oleh teman atau
kelompok. Sebagai akibatnya, mereka akan merasa bangga apabila
diterima dan sebaliknya akan merasa cemas apabila diremehkan oleh
teman sebayanya. Bagi remaja, pandangan teman terhadap dirinya
merupakan sesuatu yang penting.
Menurut Santrock (2007) mengatakan bahwa peran terpenting dari
teman sebaya adalah :
a. Sebagai sumber informasi mengenai dunia keluarga
b. Sumber kognitif, untuk pemecahan masalah dan perolehan
pengetahuan
c. Sumber emosional, untuk mengungkapkan ekspresi dan identitas diri.
Melalui interaksi dengan teman-teman sebaya, anak-anak dan
remaja mampu melakukan hubungan sosial. Maka dapat diketahui bahwa
teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi remaja mempunyai peranan.
Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
40
Teman sebaya memberikan sebuah dunia tempat para remaja melakukan
sosialisasi dalam suasana yang mereka ciptakan sendiri (Santrock, 2007).
E. Kerangka teori
Gambar 1.1 Kerangka teori penelitian
(Mu’tadin, 2006)
F. Kerangka konsep
variabel bebas variabel terkait
Gambar 2.2
Kerangka konsep
Faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku
merokok :
1. Pengaruh orang
tua
2. Pengaruh teman
sebaya
3. Faktor
kepribadian
4. Pengaruh iklan
Perilaku merokok
pada remaja
Teman sebaya
Iklan rokok
Perilaku merokok
pada remaja
Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015
41
G. Hipotesis
Dari uraian hipotesis yang dapat di ajukan adalah terdapat hubungan antara
teman sebaya, iklan rokok dengan perilaku merokok di SMK YPT I
PURBALINGA
Hubungan Antara Kelompok..., Eka Purwaningsih, S1 Keperawatan UMP, 2015