bab ii tinjauan pustaka a. stress kerja 1. pengertian ...repository.ump.ac.id/6012/3/khamim basyir...

27
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stress Kerja 1. Pengertian Stress Kerja Stress adalah suatu respon adaptif, melalui karakteristik individu dan atau proses psikologis secara langsung terhadap tindakan, situasi dan kejadian eksternal yang menimbulkan tuntutan khusus baik fisik maupun psikologis individu yang bersangkutan. Pendapat lain mengatakan bahwa stress adalah tanggapan yang menyeluruh dari tubuh terhadap tuntutan yang datang kepadanya (Nasution, 2000). Miner (2002) menyatakan bahwa stress merujuk pada kondisi internal individu untuk menyesuaikan diri secara baik terhadap perasaan yang mengancam kondisi fisik dan psikis atau gejala psikologis yang mendahului penyakit, reaksi ansietas, ketidaknyamanan dan atau hal yang sejenis. Dalam kaitan dalam pekerjaannya, Smet (2004) secara spesifik menjelaskan bahwa stress kerja sebagai suatu kondisi yang disebabkan oleh transaksi antara individu dengan lingkungan kerja sehingga menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan yang berasal dari situasi dengan sumber daya sistem biologis, psikologis dan sosial. Stress yang terlalu rendah cenderung membuat pekerja menjadi lesu, malas dan merasa cepat bosan. Sebaliknya stress yang berlebihan dapat mengakibatkan kehilangan efisiensi, kecelakaan kerja, kesehatan fisik 9 Hubungan Tipe Kepribadian..., Khamim Basyir, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Upload: phamthu

Post on 07-Apr-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stress Kerja 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/6012/3/Khamim Basyir BAB II.pdf · A. Stress Kerja 1. Pengertian Stress Kerja. ... selamanya karena suatu

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Stress Kerja

1. Pengertian Stress Kerja

Stress adalah suatu respon adaptif, melalui karakteristik individu dan

atau proses psikologis secara langsung terhadap tindakan, situasi dan

kejadian eksternal yang menimbulkan tuntutan khusus baik fisik maupun

psikologis individu yang bersangkutan. Pendapat lain mengatakan bahwa

stress adalah tanggapan yang menyeluruh dari tubuh terhadap tuntutan

yang datang kepadanya (Nasution, 2000).

Miner (2002) menyatakan bahwa stress merujuk pada kondisi

internal individu untuk menyesuaikan diri secara baik terhadap perasaan

yang mengancam kondisi fisik dan psikis atau gejala psikologis yang

mendahului penyakit, reaksi ansietas, ketidaknyamanan dan atau hal yang

sejenis. Dalam kaitan dalam pekerjaannya, Smet (2004) secara spesifik

menjelaskan bahwa stress kerja sebagai suatu kondisi yang disebabkan

oleh transaksi antara individu dengan lingkungan kerja sehingga

menimbulkan persepsi jarak antara tuntutan yang berasal dari situasi

dengan sumber daya sistem biologis, psikologis dan sosial.

Stress yang terlalu rendah cenderung membuat pekerja menjadi lesu,

malas dan merasa cepat bosan. Sebaliknya stress yang berlebihan dapat

mengakibatkan kehilangan efisiensi, kecelakaan kerja, kesehatan fisik

9

Hubungan Tipe Kepribadian..., Khamim Basyir, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stress Kerja 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/6012/3/Khamim Basyir BAB II.pdf · A. Stress Kerja 1. Pengertian Stress Kerja. ... selamanya karena suatu

terganggu dan dampak lain yang tidak diinginkan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa stress kerja adalah

respon adaptif, tanggapan, penyesuaian diri pada suatu kondisi antara

individu dan lingkungan. Stress yang rendah dan berlebihan akan

menyebabkan lesu, malas, cepat bosan, kehilangan efisiensi, kecelakaan

kerja dan kelelahan fisik.

2. Tahapan Stress Kerja

Timbulnya stress kerja pada seorang tenaga kerja melalui tiga tahap

yaitu tahap pertama : reaksi awal yang merupakan fase inisial dengan

timbulnya beberapa gejala/tanda,namun masih dapat diatasi oleh

mekanisme pertahanan diri. Tahap kedua : reaksi pertahanan yang

merupakan adaptasi maksimum dan pada masa tertentu dapat kembali

kepada keseimbangan. Bila stress ini terus berlanjut terus dan mekanisme

pertahanan diri tidak sanggup berfungsi lagi maka berlanjut ke tahap

ketiga, yaitu kelelahan yang timbul akibat mekanisme adaptasi telah

kolaps (layu) (Nasution, 2000). Menurut Hans Selye dalam Nurmiati Amir

(Jiwa Indonesia Phychiatric Quarterly : XXXII:4) bahwa ada tiga fase atau

tahapan stress adalah sebagai berikut :

a. Tahap reaksi waspada, pada tahap ini dapat terlihat reaksi psikologis”

fight orbflight syndrome” dan reaksi fisiologis. Pada tahap ini individu

mengadakan reaksi pertahanan terekspos pada stressor. Tanda fisik

akan muncul adalah curah jantung meningkat, peredaran darah cepat,

darah di perifer dan gastrointestinal mengalir kekepala dan ekstremitas.

Hubungan Tipe Kepribadian..., Khamim Basyir, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stress Kerja 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/6012/3/Khamim Basyir BAB II.pdf · A. Stress Kerja 1. Pengertian Stress Kerja. ... selamanya karena suatu

Sehingga banyak organ tubuh yang terpengaruh, maka gejala stress

akan mempengaruhi denyut nadi dan ketegangan otot. Pada saat yang

sama daya tahan tubuh akan berkurang dan bahkan bila stressor sangat

besar atau kuat dapat menimbulkan kematian.

b. Tahap melawan, pada tahap ini individu mencoba berbagai macam

mekanisme penanggulangan psikologis dan pemecahan masalah serta

mengatur strategi untuk mengatasi stressor. Tubuh berusaha

menyeimbangkan proses fisiologis yang telah dipengaruhi selama

reaksi waspada untuk sedapat mungkin kembali keadaan normal dan

pada waktu yang sama pula tubuh mencoba mengatasi faktor-faktor

penyebab stress. Apabila proses fisiologis telah teratasi maka gejala-

gejala stress akan menurun, tubuh akan secepat mungkin berusaha

normal kembali karena ketahanan tubuh ada batasnya dalam

beradaptasi. Jika stressor tidak dapat diatasi atau terkontrol maka

ketahanan tubuh beradaptasi akan habis dan individu tidak akan

sembuh.

c. Tahap kelelahan, tahap ini terjadi ketika ada suatu perpanjangan tahap

awal stress yang tubuh individu terbiasa. Energi penyesuaian terkuras

dan individu tersebut tidak dapat lagi mengambil dari berbagai sumber

penyesuaian yang di gambarkan pada tahap kedua. Akan timbul gejala

penyesuaian terhadap lingkungan seperti sakit kepala, gangguan

mental, penyakit arteri koroner, bisul, kolitis. Tanpa ada usaha untuk

melawan atau mencegahnya kelehan bahkan kematian dapat terjadi.

Hubungan Tipe Kepribadian..., Khamim Basyir, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stress Kerja 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/6012/3/Khamim Basyir BAB II.pdf · A. Stress Kerja 1. Pengertian Stress Kerja. ... selamanya karena suatu

Bila tubuh terekspos pada stressor yang sama pada waktu yang lama

secara terusbmenerus, maka tubuh yang semula telah terbiasa

menyesuaikan diri akan kehabisan energi untuk beradaptasi. Daya

tahan tubuh terhadap stressor tidak dapat dianggap dapat bertahan

selamanya karena suatu saat energi untuk adaptasi itu akan habis.

3. Faktor – faktor Penyebab Stress Kerja

Menurut Hurrel (dalam Munandar, 2001) sumber stress yang

menyebabkan seseorang tidak berfungsi optimal atau yang menyebabkan

seseorang jatuh sakit, tidak saja datang dari satu macam pembangkit tetapi

dari beberapa pembangkit stress. Sebagian dari waktu manusia adalah

untuk bekerja, karena itu lingkungan pekerjaan mempunyai pengaruh yang

besar terhadap kesehatan seorang pekerja. Pembangkit stress di pekerjaan

merupakan pembangkit stress yang besar terhadap kurang berfungsinya

atau jatuh sakitnya seorang tenaga kerja yang bekerja. Faktor-faktor di

pekerjaan yang berdasarkan penelitian dapat menimbulkan stress

dikelompokkan dalam lima kategori, yaitu :

a. Faktor intrinsik dalam pekerjaan

Faktor intrinsik dalam pekerjaan katagorinya adalah tuntutan

fisik dan tuntutan tugas, tuntutan fisik : kondisi fisik misalnya faktor

kebisingan, panas, penerangan dan lain sebagainya, sedangkan faktor

tugas mencakup : kerja malam.beban kerja dan penghayatan dari

resiko bahaya. Tuntutan fisik yaitu kondisi fisik kerja mempunyai

pengaruh terhadap faal dan psikologis seorang tenaga kerja. Kondisi

Hubungan Tipe Kepribadian..., Khamim Basyir, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stress Kerja 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/6012/3/Khamim Basyir BAB II.pdf · A. Stress Kerja 1. Pengertian Stress Kerja. ... selamanya karena suatu

fisik dapat merupakan pembangkit stress, tuntutan tugas menurut

penelitian menunjukkan bahwa shift kerja /kerja malam merupakan

sumber stress bagi pekerja pabrik roti. Beban kerja berlebih dan beban

kerja terlalu sedikit merupakan pembangkit stress.

b. Peran dalam organisasi

Setiap tenaga kerja bekerja sesuai dengan perannya dalam

organisasi artinya setiap tenaga kerja mempunyai kelompok tugasnya

yang harus dilakukan sesuai dengan aturan-aturan yang ada dan sesuai

dengan yang diharapkan oleh atasannya,namun demikian tenaga kerja

tidak selalu berhasil untuk memainkan perannya tanpa menimbulkan

masalah. Kurang baiknya fungsi peran merupakan pembangkit stress

yang meliputi konflik peran dan ketidak jelasan kerja.

c. Pengembangan karir

Pengembangan karir merupakan pembangkit stress yang

potensial yang mencakup ketidakpastian pekerjaan, promosi yang

berlebih atau promosi yang kurang.

d. Hubungan dalam pekerjaan

Hubungan dalam pekerjaan yang tidak baik terungkap dalam

gejala-gejalanya dalam kepercayaan yang rendah, minat yang rendah

dalam pemecahan masalah dalam organisasi, komunikasi antar pribadi

yang tidak sesuai antara pekerja,ketegangan psikologis dalam bentuk

kepuasan kerja yang menurun dan penurunan kondisi kesehatan.

Hubungan Tipe Kepribadian..., Khamim Basyir, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stress Kerja 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/6012/3/Khamim Basyir BAB II.pdf · A. Stress Kerja 1. Pengertian Stress Kerja. ... selamanya karena suatu

e. Struktur dan Iklim organisasi

Faktor stress yang dikenali dalam katagori ini adalah terpusat

pada sejauh mana tenaga kerja dapat terlihat atau berperan serta pada

support sosial. Kurangnya peran serta atau partisipasi dalam

pengambilan keputusan.

Teori lain mengatakan terdapat dua faktor penyebab atau sumber

stress yaitu faktor lingkungan kerja dan faktor personal. Faktor lingkungan

kerja dapat berupa kondisi fisik, manajemen atau hubungan sosial di

lingkungan pekerjaan. Sedangkan faktor personal berupa kepribadian,

peristiwa/pengalaman pribadi maupun kondisi sosial ekonomi keluarga,

dimana pribadi berada dan mengembangkan diri (Dwiyanti, 2001).

Hasil penelitian Singarimbun (2004) menyatakan bahwa faktor –

faktor yang menpengaruhi stress terutama pada wanita pekerja adalah

status kawin, umur, pendidikan dan jarak tempat tinggal. Menurut

penelitian Badra (2004) dan Iswanto (2001) ada hubungan antara motivasi

(instrinsik dan akstrinsik ) dengan kinerja serta ada hubungan stress kerja

dengan kinerja. Kepribadian memberikan kontribusi terhadap hubungan

stress kerja dengan kinerja. Tingkat stress yang paling tinggi akan

mempengaruhi kondisi fisik dan psikologis seseorang dan pada gilirannya

akan mempengaruhi kinerja yang semakin menurun.

Orang dengan tipe kepribadian A lebih mudah stress dibandingkan

dengan tipe kepribadian B, orang dengan tipe kepribadian introvert lebih

mudah stress daripada yang extrovert. Pengalaman hidup orang yang

Hubungan Tipe Kepribadian..., Khamim Basyir, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stress Kerja 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/6012/3/Khamim Basyir BAB II.pdf · A. Stress Kerja 1. Pengertian Stress Kerja. ... selamanya karena suatu

pernah mengalami kegagalan di masa lampau akan mudah membuatnya

menilai kegagalan sebagai hal yang sudah biasa. Tetapi bagi orang yang

selalu berhasil, kegagalan sebagai sumber stress yang luar biasa. Orang

yang belum dewasa dalam menghadapi perkara, mudah goyah dalam

sikap, pendirian, dan arah hidupnya dibandingkan orang yang

berkepribadianmatang (Nasution, 2000 ).

Menurut Cooper, et.al. (2001) sumber stress terdiri dari faktor-faktor:

a. Lingkungan kerja : kondisi kerja yang buruk berpotensi menyebabkan

pekerja mudah sakit, mengalami stress dan menurunkan produktivitas

kerja.

b. Overload (beban kerja berlebih) : dapat dibedakan menjadi kuantitatif

dan kualitatif. Beban kerja berlebih kuantitatif bila target kerja

melebihi kemampuan pekerja yang bersangkutan akibatnya mudah

lelah dan berada dalam ketegangan tinggi.Beban kerja berlebih secara

kualitatif bila pekerjaan memiliki tingkat kesulitan yang tinggi.

c. Deprivational stress : yaitu pekerjaan yang tidak menantang atau tidak

menarik lagi bagi pekerja, akibatnya timbul berbagai keluhan seperti

kebosanan, ketidakpuasan dan lain sebagainya.

d. Pekerjaan berisiko tinggi yaitu pekerjaan yang berbahaya bagi

keselamatan.

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi stress kerja adalah faktor intrinsik dalam pekerjaan seperti

tuntutan fisik dan tuntutan tugas, peran dalam organisasi, pengembangan

Hubungan Tipe Kepribadian..., Khamim Basyir, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stress Kerja 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/6012/3/Khamim Basyir BAB II.pdf · A. Stress Kerja 1. Pengertian Stress Kerja. ... selamanya karena suatu

karir, hubungan dalam pekerjaan, struktur dan iklim organisasi, faktor

lingkungan kerja yaitu kondisi, fisik, manajemen atau hubungan sosial dan

faktor personal yaitu tipe kepribadian. Serta beban kerja yang berlebih,

pekerjaan yang berisiko tinggi, status perkawinan, umur ,pendidikan dan

jarak tempat tinggal.

4. Gejala – gejala Stress Kerja

Menurut Anoraga (2001) gejala stres adalah sebagai berikut :

Menjadi mudah marah dan tersinggung, bertindak secara agresif dan

defensive, merasa selalu lelah, sukar konsentrasi pelupa, jantung berdebar-

debar, otot tegang/nyeri sendi dan sakit kepala, perut dan diare.

Menurut Terry Beehr dan Newman dalam Prihatini (2007) membagi

gejala stress menjadi tiga aspek yaitu gejala psikologis, gejala fisik dan

perilaku. Gejala psikologis terdiri dari: kecemasan atau ketegangan,

bingung, marah, sensitive, memendam perasaan, komunikasi tidak efektif,

menurunnya fungsi intelektual, mengurung diri, ketidak puasan bekerja,

depresi, kebosanan, lelah mental, merasa terasing dan mengasingkan diri,

kehilangan daya konsentrasi, kehilangan spontanitas dan kreativitas,

kehilangan semangat hidup, menurunnya harga diri dan rasa percaya diri.

Adapun gejala fisik meliputi : meningkatnya detak jantung dan

tekanan darah, meningkatnya sekresi adrenali dan non adrenalin, gangguan

gastrointestial, misalnya gangguan lambung, mudah terluka, kematian,

gangguan kardiovaskuler, mudah lelah secara fisik, gangguan pernafasan,

lebih sering berkeringat, gangguan pada kulit dan kepala pusing, migrain,

Hubungan Tipe Kepribadian..., Khamim Basyir, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stress Kerja 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/6012/3/Khamim Basyir BAB II.pdf · A. Stress Kerja 1. Pengertian Stress Kerja. ... selamanya karena suatu

kanker, ketegangan otot, problem tidur.

Gejala stress berdasarkan perilaku : menunda atau menghindari

pekerjaan atau tugas, penurunan prestasi dan produktifitas, meningkatnya

penggunaan minuman keras dan mabuk, perilaku sabotase, meningkatnya

frekuensi absensi, perilaku makan yang tidak normal, kehilangan nafsu

makan dan penurunan drastis berat badan, kecendrungan perilaku yang

beresiko tinggi seperti ngebut, berjudi, meningkatnya agresivitas dan

kriminalitas, penurunan kualitas hubungan interpersoal dengan keluarga

dan tema dan kecendrungan bunuh diri.

5. Dampak Stress Kerja

Menurut Lubis (2006) stress kerja dapat mengakibatkan hal-hal

sebagai berikut :

a. Penyakit fisik yang diinduksi oleh stress seperti penyakit jantung

koroner, hipertensi, tukak lambung, asama, gangguan menstruasi dan

lain-lain.

b. Kecelakaan kerja terutama pekerjaan yang menuntut kinerja yang

tinggi, bekerja bergiliran

c. Absensi kerja

d. Lesu kerja, pegawai kehilangan motivasi bekerja

e. Gangguan jiwa mulai dari gangguan ringan sampai ketidak mampuan

yang berat. Gangguan jiwa yang ringan misalnya mudah gugup,

tegang, marah-marah, apatis dan kurang konsentrasi. Gangguan yang

lebih jelas lagi dapat berupa despresi, gangguan cemas.

Hubungan Tipe Kepribadian..., Khamim Basyir, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stress Kerja 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/6012/3/Khamim Basyir BAB II.pdf · A. Stress Kerja 1. Pengertian Stress Kerja. ... selamanya karena suatu

Beehr dalam Frase (2002) mengatakan stress mempunyai dampak

terhadap :

a. Individu adalah munculnya masalah yang berhubungan dengan

kesehatan, psikologi dan interaksi interpersonal. Pada gangguan fisik

seseorang mengalami stress akan mudah terserang penyakit, pada

gangguan mental stress berkepanjangan akan mengakibatkan

ketegangan hal ini akan merusak tubuh dan gangguan kesehatan. Pada

gangguan intrepersonal stress akan lebih sensitif terhadap hilangnya

percaya diri, menarik diri dan lain-lain.

b. Dampak terhadap organisasi adalah pekerja yang stress akan

berpengaruh pada kualitas kerja dan kesehatan pekerja terganggu

berupa kekacauan manajemen dan operasional kerja, meningkatnya

absensi dan banyak pekerjaan yang tertunda

Jenis dampak tersebut diatas tidak mencakup seluruhnya, hanya

mewakili beberapa dampak potensial yang sering dikaitkan dengan stres.

Akan tetapi jangan diartikan bahwa stres selalu menyebabkan dampak

seperti yang disebutkan diatas. Karena stres ada tingkatannya yaitu ringan

dan berat tergantung dari individu dalam menyesuaikan diri atau

beradaptasi dengan stres tersebut atau tergantung pada individu tersebut

memanajemen stres yang dihadapinya, sehingga bisa menjadi distress

maupun eustress. Distres jika seseorang tersebut tidak mampu mengelola

stres dengan baik, sedangkan eustres adalah jika seseorang tersebut

mampu mengelola stress dengan baik (Cox, 2000).

Hubungan Tipe Kepribadian..., Khamim Basyir, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stress Kerja 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/6012/3/Khamim Basyir BAB II.pdf · A. Stress Kerja 1. Pengertian Stress Kerja. ... selamanya karena suatu

Kemampuan individu menahan stres berbeda-beda, hal tersebut

bergantung pada sifat dan hakikat stres, yaitu intensitas, lamanya, lokal,

dan umum (general) dan sifat individu yang terkait dengan proses adaptasi.

Cara mencegah dan mengendalikan stress kerja menurut Sauter (2000)

adalah sebagai berikut:

a. Beban kerja fisik maupun mental harus disesuaikan dengan

kemampuan dan kapasitas kerja pekerja yang bersangkutan dengan

menghindarkan adanya beban berlebih maupun yang ringan.

b. Jam kerja harus disesuaikan baik terhadap tuntutan tugas maupun

tanggung jawab diluar pekerjaan

c. Setiap pekerja harus diberikan kesempatan untuk mengembangkan

karier, mendapatkan promosi dan pengembangan kemampuan

keahlian.

d. Membentuk lingkungan sosial yang sehat yaitu antara pekerja yang

satu dengan yang lain, upervisor yang baik dan sehat dalam organisasi.

e. Tugas-tugas pekerjaan harus didesain untuk dapat menyediakan

stimulasi dan kesempatan agar pekerja dapat menggunakan

ketrampilannya.

Pengendalian stress menurut Quick (2001) adalah secara :

a. Organisasional yaitu memodifikasikan tuntutan kerja,meningkatkan

hubungan kerja.

b. Individual yaitu memanajemen persepsi pribadi tentang stress,

memanajemen lingkungan kerja pribadi, menghindari tugas yang

Hubungan Tipe Kepribadian..., Khamim Basyir, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stress Kerja 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/6012/3/Khamim Basyir BAB II.pdf · A. Stress Kerja 1. Pengertian Stress Kerja. ... selamanya karena suatu

beban kerja berlebihan, memanajemi gaya hidup dan menghindari

respon terhadap stress.

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stres Kerja

Minner (2002), menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi stres

kerja meliputi faktor eksternal (kondisi lingkungan fisik, beban kerja yang

berlebihan, karir, tanggung jawab, konflik peran dan ambiguitas peran)

dan faktor internal (karakteristik pribadi meliputi kepribadian, umur,

pendidikan, kesehatan). Hasibuan (2000), mengungkapkan hal-hal yang

dapat mempengaruhi stres kerja adalah beban kerja yang berlebihan,

tekanan dan sikap pimpinan yang kurang adil dan wajar, konflik antar

pribadi, balas jasa yang terlalu rendah, waktu dan peralatan kerja yang

kurang memadai, dan masalah keluarga. Faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkah laku individu dalam bekerja ialah:

a. Faktor Internal

Menurut As’ad (1999), faktor internal yang mempengaruhi

tingkah laku individu dalam bekerja adalah keadaan fisik dan psikis

individu. Faktor Fisik, meliputi:

1) Bentuk tubuh dan komposisinya

2) Bentuk tubuh meliputi besar kecilnya tubuh, bagian-bagiannya,

warna kulit, kelengkapan anggota badan. Sedangkan,

komposisinya meliputi bagaimana letak dan kesesuaiannya dengan

bagian-bagian tubuh lainnya. Penting dan tidaknya pengaruh kedua

hal tersebut didalam pekerjaan tergantung jenis pekerjaannya.

Hubungan Tipe Kepribadian..., Khamim Basyir, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stress Kerja 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/6012/3/Khamim Basyir BAB II.pdf · A. Stress Kerja 1. Pengertian Stress Kerja. ... selamanya karena suatu

3) Taraf kesehatan fisik pada umumnya

Taraf kesehatan individu pada umumnya berbeda. Perbedaan ini

bisa dijumpai dalam kehidupan sehari-sehari. Misalnya ada orang

yang mudah sekali diserang penyakit dan ada pula orang yang daya

tahannya terhadap penyakit cukup kuat. Taraf kesehatan ini sangat

menentukan produktivitas kerja, oleh karena didalam bekerja

terdapat aktivitas fisik dan kesehatan didalam produktivitas kerja.

4) Kemampuan panca inderanya

Kemampuan fisik yang berujud kemampuan panca indera

diperlukan didalam bekerja. Misalnya untuk bekerja dibagian

perusahaan rokok diperlukan kemampuan penciuman yang baik. Di

samping itu banyak sekali riset-riset yang diadakan menunjukan

pengaruh gangguan sensoris terhadap kuantitas dan kualitas

produksi.

Faktor Psikis, meliputi:

1) Intelegensi

Intelegensi diberi batasan sebagai kemampuan untuk

menyesuaikan diri dengan sebaik-baiknya terhadap lingkungan.

Oleh karena itu tingkat intelegensi sesorang sangat menentukan

kesuksesan bekerja. Orang-orang yang intelegensinya tinggi,

sanggup memecahkan kesulitan yang dihadapinya dalam bekerja

dan sebaliknya.

Hubungan Tipe Kepribadian..., Khamim Basyir, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stress Kerja 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/6012/3/Khamim Basyir BAB II.pdf · A. Stress Kerja 1. Pengertian Stress Kerja. ... selamanya karena suatu

2) Bakat

Bakat ialah kemampuan dasar yang menentukan sejauh mana

kesuksesan individu untuk memperoleh keahlian atau pengetahuan

tertentu, apabila individu itu diberi latihan-latihan tertentu. Jadi

apabila seseorang mempunyai bakat mekanik, bila Dia diberi

latihan-latihan tentang mekanik Dia akan mudah untuk menguasai

masalah mekanik dan sebaliknya.

3) Minat

Minat adalah sikap yang membuat orang senang akan objek situasi

atau ide-ide tertentu. Hal ini diikuti oleh perasaan senang dan

kecenderungan untuk mencari objek yang disenangi itu. Pola-pola

minat seseorang merupakan salah satu faktor yang menentukan

kesesuaian orang dengan pekerjaannya. Minat orang terhadap jenis

pekerjaanpun berbeda-beda. Tingkat prestasi kerja seseorang

ditentukan oleh perpaduan antara bakat dan minat.

4) Kepribadian

Pada pekerjaan-pekerjaan tertentu sifat-sifat kepribadian seseorang

sangat berhubungan dengan kesuksesan dalam bekerja. Menurut

Ulfah (2008) pengukuran kepribadian didalam bimbingan jabatan

karyawan berguna bagi maksud-maksud sebagai berikut:

a) Bagi mereka yang penyesuaian kepribadiaanya tidak baik,

mungkin akan mengalami kesukaran penyesuaian diri di dalam

training ataupun dalam situasi kerja.

Hubungan Tipe Kepribadian..., Khamim Basyir, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stress Kerja 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/6012/3/Khamim Basyir BAB II.pdf · A. Stress Kerja 1. Pengertian Stress Kerja. ... selamanya karena suatu

b) Bagi mereka yang mempunyai sifat-sifat kepribadian tertentu

yang mengganggu penyesuaian diri dengan posisi kerja bisa

dilakukan usaha-usaha yaitu penempatan yang sesuai dengan

kepribadiannya, diberi psikoterapi untuk penyesuaiannya.

5) Motivasi

Motivasi ialah faktor yang menyebabkan organisme berbuat seperti

apa yang diperbuat. Menurut Ulfah (2008), motivasi kerja adalah

sesuatu yang menimbulkan dorongan atau semangat kerja.

Motivasi pada dasarnya adalah kondisi mental yang mendorong

dilakukannya suatu tindakan (action atau activities) dan

memberikan kekuatan (energy) yang mengarah kepada pencapaian

kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi ke tidak

seimbangan dan semua kebutuhan dapat dipuaskan pada satu saat.

6) Edukasi

Yang dimaksud dengan edukasi disini ialah pendidikan formil di

sekolah-sekolah atau kursus-kursus. Didalam bekerja seringkali

faktor edukasi merupakan syarat paling cocok untuk memegang

fungsi-fungsi tertentu. Untuk pekerjaan tertentu, pendidikan

akademi sudah cukup, tetapi untuk pekerjaan lainnya menuntut

tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Untuk tercapainya

kesuksesan didalam bekerja dituntut pendidikan yang sesuai

dengan jabatan yang akan dipegangnya.

Hubungan Tipe Kepribadian..., Khamim Basyir, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stress Kerja 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/6012/3/Khamim Basyir BAB II.pdf · A. Stress Kerja 1. Pengertian Stress Kerja. ... selamanya karena suatu

b. Faktor Eksternal

Menurut Cooper (1983) dalam Rice (1999), faktor eksternal yang

mempengaruhi tingkah laku individu dalam bekerja antara lain:

kondisi pekerjaan, stres karena peran, faktor interpersonal,

perkembangan karir, struktur organisasi, serta tampilan rumah dan

pekerjaan.

1) Kondisi pekerjaan, meliputi: beban kerja berlebihan secara

kuantitatif; beban kerja berlebihan secara kualitatif; keputusan

yang dibuat oleh seseorang; bahaya fisik; jadwal bekerja; kelelahan

mental atau fisik; kelelahan yang amat sangat dalam bekerja

(burnout); serta meningkatnya kesensitifan dan ketegangan.

2) Stres karena peran, meliputi: ketidakjelasan peran; adanya bias

dalam membedakan gender dan stereotype peran gender;

pelecehan seksual; meningkatnya kecemasan dan ketegangan; serta

menurunnya prestasi pekerjaan.

3) Faktor interpersonal, meliputi: hasil kerja dan sistem dukungan

sosial yang buruk; persaingan politik, kecemburuan dan

kemarahan; kurangnya perhatian manajemen terhadap karyawan;

meningkatnya ketegangan; meningkatnya tekanan darah; serta

ketidakpuasan kerja.

4) Perkembangan karir, meliputi: promosi ke jabatan yang lebih

rendah dari kemampuannya; promosi ke jabatan yang lebih tinggi

dari kemampuannya; keamanan pekerjaannya, ambisi yang

Hubungan Tipe Kepribadian..., Khamim Basyir, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stress Kerja 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/6012/3/Khamim Basyir BAB II.pdf · A. Stress Kerja 1. Pengertian Stress Kerja. ... selamanya karena suatu

berlebihan sehingga mengakibatkan frustrasi; menurunnya

produktivitas; kehilangan rasa percaya diri; meningkatkan

kesensitifan dan ketegangan; serta ketidakpuasan kerja.

5) Struktur organisasi, meliputi: struktur yang kaku dan tidak

bersahabat; pertempuran politik; pengawasan dan pelatihan yang

tidak seimbang; ketidakterlibatan dalam membuat keputusan;

menurunnya motivasi dan produktivitas; serta ketidakpuasan kerja.

6) Tampilan rumah dan pekerjaan, meliputi: mencampurkan masalah

pekerjaan dengan masalah pribadi; kurangnya dukungan dari

pasangan hidup; konflik pernikahan; stres karena memiliki dua

pekerjaan; meningkatnya konflik dan kelelahan mental;

menurunnya motivasi dan produktivitas; serta meningkatnya

konflik pernikahan.

B. Tipe Kepribadian

Seperti yang telah dikemukakan di atas menurut As’ad (1999) bahwa

faktor tipe kepribadian adalah salah satu dari beberapa faktor internal dan

tergolong dalam faktor psikis merupakan faktor yang dapat mempengaruhi

stress kerja. Tidak semua orang yang mengalami stressor psikososial yang

sama akan mengalami stres. Ternyata pada seseorang yang mempunyai tipe

kepribadian tertentu yaitu tipe kepribadian “A” (A type personality) atau

disebut pula sebagai pola perilaku tipe A (type “A” Behavior pattern) lebih

rentan (vulnerable) terhadap stres. Sedangkan orang dengan tipe kepribadian

“B” (“B” type personality or type “B” Behavio Patternr) lebih kebal

Hubungan Tipe Kepribadian..., Khamim Basyir, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stress Kerja 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/6012/3/Khamim Basyir BAB II.pdf · A. Stress Kerja 1. Pengertian Stress Kerja. ... selamanya karena suatu

(immune) terhadap stres. Meskipun demikian tidak berarti orang dengan tipe

kepribadian diluar kategori diatas tidak akan mengalami stres, atau dengan

kata lain orang dengan tipe kepribadian “A” tadi risiko mengalami stres lebih

besar dari pada tipe kepribadian lain. Tipe kepribadian (pola perilaku) menurut

Hawari (2001), yaitu : dalam kaitannya dengan tipe kepribadian yang berisiko

tinggi terkena stres (yaitu tipe “A”).

Sedangkan Goliszek (2005), dalam buku manajemen stres terdapat tiga

tipe kepribadian yaitu kepribadian tipe A, tipe B dan tipe AB. Kepribadian

tipe AB merupakan kebanyakan orang yang memiliki sebagian tipe A dan

sebagian tipe B. Sebagian karena mengetahui cara berelaksasi serta tidak

terlalu agresif dan kompetitif.

Hawari (2001), menggambarkan antara lain dengan ciri-ciri sebagai

berikut:

1. Ambisius, agresif dan kognitif (suka akan persaingan), banyak jabatan

rangkap.

2. Kurang sabar, mudah tegang, mudah tersinggung dan marah (emosional).

3. Kewaspadaan berlebihan, kontrol diri kuat, percaya diri berlebihan (over

confidence).

4. Cara bicara cepat, bertindak serba cepat, hiperaktif, dan tidak dapat diam.

5. Bekerja tidak mengenal waktu (workaholic).

6. Pandai berorganisasi dan memimpin serta memerintah (otoriter).

7. Lebih suka bekerja sendirian bila ada tantangan.

8. Kaku terhadap waktu, tidak dapat tenang (tidak rileks), serba tergesa-gesa.

Hubungan Tipe Kepribadian..., Khamim Basyir, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stress Kerja 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/6012/3/Khamim Basyir BAB II.pdf · A. Stress Kerja 1. Pengertian Stress Kerja. ... selamanya karena suatu

9. Mudah bergaul (ramah), pandai menimbulkan perasaan empati dan bila

tidak tercapai maksudnya mudah sikap bermusuhan.

10. Tidak mudah dipengaruhi dan kaku (tidak fleksibel).

11. Bila berlibur pikirannya kepekerjaan dan tidak dapat santai.

12. Berusaha keras untuk dapat segala sesuatunya terkendali.

Sedangkan orang dengan kepribadian tipe “B” atau pola perilaku tipe

“B” adalah kebalikan dari tipe “A” tersebut diatas, yaitu dengan ciri-ciri antara

lain sebagai berikut :

1. Ambisinya wajar-wajar saja, tidak agresif dan sehat dalam berkompetisi

serta tidak memaksakan diri.

2. Penyabar, tenang, tidak mudah tersinggung dan tidak mudah marah (emosi

terkendali).

3. Kewaspadaan dalam batas yang wajar demikian pula kontrol diri dan

percaya diri tidak berlebihan.

4. Cara bicara tidak tergesa-gesa, bertindak pada saat yang tepat, dan

perilaku tidak hiperaktif.

5. Dapat mengatur waktu dalam bekerja (menyediakan waktu untuk

istirahat).

6. Dalam berorganisasi dan memimpin bersikap akomodatif dan manusiawi.

7. Lebih suka bekerjasama dan memaksakan diri bila menghadapi tantangan.

8. Pandai mengatur waktu dan tenang (relaks), tidak tergesa-gesa.

9. Mudah bergaul, ramah dan dapat menimbulkan empati untuk mencapai

kebersamaan (mutual benefit).

Hubungan Tipe Kepribadian..., Khamim Basyir, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stress Kerja 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/6012/3/Khamim Basyir BAB II.pdf · A. Stress Kerja 1. Pengertian Stress Kerja. ... selamanya karena suatu

10. Tidak kaku (fleksibel), dapat menghargai pendapat orang lain, tidak

merasa dirinya paling benar.

11. Dapat membebaskan diri dari segala macam problem kehidupan dan

pekerjaan manakala sedang berlibur.

12. Dalam mengendalikan segala sesuatunya mampu menahan serta

mengendalikan diri.

Kepribadian tipe AB seperti kebanyakan orang mempunyai sebagian

karakteristik tipe A dan sebagian lagitipe B. Hal ini dipengaruhi oleh

pengetahuan dan pengalaman sehingga meningkatkan dirinya dalam upaya

berelaksasi. Kepribadian tipe AB mempunyai perilaku yang baik karena hal

itu memungkinkan seseorang untuk mencapai sasaran, termotivasi dan

produktif. Selain itu seseorang dapat melakukan apapun yang dilakukan orang

dengan tipe A tanpa harus merasa bermusuhan, agresif, tidak sabar atau

merasa terancam (Goliszek, 2005). Kepribadian tipe AB dapat mencapai

setiap yang diinginkan sekaligus mempertahankan ketenangan diri dan

bersikap rileks adalah sesuatu hal yang dapat kita pelajari.

Menurut Robbins (2003) untuk mengukur kepribadian menggunakan

model lima besar. Model ini menggambarkan lima faktor kepribadian. Lima

faktor tersebut yaitu :

1. Ekstroversi

Mencakup tingkat kesenangan seseorang akan hubungan. Orang-

orang ekstrovet cenderung suka berkelompok, tegas dan mampu

bersosialisasi. Kaum introvert cenderung pendiam, pemalu dan tenang.

Hubungan Tipe Kepribadian..., Khamim Basyir, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stress Kerja 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/6012/3/Khamim Basyir BAB II.pdf · A. Stress Kerja 1. Pengertian Stress Kerja. ... selamanya karena suatu

2. Kemampuan untuk bersepakat

Kecenderungan individu untuk tunduk ke yang lain. Orang-orang

yang berkemampuan tinggi untuk bersepakat bersifat kooperatif, hangat

dan percaya.

3. Kemampuan untuk mendengarkan suara hati

Merupakan ukuran dari keandalan. Orang yang sangat peka terhadap

suara hati bersifat bertanggungjawab, terorganisir, dapat dipercaya, dan

gigih.

4. Stabilitas emosi

Stabilitas emosi ini membuka jalan bagi kemampuan seseorang

untuk bertahan terhadap stress. Orang dengan stabilitas emosi yang positif

cenderung tenang, percaya diri, dan merasa aman.

4. Keterbukaan terhadap pengalaman

Mengukur kisaran minat dan kekaguman individu terhadap hal baru.

Orang yang secara ekstrem terbuka adalah orang yang kreatif, ingin tahu,

dan secara artistik sensitive.

C. Perawat

1. Pengertian

Definisi tentang perawat dari beberapa sumber sebagaimana terdapat,

antara lain:

a. Menurut International Council Of Nursing dalam Ali (2002), Perawat

adalah seorang yang telah menyelesaikan program pendidikan

Hubungan Tipe Kepribadian..., Khamim Basyir, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stress Kerja 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/6012/3/Khamim Basyir BAB II.pdf · A. Stress Kerja 1. Pengertian Stress Kerja. ... selamanya karena suatu

keperawatan, berwenang di negara bersangkutan untuk memberikan

pelayanan dan bertanggung jawab dalam peningkatan kesehatan,

penegakan penyakit serta pelayanan terhadap pasien.

b. Menurut Taylor C. Lilis dalam Ali (2002), Perawat adalah seorang

yang berperan dalam merawat dan membantu seorang dengan

melindunginya dari sakit, luka dan proses perawatan.

c. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

HK.02.02/MENKES/148/1/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan

Praktik Perawat, definisi perawat adalah seseorang yang telah

lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar negeri

sesuai denganperaturanperundang-undangan.

d. Menurut Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Perawat profesional

adalah tenaga keperawatan yang berasal dari jenjang pendidikan tinggi

keperawatan (Ahli Madya, Ners, Ners Spesialis, Ners konsultan).

2. Perawat kritis

Menurut American Association of Colleges Nursing (AACN)

(2006), perawat kritis adalah seorang perawat profesional berlisensi yang

bertanggungjawab terhadap pasien kritis dan keluarganya untuk

memperoleh perawatan yang optimal.

3. Peran perawat kritis

Peran perawat kritis ada beberapa macam, diantaranya pemberi

pelayanan perawatan, pendidik, peneliti dan perawat spesialis klinis

(AACN, 2006). Menurut Buku Uraian Tugas Dan Wewenang Perawat Di

Hubungan Tipe Kepribadian..., Khamim Basyir, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stress Kerja 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/6012/3/Khamim Basyir BAB II.pdf · A. Stress Kerja 1. Pengertian Stress Kerja. ... selamanya karena suatu

ruang Intensif RSUD Prof Dr. Margono Soekarjo (2003), tugas perawat

kritis adalah sebagai berikut:

a. Melaksanankan serah terima tugas setiap pergantian tugas.

b. Menerima pasien baru sesuai ketentuan yang berlaku.

c. Mengkaji kebutuhan pasien, menyusun pelayanan asuhan keperawatan

intensif, memberikan tindakan asuhan keperawatan Intensif sesuai

prosedur, dan menilai proses pelayanan asuhan keperawatan Intensif.

d. Memonitor kondisi pasien, penatalaksanaan spesifik, sistem bantuan

tubuh dan penunjang – penunjangnya.

e. Menyiapkan pasien yang akan pindah ruangan, rujuk, atau pulang

paksa serta menyelesaikan pasien meninggal dunia.

f. Menciptakan suasana kerja kondusif.

g. Memberikan pelayanan konseling keluarga.

h. Melaksanakan peran advokasi perawat keperawatan Intensif.

i. Mengikuti pertemuan baik bersifat berkala maupun insidentil, ilmiah

yang diadakan oleh kepala ruang perawatan Intensif.

j. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan.

4. Ruang Perawatan Intensif

Menurut Depkes (2003), ruang perawatan Intensif adalah suatu

bagian dari rumah sakit yang terpisah, dengan peralatan khusus dan

perlengkapan yang khusus yang ditujukan untuk observasi, perawatan dan

terapi pasien-pasien yang menderita penyakit, cedera, atau penyulit-

penyulit yang mengancam jiwa atau potensial mengancam jiwa dengan

Hubungan Tipe Kepribadian..., Khamim Basyir, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stress Kerja 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/6012/3/Khamim Basyir BAB II.pdf · A. Stress Kerja 1. Pengertian Stress Kerja. ... selamanya karena suatu

prognosis dubia.

Kemampuan minimal yang harus dimilik suatu ruang perawatan

Intensif menurut Depkes RI (2003), adalah : resusitasi jantung paru;

pengelolaan jalan nafas; terapi Oxigen; pemantauan ECG, oximetri terus-

menerus; pemberian nutrisi enteral dan parenteral; pemeriksaan laborat

khusus dengan cepat dan menyeluruh; pelaksanaan terapi titrasi;

kemampuan melaksanakan tehnik khusus sesuai dengan kondisi pasien;

memberikan tunjangan fungsi vital dengan alat-alat portable selama

transportasi pasien gawat; serta kemampuan fisiotherapi dada.

D. Kerangka Teori

Peningkatan kebutuhan akan tenaga kerja perawat yang handal

merupakan kebutuhan mendesak yang dialami instansi rumah sakit, baik

swasta maupun pemerintah.salah satu pelayanan sentral di rumah sakit adalah

bagian Intensive Care Unit (ICU), dimana perawat yang dibutuhkan pada

pelayanan ICU merupakan sumber daya tenaga terlatih yang sangat spesifik

(Hanafie, 2007). Perawat ICU adalah perawat yang melakukan perawatan

khusus terhadap masalah-masalah yang mengancam nyawa. Seorang perawat

ICU adalah seorang perawat professional berlisensi yang bertanggungjawab

untuk memastikan bahwa pasien dengan sakit akut atau sakit kritis beserta

keluarganya menerima perawatan yang optimal sesuai standar (American

Association of Critical Care Nurses, 2008). Dinamika perawat ICU yang

kompleks dan kondisi pasien kritis tersebut yang sering memicu terjadinya

stress kerja di ruang ICU (Hudak & Gallo, 2010).

Hubungan Tipe Kepribadian..., Khamim Basyir, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stress Kerja 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/6012/3/Khamim Basyir BAB II.pdf · A. Stress Kerja 1. Pengertian Stress Kerja. ... selamanya karena suatu

Stress kerja merupakan suatu tekanan yang tidak dapat ditoleransi oleh

individu baik yang bersumber dari dalam dirinya (fisik dan psikis individu)

maupun dari luar dirinya (kondisi pekerjaan, stres karena peran, faktor

interpersonal, perkembangan karir, struktur organisasi, serta tampilan rumah

dan pekerjaan) (As’ad, 1999). Salah satu factor yang bersumber pada psikis

adalah tipe kepribadian. Tipe Kepribadian merupakan pola perilaku perawat

dalam menghadapi dan menerima kondisi dan beban kerja yang ada. Dimana

tipe kepribadian ada 3 jenis yaitu tipe A, tipe AB, dan tipe B. Pada tipe

kepribadian yang sangat mempengaruhi terjadinya stres adalah kepribadian

tipe A karena memiliki perilaku lebih mudah stres, sedangkan kepribadian tipe

B lebih tahan terhadap stres dan kepribadian tipe AB merupakan orang yang

memiliki perilaku sebagian tipeA dan sebagian tipe B sehingga lebih mudah

dalam beradaptasi tergantung mana yang lebih dominan (Goliszek, 2005).

Berasarkan uraian di atas dapat digambarkan kerangka teori sebagai

berikut:

Hubungan Tipe Kepribadian..., Khamim Basyir, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stress Kerja 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/6012/3/Khamim Basyir BAB II.pdf · A. Stress Kerja 1. Pengertian Stress Kerja. ... selamanya karena suatu

Gambar 2.1. Kerangka Teori (Berdasarkan teori As’ad, 1999; Cooper dalam Rice, 1999)

E. Kerangka Konsep

Gambar 2.2. Kerangka Konsep

Tipe Kepribadian

Stres Kerja Perawat

Tipe Kepribadian

Faktor-faktor lain: a. fisik b. psikis c. kondisi pekerjaan d. peran e. interpersonal f. perkembangan karir g. struktur organisasi h. tampilan rumah dan

pekerjaan

Ruang ICU

Stres Kerja Perawat

Perawat ICU

Hubungan Tipe Kepribadian..., Khamim Basyir, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Stress Kerja 1. Pengertian ...repository.ump.ac.id/6012/3/Khamim Basyir BAB II.pdf · A. Stress Kerja 1. Pengertian Stress Kerja. ... selamanya karena suatu

F. Hipotesis

Ada hubungan tipe kepribadian dengan stress kerja perawat Ruang ICU

RSUD Margono Soekarjo Purwokerto.

Hubungan Tipe Kepribadian..., Khamim Basyir, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2013