bab ii tinjauan pustaka a. tabel 2eprints.umm.ac.id/64631/3/bab ii.pdf10 lanjutan no. judul variabel...

14
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian tentang pengaruh supply chain management terhadap keunggulan bersaing dan kinerja perusahaan telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu, antara lain adalah sebagai berikut: Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu No. Judul Variabel Hasil 1. Hesti Ika Novitasari, (2016) “Pengaruh Supply Chain Management Terhadap Keunggulan Bersaing dan Kinerja Perusahaan (Studi Pada UKM Kerajinan Gerabah di Kasongan)”. Supply Chain Management Keunggulan Bersaing Kinerja Perusahaan Supply chain management berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan, supply chain management berpengaruh positif terhadap keunggulan bersaing, dan keunggulan bersaing berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. 2. Yongky Kristianto Pramana, (2015) Pengaruh Supply Chain Management Terhadap Keunggulan Bersaing dan Kinerja Perusahaan Manufaktur di Jawa Timur Supply Chain Management Keunggulan Bersaing Kinerja Perusahaan Supply chain management berpengaruh positif terhadap keunggulan bersaing dan kinerja perusahaan, dan keunggulan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. 3. Regina Suharto dan Devie, (2013) Analisa Pengaruh Supply Chain Management terhadap Keunggulan Bersaing dan Kinerja Perusahaan”. Supply Chain Management Keunggulan Bersaing Kinerja Perusahaan Adanya hubungan yang signifikan antara supply chain management terhadap keunggulan bersaing, supply chain management terhadap kinerja perusahaan,dan keunggulan bersaing terhadap kinerja perusahaan. bersambung

Upload: others

Post on 27-Feb-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tabel 2eprints.umm.ac.id/64631/3/BAB II.pdf10 lanjutan No. Judul Variabel Hasil 4. Muhammad Warid Ilyas (2019), Analisis “Pengaruh Supply Chain Management

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang pengaruh supply chain management terhadap

keunggulan bersaing dan kinerja perusahaan telah dilakukan oleh beberapa

peneliti terdahulu, antara lain adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No. Judul Variabel Hasil

1. Hesti Ika Novitasari,

(2016)

“Pengaruh Supply

Chain Management

Terhadap Keunggulan

Bersaing dan Kinerja

Perusahaan

(Studi Pada UKM

Kerajinan Gerabah di

Kasongan)”.

Supply Chain

Management

Keunggulan

Bersaing

Kinerja

Perusahaan

Supply chain management

berpengaruh positif terhadap

kinerja perusahaan, supply chain

management berpengaruh positif

terhadap keunggulan bersaing,

dan keunggulan bersaing

berpengaruh positif terhadap

kinerja perusahaan.

2. Yongky Kristianto

Pramana, (2015)

“Pengaruh Supply

Chain Management

Terhadap

Keunggulan Bersaing

dan Kinerja

Perusahaan

Manufaktur di Jawa

Timur”

Supply Chain

Management

Keunggulan

Bersaing

Kinerja

Perusahaan

Supply chain management

berpengaruh positif terhadap

keunggulan bersaing dan kinerja

perusahaan, dan keunggulan

berpengaruh positif terhadap

kinerja perusahaan.

3. Regina Suharto dan

Devie, (2013)

“Analisa Pengaruh

Supply Chain

Management

terhadap Keunggulan

Bersaing dan Kinerja

Perusahaan”.

Supply Chain

Management

Keunggulan

Bersaing

Kinerja

Perusahaan

Adanya hubungan yang

signifikan antara supply chain

management terhadap

keunggulan bersaing, supply

chain management terhadap

kinerja perusahaan,dan

keunggulan bersaing terhadap

kinerja perusahaan.

bersambung

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tabel 2eprints.umm.ac.id/64631/3/BAB II.pdf10 lanjutan No. Judul Variabel Hasil 4. Muhammad Warid Ilyas (2019), Analisis “Pengaruh Supply Chain Management

10

lanjutan

No. Judul Variabel Hasil

4. Muhammad Warid

Ilyas (2019), Analisis

“Pengaruh Supply

Chain Management

terhadap Keunggulan

Bersaing Dan Kinerja

Perusahaan (Studi

Pada Kedai Kopi di

Kabupaten

Sleman,DIY)”.

Supply Chain

Management

Keunggulan

Bersaing

Kinerja

Perusahaan

Supply Chain Management

berpengaruh positif terhadap

Kinerja Perusahaan. Supply

Chain Management berpengaruh

positif terhadap Keunggulan

Bersaing. Keunggulan Bersaing

berpengaruh positif terhadap

Kinerja Perusahaan. Keunggulan

Bersaing tidak mampu memediasi

Supply Chain Management

terhadap Kinerja Perusahaan pada

kedai kopi di Kabupaten Sleman,

DIY.

5. Sera Maya Santi

(2018),

“Pengaruh Supply

Chain Management

(SCM) terhadap

Keunggulan Bersaing

Dan Kinerja

Perusahaan pada

UKM Industri

Kuliner Kabupaten

Sleman.”

Supply Chain

Management

Keunggulan

Bersaing

Kinerja

Perusahaan

Supply chain management

berpengaruh terhadap

keunggulan bersaing, supply

chain management berpengaruh

terhadap kinerja perusahaan,

keunggulan bersaing

berpengaruh terhadap kinerja

perusahaan dan supply chain

management berpengaruh

terhadap kinerja perusahaan

melalui atau tanpa melalui

keunggulan bersaing.

6. Lina Anatan (2013),

Pengaruh

implementasi praktik-

praktik manajemen

rantai pasokan

terhadap kinerja

rantai pasok dan

keunggulan

kompetitif

Praktik supply

chain

management

Ketidakpastian

supply chain

management

Keunggulan

kompetitif

Kinerja supply

chain

management

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa praktik manajemen rantai

pasokan memiliki pengaruh

signifikan terhadap keunggulan

kompetitif dan kinerja rantai

pasokan, sedangkan keunggulan

kompetitif tidak memiliki

pengaruh signifikan terhadap

kinerja manajemen rantai

pasokan.

bersambung

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tabel 2eprints.umm.ac.id/64631/3/BAB II.pdf10 lanjutan No. Judul Variabel Hasil 4. Muhammad Warid Ilyas (2019), Analisis “Pengaruh Supply Chain Management

11

lanjutan

No. Judul Variabel Hasil

7. Ahmad Jafarnejad

Chaghooshi,Taher

Roshandel

Arbatani,Babak

Samadi (2015), The

Effect of Supply

Chain Management

Processes on

Competitive

Advantage and

Organizational

Performance (Case

Study: Food

Industries based in

West Azerbaijan

Province)

Supply Chain

Management

Keunggulan

Bersaing

Kinerja

Perusahaan

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa penerapan proses

manajemen rantai pasokan

organisasi tidak memiliki

pengaruh yang signifikan

terhadap kinerja; Namun,

penerapan proses manajemen

rantai pasokan pada tingkat

keunggulan kompetitif yang

tinggi dan dampak positif yang

signifikan pada kinerja organisasi

serta tingkat keunggulan

kompetitif yang besar memiliki

dampak positif yang signifikan.

8. Rajwinder Singh,

H.S. Sandhu,

Rajinder Kaur (2014),

Supply Chain

Management

Practices,Competitive

Advantage and

Organizational

Performance: A

Confirmatory Factor

Model

Supply Chain

Management

Kinerja

Organisasi

Keunggulan

Kompetitif

Hasil menunjukkan bahwa

pengecer India tahu bahwa

keunggulan kompetitif memiliki

dampak tinggi pada SCP tetapi

mereka kurang memahami dalam

mencocokkan SCP dan

keunggulan kompetitif dengan

kinerja organisasi.

9. Suhong Lia, Bhanu

Ragu-Nathan, T.S.

Ragu-Nathan, S.

Subba Rao (2006),

The impact of supply

chain management

practices on

competitive

advantage and

organizational

performance

Supply Chain

Management

Practices

Keunggulan

Bersaing

Kineja

Perusahaan

Tingkat praktik supply chain

management yang lebih tinggi

dapat meningkatkan keunggulan

kompetitif dan meningkatkan

kinerja organisasi. Juga,

keunggulan kompetitif dapat

memiliki dampak langsung dan

positif pada kinerja organisasi.

bersambung

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tabel 2eprints.umm.ac.id/64631/3/BAB II.pdf10 lanjutan No. Judul Variabel Hasil 4. Muhammad Warid Ilyas (2019), Analisis “Pengaruh Supply Chain Management

12

lanjutan

No. Judul Variabel Hasil

10. Rawan Thaher Al-

tarawneh (2018), The

Impact of Supply

Chain Management

and Manufacturing

Flow Management

Practices on

Competitive

Advantage of

Jordanian Industry

Supply Chain

Management

Manajemen

aliran

manufaktur

Keunggulan

Bersaing

Hasil menunjukkan bahwa tingkat

proses supply chain management

yang lebih tinggi dapat

menunjukkan cara untuk

meningkatkan keunggulan

kompetitif.

Sumber : Hesti Ika Novitasari, Yongky Kristianto Pramana, Regina Suharto dan

Devie, Muhammad Warid Ilyas, Sera Maya Santi, Lina Anatan, Ahmad

Jafarnejad Chaghooshi, Rajwinder Singh, H.S. Sandhu, Rajinder Kaur,

Taher Roshandel Arbatani,Babak Samadi, Suhong Li, Bhanu Ragu-

Nathan, T.S. Ragu-Nathan, S. Subba Rao.

B. Kajian Pustaka

1. Supply Chain Management

Menurut Simchi-Levi dan Zhao (2003), Supply chain management adalah

pendekatan untuk mengefisienkan integrasi supplier atau pemasok, manufaktur,

gudang penyimpanan barang, sehingga barang diproduksi dan didistribusikan

dalam jumlah yang tepat, lokasi yang tepat, waktu yang tepat, untuk

meminimalisir biaya yang dikeluarkan dan memberi kepuasan layanan hingga

konsumen akhir.

Menurut Heizer dan Render (2005) supply chain management adalah

pengintegrasian aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan

barang setengah jadi menjadi produk akhir, serta pengiriman ke

pelanggan. Seluruh aktivitas ini mencangkup aktivitas pembelian, dan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tabel 2eprints.umm.ac.id/64631/3/BAB II.pdf10 lanjutan No. Judul Variabel Hasil 4. Muhammad Warid Ilyas (2019), Analisis “Pengaruh Supply Chain Management

13

outsourcing, ditambah fungsi lain yang penting bagi hubungan antara

pemasok dengan distributor.

Supply chain management adalah rantai pasokan adalah jaringan

organisasi yang saling terhubung dan saling bergantung yang bekerja sama dan

bekerja sama untuk mengendalikan, mengelola, dan meningkatkan aliran bahan

dan informasi dari pemasok ke pengguna akhir (Indrajit dan Djokopranoto, 2002).

Berbagai definisi mengenai supply chain management dapat disimpulkan

bahwa supply chain management adalah kegiatan terintegrasi antara produsen

dengan pemasok dalam memperoleh bahan baku yang dibutuhkan, selanjutnya

mengolah bahan baku tersebut menjadi setengah jadi hingga menjadi produk dan

dapat menghantarkannya ke konsumen akhir dengan jumlah yang tepat, waktu

yang tepat dan tempat yang tepat.

Supply chain management memiliki beberapa pemain utama yang

merupakan perusahan-perusahaan yang mempunyai kepentingan yang sama

(Indrajat dan Djokopranoto,2002) yaitu :

a. Suppliers

b. Manufacturer

c. Distribution

d. Retail Outlets

e. Customers

Chain 1: Supplier

Supplier merupakan sumber yang menyediakan bahan pertama, dimana

mata rantai penyaluran barang akan dimulai. Bahan pertama ini bisa dalam bentuk

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tabel 2eprints.umm.ac.id/64631/3/BAB II.pdf10 lanjutan No. Judul Variabel Hasil 4. Muhammad Warid Ilyas (2019), Analisis “Pengaruh Supply Chain Management

14

bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, bahan dagangan, suku cadang, dan

sebagainya. Sumber pertama ini dinamakan suppliers, suplliers bisa banyak

maupun sedikit. Inilah mata rantai yang pertama.

Chain 1-2 : Supplier-Manufacturer

Rantai pertama dihubungkan dengan rantai yang kedua, yaitu

manufacturer atau plants atau assembler atau fabricator atau bentuk lain yang

melakukan pekerjaan membuat, memfabrikasi, meng-assembling, merakit,

mengkonversikan, atau pun menyelesaikan barang (finishing). Hubungan dengan

mata rantai pertama ini sudah mempunyai potensi untuk melakukan penghematan.

Misalnya inventories bahan baku, bahan setengah jadi, dan bahan jadi yang berada

di pihak suppliers, manufacturer dan tempat transit merupakan target untuk

penghematan ini. Tidak jarang penghematan sebesar 40%-60%, bahkan lebih,

dapat diperoleh dari inventory carrying cost di mata rantai ini. Dengan

menggunakan konsep supplier partnering misalnya, penghematan tersebut dapat

diperoleh.

Chain 1-2-3 : Supplier-Manufacturer-Distribution

Barang sudah jadi yang dihasilkan oleh manufacturer sudah mulai

disalurkan kepada pelanggan. Walaupun tersedia banyak cara untuk menyalurkan

barang ke pelanggan, yang umum adalah melalui distributor dan ini biasanya

ditempuh oleh sebagian besar supply chain. Barang dari pabrik melalui gudangnya

disalurkan ke gudang distributor atau wholesaler atau pedagang dalam jumlah

yang besar, dan pada waktunya nanti pedagang besar menyalurkan dalam jumlah

yang lebih kecil kepada retailer atau pengecer.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tabel 2eprints.umm.ac.id/64631/3/BAB II.pdf10 lanjutan No. Judul Variabel Hasil 4. Muhammad Warid Ilyas (2019), Analisis “Pengaruh Supply Chain Management

15

Chain 1-2-3-4 : Supplier-Manufacturer-Distribution-Retail Outlets

Pedagang besar biasanya mempunyai fasilitas gedung sendiri atau dapat

juga menyewa dari pihak lain. Gudang ini digunakan untuk menimbun barang

sebelum disalurkan ke pihak pengecer. Sekali lagi disini ada kesempatan untuk

memperoleh penghematan dalam bentuk jumlah inventories dan biaya gudang,

dengan cara melakukan desain kembali pola-pola pengiriman barang baik dari

gudang manufacturer maupun ke toko pengecer (retail outlet).

Chain 1-2-3-4-5 : Supplier-Manufacturer-Distribution-Retail Outlets-Customer

Para pengecer atau retailer ini menawarkan barangnya langsung kepada

para pelanggan, pembeli atau pengguna barang tersebut. Outlet ini adalah toko,

warung, toko serba ada, pasar swayalan, atau koperasi dimana konsumen

melakukan pembelian. Walaupun secara fisik dapat dikatakan ini adalah mata

rantai terakhir, sebetulnya masih ada satu mata rantai lagi, yaitu dari pembeli

(yang mendatangi retail outlet) ke real customer dan real user, karena pembeli

belum tentu pengguna akhir. Mata rantai supply baru benar-benar berhenti setelah

barang yang bersangkutan tiba di real customers dan real user.

Mengukur kinerja supply chain management dapat menggunakan beberapa

indikator, dinyatakan oleh Li,Nathan, & Rao, (2006). Indikator tersebut meliputi :

a. Strategic supplier partnership

Hubungan jangka panjang antara organisasi dan pemasoknya. Ini

dirancang untuk memanfaatkan kemampuan strategis dan operasional organisasi

yang berpartisipasi secara individu untuk membantu mereka mencapai manfaat

berkelanjutan yang signifikan.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tabel 2eprints.umm.ac.id/64631/3/BAB II.pdf10 lanjutan No. Judul Variabel Hasil 4. Muhammad Warid Ilyas (2019), Analisis “Pengaruh Supply Chain Management

16

b. Customer relationship

Terdiri dari seluruh rangkaian praktik yang digunakan untuk tujuan

mengelola keluhan pelanggan, membangun hubungan jangka panjang dengan

pelanggan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

c. Information Sharing

Tingkat (aspek kuantitas) dari pembagian informasi mengacu pada sejauh

mana informasi kritis dan hak milik dikomunikasikan kepada mitra rantai

pasokan. Informasi yang dibagikan dapat bervariasi dari strategis hingga taktis

dan dari informasi tentang kegiatan logistik hingga informasi pasar dan pelanggan

umum.

2. Keunggulan Bersaing

Menurut Li, Nathan, & Rao (2006) keunggulan bersaing adalah sejauh

mana suatu organisasi mampu menciptakan posisi yang dapat dipertahankan atas

pesaingnya. Terdiri dari kemampuan yang memungkinkan sutau organisasi untuk

membedakan dirinya dari pesaingnya dan merupakan hasil dari keputusan

manajemen kritis.

Menurut Yongki (2015), dalam upaya memperoleh keunggulan bersaing

yang salah satunya bisa dilakukan dengan cara fokus pada penekanan biaya

produksi suatu barang hingga pada titik biaya terendah namun tetap mampu dalam

memenuhi kebutuhan customer yang bisa dilakukan dengan penerapan supply

chain management bagi perusahaan. Manajemen rantai pasokan atau supply chain

management merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah perusahaan.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tabel 2eprints.umm.ac.id/64631/3/BAB II.pdf10 lanjutan No. Judul Variabel Hasil 4. Muhammad Warid Ilyas (2019), Analisis “Pengaruh Supply Chain Management

17

Setiap manajer perusahaan harus mampu melakukan perencanaan, pelaksanaan,

pengendalian, atas proses manajemen rantai pasokan.

Menurut Indrajit dan Djokopranoto, keunggulan bersaing adalah

keunggulan kompetitif adalah posisi mempertahankan keunggulan dibandingkan

pesaing dalam hal prioritas pelanggan. Keunggulan bersaing ini dapat dicapai

melalui berbagai jalan, salah satunya adalah melalui supply chain management.

Berbagai sumber tersebut dapat disimpulkan bahwa keunggulan bersaing

merupakan kemampuan perusahaan untuk menciptakan nilai yang tidak dimiliki

dan tidak dapat ditiru oleh pesaing.

Ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur

keunggulan bersaing suatu perusahaan. Menurut Li, Nathan, & Rao (2006),

mengukur keunggulan bersaing perusahaan dengan menggunakan indikator

sebagai berikut :

a. Price

Menurut Kotler dan Armstrong (20080, harga adalah jumlah yang

ditagihkan atas suatu produk atau jasa. Harga merupakan jumlah semua nilai yang

diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau

menggunakan suatu produk atau jasa.

b. Quality

Menurut Suharto dan Devie (2013), kualitas produk merupakan fokus

utama dalam perusahaan, kualitas merupakan salah satu kebijakan penting

dalam meningkatkan daya saing sebuah produk. kualitas produk merupakan

suatu usaha untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan, dimana suatu

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tabel 2eprints.umm.ac.id/64631/3/BAB II.pdf10 lanjutan No. Judul Variabel Hasil 4. Muhammad Warid Ilyas (2019), Analisis “Pengaruh Supply Chain Management

18

produk tersebut memiliki kualitas yang sesuai dengan standar yang telah

ditentukan, dan kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah karena selera atau

harapan konsumen pada suatu produk selalu berubah.

c. Product Innovation

Menurut Kotler dan Armstrong (2008) produk baru adalah barang, jasa,

atau ide yang dianggap baru oleh sejumlah pelanggan potensial. Ketertarikan

produk baru terletak pada bagaimana konsumen mempelajari produk itu untuk

diadopsi.

d. Time to market

Menurut Suharto dan Devie (2013), pada saat perusahaan mampu

meluncurkan produk barunya lebih cepat dibandingkan dengan pesaing, maka hal

ini memungkinkan organisasi mampu merebut pangsa pasar terlebih dahulu

bahkan mampu memimpin pasar dan akan menghasilkan laba yang lebih tinggi.

e. Delivery dependability

Menurut Harisson dan Van Hoek (2008), delivery dependability digunakan

untuk memantau kinerja pemasok dalam hal pengiriman produk yang dibutuhkan

oleh pelanggan tepat waktu, pesanan yang dikirim lengkap dan dengan kualitas

terbaik.

3. Kinerja Operasional Perusahaan

Menurut Haming dan Nurnajamuddin (2011), pengukuran kinerja

diperlukan untuk menentukan hasil kerja yang dicapai oleh seseorang pekerja atau

sekelompok pekerja. Hasil kerja terikat pada lamanya waktu yang diperlukan oleh

seorang pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan yang dipercayakan.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tabel 2eprints.umm.ac.id/64631/3/BAB II.pdf10 lanjutan No. Judul Variabel Hasil 4. Muhammad Warid Ilyas (2019), Analisis “Pengaruh Supply Chain Management

19

Menurut Jahanshahi, Razaei, Nawaser, Ranjbar, dan Pitamber (2012),

kinerja perusahaan merupakan hasil sesungguhnya atau output yang dihasilkan

sebuah perusahaan yang kemudian diukur dan dibandingkan dengan hasil atau

output yang diharapkan. Variabel-variabel yang menunjukkan bagaimana

kinerja sebuah perusahaan dari sisi non-keuangan dapat juga disebut dengan

ukuran kinerja operasional.

Menurut Carton (2004), keuntungan utama dari penggunaan

pengukuran operasional dibandingkan dengan pengukuran keuangan adalah ketika

informasi yang tersedia terkait dengan peluang yang sudah ada, namun

belum terealisasi secara keuangan. Menurut Carton dan Hofer (2006), kinerja

operasional dapat diukur dengan pangsa pasar, pengenalan produk baru, kualitas

produk/layanan, efektivitas pemasaran, dan kepuasan pelanggan.

Kinerja perusahaan adalah suatu tampilan keaadaan secara utuh atas

perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang

dipengaruhi oleh kegiatan operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber

daya yang dimiliki. Kinerja merupakan istilah secara umum yang digunakan untuk

sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu

periode dengan refrensi pada jumlah standard seperti biaya-biaya masa lalu atau

yang di proyeksikan, dengan dasar efisiensi, pertanggungjawaban atau

akuntabilitas manajemen dan semacamnya (Srimmindarti,2004).

Perusahaan telah menentukan penggolongan pasar yang akan dituju dan

pangsa pasarnya. Dengan pangsa pasar yang sesuai perusahaan dapat

mendapatkan laba yang maksimum. Mendapatkan laba dan meningkatkan nilai

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tabel 2eprints.umm.ac.id/64631/3/BAB II.pdf10 lanjutan No. Judul Variabel Hasil 4. Muhammad Warid Ilyas (2019), Analisis “Pengaruh Supply Chain Management

20

perusahaan adalah tujuan didirikannya perusahaan. Perusahaan terus menciptakan

kepuasan konsumen, menentukan market share yang telah ditargetkan oleh

perusahaan.

C. Kerangka Pemikiran

Menurut (Sugiyono, 2016), kerangka pikir merupakan model konseptual

tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah di

identifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka pemikiran dapat digunakan

untuk mempermudah alur pemikiran yang dilakukan dalam penelitian ini.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh supply chain management

terhadap keunggulan bersaing dan kinerja operasional perusahaan industri marmer

di Tulungagung, dan keunggulan bersaing berpengaruh terhadap kinerja

operasional perusahaan.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah supply chain

management, keunggulan bersaing, dan kinerja operasional perusahaan.

Hubungan dalam variabel bebas dan terikat dapat dilihat dalam kerangka

konseptual dibawah ini :

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

H1 H3

H2

Sumber : Apriliyana Ilmayanti (2016)

Keunggulan Bersaing (Y1)

Supply Chain Management

(X) Kinerja Operasional

Perusahaan (Y2)

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tabel 2eprints.umm.ac.id/64631/3/BAB II.pdf10 lanjutan No. Judul Variabel Hasil 4. Muhammad Warid Ilyas (2019), Analisis “Pengaruh Supply Chain Management

21

Dari kerangka pemikiran diatas, dapat diketahui bahwa pengaruh suplly

chain management berpengaruh terhadap keunggulan bersaing dan kinerja

operasional perusahaan industri marmer di Tulungagung (Apriliyana Ilmayanti,

2016).

D. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah dalam penelitian,

dimana rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan (Sugiyono,

2015). Dengan mendasarkan pada identifikasi masalah serta kerangka pemikiran

yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Apriliyana Ilmayanti, 2016)

mengungkapkan bahwa supply chain management berpengaruh signifikan

terhadap keunggulan bersaing. Dari penelitian tersebut , maka hipotesis 1

sebagai berikut :

H1 : Supply chain management berpengaruh terhadap keunggulan bersaing.

2. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Apriliyana Ilmayanti, 2016)

mengungkapkan bahwa supply chain management berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja perusahaan. Dari penelitian tersebut, maka hipotesis

2 sebagai berikut :

H2 : Supply chain management berpengaruh terhadap kinerja operasional

perusahaan.

3. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Apriliyana Ilmayanti, 2016)

mengungkapkan bahwa keunggulan bersaing berpengaruh positif dan

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tabel 2eprints.umm.ac.id/64631/3/BAB II.pdf10 lanjutan No. Judul Variabel Hasil 4. Muhammad Warid Ilyas (2019), Analisis “Pengaruh Supply Chain Management

22

signifikan terhadap kinerja perusahaan. Dari penelitian tersebut, maka hipotesis

3 sebagai berikut :

H3 : Keunggulan bersaing berpengaruh terhadap kinerja operasional

perusahaan.