bab ii tinjauan pustaka a. tinjauan penelitian terdahulueprints.umm.ac.id/47111/3/bab ii.pdf ·...

28
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Showwam Azmi (2008), penelitian dengan judul Analisis Faktor- Faktor yang mempengaruhi Tingkat Bagi Hasil Simpanan Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2005-2008, hasil penelitian menunjukkan kumpulan faktor internal dan eksternal yang dipilih yaitu FDR, NPF, CAR, inflasi, suku bunga, pertumbuhan ekonomi terbukti berpengaruh simultan atau bersama-sama secara signifikan terhadap tingkat bagi hasil simpanan mudharabah bank umum syariah. Untuk uji parsial hanya CAR, inflasi dan suku bunga yang mampu berpengaruh signifikan terhadap tingkat bagi hasil simpanan mudharabah bank umum syariah. 14 Relevansi pertama antara penelitian yang dilakukan Showwam Azmi (2008) dengan penelitian ini yaitu terdapat kesamaan variabel terikat dan objek penelitiannya dalam penelitian ini periode 2014-2017. Sedangkan Showwam Azmi (2008) dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Tingkat Bagi Hasil Simpanan Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2005-2008 dan variabel bebas yang diambil berbeda yakni faktor internal dan eksternal (FDR, NPF, CAR, inflasi, suku bunga dan pertumbuhan ekonomi). 14 Showwam Azmi, Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Tingkat Bagi Hasil Simpanan Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2005-2008, skripsi (Universitas Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2008), diakses pada 13-02-2018

Upload: others

Post on 17-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47111/3/BAB II.pdf · Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2008-2013), hasil penelitian membuktikan bahwa

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Showwam Azmi (2008), penelitian dengan judul Analisis Faktor-

Faktor yang mempengaruhi Tingkat Bagi Hasil Simpanan Mudharabah

pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2005-2008, hasil penelitian

menunjukkan kumpulan faktor internal dan eksternal yang dipilih yaitu

FDR, NPF, CAR, inflasi, suku bunga, pertumbuhan ekonomi terbukti

berpengaruh simultan atau bersama-sama secara signifikan terhadap

tingkat bagi hasil simpanan mudharabah bank umum syariah. Untuk uji

parsial hanya CAR, inflasi dan suku bunga yang mampu berpengaruh

signifikan terhadap tingkat bagi hasil simpanan mudharabah bank umum

syariah.14

Relevansi pertama antara penelitian yang dilakukan Showwam Azmi

(2008) dengan penelitian ini yaitu terdapat kesamaan variabel terikat dan

objek penelitiannya dalam penelitian ini periode 2014-2017. Sedangkan

Showwam Azmi (2008) dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang

mempengaruhi Tingkat Bagi Hasil Simpanan Mudharabah pada Bank

Umum Syariah di Indonesia tahun 2005-2008 dan variabel bebas yang

diambil berbeda yakni faktor internal dan eksternal (FDR, NPF, CAR,

inflasi, suku bunga dan pertumbuhan ekonomi).

14Showwam Azmi, Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Tingkat Bagi Hasil Simpanan

Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2005-2008, skripsi (Universitas Negeri

Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2008), diakses pada 13-02-2018

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47111/3/BAB II.pdf · Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2008-2013), hasil penelitian membuktikan bahwa

12

Rizki Aulia, dkk (2013), jurnal yang berjudul Pengaruh Bagi Hasil,

Bunga, Ukuran Bank dan Jumlah Cabang terhadap Simpanan Mudharabah,

hasil dari penelitian tingkat bagi hasil, suku bunga, ukuran bank syariah

dan jumlah kantor cabang berpengaruh secara simultan terhadap simpanan

mudharabah di bank umum syariah. Secara parsial tingkat bagi hasil yang

berpengaruh signifikan terhadap simpanan mudharabah di bank umum

syariah. Hal ini dapat diartikan apabila tingkat bagi hasil meningkat maka

jumlah simpanan mudharabah juga meningkat.15

Relevansi kedua penelitian ini dengan Rizki Aulia dkk (2013) terdapat

kesamaan variabel terikat dengan judul Pengaruh Bagi Hasil, Bunga,

Ukuran Bank dan Jumlah Cabang terhadap Simpanan Mudharabah.

Sedangkan penelitian ini variabel bebas berbeda dengan judul Pengaruh

FDR, BOPO dan CAR terhadap Tingkat Bagi Hasil Simpanan

Mudharabah.

Jamilah (2016), jurnal yang berjudul Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabah pada Bank Umum Syariah di

Indonesia, hasil penelitian variabel DPK dan CAR berpengaruh positif

terhadap pembiayaan mudharabah bank umum syariah Indonesia.

Sedangkan variabel ROA, biaya operasional (BOPO) berpengaruh negatif

terhadap mudharabah bank umum syariah Indonesia.16

15

Rizki Aulia, dkk, Pengaruh Bagi Hasil, Bunga, Ukuran Bank dan Jumlah Cabang terhadap

Simpanan Mudharabah, Accounting Analysis Journal 2 (4), (Universitas Negeri Semarang, 2013)

di akses 13-02-2018 16

Jamilah, Faktor-Faktor yang memepengaruhi Pembiayaan Mudharabah pada Bank Umum

Syariah di Indonesia, Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Vol.5 No.4, (sekolah tinggi Ilmu Ekonomi

Indonesia (STIESIA) surabaya, 2016), di akses pada 06-12-2017

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47111/3/BAB II.pdf · Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2008-2013), hasil penelitian membuktikan bahwa

13

Relevansi ketiga penelitian ini dengan Jamilah (2016) yang berjudul

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabah pada Bank

Umum Syariah di Indonesia dengan variabel DPK, CAR, ROA dan biaya

operasional (BOPO) terdapat kesamaan variabel bebas yaitu CAR dan

BOPO. Sedangkan penelitian ini berjudul Pengaruh Financing to Deposit

Ratio (FDR), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) dan

Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Tingkat Bagi Hasil Simpanan

Mudharabah pada Bank Umum Syariah Indonesia periode 2014-2017.

Devki Prasasti (2014), penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh

Financing to Deposit Ratio, Non Performing Financing, Spread Bagi

Hasil dan Tingkat Bagi Hasil terhadap Pembiayaan Bagi Hasil (Studi Pada

Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2008-2013), hasil penelitian

membuktikan bahwa NPF dan FDR mempunyai pengaruh negatif terhadap

pembiayaan bagi hasil, sedangkan Spread dan Tingkat Bagi Hasil

berpengaruh positif terhadap pembiayaan Bagi Hasil.17

Aida Sania Asri (2016), jurnal yang berjudul Analisis Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil pada Perbankan

Syariah di Indonensia periode 2010-2014, hasil penelitian menunjukkan

bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi terdapat variabel Tingkat Bagi

Hasil, FDR CAR, NPF, dan SWBI secara simultan terhadap pembiayaan

pada perbankan syariah, sedangkan secara parsial variabel CAR dan SWBI

17

Devki Prasasti, Analisis Pengaruh Financing to Deposit Ratio, Non Performing Financing,

Spread Bagi Hasil dan Tingkat Bagi Hasil terhadap Pembiayaan Bagi Hasil (Studi Pada Bank

Umum Syariah di Indonesia Tahun 2008-2013), (Universitas Diponegoro Semarang, 2014) di

akses 20-01-2018

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47111/3/BAB II.pdf · Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2008-2013), hasil penelitian membuktikan bahwa

14

memiliki pengaruh yang signifikan dan Tingkat Bagi Hasil, FDR serta

NPF tidak berpengaruh secara signifikan.18

Novia Nurbiaty (2017), jurnal yang berjudul Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Penyaluran Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil pada Bank

Syariah Mandiri Indonesia, hasil dari penelitian variabel NPF ini tidak

signifikan dan berpengaruh negatif terhadap penyaluran pembiayaan

berbasis bagi hasil pada BSM Indonesia. Sedangkan variabel Tingkat Bagi

Hagil dan DPK berpengaruh positif dan tidak signifikan untuk Tingkat

Bagi Hasil, namun berpengaruh signifikan untuk DPK.19

Relevansi keempat, kelima dan keenam penelitian ini dengan Devki

Prasasti (2014), Aida Sania Asri (2016) dan Novia Nurbiaty (2017),

terdapat perbedaan variabel dan judul. Aida Sania Asri (2016) judul

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Berbasis Bagi

Hasil pada Perbankan Syariah di Indonensia periode 2010-2014 dengan

variabel Tingkat Bagi Hasil, FDR CAR, NPF, dan SWBI. Devki Prasasti

(2014) yaitu Analisis Pengaruh Financing to Deposit Ratio, Non

Performing Financing, Spread Bagi Hasil dan Tingkat Bagi Hasil terhadap

Pembiayaan Bagi Hasil (Studi Pada Bank Umum Syariah di Indonesia

Tahun 2008-2013). Novia Nurbiaty (2017), jurnal yang berjudul Faktor-

Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil

18

Aida Sania Asri, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil

pada Perbankan Syariah di Indonensia periode 2010-2014, jurnal volume 5 No. 3, (Universitas

Diponegoro, 2016), di akses pada 17-11-2017 19

Novia Nurbiaty, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Pembiayaan Berbasis Bagi

Hasil pada Bank Syariah Mandiri Indonesia, jurnal JOM Fekon Vol. 4 No.1, (Universitas Riau,

Pekanbaru , 2017) di akses pada 12-02-2018

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47111/3/BAB II.pdf · Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2008-2013), hasil penelitian membuktikan bahwa

15

pada Bank Syariah Mandiri Indonesia dengan variabel NPF. Sedangkan

penelitian ini meneliti Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR), Biaya

Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) dan Capital Adequacy Ratio

(CAR) terhadap Tingkat Bagi Hasil Simpanan Mudharabah pada Bank

Umum Syariah Indonesia periode 2014-2017.

B. Tinjauan Teori

1. Bank Syariah

Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tentang

perbankan, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada

masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam

rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.20

Bank bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional

dan meningkatkan pemerataan pembanggunan dan menggerakkan

pertumbuhan ekonomi dan mendorong stabilitas nasional dengan

meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Di Indonesia menurut

jenisnya terdiri dari Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat.21

Perkembangan dan pertumbuhan Bank Syariah di Indonesia

diawali dengan berdirinya tiga Bank Pengkreditan Rakyat Syariah

(BPRS) di Bandung tahun 1991. Kemudian diprakarsai oleh Majelis

Ulama Indonesia (MUI) melalui lokakarya : Bunga Bank dan

20

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008).

Hlm 25 21

Muhammad Nadratuzzaman, Produk Keuangan Islam di Indonesia dan Malaysia, (Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 2013). Hlm 5-6

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47111/3/BAB II.pdf · Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2008-2013), hasil penelitian membuktikan bahwa

16

Perbankan” di Cisarua, Bogor, 18-20 Agustus 1990. Kemudian di

bentuk tim kerja dan mendirikan PT. Bank Muamalat Indonesia (BMI)

tahun 1991 dan beroperasi tahun 1992. Regulasi Bank Syariah,

diantaranya:

a) Undang-Undang No. 72 Tahun 1992 tentang Perbankan Syariah

menetapkan bahwa perbankan syariah di Indonensia menganut

dual banking system.

b) Teknis operasional produk dan transaksi syariah yang digunakan

pada bank syariah diatur oleh Fatwa DSN MUI.22

Bank syariah atau bank islam, Interest Free Banking atau

bank bagi hasil merujuk pada suatu objek yang sama. Pemberian

istilah ini merujuk pada asal-usul dan sifat bank syariah itu

sendiri. Bank syariah merupakan bank yang di bangun dengan

semangat dan tujuan menyelamatkan pelaku-pelaku ekonomi atau

manusia. Tetapi bukan berarti membiarkan bank syariah

bangkrut karena terlau condong pada nilai-nilai religi.

Implementasi ekonomi kelembagaan syariah harus

mempertahankan aturan main yang berkaitan dengan kondisi yang

harus dilakukan dan kondisi yang harus ditinggalkan dalam sistem

perekonomian yang islami, untuk mencapai kebaikan yang bernuansa

jasmani dan rohani atau kebaikan untuk di dunia dan di akhirat.23

22

Amiir Mahmud, Bank Syariah (Teori, Kebijakan, dan studi Empiris di Indonesia), (Jakarta :

Penerbit Erlangga, 2010), Hlm 21 23

Ibid. Hlm 21

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47111/3/BAB II.pdf · Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2008-2013), hasil penelitian membuktikan bahwa

17

Hal tersebut mendasarkan dengan firman Allah SWT yang

artinya: “Apabila telah ditunaikan sholat, maka bertebaranlah kamu di

muka bumi, dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah sebanyak-

banyaknya supaya kamu beruntung.” (Al-Jumu’ah [62]:10)

24

Uraian tersebut implementasi ekonomi kelembagaan syariah

selalu menciptakan keseimbangan sistem ekonomi yang

mengedepankan masalah jasmani dan rohani atau kondisi matrial dan

spiritual. Dengan demikian terdapat fungsi dan peran Bank Syariah: 25

a) Manajer investasi, bank syariah dapat mengelola investasi dana

nasabah

b) Investor, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang

dimilikinya maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya

c) Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, bank syariah

dapaat melakukan kegiatan-kegiatan jasa-jasa layanan perbankan

sebagaimana lazimnya

d) Pelaksanaan kegiatan sosial, sebagai ciri yang melekat pada

entesitas keuangan syariah, bank Islam juga memiliki kewajiban

untuk mengeluarkan dan mengelola (menghimpun,

mengadministrasikan dan mendistribusikan) zakat serta dana-

dana lainnya

Ciri khas ekonomi Islam adalah anti riba. Konsep ini

menghapuskan semua jenis riba dalam setiap transaksi, baik di sektor

riil terlebih di sektor keuangan. Riba adalah az-ziyadah yang artinya

24

Muhammad Yunus, Tafsir Quran Karim Al-Jumu’ah [62]:10, (Singapore : Tawakal Trading,

1973), hlm 830 25

Ismail Nawawi, Ekonomi Kelembagaan Syariah : Dalam Pusaran Perekonomian Global

Sebuah Tuntuta dan Realitas, (Surabaya : Putra Media Nusantara, 2009), hlm 44-45

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47111/3/BAB II.pdf · Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2008-2013), hasil penelitian membuktikan bahwa

18

tambahan atau kelebihan. Pengertian tambahan dalam konteks riba

yaitu tambahan uang atas pinjaman, baik tambahan itu berjumlah

sedikit apalagi berjumlah banyak. Para ulama fiqh yang juga

mendiskusikan riba sebagai kelebihan harta dalam suatu muamalah

degan tidak ada imbalan atau gantinya. Maksudnya adalah tambahan

terhadap modal uang yang timbul akibat transaksi utang piutang yang

harus diberikan terutang kepada pemilik uang pada saat utangnya

jatuh tempo.26

Perhitungan atas riba mengandung tiga unsur, pertama,

tambahan atas uang pokok, kedua, tarif tambahan yang sesuai dengan

waktu, ketiga, pembayaran sejumlah tambahan yangmenjadi syarat

dalam tawar menawar. Pengertian riba dalam bahasa yaitu tambahan

dengan maksud setiap penambahan yang diambil tanoa adanya satu

transaksi pengganti atau penyeimbang yag dibenarkan syariah,

sedangkan secara istilah riba adalah penambahan pada harta dalam

akad tukar-menukar tanpa adanya imbalan atau pengambilan

tambahan dari harta pokok atau modal secara batil.

Transaksi pengganti atau penyeimbang yaitu transaksi bisnis

komersial yang melegitimasi adanya penambahan tersebut secara adil.

Anti riba merupakan konsep yang diturunkan dari Al-Qur’an dan

Hadits Rasulullah SAW.27

Seperti Firman Allah SWT:

26

Rachmat Syafi’i, Fiqih Mu’amalah, (Bandung : Pustaka Setia, 2001), hlm 259 27

Dwi Suwiknyo, Kompilasi Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi Islam, Cetakan I, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2010).Hlm 35-37

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47111/3/BAB II.pdf · Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2008-2013), hasil penelitian membuktikan bahwa

19

لل ا د ن ع و رب ي ل ف س نا ل ا ل وا م أ ف و رب ي ل ربا ن م م ت ي ت آ ا ومون ف ع ض م ل ا م ه ك ئ ول أ ف لل ا ه وج ون د ري ت ة ا زك ن م م ت ي ت آ ا وم

Artinya: “dan sesuatu Riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia

bertambah pada harta manusia, Maka Riba itu tidak menambah pada

sisi Allah, dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu

maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, Maka (yang berbuat

demikian) Itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).”

(QS. Ar-Rum: 39)28

2. Laporan Keuangan Syariah

Berdasarkan Undang-Undang RI No. 7 Tahun 1992 tentang

Perbankan pasal 34, setiap bank diwajibkan menyampaikan laporan

keuangan berupa neraca dan perhitungan laba atau rugi berdasarkan

waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Laporan

keuangan bank menunjukkan kondisi keuangan bank secara

keseluruhan. Dari laporan ini akan terbaca bagaimana kondisi bank

yang sesungguhnya, termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki.

Laporan in juga menunjukkan kinerja manajemen bank selama

satu periode. Keuntungan dengan membaca laporan ini pihak

manajemen dapat memperbaiki kelemahan yang ada serta

mempertahankan kekuatan yang dimiliknya.29

Untuk mengetahui

kondisi keuangan suatu bank, maka dapat dilihat laporan keuangan

28

Muhammad Yunus, Tafsir Quran Karim Ar-Rum [30]:39, (Singapore : Tawakal Trading, 1973),

hlm 599 29

Muhammad, Pengantar Akuntansi Syari’ah, (Jakarta: PT. Salemba Empat, 2005). Hlm 253

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47111/3/BAB II.pdf · Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2008-2013), hasil penelitian membuktikan bahwa

20

yang disajikan oleh suatu bank secara periodik. Laporan ini juga

sekaligus menggambarkan kinerja bank selama periode tersebut.30

Laporan ini sangat berguna terutama bagi pemilik, manajemen,

pemerintah, dan masyarakat sebagai nasabah bank, guna mengetahui

kondisi bank tersebut. Setiap laporan yang disajikan haruslah dibuat

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Laporan keuangan

syariah sebagian besar tidak berbeda dengan laporan keuangan yang

berlaku umum di Indonesia, baik dari segi bentuk maupun unsurnya.31

3. Kinerja Keuangan Bank

Kinerja keuangan merupakan suatu ukuran keberhasilan

kegiatan finansial yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode

satu tahun. Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran

kinerja keuangan adalah informasi keuangan, selain digunakan pihak

intern juga digunakan oleh pihak luar perusahaan. Informasi keuangan

yang ditunjukkan ke pihak luar perusahaan umumnya disajikan dalam

bentuk laporan keuangan.32

Bank umum atau yang lebih dikenal dengan nama bank komersil

merupakan bank yang paling banyak beredar di Indonesia. Bank

umum juga memiliki berbagai keunggulan jika dibandingkan dengan

BPR, baik dalam bidang ragam pelayanan, produk-produk maupun

30

Ibid. Hlm 281 31

Najmudin, Manajemen Keuangan dan Akuntansi Syar’iyah Modern, (Yogyakarta: CV Andi

Offset, 2011). Hlm 77 32

Parju, Manajemen Keuangan, Fakultas Syariah, Institut Agama Islam Negeri Walisongo

Semarang, hlm 6

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47111/3/BAB II.pdf · Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2008-2013), hasil penelitian membuktikan bahwa

21

jangkauan wilayah operasinya. Artinya bank umum memiliki kegiatan

pemberian jasa yang paling lengkap dan dapat beroperasi diseluruh

wilayah Indonesia. Bank umum juga melaksanakan kegiatan usaha

konvensional dan atau prinsip syariah yang dalam kegiatannya

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Tugas utamanya

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro,

deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan bentuk lainnya.33

Sebagaimana disebutkan di muka, bahwa bank adalah lembaga

perantara antara unit surplus dana dengan unit minus dana, melalui

produk-produk yang dikembangkan oleh lembaga atau bank yang

bersangkutan. Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi

keuangan perusahaan pada suatau periode tertentu, baik menyangkut

aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana, yang biasanya

diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan

profitabilitas.

Kinerja keuangan perusahaan merupakan prestasi kerja dalam

periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan

secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan. Kinerja

keuangan perusahaan berkaitan erat dengan pengukuran dan penilaian

kinerja.34

33

Abdul Malik, dkk, Sistem dan Manajemen Bank Umum, (Malang : Universitas Merdeka Malang,

2004), hlm 2 34

Ibid. Hlm 3-4

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47111/3/BAB II.pdf · Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2008-2013), hasil penelitian membuktikan bahwa

22

Pengukuran kinerja merupakan kualifikasi dan efisiensi serta

efektivitas perusahaan dalam pengoperasian bisnis selama periode

akuntansi. Pengukuran kinerja digunakan perusahan untuk melakukan

perbaikan di atas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan

perusahaan lain. Analisis kinerja keuangan merupakan proses

pengkajian secara kritis terhadap review data, menghitung, mengukur,

menginterpretasi, dan memberi solusi terhadap keuangan perusahaan

pada suatu periode tertentu.35

a. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang)

jangka pendek. Digunakan untuk menggambarkan seberapa

likuidnya suatu perusahaan serta kemampuan perusahaan untuk

menyelesaikan kewajiban jangka pendek dengan menggunakan

aktiva lancar. Kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban yang segera

jatuh tempo.

Definisi lainnya terkait likuiditas adalah kemampuan suatu

perusahaan untuk memenuhi seluruh liabilitas yang jatuh tempo

kurang dari satu tahun, perusahaan biasanya menggunakan asset-

asset yang likuid. Perusahaan bisa dikatakan likuid jika asset lancar

(likuid) yang dimiliki lebih besar dibandingkan liabilitasnya lancar

35

Dwi Suwiknyo, Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,

2010), hlm 62

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47111/3/BAB II.pdf · Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2008-2013), hasil penelitian membuktikan bahwa

23

(berjangka pendek). Oleh karena itu, bank manapun akan memiliki

masalah likuiditas karena mayoritas assetnya merupakan asset yang

tidak likuid.36

Pentingnya likuiditas dapat dilihat dengan

mempertimbangkan dampak dari ketidakmampuan perusahaan

memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Kurangnya likuiditas

menghalangi perusahaan untuk memperoleh keuntungan, juga

berarti pembatasan kesempatan dan tindakan manajemen. Masalah

likuiditas yang lebih parah mencerminkan ketidakmampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban lancar.

Masalah ini dapat mengarah pada penjualan investasi dan

aktiva dengan terpaksa dan bukan mengarah pada kebangkrutan,

sehingga jika suatu perusahaan gagal memenuhi kewajiban

lancarnya, maka kelangsungan usahanya dipertanyakan.

Manajemen likuiditas adalah kemampuan manajemen bank dalam

menyediakan dana yang cukup untuk memenuhi semua kewajiban-

kewajiban maupun komitmen yang telah dikeluarkan kepada

nasabahnya setiap saat.37

b. Rasio Solvabilitas

Rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan

memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Artinya, berapa besar

beban hutang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan

36

Ibid, hlm 64 37

Herman Darmawi. Manajemen Perbankan. (Jakarta : Bumi Aksara, 2012). Hlm 59

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47111/3/BAB II.pdf · Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2008-2013), hasil penelitian membuktikan bahwa

24

aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas

digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk

membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun

jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan.38

c. Rasio Rentabilitas

Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan

antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba

tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan suatu

perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Bank

adalah bisnis yang berusaha mencari laba yang wajar dengan

memperhatikan kendala likuiditas dan keamanan operasional. Pada

saat yang sama perbankan harus memikul tanggung jawab yang

penting.

Masyarakat umum jangan sampai meragukan solvabilitas,

likuiditas, integritas sistem perbankan dan sebisa mungkin

memelihara kepercayaan masyarakat terhadap perbankan.

Pertengahan antara kepentingan likuiditas dan rentabilitas,

merupakan dilema yang selalu dihadapi manajer bank.39

4. Simpanan Tabungan

Dalam Undang-Undang Perbankan Syariah Nomor 21 Tahun

2008, yang dimaksud tabungan adalah simpanan berdasarkan akad

wadi’ah atau investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad

38

Ibid, hlm 64-65 39

Herman Darmawi. Manajemen Perbankan. (Jakarta : Bumi Aksara, 2012). Hlm 66

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47111/3/BAB II.pdf · Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2008-2013), hasil penelitian membuktikan bahwa

25

lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang

penarikannya dapat dilakukan dengan menurut syarat dan ketentuan

tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet

giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan alat itu.

Tabungan terdiri dari dua jenis: 1. Tabungan yang tidak

dibenarkan secara syariah yaitu tabungan yang berdasarkan

berhitungan bunga; 2. Tabungan yang dibenarkan secara syariah yaitu

tabungan yang berdasarkan prinsip mudharabah dan wadi’ah.

Tabungan merupakan simpanan yang paling populer dikalangan

masyarakat umum. Dari sejak anak-anak sudah dianjurkan untuk

menabung.

Sesuai dengan perkembangan zaman, kegiatan menabung sudah

beralih dari rumah ke lembaga keuangan seperti bank. Seperti halnya

simpanan giro, simpanan tabungan juga mempunyai syarat-syarat

tertentu bagi pemegangnya dan persyaratan masing-masing bank

berbeda-beda. Tujuan nasabah menyimpan uang di rekening tabungan

saja berbeda, demikian pula sasaran bank dalam memasarkan produk

tabungannya juga berbeda sesuai dengan sasaran yang diinginkan.40

Pengertian tabungan menurut Undang-Undang Perbankan

Nomor 10 tahun 1998 adalah simpanan yang penarikannya hanya

dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi

tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan alat lainnya yang

40

Kasmir, Dasar-dasar Perbankan, (Jakarta : Rajawali Pers, 2011), hlm 83

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47111/3/BAB II.pdf · Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2008-2013), hasil penelitian membuktikan bahwa

26

dipersamakan dengan itu. Penarikan hanya dapat dilakukan menurut

syarat-syarat tertentu yang disepakati maksudnya adalah untuk

menarik uang yang disimpan di rekening tabungan anatar satu bank

dengan bank lain yang berbeda.41

5. Tingkat Bagi Hasil

Salah satu bentuk kerja sama antara pemilik modal dan

seseorang adalah bagi hasil, yang dilandasi oleh rasa tolong-

menolong. Sebab ada orang yang mempunyai modal, tetapi tidak

mempunyai keahlian dalam menjalankan roda perusahaan. Dengan

demikian, apabila ada kerja sama dalam menggerakkan roda

perekonomian, maka kedua belah pihak akan mendapatkan

keuntungan modal dan skill (keterampilan) dipadukan menjadi satu.

Kerja sama dalam bentuk ini disebut mudharabah. Ulama fiqih

mendefinisikan mudharabah atau qiradh dengan “pemilik modal

menyerahkan modalnya kepada pekerja (pedagang) untuk

diperdagangkan, sedangkan keuntungan dagang itu dibagi menurut

kesepakatan bersama. Apabila terjadi kerugian, maka kerugian itu

sepenuhnya ditanggung oleh pemilik modal. Hal ini hendaknya dapat

dipahami, bahwa yang rugi tidak hanya pemilik modal saja, tetapi juga

pekerja (pelaksana), yaitu rugi fikiran dan tenaga.42

Syarat-syarat

mudharabah adalah sebagai berikut:

41

Ibid 84 42

Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam, (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2004),

hlm 169-171

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47111/3/BAB II.pdf · Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2008-2013), hasil penelitian membuktikan bahwa

27

a. Syarat yang berkaitan dengan orang yang melakukan transaksi,

harus orang yang cakap bertindak atas nama hukum dan cakap

diangkat sebagai wakil

b. Syarat yang berkaitan dengan modal, terdapat : berbentuk uang;

jelas jumlahnya; tunai; diserahkan sepenuhnya ke pedagang itu

c. Syarat yang berkaitan dengan keuntungan, bahwa pembagian

keuntungan harus jelas presentasenya seperti 60% : 40%, 50% :

50% dan sebagainya menurut kesepakatan bersama

6. Financing to Deposit Ratio (FDR)

Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah perbandingan antara

jumlah pembiayaan dengan jumlah dana pihak ketiga (DPK) atau

seberapa besar dana bank dilepaskan sebagai pembiayaan/kredit.

Dengan kata lain yaitu rasio yang menggambarkan tingkat

kemampuan bank syariah dalam mengembalikan dana kepada pihak

ketiga melalui keuntungan yang diperoleh dari pembiayaan

mudharabah.43

Rumusnya :

Jumlah Pembiayaan yang Disalurkan

FDR = x 100%

Total Dana

Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah rasio antara jumlah

pembiayaan yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh

bank. FDR ditentukan oleh perbandingan antara jumlah pinjaman

43

Veithzal Rivai, Islamic Banking (Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi),( Jakarta : Bumi Aksara,

2010), hlm 784

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47111/3/BAB II.pdf · Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2008-2013), hasil penelitian membuktikan bahwa

28

yang diberikan dengan dana masyarakat yang dihimpun yaitu

mencakup tabungan, giro, dan deposito.

Financing to Deposit Ratio (FDR) tersebut menyatakan

seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan

dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang

diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin besar kredit maka

pendapatan yang diperoleh naik, karena pendapatan naik secara

otomatis laba juga akan mengalami kenaikan.44

Suatu bank dikatakan likuid apabila bank yang bersangkutan

dapat memenuhi kewajiban utang-utangnya, dapat membayar kembali

semua deposannya, serta dapat memenuhi semua permintaan

pembiayaan/kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan. Salah

satu ukuran untuk menghitung likuiditas bank adalah dengan

menggunakan Financing to Deposit Ratio (FDR) yaitu seberapa besar

dana bank diberikan sebagai pembiayaan/kredit.

Ketentuan Bank Indonesia tentang FDR yaitu perhitungan rasio

80% hingga dibawah 110%. Pemeliharaan kesehatan bank antara lain

dilakukan dengan tetap menjaga likuiditannya sehinggga bank dapat

memenuhi kewajiban kepada semua pihak yang menarik atau

mencairkan uangnya.45

44

Veithzal Rivai. Islamic Banking (Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi). (Jakarta : Bumi Aksara,

2010). Hlm 785 45

Ibid, hlm 785

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47111/3/BAB II.pdf · Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2008-2013), hasil penelitian membuktikan bahwa

29

7. Capital Adequacy Ratio

CAR atau Capital Adequacy Ratio merupakan rasio kinerja

bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk

menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko,

misalnya pembiayaan yang diberikan. Besaran CAR dihitung dengan

membandingkan antara modal bank dan Aktiva Tertimbang Menurut

Risiko (ATMR). CAR merupakan indikator terhadap kemampuan

bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari

kerugian-kerugian yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko.46

Penambahan modal bank oleh para pemegang saham akan

sangat membantu untuk menciptakan pengaruh kepada keuangan yang

baik. Keadaan ini akan mampu meningkatkan laba yang dihasilkan

oleh suatu bank maka semakin besar kesempatan bank untuk

melakukan ekspansi aktivanya yang perlu didukung dengan

pembiayaan dari sisi dananya. Semakin besar rasio CAR maka

menunjukkan indikasi bank dinilai masih dalam batas aman dalam

operasinya.

Keadaan permodalan yang memadai ini akan menjaga

kepercayaan masyarakat untuk tetap menyimpan dananya di bank.

Sebalikanya, CAR yang kecil akan meningkatkan risiko kegagalan

bank tersebut.47

46

Ibid, hlm 121 47 Herman Darmawi. Manajemen Perbankan. (Jakarta : Bumi Aksara, 2012). Hlm 18

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47111/3/BAB II.pdf · Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2008-2013), hasil penelitian membuktikan bahwa

30

Rumus yang dipakai dalam mengukur modal:48

Modal

CAR = x100%

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)

8. Biaya Operasional Pendapatan Operasional

BOPO atau Biaya Operasional Pendapatan Operasional

merupakan salah satu Tingkat efisiensi kinerja operasional perbankan

juga tidak kalah penting. Dimana tingkat operasional ini sering diukur

menggunakan beban operasional terhadap pendapatan operasional

atau bisa disingkat dengan BOPO. Semakin kecil rasio ini berarti

semakin efisien dalam mengeluarkan biaya guna mendapatkan

pendapatan.

Bank yang tidak beroperasi dengan efisien dapat diindikasikan

dengan nilai rasio BOPO yang tinggi sehingga kemungkinan besar

bank tersebut dalam kondisi bermasalah. Modal merupakan suatu

faktor penting agar suatu perusahaan dapat beroperasi termasuk juga

bagi bank. Modal bank juga digunakan untuk menjaga kemungkinan

timbulnya risiko. Untuk menanggulangi kemungkinan risiko yang

terjadi, maka suatu bank harus menyediakan penyediaan modal

minimum.49

48

Herman Darmawi. Manajemen Perbankan. (Jakarta : Bumi Aksara, 2012). Hlm 97 49 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Bogor : Ghalia Putra, 2005), hlm 121

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47111/3/BAB II.pdf · Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2008-2013), hasil penelitian membuktikan bahwa

31

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan biaya

operasi terhadap pendapatan operasi yang diperoleh bank. Biaya

operasi merupakan seluruh dana atau biaya yang dikeluarkan oleh

pihak bank terkait kegiatan-kegiatan pokok (seperti biaya tenaga

kerja, biaya pemasaran, dan biaya operasi lain) yang dilakukan oleh

pihak bank itu sendiri.50

Pendapatan operasi merupakan pendapatan utama bank yaitu

pendapatan bagi hasil yang diperoleh dari penempatan dana dalam

bentuk pembiayaan dan pendapatan operasi lainnya. Rasio BOPO

digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank

dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Semakin kecil BOPO

maka semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang

bersangkutan.

Kegiatan operasional bank dalam menyalurkan pembiayaan

akan terhambat jika bank tersebut dalam kondisi bermasalah. Jika

bank bisa efisien dalam menjalankan aktivitas usahanya maka laba

yang dapat dicapai akan semakin meningkat.51

Rumus yang digunakan

dalam menentukan biaya operasional :

Biaya Operasional

BOPO = x 100%

Pendapatan Operasional

50

Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Bogor : Ghalia Putra, 2005), hlm 121 51 Ibid, hlm 121

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47111/3/BAB II.pdf · Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2008-2013), hasil penelitian membuktikan bahwa

32

C. Hubungan Antar Variabel

1. Hubungan antara Financing to Deposit Ratio (FDR) dengan

Tingkat Bagi Hasil Simpanan Mudharabah

Yaitu salah satu indikator likuiditas bank adalah loan to deposit

ratio atau dalam perbankan syariah disebut dengan financing to

deposit ratio (FDR). Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam

membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan

mengandalkan kredit atau pembiayaan yang diberikan sebagai sumber

likuiditasnya.

Semakin tinggi rasio FDR menunjukkan kemampuan bank dalam

membayar kewajibannya yang semakin rendah atau dapat dikatakan

bahwa likuiditasnya rendah. Namun nilai FDR yang tinggi

menunjukkan kemampuan bank dalam memberikan pembiayaan

kepada nasabah yang semakin meningkat. Hubungan antara kedua

variabel ini berpengaruh. Maka, peneliti juga dikuatkan oleh beberapa

penelitian.52

Devki Prasasti (2014), yang berjudul Analisis Pengaruh Financing

to Deposit Ratio, Non Performing Financing, Spread Bagi Hasil dan

Tingkat Bagi Hasil terhadap Pembiayaan Bagi Hasil (Studi Pada Bank

Umum Syariah di Indonesia Tahun 2008-2013), hasil penelitian

membuktikan bahwa NPF dan FDR mempunyai pengaruh negatif

52

Veithzal Rivai. Islamic Banking (Sebuah Teori, Konsep, dan Aplikasi). (Jakarta : Bumi Aksara,

2010). Hlm 785

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47111/3/BAB II.pdf · Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2008-2013), hasil penelitian membuktikan bahwa

33

terhadap pembiayaan bagi hasil, sedangkan Spread dan Tingkat Bagi

Hasil berpengaruh positif terhadap pembiayaan Bagi Hasil.53

Rizki Aulia, dkk (2013), jurnal yang berjudul Pengaruh Bagi Hasil,

Bunga, Ukuran Bank dan Jumlah Cabang terhadap Simpanan

Mudharabah, hasil dari penelitian tingkat bagi hasil, suku bunga,

ukuran bank syariah dan jumlah kantor cabang berpengaruh secara

simultan terhadap simpanan mudharabah di bank umum syariah.

Secara parsial tingkat bagi hasil yang berpengaruh terhadap simpanan

mudharabah di bank umum syariah.54

Hal ini dapat diartikan apabila tingkat bagi hasil meningkat maka

jumlah simpanan mudharabah juga meningkat. Berdasarkan kajian

teori dan penelitian terdahulu maka diperoleh hipotesis sebagai

berikut: Variabel FDR berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil

simpanan mudharabah bank umum syariah

2. Hubungan antara Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan Tingkat

Bagi Hasil Simpanan Mudharabah

Yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR) juga biasa disebut dengan

rasio kecukupan modal, mengukur kecukupan modal yang dimiliki

bank untuk menunjang aktiva yang mengandung resiko.

53

Devki Prasasti, Analisis Pengaruh Financing to Deposit Ratio, Non Performing Financing,

Spread Bagi Hasil dan Tingkat Bagi Hasil terhadap Pembiayaan Bagi Hasil (Studi Pada Bank

Umum Syariah di Indonesia Tahun 2008-2013), (Universitas Diponegoro Semarang, 2014) di

akses 20-01-2018 54

Rizki Aulia, dkk, Pengaruh Bagi Hasil, Bunga, Ukuran Bank dan Jumlah Cabang terhadap

Simpanan Mudharabah, Accounting Analysis Journal 2 (4), (Universitas Negeri Semarang, 2013)

di akses 13-02-2018

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47111/3/BAB II.pdf · Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2008-2013), hasil penelitian membuktikan bahwa

34

Rasio kecukupan modal ini merupakan indikator terhadap

kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat

dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang

beresiko. Sehingga dengan meningkatnya modal sendiri maka

kesehatan bank yang terkait dengan rasio permodalan (CAR) semakin

meningkat dan dengan modal yang besar maka kesempatan untuk

memperoleh laba peru semakin besar.

Adanya modal yang besar, manajemen bank sangat leluasa dalam

menempatkan dananya kedalam aktivitas investasi yang

menguntungkan. Sehingga bisa disimpulkan bahwa semakin tinggi

CAR, maka semakin tinggi pula ROA. Hal ini yang menunjukkan

bahwa CAR yang semakin meningkat berpengaruh pada ROA yang

semakin meningkat pula. Jika nilai CAR tinggi berarti bank tersebut

mampu membiayai operasi bank, keadaan yang menguntungkan bank

tersebut akan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi

profitabilitas. Maka, peneliti juga dikuatkan oleh beberapa

penelitian.55

Showwam Azmi (2008), penelitian dengan judul Analisis Faktor-

Faktor yang mempengaruhi Tingkat Bagi Hasil Simpanan

Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2005-

2008, hasil penelitian menunjukkan kumpulan faktor internal dan

eksternal yang dipilih yaitu FDR, NPF, CAR, inflasi, suku bunga,

55

Herman Darmawi. Manajemen Perbankan. (Jakarta : Bumi Aksara, 2012). Hlm 97

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47111/3/BAB II.pdf · Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2008-2013), hasil penelitian membuktikan bahwa

35

pertumbuhan ekonomi terbukti berpengaruh simultan atau bersama-

sama terhadap tingkat bagi hasil simpanan mudharabah bank umum

syariah. Untuk uji parsial hanya CAR, inflasi dan suku bunga yang

mampu berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil simpanan

mudharabah bank umum syariah.56

Aida Sania Asri (2016), jurnal yang berjudul Analisis Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil pada

Perbankan Syariah di Indonensia periode 2010-2014, hasil penelitian

menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi terdapat

variabel Tingkat Bagi Hasil, FDR CAR, NPF, dan SWBI secara

simultan terhadap pembiayaan pada perbankan syariah, sedangkan

secara parsial variabel CAR dan SWBI memiliki pengaruh dan

Tingkat Bagi Hasil, FDR serta NPF tidak berpengaruh.57

Berdasarkan kajian teori dan penelitian terdahulu maka diperoleh

hipotesis sebagai berikut: variabel CAR berpengaruh terhadap tingkat

bagi hasil simpanan mudharabah bank umum syariah

3. Hubungan antara Biaya Operasional Pendapatan Operasional

(BOPO) dengan Tingkat Bagi Hasil Simpanan Mudharabah

Merupakan guna untuk mengukur efisiensi bank, salah satu

indikator yang dipakai adalah perbandingan antara beban operasional

56

Showwam Azmi, Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Tingkat Bagi Hasil Simpanan

Mudharabah pada Bank Umum Syariah di Indonesia tahun 2005-2008, skripsi (Universitas Negeri

Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2008), diakses pada 13-02-2018 57

Aida Sania Asri, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Berbasis Bagi Hasil

pada Perbankan Syariah di Indonensia periode 2010-2014, jurnal volume 5 No. 3, (Universitas

Diponegoro, 2016), di akses pada 17-11-2017

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47111/3/BAB II.pdf · Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2008-2013), hasil penelitian membuktikan bahwa

36

terhadap pendapatan operasional (BOPO). Semakin kecil rasio BOPO

berarti semakin efisien beban operasional yang dikeluarkan bank yang

bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi

bermasalah semakin kecil. Efisiensi operasi juga berpengaruh

terhadap kinerja bank yaitu untuk menunjukkan apakah bank telah

menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna.

Secara teoritis, efisiensi produksi bank syariah dalam

mengeluarkan biaya dalam bentuk pemberian investasi pembiayaan

merupakan salah satu bentuk mekanisme produksi bank agar dapat

menghasilkan pendapatan yang paling tinggi dari suatu investasi. Nilai

BOPO menurun apabila biaya operasional menurun di lain pihak

pendapatan operasional tetap, dan juga apabila biaya operasional tetap

di lain pihak pendapatan operasional meningkat. Semakin rendah

BOPO maka bank semakin efisien dalam mengeluarkan biaya dalam

bentuk pemberian investasi pembiayaan agar dapat menghasilkan

pendapatan yang paling tinggi.58

Apabila BOPO menurun maka pendapatan bank meningkat.

Dengan adanya peningkatan pendapatan bank maka tingkat bagi hasil

yang diterima oleh nasabah juga meningkat. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa semakin rendah BOPO maka semakin tinggi tingkat

bagi hasil yang diterima oleh para nasabah. Maka, peneliti juga

dikuatkan oleh beberapa penelitian.

58

Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Bogor : Ghalia Putra, 2005), hlm 121

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47111/3/BAB II.pdf · Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2008-2013), hasil penelitian membuktikan bahwa

37

Jamilah (2016), jurnal yang berjudul Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Pembiayaan Mudharabah pada Bank Umum Syariah

di Indonesia, hasil penelitian variabel DPK dan CAR berpengaruh

positif terhadap pembiayaan mudharabah bank umum syariah

Indonesia. Sedangkan variabel ROA, biaya operasional (BOPO)

berpengaruh negatif terhadap mudharabah bank umum syariah

Indonesia.59

Berdasarkan kajian teori dan penelitian terdahulu maka diperoleh

hipotesis sebagai berikut: Variabel BOPO berpengaruh terhadap

tingkat bagi hasil simpanan mudharabah bank umum syariah

D. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan pada landasan teori dan hasil penelitian sebelumnya serta

permasalahan yang telah dikemukakan, maka sebagai dasar perumusan

hipotesis berikut disajikan kerangka pemikiran apa yang dijadikan variabel

terikat dan variabel-variabel yang tidak terikat atau bebas dituangkan

dalam model penelitian sebagai berikut:

59

Jamilah, Faktor-Faktor yang memepengaruhi Pembiayaan Mudharabah pada Bank Umum

Syariah di Indonesia, Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi Vol.5 No.4, (sekolah tinggi Ilmu Ekonomi

Indonesia (STIESIA) surabaya, 2016), di akses pada 06-12-2017

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/47111/3/BAB II.pdf · Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun 2008-2013), hasil penelitian membuktikan bahwa

38

Tingkat Bagi Hasil

Simpanan Mudharabah

(Y)

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan sementara peneliti tentang hubungan

antar variabel-variabel serta merupakan pernyataan yang paling spesifik.60

Hipotesis yang dinyatakan peneliti yaitu: Variabel FDR, CAR dan BOPO

berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil simpanan mudhrabah bank umum

syariah Indonesia periode 2014-2017.

60

Mudrajad Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi: Bagaimana Meneliti dan Menulis

Tesis, (Jakarta : Erlangga. 2003), hlm 130

Financing to Deposit Ratio (X₁)

Capital Adequacy Ratio (X₂)

Biaya Operasional Pendapatan

Operasional (X3)