bab ii tinjauan pustaka a. tinjauan penelitian …eprints.umm.ac.id/42039/3/bab ii.pdfmetode...

24
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tinjauan penelitian terdahulu dalam penelitian ini dilakukan oleh Imam Mukhlis tahun 2010 dengan judul “Kausalitas Antara Nilai Tukar Rupiah atau Dolar Amerika Serikat dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”. Variabel penelitian yang digunakan adalah Nilai Tukar Rupiah atau Dolar Amerika Serikat dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Penelitian ini menggunakan alat analisis Granger Causality Test. Dari Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya hubungan kausal antara Nilai Tukar Rupiah dan Dolar Amerika Serikat dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 1975 sampai dengan tahun 2004 bersifat Undirectional Causality dari LPDB (Produk Domestik Bruto) ke LKURS (Nilai Tukar Rupiah). Selanjutnya perbedaan peneliti terdahulu dengan peneliti adalah kalau peneliti terdahulu menggunakan data tahun 1975-2004, sedangkan peneliti fokus meneliti data tahun 2004-2016 kemudian peneliti juga fokus pada tinjauan perspektif Islam. Persamaan pada penelitian ini adalah sama-sama menempatkan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat dengan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia sebagai variabel Independen dan Dependen. Peneliti kedua dilakukan oleh Yeniwati tahun 2009 dengan judul Analisis Perubahan Kurs Rupiah Terhadap Dolar Amerika”. Variabel penelitian yang digunakan adalah Kurs dan Inflasi dan Tingkat Suku Bunga.

Upload: others

Post on 31-Jan-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/42039/3/BAB II.pdfMetode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Penelitian ini menggunakan alat analisis

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tinjauan penelitian terdahulu dalam penelitian ini dilakukan oleh Imam

Mukhlis tahun 2010 dengan judul “Kausalitas Antara Nilai Tukar Rupiah

atau Dolar Amerika Serikat dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”. Variabel

penelitian yang digunakan adalah Nilai Tukar Rupiah atau Dolar Amerika

Serikat dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Metode penelitian yang

digunakan adalah metode kuantitatif. Penelitian ini menggunakan alat analisis

Granger Causality Test. Dari Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya

hubungan kausal antara Nilai Tukar Rupiah dan Dolar Amerika Serikat

dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 1975 sampai dengan

tahun 2004 bersifat Undirectional Causality dari LPDB (Produk Domestik

Bruto) ke LKURS (Nilai Tukar Rupiah). Selanjutnya perbedaan peneliti

terdahulu dengan peneliti adalah kalau peneliti terdahulu menggunakan data

tahun 1975-2004, sedangkan peneliti fokus meneliti data tahun 2004-2016

kemudian peneliti juga fokus pada tinjauan perspektif Islam. Persamaan pada

penelitian ini adalah sama-sama menempatkan Nilai Tukar Rupiah terhadap

Dolar Amerika Serikat dengan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia sebagai

variabel Independen dan Dependen.

Peneliti kedua dilakukan oleh Yeniwati tahun 2009 dengan judul

“Analisis Perubahan Kurs Rupiah Terhadap Dolar Amerika”. Variabel

penelitian yang digunakan adalah Kurs dan Inflasi dan Tingkat Suku Bunga.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/42039/3/BAB II.pdfMetode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Penelitian ini menggunakan alat analisis

10

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Penelitian ini

menggunakan alat analisis Regresi Berganda. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa variabel moneter Inflasi dan suku bunga mempengaruhi

nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika. Hubungan antara inflasi dengan

nilai tukar adalah negative. Selanjutnya perbedaan peneliti terdahulu dengan

peneliti adalah kalau peneliti terdahulu menggunakan variabel Inflasi,

sedangkan peneliti tidak menggunakan variabel Inflasi. Persamaan pada

penelitian ini adalah sama-sama menempatkan Nilai Tukar Rupiah Terhadap

Dolar Amerika sebagai variabel Independen.

Peneliti ketiga dilakukan oleh Oktaria, dkk tahun 2013 dengan judul

“Analisis Kausalitas Antara Capital Inflow Dan Nilai Tukar Di Indonesia”.

Variabel penelitian yang digunakan adalah Capital Inflow dan Nilai Tukar.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Penelitian ini

menggunakan alat analisis Granger Causality Test, and Vector Error

Correction Model (VECM). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa

terdapat hubungan satu arah antara capital inflow dan nilai tukar, yang artinya

ketika Rupiah berfluktuasi akan mempengaruhi perkembangan capital inflow.

Selanjutnya perbedaan peneliti terdahulu dengan peneliti adalah kalau peneliti

terdahulu menggunakan variabel Capital Inflow, sedangkan peneliti tidak

menggunakan variabel Capital Inflow. Persamaan pada penelitian ini adalah

sama-sama menggunakan alat analis Granger Causality Test.

Penelitian keempat dilakukan oleh Agung Praditya tahun 2012 dengan

judul “Analisis Pengaruh Capital Inflow Terhadap Nilai Tukar Rupiah”.

Variabel penelitian yang digunakan adalah Capital Inflow, Nilai Tukar,

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/42039/3/BAB II.pdfMetode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Penelitian ini menggunakan alat analisis

11

Inflasi, Suku Bunga, Trade Openness, dan GDP. Metode penelitian yang

digunakan adalah metode kuantitatif. Penelitian ini menggunakan alat analisis

Vector Error Correction Model (VECM). Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa Capital Inflow pada jangka pendek tidak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap nilai tukar Rupiah, sedangkan pada jangka

panjang Capital Inflow mempunyai 33 pengaruh positif terhadap nilai tukar

rill yang signifikan secara statistik. Selanjutnya perbedaan peneliti terdahulu

dengan peneliti adalah kalau peneliti terdahulu menggunakan variabel Capital

Inflow, Inflasi, Suku Bunga, Trade Openness, dan GDP, sedangkan peneliti

tidak menggunakan variabel Capital Inflow, Inflasi, Suku Bunga, Trade

Openness, dan GDP. Persamaan pada penelitian ini adalah sama-sama

membahas tentang Nilai Tukar Rupiah.

Penelitian kelima dilakukan oleh Dimas Ariyoudo, dkk tahun 2016

dengan judul “Analisis Hubungan Kausalitas Antara Kurs Dolar Amerika

Serikat Dan Indeks LQ45 Serta Pengaruh Inflasi Dan BI Rate Terhadap

Kurs Dolar Amerika Serikat Periode 2006-2016”. Variabel penelitian yang

digunakan adalah Indeks LQ45, Kurs Dolar Amerika Serikat, Inflasi, BI Rate.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Penelitian ini

menggunakan alat analisis VAR Estimates, Granger Causality Test, and

Analisis of Impluse Response Function and Variance Decomposition. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan kausal searah dari indeks

LQ45 menjadi nilai tukar, nilai tukar tidak berpengaruh signifikan terhadap

Indeks LQ45, inflasi memiliki dampak signifikan dan negatif terhadap indeks

LQ45, inflasi berpengaruh signifikan. Selanjutnya perbedaan peneliti

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/42039/3/BAB II.pdfMetode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Penelitian ini menggunakan alat analisis

12

terdahulu dengan peneliti adalah kalau peneliti terdahulu menggunakan

variabel Indeks LQ45, Inflasi, BI Rate, sedangkan peneliti tidak

menggunakan variabel Indeks LQ45, Inflasi, BI Rate. Persamaan pada

penelitian ini adalah sama-sama menempatkan Kurs Dolar Amerika Serikat

sebagai variabel Independen.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No.

Peneliti Judul Variabel Alat Analisis

Hasil Penelitian

Perbedaan Persamaan

1. Imam Mukhlis (2010)

Kausalitas Antara Nilai Tukar Rupiah dan Dolar Amerika Serikat Dengan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Nilai Tukar Rupiah dan Dolar Amerika Serikat Dengan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Granger Causality Test

Temuan yang diperoleh menunjukkan bahwa hubungan kausal antara nilai tukar mata uang Rupiah dan Dolar Amerika Serikat dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tahun 1975-2004 bersifat Undirectional Causality dari LPDB ke LKURS.

Penelitian saya menggunakan data tahun 2004-2016 dan memakai tinjauan perspektif Islam.

Terdapat persamaan variabel dan menggunakan alat analisis yang sama.

2. Yeniwati

Analisis perubahan

Kurs, Inflasi dan

Regresi berganda

Variabel moneter

Penelitian saya

Variabel sama-

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/42039/3/BAB II.pdfMetode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Penelitian ini menggunakan alat analisis

13

(2009) kurs Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat

tingkat suku bunga

inflasi dan suku bunga mempengaruhi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat. Hubungan antara inflasi dengan nilai tukar adalah negatif

menggunakan variabel pertumbuhan ekonomi Indonesia dan tinjauan perspektif Islam, alat analisis menggunakan Granger Causality Test

sama menggunakan Kurs (nilai tukar Rupiah dan Dolar Amerika Serikat)

3. Oktarina, dkk (2013)

Analisis Kausalitas antara Capital Inflow dan nilai tukar di Indonesia

Capital Inflow dan nilai tukar

Granger Causality Test, and Vector Error Correction Model (VECM)

Terdapat hubungan satu arah antara capital inflow dan nilai tukar, yang artinya ketika Rupiah berfluktuasi akan mempengaruhi perkembangan capital inflow

Penelitian saya menggunakan variabel pertumbuhan ekonomi Indonesia dan tinjauan perspektif Islam

Variabel sama-sama menggunakan nilai tukar Rupiah dan Dolar Amerika Serikat dan menggunakan alat analisis Granger Causality Test

4. Agung Praditya (2012)

Analisis Pengaruh Capital Inflow Terhadap Nilai Tukar Rupiah

Capital Inflow dan Nilai Tukar Rupiah

Vertor Error Correction Model (VECM)

Capital Inflow pada jangka pendek tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

Penelitian saya menggunakan variabel pertumbuhan ekonomi Indonesia dan tinjauan

Variabel sama-sama menggunakan nilai tukar Rupiah dan Dolar Amerika Serikat

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/42039/3/BAB II.pdfMetode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Penelitian ini menggunakan alat analisis

14

terhadap nilai tukar Rupiah. Sedangkan pada jangka panjang Capital Inflow mempunyai 33 pengaruh positif terhadap nilai tukar yang signifikan secara statistik

perspektif Islam, alat analisis menggunakan Granger Causality Test

5. Dimas Ariyoudo, dkk (2016)

Analisis hubungan kausalitas antara kurs Dolar AmerikaSerikat dan Indeks LQ45 serta BI Rate periode 2006-2016

Indeks LQ45, Kurs Dolar Amerika Serikat, Inflasi, Bi Rate

VAR Estimates, Granger Causality Test, and Analysis Of Impulse Response Function and Varian Decomposition

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan kausal searah dari Indeks LQ45 menjadi nilai tukar, nilai tukar tidak berpengarus signifikan terhadap Indeks LQ45

Penelitian saya menggunakan variabel pertumbuhan ekonomi Indonesia dan tinjauan perspektif Islam

Variabel sama-sama menggunakan nilai tukar Rupiah dan Dolar Amerika Serikat dan menggunakan alat analisis Granger Causality Test

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/42039/3/BAB II.pdfMetode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Penelitian ini menggunakan alat analisis

15

B. Landasan Teori

1. Nilai Tukar

1.1. Pengertian Nilai Tukar/Kurs (Exchange Rate)

Menurut Krugman dan Obstfeld nilai tukar merupakan harga suatu

mata uang terhadap mata uang lainnya9. Kemudian dalam bukunya

menurut Lindert dan Kindlberger nilai tukar adalah suatu jenis harga

atau nilai uang suatu negara yang diukur oleh uang negara-negara

lain10. Sedangkan menurut Ekananda nilai tukar merupakan

perbandingan relatif harga suatu mata uang terhadap mata uang asing

lainnya11. Pengertian nilai tukar dan kurs menurut Salvatore yakni

harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya. Namun demikian

Salvatore memberikan makna istilah yang berbeda antara kurs dan

nilai tukar, sebagai contoh, jika semula nilai US $1 = Rp1.000

kemudian menjadi US $1 = Rp2.000, maka kurs rupiah naik karena

angkanya semakin besar namun nilai tukarnya turun, sebaliknya kurs

dolar turun, namun nilai tukarnya naik atau menjadi lebih kuat12.

Nilai tukar juga dapat mencerminkan kinerja perekonomian suatu

negara. Merosotnya nilai tukar merefleksikan menurunnya permintaan

masyarakat akan mata uang tersebut disebabkan oleh menurunnya

kinerja perekonomian nasional atau disebabkan oleh meningkatnya

kinerja perekonomian negara mata uang devisa dollar. Sebaliknya

9Paul R Krugman & Maurice Obstfeld, Ekonomi Internasional, Teori dan Kebijakan (Buku

Kedua. Jakarta: Rajawali Press, 1992), hal. 40. 10 Peter H Lindert & Charles P Kindleberger, Ekonomi Internasional (Edisi Kedelapan. Jakarta:

Penerbit Erlangga,1988), hal. 336. 11 Mahyus Ekananda, Ekonomi Internasional (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2014), hal. 152. 12 Dominick Salvatore, Ekonomi Internasional (Edisi Kelima. Jilid Kedua. Jakarta: Penerbit

Erlangga, 1997), hal. 9.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/42039/3/BAB II.pdfMetode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Penelitian ini menggunakan alat analisis

16

semakin menguat kurs rupiah sampai batas tertentu berarti

menggambarkan kinerja perekonomian nasional yang semakin

menunjukkan perbaikan13.

1.2. Sistem Nilai Tukar

Secara umum sistem nilai tukar dapat dibedakan menjadi dua

macam, yakni sistem nilai tukar tetap (fixed exchange rate) dan sistem

nilai tukar mengambang (flexible exchange rate)14. Namun demikian

menurut Mahyus Ekananda sistem nilai tukar terdapat 4 macam,

antara lain:

1.2.1. Sistem Nilai Tukar Tetap (fixed exchange rate)

Sistem nilai tukar tetap adalah nilai tukar mata uang yang

dibuat konstan ataupun hanya diperbolehkan berfluktuasi pada

rentang yang sempit. Dalam sistem ini, pemerintah atau bank

sentral negara yang bersangkutan turut campur secara aktif

dalam pasar valuta asing dengan membeli atau menjual valuta

asing jika nilainya menyimpang dari standar yang telah

ditentukan15.

1.2.2. Sistem Nilai Tukar Mengambang (flexible exchange rate)

Dalam sistem ini, nilai tukar suatu mata uang diambangkan

terhadap mata uang asing. Dengan demikian, perubahan nilai

tukar ditentukan oleh mekanisme pasar, tanpa harus

melibatkan campur tangan otoritas moneter. Nilai tukar

13 Heru Nugroho, Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Kurs dan Jumlah Uang Beredar

Terhadap Indeks LQ45: Studi kasus pada BEI periode 2002-2007 (Thesis Program Studi Magister Manajemen. Semarang. Universitas Diponegoro, 2008).

14 Mahyus Ekananda, Ekonomi Internasional (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2014), hal. 314. 15 Mahyus Ekananda, Ekonomi Internasional (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2014), hal. 315.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/42039/3/BAB II.pdfMetode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Penelitian ini menggunakan alat analisis

17

ditentukan sepenuhnya oleh pasar tanpa intervensi dari

pemerintah16.

1.2.3. Sistem Nilai Tukar Mengambang Terkendali (manage

floating exchange rate)

Sistem mengambang terkendali adalah sistem nilai tukar

yang berada di antara sistem tetap dan mengambang bebas.

Fluktuasi nilai tukar dibiarkan mengambang dari hari ke hari

dan tidak memiliki batasan-batasan resmi, namun pemerintah

sewaktu-waktu dapat melakukan intervensi untuk menghindari

fluktuasi yang terlalu jauh dari mata uangnya. Sistem ini dapat

dinyatakan sebagai penggabungan antara sistem nilai kurs

tetap dan sistem kurs mengambang17.

1.2.4. Sistem Nilai Tukar Terikat (pegged exchange rate)

Sistem ini merupakan sistem di mana mata uang lokal

diikatkan nilainya pada sebuah valuta asing atau pada sebuah

jenis mata uang tertentu. Nilai mata uang lokal akan mengikuti

fluktuasi dari nilai mata uang yang dijadikan ikatan tersebut18.

1.3. Faktor Penyebab Terjadinya Perubahan Nilai Tukar

Menurut Lindert & Kindleberger beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi perubahan-perubahan nilai tukar pada suatu negara

antara lain:19

16 Mahyus Ekananda, Ekonomi Internasional (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2014), hal. 316. 17 Mahyus Ekananda, Ekonomi Internasional (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2014), hal. 317. 18 Mahyus Ekananda, Ekonomi Internasional (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2014), hal. 318. 19 Peter H Lindert & Charles P Kindleberger, Ekonomi Internasional (Edisi Kedelapan. Jakarta:

Penerbit Erlangga, 1988), hal. 361-366.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/42039/3/BAB II.pdfMetode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Penelitian ini menggunakan alat analisis

18

1.3.1. Permintaan dan Penawaran Terhadap Mata Uang Terkait

Mata uang pada saat ini telah dianggap layaknya sebagai

komoditi yang dapat diperjual belikan. Sehingga pengaruh dari

hukum permintaan dan penawaran pada komoditi juga berlaku

pada mata uang. Apalagi jika sistem kurs yang dianut

merupakan sistem mengambang bebas (floating system),

hukum permintaan dan penawaran akan menjadi faktor yang

memiliki persentase terbesar20.

1.3.2. Jumlah Uang Beredar

Pengurangan atau penambahan uang yang beredar di

masyarakat akan mempengaruhi nilai mata uang suatu negara,

setiap pengurangan yang dilakukan otoritas moneter dalam

suatu negara, maka mata uang negara tersebut akan menjadi

langka dan karenanya nilai mata uang tersebut lebih bernilai.

Begitupun sebaliknya jika jumlah uang yang beredar

ditambah21.

1.3.3. Pendapatan Riil atau Nyata

Penalaran yang sama dapat digambarkan untuk mengetahui

dampak pengaruh pendapatan riil terhadap nilai tukar,

misalnya pendapatan riil pada suatu negara bertambah

diakibatkan cadangan minyak baru yang ditemukan. Tambahan

penjualan minyak tersebut akan mengakibatkan permintaan

20 Peter H Lindert & Charles P Kindleberger, Ekonomi Internasional (Edisi Kedelapan. Jakarta:

Penerbit Erlangga, 1988), hal. 362. 21 Peter H Lindert & Charles P Kindleberger, Ekonomi Internasional (Edisi Kedelapan. Jakarta:

Penerbit Erlangga, 1988), hal. 361.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/42039/3/BAB II.pdfMetode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Penelitian ini menggunakan alat analisis

19

baru terhadap mata uang poundsterling untuk membeli minyak

tersebut22.

1.3.4. Tingkat Suku Bunga

Jika suatu suku bunga di dalam negeri meningkat sebesar

satu persen sedangkan suku bunga di luar negeri tetap konstan

maka para investor akan mendapat tambahan alasan untuk

membeli dolar di pasar tunai23.

1.3.5. Ekspektasi dan Harapan Nilai Tukar

Faktor moral yang satu ini bersifat sangat sensitif dan tidak

terduga, isu dan wacana buruk akan menghasilkan sentimen

negatif terhadap pergerakan nilai tukar. Karena pada dasarnya

setiap permintaan pada mata uang suatu negara memiliki

hubungan dengan harapan dan ekspektasi investor pada nilai

tukar.24

1.3.6. Neraca Perdagangan

Nilai tukar amat bereaksi cepat terhadap faktor neraca

perdagangan, yakni surplus atau defisit netto suatu negara dari

ekspor terhadap impor. Sebagai contoh, defisit neraca

pembayaran yang terjadi secara implisit menggambarkan

kinerja yang kurang baik pada perekonomian negara tersebut25.

22 Peter H Lindert & Charles P Kindleberger, Ekonomi Internasional (Edisi Kedelapan. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1988), hal. 363.

23 Peter H Lindert & Charles P Kindleberger, Ekonomi Internasional (Edisi Kedelapan. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1988), hal. 364.

24 Peter H Lindert & Charles P Kindleberger, Ekonomi Internasional (Edisi Kedelapan. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1988), hal. 365.

25 Peter H Lindert & Charles P Kindleberger, Ekonomi Internasional (Edisi Kedelapan. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1988), hal. 366.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/42039/3/BAB II.pdfMetode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Penelitian ini menggunakan alat analisis

20

1.3.7. Tingkat Inflasi

Tingkat perubahan harga barang dan jasa dalam negeri

yang relatif terhadap harga barang dan jasa di negara lain yang

mempengaruhi pergerakan nilai tukar mata uang negara lain.

Hal ini secara tidak langsung akan mempengaruhi permintaan

barang dan jasa pada negara tersebut, yang kemudian akan

berimplikasi kepada permintaan mata uang negara tersebut26.

1.4. Kebijakan Nilai Tukar Uang

Nilai tukar mata uang asing dapat digunakan untuk membeli aset

finansial seperti obligasi, saham, options, treasury bills, warrants,

futures. Apabila warga negara Indonesia pergi ke negara lain,

kemungkinan warga negara tersebut ingin membeli mata uang negara

yang dikunjunginya dengan mata uang Rupiah dengan nilai tukar

mata uang yang sudah berlaku. Maka setiap mata uang Dollar

Singapura (SGD) 1 berharga mata uang Rupiah (IDR) 5.000 maka

sebaliknya dapat juga diekspresikan yaitu setiap mata uang Rupiah

(IDR) 50 berharga mata uang Dollar Singapura (SGD) 1 sen. Semakin

tinggi harga mata uang pada Dollar Singapura (SGD), maka semakin

rendah harga mata uang Rupiah di negara tersebut27.

Pada penulisan ini, supaya memberikan kemudahan, akan

diasumsikan bahwa terdapat dua negara yang melakukan transaksi

perdagangan internasional, yaitu negara dalam negeri dan negara lain.

Dalam suatu negara, Bank Sentral adalah satu-satunya institusi resmi

26 ibid. 27 Adiwarman A. Karim, Ekonomi Makro Islami (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hal. 160.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/42039/3/BAB II.pdfMetode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Penelitian ini menggunakan alat analisis

21

yang dapat mengubah penawaran mata uang dari negara tersebut.

Bank Sentral dalam melakukan transaksi menjual dan membeli mata

uang asing. Setiap Bank Sentral mempunyai dua rezim kebijakan nilai

tukar yang berbeda yaitu:28

1) Rezim Nilai Tukar Dipagu: yaitu bila otoritas keuangan suatu

negara menetapkan suatu nilai tukar uang tertentu untuk mata

uangnya;

2) Rezim Nilai Tukar Fleksibel: yaitu bila nilai tukar mata uang

suatu negara adalah ditentukan oleh keseimbangan yang terjadi

di pasar pertukaran uangnya.

3. Nilai Tukar Islam

Seperti juga dalam bagian tulisan sebelumnya yang membahas tentang

inflasi, penyebab dari apresiasi atau depresiasi (fluktuasi) nilai tukar

dalam Islam dapat digolongkan menjadi dua yaitu:

1) Natural;

2) Human Error.

Dalam nilai tukar menurut Islam akan dipakai dua skenario yaitu:29

1) Skenario pertama: terjadi perubahan harga di dalam negeri yang

mempengaruhi nilai tukar uang (faktor luar negeri dianggap tidak

berubah atau berpengaruh);

2) Skenario kedua: terjadi perubahan harga di luar negeri (faktor di

dalam negeri di anggap tidak berubah atau berpengaruh).

28 Ibid. 29 Adiwarman A. Karim, Ekonomi Makro Islami (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hal. 168.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/42039/3/BAB II.pdfMetode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Penelitian ini menggunakan alat analisis

22

Oleh sebab itu, perlu untuk diingat bahwa kebijakan nilai tukar

mata uang dalam Islam dapat dikatakan menganut sistem ‘Managed

Floating’, dimana nilai tukar tersebut hasil dari kebijakan pemerintah

(bukan merupakan cara atau kebijakan itu sendiri) karena pemerintah tidak

ikut campur yang terjadi di pasar kecuali jika terjadi hal-hal yang

mengganggu keseimbangan itu sendiri. Jadi bisa dikatakan bahwa suatu

nilai tukar yang stabil adalah merupakan hasil dari kebijakan pemerintah

yang tepat.30

2.1. Perubahan Harga Terjadi di Dalam Negeri

Sebab terjadinya fluktuasi sebuah mata uang dapat dikelompokkan

sebagi berikut:

a. Natural Exchange Rate Fluctuation:

1) Fluktuasi nilai tukar uang akibat dari perubahan-perubahan yang terjadi

pada permintaan Agregatif (AD): Sama seperti pembahasan pada

bagian inflasi, ekspansi AD naik (AD) akan mengakibatkan naiknya

tingkat harga secara keseluruhan (P). Seperti kita ketahui bahwa P = e

P’, jika tingkat harga dalam negeri naik (PIDR) sedangkan tingkat harga

di luar negeri (PSGD) tetap maka nilai tukar mata uang akan mengalami

depresiasi naik (e). Sebaliknya, jika AD mengalami kontraksi turun

(AD) maka tingkat harga akan mengalami penurunan (P), yang akan

mengakibatkan nilai tukar mengalami apresiasi menurun (e);

2) Fluktuasi nilai tukar uang akibat perubahan-perubahan yang terjadi

pada Penawaran Agregatif (AS): Jika Amerika Serikat mengalami

30 Ibid.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/42039/3/BAB II.pdfMetode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Penelitian ini menggunakan alat analisis

23

kontraksi menurun (AS), maka akan berakibat pada naiknya tingkat

harga secara keseluruhan (P), yang kemudian akan mengakibatkan

melemahnya (depresiasi) nilai tukar naik (e). Sebaliknya, jika Amerika

Serikat mengalami ekspansi naik (AS) maka akan berakibat pada

turunnya tingkat harga secara keseluruhan (P) yang akan

mengakibatkan menguatnya (apresiasi) nilai tukar menurun (e);

b. Human Error Exchange Rate Fluctuation:31

1) Corruption dan Bad Administration: korupsi dan administrasi yang

buruk mengakibatkan terjadinya kenaikan harga yang disebabkan oleh

terjadinya misallocation of resources serta mark-up yang tinggi yang

harus dilakukan oleh produsen untuk menutupi ‘biaya-biaya yang tidak

nampak’ dalam proses produksinya. Akibat dari adanya hal tersebut,

tingkat harga secara keseluruhan akan mengalami kenaikan (P). Jika

merujuk pada persamaan P = e P’, maka naiknya tingkat harga akan

mengakibatkan terjadinya depresiasi nilai tukar uang naik (e);32

2) Excessive Tax: Pajak penjualan yang sangat tinggi yang dibebankan

pada barang dan jasa akan mengakibatkan naiknya harga jual dari

barang dan jasa tersebut. Secara agregatif, tingkat harga-harga akan

mengalami kenaikan (P). Jika kita merunjuk kembali pada persamaan P

= e P’, kesimpulannya adalah bahwa tingkat pajak yang sangat tinggi

akan mengakibatkan pada melemahnya (depresiasi) nilai tukar uang

naik (e);33

31 Adiwarman A. Karim, Ekonomi Makro Islami (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hal. 169. 32 Ibid. 33 Ibid.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/42039/3/BAB II.pdfMetode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Penelitian ini menggunakan alat analisis

24

3) Excessive Seignorage: yang berarti pencetak full-bodied money atau

100% reserve money, jika uang yang dicetak selain dari kedua jenis itu

maka akan menyebabkan kenaikan tingkat harga secara umum. dampak

yang ditimbulkan oleh pencetakan uang yang berlebihan (melebihi

kebutuhan sektor rill) adalah kenaikan tingkat harga secara keseluruhan

(P) atau inflasi. Merunjuk kembali pada persamaan paritas daya beli

yaitu P = e P’, jika tingkat harga dalam negeri mengalami kenaikan (P)

sementara tingkat harga luar negeri tetap maka nilai tukar uang akan

mengalami depresiasi naik (e).34

2.2. Perubahan Harga Terjadi di Luar Negeri

Bahwa di dalam negeri tidak terjadi perubahan harga yang

menyebabkan nilai tukar uang. Perubahan harga yang terjadi di luar negeri

bisa di golongkan karena dua sebab yaitu:35

1) Non-Engineered/Non-Manipulated Changes:

Disebut sebagai Non-Engineered/Non-Manipulated Changes

adalah karena perubahan yang terjadi buka disebabkan oleh manipulasi

(yang dimaksudkan untuk merugikan) yang dilakukan oleh pihak-pihak

tertentu. Misalkan, jika Bank Sentral Singapura (BSS) mengurangi

jumlah uang SGD yang beredar, hal tersebut akan mengakibatkan IDR

terdepresiasi tenpa diduga (direncanakan oleh Bank Indonesia). Oleh

karena itu, BI biasanya akan menghilangkan efek ini dengan menjual

34 Ibid. 35 Adiwarman A. Karim, Ekonomi Makro Islami (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hal. 170.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/42039/3/BAB II.pdfMetode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Penelitian ini menggunakan alat analisis

25

SGD yang dimilikinya (cadangan devisa), baik dengan cara sterilized

intervention maupun dengan cara unsterilized intervention. 36

2) Engineered/Manipulated Changes:

Dinamakan sebagai Engineered/Manipulated Changes adalah

karena perubahan yang terjadi disebabkan oleh manipulasi yang

dilakukan oleh pihak-pihak tertentu yang dimaksudkan untuk

merugikan pihak lain. seperti, para fund manager di Singapura melepas

Rupiah yang dimilikinya sehingga terjadi ‘banjir Rupiah’ yang

mengakibatkan nilai tukar Rupiah mengalami depresiasi secara tiba-tiba

atau drastis dimana hal ini terjadi di luar perkiraan Bank Indonesia.37

Tindakan para fund manager di negara Singapura yang menyimpan

mata uang Rupiah (IDR) untuk dilepaskan saat tertentu dalam

mengambil keuntungan dari fluktuasi nilai tukar Rupiah (IDR) hal ini

adalah tindakan yang tidak diperbolehkan Islam yaitu:38

Pertama, tindakan para fund manager di negara Singapura tersebut

termasuk dalam kategori Ikhtikar yaitu rekayasa penawaran untuk

mengambil keuntungan di atas keuntungan normal tanpa adanya

rekayasa.39

Kedua, ketika para fund manager di negara Singapura melakukan

manipulasi terhadap permintaan mata uang Rupiah (IDR), misalnya

melalui mekanisme forward transaction yang dikombinasikan dengan

margin tranding, sehingga seakan-akan permintaan mata uang Rupiah

36 Ibid. 37 Adiwarman A. Karim, Ekonomi Makro Islami (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hal. 173. 38 Adiwarman A. Karim, Ekonomi Makro Islami (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hal. 173. 39 Adiwarman A. Karim, Ekonomi Makro Islami (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hal. 174.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/42039/3/BAB II.pdfMetode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Penelitian ini menggunakan alat analisis

26

(IDR) menurun drastis dimana selanjutnya para fund manager itu

kemudian mengambil keuntungan dari fluktuasi nilai tukar mata uang

Rupiah (IDR) tersebut. Hal ini pun dilarang dalam Islam yaitu termasuk

dalam kategori Ba’i Najasy (rekayasa permintaan untuk mengambil

keuntungan di atas keuntungan normal tanpa adanya rekayasa).40

2. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses kenaikan output per kapita

dalam jangka panjang. Dimana dalam hal ini menekankan pada tiga aspek,

yaitu: proses, output per kapita dan jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi

adalah suatu “proses”, bukan merupakan suatu gambaran ekonomi pada

suatu saat. Disini bisa dilihat dari segi aspek dinamis dari suatu

perekonomian, yaitu melihat bagaimana suatu perekonomian berkembang

atau berubah dari waktu ke waktu41.

Teori-teori pertumbuhan ekonomi yang dibahas dalam buku ini secara

konvensional menurut para ahli, diantaranya yaitu:

3.1. Adam Smith

Menurut Adam Smith (1723 – 1790), “nabi” dari ilmu ekonomi

modern, sebenarnya lebih terkenal dengan teori nilainya (yaitu teori

yang menyelidiki faktor-faktor yang menentukan nilai atau harga

suatu barang). Tetapi didalam bukunya An Inqutry into the Nature and

Causes of the Wealth of Nations (1776) yang sangat terkenal itu

(secara singkat sering disebut sebagai Wealth of Nations), bisa dilihat

40 Ibid. 41 Boediono, Teori Pertumbuhan Ekonomi (Yogyakarta: BPFE, 1988), hal. 1.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/42039/3/BAB II.pdfMetode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Penelitian ini menggunakan alat analisis

27

bahwa tema pokonya adalah mengenai bagaimana perekonomian

(kapitalis) tumbuh.42

3.2. Ricardo

Menurut David Ricardo (1772 – 1823) teori pertumbuhan Klasik

mengalami pengembangan lebih lanjut. Pengembangan ini berupa

penjabaran model pertumbuhan menjadi suatu model yang lebih

tajam, baik dalam konsep-konsep yang dipakai maupun dalam hal

mekanisme proses pertumbuhan itu sendiri. Namun perlu ditekankan

disini bahwa garis besar dari proses pertumbuhan dan kesimpulan-

kesimpulan umum yang ditarik oleh Ricardo tidak terlalu berbeda

dengan teori Adam Smith. Tema dari proses pertumbuhan ekonomi

masih pada perpacuan antara laju pertumbuhan penduduk dan laju

pertumbuhan output. Kesimpulanya secara umum bahwa dalam

perpacuan tersebut penduduklah yang akhirnya menang, dan dalam

jangka panjang perekonomian akan mecapai posisi stationer43

3.3. Arthur Lewis (Teori Pertumbuhan Dua Sektor)

Salah satu perumusan yang terkenal dari teori Klasik dalam

konteks permasalahan pembangunan ekonomi negara-negara

berkembang diungkapkan oleh ekonom zaman modern Arthur Lewis.

Model Lewis terkenal dengan nama “model pertumbuhan yang dikaji

oleh Lewis adalah bagaimana proses pertumbuhan terjadi dalam

perekonomian dengan dua sektor:44

42 Boediono, Teori Pertumbuhan Ekonomi (Yogyakarta: BPFE, 1988), hal. 7. 43 Boediono, Teori Pertumbuhan Ekonomi (Yogyakarta: BPFE, 1988), hal. 17. 44 Boediono, Teori Pertumbuhan Ekonomi (Yogyakarta: BPFE, 1988), hal. 35.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/42039/3/BAB II.pdfMetode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Penelitian ini menggunakan alat analisis

28

a) Sektor tradisional, dengan produktivitas rendah dan sumber

tenaga kerja yang melimpah.

b) Sektor modern, dengan produktivitas tinggi dan sebagai sumber

akumulasi kapital.

Proses pertumbuhan ekonomi terjadi apabila tenaga kerja bisa

dipertemukan dengan kapital. Disini Lewis memberikan teori

mengenai proses pertemuan kedua faktor produksi ini dan proses

pertumbuhan ekonomi yang ditimbulkan.45

Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa pertumbuhan

ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara

secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama

periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai

proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang

diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya

pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan

ekonomi46. Seperti yang tercantum pada (QS. Al-Quraisy (106):1-4):

يالفقريش ١إل

تاء والصيف إ ٢ يالفهم رحلة الش

ذا البـيت فـ ٣ ليـعبدوا رب ه

الذي أطعمهم من جوع وآمنـهم من خوف ٤

45 Ibid. 46 Achmad Fauzie, Pertumbuhan Ekonomi Menurut Al-Qur’an, Surat Al-Quraisy, diakses

tanggal 7 Februari 2018 dari https://www.academia.edu/10194609/PERTUMBUHAN_EKONOMI.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/42039/3/BAB II.pdfMetode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Penelitian ini menggunakan alat analisis

29

Artinya :

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.

1. Karena kebiasaan orang-orang Quraisy,

2. (yaitu) kebiasaan mereka berpergian pada musim dingin dan musim

panas.

3. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini

(Ka’bah).

4. Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan

lapar dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan.

Dari ayat diatas, dapat dipahami bahwa surat Al-Quraisy

menjelaskan tentang sisi pertumbuhan ekonomi yang di bangun

melalui salah satu bidang ekonomi yaitu perdagangan. Karena itu,

penulis mencoba memahami isi dan makna kandungan Al-Qur’an

surat Al-Quraisy secara tekstual maupun kontekstual:47

Pertama, secara Tekstual surat Al-Quraisy ini menjelaskan

tentang kebiasaan kaum quraisy yang selalu berpergian pada musim

dingin dan musim panas untuk berdagang. Dengan berdagang, kaum

quraisy terkenal sebagai salah satu kabilah yang mulia dan kaya.

karena itu, Allah SWT memperingatkan kaum quraisy untuk

senantiasa menyembah kepada Allah SWT yang telah memberikan

kesejahteraan ekonomi dan keamanan sosial.

47 Achmad Fauzie, Pertumbuhan Ekonomi Menurut Al-Qur’an, Surat Al-Quraisy, diakses

tanggal 7 Februari 2018 dari https://www.academia.edu/10194609/PERTUMBUHAN_EKONOMI.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/42039/3/BAB II.pdfMetode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Penelitian ini menggunakan alat analisis

30

Kedua, secara Kontekstual ayat ini menjelaskan tentang

pertumbuhan ekonomi masyarakat yang bisa dilakukan melalui

budaya entrepreneur yang dilandasi atas dasar keimanan kepada Allah

SWT sebagai manifestasi dari ikrar manusia yang senantiasa

diucapkan pada setiap kali melakukan ibadah sholat yaitu; “Inna

Sholati wa Nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi robbil ‘Aalamiin”.

4. Peranan Uang Dalam Pertumbuhan

Model-model pertumbuhan yang kita bahas sampai tahap ini tidak

memberikan peranan yang jelas kepada “uang” dalam proses

pertumbuhan. Semuanya memandang proses pertumbuhan ekonomi

sebagai proses yang bersifat “rill”, artinya tidak menyangkut adanya atau

peranan dari uang didalam kehidupan ekonomi48.

Menurut James Tobin, sebagaimana yang dikutip oleh Boediono

(1988)49, ekonomi mulai mengkaji secara mendalam peranan “uang”

dalam proses pertumbuhan ekonomi, khususnya dalam kerangka umum

Neo-Klasik. Pusat perhatian mereka ditunjukkan pada dua fungsi pokok

dari uang, yaitu sebagai alat tukar dan sebagai alat penyimpan

kekayaan50.

B. Kerangka Proses Berfikir

Krisis global adalah salah satu dilema yang sedang dihadapi Indonesia

sejak dahulu hingga sekarang. Dan ini adalah dinamika kehidupan ekonomi

yang tidak tetap perubahannya. Kadang sistem ekonomi dunia naik, kadang

48 Boediono, Teori Pertumbuhan Ekonomi (Yogyakarta: BPFE, 1988), hal. 141. 49 Boediono, Teori Pertumbuhan Ekonomi (Yogyakarta: BPFE, 1988), hal. 141. 50 Ibid.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/42039/3/BAB II.pdfMetode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Penelitian ini menggunakan alat analisis

31

sistem ekonomi dunia turun drastis. Ini menyebabkan gejolak besar bagi

kehidupan ekonomi seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Ekonomi

Indonesia adalah bagian dari ekonomi global, sudah tentu akan memberikan

pengaruh langsung maupun tidak langsung. Dampak krisis ekonomi global,

mengancam pembangunan di Indonesia. Krisis akan mengakibatkan

guncangan struktural, dan mengakibatkan perlambatan pertumbuhan ekonomi

efek tersebut akan mempengaruhi nilai tukar Rupiah51.

Pergerakan nilai tukar mata uang merupakan konsekuensi dari adanya

interaksi yang terjadi diantara pelaku ekonomi di berbagai negara dalam

melakukan transaksi kegiatan ekonominya. Interkasi ini akan semakin

meningkat seiring dengan meningkatnya kegiatan ekonomi di berbagai

negara. Peningkatan arus barang, jasa dan modal antar negara pada akhirnya

dapat mempengaruhi pergerakan nilai tukar mata uang antar negara.

Ketidakstabilan dalam pergerakan nilai tukar mata uang dapat berakibat pada

ketidakstabilan makroekonomi suatu negara52.

Merunjuk pada penelitian Imam Mukhlis (2010), pertumbuhan ekonomi

relatif memberikan dampak terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang di

berbagai negara. Kasus di Indonesia memberikan gambaran bahwa ada

variabel antara (Channel variable) antara pertumbuhan ekonomi dengan nilai

tukar Rupiah/Dolar Amerika. Berdasarkan mekanisme dalam transmisi

kebijakan moneter Indonesia dijelaskan bahwa kebijakan moneter merupakan

salah satu pilihan kebijakan yang dapat di ambil oleh pemerintah guna

51 http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/533/jbptunikompp-gdl-gitapurnam-26617-6-babii.pdf. 52 Imam Mukhlis, Kausalitas Antara Nilai Tukar Rp/US$ dengan Pertumbuhan Ekonomi

Indonesia, diakses pada tanggal 05 Februari 2018 dari http://drmuklis.blogspot.co.id/2010/03/kausalitas-antara-nilai-tukar-rpus.html?m=1.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian …eprints.umm.ac.id/42039/3/BAB II.pdfMetode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Penelitian ini menggunakan alat analisis

32

menjaga stabilitas makroekonomi suatu negara53. Meninjau pada pemaparan

kerangka pemikiran dan pembahasan di atas, penelitian ini ingin

membuktikan secara empiris kausalitas antara nilai tukar Rupiah terhadap

Dolar Amerika Serikat dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Tabel 2.1

Kerangka Pemikiran

Sumber : Data diolah

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang merupakan dugaan sementara dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Diduga terdapat kausalitas antara nilai tukar Rupiah dengan

pertumbuhan ekonomi Indonesia.

53 Ibid.

Variabel Y (Dependen):

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Persentase Pertumbuhan Ekonomi Indonesia berdasarkan laporan

tahunan

Variabel X (Independen):

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Amerika

Serikat

1. Mekanisme Pasar 2. Penetapan

Pemerintah