bab ii tinjauan pustaka a. tinjauan teori 1.eprints.umm.ac.id/42704/3/bab ii.pdfpengertian studi...
TRANSCRIPT
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Landasan Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Parama Tirta (2012) yang
menggunakan metode penghitungan Net Present Value (NPV)
119.278.467,41, Payback Period (PP) 2 tahun 9 bulan dan Internal Rate
of Return 71,2% dan Ratio B/C 1,13 menunjukkan hasil bahwa
Pengembangan usaha UKM Nata de Coco layak untuk dijalankan.
Penelitian yang dilakukan oleh Santi Nurjanah (2013) yang
bergerak pada usaha pendistribusian minuman instan, dengan metode
penghitungan Payback Periode (PP) 4 tahun, Net Present Value (NPV)
3.278.178.833, Internal Rate of Return (IRR) 12%, Profitability Index
(PI) 1,06. Menunjukkan hasil bahwa PT. Dagang Jaya Jakarta
mendapatkan laba yang terus bertambah setiap tahunnya yang berarti
perusahaan tersebut dapat dikatakan layak untuk dikembangkan.
Penelitian yang dilakukan oleh Abidatul Afiyah, Muhammad
Saifi, Dwiatmanto (2015) yang menggunakan metode penghitungan
Payback Periode (PP) 1 tahun 7 bulan, Net Present Value (NPV)
116.261.950, Internal Rate of Return (IRR) 116,33%, Profitability Index
(PI) 12,63. Menunjukkan hasil bahwa Home Industry Cokelat “Cozy”
layak untuk dikembangkan.
10
2. Landasan Teori
a. Keputusan Investasi
Analisis kelayakan bisnis merupakan suatu kegiatan
menganalisis secara mendalam tentang suatu investasi bisnis yang
akan dijalankan dalam rangka menentukan keputusan layak tidaknya
investasi tersebut dibiayai. Tipe-tipe keputusan yang memerlukan
analisis antara lain:
1) Keputusan pemilihan asset tetap baru. Misalnya apakah mesin dan
peralatan yang harus dipilih untuk menyelesaikan pekerjaan yang
lebih baik.
2) Keputusan ekspansi. Milsanya apakah mesih dan peralatan baru
harus dibeli supaya kapasitas dan penjualan dapat meningkat.
3) Keputusan sewa atau beli. Misalnya apakah mesin dan peralatan
baru harus dibeli atau disewa.
Proses pengambilan keputusan investasi usaha diperlukan
informasi berupa asset, pendapatan dan biaya masa yang akan datang.
Informasi asset memberikan ukuran berapa jumlah dana yang akan
ditanamkan dalam investasi bisnis, sedangkan pendapatan, dan biaya masa
yang akan datang memberikan ukuran tingkat kemampuan menghasilkan
laba dari investasi bisnis (Abdul Halim, 2008)
b. Studi Kelayakan Usaha
Studi kelayakan usaha merupakan suatu konsep yang
dikembangkan dari konsep manajemen keuangan, terutama ditunjukan
11
dalam rangka mencari atau menemukan inovasi baru dalam
perusahaan (Sofyan, 2003). Pengertian studi kelayakan proyek atau
bisnis menurut Gittinger (1986) adalah penelitian yang menyangkut
berbagai aspek baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya,
aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan produksi sampai dengan
aspek manajemen dan keuangannya, dimana seluruh aspek tersebut
digunakan untuk dasar penelitian studi kelayakan dan hasilnya
digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu proyek atau
bisnis dapat dikerjakan atau ditunda dan bahkan tidak dijalankan.
Studi kelayakan biasanya digolongkan menjadi dua bagian yang
berdasarkan pada orientasi yang diharapkan oleh suatu perusahaan yaitu
berdasarkan orientasi laba, yang dimaksud adalah studi yang menitik-
beratkan pada keuntungan yang secara ekonomis, dan orientasi tidak
pada laba (social), yang dimaksud adalah studi yang menitik-beratkan
suatu proyek tersebut bisa dijalankan dan dilaksanakan tanpa memikirkan
nilai atau keuntungan ekonomis. Warnell (1999), diacu dalam Damanik
dan Weber (2006) mengemukakan bahwa studi kelayakan dilakukan
untuk maksud berikut ini :
1) Mengevaluasi kondisi nyata suatu produk atau layanan.
2) Mengevaluasi peluang pengembangan produk dan jasa.
3) Mengevaluasi peluang penciptaan produk dan jasa baru.
4) Mengidentifikasi penyandang dana yang potensial bagi proyek.
12
Subagyo (2007) berpendapat bahwa tujuan dari studi
kelayakan adalah untuk mengetahui apakah suatu proyek akan
mendatangkan keuntungan atau kerugian. Dengan kata lain, untuk
memperkecil tingkat risiko kerugian dan memastikan bahwa investasi
yang akan dilakukan memang menguntungkan.
Aspek-aspek yang diteliti dalam studi kelayakan bisnis secara
umum meliputi aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan
produksi, aspek manajemen dan organisasi, aspek sosial dan ekonomi,
dan aspek finansial. Masing-masing aspek ini tidak berdiri sendiri tapi
saling berkaitan. Bila salah satu aspek bisnis kurang memenuhi
kriteria kelayakan, maka perlu dilakukan perbaikan atau tambahan
yang diperlukan (Nurmalina et al. 2009).
c. Tahap-tahap dalam Melakukan Studi Kelayakan
Dalam melakukan studi kelayakan bisnis diperlukan tahap-
tahap agar studi tersebut memiliki arah dan tujuan yang jelas. Adapun
tahap-tahap tersebut adalah:
1) Menentukan objek yang akan diuji. Objek yang dimaksud bisa
berbentuk perusahaan jasa maupun manufaktur.
2) Melakukan identifikasi masalah atau objek yang akan dijadikan
studi kelayakan. Dari tahap identifikasi selanjutnya akan ditemukan
apa saja yang menjadi permasalahan.
3) Melakukan pengumpulan data.
4) Melakukan pengolahan data.
13
5) Menafsirkan data secara kuantitaif dan kualitatif. Memberikan
penjelasan data yang diambil secara kuantitatif dan kualitatif
seperti memberikan alasan-alasan mengapa data tersebut diambil
atau dianggap penting dan apa fungsi data tersebut dalam studi
kelayakan ini.
6) Menganalisis data dan memberikan indikator-indikator sebagai
ukuran suatu penelitian. Tahap ini peranan penggunaan metodologi
penelitian yang dipergunakan menjadi sangat penting, seperti
bagaimana cara melakukan pengolahan data tersebut. Seperti
mengolah data dengan mempergunakan SPSS, Lisrel, dan
sebagainya.
7) Menjabarkan data. Pada tahap ini melakukan pembahasan dalam
bentuk kata-kata atau dinarasikan (diceritakan) sehingga public
mulai bisa memahami isi dari data tersebut seperti dengan
menampilkan tabel dan juga grafik agar kita dapat melihat kondisi
naik turun dan sebagainya.
8) Memberikan rekomendasi. Rekomendasi merupakan bentuk
kesimpulan dan juga keputusan yang harus diambil dengan
berbagai pertimbangan atas keterangan yang tersedia.
d. Aspek-aspek dalam Studi Kelayakan Usaha
1) Aspek Pasar dan Pemasaran
Pasar dan pemasaran merupakan dua sisi yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lainnya. Pasar dan pemasaran memiliki
14
tingkat ketergantungan yang tinggi dan saling mempengaruhi satu
sama lainnya. Kegiatan pasar selalu diikuti oleh pemasaran dan
setiap kegiatan pemasaran adalah untuk mencari atau menciptakan
pasar. (Kasmir & Jakfar, 2003)
Pendapat ini tidak salah karena pengertian masyarakat
mengenai pasar dan pemasaran memang demikian adanya.
Praktiknya pengertian pasar dapat lebih luas lagi. Artinya pembeli
dan penjual tidak harus bertemu di suatu tempat untuk melakukan
transaksi, tetapi cukup melalui sarana elektronik seperti telepon
atau internet.
Evaluasi aspek pasar dan pemasaran menempati urutan
pertama dalam pelaksanaan studi kelayakan bisnis, hal itu
disebabkan karena bisnis akan berhasil operasinya apabila dapat
memasarkan produknya secara kompetitif dan menguntungkan
(Siswanto, 2006)
Permintaan adalah jumlah barang yang dibutuhkan
konsumen yang mempunyai kemampuan membeli pada tingkat
harga tertentu. Permintaan konsumen terhadap barang dan jasa
akan menentukan jumlah barang dan jasa yang harus dihasilkan
oleh suatu perusahaan atau jenis usaha. Investasi atau bisnis yang
akan dijalankan dapat berhasil dengan baik, maka sebelumnya
perlu melakukan strategi bersaing yang tepat antara lain:
15
a) Segmentasi pasar
Segmentasi pasar artinya membagi pasar menjadi
beberapa kelompok pembeli yang berbeda yang mungkin
memerlukan produk atau marketing mix yang berbeda pula.
Segmentasi pasar perlu dilakukan mengingat dalam suatu pasar
terdapat banyak pembeli yang berbeda keinginan dan
kebutuhannya.
b) Menentukan posisi pasar
Menentukan posisi pasar yaitu menentukan posisi yang
kompetitif untuk produk atau suatu pasar. Kegiatan ini
dilakukan setelah menentukan segmen mana yang akan
dimasuki, maka harus pula menentukan posisi mana yang ingin
ditempati dalam segmen tersebut.
c) Strategi Penentuan Harga
Harga merupakan salah satu aspek penting dalam
kegiatan marketing mix. Harga sendiri adalah sejumlah uang
yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu
barang atau jasa. Penentuan harga sangat penting untuk
diperhatikan mengingat harga salah satu penyebab laku
tidaknya produk yang ditawarkan.
d) Strategi Promosi
Promosi atau pemasaran merupakan kegiatan marketing
mix yang terakhir. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang sama
16
pentingnya dengan ketiga kegiatan di atas, baik produk, harga,
dan lokasi. Promosi merupakan sarana yang paling ampuh untuk
menarik dan mempertahankan konsumennya, salah satu
tujuannya yaitu menginformasikan segala jenis produk atau jasa
yang ditawarkan dan berusaha menarik calon konsumen yang
baru.
2) Aspek Teknis dan Produksi
Aspek teknis dan produksi merupakan suatu aspek yang
berkenaan dengan proses pembangunan bisnis secara teknis dan
pengoperasiannya setelah bisnis tersebut selesai dibangun
(Nurmalina et al. 2009). Penentuan kelayakan teknis atau operasi
perusahaan menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan teknis atau
operasi, sehingga jika tidak dianalisis dengan baik, maka akan
berakibat fatal bagi perusahaan di kemudian hari (Kasmir dan
Jakfar, 2003). Secara umum ada beberapa hal yang hendak dicapai
dalam penilaian aspek teknis yaitu:
a) Agar perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat, baik
dalam hal lokasi, gudang, cabang maupun kantor pusat.
b) Agar perusahaan dapat menentukan layout yang sesuai dengan
proses produksi yang dipilih, sehingga dapat memberikan
efisiensi.
c) Agar perusahaan bisa menentukan teknologi yang paling tepat
dalam menjalankan produksinya.
17
d) Agar perusahaan bisa menentukan metode persediaan yang
paling baik untuk dijalankan sesuai dengan bidang usahanya.
e) Agar dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan
sekarang dan masa yang akan datang.
3) Aspek Manajemen dan Organisasi
Aspek ini untuk menjalankan proyek dan mengoperasikan
bisnis diperlukan manajemen. Proses pemanfaatan sumber daya
yang dimiliki organisasi atau perusahaan tidak akan optimal apabila
prinsip-prinsip manajemen tidak diterapkan secara konsisten
(Sucipto, 2010).
Manajemen proyek adalah sistem untuk merencanakan,
melaksanakan, dan mengawasi proyek dengan efisien. Aspek
manajemen merupakan aspek yang cukup penting untuk dianalisis
dalam kelayakan suatu usaha. Karena apabila suatu usaha telah
dinyatakan layak dilaksanakan tanpa didukung oleh manajemen
yang baik, bukan tidak mungkin akan mengalami kegagalan
(Kasmir dan Jakfar, 2012).
Organisasi formal secara klasik adalah sistem kegiatan yang
terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja sama untuk
mencapai tujuan di bawah kekuasaan dan kepemimpinan. Organisasi
formal disini merupakan organisasi dengan sengaja direncanakan dan
struktur organisasi yang menggambarkan tugas, wewenang, dan
tanggung jawab masing-masing (Kasmir dan Jakfar, 2012).
18
Selanjutnya aspek organisasi dilihat dari sisi lingkungan
yaitu pengaruh pendirian usaha industri roti terhadap lingkungan
hidup sekitar. Tujuan menganalisis lingkungan adalah menduga
kemungkinan terjadinya dampak dari suatu rencana usaha atau
proyek. Ada beberapa komponen yang harus dipertahankan antara
lain kualitas udara, air, tempat pembuangan akhir sampah,
kenyamanan lingkungan dan nilai-nilai budaya yang berorientasi
selaras dengan lingkungan hidup.
4) Aspek Ekonomi dan Sosial
Aspek ekonomi dan sosial dampak positif yang diberikan
dengan adanya investasi lebih ditekankan kepada masyarakat
khususnya dan pemerintah umumnya. Setiap usaha yang dijalankan
tentunya akan memberikan dampak positif dan negatif. Dampak
positif dan negatif ini akan dapat dirasakan oleh berbagai pihak,
baik bagi perusahaan sendiri, pemerintah, ataupun masyarakat luas,
(Kasmir dan Jakfar, 2012).
5) Aspek Keuangan
Studi mengenai aspek keuangan atau finansial merupakan
aspek kunci dari suatu studi kelayakan. Dikatakan demikian karena
sekalipun aspek lain tergolong layak, jika studi aspek keuangan
memberikan hasil tidak layak, maka usulan proyek kan ditolak
karena tidak akan memberikan manfaat ekonomi, (Haming dan
Basalamah, 2003).
19
a) Investasi Awal
Rumus : (harga beli aktiva + biaya-biaya investasi) –
(proceeds dari penjualan aktiva tetap sama + pajak atas
penjualan aktiva)
b) Biaya Modal (CoC)
Sumber dana untuk mendanai suatu kegiatan investasi,
biasanya diperlukan dana yang relatif cukup besar. Menurut Jakfar
dan Kasmir (2012) sumber dana di bagi menjadi dua, yaitu:
1) Modal Asing
Modal asing merupakan modal yang diperoleh dari
pihak luar perusahaan dan biasanya diperoleh secara
pinjaman.
Rumus :
2) Modal Sendiri
Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari
pemilik perusahaan dengan cara mengeluarkan saham baik
secara tertutup atau terbuka.
Rumus :
3) Biaya Kebutuhan Investasi
Kasmir dan Jakfar (2003) menjelaskan komponen
yang terkandung dalam biaya kebutuhan investasi biasanya
disesuaikan dengan jenis usaha yang akan dijalankan.
Secara garis besar biaya kebutuhan investasi meliputi :
20
1. Biaya pra investasi, terdiri dari :
a. Biaya pembuatan studi
b. Biaya pengurusan izin-izin
2. Biaya pembelian aktiva tetap, antara lain :
a. Tanah
b. Mesin-mesin
c. Bangunan
d. Peralatan
3. Biaya operasional, terdiri dari :
a. Upah dan gaji tenaga kerja
b. Biaya listrik dan air
c. Biaya pemeliharaan
d. Bahan baku pembuatan roti
e. Pajak
f. Biaya-biaya lainnya
c) Aliran Kas Bersih (Net Cash Flow)
Net Cash Flow merupakan arus kas atau aliran kas yang
ada diperusahaan dalam suatu periode tertentu. Net Cash flow
menggambar beberapa uang yang masuk ke perusahaan dan
jenis-jenis pemasukan tersebut. Net Cash flow juga
menggambarkan beberapa uang yang keluar serta jenis-jenis
biaya yang dikeluarkan.
21
Laporan perubahan kas (cash flow statement) semua data
pendapatan yang akan diterima dan biaya yang akan dikeluarkan
baik jenis maupun jumlahnya diestimasi sedemikian rupa,
sehingga menggambarkan kondisi pemasukan dan pengeluaran
dimasa yang akan datang. Jenis-jenis cash flow yang dikaitkan
dengan usaha terdiri dari:
1) Initial cash flow atau lebih dikenal kas awal yang
merupakan pengeluaran pada awal periode untuk investasi.
2) Operasional cash flow merupakan kas yang diterima atau
dikeluarkan pada saat operasi usaha, seperti penghasilan yang
diterima dan pengeluaran yang dikeluarkan pada suatu periode.
3) Terminal cash flow merupakan uang kas yang diterima pada
saat usaha tersebut berakhir.
Perhitungan depresiasi aktiva tetap dengan menggunakan
metode garis lurus sebagai berikut:
Aliran kas bersih = EAT + Penyusutan
Keterangan :
= Aliran kas bersih sebelum umur proyek
= Aliran kas bersih saat tahun terkahir umur proyek
TCF = Terminal Cash Flow
22
d) Kriteria penilaian investasi
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa untuk
menentukan layak tidaknya suatu investasi ditinjau dari aspek
keuangan perlu dilakukan dapat diukur dengan beberapa kriteria.
Setiap penilaian layak diberikan nilai standar untuk usaha yang
sejenis dengan cara membandingkan dengan rata-rata industri
atau target yang telah ditentukan. Adapun kriteria yang biasa
digunakan untuk menentukan kelayakan suatu usaha atau
investasi. (Agus Sucipto, 2010). Beberapa kriteria yang
digunakan dalam menilai kelayakan suatu proyek antara lain:
1) Net present value (NPV)
Net present value adalah salah satu teknik capital
budgeting yang memperhitungkan nilai waktu/uang yang
paling sering digunakan. Perhitungan NPV dilakukan
sebagai berikut :
Keterangan:
= Cash flow tahun ke-1, ke-2 dan seterusnya
= Cash flow tahun ke-n
r = Discount factor (tingkat keuntungan yang diisyaratkan)
i = Invesment
23
2) Internal rate of return (IRR)
Merupakan tingkat pengembalian modal investasi
yang digunakan. IRR dinyatakan dalam persen pertahun.
IRR adalah tingkat suku bunga yang bilamana dipergunakan
untuk mendiskontokan seluruh kas masuk pada tahun-tahun
operasi proyek akan menghasilkan jumlah kas yang sama
dengan investasi proyek. Pada dasarnya IRR
menggambarkan persentase laba nyata yang dihasilkan
proyek. IRR adalah nilai discount rate social yang membuat
NPV proyek sama dengan nol. Rumus yang digunakan
untuk mencari IRR sebagai berikut:
Dimana :
= tingkat bunga 1 (tingkat discount rate yang
menghasilkan NPV1)
= tingkat bunga 2 ( tingkat discount rate yang
menghasilkan NPV2)
=Net Present Value 1
=Net Present Value 2
3) Payback periode(PP)
Metode Payback Periode (PP) merupakan teknik
penilaian terhadap jangka waktu (periode) pengembalian
investasi suatu proyek atau usaha. Perhitungan ini dapat
24
dilihat dari perhitungan kas bersih yang diperoleh setiap
tahun. Nilai kas bersih merupakan penjumlahan laba setelah
pajak ditambah dengan penyusutan (dengan catatan jika
investasi 100% menggunakan modal sendiri). Rumus untuk
menghitung PP sebagai berikut:
4) Average Rate of Return (ARR)
Average Rate of Return (ARR) merupakan cara untuk
mnegukur rata-rata pengembalian bunga dengan cara
membandingkan antara rata-rata laba sebelum pajak (EAT)
dengan rata-rata investasi. Rumus untuk menghitung ARR
sebagai berikut:
5) Profitability Index (PI)
Profitability Index (PI) atau benefit and cost ratio
(B/C Ratio) merupakan rasio aktivitas dari jumlah nilai
sekarang penerimaan bersih dengan nilai sekarang
pengeluaran investasi selama umur investasi. Rumus yang
digunakan untuk mrnghitung PI sebagai berikut:
25
∑
∑
B. Kerangka Pikir Penelitian
Penelitian ini menguraikan tentang studi kelayakan penambahan
kapasitas produksi pada usaha industri roti UMM Bakery. Industri roti yang
berdiri sejak tahun 2014 ini perlu dilakukan analisis kelayakan penambahan
kapasitas produksi yang mencakup beberapa aspek, yaitu aspek keuangan,
sedangkan aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan produksi, aspek
manajemen dan organisasi, aspek ekonomi dan sosial sebagai pendukung.
Dari 5 aspek ini akan diambil kesimpulan apakah industri roti ini layak atau
tidak layak untuk diadakan penambahan kapasitas produksi. Berikut Gambar
2.1 yang menggambarkan kerangka pemikiran analisis studi kelayakan
penambahan kapasitas produksi pada usaha industri roti UMM Bakery.
27
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang, rumusan penelitian, tujuan penelitian dan
tinjuan teori maka hipotesis yang diajukan untuk penelitian ini adalah rencana
penambahan kapasitas produksi pada industri roti UMM Bakery jika dilihat
dari kelima aspek yaitu aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan
produksi, aspek manajemen dan organisasi, aspek sosial dan ekonomi serta
aspek keuangan yang menggunakan kriteria penilaian investasi dengan
metode Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Payback
Periode (PP), Average Rate of Return (ARR) dan Profitability Index (PI) jika
hasil dari lima penilaian tersebut layak maka penambahan kapasitas produksi
pada UMM Bakery dapat dilakukan. Tetapi jika dilihat dari kelima aspek
tersebut hasilnya tidak layak, maka rencana penambahan kapasitas produksi
tidak dapat dijalankan.