bab ii tinjauan pustaka dan hipotesis a. landasan...
TRANSCRIPT
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Landasan Penelitian Terdahulu
Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian – penelitian
terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian. Adapun
hasil-hasil penelitian yang dijadikan perbandingan tidak terlepas dari topik penelitian
yaitu mengenai analisis faktor – faktor yang mempengaruhi pendapatan pedagang.
Firdausa (2013) dengan judul penelitian Pengaruh Modal Awal, Lama
Usaha, dan Jam Kerja Terhadap Pendapatan Pedagang Kios di Pasar Bintoro Demak.
Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh modal awal, lama usaha, dan jam
kerja terhadap pendapatan pedagang kios di pasar bintoro demak. Dengan
menggunakan metode Regresi Linier Berganda. Dan hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa modal awal, lama usaha dan jam kerja berpengaruh positif terhadap
pendapatan pedagang, pengaruh ketiganya cukup besar.
Adhiatma(2015) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Modal Awal,
Lama Usaha, Jam Kerja Terhadap Pendapatan Pedagang Kayu Glondong di
Kelurahan Karang Kebagusan Kabupaten Jepara . Tujuan penelitian yaitu untuk
mengetahui pengaruh modal awal, lama usaha, dan jam kerja terhadap pendapatan
pedagang Pedagang Kayu Glondong di Kelurahan Karang Kebagusan Kabupaten
Jepara. Dengan menggunakan metode Regresi Linier Berganda. Dan hasil penelitian
8
ini menunjukkan bahwa modal awal, lama usaha dan jam kerja berpengaruh terhadap
pendapatan pedagang kayu glondong di kelurahan karang kebagusan jepara.
Handika (2017) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Kaki Lima ( Studi di Seputar Alun-Alun
Kabupaten Klaten. Tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis dan mengetahui
seberapa besar pengaruh modal awal, lama usaha , jumlah karyawan, jam buka, dan
tingkat pendidikan terhadap pendapatan pedagang kaki lima di seputar alun alun
kabupaten klaten mempengaruhi pendapatan kaki lima . Dengan menggunakan
metode Regresi Linier Berganda. Dan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modal
awal, jumlah karyawan, tingkat pendidikan berpengaruh positif namun lama usaha
dan jam kerja tidak berpengaruh terhadap pendapatan pedagang kaki lima.
B. Landasan Teori
1. Teori Pendapatan
Pendapatan menurut Boediono (1982) dapat didefinisikan hasil “penjualan”nya
dari faktor-faktor produksi yang dimilikinya kepada sektor produksi. Dan sektor
produksi ini “membeli” faktor-fakor produksi tersebut untuk digunakan sebagai input
proses produksi dengam harga yang berlaku dipasar faktor produksi. Harga faktor
produksi dipasar faktor produksi ditentukan oleh tarik menarik antara penawaran dan
permintaan.
Pendapatan menurut Waluyo (2013) pendapatan seseorang dapat dibedakan
menjadi dua yaitu pendapatan nominal dan pendapatan riil. Pendapatan nominal
merupakan pendapatan yang diterima oleh seseorang dalam jumlah nominal.
9
Sedangkan pendapatan riil merupakan pendapatan yang jumlahnya telah dideflasikan
dengan perubahan harga barang dan jasa. Pendapatan riil merupakan indikator yang
paling realistis digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan seseorang.
2.Teori Produksi
a. Pengertian produksi
Menurut Nuraini (2013) menjelaskan penawaran datangnya dari produsen,
produsen merupakan pihak yang mengkoordinasi transformasi berbagai input untuk
menghasilkan output. Dan tentunya seorang produsen dalam kegiatannya untuk
menghasilkan output menginginkan agar tercapai efisiensi produksi. Dengan kata lain
ia berusaha untuk menekan ongkos/biaya produksi yang serendah rendahnya dalam
suatu jangka waktu tertentu. Efisiensi dalam suatu proses produksi akan sangat
ditentukan oleh proporsi input yang digunakan serta produktivitas masing-masing
input untuk setiap tingkat penggunaannya dan masing-masing rasio antara
masukan/faktor produksi tersebut. Hubungan teknis antara faktor produksi (input)
dengan hasil produksi (output) disebut dengan fungsi produksi.
b. Fungsi Produksi
Menurut Nuraini (2013) faktor produksi merupakan hal yang mutlak dalam
proses produksi karena tanpa faktor produksi kegiatan produksi tak dapat berjalan.
Fungsi produksi menggambarkan teknologi yang dipakai oleh suatu perusahaan,
suatu industri atau suatu perekonomian secara keseluruhan . Disamping itu suatu
fungsi produksi akan menggambarkan kepada kita tentang metode produksi yang
efisien secara teknis, dalam arti metode produksi tertentu kuantitas bahan mentah
10
yang digunakan adalah minimal dan barang modal yang lainpun juga minimal.
Metode produksi yang efisien merupakan hal yang sangat diharapkan oleh produsen.
Secara umum fungsi produksi menunjukkan bahwa jumlah barang, produksi
tergantung pada jumlah faktor produksi yang digunakan. Jadi hasil produksi
merupakan variabel tidak bebas, sedangkan faktor produksi merupakan variabel
bebas.
c. Biaya Produksi
Menurut Nuraini (2013) produksi tidak dapat dipisahkan dari proses produksi
sebab biaya produksi merupakan masukan atau input dikalikan dengan harganya. Jadi
dapat dikatakan bahwa ongkos produksi adalah semua pengeluaran atau semua beban
yang harus ditanggung oleh perusahaan untuk menghasilkan suatu jenis barang atau
jasa yang siap untuk dipakai konsumen. Maka pengertian tentang biaya tersebut dapat
dibedakan menjadi dua yaitu biaya swasta (private cost) dan biaya sosial (social cost).
Perbedaan biaya ini ada hubungannya dengan penggolongan biaya menjadi internal
(private) dan eksternal (social). Dalam pengertian biaya produksi seharusnya
mencangkup biaya internal dan eksternal.
Menurut Nuraini (2001) dalam bukunya pengantar ekonomi mikro menyatakan
bahwa besarnya pendapatan kotor secara ringkas dapat dirumuskan sebagai berikut:
TR = P x Q
Dimana :
TR = Pendapatan total
P = Price (Harga)
11
Q = Quantitas (jumah)
Dalam hal ini yang dimaksud dengan pendapatan adalah faktor yang diperoleh
dari penjualan barang. Besarnya pendapatan kotor diperoleh dari hasil perkalian harga
tiap satuan barang dengan jumlah barang yang laku terjual oleh pedagang.
Gambar 1
Kurva Penerimaan Total
P1
P2
0 Q2 Q1
TR adalah pendapatan kotor / penerimaan total, sedangkan P adalah harga dan
Q adalah jumlah barang. Penerimaan total dapat meningkat akibat perubahan harga/
perubahan jumlah penjualan barang. Penerimaan total meningkat apabila harga naik
sedangkan jumlah penjualan tetap / bertambah atau jumlah penjualan meningkat
sedangkan harga tetap / meningkat.
Biaya produksi dari segi jangka waktu dibagi menjadi biaya jangka pendek dan
biaya jangka panjang. Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan jangka
pendek yang terbagi menjadi :
12
a) Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak tergantung dari banyak sedikitnya
jumlah output. Bahkan bila untuk sementara produksi dihentikan, biaya tetap ini
harus tetap dikeluarkan dengan jumlah yang sama.
Gambar 2
Kuva Biaya Tetap
Rp
n FC
0 Q
Nuraini (2013)
Biaya tetap (FC) dilukiskan sebagai garis lurus (horizontal) sejajar dengan sumbu
kuantitas. Hal ini menunjukkan bahwa berapapun jumlah output yang dihasilkan,
besar biaya tetap tidak berubah yaitu sebesar n.
b) Biaya variabel
Biaya variabel merupakan biaya yang besarnya berubah-ubah tergantung dari
banyak sedikitnya output yang dihasilkan. Semakin besar biaya jumlah output
semakin besar pula biaya variabel yang harus dikeluarkan . Biaya variabel cost
(VC) adalah biaya yang besar kecilnya mengikuti banyak sedikitnya output yang
dihasilkan.
13
Gambar 3
Kurva Biaya Variabel
Rp VC
A
0 Q
Nuraini (2013)
Jika antara biaya tetap dan biaya variabel dijumlahkan, maka hasilnya disebut
biaya total (TC)
Gambar 4
Kurva Biaya Total
Rp TC
VC
Q
FC
Jadi TC = FC + VC. Dalam gambar , total cost (TC) berada pada jarak vertikal
di semua titik antara biaya tetap (FC) dan biaya berubah (VC), yaitu sebesar n.
14
Menurut Nuraini (2001) menyatakan bahwa besarnya pendapatan bersih secara
ringkas dapat dirumuskan sebagai berikut:
π =TR – TC
Dimana:
π = pendapatan bersih (keuntungan)
TR = total revenue ( penerimaan total)
TC = total cost (biaya total yang dikeluarkan)
Besarnya pendapatan yang diterima tiap bulan oleh para pedagang tidak tetap,
dikarenakan adanya pengelolaan manajemen yang kurang baik seperti pembukuan,
modal kerja, jam kerja dan target penerimaan keuntungan dari para pekerja itu
sendiri. Akibatnya pendapatan yang diterima pedagang tergolong dalam pendapatan
berpenghasilan rendah,sehingga pendapatan yang diperolehnya hanya cukup untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Meskipun begitu mereka masih dapat terus
bertahan untuk berjualan karena modal yang tidak terlalu besar untuk diputar dan
kemudahan memperoleh bahan baku. Para pedagang juga tidak terlalu dipusingkan
dengan lilitan hutang yang mesti dibayar karena kemampuan mereka untuk melihat
situasi keuangan mereka yang lebih baik.
3. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
a. Definisi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Banyak definisi tentang usaha mikro, kecil dan menengah yang dikemukakan
oleh beberapa lembaga atau instansi bahkan UU. Undang-undang terbaru yang
15
dikeluarkan pemerintah tentang usaha mikro, kecil dan menengah adalah UU No. 20
Tahun 2008.
Menurut UU No.20 tahun 2008 Pasal 1 disebutkan bahwa :
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam
undang-undang ini.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang
memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha besar
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur
dalam undang-undang ini.
b.Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Menurut UU No. 20 Tahun 2008 Pasal 6 disebutkan bahwa :
1) Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
a) memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
16
b) memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah).
2) Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:
a) memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar
lima ratus juta rupiah).
3) Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:
a) memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b) memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (duamilyar
lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00
(lima puluh milyar rupiah).
c.Ciri-Ciri Usaha Mikro
Menurut Priyono, Edy (2004):
a. Bahan baku mudah diperoleh.
b. Menggunakan teknologi sederhana sehingga mudah dilakukan.
c. Keterampilan dasar umumnya sudah dimiliki secara turun temurun.
d. Bersifat padat karya atau menyerap tenaga kerja yang cukup banyak.
17
e. Peluang pasar cukup luas, sebagian besar produknya terserap di pasar lokal/
domestik dan tidak tertutup sebagian lainnya berpotensi untuk diekspor.
f. Beberapa komoditi tertentu memiliki ciri khas terkait dengan karya seni
budaya daerah setempat.
g. Melibatkan masyarakat ekonomi lemah setempat secara ekonomis
menguntungkan.
4. Pengertian Pedagang
Kegiatan Perdagangan dapat menciptakan kesempatan kerja melalui dua cara .
Pertama secara langsung , yaitu dengan kapasitas penyerapan tenaga kerja yang benar
. Kedua secara tidak langsung , yaitu dengan perluasan pasar yang di ciptakan oleh
kegiatan perdagangan disatu pihak dan pihak lain dengan memperlancar penyaluran
dan pengadaan bahan baku. (Kurniadi dan Tangkilisan , 2010)
Pedagang adalah perantara yang kegiatannya membeli barang dan menjualnya
kembali tanpa merubah bentuk atas inisiatif dan tanggung jawab sendiri dengan
konsumen untuk membeli dan menjualnya dalam partai kecil atau per
satuan.(Sugiharsono dkk, 2000:45)
Menurut UU Nomor 29 Tahun 1948 , Pedagang adalah orang atau badan
membeli , menerima atau menyimpan barang penting dengan maksud untuk di jual
diserahkan , atau dikirim kepada orang atau badan lain , baik yang masi berwujud
barang penting asli , maupun yang sudah dijadikan barang lain. (Widodo, 2008:285-
286).
18
5. Pengertian Modal
Santoso (2001) mengatakan bahwa modal adalah jumlah total uang yang
dikeluarkan pengusaha untuk mendirikan suatu usaha dan mengoperasikan usaha.
Menurut Bambang Riyanto (1998 : 10) Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan
:“Modal adalah hasil produksi yang digunakan untuk memproduksi lebih lanjut.
Dalam perkembangannya kemudian modal ditekankan pada nilai, daya beli atau
kekuasaan memakai atau menggunakan yang terkandung dalam barang-barang
modal”.
Menurut Fair (2007) menyatakan bahwa modal merupakan faktor penting
dalam melakukan usaha, sebab modal mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan
berhasil atau tidaknya suatu usaha yang dijalani. Atau pengertian klasik modal
mengandung pengertian hasil produksi yang digunakan untuk produksi lebih lanjut
atau dapat juga dijelaskan bahwa jika suatu usaha menambahkan modal berarti usaha
tersebut dapat dikatakan mengalami peningkatan atau berkembang sehingga
peningkatan modal dapat mempengaruhi pendapatan.
6. Pengertian Jam Kerja
Analisis jam kerja merupakan bagian dari teori ekonomi mikro, khususnya
pada teori penawaran tenaga kerja yaitu tentang kesediaan individu untuk bekerja
dengan harapan memperoleh penghasilan atau tidak bekerja dengan konsekuensi
mengorbankan penghasilan yang seharusnya ia dapatkan. Kesediaan tenaga kerja
untuk bekerja dengan jam kerja panjang ataupun pendek adalah merupakan keputusan
individu (Wicaksono, 2011).
19
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan jam kerja bagi pedagang
makanan dan minuman adalah lamanya waktu yang digunakan untuk menjalankan
usaha. Di mulai sejak usaha tersebut buka sampai usaha jualannya tutup, tiap harinya.
Semakin lama jam kerja yang digunakan pedagang untuk menjalankan usahanya,
berdasarkan jumlah barang yang ditawarkan, maka semakin besar peluang untuk
mendapatkan tambahan penghasilan.
7. Pengertian Lama Usaha
Menurut Sukirno (1994) lama pembukaan usaha dapat mempengaruhi tingkat
pendapatan, lamanya seorang pelaku usaha atau bisnis menekuti bidang usahanya
akan mempengaruhi kemampuan atau keahliannya, sehingga dapat menambah
efisiensi dan mampu menekan biaya produksi lebih kecil dari pada hasil penjualan.
Keahlian usaha merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk
mengorganisasikan dan menggunakan faktor-faktor lain dalam kegiatan memproduksi
barang dan jasa yang diperlukan masyarakat.
8. Hubungan Antara Variabel Independen Terhadap variabel Dependen
a. Hubungan Modal dan Pendapatan
Komang (2016) menyatakan modal merupakan input (faktor produksi) yang
sangat penting dalam menentukan tinggi rendahnya pendapatan. Tetapi bukan berarti
merupakan faktor satu-satunya yang dapat meningkatkan pendapatan. Dalam hal ini
modal bagi pedagang juga merupakan salah satu faktor produksi yang mempengaruhi
tingkat pendapatan. Besar kecilnya modal kerja yang dipergunakan dalam usahanya
tentunya akan berpengaruh terhadap pendapatan yang diperoleh pedagang kaki lima.
20
Agar usaha dagangnya berjalan dengan baik, diperlukan modal dagang yang cukup
memadai.
b. Hubungan Jam Kerja dan Pendapatan
Damayanti (2011) menemukan bahwa semakin banyak jam kerja yang
digunakan oleh pedagang untuk berjualan maka semakin besar peluang untuk
mendapatkan pendapatan yang besar pula. Adanya hubungan langsung antara jam
kerja dengan tingkat pendapatan. Setiap penambahan waktu operasi akan makin
membuka peluangbagi bagi bertambahnya omzet penjualan.Setiap penambahan
waktu operasi akan makin membuka peluang bagi bagi bertambahnya omzet
penjualan (Firdausa,2012)
c. Hubungan Lama Usaha dan Pendapatan
Firdausa (2015) menjelaskan bahwa lama usaha ada pengaruhnya terhadap
pendapatan pedagang kaki lima, karena pedagang yang telah melakukan usaha paling
lama lebih memahami permintaan konsumen sehingga pedagang tersebut mampu
memenuhi permintaan konsumen dan lebih memahami selera konsumen sehingga
penjualan nya lebih meningkat dan pendapatannya akan semakin besar.
9. Kerangka Pemikiran
Pedagang dalam penelitian ini merupakan jenis pedagang usaha makanan dan
minuman. Banyaknya jumlah pedagang makanan dan minuman di Kelurahan
Jatimulyo, dapat menimbulkan adanya persaingan antar pedagang yang lebih ketat,
yang pada akhirnya akan berpengaruh pada pendapatan yang mereka terima.
Pendapatan merupakan hasil akhir yang ingin dicapai oleh pedagang, dalam
21
penelitian ini pendapatan pedagang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain faktor modal yang diperoleh.
Produktivitas pedagang juga menentukan bagi bertambahnya pendapatan yang
mereka terima, salah satunya melalui jam kerja yang mereka jalankan. Faktor yang
ketiga adalah lama usaha.Kerangka Pemikiran tersebut disajikan pada gambar 5.
Gambar 5
Kerangka Pemikiran
Gambar 5. Kerangka pemikiran analisis pendapatan pedagang makanan dan
minuman di sekitar Politeknik Negeri Malang.
C. Hipotesis
Berdasarkan teori dan kerangka pikir di atas maka hipotesis dalam penelitian
ini diduga varibel modal, jam kerja dan lama usaha berpengaruh terhadap pendapatan
pedagang makanan dan minuman di sekitar Politeknik Negeri Malang.
Modal (X1)
Jam Kerja (X2)
Lama Usaha (X3)
Pendapatan